Anda di halaman 1dari 209

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
KELAS V SDN 351 KAWASAN AMMA TOWA KECAMATAN
KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

SALMAWATI
1647040032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
KELAS V SDN 351 KAWASAN AMMA TOWA KECAMATAN
KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Strata Satu (S1)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

Oleh

SALMAWATI
1647040032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MARET 2020

ii
iii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Salmawati

Nim 1647040032

Jurusan/Prodi :PendidikanGuruSekolahDasar(PGSD)S1

Fakultas : IlmuPendidikan

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa kelas V
SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang
KabupatenBulukumba.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar merupakan
hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan atau mengandung unsur plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.
Makassar, 9 November
2020Yang Membuat
Pernyataan

Salmawati
NIM. 1647040032

iv
MOTO

Memulai Sesuatu denganpenuhkeyakinan, menjalankan dengan penuh

keikhlasan,menyelesaikandenganpenuhkebahagiaan.(Salmawati,2020)

Dengan
segalakerendahanhati,KuperuntukkankaryainikepadaAlmamater,Bangsada
nAgamakusertaAyahandakuPuangMattang,IbundaPuangHanira,danSaudar
akutercintasertakeluargadansahabat-
sahabatkuyangtersayangdengantulusdan
ikhlasselalumendoakanku,memberikansemangat,membantu,danmotivasi.Pen
gorbanandandukungankalianmembangkitkansemangatkuuntukmeraihkesuksesan,
semogaAllahSWTmemberikanRahmatdanKeberkahannyakepada
kitasemua.

v
ABSTRAK

Salmawati, 2020. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk


meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN 351 Kawasan
Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Skripsi. Dibimbing oleh
Dr. Andi Makkasau, M.Si dan Dra. St. Nursiah B, M.Pd Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Makassar.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika


pada siswa kelas V. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimanakah
penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil
belajar matematika pada siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN 351 Kawasan
Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif dan jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklus
dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap siklus melalui 4 tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahab observasi, dan tahap refleksi. Fokus
penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
V SDN 351 Kawasan Amma Towa sebanyak 19 orang yang terdiri dari 6 laki-laki
dan 13 perempuan. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer dan
guru sebagai pengajar. Teknik pengumpulan data adalah kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika dengan ketuntasan belajar siklus I pada kategori Tidak Tuntas (TT)
sedangkan siklus II pencapaian ketuntasan berada pada kategori Tuntas (T).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran
berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas
V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang KabupatenBulukumba.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar Matematika

vii
PRAKATA

Assalamu’alaikum WarahmatullahiWabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SDN
351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Makassar dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal hingga selesainya

skripsi ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan. Berkat karunia dari Tuhan Yang

Maha Esa dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, kesulitan ini akhirnya

dapat diselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan setinggi-tingginya serta iringan doa jazakumullah khairan

katsiran kepada Bapak Dr. Andi Makkasau, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dra.

St. Nursiah B, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsiini.

Demikian pula penulis tak lupa menghaturkan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Husain Syam M.TP sebagai Rektor Universitas Negeri Makassar

beserta jajarannya, yang telah memberi peluang untuk mengikutiproses

vii
perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

2. Dr. Abdul Saman, M.Si. Kons selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan,Dr.

Mustafa, M.Si sebagai Pembantu Dekan I, Dr. Pattaufi, M.Pd, dan sebagai

Pembantu Dekan II, Dr. H. Ansar, M.Pd sebagai Pembantu Dekan III FIP UNM

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian dan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama

menempuh pendidikan PGSD S1 FIP UNM.

3. Muhammad Irfan, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Prodi PGSD dan Sayidiman, S.Pd.,

M.Pd selaku Sekretaris Prodi PGSD yang telah mengarahkan dan membimbing

penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

denganbaik.

4. Dra. Hj. Rosdiah Salam, M.Pd sebagai ketua UPP PGSD Makassar yang telah

memberikan izin sehingga penelitian ini dapatdilaksanakan.

5. Dosen Program Studi UPP PGSD Makassar FIP UNM yang telah memberikan

berbagai macam ilmu pengetahuan yang tak ternilai dibangkuperkuliahan.

6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai/ Tata Usaha FIP UNM, atas segala

perhatiannya dan layanan akademik, administrasi, dan kemahasiswaan sehingga

perkuliahan dan penyusunan skripsi berjalanlancar.

7. Dra. Nurfaizah, M. Hum sebagai penguji I, dan Drs. Lutfi B, M. Kes sebabagi

Penguji II, yang telah memberikan saran dan dan masukannya guna memperbaiki

penyusunan skripsiini.

viii
8. Bapak Hasaning, S.Pd selaku Kepala SDN 351 Kawasan Amma Towa serta Ibu

Suryani, S.Pd sebagai guru kelas V dan seluruh siswa kelas V, yang telah

memberikan waktu dalam melakukanpenelitian.

9. Sahabat Nurfitriana Alifia, Indra Wahdania, Ade Tia Putri, Yustika, Sri Yeli

Amalia serta teman-teman PGSD Angkatan 2016 terkhusus kelas M5.2 atas

bantuannya yang tak terhingga baik berupa informasi maupun berupatenaga.

10. Teman-teman SMA tercinta Marlina, Yuni Sarlina, Sinar, Muh. Haris dan Mona Lisa

yang selalu bersedia memberikan dukungan kepada penulis untuk terus maju.

Semoga pertemanan ini akan terus berlanjut hingga nanti kita berada dijalan sukses

masing-masing.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

hingga terselesaikan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati teristimewa kepada kedua orang

tuaku tercinta Ayahanda Puang Mattang, Ibunda Puang Hanira dan seluruh keluarga

yang telah memberikan segala bantuan, doa, curahan kasih sayangnya serta

dukungan moral maupun materil mulai awal sampai penyelesaian studi. Penulis

berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat khususnya kepada penulis dan pembaca padaumumnya.

Makassar, 31 Oktober 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMANSAMPUL i

HALAMANJUDUL ii

HALAMANPERSETUJUANPEMBIMBING iii

PERNYATAANKEASLIANSKRIPSI iv

MOTO v

ABSTRAK vi

PRAKATA vii

DAFTARISI x

DAFTARTABEL xii

DAFTARGAMBAR xiii

DAFTARLAMPIRAN xiv

BABI PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah 1

B. RumusanMasalah 6

C. TujuanPenelitian 6

D. ManfaatPenelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Pustaka 9

B. Kerangka Pikir 26
x
C. HipotesisPenelitian 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan danJenisPenelitian 30

B. FokusPenelitian 31

C. Setting danSubjek Penelitian 32

D. ProsedurPelaksanaan Tindakan 33

E. Teknik dan ProsedurPengumpulan Data 37

F. Teknik Analisis Data danIndikatorKeberhasilan 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian 43

B. Pembahasan 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 73

B. Saran 74

DAFTARPUSTAKA 76

LAMPIRAN 78

RIWAYATHIDUP 193

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Langkah-Langkah Model PembelajaranBerbasisMasalah 14

3.1 Indikator PencapaianAktivitasPembelajaran 41

3.3 Indikator Ketuntasan dan KetidaktuntasanHasilBelajar 42

4.1 Data Deskripsi Frekuensi dan Persentase Nilai Tes Hasil BelajarSiklus I 54

4.2 Data Deskripsi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil BelajarSiklus I 55

4.3 Data Deskripsi Frekuensi dan Persentase Nilai Tes Hasil BelajarSiklus II 66

4.4 Data Deskripsi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil BelajarSiklus II 67

xiii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Nomor Judul Halaman

2.1 KerangkaPikirPenelitian 28

3.2 Desain Penelitian menurut Arikunto (Paizaluddin,dkk.2013) 34

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Perangkat Pembelajaran Siklus I PertemuanI 79

2. Perangkat Pembelajaran Siklus I PertemuanII 92

3. Perangkat Pembelajaran Siklus II PertemuanI 110

4. Perangkat Pembelajaran Siklus II PertemuanII 123

5. Lembar Observasi Aktivitas MengajarGuru 130

6. Lembar Observasi Aktivitas BelajarSiswa 133

7. Lembar Kerja PesertaDidik 136

8. Data Hasil Tes Belajar SiklusI 109

9. Data Hasil Tes Belajar SiklusII 140

10. RekapitulasiNilaiTesHasilBelajarSiklusIdanSiklusII 141

11. DokumentasiPenelitian 142

12. Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan SiklusII 143

13. Surat Izin Penelitian dari Universitas NegeriMakassar 144

14. Surat Izin Penelitian dari Permodalan Provinsi SulawesiSelatan 145

15. Surat Izin Penelitian dari Pemerintah KotaMakassar 146

16. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan KotaMakassar 147

17. Surat Keterangan telah MelaksanakanPenelitian 148

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi semua manusia karena manusia

lahir dalam keadaan yang tidak mempunyai apa-apa dan tidak tahu apapun. Dengan

Pendidikanlah manusia dapat memilih kemampuan pengetahuan dan juga

kepribadianyangselaluberkembang.Pendidikanakanmelahirkanpesertadidikyang

mempunyai kompetensi dan keterampilan untuk dikembangkan di tengah-tengah

masyarakat. Dengan kata lain pendidikan merupakan interaksi individu dengan

lingkungannya, baik secara formal di sekolah ataupun secara non formal di luar

sekolah.

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia disusun berlandaskan kepada

kebudayaan bangsa Indonesia dengan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945

sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan sistem

pendidikan nasional disusun sedemikian rupa, meskipun secara garis besar ada

persamaan dan perbedaan dengan sistem pendidikan nasional dengan bangsa lain,

sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa Indonesia yang

secara geografis, historis, dan kultural berciri khas. Oleh karena itu, pendidikan

merupakan posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa khususnya pada

upaya pengembangan sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam

mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

1
2

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal (3) menyatakan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis secara bertanggung jawab.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuandanteknologi,makaparadigma barupendidikanlebihmenekankanpada

siswa sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa

harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak

terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak

lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi

fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri

mereka sendiri. Seperti pada salah satu mata pelajaran pokok di sekolah dasar yaitu

mata pelajaranMatematika.

Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami

arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian diterapkan pada situasi

nyata. Pembelajaran matematika di sekolah pada umumnya lebih bersifat klasikal,

yakni guru berdiri di depan kelas sedangkan siswa duduk rapi di tempat masing-

masing. Sistem komunikasi yang terjadi pembelajaran seperti ini cenderung satu arah
3

yaitu guru aktif menerangkan, memberi contoh, menyajikan soal atau bertanya.

Sedangkan siswa duduk mendengarkan, menjawab pertanyaan atau mencatat materi

yang disajikan guru.

Guru harus menguasai materi maupun keterampilan-keterampilan dalam

mengajar, memilih metode pembelajaran yang tepat, mengubah metode ceramah

yang pada umumnya mereka gunakan dengan metode-metode pembelajaran yang

baru yang lebih efektif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu menumbuhkan

partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas maupun di luar kelas

sehingga hasil belajar siswa dapatmeningkat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara calon peneliti dengan guru

Matematika sekaligus wali Kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba, menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki hasil belajar yang rendah.

Adapun kriteria ketuntasan minimal siswa kelas V SDN 351 Kawasan Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba pada mata pelajaran Matematika yaitu 19. Terdapat 8

siswa yang memenuhi KKM dan 11 siswa yang tidak memenuhi KKM.

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya, faktor dari guru, yaitu 1) guru kurang maksimal
dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari seringnya guru menerapkan
pembelajaran konvensional, 2) kurang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar
apalagi dalam bentuk aktivitas belajar kelompok hal ini terlihat dari pembelajaran
konvensional, pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional
4

yang salah satu di antaranya yaitu metode ceramah. Tujuan pembelajaran yang
menggunakan model konvensional adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu
untuk melakukan sesuatu. Pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan. konvensional yang dilaksanakan dalam berbagai kegiatan
pembelajaran, dan 3) dalam memberikan materi pelajaran kurang menghubungkan
antara materi yang terdapat pada buku dengan keadaan yang ada di lingkungan
sekitar siswa. Sedangkan dari faktor siswa, yaitu 1) siswa kurang memahami konsep
yang diajarkan, 2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan 3) siswa tidak
merasakan manfaat pembelajaran karena tidak dikaitkan langsung dengan kehidupan
nyata, sehingga tidak meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menarik dan
dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika sehingga
siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal, baik dari proses maupun hasil
belajar.

Pembelajaran dikenal berbagai macam model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah model Pembelajaran

Berbasis Masalah. Suprihatiningrum (2016: 215) mengemukakan bahwa

pembelajaran berbasis masalah merupakan “suatu pendekatan pembelajaran, yang

manasiswamengerjakanpermasalahanyangotentikdenganmaksuduntukmenyusun

mengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir

tingkat tinggi, mengembangkan keterampilan dan percayadiri”.

Model pembelajaran berbasis masalah menurut Harrison (Sigit ,2013: 72)

merupakan “pengembangan kurikulum pembelajaran dimana siswa ditempatkan

dalam posisi yang memiliki peranan aktif dalam menyelesaikan setiap permasalahan
5

yang mereka hadapi”. Artinya, model pembelajaran berbasis masalah menuntut

adanya peranan aktif siswa agar dapat mencapai pada penyelesaian masalah yang

diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Model ini dapat membantu siswa untuk dapat terlatih dalam memperoleh atau

membangunpengetahuansendiriberdasarkanpengalamandankejadiandisekitarnya,

sehingga dalam membangun pengetahuannya, siswa tidak hanya terpaku terhadap

teks yang terdapat pada buku. Penerapan model pembelajaran ini dinilai efektif pada

kelas V karena pada tahap ini kemampuan berfikir anak berada pada tahap formal

operasional dimana pada tahap ini anak sudah dapat berfikir abstrak dan sistematis

serta memikirkan hal-hal yang akan mungkinterjadi.

Model pembelajaran berbasis masalah telah menjadi bahan penelitian oleh

Putu Budi Susila dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas V Gugus III Kecamatan Busungbiu tahun 2014 dan hasil

penelitiannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut peneliti yang didasari pada pendapat-pendapat tersebut, penerapan

model pembelajaran berbasis masalah sangat tepat diterapkan pada proses

pembelajaran matematika di sekolah dasar. Dengan penerapan metodetersebut, siswa

diharapkan mampu menyusun ulang pemikirannnya sendiri dalam memecahkan

masalah dan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang pada akhirnya

akan bermuara pada peningkatan hasil belajar matematikasiswa.


6

Berdasarkanuraiandiatas,makacalonpenelitibermaksudmengadakansuatu

penelitian untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan judul penelitian

“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa

Kecamatan Kajang KabupatenBulukumba”.

B. RumusanMasalah

Mengacu pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN 351 Kawasan

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba ?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk

mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN 351 Kawasan

Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

D. ManfaatPenelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ini adalah sebagai berikut:

1. ManfaatTeoretis

a. Bagi akademis/lembaga pendidikan, sebagai informasi yang sangat berharga

dalam rangka perbaikan pengajaran di tingkat sekolah dasar danupaya


7

pengembangan mutu dan hasil pembelajaran yang indikasinya adalah semakin

besarnya motivasi serta meningkatkan belajar matematika.

b. Bagi peneliti selanjutnya, memberi gambaran yang jelas tentang efektivitas

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajran berbasis

masalah.

2. ManfaatPraktis

a. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang positif tentang penggunaan model

pembelajaran berbasis masalah dalam rangka perbaikan prosespembelajaran.

b. Bagi guru, dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan atau petunjuk dalam

upaya mengoptimalkan pembelajaran matematika di sekolahdasar.

c. Bagi siswa, sebagai bahan pembelajaran mandiri dalam rangka peningkatan hasil

belajarnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KajianPustaka

1. Model Pembelajaran BerbasisMasalah

a. Pengertian ModelPembelajaran

Istilah model hampir sama dengan strategi. Menurut Sundari (2015: 108)

menyatakan “strategi pembelajaran sebagai suatu perangkat materi dan prosedur

pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk meningkatkan hasilbelajar

siswa. Satu strategi pembelajaran dapat menggunakan beberapa metode”. Sementara

itu, Menurut Isjoni (2012: 147), merupakan “strategi yang digunakan guru untuk

meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir

kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil belajar yanglebih”.

Istilah model dapat dipahami sebagai suatu kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Rusman (2013: 38)

menyatakan bahwa “model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar”. Sementara itu, Arends (Suprijono, 2015: 65)

mengemukakan bahwa “model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk didalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas”. Model

9
10

pembelajaran dilandasi oleh berbagai prinsip dan teori pengetahuan, diantaranya

prinsip-prinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, dan teori

lain yang membantu. Sehubungan dengan itu, model pembelajaran merupakan

seperangkat materi atau prosedur pemmbelajaran atas dasar landasan teoretis tertentu

untuk tujuan pembelajaran (Rusman, 2013). Model pembelajaran didefinisikan

sebagai gambaran keseluruhan pembelajaran yang kompleks dengan berbagai teknik

dan prosedur yang menjadi bagian pentingnya. Didalam kompleksitas model

pembelajaran, terdapat metode, teknik, dan prosedur yang saling bersinggungan satu

dengan yang lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan seperangkat strategi yang berdasarkan landasan teori dan

penelitian tertentu yang meliputi metode, teknik, prosedur pembelajaran yang

menjadi pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dapat diukur.

b. Pengertian Model Pembelajaran BerbasisMasalah

Sejalan dengan ditemukan dan dikembangkannya berbagai pendekatan dan

model pembelajaran inovatif, guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang

dapat memacu semangat siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman

belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengembangkan

keterampilan berpikir rasional siswa, kreativitas dan kemampuan berpikir kritis, serta

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis

Masalah.
11

Sidiq, dkk (2019: 67) mengemukakan “model pembelajaran berbasis masalah

dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada

proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”. Sedangkan Tan (Rusman,

2017: 335) menjelaskan bahwa “pembelajaran berbasis masalah merupakan

penggunaan berbagai macam kecerdasaan yang diperlukan untuk melakukan

konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala

sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada”. Selain itu, Sudarman (Sam & Qohar,

2015: 157) berpendapat bahwa :

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran


yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
esensial dari materi pelajaran.

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang

penyampaiannyadilakukandengancaramenyajikansuatupermasalahan,mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog.

Permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang

ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah

memungkinkan untuk melatih siswa dalam mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan secara simultan serta mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan

(Sari,2014).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan


12

siswa dalam posisi yang memiliki peranan aktif dalam menyelesaikan setiap masalah

atau menemukan solusi dari setiap permasalahan yang berorientasi pada masalah

dunia nyata, untuk merangsang kemampuan berpikir kritis dan keterampilan

memecahkan masalah. Jadi, dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah

siswa akan mudah memahami materi yang diajarkan karena lebih banyak

menggunakan contoh-contoh kongkrit berdasarkan fakta dalam kehidupansehari-hari

sehingga kemampuan menganalisis siswa terhadap suatu masalah lebihtinggi.

c. Karakteristik Model Pembelajaran BerbasisMasalah

Karakteristik model pembelajaran berbasis masalah dikemukakan oleh

Rusman (2016: 232) yaitu:

(1) permasalahan menjadi starting point atau poin inti dalam belajar; (2)
permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia
nyata yang tidak terstruktur; (3) permasalahan membutuhkan
perspektifganda(multipleperspective);(4)permasalahan,menantang
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang
kemudian membutuhkan identifikasii kebutuhan belajar dan bidang
baru dalam belajar; (5) belajar pengarahan diri menjadi hal yang
utama; (6) pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses
yangesensialdalamPBM;(7)belajaradalahkolaboratif,komunikasi, dan
kooperatif; (8) pengembangan keterampilan inquiri dan pemecahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk
mencari solusi dari sebuah permasalahan; (9) kerterbukaan proses
dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar;
dan (10) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa
danbelajar.

Ciri utama pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pengajuanpertanyaan,

memusatkan kepada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama dan

menghasilkan karya atau peragaan serta kolaborasi. Pembelajaran berbasismasalah


13

tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya

kepada siswa. Pembelajaran berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu

siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah

Arends (Sari, 2014).

Pembelajaran berbasis masalah juga memiliki 3 karakteristik seperti yang

dikemukakan oleh Mirdanda (2019: 27-28) sebagai berikut :

(1) berawal dari masalah dan memecahkan masalah adalah fokus


pelajarannya; (2) peserta didik bertanggung jawab untuk menyusun
strategi dan memecahan masalah; dan (3) pendidik menuntun upaya
peserta didik dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan dukungan
pengajaran lain saat peserta didik berusaha memecahkan masalah.

Dari karakteristik di atas, memperlihatkan bahwa model pembelajaran

berbasis masalah menggambarkan hadirnya model pembelajaran yang dapat

menjadikan siswa lebih aktif, melatih disiplin dan tanggung jawab, mengembangkan

keterampilan berpikir kritis serta terlatih menemukan solusi untuk setiap

permasalahan.

d. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran BerbasisMasalah

Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan masalah yang tidakterstruktur

atau sesuatu yang kacau. Dari kekacauan ini siswa menggunakan berbagai

kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isu nyata yang ada.

Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran berbasis masalah memliki tahapan-

tahapan pelaksanaan tertentu. Ibrahim, dkk (Rusman, 2016: 347) mengemukakan

bahwa langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:


14

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

FASE & INDIKATOR TINGKAH LAKU GURU


Fase 1: Orientasi siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
pada masalah yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah
Fase 2: Membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
untuk belajar dengan masalahtersebut
Fase 3: Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasiyang
pengalaman individual sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
atau kelompok penjelasan dan pemecahanmasalah.
Fase 4: Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
Mengembangkan dan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu
menyajikan hasil karya mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5: Menganalisis Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
& mengevaluasiproses evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang
pemecahanmasalah mereka gunakan.

Menurut Sanjaya (Sidiq, 2019: 69) menjelaskan ada 6 langkah model

pembelajaran yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem

solving), yaitu :

(1) merumuskan masalah yaitu langkah siswa menentukan masalah yang


akan dipecahan; (2) menganalisis masalah, yaitu langkah siswa untuk
meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang; (3)
merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinanpemecahansesuaidenganpengetahuanyangdimilikinya;
(4) mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahanmasalah;
(5) pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau
merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan
hipotesis yang diajukan; dan (6) merumuskan rekomendasi pemecahan
masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat
dilakukan sesuai rumusan hasil pengajuan hipotesis dan rumusan
kesimpulan.
q
15

Bentuk model pembelajaran berbasis masalah secara umum bisa dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyadarimasalah

2. Implementasi model pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan

kesadaran adanya masalah. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada

kesadaran adanya kesenjangan. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa

adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari

berbagai fenomena yangada.

3. Merumuskanmasalah

4. Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan,

kemudian di fokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan

masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan

dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang

harus dikumpulkan untukmenyelesaikannya.

5. Merumuskanhipotesis

6. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat

menemukan sebab akibat dari masalah yang ingindiselesaikan.

7. Mengumpulkandata

8. Dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yangrelevan.

Kemampuan yang diharapkan adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkandan

memilah data, kemudian memetakan dan menyajikan dalam berbagai tampilan

agar mudahdipahami.
16

9. Mengujihipotesis

10. Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa bisa menentukan hipotesis

mana yang diterima dan ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam

tahapan ini adalah kecakapaan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk

melihat hubungan dengan masalah yang dikaji. Disamping itu, diharapkan siswa

mampu mengambil keputusan dankesimpulan.

11. Menentukan pilihanpenyelesaian

12. Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses model

pembelajaran berbasis masalah. Kemampuan yang diharapkan dalam tahap ini

adalah kecakapan siswa dalam memilih penyelesaian yangdipilihnya.

Menerapkan model pembelajaran berbasis masalah membutuhkan kesiapan

guru dan siswa untuk bisa berkolaborasi dalam memecahkan masalah yang diangkat.

Guru harus siap membimbing dan menjadi fasilitator yang dapat memberikan

motivasi, semangat, dan membantu dalam menguasai keterampilan pemecahan

masalah. Karena pada kelas yang masih menggunakan metode konvensional, guru

masih memberikan pengetahuan dalam bentuk yang sudah jadi tanpa siswa tersebut

mengembangkannya. Tetapi dalam kelas yang menerapkan model pembelajaran

berbasis masalah siswa dituntut untuk mengembangkan pengetahuan yang mereka

miliki, siswa diberikan beberapa teori yang mendasari masalah tersebut tujuannya

agar siswa dapat membangun pembelajaran bermakna pada diri mereka sendiri dan

mendorong siswa untuk mendapatkan pemahaman konsep yang relevan.

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran BerbasisMasalah


17

1. Kelebihan Model Pembelajaran BerbasisMasalah

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing, begitupun dengan pembelajaran berbasis masalah. Menurut al-Tabany

(2017: 68) kelebihan pembelajaran berbasis masalah yaitu:

(1) siswa lebih memahami konsep yang diajarkan, sebab mereka sendiri
yang menemukan konsep tersebut; (2) melibatkan secara aktif
memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang
lebihtinggi;(3)pengetahuantertanamberdasarkanskematayangdimiliki
siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna; (4) siswa dapat merasakan
manfaat pembelajaran sebab masalah yang diselesaikan langsung
dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi
dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari; (5) menjadikan
siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat orang lain, menanamkan sikap yang positif di antara siswa;dan
(6) pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajar dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan
belajar siswa dapat diharapkan.

2. Kekurangan Model Pembelajaran BerbasisMasalah

Adapun kekurangan dari pembelajaran berbasis masalah menurut Sanjaya

( Al-Tabany, 2017: 69) adalah sebagaiberikut:

(1) manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai


kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan utuk mencoba; (2) keberhasilan
dalam pembelajaran berbasis masalah membutuhkan banyak waktu
dalam hal persiapan; dan (3) tanpa pemahaman mengapa mereka
berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka tidak akan belajar apa yang mereka inginpelajari.

Berdasarkan dengan adanya kelebihan dan kelemahan pembelajaran

berbasis masalah di atas, maka guru seharusnya lebih meminimalisir kekurangan dari

model pembelajaran tersebut dengan mengetahui seluk beluk modelpembelajaran


18

berbasis masalah dimulai dari konsep dasar, tujuan model, langkah-langkah

pelaksanaan, hingga mengetahui karakteristik peserta didik serta proses belajarnya.

2. HasilBelajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Sumantri (2015:

2) mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif

permanen dan dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang

bertujuan atau direncanakan”. Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja

terlepas dari ada yang mengajar atau tidaknya, proses belajar terjadi karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan.

Sadiman (2014: 2) mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia

masih bayi hingga ke liang lahat nanti”. Pertanda bahwa seseorang telah belajar

dengan adanya perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku tersebut baik

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)

maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Namun demikian, belum tentu

semua proses belajar akan berhasil dengan mudah. Salah satu syarat yang harus

dipenuhi agar proses pembelajaran dapat terjadi dan berjalan dengan baik adalah

adanya bimbingan”.
19

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk mencapai hasil yang baik perlu

adanya bimbingan, guru harus memerhatikan beberapa aspek, antara lain aspek

kognitif yang memfokuskan pada pengetahuan siswa, aspek efektif yang

memfokuskan pada sikap siswa dan aspek psikomotorik yang memfokuskan pada

keterampilan siswa.

b. Pengertian HasilBelajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil

merujuk kepada perolehan akibat dari suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Djamarah (Syafarudin, 2019:

79) merumuskan bahwa “hasil adalah capaian dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok”. Sedangkan

menurut Sanjaya (Syafarudin, 2019: 79) “hasil adalah apa yang telah dapat

diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan

kerja serta prestasi yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata

pelajaran.Ditambahkanbahwahasilbelajarmerupakanprestasiyangmengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalambelajar”.

Berdasarkanpendapat-pendapatdiatas,dapatdisimpulkanbahwahasilbelajar

adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah mengikuti proses

pembelajaran. Gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari konsekuensi

penilaian proses belajar siswa suatu capaian yang diraih. Hasil belajarjuga
20

memungkinkan dapat diukur dengan angka-angka melalui evaluasi untuk mengetahui

apakah tujuan yang diharapkan tercapai.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi HasilBelajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan

tindakan mengajar dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan kegiatan

penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

secara umum serupa dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Slameto

(Rifai, 2016: 227) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi

dua golongan, yaitu “faktor intern dan faktor ekstern”. Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut :

1) FaktorIntern

Faktor intern dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor jasmaniah dan faktor

psikologis.

a) Faktorjasmaniah

Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar siswa akan

terganggu jika kesehatannya terganggu. Agar siswa dapat belajar matematika

dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan

cara mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang kesehatan misalnya istirahat,

tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah secara teratur.

b) FaktorPsikologis
21

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.

Faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan. Dari ketujuh faktor yang disebutkan oleh Slameto di atas faktor

perhatian, minat, motif dan kesiapan mungkin dapat dipengaruhi oleh orang lain

seperti guru. Perhatian, minat dan motif dapat ditingkatkan dengan pendekatan

mengajar yang bervariasi dan penggunaan alat-alat peraga saat mengajar.

2) FaktorEkstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dibagi menjadi 3

faktor, yaitu:

a) Faktorkeluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga.

b) Faktorsekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar

dan tugas rumah.

c) Faktormasyarakat
22

Masyarakat juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor ini mencakup kegiatan siswa dalam

masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Sedangkan menurut Djamarah (Syafarudin, 2019: 80-81) membagi faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi tiga kelompok, yaitu :

(1) faktor stimulus adalah segala hal diluar individu yang merangsang
untuk mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan, serta suasana
lingkungan eksternal yang diterima; (2) faktor metode mengajar sangat
mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode yang
dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa;
dan (3) faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
kegiatan belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin dewasa individu maka
semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsifisiologisnya.

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diatas, akan dapat

di identifikasi penyebab kegagalan-kegagalan siswa dalam belajar sehingga dapat

dilakukan penanganan sedini mungkin dan diharapkan terjadi suatu perubahan dari

siswa, baik perubahan pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Olehnya itu, mutlak

bagi guru maupun orangtua siswa untuk mengetahui faktor-faktor tersebut.

3. Hakikat Pembelajaran Matematika di SekolahDasar

a. PengertianMatematika

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dijadikan mata

pelajaran wajib disetiap tingkatan pendidikan. Kata matematika berasal dari katalatin

manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan

dalam bahasa Belanda matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti,yang


23

kesemuanya berkaitan dengan penalaran dan salah satu ilmu pasti yang mengkaji

abstraksi ruang, waktu dan angka. Matematika merumuskan gagasan-gagasan atau

konsep-konsep ke dalam bahasa lambang dan angka untuk mendeskripsikan realitas

alam semesta.

Menurut Chambers (Sriyanto, 2017: 48) mengungkapkan bahwa “kebanyakan

definisi matematika menggunakan ide-ide logis, ide-ide yang saling berhubungan,

hubungan, pola: beberapa termasuk aspek lain seperti komunikasi, atau sub-bagian

tertentu seperti penghargaan antara matematika sebagai subjek untuk belajar dalam

dirinya sendiri dan subjek yang berguna”. Sedangkan menurut Malawi (2019: 78)

matematika dapat didefinisikan sebagai “studi dengan logika yang ketat dari topik

seperti kuantitas, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika merupakan tubuh

pengetahuan yang dibenarkan (justified) dengan argumentasi deduktif, dimulai dari

aksioma-aksioma dan definisi-definisi”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika ialah

ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur yang abstrak dan pola

hubungan, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif sekaligus dapat

dibuktikan kebenarannya.

b. Tujuan Pembelajaran Matematika di SekolahDasar

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai aplikasi sangat luas

pada aspek kehidupan, karena banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
24

harus diselesaikan dengan matematika. Misalnya operasi penjumlahan, pengurangan,

perkaliandanpembagiandigunakanuntukmenyelesaikanmasalahtransaksijualbeli.

Penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar bertujuan

memberikan bekal kepada siswa untuk hidup bermasyarakat dan dapat melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran

matematika di sekolah dasar dimaksudkan agar siswa tidak hanya terampil

menggunakan matematika, tetapi dapat memberikan bekal kepada siswa dengan

tekanan penataan nalar dalam penerapan matematika (Susanto, 2016). Oleh karena

itu, penguasaan materi matematika bagi siswa menjadi suatu keharusan yang tidak

bisa ditawar lagi. Siswa perlu memiliki kemampuan untuk memperoleh, memilih dan

mengolah informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti

dankompetitif.Kemampuaninimembutuhkankemampuanberpikirkritis,sistematis,

logis, kreatif dan kemampuan kerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat

dikembangkan melalui belajar matematika, karena matematika memiliki struktur dan

keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan siswa

terampil dalam berpikir rasional (Fuadi dkk,2013)

Depdiknas (Putri, 2017: 9), dalam tujuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan, yaitu siswa memiliki kemampuan di antaranya :

(1) memahami konsep matematika, menjelaskan ketertarikan antar


konsep dan mengaplikasikan konsep dan algoritma secara luwes akurat,
efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan
25

matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan


memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain, untuk
memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika di sekolah dasar bertujuan untuk memberikan bekal kepada siswa untuk

hidup bermasyarakat dengan menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan

sehari-hari,siswa terampil dalam memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh serta mempersiapkan

siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu

berkembang melalui tindakan atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat,

jujur, efektif dan efisien.

c. Pembelajaran Matematika di SekolahDasar

Pembelajaran Matematika adalah suatu proses tidak hanya mendapat


informasi dari guru tetapi banyak kegiatan maupun tindakan dilakukan terutama bila
diinginkanhasilbelajaryanglebihbaikpadadirisiswa.Belajarpadaintinyatertumpu pada
kegiatan memberi kemungkinan kepada siswa agar terjadi proses belajar yang efektif
atau dapat mencapai hasil yang sesuai tujuan. Oleh karena itu, ada 6 alasan tentang
pentingnya siswa belajar matematika yang dikemukakan oleh Cokroft (Badriyah,
2017: 16) yaitu:

(1) selalu digunakan dari segi kehidupan; (2) semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan
sarana informasi dalam berbagai cara; (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan(6)
26

memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang


menantang.

Mengingat pentingnya matematika untuk pendidikan sejak siswa duduk di

sekolah dasar perlu diberikan jalan penyelesaian, yaitu suatu cara mengelola proses

belajar mengajar matematika di sekolah dasar sehingga matematika dapat dicerna

dengan baik oleh siswa pada umumnya. Kegiatan mengelola proses belajar mengajar

matematika itu harus sesuai dengan kegiatan belajar matematika di sekolah dasar

sehingga belajar matematika menjadi bermanfaat dan relevan bagi kehidupan siswa.

B. KerangkaPikir

Fenomena yang terjadi di lapangan, masih banyak siswa yang memiliki hasil

belajar matematika rendah. Fenomena itu terjadi di kelas V SDN 351 Kawasan

Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Sesuai dengan dokumentasi

nilai siswa kelas V pada nilai ulangan harian, masih ada siswa yang memiliki hasil

belajar matematika rendah. Berdasarkan hasil observasi, rendahnya hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika tersebut dipengaruhi oleh dua aspek yaitu

aspek guru dan aspek siswa. Aspek guru yaitu, guru kurang maksimal dalam proses

belajar mengajar dapat dilihat dari seringnya guru menerapkan pembelajaran

konvensional, kurang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar apalagi dalam

bentuk aktivitas belajar kelompok hal ini terlihat dari pembelajaran konvensional

yang dilaksanakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran, dan dalam memberikan

materi pelajaran kurang menghubungkan antara materi yang terdapat pada buku

dengan keadaan yang ada di lingkungan sekitar siswa, sedangkan dari aspek siswa
27

yaitu, siswa kurang memahami konsep yang diajarkan, siswa kurang aktif dalam

proses pembelajaran, dan siswa tidak merasakan manfaat pembelajaran karena tidak

dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata, sehingga tidak meningkatkan motivasi

dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, dibutuhkan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau yang

menuntut peran aktif siswa dengan kata lain dibutuhkan model pembelajaran yang

mampu melatih cara berpikir kritis siswa serta keterampilan memecahkan masalah

yang ada dikehidupan sehari-hari. Salah satu alternatif model pembelajaran yang

dapat diterapkan adalah model pembelajaran berbasis masalah. Adapun bentuk

kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


28

Pembelajaran Matematika Kelas V SDN 351 Kawasan


Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Aspek Guru AspekSiswa


1. Guru kurang maksimal dalam 1. Siswa kurang memahami konsep
mengajar, yangdiajarkan,
2. Kurang melibatkan siswa secara 2. Siswa kurang aktif dalam proses
aktif dalam belajar apalagi dalam pembelajaran,
bentuk aktivits belajarkelompok, 3. Siswa tidak merasakan manfaat
3. Kurangmemberikan keterhubungan pembelajaran karena tidak dikaitkan
antara materi dengan konteks yang langsung dengan kehidupan nyata,
ada di lingkungan sekitarsiswa sehingga tidak meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa
terhadappembelajaran.

Hasil Belajar Siswa Rendah

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Langkah-langkah :
1. Orientasis siswa padamasalah.
2. Mengorganisasi siswa untukbelajar.
3. Membimbing pengalaman individual ataukelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasilkarya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahanmasalah.

Hasil belajar matematika siswa kelas V meningkat

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir


29

C. HipotesisPenelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, hipotesis penelitian dalam

penelitian ini dirumuskan bahwa jika model pembelajaran berbasis masalah

diterapkan, maka hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma

Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba akan meningkat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan JenisPenelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dan kuantitatif deskriptif. Disebut sebagai kualitatif karena dalam pendekatan ini,

calon peneliti menggunakan observasi untuk melihat gambaran seluruh aktivitas guru

dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan disebut deskriptif

karena akan disajikan gambaran tentang nilai hasil belajar matematika siswa dengan

mencari nilai rata-rata dan presentase belajar siswa.

Tujuan dari pendekatan ini untuk mencari, menemukan dan membuktikan

pengetahuan yang diperoleh yaitu khususnya dalam menerapkan modelpembelajaran

berbasis masalah untuk meningkatan hasil belajar pada siswa kelas V SDN 351

Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang KabupatenBulukumba.

2. JenisPenelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

TindakanKelas(ClassActionResearch).Secaragarisbesar,penelitiantindakankelas

(PTK) ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. Tahapan inilah yang membentuk sebuah siklus,

yaitu suatu putaran kegiatan berurutan yang kembali ke langkah semula.Dalam

30
31

penelitian ini guru akan diikut sertakan dalam penelitian sebagai subjek yang

melakukan tindakan, diamati sekaligus diminta merefleksi hasil pengamatan selama

melakukan tindakan.

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan

permasalahan nyata yang terjadi di kelas, meningkatkan kegiatan guru dalam

pengembangan profesinya, dan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan

pembelajaran di kelas. Hasil penelitian tindakan kelas dapat digunakan untuk

memperbaiki mutu proses belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi dan

karakterisktik sekolah, siswa dan guru. Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat

mengembangkanmodel-modelpembelajaranyangbervariasi,pengelolaankelasyang

dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan

memadai.

B. FokusPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma

Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Selain aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajarn, variabel yang diteliti juga menjadi fokus dalam penelitian ini,

meliputi:

1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang

menempatkan siswa dalam posisi yang memiliki peranan aktif dalam

menyelesaikan setiap masalah dan menemukan solusi dari permasalahan yang

berorientasi pada masalah dunia nyata, untuk merangsang berpikir kritisdan


32

keterampilan dalam memecahkan masalah, serta dapat menciptakan suasana aktif

dan menyenangkan bagi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Karena model berbasis masalah ini mengandung unsur belajar serta mengajak

siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.

2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah mengikuti

proses pembelajaran. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif,

afektif, maupun psikomotorik yang dimiliki siswa setelah melihat hasil tes yang

diperoleh siswa dari akhir siklus, untuk mengetahui hasil belajar: skor yang

diperoleh berdasarkan tes yang diberikan pada akhir siklus. Dengan adanya

perubahan hasil belajar siswa didalam mata pelajaran matematika setelah

diterapkan model pembelajaran berbasis masalah sebagai tolak ukur keberhasilan

yang dicapai. Sehingga perolehan nilai matematika dapat dicapai setelah

dilakukantes.

C. Setting dan SubjekPenelitian

1. SettingPenelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 351 Kawasan Amma Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Sekolah ini terdiri dari 6 kelas, dengan

jumlah siswa 112, dan jumlah guru 8 orang. Penelitian ini akan berlangsung pada

semester I tahun 2020. Peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian

karena: 1) berdasarkan hasil observasi awal di lapangan menunjukkan rendahnya

hasil belajar pada mata pelajaran matematika kelas V dan 2) disekolah ini belum
33

pernah dilakukan penelitian yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

pada mata pelajaran matematika di kelas V sebelumnya.

2. SubjekPenelitian

Subjek penelitian ini adalah 1 guru dan siswa kelas V SDN 351 Kawasan

Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 19 orang

siswa terdiri dari 6 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Pembelajaran di kelas

tersebut masih dinyatakan kurang optimal, dengan hal ini hasil belajar yang diperoleh

khususnya pada mata pelajaran Matematika masih sangat rendah dan sebagian besar

siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditentukan.

D. RancanganTindakan

Sesuai dengan jenis penelitian yakni PTK maka rencana tindakan yang akan

dilakukan terdiri atas dua siklus dan seterusnya hingga mencapai tujuan yang telah

ditetapkan 2 siklus. Arikunto (2010: 16-21) mengemukakan “terdapat empat tahapan

dalam melakukan tindakan kelas, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan

(acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflectiong)”. Alur tindakan

yang dilaksanakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada bagan berikut:
34

Perencanaan

SIKLUS I
Pelaksanaan
Refleksi

Pengamatan

Perencanaan
Belum Berhasil

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1. Siklus PTK menurut Arikunto (Paizaluddin, dkk. 2013: 34)

Adapun penjelasan dari skema di atas, yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Penelitimelakukananalisiskurikulumuntukmengetahuikompetansidasar yang

akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran

pembelajaran berbasismasalah.

b. Menyusun jadwalpenelitian.

c. Berdiskusi dengan wali kelas V sekaligus guru matematika mengenai bagaimana

gambaran penerapan model pembelajaran masalah dalam mata pelajaran

matematika.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

model pembelajaran berbasismasalah.


35

e. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu (media pembelajaran) yang akan

digunakan dalampembelajaran.

f. Menyusun lembar kerja peserta didik(LKPD).

g. Membuat lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui bagaimana kondisi

belajar mengajar di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran berbasismasalah.

h. Menyusun alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa yang

diperoleh setiapsiklus.

2. PelaksanaanTindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari pelaksanaan rancangan yang telah

disusun secara kolaboratif antara peneliti, sekolah dan guru. Adapun kegiatan yang

dilaksanakan pada tahap ini adalah implementasi tindakan model pembelajaran

berbasis masalah. Adapun prosedur pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

a. Orientasi siswa pada masalah : guru menjelaskan materi kemudian guru dan

siswa bertanya jawab tentang materi tersebut selanjutnya guru

menyajikan/memunculkan masalah tentang materi tersebut yang berkaitan

dengan kehidupansehari-hari.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar : siswa dibagi ke dalam kelompok kecil

secara heterogen, guru menjelaskan aturan-aturan belajar dalam kelompok kecil

untuk memecahkan masalah/tugas belajar kemudian guru membagikan LKPD

kepada setiapkelompok.
36

c. Membimbing pengalaman individual atau kelompok : guru mengarahkan siswa

untuk mengisi LKPD yang telah diberikan lalu siswa diminta untuk berdiskusi

dan mengemukakan ide sebagai bentuk kerjasama dalam menyelesaikan

masalah, kemudian setiap kelompok mengumpulksn informasi yang sesuai

dengan masalah dan akhirnya membuat suatu kesimpulan tentang pemecahan

masalahtersebut.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya : guru mengarahkan siswa untuk

menyajikan hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan/LKPD yang telah

diberikan, kemudian setiap perwakilan kelompok diminta untuk menuliskan

hasil belajarnya di papan tulis kemudian siswa lain memperhatikan penyajian

hasil belajar tiapkelompok.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah : guru meminta

siswa untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk memberikan

tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah yang disajikan, kemudian guru

bersama siswa membahas hasil belajar yang dikemukakan oleh setiap kelompok

selanjutnya guru memberikan saran terhadap hasil belajar yang telah dituliskan

oleh semuakelompok.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan setiap kali pembelajaran berlangsung dalam

pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan aktivitas mengajar guru dan

tentang keterlaksanaan sintaks model PBL aktivitas belajar siswa. Teknik


37

pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan format observasi terstruktur yang

telah disiapkan sebelumnya, berupa tabel-tabel isian untuk setiap aspek pengamatan

dari setiap aktivitas siswa.

4. Refleksi

Refleksi adalah serangkaian tindakan dalam penelitian yang mencakup

kegiatan menganalisis, memahami, menjelaskan dan menyimpulkan pengamatan.

Untuk keberhasilan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu keberhasilan guru

mengimplementasikan perencanaan pembelajaran melalui tiga tahap, yaitu tahap

awal, inti, dan akhir pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis

masalah. Sedangkan pada siswa dapat dilihat pada saat pembelajaran dan hasil yang

dicapai pada pembelajaran Matematika. Peneliti menganalisis hasil tindakan sebagai

pertimbanganapakahperludiulangiatautidak.Jikaperlu,penelitimenyusunkembali

rencana untuk siklus berikutnya. Demikian seterusnya hingga subjek penelitian

mencapai target yang telah ditetapkan dalam indikatorkeberhasilan.

Siklus kedua dilakukan dengan tetap mengacu pada prosedur kegiatan yang

sama pada siklus pertama. Hanya saja, pada siklus berikutnya disusun rencana baru

yang merupakan pengembangan dari rencana sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk

mencapai hasil yang lebih maksimal sebagaimana diharapkan.

E. Teknik dan Prosedur PengumpulanData

Teknik dan prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


38

1. Observasi(Pengamatan)

Teknik observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara

mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung terhadap

suatu proses. Agar observasi lebih terarah, maka diperlukan pedoman observasi yang

dikembangkan oleh guru dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.

Dimana pedoman observasi digunakan untuk mengecek kegiatan yang dilakukan

berdasarkan indikator yang sudah ditentukan sebelumnya yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar.

2. Tes

Tes diberikan kepada siswa disetiap akhir siklus. Tes merupakan

serangkaian pertanyaan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang

telah diberikan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Tes

yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajarsiswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasimerupakanpenyimpananinformasiberupaperistiwadanobjek

yang dianggap berharga dan penting. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa

kumpulan catatan, data-data yang diperoleh melalui arsip nilai atau hasil ujian siswa,

gambar dalam bentuk foto ketika pembelajaran berlangsung, ataupun hal lain yang

diperlukandansejalandengantujuanpenelitian.Dokumentasida lampenelitianini
39

dapat berupa foto yang menggambarkan kondisi siswa yang menjadi subjek

penelitian. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat data dari lembar observasi.

F. Teknik Analisis Data dan IndikatorKeberhasilan

1. Teknik AnalisisData

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah penelitian,

data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya mencari

rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. Sedangkan data komulatif, yaitu

data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang

ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif),

pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktivitas

siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,

motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. Untuk menghitung

nilai hasil belajar matematika siswa maka digunakan persamaan-persamaan sebagai

berikut:

1. Menghitung nilaiakhir

Nilai akhir = x 100

2. Menghitung nilairata-rata

Rata-rata =x 100
40

3. Menghitung presentase ketuntasanbelajar

Ketuntasan belajar =
x 100%

4. Menghitung ketidaktuntasanbelajar

Ketidaktuntasan belajar
x 100%

2. Indikator Keberhasilan

Indikator dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu indikator proses yang

berkaitan dengan proses pembelajaran dan indikator hasil yang berkaitan dengan

hasil belajar siswa setelah diterapkan model pebelajaran berbasis masalah. Untuk

lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

1) Indikatorproses

Penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil apabila hasil observasi

terhadap pelaksanaan penerapan model pembelajaran berbasisi masalah. Indikator

proses adalah indikator tentang keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan guru dan siswa. Hasil observasi akan terangkum pada lembar aktivitas

mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Data yang telah ada kemudian dianalisis

dengan menghitung banyaknya frekuensi suatu kejadian dibandingkan dengan

seluruh kejadian kemudian dikalian dengan 100%. Keterlaksanaan langkah-langkah

pembelajaran berbasis masalah berhasil jika minimal 70% dilaksanakan oleh guru

dan siswa dengan kategori baik. Adapun indikator keberhasilan yang digunakan

untukmengungkapkanketerlaksanaanaktivitasmengajargurudanbelajarsiwayaitu:
41

Tabel 3.1. Presentase Pencapaian Aktivitas Belajar

No Aktivitas (%) Kategori

1 70%-100% Baik

2 50%-69% Cukup

3 0%-49% Kurang

Sumber : Arikunto (2010: 18)

2) Indikatorhasil

Keberhasilan pada pelaksanaan penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa

pada materi pembelajaran matematika yang ditandai dengan perolehan nilai siswa

minimal 75 sesuai dengan KKM yang ada di kelas V SDN 351 Kawasan Amma

Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Tabel 3.3. Kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Nilai Kategori Keterangan

76–100 Tuntas
KKM = 76
0–75 TidakTuntas

Sumber: Ketuntasan Nilai Hasil Belajar siswa SDN 351 Kawasan Amma Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba


42

G. Jadwal PelaksanaanPenelitian

Tabel 3.4. Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Waktu pelaksanaan/Bulan
N I II III IV V
Jenis kegiatan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Persiapan
.
Observasi di SD
Penyusunan
Proposal
Pengembangan
Instrumen
Pelaksanaan
Seminar Proposal
Perizinan
Pertemuan dengan
pihak sekolah
B. Pelaksanaan PTK
43

Pelaksanaan siklus
I
Penyusunan draft
laporan siklus I
Pelaksanaan siklus
II
Penyusunan draft
siklus II
Penyempurnaan
akhir laporan
C. Evaluasi Hasil
PTK
Ujian hasil PTK
Perbaikan

Ujian tutup

Revisi
&penggandaan
Pengumpulan
Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan berdasarkan prosedur PTK yang terdiri

dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Pelaksanaan tindakan berlangsung selama dua siklus pada semester genap tahun

ajaran 2020 dengan subjek penelitian kelas V SDN 351 Kawasan Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba. Selama pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai

observer dan guru kelas V bertindak sebagaipengajar.

Data penelitian berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dengan

melakukan tes hasil belajar pada akhir siklus. Sedangkan data observasi berupa

aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru selama pembelajaran berlangsung

diperoleh dengan menggunakan lembar obsevasi sesuai model pembelajaran berbasis

masalah data yang diperoleh kemudian dihitung nilai frekuensi dan presentasenya

sebagai sumber acuan untuk interpretasi dalam analisis deskriptif.

1. Paparan Data SebelumTindakan

Penelitian Tanggal 9 September 2020, peneliti terlebih dahulu melakukan

kunjungan ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Kunjungan bermaksud

untuk menemui Kepala Sekolah dan guru kelas V untuk membicarakan rencana

penelitian. pertemuan tersebut Kepala Sekolah mengizinkan untuk melakukan

43
44

penelitian dan mempersilahkan berkonsultasi langsung dengan guru kelas V dalam

menetapkan jadwal rencana penelitian dan materi pelajaran yang akan diajarkan.

Penelitian tertunda karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan

semua aktivitas di lakukan dirumah sehingga sekolah diliburkan selama 7 bulan

sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Tetapi proses pembelajaran tetap dilakukan

secara online menggunakan handphone walaupun dinilai kurang efektif karena tidak

semua siswa memiliki handphone, akses internet kurang memadai dan kendala-

kendala lainnya sehingga dapat menghambat kelancaran proses pembelajaran siswa.

Tanggal 25 September 2020 peneliti melakukan kunjungan ke rumah

Kepala Sekolah dengan maksud untuk menyampaikan surat izin penelitian dan

membicarakan rencana penelitian tatap muka dengan pertimbangan bahwa daerah

tempat meneliti tersebut termasuk zona hijau, artinya siswa boleh belajar di sekolah.

Kepala sekolah mengizinkan untuk melakukan penelitian, tetapi tetap mematuhi

protokol kesehatan seperti cuci tangan, jaga jarak dan memakai masker selama

proses pembelajaran di kelas dan mengizinkan berkonsultasi langsung dengan guru

kelas V dalam menetapkan jadwalpenelitian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 351 Kawasan

Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba maka penelitian ini akan

dilaksanakan pada siswa kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2020 dengan waktu

sebagaimana proses pembelajaran berlangsung. Metode pelaksanaan mengikuti

prinsip kerja Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari empat tahap, yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada saat wawancara


45

tersebut, peneliti menjelaskan tentang tahap-tahap pembelajaran Matematika dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah kepada guru kelas V SDN 351

Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupeten Bulukumba.

2. Paparan SiklusI

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakann pada mata pelajaran

Matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siklus

I terdiri dari empat tahap yang meliputi perecanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Masing-masing kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan SiklusI

Perencanaan disusun dan dikembangkan peneliti yang dikonsulkan dengan

guru kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupeten

Bulukumba. Perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika pada siklus

I mengambil pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan

pecahan. Materi pokok tersebut susai dari silabus K13 kelas V SDN 351 Kawasan

Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupeten Bulukumba. Sebelum peneliti

melaksanakan kegiatan tindakan kelas, peneliti melakukam persiapan terlebih dahulu

dan menyiapkan hal-hal yang diperlukan saat melaksanakan penelitian sebagai

berikut:

1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetansi dasar yang

akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model Pembelajaran

BerbasisMasalah.

2. Menetapkan kompetensi dasar dan indikatorkeberhasilan.


46

3. Menyusun jadwal dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

4. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu (media pembelajaran) yang akan

digunakan dalampembelajaran.

5. Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

6. Membuat lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui bagaimana kondisi

belajar mengajar di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatanpembelajaran.

7. Menyusun alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa yang

diperoleh setiapsiklus.

b. Pelaksanaan Tindakan SiklusI

Pelaksanaan pembelajaran Matematika pada materi operasi penjumlahan

dan pengurangan bilangan pecahan dengan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah di kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang

Kabupeten Bulukumba, untuk siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.

DimanapertemuanIdilaksanaanpadahariSelasa,28September2020pukul07.30–

09.15 WITA dan pertemuan II pada hari Kamis, 1 Oktober pukul 07.30 - 09.15

WITA, yang di ikuti oleh 19 siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa

Kecamatan Kajang Kabupeten Bulukumba. Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini

guru kelas V yang menyajikan materi dan peneliti bertindak sebagai observer.

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan

langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagaiberikut:

1. KegiatanAwal
47

Kegiatan awal pada pertemuan I diawali dengan guru mengucapkan salam

dan menyiapkan siswa untuk belajar dengan berdoa bersama. Setelah itu guru

megecek kehadiran siswa. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dan

menyampaikaan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan disertai pemberian

motivasi. Kegiatan awal pada pertemuan II sama saja yang dilaksanakan oleh guru

pada pertemuanI.

2. KegiatanInti

Pada kegiatan siklus I dimulai dengan guru menjelaskan atau

menyampaikan meteri pelajaran tentang peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

yang dibantu dengan media berupa gambar. Fokus materi yang diajarkan pada

pertemuan I adalah penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut berbeda.

Sedangkan pada pertemuan II fokus materi yang diajarkan yaitu pengurangan

bilangan pecahan dengan penyebut berbeda sehingga penyebutnya sama.

Setelah memaparkan materi, guru membentuk beberapa kelompok yang

terdiri dari 4 dan 3 anggota setiap kelompok secara heterogen dengan kemampuan

berbeda-beda baik tingkat kemapuan maupun jenis kelamin. Setelah membentuk

kelompok guru mebagikan LKS kesetiap kelompok, sebelum guru mempersilahkan

siswa bekerja secara kelompok, terlebih dahulu guru menjelaskan aturan kerjasama

dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah atau tugas belajar.

Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan

yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya

dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikan masalah bersama-sama anggota


48

kelompoknya. Setelah diskusi dengan teman kelompok telah selesai, masing-masing

perwakilan kelompok menuliskan di papan tulis hasil diskusi mereka dan kelompok

lain memerhatikan dan dipersilahkan untuk menanggapi. Kemudian kegiatan akhir,

guru dan siswa membahas bersama dan memberi saran terhadap hasil diskusi yang

telah dipaparkan oleh setiap kelompok.

3. Kegiatanpenutup

Sebelum mengakhiri pelajaran guru menginformasikann materi yag akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan mengajak semua siswa berdo’a dan

memberikan pesan-pesan moral ataupun motivasi untuk belajar dengan baik dan

mempelajari materi yang telah dipelajari, maupun yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Akhir siklus I pertemuan II, guru membagikan soal evaluasi kepada

masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu tidak boleh kerjasama. Soal

yang diberikan berbentuk essay. Diadakan tes siklus I untuk mengetahui hasil

belajar yang diperoleh siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah

c. Observasi SiklusI

Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

mengamati aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa yang memuat aspek

penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada saat proses pembelajaran

berlangsung, serta mengumpulkan hasil belajar siswa.


49

1) Data hasil observasi aktivitas mengajar guru

Hasil observasi guru dalam pelaksanaan pebelajaran Matematika dengan

menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah yang terdiri dari 5 langkah yaitu

orientasi siswa pada masalah yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

kepada siswa, pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru telah

melaksanakan dua indikator yakni guru menjelaskan materi pecahan dan guru

menyajikan masalah tentang pecahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Tetapi guru belum menggali atau bertanya jawab tentang materi pecahan. Pada

pertemuan II juga masih dikategorikan cukup (C) karena hanya melaksanakan dua

indikator seperti pada pertemuan I yaitu guru membagi siswa kedalam 5 kelompok

secara heterogen dan guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok.

Pada langkah kedua yakni mengorganisasi siswa untuk belajar. Setiap

kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa secara heterogen dengan kemampuan berbeda-

beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah) maupun jenis kelamin.

Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru membagi siswa ke dalam 5

kelompok secara heterogen dan membagikan LKPD kepada tiap kelompok tetapi

guru belum menjelaskan aturan-aturan belajar dalam kelompok. Pada pertemuan II

juga masih dikategorikan cukup (C) karena hanya melaksanakan dua indikator seperti

pada pertemuanI.

Pada langkah ketiga yakni guru membimbing penyeledikan individual dan

kelompok. Pada pertemuan I dikategorikan kurang (K) karena guru hanya

melakukansatuindikatoryaitumengarahkansiswadalammengisiLKPDyangtelah
50

diberikan. Namun guru belum mendorong siswa untuk berdiskusi dan membimbing

semua kelompok untuk mengumpulkan infomasi yang sesuai dengan masalah. Pada

peretemuan II dikategorikan cukup (Cukup) karena guru telah telah melaksanakan

dua indicator yaitu guru mendorong siswa untuk berdiskusi dan membimbing semua

kelompok untuk mengumpulkan infomasi yang sesuai dengan masalah dan guru

membimbing semua kelompok untuk untuk mengumpulkan informasi yang sesuai

dengan masalah dan membuat suatu kesimpulan pemecahanmasalah.

Setelah itu, langkah keempat yakni mengembangkan dan menyajikan hasil

karya. Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru telah melaksanakan

dua indikator yaitu guru meminta siswa untuk menuliskan dipapan tulis hasil kerja

kelompok dan guru memperhatikan penyajian hasil kerja tiap kelompok namun guru

tidak mengarahkan siswa untuk menyajikan hasil kerja kelompok dalam bentuk

laporan . Pada pertemuan II dikategorikan cukup (C) karena hanya melaksanakan dua

indikator seperti pada pertemuanI.

Langkah terakhir yakni menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Pada pertemuan I dikategorikan kurang (K) karena guru hanya

melaksanakan satu indikator yaitu guru memberikan saran terhadap hasil belajar yang

telah dipaparkan oleh tiap kelompok. Pada pertemuan II dikategorikan cukup (C)

karena melaksanakan dua indikator yaitu guru mendorong siswa untuk aktif

berdiskusi dan memberikan tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah. Dan guru

meminta siswa untuk menuliskan dipapan tulis hasil kerja kelompoksiswa.


51

Dari pemaparan hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diatas,

pertemuan I diperoleh skor secara keseluruhan yaitu 9 dengan persentase sebesar 60%

yang dinyatakan berada pada kategori kurang (K). Sedangkan pertemuan II diperoleh

secara keseluruhan adalah 10 dengan persentase sebesar 66,66% dinyatakan berada

pada kategori cukup (C).

1. Data hasil observasi aktivitas belajarsiswa

Observasi yang dilakukan peneliti di kelas V SDN 351 Kawasan Amma

Towa pada pembelajaran tindakan siklus I pertemuan I dan pertemuan II menyangkut

pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan rencana yang telah disusun. Adapun

aspek yang diamati adalah aktivitas belajar siswa dalam penerapan model

Pembelajaran Berbasis Masalah yang terdiri dari 5 langkah yaitu orientasi pada

masalah. Pada pertemuan I dikategorikan kurang (K) karena siswa hanya

melaksanakan 1 indikator yaitu siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi

namun siswa tidak bertanya jawab dan menyimak masalah yang disajikan oleh guru

dalam pembelajaran. Pada pertemuan II dikategorikan cukup (C) karena melakukan

dua indikator yaitu siswa dibagi kedalam 3-4 kelompok secara heterogen dan

menyimak penjelasan scenario dan aturan-aturan belajar dengan teman kelompok,

tidak seperti pada pertemuan I.

Pada langkah kedua yakni membentuk beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa secara heterogen dengan kemampuan berbeda-

beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah) maupun jenis kelamin.

Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena siswa memenuhi duaindikator


52

yaitu siswa bergabung dengan teman kelompok yang telah diatur oleh guru dan

mendapatkan LKPD dari guru untuk kelompoknya namun siswa tidak memperhatikan

arahan dan penjelasan guru mengenai aturan kerja kelompok. Pada pertemuan II

dikategorikan cukup (C) karena siswa melaksanakan dua indikator seperti pada

pertemuan I.

Selanjutnya langkah ketiga yakni membimbing penyelidikan individual dan

kelompok. Pada pertemuan I dikategorikan kurang (K) karena siswa hanya mengisi

LKPD yang telah diberikan Namun masih terlihat siswa kurang mengemukakan ide

dan kurang bekerjasama dalam kelompok untuk menemukan informasi mengenai

pemecahan masalah sehingga soal yang diberikan tidak dikerjakan dengan benar.

Pada pertemuan II dikategorikan cukup (C) karena melaksanakan dua indikator yaitu

siswa mengisi LKPD yang telah diberikan dan siswa bekerjasama dalam

mengumpulkan informasi untuk membuat suatu kesimpulan tentang pemecahan

masalah dalamkelompoknya.

Langkah keempat yakni mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada

pertemuan I dikategorikan kurang (K) karena siswa memenuhi satu indikator yaitu

siswa menyajikan hasil diskusi dalam bentuk laporan dan siswa menyajikan hasil

diskusi dipapan tulis, namun siswa tidak memperhatikan penyajian hasil diskusi

kelompok lain. Pada pertemuan II masih dalam dikategorikan kurang (K) karena

siswa telah melaksanakan satu indikator seperti pada pertemuanI.

Dan langkah terakhir yakni menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karenahanya


53

memenuhi dua indikator yaitu siswa berdiskusi dengan teman kelompok namun

hanya sebagian kecil siswa yang aktif berdiskusi sehingga guru yang memberikan

saran terhadap penyajian hasil diskusi tiap kelompok. Dan siswa memberikan saran

terhadap laporan yang telah dilaporkan setiap kelompok. Pada pertemuan II masih

dikategorikan cukup (C) karena hanya melaksanakan dua indikator seperti pada

pertemuanI.

Dari pemaparan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diatas,

pertemuan I diperoleh skor secara keseluruhan yaitu 7 dengan persentase sebesar

46,66% yang dinyatakan berada pada kategori kurang (K). Sedangkan pertemuan II

diperoleh secara keseluruhan adalah 9 dengan persentase sebesar 60% dan dinyatakan

berada pada kategori cukup (C).

2. Data hasilbelajar

Setelah pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, maka dilakukan tes hasil

belajar siswa. Adapun hasil analisis deskriptif terhadap skor perolehan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika setelah diterapkannya model Pembelajaran

Berbasis Masalah menunjukkan bahwa pada siklus I hanya 2 siswa yang memperoleh

nilai 92-100 dengan kategori Baik Sekali atau 10,25 % , nilai 84-91 dengan kategori

Baik sebanyak 2 siswa atau 10,25%, nilai 76-83 dengan kategori Cukup sebanyak 4

siswa atau 21,05 %, nilai 68-75 dengan kategori Kurang sebanyak 2 siswa atau 10,52

%, sedangkan nilai < 67 dengan kategori Sangat Kurang sebanyak 9 siswa atau

47,36%. Hasil tes belajar siswa siklus I dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut:
54

Tabel 4.1 DataDeskripsi Frekuensi dan PersentaseNilai Tes Hasil Belajar

Siswa Siklus I.

Nilai Kategori Frekuensi Persentasi (%)

92-100 Baik sekali 2 10,52 %

84-91 Baik 2 10,52 %

76-83 Cukup 4 21,05 %

68- 75 Kurang 2 10,52 %

< 67 Sangat Kurang 9 47,36 %

Jumlah 19 100%

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika pada pokok bahasan operasi bilangan pecahan, fokus materi

yang diajarkan pada pertemuan I adalah penjumlahan bilangan pecahan dengan

penyebut berbeda . Sedangkan pada pertemuan II fokus materi yang diajarkan adalah

pengurangan bilangan pecahan dengan penyebut berbeda sehingga penyebutnya

sama pada siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba, ketuntasan siklus I dapat dilihat pada tabelberikut:


55

Tabel 4.2 Data Deskripsi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa Siklus I.

Nilai Kategori Frekuensi Persentasi (%)

76 – 100 Tuntas 8 42,10 %

0 – 75 Tidak Tuntas 11 57,89 %

Jumlah 19 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas menyatakan bahwa dari 19 siswa, 8 siswa

dengan persentase 42,10% termasuk dalam kategori tuntas dan 11 siswa dengan

persentase 42,10% yang termasuk dalam kategori tidak tuntas. Hasil ini

menunjukkan bahwa siklus I, ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika belum tercapai. Dimana dapat dilihat dari jumlah siswa yang hasil

belajarnya tuntas kurang dari 70%, karena indikator keberhasilan mengisyaratkan

bahwa apabila 70% dari keseluruhan jumlah siswa mencapai nilai KKM yaitu ≥ 76

pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis

Masalah dianggap tuntas secara klasikal. Dengan demikian tujuan pembelajaran

belum tercapai sehingga pembelajaran dapat dilanjutkan pada siklusberikutnya.

d. Refleksi SiklusI

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru dan aktivitas

belajar siswa melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata

pelajaran Matematika SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang


56

Kabupeten Bulukumba, serta analisis data tes hasil belajar siswa dari pertemuan I

dan pertemuan II, maka temuan yang terjadi selama proses belajar mengajar

berlangsung dapat dicatat untuk dijadikan refleksi pada siklus I, yaitu sebagai

berikut:

1) Aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

masih memiliki beberapa kekurangan yang disebabkan karena guru belum terlalu

menguasai model pembelajaran yang digunakan sehingga masih terdapat

langkah-langkah pembelajaran yang tidak dilaksanakan atau terlupakan.

Kekurangan-kekurangan tersebut diataranya yaitu : 1) pada saat menyampaikan

materi pelajaran dimana guru tidak mengecek pemahaman awal siswa terkait

materi yang dipelajari, 2) guru belum mampu mengkondisikan siswa pada saat

proses belajar mengajar berlangsung, sehingga dalam proses belajar mengajar

masih terdapat beberapa siswa yang tidak mau memperhatikan guru dan terdapat

beberapa siswa suka mengganggu temanya dan bermain saat proses

pembelajaran, 3) guru belum menjelaskan secara jelas aturan kegiatan kelompok

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sehingga masih

banyak siswa yang kurang mengerti mengenai kegiatan yang akan dilakukan,dan

4) guru masih kurang membimbing dan mengawasi siswa dalam diskusi

kelompok sehingga hanya beberapa siswa yang aktif.

2) Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah pada siklus I juga masih memiliki kekurangan

yaitu 1) siswa masih kurang percaya diri dalam mengajukanpertanyaan ketika


57

dipersilahkan untuk menanyakan materi yang kurang jelas oleh guru, 2) siswa

kurang tertib saat proses pembelajaran dapat, dilihat dari beberapa siswa yang

suka bermain saat proses diskusi kelompok, maupun saat guru menjelaskan. Dan

3) kurang aktifnya siswa dalam bekerja sama sesuai dengan intruksi model

Pembelajaran Berbasis Masalah disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar

dengan menggunakan model pembelajarantersebut.

3) Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai

hasil yang telah ditentukan. Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran

melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh data bahwa

padasiklusIaktivitasmengajargurupertemuanIberadapadakategorikurang

(C) dan II berada pada kategori cukup (C), dan aktivitas belajar siswa pertemuan

I berada pada kategori kurang (C) dan pertemuan II berada pada kategori cukup

(C). Sedangkan data analisis hasil belajar siswa pada tes siklus I dapat dilihat

padalampiran,yangmenunjukkanbahwajumlahnilaikeseluruhansiswaadalah

1.247 dan nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 65,63.

Dari data yang diperoleh masih banyak siswa yang belum mencapai KKM

yaitu 76 untuk pelajaran Matematika. Perolehan ini juga masih jauh dari indikator

keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu persentase

ketuntasan belajar secara klasikal adalah 70%. Untuk itu, masih perlu dilaksanakan

siklus II yang merupakan lanjutan dari siklusI.

3. Paparan Data Siklus II


58

Hasil analisis dan refleksi pada tindakan siklus I siswa belum mencapai

tujuan pembelajaran yang telah diharapkan. Karena itu pembelajaran dilanjutkan

dengan tindakan siklus II. Pada proses pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus II

tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan tindakan siklus II hanya diadakan perbaikan

terhadap kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I. Proses pembelajaran

yang dilaksankan pada tindakan siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan sebagaiberikut:

a. Perencanaan SiklusII

Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, peneliti menyusun perencanaan

pembelajaran dengan memperhatikan bahan hasil analisis dan refleksi dari

pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan siklus I. Perencanaan tersebut

disusun dan dikembangkan oleh peneliti yang dikonsultasikan dengan guru kelas V

SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang KabupatenBulukumba.

Sebelum peneliti melaksanakan kegiatan tindakan kelas, peneliti

melakukam persiapan terlebih dahulu dan menyiapkan hal-hal yang diperlukan saat

melaksanakan penelitian sebagaiberikut:

1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang

akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model Pembelajaran

BerbasisMasalah.

2. Menetapkan kompetensi dasar dan indikatorkeberhasilan.

3. Menyusun jadwal dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah


59

4. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu (media pembelajaran) yang akan

digunakan dalampembelajaran.

5. Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

6. Membuat lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui bagaimana kondisi

belajar mengajar di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatanpembelajaran.

7. Menyusun alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa yang

diperoleh setiapsiklus.

b. Pelaksanaan Tindakan SiklusII

Pelaksanaan pembelajaran Matematika pada materi operasi penjumlahan

dan pengurangan bilangan pecahan dengan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah di kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang

Kabupeten Bulukumba, untuk siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.

DimanapertemuanIdilaksanaanpadahariSenin5September2020,pukul07.30–

09.15WITAdanpertemuanIIpadahariKamis,8September2020 pukul07.30-

09.15 WITA, yang di ikuti oleh 19 siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa

Kecamatan Kajang Kabupeten Bulukumba. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini

guru kelas V yang menyajikan materi dan peneliti bertindak sebagai observer.

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan

langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai berikut:

1. KegiatanAwal

Kegiatan awal pada pertemuan I diawali dengan guru mengucapkan salam

danmenyiapkansiswauntukbelajardenganberdoabersama.Setelahituguru
60

megecek kehadiran siswa. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dan

menyampaikaan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan disertai pemberian

motivasi. Kegiatan awal pada pertemuan II sama saja yang dilaksanakan oleh guru

pada pertemuan I.

2. KegiatanInti

Pada kegiatan siklus II dimulai dengan guru menjelaskan atau

menyampaikan meteri pelajaran tentang pecahan. Fokus materi yang diajarkan pada

pertemuan I adalah penjumlahan bilangan pecahan campuran dengan penyebut

berbeda. Sedangkan pada pertemuan II fokus materi yang diajarkan adalah

pengurangan bilangan pecahan campuran dengan penyebut berbeda sehingga.

Sebelum memaparkan materi, guru melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai materi yang akan dibahas kemudian guru memunculkan masalah tentang

pecahan campuran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya

guru membentuk beberapa kelompok yang terdiri dari 4 anggota setiap kelompok

secara heterogen dengan kemampuan berbeda-beda baik tingkat kemapuan maupun

jenis kelamin. Setelah membentuk kelompok guru mebagikan LKS kesetiap

kelompok, sebelum guru mempersilahkan siswa bekerja secara kelompok, terlebih

dahulu guru menjelaskan aturan kerjasama dalam kelompok kecil untuk

menyelesaikan masalah/tugas belajar.

Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan

yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya

dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikan masalah bersama-sama anggota


61

kelompoknya. Setelah diskusi dengan teman kelompok telah selesai, masing-masing

perwakilan kelompok menuliskan di papan tulis hasil diskusi mereka dan kelompok

lain memerhatikan dan dipersilahkan untuk menanggapi. Kemudian kegiatan akhir,

guru dan siswa membahas bersama dan memberi saran terhadap hasil diskusi yang

telah dipaparkan oleh setiap kelompok.

3. Kegiatanpenutup

Sebelum mengakhiri pelajaran guru menginformasikann materi yag akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan mengajak semua siswa berdo’a dan

memberikan pesan-pesan moral ataupun motivasi untuk belajar dengan baik dan

mempelajari materi yang telah dipelajari, maupun yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Akhir siklus I pertemuan II, guru membagikan soal evaluasi kepada

masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu tidak boleh kerjasama. Soal

yang diberikan berbentuk essay. Diadakan tes siklus II untuk mengetahui hasil

belajar yang diperoleh siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah

c. Observasi SiklusII

Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

mengamati aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa yang memuat aspek

penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada saat proses pembelajaran

berlangsung, serta mengumpulkan hasil belajar siswa.


62

1) Data hasil observasi aktivitas mengajar guru

Hasil observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan

menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah yang terdiri dari 5 langkah yaitu

orientasi siswa pada masalah yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

kepada siswa, pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru telah

melaksanakan dua indikator yakni guru menjelaskan materi pecahan dan guru

nyajikan masalah tentang pecahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Tetapi guru belum melakukan tanya jawab tentang materi pecahan. Pada pertemuan II

dikategorikan baik (B) karena telah melaksanakan semua indikator.

Pada langkah kedua yakni mengorganisasi siswa untuk belajar. Setiap

kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa secara heterogen dengan kemampuan berbeda-

beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah) maupun jenis kelamin.

Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru membagi siswa ke dalam 5

kelompok secara heterogen dan membagikan LKPD kepada tiap kelompok tetapi

guru belum menjelaskan aturan-aturan belajar dalam kelompok. Pada pertemuan II

dikategorikan baik (B) karena telah melaksanakan semuaindikator

Pada langkah ketiga yakni guru membimbing penyeledikan individual dan

kelompok. Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru melaksanakan dua

indikator yaitu guru mengarahkan siswa dalam mengisi LKPD dan mendorong siswa

untuk berdiskusi dan mengemukakan ide sebagai bentuk kerjasama, tetapi belum

membimbing semua kelompok untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan


63

masalah dan membuat suatu kesimpulan pemecahan masalah. Pada pertemuan II

dikategorikan baik (B) karena guru telah melaksanakan semua indikator.

Setelah itu, langkah keempat yakni mengembangkan dan menyajikan hasil

karya. Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru telah melaksanakan

dua indikator yaitu guru meminta siswa untuk menuliskan dipapan tulis hasil kerja

kelompok dan guru memperhatikan penyajian hasil kerja tiap kelompok namun guru

tidak mengarahkan siswa untuk menyajikan hasil kerja kelompok dalam bentuk

laporan . Pada pertemuan II dikategorikan baik (B) karena guru telah melaksanakan

semuaindikator.

Langkah terakhir yakni menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena guru hanya

melaksanakan dua indikator yaitu guru bersama siswa membahas hasil diskusi yang

ditulis oleh tiap elompok dan guru memberikan saran terhadap hasil belajar yang

telah dipaparkan oleh tiap kelompok. Pada pertemuan II dikategorikan baik (B)

karena guru telah melaksanakan semua indikator.

Dari pemaparan hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus II

diatas, pertemuan I diperoleh skor secara keseluruhan yaitu 11 dengan persentase

sebesar 73,33% yang dinyatakan berada pada kategori cukup (C). Sedangkan

pertemuan II diperoleh secara keseluruhan adalah 15 dengan persentase sebesar 100%

dan juga masih dinyatakan berada pada kategori baik(B).

4. Data hasil observasi aktivitas belajarsiswa


64

Observasi yang dilakukan peneliti di kelas V SDN 351 Kawasan Amma

Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba pada pembelajaran tindakan siklus

II pertemuan I dan pertemuan II menyangkut pelaksanaan kegiatan pembelajaran

berdasarkan rencana yang telah disusun. Adapun aspek yang diamati adalah aktivitas

belajar siswa dalam penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah yang terdiri

dari 5 langkah yaitu orientasi pada masalah. Pada pertemuan I dikategorikancukup

(C) karena siswa hanya melaksanakan dua indikator yaitu siswa menyimak

penjelasan guru dan bertanya jawab seputar materi tetapi siswa siswa tidak menyimak

masalah yang dimunculkan oleh guru. Sedangkan pada pertemuan II dikategorikan

baik (B) karena siswa melaksanakan semuaindikator.

Pada langkah kedua yakni membentuk beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa secara heterogen dengan kemampuan berbeda-

beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah) maupun jenis kelamin.

Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena siswa memenuhi dua indikator

yaitu siswa bergabung dengan teman kelompok yang telah diatur oleh guru dan

mendapatkan LKPD dari guru untuk kelompoknya namun siswa tidak memperhatikan

arahan dan penjelasan guru mengenai aturan kerja kelompok. Pada pertemuan II

dikategorikan baik (B) karena siswa melaksanakan semuaindikator.

Selanjutnya langkah ketiga yakni membimbing penyelidikan individual dan

kelompok. Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena melaksanakan dua

indikator yaitu siswa mengisi LKPD yang telah diberikan dan siswa bekerjasama

dalam mengumpulkan informasi untuk membuat suatu kesimpulan tentang


65

pemecahan masalah dalam kelompoknya. Pertemuan II dikategorikan baik (B) karena

siswa telah melaksanakan semua indikator.

Langkah keempat yakni mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada

pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena siswa memenuhi dua indikator yaitu

siswa menyajikan hasil diskusi dalam bentuk laporan dan siswa menyajikan hasil

diskusi dipapan tulis, namun siswa tidak memperhatikan penyajian hasil diskusi

kelompok lain. Pada pertemuan II masih dalam dikategorikan cukup (C) karena siswa

telah melaksanakan dua indikator seperti pada pertemuan I.

Dan langkah terakhir yakni menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Pada pertemuan I dikategorikan cukup (C) karena siswa hanya

melaksanakan dua indikator yaitu siswa aktif berdiskusi dan memberikan tanggapan

serta membahas hasil belajar yang dipaparkan oleh kelompok lain tetapi siswa belum

memberikan saran terhadap hasil kerja tiap kelompok. Pertemuan II dikategorikan

baik (B) karena siswa melaksanakan semua indikator.

Dari pemaparan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II diatas,

pertemuan I diperoleh skor secara keseluruhan yaitu 12 dengan persentase sebesar

80% yang dinyatakan berada pada kategori baik (B). Sedangkan pertemuan II

diperoleh secara keseluruhan adalah 14 dengan persentase sebesar 93,33% dan

dinyatakan berada pada kategori baik (B).

5. Data hasilbelajar

Setelah pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, maka dilakukan tes hasil

belajar siswa. Adapun hasil analisis deskriptif terhadap skor perolehan hasil belajar
66

siswa pada mata pelajaran Matematika setelah diterapkannya model Pembelajaran

Berbasis Masalah menunjukkan bahwa pada siklus II ada 10 siswa yang memperoleh

nilai 92-100 dengan kategori Baik Sekali atau 52,63 % , nilai 84-91 dengan kategori

Baik sebanyak 4 siswa atau 21,52 %, nilai 76-83 dengan kategori Cukup sebanyak 3

siswa atau 15,78 %, nilai 68-75 dengan kategori Kurang sebanyak 2 siswa atau

10,52 %, sedangkan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai <65 dengan kategori

sangat kurang. Hasil tes belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Data Deskripsi Frekuensi dan Persentase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa

Siklus II.

Nilai Kategori Frekuensi Persentasi (%)

92-100 Baik sekali 10 52,63 %

84-91 Baik 4 21,52 %

76-83 Cukup 3 15,78 %

68- 75 Kurang 2 10,52 %

< 67 Sangat Kurang 0 0%

Jumlah 19 100%

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika pada pokok bahasan operasi bilangan pecahan, fokus materi

yang diajarkan pada pertemuan I adalah penjumlahan bilangan pecahan campuran


67

penyebut berbeda Sedangkan pada pertemuan II fokus materi yang diajarkan adalah

pengurangan bilangan pecahan campuran penyebut berbeda pada siswa kelas V SDN

351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, ketuntasan

siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Data Deskripsi Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa Siklus II.

Nilai Kategori Frekuensi Persentasi (%)

76 – 100 Tuntas 17 89,47 %

0 – 75 Tidak Tuntas 2 10,52 %

Jumlah 19 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas menyatakan bahwa dari 19 siswa, 17

siswa dengan persentase 89,47% termasuk dalam kategori tuntas dan 2 siswa dengan

persentase 10,52% yang termasuk dalam kategori tidak tuntas. Hasil ini

menunjukkan bahwa ketuntasan belajar pada siklus II sudah tercapai secara klasikal

karena jumlah murid yang tuntas telah lebih dari 70% siswa memperolah nilai sesuai

KKM yaitu ≥76 pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan model

pembelajaran berbasis masalah dianggap tuntas secara klasikal.

d. Refleksi SiklusII
68

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru dan aktivitas

belajar murid melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata

pelajaran matematika siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan

Kajang Kabupeten Bulukumba, serta analisis data tes hasil belajar siswa dari

pertemuan I dan pertemuan II, maka temuan yang terjadi selama proses belajar

mengajar berlangsung dapat dicatat untuk dijadikan refleksi pada siklus II, yaitu

sebagai berikut:

1) Jika dilihat dari proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dimana pada

siklus II guru sudah terlihat menguasai model pembelajaran berbasis masalah

sehingga telah mengalami peningkatan dan berada pada kategori baik. Guru telah

mampu mengkondisikan kelas dengan baik sehingga siswa lebih serius dalam

mengikuti pembelajaran dan guru juga telah mampu mengorganisir dan

membimbing siswa dalam penerapan setiap langkah-langkah model pembelajaran

berbasismasalah.

2) Aktivitas siswa dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah pada siklus II telah mengalami peningkatan dan berada pada

kategori baik, dikarenakan siswa telah terbiasa dan telah mengerti dengan

penerapan model pembelajaran berbasis masalah, sehingga siswa terlibat aktif

dalam kegiatan kerja kelompok dan siswa telah terlihat antusias dalam mengikuti

pembelajaran.

3) Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa penelitian yang telah

dilaksanakan sudah mencapai keberhasilan yang diharapkan sebelumnya.Data


69

analisis hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran, yang

menunjukkan bahwa jumlah nilai keseluruhan siswa adalah 1.702 dan nilai rata-

rata kelas pada siklus II adalah 89,21 % dan berada pada kategori Baik. Dari data

yang diperoleh masih ada siswa yang belum mencapai KKM yaitu ≥76 untuk

mata pelajaran Matematika. Tetapi perolehan ini telah melebihi indikator

keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu persentase

ketuntasan belajar secara klasikal adalah 70%. Hasil belajar yang diperoleh dari

19 siswa kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupeten

Bulukumba, siswa yang mencapai KKM pada tes siklus II yaitu sebanyak 17

siswa dengan persentase sebesar 89,47 %, sedangkan siswa yang tidak mencapai

KKM hanya ada 2 siswa dengan persentase sebesar 10,52 % dapat dilihat pada

lampiran. Demikian dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran dan hasil belajar

siswa terjadi peningkatan melalui penerapan model pembelajaran berbasis

masalah pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SDN 351 Kawasan

Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupeten Bulukumba sehingga tidak perlu

dilanjut pada siklus berikutnya.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Sebelum pelaksanaan

penelitian, peneliti terlebih dahulu mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan

keberhasilan siswa pada mata pelajaran Matematika. Hasil yang diperoleh dari data

hasil belajar siswa sebelumnya, ternyata masih ada siswa yang belum mencapai nilai
70

KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥76. Hal ini menunjukkan perlu adanya

suatu tindakan dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan

hasil belajar Matematika siswa di kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dengan menerapkan model pembelajaran

berbasis masalah.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan pada siklus I dan siklus II dapat

dinyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada matapelajaran

Matematika dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah di kelas V

SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Hasil

belajar siswa yang diperoleh setelah dilaksanakan siklus I dalam pembelajaran

Matematika pokok bahasan yaitu operasi hitung pecahan biasa. Analisis deskriptif

hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata siswa secara keseluruhan pada siklus I

adalah 57,89 diperoleh dari jumlah nilai keseluruhan siswa 1.247 dibagi jumlah

siswa kelas V. Analisis data juga menunjukkan bahwa hasil belajar dari 19 siswa,

hanya 8 siswa yang mencapai standar KKM dengan persentase sebesar 42,10 %.

Sedangkan siswa yang tidak mencapai standar KKM sebanyak 11 siswa dengan

persentase sebesar 57,89 %. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang

harus dicapai adalah76.

Pada proses pembelajaran di siklus I sudah menunjukkan perubahan namun

masih kurang. Hal ini karena kekurangan-kekurangan yang terjadi ditiap tahap

kegiatan pembelajaran baik yang terjadi pada aspek guru dalam hal ini guru kelas V

dan juga dari aspek siswa. Kekurangan yang terjadi dari aspek guru ini dapat dilihat
71

pada lembar observasi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hasil belajar siswa pada

siklus I berada pada kategori kurang, disebabkan karena penerapan langkah-langkah

model pembelajaran yang digunakan belum berjalan dengan maksimal. Pada

penyajian materi dan pada saat kegiatan kelompok belum maksimal sehingga proses

pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal tersebut

mengakibatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih tergolong

rendah, karena siswa belum mengerti langkah-langkah dari model pembelajaran

tersebut dan masih kurang memperhatikan penjelasan guru. Melihat hasil belajar

siswa pada siklus I yang belum mencapai KKM, maka disinilah ada tuntutan agar

diadakannya siklus II sebagai tindak lanjut dari siklus I.

Hal itu dilakukan tindakan selanjutnya yang bertujuan untuk memperbaiki

aktivitas guru dan siswa yang belum tercapai saat proses pembelajaran berlangsung.

Oleh karena itu, pada siklus II guru secara bersungguh-sungguh dan tegas dalam

memberikan pemahaman kepada siswa tentang penerapan langkah-langkah model

pembelajaran berbasis masalah dan siswa juga lebih memperhatikan penjelasan dari

guru.

Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus II, menunjukkan ternyata ada

peningkatan baik dari segi proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa setelah

diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran

Matematika. Hasil yang diperoleh pada siklus II jauh lebih baik dari pada siklus I.

Maka dari itu, dapat dikatakan siklus II merupakan siklus dimana guru berhasil

menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan baik pada mata pelajaran
72

Matematika di kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa Kecamatan Kajang

Kabupeten Bulukumba.

Hal ini dapat dibuktikan dari perolehan hasil belajar siswa yang mampu

mencapai kategori baik sekali. Analisis deskriptif hasil belajar siswa diperoleh nilai

rata-rata siswa secara keseluruhan pada siklus II adalah 89,21 diperoleh dari jumlah

nilai keseluruhan siswa 1.702 dibagi jumlah siswa kelas V. Analisis data juga

menunjukkan bahwa hasil belajar dari 19 siswa, 17 siswa yang mencapai standar

KKM dengan persentase sebesar 89,47 %. Sedangkan siswa yang tidak mencapai

standar KKM hanya 2 siswa dengan persentase sebesar 10,52%. Adapun Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang harus dicapai adalah 76. Hasil belajar siswa

berdasarkan perolehan dari tes siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari hasil tes

siklus I nilai rata-rata siswa adalah 57,89 menjadi meningkat di siklus II dengan

nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah89,21.

Hasil observasi pelaksanaan siklus II membuktikan bahwa aktivitas mengajar

guru mengalami peningkatan dari sebelumnya, dimana pada siklus I aktivitas

mengajar guru berada pada kategori kurang dan pada siklus II berada pada kategori

baik. Sejalan dengan hal tersebut, aktivitas belajar siswa juga mengalami

peningkatan, dimana aktivitas belajar siswa pada siklus I masih berada pada kategori

kurang, dan siklus II mampu merubah aktivitas belajar siswa menjadi lebih baik serta

berada pada kategori baik.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas

mengajar guru, serta peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke
73

siklus II dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SDN 351 Kawasan Amma Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dinyatakan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan tidak perlu diadakan tindakan penelitian pada siklus berikutnya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan baik sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran yakni menyadari masalah, Implementasi model

pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah,

merumuskan masalah, bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari

kesenjangan, kemudian di fokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji,

merumuskan hipotesis, kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini

adalah siswa dapat menemukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan,

mengumpulkan data dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data

yang relevan, kemampuan yang diharapkan adalah kecakapan siswa untuk

mengumpulkan dan memilah data, kemudian memetakan dan menyajikan dalam

berbagai tampilan agar mudah dipahami, menguji hipotesis berdasarkan data yang

dikumpulkan, akhirnya siswa bisa menentukan hipotesis mana yang diterima dan

ditolak, dan menentukan pilihan penyelesaian.

Berdasakan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan,sehingga

pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil

belajar matematika pada siswa kelas V diperoleh peningkatan baik dari segi proses

pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat adanya

peningkatan aktivitas mengajar guru, yakni pada siklus I aktivitas mengajar guru

73
74

berada pada kategori cukup (C) dan pada siklus II mengajar guru mengalami

peningkatan yakni berada pada kategori baik (B). Serta adanya peningkatan aktivitas

belajarsiswa,yaknipadasiklusIaktivitasbelajarsiswaberadapadakategoricukup

(C) dan pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yakni berada

pada kategori baik (B). Terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika tidak terlepas dari perbaikan aktivitas mengajar guru dalam

menerapkan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah. Hal tersebut

diikuti dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada siklus I berada pada kategori

Tidak Tuntas (TT) dan siklus II meningkat sehingga berada pada kategori Tuntas(T).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, diajukan


beberapa saran yang perlu dipertimbangkan:

1. Bagi Lembaga dinas dan penyuluhan pendidikan sebaiknya lebih mengadakan


pengajaran dan bimbingan bagi tenaga pendidik tentang pembelajaran yang
inovatif sehingga akan terjadi peningkatan kualitaspembelajaran.
2. Bagi guru, diharapkan selalu mengikuti perkembangan yang berhubungan dengan
inovasi dalam pembelajaran sehingga metode pembelajaran yang konvensional
dan membosankan bagi siswa bisa diatasi dengan menerapkan model
pembelajaran yang lebih inovatif agar kemudian pembelajaran dapat menjadi
lebih menarik bagi siswa dan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Dan guru
hendaknya selalu menunjukkan keaktifan dalam proses pembelajaran seperti
dalam memecahkan masalah matematika sebagai peningkatan kemampuan belajar
siswa.
75

3. Bagi siswa, hendaknya benar-benar mengikuti pembelajaran dengan baik dan


tertib agar tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara efektif karena
pembelajaran berbasis masalah ini sangat bermanfaat bagi siswa yaitu untuk
mempermudah siswa dalam mengingat materi yang telahdipelajari.
4. Bagi calon peneliti yang berminat, hendaknya dalam melaksanakan penelitian
dengan menerepkan model pembelajaran ini, mencoba materi atau pelajaran yang
lain. penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi demi penyempurnaan
penelitian di masa-masaberikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013.


Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Bada. 2017. Mendesain Model Pembelajaran, Inovatif,


Progresif, dan Kontextual: Konsep,, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.

Arikunto, Suhardjono & Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.

Badriyah, Ummul. 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada
Materi Himpunan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nuember
Head Together Di Kelas VII-A MTS Aziddin Medan. Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Fendrik, Muhammad. 2019. Pengembangan Kemampuan Koneksi Matematis Dan


Habits Of Mind Pada Siswa. Surabaya: Media Sahabat Cendekia.

Irham, Muhammad. 2014. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lefudin. 2017. Belajar Dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran,


Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode
Pembelajaran. Yogyakarta:Deepublish.

Mariyahningsih, Nining dan Mistina hidayati. 2018. Bukan Kelas Biasa : Teori Dan
Praktik berbagai Model Dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi
Pembelajaran di Kelas-Kelas Inspiratif. Surakarta: CV Kekata Group.

Mirdanda, Arsyi. 2018. Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar. Kalimantan Barat: Yudha English
Gallery.

Mirdanda. 2019. Mengelola Aktivitas Pembelajaran Disekolah Dasar. Kalimantan


Barat: PGRI Provinsi Kalbar.

Najoan, Roeth A.O. 2019. Strategi Pemecahan Masalah Soal Cerita Matematika di
Sekolah Dasar. Sulawesi Utara: Yayasan Makaria Waya.

76
77

Putri, Hafiziani Eka. 2017. Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA),


Kemampuan-Kemampuan Matematis, dan Rancangan Pembelajarannya.
Jawa Barat: RoyyanPress.

Rifai. 2018. Classroom action Research in Cristion Class (Penelitian Tindakan


Kelas Dalam PAK). Sukoharjo: BornWin’sPublishing.

Rusman. 2013. Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Sadiman, Arif. 2014. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sari, Lisna Siti Permata. 2014. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal Pendidikan Matematika, III(3).
Sam, Hilyatin Nisak & Abd. Qohar. 2015. Pembelajaran Berbasis Masalah
Berdasarkan Langkah-langkah Polya untuk Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif,
VI(2), 153.
Sidiq, Ricu.Dkk. 2019. Strategi Belajar Mengajar Sejarah : Menjadi Guru Sukses.
Jakarta: Yayasan Menulis Kita.

Sigit, Ahmad. 2013. Penerapan Metode Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Bukateja
Semester I Tahun 2011/2012. Skripsi FKIP Universitas Satya Wacana
Salatiga.

Sumantri, Mohammad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di


Tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Jogyakarta:
Ar-Ruz Media.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenadamedia Group.

Syarifuddin, dkk. 2019. Guru, Mariki Kita Menulis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Yogyakarta :Deepublish.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Armas Duta Jaya
LAMPIRAN

78
79

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Siklus I Pertemuan I

SatuanPendidikan : SDN 351 Kawasan Amma Towa


Kelas/Semester : V (Lima) /1
Pelajaran1 : Operasi Hitung Pecahan
SubPelajaran1 : Penjumlahan PecahanBiasa
AlokasiWaktu : 90 Menit

A. KOMPETENSI INTI(KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhann dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlakmulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan :Matematika
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.1 Melakukan penjumlahan pecahan 3.1.4 Menyelesaikan masalah
biasa penyebut berbeda. penjumlahan pecahan biasa penyebut
berbeda sehingga penyebutnya sama
80

yang berkaitan dengan kehidupan


sehari-hari.

C. TUJUANPEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi operasi hitung penjumlahan pecahan biasa
penyebut berbeda sehingga penyebutnya sama melaluigambar.
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan biasa penyebut
berbeda sehingga penyebutnya sama yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.

D. MATERIPEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi operasi hitung penjumlahan pecahan biasapenyebut
berbeda.
2. Menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan biasa penyebut berbeda
sehingga penyebutnya sama yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari.

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODEPEMBELAJARAN


Pendekatan :Saintifik
Model : Pembelajaran BerbasisMasalah
Metode : Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi danpenugasan.

F. LANGKAH LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan a. Guru membuka dengan salam dan dilanjutkandengan 10
membaca doa. (Orientasi) Menit
b. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkandengan
pengalaman siswa.(Apersepsi)
c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan pelajaridalam
kehidupan sehari-hari.(Motivasi)
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.(Pemberi
Acuan)
Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 70
Inti Menit
81

1. Orientasi siswa pada masalah:


a. Guru menjelaskan materi tentangpecahan.
b. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang
pecahan
c. Selanjutnya guru menyajikan/memunculkan
masalah tentang pecahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari siswa melaluigambar.
 Pada saat kita menemani ibu berbelanja, kita
sering melihat ibu berbelanja kacangpanjang
kg, kg kentang dan wortel kg. Dan
setelah pulang kita semua hampir tidak
berpikir berapa berat semua belanjaan ibu
bukan ?
2. Guru mengorganisasi siswa untuk belajar:
a. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok kecil secara
heterogen
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar dalam
kelompok kecil untuk memecahkan masalah/tugas
belajar tentang materi penjumlahanpecahan
c. Kemudian guru membagikanLKPD kepada setiap
kelompok.
3. Guru membimbing pengalaman individual atau
kelompok
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengisi LKPD
yang telah diberikan.
b. Lalu siswa diminta untuk berdiskusi dan
mengemukakan ide sebagai bentuk kerjasama
dalam menyelesaikan masalah tentang
penjumlahanpecahan.
c. Kemudian setiap kelompok mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan materi pecahan dan
akhirnya membuat suatu kesimpulan tentang
pemecahan masalahtersebut.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyajikan hasil
pemecahan masalah dalam bentuklaporan/LKPD
82

yang telah diberikan.


b. Kemudian setiap perwakilan kelompok diminta
untuk menuliskan hasil belajarnya di papantulis
c. Lalu siswa lain memperhatikan penyajian hasil
belajar tiapkelompok.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah :
a. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
teman kelompoknya untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah
yang disajikan tiapkelompok.
b. Kemudian guru bersama siswa membahas hasil
belajar yang dikemukakan oleh setiapkelompok
c. Selanjutnya guru memberikan saran terhadaphasil
belajaryangtelahdituliskanolehsemua
kelompok.
Penutup a. Guru dan siswa menyimpulkan hasilpembelajaran. 10
b. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajarimateri Menit
yang akan dibahas dipertemuanselanjutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan berdoadan
salam.

G. SUMBER, ALAT DAN MEDIAPEMBELAJARAN


Sumber : Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Senang Belajar
MATEMATIKA. 2018. Jakarta : Kementerian PendidikanDan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Alat : Kertas karton,kertas warna, gunting danlem
Media : Blok Pecahan
H. PENILAIAN(ASESMEN)
1. PenilaianProses : Non tes (observasi guru dansiswa)
2. PenilaianHasil :Tes
83

Tanah Towa, 28 September 2020


Mengetahui,
Guru Kelas V SDN351Kawasan Observer

Suryani,S.Pd Salmawati
NIP. 19650515 1986111 003 NIM.1647040032

Menyetujui,
Kepala SDN 351 Kawasan

Hasaning, S.Pd.
NIP. 19670805 198803 1 012
84

Lampiran 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Siklus I Pertemuan I

PokokBahasan : PenjumlahanPecahan
Kelas V
Hari/tanggal : 28 September 2020
AlokasiWaktu : 30menit
NamaKelompok :.............
NamaAnggota :1.............................
2.............................
3.............................
4.............................
5.............................

A. Tujuan
Siswa dapat menyelesaikan masalah tentang pecahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
B. LangkahMengerjakan
1) Berdiskusilah dengan teman dalam kelompok dankerjakan.
2) Setelah semua selesai. Setiap kelompok menunjukkan hasilpekerjaannya
didepan anggota kelompok lain.
3) Apabila ada jawaban yang kurang tepat, seluruh anggota kelompokberdiskusi
untuk mencari jawaban yangtepat.
C. SoalLatihan
Selesaikanlah soal-soal dibawah ini !
1)
Sakina memiliki pitameter, sedangkan Nayla memiliki pitameter.

Jika pita mereka disambung, maka panjang maksimal hasil pipa


sambungan tersebut adalah...
85

2)
Kaisan membagi buah Apel menjadi 8 bagian sama besar. Sebanyak
bagian dibagikan ke Malik,bagian dibagikan ke Indah. Berapa

banyak buah Apel yang diberikan Amel ?

3)
Novi pergi kepasar untuk membeli sayur, Novi membelikg bawang
putih,kg bawang merah dankg kol. Berapa berat belanjaan yang

Novi bawa pulang ?

4)

Rangga memiliki tali sepanjang meter. Kemudian tali itu dipotong

meter. Maka sisa tali Rangga adalah….


86

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU


SIKLUS I PERTEMUAN I

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal : Selasa/28 September2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


pembelajaran pemecahan masalah yang dilakukan guru di dalam kelas.
Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat gurumengajar.
Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa pada masalah
a. Guru menjelaskan materipecahan
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang Indicator
materipecahan  B belum
c. Guru menyajikan/memunculkanmasalah tercapai
tentang penjumlahan pecahanyang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok
secara heterogen.
Indicator
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar
 B beleum
dengan kelompok kecil untuk
tercapai
memecahkan masalah/tugasbelajar
c. Guru membagikan LKPD kepadasetiap
kelompok.
3. Membimbing penyelidikan individual dan
87

kelompok
a. Guru mengarahkan siswa dalammengisi
lembar LKPD yang telahdiberikan.
b. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi
dan mengemukakan ide sebagai bentuk 
kerjasama dalam menyelesaikanmasalah Indicator
kelompoknya. B belum
c. Guru membimbing semua kelompokuntuk tercapai
mengumpulkan informasi yang sesuai
dengan masalah dan membuatsuatu
kesimpulan pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Guru mengarahkan siswa untuk
menyajikan hasil pemecahan masalah
Indicator
dalam bentuklaporan.
 B belum
b. Guru meminta siswa untuk menuliskan di
tercapai
papan tulis hasil kerjakelompoknya
c. Guru memperhatikan penyajian hasilkerja
tiapkelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
a. Guru mendorong siswa untuk aktif
berdiskusi dan memberikan tanggapan Indicator
terhadap sajian hasil pemecahanmasalah B dan C

b. Guru bersama siswa membahas hasil belum
belajar yang ditulis olehkelompok tercapai
c. Guru memberikan saran terhadap hasil
belajar yang telah di sajikan olehtiap
kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 9

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15

Rata-rata 60%

Kategori K (Kurang)
88

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 28 September 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
89

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


SIKLUS I PERTEMUAN I

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal : 28 September 2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


model pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan siswa di dalam
kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
siswa dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.

Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa kepada masalah
Indicator
a. Siswa menyimak penjelasan dariguru
B dan C
b. Siswa bertanya jawab seputar materi 
belum
c. Siswa mmenyimak masalah yang
tercapai
dimunculkan oleh guru dalampembelajaran
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa membentuk 5 kelompok secara Indicator
heterogen  B belum
b. Siswa menyimak penjelasan skenariodan tercapai
aturan-aturan belajar dengan kelompok
90

kecil untuk memecahkan masalah/tugas


belajar,
c. Siswa mendapat LKPD yang disediakan
oleh guru untuk kelompoknya
3. Membimbing penyelidikan individual dan
kelompok
a. Siswa mengisi lembar LKPD yang telah
disiapkan
b. Siswa mengemukakan ide sebagai bentuk Indicator
kerjasama menyelesaikan masalah  B belum
kelompoknya. tercapai
c. Siswa mengmpulkan informasi tentang
pemecahan masalah berdiskusi untuk
membuat suatu kesimpulantentang
pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Siswa menyajikan hasil pemecahanmasalah
Indicator
dalam bentuklaporan.
B dan C
b. Siswa menuliskan di papan tulis hasilkerja 
belum
kelompoknya
tercapai
c. Siswa memperhatikan penyajian hasilkerja
tiap kelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Indicator
a. Siswa aktif berdiskusi dan memberikan
B belum
tanggapan terhadap sajian hasilpemecahan 
tercapai
masalah
b. Siswa membahas hasil belajar yangditulis
91

oleh kelompok
c. Siswa memberikan saran terhadap laporan
yang telah di laporkan oleh kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 8

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15

Rata-rata 53,33%

Kategori C (Cukup)

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 28 September 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
92

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Siklus I Pertemuan II

SatuanPendidikan : SDN 351 Kawasan Amma Towa


Kelas/Semester : V (Lima) /1
Pelajaran1 : Operasi Hitung Pecahan
SubPelajaran2 : Pengurangan PecahanBiasa
AlokasiWaktu : 90 Menit

A. KOMPETENSI INTI(KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhann dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlakmulia.
B. KOMPETENSI DASAR DANINDIKATOR
Muatan :Matematika
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.1 Melakukan operasi hitung 3.1.4 Menyelesaikan masalah
pengurangan pecahan biasa pengurangan pecahan biasa
penyebut berbeda. penyebut berbeda sehingga
93

penyebutnya sama yang berkaitan


dengan kehidupan sehari-hari.

C. TUJUANPEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi operasi hitung pengurangan pecahanbiasa
penyebut berbeda melalui media blokpecahan.
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah pengurangan pecahan biasapenyebut
berbeda yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari.

D. MATERIPEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi operasi hitung pengurangan pecahan biasa penyebut
berbeda
2. Menyelesaikan masalah pengurangan pecahan penyebut berbedayang
berkaitan dengan kehidupansehari-hari

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODEPEMBELAJARAN


Pendekatan :Saintifik
Model : Pembelajaran BerbasisMasalah
Metode : Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi danpenugasan.

F. LANGKAH LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan a. Guru membuka dengan salam dan dilanjutkandengan 10
membaca doa. (Orientasi) Menit
b. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkandengan
pengalaman siswa.(Apersepsi)
c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan pelajaridalam
kehidupan sehari-hari.(Motivasi)
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.(Pemberi
Acuan)
Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 70
Inti Menit
1. Orientasi siswa pada masalah :
94

a. Guru menjelaskan materi tentangpecahan.


b. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang
pecahan
c. Selanjutnya guru menyajikan/memunculkan masalah
tentang pecahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari siswa melaluigambar.
 Aqilah memiliki kg telur. Sebanyak kgtelur
digunakan untuk membuat martabak. Jadi
berapa kg sisa telur Aqilah ?
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar:
a. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok kecil secara
heterogen
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar dalam
kelompok kecil untuk memecahkan masalah/tugas
belajar tentang materi penjumlahanpecahan
c. Kemudian guru membagikan LKPD kepada setiap
kelompok.
3. Membimbing pengalaman individual ataukelompok
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengisi LKPD
yang telah diberikan.
b. Lalu siswa diminta untuk berdiskusi dan
mengemukakan ide sebagai bentuk kerjasama
dalam menyelesaikan masalah tentang penjumlahan
pecahan.
c. Kemudian setiap kelompok mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan perbandingan dua
besaran dan akhirnya membuat suatu kesimpulan
tentang pemecahan masalahtersebut.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyajikan hasil
pemecahan masalah dalam bentuklaporan/LKPD
95

yang telah diberikan.


b. Kemudian setiap perwakilan kelompok diminta
untuk menuliskan hasil belajarnya di papan tulis
c. Lalu siswa lain memperhatikan penyajian hasil
belajar tiap kelompok.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah :
a. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
teman kelompoknya untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah
yangdisajikan.
b. Kemudian guru bersama siswa membahas hasil
belajar yang dikemukakan oleh setiapkelompok
c. Selanjutnya guru memberikan saran terhadap hasil
belajar yang telah dituliskan oleh semua
kelompok.
Penutup a. Guru dan siswa menyimpulkan hasilpembelajaran. 10
b. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajarimateri Menit
yang akan dibahas dipertemuanselanjutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan
salam.

G. SUMBER, ALAT DAN MEDIAPEMBELAJARAN


Sumber : Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Senang Belajar
MATEMATIKA. 2018. Jakarta : Kementerian PendidikanDan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Alat : Kertas karton,kertas warna, gunting dan lem
Media : Blok Pecahan
H. PENILAIAN(ASESMEN)
1. PenilaianProses : Non tes (observasi guru dansiswa)
2. PenilaianHasil :Tes
96

Tanah Towa, 1 Oktober2020


Mengetahui,
Guru Kelas V SDN351Kawasan Observer

Suryani,S.Pd Salmawati
NIP. 19650515 1986111 003 NIM.1647040032

Menyetujui,
Kepala SDN 351 Kawasan

Hasaning, S.Pd.
NIP. 19670805 198803 1 012
97

Lampiran 6

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Siklus I Pertemuan II

PokokBahasan : Pengurangan Pecahan Biasa


Kelas V
Hari/tanggal : 1 Oktober 2020
AlokasiWaktu : 30menit
NamaKelompok :.............
NamaAnggota :1.............................
2.............................
3.............................
4.............................
5.............................

A. Tujuan
Siswa dapat menyelesaikan masalah tentang pecahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
B. LangkahMengerjakan
1) Berdiskusilah dengan teman dalam kelompok dankerjakan.
2) Setelah semua selesai. Setiap kelompok menunjukkan hasilpekerjaannya
didepan anggota kelompok lain.
3) Apabila ada jawaban yang kurang tepat, seluruh anggota kelompokberdiskusi
untuk mencari jawaban yangtepat.
C. SoalLatihan
Selesaikanlah soal-soal dibawah ini !
1)
Ibu Murni membeli tepung terigu sebanyak kg. Tepung terigu
tersebut dibuat roti sebanyak kg. Maka sisa tepung Ibu Murni
adalah….
98

2)
Pak Danu membeli pipa untuk membuat saluran air sepanjang m.
Di rumah masih mempunyai pipa sepanjang m. Berapa sisa panjang
pipa yang dimiliki pak Danu?

3)
Sebuah botol berisi minyak goreng bagian. Berapa bagian harus
ditambah agar botol penuh?

4)

Abid memiliki tali sepanjang meter. Kemudian tali itu diberikan


kepada Aqilah sepanjang meter dan rasti meter . Maka sisa tali
Aqilah adalah….

5)

Ika memiliki kabel listrik meter lalu kabel listri itu diberikan kepada
Danu meter. Berapa sisa kabel listrik Ika?
99

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU


SIKLUS I PERTEMUAN II

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal :Kamis/1 September2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


pembelajaran pemecahan masalah yang dilakukan guru di dalam kelas.
Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat gurumengajar.
Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa pada masalah
a. Guru menjelaskan materipecahan
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang Indicator
materipecahan  B belum
c. Guru menyajikan/memunculkanmasalah tercapai
tentang pecahan yang berkaitandengan
kehidupan sehari-hari.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok
Indicator
secara heterogen.
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar B dan C

dengan kelompok kecil untuk belum
memecahkan masalah/tugasbelajar tercapai
c. Guru membagikan LKPD kepadasetiap
kelompok.
3. Membimbing penyelidikan individual dan
100

kelompok
a. Guru mengarahkan siswa dalammengisi
lembar LKPD yang telahdiberikan.
b. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi
dan mengemukakan ide sebagai bentuk  Indicator
kerjasama dalam menyelesaikanmasalah B belum
kelompoknya.
tercapai
c. Guru membimbing semua kelompokuntuk
mengumpulkan informasi yang sesuai
dnegan masalah dan membuatsuatu
kesimpulan pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Guru mengarahkan siswa untuk
menyajikan hasil pemecahan masalah Indicator
dalam bentuklaporan.
 B belum
b. Guru meminta siswa untuk menuliskan di
papan tulis hasil kerjakelompoknya tercapai
c. Guru memperhatikan penyajian hasilkerja
tiapkelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
a. Guru mendorong siswa untuk aktif
berdiskusi dan memberikan tanggapan Indicator
terhadap sajian hasil pemecahanmasalah B belum

b. Guru bersama siswa membahas hasil
belajar yang ditulis olehkelompok tercapai
c. Guru memberikan saran terhadap hasil
belajar yang telah di sajikan olehtiap
kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 9

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15

Rata-rata 60%

Kategori C (Cukup)
101

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 1 September 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
102

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


SIKLUS I PERTEMUAN II

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal : Kamis/ 1 September2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


model pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan siswa di dalam
kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
siswa dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.

Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa kepada masalah
a. Siswa menyimak penjelasan dariguru Indicator
b. Siswa bertanya jawab seputar materi  B belum
c. Siswa menyimak masalah yang tercapai
dimunculkan oleh guru dalampembelajaran
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa membentuk 5 kelompok secara Indicator
heterogen  B belum
b. Siswa menyimak penjelasan skenariodan tercapai
aturan-aturan belajar dengan kelompok
103

kecil untuk memecahkan masalah/tugas


belajar,
c. Siswa mendapat LKPD yang disediakan
oleh guru untuk kelompoknya
3. Membimbing penyelidikan individual dan
kelompok
a. Siswa mengisi lembar LKPD yang telah
disiapkan
b. Siswa mengemukakan ide sebagai bentuk Indicator
kerjasama menyelesaikan masalah  B belum
kelompoknya. tercapai
c. Siswa mengmpulkan informasi tentang
pemecahan masalah berdiskusi untuk
membuat suatu kesimpulantentang
pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Siswa menyajikan hasil pemecahanmasalah
Indicator
dalam bentuklaporan.
B dan C
b. Siswa menuliskan di papan tulis hasilkerja 
belum
kelompoknya
tercapai
c. Siswa memperhatikan penyajian hasilkerja
tiap kelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Indicator
a. Siswa aktif berdiskusi dan memberikan B dan C

tanggapan terhadap sajian hasilpemecahan belum
masalah tercapai
b. Siswa membahas hasil belajar yangditulis
104

oleh kelompok
c. Siswa memberikan saran terhadap laporan
yang telah di laporkan oleh kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 8

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15

Rata-rata 53,33%

Kategori C (Cukup)

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 1 September 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
105

Lampiran9

TES HASIL BELAJAR


SIKLUS I

MataPelajaran : Matematika
Nama :..............................
Kelas V

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat !


1) Meli membeli talirapiah sepanjang
meter, kemudian Meli membeli meter.

Jadi berapa panjang tali rapiah yang dimiliki Meli ?

2) Ibu membeli kg telur, dan kg tepung. Berapa kg seluruh belanjaanibu?


106

3) Adibah mempunyaipita
meter, kemudian meter diberikan kepada Amel.

Berapa meter sisa pita Adibah ?

4) Ibu Novi kepasar membeli kg kentang , kg sawi dan kg wortel. Berapaberat

belanjaan Ibu Novi ?

5) Purnama mempunyai kain sepanjang meter, kemudian dipakaimeter untuk

membuat lap tangan. SisakainPurnama........meter.


107

Lampiran 10

KUNCI JAWABAN

1) Meli membeli tali rapiahsepanjang


meter, Meli membeli lagi meter. Jadi

berapa panjang tali rapiah yang dimiliki Meli ?


Jawab=

=1

Jadi panjang tali rapiah Kasman adalah 1


meter.
2) Ibu membeli kg telur, dan kg tepung. Berapa kg seluruh belanjaanibu?

Jawab =

Jadi, berat belanjaan Ibu adalah kg

3) Adibah mempunyai pita meter,kemudian


meter diberikan kepada Amel.

Berapa meter sisa pita Adibah ?


Jawab =

Jadi, sisa pita yang dimiliki Adibah adalah

4) Ibu Novi kepasar membeli kg kentang , kg sawi dan kg wortel. Berapaberat

belanjaan Ibu Novi ?


Jawab =

Jadi, berat belanjaan Ibu Novi adalah 2 kg


108

5) Purnama mempunyai kain sepanjang meter, kemudian dipakai meteruntuk

membuat lap tangan. Sisakain Purnama.......meter.


Jawab =

Jadi, sisa kain Purnama adalah meter.


109

Lampiran 11

Data Hasil Tes Akhir Siklus I


Indikator Penilaian
Nama Ket.
No 1 2 3 4 5 Skor Nilai
Siswa KKM
(3) (3) (3) (3) (3)
1. Suci RMH 3 3 3 3 2 14 93 Tuntas
2. Andi 2 3 1 2 2 10 66 Tidak Tuntas
3. Andini 1 3 3 2 3 12 80 Tuntas
4. Asdar 1 2 1 1 2 7 46 Tidak Tuntas
5. Ayu 1 3 2 3 3 12 80 Tuntas
6. Ikram 1 1 1 1 1 5 33 Tidak Tuntas
7. Ernayanti 1 1 2 1 2 7 46 Tidak Tuntas
8. Heril 1 1 1 1 2 6 40 Tidak Tuntas
9. Baim 3 3 1 3 1 11 73 Tidak Tuntas
10. Ikram M 1 2 1 1 1 6 40 Tidak Tuntas
11. Illa 2 3 3 2 2 12 80 Tuntas
12. Nuni 2 3 2 2 1 10 66 Tidak Tuntas
13. Reski 1 3 3 3 3 13 86 Tuntas
14. Salsabila 2 3 1 1 1 8 53 Tidak Tuntas
15. Sinar 1 1 1 1 1 5 33 Tidak Tuntas
16. Sindi 3 3 2 2 2 12 80 Tuntas
17. Suci RMD 3 3 2 3 3 14 93 Tuntas
18. Adinda 3 3 2 3 2 13 86 Tuntas
19. Syahrini 2 3 2 2 2 11 73 Tidak Tuntas

 Jumlah Nilai 1.247

Nilai Rata-rata Kelas 65,63

Ketidaktuntasan belajar klasikal (%) 57,89%

Ketuntasan belajar klasikal (%) 42,10% Kurang (K)


110

Lampiran 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Siklus II Pertemuan I

SatuanPendidikan : SDN 351 Kawasan Amma Towa


Kelas/Semester : V (Lima) /1
Pelajaran1 : Operasi Hitung Pecahan
SubPelajaran5 : Penjumlahan PecahanCampuran
AlokasiWaktu : 90 Menit
A. KOMPETENSI INTI(KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhann dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlakmulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan :Matematika
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.1 Melakukan penjumlahan pecahan 3.1.4 Menyelesaikan masalah
campuran penyebut berbeda hingga penjumlahan pecahan campuran
penyebutnya sama penyebut berbeda yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
111

C. TUJUANPEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi penjumlahan pecahan campuranpenyebut
berbeda
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan campuran
penyebut berbeda yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari.

D. MATERIPEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi penjumlahan pecahan campuran ke bentuk pecahanbiasa.
2. Menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan campuran ke bentuk pecahan
biasa.

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODEPEMBELAJARAN


Pendekatan :Saintifik
Model : Pembelajaran BerbasisMasalah
Metode : Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi danpenugasan.

F. LANGKAH LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan a. Guru membuka dengan salam dan dilanjutkandengan 10
membaca doa. (Orientasi) Menit
b. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkandengan
pengalaman siswa.(Apersepsi)
c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan pelajaridalam
kehidupan sehari-hari.(Motivasi)
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.(Pemberi
Acuan)
Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 70
Inti Menit
1. Orientasi siswa pada masalah:
a. Guru menjelaskan materi tentang pecahan
campuran.
b. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang
pecahancampuran
c. Selanjutnya guru menyajikan/memunculkan
112

masalah tentang pecahan yang berkaitan dengan


kehidupan sehari-hari siswa melalui gambar.
 Pada saat kita menemani ibu berbelanja di
pasar, kita sering melihat ibuberbelanja
kacang tanah 3 kg dan kentang 2 kg. Dan
setelah pulang kita semua hampir tidak
berpikir berapa berat semua belanjaan ibu
bukan ?
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar:
a. Siswa dibagi ke dalam 3 kelompok kecil secara
heterogen
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar dalam
kelompok kecil untuk memecahkan masalah/tugas
belajar tentang materi penjumlahanpecahan
c. Kemudian guru membagikan LKPD kepada setiap
kelompok.
3. Membimbing pengalaman individual ataukelompok
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengisi LKPD
yang telah diberikan.
b. Lalu siswa diminta untuk berdiskusi dan
mengemukakan ide sebagai bentuk kerjasama
dalam menyelesaikan masalah tentang
penjumlahanpecahan.
c. Kemudian setiap kelompok mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan perbandingan dua
besaran dan akhirnya membuat suatu kesimpulan
tentang pemecahan masalahtersebut.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyajikan hasil
pemecahan masalah dalam bentuk laporan/LKPD
yang telahdiberikan.
b. Kemudian setiap perwakilan kelompok diminta
untuk menuliskan hasil belajarnya di papantulis
c. Lalu siswa lain memperhatikan penyajian hasil
belajar tiapkelompok.
5. Menganalisis dan mengevaluasi prosespemecahan
113

masalah :
a. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
teman kelompoknya untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah
yangdisajikan.
b. Kemudian guru bersama siswa membahas hasil
belajar yang dikemukakan oleh setiapkelompok
c. Selanjutnya guru memberikan saran terhadaphasil
belajaryangtelahdituliskanolehsemua
kelompok.
Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan hasilpembelajaran. 10
2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajarimateri Menit
yang akan dibahas dipertemuanselanjutnya.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoadan
salam.

G. SUMBER, ALAT DAN MEDIAPEMBELAJARAN


Sumber : Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Senang Belajar
MATEMATIKA. 2018. Jakarta : Kementerian PendidikanDan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Alat :-
Media : Gambar

H. PENILAIAN(ASESMEN)
1. PenilaianProses : Non tes (observasi guru dansiswa)
2. PenilaianHasil :Tes
114

Tanah Towa, 5 Oktober 2020


Mengetahui,
Guru Kelas V SDN351Kawasan Observer

Suryani,S.Pd Salmawati
NIP. 19650515 1986111 003 NIM.1647040032

Menyetujui,
Kepala SDN 351 Kawasan

Hasaning, S.Pd.
NIP. 19670805 198803 1 012
115

Lampiran 13

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Siklus II Pertemuan I

PokokBahasan : PenjumlahanPecahan
Kelas V
Hari/tanggal : Senin, 5 Oktober 2020
AlokasiWaktu : 30menit
NamaKelompok :.............
NamaAnggota :1.............................
2.............................
3.............................
4.............................
5.............................
A. Tujuan
Siswa dapat menyelesaikan masalah tentang penjumlaha pecahan campuran
penyebut berbeda yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
B. LangkahMengerjakan
1) Berdiskusilah dengan teman dalam kelompok dankerjakan.
2) Setelah semua selesai. Setiap kelompok menunjukkan hasilpekerjaannya
didepan anggota kelompok lain.
3) Apabila ada jawaban yang kurang tepat, seluruh anggota kelompokberdiskusi
untuk mencari jawaban yangtepat.
C. SoalLatihan
Selesaikanlah soal-soal dibawah ini !
1)
Meli membeli 1 kg telur, dan 2 kg tepung. Berapa kg seluruh

belanjaan Meli?
116

2)
Ibu membeli 6kg terong dipasar. Ayah membawa 3kg terong
yang dipetik dari kebun. Ada 4kg terong yang diberikan ke

tetangga. Berapa kg sisa terong tersebut ?

3)
Melati membeli wortel 2kg, kemudian membeli kentang 1kg.

Berat belanjaan yang dibawaMelatiadalahkg

4) Aqilah memiliki benang wol sepanjang meter. Kemudian benang itu


diberikan kepada Sakina sepanjang meter dan rasti meter . Maka
sisa tali Nuruladalah…..

5)
Persediaan gula Ibu 2 kg. Gula tersebut digunakan untuk membuat
kue 1 kg. sisa gula yang dimiliki ibu adalah….
117

Lampiran 14

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU


SIKLUS II PERTEMUAN I

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal : Senin, 5 Oktober2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


pembelajaran pemecahan masalah yang dilakukan guru di dalam kelas.
Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat gurumengajar.

Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa pada masalah
a. Guru menjelaskan materi pecahan
campuran
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang Semua
materi pecahancampuran  indicator
c. Guru menyajikan/memunculkanmasalah tercapai
tentang penjumalhn pecahan
campuranyang berkaitandengan
kehidupan sehari-hari.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok secara
Indicator
heterogen.
 B belum
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar
tercapai
dengan kelompok keciluntuk
memecahkan masalah/tugas belajar
118

c. Guru membagikan LKPD kepada setiap


kelompok.
3. Membimbing penyelidikan individual dan
kelompok
a. Guru mengarahkan siswa dalammengisi
lembar LKPD yang telahdiberikan.
b. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi
Indicator
dan mengemukakan ide sebagai bentuk
 B belum
kerjasama dalam menyelesaikanmasalah
tercapai
kelompoknya.
c. Guru membimbing semua kelompok untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai
dnegan masalah dan membuatsuatu
kesimpulan pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Guru mengarahkan siswa untuk
menyajikan hasil pemecahan masalah
Indicator
dalam bentuklaporan.
 B belum
b. Guru meminta siswa untuk menuliskan di
tercapai
papan tulis hasil kerjakelompoknya
c. Guru memperhatikan penyajian hasilkerja
tiapkelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
a. Guru mendorong siswa untuk aktif
berdiskusi dan memberikan tanggapan
Indicator
terhadap sajian hasil pemecahanmasalah
 B belum
b. Guru bersama siswa membahas hasil
tercapai
belajar yang ditulis olehkelompok
c. Guru memberikan saran terhadaphasil
belajar yang telah di sajikan oleh tiap
kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 11

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15


119

Rata-rata 73,33%

Kategori B (Baik)

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 5 Oktober 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
120

Lampiran 15

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


SIKLUS II PERTEMUAN I

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal : Senin, 5 Oktober2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


model pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan siswa di dalam
kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
siswa dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.

Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa kepada masalah
a. Siswa menyimak penjelasan dariguru Semua
b. Siswa bertanya jawab seputar materi  indicator
c. Siswa menyimak masalah yang tercapai
dimunculkan oleh guru dalampembelajaran
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa membentuk 4 kelompok secara Indicator
heterogen  B belum
b. Siswa menyimak penjelasan skenariodan tercapai
aturan-aturan belajar dengan kelompok
121

kecil untuk memecahkan masalah/tugas


belajar,
c. Siswa mendapat LKPD yang disediakan
oleh guru untuk kelompoknya
3. Membimbing penyelidikan individual dan
kelompok
a. Siswa mengisi lembar LKPD yang telah
disiapkan
b. Siswa mengemukakan ide sebagai bentuk Semua
kerjasama menyelesaikan masalah  indicator
kelompoknya. tercapai
c. Siswa mengumpulkan informasi tentang
pemecahan masalah berdiskusi untuk
membuat suatu kesimpulantentang
pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Siswa menyajikan hasil pemecahanmasalah
dalam bentuklaporan. Indicator
b. Siswa menuliskan di papan tulis hasilkerja  B belum
kelompoknya tercapai
c. Siswa memperhatikan penyajian hasilkerja
tiap kelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Indicator
a. Siswa aktif berdiskusi dan memberikan B belum

tanggapan terhadap sajian hasilpemecahan tercapai
masalah
b. Siswa membahas hasil belajar yangditulis
122

oleh kelompok
c. Siswa memberikan saran terhadap laporan
yang telah di laporkan oleh kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 12

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15

Rata-rata 80%

Kategori B (Baik)

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 5 Oktober 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
123

Lampiran 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Siklus II Pertemuan II
SatuanPendidikan : SDN 351 Kawasan Amma Towa
Kelas/Semester : V (Lima) /1
Pelajaran1 : Operasi Hitung Pecahan
SubPelajaran2 : Pengurangan PecahanCampuran
AlokasiWaktu : 90 Menit

A. KOMPETENSI INTI(KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhann dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlakmulia.
B. KOMPETENSI DASAR DANINDIKATOR
Muatan :Matematika
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.1 Melakukan pengurangan pecahan 3.1.4 Menyelesaikan masalah
dengan penyebut berbeda. pengurangan pecahan campuran
penyebut berbeda yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
124

C. TUJUANPEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi operasi hitung pengurangan pecahan
campuran penyebutberbeda.
2. Siswa dapat menyelesaikan masalah pengurangan pecahan campuran
penyebut berbeda yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari.

D. MATERIPEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi operasi hitung pengurangan pecahancampuran
2. Menyelesaikan masalah pengurangan pecahan campuran penyebut berbeda
yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari.

E. PENDEKATAN, MODEL DAN METODEPEMBELAJARAN


Pendekatan :Saintifik
Model : Pembelajaran BerbasisMasalah
Metode : Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi danpenugasan.

F. LANGKAH LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan a. Guru membuka dengan salam dan dilanjutkandengan 10
membaca doa.(Orientasi) Menit
b. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkandengan
pengalaman siswa.(Apersepsi)
c. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan pelajaridalam
kehidupan sehari-hari.(Motivasi)
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.(Pemberi
Acuan)
Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 70
Inti Menit
1. Orientasi siswa pada masalah:
a. Guru menjelaskan materi tentangpecahan.
b. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang
pecahan
125

c. Selanjutnya guru menyajikan/memunculkan masalah


tentang pecahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari siswa melalui gambar.
 Abid memiliki 5 kg telur. Sebanyak 3kg
telur digunakan untuk membuat martabak. Jadi
berapa kg sisa telur Abid ?
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar:
a. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok kecil secara
heterogen
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar dalam
kelompok kecil untuk memecahkan masalah/tugas
belajar tentang materi penjumlahanpecahan
c. Kemudian guru membagikan LKPD kepada setiap
kelompok.
3. Membimbing pengalaman individual ataukelompok
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengisi LKPD
yang telah diberikan.
b. Lalu siswa diminta untuk berdiskusi dan
mengemukakan ide sebagai bentuk kerjasama
dalam menyelesaikan masalah tentang penjumlahan
pecahan.
c. Kemudian setiap kelompok mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan perbandingan dua
besaran dan akhirnya membuat suatu kesimpulan
tentang pemecahan masalahtersebut.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:
a. Guru mengarahkan siswa untuk menyajikan hasil
pemecahan masalah dalam bentuk laporan/LKPD
yang telahdiberikan.
b. Kemudian setiap perwakilan kelompok diminta
untuk menuliskan hasil belajarnya di papantulis
c. Lalu siswa lain memperhatikan penyajianhasil
126

belajar tiap kelompok.


5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah :
a. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan
teman kelompoknya untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil pemecahan masalah
yangdisajikan.
b. Kemudian guru bersama siswa membahas hasil
belajar yang dikemukakan oleh setiapkelompok
c. Selanjutnya guru memberikan saran terhadap hasil
belajar yang telah dituliskan oleh semua
kelompok.
Penutup a. Guru dan siswa menyimpulkan hasilpembelajaran. 10
b. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajarimateri Menit
yang akan dibahas dipertemuanselanjutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan berdoadan
salam.

G. SUMBER, ALAT DAN MEDIAPEMBELAJARAN


Sumber : Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Senang Belajar
MATEMATIKA. 2018. Jakarta : Kementerian PendidikanDan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Alat : Kertas karton,kertas warna, gunting danlem
H. PENILAIAN(ASESMEN)
1. PenilaianProses : Non tes (observasi guru dansiswa)
2. PenilaianHasil :Tes
127

Tanah Towa, 8 Oktober 2020


Mengetahui,
Guru Kelas V SDN351Kawasan Observer

Suryani,S.Pd Salmawati
NIP. 19650515 1986111 003 NIM.1647040032

Menyetujui,
Kepala SDN 351 Kawasan

Hasaning, S.Pd.
NIP. 19670805 198803 1 012
128

Lampiran 17

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Siklus II Pertemuan II

PokokBahasan : Pengurangan PecahanCampuran


Kelas V
Hari/tanggal : Kamis, 8 Oktober 2020
AlokasiWaktu : 30menit
NamaKelompok :.............
NamaAnggota :1.............................
2.............................
3.............................
4.............................
5.............................

A. Tujuan
Siswa dapat menyelesaikan masalah tentang pecahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
B. LangkahMengerjakan
1) Berdiskusilah dengan teman dalam kelompok dankerjakan.
2) Setelah semua selesai. Setiap kelompok menunjukkan hasilpekerjaannya
didepan anggota kelompok lain.
3) Apabila ada jawaban yang kurang tepat, seluruh anggota kelompokberdiskusi
untuk mencari jawaban yangtepat.
C. SoalLatihan
Selesaikanlah soal-soal dibawah ini !
1)
Ibu Abid membeli tepung terigu sebanyak kg. Tepung terigu tersebut
dibuat roti sebanyak kg. Maka sisa tepung Ibu Abid adalah…
129

2)
Persediaan gula Ayu kg. Gula tersebut digunakan untuk membuat
kue kg, sisa gula yang dimiliki Ayu adalah….

3)
Putra memiliki tali rapiah sepanjang meter. Kamudian tali itu
dipotong meter. Maka sisa tali Putra adalah…..

4)
Aqilah memiliki benang wol sepanjang meter. Kemudian benang itu
diberikan kepada Sakina sepanjang meter dan rasti meter . Maka
sisa tali Nuruladalah…..
130

Lampiran 18

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU


SIKLUS II PERTEMUAN II

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Oktober2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


pembelajaran pemecahan masalah yang dilakukan guru di dalam kelas.
Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat gurumengajar.
Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa pada masalah
a. Guru menjelaskan materipecahan
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang Semua
materipecahan  indicator
c. Guru menyajikan/memunculkanmasalah tercapai
tentang pecahan yang berkaitandengan
kehidupan sehari-hari.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok
secara heterogen.
b. Guru menjelaskan aturan-aturan belajar Semua
 indicator
dengan kelompok kecil untuk
tercapai
memecahkan masalah/tugasbelajar
c. Guru membagikan LKPD kepadasetiap
kelompok.
3. Membimbing penyelidikan individual dan
131

kelompok
a. Guru mengarahkan siswa dalammengisi
lembar LKPD yang telahdiberikan.
b. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi 
Semua
dan mengemukakan ide sebagai bentuk indicator
kerjasama dalam menyelesaikanmasalah tercapai
kelompoknya.
c. Guru membimbing semua kelompokuntuk
mengumpulkan informasi yang sesuai
dnegan masalah dan membuatsuatu
kesimpulan pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Guru mengarahkan siswa untuk
menyajikan hasil pemecahan masalah Semua
dalam bentuklaporan. indicator

b. Guru meminta siswa untuk menuliskan di tercapai
papan tulis hasil kerjakelompoknya
c. Guru memperhatikan penyajian hasilkerja
tiapkelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
a. Guru mendorong siswa untuk aktif
berdiskusi dan memberikan tanggapan
Semua
terhadap sajian hasil pemecahanmasalah
 indicator
b. Guru bersama siswa membahas hasil
tercapai
belajar yang ditulis olehkelompok
c. Guru memberikan saran terhadap hasil
belajar yang telah di sajikan olehtiap
kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 15

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15

Rata-rata 100 %

Kategori B (Baik)
132

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 8 Oktober 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
133

Lampiran 19

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


SIKLUS II PERTEMUAN II

MataPelajaran : Matematika
Kelas/Semester :V/1
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Oktober2020

Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan langkah-langkah


model pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan siswa di dalam
kelas. Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
siswa dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tesedia sesuai
dengan pengamatan anda pada saat guru mengajar.

Penilaian
No Indikator/ Deskriptor B C K Ket
(3) (2) (1)
1. Orientasi siswa kepada masalah
a. Siswa menyimak penjelasan dariguru Semua
b. Siswa bertanya jawab seputar materi  indicator
c. Siswa mmenyimak masalah yang tercapai
dimunculkan oleh guru dalampembelajaran
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Siswa membentuk 4 kelompok secara Semua
heterogen  indicator
b. Siswa menyimak penjelasan skenariodan tercapai
aturan-aturan belajar dengan kelompok
134

kecil untuk memecahkan masalah/tugas


belajar,
c. Siswa mendapat LKPD yang disediakan
oleh guru untuk kelompoknya

3. Membimbing penyelidikan individual dan


kelompok
a. Siswa mengisi lembar LKPD yang telah
disiapkan
b. Siswa mengemukakan ide sebagai bentuk Indicator
kerjasama menyelesaikan masalah  B belum
kelompoknya. tercapai
c. Siswa mengmpulkan informasi tentang
pemecahan masalah berdiskusi untuk
membuat suatu kesimpulantentang
pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Siswa menyajikan hasil pemecahanmasalah
dalam bentuklaporan. Semua
b. Siswa menuliskan di papan tulis hasilkerja  indicator
kelompoknya tercapai
c. Siswa memperhatikan penyajian hasilkerja
tiap kelompok
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
a. Siswa aktif berdiskusi dan memberikan Semua
tanggapan terhadap sajian hasil pemecahan indicator

masalah tercapai
135

b. Siswa membahas hasil belajar yangditulis


olehkelompok
c. Siswa memberikan saran terhadaplaporan
yang telah di laporkan oleh kelompok

Jumlah Skor Indikator yang Dicapai 14

Jumlah Skor Maksimal Indikator 15

Rata-rata 93,33

Kategori B (Baik)

Presentase Indikator Pelaksanaan =

Keterangan
Kategori Skor Indikator
Baik 3 Jika memenuhi ketiga indikator
Cukup 2 Jika memenuhi dua indikator
Kurang 1 Jika hanya memenuhi satu indikator

Tanah Towa, 8 Oktober 2020


Mengetahui,
Observer

Salmawati
NIM. 1647040032
136

Lampiran 20

TES HASIL BELAJAR


SIKLUS II

MataPelajaran : Matematika
Nama :...........................
Kelas V

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat !


1) Ibu membeli 1 kg telur, dan 2 kg tepung. Berapa kg seluruh belanjaanibu?

2) Risal membelikabellistrik 1meter. Lalu Risal membeli lagi 2meter.

Panjang kabel yang dimilikiRisaladalah........meter


137

3) Aspi mempunyai berasketang2 liter beras untuk membuat ketupat, kemudian

Nurul membeli lagi sebanyak 4 liter. Jumlah beras yang dipakai Novi untuk

membuat kue adalah

4 Persedian minyak Ibu Arumi sebanyak 10liter untuk menggoreng kerupuk,

sebanyak 8liter yang dipakai. Sisa minyak ibu Arumi adalah ....

5) Bibit padi yang dimiliki Ibu Akbar 2 kg, kemudian Ibu Akbar memberikan

sebanyak 1 kg kepada ayah Reza. Berapa sisa bibit padi yang dimilikiibu

Akbar ?
138

Lampiran 20

KUNCI JAWABAN

1) Ibu membeli 1 kg telur, dan 2 kg tepung. Berapa kg seluruh belanjaanibu?

Jawab =
1+ 2=+
= == 3

Jadi, berat belanjaan Ibu adalah 3 kg

2) Risal membelikabellistrik 1meter. Lalu Risal membeli lagi 2meter.

Panjang kabel yang dimilikiRisaladalah........meter


Jawab =

1+ 2=+=+== 3

Jadi, panjang kabel Risal adalah 3kg

3) Aspi mempunyai jeruk2 kg, dan Nurul membeli semangka sebanyak4 kg.

4) jadi berapa kg berat buah-buahan yang dibeli Aspi?


Jawab=

2+ 4=+=+== 7

Jadi, beras yang dipakai Novi adalah7

5) Persediaan minyak Ibu Arumi sebanyak 10liter untuk menggoreng kerupuk,

sebanyak 8liter yang dipakai. Sisa minyak ibu Arumi adalah ....

Jawab=

10- 8=-=-== 3

Jadi, sisa minyak Ibu Arumi adalah 3 liter


139

5) Bibit padi yang dimiliki Ibu Akbar 2 kg, kemudian Ibu Akbar memberikan

sebanyak 1 kg kepada ayah Reza. Berapa sisa bibit padi yang dimilikiibu

Akbar ?
Jawab=

2- 1=-=-== 1

Jadi, sisa bibit padi ibu Akbar adalah 1


kg.
140

Lampiran 21
Data Hasil Tes Akhir Siklus II
Indikator Penilaian
Nama Ket.
No 1 2 3 4 5 Skor Nilai
Siswa KKM
(3) (3) (3) (3) (3)
1. SUCI RD 3 3 3 3 3 15 100 Tuntas
2. ANDI 3 3 3 3 3 15 100 Tuntas
3. ANDINI 3 2 3 3 2 13 86 Tuntas
4. ASDAR 2 3 2 3 2 12 80 Tuntas
5. AYU 3 3 2 3 3 14 93 Tuntas
6. IKRAM 3 3 1 3 1 11 73 Tidak Tuntas
7. ERNA 3 3 3 3 3 15 100 Tuntas
8. HERIL 3 1 2 2 3 11 73 Tidak Tuntas
9. BAIM 3 2 2 3 3 13 86 Tuntas
10. IKRAM M 2 3 2 3 2 12 80 Tuntas
11. ILLA 2 3 3 3 3 14 93 Tuntas
12. NUNI 2 3 3 2 3 13 86 Tuntas
13. RESKI 3 3 3 3 3 15 100 Tuntas
14. SALSA 3 3 2 2 3 13 86 Tuntas
15. SINAR 2 3 2 2 3 12 80 Tuntas
16. SINDI 3 3 2 3 3 14 93 Tuntas
17. ADINDA 3 3 2 3 3 14 93 Tuntas
18. SUCI RH 3 3 3 3 3 15 100 Tuntas
19. SYAHRINI 3 3 3 3 3 15 100 Tuntas

 Jumlah Nilai 1.702

Nilai Rata-rata Kelas 89,21

Ketidaktuntasan belajar klasikal (%) 10,52%

Ketuntasan belajar klasikal (%) 89,47% Baik (B)


141

Lampiran 22
Rekapitulasi Nilai Hasil Tes
Siklus I dan Siklus II
Hasil Belajar
NO NAMA KET
SIKLUS I SIKLUSII
1 SUCI RAMADANI 93 100 Meningkat
2 ANDI 66 100 Meningkat
3 ANDINI 80 86 Meningkat
4 AYU WARDANI 80 93 Meningkat
5 IKRAM 33 73 Meningkat
6 ERNAYANTI 46 100 Meningkat
7 HERIL 46 73 Meningkat
8 BAIM 73 86 Meningkat
9 IKRAM MAULANA 40 80 Meningkat
10 ILLA 80 93 Meningkat
11 NUNI 66 86 Meningkat
12 RESKI 86 100 Meningkat
13 SALSABILA 53 86 Meningkat
14 SINAR 33 80 Meningkat
15 SINDI 80 93 Meningkat
16 ADINDA 86 93 Meningkat
17 SUCI RAMADHANI 93 100 Meningkat
18 SYAHRINI 73 100 Meningkat
19 ASDAR 46 80 Meningkat
Jumlah 1.247 1.702
Rata–Rata 65,63 89,21

Ketuntasan Klasikal 42,10 89,47 Meningkat/


Kategori K B Tuntas
142

Lampiran 23
DOKUMENTASI PENELITIAN

Guru Menjelaskan Materi dan memperlihatkan gambar pecahan

Guru membagikan LKS pada setiap kelompok

Guru menjelaskan aturan belajar dalam kelompok dan siswa mulai berdikusi dengan
teman kelompok
143

Setiap perwakilan kelompok menuliskan hasil belajar kelompoknya di papan tulis

Siswa memperhatikan dan menanggapi hasil belajar dari kelompok lain

Guru memberikan saran pada setiap hasil belajar kelompok


144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193

Lampiran 18

RIWAYAT HIDUP

Salmawati, lahir di Desa Tanah Towa KecamatanKajang

Kabupeten Bulukumba pada tanggal 16 Juli 1998,Agama

Islam. Penulis merupakan anak terakhir dari 5bersaudara,

dari pasangan Puang Mattang dan Puang Hanira. Penulis

mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada

tahun 2006 di SDN 115 Balagana KecamatanKajang

Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 21 Bulukumba Kecamatan KajangKabupaten Bulukumba

dan tamat tahun 2013. Kemudian, pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan

di SMA Negeri 13 Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dan tamat

pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikankeperguruantinggi.Alhamdulillahpenulisberhasilditerimadanterdaftar

sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Makassar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) program Strata 1 (S1) pada

tahun2016.

Anda mungkin juga menyukai