Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN


KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 2 BINAMU KABUPATEN JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Ardianti Amir
10536 5064 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jika anda gagal hari ini, jangan menyerah !


Ulangi terus kegagalan sampai kemenangan ada didepan mata.

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku, dan orang yang berjasa dalam

hidupku, atas segala keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan dan cita-cita.


ABSTRAK
Ardianti Amir. 2019. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Talk Write ( TTW )Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hastuty Musa dan
Pembimbing II Andi Alim Syahri
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ( TTW ) terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu
Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-
Eksperimental Design. Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas VII 3 SMP
Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto yang dipilih secara acak. Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan komunikasi
matematis yang dilakukan sebelum diberi perlakukan (pretest) dan setelah diberi
perlakuan (posttest) serta observasi lembar keterlaksanaan pembelajaran dan
observasi lembar aktivitas siswa.
Analisis data penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis
statistik inferensial. Pengujian hipotesis menggunakan uji t satu sampel dan uji t
berpasangan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara deskriptif maupun
inferensial kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ( TTW )
berada dalam kategori cukup tinggi. Dengan demikian disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ( TTW )
berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto.
Kata Kunci : Model Think Talk Write ( TTW), Kemampuan Komunikasi

Matematis.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, itulah kata yang dapat penulis ucapkan

sebagai tanda syukur kepada Allah SWT., yang senantiasa memberi berbagai

karunia dan Rahmat yang tak terhingga kepada seluruh makhluk-Nya terutama

kita selaku hamba-Nya. Salam dan salawat kita haturkan kepada Nabi Muhammad

Shallallahu „alaihi wa sallam yang merupakan panutan kita sampai akhir zaman.

Dengan keyakinan itu, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Keberhasilan skripsi ini ditentukan oleh berbagai faktor, oleh karena itu

penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak Amir Hasan dan Ibu Kartini beserta kakak tercinta

yang telah memberi pendidikan kedisiplinan, do‟a dan motivasi.

2. Ayahanda Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M. selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika

FKIP Unismuh Makassar.

5. Ibu Dra. Hastuty Musa, M.Si. selaku Pembimbing I yang telah tulus, dan

ikhlas membimbing, banyak meluangkan waktu dan memberikan pengarahan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


6. Bapak Andi Alim Syahri, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan pengarahan dengan sabar dan ikhlas, meluangkan

waktunya dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Amri, S.Pd., M.M dan Ibu Rezki Ramdani, S.Pd., M.Pd . sebagai

validator yang telah meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan

saran terhadap perbaikan instrumen penelitian.

8. Para staf pegawai FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

bekerja dengan hati yang tulus dan melayani kami dengan penuh kesabaran

demi kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Basri, S.Pd. MM. selaku kepala SMP Negeri 2 Binamu yang telah

memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

10. Bapak FX Suwarna, S.Pd beserta Staf TU SMP Negeri 2 Binamu yang

membimbing dan memberi pengarahan pemikiran kepada penulis selama

mengadakan penelitian.

11. Sahabat saya yang selalu memberikan dukungan selama proses pembuatan

skripsi.

12. Teman-teman seperjuangan kelas C di Jurusan Pendidikan Matematika

angkatan 2015, terima kasih atas kebersamaan dan semangat yang telah

diberikan.

13. Nur Afriandi Zulfami, terima kasih telah menyemangati dan membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

14. Siswa siswi SMP Negeri 2 Binamu kelas VII

15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa dengan ikhlas selama

ini.
Semoga semua kebaikan baik itu bantuan, bimbingan dan kontribusi yang

telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah subhanahu wa ta‟ala serta

mendapatkan Ridho dan menjadi catatan amal ibadah dari Allah subhanahu wa

ta‟ala. Aamiin Ya Robbal „Alamin. Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, Desember 2019

Penulis,

Ardianti Amir
NIM. 10536506415
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 7
1. Pembelajaran Matematika .............................................................. 7
2. Kemampuan Komunikasi Matematis ............................................. 8
3. Pembelajaran Kooperatif ................................................................ 10
4. Model Pembelajaran kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) ..... 12
B. Penelitian Relevan ............................................................................. 15
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 16
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 19
A. Jenis Penelitian................................................................................... 19
B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 19
1. Populasi Penelitian ........................................................................ 19
2. Sampel Penelitian .......................................................................... 19
C. Desain Penelitian ............................................................................... 20
D. Variable Penelitian ............................................................................. 20
E. Defenisi Operasional ......................................................................... 21
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 21
1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ...................................... 21
2. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran ........................................... 22
3. Lembar Aktivitas Siswa ................................................................. 23
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 23
H. Teknik Analisis Data.......................................................................... 23
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 24
a. Analisis Kemampuan Komunikasi ........................................... 24
b. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran..................................... 24
c. Analisis Aktivitas Siswa ........................................................... 25
2. Analisis Statistik Inferensial ......................................................... 26
a. Uji Normalitas .......................................................................... 26
b. Uji Hipotesis ............................................................................ 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 29
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 29
1. Analisis Statistika Deskriptif ......................................................... 29
a. Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis ...................... 29
b. Observasi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran .................... 31
c. Observasi Lembar Aktivitas Siswa ......................................... 32
2. Analisis Statistika Inferensial ........................................................ 35
a. Uji Normalitas .......................................................................... 35
b. Uji Hipotesis ............................................................................. 36
B. Pembahasan........................................................................................ 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 41
A. Kesimpulan ....................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 36


LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ................................. 11
Tabel 2.2 Tahap Strategi Think Talk Write (TTW)........................................ 13
Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif TTW ..................................................... 14
Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 20
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis ..................................................................................... 22
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Kemampuan Komunikasi ................................ 24
Tabel 3.4 Kategori Aspek Keterlaksanaan Pembelajaran .............................. 24
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ................................ 26
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
(pretest).......................................................................................... 30
Tabel 4.2 Kategori Penilaian Kemampuan Komunikasi (pretest) ................. 30
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
(posttest) ........................................................................................ 30
Tabel 4.4 Kategori Penilaian Kemampuan Komunikasi (posttest) ................ 31
Tabel 4.5 Hasil Analisis Data Observasi Lembar Keterlaksanaan ................ 32
Tabel 4.6 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa ............................. 33
Tabel 4.7 Ringkasan Uji Normalitas .............................................................. 35
Tabel 4.8 Uji Hipotesis .................................................................................. 37
Tabel 4.9 Uji Hipotesis .................................................................................. 38
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Pendidikan merupakan proses dinamis dan berkelanjutan yang

bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat masing-

masing. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses

pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi diri dan keterampilan

yang dimiliki sebagai bekal kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian,

pendidikan dapat membantu mengarahkan siswa menjalani kehidupan sebagai

makhluk beragama dan makhluk sosial dengan baik. Kehidupan yang

demikian dapat mewujudkan peradaban bangsa yang cerdas dan bermartabat.

Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

berkembang dan cenderung terbelakang. Dalam artikelnya yang berjudul

“Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Rendah” (Ujianto, 2012 dalam

Wahidah, 2001:1).

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 ayat 2 :

“Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
15

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan tersebut dicapai antara lain melalui pendidikan di

sekolah. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut maka terdapat

beberapa pelajaran yang diajarkan di sekolah, salah satunya adalah mata

pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang memiliki peranan

penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pelajaran matematika

diberikan di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Menyadari akan peran penting matematika dalam

kehidupan, maka sudah selayaknya matematika menjadi suatu kebutuhan bagi

setiap siswa.

Menurut Nihayah (2013:2) tujuan pembelajaran matematika siswa

memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,

tabel, diagram atau media lain. Hal ini berarti kemampuan komunikasi

matematika merupakan salah satu kemampuan penting yangharus dimiliki

oleh siswa. Untuk itu kemampuan komunikasi matematika perlu

dikembangkan pada diri siswa. Salah satu cara untuk mengembangkan

kemampuan komunikasi matematika pada siswa adalah melalui proses

pembelajaran.

Trends International Mathematics and sciene (TIMSS) dan Programme

for International Student Assessment (PISA) merupakan indikator yang

menujukkan mutu pendidikan di Indonesia. Penilaian international tentang


16

prestasi peserta didik dilihat dari hasil TIMSS dan PISA masih rendah. Hal

ini terbukti berdasarkan studi TIMSS 2015 menunjukkan bahwa Indonesia

berada diperingkat 46 dari 51 negara menurut (Puspendik, 2015 dalam

Nurvicalesti, 2019:103). Pada PISA 2012 Indonesia memperoleh peringkat

64-65 negara. Dari hasil studi PISA yang rendah menunjukkan bahwa tingkat

literasi matematika peserta didik Indonesia masih belum memuaskan. Karena,

fokus dari PISA adalah literasi yang menekankan pada keterampilan dan

kompetensi peserta didik yang diperoleh dari sekolah dan dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai situasi (Stacey, 2011 dalam

Nurvicalesti, 2019:104).

Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan menurut Permendiknas No. 23

Tahun 2003 salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa yaitu

kemampuan untuk mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, grafik, atau gambar. Bagi dunia keilmuan, matematika memiliki

peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi

secara cermat dan tepat. Salah satu kemampuan matematis yang perlu

ditingkatkan dalam dunia pendidikan adalah kemampuan komunikasi

matematis.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan

yang sangat penting dan harus dimiliki oleh siswa. Hal ini dikarenakan

komunikasi matematis sangat diperlukan siswa ketika siswa ingin

menyampaikan ide-ide atau pemikirannya atau mengekspresikan konsep-


17

konsep yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan

matematika.

Berdasarkan observasi dikelas VII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten

Jeneponto, saya melihat siswa masih enggan bertanya kepada guru dan belum

bisa menjelaskan secara lisan dari mana mendapatkan suatu jawaban

matematika, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menumbuhkan

kemampuan komunikasi matematis.

Salah satu upaya yang dapat di gunakan untuk melibatkan siswa aktif

dalam pembelajaran dan dapat menumbuhkan kemampuan komunikasi

matematis yakni dengan menggunakan model pembelajaran yang cocok

dengan kondisi tersebut. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan

peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan

siswa dalam kerja kelompok sehingga memungkinkan siswa untuk

mengembangkan potensinya dengan saling bekerja sama dengan siswa

lainnya dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan

memahami konsep-konsep matematis.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat di terapkan adalah

model pembelajaran Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker &

Laughlin yang dikutip oleh (Huda, 2013: 218) model ini pada dasarnya

dibangun melalui berfikir (think), berbicara (talk) dan menulis (write).

Dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan matematika (membaca,

menyimak, mengkritisi dan alternatif solusi) merupakan salah satu bentuk


18

komunikasi matematika. Selanjutnya mengkomunikasikan hasil bacaannya

dengan diskusi dan presentasi. Kegiatan yang terakhir dalam model

pembelajaran ini adalah melaporkan dengan menuliskan hasil belajarnya

dengan bahasa sendiri.

Pembelajaran kooperatif tipe TTW ini memberikan kesempatan kepada

siswa untuk memulai belajar secara aktif, komunikatif, berpikir kritis, siap

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, dan melatih siswa

untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis

dengan bahasa sendiri. Pembelajaran kooperatif tipe TTW membebaskan

siswa untuk memanipulasi ide–ide sebelum menuangkannya ke dalam bentuk

tulisan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TTW Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TTW

berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto”?


19

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu “Untuk mengetahui model pembelajaran

kooperatif tipe TTW berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto”.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa, memberikan pengalaman baru dalam belajar matematika,

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW

dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

b. Bagi guru, memberikan masukan tentang pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.

c. Bagi para peneliti, menjadi sarana mengembangkan ilmu pengetahuan

dalam bidang pendidikan matematika dan sebagai acuan atau referensi

untuk penelitian.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian

ekstrem yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang

berlangsung dialami siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (Fitriana,

2017: 26).

Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dan

bermanfaat dalam kehidupan manusia. Hampir setiap bagian hidup dalam

keseharian berkaitan dengan matematika sehingga anak-anak membutuhkan

pengalaman yang tepat untuk menghargai bahwa matematika adalah penting

untuk masa depan mereka.

Dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukan

masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk

menguasai konsep matematika. Belajar matematika diharapkan dapat

memperoleh suatu hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Hasil belajar yang

diharapkan antara lain kemampuan bernalar, kemampuan berfikir kritis dan

kreatif, kemampuan pemecahan masalah dan kompetensi lainnya yang ada

dalam kurikulum. Beberapa alasan perlunya belajar matematika, (1) dapat

20
21

melatih kemampuan berfikir logis, (2) merupakan sarana untuk memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) semua bidang studi memerlukan

keterampilan matematika yang sesuai (Subhi,2016: 16).

2. Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam proses pembelajaran selalu terjadi komunikasi, proses komunikasi

terjadi antara guru yang memiliki sejumlah pesan yang ingin disampaikan

kepada siswa sebagai penerima pesan. Komunikasi yang dimaksud adalah

kemampuan siswa dalam menyampaikan atau menerima gagasan, sehingga

terjadi proses belajar. Pada pembelajaran matematika yang berpusat pada

siswa, pemberi pesan tidak terbatas dari guru saja melainkan dapat dilakukan

oleh siswa maupun orang lain. Pesan yang dimaksud adalah konsep-konsep

matematika, dan cara menyampaikan pesan dapat dilakukan baik melalui lisan

maupun tulisan (Rachmayani, 2014: 16).

(NCTM, 1995 dalam Hendriana, 2017: 60) menyatakan bahwa

komunikasi matematis adalah satu kompetensi dasar matematis yang esensial

dari matematika dan pendidikan matematika. Tanpa komunikasi yang baik,

maka perkembangan matematika akan terhambat. Simbol merupakan lambang

atau media yang mengandung maksud dan tujuan tertentu. Simbol komunikasi

ilmiah dapat berupa tabel, bagan, grafik, gambar persamaan matematika dan

sebagainya. Menurut (Broody, 1993 dalam Hendriana, 2017: 60) menyatakan

ada 5 aspek komunikasi matematis, yaitu merepresentasi (representating),

mendengar (listening), membaca (reading), diskusi (discussing) dan menulis

(writing).
22

Tujuan mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dalam

pembelajaran di kemukakan (NCTM, 2000 dalam Hendriana, 2017: 60),

sebagai berikut :

a. Mengorganisasikan dan menggabungkan cara berfikir matematik,

mendorong belajar konsep baru dengan cara menggambarkan objek,

menggunakan diagram, menulis dan menggunakan simbol matematis;

b. Mengkomunikasikan pemikiran matematika secara logis dan jelas

sehingga mudah dimengerti;

c. Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematik dan strategi lain,

bereksplorasi mencari cara dan strategi lain dalam menyelesaikan masalah;

d. Menggunakan bahasa matematik untuk mengekspresikan ide-ide dengan

benar.

Iindikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam

penelitian ini mengarah ke indikator yang dikemukakan oleh Hendriana

(2017:62) sebagai berikut :

a. Menulis matematis. Pada kemampuan ini siswa dituntut untuk dapat

menuliskan jawaban permasalahannya secara matematis, masuk akal, jelas

serta tersusun secara logis dan sistematis.

b. Menggambar matematis. Pada kemampuan ini siswa di tuntut untuk dapat

melukiskan gambar, diagram, dan tabel secara lengkap dan benar.

c. Ekspresi matematis. Pada kemampuan ini, siswa diharapkan mampu untuk

mengungkapkan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-

hari dalam bahasa atau simbol matematika.


23

3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha

memanfaatkan teman sejawat sebagai sumber belajar, selain guru dan sumber

belajar yang lain (Wena, 2009:190 dalam Kurnia, 2015;13). Pembelajaran

kooperatif sering kali didefinisikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk bekerja sama dan

saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa-siswa lainnya.

Model pembelajaran yang banyak melibatkan keaktifan siswa adalah

model pembelajaran kooperatif. Menurut (Nur dalam Suprihati Ningrum,

2013:194 dalam Nihayah, 2013;4) menyatakan tentang penelitian model-

model pembelajaran kooperatif telah menunjukkan bahwa penghargaan tim

dan tanggung jawab individual merupakan unsur penting untuk mencapai hasil

belajar keterampilan-keterampilan dasar. Selanjutnya, penelitian menunjukkan

apabila siswa dihargai lebih tinggi dari pada yang telah mereka peroleh di

waktu lampau, mereka akan lebih temotivasi untuk belajar dari pada jika

mereka dihargai berdasarkan kinerja mereka yang hanya dibandingkan dengan

siswa lain, karena penghargaan untuk peningkatan menyebabkan keberhasilan

itu tidak terlalu sukar atau terlalu mudah bagi siswa untuk mencapainya.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil

dengan kemampuan yang berbeda-beda dan mengutamakan kerja sama antar

siswa dalam kelompok-kelompok kecil tersebut untuk mencapai tujuan

pembelajaran.
24

(Ibrahim, 2000 dalam Kurnia, 2015;13) mengungkapkan bahwa terdapat

minimal tiga tujuan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif. Tujuan pertama yaitu meningkatkan hasil belajar akademik di

mana siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Tujuan

kedua adalah memberi peluang pada siswa yang berbeda latar belakang dan

kondisi untuk saling bergantung satu sama lain atastugas-tugas bersama dan

belajar untuk menghargai satu sama lain. Tujuan ketiga ialah untuk

mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.

Beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan guru terutama dalam

melaksanakan pembelajaran yang dikemukakan (Sthal dalam Isjoni, 2013:98)

yaitu: 1) kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, 2) penerimaan siswa secara

menyeluruh tentang tujuan belajar, 3) saling membutuhkan diantara sesame

anggota, 4) keterbukaan dalam interaksi pembelajaran, 5) tanggung jawab

individu, 6) heteroginitas kelompok, 7) sikap dan perilaku sosial yang positif,

8) depricfing (refleksi), dan 9) kepuasan dalam belajar.

Menurut (Trianto, 2009 dalam Kurnia, 2015;14), langkah-langkah dalam

pembelajaran kooperatif disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru dan Siswa

Tahap 1 Guru dan siswa menyampaikan tujuan


Menyampaikan tujuan dan pembelajaran pembelajaran yang akan
memotivasi siswa dicapai pada kegiatan pembelajaran dan
menekankan pentingnya topik yang akan
dipelajari serta memotivasi siswa belajar.

Tahap 2 Guru dan siswa menyajikan informasi atau


Menyajikan informasi materi kepada siswa dengan jalan
25

demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Tahap 3 Guru dan siswa menjelaskan kepada siswa


Mengorganisasikan siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
kedalam kolompok – kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok
belajar agar melakukan transisi secara efektif dan
efesien.

Tahap 4 Guru dan siswa membimbing kelompok –


Membimbing kelompok bekerja kelompok belajar pada saat mereka
dan belajar mengajarkan tugas mereka.

Tahap 5 Guru dan siswa mengevaluasi hasil belajar


Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari atau
masing – masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6 Guru dan siswa mencari cara untuk


Memberi penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)

TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan

dan menuliskan bahasa tersebut dengan lancar. Strategi ini diperkenalkan

pertama kali oleh Huinker dan Laughlin dikutip oleh (Huda, 2013: 218) ini

didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial.

Strategi TTW mendorong siswa untuk berfikir (think), berbicara (talk), dan

kemudian menuliskan (write). Strategi ini digunakan untuk mengembangkan

tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Strategi TTW

memperkenalkan siswa untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide

sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah pembelajaran dimana siswa

diberikan kesempatan untuk memulai belajar dengan memahami

permasalahan terlebih dahulu kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi


26

kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang

diperolehnya. Model pembelajaran kooperatif tipe TTW ini dikenal sebagai

pembelajaran individu dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif ini

akan efektif apabila diterapkan dalam kelompok yang beranggotakan 3-4

orang.

Menurut Huda (2013:218-219) model pembelajaran kooperatif tipe TTW

melibatkan 3 tahap strategi yang harus dikembangkan dalam pembelajaran

matematika, yaitu:

Tabel 2.2 Tahap Strategi Think Talk Write (TTW)

Tahap Strategi TTW Tingkah laku


Think ( berfikir) Siswa membaca teks berupa soal (kalau
memungkinkan dimulai dengan soal yang
berhubungan dengan permasalahan sehri-hari atau
kontekstual). Pada tahap ini siswa secara individu
memikirkan kemungkinan jawaban (strategi
penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide
yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak
dipahami dengan menggunakan bahasanya sendiri.

Talk ( berbicara atau Siswa diberi kesempatan untuk membicarakan hasil


berdiskusi) penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini
siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji
(negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi
kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat
pada dialognya dalam diskusi, baik dalam bertukar
ide dengan orang lain ataupun refleksi mereka
sendiri yang diungkapkan kepada orang lain.

Write ( menuliskan Tahap selanjutnya siswa menuliskan ide-ide yang


hasil diskusi diperolehnya dari kegiatan tahap pertama dan kedua.
Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang
digunakan, keterkaitan dengan materi sebelumnya,
strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh.
Pada tahap ini siswa dapat belajar melakukan
komunikasi matematika secara tertulis. Siswa
diminta menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi
mengenai permasalahan yang diberikan. Setelah
27

berdiskusi, siswa akan memperoleh ide baru untuk


menyelesaikan permasalahan yang diberikan
sehingga apa yang dituliskan siswa pada tahap ini
kemungkinan berbeda dengan yang ditulis siswa
pada catatan individu (pada tahap think).

Langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TTW menurut (Helmaheri, 2004 dalam Kurnia, 2015;17) adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.3 Langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran


kooperatif tipe TTW
Tahap Tingkah Laku
Tahap 1 Pada tahap ini guru menginformasikan materi yang akan
Pendahuluan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selanjutnya guru memberikan motivasi agar siswa berperan
aktif dalam pembelajaran. Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa.

Tahap 2 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil yang


Kegiatan inti terdiri dari 3-5 siswa. Guru membagikan Lembar Kerja
pembelajaran Peserta Didik (LKPD) yang memuat masalah kepada siswa.
Siswa membaca soal LKPD dan memahami masalah secara
individual, kemudian siswa menuangkan ide-idenya mengenai
kemungkinan jawaban atau langkah penyelesaian atas
permasalahan yang diberikan (think). Selanjutnya siswa
berinteraksi dan berkolaborasi degan teman satu kelompok
untuk mendiskusikan langkah penyelesaiannya agar diperoleh
kesepakatan-kesepakatan kelompok (talk). Selanjutnya siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika yang
diperolehnya setelah proses diskusi, kemudian siswa
menuliskan semua jawaban atas permasalahan yang diberikan
secara lengkap, jelas dan mudah dibaca (write).

Tahap 3 Guru bersama siswa membuat refleksi dan kesimpulan dari


Penutup materi yang telah di pelajari. Sebelumnya akan dipilih satu
atau beberapa orang siswa sebagai perwakilan kelompok
untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok yang lainnya
diminta untuk memberikan tanggapan.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TTW merupakan model

pembelajaran kooperatif yang melibatkan 3 tahapan, yaitu: (a) Think (berpikir),


28

pembelajaran dimulai dengan keterlibatan siswa dalam berpikir melalui bahan

bacaan, kemudian membuat catatan kecil tentang hal-hal yang diketahui dan

tidak diketahui mengenai materi atau soal yang diberikan. (b) Talk (berbicara),

siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang hasil dari pemikirannya pada

tahap think. (c) Write (menulis) pada tahap ini siswa menuliskan hasil diskusi

pada lembar kerja yang telah disediakan.

B. Penelitian Relevan

1 Skripsi dari Ressa Dwi Kurnia Universitas Lampung, Bandar Lampung

2016, dengan judul : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kels VII SMP Negeri

3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016. Dengan kesimpulan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe TTW berpengaruh terhadap

kemampuan komunikasi matematis siswa.

2 Skripsi dari Nihayah Universitas Syekh Nurjati Cirebon, Cirebon 2013

M/1434 H, dengan judul : Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran TTW

Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Dengan

kesimpulan bahwa rata-rata nilai angket sebesar73,86 sedangkan nilai rata-

rata kemampuan komunikasi matematika siswa sebesar70,07. Setelah

dilakukan uji hipotesis dengan α = 0,05, diperoleh bahwa ada pengaruh

model pembelajaran TTW terhadap kemampuan komunikasi matematika

siswa dengan koefisien determinasi sebesar 59,2 %, sedangkan sisanya

sebesar 40,8 % ditentukan oleh faktor lain. Persamaan regresi = 1,159 X,

dari persamaan tersebut koefisien regresi sebesar 1,159 menyatakan bahwa


29

setiap penambahan (peningkatan) penerapan model pembelajaran TTW

akan mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika siswa sebesar

1,159.

3 Jurnal dari Imama Wahidah Universitas Negeri Malang. Dengan judul :

Penerapan Strategi TTW Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas VII SMP Brawijaya Smart School (BSS). Dengan kesimpulan

bahwa diperoleh peningkatan hasil tes siswa yang ketuntasan klasikalnya

lebih dari 80% dan skor aktivitas guru dan aktivitas siswa yang termasuk

lebih dari kategori “BAIK” dengan menerapan pembelajaran strategi TTW

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Brawijaya Smart

School (BSS) pada pokok bahasan himpunan subbab Diagram Venn dan

Pemecahan masalah dengan konsep himpunan.

C. Kerangka Pikir

Model pembelajaran kooperatif tipe TTW merupakan salah satu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa dengan cara melibatkan siswa secara aktif. Hal ini karena pembelajaran

matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TTW diawali dengan

bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal matematika

yang diberikan oleh guru, kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil

pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya dapat menuliskan

kembali hasil pemikirannya tersebut.


30

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TTW tersebut dapat

memungkinkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW

berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan maka dirumuskan

hipotesis mayor dan minor sebagai berikut :

1. Hipotesis Mayor

”Ada pengaruh positif model pembelajaraan kooperatif tipe TTW terhadap

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu

Kabupaten Jeneponto”.

2. Hipotesis Minor

a. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa minimal sama dengan

KKM yaitu 75 dengan hipotesis statistik yaitu:

H0 : μk =74,9 lawan H1 : μk > 74,9


Keterangan :
μk = kemampuan komunikasi

H0: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa = 74,9


H1: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa > 74,9 (milimal sama
dengan KKM)
b. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran lebih

baik dari pada sebelum pembelajaran, dengan hipotesis statistic yaitu:

H0 : μb = 0 lawan H1 : μb > 0
Keterangan :
μb= μ2 – μ1
μ1 = nilai pretest kemampuan komunikasi
μ2 = nilai postest
31

H0: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan setelah


pembelajaran sama
H1: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran
lebih baik dari pada sebelum pembelajaran
32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Eksperimental Design. Menurut

Sugiyono (2014: 6) Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2

Binamu tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari enam kelas.

2. Sampel

Pengambilan sampel penelitian ini dengan memilih satu kelas dari enam

kelas yang ada pada kelas VII SMP Negeri 2 Binamu, dengan menggunakan

teknik Cluster Random Sampling dengan cara

a. Mengidentifikasi seluruh kelas VII yang ada di SMP Negeri 2 Binamu.

b. Memilih satu kelas secara acak dari enam kelas yang ada

Kelas yang terpilih pada langakah-langkah di atas yaitu kelas VII.3 yang

di jadikan sampel penelitian dengan jumlah siswa 26 orang.

Siswa yang akan dianalisis yang mencapai kehadiran 80%. Jumlah siswa

di kelas VII.3 berjumlah 26 orang, tetapi yang akan dianalisis yaitu 22 siswa

karena 4 orang siswa tidak mencapai kehadiran 80%.


33

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang terdiri dari

satu variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi matematis. Desain yang

digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Adapun desain

pretest-posttest tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2014: 74) sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

One-Group Pretest-Posttest Design


Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Keterangan :

O1 = Nilai pretest sebelum diberi perlakuan

X = Perlakuan dengan menerapkan model TTW

O2 = Nilai posttest setelah diberikan perlakuan

Dalam desain ini kelas yang diuji diberi tes awal (pretest) untuk

mengetahui kemampuan awal di kelas, kemudian hasil tes awal tersebut

dijadikan bandingan untuk hasil tes akhir (posttest) setelah diberikan

perlakuan.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan komunikasi matematis

siswa yang diberi perlakuan dengan pembelajaran TTW.


34

E. Defenisi Operasional

1. Kemampuan komunikasi matematis adalah untuk memahami dan

melakukan (menerapkan) ilmu matematika dengan indikator a. Menulis

matematis, b. Menggambar matematis. c. Ekspresi matematis.

2. Model Pembelajaran koperatif tipe TTW adalah pembelajaran dimana siswa

diberikan kesempatan untuk memulai belajar dengan memahami

permasalahan terlebih dahulu kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi

kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang

diperolehnya. Dimana Think (berpikir), talk (berbicara), dan write

(menulis).

F. Instrumen Penilaian

Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap

mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah

seperangkat instrumen.

1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis. Tes disusun dalam bentuk tes

uraian yang terdiri dari lima soal. Soal yang diberikan sebelum perlakuan

sama dengan soal yang diberikan setelah perlakuan tetapi soal yang

diberikan sebelum perlakuan lebih mudah dari pada setelah diberikan

perlakuan. Tes diberikan kepada kelompok siswa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

Penyusunan instrumen tes diawali dengan menyusun kisi-kisi tes


35

berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis yang dipilih dan

menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi. Adapun pedoman penskoran tes

kemampuan komunikasi matematis siswa seperti yang disajikan pada Tabel

3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis


Menggambar
Skor Menulis Matematis Ekpresi Matematis
Matematis
Jawaban tidak ada Jawaban tidak ada Jawaban tidak ada
0
Jawaban ada tetapi Jawaban ada tetapi Jawaban ada tetapi
sama sekali tidak sama sekali tidak sama sekali tidak
1 sesuai dengan kriteria sesuai dengan sesuai dengan kriteria
kriteria

Jawaban benar tetapi Jawaban benar Jawaban benar tetapi


tidak sesuai dengan tetapi tidak sesuai tidak sesuai dengan
2 sebagian besar kriteria dengan sebagian sebagian besar kriteria
besar kriteria

Jawaban benar, sesuai Jawaban benar, Jawaban benar, sesuai


kriteria tetapi ada sesuai kriteria kriteria tetapi ada
3 sedikit jawaban yang tetapi ada sedikit sedikit jawaban yang
salah jawaban yang salah salah

Jawaban benar, Jawaban benar, Jawaban benar,


mampu menggunakan mampu mampu menggunakan
bahasa matematika menggunakan bahasa matematika
4 untuk menyampaikan bahasa matematika untuk menyampaikan
ide yang tepat untuk ide yang tepat
menyampaikan ide
yang tepat
Skor
4 4 4
Maks

2. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran


Instrumen lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan

untuk mengukur kepraktisan RPP ditinjau dari tingkat keterlaksanaan

pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh observer sebagai pengamat


36

kegiatan didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran berisikan 22 pertanyaan yang

memungkinkan observer memberikan tanda ceklis pada pilihan jawaban

sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Terdapat

empat alternatif jawaban yaitu “terlaksana” dengan skor 4, “cukup

terlaksana” dengan skor 3, “kurang terlaksana” dengan skor 2, dan “tidak

terlaksana” dengan skor 1.

3. Lembar Aktivitas Siswa

Instrumen lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengukur kepraktisan

RPP ditinjau dari tingkat aktivitas siswa. Lembar observasi ini diisi oleh

peneliti sebagai pelaksana kegiatan di dalam kelas selama proses

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas siswa berisikan 9

kategori yang memungkinkan peneliti memberikan tanda ceklis pada pilihan

jawaban sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk data kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan

setelah pembelajaran diperolah dengan mnggunakan teknik tes sedangkan

untuk data keterlaksanaan dan aktivitas siswa diperoleh menggunakan lembar

observasi.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistika

deskriptif dan interensial.


37

1. Statistika deskriptif

a. Analisis Kemampuan Komunikasi

Sebelum data dianalisis untuk menguji hipotesis, data perlu

dideskripsikan terlebih dahulu. Data yang dimaksud adalah hasil pretest dan

posttest. Deskripsi data yang dimaksud melipuri rata-rata, simpangan baku,

nilai tertinggi, dan nilai terendah dari data tersebut. Perhitungan

menggunakan bantuan SPSS versi 23.

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan untuk mata

pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Binamu sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kategori Penilaian Kemampuan Komunikasi


Nilai Kriteria
0 74 Tuntas
75 – 100 Tidak Tuntas
Sumber : SMP Negeri 2 Binamu

b. Analisis Keterlaksanaan pembelajaran

teknik analisis data terhadap keterlaksanaan pembelajaran digunakan

analisis rata-rata. Artinya keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan cara

dijumlahkan aspek yang dinilai. Adapun pengkategoriaan keterlaksanaan

pembelajaran disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Kategori Aspek Keterlaksanaan Pembelajaran

Skor Rata-rata Kategori

3<X≤4 Terlaksana

2<X≤3 Cukup Terlaksana

1<X≤2 Kurang Terlaksana

X≤1 Tidak Terlaksana


38

Sumber : Suprapti,201: 356

Keterangan :
X = rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran.
Kriteria pembelajaran keterlaksaan tercapai apabila berada pada
kategori terlaksana.
c. Analisis Aktivitas Siswa

Untuk menentukan persentase jumlah siswa yang terlibat aktif dalam

semua aktivitas yang diamati, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan persentase jumlah siswa yang terlibat aktif dalam setiap

aktivitas yang diamati selama n pertemuan dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

Ta = Persentase jumlah siswa yang terlibat aktif pada aktivitas ke-a

selama n pertemuan.

X = Rata-rata jumlah siswa yang melakukan aktivitas ke-1 selama n

pertemuan.

N = Jumlah seluruh siswa pada kelas eksperimen.

a = 1,2,3... (sebanyak ekperimen yang diamati)

2) Menetukan persentase jumlah siswa yang terlibat aktif dalam semua

aktivitas yang diamati dengan menggunakan rumus :

P = Persentase

R = Jumlah aktivitas yang dilakukan oleh siswa


39

SM = Jumlah aktivitas seluruhnya

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Tingkat keberhasilan (%) Kategori

81-100% Sangat TInggi

61-80% Tinggi

41-60% Sedang

21-40% Rendah

0-20% Sangat Rendah

Sumber : Arikunto, 2007 : 44

2. Statistika Inferensial

Statistika inferensial digunakan untuk pengujian hipotesis yang bertujuan

untuk pengambilan kesimpulan yang berlaku secara umum. Sebelum

pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis

yaitu uji normalitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Kalmogorow Smirnov.

1) Hipotesis yang akan dirumuskan sebagai berikut

H0: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

2) Taraf signifikan : α = 0,05

3) Kriteria pengambilan keputusan :

Terima H0 jika nilai signifikan p ≥ α dan tolak H0 jika p < α .


40

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini telah dilakukan setelah data

berdistribusi normal. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan hipotesis

mayor dan minor sebagai berikut :

1. Hipotesis Mayor

”Ada pengaruh positif model pembelajaraan kooperatif tipe TTW terhadap

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu

Kabupaten Jeneponto”.

2. Hipotesis Minor

a. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa minimal sama dengan

KKM yaitu 75 dengan hipotesis statistik yaitu:

H0 : μk =74,9 lawan H1 : μb > 74,9


Keterangan :
μk = kemampuan komunikasi

H0: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa = 74,9


H1: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa > 74,9 (milimal sama
dengan KKM)
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji t satu sampel
(one sample test) dengan α = 0,05.
b. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran

lebih baik dari pada sebelum pembelajaran, dengan hipotesis statistik yaitu:

H0 : μb = 0 lawan H1 : μb > 0
Keterangan :
μb= μ2 – μ1
41

μ1 = nilai pretest kemampuan komunikasi


μ2 = nilai postest
H0: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan setelah
pembelajaran sama
H1: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa setelah
pembelajaran lebih baik dari pada sebelum pembelajaran
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan
(paired sample test) dengan α = 0,05.
Kriteria pengujian untuk kedua hipotesis minor diatas yaitu terima H0

jika nilai signifikan p ≥ α dan tolak H0 jika p < α .


42

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial

1. Analisis Statistika Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan hasil analisis deskriptif yaitu kemampuan

komunikasi matematis sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW, analisis keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas

siswa. Hasil dan analisis data dalam penelitian ini dibuat berdasarkan data

yang diperoleh dari kegiatan penelitian dengan menggunakan tes kemampuan

komunikasi matematis, lembar keterlaksanaan dan lembar aktivitas siswa.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan

komunikasi matematis telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Binamu

Kabupaten Jeneponto dilaksanakan selama lima kali pertemuan, pertemuan

pertama diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik

dan pemberian posttest pada pertemuan terakhir setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW. Uraian dari masing-masing deskripsi hasil

analisis sebagai berikut :

a. Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis

Hasil tes kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini diambil

dari hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada kelas VII.3 SMP Negeri

2 Binamu Kabupaten Jeneponto. Selanjutnya, analisis deskriptif terhadap

nilai pretest yang diberikan pada siswa yang diajar dapat dilihat pada tabel

4.1. berikut:
43

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis


(pretest)
Pretest
Ukuran Sampel 22
Mean 23.95
Std. Deviation 10.69
Minimum 8.00
Maximum 41.00
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS versi 23
ditunjukkan bahwa nilai mean adalah 23,95, nilai std daviation adalah 10,69,
nilai minimum adalah 8,00, dan nilai maximum adalah 41,00. Dapat dilihat
dari tabel kategori kemampuan komunikasi sebelum pembelajaran sebagai
berikut :
Tabel 4.2 : Kategori Penilaian Kemampuan Komunikasi
Skor Kriteria Pretest
Tidak Tuntas 22
Tuntas -
Jumlah 22
Sumber: SMP Negeri 2 Binamu
Analisis deskriptif terhadap nilai posttest yang diberikan pada siswa yang

diajar dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis


(posttest)
Posttest
Ukuran Sampel 22
Mean 77.50
Std. Deviation 17.87
Minimum 41.00
Maximum 95.00
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS versi 23
ditunjukkan bahwa nilai mean adalah 77,50, nilai std daviation adalah 17,87,
nilai minimum adalah 41,00, dan nilai maximum adalah 95,00. Dapat dilihat
dari tabel kategori kemampuan komunikasi setelah diberikan perlakuan
sebagai berikut :
Tabel 4.4 : Kategori Penilaian Kemampuan Komunikasi
Skor Kriteria Posttest
Tidak Tuntas 6
44

Tuntas 16
Jumlah 22
Sumber: SMP Negeri 2 Binamu
b. Observasi Lembar Keterlaksanaan

Instrumen lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran digunakan

untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran selama

proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan melakukan penilaian terhadap

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan mengisi penilaian

yang terdapat pada lembar observasi. Penilaian tersebut terdiri dari 4 kategori

yaitu (1) tidak dilaksanakan, (2) Kurang Terlaksana, (3) Cukup Terlaksana,

(4) Terlaksana.

Pada pertemuan kedua penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TTW yang telah dilakukan oleh observer selama pembelajaran berlangsung

dapat dilihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh untuk keterlaksanaan

pembelajaran adalah 2,5 dengan kriteria dilaksanakan cukup terlaksana. Pada

pertemuan ketiga skor rata-rata yang diperoleh untuk keterlaksanaan

pembelajaran adalah 3,2 dengan kriteria terlaksana. Pertemuan keempat skor

rata-rata yang diperoleh untuk keterlaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW yaitu 3,7 dengan kriteria

terlaksana.

Berdasarkan data hasil pengamatan mulai dari pertemuan kedua sampai

keempat dapat diketahui bahwa keterlaksanaan pembelajaran melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW pada siswa kelas VII.3

SMP Negeri 2 Binamu sebagian besar aspek keterlaksanaan dengan skala

penilaian kurang baik dan baik. Dalam kriteria keterlaksanaan pada Tabel 4.4,

penilaian keterlaksanaan pembelajaran melalui penerapan model


45

pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu diperoleh rata-rata 3,1

dengan kriteria terlaksana. Untuk data hasil analisis dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.5 Rangkaian Observasi Lembar Keterlaksanaan


Pertemuan Skor Rata-rata Kriteria
1 2.7 Cukup Terlaksana
2 3.2 Terlaksana
3 3.4 Terlaksana
Rata-rata 3.1 Terlaksana

c. Observasi Lembar Aktivitas

Aktivitas yang diamati terdiri dari 9 aspek selama 3 kali pertemuan

(pertemuan kedua, ketiga dan keempat) dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi

matematis. Jumlah keseluruhan siswa yang diamati 22 siswa yang terbagi

menjadi 4 kelompok. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

seorang observer diperoleh bahwa pada pertemuan kedua, rata-rata persentase

15 atau 68,2% dengan rata-rata persentase positif 16,6 atau 75,5% dengan

kategori tinggi.

Pada pertemuan ketiga pembelajaran penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi matematis rata-rata

persentase aktivitas siswa yaitu 14,8 atau 67,3% dengan persentase aktivitas

positif sebanyak 16,5 atau 75%, dengan kategori tinggi.

Pada pertemuan keempat persentase aktivitas siswa yaitu 15,6 atau 70,9%

dengan persentase aktivitas positif 17,4 atau 79,1% dengan kategori tinggi
46

sehingga dikatakan siswa aktif dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi matematis.

Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa mulai dari pertemuan kedua

sampai pertemuan keempat, terlihat bahwa rata-rata persentase aktivitas

positif siswa selama mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi

matematis yaitu 16,8 atau 76,4% dengan kategori tinggi sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi

matematis dikatakan aktif atau baik.

Hasil analisis aktivitas siswa selama tiga pertemuan disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

No Aktivitas Siswa Pertemuan Rata- Persentase


rata (%)
1 2 3 4 5
Aktivitas Positif
1 Siswa yang hadir pada P 22 21 22 P 21,7 98,6
saat proses R O
pembelajaran E S
berlangsung. T T
2 Siswa yang E 22 21 22 T 21,7 98,6
memperhatikan tujuan E
pembelajaran yang S S
disampaikan guru dan T
bersiap untuk belajar. T
3 Siswa yang 20 20 21 20,3 92,3
mendengar/memperha
tikan penjelasan guru
4 Siswa yang 8 11 11 10 45,5
mengajukan
pertanyaan terkait
dengan materi
pembelajaran
5 Siswa yang aktif 20 20 21 20,3 92,3
mengerjakan tugas
kelompok yang
47

No Aktivitas Siswa Pertemuan Rata- Persentase


rata (%)
1 2 3 4 5
diberikan guru pada
LKPD.

6 Siswa yang 22 21 22 21,7 98,6


menyelesaikan soal
yang diberikan oleh
guru (LKPD)
7 Siswa yang 4 4 4 4 18,2
mempersentasikan
hasil kerja
kelompoknya.
8 Siswa yang 15 14 16 15 68,2
mengajukan
pertanyaan atau
tanggapan kepada
siswa yang telah
mempersentasikan
jawaban
Rata-rata 16,6 16, 17,4 16,8
5
Persentase (%) 75,5 75 79,1 76,4

Aktivitas Negatif
1 Siswa yang melakukan 2 1 1 1,3 6,1
kegiatan lain (ribut,
bermain dll).
Rata-rata 15 14,8 15,6 15,1
Persentase (%) 68,2 67,3 70,9 68,7

2. Analisis Statistika Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah semua variabel

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus

Kolmogrov-smirnov dengan bantuan SPSS versi 23. Untuk mengetahui

normal tidaknya adalah jika sig > 0,05 maka normal dan jika sig < 0,05 dapat

dikatakan tidak normal. Hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.7 Ringkasan Uji Normalitas


48

No Kelompok Sig (p-value) Kesimpulan


1 Pretest 0.200 Normal
2 Posttest 0.091 Normal

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa data kemampuan komunikasi

matematis baik pretest maupun posttest kelas memiliki nilai sig p-value >

0,05. Maka dapat disimpulkan kelompok data tersebut berdistribusi normal

(H0 diterima).

b. Uji Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten

Jeneponto. Analisis yang digunakan adalah uji t satu sampel dan uji t

berpasangan untuk pengujian hipotesis minor 1 dan hipotesis minor 2. Untuk

mengetahui hipotesis mayor maka analisis selanjutnya dilakukan pada uji

hipotesis minor dengan bantuan SPSS versi 23.

1. Hipotesis Mayor

”Ada pengaruh positif model pembelajaraan kooperatif tipe TTW terhadap

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu

Kabupaten Jeneponto”.

2. Hipotesis Minor

a. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa minimal sama dengan

KKM yaitu 75 dengan hipotesis statistik yaitu:


49

H0 : μk =74,9 lawan H1 : μb > 74,9


Keterangan :
μk = kemampuan komunikasi

H0: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa = 74,9


H1: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa > 74,9 (milimal sama
dengan KKM)
Kriteria pengambilan keputusan adalah Terima H0 jika nilai signifikan
p ≥ α dan tolak H0 jika p < α.
Pengujian rata-rata kemampuan komunikasi matematis setelah
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW yaitu nilai posttest
siswa yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 23. Hasil pengujian
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Uji Hipotesis

P-value Α Keputusan H0

0,000 0,05 Ditolak

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa p-value < α, dapat


disimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa lebih dari 74,9 atau melebihi nilai
KKM 75.
b. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran

lebih baik dari pada sebelum pembelajaran, dengan hipotesis statistik yaitu:

H0 : μb = 0 lawan H1 : μb > 0
Keterangan :
μb= μ2 – μ1
μ1 = nilai pretest kemampuan komunikasi
μ2 = nilai postest
H0: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan setelah
pembelajaran sama
50

H1: Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa setelah


pembelajaran lebih baik dari pada sebelum pembelajaran
Kriteria pengambilan keputusan adalah Terima H0 jika nilai signifikan
p ≥ α dan tolak H0 jika p < α.
Pengujian rata-rata kemampuan komunikasi matematis setelah
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW yaitu nilai posttest
siswa yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 23. Hasil pengujian
disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Uji Hipotesis

P-value Α Keputusan H0

0,000 0,05 Ditolak

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa p-value < α, dapat


disimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti rata-rata
kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran lebih baik
dari pada sebelum pembelajaran.
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian

sebelumnya, maka pada bagian ini akan diuraikan pembahasan hasil

penelitian yang meliputi pembahasan hasil analisis deskriptif serta

pembahasan hasil analisis inferensial.

Dari data hasil yang diperoleh pada keterlaksanaan pembelajaran bahwa

dari tiga kali proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti diperoleh rata-

rata skor keterlaksanaan 3,1 dengan kriteria telah dilaksanakan dengan baik,

hal ini mendukung berjalannya aktivitas siswa yang diharapkan selama proses

pembelajaran. Dimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dari 8

aktivitas yang diharapkan menunjang proses pembelajaran aktivitas siswa itu


51

dilakukan dengan baik. Semua aktivitas siswa secara umum mengalami

peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir dimana

persentase rata-rata aktivitas positif yang dilakukan siswa selama proses

pembelajaran yaitu 76,5 %.

Setelah penelitian dilakukan terlihat bahwa kemampuan komunikasi

matematis siswa sebelum dan setelah pembelajaran itu ada peningkatan rata-

rata kemampuan komunikasi siswa sebelum dan setelah pembelajaran di

mana sebelum pembelajaran itu rata-rata kemampuan komunikasi siswa

hanya 23,95 dan setelah pembelajaran 77,50, dengan standar deviasi sebelum

pembelajaran 10,69 dan setelah pembelajaran 17,87. Secara deskriptif

kemampuan komunikasi siswa itu sesuai dengan yang diharapkan, hal ini

didukung dengan hasil analisis inferensial. Dimana untuk menjawab hipotesis

mayor yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif model pembalajaran

TTW terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP

Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto, dapat dilakukan hipotesis minor 1

dan minor 2. Dimana hipotesis minor 1 diperoleh nilai lebih kecil

( ) sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kemampuan

komunikasi siswa itu mencapai nilai KKM dan hipotesis minor 2 yang

diperoleh lebih kecil ( ) sehingga hipotesis yang

menyatakan bahwa kemampuan komunikasi siswa lebih baik setelah

pembelajaran dari pada sebelum pembelajaran. Karena kedua hipotesis minor

1 dan minor 2 diterima pada maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis mayor itu diterima, maka ada pengaruh signifikan model


52

pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ressa Dwi

Kurnia bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW terhadap

kemampuan komunikasi matematis siswa dapat berfikir, berbicara dan

menuliskan ide-ide dengan bahasa sendiri. Menurut Huda (2013:218) TTW

adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan

menuliskan bahasa tersebut dengan lancar.


53

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan


bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berpengaruh
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2
Binamu Kabupaten Jeneponto.
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti ingin memberikan

saran-saran berikut:

1. Sebaiknya pada saat pembelajaran berlangsung, guru berusaha untuk

mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki siswa seperti dengan melatih

komunikasi matematis yang dimiliki siswa agar dapat bekerja sama untuk

memecahkan persoalan dan permasalahan dalam matematika.

2. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TTW hendaknya diterapkan

sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk membantu

siswa dalam mengkomunikasikan gagasan matematika.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dituntut untuk melakukan penelitian dengan materi

yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan guna

meningkatkan mutu pendidikan nasional.


54

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M.T. 2015. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher.


Arifkunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Fitriana, isna. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Scramble Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tata Nama Senyawa Di
Sman 1 Bireuen. Bandah Aceh.

Hendriana Heris, dkk. 2017. Hard Skills dan Soft Skills. Bandung. PT Refika
Aditama.

Huda Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang:


Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi


Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Panduan Penilaian Oleh


Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kurnia Ressa Dwi. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Lestari Eka Karunia dan Yudhanegara Ridwan Muhammad. 2015. Penelitian


Pendididkan Matematika . Bandung: PT Refika Aditama.

Nari, Nola. 2015. Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Mahasiswa


Pada Mata Kuliah Geometri. Program studi tadris matematika STAIN
Batusangkar. Ta‟dib, Volume 18, No. 2, 2015.

Nihayah. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write


(Ttw) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Syekh Nurjati
Cirebon.

Nurvicalesti, N, Dewi, N R. & Walid. 2019. Kemampuan Literasi Matematika


Pada Pembelajaran Survey, Quenstion, Read, Reflect,Recite, Review
(SQ4R) Berpendekatan Realistik. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika 2. Semarang: Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Rachmayani, Dwi. 2014. Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk


Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Kemandirian
Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Unsika Volume 2 Nomor 1,
2014.
55

Subhi, M. 2016. Penerapan Model Scramble Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Matematika Siswa Mts Manba’ul Ulum Lempuing Jaya. Palembang.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabet
Suprapti. 2015. Meningkatkan Kualitas Belajar Matematika pada Topik Dimensi
Tiga melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan
Saintifik Realistik Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 16 Makassar. Jurnal Daya
Matematis. (Online), Vol. 3, No. 3, (http://ojs.unm.ac.id/ diakses 15 juni
2019).
Wahidah Imama, dkk. 2001. Penerapan Strategi Think Talk Write (Ttw) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII Smp Brawijaya
Smart School (Bss). Universitas Negeri Malang.
56

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1) Silabus

2) RPP

Lampiran B
1) Kisi-kisi Instrumen

2) Intrumen Pretest dan Postest

3) Alternatif Jawaban Pretest dan Postest

4) Penskoran Pretest dan Postest

Lampiran C
1) Nilai Siswa

Lampiran D
1) Instrumen Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
2) Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa
3) Tes Kemampuan Komunikasi

Lampiran E

1) Analisis Deskriptif Dan Inferensial

Lampiran F

1) Surat Penelitian

2) Validasi

3) Dokumentasi
57

LAMPIRAN A
1) Silabus
2) RPP
58
59

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah :
Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Tahun Pelajaran : 2019/2020

KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
MATERI : BENTUK ALJABAR
Kompetensi Materi Pembelajaran Kegiatan Indikator
Dasar Pembelajaran Pencapaian Penilaian
Kompetensi Teknik Ben
3.4 Menjelaskan  Menjelaskan koefesien,  Mencermati 3.4.1 Mengenal Tes tulis Ura
bentuk aljabar variabel, konstanta, dan masalah sehari- bentuk aljabar
dan suku pada bentuk aljabar hari yang 3.4.2 Menyelesaika
melakukan  Operasi hitung bentuk berkaitan dengan n operasi
operasi pada aljabar penggunaan penjumlahan
bentuk aljabar  Penyederhanaan bentuk konsep bentuk dan
(penjumlahan, aljabar aljabar pengurangan
pengurangan,  Mencermati pada bentuk
perkalian, dan bentuk aljabar aljabar
pembagian) dari berbagai 3.4.3 Menyelesaika
4.5 model bentuk, n operasi
Menyelesaik penjumlahan dan perkalian pada
an masalah pengurangan bentuk aljabar
bentuk aljabar 3.4.4 Menyelesaika
yang
yang disajikan, n operasi
berkaitan pembagian
cara
dengan menyederhanaka pada bentu
bentuk dan n bentuk aljabar aljabar
operasi pada  Menyajikan 4.5.1 Menyajikan
bentuk hasil permasalahan
aljabar pembelajara nyata dalam
n tentang bentuk aljabar
bentuk 4.5.2 Menyelesaikan
aljabar, bentuk aljabar
operasi dalam masalah
hitung nyata
aljabar, dan 4.5.3 Menyelesaikan
60

penyederha masalah pada


naan bentuk operasi bentuk
aljabar aljabar
 Memecahka 4.5.4 Menyelesaikan
n masalah masalah nyata
yang pada operasi
berkaitan bentuk aljabar
dengan
bentuk
aljabar,
operasi
bentuk
aljabar, serta
penyederha
naan bentuk
aljabar

Proyek
Rub
61

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Bentuk Aljabar
Alokasi Waktu : Pertemuan 1 ( 2 x 40 menit )
A. Kompetensi Inti

KI-1 : : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar (KD)
(IPK)
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar 3.5.1 Mengenal bentuk aljabar
dan melakukan operasi pada 3.5.2 Menyelesaikan operasi
bentuk aljabar (penjumlahan, penjumlahan dan pengurangan
pengurangan, perkalian, dan pada bentuk aljabar.
pembagian).

4.5 Menyelesaikan masalah yang 4.5.1 Menyajikan permasalahan


berkaitan dengan bentuk dan nyata dalam bentuk aljabar
operasi pada bentuk aljabar 4.5.2 Menyelesaikan bentuk aljabar
dalam masalah nyata
62

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal bentuk aljabar
2. Siswa mampu menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan
pada bentuk aljabar
3. Siswa mampu menyajikan permasalahan nyata dalam bentuk aljabar
4. Siswa mampu Menyelesaikan bentuk aljabar dalam masalah nyata
D. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
E. Media Pembelajaran
1. Media
 Lembar Kerja Peserta Didik
 Lembar penilaian
2. Alat/bahan
 Papan tulis
 Spidol
F. Sumber belajar
. Kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia buku guru
matematika kelas VII revisi 2016
. Kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia buku siswa
matematika kelas VII revisi 2016
G. Langkah-langkah pembelajaran

KEGIATAN PENDAHULUAN
Orientasi
1. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
puji sykur kepada Tuhan yang maha Esa
2. Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
Motivasi
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
a. Untuk mengenal bentuk aljabar
b. Siswa mampu menyelesaikan operasi penjumlahan dan
pengurangan pada bentuk aljabar
63

Pemberian Acuan
1. Guru memberitahukan materi pelajaran yang di bahas pada
pertemuan ini “Mengenal Bentuk Aljabar dan memahami
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar”
KEGIATAN INTI
Pengorganisasian
1. Guru membentuk kelompok serta menyiapkan siswa untuk kegiatan
selanjutnya
a. Membagi kelompok secara acak
b. Dalam 1 kelompok masing-masing terdiri dari 5 soal
Pembimbingan
1. Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami materi dibuku
siswa yang berkaitan dengan bentuk aljabar
2. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan bentuk aljabar
dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Guru membagikan LKPD (Lembar kerja peserta didik)
4. Guru menjelaskan langkah-langkah proses mengerjakan LKPD
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
memahami LKPD (think)
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai LKPD
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan
LKPD yang diberikan bersama teman kelompoknya (talk)
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hasil
diskusi kelompoknya ( write)
EVALUASI
1. Guru memilih beberapa orang siswa sebagai perwakilan kelompok
untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok yang lainnya
diminta untuk memberikan tanggapan.
2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai
materi yang telah diajarkan.
KEGIATAN PENUTUP
64

Apresiasi
1. Guru memberikan point bagi siswa yang menjawab benar
2. Guru memberikan motivasi bagi siswa yang menjawab salah
3. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

H. Penilaian
1. Teknik penilaian : tes tertulis, pengamatan
2. Bentuk dan instrumen penilaian : terlampir
3. Pedoman penskoran : terlampir

Jeneponto, 3 Oktober 2019

Guru Mata Pelajaran Peneliti

( FX SUWARNA, S.Pd ) ( ARDIANTI AMIR)


IP. 19580817 1984121004 NIM. 10536506415

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Binamu

( BASRI, S.Pd. MM. )


NIP. 197803031005031002
65

LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN

No Soal Kunci Jawaban


1 Bu Nulih seorang pengusaha Dik : 2 karung terigu = 2x
kue. Suatu ketika bu Nulih 1 karung kelapa = y
mendapat pesanan untuk 5 rak telur = 5z
Dit : bentuk aljabar semua harga bahan
berbagai macam kue dalam
yang dibeli.
jumlah yang banyak. Bahan Penye : bentuk aljabar
yang harus dibeli bu Nulih
adalah dua karung tepung,
sekarung kelapa, dan lima
rak telur. Nyatakan bentuk
aljabar semua harga bahan
yang dibeli oleh ibu Nulih.

2 Tentukan hasil bentuk a. ( ) ( )


aljabar barikut.
a. ( )
( )
b. ( ) ( ) b. ( ) ( )
( )

Pedoman Penilaian
Skor 0 : Jika sama sekali tidak menjawab
Skor 1 : Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria
Skor 2 : Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria
Skor 3 : Jawaban benar, sesuai kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah
Skor 4 : Jawaban benar, mampu menggunakan bahasa matematika untuk
menyampaikan ide yang tepat
66

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Bentuk Aljabar
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.


1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerja sama dalam
kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerja sama tetapi belum
konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan ada usaha bekerja sama secara terus menerus
dan konsisten.
Indikator sikap disiplin dalam proses pembelajaran.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap disiplin
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap disiplin tetapi belum
konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sikap disiplin secara terus menerus.

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


Sikap
No Nama Siswa Aktif Beker jasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1 ANDINI SALSABILA

2 ARDI

3 AYU DWI AMINARTI. M

4 DEWI SYAHRANI
TAQWA
5 FEBRIY AULIA

6 FITRI HANDAYANI
67

7 IIS ANJELIA ASMARA

8 KURNIA NURUL UTAMI.


HS
9 M. FAHRI. A

10 MOH. FAHRUL
RAHADIANTO
11 MUH. DAFA
NURHIDAYATULLAH
12 NADIL

13 PUTRI BALQIS RAIHAN

14 RAHMADANI

15 RAIS ADIWIJAYA

16 RESTI AULIA
NURISLAMI
17 SAKINA

18 SALFINA SAPUTRI
PINATA
19 SALVIRA ANDINI

20 SUARDI

21 SUCI AYU INDAH


LESTARI
22 YASRA

Keterangan :
KB : Kurang Baik
B : Baik
SB : Sangat Baik
68

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Waktu Pengamatan :
Indikator terampil menyelesaikan bentuk aljabar
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan bentuk
aljabar
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan bentuk aljabar tetapi belum tepat.
3. Sangat terampil ,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan bentuk aljabar serta menyelesaikan dengan tepat.
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
No Nama Siswa
strategi pemecahan masalah
KT T ST
1 ANDINI SALSABILA
2 ARDI
3 AYU DWI AMINARTI. M
4 DEWI SYAHRANI TAQWA
5 FEBRIY AULIA
6 FITRI HANDAYANI
7 IIS ANJELIA ASMARA
8 KURNIA NURUL UTAMI. HS
9 M. FAHRI. A
10 MOH. FAHRUL RAHADIANTO
11 MUH. DAFA NURHIDAYATULLAH

12 NADIL
13 PUTRI BALQIS RAIHAN
69

14 RAHMADANI
15 RAIS ADIWIJAYA
16 RESTI AULIA NURISLAMI
17 SAKINA
18 SALFINA SAPUTRI PINATA
19 SALVIRA ANDINI
20 SUARDI
21 SUCI AYU INDAH LESTARI
22 YASRA
Keterangan :
KT : Kurang Terampil
T : Terampil
ST : Sangat Terampil
70

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Bentuk Aljabar
Alokasi Waktu : Pertemuan 2 ( 3 x 40 menit )
I. Kompetensi Inti

KI-1 : : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar (KD)
(IPK)
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar 3.5.3 Menyelesaikan operasi perkalian
dan melakukan operasi pada pada bentuk aljabar.
bentuk aljabar (penjumlahan, 3.5.4 Menyelasaikan operasi pembagia
pengurangan, perkalian, dan pada bentuk aljabar.
pembagian).
4.5 Menyelesaikan masalah yang 4.5.5 Menyelesaikan masalah pada
berkaitan dengan bentuk dan operasi bentuk aljabar
operasi pada bentuk aljabar 4.5.6 Menyelesaikan masalah nyata
pada operasi bentuk aljabar
K. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa mampu menyelesaikan operasi perkalian pada bentuk aljabar
71

6. Siswa mampu menyelesaikan operasi pembagian pada bentuk aljabar


7. Siswa mampu menyelesaikan masalah pada operasi bentuk aljabar
8. Siswa mampu menyelesaikan masalah nyata pada operasi bentuk aljabar
L. Model Pembelajaran
2. Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
M. Media Pembelajaran
3. Media
 Lembar Kerja Peserta Didik
 Lembar penilaian
4. Alat/bahan
 Papan tulis
 Spidol
N. Sumber belajar
. Kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia buku guru
matematika kelas VII revisi 2016
. Kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia buku siswa
matematika kelas VII revisi 2016
O. Langkah-langkah pembelajaran

KEGIATAN PENDAHULUAN
Orientasi
3. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
puji sykur kepada Tuhan yang maha Esa
4. Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin

Motivasi
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
a. Siswa mampu menyelesaikan operasi perkalian pada bentuk
aljabar
b. Siswa mampu menyelesaikan operasi pembagian pada bentuk
aljabar
Pemberian Acuan
72

2. Guru memberitahukan materi pelajaran yang di bahas pada


pertemuan ini “memahami perkalian dan pembagian bentuk aljabar”
KEGIATAN INTI
Pengorganisasian
2. Guru membentuk kelompok serta menyiapkan siswa untuk kegiatan
selanjutnya
c. Membagi kelompok secara acak
d. Dalam 1 kelompok masing-masing terdiri dari 5 soal
Pembimbingan
9. Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami materi dibuku
siswa yang berkaitan dengan bentuk aljabar
10. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan bentuk aljabar
dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
11. Guru membagikan LKPD (Lembar kerja peserta didik)
12. Guru menjelaskan langkah-langkah proses mengerjakan LKPD
13. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
memahami LKPD (think)
14. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai LKPD
15. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan
LKPD yang diberikan bersama teman kelompoknya (talk)
16. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hasil
diskusi kelompoknya ( write)
EVALUASI
3. Guru memilih beberapa orang siswa sebagai perwakilan kelompok
untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok yang lainnya
diminta untuk memberikan tanggapan.
4. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai
materi yang telah diajarkan.
KEGIATAN PENUTUP
Apresiasi
4. Guru memberikan point bagi siswa yang menjawab benar
73

5. Guru memberikan motivasi bagi siswa yang menjawab salah


6. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

P. Penilaian
4. Teknik penilaian : tes tertulis, pengamatan
5. Bentuk dan instrumen penilaian : terlampir
6. Pedoman penskoran : terlampir

Jeneponto, 5 Oktober 2019

Guru Mata Pelajaran Peneliti

( FX SUWARNA, S.Pd ) ( ARDIANTI AMIR )


IP. 19580817 1984121004 NIM. 10536506415

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Binamu

( BASRI, S.Pd. MM. )


NIP. 197803031005031002
74

LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN

No Soal Kunci Jawaban


Tentukan hasil kali a. ( )
dari bentuk-bentuk ( ) ( )
aljabar berikut
a. ( ) b. ( ) ( )
1.
b. ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )

Tentukan hasil bagi dari


oleh

2.

Pedoman Penilaian
Skor 0 : Jika sama sekali tidak menjawab
Skor 1 : Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria
Skor 2 : Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria
Skor 3 : Jawaban benar, sesuai kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah
Skor 4 : Jawaban benar, mampu menggunakan bahasa matematika untuk
menyampaikan ide yang tepat
75

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Bentuk Aljabar
4. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
5. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten
6. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.


4. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerja sama dalam
kegiatan kelompok.
5. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerja sama tetapi belum
konsisten.
6. Sangat baik jika menunjukkan ada usaha bekerja sama secara terus menerus
dan konsisten.
Indikator sikap disiplin dalam proses pembelajaran.
4. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap disiplin
5. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap disiplin tetapi belum
konsisten.
6. Sangat baik jika menunjukkan sikap disiplin secara terus menerus.

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


Sikap
No Nama Siswa Aktif Beker jasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1 ANDINI SALSABILA
2 ARDI
3 AYU DWI
AMINARTI. M
4 DEWI SYAHRANI
TAQWA
5 FEBRIY AULIA
76

6 FITRI HANDAYANI
7 IIS ANJELIA
ASMARA
8 KURNIA NURUL
UTAMI. HS
9 M. FAHRI. A
10 MOH. FAHRUL
RAHADIANTO
11 MUH. DAFA
NURHIDAYATULLAH
12 NADIL
13 PUTRI BALQIS
RAIHAN
14 RAHMADANI
15 RAIS ADIWIJAYA
16 RESTI AULIA
NURISLAMI
17 SAKINA
18 SALFINA SAPUTRI
PINATA
19 SALVIRA ANDINI
20 SUARDI
21 SUCI AYU INDAH
LESTARI
22 YASRA
Keterangan :
KB : Kurang Baik
B : Baik
SB : Sangat Baik
77

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Waktu Pengamatan :
Indikator terampil menyelesaikan bentuk aljabar
4. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan bentuk
aljabar
5. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan bentuk aljabar tetapi belum tepat.
6. Sangat terampil ,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan bentuk aljabar serta menyelesaikan dengan tepat.
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
No Nama Siswa
strategi pemecahan masalah
KT T ST
1 ANDINI SALSABILA
2 ARDI
3 AYU DWI AMINARTI. M
4 DEWI SYAHRANI TAQWA
5 FEBRIY AULIA
6 FITRI HANDAYANI
7 IIS ANJELIA ASMARA
8 KURNIA NURUL UTAMI. HS
9 M. FAHRI. A
10 MOH. FAHRUL RAHADIANTO
11 MUH. DAFA NURHIDAYATULLAH

12 NADIL
13 PUTRI BALQIS RAIHAN
78

14 RAHMADANI
15 RAIS ADIWIJAYA
16 RESTI AULIA NURISLAMI
17 SAKINA
18 SALFINA SAPUTRI PINATA
19 SALVIRA ANDINI
20 SUARDI
21 SUCI AYU INDAH LESTARI
22 YASRA
Keterangan :
KT : Kurang Terampil
T : Terampil
SST : Sangat Terampil
79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Bentuk Aljabar
Alokasi Waktu : Pertemuan 3 ( 2 x 40 menit )
Q. Kompetensi Inti

KI-1 : : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar (KD)
(IPK)
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar 3.5.5 Menyelesaikan masalah pada
dan melakukan operasi pada operasi pecahan bentuk aljabar
bentuk aljabar (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan
pembagian).
4.5 Menyelesaikan masalah yang 4.5.7 Menyelesaikan masalah pada
berkaitan dengan bentuk dan operasi pecahan bentuk aljabar
operasi pada bentuk aljabar

S. Tujuan Pembelajaran
80

9. Siswa mampu menyelesaikan masalah pada operasi pecahan bentuk


aljabar
10. Siswa mampu menyelesaikan masalah pada operasi pecahan bentuk
aljabar
T. Model Pembelajaran
3. Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
U. Media Pembelajaran
5. Media
 Lembar Kerja Peserta Didik
 Lembar penilaian
6. Alat/bahan
 Papan tulis
 Spidol
V. Sumber belajar
. Kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia buku guru
matematika kelas VII revisi 2016
. Kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia buku siswa
matematika kelas VII revisi 2016
W. Langkah-langkah pembelajaran

KEGIATAN PENDAHULUAN
Orientasi
5. Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
puji sykur kepada Tuhan yang maha Esa
6. Guru memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
Motivasi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
a. Siswa mampu menyelesaikan masalah pada operasi pecahan
bentuk aljabar
Pemberian Acuan
3. Guru memberitahukan materi pelajaran yang di bahas pada
pertemuan ini “memahami cara menyederhanakan pecahan bentuk
81

aljabar”
KEGIATAN INTI
Pengorganisasian
3. Guru membentuk kelompok serta menyiapkan siswa untuk kegiatan
selanjutnya
e. Membagi kelompok secara acak
f. Dalam 1 kelompok masing-masing terdiri dari 5 soal
Pembimbingan
17. Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami materi dibuku
siswa yang berkaitan dengan bentuk aljabar
18. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan bentuk aljabar
dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
19. Guru membagikan LKPD (Lembar kerja peserta didik)
20. Guru menjelaskan langkah-langkah proses mengerjakan LKPD
21. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
memahami LKPD (think)
22. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai LKPD
23. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan
LKPD yang diberikan bersama teman kelompoknya (talk)
24. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hasil
diskusi kelompoknya ( write)
EVALUASI
5. Guru memilih beberapa orang siswa sebagai perwakilan kelompok
untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok yang lainnya
diminta untuk memberikan tanggapan.
6. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan mengenai
materi yang telah diajarkan.
KEGIATAN PENUTUP
Apresiasi
7. Guru memberikan point bagi siswa yang menjawab benar
8. Guru memberikan motivasi bagi siswa yang menjawab salah
82

9. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

X. Penilaian
7. Teknik penilaian : tes tertulis, pengamatan
8. Bentuk dan instrumen penilaian : terlampir
9. Pedoman penskoran : terlampir
Jeneponto, 8 Oktober 2019

Guru Mata Pelajaran Peneliti

( FX SUWARNA, S.Pd ) ( ARDIANTI AMIR)


IP. 19580817 1984121004 NIM. 10536506415

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Binamu

( BASRI, S.Pd. MM. )


NIP. 197803031005031002
83

LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN

No Soal Kunci Jawaban


Sederhanakan bentuk aljabar

berikut
( ) ( )
( )( )

1.

Sederhanakan bentuk aljabar

berikut
( ) ( )
2.
:2

Pedoman Penilaian
Skor 0 : Jika sama sekali tidak menjawab
Skor 1 : Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria
Skor 2 : Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria
Skor 3 : Jawaban benar, sesuai kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah
Skor 4 : Jawaban benar, mampu menggunakan bahasa matematika untuk
menyampaikan ide yang tepat
84

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Bentuk Aljabar
7. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
8. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten
9. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.


7. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerja sama dalam
kegiatan kelompok.
8. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerja sama tetapi belum
konsisten.
9. Sangat baik jika menunjukkan ada usaha bekerja sama secara terus menerus
dan konsisten.
Indikator sikap disiplin dalam proses pembelajaran.
7. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap disiplin
8. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap disiplin tetapi belum
konsisten.
9. Sangat baik jika menunjukkan sikap disiplin secara terus menerus.

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


Sikap
No Nama Siswa Aktif Beker jasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1 ANDINI SALSABILA
2 ARDI
3 AYU DWI
AMINARTI. M
4 DEWI SYAHRANI
TAQWA
85

5 FEBRIY AULIA
6 FITRI HANDAYANI
7 IIS ANJELIA
ASMARA
8 KURNIA NURUL
UTAMI. HS
9 M. FAHRI. A
10 MOH. FAHRUL
RAHADIANTO
11 MUH. DAFA
NURHIDAYATULLAH
12 NADIL
13 PUTRI BALQIS
RAIHAN
14 RAHMADANI
15 RAIS ADIWIJAYA
16 RESTI AULIA
NURISLAMI
17 SAKINA
18 SALFINA SAPUTRI
PINATA
19 SALVIRA ANDINI
20 SUARDI
21 SUCI AYU INDAH
LESTARI
22 YASRA
Keterangan :
KB : Kurang Baik
B : Baik
SB : Sangat Baik
86

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Waktu Pengamatan :
Indikator terampil menyelesaikan bentuk aljabar
7. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan bentuk
aljabar
8. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan bentuk aljabar tetapi belum tepat.
9. Sangat terampil ,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan bentuk aljabar serta menyelesaikan dengan tepat.
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
No Nama Siswa
strategi pemecahan masalah
KT T ST
1 ANDINI SALSABILA
2 ARDI
3 AYU DWI AMINARTI. M
4 DEWI SYAHRANI TAQWA
5 FEBRIY AULIA
6 FITRI HANDAYANI
7 IIS ANJELIA ASMARA
8 KURNIA NURUL UTAMI. HS
9 M. FAHRI. A
10 MOH. FAHRUL RAHADIANTO
11 MUH. DAFA NURHIDAYATULLAH

12 NADIL
87

13 PUTRI BALQIS RAIHAN


14 RAHMADANI
15 RAIS ADIWIJAYA
16 RESTI AULIA NURISLAMI
17 SAKINA
18 SALFINA SAPUTRI PINATA
19 SALVIRA ANDINI
20 SUARDI
21 SUCI AYU INDAH LESTARI
22 YASRA

Keterangan :
KT : Kurang Terampil
T : Terampil
ST : Sangat Terampil
88

LAMPIRAN B
1) Kisi-kisi Instrumen
2) Intrumen Pretest dan Postest
3) Alternatif Jawaban Pretest dan
Postest
4) Penskoran Pretest dan Postest
89

KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA


No. Indikator Nomor soal
Menulis matematis. Dapat menuliskan jawaban 3 dan 5

1
permasalahannya secara matematis, masuk akal, jelas

serta tersusun secara logis dan sistematis.

Menggambar matematis. Dapat melukiskan gambar, 2


2
diagram, dan tabel secara lengkap dan benar.

Ekspresi matematis. Dapat mengungkapkan konsep 1 dan 4

3
matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari

dalam bahasa atau simbol matematika.


90

KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA


Pretest dan Posttest
Jenjang / Mata Pelajaran : SMP / Matematika
Pokok Bahasan : Operasi Bentuk Aljabar
Kelas / Semester : VII / Ganjil

1. Suatu ketika pak Rian membeli 3 rak telur ayam untuk kebutuhan hajatan
dirumahnya. Setelah dibawa pulang, istri pak Rian merasa telur ayam
yang dibelinya kurang. Kemudian pak Rian membeli lagi sebanyak 5
butir telur ayam. Nyatakan bentuk aljabar dari telur yang dibeli pak Rian.
2. Tentukan hasil dalam bentuk aljabar yang hilang dikotak kosong berikut
ini.
No
A B A+B A-B
.
1
2
3

3. Tentukan hasil dari bentuk aljabar berikut


a. ( ) ( )
b. dibagi .
4. Selisih umur Dedi dan Tiara 5 tahun sedangkan jumlah umur Dedi dan
Tiara adalah 18 tahun. Buatlah model matematika bentuk aljabar dari
pernyataan tersebut.

5. Sederhanakan bentuk aljabar


91

ALTERNATIF JAWABAN

No. Soal Jawaban


Diketahui : 3 rak telur ayam
5 butir telur ayam
1 Ditanyakan : Bentuk aljabar
Penyelesian : (mengapa ditulis 3x karena dalam 3 rak telur
ayam belum diketahui isinya berapa butir).

No. A B A+B A-B


1 6x 2x 8x 4x
2 2 x+6 x+2 2x + 8 4
3 x +2 2x + 4 3x +6 -x-2

a. ( ) ( )

b.
3 √

0
Diketahui :
Selisih umur Dedi dan Tiara 5 tahun
Jumlah umur Dedi dan Tiara 18 tahun
Ditanyakan :
4 Model matematika bentuk aljabar dari pertanyaan tersebut.
Penyelesaian :
Misalkan
Model matematikanya adalah

5
92

PETUNJUK PEMBERIAN SKOR SOAL TES

Skor Kriteria
Jawaban benar, mampu menggunakan bahasa matematika untuk
4
menyampaikan ide yang tepat
3 Jawaban benar, sesuai kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah
2 Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria
1 Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria
0 Jawaban tidak ada
93

TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA


Pretest
Jenjang / Mata Pelajaran : SMP / Matematika
Pokok Bahasan : Operasi Bentuk Aljabar
Kelas / Semester : VII / Ganjil

1. Suatu ketika pak Rian membeli 3 rak telur ayam untuk kebutuhan hajatan
dirumahnya. Setelah dibawa pulang, istri pak Rian merasa telur ayam yang
dibelinya kurang. Kemudian pak Rian membeli lagi sebanyak 5 butir telur
ayam. Nyatakan bentuk aljabar dari telur ayam yang dibeli pak Rian.
2. Tentukan hasil dalam bentuk aljabar yang hilang dikotak kosong berikut
ini.
No
A B A+B A-B
.
1
2
3
3. Tentukan hasil dari bentuk aljabar berikut
c. ( ) ( )
d. dibagi .
4. Selisih umur Dedi dan Tiara 5 tahun sedangkan jumlah umur Dedi dan
Tiara adalah 18 tahun. Buatlah model matematika bentuk aljabar dari
pernyataan tersebut.

5. Sederhanakan bentuk aljabar


94

ALTERNATIF JAWABAN

No. Soal Jawaban


Diketahui : 3 rak telur ayam
5 butir telur ayam
1 Ditanyakan : Bentuk aljabar
Penyelesian : (mengapa ditulis 3x karena dalam 3 rak telur
ayam belum diketahui isinya berapa butir).
No. A B A+B A-B
2 1 6x 2x 8x 4x
2 x+6 x+2 2x + 8 4
3 x +2 2x + 4 3x +6 -x-2
c. ( ) ( )

d.
3 √

0
Diketahui :
Selisih umur Dedi dan Tiara 5 tahun
Jumlah umur Dedi dan Tiara 18 tahun
Ditanyakan :
4 Model matematika bentuk aljabar dari pertanyaan tersebut.
Penyelesaian :
Misalkan
Model matematikanya adalah

5
95

PETUNJUK PEMBERIAN SKOR SOAL TES

Skor Kriteria
Jawaban benar, mampu menggunakan bahasa matematika untuk
4
menyampaikan ide yang tepat
3 Jawaban benar, sesuai kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah
2 Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria
1 Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria
0 Jawaban tidak ada
96

TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA


Posttest
Jenjang / Mata Pelajaran : SMP / Matematika
Pokok Bahasan : Operasi Bentuk Aljabar
Kelas / Semester : VII / Ganjil

1. Suatu ketika pak Andi membeli 10 rak telur ayam untuk kebutuhan
hajatan dirumahnya. Setelah dibawa pulang, istri pak Andi merasa telur
ayam yang dibelinya kurang. Kemudian pak Andi membeli lagi sebanyak
7 butir telur ayam. Nyatakan bentuk aljabar dari telur ayam yang dibeli
pak Andi.
2. Tentukan hasil dalam bentuk aljabar yang hilang dikotak kosong berikut
ini.
No
A B A+B A-B
.
1
2
3

3. Tentukan hasil dari bentuk aljabar berikut


e. ( ) ( )
f. dibagi .
4. Selisih umur Rama dan Rani 8 tahun sedangkan jumlah umur Rama dan
Rani adalah 21 tahun. Buatlah model matematika bentuk aljabar dari
pernyataan tersebut.

5. Sederhanakan bentuk aljabar


97

ALTERNATIF JAWABAN

No. Soal Jawaban


Diketahui : 10 rak telur ayam
7 butir telur ayam
1 Ditanyakan : Bentuk aljabar
Penyelesian : (mengapa ditulis 10x karena dalam 10 rak
telur ayam belum diketahui isinya berapa butir).
No. A B A+B A-B
2 1 3x 9x 12x -6x
2 x+8 x+5 2x + 13 3
3 2x +4 2x + 8 4x +12 -4
e. ( ) ( )

f.

3 √

0
Diketahui :
Selisih umur Rama dan Rani 8 tahun
Jumlah umur Rama dan Rani 21 tahun
Ditanyakan :
4 Model matematika bentuk aljabar dari pertanyaan tersebut.
Penyelesaian :
Misalkan
Model matematikanya adalah

5
98

PETUNJUK PEMBERIAN SKOR SOAL TES

Skor Kriteria
Jawaban benar, mampu menggunakan bahasa matematika untuk
4
menyampaikan ide yang tepat
3 Jawaban benar, sesuai kriteria tetapi ada sedikit jawaban yang salah
2 Jawaban benar tetapi tidak sesuai dengan sebagian besar kriteria
1 Jawaban ada tetapi sama sekali tidak sesuai dengan kriteria
0 Jawaban tidak ada
99

LAMPIRAN C
1) Nilai Siswa
100

Daftar Nilai Siswa


Nilai Siswa
No Nama
Pretest Posttest
1 ANDINI SALSABILA 8 95
2 ARDI 16 70
3 AYU DWI AMINARTI. M 33 83
4 DEWI SYAHRANI TAQWA 8 41
5 FEBRIY AULIA 16 83
6 FITRI HANDAYANI 41 87
7 IIS ANJELIA ASMARA 37 41
8 KURNIA NURUL UTAMI. HS 41 95
9 M. FAHRI. A 25 75
10 MOH. FAHRUL RAHADIANTO 20 91
11 MUH. DAFA NURHIDAYATULLAH 25 91
12 NADIL 20 75
13 PUTRI BALQIS RAIHAN 29 45
14 RAHMADANI 25 87
15 RAIS ADIWIJAYA 25 87
16 RESTI AULIA NURISLAMI 16 79
17 SAKINA 8 91
18 SALFINA SAPUTRI PINATA 37 95
19 SALVIRA ANDINI 41 50
20 SUARDI 20 79
21 SUCI AYU INDAH LESTARI 20 95
22 YASRA 16 70
101

LAMPIRAN D
1) Instrumen Lembar Observasi
Keterlaksanaan Pembelajaran
2) Instrumen Lembar Observasi
Aktivitas Siswa
3) Tes Kemampuan Komunikasi
102

LEMBAR PENGAMATAN KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII.3
Pokok Bahasan : Bentuk Aljabar
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke- :

A. Petunjuk Pengisian
Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan mengajar belajar
matematika yang dikelola guru di dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut
pengamat diminta untuk:
1. Memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai, menyangkut
pengelolaan kegiatan belajar mengajar.
2. Memberikan penilaian tentang kemampuan guru mengelola pembelajaran
berdasarkan skala penilaian berikut:
1. Tidak terlaksanakan
2. Kurang terlaksana
3. Cukup terlaksana
4. Terlaksana
B. Tujuan
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Think Talk Write (TTW) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
103

Penilaian
Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pembelajaran dengan member
salam dan mengajak berdoa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan memberitahukan materi yang
akan dibahas.
Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok secara acak yang
terdiri dari 3-5 orang.
2. Guru meminta siswa untuk membaca dan
memahami materi dibuku siswa yang berkaitan
dengan bentuk aljabar
3. Guru kemudian membahas contoh soal dalam
buku siswa pada materi bentuk aljabar
4. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan
dengan bentuk aljaba
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
6. Guru membagikan LKPD pada setiap kelompok.
7. Guru menjelaskan langkah-langkah proses
pengerjaan LKPD
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan memahami LKPD (think)
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai LKPD
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendiskusikan jawaban LKPD yang
diberikan bersama teman kelompok (talk)
11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menuliskan hasil diskusi kelompoknya (
write)
12. Guru mengarahkan siswa bekerja sama secara
kelompok agar siswa dapat bertukar pendapat
dengan teman kelompoknya sehingga dapat
menyelesaikan masalah tentang bentuk aljabar.
13. Guru memilih beberapa orang siswa sebagai
perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban,
sedangkan kelompok yang lainnya diminta untuk
104

memberikan tanggapan.
14. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan
mengenai materi yang telah diajarkan
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan nilai tambah kepada kelompok
yang mempresentasikan hasil diskusinya
2. Guru memberikan motivasi bagi siswa yang
menjawab salah
3. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Pengamatan Suasana Kelas
1. Siswa antusias bekerja dalam kelompok
3. Guru antusias melaksanakan pembelajaran.
Total Skor
Rata-rata Skor

Jeneponto, Oktober 2019

Observer,

(............................................)
105

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN


DENGAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW)
Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu
Kelas : VII. 3
Pokok Bahasan : Bentuk Aljabar
Hari/Tanggal :
Pertemuan :
Petunjuk :
Amatilah hal-hal yang menyangkut aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, kemudian isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Pengamatan dilakukan kepada siswa sejak guru memulai pembelajaran.
2. Pengamatan aktivitas siswa untuk kategori dalam aktivitas kelompok
dilakukan pada saat kegiatan siswa (kerja sama) dalam kelompok.
3. Pengamat memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan
aktivitas siswa yang teramati.
4. Kategori pengamatan ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian yang
dilakukan siswa.

Kategori Aktivitas Siswa:


1. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Siswa yang memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
dan bersiap untuk belajar.
3. Siswa yang mendengar/memperhatikan penjelasan guru
4. Siswa yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran
5. Siswa yang aktif mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru pada
LKPD.
6. Siswa yang menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru (LKPD)
7. Siswa yang mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.
8. Siswa yang mengajukan pertanyaan atau tanggapan kepada siswa yang
telah mempersentasikan jawaban
9. Siswa yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain dll).
106

ASPEK YANG DIAMATI


NO. NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 ANDINI SALSABILA
2 ARDI
3 AYU DWI AMINARTI. M
4 DEWI SYAHRANI TAQWA
5 FEBRIY AULIA
6 FITRI HANDAYANI
7 IIS ANJELIA ASMARA
KURNIA NURUL UTAMI.
8
HS
9 M. FAHRI. A
MOH. FAHRUL
10
RAHADIANTO
MUH. DAFA
11
NURHIDAYATULLAH
12 NADIL
13 PUTRI BALQIS RAIHAN
14 RAHMADANI
15 RAIS ADIWIJAYA
16 RESTI AULIA NURISLAMI
17 SAKINA
18 SALFINA SAPUTRI PINATA
19 SALVIRA ANDINI
20 SUARDI
21 SUCI AYU INDAH LESTARI
22 YASRA
Makassar, Oktober
2019
Peneliti,

( )
107
108
109
110
111

LAMPIRAN E
1) Analisis Deskriptif dan Inferensial
112

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre 22 8.00 41.00 23.9545 10.69703


Pos 22 41.00 95.00 77.5000 17.87456
Valid N (listwise) 22

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


pre Pos

N 22 22
a,b
Normal Parameters Mean 23.9545 77.5000
Std. Deviation 10.69703 17.87456
Most Extreme Differences Absolute .144 .172
Positive .144 .164
Negative -.116 -.172
Test Statistic .144 .172
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200 .091c

One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

post 22 77.5000 17.87456 3.81087

One-Sample Test
Test Value = 74,9

95% Confidence Interval of the


Difference
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

post 20.337 21 .000 77.50000 69.5749 85.4251

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre 23.9545 22 10.69703 2.28061

Pos 77.5000 22 17.87456 3.81087


113

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.

Pair 1 pre & pos 22 -.170 .448

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of

Std. Std. Error the Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 pre – -
22.34092 4.76310 -63.45087 -43.64004 -11.242 21 .000
pos 53.54545
114

LAMPIRAN F
1) Surat Penelitian
2) Validasi
3) Dokumentasi
115
116
117

PEMBELAJARAN DI KELAS MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK

WRITE (TTW)

DOKUMENTASI

Gambar peneliti menjelaskan langakah-langkah penyelesaian LKPD


118

Gambar siswa menyelesaikan soal yang diberikan secara berkelompok

Gambar siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya


119

Siswa melakukan pretest (tes awal)

Siswa melakukan posttest (tes akhir)


120

Pengaruh Penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write (TTW) terhadap kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII
SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten
Jeneponto

Ardianti Amir
10536506415

Latar Belakang

Pendidikan

Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Matematika
Talk Write (TTW)

Kemampuan
Hasil
Komunikasi
Observasi Matematis
121

“Apakah model pembelajaran


kooperatif tipe TTW berpengaruh
Rumusan Masalah positif terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas
VII SMP Negeri 2 Binamu
Kabupaten Jeneponto”?

“Untuk mengetahui model


pembelajaran kooperatif tipe
TTW berpengaruh positif
Tujuan Penelitian terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Binamu Kabupaten
Jeneponto”.

Manfaat Penelitian
122

Kajian Pustaka

Kemampuan Komunikasi Matematis

Kerangka Pikir

Model pembelajaran kooperatif tipe TTW merupakan salah satu model


pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan cara melibatkan siswa secara aktif. Hal ini karena pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TTW diawali dengan
bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal matematika yang
diberikan oleh guru, kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil
pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya dapat menuliskan kembali
hasil pemikirannya tersebut.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TTW tersebut dapat memungkinkan
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berpengaruh terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa.
123

Jenis
Penelitian

Teknik Populasi Dan


Analisis Sampel
Data
Metode
Penelitian

Instrumen Desain
Penelitian Penelitian

Variabel
Penelitian
124

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Deskripsi Hasil Tes Kemampuan


Komunikasi Matematis (pretest) Komunikasi Matematis (posttest)

Pretest Posttest

Ukuran Sampel 22 Ukuran Sampel 22

Mean 77.50
Mean 23.95

Std. Deviation 17.87


Std. Deviation 10.69

Minimum 41.00
Minimum 8.00

Maximum 95.00
Maximum 41.00

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model


pembelajaran kooperatif tipe TTW berpengaruh positif
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto.
125

terimakasih
126

Anda mungkin juga menyukai