Anda di halaman 1dari 190

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VII


SMP NEGERI 26 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Hasnah
10536 4482 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : HASNAH

NIM : 10536 4482 13

Jurusan : PendidikanMatematika

Judul Skripsi : Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model

Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas

VII SMP Negeri 26 Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji

adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh

siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila

pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Februari 2018


Yang Membuat Pernyataan
HASNAH
NIM. 10536448213

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : HASNAH
NIM : 10536 4482 13
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya yang
menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi.
4. Apabila perjanjian seperti butir 1, 2, dan 3 dilanggar, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Februari 2018


Yang Membuat Pernyataan

HASNAH
NIM. 105364 482 13

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah
sesuai (mengerjakan yang lain) dan kepada Tuhan, berharaplah
(QS Al Insyirah :64)

Try not to become a man of success, rather than becoming a


man of value.
-Alberth Einstein-

Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta.

Jangan melihat pada kecilnya ilmu sebuah ilmu tetapi lihatlah siapa yang
memberikannya kepada anda dengan iklas.

Kupersembahkan karya ini untuk ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa
memberikan doa, dukungan, perhatian serta rela meneteskan keringat untuk mencari
segenggam rezeki demi keberhasilanku dan membuatku meneteskan air mata bahagia
dan bangga.
ABSTRAK

Hasnah. 2017. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Problem Based


Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 26 Makassar. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Alimuddin dan Ernawati.

Penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai
kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas model Problem Based
Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri
26 Makassar tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini mengacu pada 3 kriteria
keefektifan pembelajaran yaitu hasil belajar matematika siswa, aktivitas siswa selama
proses pembelajaran matematika dan respons siswa terhadap pembelajarn matematika
melalui model Problem Based Learning (PBL). Desain penelitian yang digunakan
adalah The One Group Pretest-Posstest Design, teknik pengambilan sampel dalam
penelitin ini menggunakan Cluster Random Sampling dengan memilih satu kelas
secara Random dari seluruh kelas VII, Subjek pada penelitian ini adalah kelas VII 2
SMP Negeri 26 Makassar dengan jumah siswa 26 orang sebagai kelas uji coba
diterapkannya model Problem Based Learning (PBL). Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar setelah
mengikuti pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL), teknik
observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dan angket respons siswa untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap pelaksanan pembelajaran matematika melalui model Problem Based
Learning (PBL) dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis
inferensial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) skor rata-rata hasil belajar
matematika siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) adalah 77,73
dengan standar deviasi 10,27. Dari hasil tersebut bahwa 26 siswa (88,46 %) telah
mencapai ketuntasan individu dan ini berarti bahwa ketuntasan klasikal telah tercapai.
(2) Rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa untuk setiap indikator mencapai
kriteria efektif, yakni 88,33%. (3) Angket respons siswa yang menunjukkan bahwa
respons siswa model Problem Based Learning (PBL) yaitu 87,17%. Dari hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan model Problem Based Learning
(PBL) efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII 2
SMP Negeri 26 Makassar.

Kata Kunci: Efektivitas, Pembelajaran Matematika dan Model Problem Based


Learning (PBL).
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT, yang telah memberi

kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

judul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Problem Based

Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 26 Makassat”. Shalawat dan

salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyinari

dunia ini dengan cahaya islam. Teriring harapan semoga kita termasuk umat beliau

yang akan mendapatkan syafa’at di hari kemudian. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini

rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan, namun berkat bantuan, motivasi

dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Penulis juga

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah karya, melainkan

awal dari semuanya, awal dari sebuah perjuangan hidup.

Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Ayahanda H. Mading dan Ibunda Hj Saenab, serta saudara-

saudaraku atas segala pengorbanan, pengertian, kepercayaan dan segala doanya

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga apa yang telah
mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di

dunia dan akhirat. Kiranya Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan

Hidayahnya kepada kita semua.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, semoga dengan kepemimpinan bapak senantiasa diridhoi oleh Allah

2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta stafnya.

3. Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd sebagai Penasehat Akademik, yang membimbing

dan memberikan nasehat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Alimuddin, M.Si dan Ernawati, S.Pd., M.Pd. Sebagai Pembimbing I dan II,

dengan segala kerendahan hatinya telah meluangkan waktunya untuk memberikan

arahan dan bimbingan kepada penulis mulai dari awal hingga rampungnya skripsi

ini.

6. Dr. Asdar, M.Pd dan Dr. Awi Dassa, M.Si sebagai validator I dan II, yang telah

meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan saran terhadap

perbaikan instrumen penelitian.


7. Kepala Sekolah SMP Negeri 26 Makassar dan guru bidang studi matematika serta

adik-adik kelas VII 2 atas segala perhatian dan kerjasamanya selama penulis

melaksanakan penelitian.

8. Kak Ani, ima, Risna, Andi yang selalu memberikan motivasi, semangat dan

kebersamaan selama penulis mengikuti kuliah.

9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bersama-sama dengan penulis menjalani suka

duka masa-masa perkuliahan terutama buat keluarga uttaran Sandi, Aim, Iwan,

Lisna, Irma, Rezki, Sitti, Ismi, Tuti, Mantang, Friska dan teman-teman lainnya

yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Kebersamaan ini akan menjadi

sebuah kenangan yang indah.

Semua pihak yang karena keterbatasan tempat tidak dapat disebutkan satu-

persatu, namun tetap tak mengurangi rasa terima kasih kepada mereka.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis brharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 7
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 17
C. Kerangka Pikir............................................................................... 19
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 20
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 23
B. Variabel dan Desain Penelitian ..................................................... 23
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 24
D. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 25
E. Prosedur Penelitian........................................................................ 27
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29
H. Teknik Analisis Data .................................................................... 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 38
B. Pembahasan ................................................................................... 54
BAB V. KASIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Langkah- Langkah Model Problem Based Learning ...................... 15

3.1 The One Group Pretest Posttest ........................................................ 24

3.2 Kategori standar yang ditetapkan departemen pendidikan

nasional ............................................................................................ 31

3.3 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

SMP Negeri 26 Makassar ............................................................... 31

3.4 Klasifikasi Normalisasi Gain ........................................................... 32

3.5 Kategori Aspek Keterlaksanaan Pembelajaran ................................ 34

4.1 Statistik Skor Hasil Belajar (Pretest) ............................................... 39

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Skor Hasil belajar (Pretest) .... 40

4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar (Pretest) .................................. 41

4.4 Statistik Skor Hasil Belajar (Postest) ............................................... 42

4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Skor Hasil belajar (Postest) .... 42

4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar (Postest) .................................. 43

4.7 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar (Postest) ................................ 44

4.8 Deskripsi Aktivitas Siswa ............................................................... 46

4.9 Deskripsi Respons Siswa ................................................................ 47

4.10 Pengamatan Kemampuan Guru ..................................................... 50


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
4. Daftar Hadir Siswa
LAMPIRAN B
1. Soal Tes Hasil Belajar
2. Kunci Jawaban Pedoman Penskoran
3. Daftar Nilai Siswa
4. Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar
5. Analisis SPSS
6. Analisis Manual
LAMPIRAN C
1. Analisis Aktivitas Siswa
2. Angket Respons Siswa
3. Analisis Respons Siswa
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
5. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN D
1. Persuratan
2. Dokumentasi
3. PPT
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika di dalam pelaksanaan pendidikan

diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai

Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan pada jenjang Perguruan Tinggi (PT)

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa salah tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang kreatif.

Mengingat peran matematika yang sangat penting dalam proses peningkatan

kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka upaya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika memerlukan perhatian yang serius. Namun yang terjadi di

lapangan, seperti yang dialami siswa SMP Negeri 26 Makassar sebagian besar siswa

mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika.

Salah satu yang menjadi penyebab masalah tersebut adalah sebagian besar

siswa masih sulit dalam memecahkan suatu pokok pembahasan yang dijelaskan oleh

guru, bahkan masih ada siswa yang beranggapan pelajaran matematika merupakan

pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami, kurangnya keterlibatan siswa selama

proses pembelajaran, siswa kurang memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru
siswa hanya lebih memilih diam jika ada yang tidak dimengerti, siswa hanya

mengingat atau menghapal materi yang telah diajarkan namun tidak dipahami secara

seksama dan tidak hanya itu sebagian juga siswa melakukan aktivitas lain seperti

ribut dalam proses pembelajaran berlangsung. Sehingga sebagai guru, sangat

diharapkan mampu memilih dan menggunakan teknik, metode, pendekatan, strategi

dan model pembelajaran yang cocok untuk satu materi pelajaran.

Salah satu upaya untuk menanggulangi permasalahan di atas dalam hal ini

guru dituntut bukan hanya menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan tapi juga

dapat memilih dan menggunakan suatu model atau metode pembelajaran yang bisa

menumbuhkan rasa percaya diri siswa serta dapat mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran yang akhirnya akan menjadikan siswa semakin tertarik/berminat untuk

mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan informasi awal yang diperoleh melalui wawancara dengan guru

matematika SMP Negeri 26 Makassar pada tanggal 03 Mei 2017 mengatakan bahwa

hasil belajar matematika siswa kelas VII tergolong masih rendah . hal ini dapat dilihat

dari hasil ujian semester gajil yang menunjukkan rata-rata siswa 48,00 dari nilai

maksimal 100. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh

SMP Negeri 26 Makassar adalah 70,00.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa pada kelas VII SMP Negeri 26

Makassar sebagaimana telah diuraikan di atas disebabkan oleh kurangnya keterlibatan

siswa selama proses pembelajaran, siswa kurang memiliki keberanian untuk bertanya

kepada guru siswa hanya lebih memilih diam jika ada yang tidak dimengerti. Selain
itu, kurangnya minat dan motivasi siswa, hal ini dapat dilihat pada saat pembelajaran

berlangsung sebagian siswa tidak mencatat materiyang diberikan dan sebagian siswa

tidak percaya diri untuk tampil di depan kelas untuk mengerjakan soal.

Hampir semua sekolah mengalami masalah akan rendahnya hasil belajar

siswa dan kurangnya minat belajar siswa. Banyaknya waktu siswa yang dipergunakan

untuk bermain merupakan salah satu penyebab kurangnya minat siswa untuk belajar,

sehingga dapat berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Dalam hal ini

peranan guru sangat diperlukan untuk mencari pemecahan masalah. Oleh karena itu,

seorang guru harus berusaha memilih dan menggunakan teknik, metode, pendekatan,

strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Hal ini

tertuang dalam UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan

bahwa guru dan dosen harus memiliki kompetensi pedagogik.

Oleh sebab itu, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat

tercapai, maka dibutuhkan model Problem Based Learning (PBL) Hmelo-Silver,

(2004); Serafino & Cicchelli, (2005) dalam Paul & Kauchak, (2012:307)

mengatakan bahwa, model Problem Based Learning (PBL) adalah seperangkat

model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan

keterampilan pemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri.

Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi

psikologis siswa maka dapat membantu siswa untuk menggunakan waktunya dengan

seefisien mungkin, sehingga siswa mudah memahami pelajaran matematika. Salah

satu model pembelajaran yang dianggap relavan adalah model Problem Based
Learning atau biasa disebut juga model pembelajaran berbasis masalah. Pengajaran

ini menggunakan masalah sebagai suatu konteks belajar bagi siswa tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Dengan model Problem Based

Learning (PBL) diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir

dalam memecahkan masalah dan menjadi pembelajar yaitu mandiri sehingga hasil

belajar siswa meningkat. Di samping itu juga dapat membantu siswa belajar

keterampilan pemecahan masalah.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul: “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Problem

Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VIISMP Negeri 26 Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah model Problem Based

Learning (PBL) efektif digunakan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII

SMP Negeri 26 Makassar?”. Ditinjau dari :

1. Peningkatan hasil belajar matematika siswa.

2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

3. Respons siswa terhadap proses pembelajaran matematika.


C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Apakah model Problem Based Learning (PBL) efektif

digunakan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 26

Makassar.

Ditinjau dari indikator keefektifan pembelajaran matematika, yaitu :

1. Peningkatan hasil belajar matematika siswa.

2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

3. Respons siswa terhadap proses pembelajaran matematika.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini dapat diharapkan secara teoritis dapat

memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika, utamanya pada

peningktan hasil belajar matematika siswa melalui model Problem Based Learning

(PBL). Mengingat pentingnya model Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran matematika dan peranannya cukup besar bagi siswa dalam hal

kecakapan untuk memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam bidang

matematika. Oleh sebab itu, wajar jika guru mempunyai keinginan untuk

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) ini dalam pembelajaran

matematika.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

a) Siswa dapat mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri.

b) Siswa akan terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna

bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.

c) Siswa aktif, kritis dan kreatif.

b. Bagi guru, melalui penelitian ini, guru dapat mengembangkan kemampuan

profesionalnya utamanya dalam penggunaan model Problem Based Learning

(PBL).

c. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka

perbaikan/penyempurnaan pembelajaran khusunyamata pelajaran matematika.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Efektivitas

Istilah Efektivitas berasal dari kata ”efektif”. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, “efektif” berarti (1) ada efek, pengaruh atau akibat. (2) dapat membawa

hasil, berhasil guna.

Menurut (Suprijono, 2016:XI) efektifitas pembelajaran merujuk pada berdaya

dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisis untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup mencakup keseluruhan tujuan

pembelajaran baik berdimensi menta, fisik, maupun sosial. Pembelajaran efektif

“mempermudahkah” peserta didik belajar sesuatu yang “bermanfaat”.

Menurut Wrag (Susanto, 2013:188), pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat,

seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi dengan sesama,

atau suatu hasil belajar yang diinginkan. Dengan demikian, diketahuilah bahwa

proses pembelajaran matematika bukan sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa,

melainkan suatu proses kegiatan, yakni terjadi interaks antara guru dengan siswa,

serta antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungannya.
Menurut (Stephen, 2010:8) efektivitas adalahmenjalankan aktivitas-aktivitas

yang secara langsung membantu organisasi mencapai berbagai sasaran.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan usaha

untuk dapat mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Untuk menentukan keefektifan model Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran matematika dapat dilihat dari pencapaian indikator keefektifan. Yang

menjadi indikator keefektifan pembelajaran matematika melalui model Problem

Based Learning (PBL) yang ingin dicapai adalah :

a. Hasil belajar matematika

Ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai

ketuntasan individual, yakni siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan. Merujuk pemikiran dari

Gagne (Suprijono, 2016:5), hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2016:5). Menurut Bloom

(Suprijono, 2016:6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation

(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan

rountinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,

sosial, manajerial, dan intelektual.

Dari penjelasan di atas, hasil belajar matematika yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar

matematika yang diperoleh melalui tes yang diberikan. Ketuntasan belajar dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang telah mencapai ketuntasan individual, yakni siswa

tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh

sekolah yang bersangkutan.Untuk memperoleh data tentang hasil belajar maka siswa

diberikan tes hasil belajar. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar terhadap materi yang diperoleh

setelah mengalami proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

Aktivitas belajar siswa adalah proses komunikasi dalam lingkungan kelas,

baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa

sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkah laku, dan keterampilan

yang dapat diamati melalui perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa,

keterampilan siswa dalam bertanya/ menjawab.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas

siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas

atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi

dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang

dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama siswa

pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai

dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.

c. Respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika

Angket respon siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai

pembelajaran yang digunakan. Respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap

pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran

kontekstual pada siswa. Model pembelajaran yang baik dapat memberi respon yang

positif bagi siswa setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran. Kriteria yang
ditetapkan dalam penelitian ini adalah minimal 75% siswa yang memberi respon

positif terhadap jumlah aspek yang ditanyakan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas akan

tercapai apabila hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai efektivitas pembelajaran,

pembelajaran yang efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam

pengorganisasian dan penentuan informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif

menerima pengetahuan yang diberikan guru. Hasil belajar tidak hanya meningkatkan

pemahaman siswa saja, tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian efektifitas yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi atau pokok bahasan

pelajaran setelah diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL). Secara operasional, keefektifan yang dimaksud akan tergambar dari hasil yang

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based

Learning (PBL) lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar

dengan pendekatan konvensional.

2. Pengertian Belajar

Istilah belajar merupakan istilah yang sudah lazim dikalangan masyarakat.

Banyak ahli telah memberi batasan atau definisi tentang belajar. Definisi belajar

sangat sulit untuk diformulasikan secara utuh atau memuaskan, karena melibatkan

semua aktifitas dan proses yang diharapkan untuk dimasukkan ataupun dihapus.
Dalam dunia pendidikan, belajar dapat dimaknai sebagai suatu proses yang

menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhirnya

akan didapat keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru yang didapat dari

akumulasi pengalaman dan pembelajaran. Hasil dari proses belajar tersebut

diindikasikan dengan prestasi dan hasil belajar (Saefuddin, 2016:8).

M.E.B. Gredler (Sahabuddin, 2007:80) menyatakan bahwa belajar adalah

proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Menurut

Thorndike (Suprihatiningrum, 2013:17), belajar merupakan peristiwa terbentuknya

asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respons

(R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda

untuk mengaktifkan organisme guna beraksi atau berbuat, sedangkan respons adalah

sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.

Menurut Gagne (Suprijono, 2016:2) belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut

bukan diperoleh langsung dar proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Sedangkan menurut Travers (Suprijono, 2016:2) “belajar adalah proses menghasilkan

penyesuaian tingkah laku”.

Menurut Marquis (Suyono dan Hariyanto, 2012:12) “belajar dapat

didefinisikan sebagai proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui

latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri”.

Sedangkan menurut Gredler (Sahabuddin, 2007:80), belajar adalah proses orang

memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.


Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan

sehingga menimbulkan perubahan secara keseluruhan yang sifatnya menetap sebagai

hasil pengalamannya sendiri.

3. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran dapat diakatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan

metokognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Menurut Wenger (Huda,

2016:2) mengatakan bahwa pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan

oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga

bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu,

pembelajaran bias terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara

individual, kolektif ataupun sosial. Menurut Glass dan Holyoak (Huda, 2016:2)

dalam pembelajaran, seseorang perlu terlibat dalam refleksi dan penggunaan memori

untuk melacak apa saja yang harus ia serap, apa saja yang harus ia simpan dalam

memorinya, dan bagaimana ia menilai informasi yang telah ia peroleh. Menurut

Gagne (Huda, 2016:3) bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi

dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya.

Winkel (Saefuddin, 2016:9) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan

seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik,

dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap

rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung didalam peserta didik.

Menurut Munandar (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:207) yang menyatakan


bahwa pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas anak secara

keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan .

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses,

cara, perbuatan yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan timbal balik

antara guru dan siswa untuk tujuan tertentu.

4. Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu cara memanfaatkan

masalah untuk menimbulkan motivasi belajar. Menurut Barrow (Huda, 2016:271)

mendefinisikan Problem Based Learning (PBL) sebagai pembelajaran yang diperoleh

melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalah tersebut

dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran. Menurut Barr dan tag

(Huda, 2016:271) Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu bentuk

peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigm pembelajaran. Jadi, fokusnya

adalah pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran guru.

Model Problem Based Learning (PBL) tidak dirancang untuk membantu guru

memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa melainkan membantu

siswa mengembangkan kemampuan berpikir dari pemecahan masalah.Peranan guru

dalam model Problem Based Learning (PBL) adalah menyajikan masalah,

mengajukan pertanyaan dam memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Model Problem

Based Learning (PBL) tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan

lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara acak.


Adapun tujuan model Problem Based Learning (PBL) menurut (Jacobsen,

2009:243) adalah sebagai berikut :

1) Siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu

permasalahan secara sistematis.

2) Siswa dapat mengembangkan kemampuan pembelajaran mereka sendiri dan

bertanggung jawab denga pembelajaran mereka.

3) Siswa dapat menguasai konten atau komponen dari suatu mata pelajaran.

Tabel 2.1 Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)


Fase-fase Perilaku Guru
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Fase 1: Orientasi siswa logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat
kepada masalah. aktif dan kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya.
Fase 2: Mengorganisasi Guru membantu siswa mendefinisikan dan
siswa untuk belajar mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3 : Membimbing Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
penyelidikan individual informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen
maupun kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Fase 4: Mengembangkan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
dan menyajikan hasil
dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas
karya.
dengan temannya.
Fase 5: Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
pemecahani masalah proses yang mereka gunakan.
(Sumber :Amri, 2013:13)

Adapun kelebihan model Problem Based Learning (PBL) menurut Week, Kek,

2002 (Amir, 2015:32) yaitu :


1. Punya keaslian seperti di dunia kerja. Masalah yang disajikan, sedapat mungkin

memang merupakan cerminan masalah yang dihadapi didunia kerja.

2. Dibangun dengan memperhitungkan pengetahuan sebelumnya. Masalah yang

dirancang, dapat membangun kembali pemahaman pemelajar atas pengetahuan

yang telah didapat sebelumnya.

3. Membangun pemikiran yang metakognitif dan konstruktif. Masalah dalam

Problem Based Learning (PBL) akan membuat pemelajar terdorong melakukan

pemikiran yang metakognitif.

4. Meningkatkan minat dan motivasi dalam pembelajaran. Dengan rancangan

masalah yang menarik dan menantang, pembelajar akan tergugah untuk belajar.

5. Satuan acara perkuliahan (SAP) yang seharusnya menjadi sasaran mata kuliah

tetap dapat terikitu dengan baik. Sasaran itu didapat pemelajar dengan peliputan

materi yang dilakukan sendiri oleh pemelajar, saat mereka menalarnya dan

melakukan aktivitas revisi.

Selain kelebihan model Problem Based Learning (PBL) juga memiliki beberapa

kekurangan (Trianto, 2010:97) antara lain :

1) Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks

2) Sulitnya mencari problem yang relavan

3) Sering terjadi miss-konsepsi

4) Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu ynag cukup dalam proses

penyelidikan sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut.
B. Penelitian Yang Relavan

Ada beberapa penelitian yang relavan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan, yaitu:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, Adi (2017) dengan hasil penelitian

Penggunaan model problem based learning lebih efektif dari model pembelajaran

konvensional pada pembelajaran matematika jika ditinjau dari aspek kemampuan

pemecahan masalah. Berdasarkan pengujian hipotesis 1, diperoleh t hit = 2,333 >

t0,05 = (54) = 2,004 sehingga H0 ditolak dan diterima. Efektivitas tersebut juga

dapat dilihat dari rerata gain score kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rerata gain

score siswa kelas eksperimen adalah 29,87 sedangkan rerata nilai gain siswa kelas

kontrol adalah 18,54.

b. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fachri, Muhammad (2014) dengan hasil

penelitian bahwa penerapan model PBL yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas VIII SMPN 19 Palu pada materi panjang garissinggung persekutuan

dua lingkaran, mengikuti langkah-langkah model PBL yakni (1) siswa diberikan

kesempatan untuk terlibat langsung dalam topik yang sedang dipelajari yaitu

dengan mengorientasikan siswa pada masalah menggunakan video atau animasi,

kemudian guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah

secara individu agar siswa dapat benar-benar memperhatikan masalah yang

disajikan dan aktif mencari tahu cara penyelesaian masalah, (2) semua siswa

langsung membentuk kelompok sesuai dengan anggota kelompok yang telah

ditentukan oleh guru secara heterogen untuk menyelesaikan LKS yang diberikan,
(3) siswa mampu untuk mengungkapkan ide-ide mereka dalam menjawab masalah

yang ada dalam LKS melalui diskusi kelompok dan guru memberikan bantuan

sejauh mana yang diperlukan saja kepada siswa dalam mengungkapkan idenya

untuk menjawab LKS, (4) siswa mampu mempresentasikan hasil pekerjaan

kelompoknya dengan penguasaan topik dan proses pengerjaan yang cukup baik,

dan guru menunjuk siswa untuk presentasi secara acak agar siswa dapat

bertanggung jawab di dalam kelompoknya, (5) siswa mampu menganalisis hasil

proses pemecahan masalah pada hasil presentasi tiap-tiap kelompok dengan

kemampuan intelektual yang telah mereka peroleh dan mampu menemukan

kesalahan dan menjelaskan dengan baik jawaban yang benar saat tanya jawab,

pada saat mengevaluasi hasil proses pemecahan masalah guru harus memimpin

diskusi kelas dengan cara semenarik mungkin agar semua siswa mau terlibat aktif

dalam proses diskusi. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

hasil penemuannya agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh

pada saat bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

kurang efektifnya pembelajaran matematika yang mengakibatkan rendahnya hasil

belajar matematika siswa terjadi karena matematika di sekolah masih dianggap

sebagai pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Mereka beranggapan bahwa pelajaran
matematika adalah pelajaran yang sulit, sehingga banyak siswa yang kurang

termotivasi untuk mempelajari materi matematika dan menyelesaikan soal-soal yang

diberikan oleh guru .

Sedangkan proses pembelajaran dipandang bekualitas jika berlangsung efektif

bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang baik. Proses pembelajaran dapat

dikatakan berhasil dan efektif ditinjau dari hasil belajar matematika siswa, aktivitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika, dan respons siswa terhadap

pembelajaran matematika.

Oleh karena itu, salah satu alternatif solusi yang dilakukan yaitu penerapan

model pembelajaran yang inovatif dalam mengefektifkan pembelajaran sehingga

diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Model pembelajaran yang diterapkan adalah

model Problem Based Learning (PBL). Dengan model Problem Based Learning

(PBL) yang bertujuan mengaktifkan siswa dalam belajar melalui berbagai

permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang

telah atau akan dikerjakannya.


Kerangka Pikir

Pembelajaran Matematika

Model Problem Based


Learning (PBL)

Hasil Belajar Aktivitas Respon


Matematika Siswa Siswa

Tuntas dan Terjadi Aktif Positif


Peningkatan

Analisis

Efektif Tidak Efektif

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini ada dua yaitu hipotesis mayor dan hipotesis minor :

1. Hipotesis Mayor

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka

hipotesis penelitian ini adalah “Model Problem Based Learning (PBL)” efektif
diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 26

Makassar.

2. Hipotesis Minor

a. Rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning

(PBL) pada siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar minimal pada kategori baik.

b. Hasil Belajar Matematika Siswa

1) Rata-rata hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar setelah

diterapkan model Problem Based Learning (PBL) lebih dari 69,9 (KKM 70).

Untuk menguji hipotesis statistik, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai

berikut :

melawan

Keterangan :

: rata-rata skor hasil belajar matematika siswa.

2) Ketuntasan belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar

setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) lebih dari 74,9 atau

tuntas secara klasikal 75%. Untuk pengujian secara statistik, maka dirumuskan

hipotesis kerja sebagai berikut :

H0 : ≤ 74,9 lawan H1 : > 74,9

Keterangan :

: Proporsi ketuntasan belajar klasikal.


3) Rata-rata gain normalisasi matematika siswa kelas VII SMP Negeri 26

Makassar setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) lebih dari

0,29. Untuk menguji hipotesis, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai

berikut :

lawan

Keterangan :

: Parameter skor rata-rata gain normalisasi

c. Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Matematika

Aktivitas siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar selama pembelajaran

matematika melalui model Problem Based Learning (PBL) minimal 75% siswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

d. Respons Siswa terhadap Pembelajaran Matematika

Respons siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar terhadap pembelajaran

matematika melalui model Problem Based Learning (PBL) minimal 75% siswa

memberikan respons positif.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Berdasarkan objek yang diteliti maka penelitian ini termasuk penelitian Pre-

eksperimen. Menurut Sugiyono (2016: 109) “dikatakan Pre-eksperiment karena

desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat

variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen.”

Dengan tujuan untuk mengetahui gambaran Efektivitas Pembelajaran Matematika

Melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 26

Makassar

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah ketuntasan hasil belajar siswa, aktivitas

siswa, serta respons siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model Problem

Based Learning (PBL).

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggambarkan desain The One Group Pretest-Posstest

Design. Pada rancangan pengaruh efek atau perlakuan diputuskan berdasarkan

perbedaan antara Pretest dengan Posstest tanpa ada pembanding dengan kelompok

control.
Tabel 3. 1 The One Group Pretest Posstest
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
(Sugiyono, 2016 : 111)

Keterangan :

O1 : Sebelum diterapkan perlakuan tentang model Problem Based Learning (PBL)

O2 : Setelah diberikan perlakuan tentang model Problem Based Learning (PBL)

X : Perlakuan

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 26

Makassar. Kelas VII di sekolah tersebut terdiri dari tujuh kelas dan dinyatakan

homogen (tidak ada pengklasifikasian antara siswa yang memiliki kecerdasan tinggi

dengan siswa yang memiliki kecerdasan rendah dalam kelas tersebut)

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunkan Cluster Random

Sampling dengan memilih satu kelas secara Random dari seluruh kelas VII dengan

asumsi bahwa setiap kelas mempunyai karakteristik yang sama.


D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel dalam penelitian ini,

maka diberikan batasan operasional variabel sebagai berikut :

1. Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang

difokuskan pada pengalaman pembelajaran yang diatur meliputi penyelidikan dan

pemecahan masalah khususnya masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari. Model Problem Based Learning (PBL) ini menyebabkan motivasi dan rasa ingin

tahu menjadi meningkat juga membuat perubahan dalam pembelajaran khususnya

dalam segi peranan guru. Guru tidak hanya berdiri di depan kelas dan berperan

sebagai pemandu siswa dalam menyelesaikan permasalahan dengan memberikan

langkah-langkah penyelesaian yang sudah jadi, melainkan guru berkeliling kelas

memfasilitasi diskusi, memberikan pertanyaan, dan membantu siswa untuk menjadi

lebih sadar akan pentingnya pembelajaran.

2. Hasil belajar matematika siswa

Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menerapkan model Problem

Based Learning (PBL). Hasil belajar yang diperoleh siswa tercermin dari skor tes

hasil belajar yang diperoleh siswa dengan kriteria telah mencapai ketuntasan

individual, yakni siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

ditentukan oleh SMP Negeri 26 Makassar adalah 70 dari skor idealnya 100.
3. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika adalah proses

komunikasi antara siswa dengan guru dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari

hasil interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa, sehingga

menghasilkan perubahan akademis, sikap, tingkah laku dan keterampilan yang dapat

diamati melalui perhatian siswa, kedisiplinan siswa, keterampilan siswa dalam

bertanya atau menjawab.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif dan negatif. Aktivitas siswa

yang positif misalnya : mengajukan pendapat dan pertanyaan, mengerjakan tugas,

komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi dengan

sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu pokok permasalahan yang sedang

dihadapi sedangkan aktivitas siswa yang negatif misalnya : mengganggu sesama

siswa pada saat proses pembelajaran di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak

sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. Kriteria keberhasilan

aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan sekurang-kurangnya 75% siswa yang

terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

4. Respons siswa terhadap pembelajaran matematika

Angket respons siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai

pembelajaran yang digunakan. Respons siswa adalah tanggapan siswa terhadap

pelaksanaan pembelajaran atematika setelah metode pembelajaran diterapkan.

Metode pembelajaran yang baik dapat memberi respons yang positif bagi siswa
setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran, pembelajaran dikatakan efektif

apabila rata-rata persentase siswa yang memberikan respons minimal 75%.

E. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi :

a. Konsultasi dengan guru bidang studi matematika.

b. Melakukan observasi awal.

c. Membuat perangkat pembelajaran seperti RPP dan tugas untuk siswa.

d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa, angket respons siswa dan lembar tes

hasil belajar matematika siswa.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini diantaranya :

a. Memberikan Pretest diawal pembelajaran (pertemuan pertama).

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL).

c. Melaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning

(PBL).
d. Memberikan angket respons siswa terhadap pembelajaran matematika yang

menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

e. Memberikan tes akhir (Posttest).

3. Tahap penyelesaian

Pada tahap penyelesaian dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data-data yang telah diperoleh dalam pelaksanaan penelitian.

b. Menganalisis data dan membahas data hasil penelitian

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

Tes hasil belajar matematika siswa digunakan untuk memperoleh data tentang

penguasaan siswa terhadap pembelajaran matematika. Tes yang digunakan ada dua,

yaitu tes sebelum diterapkan model Problem Based Learning (PBL) yang biasa

disebut Pretest, dan tes setelah diterapkan model Problem Based learning (PBL)

yang biasa disebut Posttest.

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Matematika

Lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika

digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran matematika selama proses pembelajaran tersebut berlangsung.


3. Angket Respons Siswa terhadap Pembelajaran Matematika

Angket respons siswa terhadap pembelajaran matematika dirancang untuk

mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model

Problem Based Learning (PBL). Aspek respons Siswa menyambut pelaksanaan

pembelajaran, suasana kelas, minat mengikuti pembelajaran berikutnya, cara-cara

guru mengajar dan saran-saran. Angket respons Siswa diberikan ketika proses belajar

mengajar selesai.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sebagai berikut :

1. Teknik tes

Data hasil belajar matematika siswa diperoleh dengan teknik tes.

2. Teknik Observasi atau Pengamatan

Data aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika diperoleh dengan

teknik observasi atau pengamatan.

3. Teknik Pemberian Angket

Data mengenai respon siswa terhadap pembelajaran matematikadiperoleh dengan

teknik pemberian angket.

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen yang ada selanjutnya

diolah dengan menggunakan dua macam analisis statistik, yaitu analisis statistik
deskriptif dan teknik statistik inferensial dengan menggunakan aplikasi SPSS

(Statistical Program For Social Science).

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2016: 207) menyatakan bahwa “statistika deskriptif

adalah statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi”.

Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran umum data yang diperoleh yaitu nilai hasil belajar matematika siswa,

aktivitas siswa selama pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran, serta respon siswa

terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL). Pengelolaan datanya dengan cara membuat tabel distribusi,

frekuensi, mencari nilai rata-rata, median, variansi, dan standar deviasi untuk

mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian.

a. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif

dengan tujuan mendeskripsikan pemhaman materi matematika setelah diterapkan

model Problem Based Learning (PBL). Data mengenai hasil belajar matematika

siswa digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum dan

standar deviasi. Untuk keperluan analisis deskriptif pengkategorian hasil belajar


matematika mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan

Nasional yaitu:

Tabel 3.2 Kategori Standar yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional


Skor Kategori
0 – 54 Sangat rendah
55 – 69 Rendah
70 – 79 Sedang
80 – 89 Tinggi
90 – 100 Sangat tinggi
Sumber :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Jusmawati, 2015 : 53)

Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar

secara individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi

kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah yakni 70,00.


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥7
Ketuntasan belajar klasikal = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila ≥ 75% siswa di kelas tersebut

telah mencapai minimal 75,00.

Table 3.3 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VII SMP Negeri 26 Makassar
Skor Kategori Ketuntasan Belajar

0 ≤ × < 70 Tidak tuntas


70 ≤ × ≤ 100 Tuntas
Sumber : Pusat Data Akademik SMP Negeri 26 Makassar

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gain (peningkatan) hasil

belajar matematika siswa pada kelas eksperimen. Gain diperoleh dengan cara

membandingkan hasil Pretest dengan hasil Posttest. Gain yang digunakan untuk
menghitung peningkatan hasil belajar matematika siswa adalah gain ternormalisasi

(normalisasi gain). Adapun rumus dari gain ternormalisasi, yaitu:

Dengan :

: Rata-rata skor tes akhir

: Rata-rata skor tes awal

: Skor maksimum yang mungkin dicapai

Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Koefisien Normalisasi Guru Klasifikasi
g > 0,70 Tinggi
0,30 < g 0,70 Sedang
g 0,30 Rendah
Sumber : Jusmawati (2015:105)

b. Analisis Data Aktivitas Siswa

Analisis dan aktivitas siswa dilakukan dengan menentukan frekuensi dan

persentase frekuensi yang dipergunakan oleh siswa dalam pembelajaran matematika

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).


𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan

sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.


c. Analisis Data Respons Siswa

Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap

kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dianalisis dengan mencari presentase jawaban

siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data respons siswa

adalah sebagai berikut :

1. Menghitung persentase banyak siswa yang memberikan respons positif dengan

cara membagi jumlah siswa yang memberikan respons positif dengan jumlah

siswa yang memberikan respons kemudian dikalikan 100%.

2. Menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respons negatif dengan

cara membagi jumlah siswa yang memberikan respons negatif dengan jumlah

siswa yang memberikan respons kemudian dikalikan 100%.

Data mengenai respons siswa terhadap dianalisis dengan menghitung

persentase pilihan dengan mneggunakan rumus :

P=

Sumber : Sudijono (2015:43)

Keterangan :
P : Persentase respons siswa yang menjawab senang, menarik, dan ya.

f : Banyaknya siswa yang menjawab senang, menarik, dan ya.

N : Banyaknya siswa yang mengisi angket.


Respons siswa dikatakan positif jika persentase respons siswa dalam

menjawab senang, menarik, dan ya untuk aspek ≥ 75%. Jika salah satu aspek

menjawab senang, menarik, dan ya tidak lebih dari 75%, maka respons siswa

dikatakan negatif.

d. Keterlaksanaan Pembelajaran

Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan pembelajaran digunakan analisis

rata-rata. Artinya tingkat keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan banyak aspek

yang dinilai. Adapun pengkategorian keterlaksanaan pembelajaran digunakan

kategori pada tabel berikut :

Table 3.5 Kategori Aspek Keterlaksanaan Pembelajaran


No. Nilai Kategori
1. ̅
3,00 < ≤ 4,00 Sangat terlaksana
2. 2,00 ̅ ≤ 3,00 Terlaksana
3. 1,00 ̅ ≤ 2,00 Kurang terlaksana
4. ̅ ≤ 1,00 Tidak terlaksana
Sumber : Jusmawati (2015 : 35)

Keterangan :

̅ = rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran

Kriteria keterlaksanaan pembelajaran dikatakan penerapannya baik apabila

konversi nilai rata-rata setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat pada

setiap pertemuan berada pada kategori terlaksana atau sangat terlaksana.

2. Analisis Statistika Inferensial

Sugiyono (2016 : 148) menyatakan bahwa “statistika inferensial adalah teknik

statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi”. Teknik ini dimaksudkan untuk pemgujian hipotesis penelitian.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas sebagai uji prasyarat.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara

spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal

atau tidak. Pada penelitian ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-smirnov

dengan menggunakan taraf signifikasi 5% atau 0,05 dengan syarat:

Jika PValue ≥ 0,05 maka distribusinya normal.

Jika PValue < 0,05 maka distribusinya tidak normal.

b. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t

dan uji-z. Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang

telah dipaparkan hipotesis minor pada bab II

1. Pengujian hipotesis minor berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t satu

sampel (One Sampel t-test). Secara statistik, maka dirumuskan hipotesis kerja

sebagai berikut :

melawan

: rata-rata skor hasil belajar matematika siswa.


Kriteria pengambilan keputusan adalah :

H0 ditolak jika t > t(1-α) dan H0 diterima jika t ≤ t(1-α) dimana α = 5%. Jika t > t(1-α)

berarti hasil belajar matematika siswa lebih dari 69,9 (KKM = 70).

2. Pengujian hipotesis minor berdasarkan gain (peningkatan) menggunakan uji

kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t satu sampel (One Sampel

t-test). Secara statistik, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut :

lawan

: Parameter skor rata-rata gain ternormalisasi

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

H0 ditolak jika t > t(1-α) dan H0 diterima jika t ≤ t(1-α) dimana α = 5%. Jika t > t(1-α)

berarti peningkatan hasil belajar matematika siswa lebih dari 0,29 (gain = 0,30

berada dalam kategori sedang).

3. Pengujian hipotesis minor berdasarkan Ketuntasan Klasikal menggunakan uji

proporsi. Secara statistik, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut :

H0 : ≤ 74,9 lawan H1 : > 74,9

: Parameter ketuntasan belajar klasikal.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 ditolak jika z z(0,5- α) dan H0 diterima jika z ≤ z(0,5- α) dimana α = 5%. Jika z

z(0,5- α) berarti hasil belajar matematika siswa bisa mencapai 75%.

Kriteria keefektifan proses pembelajaran melalui model Problem Based Learning

(PBL), sebagai berikut :


a) Secara Deskriptif

Proses pembelajaran matematika melalui model Problem Based Learning

(PBL) dikatakan efektif apabila : (1) Skor hasil belajar siswa minimal 70 dan

ketuntasan klasikal yang dicapai minimal 75%, (2) Siswa yang terlibat aktif minimal

75%, (3) Keterlaksanaan pembelajaran berada pada kategori baik, (4) Respons siswa

minimal 75%.

b) Secara Inferensial

Proses pembelajaran matematika melalui model Problem Based Learning

(PBL) dikatakan efektif apabila : (1) Uji Normalitas berdistribusi normal ketika P value

≥ taraf signifikan (α = 0,05), (2) Uji Gain Ternormalisasi berada pada kategori sedang

(0,3 ≤ ƍ < 0,7 ), (3) Pengujian Hipotesis penelitian diterima dengan rata – rata hasil

belajar siswa minimal 70, ketuntasan belajar secara klasikal minimal 85%, persentase

respon positif siswa minimal 70%.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian dan analisis data penelitian dibuat berdasarkan data yang

diperoleh dari kegiatan penelitian tentang hasil belajar matematika siswa, aktivitas

siswa selama proses pembelajaran matematika dan respons siswa terhadap

pembelajaran matematika melalui model Problem Based Learning (PBL) yang

telah dilaksanakan pada 18 Oktober sampai 6 November 2017 di SMP Negeri 26

Makassar.

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik

deskriptif dan analisis statistik inferensial.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan

karakteristik subjek penelitian sebelum dan sesudah diterapkannya model

pembelajaran dalam pembelajaran matematika, hasil belajar matematika siswa,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dan respons siswa

terhadap pembelajaran matematika melalui model Problem Based Learning (PBL)

pada siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar. Deskripsi masing-masing hasil

analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa

1) Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Model


Problem Based Learning (PBL) “Pretest”

Untuk memberikan gambarn awal tentang hasil tes kemampuan awal

matematika pada siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar yang dipilih sebagai
sampel penelitian, berikut disajikan skor hasil belajar matematika siswa “Pretest”

kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar sebelum diterapkan model Problem Based

Learning (PBL).

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa “Pretest”


Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel 26
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 71
Skor Minimum 15
Rentang Skor 56
Rata-rata 47
Standar deviasi 14,66
(Sumber : Data olah Lampiran B)

Pada Tabel 4. 1 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata tes hasil belajar

matematika siswa Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar sebelum diterapkan

model Problem Based Learning (PBL) adalah 47 dari skor ideal 100 yang

mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 14,66. Skor yang dicapai oleh

siswa dari skor terendah yaitu 15, sampai dengan skor tertinggi 71 dengan rentang

skor 56. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori

maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut.

Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar “Pretest”
Kriteria Kategori Frekuensi Persentase(%)
0 ≤ x ≤ 59 Sangat rendah 13 50
60 ≤ x ≤ 69 Rendah 10 38,46
70 ≤ x ≤ 79 Sedang 3 11,53
80 ≤ x ≤ 89 Tinggi 0 0
90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi 0 0
Jumlah 26 100
(Sumber : Data olah Lampiran B)

Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 26 siswa kelas VII 2, siswa

yang memperoleh skor pada kategori sangant rendah sebanyak 13 siswa dengan
persentase 50%, siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah sebanyak 10

siswa dengan persentase 38,46%, siswa yang memperoleh skor pada kategori

sedang sebanyak 3 siswa dengan persentase 11,53%, sedangkan siswa yang

memperoleh skor pada kategori sangat tinggi tidak ada. Setelah skor rata-rata hasil

belajar matematika siswa sebesar 47 dikonversi ke dalam 5 kategori diatas maka

skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

sebelum diterapkan model Problem Based Learning (PBL) tergolong sangat

rendah.

Selanjutnya, data hasil belajar sebelum pembelajaran matematika model

Problem Based Learning (PBL) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan

dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Pencapaian Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas


VII 2 SMP Negeri 26 Makassar Sebelum Diterapkan model
Problem Based Learning (PBL)
Nilai Kriteria Frekuensi Persentase(%)
70 ≤ x ≤ 100 Tuntas 3 11,53%
0 ≤ x< 70 Tidak Tuntas 23 88,46%
Jumlah 26 100%
(Sumber : Data olah Lampiran B)

Seorang siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai paling sedikit 70.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak

memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 23 siswa dengan persentase

88,46%, sedangkan jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal

sebanyak 33 siswa dengan persentase 11,53%. Dari deskripsi tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa kelasVII 26 SMP Negeri

26 Makassar sebelum diterapkan model Problem Based Learning (PBL) tergolong

masih sangat rendah.


2) Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan model
Problem Based Learning (PBL) “Posttest”

Berikut disajikan deskripsi data persentase hasil belajar matematika siswa

kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar setelah diterapkan model Problem Based

Learning (PBL)

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa “Posttest”


Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel 26
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 97
Skor Minimum 47
Rentang Skor 50
Rata-rata 77,73
Standar deviasi 10,27
(Sumber:Data olah Lampiran B)

Pada Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata tes hasil belajar

matematika siswa Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar setelah diterapkan model

Problem Based Learning (PBL) adalah 77,73 dari skor ideal 100 yang mungkin

dicapai oleh siswa, dengan standar deviasi 10,27. Skor yang dicapai oleh siswa

dari skor terendah yaitu 47, sampai dengan skor tertinggi 97 dengan rentang skor

50. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka

diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar “Posttest”
Kriteria Kategori Frekuensi Persentase(%)
0 ≤ x ≤ 59 Sangat rendah 1 3,85
60 ≤ x ≤ 69 Rendah 2 7,69
70 ≤ x ≤ 79 Sedang 8 30,76
80 ≤ x ≤ 89 Tinggi 14 53,85
90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi 1 3,85
Jumlah 26 100
(Sumber : Data olah Lampiran B)

Pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 26 siswa kelas VII 2 siswa

yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah sebanyak 1 siswa dengan
persentase 3,84%, siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah sebanyak 2

siswa dengan persentase 7,70%, siswa yang memperoleh skor pada kategori

sedang ada 8 siswa dengan persentase 30,76%, siswa yang memperoleh skor pada

kategori tinggi ada 14 siswa dengan persentase 53,85% sedangkan siswa yang

memperoleh skor pada kategori sangat tinggi ada 1 siswa dengan persentase

3,85%. Setelah skor rata-rata hasil belajar matematika siswa sebesar 77,73

dikonversi ke dalam 5 kategori diatas maka skor rata-rata hasil belajar matematika

siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar setelah diterapkan model Problem

Based Learning (PBL) berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, data hasil belajar setelah pembelajaran matematika diterapkan

model Problem Based Learning (PBL) dikategorikan berdasarkan kriteria

ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Deskripsi Pencapaian Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas


VII 2 SMP Negeri 26 Makassa Setelah Diterapkan Model Problem
Based Learning (PBL)
Nilai Kriteria Frekuensi Persentase(%)
70 ≤ x ≤ 100 Tuntas 23 88,46%
0 ≤ x < 70 Tidak Tuntas 3 11,54%
Jumlah 26 100%
(Sumber : Data olah Lampiran B)

Seorang siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai paling sedikit

70. Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak

memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebanyak 3 siswa dengan persentase

11,54% disebabkan karena siswa jarang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam

kelas selain itu siswa melakukan kegiatan lain saat pembelajaran seperti bermain-

main dan ribut, sedangkan jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan

minimal sebanyak 23 siswa dengan persentase 88,46%. Dari deskripsi tersebut


dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII 2 SMP

Negeri 26 Makassar setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL)

tergolong tinggi.

3) Deskripsi Normalized Gain Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah


Diterapkan Model Problem Based Learning (PBL)

Data Pretest dan Posttest siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan

rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan hasil belajar siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar setelah

diterapkan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran matematika.

Hasil pengolaan data yang telah dilakukan (lampiran B) menunjukkan bahwa hasil

normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah 0,57.

Untuk melihat persentase peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel

4.7 berikut:

Tabel 4.7 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah


Diterapkan Model Problem Based Learning (PBL)
Nilai Gain Kategori Frekuensi Persentase
g 0,70 Tinggi 8 30,76%
0,30 g 0,70 Sedang 16 61,53%
g 0,30 Rendah 2 7,69%
Jumlah 26 100%

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa ada 8 atau 30,76% siswa

yang nilai gainnya > 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada

kategori tinggi, 16 atau 61,53% siswa yang nilai gainnya berada pada interval 0,30

<g 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori sedang.

Dari tabel 4.7 juga dapat diketahui bahwa 2 atau 7,69% yang nilai gainnya 0,30

atau peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah. Jika rata-rata gain

ternormalisasi siswa sebesar 0,57 dikonversi kedalam 3 kategori di atas, maka


rata-rata gain ternormalisasi siswa berada pada interval 0,30 < g ≤ 0,70. Itu artinya

peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) umumnya berada pada

kategori sedang.

b. Deskripsi Aktivitas Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Matematika


Setelah Diterapkan Model Problem Based Learning (PBL)

Lembar pengamatan aktivitas siswa ini dibuat untuk memperoleh salah

satu jenis data pendukung kriteria keefektifan pembelajaran matematika.

Instrumen ini memuat petunjuk sembilan indikator aktivitas siswa yang diamati.

Pengamatan dilaksanakan dengan cara observer mengamati aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari instrumen tersebut

dirangkum pada setiap akhir pertemuan. Hasil rangkuman setiap pengamatan

disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Deskripsi Aktivitas Siswa selama Mengikuti Pembelajaran


Matematika melalui Model Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan Persentase
No Aktivitas Siswa VI (%)
I II III IV V
Aktivitas Positif

1. Siswa memperhatikan secara


seksama tujuan
22 22 24 25 89,42
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
2. Siswa yang mengajukan
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan pada saat 21 23 23 24 87,5
P P
pengajaran masalah yang
berorientasi.
3. Siswa yang memberikan R O
tanggapan/pendapat lain dan
memberikan bantuan kepada E 20 22 24 24 S 86,53
teman kelompoknya saat
proses pembelajaran. T T

4. Siswa yang aktif dalam E T


21 23 23 25 88,46
kelompoknya.
S E
5. Siswa yang memperlihatkan
T S
kesungguhan dalam 21 20 23 23 83,65
mengerjakan tugas. T
6. Siswa yang aktif
mengerjakan soal latihan dan
20 22 24 24 86,53
berani mempresentasikannya
di depan kelas.
7. Siswa yang aktif
menjawab/menyelesaikan 22 22 23 24 87,5
LKS secara berkelompok.
8. Siswa yang mengikuti proses
belajar mengajar sampai 26 24 26 25 97,11
akhir pembelajaran.
Jumlah 706,7
Rata-rata persentase 88,33

Aktivitas Negatif

9 Melakukan kegiatan lain


pada saat proses 4 2 2 1 8,65
pembelajaran berlangsung
(ribut dan bermain).
Jumlah 8,85

Rata-rata persentase 8,65

Kriteria aktivitas siswa dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila

minimal 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan tabel

4.8, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam penelitian ini sudah

efektif. Hal ini daapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas positif siswa yaitu
sebanyak 88,33% aktif dalam pembelajaran matematika. Dari tabel juga dapat

dilihat bahwa dari empat pertemuan yang diamati hanya sebanyak 8,65% siswa

yang melakukan aktivitas lain selama pembelajaran matematika berlangsung.

c. Deskripsi Respons Siswa terhadap Pembelajaran Matematika Melalui


Model Problem Based Learning (PBL)

Hasil analisis data respons siswa terhadap pembelajaran matematika

melalui model Problem Based Learning (PBL) yang diisi oleh 26 siswa secara

singkat ditujukkan sebagai berikut:

Tabel 4.9 Deskripsi Respons Siswa terhadap Pembelajaran Matematika


melalui Model Problem Based Learning (PBL)
Presentase
Aspek yang Ditanyakan Frekuensi
No (%)
Kategori Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah anda senang memperhatikan
penjelasan guru selama belajar bentuk
22 4 84,61 15,38
aljabar?
Alasan:
2 Apakah anda senang berdiskusi dengan
teman kelompok saat mengerjakan tugas
20 6 76,92 23,07
yang diberikan oleh guru?
Alasan:
3. Apakah anda senang jika guru
membimbing pada saat mengerjakan soal
23 3 88,46 11,53
yang belum dipahami?
Alasan:
4. Apakah dengan adanya lembar kerja siswa
(LKS) dapat mendukung proses belajar
anda sehingga lebih memahami pelajaran 21 5 80,76 19,23
bentuk aljabar?
Alasan:
5. Apakah anda senang jika dipanggil oleh
guru untuk mempresentasikan hasil
pemecahan masalah dari masing – masing 20 6 76,92 23,07
kelompok?
Alasan:
6. Saya mempunyai lebih banyak kesempatan
untuk menyampaikan pertanyaan atau
pendapat kepada siswa lain/ guru mengenai 24 2 92,30 7,69
pembelajaran matematika bentuk aljabar
Alasan:
7. Pembelajaran ini memberikan saya
pengalaman belajar yang lebih banyak 23 3 88,46 11,53
dalam membangun pengetahuan saya
Alasan:
8. Proses pembelajaran sangat membantu
saya dalam memahami materi bentuk
26 0 100 0
aljabar
Alasan:
9. Apakah anda senang mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru, untuk lebih
memudahkan mengingat materi yang 25 1 96,15 3,84
diajarkan
Alasan:
Rata-rata keseluruhan 87,17 12,81

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa secara umum rata-rata siswa

kelas VII SMP Negeri 26 Makassar memberi respons positif terhadap pelaksanaan

pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL), dimana rata-rata

persentase respons siswa adalah 87,17%. Dan rata-rata tanggapan siswa mengenai

pembelajaran ini sangat baik, kebanyakan dari mereka mengatakan sangat senang

belajar matematika selama penerapan pembelajaran tersebut. Dengan demikian

respons siswa yang diajar dengan model ini dapat dikatakan efektif karena telah

memenuhi kriteria respons siswa yakni ≥ 80% memberikan respon positif.

d. Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran

Data tentang keterlaksanaan pembelajaran yang merupakan kemampuan

guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran diambil dari hasil pengamatan yang

dilakukan selama empat kali pertemuan dan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.10 Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran


Melalui Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
PERTEMUAN RATA
ASPEK PENGAMATAN 1 2 3 4 5 6 - DESKRIPSI
RATA
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan 3 4 4 4 3,75 Sangat Aktif
salam P P
2. Guru mengajak peserta R O
3 4 4 4 3,75 Sangat Aktif
didik berdo’a sesuai E S
dengan agama dan T T
keyakinan masing-masing E T
3. Guru mengecek S E
4 3 4 4 3,75 Sangat Aktif
kehadiran peserta didik T S
4. Guru menyampaikan T
tujuan pembelajaran yang 4 4 4 4 4 Sangat Aktif
akan dicapai
5. Guru memotivasi peserta
3 3 3 3 3,5 Sangat Aktif
didik untuk belajar
Rata-rata 3,75 Sangat Aktif
Kegiatan Inti
Fase 1 : Orientasi tentang
permasalahannya kepada
peserta didik. 4 4 3 4 3,75 Sangat Aktif
1. Guru menjelaskan materi
secara singkat
2. Guru memberikan suatu
permasalahan yang ada di
3 4 3 4 3,5 Sangat Aktif
buku siswa untuk
mengamati bentuk aljabar
3. Guru meminta siswa
untuk menuliskan
informasi apa yang 2 3 4 4 3,25 Aktif
mereka dapatkan dari
permasalahan itu
Fase 2 : Mengorganisasi
peserta didik untuk
belajar
4. Guru membagi peserta 4 4 3 4 3,75 Sangat Aktif
didik kedalam beberapa
kelompok yang terdiri
dari 4 - 5 orang.
5. Guru membagikan LKS
kepada masing-masing 4 3 4 4 3,75 Sangat Aktif
kelompok
6. Guru memberikan
bantuan berupa arahan
kepada siswa tentang 3 3 3 4 3,25 Aktif
kesulitan yang sedang
dialaminya
Fase 3 : Membantu
investigasi penyelesaian
masalah secara mandiri
dan kelompok 2 4 3 4 3,25 Aktif
7. Guru membantu peserta
didik dalam
menyelesaikan masalah
8. Guru berkeliling 4 4 3 3 3,5 Sangat Aktif
mengawasi dan
membimbing siswa dalam
memecahkan masalah
9. Guru mendorong siswa
untuk melakukan
4 3 2 3 3 Aktif
kerjasama antar teman
dalam kelompoknya
Fase 4 : Mengembangkan
dan mempresentasikan
hasil karya
10. Guru meminta setiap
2 3 3 4 3 Aktif
kelompok untuk
mempresentasikan
jawabannya di depan
kelas
11. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
lainnya untuk bertanya 2 3 3 4 3 Aktif
dan menanggapi hasil
presentasi temannya.
Fase 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi proses
mengatasi masalah
12. Guru membantu siswa
3 3 3 4 3,25 Aktif
dalam mengkaji ulang
proses ataupun hasil
pemecahan masalah yang
dilakukan siswa
13. Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk 3 4 4 4 3,75 Sangat Aktif
bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami
14. Siswa bersama guru
membuat simpulan materi 3 3 4 4 3,5 Sangat Aktif
pelajaran
Rata-rata 3,39 Aktif
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan PR
yang dikerjakan secara 4 4 4 4 4 Sangat Aktif
individu
2. Guru menyampaikan
materi yang akan
4 4 4 4 4 Sangat Aktif
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
3. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan 4 4 3 4 3,75 Sangat Aktif
mengucapkan salam
Rata-rata 3,91 Sangat Aktif
Rata-rata Keseluruhan 3,68 Sangat Aktif

Berdasarkan tabel 4.10 rata-rata kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dikelas dengan menggunakan Model Problem Based Learning

(PBL) memperoleh nilai 3,68. Dalam kriteria kemampuan guru yang telah

dipaparkan pada bab III, penilaian tersebut berada pada interval 3,5 < nilai < 4,0

yang dikategorikan sangat aktif sehingga dapat dikatakan efektif.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian

hipotesis minor yang telah dikemukakan pada bab III. Sebelum dilakukan uji

hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata skor hasil

belajar matematika siswa pada Pretest dan Posttest apakah berdistribusi normal.

Kriteria pengujiannya adalah:

Jika Pvalue ≥ , = 0,05, maka distribusinya adalah normal.

Jika Pvalue< , = 0,05, maka distribusinya adalah tidak normal.

Dengan menggunakan bantuan program komputer dengan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23 dengan Uji Kolmogrov-

Smirnov. Hasil analisis skor rata-rata untuk Pretest menunjukkan nilai Pvalue >

yaitu 0,2 dan skor rata-rata untuk Posttest menunjukkan nilai Pvalue > yaitu 0,06

hal ini menunjukkan bahwa skor rata-rata Pretest dan Posttest termasuk dalam

kategori normal. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.


b. Uji Gain

Pengujian normalized gain bertujuan untuk mengrtahui seberapa besar

peningatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model Problem

Based Learning (PBL). Dari hasil pengujian normalized gain yang dapat dilihat

pada lampiran B menunjukkan bahwa index gain = 0,57. Hai ini berarti index gain

berada pada interval 0,30 < g ≤ 0,70. Dengan demikian disimpulkan bahwa

peningkatan hasil belajar matematika siswa dikategorikan sedang.

c. Pengujian Hipotesis

1) Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diajar melalui model Problem

Based Learning (PBL) dihitung dengan menggunakan uji-t One Sample Test

yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Melawan H1 :

Keterangan: = skor rata-rata hasil belajar matematika siswa

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS (Lampiran B) dengan

menggunakan taraf signifikan 5% tampak bahwa Nilai p (sig(2-tailed)) adalah

0,00 < 0,05 rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diajar melalui

model Problem Based Learning (PBL) lebih dari 69,9. Ini berarti bahwa H0

ditolak dan H1 diterima karena rata-rata hasil belajar matematika siswa pada

Posttest siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar lebih dari nilai KKM.

2) Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar melalui model Problem

Based Learning (PBL) dihitung dengan menggunakan uji-t One Sample Test

yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

lawan

Keterangan: = Parameter skor rata-rata gain ternormalisasi


Berdasarkan hasil analisis (Lampiran B) tampak bahwa dengan menggunakan

taraf signifikan 5% diperoleh nilai t0,95 = 1,69 Dan thitung = 8,08 Karena

diperoleh thitung = 8,08 > t0,95 = 1,69 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

rata-rata gain ternormalisasi pada siswa kelas VII 2 > 0,29.

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar

matematika siswa setelah diajar melalui model Problem Based Learning

(PBL) telah memenuhi kriteria keefektifan.

3) Ketuntasan hasil belajar matematika setelah diajar melalui model Problem

Based Learning (PBL) secara klasikal dihitung dengan menggunakan uji

proporsi yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Melawan H1 :

Keterangan: : Parameter ketuntasan belajar secara klasikal

Pengujian ketuntasan klasikal siswa dilakukan dengan menggunakan uji

proporsi (Lampiran B). Untuk uji proporsi dengan menggunakan taraf

signifikan 5% diperoleh Ztabel = 1,645 dan Zhitung = 3,12 karena diperoleh nilai

Zhitung = 3,12 > Ztabel = 1,645 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya proporsi

siswa yang mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal atau > 74,9%

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada sebelumnya, maka

pada bagian ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi

pembahasan hasil analisis deskriptif serta pembahasan hasil analisis inferensial.


a. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

Pembahasan hasil analisis deskriptif tentang (1) Hasil belajar matematika

siswa (2) Aktivitas siswa selama pembelajaran matematika (3) Respons siswa

terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model Problem Based

Learning (PBL), ketiga aspek tersebut akan diuraikan seagai berikut:

1. Hasil Belajar Matematika Siswa

a) Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Model Problem Based

Learning (PBL)

Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa sebelum diajar melalui

model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa dari 26 siswa, hanya

3 siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 23 siswa lainnya tidak

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan kata lain, hasil belajar

matematika siswa sebelum diajar melalui model Problem Based Learning (PBL)

masih tergolong sangat rendah dan belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

b) Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan Model Problem Based

Learning (PBL)

Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa setelah diajar melalui

model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa dari 26 siswa, siswa

yang mencapai kriteria ketuntasan minimal atau individu sebanyak 23 dengan

persentase 88,46%. Sedangkan siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan

minimal sebanyak 3 dengan persentase 11,54% disebabkan karena siswa jarang

mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kelas selain itu siswa melakukan kegiatan

lain saat pembelajaran seperti bermain-main dan ribut. Dengan kata lain hasil

belajar matematika siswa setelah diajar melalui model Problem Based Learning
(PBL) mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

Hal ini berarti bahwa model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan

pada pembelajaran matematika.

c) Normalized Gain atau Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui

Model Problem Based Learning (PBL)

Hasil pengolahan data yang telah dilakukan (Lampiran B) menunjukkan

bahwa normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar

melalui melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) adalah 0,57 Itu

artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26

Makassar setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) berada pada

kategori sedang, Karena nilai gainnya berada pada interval 0,30 < g ≤ 0,70.

2. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Matematika

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika

melalui model Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas VII 2 SMP

Negeri 26 Makassar menunjukkan bahwa kesembilan aspek yang diamati

memenuhi kriteria efektif, siswa sangat antusias dan termotivasi dalam proses

pembelajaran.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran

melalui model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan bahwa tidak ada lagi

waktu yang terbuang sia-sia seperti siswa yang mengantuk dan tertidur selama

proses pembelajaran berlangsung. Kualitas proses pembelajaran dapat

ditingkatkan, karena dengan perangkat pembelajaran yang dirancang

menggunakan lembar kerja siswa (LKS), dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa baik secara kognitif maupun secara fisik dan meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari sehingga meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Keefektifan tersebut, dapat dilihat pada perolehan rata-rata persentase

aktivitas siswa yaitu sebanyak 88,33% aktif dalam pemelajaran matematika.

Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini dikatakan efektif apaila

minimal 75% siswa terlibat aktif dalam proses pemelajaran. Dengan demikian

model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran matematika.

3. Respons Siswa terhadap Pembelajaran Matematika

Hasil analisis data respons siswa yang didapatkan setelah melakukan

penelitian ini menunjukkan adanya respons yang positif. Dari sejumlah aspek

yang ditanyakan, siswa merasa senang terhadap cara mengajar guru dengan model

Problem Based Learning (PBL), siswa merasa lebih berani mengeluarkan

pendapat dan merasakan adanya peningkatan setelah diterapkan model Problem

Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika, secara umum rata-rata

keseluruhan persentase respons siswa sebesar 87,17% hal ini tergolong respons

positif sebagaimana standar yang telah ditetapkan yaitu ≥ 75%.

Dengan demikian, dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan

bahwa hasil belajar matematika siswa tuntas secara klasikal, aktivitas siswa

mencapai kriteria berhasil, serta respons siswa terhadap proses pembelajaran

matematika melalui model Problem Based Learning (PBL) positif. Berdasarkan

hal tersebut pembelajaran dikatakan efektif karena ketiga indikator keefektifan

(Hasil belajar matematika siswa, aktivitas siswa selama proses pembelajaran

matematika dan respons siswa terhadap pembelajaran matematika) dapat


disimpulkan bahwa “Pembelajaran matematika efektif melalui penerapan model

Problem Based Learning (PBL)”

b. Pembahasan Hasil Analisis Statistik Inferensial

Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa data Pretest dan

Posttest telah memenuhi uji normalitas yang menunjukkan uji prasyarat sebelum

melakukan uji hipotesis penelitian. Data Pretest dan Posttest telah berdistribusi

normal karena nilai p > = 0,05 (Lampiran B)

Karena data berdistribusi normal maka memenuhi kriteria untuk

digunakannya uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis

penelitian pada penelitian ini menggunakan uji-t One Sample Test dengan

sebelumnya melakukan normalized gain pada data Pretest dan Posttest. Pengujian

Normalized Gain bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil

belajar matematika siswa setelah diberi perlakuan.

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t One Sample Test dengan

sebelumnya melakukan normalized gain pada data Pretest dan Posttest (Lampiran

B) telah diperoleh nilai P = 0,00 < = 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,

yang berarti bahwa “rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan

model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran matematika siswa kelas

VII 2 SMP Negeri 26 Makassar dapat mencapai KKM dimana nilai gainnya

berada pada index gain 0,30 < g ≤ 0,70. yang berada pada kategori sedang.

Ketuntasan hasil belajar matematika siswa setelah diajar dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) secara klasikal lebih dari

74,9%.
Hasil analisis statistik inferensial juga menunjukkan bahwa rata-rata gain

ternormalisasi tampak bahwa nilai t0,95=1,69 dan thit = 8,08 karena diperoleh thit =

8,08 > t0,95 = 1,69 menunjukkan bahwa rata-rata gain ternormalisasi pada siswa

kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar lebih dari 0,29. Ini berarti bahwa H0 ditolak

dan H1 diterima yakni gain ternormalisasi hasil belajar matematika siswa berada

pada kategori sedang.

Dari hasil analisis deskriptif dan inferensial yang diperoleh, ternyata cukup

mendukung teori yang dikemukakan pada kajian teori.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa “Model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan

dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar”.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ditinjau dari hasil belajar matematika siswa melalui model Problem Based

Learning (PBL) efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa

kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar. Hal ini didasarkan pada hasil analisis,

baik secara deskriptif maupun secara inferensial, yaitu: (a) secara deskriptif

hasil belajar matematika yang dicapai siswa melampaui ketuntasan hasil

belajar (70) yaitu skor rata-rata 77,73 dan standar deviasi 10,27, secara

inferensial juga dipenuhi, (b) secara deskriptif gain ternormalisasi yang

diperoleh sebesar 0,69 (berada dalam kategori sedang) dan secara inferensisal

dengan taraf signifikansi 5% juga dikatakan terpenuhi, dan (c) secara deskriptif

diperoleh ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 88,46% lebih besar dari pada

kriteria yang ditetapkan yaitu 75%, secara inferensial dengan taraf signifikansi

5% juga dinyatakan terpenuhi.

2. Secara deskriptif model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan

dalam pmbelajaran matematika karena telah memenuhi kriteria aktif yaitu

frekuensi aktivitas siswa sebesar 88,33% sesuai dengan indikator aktivitas

siswa bahwa aktivitas siswa dikatakan berhasil/efektif jika sekurang-kurangnya

75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,

aktivitas siswa dengan pembelajaran matematika melalui Model Problem

Based Learning (PBL) sudah sesuai yang diharapkan/aktif.


3. Secara deskriptif model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan

dalam pembelajran matematika karena mendapat respons positif dengan rata-

rata respons positif siswa yaitu 87,17% sesuai dengan indikator respons siswa

bahwa respons siswa dikatakan positif jika sekurang-kurangnya 75% siswa

memberikan respons yang positif terhadap pembelajaran matematika melalui

model Problem Based Learning (PBL)

4. Jadi dapat dikatakan bahwa ketiga indikator keefektifan telah terpenuhi, maka

pembelajaran dikatakan efektif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan dalam pembelajaran

matematika pada siswa kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika melalui Model Problem Based Learning (PBL)

dapat diterapkan oleh guru sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, aktivitas siswa, pengembangan pengetahuan siswa dalam proses

pembelajaran.

2. Untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran matematika pada materi lain

dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) perlu dilakukan

penelitian eksperimen yang serupa dengan penelitian ini. Oleh Karena itu,

disarankan kepada para peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian

pada materi-materi yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufik. 2015. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta
: Prenamedia Grup.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum


2013. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012. Stategi dan Model Pembelajaran. Jakarta :
Indeks.

Fachri, Muhammad B.P. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Panjang Garis
Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Di Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu.
Jurnal Elektronika Pendidikan Matematika Tadulako. Vol (2) No (1) : 75-76

Huda, Miftahul. 2016. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Jacobsen D. A, dkk. 2009. Methods for Teaching: Promoting Student Learning in


K-12 Classroom. (Alih Bahasa: Ahmad Fawaid & Khoirul Anam).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jusmawati. 2015. Efektivitas penerapan model berbasis masalah setting


kooperatif dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika di
kelas X SMA Negeri 11 Makassar : Tesis FMIPA UNM.

Robbins, Stephen P & Coulter, Mary. 2010. Manajemen Edisi Kesepuluh.


Jakarta: Esrlangga.

Saefuddin, Asis. 2016. Pembelajaran Efektif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. Makassar. Badan Penerbit UNM.

Setiawan, Adi. 2017. Efektivitas Model Problem Based Learning Ditinjau Dari
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kreativitas Matematis. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol (6) No (2) : 46.

Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo


Persada.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D.Bandung :


Alfabeta.

Suprihatiningrum, J Amil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.


Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Suprijono, Agus. 2016. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Surabaya : Rosda

Suyono & Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT REmaja Rosdakarya.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,


Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
L

N
LAMPIRAN
A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP)

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

4. Daftar Hadir Siswa


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VII/ I

Alokasi Waktu : 1 Pertemuan ( 2 x 40 menit )

Pertemuan : Pertama

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika

serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang

terbentuk melalui pengalaman belajar.

2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya

teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.

3.6 Menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya menggunakan masalah

kontekstual

C. Indikator

3.6.1 Siswa mampu menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya

menggunakan masalah kontekstual

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

3.6.1.1 Siswa mampu menjelaskan bentuk aljabar

3.6.1.2 Siswa mampu menjelaskan unsur-unsur bentuk aljabar menggunakan masalah

kontekstual

1. MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengenal bentuk aljabar

2. METODE PEMBELAJARAN

Model : Problem Based Learning (PBL)


3. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. Buku Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII semester 1 Kurikulum

2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

halaman 197 - 206.

2. Internet.

4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan 15 menit


mengucapkan salam
2. Guru mengajak peserta didik berdo’a
sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
5. Guru memotivasi peserta didik untuk
belajar
Kegiatan Inti Fase 1 : Orientasi tentang 90 menit
permasalahannya kepada peserta didik.
1. Guru menjelaskan materi secara singkat
2. Guru memberikan suatu permasalahan
yang ada di buku siswa untuk mengamati
bentuk aljabar
3. Guru meminta siswa untuk menuliskan
informasi apa yang mereka dapatkan dari
permasalahan itu
Fase 2 : Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar
4. Guru membagi peserta didik kedalam
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 -
5 orang.
5. Guru membagikan LKS kepada masing-
masing kelompok
6. Guru memberikan bantuan berupa
arahan kepada siswa tentang kesulitan
yang sedang dialaminya
Fase 3 : Membantu investigasi
penyelesaian masalah secara mandiri dan
kelompok
7. Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah
8. Guru berkeliling mengawasi dan
membimbing siswa dalam memecahkan
masalah
9. Guru mendorong siswa untuk melakukan
kerjasama antar teman dalam
kelompoknya
Fase 4 : Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
10. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas
11. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lainnya untuk bertanya dan
menanggapi hasil presentasi temannya.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah
12. Guru membantu siswa dalam mengkaji
ulang proses ataupun hasil pemecahan
masalah yang dilakukan siswa
13. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum dipahami
14. Siswa bersama guru membuat simpulan
materi pelajaran

Penutup 4. Guru memberikan PR yang dikerjakan 15 menit


secara individu
5. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
2. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam
5. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

2. PenilaianPengetahuan : Tugas dan Tes

3. Penilaian Keterampilan : Tes Unjuk Kerja

Makassar, September 2017

Guru Matematika Peneliti

Yahya, S.Pd Hasnah


NIP. NIM. 10536448213

Mengetahui,

Kepala SMPN 26 Makassar,

Nur Rahmah, S.Pd.,M.Pd


NIP.19710620 199512 2 002
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Kelas/semester : VII/I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pembelajaran : Bentuk Aljabar

Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya

menggunakan masalah kontekstual

Indikator : 3.6.1 Siswa mampu menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya

menggunakan masalah kontekstual

Soal

1. Tentukanlah suku, variabel, koefisien, dan konstanta dari bentuk aljabar 2s2 +

3a + 4a3 + 5t4 + 7 !

2. Suatuketika Pak Veri membeli dua karung beras untuk kebutuhan hajatan di

rumahnya. Setelah dibawa pulang, istri Pak Veri merasa beras yang dibeli

kurang. Kemudian Pak Veri membeli lagi sebanyak 5 kg. Nyatakan bentuk

aljabar dari beras yang dibeli Pak Veri !

3. Bu Niluh seorang pengusaha kue. Suatu ketika Bu Niluh mendapat pesanan

untuk membuat berbagai macam kue dalam jumlah yang banyak. Bahan yang

harus dibeli Bu Niluh adalah dua karung tepung, sekarung kelapa, dan lima

krat telur. Nyatakan bentuk aljabar harga semua bahan yang dibeli oleh Bu

Niluh !
Pedoman Penskoran :

No Kunci Jawaban Skor Bobot

1 2s2 + 3a + 4a3 + 5t4 + 7 !


a. Suku : 5 suku 1
b. Koefisien : 2, 3, 4 dan 5 1 4
c. Variabel : s2, a, a3, dan t4 1
d. Konstanta : 7 1
2 2x + 5 2 2

3 2x + y + 5z 2 2

Skor Maksimal 8 8

Nilai = x 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VII/ I

Alokasi Waktu : 1 Pertemuan ( 3 x 40 menit )

Pertemuan : Kedua

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan

masalah.

2.3 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika

serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang

terbentuk melalui pengalaman belajar.

2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya

teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.

3.7 Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian)

C. Indikator

3.7.1 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi hitung penjumlahan

dan pengurangan pada bentuka ljabar.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

3.7.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi hitung penjumlahan

dan pengurangan pada bentuk aljabar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

2. Menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

E. METODE PEMBELAJARAN

Model : Problem Based Learning (PBL)


F. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. Buku Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII semester 1 Kurikulum 2013,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman

207 - 215.

2. Internet.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan 15 menit


mengucapkan salam
2. Guru mengajak peserta didik berdo’a
sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
5. Guru memotivasi peserta didik untuk
belajar

Kegiatan Inti Fase 1 : Orientasi tentang 90 menit


permasalahannya kepada peserta didik.
1. Guru menjelaskan materi secara singkat
2. Guru memberikan suatu permasalahan
yang ada di buku siswa untuk
mengamati penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar
3. Guru meminta siswa untuk menuliskan
informasi apa yang mereka dapatkan
dari permasalahan itu
Fase 2 : Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar
4. Guru membagi peserta didik kedalam
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 - 5
orang.
5. Guru membagikan LKS kepada masing-
masing kelompok
6. Guru memberikan bantuan berupa arahan
kepada siswa tentang kesulitan yang
sedang dialaminya
Fase 3 : Membantu investigasi
penyelesaian masalah secara mandiri dan
kelompok
7. Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah
8. Guru berkeliling mengawasi dan
membimbing siswa dalam memecahkan
masalah
9. Guru mendorong siswa untuk melakukan
kerjasama antar teman dalam
kelompoknya
Fase 4 : Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
10. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas
11. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lainnya untuk bertanya dan
menanggapi hasil presentasi temannya.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah
12. Guru membantu siswa dalam mengkaji
ulang proses ataupun hasil pemecahan
masalah yang dilakukan siswa
13. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum dipahami
14. Siswa bersama guru membuat simpulan
materi pelajaran

Penutup 1. Guru memberikan PR yang dikerjakan 15 menit


secara individu
2. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam

H. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

2. PenilaianPengetahuan : Tugas dan Tes

3. Penilaian Keterampilan : Tes Unjuk Kerja

Makassar, September 2017

Guru Matematika Peneliti

Yahya, S.Pd Hasnah


NIP. NIM. 10536448213

Mengetahui,

Kepala SMPN 26 Makassar

Nur Rahmah, S.Pd.,M.Pd


NIP.19710620 199512 2 002
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Kelas/semester : VII/I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pembelajaran : Bentuk Aljabar

Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar

(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian)

Indikator : 3.7.1 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan pada bentuka ljabar.

Soal

1. Sederhanakanlah dari 4(2x – 5y) – 5(x + 3y) !

2. Tentukan hasil dari 12x + 3y dan 4x – 4y!

3. Tentukan pengurangan dari 10p + 11 oleh 2p – 5!


Pedoman Penskoran :

No Kunci Jawaban Skor Bobot

1 4(2x – 5y) – 5(x + 3y) = 8x – 20y – 5x - 15y 1


= 8x – 5x – 20y – 15y 1 3

= 3x - 35y 1
2 (12x +3y) + (4x – 4y) = 12x + 3y + 4x – 4y 1
= 12x + 4x + 3y - 4y 1 3

= 16x - y 1
3 (10p + 11) – (2p – 5) = 10p + 11 – 2p + 5 1
= 10p – 2p + 11 + 5 1 3

= 8p + 16 1
Skor Maksimal 9 9

Nilai = x 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VII/ I

Alokasi Waktu : 1 Pertemuan ( 2 X 40 menit )

Pertemuan : Ketiga

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

2.4 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika

serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang

terbentuk melalui pengalaman belajar.

2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya

teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.

3.7 Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian)

C. Indikator

3.7.2Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi perkalian pada bentuk

aljabar.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

3.7.2.2 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi perkalian pada

bentuk aljabar.

E. MATERI PEMBELAJARAN

3. Menyelesaikan operasi perkalian bentuk aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN

Model : Problem Based Learning (PBL)


G. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. Buku Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII semester 1 Kurikulum 2013,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman 216 -

224.

2. Internet.

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan 15 menit


mengucapkan salam
2. Guru mengajak peserta didik berdo’a
sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
5. Guru memotivasi peserta didik untuk
belajar

Kegiatan Inti Fase 1 : Orientasi tentang 90 menit


permasalahannya kepada peserta didik.
6. Guru menjelaskan materi secara singkat
7. Guru memberikan suatu permasalahan
yang ada di buku siswa untuk mengamati
perkalian bentuk aljabar
8. Guru meminta siswa untuk menuliskan
informasi apa yang mereka dapatkan dari
permasalahan itu
Fase 2 : Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar
9. Guru membagi peserta didik kedalam
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 - 5
orang.
10. Guru membagikan LKS kepada masing-
masing kelompok
11. Guru memberikan bantuan berupa
arahan kepada siswa tentang kesulitan
yang sedang dialaminya
Fase 3 : Membantu investigasi
penyelesaian masalah secara mandiri dan
kelompok
12. Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah
13. Guru berkeliling mengawasi dan
membimbing siswa dalam memecahkan
masalah
14. Guru mendorong siswa untuk melakukan
kerjasama antar teman dalam
kelompoknya
Fase 4 : Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
15. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas
16. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lainnya untuk bertanya dan
menanggapi hasil presentasi temannya.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah
17. Guru membantu siswa dalam mengkaji
ulang proses ataupun hasil pemecahan
masalah yang dilakukan siswa
18. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum dipahami
19. Siswa bersama guru membuat simpulan
materi pelajaran

Penutup 1. Guru memberikan PR yang dikerjakan 15 enit


secara individu
2. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam
I. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

2. Penilaian Pengetahuan : Tugas dan Tes

3. Penilaian Keterampilan : Tes Unjuk Kerja

Makassar, September 2017

Guru Matematika Peneliti

Yahya, S.Pd Hasnah


NIP. NIM. 10536448213

Mengetahui,

Kepala SMPN 26 Makassar,

Nur Rahmah, S.Pd.,M.Pd


NIP.19710620 199512 2 002
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Kelas/semester : VII/I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pembelajaran : Bentuk Aljabar

Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar

(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian)

Indikator : 3.7.2 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi perkalian

pada bentuk aljabar.

Soal

1. Tentukan hasil kali dari 2(x + 10) !

2. Tentukan hasil kali dari (x + 10) x (x + 3) !

3. Tentukan hasil kali dari bentuk – bentuk aljabar berikut :

b. 10 (2y – 10)

c. (x + 5) x (5x – 1)
Pedoman Penskoran :

No Kunci Jawaban Skor Bobot

1 2(x + 10) = (2 x x) + (5 x 10) 1 1


= 2x + 10 1
2 (x + 10) (x + 3) = (x x x) + (x x 3) + (10 x x) + (10 1
x 3) 1 3
2
= x +3x + 10x + 30 1
= x2 +13x + 30
3 a. 10 (2y – 10) = (10 x 2y) + (10 x 10) 1
= 20y + 100 1
b. (x + 5) x (5x – 1) = (xx x) + (x x (-1)) + (5 x 5x) + 1 5
(5 x (-1)) 1
2
= x – x + 25x – 5 1
= x2 + 24x – 5
Skor Maksimal 9 9

Nilai = x 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VII/ I

Alokasi Waktu : 1 Pertemuan ( 3 X 40 menit )

Pertemuan : Keempat

A. KOMPETENSI INTI

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

1. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

2. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

3. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan

masalah.

2.5 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika

serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang

terbentuk melalui pengalaman belajar.

2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya

teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.

3.7 Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian)

C. Indikator

3.7.3 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi pembagian pada

bentuk aljabar.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

3.7.3.1 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi pembagian pada

bentuk aljabar.

E. MATERI PEMBELAJARAN

4. Menyelesaikan operasi pembagian bentuk aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN

Model : Problem Based Learning (PBL)


G. Media, Alat, Dan Sumber Belajar

1. Buku Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII semester 1 Kurikulum 2013,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, halaman 225-

231.

2. Internet.

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan 15 menit


mengucapkan salam
2. Guru mengajak peserta didik berdo’a
sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
5. Guru memotivasi peserta didik untuk
belajar

Kegiatan Inti Fase 1 : Orientasi tentang 90 menit


permasalahannya kepada peserta didik.
6. Guru menjelaskan materi secara singkat
7. Guru memberikan suatu permasalahan
yang ada di buku siswa untuk mengamati
pembagian bentuk aljabar
8. Guru meminta siswa untuk menuliskan
informasi apa yang mereka dapatkan dari
permasalahan itu

Fase 2 : Mengorganisasi peserta didik


untuk belajar
9. Guru membagi peserta didik kedalam
beberapa kelompok yang terdiri dari 4 - 5
orang.
10. Guru membagikan LKS kepada masing-
masing kelompok
11. Guru memberikan bantuan berupa arahan
kepada siswa tentang kesulitan yang
sedang dialaminya
Fase 3 : Membantu investigasi
penyelesaian masalah secara mandiri dan
kelompok
12. Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah
13. Guru berkeliling mengawasi dan
membimbing siswa dalam memecahkan
masalah
14. Guru mendorong siswa untuk melakukan
kerjasama antar teman dalam
kelompoknya

Fase 4 : Mengembangkan dan


mempresentasikan hasil karya
15. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas
16. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lainnya untuk bertanya dan
menanggapi hasil presentasi temannya.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah
17. Guru membantu siswa dalam mengkaji
ulang proses ataupun hasil pemecahan
masalah yang dilakukan siswa
18. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum dipahami
19. Siswa bersama guru membuat simpulan
materi pelajaran
Penutup 1. Guru memberikan PR yang dikerjakan 15 menit
secara individu
2. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam

I. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

2. PenilaianPengetahuan : Tugas dan Tes

3. Penilaian Keterampilan : Tes Unjuk Kerja

Makassar, September 2017

Guru Matematika Peneliti

Yahya, S.Pd Hasnaph


NIP. NIM. 10536448213

Mengetahui,

Kepala SMPN 26 Makassar,

Nur Rahmah, S.Pd.,M.Pd


NIP.19710620 199512 2 002
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Makassar

Kelas/semester : VII/I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pembelajaran : Bentuk Aljabar

KompetensiDasar : 3.7 Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar

(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).

Indikator : 3.7.3 Siswa mampu menjelaskan dan melakukan operasi pembagian

pada bentuk aljabar.

Soal

1. Tentukan hasil bagi dari (4x2 + 6x) oleh 2x !

2. Tentukan hasil bagi dari 8x2 + 4x -16 oleh 4 !


Pedoman Penskoran :

No KunciJawaban Skor Bobot

1 (4x2 + 6x) oleh 2x


2x + 3
1
2x√
4x2 4
1
6x
6x
0 1
Jadi, hasil bagi dari 4x2 + 6x oleh 2x adalah 2x + 3 1
2 8x2 + 4x -16 oleh 4
2x2 + x - 4
4√ 1
8x2
4x -16 1 5
4x
-16 1
-16
0 1
Jadi, hasil bagi dari 8x2 + 4x -16 oleh 4 adalah 2x2 1
+x-4
Skor Maksimal 9 9

Nilai = x 100
Mata Pelajaran : Matematika
Kelompok :
Kelas/Semester : VII/1 Nama siswa :
Materi : Bentuk Aljabar
Pertemuan : Pertama

Petunjuk :

1. Tulis nama anggota kelompok anda ditempat yang telah disediakan


2. Kerjakan tugas yang ada pada lembar kegiatan ini sesuai intruksi guru.
3. Kerjakan tugas berikut bersama teman kelompok kalian. Diskusikan setiap
permasalahan yang ditemui.

Soal
1. Apa yang dimaksud dengan koefisien, variabel dan konstanta !

Jawaban :
2. Tentukanlah suku, variabel, koefisien, dan konstanta dari bentuk-bentuk

aljabar berikut.

a. 9x

b. 3x + 6y + 2

c. 2s2 + 3a3 + 4a + 5t – 7

a. 9x b. 3x + 6y + 2 c. 2s2 + 3a3 + 4a + 5t– 7


KUNCI JAWABAN LEMBAR KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Materi : Bentuk Aljabar

Pertemuan : Pertama

1. a. Koefisien adalah bilangan yang memuat variabel dari suatu suku pada
bentuk aljabar.

b. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui

nilainya dengan jelas. Variabel juga disebut peubah, biasanya

dilambangkan dengan huruf kecil a sampai z.

c. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan

tidak memuat variabel.

2. a. 9x

 Suku = 1 suku

 Variabel = x

 Koefisien = 9

 Konstanta = Tidak ada

b. 3x2 + 6y + 2

 Suku = 3 suku

 Variabel = x2 dan y

 Koefisien = koefisien dari x2 = 3

koefisien dari y = 6

 Konstanta = 2

c. 2s2 + 3a + 4a3 + 5t4 + 7


 Suku = 5 suku

 Variabel = s2, a, a3, dan t4

 Koefisien = koefisien dari s2 = 2

koefisien dari a = 3

koefisien dari a3 = 4

koefisien dari t4 = 5

 Konstanta = 7
Mata Pelajaran : Matematika
Kelompok :
Kelas/Semester : VII/1 Nama siswa :
Materi : Bentuk Aljabar
Pertemuan : Kedua

Petunjuk :

1. Tulis nama anggota kelompok anda ditempat yang telah disediakan


2. Kerjakan tugas yang ada pada lembar kegiatan ini sesuai intruksi guru.
3. Kerjakan tugas berikut bersama teman kelompokmu. Diskusikan setiap
permasalahan yang ditemui.

Soal
1. Tentukan penjumlahan 5a + 3b dengan 6a – 4b !

Penyelesaian :

2. Tentukan penjumlahan 20a − 14b + 6 oleh 7a − 11b + 4c !

Penyelesaian :
3. Kurangkan 11x + 8y dengan 7x – 6y !

Penyelesaian :

4. Tentukanlah jika P = 4x2 + 3x dan Q = 5x - x2, maka P – 2Q !

Penyelesaian :
5. Tentukan hasil pengurangan bentuk aljabar 2b – 3a + 5c dari 5a – 2c – 3b !
KUNCI JAWABAN LEMBAR KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Materi : Bentuk Aljabar

Pertemuan : Kedua
1. (5a +3b) + (6a − 4b) = 5a +3b + 6a + (-4b)
= 5a + 6a + 3b + (-4b)
=11a + (-1b)
= 11a – 1b atau 11a – b

2. (20a − 14b + 6) + (7a − 11b + 4c) = 20a − 14b + 6 + 7a + (−11b) + 4c


= 2a + 7a – 14b - 11b + 4c + 6
= 9a – 25b + 4c + 6

3. (11x + 8y) – (7x – 6y) = 11x + 8y – 7x + 6y


= 11x – 7x + 8y + 6y
= 4x + 14y
4. P = 4x + 3x dan Q = 5x - x2, maka P – 2Q
2

= P – 2Q
= 4x2 + 3x – 2(5x - x2)
= 4x2 + 3x – 10x + 2x2
= 4x2 + 2x2 + 3x – 10x
= 6x2 – 7x

5. 5a – 2c – 3b – (2b – 3a + 5c)
= 5a – 2c – 3b – 2b – 3a + 5c
= 5a + 3a – 3b – 2b – 5c – 2c
= 8a – 5b – 7c
Mata Pelajaran : Matematika
Kelompok :
Kelas/Semester : VII/1 Nama siswa :
Materi : Bentuk Aljabar
Pertemuan : Ketiga

Petunjuk :

1. Tulis nama anggota kelompok anda ditempat yang telah disediakan


2. Kerjakan tugas yang ada pada lembar kegiatan ini sesuai intruksi guru.
3. Kerjakan tugas berikut bersama teman kelompokmu. Diskusikan setiap
permasalahan yang ditemui.

Soal
1. Tentukan hasil dari 50 (j + 6) !

Penyeleaian :
2. Tentukan hasil perkalian dari x + 10 dengan x + 2 !

Penyelesaian :

3. Tentukan hasil perkalian dari y – 2 dengan y + 12 !

Penyelesaian :
KUNCI JAWABAN LEMBAR KEGIATAN SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Materi : Bentuk Aljabar

Pertemuan : Ketiga

1. 50 (j + 6) = (50 x j) + (50 x 6)

= 50j + 300

2. (x + 10) (x + 2) = (x x x) + (x x 2) + (10 x x) + (10 x 2)

= x2 + 2x + 10x + 20
= x2 + 12x + 20
3. (y – 2) (y + 12) = (y x y) + (y x 12) + (-2 x y) + (-2 x 12)
= y2 + 12y – 2y – 24
= y2 + 10y – 24
Mata Pelajaran : Matematika
Kelompok :
Kelas/Semester : VII/1 Nama siswa :
Materi : Bentuk Aljabar
Pertemuan : Keempat

Petunjuk :

1. Tulis nama anggota kelompok anda ditempat yang telah disediakan


2. Kerjakan tugas yang ada pada lembar kegiatan ini sesuai intruksi guru.
3. Kerjakan tugas berikut bersama teman kelompokmu. Diskusikan setiap
permasalahan yang ditemui.

Soal
1. Tentukan hasil bagi dari 12x3 + 4x2 oleh 4

Penyelesaian :
2. Tentukanlah hasil bagi dari 16x2 + 20x – 16 oleh 2

Penyelesaian :

3. Tentukan hasil pembagian dari 12a3 + 10a2 – 14a oleh 2a !

Penyelesaian :
4. Tentukan hasil bagi dari 2x3 + 7x2 – 14x - 40 oleh 2x – 5 !

Penyelesaian :

KUNCI JAWABAN LEMBAR KEGIATAN SISWA


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Materi : Bentuk Aljabar

Pertemuan : Keempat

3x3 + x2
1. √
12x3
4x2
4x2
0

8x2 + 5x – 4
2. √
16x2
20x – 16
20x
-16
-16
0

6a2 + 5a - 7

3. √ –

12a3

10a2 – 14a
10a2
-14a
-14a
0

x2 + 6x + 8
4. 2x - 5√ –

- 5x2
12x2 – 14x - 40
12x2 – 30x
16x – 40
16x – 40
0
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR “PRETEST”
Sekolah : SMP Negeri 26 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Pokok Bahasan : Bentuk Aljabar
Bentuk Soal : Uraian
Jumlah No. Bobot
Kompetensi Dasar Indikator
Soal Soal Soal
3.6 Menjelaskan 3.6.1 Siswa mampu 1 1 1
menjelaskan bentuk
bentuk aljabar dan
aljabar dan unsur-
unsur-unsurnya
unsurnya menggunakan
menggunakan masalah kontekstual.

masalah kontekstual

3.7 Menjelaskan 3.7.1 Siswa mampu 2 2.a 6


dan melakukan menjelaskan dan melakukan 2.b
operasi pada bentuk operasi hitung penjumlahan
aljabar dan pengurangan pada bentuk
(penjumlahan, aljabar.
pengurangan, 3.7.2 Siswa mampu 1 3 2
perkalian, dan menjelaskan dan melakukan
pembagian) operasi perkalian pada bentuk
aljabar.
3.7.3 Siswa mampu 1 4 2
menjelaskan dan melakukan
operasi pembagian pada
bentuk aljabar.
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR“POSTEST”
Sekolah : SMP Negeri 26 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Pokok Bahasan : BentukAljabar
BentukSoal : Uraian

Jumlah No. Bobot


Kompetensi Dasar Indikator
Soal Soal Soal
3.6 Menjelaskan 3.6.1 Siswa mampu 1 1 4
menjelaskan bentuk
bentuk aljabar dan
aljabar dan unsur-
unsur-unsurnya
unsurnya menggunakan
menggunakan masalah kontekstual.

masalah kontekstual

3.7 Menjelaskan 3.7.1 Siswa mampu 2 2.a 6


dan melakukan menjelaskan dan melakukan 2.b
operasi pada bentuk operasi hitung penjumlahan
aljabar dan pengurangan pada bentuk
(penjumlahan, aljabar.
pengurangan, 3.7.2 Siswa mampu 1 3 3
perkalian, dan menjelaskan dan melakukan
pembagian) operasi perkalian pada bentuk
aljabar.
3.7.3 Siswa mampu 1 4 5
menjelaskan dan melakukan
operasi pembagian pada
bentuk aljabar.
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 26 MAKASSAR
ALAMAT : JL. TRAKTOR NO. IV, MANGASA, TAMALATE

DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KELAS VII 2

Pertemuan
NO L/P
NAMA SISWA 1 2 3 4 5 6
1 A. Reni Sulastri P √ √ √ √ √ √
2 Alika Natasya P √ √ √ √ a √
3 Adriansyah L √ √ √ √ √ √
4 Adik Sholeh Ramadhana L √ √ i √ √ √
5 Dini Aminarti P √ √ √ √ √ √
6 Dwi Yunita Ahmad P √ √ √ √ √ √
7 Fitriani P √ √ √ √ √ √
8 Khaerunnisa P √ √ √ √ √ √
9 Kelvi Kholiq Saputra L √ √ √ √ √ √
10 Lisna Patresia P √ √ a √ √ √
11 Muh. Asrul L √ √ √ √ √ √
12 Muh. Rais Anwar L √ √ √ √ √ √
13 Muh. Thamrin L √ √ √ √ √ √
14 Mirnawati P √ √ √ √ √ √
15 Nurul Aziza P √ √ √ √ √ √
16 Nurul Syakira Putri P √ √ √ √ √ √
17 Sahwa Salsabilka P √ √ √ √ √ √
18 Salsa Nabila Berliana P √ √ √ √ √ √
19 St. Fatimah Azzahra Z P √ √ √ √ √ √
20 Ramadhan L √ √ √ √ √ √
21 Ridwan Afrianto Saputra L √ √ √ √ √ √
22 Yudha Ortis Nakesha L √ √ √ √ √ √
23 Alfira P √ √ √ √ √ √
24 Naura Adiasta Anas P √ √ √ √ a √
25 Andi Imelda P √ √ √ √ √ √
26 Muh. Fahmi Ahmad L √ √ √ √ √ √

Jumlah 26 26 24 26 25 26

Rekapitulasi Keterangan :
Laki – laki : 10 Orang √ = Hadir
Perempuan : 16 Orang a = Alpa
Jumlah : 26 Orang s = Sakit
i = Izin

Makassar, November 2017

Peneliti

Hasnah
NIM. 10536448213
LAMPIRAN
B
1. Soal Tes Hasil Belajar

2. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

3. Daftar Nilai Siswa

4. Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar

5. Analisis SPSS

6. Analisis Manual
TES HASIL BELAJAR PRETEST
SMP NEGERI 26 MAKASSAR

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII/I
Waktu : 80 Menit
Petunjuk Soal :
1. Tulislah Nama, NIS, dan Kelas terlebih dahulu, kemudian jawablah soal-
soal di bawah ini pada lembar jawaban yang telah disediakan.
2. Kerjakanlah terlebih dahulu soal-soal yang dianggap lebih mudah
3. Kerjakan dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya pada kemampuan
sendiri.
4. Periksalah dengan teliti pekerjaan anda sebelum dikumpul.

Soal
1. Tentukan suku, koefisien, variabel, dan konstanta dari bentuk aljabar
x + 3y + 9.
2. Tentukan hasil dari :
a. (5a + 3b) + (9a – 2b)
b. (5z + 3) – (2z – 7)
3. Tentukan hasil dari 5 (2y – 10)
4. Tentukan hasil bagi dari 64 x : 8

***Selamat Bekerja***
PEDOMAN PENSKORAN
TES HASIL BELAJAR (PRETEST)

No Kunci Jawaban Skor Bobot

1. x + 3y + 9
 Sebanyak 3 suku 1
 Koefisien : 1 dan 3 1 4
 Variabel : x dan y 1
 Konstanta : 9 1

a. (5a + 3b) + (9a – 2b)


1
= 5a + 3b + 9a – 2b
1
= 5a + 9a + 3b – 2b
1
= 14a + b
2 6
b. (5z + 3) – (2z – 7)
= 5z + 3 – 2z + 7 1
= 5z – 2z + 3 + 7 1
= 3z + 10 1
3 5 (2y – 10) = 5 x 2y – 5 x 10 1
2
= 10y – 50 1
= x 1
4 2
=8x 1

TOTAL 14 14

Keterangan :
TES HASIL BELAJAR POSTTEST
SMP NEGERI 26 MAKASSAR

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII/I
Waktu : 2 x 40 Menit
Petunjuk Soal :
1. Tulislah Nama, NIS, dan Kelas terlebih dahulu, kemudian jawablah soal-soal
di bawah ini pada lembar jawaban yang telah disediakan.
2. Kerjakanlah terlebih dahulu soal-soal yang dianggap lebih mudah
3. Kerjakan dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya pada kemampuan
sendiri.
4. Periksalah dengan teliti pekerjaan anda sebelum dikumpul.

Soal
1. Tentukan suku, koefisien, variabel, dan konstanta dari bentuk aljabar 6x + 3y +
10
2. Tentukan hasil penjumlahan bentuk aljabar dari :
a. (20a + 19b + 6c) + (10a + 25b + 15c)
b. (20p – 12) – (8p - 5)
3. Tentukan hasil dari (x + 3) x (x – 2)
4. Tentukan hasil bagi dari x3 + 2x2 – 5x - 6 oleh x – 2 !

***Selamat Bekerja***
PEDOMAN PENSKORAN
TES HASIL BELAJAR (POSTTEST)

No Kunci Jawaban
Skor Bobot
1 6x + 3y + 10
1
 Sebanyak 3 suku 1
 Koefisien : 6 dan 3 1 4
 Variabel : x dan y 1
 Konstanta : 10

a. (20a + 19b + 6c) + (10a + 25b + 15c) 1


= 20a + 19b + 6c + 10a + 25b + 15c 1
= 20a + 10a + 19b + 25b + 6c + 15 c 1
= 30a + 44 b + 21c
2 6
b. (20p – 12) – (8p - 5)
= 20p + 12 – 8p + 5 1
1
= 20p – 8p + 12 + 5
1
= 12p + 7
(x + 3) x (x – 2)
= ( x x x) + (x x (-2)) + (3 x x) + (3 x (-2) 1
3 3
= x2 - 2 x + 3 x - 6 1
= x2 – x - 6 1
x2 + 4x + 3
1
x-2√ –
x3 – 2x2 1
4x2 – 5x 6
4 4x2 – 8x 1 5
3x – 6
3x 6 1
0 1
Jadi, hasil bagi 20x2 + 12x – 16 oleh x - 2 adalah x2 + 4x
+3
TOTAL 18 18

Keterangan :
NILAI HASIL BELAJAR MATEMATIA SISWA
“PRETEST” DAN “POSTTEST”
NO NAMA P/L PRETEST POSTTEST
1 A. Reni Sulastri P 70 80
2 Alika Natasya P 70 97
3 Adriansyah L 71 84
4 Adik Sholeh Ramadhana L 35 82
5 Dini Aminarti P 25 63
6 Dwi Yunita Ahmad P 56 84
7 Fitriani P 45 84
8 Khaerunnisa P 40 76
9 Kelvi Kholiq Saputra L 23 47
10 Lisna Patresia P 40 86
11 Muh. Asrul L 45 88
12 Muh. Rais Anwar L 59 84
13 Muh. Thamrin L 25 80
14 Mirnawati P 43 76
15 Nurul Aziza P 15 72
16 Nurul Syakira Putri P 62 84
17 Sahwa Salsabilka P 55 74
18 Salsa Nabila Berliana P 50 70
19 St. Fatimah Azzahra Z P 40 80
20 Ramadhan L 40 82
21 Ridwan Afrianto Saputra L 42 58
22 Yudha Ortis Nakesha L 55 84
23 Alfira P 55 76
24 Naura Adiasta Anas P 55 70
25 Andi Imelda P 53 74
26 Muh. Fahmi Ahmad L 53 86
DATA PENELITIAN
PRETEST
NO
Nama Skor Kategori Ketuntasan
1 A. Reni Sulastri 70 Sedang Tuntas

2 Alika Natasya 70 Sedang Tuntas

3 Adriansyah 71 Sedang Tuntas

4 Adik Sholeh Ramadhana 35 Sangat Rendah Tidak Tuntas

5 Dini Aminarti 25 Sangat Rendah Tidak Tuntas

6 Dwi Yunita Ahmad 56 Rendah Tidak Tuntas

7 Fitriani 45 Sangat Rendah Tidak Tuntas

8 Khaerunnisa 40 Sangat Rendah Tidak Tuntas

9 Kelvi Kholiq Saputra 23 Sangat Rendah Tidak Tuntas

10 Lisna Patresia 40 Sangat Rendah Tidak Tuntas

11 Muh. Asrul 45 Sangat Rendah Tidak Tuntas

12 Muh. Rais Anwar 59 Rendah Tidak Tuntas

13 Muh. Thamrin 25 Sangat Rendah Tidak Tuntas

14 Mirnawati 43 Sangat Rendah Tidak Tuntas

15 Nurul Aziza 15 Sangat Rendah Tidak Tuntas

16 Nurul Syakira Putri 62 Rendah Tidak Tuntas

17 Sahwa Salsabilka 55 Rendah Tidak Tuntas

18 Salsa Nabila Berliana 50 Rendah Tidak Tuntas

19 St. Fatimah Azzahra Z 40 Sangat Rendah Tidak Tuntas

20 Ramadhan 40 Sangat Rendah Tidak Tuntas

21 Ridwan Afrianto Saputra 42 Sangat Rendah Tidak Tuntas

22 Yudha Ortis Nakesha 55 Rendah Tidak Tuntas

23 Alfira 55 Rendah Tidak Tuntas

24 Naura Adiasta Anas 55 Rendah Tidak Tuntas

25 Andi Imelda 53 Rendah Tidak Tuntas

26 Muh. Fahmi Ahmad 53 Rendah Tidak Tuntas


DATA PENELITIAN
POSSTEST
NO
Nama Skor Kategori Ketuntasan
1 A. Reni Sulastri 80 Tinggi Tuntas

2 Alika Natasya 97 Sangat Tinggi Tuntas

3 Adriansyah 84 Tinggi Tuntas

4 Adik Sholeh Ramadhana 82 Tinggi Tuntas

5 Dini Aminarti 63 Rendah Tidak Tuntas

6 Dwi Yunita Ahmad 84 Tinggi Tuntas

7 Fitriani 84 Tinggi Tuntas

8 Khaerunnisa 76 Sedang Tuntas

9 Kelvi Kholiq Saputra 47 Sangat Rendah Tidak Tuntas

10 Lisna Patresia 86 Tinggi Tuntas

11 Muh. Asrul 88 Tinggi Tuntas

12 Muh. Rais Anwar 84 Tinggi Tuntas

13 Muh. Thamrin 80 Tinggi Tuntas

14 Mirnawati 76 Sedang Tuntas

15 Nurul Aziza 72 Sedang Tuntas

16 Nurul Syakira Putri 84 Tinggi Tuntas

17 Sahwa Salsabilka 74 Sedang Tuntas

18 Salsa Nabila Berliana 70 Sedang Tuntas

19 St. Fatimah Azzahra Z 80 Tinggi Tuntas

20 Ramadhan 82 Tinggi Tuntas

21 Ridwan Afrianto Saputra 58 Rendah Tidak Tuntas

22 Yudha Ortis Nakesha 84 Tinggi Tuntas

23 Alfira 76 Sedang Tuntas

24 Naura Adiasta Anas 70 Sedang Tuntas

25 Andi Imelda 74 Sedang Tuntas

26 Muh. Fahmi Ahmad 86 Tinggi Tuntas


A. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Frequencies
Statistics

PRETEST POSTTEST
N Valid 26 26

Missing 0 0

Mean 47.0000 77.7308

Median 47.5000 80.0000

Std. Deviation 14.66697 10.27836

Variance 215.120 105.645

Range 56.00 50.00

Minimum 15.00 47.00

Maximum 71.00 97.00

Frequency Table
POSTTEST

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 47 1 3.8 3.8 3.8
58 1 3.8 3.8 7.7
63 1 3.8 3.8 11.5
70 2 7.7 7.7 19.2
72 1 3.8 3.8 23.1
74 2 7.7 7.7 30.8
76 3 11.5 11.5 42.3
80 3 11.5 11.5 53.8
82 2 7.7 7.7 61.5
84 6 23.1 23.1 84.6
86 2 7.7 7.7 92.3
88 1 3.8 3.8 96.2
97 1 3.8 3.8 100.0
Total 26 100.0 100.0
PRETEST
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 1 3.8 3.8 3.8
23 1 3.8 3.8 7.7
25 2 7.7 7.7 15.4
35 1 3.8 3.8 19.2
40 4 15.4 15.4 34.6
42 1 3.8 3.8 38.5
43 1 3.8 3.8 42.3
45 2 7.7 7.7 50.0
50 1 3.8 3.8 53.8
53 2 7.7 7.7 61.5
55 4 15.4 15.4 76.9
56 1 3.8 3.8 80.8
59 1 3.8 3.8 84.6
62 1 3.8 3.8 88.5
70 2 7.7 7.7 96.2
71 1 3.8 3.8 100.0
Total 26 100.0 100.0

Histogram
B. ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL

1. Uji Normalitas

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRETEST 26 100.0% 0 .0% 26 100.0%
POSTTEST 26 100.0% 0 .0% 26 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

PRETEST .124 26 .200* .960 26 .387


POSTTEST .164 26 .069 .903 26 .018
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRETEST 26 100.0% 0 .0% 26 100.0%
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Pengujian Hipotesis Minor berdasarkan Kriteria Ketuntasan

Minimal

One-Sample Statistics

Std. Std. Error


N Mean Deviation Mean

PRETEST 26 47.0000 14.66697 2.87643


POSTTEST 26 77.7308 10.27836 2.01575

One-Sample Test

Test Value = 0.29

95% Confidence Interval of

Sig. (2- Mean the Difference

t Df tailed) Difference Lower Upper

PRETEST 16.239 25 .000 46.71000 40.7859 52.6341


POSTTEST 38.418 25 .000 77.44077 73.2893 81.5923
b. Pengujian Hipotesis Minor berdasarkan Gain (Peningkatan)

T-Test
One-Sample Statistics
Std. Std. Error
N Mean Deviation Mean
PRETEST 26 47,0000 14,66697 2,87643
POSTTEST 26 77,7308 10,27836 2,01575
GAIN 26 ,5704 ,16629 ,03261

One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval of
Sig. (2- Mean the Difference

t df tailed) Difference Lower Upper


PRETEST 16,340 25 ,000 47,00000 41,0759 52,9241
POSTTEST 38,562 25 ,000 77,73077 73,5793 81,8823
GAIN 17,490 25 ,000 ,57038 ,5032 ,6375

Gain Ternormalisasi
Uji – t one sample test
̅
t= ⁄√

7
t= ⁄√

t= ⁄

t=

t = 9,03

t1-a = t(1-0,05;dk)

= t(0,95;25)

= 1,69

ttabel = 1,69

thitung = 8,08

thitung > ttabel= 8,08 > 1,69 (H0 Ditolak, H1 Diterima)

c. Pengujian Hipotesis Minor berdasarkan Ketuntasan Klasikal

One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PRETEST 26 47,0000 14,66697 2,87643
POSTTEST 26 77,7308 10,27836 2,01575

One-Sample Test
Test Value = 74.9
95% Confidence Interval of the
Mean Difference
t df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper
PRETEST -9,700 25 ,000 -27,90000 -33,8241 -21,9759
POSTTEST 1,404 25 ,173 2,83077 -1,3207 6,9823
Zhitung =

7
Zhitung =

7
Zhitung =

7
Zhitung =

Zhitung =

Zhitung =

Zhitung =

Zhitung = 3,12
Z(0,5–α) = Zhitung = 1,645
Zhitung > Ztabel = 3,12 > 1,645 (H0 Ditolak, H1 Diterima)
ANALISIS DATA DENGAN CARA MANUAL

A. Skor Hasil Belajar Matematika “Pretest”


Analisis Data
Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Model
Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas VII 2 SMP Negeri 26
Makassar
Banyaknya
Skor (xi) fi.xi xi2 fi.xi2
Siswa (fi)
15 1 15 225 225
23 1 23 529 529
25 2 50 625 1250
35 1 35 1225 1225
40 4 160 1600 6400
42 1 42 1764 1764
43 1 43 1849 1849
45 2 90 2025 4050
50 1 50 2500 2500
53 2 106 2809 5618
55 4 220 3025 12100
56 1 56 3136 3136
59 1 59 3481 3481
62 1 62 3844 3844
70 2 140 4900 9800
71 1 71 5041 5041
2 2
Jumlah ∑ fi= 26 ∑ fi.xi =1222 ∑ xi = 38578 ∑ fi.xi = 62812
1. Ukuran Sampel = 26
2. Skor Tertinggi = 71
3. Skor Terendah = 15
4. Rentang skor = Skor maksimum – Skor minimum
= 71 – 15
= 56
5. Rata-rata ( X )

X 
 fi.xi  1222  47
 fi 26

6. Variansi (S2)
2
 
n(  fi.xi )    fi.xi 
2

2
S =
i 1  i 1 
n(n  1)

2662812  1222
2
=
26(26  1)

=
1633112  1493284
2625
139828
=
650
= 215,12
7. Standar deviasi (σ)
σ =√

= 14,66
ANALISIS DATA DENGAN CARA MANUAL

B. Skor Hasil Belajar Matematika “Postest”


Analisis Data
Deskriptif Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Model
Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas VII 2 SMP Negeri 26
Makassar
Banyaknya
Skor (xi) fi.xi xi2 fi.xi2
Siswa (fi)
47 1 47 2209 2209
58 1 58 3364 3364
63 1 63 3969 3969
70 2 140 4900 9800
72 1 72 5184 5184
74 2 148 5476 10952
76 3 228 5776 17328
80 3 240 6400 19200
82 2 164 6724 13448
84 6 504 7056 42336
86 2 172 7396 14792
88 1 88 7744 7744
97 1 97 9409 9409
Jumlah ∑ fi= 26 ∑ fi.xi = 2021 ∑ xi = 75607 ∑ fi.xi2 = 159735
2

1. Ukuran Sampel = 26
2. Skor Tertinggi = 97
3. Skor Terendah = 47
4. Rentang skor = Skor maksimum – Skor minimum
= 97 – 47
= 50
5. Rata-rata ( X )

X 
 fi.xi  2021  77,73
 fi 26

6. Variansi (S2)
2
 
n(  fi.xi )    fi.xi 
2

2
S =
i 1  i 1 
n(n  1)
26159735  2021
2
=
26(26  1)

=
4153110  4084441
2625
68669
=
650
= 105,645
7. Standar deviasi (σ)
σ =√

= 10,728
LAMPIRAN
C

1. Analisis Aktivitas Siswa

2. Angket Respons Siswa

3. Analisis Respons Siswa

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan

Pembelajaran

5. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran


ANALISIS AKTIVITAS SISWA
Deskripsi Aktivitas Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Matematika
melalui Model Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan Persentase
No Aktivitas Siswa (%)
I II III IV V VI

Aktivitas Positif
1. Siswa memperhatikan secara
seksama tujuan pembelajaran 22 22 24 25 89,42
yang disampaikan oleh guru.
2. Siswa yang mengajukan
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan pada saat 21 23 23 24 87,5
pengajaran masalah yang
berorientasi. P
3. Siswa yang memberikan
tanggapan/pendapat lain dan R
memberikan bantuan kepada 20 22 24 24 86,53
teman kelompoknya saat E P
proses pembelajaran.
4. Siswa yang aktif dalam T O
21 23 23 25 88,46
kelompoknya.
E S
5. Siswa yang memperlihatkan
kesungguhan dalam S 21 20 23 23 T 83,65
mengerjakan tugas.
6. Siswa yang aktif mengerjakan T T
soal latihan dan berani
20 22 24 24 E 86,53
mempresentasikannya di depan
kelas.
7. Siswa yang aktif S
menjawab/menyelesaikan LKS 22 22 23 24 87,5
T
secara berkelompok.
8. Siswa yang mengikuti proses
belajar mengajar sampai akhir 26 24 26 25 97,11
pembelajaran.
Jumlah 706,7
Rata-rata persentase 88,33
Aktivitas Negatif
9 Melakukan kegiatan lain pada
saat proses pembelajaran 4 2 2 1 8,65
berlangsung (ribut dan
bermain).
Jumlah 8,85
Rata-rata persentase 8,65
1. Rata-rata aktivitas positif siswa ( X )

X =
7 7
X =

X = 78,52

2. Rata-rata aktivitas Negatif siswa ( X )


X =

X =

X = 8,65
ANALISIS ANGKET RESPONS SISWA
Deskripsi Respons Siswa terhadap Pembelajaran Matematika Melalui Model
Problem Based Learning (PBL)
Presentase
Pertanyaan/Pernyataan Frekuensi
No (%)
Kategori Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah anda senang memperhatikan
penjelasan guru selama belajar bentuk aljabar? 22 4 84,61 15,38
Alasan:

2 Apakah anda senang berdiskusi dengan teman


kelompok saat mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru? 20 6 76,92 23,07
Alasan:

3. Apakah anda senang jika guru membimbing


pada saat mengerjakan soal yang belum
dipahami? 23 3 88,46 11,53
Alasan:

4. Apakah dengan adanya lembar kerja siswa


(LKS) dapat mendukung proses belajar anda
sehingga lebih memahami pelajaran bentuk 21 5 80,76 19,23
aljabar?
Alasan:

5. Apakah anda senang jika dipanggil oleh guru


untuk mempresentasikan hasil pemecahan
masalah dari masing – masing kelompok? 20 6 76,92 23,07
Alasan:

6. Saya mempunyai lebih banyak kesempatan


untuk menyampaikan pertanyaan atau pendapat
kepada siswa lain/ guru mengenai 24 2 92,30 7,69
pembelajaran matematika bentuk aljabar
Alasan:

7. Pembelajaran ini memberikan saya pengalaman


belajar yang lebih banyak dalam membangun
pengetahuan saya 23 3 88,46 11,53
Alasan:

8. Proses pembelajaran sangat membantu saya


26 0 100 0
dalam memahami materi bentuk aljabar
Alasan:

9. Apakah anda senang mengerjakan tugas-tugas


yang diberikan oleh guru, untuk lebih
memudahkan mengingat materi yang diajarkan 25 1 96,15 3,84
Alasan:

Rata-rata keseluruhan 87,17 12,81

1. Rata-rata siswa yang memilih ya

X =

7 7
X = = 9,66

2. Rata-rata siswa yang memilih tidak

X =

X = = 1,42
ANALISIS KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN RATA-
ASPEK PENGAMATAN DESKRIPSI
RATA
1 2 3 4 5 6
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan
3 4 4 4 3,75 Sangat Aktif
mengucapkan salam
2. Guru mengajak peserta didik P
P
berdo’a sesuai dengan agama dan R 3 4 4 4 3,75 Sangat Aktif
E O
keyakinan masing-masing
T S
3. Guru mengecek kehadiran peserta
4 3 4 4 T 3,75 Sangat Aktif
didik E
S T
4. Guru menyampaikan tujuan
T 4 4 4 4 E 4 Sangat Aktif
pembelajaran yang akan dicapai
S
5. Guru memotivasi peserta didik
3 3 3 3 T 3,5 Sangat Aktif
untuk belajar
Rata-rata 3,75 Sangat Aktif
Kegiatan Inti
Fase 1 : Orientasi tentang
permasalahannya kepada peserta
didik. 4 4 3 4 3,75 Sangat Aktif
1. Guru menjelaskan materi secara
singkat
2. Guru memberikan suatu
permasalahan yang ada di buku
siswa untuk mengamati bentuk 3 4 3 4 3,5 Sangat Aktif
aljabar

3. Guru meminta siswa untuk


menuliskan informasi apa yang
2 3 4 4 3,25 Aktif
mereka dapatkan dari
permasalahan itu
Fase 2 : Mengorganisasi peserta
didik untuk belajar
4. Guru membagi peserta didik 4 4 3 4 3,75 Sangat Aktif
kedalam beberapa kelompok yang
terdiri dari 4 - 5 orang.
5. Guru membagikan LKS kepada
4 3 4 4 3,75 Sangat Aktif
masing-masing kelompok
6. Guru memberikan bantuan berupa
arahan kepada siswa tentang 3 3 3 4 3,25 Aktif
kesulitan yang sedang dialaminya
Fase 3 : Membantu investigasi
penyelesaian masalah secara
mandiri dan kelompok 2 4 3 4 3,25 Aktif
7. Guru membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah
8. Guru berkeliling mengawasi dan 4 4 3 3 3,5 Sangat Aktif
membimbing siswa dalam
memecahkan masalah
9. Guru mendorong siswa untuk
melakukan kerjasama antar teman 4 3 2 3 3 Aktif
dalam kelompoknya
Fase 4 : Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
10. Guru meminta setiap kelompok 2 3 3 4 3 Aktif
untuk mempresentasikan
jawabannya di depan kelas
11. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa lainnya untuk
2 3 3 4 3 Aktif
bertanya dan menanggapi hasil
presentasi temannya.
Fase 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi proses mengatasi
masalah
3 3 3 4 3,25 Aktif
12. Guru membantu siswa dalam
mengkaji ulang proses ataupun
hasil pemecahan masalah yang
dilakukan siswa
13. Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
3 4 4 4 3,75 Sangat Aktif
bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami
14. Siswa bersama guru membuat
3 3 4 4 3,5 Sangat Aktif
simpulan materi pelajaran
Rata-rata 3,39 Aktif
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan PR yang
4 4 4 4 4 Sangat Aktif
dikerjakan secara individu
2. Guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan 4 4 4 4 4 Sangat Aktif
selanjutnya
3. Guru mengakhiri pembelajaran
4 4 3 4 3,75 Sangat Aktif
dengan mengucapkan salam
Rata-rata 3,91 Sangat Aktif
Rata-rata Keseluruhan 3,68 Sangat Aktif
LAMPIRAN
D

1. Persuratan

2. Dokumentasi

3. PPT
DOKUMENTASI

\
RIWAYAT HIDUP

Hasnah. Lahir di Bantaeng 05 Mei 1995. Anak pertama dari

dua bersaudara yang merupakan anak dari pasangan H.

Mading dan Hj. Saenab.

Penulis menyelesaikan studi pada tingkat Sekolah Dasar (SD)

pada SDN NO. 24 Salembah Kota Bulukumba pada tahun

2007. Kemudian Pada tahun 2010, penulis menyelesaikan studi di SMP Negeri 2

Bulukumba. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah

Kejuruan di SMA PGRI Bulukumba selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013

penulis dinyatakan sebagai mahasiswa Program Strata 1 (S1) Jurusan Pendidikan

Matematika pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat karunia Allah Subhanahu Wata’ala, penulis dapat menyelesaikan

studi di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi yang

berjudul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Problem

Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VIISMP Negeri 26 Makassar”.

Anda mungkin juga menyukai