Anda di halaman 1dari 105

PENGARUH MEDIA ANIMASI AUDIO VISUAL TERHADAP

KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG KELAS III SD NEGERI


17 PARANG LUARA KECAMATAN TONDONG
TALLASA KABUPATEN PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

ASMA ULMYATI AMIR


10540961015

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PERNDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Kita bisa sukses

Sekalipun tak ada orang yang percaya kita bisa

Tapi kita tidak akan pernah sukses

Jika kita tidak percaya pada diri kita sendiri”

Kupersembahkan Karya Sederhana ini Kepada:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku

atas segala doa dan dukungan dalam mewujudkan

harapan menjadi kenyataan.


ABSTRAK

Asma Ulmyati Amir. 2019.Pengaruh Media Animasi Audio Visual Terhadap


Kemampuan Menyimak Dongeng Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan
PendidikanGuru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Munirah dan pembimbing
II Abdan Syakur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-experimental bentuk one-group
pretest-posttest design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya
hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas
pembanding (kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media animasi audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng
siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa
Kabupaten Pangkep tahun ajaran 2019/2020. Sampel dalam eksperimen ini adalah
siswa kelas III dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang.
Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek ketercapaian
ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia. Pembelajaran dikatakan berhasil jika
aspek diatas terpenuhi. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan, yaitu : tes
hasil belajar sebelum diberi perlakuan (pretest) dan tes hasil belajar setelah diberi
perlakuan (postest).
Hasil analisis statistic deskriptif penggunaan media animasi audio visual
terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa positif. Kemampuan menyimak
siswa dengan menggunakan media animasi audio visual menunjukkan hasil
belajar yang lebih baik dari pada sebelum menggunakan media animasi audio
visual. Hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji t, dapat
diketahui bahwa nilai thitung sebesar 7,136. Dengan frekuensi (dk) sebesar 10 - 1 =
9, pada taraf signifikansi 5% diperoleh t tabel = 2,262. Oleh karena thitung >ttabel pada
taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative
(Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh dalam penerapan media
animasi audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa kelas III SD
Negeri 17 Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.

Kata kunci : menyimak dongeng, media animasi audio visual.


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam. Allah yang

paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita, Allah yang paling

suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita. Tiada daya

dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Pengaruh Media Animasi Audio Visual Terhadap Kemampuan Menyimak

Dongeng Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa

Kabupaten Pangkep” dapat diselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

Muhammadiyah Makassar. Beragam kendala dan hambatan yang dilalui oleh

penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat usaha yang optimal dan

dukungan berbagai pihak hingga akhirnya penulis dapat melewati rintangan

tersebut.

Penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua,

ayahanda Amir Jalangkara dan ibunda Nuhriah serta Muhammad Amril Amir

kakak satu-satunya yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban tanpa pamrih
dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses

pencarian ilmu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada

Dr. Munirah, M.Pd Pembimbing I dan Abdan Syakur, S.Pd., M.Pd.

Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi

Penulis juga hanturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada

Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

Aliem..Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

Dra. Hj..Maryati Z, M.Si Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan

masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan, Bapak-bapak dan Ibu-ibu

Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah ikhlas mentransfer

ilmunya kepada penulis, serta seluruh staf Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada Sitti Sukmawati, S. Pd. Kepala sekolah

SD Negeri 17 Parang Luara, Citra Mayangsari, S. Pd.., Guru kelas III SD Negeri

17 Parang Luara,, dan Bapak/Ibu Guru serta seluruh staf SD Negeri 17 Parang

Luara, atas segala bimbingan, kerjasama, dan bantuannya selama penulis


mengadakan penelitian. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih

kepada Siswa-siswi SD Negeri 17 Parang Luara, khususnya Kelas III atas

kerjasama, motivasi serta semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Ucapan terimakasih pula kepada Rahmi teman kost yang selalu setia

menemani dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Sahabatku

Nur..Fajriani, Ratmi Nuryaqli, Febi Amriani, Khusnul Khatimah, Nurul Afiah dan

Nurul Wasilah Mustamin yang memberikan keceriaan dan hiburan dimasa

perkuliahan hingga saat ini. Rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Angkatan 2015 terkhusus Kelas B Universitas Muhammadiyah

Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani

perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai

disini, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat

disebutkan satu persatu, semoga segala bantuan dan pengorbanannya bernilai

ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut

sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan

berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, 05 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................. v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka .................................................................... 8

B. Kerangka Pikir .................................................................... 33

C. Hipotesis Penelitian ............................................................. 34


BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian........................................................... 36

B. Populasi dan Sampel............................................................ 38

C. Defenisi Operasional Variabel ............................................ 39

D. Instrumen Penelitian ............................................................ 40

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 41

F. Teknik Analisis Data ........................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 45

B. Pembahasan .......................................................................... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................... 62

B. Saran ..................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain One-Group Pretest-Posttest Design ..................................... 37

3.2 Populasi Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara ....................... 38

3.3 Skor Kemampuan Menyimak ............................................................ 42

4.1 Deskripsi Skor Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa

Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Sebelum diberikan

perlakuan (Posttest)............................................................................ 45

4.2 Distribusi dan Presentase Skor Hasil Penilaian Kemampuan

Menyimak Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Sebelum

Perlakuan atau Pretest ........................................................................ 46

4.3 Deskripsi Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III SD

Negeri 17 Parang Luara sebelum perlakuan (Pretest) ...................... 47

4.4 Deskripsi Skor Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa

Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara setelah diberikan

perlakuan atau Posttest...................................................................... 48

4.5 Distribusi dan Presentase Skor Hasil Penilaian Kemampuan

Menyimak Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Sesudah

Perlakuan atau Postest....................................................................... 49

4.6 Deskripsi Penilaian Kemampuan Menyimak Kelas III SD Negeri

17 Parang Luara sesudah perlakuan (Posttest)................................. 50

4.7 Distribusi Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa .............. 51

4.8 Distribusi dan Presentase Perbedaan Skor Hasil Penilaian


Kemampuan Menyimak .................................................................... 52

4.9 Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar Kemampuan Menyimak

Siswa ................................................................................................. 53

4.10 Analisis Skor Pretest Dan Posttest ................................................... 56


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Hipotesis Penelitian ................................................................ 33

4.1 Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III SD Negeri

17 Parang Luara sebelum perlakuan (Pretest) ................................... 47

4.2 Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III SD Negeri

.17 Parang Luara setelah perlakuan (Posttest) .................................. 50

4.3 Perbandingan skor hasil penilaian kemampuan Menyimak sebelum

…….perlakuan(Pretest) dan setelah perlakuan (Posttest) .......................... 54


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................... 68

Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara ..... 78

Lampiran 3 Daftar Nilai Pretest Siswa ....................................................... 79

Lampiran 4 Daftar Nilai Posttest Siswa ...................................................... 80

Lampiran 5 Daftar Nilai Pretest dan Posttest siswa Kelas III SD Negeri

17 Parang Luara .......................................................................................... 81

Lampiran 6 Tabel Uji-t................................................................................ 85

Lampiran 7 Dokumentasi ............................................................................ 86


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan manusia adalah dua hal yang pada dasarnya tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Hal ini dikarenakan manusia menjadi sasaran

atau objek utama dari pendidikan. Pendidikan pada dasarnya memiliki

berbagai macam pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli yang

diantaranya memiliki beberapa batasan mengenai pendidikan. Namun, jika

didefinisikan secara umum tanpa mengurangi makna dari pendidikan itu

sendiri, pemerintah merumuskan arti pendidikan yang tertuang dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1

tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Ada tiga jenis pendidikan yang diketahui atau biasa disebut sebagai tri

pusat pendidikan, diantaranya pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam

masyarakat, dan pendidikan dalam sekolah. Menurut Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 bahwa “tri pusat pendidikan meliputi: pendidikan keluarga,

pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat”.


Sekolah merupakan lembaga yang secara formal bertanggung jawab

atas berlangsungnya proses pendidikan. Pendidikan yang berlangsung di

dalam pendidikan formal adalah pendidikan yang terarah pada tujuan tertentu.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka disusunlah kurikulum sebagai

alat yang membawa segala kegiatan kependidikan kepada tujuan yang

dikehendaki.

Secara formal pendidikan dapat terwujud melalui kegiatan belajar

mengajar yang dapat dilakukan dimana saja. Salah satunya yaitu di Sekolah

Dasar. Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang dilalui

murid dalam usaha memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam

berbagai bidang termasuk dalam bidang bahasa.

Terfokus pada pendidikan dalam sekolah, siswa diharuskan untuk

dapat menguasai beberapa aspek kemampuan dalam pelajaran Bahasa

Indonesia yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Oleh

karena itu guru diharapkan mampu menguasai seluruh aspek dan kemampuan

berbahasa sesuai dengan struktur dan aturan yang berlaku.

Menurut Muhammad dan Fatimah (2011:23) “kemampuan berbahasa

( language arts) mencakup empat segi, yaitu menyimak (listening), berbicara

(speaking), membaca (reading), dan menulis (writing)”. Menyimak

merupakan kemampuan berbahasa awal yang dikuasai oleh manusia.

Kemampuan menyimak menjadi dasar bagi kemampuan berbahasa lain.

Kemampuan menyimak perlu dikembangkan karena sangat penting

untuk menunjang komunikasi sehari-hari. Pada awal kehidupan, manusia


lebih dulu belajar menyimak, kemudian berbicara, membaca dan menulis.

Penguasaan keterampilan menyimak akan berpengaruh pada keterampilan

berbahasa lain dan dapat dikatakan bahwa keterampilan menyimak sangatlah

penting diberikan kepada siswa. Dengan menguasai keterampilan menyimak,

maka siswa dapat memperoleh berbagai informasi dari materi yang diberikan.

Saat ini kemampuan siswa dalam menyimak masih kurang, ini karena

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya proses pembelajaran yang

monoton dan media yang digunakan masih kurang. Bahkan guru cenderung

hanya bertumpu pada pertemuan saja tanpa adanya evaluasi terhadap

kemampuan berbahasa siswa terutama menyimak. Pentingnya kemampuan

siswa dalam menyimak yaitu memberikan kemudahan siswa dalam

memahami materi pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan atau observasi peneliti saat Magang 1 dan

Magang 2 ditemukan permasalahan yang dihadapi siswa kelas III SD Negeri

17 Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep, yaitu

kurangnya kemampuan dalam menyimak. Hal ini terjadi karena siswa tidak

tertarik dengan proses pembelajaran serta factor suasana kelas yang kurang

kondusif baik dalam kelas maupun luar kelas.

Menyampaikan cerita dongeng guru masih cenderung membacakan

siswa tanpa menggunakan media. Sehingga siswa cenderung menganggap

pembelajaran Bahasa Indonesia kurang menyenangkan karena siswa hanya

dituntut untuk mendengarkan tanpa melibatkan daya imajinasi dan minat

siswa dalam menyimak cerita yang disampaikan guru hanya sebagai cerita
biasa yang tidak menarik. Media pembelajaran yang kurang bervariasi dan

kegiatan pembelajaran yang kurang kondusif berdampak pada rendahnya

sebagian besar hasil ujian tengah semester siswa kelas III SD Negeri 17

Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam hal keterampilan menyimak

siswa diperlukan adanya media pembelajaran yang digunakan dalam proses

belajar mengajar di kelas. Salah satu media pembelajaran yang dapat

digunakan adalah media pembelajaran audio visual (dalam hal ini adalah

video pembelajaran). Pemanfaatan media dengan menggunakan bahan-bahan

audio visual dapat memberikan banyak manfaat yang tersalurkan langsung ke

siswa. Rusman (2013:173) mengatakan bahwa perbandingan pemerolehan

hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol

perbedaannya kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui

indera pandang dan hanya 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi

indera lainnya.

Pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar

digabungkan maka akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.

Melalui media audio visual berupa video pembelajaran maka dapat

meningkatkan pembelajaran siswa. Kemudahan siswa dalam menerima

materi akan lebih mudah mengarahkan perubahan pada diri siswa secara

terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran bahasa

mempunyai dampak yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Siswa dapat
lebih mudah memahami materi dan mengkonkretkan sesuatu yang abstrak.

Hal ini dikarenakan penggunaan alat indera yang lebih dari satu sehingga

siswa memahami materi pelajaran.

Berkaitan dengan hal itu, maka upaya mengatasi permasalahan

tersebut penulis mengkajinya melalui penelitian eksperimen yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Animasi Audio Visual Terhadap Kemampuan

Menyimak Dongeng Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Kecamatan

Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat

dirumuskan permasalahan penelitian yaitu apakah penggunaan media animasi

audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menyimak dongeng pada

siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara KecamatanTondong Tallasa

Kabupaten Pangkep?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi

audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng pada siswa kelas III

SD Negeri 17 Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten

Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan yaitu:


1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi

peneliti dan pihak yang terlibat dalam menyelenggarakan pendidikan

sehingga mampu memberikan perhatian lebih serius lagi dalam menangani

permasalahan yang di hadapi siswa dan guru.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

manfaat bagi :

a. Sekolah

Dapat memberikan pelatihan terhadap guru tentang menggunakan

media pembelajaran yang tepat digunakan dalam permasalahan siswa

dikelas terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Guru

Memberikan pengetahuan kepada guru tentang media animasi

audio visual. Sehingga guru dapat lebih kreatif dalam merancang

pembelajaran. Serta dapat menambah wawasan guru dalam

menyelesaikan permasalahan pembelajaran di kelas.

c. Siswa

Dengan penggunaan media animasi audio visual siswa dapat lebih

tertarik dan mendapatkan kesan mendalam terhadap pembelajaran.

d. Pembaca

Memberikan pengetahuan serta wawasan dan dapat disajikan

sebagai referensi sesuai dengan kebutuhannya.


e. Peneliti

Dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti dan akan menjadi

pedoman untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didasarkan penelitian relevan yang dilakukan oleh

beberapa peneliti yang menggunakan media audio visual. Adapun hasil

penelitian tersebut antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Ria Apriani, 2018

“Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Menyimak Cerita

Siswa Kelas V SDN 38 Ampenan Tahun 2017/2018”. Berdasarkan hasil

post-test diperoleh bahwa nilai rata-rata kemampuan menyimak cerita

siswa dengan menggunakan media audio visual kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol yang tidak

menggunakan media audio visual. Rata -rata nilai post-test yang diperoleh

kelas eksperimen yaitu sebesar 78,72, sedangkan pada kelas kontrol nilai

rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 67,75. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan uji-t dua pihak dengan menggunankan rumus polled varians. Dari

hasil perhitungan diperoleh thitung ≥ ttabel yaitu sebesar 4,9863 ≥

1,9987 pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan (dk) = n 1 +

n2 – 2 = 33 + 33 -2 = 64. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis,

yaitu jika t hitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media audio visual terhadap


kemampuan menyimak cerita siswa kelas V SDN 38 Ampenan Tahun

2017/2018.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Salam, 2016 “Pengaruh

Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Terhadap Kemampuan Menyimak Cerita Siswa SD Negeri 5 Amparita”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas

kontrol yang diajar tanpa media audio visual adalah siswa hanya sebagai

obyek penerima materi dan guru sebagai pusat pembelajaran, hanya

terlihat beberapa siswa yang aktif bertanya kepada guru, sedangkan siswa

yang lain kurang memperhatikan pembelajaran. Sebaliknya pada kelas

eksperimen, siswa terlihat aktif, terfokus dan bersemangat dalam belajar.

Hasil tes pretes dan postes menunjukkan adanya peningkatan rata-rata

hasil belajar siswa. Siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan

media audio visual rata-rata hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan

siswa yang tidak diberi pengajaran menggunakan media audio visual.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio

visual dalam pembelajaran bahasa Indonesia memberi pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan menyimak cerita pendek siswa di

SDNegeri 5 Amparita.

Penelitian yang dilakukan oleh Fadly Akbar, 2017 “Keefektifan

Media Animasi Audio Visual Dalam Pembelajaran Menyimak Cerita

Anak-Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bulukumba Kabupaten

Bulukumba”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kemampuan siswa


pada kelas eksperimen dalam menyimak cerita anak-anak dengan

menerapkan media animasi audiovisual menunjukkan hasil yang sangat

memadai. Siswa yang mampu memperoleh dan berada di atas KKM yang

ditetapkan yaitu sebesar 96,4% atau sebanyak 27 orang siswa dan yang

berada di bawah nilai KKM 75 sebesar 3,6% atau sebanyak 1 orang siswa.

Kemampuan siswa pada kelas kontrol dalam menyimak cerita anak-anak

dengan menerapkan metode konvensional menunjukkan hasil yang kurang

dibandingkan kelas eksperimen. Siswa yang berhasil mencapai nilai di atas

KKM 75 sebesar 85,7% atau sebanyak 24 orang siswa dan yang berada di

bawah KKM 75 sebesar 14,3% atau sebanyak 4 orang siswa. Jadi,

berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa penggunaan

media animasi audiovisual efektif diterapkan dalam pembelajaran

menyimak cerita anak-anak. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji hipotesis

menggunakan analisis statistik inferensial jenis uji–t independent samples

test diperoleh nilai thitung sebesar -2,571 dan ttabel sebesar 2,005 karena nilai

thitung> ttabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa media animasi audiovisual efektif

diterapkan dalam pembelajaran menyimak cerita anak-anak siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Bulukumba.

Penelitian yang dilakukan oleh Istihana Rahayu, 2006

“Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan Media Audio

Visual Kelas V SD”. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa

hasil belajar keterampilan menyimak siswa kelas V sekolah dasar masih


rendah. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menentukan

tema dan menuliskankembali ceritadengankata-katanyasendiri. Faktor

penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media pembelajaran. Guru

hanya membacakan teks cerita rakyat, kemudian menyuruh siswa

mengerjakan tugas. Oleh karena itu, peneliti berupaya melakukan

perbaikan dengan menggunakan media audio visual. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus, dan

tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan

refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik observasi, tes, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan pada I yaitu 71,8 dan pada

siklus II meningkat menjadi 88,3. Sementara itu, ketuntasan belajar

menyimak cerita dengan menggunakan media audio visual siswa

mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan mencapai 68% dan pada

siklus II ketuntasan mencapai 84%. Kendala-kendala yang dihadapi adalah

suasana kelas kurang kondusif, siswa kurang aktif, dan pengelolaan waktu.

Cara mengatasinya dengan pengkondisian kelas yang baik, memberikan

motivasi agar siswa lebih aktif dan pengaturan waktu pembelajaran. Dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan

keterampilan menyimak cerita siswa kelas VB SDN Manukan Kulon

II/499 Surabaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusmarwati, 2018 “Efektifitas

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar


Mengidentifikasi Unsur-Unsur Cerita Anak Di Kelas V SD Negeri 018

Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu”. Dari analisis data hasil pengamatan

kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan audio visual pada

pertemuan petarma mendapatkan persentase sebear 89,5%. pada

pertemuan kedua sebesar 95,83%. sedangakan hasil pengamatan dari

kegiatan siswa pertemuan pertama siswa mendapatkan persentase sebesar

89 ,29%. Sedangkan pada pertemuan kedua 96,43% dilihat dari analisis

data motivasi siswa kelas eksperimen lebih tinggi motivasinya dalam

belajar dari pada kelas kontrol. Selanjutnya dai segi hasil belajar siswa

dilihat dari skor dasar siswa yang berada di kelas eksperimen mendapatkan

nilai rata-rata 58,86, sedangkan kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata

60,68. Setelah diberi pelakuan pada kelas eksperimen, nilai rata-

rata siswa meningkat menjadi 80,00 sedangkan nilai pada kelas kontrol

yang tidak diberikan pelakuan mendapatkan nilai rata-rata 69,55. Dari

analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa media audio visual yang

diterapkan pada proses pembelajaran sangat efektif, hal ini dibuktikan

dengan meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa pada kelas V SD

Negeri 018 Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

Berdasarkan penelitian relevan di atas diketahui bahwa bahwa

media animasi audio visual dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa

dan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini berbeda dengan penelitian

sebelumnya, penelitian ini menggunakan media yang sama tetapi pada

penelitian ini diharapkan ada pengaruh pada kemampuan menyimak


dongeng siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Kecamatan Tondong

Tallasa Kabupaten Pangkep.

2. Media Audio Visual

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Arsyad (dalam Fathurrahman 2011:39) mengatakanmedia yang artinya

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Heinich

(dalam Susilana, 2008:6) mengemukakan bahwa media merupakan alat

saluran komunikasi. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Miarso (dalam

Musfiqon, 2012:15) media adalah wadah dari materi yang ingin

disampaikan oleh pengajar dengan tujuan yang ingin dicapai adalah

terjadinya proses belajar.

Berdasarkan dari beberapa pengertian media di atas, dapat

dirumuskan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat perantara

terjadinya proses pembelajaran dan memberikan rangsangan sehingga

terjadinya proses interaksi belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Media

pembelajaran sebagai suatu alat bantu dalam proses belajar mengajar

adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Guru

sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sulit

dimengerti dan dipahami oleh siswa, terutama pembelajaran yang sangat

rumit dan kompleks.


Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang

bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran pembelajaran yang tidak

memerlukan media pembelajaran, tetapi di lain sisi ada bahan

pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran

mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sulit dipahami oleh siswa,

apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang

disampaikan.

Terdapat banyak media pembelajaran, mulai dari yang sangat

sederhana hingga ke kompleks, mulai dari yang hanya menggunakan

indera mata hingga perpaduan lebih dari satu indera. Dari yang harganya

murah dan tidak memerlukan listrik hingga yang mahal dan sangat

tergantung pada perangkat keras. Seiring berkembangnya teknologi,

muncullah berbagai macam bahan ajar baru yang semakin canggih, mulai

dari berkembangnya bahan ajar cetak, lalu merambah ke bahan ajar audio,

hingga bahan ajar audio-video. Ini semua menunjukkan bahwa bentuk

bahan ajar selalu mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan.

a. Pengertian Audio Visual

Media audio visual terdiri dari tiga kunci utama yaitu media,

audio, dan visual. Media adalah perantara atau alat peraga, audio

berarti suara, sedangkan visual berarti gambar yang dapat dilihat.

Kurniawan (2014:181) menyatakan media audio visual adalah media

yang menyajikan pesan pembelajaran gabungan unsur audio dan


visual , baik yang bergerak maupun tidak bergerak, ada yang di

proyeksikan juga ada yang tidak di proyeksikan. Djamarah (dalam

Widyawanti,2015:15) menjelaskan bahwa media audio visual adalah

media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Arsyad (dalam

Rusman, 2013:151) memberikan pengertian media audio visual

sebagai serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang

membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur dengan

pesan-pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

media audio visual, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara

dan gambar yang bergerak dengan berbagai bentuk animasi atau

media yang melibatkan pendengaran dan penglihatan dalam satu

kegiatan proses pembelajaran.

b. Manfaat Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran

Media audio visual khususnya dalam bentuk video memiliki

beberapa macam manfaat. Manfaat video menurut Arsyad (2013:50),

antara lain:

1)Melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa


ketika membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain; (2)
suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan berulang-
ulang jika dipandang perlu; 3) mendorong dan
meningkatkan motivasi serta menanamkan sikap dan segi-
segi afektif lainnya; 4) mengandung nilai-nilai positif yang
dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam
kelompok siswa; 5) video dapat menyajikan peristiwa yang
berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung
berapi atau perilaku binatang buas; 6) video dapat
ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil,
kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
Menurut Lucas (2011:22) “waktu belajar yang lebih efektif dan

bisa mengingat dengan baik adalah saat kita menggunakan lebih dari

satu indera”. Sedangkan Said (2015:15) mengatakan bahwa

pembelajaran dengan audio visual memiliki kemampuan proses yang

sangat tajam dalam menyimpan informasi-informasi gambar. Cara ini

sangat mudah terjadi pada bagian neocortex otak, sehingga detail-

detail informasi baik lisan maupun gambar akan terenda dengan kuat

pada bagian terkecil neo-cortex otak (sub long term memory).

Berdasarkan penjelasan di atas, keberadaan media audio visual

sangat tidak dipungkiri lagi di dalam kelas. Media audio visual dapat

membangkitkan semangat belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap

materi akan terasa lebih mudah. Pembelajaran dengan menggunakan media

audio visual menumbuhkan minat serta motivasi siswa untuk selalu

memperhatikan pelajaran.

c. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Media Audio Visual


Pembelajaran (Video Pembelajaran)

Mengingat bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini,

begitupun dengan penggunaan media pembelajaran. Meskipun

penggunaannya dipandang sangat efektif dalam pembelajaran, namun

video pembelajaran selain memiliki kelebihan juga tetap memiliki

kekurangan.

1) Kelebihan video pembelajaran

Menurut Rusman (2012:152), kelebihan penggunaan media

video pembelajaran, yaitu:


a) Pemberian pesan kepada siswa secara lebih merata.

b) Memberikan penjelasan yang lebih signifikan.

c) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

d) Dapat diputar kembali.

e) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat memengaruhi

sikap siswa.

2) Kekurangan video pembelajaran

Menurut Rusman (2012:152) kekurangan penggunaan

video pembelajaran sebagai berikut:

a) Jangkauannya terbatas.

b) Sifat komunikasinya satu arah.

c) Gambarnya relatif kecil.

d) Kadangkala terjadi kesalahan gambar atau warna akibat

kerusakan atau gangguan.

e) Pada umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang

banyak dalam pengadaannya.

Sebuah media pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing, begitu juga dengan media video. Dalam

penayangannya, media video tidak dapat berdiri sendiri, media video ini

membutuhkan pendukung seperti LCD untuk memproyeksikan gambar

maupun speaker aktif untuk menampilkan suara agar terdengar jelas. Sifat

komunikasi dalam penggunaan media hanya bersifat satu arah, siswa hanya

memperhatikan media audio video. Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh

guru karena media video dapat diulang maupun diberhentikan maka guru
bisa mengajak berkomunikasi dengan siswa tentang isi/pesan dari video

yang dilihat, maupun tanya jawab tentang video yang disimak. Jadi

komunikasi tersebut tidak hanya satu arah.

3. Tinjauan Tentang Kemampuan Menyimak di SD

a. Definisi Menyimak

Menyimak adalah tahap pertama seseorang untuk memperoleh

kemampuan berbahasa. Menyimak merupakan kemampuan

memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh

orang lain. Menurut Russel (dalam Tarigan, 2015:32) menyimak

bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian

serta apresiasi. Sedangkan menurut Tarigan (2015:31) menyatakan

bahwa:

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan


lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memperhatikan secara

seksama yang diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan

memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat didalamnya.

b. Tujuan Menyimak

Menyimak pada dasarnya mempunyai tujuan. Tujuan

menyimak berbeda-beda tergantung dari materi yang diberikan.

Menurut Hardini (2012:187) tujuan menyimak terbagi atas dua yaitu:


1) Persepsi, yakni ciri kognitif dari proses mendengarkan yang

didasarkan pada pemahaman pengetahuan tentang kaidah-kaidah

kebahasaan.

2) Resepsi, yakni pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang

dikehendaki oleh pembicara.

Menurut Logan (Tarigan, 2015:6) tujuan menyimak beraneka

ragam antara lain sebagai berikut:

1)menyimak untuk belajar; 2)menyimak untuk


memperoleh keindahan audial;3)menyimakuntuk
mengevaluasi;4)menyimak untukmengapresiasi
simakan; 5)menyimak untuk mengkomunikasikan ide-
idenya sendiri; 6)menyimak untuk membedakan bunyi-
bunyi; 7)menyimak untuk memecahkan masalah secara
secara kreatif dan analisis; 8)menyimak untuk
meyakinkan.

Berikut ini dijelaskan satu persatu yaitu:

1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama

agar siswa memperoleh pengetahuan baru dari apa yang disimak.

2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak

dengan menekankan pada penikmatan terhadap sesuatu dari

materi yang disampaikan atau yang diperdengarkan.

3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud

agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu.

4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak

dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta

menghargai apa-apa yang disimaknya itu.


5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu

menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat

mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun

perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak

dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan

bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti dan

mana bunyi yang tidak membedakan arti.

7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan

analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh

banyak masukan berharga.

8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk

meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang

selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan, dengan

perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

Tujuan menyimak seseorang berbeda-beda, ada yang menyimak

dengan tujuan memperoleh pengetahuan, menikmati keindahan,

mengevaluasi, mengapresiasi materi simakan, hingga mengkomunikasikan

ide-ide atau gagasannya melalui menyimak. Melihat dari beberapa tujuan

dari menyimak di atas, maka menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran

pembicaraan serta bertujuan untuk mengomunikasikan ide-ide, gagasan-

gagasan dari kegiatan menyimaknya.


c. Jenis-Jenis Menyimak

Secara garis besar, Tarigan (2015:37) membagi jenis

menyimak itu menjadi 2 macam, yaitu “ 1) menyimak ekstensif dan

2) menyimak intensif. Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda,

perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak”.

Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat

secara umum, misalnya orang tua dan anak-anak menyimak tayangan

sinetron dari sebuah televisi, berita radio dan sebagainya.

Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang

dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi

yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendak. Dengan kata

lain menyimak intensif lebih menekankan kemampuan memahami

bahan simakan. Misalnya, dalam menyimak pelajaran di sekolah, guru

menuntut agar siswa memahami penjelasannya. Selanjutnya untuk

mengukur daya serap siswa, guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan

menyimak intensif menurut Tarigan (2015:15) yaitu:

1) Menyimak pada dasarnya menyimak pemahaman.

2) Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pikiran dan

perasaan yang tinggi.

3) Menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal.

4) Menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang disimak.

d. Proses Menyimak
Menurut Brown (dalam Hardini 2012:184 ) terdapat delapan

proses dalam kegiatan menyimak, yakni sebagai berikut:

1) Pendengar memproses raw speech dan menyimpan


image, dalam short term memory; 2) Pendengar
menentukan tipe dalam setiap peristiwa pembicaraan
yang sedang diproses; 3) Pendengar mencari maksud
dan tujuan pembicara dengan mempertimbangkan
bentuk dan jenis pembicaraan, konteks, dan isi; 4)
Pendengar me-recall latar belakang informasi sesuai
dengan masalah yang ada; 5) Pendengar mencari arti
literal dari pesan yang iya dengar; 6) Pendengar
menentukan arti yang dimaksud; 7) Pendengar
mempertimbangkan informasi yang ia dengar harus
disimpan dalam memorinya atau titunda;8) Pendengar
menghapus pesan-pesan yang telah ia terima.

Menurut Logan (dalam Tarigan, 2015:63) menyimak adalah

suatu kegiatan yang merupakan suatu proses memahami suatu

simakan secara mendalam. Dalam proses menyimak pun terdapat

tahap-tahap, antara lain:

1) Tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar


segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam
ujaran atas pembicaraannya; 2) Tahap memahami, setelah
mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti
atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara; 3) Tahap menginterpretasi,
penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas
kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang
pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan
isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam
uraian itu; 4) Tahap mengevaluasi, setelah memahami serta
dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan,
penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat
serta gagasan pembicaraan mengenai keunggulan dan
kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara; 5)
Tahap menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir
dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut,
mencamkan dan menyerap serta menerima gagasan atau ide
yang dikemukan pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak

mempunyai beberapa tahap diantaranya tahap mendengar, memahami,

menginterpretasi, mengevaluasi dan menanggapi. Tahap-tahap tersebut

saling berkaitan atau berkesinambungan. Pembelajaran akan lebih efektif

jika dilakukan secara integratif dan linier terhadap suatu materi pelajaran.

e. Prosedur Pembelajaran Menyimak

Sebagaimana pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain,

pembelajaran menyimak juga mempunyai beberapa prosedur.

(Tarigan, 2015:40) menyatakan bahwa bertemali dengan prosedur

pembelajaran menyimak, maka yang tidak boleh dilupakan dalam

menghasilkan pembelajaran menyimak yang sesuai adalah:

1) Kesesuaian Isi

Kesesuaian isi dalam menyimak yang dimaksud adalah

kesesuaian tulisan dengan dongeng yang didengar. Kesesuaian isi

dilihat dari unsur intrinsik cerita dari video yang dilihat. Olehnya

itu, siswa harus terlebih dahulu mengetahui unsur intrinsik cerita.

Hal ini dimaksudkan agar pesan dan tujuan dari cerita dapat

tersampaikan dengan baik.

2) Koherensi

Koherensi adalah keterpaduan dalam sebuah paragraf apabila

kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu tersusun secara logis

dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama.

3) Keefektifan kalimat
Unsur kalimat terdiri dari subjek, predikat, objek dan

keterangan. Suatu kalimat yang efektif adalah kalimat yang dapat

membangkitkan kembali gagasan yang dimiliki oleh pendengar,

persis sama dengan apa yang dimiliki oleh pembicara. Kalimat

harus disusun dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan

kesepadanan bentuk atau strukturnya.

4) Kerapian tulisan

Kerapian tulisan dalam kegiatan menulis merupakan hal yang

tidak boleh luput dari perhatian. Alasannya meskipun apa yang

ditulis itu tepat, benar dan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan

dari penulisan, tetapi jika tulisan tidak bisa terbaca oleh pembaca

tentunya hal yang benar tadi tetap akan menjadi salah. Olehnya

kerapian tulisan sangatlah penting agar pesan yang penulis akan

sampaikan melalui tulisannya dapat tersampaikan kepada

pembaca.

4. Hakikat Dongeng

a. Definisi Dongeng

Dongeng adalah cerita yang biasanya dalam bentuk penayangannya

bersifat animasi.Munirah (2016:69) menyatakan dongeng adalah cerita yang

di dasari atas angan-angan atau khayalan. Nurgiyantoro (2005:198) istilah

dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang bersifat universal yang dapat

ditemukan diberbagai pelosok masyarakat dunia. Dongeng sebagai salah satu

genre cerita fantasi dan dilihat dari segi panjang cerita biasanya relatif

pendek.
Berdasarkan definisi-definisi dongeng di atas maka dapat

disimpulkan bahwa dongeng adalah suatu cerita rekaan atau fantasi atau

khayalan belaka yang kejadiannya tidak mungkin terjadi. Dongeng

merupakan cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau fantasi penulisnya.

Cerita dongeng ini diminati dan sangat antusias untuk dibaca oleh siswa SD

karena dongeng menarik dan merupakan cerita khayalan sehingga siswa

seolah-olah terlibat dalam cerita tersebut.

b. Ciri-ciri Dongeng

Ciri-ciri dongeng menurut Emzir (2013:15), yaitu:

1) Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun ada juga

yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral).

2) Dongeng biasanya mempunyai kalimat pembukaan dan penutup

yang bersifat klise, seperti pada zaman dahulu kala (kalimat

pembuka), mereka hidup bahagia selama-selamanya (kalimat

penutup dongeng).

Ciri-ciri dongeng menurut Nurgiyantoro (2005:200), yaitu:

1) Merupakan cerita fantasi,

2) Dongeng tidak terikat oleh waktu dan tempat, dan

3) Kekurang jelasan latar terlihat sejak cerita dongeng dimulai yaitu

sering menggunakan kata-kata pembuka “Pada zaman dahulu

kala”.

Berdasarkan ciri-ciri dongeng di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa dongeng adalah sebuah cerita khayalan atau fantasi yang


menceritakan suatu kehidupan, dan kita bisa mengambil pelajaran (moral) di

dalamnya.

c. Jenis-jenis Dongeng

Jenis-jenis dongeng menurut Supriyadi (2006:151), antara lain:

1) Fabel

Dongeng ini merupakan cerita tentang kehidupan binatang/

tumbuh-tumbuhan, seringkali dihubungkan dengan kehidupan manusia,

dan biasanya bersifat sindiran, atau kiasan. Cerita-cerita fabel sangat

luwes digunakan untuk menyindir perilaku manusia tanpa membuat

manusia tersinggung. Contohnya adalah dongeng si kancil, katak

hendak jadi lembu, tupai dan ikan gabus, dan lain-lain.

2) Parabel

Parabel adalah dongeng khayal yang mengandung ajaran yang

baik. Munculnya parabel ini dimungkinkan karena pada waktu itu

masih sangat terbatas pendidikan formal, sehingga diperlukan suatu alat

untuk mendidik masyarakatnya. Dongeng atau cerita yang digolongkan

parabel ini adalah hampir semua cerita fabel. Hal ini dikarenakan

hampir semua cerita fabel yang ada di Indonesia pada umumnya berupa

ajaran yang baik bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu dongeng “Kancil,

Burung Bayan, Bujuk dan Tupai disebut parabel.

3) Sage

Sage merupakan dongeng/cerita khayal yang memasukkan

peristiwa-peristiwa, tempat kejadian, dan tokoh-tokohnya merupakan


tokoh sejarah. Misalnya Jaka Tarub, Angling Darma, Lutung Kasarung,

dan Ciung Wanara.

4) Mite / Mitos

Mite atau mitos adalah dongeng yang bercerita tentang dunia

dewa-dewi dan berkaitan dengan kepercayaan masyarakat. Munculnya

cerita mitos ini tidak dapat dilepaskan dari kepercayaan masyarakat

terhadap hal-hal yang bersifat gaib. Misalnya adalah dongeng Dewi Sri,

Nyi Roro Kidul, pengaruh Hindhu misalnya Mahabarata, dan pengaruh

Budha misalnya Sung Go Kong.

5) Legende atau Legenda

Merupakan cerita khayal yang dihubung-hubungkan dengan

gejala alam, serta kenyataan-kenyataan alam yang ada di dalam

kehidupan masyarakat. Contoh dari legenda adalah dongeng Tangkuban

Perahu, terjadinya Rawapening, Asal Mula Kota Banyuwangi, dan lain-

lain.

Jenis-jenis dongeng menurut Emzir (2013:17), antara lain:

1) Dongeng binatang (animal tales)

Merupakan dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan

binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata, ikan,

dan serangga. Binatang-binatang ini dapat berbicara dan berakal budi

seperti manusia. Misalnya : Sang Kancil, Sang kancil dan Buaya.

2) Dongeng Biasa

Merupakan jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya

adalah kisah duka seseorang. Misalnya : Si Melati dan Si Kecubung,

Bawang Putih dan Bawang Merah, dan Ande-Ande Lumut.


3) Lelucon dan Anekdot

Merupakan dongeng-dongeng yang dapat menimbulkan rasa

menggelikan hati, sehingga menimbulkan ketawa bagi yang

mendengarnya maupun yang menceritakannya. Misalnya : Si Kabayan,

Singa Rewa, Pak Pandir, dan Lebai Malang.

4) Dongeng Berumus

Merupakan dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan.

Di Indonesia dongeng semacam ini misalnya lelucon yang bersifat

penghinaan suku bangsa lain (ethnic slur).

d. Unsur-Unsur Instrinsik Dongeng

Prosa fiksi khususnya sebuah dongeng dibangun oleh unsur-unsur

pembangun. Menurut Supriyadi (2006:60) unsur-unsur pembangun dari

sebuah dongeng, yaitu:

1) Tema

Tema merupakan pondasi atau inti dalam suatu cerita. Tema

berfungsi sebagai topik sentral yang dikembangkan oleh pengarang.

Tema juga berfungsi sebagai pedoman pengarang dalam menyusun dan

mengembangkan cerita.

2) Alur/plot

Menurut Wellek (Supriyadi, 2006:60) alur atau plot

didefinisikan sebagai “rangkaian peristiwa yang disusun secara logis

dalam suatu cerita”. Peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita disusun

saling berkaitan secara kronologis, disusun secara sebab akibat.

3) Tokoh dan Penokohan


Tokoh cerita dalam prosa fiksi khususnya dongeng dapat

berupa binatang, tumbuh-tumbuhan, benda mati, dan lain-lain yang

dapat berbicara, serta manusia. Tokoh cerita yang membawa amanah

pengarah disebut tokoh protagonis, sedangkan tokoh cerita yang

melawan tokoh protagonis disebut tokoh antagonis.

4) Latar tempat dan waktu/setting

Latar atau setting adalah situasi tempat, ruang, dan waktu yang

digunakan para tokoh dalam suatu cerita.

5) Sudut Pandang

Dalam cerita pendek, tokoh cerita ada kalanya menggunakan

kata ganti “aku atau saya, dia/ia atau dengan menyebut langsung nama

tokoh tersebut. Model atau cara pengarang dalam bercerita seperti

contoh tersebut merupakan sudut pandang atau cara pengisahan.

Berdasarkan unsur-unsur yang telah disebutkan di atas, dan

disesuaikan dengan KI dan KD kelas III, unsur-unsur intrinsik yang

digunakan adalah tokoh, tema, latar dan amanat.

5. Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran Kemampuan


Menyimak Dongeng

Menyimak dongeng adalah kegiatan yang fokusnya siswa,

sedangkan guru diharapkan menjadi mediator. Oleh sebab itu kegiatan

menyimak dongeng ini dapat dilakukan oleh guru sebagai pendongeng

(menyimak langsung) dan menggunakan media lain sebagai pendongeng,

misalnya menyimak dongeng melalui tape, televisi, maupun video

(menyimak tidak langsung). Berdasarkan hal tersebut, maka dalam

penelitian ini strategi yang digunakan adalah menyimak dongeng tidak


langsung karena dalam penyampaiannya, dongeng ini disampaikan melalui

media video.

Media video dapat membawa siswa ke tempat-tempat yang takkan

pernah mereka kunjungi, membantu mereka melihat hal-hal yang mungkin

tak pernah mereka alami, dan menjadikan hal-hal yang mereka baca

menjadi hidup.

Media video dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yang

menggunakan indera penglihatan dan indera pendengaran. Dengan

demikian media video menjadi salah satu media alternatif untuk

pembelajaran menyimak dongeng dalam rangka memudahkan siswa dalam

memahami cerita. Selain menggunakan video untuk menampilkan gambar

maupun suara dalam pembelajaran, juga menggunakan proyektor.

Proyektor ini berfungsi untuk menampilkan sebuah gambar ke

dalam sebuah layar datar. Arsyad (2013:51) proyektor adalah sebuah alat

proyeksi yang mampu menampilkan unsur-unsur media seperti gambar,

teks, video, animasi baik secara terpisah maupun gabungan diantara unsur-

unsur media tersebut dan dapat dikoneksikan dengan perangkat elektronika

lainnya seperti komputer, TV, kamera, VCD/DVD player, dan video

player. Sadiman (2011:215) menyebutkan bahwa “proyektor digunakan

untuk memproyeksikan film rangkai (film strip). Proyektor ini dibantu

penggunaannya oleh sebuah alat yang disebut LCD”.

Arsyad (2013:53) menyatakan bahwa “LCD adalah mesin yang

dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin


elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana

dan rumit”. Alat yang digunakan untuk menampilkan suara agar bisa

terdengar jelas adalah speaker aktif. Pada saat penggunaannya, video yang

diputar dihubungkan oleh sebuah kabel ke proyektor sehingga gambar

yang ada di monitor laptop bisa ditangkap di layar. Pada kabel speaker

aktif juga dihubungkan pada laptop pemutar video sehingga suara dalam

cerita dapat terdengar jelas oleh siswa. Jadi siswapun bisa menikmati

cerita dongeng di layar datar yang ukurannya besar dan suara speaker aktif

yang terdengar jelas.

B. Kerangka Pikir

Kemampuan menyimak merupakan salah satu aspek berbahasa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yang sangat penting dalam membantu siswa

untuk memperoleh pengetahuan baru dari apa yang disimak. Permaslahan

yang di hadapi siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Kecamatan

Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep yakni kurangnya kemampuan

menyimak. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa

Indonesia kurang di minati atau perhatian guru dalam memperhatikan

kemampuan menyimak siswa di kelas tidak menyeluruh.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan media

audio visual dalam menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya menyimak dongeng. Media audio visual memiliki kelebihan

memberikan pesan kepada siswa secara lebih merata, penjelasan yang lebih

signifikan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, serta kesan yang


mendalam yang dapat memengaruhi sikap siswa. Berdasarkan uraian diatas

maka alur kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

2.1 Skema hipotesis penelitian

Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan


Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Menyimak Dongeng

Penggunaan
Uji kemampuan Uji kemampuan
media animasi
(Pretest) (Posttest)
audio visual

Analisis dan
Pembahasan

Temuan
C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Sugiyono (2015:96) menyatakan “Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam

suatu penelitian terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis nol

(Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat

negatif sedangkan hipotesis alternatif dinyatakan dalam kalimat positif.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka pikir

diatas, maka hipotesis dalam penelitian Pengaruh Penggunaan Media Animasi

Audio Visual Terhadap Kemampuan Menyimak Dongeng Siswa Kelas III SD

Negeri 17 Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep

sebagai berikut :

Hipotesis nol (Ho) : …Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

penggunaan media animasi audio visual

terhadap kemampuan menyimak dongeng

Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara

Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten

Pangkep.

Hipotesi alternatif (Ha) : ...Ada pengaruh yang signifikan antara

penggunaan media animasi audio visual

terhadap kemampuan menyimak dongeng

Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara

Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten

Pangkep.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif

karena peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan media animasi audio

visual. Metode penelitian eksperimen (Sugiyono, 2017:107) dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam metode

eksperimen terdapat empat bentuk desain (Sugiyono, 2017:109-110)yaitu

Pre-Experimental, True-Experimental, Factorial Experimental, Quasi

Experimental. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre-

Experimental, karena belum merupakan eksperimen sungguhan. Masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

dependen, hal ini terjadi karena adanya variabel kontrol dan sampel dipilih

tidak secara random.

Bentuk pre-eksperimental design ada beberapa macam yaitu : one-

shot case study, one-group pretest-posttest design, dan intact-group

comparison. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

one-group pretest-posttest design yang melibatkan satu kelompok, yaitu

sebagai kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen diterapkan model

pembelajaran langsung dengan menggunakan media video pembelajaran.

Desain penelitian ini tidak melibatkan adanya kelompok kontrol. Pada desain

kelompok eksperimen diberikan pretest selanjutnya diterapkan perlakuan


dengan menggunakan media video pembelajaran setelah itu diadakanlah

posttest.

Desain One-Group Pretest-Posttest Design bersumber dari) terlihat

dibawah ini :

Table 3.1 Desain One-Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sugiyono, 2017:111)

Keterangan :

O1 : Nilai sebelum diberi perlakuan berupa penerapan media animasi ..audio

visual pada kemampuan menyimak dongeng (pretest)

X : Perlakuan (penerapan media animasi audio visual)

O2 : Nilai setelah diberi perlakuan berupa penerapan media animasi ...audio

visual pada kemampuan menyimak dongeng (posttest)

Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum

dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut

pretest dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut posttest. Perbedaan antara O1

dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan merupakan pengaruh dari perlakuan.


B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Penelitian kuantitatif perlu ditetapkan sejumlah populasi sebagai objek

penelitian yang akan menjadi sumber data. Menurut Sugiyono (2017:117)

mengemukakan bahwa “populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Hal ini berarti populasi merupakan keseluruhan dari objek atau subjek yang

diteliti dengan permasalahan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara.

Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 7orang
Kelas III
Perempuan 3 orang

Jumlah Total 10 orang

Sumber : SD Negeri 17 Parang Luara

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:118) mengemukakan bahwa sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2017:124) mengemukakan bahwa teknik sampling jenuh

merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Maka dalam penelitian ini sampel dipilih tidak secara random

karena jumlah siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara adalah 10 orang.
C. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian berkenaan dengan apa yang diteliti dalam suatu

penelitian. Sugiyono (2017:60) variable penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Terdapat dua macam variable dalam penelitian ini, yaitu variable terikat (variabel

dependen) dan variable bebas (variabel independen). Sugiyono (2017:61) variable

terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variable bebas. Sedangkan variable bebas merupakan variable yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable

dependen (terikat).

Adapun variabel yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X): dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah

penggunaan media animasi audio visual.

2. Variabel terikat (Y): dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah

kemampuan menyimak dongeng kelas III SD Negeri 17 Parang Luara

Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.

Secara operasional, definisi variabel penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Media animasi audio visual (video pembelajaran) adalah alat bantu

mengajar yang dapat dilihat dan sekaligus dapat didengar penjelasannya,

yang dapat menolong siswa dan guru dalam mencapai tujuan

pembelajaran.
2. Keterampilan menyimak adalah kemampuan mendengarkan serta

memperhatikan secara seksama yang diucapkan oleh si pembicara serta

menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di

dalamnya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat ukur yang digunakan pada proses

penelitian berdasarkan dari variabel dependen terhadap variabel independen.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan

menyimak Pretest sebelum perlakuan kemudian tes hasil Posttes kemampuan

menyimak setelah perlakuan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tes tertulis dalam proses pengumpulan

data. Menurut Chaer (dalam Ginanjar, 2014:50), penelitian yang ingin

mengetahui kemampuan (misalnya kemampuan berbahasa) instrumennya

berupa tes. Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pre-

test dan post-test. Tes yang digunakan adalah tes hasil kemampuan

menyimak. Saat siswa telah selesai mengerjakan tes maka akan dilakukan

penilaian dengan aspek yang telah ditentukan, kemudian hasil tersebut akan

dikelola dengan perhitungan akhir dengan cara berikut .

Nilai perolehan :
F. Teknik Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap selanjutnya yaitu

analisis data. Menurut Sugiyono (2017:207) analisis data adalah “kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”.

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah statistik, karena

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sehingga ada dua macam statistik

yang digunakan yaitu:

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan kemampuan menyimak yang diperoleh siswa dari

kelompok eksperimen. Kemampuan menyimak tersebut selanjutnya

dibandingkan dengan mengelompokkan hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 3.3. Skor Kemampuan Menyimak

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1 91 – 100 Sangat Baik

2 76 – 90 Baik

3 65 – 75 Cukup

4 51 – 64 Kurang

5 0 – 50 Sangat Kurang

2. Statistik Inferensial

Teknik analisis inferensial digunakan dan ditujukan untuk menguji

hipotesis penelitian yang telah ditetapkan. Pengujian hipotesis

dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yahng telah diajukan. Apabila


sampel berpasangan dengan membandingkan sebelum dan sesudah

perlakuan maka digunakan uji-t (t-test) dengan taraf signifikansi α = 0,05

bertaraf 5% . Berikut rumusnya menurut Sugiyono (2016:273).

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan

teknik statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut :

t = ∑

Keterangan :

t = Uji t

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:


Md =

Keterangan:

Md= Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.


b. Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:


∑ =∑

Keterangan :

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

= Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.

c. Menentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t = ∑

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang

signifikan kaidah pengujian signifikan :

1) Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti Media

Animasi Audio Visual berpengaruh pada Keterampilan Menyimak

Dongeng dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD 17

Parang Luara.

2) Jika t Hitung< t Tabel maka Hoditerima dan H1ditolak, berarti Media

Animasi Audio Visual tidak berpengaruh pada Keterampilan


Menyimak Dongeng dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa

kelas III SD Negeri 17 Parang Luara.

e. Menentukan harga t Tabel

Mencari t Tabel dengan menggunakan table distribusi t dengan taraf

signifikan

Untuk keperluan pengujian hipotesis di atas maka digunakan uji

pihak kanan. Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika thitung ≤ ttabel

dan Ho ditolak jika thitung ˃ ttabel dan H1 diterima.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil dan analisis data penelitian dibuat berdasarkan data yang

diperoleh dari kegiatan belajar siswa yang diajar menggunakan mediaanimasi

audio visual yang telah dilaksanakan di SD Negeri 17 Parang Luara. Hasil

yang diperoleh disajikan dengan menggunakan analisis statistic deskriptif.

Adapun uraian lengkap tentang hasil penelitian dan pembahasan adalah

sebagai berikut.

1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif

a. Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Sebelum Perlakuan


atau Pretest
Berikut disajikan skor hasil penilaian kemampuan menyimak

siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara sebelum diberikan

perlakuan.

Tabel 4.1 Deskripsi Skor Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak


Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Sebelum diberikan
perlakuan atau Pretest

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel 10

Skor Tertinggi 88

Skor Terendah 25

Skor Ideal 100


Rentang Skor 63

Skor Rata-rata 66.5

Median 69

Standar Variansi 2,90

Sumber : Data diolah dari Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil

penilaian kemampuan menyimak siswa kelas SD Negeri 17 Parang

Luara sebelum diberi perlakuan (Pretest) adalah 66.5 dariskor ideal

100. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 88 dan skor terendah 25,

dengan standard deviasi sebesar 2,90 yang berarti bahwa skor hasil

penilaian kemampuan menyimak siswa kelas III pada Pretest di SD

Negeri 17 Parang Luara tersebar dari skor terendah 25 sampai skor

tertinggi 88.

Jika skor tes hasil penilaian kemampuan menyimak siswa kelas

III SD Negeri 17 Parang Luara sebelum penerapan media animasi

audio visual (Pretest) dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka

diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase yang ditunjukan

pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Penilaian


Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang
Luara Sebelum Diberi Perlakuan atau Pretest
No Interval Frekuensi Presentase (%) Kategori

1 91 – 100 0 0% Sangat Baik

2 76 – 90 2 20% Baik
3 65 – 75 3 30% Cukup

4 51 – 64 3 30% Kurang

5 0 – 50 2 20% Sangat Kurang

Jumlah 10 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat digambarkan

bahwadari 10 siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara yang hasil

Pretest, pada umumnya memiliki tingkat hasil penilaian kemampuan

menyimak dalam kategori rendah dengan skor rata-rata 66.5 dari skor

ideal 100.

Kemudian untuk melihat persentase kemampuan menyimak

siswa sebelum perlakuan (Pretest) dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Deskripsi Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Kelas


III SD Negeri 17 Parang Luara sebelum perlakuan (Pretest)

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 – 64 Tidak tuntas 5 50%

65 - 100 Tuntas 5 50%

Jumlah 10 100%

Sumber dikelola dari lampiran 5

Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat digambarkan melalui

grafik pada gambar 4.1 berikut.


50%

40%

30%

20%

10%

0%

Tidak tuntas Tuntas

Gambar 4.1 Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Kelas


III SD Negeri 17 Parang Luara sebelum perlakuan (Pretest)

Berdasarkan Tabel 4.3 dan gambar 4.1 sebelum penerapan

media animasi audio visual (Pretest) dapat digambarkan bahwa siswa

yang telah mencapai tingkat keberhasilan dengan kategori baik

sebanyak 2 orang dari jumlah keseluruhan 10 orang dengan presentase

20%, cukup sebanyak 3 orang dari jumlah keseluruhan 10 orang

dengan persentase 30%, sedangkan yang tidak mencapai tingkat

keberhasilan dengan kategori kurang dan sangat kurang sebanyak 5

orang dari jumlah keseluruhan 10 siswa dengan persentase 50 %.

b. Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Setelah Perlakuan


atau Postest

Berikut disajikan skor hasil penilaian kemampuan menyimak

siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara setelah diberikan

perlakuan.
Tabel 4.4 Deskripsi Skor Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak
Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara Setelah diberikan
perlakuan atau Posttest

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel 10

Skor Tertinggi 100

Skor Terendah 63

Skor Ideal 100

Rentang Skor 37

Skor Rata-rata 82.7

Median 81.5

Standar Variansi 8,26

Sumber : Data diolah dari Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil

penilaian kemampuan berbicara siswa kelas III SD 17 Parang Luara

setelah diberi perlakuan (Posttest) adalah 82,7 dariskor ideal 100. Skor

tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dan skorterendah 63, dengan

standard deviasi sebesar 8,26 yang berarti bahwa skor hasil penilaian

kemampuan berbicara siswa kelas III pada Posttest SD Negeri 17

Parang Luara tersebar dari skor terendah 63 sampai skor tertinggi 100.

Jika skor tes hasil penilaian kemampuan menyimak siswa kelas

III SD Negeri 17 Parang Luara setelah penerapan media animasi audio

visual (Pretest) dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh


distribusi skor frekuensi dan persentase yang ditunjukan pada Tabel

4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Penilaian


Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang
Luara Sesudah Perlakuan atau Posttets

No Interval Frekuensi Presentase (%) Kategori

1 91 - 100 2 20% Sangat Baik

2 76 – 90 3 30% Baik

3 65 – 75 4 40% Cukup

4 51 – 64 1 10% Kurang

5 0 – 50 0 0% Sangat Kurang

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.5 diatas, dapat digambarkan bahwa

dari 10 siswa kelas SD Negeri 17 Parang Luara yang dijadikan sampel

penelitian Posttest, pada umumnya memiliki tingkat keberhasilan

dengan kategori sangat baik sebanyak 2 orang dari jumlah keseluruhan

10 orang dengan presentase 20%, baik sebanyak 3 orang dari jumlah

keseluruhan 10 orang dengan persentase 30%, dan cukup sebanyak 4

orang dari jumlah keseluruhan 10 orang sedangkan yang tidak

mencapai tingkat keberhasilan dengan kategori kurang sebanyak 1

orang orang dari jumlah keseluruhan 10 siswa dengan persentase 10 %

dengan skor rata-rata 82.7 dari skor ideal 100.

Kemudian untuk melihat persentase kemampuan menyimak

siswa setelah perlakuan (posttest) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.6 Deskripsi Penilaian Kemampuan Menyimak Kelas III
SD Negeri 17 Parang Luara sesudah perlakuan (Posttets)

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 - 64 Tidak tuntas 1 10%

65 - 100 Tuntas 9 90%

Jumlah 10 100%

Sumber dikelola dari lampiran 5


Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat digambarkan melalui

grafik pada gambar 4.2 berikut.

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Tidak Tuntas Tuntas

Gambar 4.2 Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa Kelas


III SD Negeri 17 Parang Luara setelah perlakuan (Posttest)
Berdasarkan Tabel 4.5 dan gambar 4.7 sesudah penerapan

media animasi audio visual(Posttest) dapat digambarkan bahwa siswa

yang telah mencapai tingkat keberhasilan dengan kategori sangat baik


2 orang dari jumlah keseluruhan 10 orang dengan presentase 20%, baik

sebanyak 3 orang dari jumlah keseluruhan 10 orang dengan persentase

30%, dan cukup 4 orang dari jumlah keseluruhan 10 orang dengan

presentase 40% sedangkan yang tidak mencapai tingkat keberhasilan

dengan kategori kurang sebanyak 1 orang dari jumlah keseluruhan 10

siswa dengan persentase 10%.

c. Perbandingan Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa


Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Dari pembahasan di atas, apabila disajikan dalam table akan

terlihat jelas perbedaan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan

perlakuan (Pretest) dan setelah dilaksanakan perlakuan (Posttest) yang

ditunjukkan Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Distribusi Hasil Penilaian Kemampuan Menyimak Siswa

Nilai Statistik
Statistik
Pretest Posttest

Ukuran Sampel 10 10

Skor Tertinggi 88 100

Skor Terendah 25 63

Skor Ideal 100 100

Rentang Skor 63 37

Skor Rata-rata 66.5 82.7

Median 69 81.5

Standar Variansi 2,90 8,26

Sumber : Data diolahdari lampiran 5


Dari Tabel 4.7 di atas digambarkan bahwa skor tertinggi hasil

pretest pada kelas yang belum diterapkan media animasi audio visual

belum mencapai skor ideal dengan skor tertinggi 88. Sementara dari

hasil posttest, pada kelas yang diterapkan media animasi audio visual

skor tertinggi mencapai 100.

Jika skor tes hasil penilaian kemampuan menyimak siswa yang

diajar dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh

perbandingan distribusi skor frekuensi dan persentase yang

ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Distribusi dan Persentase Perbedaan Skor Hasil


Penilaian Kemampuan Menyimak

Pretest Postest

No Skor Kategori Persentase Persentase


Frekuensi Frekuensi
(%) (%)

Sangat
1 91-100 0 0% 2 20%
Baik

2 81-90 Baik 2 20% 3 30%

3 75-80 Cukup 3 30% 4 40%

4 66-74 Kurang 3 30% 1 10%

Sangat
5 0-65 2 20% 0 0%
Kurang

Jumlah 10 100% 10 100%

Sumber : data diolah dari lampiran 5


Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat digambarkan bahwa hasil

penilaian kemampuan menyimak siswa sebelum penerapan media

animasi audio visual (Pretest) dapat digambarkan bahwa siswa yang

telah mencapai tingkat keberhasilan dengan kategori baik sebanyak 2

orang dari jumlah keseluruhan 10 orang dengan presentase 20%, cukup

sebanyak 3 orang dari jumlah keseluruhan 10 orang dengan persentase

30%, sedangkan yang tidak mencapai tingkat keberhasilan dengan

kategori kurang dan sangat kurang sebanyak 5 orang dari jumlah

keseluruhan 10 siswa dengan persentase 50 %. Sementara dari hasil

belajar siswa sesudah penerapan media animasi audio visual(Posttest)

dapat digambarkan bahwa siswa yang telah mencapai tingkat

keberhasilan dengan kategori sangat baik 2 orang dari jumlah

keseluruhan 10 orang dengan presentase 20%, baik sebanyak3 orang

dari jumlah keseluruhan10 orang dengan persentase30%, dan cukup 4

orang dari jumlah keseluruhan 10 orang dengan presentase 40%

sedangkan yang tidak mencapai tingkat keberhasilan dengan kategori

kurang sebanyak 1 orang dari jumlah keseluruhan 10 siswa dengan

persentase 10%.

Kemudian untuk melihat perbandingan persentase ketuntasan

belajar kemampuan menyimak siswa dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Perbandingan persentase ketuntasan belajar


kemampuan menyimak siswa

Skor Kategori Pretest Postest


Persentase
Frekuensi Frekuensi Persentase(%)
(%)

0 - 64 Tuntas 5 50% 9 90%

Tidak
65 - 100 5 50% 1 10%
Tuntas

Jumlah 10 100% 10 100%

Sumber : data diolah dari lampiran ke 5


Berdasarkan data pada tabel 4.9 terlihat jelas perbedaan hasil

belajar siswa sebelum dilaksanakan penerapan media animasi audio

visual (pretest) yaitu terdapat 5 orang siswa dari jumlah keseluruhan

10 dengan presentase 50% yang tuntas dan terdapat 5 orang siswa dari

jumlah keseluruhan 10 dengan presentase 50% yang tidak tuntas.

Sedangkan setelah dilaksanakan penerapan media animasi audio visual

(posttest) yaitu terdapat 9 orang siswa dari jumlah keseluruhan 10

dengan presentase 90% yang tuntas dan terdapat 1 orang siswa dari

jumlah keseluruhan 10 dengan presentase 10% yang tidak tuntas

sehingga dapat digambarkan melalui grafik pada gambar 4.3 berikut.

100%

80%
Tidak tuntas
60%
Tuntas
40%

20%

0%
Gambar 4.3 Perbandingan skor hasil penilaian Kemampuan
Menyimak sebelum perlakuan (Pretest) dan setelah perlakuan
(posttest)

Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.3 di atas, dapat

digambarkan hasil penilaian kemampuan menyimak siswa sebelum

diterapkan perlakuan yaitu penerapan media animasi audio visual

(Pretest) dan hasil penilaian kemampuan menyimak siswa setelah

perlakuan yaitu penerapan media animasi audio visual (Posttest), jadi

terdapat pengaruh secara signifikan terhadap kemampuan siswa dalam

menyimak setelah penerapan media animasi audio visual, sehingga

dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian kemampuan menyimak siswa

setelah diterapkan media animasi audio visual lebih baik, bahkan siswa

lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya sebelum

diterapkannya media tersebut.

d. Hasil Analisis Statistika Inferensial

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Media Animasi

Audio Visual berpengaruh terhadap Kemampuan Menyimak Dongeng

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri 17 Parang

Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”, maka teknik

yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik

statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.


Tabel 4.10. Analisis skor Pre-test dan Post-test

Pretest Postest
No Nama d = X2-X1 d2
(X1) (X2)

1 AB 25 63 32 1024

2 AK 63 75 12 144

3 BRF 88 100 12 144

4 MA 63 75 13 169

5 MS 63 75 12 144

6 NH 75 88 25 625

7 RH 75 88 13 169

8 RA 50 75 12 144

9 RO 88 100 13 169

10 RA 75 88 13 169

Jumlah 157 2901

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut:

1) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:


Md =

=
= 15,7

2) Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus:


∑ = ∑

= 437

3) Menentukan harga t Hitung

t =

t =

t=

t=

t=

t = 7,136

4) Menentukan harga tTabel


Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan table distribusi

t dengan taraf signifikan = 10 – 1 = 9

maka diperoleh t 0,05 = 2,262

Setelah diperoleh tHitung = 7,136 dan tTabel = 2,262maka

diperoleh tHitung > tTabel atau 7,136>2,262. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa

ada pengaruh dalam menerapkan media animasi audio visual

terhadap kemampuan menyimak dongeng pada siswa kelas III SD

Negeri 17 Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten

Pangkep

B. Pembahasan

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio

visual dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk lebih mudah

memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru khususnya dalam

menyimak dongeng yang diajarkan dikelas III. Media audio dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran yang menggunakan indera penglihatan dan

indera pendegaran. Dengan demikian media video menjadi salah satu media

alternative untuk pembelajaran menyimak dongeng dalam rangka

memudahkan siswa dalam memahami cerita.

Penggunaan media audio visual memiliki berbagai macam manfaat

yaitu menurut Arsyad (2013:50) media audio visual melengkapi pengalaman-

pengalaman dasar siswa ketika membaca, berdiskusi, berpraktik, dan dapat

mendorong dan meningkatkan motivasi serta menanamkan sikap dan segi-segi


afektif lainnya serta video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau

kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan. Sedangkan,

menurut Said (2015:15) bahwa pembelajaran dengan audio visual memiliki

kemampuan proses yang sangat tajam dan menyimpan informasi-informasi

gambar.

Penelitian yang dilakukan peneliti berkedudukan sebagai pelengkap

dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut meliputi

penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Ria Aprianti (2018), Fadly Akbar

(2017), dan Istihana Rahayu (2006).

Relevansi hasil penelitian ini terhadap hasil penelitian sebelumnya,

penelitian sebelumnya juga menggunakan media animasi audio visual dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Ni Putu Ria Apriani (2018) terdapat persamaan lain yaitu dalam

menentukan hasil penelitian juga menggunakan uji-t namun pada penelitian ini

menggunakan kelas control dan kelas eksperimen untuk mengetahui pengaruh

penggunaan media audio visual. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung ≥

ttabel yaitu sebesar 4,9863 ≥ 1,9987 pada taraf signifikansi 5% dengan

derajad kebebasan (dk) = n 1 + n2 – 2 = 33 + 33 -2 = 64. Sesuai dengan

kriteria pengujian hipotesis, yaitu jika t hitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Istihana

Rahayu (2006) peneliti ini meningkatkan keterampilan menyimak cerita

menggunakan media audio visual dengan melakukan PTK (Penelitian

Tindakan Kelas) sebanyak dua siklus. Ketuntasan belajar menyimak cerita


dengan menggunakan media audio visual siswa mengalami peningkatan. Pada

siklus I ketuntasan mencapai 68% dan pada siklus II ketuntasan mencapai

84%. Hal ini menunjukkkan peningkatan keterampilan menyimak cerita

menggunakan media audio visual. Dalam penelitian sebelumnya yang juga

dilakukan oleh Fadly Akbar (2017) terdapat persamaan lain yaitu dalam

menentukan hasil penelitian juga menggunakan uji-t namun pada penelitian ini

menggunakan kelas control dan kelas eksperimen untuk mengetahui

keefektifan penggunaan media audio visual. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji

hipotesis menggunakan analisis statistik inferensial jenis uji–t independent

samples test diperoleh nilai thitung sebesar -2,571 dan ttabel sebesar 2,005 karena

nilai thitung> ttabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa media animasi audiovisual efektif

diterapkan dalam pembelajaran menyimak cerita anak-anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian A, maka

pada bagian B ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi

pembahasan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

Berdasarkan hasil pre-test, nilai rata-rata hasil belajar murid 66,5

dengan kategori baik sebanyak 2 orang dari jumlah keseluruhan 10 orang

dengan presentase 20%, cukup sebanyak 3 orang dari jumlah keseluruhan 10

orang dengan persentase 30%, sedangkan yang tidak mencapai tingkat

keberhasilan dengan kategori kurang dan sangat kurang sebanyak 5 orang dari

jumlah keseluruhan 10 siswa dengan persentase 50 %. Melihat dari hasil

presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan menyimak


dongeng siswa sebelum diterapkan media animasi audio visual tergolong

rendah.

Selanjutnya nilai rata-rata hasil post-test adalah 82,7 jadi kemampuan

siswa dalam menyimak dongeng setelah diterapkan media animasi audio

visual mempunyai hasil belajar yang lebih baik disbanding dengan sebelum

penerapan media animasi audio visual. Selain itu persentasi kategori hasil

belajar Bahasa Indonesia murid juga meningkat yakni sangat baik 2 orang

siswa dari jumlah keseluruhan 10 dengan presentase 620%, baik 3 orang dari

jumlah keseluruhan 10 orang dengan presentase 30%, cukup 4 orang dari

jumlah keseluruhan 10 dengan presentase 40%, dan kurang 1 orang dari

jumlah keseluruhan 10 orang dengan presentase 10% sedangkan sangat kurang

berada pada presentase 0,00%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

ada perbedaan secara signifikan hasil penilaian kemampuan menyimak siswa

yang diajar dengan menggunakan media animasi audio visual.

Hasil analisis statistic inferensial dengan menggunakan rumus uji t,

dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 7,136. Dengan frekuensi (dk) sebesar

10 - 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% diperolehttabel = 2,262. Oleh karena

thitung ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka (H0) ditolak dan (H1) diterima

yang berarti bahwa ada pengaruh dalam menerapkan media animasi audio

visual terhadap kemampuan menyimak dongeng.

Berdasarkan hasil analisis statistic deskriptif dan statistic inferensial

yang diperoleh bahwa ada pengaruh dalam penerapan media animasi audio
visual terhadap kemampuan menyimak pada siswa kelas III SD Negeri 17

Parang Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka, dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan hasil penilaian kemampuan menyimak siswa kelas

III SD Negeri 17 Parang Luara yang menggunakan media animasi audio visual

terbukti dengan nilai rata-rata 82,7, sedangkan sebelum perlakuan siswa

mendapat nilai rata-rata 66.5. Penerapan media animasi audio visual

berpengaruh terhadap keterampilan menyimak dongeng siswa kelas III SD

Negeri 17 Parang Luara. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan uji t dapat

diketahui bahwa tHitung = 7,136 dan tTabel = 2,262 maka diperoleh tHitung>tTabel

atau 7,136 > 2,262 ini menyataka H1 diterima dan Ho ditolak. Jadi, media

animasi audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menyimak dongeng

siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penerapan media

animasi audio visual yang mempengaruhi kemampuan menyimak dongeng

siswa kelas III SD Negeri 17 Parang Luara, maka dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:


1. Kepada para pendidik khususnya guru SD Negeri 17 Parang Luara,

disarankan menerapkan media animasi audio visual untuk membangkitkan

minat dan motivasi siswa untuk belajar.

2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan penggunaan media

animasi audio visual ini dengan menerapkan pada materi lain untuk

mengetahui apakah pada materi lain cocok dengan media pembelajaran ini

demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

3. Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat

media ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji

terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Salam. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Terhadap Kemampuan Menyimak Cerita Siswa SD Negeri 5
Amparita. Jurnal, (Online), (https://www.google.com/
url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://scholar.google.co.id/citations%3Fuser
%3D09YYe7cAAAAJ%26hl%3Den&ved=2ahUKEwid4uzux6jgAhUHi3AKHU
weBGwQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw1fS-6CHk2FKq MC7bKhdmLj,
diakses 07 Februari 2019)

Akib, dkk. 2019. Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Arsyad, Azhar. 2013. Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Emzir dan Saifur Rohman. 2013. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Grafiti.

FadlyAkbar. 2017. Keefektifan Media Animasi Audio Visual Dalam Pembelajaran


Menyimak Cerita Anak-Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bulukumba
Kabupaten Bulukumba. Jurnal, (Online),
(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.unm.ac
.id/6842/1/Jurnal%2520Fadly%2520Akbar.docx&ved=2ahUKEwiG9LOGyKjgA
hVEv48KHZsLAocQFjAKegQIBRAB&usg=AOvVaw16P-m5GLum46It-l8-
9i6e, diakses 07 Februari 2019)

Fathurrahman, Pupuh. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hardini, Isriani dan Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep &
Implementasi). Yogyakarta: Familia.

Ibnu, Trianto. 2015. Desain Pengembanagan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prenamedia


Group.

Istihana Rahayu. 2006. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan


Media Audio Visual Kelas V SD. Jurnal JPGSD, (Online),
Vol.1,No.2,(https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=jurnal+me
ngenai+keterampilan+menyimak+dongeng+menggunakan+media+audio+visual#
d=gs_qabs&u=%23p%3D_axEMuIzuEAJ, diakses 07 Februari 2019)

Junus, Muhammad dan Fatimah. 2011. Keterampilan Berbahasa Tulis. Makassar:UNM


Makassar.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Tematik. Bandung: Alfabeta.

Lucas, Maclin. 2011. Psikologi Kognitif Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.


Munirah. 2016. Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Anak. Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi


Pustakarya.

Ni Putu Ria Apriani. 2018. Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan
Menyimak Cerita Siswa Kelas V SDN 38 Ampenan Tahun 2017/2018.
Jurnal,(Online),(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=htttp
:eprints.unram.ac.id/6131/1/JURNAL_Ni%2520Putu%2520Ria%2520Apriani.pd
f&ved=2ahUKEwjNiPiHxKjgAhUKTo8KHXZWAy4QFJAAegQIARAB&usg=
AOvVaw37QknSIcFUxgrzkev3fuVM ,diakses 07Februari 2019)

Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pribadi, Benny. 2017. Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Ramlah, Siti. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Lanjut PGSD. Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Rusman dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi


Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Hardini, Isrianidan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta:


Familia.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta.

.2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta.

.2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta.

Supriyadi. 2006. Pembelajaran Sastra yang Appresiatif dan Integratif di Sekolah Dasar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2008.Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana


Prima.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: CV Angkasa.
Yusmarwati. 2018. Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Motivasi dan
Hasil Belajar Mengidentifikasi Unsur-Unsur Cerita Anak Di Kelas V SD Negeri
018 Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu.Jurnal PAJAR (Pendidikandan
Pengajaran), (Online), Vol. 2, No. 3,
(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.c
om/media/publications/258130-efektifitas-penggunaan-media-audio -visua-
fa362c57.pdf&ved=2ahUKEwiYt47xzajgAhXKsY8KHZxkA5wQ
FjAAegQlARAB&usg=AOvVaw3cAmp-7VxmTd7lybNxzPy, diakses 07
Februari 2019 ).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 17 Parang Luara


Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 2 : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan
Sub Tema 1 : Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan Manusia
Pembelajaran : 3
Fokus Pembelajaran: Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.8 Menguraikan pesan dalam dongeng 3.8.1 Menemukan pesan yang


yang disajikan secara lisan, tulis, dan terdapat dalam dongeng
visual dengan tujuan untuk yang didengar
kesenangan

2 4.8 Memeragakan pesan dalam dongeng 4.8.1 Menceritakan kembali isi


sebagai bentuk ungkapan diri dongeng dengan bahasa
menggunakan kosa kata baku dan sendiri
kalimat efektif

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menyimak teks dongeng yang dibacakan, siswa menemukan pesan yang
terdapat dalam dongeng yang didengar dengan tepat.
2. Dengan kegiatan menulis kembali dongeng yang di simak, siswa dapat
menceritakan kembali isi dongeng dengan bahasa sendiri secara lisan.

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Menceritakan kembali isi dongeng secara lisan.

E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : tanya jawab, penugasan dan ceramah

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Pedoman Guru Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas 3 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
 Buku Siswa Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas 3 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018).
 Teks dongeng,

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 15 menit
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
 Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-
sama. dilanjutkan lagu Nasional “Berkibarlah
Benderaku”.
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Guru melakukan ice breaking melalui kegiatan
bernyanyi atau bermain tebak-tebakan atau
kegiatan lain.
 Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan pada hari ini dengan menyampaikan
tema pebelajaran.
 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai setelah kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
 Guru melakukan apersepsi dengan melakukan
salah satu kegiatan berikut yaitu tanya jawab,
mengulas kembali beberapa hal tentang kegiatan
sebelumnya, menceritakan pengalaman, atau
kegiatan lainnya.

Inti  Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan 65 Menit


dongeng yang akan dibacakan guru yang
berjudul Asal Mula Buah Kelapa.
 Siswa memperhatikan dan menyimak dongeng
yang di bacakan guru.
 Setelah guru membacakan dongeng, guru
mengarahkan siswa untuk menulis kembali apa
yang telah disimak.
 Setelah siswa menulis, guru mengarahkan satu
persatu siswa maju kehadapan teman kelas
untuk mencerikan kembali isi dongeng dan
pesan moral yang terdapat dalam dongeng.
 Setelah semua siswa selesai, guru menjelaskan
kembali mengenai isi dongeng serta pesan moral
yang terdapat pada dongeng .
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang
dimengerti.
Penutup  Jika semua siswa telah selesai, guru dan siswa 10 menit
melakukan kegiatan refleksi kegiatan hari itu.
Dalam kegiatan refleksi, guru memberikan
beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apa yang kamu pelajari hari ini?
b. Bagaimana perasaanmu saat kegiatan
menceritakan kembali isi dongeng?
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)

H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Perubanan tingkah laku

Tanggung
Santun Peduli
No Jawab
Nama
K C B SB K C B SB K C B SB

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ...................

2 ...................

3 ……………..
……………..
4
……………..
5
……………..
Dst

Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4

2. Penilaian Aspek Hasil Menyimak Siswa


No Aspek Skor Deskripsi

4 Cerita sesuai dengan seluruh isi dongeng


1 Kesesuaian isi
3 Cerita sesuai dengan sebagian isi dongeng

2 Cerita tidak sesuai dengan seluruh isi dongeng


2 Suara Jelas 4 Suara terdengar sangat jelas dan lantang
3 Suara terdengar jelas dan lantang
2 Suara terdengar jelas tapi tidak lantang .

1 Suara terdengar tidak jelas dan tidak lantang

Total Nilai Siswa

Penilaian (penskoran) : ----------------------------- x 10

Total Nilai Maksimal

Pangkep, Juni 2019

Mengetahui

Guru Kelas III Mahasiswa

(Citra Mayasari, S.Pd) (Asma Ulmyati Amir)

10540961015

Kepala Sekolah

(Sitti Sukmawati, S.Pd.)

NIP. 196510412 1984 11 2003


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 17 Parang Luara


Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 2 : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan
Sub Tema 1 : Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan Manusia
Pembelajaran : 3
Fokus Pembelajaran: Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

Bahasa Indonesia
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.8 Menguraikan pesan dalam dongeng 3.8.1 Menemukan pesan yang


yang disajikan secara lisan, tulis, dan terdapat dalam dongeng
visual dengan tujuan untuk yang didengar
kesenangan

2 4.8 Memeragakan pesan dalam dongeng 4.8.1 Menceritakan kembali isi


sebagai bentuk ungkapan diri dongeng dengan bahasa
menggunakan kosa kata baku dan sendiri
kalimat efektif
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menyimak video dongeng yang ditampilkan, siswa menemukan
pesan yang terdapat dalam dongeng yang didengar dengan tepat.
2. Dengan kegiatan menulis isi dongeng yang telah disimak, siswa dapat
menceritakan kembali isi dongeng dengan bahasa sendiri secara lisan.

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Menceritakan kembali isi dongeng secara lisan.

E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : tanya jawab, penugasan dan ceramah

F. SUMBER, MEDIA, DAN ALAT PEMBELAJARAN


 Buku Pedoman Guru Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas 3 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
 Buku Siswa Tema : Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Kelas 3 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018).
 Video, LCD, speaker

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 15 menit
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
 Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-
sama. dilanjutkan lagu Nasional “Berkibarlah
Benderaku”.
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Guru melakukan ice breaking melalui kegiatan
bernyanyi atau bermain tebak-tebakan atau
kegiatan lain.
 Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan pada hari ini dengan menyampaikan
tema pebelajaran.
 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai setelah kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
 Guru melakukan apersepsi dengan melakukan
salah satu kegiatan berikut yaitu tanya jawab,
mengulas kembali beberapa hal tentang kegiatan
sebelumnya, menceritakan pengalaman, atau
kegiatan lainnya.

Inti  Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan 65 Menit


video pembelajaran yang akan di tmpilkan
guru.
 Sebelum menampilkan video pembelajaran guru
mengarahkan siswa untuk tenang dan
memperhatikan serta menyimak dengan baik
selama video pembelajaran di tampilkan.
 Guru menampilkan video pembelajaran
dongeng “Kerbau yang cerdas”
 Siswa mengamati video pembelajaran dongeng
“Kerbau yang cerdas” dengan tenang.
 Setelah siswa mengamati video pembelajaran,
guru mengarahkan siswa untuk menulikan
kembali dalam buku siswa mengenai apa yang
siswa simak selama video pembelajaran di
tampilan contohnya isi dongeng ataupun pesan
moral dalam dongeng tersebut.
 Setelah siswa menuliskan apa saja yang telah di
simak dalam dongeng tersebut.
 Guru mengarahkan siswa untuk satu persatu
tampil ke hadapan teman kelas untuk
membacakan tugas yang diberikan guru
sebelumya.
 Setelah semua siswa tampil, guru menjelaskan
kembali mengenai isi dongeng “Kerbu yang
cerdas” serta pesan moral yang terkandung di
dalamnya.
 Lalu guru mengarahkan siswa untuk merapikan
peralatan yang digunakan untuk disimpan di
tempatnya.

Penutup  Jika semua siswa telah selesai, guru dan siswa 10 menit
melakukan kegiatan refleksi kegiatan hari itu.
Dalam kegiatan refleksi, guru memberikan
beberapa pertanyaan berikut ini:
c. Apa yang kamu pelajari hari ini?
d. Bagaimana perasaanmu saat kegiatan
menceritakan kembali isi dongeng?
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)

H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Perubanan tingkah laku

Tanggung
Santun Peduli
No Jawab
Nama
K C B SB K C B SB K C B SB

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 ...................

2 ...................

3 ……………..
……………..
4
……………..
5
……………..
Dst

Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
2. Penilaian Aspek Hasil Menyimak Siswa

No Aspek Skor Deskripsi

4 Cerita sesuai dengan seluruh isi dongeng


1 Kesesuaian isi
3 Cerita sesuai dengan sebagian isi dongeng

2 Cerita tidak sesuai dengan seluruh isi dongeng


2 Suara Jelas 4 Suara terdengar sangat jelas dan lantang
3 Suara terdengar jelas dan lantang
2 Suara terdengar jelas tapi tidak lantang .

1 Suara terdengar tidak jelas dan tidak lantang

Total Nilai Siswa


x 10
Penilaian (penskoran) : -----------------------------

Total Nilai Maksimal

Pangkep, Juni 2019


Mengetahui

Guru Kelas III Mahasiswa

(Citra Mayasari, S.Pd) (Asma Ulmyati Amir)

10540961015

Kepala Sekolah

(Sitti Sukmawati, S.Pd.)

NIP. 196510412 1984 11 2003


LAMPIRAN 2 : Daftar Nama Siswa Kelas III SD Negeri 17 Parang Luara

ABSEN KELAS III SD NEGERI 17 PARANG LUARA

NAMA PERTEMUAN
NO NISN L/P KET.
SISWA 1 2 3 4 5

1. AB 0098658346 L √ √ √ √ √ A: Alfa

2. AK 0103122318 L √ √ √ √ √ I : Isin

3. BRF 0118424264 P √ √ √ √ √ S: Sakit

4. MA 0102716445 L √ √ √ √ √

5. MS 0102815325 L √ √ √ √ √

6. NH 0109021654 P √ √ √ √ √

7. RH 0108570673 L √ √ √ √ √

8. RA 0103714530 L √ √ √ √ √

9. RO 0102113356 P √ √ √ √ √

10. RA 0105206769 L √ √ √ √ √
LAMPIRAN 3 : Daftar Nilai Pretest Siswa

Aspek Penilaian

Nama Kesesuaian isi Suara Jelas Total Skor

1 2

AB 1 1 2

AK 2 3 5

BRF 4 3 7

MA 3 2 5

MS 3 2 5

NH 3 3 6

RH 3 3 6

RA 2 2 4

RO 4 3 7

RA 3 3 6

No Nama Pretest Nilai Akhir Kategori

1 AB 2:8×100 25 Tidak Tuntas

2 AK 5:8×100 63 Tidak Tuntas

3 BRF 7:8×100 88 Tuntas

4 MA 5:8×100 63 Tidak Tuntas

5 MS 5:8×100 63 Tidak Tuntas


6 NH 6:8×100 75 Tuntas

7 RH 6:8×100 75 Tuntas

8 RA 4:8×100 50 Tidak Tuntas

9 RO 7:8×100 88 Tuntas

10 RA 6:8×100 75 Tuntas
LAMPIRAN 4 : Daftar Nilai Posttest Siswa

Aspek Penilaian

Nama Kesesuaian isi Suara Jelas Total Skor

1 2

AB 2 3 5

AK 3 3 6

BRF 4 4 8

MA 3 3 6

MS 3 3 6

NH 4 3 7

RH 4 3 7

RA 3 3 6

RO 4 4 8

RA 4 3 7

No Nama Posttest Nilai Akhir Kategori

1 AB 5:8×100 63 Tidak Tuntas

2 AK 6:8×100 75 Tuntas

3 BRF 8:8×100 100 Tuntas

4 MA 6:8×100 75 Tuntas

5 MS 6:8×100 75 Tuntas
6 NH 7:8×100 88 Tuntas

7 RH 7:8×100 88 Tuntas

8 RA 6:8×100 75 Tuntas

9 RO 8:8×100 100 Tuntas

10 RA 7:8×100 88 Tuntas
LAMPIRAN 5 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas III SD Negeri 17
Parang Luara

HASIL ANALISIS DATA PRETEST

Xi fi fi.xi xi² fi.xi²

25 1 25 625 625

50 1 50 2500 2500

63 3 189 3969 35721

75 3 225 5625 50625

88 2 176 7744 30976

Jumlah 10 665 20463 120447

 Ukuran Sampel = 10

 Skor Tertinggi = 88

 Skor Terendah = 25

 Rentang Skor = Skor Tertinggi – Skor Terendah

= 88 – 25

= 63

 Nilai Rata-rata ̅̅̅̅



̅

 Standar Variansi (S2)
∑ ∑

HASIL ANALISIS DATA POSTTEST

xi fi fi.xi xi² fi.xi²

63 1 63 3969 3969

75 4 300 5625 90000

88 3 264 7744 69696

100 2 200 10000 40000

Jumlah 10 827 27338 683929

 Ukuran Sampel = 10

 Skor Tertinggi = 100

 Skor Terendah = 63

 Rentang Skor = Skor Tertinggi – Skor Terendah

= 100 - 63

= 37

 Nilai Rata-rata ̅̅̅̅



̅

 Standar Variansi (S2)
∑ ∑

DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTEST

No Nama Pretest (X1) Postest (X2) d = X2-X1 d2

1. AB 25 63 32 1024

2. AK 63 75 12 144

3. BRF 88 100 12 144

4. MA 63 75 12 144

5. MS 63 75 12 144

6. NH 75 88 13 169

7. RH 75 88 13 169
8. RA 50 75 25 625

9. RO 88 100 13 169

10. RA 75 88 13 169

Jumlah 157 2901

ANALISIS T-TEST

t =

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:


Md =

= 15,7

b. Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus:


∑ = ∑

=
= 437

c. Menentukan harga t Hitung

t =

t =

t =

t =

t =

t = 7,136
LAMPIRAN 6 : Tabel Uji t
LAMPIRAN 7 : Dokumentasi
RIWAYAT HIDUP PENULIS

ASMA ULMYATI AMIR, lahir di Bantimala, Provisinsi

Sulawesi Selatan, pada tanggal 24 Maret 1997. Anak kedua

dari dua bersaudara pasangan Amir Jalangkara dan Nuhriah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 17

Parang Luara tahun 2009. Pada tahun 2012 menyelesaikan

pendidikan tingkat menengah di SMP Negeri 1 Tondong

Tallasa dan tamat di SMA Negeri 1 Tondong Tallasa pada tahun 2015 kemudian

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar

pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar sampai tahun 2019.

Selama berstatus sebagai mahasiswa, penulis giat dalam mengikuti perkuliahan

dikampus dan mengikuti seminar yang diadakan oleh kampus. Untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan maka ditulis skripsi dengan judul “Pengaruh Media Animasi Audio

Visual Terhadap Keterampilan Menyimak Dongeng Kelas III SD Negeri 17 Parang

Luara Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”.

Anda mungkin juga menyukai