Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah Evaluasi Proses dan Hasil belajar Fisika

MINI RISET
Pengembangan Instrumen Test Hasil Belajar
Pada Materi Gelombang Kelas XII IPA
Semester I SMA

Dosen Pengampu : Dr. Wawan Bunawan, M.Pd., M.Si

Oleh :
Kelompok 6

Mika Febriani Siahaan 4153121041

Mila Rahmi Rangkuti 4152121028

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

1
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka
kami bisa menyelesaikan makalah yang berisikan tentang Mini Riset yang akan
kami buat dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadikan refrensi bagi kita .
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum,
khususnya pada kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini semoga
bisa dipergunakan dengan semestinya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Medan, November 2017

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1    Latar Belakang...........................................................................................1
1.2    Tujuan Makalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Masalah yang Terjadi................................................................................3
2.2 Deskripsi Data Temuan..............................................................................4
2.3 Analisis Akar Masalah...............................................................................5
2.4 Solusi Alternatif.........................................................................................7
2.5 Hasil dan Pembahasan...............................................................................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................14


3.1    Kesimpulan ...............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran fisika menuntut peserta didik untuk menyatakan kembali
konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan
berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran atau yang menurut Bloom merupakan
segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan, mulai dari
tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang tinggi.
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. Penilaian adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusankeputusan berdasarkan kriteria pertimbangan tertentu. Keputusan yang
dimaksud adalah keputusan tentang peserta didik, seperti nilai yang akan
diberikan atau juga keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.
Instrumen merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
ketercapaian kompetensi. Selain itu, instrumen juga diartikan sebagai alat bantu
yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran mengumpulkan agar
kegiatan pembelajaran tersebut, menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Berdasarkan defenisi tersebut suatu instrumen berfungsi untuk menjaring hasil
pembelajaran. Instrumen juga diartikan sebagai alat bantu, merupakan saran yang
dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok
(check list), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), soal
tes (test), inventori (inventory), dan skala (scale).
Ada keterkaitan antara metode dan instrumen penilaian, dimana instrumen
penilaian merupakan alat bantu bagi guru dalam menggunakan metode evaluasi
(penilaian) proses dan produk pembelajaran. Pemilihan satu jenis metode kadang-
kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen dapat digunakan untuk
berbagai jenis metode. Misalnya apabila penilaian menggunakan tes tertulis
uraian, tes unjuk kerja dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik
penilaian.

1
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana
perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat
dicapai oleh para siswa. Dalam mengukur hasil belajar, siswa didorong untuk
menunjukkan penampilan maksimalnya. Dari penampilan maksimal yang
ditunjukkan dalam jawaban atas tes hasil belajar dapat diketahui penguasaan
siswa terhadap materi yang diajarkan dan dipelajari.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan meneliti lebih lanjut
mengenai pengembangan instrumen tes hasil belajar kognitif mata pelajaran fisika
pada pokok bahasan “Gelombang” Kelas XII Semester I SMA dimana penelitian
ini akan mengembangkan instrumen tes hasil belajar kedalam beberapa bentuk
jenis instrumen tes hasil belajar berdasarkan kompetensi dasar dan indikator
pencapaian pembelajaran serta mengujicobakan materi ini pada mahasiswa/i
tingkat 1 Fisika.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan mini riset ini adalah sebagai kelanjutan dari pembuatan
project yang dilakukan sebagai instrumen test hasil belajar materi gelombang
kelas XII SMA, serta untuk menilai hasil belajar mahasiswa fisika tingkat 1
terhadap materi pembelajaran ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah yang terjadi
Pendidikan merupakan suatu proses dalam mempengaruhi siswa untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga diharapkan siswa dapat
berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah berusaha memperbaiki mutu
pendidikan melalui pengembangan sistem pendidikan, diantaranya pada
kurikulum 2013 dan Undang-undang tentang sistem pendidikan. Namun saat ini,
masalah utama yang dihadapi dunia pendidikan adalah menyangkut mutu
pendidikan, terutama kualitas keterampilan proses sains yang masih sangat rendah
(Nurhadi & Senduk, 2004). Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa dalam
mempelajari sains, siswa cenderung lebih menghafal konsep, teori, dan prinsip
tanpa memaknai proses perolehannya (Depdiknas, 2003). Pembelajaran lebih
banyak diarahkan untuk keberhasilan menempuh tes ujian yang hakikatnya lebih
banyak menekankan pada dimensi proses kognitif yang rendah seperti menghafal
konsep, memahami dan mengaplikasikan rumus-rumus, sedangkan proses kognitif
yang lebih tinggi (menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) jarang tersentuh.
Proses penilaian pembelajaran sains sementara ini hanya difokuskan pada
ranah kognitif saja (Maryam, 2006; Rapi, 2005). Pernyataan tersebut didukung
oleh hasil penelitian (Suastra, 2006) yang menunjukkan bahwa penilaian yang
digunakan untuk menilai keterampilan proses sains siswa 100% hanya mengukur
aspek kognitif yakni menggunakan kuis, ulangan akhir pokok bahasan, ulangan
umum, dan tugas rumah tanpa menilai unjuk kerja siswa. Hal ini menyebabkan
evaluasi pada aspek keterampilan dan sikap yang juga menjadi tuntutan kurikulum
dalam penilaian proses pembelajaran di kelas belum dilakukan secara optimal.
Sementara penilaian terhadap kinerja siswa dalam bentuk penugasan jarang
dilakukan sebagai suatu model penilaian alternatif yang lebih bermakna. Kinerja
siswa perlu dinilai pada saat kegiatannya sedang berlangsung (Suastra, 2007).
Salah satu cara untuk mengemas masalah yaitu melalui kerja proyek.
Metode ini cukup menantang dan dianggap sebagai suatu alat yang efektif untuk
membelajarkan siswa secara aktif karena mereka didorong untuk tidak tergantung
sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar lebih mandiri. Kerja

3
proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan
investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara
mandiri. Untuk itu perlu melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran
berbasis proyek dalam pembelajaran fisika materi gelombang dan daya terhadap
keterampilan proses sains ditinjau dari gaya kognitif mahasiswa.
2.2 Deskripsi data temuan
1. Deskripsi Tahap Pengembangan
a. Tahap Pendefenisian (Define)
Tahap pedefenisian terdiri dari 5 tahap yaitu sebagai berikut:
1) Analisis awal-akhir.
Analisis awal dilakukan untuk mencari alternatif pemecahan masalah
tersebut dilakukan dengan memisahkan dan menyusun tingkat sebaran soal
siswa mulai pada tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis.
Berdasarkan analisis awal akhir pada mahasiswa tingkat 1 fisika dmaka
diperoleh bahwa pengetahuan mahasiswa pada kelas tersebut rata-rata
memiliki pengetahuan yang sedang.
2) Analisis Mahasiswa
Berdasarkan analisis Mahasiswa yang dilakukan yang melakukan tes
kemampuan siswa tersebut. Hasil telaah tersebut digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengembangkan instrumen tes hasil belajar kognitif
pada mata pelajaran fisika Kelas XII Semester I SMA khususnya pada
pokok bahasan Gelombang
3) Analisis Materi.
Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian utama
materi Gelombang yang akan dipelajari di Kelas XII IPA Semester I SMA.
Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan telaah terhadap tingkatan soal
buatan guru dan berdasarkan indikator dari bahan ajar fisika terkhusus pada
pokok bahasan Gelombang yang mengacu pada taksonomi bloom mulai dari
tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis.

4
4) Hasil analisis tugas.
Kegiatan analisis tugas merupakan kegiatan pengidentifikasi keterampilan-
keterampilan utama yang diperlukan saat ini. Kegiatan ini ditujukan untuk
mengidentifikasi keterampilan akademis utama yang akan dikembangkan
dalam pembelajaran.
5) Analisis tujuan pembelajaran.
Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat
sebaran soal pada materi gelombang mulai pada tingkatan pengetahuan,
pemahaman, penerapan, dan analisis. Dan juga untuk memperoleh proses
instrumen hasil belajar kognitif yang memenuhi kriteria kevalidan dan
keefektifan siswa dalam menyelesaikan soal pada tingkatan soal tersebut.

2.3 Analisis akar masalah


Pendidikan kita selama ini masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan adalah seperangkat fakta-fakta yang harus dihafalkan oleh peserta
didik. Akibatnya peserta didik masih menunjukkan cara-cara menghafal untuk
menguasai pelajaran. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, sampai saat ini hasilnya belum
menggembirakan. Sains sebagai proses merujuk langkah-langkah yang ditempuh
para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan
tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut meliputi merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
dan akhimya menyimpulkan. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik yang
mendasar dari sains ialah kuantifikasi, artinya gejala alam dapat berbentuk
kuantitas.
Berdasarkan kurikulum 2013 mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah
Atas (SMA) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan:
1) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep,
dan prinsip sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari,

5
2) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat,
3) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan berpikir sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, dan
4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran yang empirik dan factual, dan proses diwujudkan
dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana
cara produk sains ditemukan. Model pembelajaran berbasis proyek diterapkan
Susanti (2013) pembelajaran berbasis proyek secara signifikan lebih berpengaruh
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa
dibandingkan pembelajaran berbasis praktikum. Tanggapan siswa terhadap
pembelajaran berbasis proyek umumnya sangat baik sehingga pembelajaran ini
perlu diterapkan pada materi yang lain, lebih memotivasi, menyenangkan dalam
belajar, bisa mengubah sikap dan persepsi serta meningkatkan kreativitas mereka.
Kelemahannya meliputi biaya yang cukup memberatkan, waktu yang relatif lama,
serta kesulitan dalam mengerjakan proyek.
Pembelajaran fisika melalui model pembelajaran berbasis proyek akan
mendapatkan hasil yang maksimal jika dinilai menggunakan penilaian yang sesuai
dengan model pembelajaran tersebut. Salah satu sistem penilaian yang sesuai
yaitu penilaian portofolio. Birgin (2007) mengatakan bahwa penilaian portofolio
merupakan bagian integral dari siklus belajar, penilaian tersebut dapat digunakan
baik selama dan juga pada akhir pembelajaran berbasis proyek. Chen (2000)
menyebutkan bahwa portofolio dapat didefinisikan sebagai karya yang
dikumpulkan dan refleksi siswa yang menunjukkan pertumbuhan mereka di
sepanjang proses pembelajaaran. Berdasarkan uraian di atas, dengan berpijak pada
sumber permasalahan yang dialami oleh siswa, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa melalui penerapan
model pembelajaran berbasis proyek dan penilaian portofolio pada materi
Gelombang.

6
2.4 Solusi Alternatif
Teknis Penyusunan Perangkat Test Kognitif di SMA

KISI – KISI SOAL PILIHAN GANDA


FISIKA SMA KELAS XII MATERI GELOMBANG
Satuan Pendidkan : SMA Kelas/Semester : XII/1
Mata Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 60 Menit
Program : Matematika dan Sains Jumlah Soal : 10 Nomor

7
TINGKAT BERFIKIR
NO
STANDAR MATERI DIMENSI JML
TUJUAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOA
KOMPETENSI POKOK PENGETAHUAN SOAL
L
C1 C2 C3 C4 C5 C6

1.
Memformulasikan
masalah  √ 1,3
Faktual dan perambatan
Konseptual
gelombang melalui 4
Menerapkan Siswa mampu  Melakukan suatu medium √ 2
menerapkan dengan persamaan
konsep dan kajian ilmiah matematis √ 4
konsep
prinsip gelombang dan untuk mengenali 2. Memformulasikan
karakteristik  √ 5 1
gejala mampu gejala dan ciri- Konseptual
Gelombang gelombang
menyelesaikan 7,
gelombang ciri gelombang stasioner dan gerak √ 2
permasalahan harmonis 10
dalam yang secara umum 3.
berhubungn Memformulasikan
menyelesaik serta rambatan
dengan Prosedural  √ 6,8 2
an masalah penerapannya gelombang pada
gelombang tali

4. Memformulasikan
Prosedural Cepat rambat √ 9 1
gelombang

8
9
CONTOH INSTRUMEN TES OBJEKTIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (X) pada pilihan A, B, C, D, E !
1. Diantara pernyataan tentang kecepatan berikut ini, yang benar adalah...
a. Mengalami nilai maksimum pada simpangannya maksimum
b. Sebanding dengan pangkat dua periode getaran
c. Berbanding terbalik dengan f
d. Berbanding terbalik dengan periodenya
e. Berbanding lurus dengan f
2. Kecepatan merambatnya gelombang transversal pada dawai :
(1). Berbanding lurus dengan akar gaya tegang dawai
(2). Berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai
(3). Berbanding terbalik dengan akar panjang dawai
(4). Berbanding terbalik dengan akar panjang gelombangnya
Yang benar adalah.....
a. (1) dan (2)
b. (1), (2) dan (3)
c. (1), (2) dan (4)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (4)
3. Gelombang elektromagnetik dengan periode 10-15 sekon ( cepat rambat dalam
ruang hampa 3.0 x 104 m/s) merupakan...
a. Gelombang radio dan televisi
b. Gelombang radio
c. Sinar inframerah
d. Cahaya tampak
e. Sinar ultraviolet
4. Sebuah gelombang yang merambat pada tali memenuhi persamaan
y=0,03sin π (2 t−0,1 x) dimana y dan x dalam meter dan t dalam sekon,
maka...
(1). Berbapanjang gelombangnya 20 m
(2). Frekuensi gelombangnya 1 Hz

10
(3). Cepat rambat gelombangnya 20 m/s
(4). Amplitudo gelombangnya 2m
Pernyataan yang benar adalah....
a. (1), (2) dan (3)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (4)
e. (1), (2), (3), dan (4)
5. Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan y=0,2 ( cos 5 π x ) sin(10 π t)
y dan x dalam meter dan sekon. Jarak antara perut dan simpul yang berurutan
pada gelombang ini adalah...
a. 0, 1 m
b. 0,2 m
c. 0,4 m
d. 2,5 m
e. 5 m
6. Rambatan gelombang berjalan pada tali seperti pada diagram

Jika AB ditempuh dalam waktu 0,4 sekon, maka persamaan gelombang


berjalan tersebut adalah..
a. y P=4 sin π ( 10 t−0,8 x ) cm
b. y P=4 sin π ( 10 t+ 0,8 x ) cm
c. y P=4 sin π ( 10 t−2 x ) cm
d. y P=4 sin π ( 5 t−0,8 x ) cm
e. y P=4 sin π ( 5 t ∓2 x ) cm
7. Sebuah benda bermassa 0,4 kg melakukan gerak harmonis dengan amplitudo
0,5 m dan frekuensi 4 Hz. Besar energi kinetik pada saat simpangannya
setengah amplitudonya adalah....( π 2=10 ¿

11
a. 24 joule
b. 18 joule
c. 12 joule
d. 10 joule
e. 6 joule
8. Perhatikan gambar dibawah ini

Jika periode gelombang 2 s, maka persamaan gelombangnya adalah...


a. y=0,5 sin2 π (t−0,5 x)
b. y=0,5 sin π (t−0,5 x )
c. y=0,5 sin π (t−x )
x
d. y=0,5 sin2 π (t− )
4
x
e. y=0,5 sin2 π (t− )
6
9. Suatu pembangkit getaran dalam suatu tangki riak mengirim 5 puncak
gelombang tiap detik. Jika cepat rambat gelombang 25 cm/s, berapa jarak dua
puncak gelombang berturut-turut?
a. 5 m
b. 10 m
c. 5 cm
d. 6 m
e. 10 cm
10. Suatu gelombang pantai bergerak dengan kecepatan 33 m/s. Jarak antara
dua puncak gelombang adalah 13,2 m. Hitung, berapa banyak gelombang yang
menimpa pantai tiap harinya?
a. 2.160.000 gelombang
b. 34.560 gelombang
c. 90.000 gelombang

12
d. 216.000 gelombang
e. 3.450.000 gelombang
2.5 Hasil dan Pembahasan
1. Tabel Tabulasi Jawaban
No Nama Siswa Nomor Soal Nilai
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ade Chrislia Nasari 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 60
2 Alvira Damayanti 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 50
3 Ridho Ramadhani 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 50
4 Siti Sulastri 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 60
5 M. Bayu Pratama 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 50
6 Dea Saragih 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 30
7 Irdiana Sintia 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 40
8 Hasanatul 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 50
Amaliyah
9 Lisa Andita Siregar 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 60
10 Dilla Aulia Daulay 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 70
Dari pengujian yang telah dilakukan terdapat soal yang tidak valid yaitu soal
dimana pengecoh tidak berfungsi dengan baik yang menyebabkan soal mudah
dikerjakan oleh sampel.
Dari pengujian yang telah dilakukan terhadap sampel yaitu beberapa
mahasiswa/i tingkat 1 Pendidikan Fisika, didapatkan bahwa beberapa sampel
tidak mampu melakukan atau menyelesaikan soal materi gelombang. Hal ini
dikarenakan kurangnya kemaampuan sampel dalam menganalisis soal serta
ketidak mampuan sampel dalam membaca gambar atau menerjemahkan gambar
yang disediakan oleh peneliti. Dalam hal ini, yang menjadi penghambat atau
penghalang sampel dalam melakukan penyelesaian soal karena sampel lebih
memilih menghapal rumus atau konsep yang pernah dipelajari sehingga jjika
diberikan soal yang membutuhkan analisis dalam penyelesaiannya sampel kurang
mampu menyelesaikannya. Hal ini tidak dapat disalahkan dari sampel, karena
banyak hal yang mempengaruhi perkembangan kognitif sampel salah satunya
yaitu model ataupun strategi yang digunakan oleh guru yang mengajar pada
waktu sekkolah menengah atas hanya melakukan model konvensional, sehingga
siswa kurang ikut terlibat dalam melakukan pembelajaran. Dalam penganalisisan
jawaban yang diberikan sampel didapatkan bahwa soal yang terjawab lebih

13
banyak terdapat pada soal yang membutuhkan ingatan atau dalam taksonoi bloom
terdapat pada tingkat hapalan, dari hasil ini dapat kami simpulkan bahwa siswa
melakukan pembelajaran eksak seperti fisika lebih dominan mengandalkan
hapalan, sedangakan dalam mempelajari fisika dibutuhkan pemahaman konsep
sehingga dapat merelisiasikan dalam menyelesaikan soal-soal.
Berdasarkan instrumen tes yang telah kami lakukan, kami mendapatkan
bahwa materi gelombang masih sulit diselesaikan siswa maupun mahasiswa jika
materi ini diajarkan hanya menggunakan metode atau model konvensional, dalam
mendukung tiga ranah domain berpikir yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik diharapkan guru atau pendidik dapat mengajarkan amteri sesuai
model yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Dalam meningkatkan
hasil belajar siswa dapat diterapkan pembelajaran berdasarkan eksperimen,
sehingga siswa dalam mempelajari materi gelombang dapat mengamati secara
langsung hal yang akan terjadi jika diberi perlakuan.
Dalam pembuatan tes ini penulis menyadari juga bahwa ketidakmampuan
sampel dalam menjawab pertanyaan ini diakibatkan oleh kurangnya pemahaman
sampel dalam memformulasikan soal terhadap rumus yang akan digunakan,
terdapat kebingungan sampel dalam menentukan rumus yang sesuai dengan soal
yang diberikan oleh penulis, hal ini diamati dari cara sampel menjawab soal yang
diberikan penulis. Terdapat beberapa sampel menyelesaikan perhitungan dengan
menggunakan dua rumus hal ini terdapat pada penyelesaian soal nomor 9 yang
jarak dari dua puncak berurutan yang memiliki cepat rambat gelombang yang
sama.
Hal lain penyebab sampel tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik yaitu
tidak telitinya sampel dalam melihat satuan yang digunakan dalam soal dan
jawaban. Dalam Fisika satuan adalah salah satu hal yang penting hal ini juga yang
membedakan Fisika dan Matematika. Sampel kesulitan dalam melakukan
konversi satuan sehingga menyebabkan jawaban yang dihasilka tidak sesuai
dengan harapan penulis, proses ataupun penerapan serta pengaplikasian soal
kedalam rumus dilakukan dengan baik, tetapi terjadi kesalahan ketika
pengkonversian satuan seperti pada soal nomor 9, hal ini mungkin masalah sepele

14
dalam mengkonversi cm ke m, tetapi hal ini juga yang banyak mengakibatkan
terjadinya kesalahan dalam menemukan jawaban yang sebenarnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah didapatkan, kami menyimpulkan bahwa instrumen tes
hasil belajar materi Gelombang pada kelas XII SMA yang diujikan pada
mahasiswa/i tingkat 1 Pendidikan Fisika, terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sampel dalam menyelesaikan tes tersebut. Masalah yan dihadapi yaitu
kurangnya kemampuan analisis soal oleh sampel serta kurangnya pemahaman
dalam menganalsis gambar yang sediakan, hal ini dapat diakibatkan oleh cara
belajar sampel dengan cara mengandalakan kemampuan menghapal bukannya
kemampuan memahami konsep. Hal ini tidak sesuai jika mengikuti ranah domain
berpikir dari Bloom. Untuk meningkatkan ranah berpikir siswa dapat dilakukan
dengan cara menerapkan model pembelajaan yang sesuai serta dapat
meningkatkan kemampuan atau pun hasil belajar seperti menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah serta menerapkan metode eksperimen dalam
membantu meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

15

Anda mungkin juga menyukai