Anda di halaman 1dari 123

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SUPERITEM TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA


KELAS VIII MTs. AL-IHYA KADURONYOK TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Matematika

Oleh

INES SITI ROKAYAH

D07120025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR

BANTEN

2016
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pengaruh Model Pembelajaran Superitem Terhadap Peningkatan

Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Kelas VIII MTs. Al-Ihya

Kaduronyok Tahun Ajaran 2016/2017

SKRIPSI

Oleh:
Ines Siti Rokayah

D07120025

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ukun Kurnia, M.Pd Muldiyana Nugraha, M.Pd


Tanggal, Tanggal,

Mengetahui,

Ketua Program Studi Matematika

Drs. Soleh, M.Pd


Tanggal,

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Ines Siti Rokayah

NIM : D07120025

Program Studi : Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Pengaruh Model

Pembelajaran Superitem Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran

Matematik Siswa Kelas VIII MTs. Al-Ihya Kaduronyok” beserta seluruh isinya

adalah benar benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat ilmiah.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada gugatan dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Pandeglang,

Yang Membuat Pernyataan,

Ines Siti Rokayah

ii
iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda

Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul "pengaruh model pembelajaran superitem terhadap

peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa kelas VIII MTs. Al-

Ihya Kaduronyok tahun ajaran 2016/2017" ini penulis susun untuk memenuhi

persyaratan kurikulum sarjana strata-1 (S-1) pada Jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mathla’ul

Anwar, Banten.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh

keluarga penulis atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung

maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.

Rasa terimakasih penulis sampaikan juga kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Akhsan Sukroni, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan UNMA Banten.

2. Bapak Drs. Soleh, M.Pd selaku ketua Program Studi Matematika Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Dr. Ukun Kurnia, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan memotivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Muldiyana Nugraha, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran.

iv
5. Bapak Ahmad Muhammad, S.Ag selaku kepala sekolah MTs. Al-Ihya

Kaduronyok yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

6. Para Dosen dan Staf Program Studi Matematika yang telah membantu

melancarkan studi penulis.

7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi serta bantuan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

8. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa prodi Matematika yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi

materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal yang

bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis

juga.

Pandeglang, September 2016


Penulis,

Ines Siti Rokayah

v
ABSTRAK
Ines Siti Rokayah (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Superitem Terhadap
Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Kelas VIII MTs. Al-Ihya
Kaduronyok Tahun Ajaran 2016/2017.
Rendahnya penalaran siswa terhadap pelajaran matematika, hal ini dilihat
ketika siswa mengerjakan soal setelah pembelajaran dan hasilnya kurang baik,
untuk itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran superitem. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran superitem
terhadap peningkatan kemampuan penalaran siswa pada pokok bahasan bentuk
aljabar di kelas VIII MTs. Al-Ihya Kaduronyok Tahun Ajaran 2016/2017. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini kuasi eksperimen dengan design
penelitiannya menggunakan Pretest-Postest Nonekuivalent Control Group Design
melalui tiga tahap: pretes, perlakuan dan postes.
Penilitian ini dilaksanakan di kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII E sebagai kelas kontrol. Jumlah populasi dalam penelitian ini seluruh siswa
Kelas VIII MTs. Al-Ihya Kaduronyok. Berdasarkan pertimbangan dari populasi
yang ada, diambil sebagai sampel yaitu kelas VIII berjumlah (52) yang terdiri dari
dua kelas diantaranya, kelas VIII D berjumlah (26) siswa dan kelas VIII E
berjumlah (26) siswa. Maka ditentukan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Instrument yang digunakan berupa tes
kemampuan penalaran yang berkaitan dengan materi yang sudah diajarkan. Soal
instrument diujicobakan terlebih dahulu pada kelas IX, hasil dari ujicoba tersebut
menghasilkan soal yang valid dan dapat digunakan untuk tes selanjutnya.
Hasil pretes menunjukkan bahwa penalaran matematik siswa belum terlihat.
Kemudian siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
superitem. Pada tahap postes, penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pada siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran superitem.
Penelitian ini direkomendasikan untuk dipertimbangkan sebagai bahan acuan
untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa khususnya pada mata pelajaran
matematika, serta dapat meningkatkan pengajaran di sekolah.

Kata Kunci: Superitem, Penalaran Siswa Terhadap Pelajaran Matematika.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II. LANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teori
B. Kajian Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Profil Sekolah/Madrasah
C. Metode Penelitian
D. Populasi dan Sampel
E. Instrument Penelitian
F. Pengembangan Instrumen Penelitian

vii
G. Prosedur Analisis Data
H. Hipotesis Statistik
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Pembahasan
C. Keterbatasan Penelitian
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1
Tabel 3.2

ix
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang

mempunyai peranan penting karena matematika sangat diperlukan dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika pengetahuan

matematika kurang, maka siswa akan merasa kesulitan dalam mempelajari

bidang studi yang lainnya terutama kimia dan fisika. Selain itu matematika

juga menjadi salah satu indikator kelulusan disetiap jenjang pendidikan,

untuk itulah siswa harus memahami matematika.

Akan tetapi masih banyak di sekolah-sekolah siswa yang tidak suka pada

mata pelajaran matematika karena matematika itu sulit, banyak rumus dan

banyak angka. Siswa merasa kurang memiliki minat yang tinggi bila

menjumpai soal - soal matematika yang sulit dan bahkan cenderung untuk

menghindarinya. Ketika fakta ini terungkap, alasan mendasar mengapa

matematika dianggap pelajaran yang menyulitkan adalah karena faktor

dalam diri siswa itu sendiri. Faktor ini sebagian besar berasal dari pikiran

mereka. Mereka telah tersugesti dengan pikirannya sendiri kalau

matematika itu menyulitkan.

Padahal banyak sekali kegunaan mempelajari matematika yaitu, dengan

mempelajari matematika, maka siswa akan mendapatkan berbagai

kemampuan berpikir matematis seperti pemahaman, pemecahan masalah,

penalaran, koneksi dan komunikasi. Namun salah satu masalah yang rentan
2

terjadi di dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya kemampuan penalaran

siswa terutama pada mata pelajaran matematika.

Salah satu fenomena yang terjadi adalah kurang kualitas materi, model

pembelajaran yang cenderung mekanistik, serta buruknya sistem penilaian

yang berdampak pada kurangnya sikap positif siswa terhadap matematika

dan rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa. Dampak lain dari

masalah tersebut berakibat pada rendahnya kemampuan siswa

mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari, karena

pembelajaran di kelas tidak mengaitkan masalah matematika dengan

masalah kehidupan nyata. Data ini merupakan hasil observasi pada

penelitian pendahuluan di MTs. Al-Ihya Kaduronyok.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia. Misalnya perbaikan kurikulum,

penyempurnaan buku-buku matematika, penyelenggaraan penataan guru

matematika dan lain sebagainya yang diharapkan dapat menunjang

kelancaran proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi awal di MTs. Al-Ihya Kaduronyok bahwa

dalam proses pembelajaran matematika masih terjadi kesulitan. Hal ini

terlihat dalam hal: 1). Siswa belum mampu menyajikan pernyataan

matematika melalui lisan, tulisan, gambar, sketsa atau diagram; 2). Siswa

belum mampu mengajukan dugaan; 3). Siswa belum mampu menentukan

pola; 4). Siswa belum mampu melakukan manipulasi matematika; 5). Siswa

belum mampu memberikan alasan terhadap beberapa solusi; 6). Siswa


3

belum mampu memeriksa kesahihan suatu argumen; 7). menarik

kesimpulan atau melakukan generalisasi.

Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya kemampuan penalaran

matematik siswa adalah faktor alamiah siswa itu sendiri seperti perbedaan

gender, karena kemampuan seseorang dalam belajar matematika dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya lingkungan, motivasi diri,

ekonomi dan perbedaan gender.

Kemampuan penalaran siswa yang relatif rendah ini berpengaruh kepada

hasil belajar siswa yang kurang baik. Dilihat dari nilai rata-rata ulangan

harian matematika kelas VIII MTs. Al-Ihya Kaduronyok yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), karena KKM mata

pelajaran matematika MTs. Al-Ihya adalah 70.

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi kepada nilai matematika

siswa bahwasanya masalah dalam proses pembelajaran matematika siswa

adalah kurangnya penalaran matematik siswa.

Penalaran sebagai proses berpikir yang memuat kegiatan menarik

kesimpulan berdasarkan data dan peristiwa yang ada.

Kemampuan bernalar dapat menunjukkan dan menganalisis setiap

masalah yang muncul secara jernih, dapat memecahkan masalah dengan

tepat, dapat menilai sesuatu secara kritis dan objektif, serta dapat

mengemukakan pendapat maupun idenya secara runtut dan logis.

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

penalaran matematik siswa dalam pembelajaran adalah tipe superitem. Tipe


4

superitem merupakan tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dimulai dari

tugas yang sederhana dan meningkat pada yang lebih kompleks dengan

memperhatikan kemampuan siswa. Pembelajaran dengan model superitem

ini dipilih dengan harapan dapat berguna dalam upaya perbaikan proses

pembelajaran matematika.

Model superitem dirancang agar dapat membantu siswa dalam

memahami hubungan antar konsep serta dapat membantu dalam memacu

kematangan penalaran siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengangkat judul sebagai

berikut: “Pengaruh Model Pembelajaran Superitem Terhadap Peningkatan

Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Kelas VIII MTs. Al-Ihya

Kaduronyok”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diuraikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Siswa kesulitan dalam proses penalaran matematik.

2. Faktor-faktor yang menjadikan kemampuan penalaran matematik siswa

menjadi rendah.

3. Siswa lemah dalam memahami konsep-konsep matematika.

4. Memilih berbagai variasi pendekatan dalam pembelajaran yang dapat

mempengaruhi kemampuan penalaran matematika.

5. Kemampuan penalaran matematik yang menggunakan model

pembelajaran superitem.
5

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang diteliti difokuskan kepada:

1. Materi pokok bahasan adalah materi aljabar

2. Model pembelajaran superitem sebagai variabel bebas (X)

3. Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Al-Ihya Kaduronyok

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

superitem terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa

MTs. Al-Ihya Kaduronyok Tahun ajaran 2016/2017?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kemampuan penalaran

matematik siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

superitem lebih baik dari pada kemampuan penalaran matematik siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII MTs. Al-

Ihya Kaduronyok.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, peserta didik,

guru dan sekolah.

1. Manfaat bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga nantinya

pembelajaran dengan model pembelajaran superitem dapat diterapkan di

lapangan.
6

2. Manfaat bagi peserta didik

Dengan model pembelajaran superitem, peserta didik diharapkan dapat

lebih memahami konsep matematika, memecahkan persoalan matematika

dengan kemampuan penalaran matematis yang dimilikinya.

3. Manfaat bagi guru

Mendapatkan pengalaman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dan mengembangkan profesi guru serta agar guru dapat menciptakan

suasana pembelajaran baru di dalam kelas.

4. Manfaat bagi sekolah

Dapat mengembangkan profesionalisme guru dan untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam bidang pendidikan dan

sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru.


7

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Hakikat Kemampuan Penalaran Matematik

a. Pengertian kemampuan penalaran matematik

Pada dasarnya setiap penyelesaian soal matematika apa pun

memerlukan kemampuan pemahaman dan penalaran. Melalui

penalaran siswa diharapkan dapat melihat bahwa matematika

merupakan kajian yang masuk akal tanpa merasa tergantung pada

cara-cara yang instan dalam menyelesaikan persoalan matematika.

Siswa dapat berpikir dan bernalar suatu persoalan matematika apabila

telah dapat memahami persoalan tersebut. Dengan demikian siswa

merasa yakin bahwa matematika dapat dipahami, dipikirkan,

dibuktikan dan dievaluasi.

Penalaran matematis berperan penting untuk mengetahui dan

mengerjakan matematika. Kemampuan bernalar menjadikan siswa

dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari

baik di dalam maupun di luar sekolah. Menurut Al Krismanto

(Hudaedah: 2014), di dalam mempelajari matematika kemampuan

penalaran dapat dikembangkan pada saat siswa memahami suatu

konsep (pengertian), atau menemukan dan membuktikan suatu

prinsip.
8

Penalaran adalah proses atau aktivitas berfikir dalam menarik

kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan

pada pernyataan yang telah dibuktikan kebenaranya.

Lengeot (Sariningsih: 2014) berpendapat bahwa penalaran sebagai

proses berpikir yang memuat kegiatan menarik kesimpulan

berdasarkan data dan peristiwa yang ada.

Shurter dan Pierce (Sariningsih: 2014) yang telah mendefinisikan

penalaran sebagai proses memperoleh kesimpulan logis berdasarkan

data dan sumber yang relevan.

Keraf (Hudaedah: 2014) mendefinisikan istilah penalaran serupa

dengan pengertian penalaran proporsional atau penalaran logis dalam

tes Longeot yaitu sebagai proses berpikir yang memuat kegiatan

menarik kesimpulan berdasarkan data dan peristiwa yang ada.

Sumarmo (Sariningsih: 2014) menegaskan pula bahwa penalaran

merupakan proses berpikir dalam proses penarikan kesimpulan.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi kemampuan

penalaran matematik di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

penalaran merupakan proses berpikir yang logis dan sistematis atas

fakta-fakta empiris yang dapat diamati untuk memperoleh kesimpulan

berupa pengetahuan yang telah dibuktikan kebenarannya.


9

b. Jenis-Jenis Penalaran Matematik

Berdasarkan analisis terhadap karya beberapa pakar, secara garis

besar penalaran matematik (mathematical reasoning) diklasifikasi

dalam dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.

1) Penalaran Induktif

Secara umum penalaran induktif didefinisikan sebagai

penarikan kesimpulan berdasarkan pengamatan terhadap data

terbatas. Karena berdasarkan keterbatasan banyaknya pengamatan

tersebut, maka nilai kebenaran kesimpulan dalam penalaran

induktif tidak mutlak tetapi bersifat probabilistik.

Ditinjau dari karakteristik proses penarikan kesimpulannya,

penalaran induktif meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:

a) Penalaran transduktif yaitu proses menarik kesimpulan dari

pengamatan terbatas dan diberlakukan terhadap kasus tertentu.

b) Penalaran analogi yaitu proses menarik kesimpulan berdasarkan

keserupaan proses atau data.

c) Penalaran generalisasi yaitu proses menarik kesimpulan secara

umum berdasarkan data terbatas.

d) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi

dan ekstrapolasi.

e) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau

pola yang ada.


10

f) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan

menyusun konjektur.

2) Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan

aturan yang disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif

bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama.

Penalaran deduktif dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat

tinggi. Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif

di antaranya adalah:

a) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus

tertentu.

b) Menarik kesimpulan logis (penalaran logis): berdasarkan aturan

inferensi, berdasarkan proporsi yang sesuai, berdasarkan

peluang, korelasi antara dua variabel, menetapkan kombinasi

beberapa variabel.

c) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsug dan

pembuktian dengan induksi matematika.

d) Menyusun analisis dan sintesis beberapa kasus.

Kemampuan pada butir a) secara konseptual pada umumnya

tergolong berpikir matematik prosedural dan melaksanakan

perhitungan rutin, namun demikian perhitungan tertentu melibatkan

bilangan yang tergolong sukar.


11

c. Indikator Penalaran Matematik

Indikator yang menunjukkan adanya penalaran menurut TIM PPPG

Matematika (Widayanti (2010:17)) antara lain:

1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar

dan diagram.

2. Mengajukan dugaan (conjegtures)

3. Melakukan manipulasi matematika

4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau

bukti terhadap beberapa solusi

5. Menarik kesimpulan dari pernyataan

6. Memeriksa kesahihan suatu argumen

7. Menentukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi.

Jadi kemampuan penalaran matematis yang dimaksud adalah

kemampuan berpikir menurut alur kerangkaberpikir tertentu

berdasarkan konsep atau pemahaman yang telah didapat sebelumnya.

Kemudian konsep atau pemahaman tersebut saling berhubungan satu

sama lain dan diterapkan dalam permasalahan baru sehingga

didapatkan keputusan baru yang logis dan dapat dipertanggung

jawabkan atau dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan uraian di atas indikator (aspek) kemampuan penalaran

matematis yang peneliti gunakan sebagai berikut:


12

1. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika melalui lisan,

tulisan, gambar, sketsa atau diagram

2. Kemampuan mengajukan dugaan

3. Kemampuan menentukan pola

4. Kemampuan melakukan manipulasi matematika

5. Kemampuan memberikan alasan terhadap beberapa solusi

6. Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen

7. Kemampuan menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi

2. Hakikat Model Pembelajaran Superitem

a. Pengertian Model Pembelajaran Superitem

Pembelajaran menggunakan tugas bentuk superitem adalah

pembelajaran yang dimulai dari tugas yang sederhana meningkat pada

yang lebih kompleks dengan memerhatikan kemampuan siswa. Dalam

pembelajaran tersebut digunakan soal-soal bentuk superitem.

Pembelajaran dirancang agar dapat membantu siswa dalam

memahami hubungan antar konsep. Juga membantu dalam memacu

kematangan penalaran siswa. Hal itu dilakukan agar siswa dapat

memecahkan masalah.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Superitem

1) Ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi. Berikan ilustrasi

konsep atau proses yang kongkrit yaitu dengan data nyata,

kemudian secara bertahap siswa dibimbing untuk menyusun

analoginya dalam konsep atau proses yang sedang dibahas.


13

2) Berikan latihan soal bertingkat. Berikan latihan soal yang memuat

konsep atau proses dari yang sederhana meningkat ke yang

kompleks.

3) Berikan soal tes bentuk superitem, yaitu mulai dari mengolah

informasi- koneksi informasi.

4) Integrasi. Latihan soal dapat disesuaikan dengan taksiran terdekat

pada tahap Taksonomi SOLO siswa, misalnya soal latihan dapat

dimulai dari tahap unistructural sampai ke relasional, kemudian

untuk beberapa konsep esensial secara bertahap siswa dibimbing

ketahap relasional abstract.

5) Hipotesis.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang berkenaan dengan kemampuan

penalaran matematik siswa.

1) Eyus Sudihartinih (2014) “meningkatkan pemahaman konsep dan

penalaran matematis siswa SMA melalui pembelajaran menggunakan

teknik solo/ superitem”

Hasil penelitian: peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan

penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

superitem lebih baik daripada yang mendapat pembelajaran

konvensional.

2) Saripudin (2013) “pengaruh pembelajaran dengan pendekatan realistic

mathematics education (RME) terhadap kemampuan penalaran


14

matematik siswa kelas VIII MTs. MA Langensari tahun pelajaran

2013/2014”

Hasil penelitian: Teradapat pengaruh penggunaan pendekatan realistic

mathematics education (RME) terhadap kemampuan penalaran

matematik siswa serta terdapat perbedaan kemampuan penalaran

matematika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

C. Kerangka Berpikir

Shurter dan Pierce (Sariningsih: 2014) telah mendefinisikan penalaran

sebagai proses memperoleh kesimpulan logis berdasarkan data dan sumber

yang relevan.

Pembelajaran menggunakan tugas bentuk superitem adalah pembelajaran

yang dimulai dari tugas yang sederhana meningkat pada yang lebih

kompleks dengan memerhatikan kemampuan siswa.

Tujuan penggunaan model pembelajaran superitem terhadap kemampuan

penalaran matematik siswa dalam pelajaran matematika adalah agar

memberikan kemudahan pada peserta didik dalam memecahkan masalah

matematika tentang penalaran matematik dengan cara melatih siswa

mengerjakan soal-soal yang dimulai dari yang sederhana sampai yang lebih

kompleks.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh model


15

pembelajaran superitem terhadap peningkatan kemampuan penalaran

matematik siswa MTs. Al-Ihya Kaduronyok Tahun ajaran 2016/2017”


16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Al-Ihya Kaduronyok

Kecamatan Cisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Penelitian ini

dilakukan pada kelas VIII Tahun Ajaran 2016/ 2017.

b. Waktu Penelitian

Dalam penelitian eksperimen ini, waktu yang digunakan peneliti

untuk mulai mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya selama

bulan Juli sampai Agustus 2016.

Tabel 3. 1
Rencana Kegiatan Penelitian
Thn 2016
N
Kegiatan Bln Maret April Mei Juni Juli Agustus September
o
Mgg 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1
Judul
Penyusuna
2
n Proposal
Seminar
3
Proposal
Revisi
4
Proposal
Persiapan
Penelitian
5
Ke
Lapangan
Penelitian
6 Di
Lapangan
Pengolaha
n Data Dan
7
Pembuatan
Skripsi
8
Sidang
17

B. Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

Nama Madrasah : MTs. AL-IHYA


Nomor Statistik Madrasah : 212.28.02.10.052
Nomor Identitas Madrasah : 210640
Nomor NPSN Madrasah : 20600787
Tahun Berdiri : 1993
Organisasi Penyelenggara : Yayasan Al-Ihya
Status Madrasah : Terakreditasi B
SK Akreditasi : SK. Kanwil Depag Prov. Banten
Nomor SK Areditasi : Kw.28/I/Dam.005/496/2006
Waktu Belajar : Pagi dan Siang
Status Bangunan : Milik sendiri
Luas dan Tanah Madrasah : 13.564 m2
Sudah dibangun : 1.500 m2
Halaman : 600 m2
Sisa belum digunakan : 10.564 m2
Alamat Madrasah : Kaduronyok 19
RT/RW : 04 / 02
Desa : Kaduronyok
Kecamatan : Cisata
Kabupaten : Pandeglang
Propinsi : Banten
Kode Pos : 42273
Nomor Telepon : (0253) 802688
E-mail : mtss.al-ihyakaduronyok@gmail.com
18

2. Visi dan Misi

Visi :
“Mewujudkan Manusia unggul dalam Keimanan, Ketaqwaan, Ilmu
Pengetahuan dan Kemandirian”
Misi :
1) Menciptakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai
untuk menopang keberhasilan pendidikan.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan melalui
pemberdayaan intra dan ektrakulikuler.
3) Mengembangkan potensi Madrasah Tsanawiyah Al-Ihya agar
memiliki nilai jual yang tinggi untuk memenuhi harapan
masyarakat.
3. Jumlah Siswa
KEADAAN SISWA ( Lima tahun terakhir).
JUMLAH
JUMLAH SISWA
ROMBEL
TAHUN
Kelas Kls I Kls II Kls III Jml I,II,III

I II III JML Lk Pr Jml Lk Pr Jml Lk Pr Jml Lk Pr Jml

2012/2013 2 3 2 7 39 46 85 43 41 84 44 39 83 126 129 255

2013/2014 2 2 3 7 47 42 89 32 38 70 33 32 65 116 108 224

2014/2015 3 2 2 7 42 43 85 44 40 84 32 38 70 118 121 239

2015/2016 4 4 5 13

2016/2017 6 5 5 16

4. Keadaan Tenaga Kependidikan


Status Pendidikan Mengajar
No Nama
Terakhir
Kepegawaian Bidang Studi

1 Ahmad Muhammad, S.Ag Kepala Madrasah S.1 IPS

2 E. Badriyasin, A.Md Kaur TU D.III TIK

3 Mustagfiri Amin, S.Pd Kurikulum S.1 B. Inggris


19

4 Dedi Ahdal Mursyid, SH Kesiswaan S.1 Bhs. Arab

5 Oman Suherman, SH Humas/BK S.1 PKn

6 M. Hamdan Qodri, S.Pd Sarana S.1 KTK

7 Drs. Ridwan Pembina Osis S.1 Matematika

8 Ahmad Sapuri, S.Pd.I Pemb. Pramuka S.1 B. Indonesia

9 HT. Syamsul Fathoni A,Lc Guru PGA Mulok

10 Haerudin, S.Pd Guru S.1 Biologi

11 Imas Nurbahriyah, S.Pd.I Guru S.1 Akidah Akhlaq

12 Epi Suhaepi, MZ, S.Ag Guru S.1 IPS

13 Ma’ruf, S.Pd.I Guru S.1 PKn

14 K.A. Polani Guru PGA Mulok

15 Ust. Suhaeli Umar Guru PGA Akidah Akhlaq

16 Ust. Zaenudin Guru PGA Mulok

17 Abdul Rosyad, A.Md Guru D.III IPA

18 Abdul Wahid, A.Md Guru D.III Matematika

19 Junaedi, A. Ma Guru D.II Penjaskes

20 Eneng Badriyah, S.Pil Guru S.1 Fiqih

21 Opik Ropik, S.Pd.I Guru S.1 PKn

22 H. Markum Almarjani Guru S.1 B. Indoensia

23 Bai Suhami, SH Guru S.1 B. Inggris

24 Ust Agus Guru Ponpes Al-Qur’an

25 Ust. Edi Koswara, S.Ag Guru S.1 Al-Qur’an

26 Ust. Fatoni, S.Pd.I Guru S.1 Al-Qur’an

27 Ust. Syarif Hidayatullah Guru Ponpes Al-Qur’an

28 Ust. Ahmad Guru Ponpes Al-Qur’an

29 Ust. Mahpudin Rusydi Guru Ponpes Al-Qur’an

31 Anis Rahmawati, S.Pd Guru S.1 Matematika


20

32 Ruyatul Tamam, A.Ma Guru D.II TIK

33 Yoyoh Marliah, S.Pd.I Staf TU S.1 -

34 Johadi Staff SLA -

35 Nana Sopiyan Staff SLA -

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen yaitu

metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara

penuh terhadap variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen. Pada kelas eksperimen dalam proses pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe superitem. Sedangkan

pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dengan demikian, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pretest-Postest Nonekuivalent Control Group Design (Sugiono, 2015: 230).

Untuk pelaksanaannya diperlukan dua kelompok yaitu:

1) Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran superitem.

2) Kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Tabel 3.2
Pretest-Postest Nonekuivalent Control Group Design
Pretest Treatment Postest

𝑜1 X 𝑜2

𝑜3 𝑜4
21

Keterangan :

𝑜1 = Hasil pretest kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan

𝑜3 = Hasil pretest kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan

𝑜2 = Hasil postest kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan

𝑜4 = Hasil postest kelompok kontrol

X = Perlakuan (Treatment) yang diberikan pada kelompok eksperimen


yaitu dengan menggunakan model superitem

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Ali (Taniredja, 2014: 33) mengemukakan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu.

Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa MTs Al Ihya Kaduronyok kelas VIII (delapan) yang terbagi ke

dalam lima kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D dan VIII E.

2. Sampel

Furchan (Taniredja ,2014: 34) mengemukakan bahwa sampel adalah

sebagian dari populasi atau kelompok kecil yang diamati.

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik

cluster random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak

berdasarkan kelas atau kelompok, sehingga seluruh elemen populasi

mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian. Berdasarkan

teknik tersebut, maka subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VIII, jadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa MTs Al Ihya
22

Kaduronyok kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E

sebagai kelas kontrol.

E. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Penalaran sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berfikir

divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran.

Ketika seseorang menerapkan daya nalar dalam suatu praktek pemecahan

masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide-ide.

2. Definisi Operasional

Kemampuan penalaran matematik ialah skor yang diperoleh siswa

kelas VIII MTs. Al-Ihya Kaduronyok, setelah siswa di dalam

menyelesaikan tes yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran.

3. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3. 3
Kisi–Kisi Instrumen Penalaran Matematik dengan Materi Bentuk Aljabar
Indikator Silabus Indokator Penalaran Matematik Butir Soal
1. Menyelesaikan Kemampuan menyajikan pernyataan matematika 1,2,3,4,5,6,7,8
operasi tambah dan melalui lisan, tulisan, gambar, sketsa atau
kurang pada bentuk diagram
aljabar. Kemampuan mengajukan dugaan 1,2,3,4,5,6,7,8
2. Menyelesaikan Kemampuan menentukan pola 1,2,3,4,5,6,7,8
operasi kali, bagi dan
pangkat pada bentuk Kemampuan melakukan manipulasi matematika 1,2,3,4,5,6,7,8
aljabar.
Kemampuan memberikan alasan terhadap 1,3,4,5,6,7,8
3. Menentukan faktor
beberapa solusi
suku aljabar.
4. Menguraikan bentuk Kemampuan memeriksa kesahihan suatu 1,3,4,5,6,7,8
aljabar ke dalam argument
faktor-faktornya. Kemampuan menarik kesimpulan atau 1,2,3,4,5,6,7,8
melakukan Generalisasi
23

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Penyusunan Instrumen Penelitian

“Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam suatu penelitian”. (Sumanto, 2014: 111). Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan evaluasi tes kemampuan

penalaran matematik siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes

essay, sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen terlebih dahulu

diuji cobakan. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk mengetahui

gambaran terpenuhi tidaknya syarat-syarat instrumen sebagai pengumpul

data yang baik yaitu: uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun

daya pembeda.

Tes ini diberikan pada awal pelajaran dan akhir pelajaran dengan soal

yang sama, sehingga peneliti dapat melihat kelompok manakah yang

kemampuan penalaran matematiknya lebih baik, apakah kelompok

eksperimen yang memperoleh pembelajaran model superitem ataukah

kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran dengan metode

konvensional.

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus

dinilai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Hasil

uji coba instrumen dikonsultasikan kepada pembimbing yang kemudian

pembimbing melakukan beberapa pertimbangan terhadap hasil uji coba.


24

Adapun langkah-langkah dalam menganalisa instrumen itu adalah

sebagai berikut.

a. Uji Validitas

Menurut Sumanto (Fatimi, 2015: 29) validitas adalah tingkat

dimana suatu instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu

instrumen tidak bisa valid untuk sembarang keperluan atau kelompok,

suatu instrumen hanya valid untuk suatu keperluan dan pada

kelompok tertentu.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan

instrumen. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi

(content validity), yaitu kesanggupan alat penilaian dalam mengukur

isi yang seharusnya. Artinya tes tersebut mampu mengungkapkan isi

suatu konsep/variabel yang hendak diukur. Pengujian validitas

dilakukan menggunakan rumus Product Moment Pearson.

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{ 𝑁 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑌)2 }

(Arikunto, 2012: 87)

 Keterangan:
 𝑟𝑥𝑦 : koefisienantara variabel x dan variabel y
 N : banyaknya siswa peserta tes
 X : skor item
 Y : skor total
 XY : hasil perkalian skor item dan skor total
 𝑥 2
: hasil kuadrat dari skor item
 Y 2
: hasil kuadrat dari skor total
 (ΣX)2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor item
 (ΣY)2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor total

25

 Tabel 3. 4
 Kriteria Validitas Butir Soal

Koefisien Kriteria
0.81<rxy 1.00 Sangat tinggi
0.61<rxy 0.80 Tinggi
0.41<rxy 0.60 Sedang
0.21<rxy 0.40 Rendah
0.00 <rxy 0.20 Sangat rendah
rxy 0.00 Tidak valid
(Arikunto, 2009: 75)

Berdasarkan indeks validitas bahwa nilai validitas butir soal sebagaimana

tampak pada tabel 3.4 untuk butir soal diinterpretasikan sebagai soal yang

validitasnya sangat tinggi. Data perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Nilai Validitas Tiap Butir Soal

No. Soal Validitas Interpretasi


1 0.76 Tinggi
2 0.74 Tinggi
3 0.45 Sedang
4 0.39 Rendah
5 0.50 Sedang
6 0.64 Tinggi
7 0.53 Sedang
8 0.37 Rendah

b. Uji Reliabilitas

Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu
memiliki konsistensi yang handal. Untuk menentukan reliabilitas soal
uraian, penulis menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2012: 122)
yaitu:
26

 n    i 
2

r11    1 
 n  1   t2 

Untuk mencari varians tiap soal menggunakan rumus berikut

( X) 2
X 2

N
2 
N

Tabel 3.6
Klasifikasi Reliabilitas
Rentang Keterangan
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,60 Cukup
0,60 – 0,80 Baik
0,80 – 1,00 Sangat Baik

Koefisien reliabilitas hasil uji oba instrumen menyatakan bahwa

soal yang dibuat koefisien reliabilitasnya 0,66. Maka berdasarkan

klasifikasi reliabilitas tes tersebut termasuk baik, perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Taraf kesukaran soal merupakan salah satu ciri yang harus

diperhatikan, karena tingkat kesukaran tes menunjukan seberapa sukar

atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang telah

diselenggarakan. Butir tes harus diketahui tingkat kesukarannya

karena setiap pembuatan tes perlu mengetahui soal itu sukar, sedang

atau mudah. Tingkat kesukaran soal bisa dilihat dari jawaban siswa.

Semakin sedikit siswa yang menjawab benar, berarti soal tersebut


27

sukar. Semakin banyak siswa yang menjawab benar, berarti soal

tersebut termasuk mudah.

𝑋̅
𝑇𝐾 =
𝑋𝑀𝑎𝑘𝑠

Zulaeha (Kukuh, 2013: 29)

 Keterangan :
 TK : Tingkat kesukaran soal
 𝑋̅ : rata-rata skor siswa
 𝑋𝑀𝑎𝑘𝑠 : Skor Maksimum soal

Kriteria tingkat kesukaran butir soal yang digunakan sebagai berikut

(Zulaiha, 2008: 34):

 Tabel 3.7
 Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Kriteria
TK < 0,3 Sukar
0,3 <TK < 0,7 Sedang
TK >0,7 Mudah

Dari hasil perhitungan, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal

sebagaimana tampak pada tabel 3.8. berdasarkan klasifikasi indeks

kesukaran pada tabel 3.7.

Tabel 3.8
Hasil Tingkat Kesukaran
No. Tingkat Klasifikasi
Soal Kesukaran
1 0,80 Mudah
2 0,46 Sedang
3 0,69 Sedang
4 0,76 Mudah
5 0,34 Sedang
6 0,77 Mudah
7 0,28 Sukar
8 0,29 Sukar
28

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda suatu item soal menunjukan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut dalam membedakan siswa yang

kemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Butir soal yang

didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan

siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki

kemampuan rendah. Rumus untuk menentukan daya pembeda soal

uraian yaitu: Rumus yang digunakan untuk menentukan daya

pembeda adalah:

𝑋̅𝐴 − 𝑋̅𝐵
𝐷𝑃 =
𝑋𝑀𝑎𝑘𝑠
Keterangan:

 DP: daya pembeda soal uraian


 𝑋̅𝐴 : rata-rata skor siswa pada kelompok atas
 𝑋̅𝐵 : rata-rata skor siswa pada kelompok bawah
 𝑋𝑀𝑎𝑘𝑠 : skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran

 Tabel 3.9
 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Kategori
DP > 0,25 Baik
0 < DP < 0,25 Cukup
DP <0 Jelek
 (Zulaiha, 2008: 28)
29

Berdasarkan perhitungan daya pembeda diperoleh hasil sebagai

berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

Tabel 3.10
Hasil Daya Pembeda
No. Daya Klasifikasi
Soal Pembeda
1 0,24 Cukup
2 0,25 Cukup
3 0,15 Cukup
4 0,09 Cukup
5 0,16 Cukup
6 0,18 Cukup
7 0,16 Cukup
8 0,14 Cukup

Tabel 3.11
Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian
No. Validitas Reliabilitas Taraf Daya Keterangan
Soal Kesukaran Pembeda
1 Tinggi Mudah Cukup Dipakai
2 Tinggi Sedang Cukup Dipakai
3 Sedang Sedang Cukup Dipakai
4 Rendah Baik Mudah Cukup Tidak
5 Sedang Sedang Cukup Dipakai
6 Tinggi Mudah Cukup Dipakai
7 Sedang Sukar Cukup Dipakai
8 Rendah Sukar Cukup Tidak

G. Prosedur Analisis Data

1. Prosedur Persyaratan Analisis

a. Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pretes,

postes dan gain pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi

normal atau tidak.


30

Syarat agar analisis dapat diterapkan adalah dipenuhinya sifat

normalitas pada distribusi populasinya. Untuk menguji apakah data

yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak

maka dilakukan uji normalitas. Untuk menguji normalitas,

menggunakan uji chi-kuadrat (x 2 ). Adapun rumus yang digunakan

dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

( f0  f h )2
 
2

fh (Riduwan, 2015: 190)


Keterangan:

 2 : nilai chi-kuadrat
f 0 : frekuensi yang diobservasi
f h : frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan chi kuadrat

antara lain sebagai berikut:

1. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

2. Menentukan jumlah kelas interval.

3. Menentukan panjang kelas interval.

4. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat.

5. Menghitung frekuensi harapan dengan cara mengalikan luas tiap

bidang kura normal dengan jumlah anggota sampel.

6. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus

(𝑓0 −𝑓ℎ) 2
menghitung harga-harga (f0 – fh) dan dan
𝑓ℎ

menjumlahkannya.
31

7. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat

tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan

chi kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, dan

bila lebih besar dinyatakan tidak normal.

Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

Ho : Populasi berasal dari data berdistribusi normal.

Ha : Populasi berasal dari data tidak berdistribusi normal.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Jika x 2 hitung  𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙


2
, maka data dinyatakan berdistribusi normal
2
2) Jika x 2 hitung > xtabel , maka data dinyatakan berdistribusi tidak

normal.

b. Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau

tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang

sama. Selain itu, pengujian homogenitas dilakukan agar hasil

penelitian digeneralisasikan terhadap seluruh populasi.

Hipotesis yang digunakan:


Ho : 12= 22 ; varians homogen
Ha : 12 ≠ 22; varians tidak homogen
Pengujian kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:
𝜎𝑀𝑎𝑘𝑠
𝐹=
𝜎𝑀𝑖𝑛
(Sugiyono, 2015: 275)
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis Ho, jika:
Jika harga Fhitung  Ftabel , maka varians tidak homogen
32

Jika harga Fhitung  Ftabel , maka varians homogen

c. Uji Gain Ternormalisasi

Gain adalah selisih antara postest dengan pretest, gain menunjukan

peningkatan pengembangan pemahaman matematika siswa setelah

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Gain skor ternormalisasi

merupakan metode yang baik untuk menganalisis hasil pretest dan

postest.

Adapun rumus normal gain yaitu:

𝐒𝐩𝐨𝐬𝐭−𝐒𝐩𝐫𝐞
Gain ternormalisasi (g) =
𝐒 𝐢𝐝𝐞𝐚𝐥−𝐒𝐩𝐫𝐞

tingkat perolehan skor gain ternormalisasi dikategorikan dalam tiga

kategori, yaitu:

Tabel 3.12
Klasifikasi nilai gain
Nilai gain Klasifikasi
(g) ≥ 0,70 Tinggi
0,70 >(g) ≥ 0,30 Sedang
(g) < 0,30 Rendah

2. Metode Analisis Data

a. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Ihya Kaduronyok tahun

pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuasi eksperimen. Kegiatan yang dibandingkan dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran konvensional yang


33

dilakukan pada kelas kontrol dan pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran superitem yang dilakukan pada kelas eksperimen.

Pokok bahasan yang diajarkan pada kedua kelas ini adalah pokok

bahasan bentuk aljabar, kegiatan pembelajaran kedua kelas ini

dilakukan dalam empat kali pertemuan termasuk pemberian pretes dan

postes.

Pada kelas eksperimen, dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran superitem dimana guru

memberikan pembelajaran yang bersumber dari buku paket dan di

ujikan kepada siswa disetiap pembelajaran yang dilaksanakan. Guru

sebagai pembimbing agar siswa memahami dan menalar rumus

matematika. Sebelum pembelajaran siswa diberi pengarahan terlebih

dahulu dalam kegiatan pembelajaran model pembelajaran superitem,

setelah semua siswa paham baru kegiatan belajar mengajar dilakukan.

Pada kelas kontrol, pembelajaran konvensional, dimana pembelajaran

berpusat pada guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Setelah seluruh kegiatan selesai dilakukan, maka diberikan postes

untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan penalaran

matematik setelah menerima pembelajaran. Postes yang diberikan

pada kedua kelas adalah sama sehingga hasilnya dapat digunakan

untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa pada materi

bentuk aljabar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.


34

b. Teknik Analisis Data

Dari penelitian yang dilakukan maka diperoleh data kuantitatif

yang didapat melalui tes kemampuan penalaran matematik. Setelah

data diperoleh, kemudian dianalisis untuk dideskripsikan.

1. Mencari nilai thitung dengan rumus:

̅̅̅1̅−𝑥
𝑥 ̅̅̅2̅
thitung =
(𝑛 −1)𝑠1 +(𝑛2 −1)𝑠2 2 1
2 1
√ 1 (𝑛 +𝑛 )
𝑛1 +𝑛2 −2 1 2

Keterangan:
x1 = Rata-rata sampel kelas eksperimen
x 2 = Rata-rata sampel kelas kontrol
s12 = Varians sampel kelas eksperimen
s 22 = Varians sampel kelas kontrol
n1 = Jumlah sampel kelas eksperimen
n 2 = Jumlah sampel kelas kontrol
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Ho :𝜇1 ≤ 𝜇2
Ha :𝜇1 > 𝜇2
Kriteria pengujian:
Jika thitung ttabel. maka Ho diterima.
Jika thitung ttabel maka Ho ditolak.
H. Hipotesis Statistik

Berdasarkan uji prasyarat analisis di atas, maka kriteria pengujian

hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ho : µ1=µ2

H1 : µ1≠µ2
35

H0 : tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran superitem

terhadap kemampuan penalaran matematik siswa kelas VIII MTs AL Ihya

Kaduronyok.

H1 : terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran superitem terhadap

kemampuan penalaran matematik siswa kelas VIII MTs AL Ihya

Kaduronyok.

µ1 : siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran superitem

µ2 : siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional

Kriteria :

thitung < ttabel: Tolak Ho

thitung > ttabel: TerimaHo


36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil atau Temuan Penelitian

1. Deskripsi Data

a. Gambaran Umum Pembelajaran

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Ihya Kaduronyok tahun

pelajaran 2016/2017. Desain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pretest-Postest Nonekuivalent Control Group Design, metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.

Kegiatan yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran konvensional yang dilakukan pada kelas kontrol dan

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran superitem yang

dilakukan pada kelas eksperimen. Pokok bahasan yang diajarkan pada

kedua kelas ini adalah pokok bahasan bentuk aljabar, kegiatan

pembelajaran kedua kelas ini dilakukan dalam empat kali pertemuan

termasuk pemberian pretes dan postes.

Pada kelas eksperimen, dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran superitem dimana guru

memberikan pembelajaran yang bersumber dari buku paket dan di

ujikan kepada siswa disetiap pembelajaran yang dilaksanakan. Guru

sebagai pembimbing agar siswa memahami dan menalar rumus

matematika. Sebelum pembelajaran siswa diberi pengarahan terlebih

dahulu dalam kegiatan pembelajaran model pembelajaran superitem,

setelah semua siswa paham baru kegiatan belajar mengajar dilakukan.


37

Pada kelas kontrol, pembelajaran yang dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana

pembelajaran berpusat pada guru pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Setelah seluruh kegiatan selesai dilakukan, maka diberikan postes

untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan penalaran

matematik setelah menerima pembelajaran. Postes yang diberikan

pada kedua kelas adalah sama sehingga hasilnya dapat digunakan

untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa pada materi

bentuk aljabar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.1
Deskripsi Nilai Postes
Sampel Subyek Skor Skor Mean Standar Varians
(kelas) (N) Minimal Maksimal Deviasi (S2)
Eksperimen 26 0,50 1,00 0,70 0,12 0,02
Kontrol 26 0,17 0,67 0,47 0,16 0,03

Dari tabel 4.1 diperoleh hal-hal sebagai berikut:

1) Rata-rata hitung (mean) skor gain kelas eksperimen adalah 0,70

dan pada kelas kontrol adalah 0,47. Hal ini menunjukkan bahwa

gain kelas eksperimen mengalami klasifikasi peningkatan gain

yang sangat tinggi. Begitu juga kelas kontrol telah mencapai

klasifikasi penilaian yang sangat tinggi.

2) Simpangan baku kelas eksperimen sebesar 0,12 sedangkan untuk

kelas kontrol 0,16.


38

b. Data Gain

Setelah dilakukan perlakuan, untuk mengetahui kemampuan

penalaran matematik siswa maka diberikan postes, setelah itu

ditentukan gain untuk menari peningkatan siswa seperti yang sudah

dibahas pada bab sebelumnya. Berikut adalah diagram perolehan skor

gain untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Data Nilai Gain Kelas Eksperimen

Nilai Tengah
i Kelas Interval fi xi 2 fi xi
( xi )
1 0.50 – 0.58 5 0.55 0.30 2.73
2 0.59 – 0.67 8 0.63 0.39 5.03
3 0.68 – 0.76 5 0.70 0.50 3.52
4 0.77 – 0.85 4 0.81 0.65 3.22
5 0.86 – 0.94 3 0.88 0.77 2.63
6 0.95 – 1.00 1 1.00 1.00 1.00
Jumlah 26 18.14

Grafik 4.1
Diagram Batang Data Nilai Gain Kelas Eksperimen
9
8
7
Frekuensi

6
5
4
3
2
1
0
0.55 0.63 0.70 0.81 0.88 1.00
Nilai Tengah
39

Data hasil gain kelas eksperimen menunjukkan hasil yang tinggi,

karena gain tertinggi yang berhasil dicapai adalah 1,00, walaupun gain

terendah yang ada pada kelas eksperimen antara 0,50-0,58 dengan

klasifikasi gain sedang.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Data Nilai Gain Kelas Kontrol

Nilai Tengah
i Kelas Interval fi xi 2 fi xi
( xi )
1 0.17 - 0.25 2 0.21 0.04 0.42
2 0.26 - 0.34 6 0.28 0.08 1.70
3 0.35 - 0.43 4 0.41 0.16 1.62
4 0.44 - 0.52 2 0.49 0.24 0.97
5 0.53 - 0.61 3 0.56 0.31 1.67
6 0.62 - 0.67 9 0.64 0.41 5.75
Jumlah 26 12.13

Grafik 4.2
Diagram Batang Data Nilai Gain Kelas Kontrol
10
9
8
7
Frekuensi

6
5
4
3
2
1
0
0.21 0.28 0.41 0.49 0.56 0.64
Nilai Tengah
40

Data hasil gain kelas kontrol menunjukkan nilai tertingginya

adalah 0,67 dan nilai terendahnya yaitu antara 0,17-0,25 dengan

klasifikasi rendah.

2. Analisis Data

a. Normalitas

1) Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen

Tabel 4.4
Uji Normalitas Data Gain Kelas Eksperimen

batas Luas
kelas
Z Luas 0 - Z
interval
Fe χ2
0.495 -1.63 0.4484 0.1325 3.45 0.70
0.585 -0.90 0.3159 0.2445 6.36 0.42
0.675 -0.18 0.0714 0.134 3.48 0.66
0.765 0.54 0.2054 0.1908 4.96 0.19
0.855 1.26 0.3962 0.0805 2.09 0.39
0.945 1.99 0.4767 0.0149 0.39 0.97
0.995 2.39 0.4916 3.33

Uji normalitas data gain kelas eksperimen menggunakan uji chi

kuadrat (χ2) diperoleh nilai χ2hitung = 3,33, nilai tersebut kemudian

dibandingkan dengan nilai χ2tabel untuk dk = k–1= 6–1 =5 maka

diperoleh χ2tabel = 11,070. Dengan membandingkan χ2hitung dan

χ2tabel diperoleh χ2hitung < χ2tabel atau 3,33 < 11,070, hal ini

menunjukkan bahwa data gain hasil belajar siswa kelas eksperimen

berdistribusi normal, untuk perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat

di lampiran.
41

2) Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Gain Kelas Kontrol

batas Luas
kelas
Z Luas 0 – Z
interval
Fe χ2
0.165 -1.88 0.4699 0.0633 1.65 0.08
0.255 -1.32 0.4066 0.1302 3.39 2.02
0.345 -0.76 0.2764 0.1971 5.12 0.25
0.435 -0.20 0.0793 0.0650 1.69 0.06
0.525 0.37 0.1443 0.1795 4.67 0.60
0.615 0.93 0.3238 0.2681 6.97 0.59
0.665 0.14 0.0557 3.59

Uji normalitas data gain kelas kontrol menggunakan uji chi

kuadrat (χ2) diperoleh nilai χ2hitung = 3,59, nilai tersebut kemudian

dibandingkan dengan nilai χ2tabel untuk dk = k–1= 6–1 =5 maka

diperoleh χ2tabel = 11,070. Dengan membandingkan χ2hitung dan

χ2tabel diperoleh χ2hitung < χ2tabel atau 3,59 < 11,070, hal ini

menunjukkan bahwa data gain hasil belajar siswa kelas kontrol

berdistribusi normal, untuk perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat

di lampiran.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data gain yang dilakukan adalah uji homogenitas

dua varians yaitu menggunakan uji F dengan membandingkan varians

terbesar dengan varians terkecil.

Hasil perhitungan nilai varians data gain kedua kelas ditampilkan

pada tabel berikut:


42

Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Gain
Kelompok Sampel Fhitung Ftabel kesimpulan
Eksperimen 26
1,50 1,95 Homogen
Kontrol 26

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,50 dengan taraf

signifikan α = 0,05 membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel dengan dk

pembilang = n – 1 = 26 – 1 = 25 (untuk varians terbesar) dan dk

penyebut = n – 1 = 26 – 1 = 25 (untuk varians terkecil) maka didapat

Ftabel = 1,95.

Karena Fhitung < Ftabel atau 1,50 < 1,95 maka artinya data gain

homogen.

B. Pembahasan Penelitian

1. Hasil Analisis Data

Hasil uji prasyarat statistik data gain menggambarkan bahwa data

berdistribusi normal dan variansnya homogen, maka statistik yang

digunakan adalah statistik non parametrik. Rumus yang digunakan

adalah:

̅̅̅1̅−𝑥
𝑥 ̅̅̅2̅
thitung =
(𝑛 −1)𝑠1 2 +(𝑛2 −1)𝑠2 2 1 1
√ 1 (𝑛 +𝑛 )
𝑛1 +𝑛2 −2 1 2

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran superitem

terhadap kemampuan penalaran matematik siswa kelas VIII MTs AL

Ihya Kaduronyok.
43

H1 : terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran superitem

terhadap kemampuan penalaran matematik siswa kelas VIII MTs AL

Ihya Kaduronyok.

Kriteria :

thitung < ttabel: Tolak Ho

thitung > ttabel: Terima Ho

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 10,45 untuk α = 0,05 dan

dk = n1 – 1 = 26 – 1= 25 ; n2 – 1 = 26 – 1 = 25 didapat ttabel = 1,708.

Dengan membandingkan thitung dengan ttabel diperoleh thitung > ttabel atau

10,45 > 1,708 berarti H0 ditolak dan H1 diterima yaitu rata-rata hasil

belajar matematik siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

kontrol.

Postes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan penalaran matematik

siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

superitem dan kelas kontrol yang menggunakan pebelajaran

konvensional. Perbedaan pada penalaran menunjukkan adanya

peningkatan perlakuan yang diberikan, untuk itu dilakukan uji perbedaan

rata-rata dengan uji-t hasil analisis data gain (selisih peningkatan pretes

dan postes) ditampilkan pada tabel berikut:


44

Tabel 4.7
Rekapitulasi Pengolahan Data Gain
Analisis Hasil Keputusan Kesimpulan
Data gain kelas
Uji Normalitas Kelas χ2hitung = 3,33
χ hitung < χ tabel eksperimen
2 2
Eksperimen χ2tabel = 11,070
berdistribusi normal
Data gain kelas
Uji Normalitas Kelas χ2hitung = 3,59
χ2
hitung < χ2
tabel kontrol berdistribusi
Kontrol χ2tabel = 11,070
normal
Fhitung = 1,50 Varians data gain
Uji Homogenitas Fhitung < Ftabel
Ftabel = 1,95 homogen
Terdapat perbedaan
thitung = 10,45 rata-rata kelas
Uji-t thitung > ttabel
ttabel = 1,708 eksperimen dan kelas
kontrol

Berdasarkan perhitungan diperoleh perbedaan rata-rata penalaran

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adanya perbedaan ini

menunjukkan adanya pengaruh perlakuan yang diberikan sehingga dapat

dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

superitem berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan penalaran

matematik siswa, hal ini didukung dengan hasil perolehan gain rata-rata

0,70 untuk kelas eksperimen dan 0,47 untuk kelas kontrol.

Perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas

kontrol, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas

eksperimen terlihat dalam meningkatnya penalaran matematik siswa

dibandingkan perlakuan pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model

pembelajaran superitem dapat meningkatkan kemampuan penalaran

matematik siswa, artinya lebih baik dari pembelajaran metode

konvensional.
45

2. Pembahasan

Penlitian ini dilakukan untuk melihat peningkatan pembelajaran

menggunakan model superitem untuk meningkatkan kemampuan

penalaran siswa kelas VIII MTs. Al-Ihya Kaduronyok. Dengan

menggunakan instrumen penelitian yang telah diuji coba, diperoleh data

penelitian berupa nilai gain (hasil peningkatan pretes dan postes). Data

inilah yang kemudian diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

diajukan sebelumnya.

Dalam proses pembelajaran kedua kelas diberikan perlakuan yang

berbeda, yaitu pembelajaran menggunakan model pembelajaran

superitem untuk kelas eksperimen dan metode pembelajaran

konvensional untuk kelas kontrol, perbedaan perlakuan tersebut

dilakukan dengan membandingkan hasil gain sebagai adanya

peningkatan dari perlakuan yang diberikan.

Setelah pembelajaran kedua kelas diberikan, terdapat peningkatan

kemampuan penalaran matematik dilihat dari hasil analisis gain, ini

menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematik siswa kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Nilai gain ini kemudian

diuji secara statistik untuk mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan,

dari pengujian dengan uji-t diperoleh nilai thitung > ttabel yang berarti

terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematik kelas

eksperimen dan kelas kontrol.


46

Peningkatan ini dilihat setelah mereka menerima perlakuan dari model

yang saya terapkan, di minggu pertama siswa belum terlihat kemampuan

penalaran matematiknya karena pada pertemuan pertama yang dilakukan

adalah perkenalan model yang akan diterapkan, selanjutnya pada

pertemuan kedua baru diterapkan model pembelajarannya. Peningkatan

siswa dilihat ketika mereka mengerjakan soal postes dengan hasil yang

memuaskan dibandingkan dengan nilai pretes sebelumnya. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematik siswa MTs. Al-

Ihya yang belajar dengan model pembelajaran superitem lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran metode konvensional.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga hasil belajarnya menjadi

lebih baik, ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran

superitem memberikan peningkatan terhadap kemampuan penalaran

matematik siswa kelas VIII MTs. Al-Ihya pada tahun pelajaran

2016/2017.

3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dengan maksimal, namun penulis

menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan

keterbatasan. Keterbatasan itu diantaranya sebagai berikut:

1) Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang singkat, jika penelitian ini

dilakukan dalam waktu yang lama mungkin akan jauh lebih baik.
47

2) Penelitian ini mengacu pada kriteria, namun masih dimungkinkan

adanya unsur subjektifitas.

3) Penelitian ini tidak mempertimbangkan variabel-variabel lain yang

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menguasai materi aljabar.

Instrumen penelitian dan kriteria penilaian kurang sempurna karena

ditentukan sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis

yang sangat terbatas.

4) Langkah-langkah kegiatan untuk kelas eksperimen tentu saja tidak

berlangsung sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis dalam

melaksanakan proses belajar mengajar, dalam hal ini penulis baru

dalam tahap belajar.


48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan di latar belakangi keingintahuan peneliti mengenai sejauh mana

penerapan model pembelajaran superitem terhadap kemampuan penalaran

matematik siswa kelas VIII D dan VIII E di MTs. Al-Ihya Kaduronyok pada

pokok bahasan bentuk aljabar, kecamatan Cisata kabupaten Pandeglang

tahun pelajaran 2016/2017, maka dengan kemampuan yang sangat terbatas

dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

s Model pembelajaran superitem terhadap kemampuan penalaran

matematik siswa di MTs. Al-Ihya Kaduronyok, khususnya pada pokok

bahasan bentuk aljabar di kelas VIII D dan VIII E tahun pelajaran

2016/2017. Model pembelajaran superitem berpengaruh lebih signifikan

dibandingkan dengan model pembandingnya yaitu model pembelajaran

konvensional, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian pada uji-t diperoleh

thitung = 10,45 dan ttabel = 1,708. Karena thitung > ttabel (10,45 > 1,708), maka H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat peningkatan dengan

menggunakan model pembelajaran superitem terhadap kemampuan

penalaran matematik siswa kelas VIII MTs. Al-Ihya Kaduronyok pada

pokok bahasan bentuk aljabar lebih baik dibandingkan dengan metode

pembelajaran konvensional.

48
49

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memberi informasi adanya peningkatan yang

signifikan antara pengaruh model pembelajaran superitem terhadap

penalaran matematik siswa dilihat dari hasil belajarnya yang lebih baik.

Oleh karena itu pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proses

pembelajaran, khususnya guru hendaknya selalu memperhatikan model-

model pembelajaran yang akan digunakan agar hasil belajar siswa menjadi

optimal.

Hasil penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran Superitem

Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Kelas VIII

MTs. Al-Ihya Kaduronyok ini terdapat implikasinya pada peningkatan

kemampuan penalaran matematik siswa yang secara langsung meningkatkan

hasil belajar matematika siswa.

C. Saran

Melalui penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran yang mudah-

mudahan dapat bermanfaat bagi peningkatan dalam pembelajaran

matematika, khususnya dalam memilih pendekatan dalam pembelajaran

matematika.

Adapun saran-saran tersebut antara lain:

1) Bagi Guru

a. Agar dapat memilih model pembelajaran yang baik dan menarik pada

pokok bahasan yang akan disampaikan.


50

b. Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh pendidik

yaitu model pembelajaran superitem pada pokok bahasan yang

memungkinkan.

c. Supaya berusaha terus mencari model pembelajaran yang kira-kira

dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga tujuan dari pembelajaran

dapat berhasil dengan baik.

2) Bagi Siswa

a. Dalam setiap proses pembelajaran diharapkan siswa selalu bersikap

aktif agar dapat menumbuhkan interaksi satu sama lain.

b. Peserta didik hendaknya selalu meningkatkan prestasi belajarnya

dengan maksimal, salah satunya dengan berusaha mengembangkan

potensi kemampuan penalaran matematiknya.

3) Bagi Peneliti

Bagi yang berminat melakukan penelitian superitem, bisa meneliti pada

peningkatan kemampuan yang lain dan jenjang sekolah yang lebih tinggi

dari penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Arsefa, D. (2014). “Prosiding Seminar Nasional Matematika:Kemampuan


Penalaran Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Penemuan
Terbimbing”. Bandung: Jurnal Nasional Pendidikan Matematika. 1, 271.
Hendriana, H. & Soemarmo, U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: Refika Aditama
Huda. M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Hudaedah, D. (2014). “Prosiding Seminar Nasional Matematika:
Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui
Pembelajaran Kontekstual”. Bandung: Jurnal Nasional Pendidikan
Matematika. 1, 361.
Sariningsih, R. (2014). “Prosiding Seminar Nasional Matematika: Peningkatan
Kemampuan Penalaran Matematik Siswa SMA Menggunakan
Pembelajaran Kontekstual”. Bandung: Jurnal Nasional Pendidikan
Matematika. 1, 214.
Saripudin, (2013). Pengaruh Pembelajaran Dengan Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) Terhadap Kemampuan Penalaran
Matematik Siswa. Skripsi pada Prodi Matematika FKIP Unma Banten:
Tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Surya. M. (2015). Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaan. Bandung:
Alfabeta
Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taniredja, T. & Mustafidah, H. (2014). Penelitian Kuantitatif (sebuah
pengantar). Bandung: Alfabeta
Sudihartinih, E. (2009).
Kisi–Kisi Instrumen Penalaran Matematik dengan Materi Bentuk Aljabar

Indikator Silabus Indokator Penalaran Matematik Butir Soal


1. Menyelesaikan operasi tambah dan Kemampuan menyajikan pernyataan matematika melalui lisan, tulisan, 1,2,3,4,5,6,7,8
kurang pada bentuk aljabar. gambar, sketsa atau diagram
2. Menyelesaikan operasi kali, bagi Kemampuan mengajukan dugaan 1,2,3,4,5,6,7,8
dan pangkat pada bentuk aljabar. Kemampuan menentukan pola 1,2,3,4,5,6,7,8
3. Menentukan faktor suku aljabar.
Kemampuan melakukan manipulasi matematika 1,2,3,4,5,6,7,8
4. Menguraikan bentuk aljabar ke
Kemampuan memberikan alasan terhadap beberapa solusi 1,3,4,5,6,7,8
dalam faktor-faktornya.
Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argument 1,3,4,5,6,7,8

Kemampuan menarik kesimpulan atau melakukan 1,2,3,4,5,6,7,8


generalisasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan


persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.1. Memahami bentuk aljabar.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran

a. Peserta didik dapat menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,


perkalian, pembagian, dan perpangkatan pada bentuk aljabar.
b. Peserta didik dapat menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perpangkatan pecahan bentuk aljabar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

B. Materi Ajar
Faktorisasi Suku Aljabar, yaitu mengenai:
a. Menjelaskan pengertian koefisien, variabel, dan konstanta.
b. Menyelesaikan operasi bentuk aljabar.

C. Metode Pembelajaran
 tanya jawab,
 diskusi,
 pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.


- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
mengenai cara menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perpangkatan pada bentuk aljabar,
kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi
tersebut
 Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket mengenai cara menyelesaikan penjumlahan dan
pengurangan suku sejenis dan suku tidak sejenis.
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan model superitem
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam
buku paket mengenai penentuan koefisien, variabel, konstanta, suku
sejenis, dan derajat dari bentuk aljabar, mengenai penentuan hasil
operasi perkalian dengan menggunakan ubin aljabar dan sifat
distributif, serta mengenai penentuan hasil perpangkatan dari
penjumlahan atau perkalian suku dua dengan suku dua.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam
buku paket mengenai penentuan bentuk aljabar dari suatu masalah
dan penyederhanaan bentuk aljabar tersebut, mengenai
penyelesaian perkalian suku satu dengan suku dua menggunakan
ubin aljabar, mengenai penyederhanaan perkalian suku dua dengan
suku dua dengan menggunakan model ubin aljabar, kemudian
peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi
Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket mengenai
penentuan koefisien, variabel, konstanta, suku sejenis, dan derajat
dari bentuk aljabar, penentuan bentuk aljabar dari suatu masalah,
dan penentuan apakah bentuk aljabar yang diberikan merupakan
monomial, binomial, trinomial, atau polinomial, mengenai
penentuan penjumlahan dan pengurangan suku sejenis dan suku
tidak sejenis dari bentuk aljabar, mengenai penentuan pembagian
suku sejenis dan suku tidak sejenis dari bentuk aljabar, dan
mengenai penentuan hasil perkalian suku dua dengan suku dua,
kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
beberapa jawaban soal tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dalam buku paket..

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.

E. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
- Buku referensi lain.

Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menyelesaikan operasi Tes tertulis Uraian  Tentukan koefisien,
tambah dan kurang pada variabel, dan konstanta
bentuk aljabar. dari bentuk aljabar
 Menyelesaikan operasi  x 4  3x 2  7 x 4  8 x3  4 !
kali, bagi dan pangkat Adakah suku
pada bentuk aljabar sejenisnya?

 Tentukan hasil dari:


a. (4 p  7)  (7 p  3)
1
b. -8 x 6 : x 4
2
c. 2a(3a  b)
 Lusi membeli 5 dus
pensil dan 45 buku tulis,
dengan harga pensil
Rp.500,00 per buah, dan
harga buku tulis
Rp.1.000,00 per buah.
Jika 1 dus pensil berisi
10 buah pensil, maka
berapakah uang yang
harus dikeluarkan Lusi
untuk membeli
semuanya?

Mengetahui, 02 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan


persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.1. Melakukan operasi aljabar.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dan
pecahan bersusun.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

B. Materi Ajar
Faktorisasi Suku Aljabar, yaitu mengenai:
a. Menyelesaikan operasi pecahan dalam bentuk aljabar.

C. Metode Pembelajaran
 Ceramah,
 tanya jawab,
 diskusi,
 pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
- Membahas PR.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
mengenai cara menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perpangkatan pada pecahan dalam
bentuk aljabar serta cara menyederhanakan pecahan bentuk aljabar
dan pecahan bersusun, kemudian antara peserta didik dan guru
mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku
Matematika Kelas VIII Semester 1. mengenai cara menyelesaikan
operasi pecahan dalam bentuk aljabar).
 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenai cara menyelesaikan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan
pada bentuk aljabar dan pecahan bentuk aljabar serta cara
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dan pecahan bersusun.
 Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket pada mengenai cara menyelesaikan penjumlahan
dan pengurangan pecahan bentuk aljabar, mengenai cara
menyelesaikan perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar,
mengenai cara menyelesaikan perpangkatan pecahan bentuk aljabar,
mengenai cara menyederhanakan pecahan bentuk aljabar, dan
mengenai cara menyederhanakan pecahan bersusun.
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan model superitem
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam
buku paket mengenai penyelesaian perkalian dan pembagian
pecahan bentuk aljabar, mengenai penyelesaian perpangkatan
pecahan bentuk aljabar.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi
Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket mengenai
penentuan hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk
aljabar, mengenai penentuan hasil perkalian, pembagian, dan
perpangkatan pecahan bentuk aljabar, mengenai penyederhanaan
pecahan bentuk aljabar, dan mengenai penyederhanaan pecahan
bersusun, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas beberapa jawaban soal tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dalam buku paket.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
 Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal
“Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket yang
belum terselesaikan/dibahas di kelas.

E. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menyelesaikan operasi Tes tertulis Uraian  Selesaikanlah.
tambah dan kurang pada x 2x
a. 
bentuk aljabar. 5 5
 Menyelesaikan operasi b.
3x 2x

kali, bagi dan pangkat 9 6
pada bentuk aljabar 3x 5xy
c. 
4 3
2x  x  5 
3
d. :
3 2
 Sederhanakanlah.
4x 2  3
a.
2x

Mengetahui, 02 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi :1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan
garis lurus.
Kompetensi Dasar :1.2.Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-
faktornya.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran.

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-
faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Menentukan faktor-faktor suku aljabar.

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
mengenai cara menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-
faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar) (Bahan: buku paket, yaitu
buku Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai menentukan
faktor-faktor suku aljabar), kemudian antara peserta didik dan guru
mendiskusikan materi tersebut.
 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenaicara menguraikan bentuk aljabar ke
dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
 Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket pada mengenai cara memfaktorkan bentuk
aljabar yang mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk
aljabar selisih kuadrat, mengenai cara memfaktorkan bentuk
x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2 , mengenai cara memfaktorkan bentuk
ax 2  bx  c , jika a  1 , dan mengenai cara memfaktorkan bentuk
ax 2  bx  c jika a  1 .
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan model superitem
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam
buku paket mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang
mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar
selisih kuadrat, mengenai cara memfaktorkan bentuk x  2 xy  y
2 2

dan x  2 xy  y , mengenai cara memfaktorkan bentuk ax  bx  c ,


2 2 2

jika a  1 , dan hal. 24 mengenai cara memfaktorkan bentuk


ax 2  bx  c jika a  1 .
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam
buku paket mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang
mempunyai FPB dengan model ubin aljabar, mengenai cara
memfaktorkan bentuk aljabar selisih kuadrat, mengenai cara
memfaktorkan bentuk ax  bx  c , jika a  1 , kemudian peserta
2

didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal


tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi
Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket mengenai
penentuan faktor-faktor suku aljabar, kemudian peserta didik dan
guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal
tersebut.
 Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi
mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu mengenai pengertian
koefisien, variabel, dan konstanta, cara menyelesaikan operasi
bentuk aljabar, operasi pecahan dalam bentuk aljabar., serta cara
menentukan faktor-faktor suku aljabar untuk menghadapi ulangan
harian pada pertemuan berikutnya.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.

E. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menentukan faktor suku Tes tertulis Uraian  Faktorkanlah 6a - 3b +
aljabar 12
 Menguraikan bentuk  Faktorkan bentuk
aljabar ke dalam faktor- aljabar berikut!.
faktornya a. r 2  4
b. 9 x 2  12 x  4
c. 3x 2  13x  10

Mengetahui, 09 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan


persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.1. Melakukan operasi aljabar.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian dengan
baik berkaitan dengan materi mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu
mengenai pengertian koefisien, variabel, dan konstanta, cara
menyelesaikan operasi bentuk aljabar, operasi pecahan dalam bentuk
aljabar., serta cara menentukan faktor-faktor suku aljabar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

B. Materi Ajar
Menentukan faktor-faktor suku aljabar.

C. Metode Pembelajaran
 Ceramah,
 tanya jawab,
 diskusi,
 pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan : Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal-soal pada
ulangan harian dengan baik berkaitan dengan materi
mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu mengenai
pengertian koefisien, variabel, dan konstanta, cara
menyelesaikan operasi bentuk aljabar, operasi pecahan
dalam bentuk aljabar., serta cara menentukan faktor-
faktor suku aljabar.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diminta untuk menyiapkan kertas ulangan dan
peralatan tulis secukupnya di atas meja karena akan diadakan
ulangan harian.
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan model superitem
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik diberikan lembar soal ulangan harian.
 Peserta didik diingatkan mengenai waktu pengerjaan soal ulangan
harian, serta diberi peringatan bahwa ada sanksi bila peserta didik
mencontek.
 Guru mengumpulkan kertas ulangan jika waktu pengerjaan soal
ulangan harian telah selesai.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.

E. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.

Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menentukan faktor suku Tes tertulis Uraian  Tentukan bentuk
aljabar penjabaran dari  3x  5
2

 Menguraikan bentuk !
aljabar ke dalam faktor-  Bentuk
faktornya
3x 2  3x  2 y  3 y 2
mempunyai berapa
faktor?
 Sebuah lahan kosong
berbentuk persegi akan
digunakan sebagai
tempat parkir. Untuk
menjaga keamanan
dibuatkan dua pos jaga
pada pintu masuk dan
pintu keluar di dua sudut
lahan yang berbentuk
persegi juga. Ukuran
panjang pos jaga adalah
2 m. Luas lahan setelah
dikurangi dua pos jaga
adalah 73 m2 .
Berapakah ukuran dari
lahan kosong tersebut?

Mengetahui, 09 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan


persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.1. Memahami bentuk aljabar.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran

a. Peserta didik dapat menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,


perkalian, pembagian, dan perpangkatan pada bentuk aljabar.
b. Peserta didik dapat menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perpangkatan pecahan bentuk aljabar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

B. Materi Ajar
Faktorisasi Suku Aljabar, yaitu mengenai:
a. Menjelaskan pengertian koefisien, variabel, dan konstanta.
b. Menyelesaikan operasi bentuk aljabar.

C. Metode Pembelajaran
 tanya jawab,
 diskusi,
 pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.


- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
mengenai cara menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perpangkatan pada bentuk aljabar,
kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi
tersebut
 Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket mengenai cara menyelesaikan penjumlahan dan
pengurangan suku sejenis dan suku tidak sejenis.
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan pembelajaran
konvensional
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam
buku paket mengenai penentuan koefisien, variabel, konstanta, suku
sejenis, dan derajat dari bentuk aljabar, mengenai penentuan hasil
operasi perkalian dengan menggunakan ubin aljabar dan sifat
distributif, serta mengenai penentuan hasil perpangkatan dari
penjumlahan atau perkalian suku dua dengan suku dua.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam
buku paket mengenai penentuan bentuk aljabar dari suatu masalah
dan penyederhanaan bentuk aljabar tersebut, mengenai
penyelesaian perkalian suku satu dengan suku dua menggunakan
ubin aljabar, mengenai penyederhanaan perkalian suku dua dengan
suku dua dengan menggunakan model ubin aljabar, kemudian
peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi
Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket mengenai
penentuan koefisien, variabel, konstanta, suku sejenis, dan derajat
dari bentuk aljabar, penentuan bentuk aljabar dari suatu masalah,
dan penentuan apakah bentuk aljabar yang diberikan merupakan
monomial, binomial, trinomial, atau polinomial, mengenai
penentuan penjumlahan dan pengurangan suku sejenis dan suku
tidak sejenis dari bentuk aljabar, mengenai penentuan pembagian
suku sejenis dan suku tidak sejenis dari bentuk aljabar, dan
mengenai penentuan hasil perkalian suku dua dengan suku dua,
kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
beberapa jawaban soal tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dalam buku paket..

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.

E. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
- Buku referensi lain.

Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menyelesaikan operasi Tes tertulis Uraian  Tentukan koefisien,
tambah dan kurang pada variabel, dan konstanta
bentuk aljabar. dari bentuk aljabar
 Menyelesaikan operasi  x 4  3x 2  7 x 4  8 x3  4 !
kali, bagi dan pangkat Adakah suku
pada bentuk aljabar sejenisnya?

 Tentukan hasil dari:


a. (4 p  7)  (7 p  3)
1
b. -8 x 6 : x 4
2
c. 2a(3a  b)
 Lusi membeli 5 dus
pensil dan 45 buku tulis,
dengan harga pensil
Rp.500,00 per buah, dan
harga buku tulis
Rp.1.000,00 per buah.
Jika 1 dus pensil berisi
10 buah pensil, maka
berapakah uang yang
harus dikeluarkan Lusi
untuk membeli
semuanya?

Mengetahui, 02 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan


persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.1. Melakukan operasi aljabar.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dan
pecahan bersusun.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

B. Materi Ajar
Faktorisasi Suku Aljabar, yaitu mengenai:
a. Menyelesaikan operasi pecahan dalam bentuk aljabar.

C. Metode Pembelajaran
 Ceramah,
 tanya jawab,
 diskusi,
 pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
- Membahas PR.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
mengenai cara menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perpangkatan pada pecahan dalam
bentuk aljabar serta cara menyederhanakan pecahan bentuk aljabar
dan pecahan bersusun, kemudian antara peserta didik dan guru
mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku
Matematika Kelas VIII Semester 1. mengenai cara menyelesaikan
operasi pecahan dalam bentuk aljabar).
 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenai cara menyelesaikan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan
pada bentuk aljabar dan pecahan bentuk aljabar serta cara
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dan pecahan bersusun.
 Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket pada mengenai cara menyelesaikan penjumlahan
dan pengurangan pecahan bentuk aljabar, mengenai cara
menyelesaikan perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar,
mengenai cara menyelesaikan perpangkatan pecahan bentuk aljabar,
mengenai cara menyederhanakan pecahan bentuk aljabar, dan
mengenai cara menyederhanakan pecahan bersusun.
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan pembelajaran
konvensional
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam
buku paket mengenai penyelesaian perkalian dan pembagian
pecahan bentuk aljabar, mengenai penyelesaian perpangkatan
pecahan bentuk aljabar.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi
Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket mengenai
penentuan hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan bentuk
aljabar, mengenai penentuan hasil perkalian, pembagian, dan
perpangkatan pecahan bentuk aljabar, mengenai penyederhanaan
pecahan bentuk aljabar, dan mengenai penyederhanaan pecahan
bersusun, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas beberapa jawaban soal tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dalam buku paket.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
 Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal
“Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket yang
belum terselesaikan/dibahas di kelas.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.

Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menyelesaikan operasi Tes tertulis Uraian  Selesaikanlah.
tambah dan kurang pada x 2x
a. 
bentuk aljabar. 5 5
 Menyelesaikan operasi b.
3x 2x

kali, bagi dan pangkat 9 6
pada bentuk aljabar 3x 5xy
c. 
4 3
2x 3  x  5 
d. :
3 2
 Sederhanakanlah.
4x 2  3
a.
2x

Mengetahui, 02 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi :1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan
garis lurus.
Kompetensi Dasar :1.2.Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran.

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-
faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Menentukan faktor-faktor suku aljabar.

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
mengenai cara menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-
faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar) (Bahan: buku paket, yaitu
buku Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai menentukan
faktor-faktor suku aljabar), kemudian antara peserta didik dan guru
mendiskusikan materi tersebut.
 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan mengenaicara menguraikan bentuk aljabar ke
dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
 Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket pada mengenai cara memfaktorkan bentuk
aljabar yang mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk
aljabar selisih kuadrat, mengenai cara memfaktorkan bentuk
x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2 , mengenai cara memfaktorkan bentuk
ax 2  bx  c , jika a  1 , dan mengenai cara memfaktorkan bentuk
ax 2  bx  c jika a  1 .
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan pembelajaran
konvensional
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam
buku paket mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang
mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar
selisih kuadrat, mengenai cara memfaktorkan bentuk x  2 xy  y
2 2

dan x  2 xy  y , mengenai cara memfaktorkan bentuk ax  bx  c ,


2 2 2

jika a  1 , dan hal. 24 mengenai cara memfaktorkan bentuk


ax 2  bx  c jika a  1 .
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam
buku paket mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang
mempunyai FPB dengan model ubin aljabar, mengenai cara
memfaktorkan bentuk aljabar selisih kuadrat, mengenai cara
memfaktorkan bentuk ax  bx  c , jika a  1 , kemudian peserta
2

didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal


tersebut.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi
Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket mengenai
penentuan faktor-faktor suku aljabar, kemudian peserta didik dan
guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal
tersebut.
 Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi
mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu mengenai pengertian
koefisien, variabel, dan konstanta, cara menyelesaikan operasi
bentuk aljabar, operasi pecahan dalam bentuk aljabar., serta cara
menentukan faktor-faktor suku aljabar untuk menghadapi ulangan
harian pada pertemuan berikutnya.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.

E. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menentukan faktor suku Tes tertulis Uraian  Faktorkanlah 6a - 3b +
aljabar 12
 Menguraikan bentuk  Faktorkan bentuk
aljabar ke dalam faktor- aljabar berikut!.
faktornya a. r 2  4
b. 9 x 2  12 x  4
c. 3x 2  13x  10

Mengetahui, 09 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Kelas Kontrol)

Nama Sekolah : MTs. Al-Ihya Kaduronyok


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan


persamaan garis lurus.
Kompetensi Dasar : 1.1. Melakukan operasi aljabar.
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian dengan
baik berkaitan dengan materi mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu
mengenai pengertian koefisien, variabel, dan konstanta, cara
menyelesaikan operasi bentuk aljabar, operasi pecahan dalam bentuk
aljabar., serta cara menentukan faktor-faktor suku aljabar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )

B. Materi Ajar
Menentukan faktor-faktor suku aljabar.

C. Metode Pembelajaran
 Ceramah,
 tanya jawab,
 diskusi,
 pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan : Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal-soal pada
ulangan harian dengan baik berkaitan dengan materi
mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu mengenai
pengertian koefisien, variabel, dan konstanta, cara
menyelesaikan operasi bentuk aljabar, operasi pecahan
dalam bentuk aljabar., serta cara menentukan faktor-
faktor suku aljabar.
Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik diminta untuk menyiapkan kertas ulangan dan
peralatan tulis secukupnya di atas meja karena akan diadakan
ulangan harian.
 materi yang akan dipelajari dengan menerapkan pembelajaran
konvensional
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
 Peserta didik diberikan lembar soal ulangan harian.
 Peserta didik diingatkan mengenai waktu pengerjaan soal ulangan
harian, serta diberi peringatan bahwa ada sanksi bila peserta didik
mencontek.
 Guru mengumpulkan kertas ulangan jika waktu pengerjaan soal
ulangan harian telah selesai.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.

E. Alat dan Sumber Belajar


Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.

Alat :
- spidol
- papan tulis

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian
Indikator Pencapaian
Bentuk
Kompetensi Teknik Instrumen/ Soal
Instrumen
 Menentukan faktor suku Tes tertulis Uraian  Tentukan bentuk
aljabar penjabaran dari  3x  5
2

 Menguraikan bentuk !
aljabar ke dalam faktor-  Bentuk
faktornya
3x 2  3x  2 y  3 y 2
mempunyai berapa
faktor?
 Sebuah lahan kosong
berbentuk persegi akan
digunakan sebagai
tempat parkir. Untuk
menjaga keamanan
dibuatkan dua pos jaga
pada pintu masuk dan
pintu keluar di dua sudut
lahan yang berbentuk
persegi juga. Ukuran
panjang pos jaga adalah
2 m. Luas lahan setelah
dikurangi dua pos jaga
adalah 73 m2 .
Berapakah ukuran dari
lahan kosong tersebut?

Mengetahui, 09 Agustus 2016


Kepala Sekolah Mahasiswa Peneliti

( Ahmad Muhammad ) ( Ines Siti Rokayah )


NIP : NIM: D07120025
INSTRUMEN PRETES DAN POSTES KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIK PADA MATERI ALJABAR KELAS VIII

Nama :

Kelas :

1. Lusi membeli 5 dus pensil dan 45 buku tulis, dengan harga pensil Rp.500,00
per buah, dan harga buku tulis Rp.1.000,00 per buah. Jika 1 dus pensil berisi 10
buah pensil, maka berapakah uang yang harus dikeluarkan Lusi untuk membeli
semuanya?

2. Ditempat parkir suatu pusat perbelanjaan, tukang parkir bertugas untuk


menghitung jumlah kendaraan yang keluar masuk tempat parkir sesuai dengan
jenisnya. Dua jam pertama terdapat 14 mobil, 25 motor dan 8 sepeda yang
terparkir. Setelah satujam 3 mobil, 5 motor keluar dari tempat parkir dan ada
13 motor, 5 sepeda dan 9 mobil yang masuk ke tempat parkir.Berapa jumlah
masing-masing jenis kendaraan yang masih terparkir di tempat tersebut?

3. Panda membuat prakarya berbentuk limas segitiga dengan tiap segitiga yang
membentuk limas luasnya sama. Di sekeliling segitiga tersebut diberi pita agar
lebih cantik dengan panjang 68 cm. Ukuran sisi segitiga tersebut diperkirakan
oleh Panda adalah sisi kedua 5 cm lebih panjang dari sisi pertama dan sisi
ketiga 2 cm lebih pendek dari sisi kedua. Berapa ukuran segitiga tersebut?

4. Suatu fasilitas umum di Perumahan Dwi Bakti yang berukuran panjang 10 m


dan lebar 10 m. Masyarakat berencana menggunakannya sebagai lapangan
olahraga dan ingin memperluas lapangan tersebut. Akhirnya pengelola
perumahan menambah panjang dan lebarnya dengan ketentuan penambahan
panjang sama dengan penambahan lebarnya ditambah 2 meter. Luas lapangan
yang baru 288 m2 . Bagaimana warga dapat menghitung panjang dan lebar
tanah yang baru?

5. Bu Lia mempunyai selembar plastik untuk sampul buku. Bu Lia bermaksud


untuk membaginya kepada dua orang anaknya secara merata. Plastik tersebut
berukuran panjang 14 cm lebih panjang dari dua kali lebarnya. Luas plastik
tersebut 816 cm2 . Berapa ukuran plastik yang didapat setiap anak?

6. Sebuah lahan kosong berbentuk persegi akan digunakan sebagai tempat parkir.
Untuk menjaga keamanan dibuatkan dua pos jaga pada pintu masuk dan pintu
keluar di dua sudut lahan yang berbentuk persegi juga. Ukuran panjang pos
jaga adalah 2 m. Luas lahan setelah dikurangi dua pos jaga adalah 73 m2 .
Berapakah ukuran dari lahan kosong tersebut?
Lampiran
Perhitungan Validitas

Tabel
Data Skor Hasil Uji Coba InstrumenTes
Nomor Soal (x)
NO Nama (Y) Y^2
1 2 3 4 5 6 7 8
1 M1 3 1 3 3 1 3 0 0 14 196
2 M2 2 1 2 2 0 3 1 2 13 169
3 M3 3 2 2 3 1 2 1 1 15 225
4 M4 4 3 2 4 1 3 1 2 20 400
5 M5 2 1 3 3 1 3 0 2 15 225
6 M6 3 1 2 3 3 3 2 1 18 324
7 M7 3 2 2 4 1 3 1 0 16 256
8 M8 3 1 2 3 2 3 0 0 14 196
9 M9 4 3 4 3 2 4 2 2 24 576
10 M10 4 3 2 4 1 4 1 0 19 361
11 M11 4 2 2 3 2 4 1 1 19 361
12 M12 3 1 4 2 1 2 1 1 15 225
13 M13 3 1 2 3 2 3 0 2 16 256
14 M14 3 2 2 3 1 3 1 0 15 225
15 M15 3 2 2 4 2 3 1 2 19 361
16 M16 4 3 2 3 2 3 1 1 19 361
17 M17 2 1 3 2 0 2 1 1 12 144
18 M18 3 1 2 3 1 2 1 1 14 196
19 M19 4 2 4 3 1 4 2 1 21 441
20 M20 3 2 3 3 3 3 2 1 20 400
21 M21 3 1 4 3 1 3 1 2 18 324
22 M22 4 2 3 2 1 4 1 1 18 324
23 M23 3 3 4 3 2 3 1 2 21 441
24 M24 2 1 2 3 1 3 2 0 14 196
25 M25 4 2 3 4 1 3 2 1 20 400
26 M26 4 3 3 3 1 3 1 2 20 400
27 M27 4 2 4 3 2 4 2 1 22 484
28 M28 3 2 4 3 1 3 1 2 19 361
∑ 90 51 77 85 38 86 31 32 490 8828
∑X^2 302 109 231 267 66 274 45 52
∑XY 1618 940 1379 1506 695 1537 570 583
No. Soal Validitas Interpretasi
1 0.76 Tinggi
2 0.74 Tinggi
3 0.45 Sedang
4 0.39 Rendah
5 0.50 Sedang
6 0.64 Tinggi
7 0.53 Sedang
8 0.37 Rendah

Penghitungan Validitas Uji Coba Instrumen Tes

Berdasarkan data pada tabel 1 di atas, maka untuk mencari besarnya rxy per
butir soal yaitu dengan menggunakan rumus pearson product moment Arikunto
(Taniredja & Mustafidah, 2014: 134), yaitu:

N  XY  ( X )( Y )
rxy 
{N  X 2  ( X ) 2 }{N  Y  ( Y ) 2 }
2

Validitas Butir Soal Nomor 1


(28) (1618) − (90)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√{28(302) − (90)2 } {28(8828) − (490)2 }
1204
𝑟𝑥𝑦 =
1588,05
𝑟𝑥𝑦 = 0,76
Kesimpulan :validitas tinggi.

Validitas Butir Soal Nomor 2


(28) (940) − (51)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√{28(109) − (51)2 } {28(8828) − (490)2 }
1330
𝑟𝑥𝑦 =
1787,42
𝑟𝑥𝑦 = 0.74
Kesimpulan : validitas tinggi.
Validitas Butir Soal Nomor 3
(28) (1379) − (77)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(28)(231) − (77)2 ][28(8828) − (490)2 ]
882
𝑟𝑥𝑦 =
1954,04
𝑟𝑥𝑦 = 0,45
Kesimpulan : validitas sedang.

Validitas Butir Soal Nomor 4


(28)(1506) − (85)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(28)(267) − (85)2 ][28(8828) − (490)2 ]
518
𝑟𝑥𝑦 =
1333,45
𝑟𝑥𝑦 = 0,39
Kesimpulan : validitas rendah.

Validitas Butir Soal Nomor 5


(28) (695) − (38)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(28)(66) − (38)2 ][28(8828) − (490)2 ]
840
𝑟𝑥𝑦 =
1691,72
𝑟𝑥𝑦 = 0,50
Kesimpulan : validitas sedang.

Validitas Butir Soal Nomor 6


(28)(1537) − (86)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(28)(274) − (86)2 ][28(8828) − (490)2 ]
896
𝑟𝑥𝑦 =
1398,28
𝑟𝑥𝑦 = 0,64
Kesimpulan : validitas tinggi.
Validitas Butir Soal Nomor 7
(28)(570) − (31)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(28)(45) − (31)2 ][28(8828) − (490)2 ]
770
𝑟𝑥𝑦 =
1344,03
𝑟𝑥𝑦 = 0,57
Kesimpulan : validitas sedang.

Validitas Butir Soal Nomor 8


(28)(583) − (32)(490)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(28)(52) − (32)2 ][28(8828) − (490)2 ]
644
𝑟𝑥𝑦 =
1749,37
𝑟𝑥𝑦 = 0,37
Kesimpulan : validitas rendah.
Lampiran
Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Tes
Tabel
Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Instrumen
Nomor Soal (x)
NO Nama (Y) Y^2
1 2 3 4 5 6 7 8
1 M1 3 1 3 3 1 3 0 0 14 196
2 M2 2 1 2 2 0 3 1 2 13 169
3 M3 3 2 2 3 1 2 1 1 15 225
4 M4 4 3 2 4 1 3 1 2 20 400
5 M5 2 1 3 3 1 3 0 2 15 225
6 M6 3 1 2 3 3 3 2 1 18 324
7 M7 3 2 2 4 1 3 1 0 16 256
8 M8 3 1 2 3 2 3 0 0 14 196
9 M9 4 3 4 3 2 4 2 2 24 576
10 M10 4 3 2 4 1 4 1 0 19 361
11 M11 4 2 2 3 2 4 1 1 19 361
12 M12 3 1 4 2 1 2 1 1 15 225
13 M13 3 1 2 3 2 3 0 2 16 256
14 M14 3 2 2 3 1 3 1 0 15 225
15 M15 3 2 2 4 2 3 1 2 19 361
16 M16 4 3 2 3 2 3 1 1 19 361
17 M17 2 1 3 2 0 2 1 1 12 144
18 M18 3 1 2 3 1 2 1 1 14 196
19 M19 4 2 4 3 1 4 2 1 21 441
20 M20 3 2 3 3 3 3 2 1 20 400
21 M21 3 1 4 3 1 3 1 2 18 324
22 M22 4 2 3 2 1 4 1 1 18 324
23 M23 3 3 4 3 2 3 1 2 21 441
24 M24 2 1 2 3 1 3 2 0 14 196
25 M25 4 2 3 4 1 3 2 1 20 400
26 M26 4 3 3 3 1 3 1 2 20 400
27 M27 4 2 4 3 2 4 2 1 22 484
28 M28 3 2 4 3 1 3 1 2 19 361
∑ 90 51 77 85 38 86 31 32 490 8828
∑X^2 302 109 231 267 66 274 45 52
∑XY 1618 940 1379 1506 695 1537 570 583
i2 0,45 0,58 0,69 0,32 0,52 0,35 0,38 0,55

 3,84
2
i
t2 9,04
r11 0,66

Untuk mengukur dan menentukan reliabilitas suatu tes bentuk uraian


menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2012: 122) yaitu:

 n    i 
2

r11    1 
 n  1   t2 

Untuk mencari varians tiap soal menggunakan rumus berikut

( X) 2
X 2

N
2 
N

Varians skor setiap item


90 2
302 
 12  28  302  289,28  12,72  0,45
28 28 28
512
109 
 22  28  109  92,89  16,11  0,58
28 28 28
77 2
231
 32  28  231 211,75  19,25  0,69
28 28 28
85 2
267 
 42  28  267  258,04  8,96  0,32
28 28 28
38 2
66 
 52  28  66  51,57  14,43  0,52
28 28 28
2
86
274 
 62  28  274  264,14  9,86  0,35
28 28 28
312
45 
 72  28  45  34,32  10,68  0,38
28 28 28
32 2
52 
 82  28  52  36,57  15,43  0,55
28 28 28

Jumlah varians semua item:

 i
2
 0,45  0,58  0,69  0,32  0,52  0,35  0,38  0,55  3,84

Varians total:
4902
8828 
𝜎𝑡 2  28  8828  8575  253  9,04
28 28 28
Jadi, reliabilitas adalah:

 n    i 
2

r11    1 
 n  1   t2 

 6  3,84  6 6
r11   1    x (1 − 0,42) = x (0,58) = 0,696
 6  1  9,04  5 5

Kesimpulan: reliabilitas soal adalah baik.


Lampiran

Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba InstrumenTes

Tabel
Indeks Kesukaran Uji Coba Instrumen
Nomor Soal (x)
NO Nama (Y) Y^2
1 2 3 4 5 6 7 8
1 M1 3 1 3 3 1 3 0 0 14 196
2 M2 2 1 2 2 0 3 1 2 13 169
3 M3 3 2 2 3 1 2 1 1 15 225
4 M4 4 3 2 4 1 3 1 2 20 400
5 M5 2 1 3 3 1 3 0 2 15 225
6 M6 3 1 2 3 3 3 2 1 18 324
7 M7 3 2 2 4 1 3 1 0 16 256
8 M8 3 1 2 3 2 3 0 0 14 196
9 M9 4 3 4 3 2 4 2 2 24 576
10 M10 4 3 2 4 1 4 1 0 19 361
11 M11 4 2 2 3 2 4 1 1 19 361
12 M12 3 1 4 2 1 2 1 1 15 225
13 M13 3 1 2 3 2 3 0 2 16 256
14 M14 3 2 2 3 1 3 1 0 15 225
15 M15 3 2 2 4 2 3 1 2 19 361
16 M16 4 3 2 3 2 3 1 1 19 361
17 M17 2 1 3 2 0 2 1 1 12 144
18 M18 3 1 2 3 1 2 1 1 14 196
19 M19 4 2 4 3 1 4 2 1 21 441
20 M20 3 2 3 3 3 3 2 1 20 400
21 M21 3 1 4 3 1 3 1 2 18 324
22 M22 4 2 3 2 1 4 1 1 18 324
23 M23 3 3 4 3 2 3 1 2 21 441
24 M24 2 1 2 3 1 3 2 0 14 196
25 M25 4 2 3 4 1 3 2 1 20 400
26 M26 4 3 3 3 1 3 1 2 20 400
27 M27 4 2 4 3 2 4 2 1 22 484
28 M28 3 2 4 3 1 3 1 2 19 361
∑ 90 51 77 85 38 86 31 32 490 8828
∑X^2 302 109 231 267 66 274 45 52
∑XY 1618 940 1379 1506 695 1537 570 583
TK 0,80 0,46 0,69 0,76 0,34 0,77 0,28 0,29
Untuk menyatakan derajat kesukaran suatu soal uraian rumus berdasarkan
Zulaeha (Kukuh, 2013: 29) yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran
𝑋̅
tiap butir soal adalah sebagai berikut: 𝑇𝐾 = 𝑋
𝑀𝑎𝑘𝑠

3,21 1.82
TK 1   0,80 (Mudah) TK 2   0,46 (Sedang)
4 4
2.75 3,04
TK 3   0,69 (Sedang) TK 4   0.76 (Mudah)
4 4
1,36 3,07
TK 5   0,34 (Sedang) TK 6   0,77 (Mudah)
4 4
1,11 1,14
TK 7   0,28 (Sukar) TK 8   0,29 (Sukar)
4 4
Lampiran

Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes

Tabel
Daya Pembeda Uji Coba Instrumen
skor
nama jumlah (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8
M9 4 3 4 3 2 4 2 2 24
M27 4 2 4 3 2 4 2 1 22
M19 4 2 4 3 1 4 2 1 21
M23 3 3 4 3 2 3 1 2 21
M4 4 3 2 4 1 3 1 2 20
M20 3 2 3 3 3 3 2 1 20
M25 4 2 3 4 1 3 2 1 20
M26 4 3 3 3 1 3 1 2 20
M10 4 3 2 4 1 4 1 0 19
M11 4 2 2 3 2 4 1 1 19
M15 3 2 2 4 2 3 1 2 19
M16 4 3 2 3 2 3 1 1 19
M28 3 2 4 3 1 3 1 2 19
M6 3 1 2 3 3 3 2 1 18
M21 3 1 4 3 1 3 1 2 18
M22 4 2 3 2 1 4 1 1 18
XA 3.63 2.25 3.00 3.19 1.63 3.38 1.38 1.38 19.93
M7 3 2 2 4 1 3 1 0 16
M13 3 1 2 3 2 3 0 2 16
M14 3 2 2 3 1 3 1 0 15
M3 3 2 2 3 1 2 1 1 15
M5 2 1 3 3 1 3 0 2 15
M12 3 1 4 2 1 2 1 1 15
M1 3 1 3 3 1 3 0 0 14
M8 3 1 2 3 2 3 0 0 14
M18 3 1 2 3 1 2 1 1 14
M24 2 1 2 3 1 3 2 0 14
M2 2 1 2 2 0 3 1 2 13
M17 2 1 3 2 0 2 1 1 12
XB 2.67 1.25 2.42 2.83 1.00 2.67 0.75 0.83 15.33
DP 0.24 0.25 0.15 0.09 0.16 0.18 0.16 0.14
Untuk menghitung daya pembeda butir soal uraian menggunakan rumus
berdasarkan Suherman (2001: 176) sebagai berikut:

X A  XB
DP 
X Maks
Setelah nilai diurutkan, selanjutnya akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah. Jumlah kelompok atas adalah 16 siswa yang
mempunyai skor tertinggi dari 28 siswa, dan jumlah kelompok bawah 12 siswa
yang mempunyai skor terendah dari 28 siswa).
Perhitungan Daya Pembeda Soal:
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 1
3,63  2,67 0,96
DP    0,24 (Cukup)
4 4
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 2
2,25  1,25 1
DP    0,25 (Cukup)
4 4
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 3
3,00  2,42 0.58
DP    0,15 (Cukup)
4 4
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 4
3,19  2,83 0,36
DP    0,09 (Cukup)
4 4
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 5
1,63  1,00 0,63
DP    0.16 (Cukup)
4 4
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 6
3,38  2,67 0,71
DP    018 (Cukup)
4 4
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 7
1,38  0,75 0,63
DP    0,16 (Cukup)
4 4
Daya Pembeda Butir Soal Nomor 8
1,38  0,83 0,55
DP    0,14 (Cukup)
4 4
Lampiran
Data Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes

Tabel

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian


No. Validitas Reliabilitas Taraf Daya keterangan
Soal Kesukaran Pembeda
1 Tinggi Mudah Cukup Dipakai
2 Tinggi Sedang Cukup Dipakai
3 Sedang Sedang Cukup Dipakai
4 Rendah Baik Mudah Cukup Tidak
5 Sedang Sedang Cukup Dipakai
6 Tinggi Mudah Cukup Dipakai
7 Sedang Sukar Cukup Dipakai
8 Rendah Sukar Cukup Tidak
Lampiran

Tabel
Analisis Data Gain Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Pretes Postes Gain
1 N1 11 19 0.62
2 N2 10 18 0.57
3 N3 12 19 0.58
4 N4 12 18 0.50
5 N5 9 22 0.87
6 N6 11 21 0.77
7 N7 11 20 0.69
8 N8 12 20 0.67
9 N9 9 20 0.73
10 N10 17 23 0.86
11 N11 11 18 0.54
12 N12 11 20 0.69
13 N13 12 20 0.67
14 N14 11 18 0.54
15 N15 13 23 0.91
16 N16 19 24 1.00
17 N17 10 21 0.79
18 N18 12 22 0.83
19 N19 18 23 0.83
20 N20 16 21 0.63
21 N21 14 20 0.60
22 N22 17 22 0.71
23 N23 14 20 0.60
24 N24 11 20 0.69
25 N25 13 20 0.64
26 N26 11 19 0.62
Lampiran
Tabel
Analisis Data Gain Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Pretes Postes Gain
1 L1 10 14 0.29
2 L2 9 13 0.27
3 L3 12 14 0.17
4 L4 9 16 0.47
5 L5 9 19 0.67
6 L6 10 14 0.29
7 L7 10 14 0.29
8 L8 12 15 0.25
9 L9 9 15 0.40
10 L10 11 19 0.62
11 L11 10 19 0.64
12 L12 11 19 0.62
13 L13 11 19 0.62
14 L14 11 16 0.38
15 L15 12 20 0.67
16 L16 10 19 0.64
17 L17 10 18 0.57
18 L18 12 18 0.50
19 L19 15 20 0.56
20 L20 13 16 0.27
21 L21 12 17 0.42
22 L22 14 17 0.30
23 L23 13 20 0.64
24 L24 10 19 0.64
25 L25 11 18 0.54
26 L26 12 17 0.42
Lampiran

Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen

Langkah 1 : Mencari skor terbesar dan terkecil


Skor terbesar = 1,00
Skor terkecil = 0.50
Langkah 2 : Mencari nilai rentang (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
= 1.00 – 0.50
= 0.50
Langkah 3 : Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log (26)
= 5.65  6
Langkah 4 : Mencari nilai panjang kelas (i)
R 0,50
i   0,08
BK 6

Tabel
Distribusi Frekuensi Data Gain Penelaran Matematik Kelas Eksperimen
Nilai Tengah
i Kelas Interval fi xi 2 fi xi f i xi 2
( xi )
1 0.50 – 0.58 5 0.55 0.30 2.73 1.49
2 0.59 – 0.67 8 0.63 0.39 5.03 3.16
3 0.68 – 0.76 5 0.70 0.50 3.52 2.48
4 0.77 – 0.85 4 0.81 0.65 3.22 2.59
5 0.86 – 0.94 3 0.88 0.77 2.63 2.31
6 0.95 – 1.00 1 1.00 1.00 1.00 1.00
Jumlah 26 4.56 3.61 18.14 13.04

Langkah 5 : Mencari rata-rata (mean)


k

fx
i 1
i i
18,14
X    0,70
n 26
Langkah 6 : Standar Deviasi (SD)

2
k
 k 
n f i x    f i xi 
2
i
i 1  i 1  26(13,04)  (18,14) 2
s   0,12
n(n  1) 26(25)

Langkah 7 : Membuat daftar frekuensi yang diharapkan


(1) Batas kelas
0,495; 0,585; 0,675; 0,765; 0.855; 0,945; 0,995.
(2) Nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Batas kelas  x
Z
s
Sehingga diperoleh:
0,495  0,70
Z1   1,63
0,12
0,585  0,70
Z2   0,90
0,12
0,675  0,70
Z3   0,18
0,12
0,765  0,70
Z4   0,54
0,12
0,855  0,70
Z5   1,26
0,12
0,945  0,70
Z6   1,99
0,12
0,995  0,70
Z7   2,39
0,12
(3) Luas 0-Z dari tabel kurva Normal dari 0-Z, diperoleh:
0,4484; 0,3159; 0,0714; 0,2054; 0,3962; 0,4767; 0,4916.
(4) Luas tiap kelas interval
(0,4484 – 0,3159) = 0,1325
(0,3159 – 0,0714) = 0,2445
-(0,0714 – 0,2054) = 0,134
– (0,2054 - 0,3962) = 0,1908
– (0,3962 - 0,4767) = 0,0805
-(0,4767 - 0,4916) = 0,0149
(5) Frekuensi harapan(fe)
0,1325 x 26 = 3,45
0,2445 x 26 = 6,36
0,134 x 26 = 3,48
0,1908 x 26 = 4,96
0,0805 x 26 = 2,09
0,0149 x 26 = 0,39
Tabel
Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Perhitungan (fo) untuk Data Gain
Penalaran Matematik Kelas Eksperimen

Batas Luas LuasTiapKelas


i Z fe fo
Kelas 0-Z Interval
1 0.495 -1.63 0.4484 0.1325 3.45 5
2 0.585 -0.90 0.3159 0.2445 6.36 8
3 0.675 -0.18 0.0714 0.134 3.48 5
4 0.765 0.54 0.2054 0.1908 4.96 4
5 0.855 1.26 0.3962 0.0805 2.09 3
6 0.945 1.99 0.4767 0.0149 0.39 1
7 0.995 2.39 0.4916 ∑=26

: Chi-kuadrat hitung ( 
2
Langkah 8 hitung )
k
( fo  fe) 2
(χ²) = 
i 1 fe

Sehingga:
(5  3,45) 2 (8  6,36) 2 (5  3,48) 2 (4  4,96) 2 (3  2,09) 2 (1  0,39) 2
 
2
    
3,45 6,36 3,48 4,96 2,09 0,39
  0,7019  0,4246  0,6597  0,1861 0,3930  0,9687
2

 2  3,33
Langkah 9 : Membandingkan (  ) dengan (  tabel
2 2
hitung )

Dengan membandingkan  dengan  tabel untuk  = 0,05 dan derajat kebebasan


2 2
hitung

(dk )  k  1  6  1  5, maka didapat  2tabel = 11,07.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:


Jika  2 hitung   2tabel maka data berdistribusi normal

Jika  2 hitung   2tabel maka data berdistribusi tidak normal

Keputusan:

Diperoleh    2tabel atau 3,33 < 11,07, maka data gain penalaran matematik
2
hitung

kelas eksperimen berdistribusi normal.


Lampiran

Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol

Langkah 1 : Mencari skor terbesar dan terkecil


Skor terbesar = 0,67
Skor terkecil = 0,17
Langkah 2 : Mencari nilai rentang (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
= 0,67 – 0,17
= 0,50
Langkah 3 : Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log (26)
= 5,65  6
Langkah 4 : Mencari nilai panjang kelas (i)
R 0.50
i   0.09
BK 6
Tabel
Distribusi Frekuensi Data Gain Penalaran Matematik Kelas Kontrol
Nilai Tengah
i Kelas Interval fi xi 2 fi xi f i xi 2
( xi )
1 0.17 - 0.25 2 0.21 0.04 0.42 0.09
2 0.26 - 0.34 6 0.28 0.08 1.70 0.48
3 0.35 - 0.43 4 0.41 0.16 1.62 0.66
4 0.44 - 0.52 2 0.49 0.24 0.97 0.47
5 0.53 - 0.61 3 0.56 0.31 1.67 0.92
6 0.62 - 0.67 9 0.64 0.41 5.75 3.67
Jumlah 26 2.58 1.24 12.13 6.30

Langkah 5 : Mencari rata-rata (mean)


k

fx
i 1
i i
12,13
X    0,47
n 26

Langkah 6 : Standar Deviasi (SD)


2
k
 k 
n f i x    f i xi 
2
i
i 1  i 1  26(6,30)  (12,13) 2
s   0,16
n(n  1) 26(25)

Langkah 7 : Membuat daftar frekuensi yang diharapkan


(1) Batas kelas
0,165; 0,255; 0,345; 0,435; 0,525; 0,615; 0,665.
(2) Nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Batas kelas  x
Z
s
Sehingga diperoleh:
0,165  0,47
Z1   1,88
0,16
0,255  0,47
Z2   1,32
0,16
0,345  0,47
Z3   0,76
0,16
0,435  0,47
Z4   0,20
0,16
0,525  0,47
Z5   0,37
0,16
0,615  0,47
Z6   0,93
0,16
0,665  0,47
Z7   0,14
0,16
(3) Luas 0-Z dari tabel kurva Normal dari 0-Z, diperoleh:
0,4699; 0,4066; 0,2764; 0,0793; 0,1443; 0,3238; 0,0557.
(4) Luas tiap kelas interval
(0,4699 – 0,4066) = 0,0633
(0,4066 – 0,2764) = 0,1302
(0,2764 – 0,0793) = 0,1971
- (0,0793 - 0,1443) = 0,0650
-(0,1443 - 0,3238) = 0,1795
(0,3238 - 0,0557) = 0,2681
(5) Frekuensi harapan (fe)
0,0633 x 26 = 1,65
0,1302 x 26 = 3,39
0,1971 x 26 = 5,12
0,0650 x 26 = 1,69
0,1795 x 26 = 4,67
0,2681 x 26 = 6,97
Tabel
Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Perhitungan (fo) untuk Data Gain
Penalaran Matematik Kelas Kontrol
I Batas Z Luas 0-Z LuasTiapKelas fe
fo
Kelas Interval
1 0.165 -1.88 0.4699 0.0633 1.65 2
2 0.255 -1.32 0.4066 0.1302 3.39 6
3 0.345 -0.76 0.2764 0.1971 5.12 4
4 0.435 -0.20 0.0793 0.0650 1.69 2
5 0.525 0.37 0.1443 0.1795 4.67 3
6 0.615 0.93 0.3238 0.2681 6.97 9
7 0.665 0.14 0.0557
6

 fo  26
i 1

: Chi-kuadrat hitung ( 
2
Langkah 8 hitung )
k
( fo  fe) 2
(χ²) = 
i 1 fe

Sehingga:
(2  1,65) 2 (6  3,39) 2 (4  5,12) 2 (2  1,69) 2 (3  4,67) 2 (9  6,97) 2
2      
1,65 3,39 5,12 1,69 4,67 6,97
  0,08  2,02  0,25  0,06  0,60  0,59
2

 2  3,59

: Membandingkan (  hitung ) dengan (  tabel


2 2
Langkah 9 )

Dengan membandingkan  hitung dengan  tabel untuk  = 0,05 dan derajat


2 2

kebebasan (dk )  k  1  6  1  5, maka didapat  2tabel = 11,07.


Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika  2 hitung   2tabel maka data berdistribusi normal

Jika  2 hitung   2tabel maka data berdistribusi tidak normal

Keputusan:

Diperoleh  hitung   tabel


2 2
atau 3,59 < 11,07, maka data gain penalaran
matematik kelas kontrol berdistribusi normal.
Lampiran

Uji Homogenitas Gain Penalaran Matematik Kelas Eksperimen–Kontrol


1. Mencari Fhitung dengan rumus:
Varians terbesar = 0,03
Varians terkecil = 0,02
Maka,
Varians terbesar
Fhitung 
Varians terkecil

0,03
F
0,02
F= 1,5
2. Menentukan derajat kebebasan
dk pembilang = 26-1=25 dan dk penyebut =26-1=25 dengan α = 5% tidak
terdapat pada tabel distribusi F maka mencari nilai Ftabel enggunakan ruus
interpolasi, yaitu:
(𝐶1 − 𝐶0 )
𝐶 = 𝐶0 + (𝐵 − 𝐵0 )
(𝐵1 − 𝐵0 )
Keterangan :
C = Ftabel
B = nlai dk yang dicari
B0 = nilai dk pada awal nilai dk pembilang
B1 = nilai dk pada akhir nilai dk pembilang
C0 = nilai Ftabel dengan nilai dk pada awal nilai dk pembilang
C1 = nilai Ftabel dengan nilai dk pada akhir nilai dk pembilang

(1,92 − 1,96)
𝐶 = 1,96 + (25 − 24)
(30 − 24)
𝐶 = 1,96 − 0,01
𝐶 = 1,95
Karena Fhitung (1,5)  Ftabel (1,95) maka kedua varians bersifat homogen.
Lampiran

Perhitungan Hasil Analisis Data (Uji Pihak Kanan)

Diketahui nilai gain kelas eksperimen dari 26 siswa rata-ratanya ( X ) = 0,70,


standar deviasi (SD) = 0,12 dan varians ( s12 ) = 0,02. Sedangkan nilai gain kelas

kontrol dari 26 siswa rata-ratanya ( X ) = 0,47, standar deviasi (SD) = 0,16 dan
varians ( s12 ) = 0,03 akan diuji kesamaan rata-ratanya.
Langkah-langkahnya:
1. Menghitung dengan rumus uji-t
̅̅̅1̅−𝑥
𝑥 ̅̅̅2̅
thitung =
(𝑛 −1)𝑠1 2 +(𝑛2 −1)𝑠2 2 1 1
√ 1 ( + )
𝑛 +𝑛 −2
1 2 𝑛 𝑛 1 2

Keterangan:
x1 = Rata-rata sampel kelas eksperimen
x 2 = Rata-rata sampel kelas kontrol
s12 = Varians sampel kelas eksperimen
s 22 = Varians sampel kelas kontrol
n1 = Jumlah sampel kelas eksperimen
n 2 = Jumlah sampel kelas kontrol
Perhitungan:
̅̅̅1̅−𝑥
𝑥 ̅̅̅2̅
thitung =
(𝑛 −1)𝑠1 2 +(𝑛2 −1)𝑠2 2 1 1
√ 1 (𝑛 +𝑛 )
𝑛1 +𝑛2 −2 1 2

0,70−0,47
thitung =
(26−1)0,02+(26−1)0,03 1 1
√ (26+26)
26+26−2

0,23
thitung =
(25)(0,02)+(25)(0,03)
√ (0,076)
50

0,23
thitung =
0,5+0,75
√ (0,076)
50
0,23
thitung = 1,25
√( )(0,076)
50

0,23
thitung =
√(0,025)(0,076)
0,23
thitung =
√0,0019
0,23
thitung =
0,044

thitung = 5,23
2. Menentukan nilai ttabel dengan taraf signifikan () = 0,05 dengan mencari
derajat kebebasan
dk = n1 – 1
= 26 – 1
= 25
Dalam tabel distribusi t dk 25 pada taraf signifikan () = 0,05 diperoleh
ttabel=1,708.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
Jika thitung ≤ ttabel maka H 0 diterima.

Jika thitung > ttabel maka H 0 ditolak.


4. Kesimpulan
Karena thitung = 5,23 lebih besar dari ttabel atau 5,23 ˃ 1,708 maka H 0 diolak

dan H1 diterima sehingga peningkatan kemampuan penalaran matematik


siswa kelas eksperimen yang mendapatkan model pembelajaran superitem
slebih baik dibandingkan dengan yang mendapatkan metode konvensional.

Anda mungkin juga menyukai