Dosen Pengampu :
Prof . Dr.Mara Bangun Harahap, M.S
OLEH :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, 2019
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat
kesehatan serta kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Miniriset yang berjudul “Instrumen Penilaian Kognitif Berdasarkan Soal Essay
Pada Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sma Negeri 11 Medan” dengan baik untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar Dasar Evaluasi Program Pembelajaran Fisika
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Proses
dan Hasil Belajar Fisika yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini serta mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita bersama.
Penulis
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
beberapa bentuk jenis instrumen tes hasil belajar berdasarkan kompetensi dasar dan
indikator pencapaian pembelajaran.
1.2. Tujuan Penelitian
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
a. Bagi guru : Meningkatkan profesionalisme guru dan sebagai bahan masukan
bagi guru agar pembelajaran IPA khususnya Fisika yang akan datang,
perangkat tes ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi sekolah : Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik
bagi sekolah dalam mengembangkan tes sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
c. Bagi peneliti: Memberikan wawasan dan pengalaman pada peneliti sebagai
calon pendidik mengenai perangkat tes yang dapat diterapkan nantinya ketika
menjadi guru.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Model Pengembangan instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada model 4-D. Prosedur pengembangan instrumen tes hasil belajar
kognitif menggunakan model 4-D yang terdiri dari pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate)
sebagaimana dikemukan oleh Thiagarajan.
1. Tahap define (tahapan analisis kebutuhan, need assessment) dilakukan untuk
menyusun rancangan awal dan dilakukan melalui studi pustaka dan analisis
standar isi mata pelajaran fisika. Dan tahap ini dilaksanakan peneliti saat peneliti
melakukan magang 2 di SMA N 11 Medan. Tahap pendefinisian terdiri dari 4
langkah, yaitu :
a. Analisis Ujung Depan (Front-End-Analysis)
Analisis ujung depan atau analisis awal bertujuan untuk memunculkan dan
menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran fisika. Dengan
analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian
masalah dasar yang memudahkan dalam pemilihan bahan pembelajaran yang
dikembangkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b. Analisis peserta didik (Learner Analysis)
Analisis peserta didik dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
peserta didik, antara lain meliputi tingkat perkembangan dan kemampuan kognitif
peserta didik.
c. Analisis tugas (Task Analysis)
Pada tahap ini menentukan isi pembelajaran yang mengacu pada Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan Kurikulum
2013. Adapun materi yang dikembangan dalam instrumen adalah usaha dan energi.
d. Analisis tugas (Task Analysis)
Pada tahap ini menentukan isi pembelajaran yang mengacu pada Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan Kurikulum
2013. Adapun materi yang dikembangan dalam perangkat pembelajaran berbasis
Pictorial Riddle adalah usaha dan energi.
2. Tahap pengembangan
Adalah tahap untuk menghasilkan instrumen yang dilakukan melalui
validasi ahli yang dilakukan oleh dosen pengampu matakuliah Evaluasi Proses dan
Hasil Belajar Fisika sehingga diperoleh hasil validasi serta komentar dan saran
untuk perbaikan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dan instrumen
pengumpulan data yang sudah melalui tahap validasi diperbaiki berdasarkan saran
dan validator kemudian dihasilkan revisian.
3. Tahap Penyebaran
4
Pada tahap ini produk penelitian berupa angket soal disebarkan dalam
jumlah terbatas yaitu kepada siswa-siswi SMAN 11 Medan.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk
memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
5
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Dari 25 angket yang telah peneliti sebar ke kelas XI IPA 3 SMAN 11
Medan, yang peneliti terima kembali hanya sebanyak 15 angket. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh adalah :
1. Soal Pertama
“Apakah yang dimaksud usaha dalam fisika? Lalu apa hubungan usaha
dengan energy ?”. Taraf kognitif yang ingin dicapai adalah C1. Dengan indikator
soal menjelaskan konsep usaha, energi, dan daya. Hasil yang diperoleh, sebanyak
15 orang menjawab soal nomor 1 dengan benar.
2. Soal Kedua
“Dua buah gaya masing-masing F1 = 10 N dan F2 = 5 N bekerja pada sebuah
benda yang terletak pada suatu permukaan lantai. Jika benda berpindah ke kanan
sejauh 5 meter, tentukan usaha yang dilakukan pada benda oleh kedua gaya tersebut
!”. Taraf kognitif yang ingin dicapai adalah C4. Dengan indikator soal
mengaplikasikan persamaan usaha, energi dan daya dalam contoh penyelesaian
masalah. Hasil yang diperoleh, sebanyak 13 orang menjawab soal nomor 2 dengan
benar.
3. Soal Ketiga
“Sebuah balok di tahan dipuncak bidang miring seperti gambar !
Ketika dilepas balok meluncur tanpa gesekan sepanjang bidang miring. Tentukan
kecepatan balok ketika mencapai dasar!”. Taraf kognitif yang ingin dicapai adalah
C5. Dengan indikator soal mengaplikasikan persamaan usaha, energi dan daya
dalam contoh penyelesaian masalah. Hasil yang diperoleh, sebanyak 11 orang
menjawab dengan benar.
4. Soal Keempat
“Seekor kuda mempunyai keluaran daya 746 watt. Bila kuda menarik kereta
dengan gaya 300 N, hitung kecepatan kereta tersebut !”. Taraf kognitif yang ingin
dicapai adalah C3. Dengan indikator soal mengaplikasikan persamaan usaha, energi
dan daya dalam contoh penyelesaian masalah. Hasil yang diperoleh, sebanyak 14
orang menjawab soal dengan benar.
7
5. Soal Kelima
“Perhatikan gambar dibawah!
Sebuah benda dengan massa 4 kg berada pada bidang datar. Benda tersebut ditarik
oleh gaya 50 N yang membentuk sudut 60˚ terhadap bidang horizontal (perhatikan
gambar). Jika benda berpindah sejauh 4 m maka hitunglah usaha yang dilakukan
oleh gaya tersebut!”. Taraf kognitif yang ingin dicapai adalah C6. Dengan indikator
soal konsep yang di pakai mengenai usaha pada balok, jika diberi simpangan dan
mengaplikasikan usaha dalam bentuk penalaran dan pengerjaan soal. Hasil yang
diperoleh sebanyak 5 orang yang menjawab dengan benar.
6. Soal Keenam
“Perhatikan gambar dibawah ini!
Sebuah balok dengan massa M berada pada bidang datar, balok tersebut ditarik oleh
gaya sebesar 30 N ke kanan. Jika balok berpindah sejauh 50 cm maka hitunglah
usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut!”. Taraf kognitif yang ingin dicapai adalah
C2. Dengan indikator soal penalaran sederhana yang dituangkan dalam soal. Hasil
yang diperoleh sebanyak 15 orang yang menjawab dengan benar.
7. Soal Ketujuh
“Perhatikan gambar berikut!
8
Sebuah benda yang massanya 1 kg jatuh bebas dari ketinggian 25 m seperti pada
gambar. Hitunglah :
a. Energi kinetik dititik A
b. Energi kinetik benda saat berada dititik B (10 m diatas tanah)!”. Taraf kognitif
yang ingin dicapai adalah C5. Dengan indikator soal menjelaskan kosep energy
yang terdapat bola yang jatuh, menjabarannya melalui pemahaman. Hasil yang
diperoleh 3 orang menjawab dengan benar.
9. Soal Kesembilan
“Sebuah bola yang massanya 2 kg jatuh bebas dari posisi A seperti pada
gambar.
9
Taraf kognitif yang ingin dicapai adalah C5. Dengan indikator soal konsep yang di
pakai usaha dan energy tetapi di aplikasikasikan dalam kecepatan. Hasil yang
diperoleh sebanyak 3 orang menjawab dengan benar.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil di atas, maka pembahasan yang diperoleh sebagai berikut.
1. Taraf kesukaran butir soal (Index Difficulty)
𝑩
𝑷 = 𝑱𝒔
a. Soal pertama
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
15
= 15
𝑃=1
Maka soal tergolong mudah dan seluruh siswa yang menjawab soal
nomor 1 telah mengerti konsep usaha, energi dan daya.
b. Soal Kedua
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
13
= 15
𝑃 = 0,86
Maka soal tergolong mudah dan siswa yang menjawab soal nomor 2
telah mampu mengaplikasikan persamaan usaha, energi dan daya dalam contoh
penyelesaian masalah sedangkan yang lainnya belum mampu dan ada yang
salah dalam tahap perhitungannya.
c. Soal Ketiga
𝐵
𝑃=
𝐽𝑠
11
= 15
𝑃 = 0,73
Maka soal tergolong mudah dan siswa yang menjawab soal nomor 3
telah mampu mengaplikasikan persamaan usaha, energi dan daya dalam contoh
penyelesaian masalah sedangkan yang lainnya belum mampu dan ada yang
salah dalam tahap perhitungannya.
d. Soal Keempat
10
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
14
= 15
𝑃 = 0,93
Maka soal tergolong mudah dan siswa yang menjawab soal nomor 4
telah mampu mengaplikasikan persamaan usaha, energi dan daya dalam contoh
penyelesaian masalah sedangkan yang lainnya belum mampu dan ada yang
salah dalam tahap perhitungannya.
e. Soal Kelima
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
5
= 25
𝑃 = 0,33
Maka soal tergolong sedang dan siswa yang menjawab soal nomor 5
telah mampu mengenai konsep yang di pakai mengenai usaha pada balok, jika
diberi simpangan dan mengaplikasikan usaha dalam bentuk penalaran dan
pengerjaan soal, sedangkan yang lainnya belum mampu dan ada yang salah
dalam perhitungannya.
f. Soal Keenam
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
15
=
15
𝑃=1
Maka soal tergolong mudah dan seluruh siswa yang menjawab soal
nomor 6 telah mampu dengan penalaran sederhana yang dituangkan dalam soal.
g. Soal Ketujuh
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
8
= 15
𝑃 = 0,53
Maka soal tergolong sedang dan siswa yang menjawab soal nomor 7
dengan benar telah mampu memahami konsep yang dipakai usaha yang
diberikan seorang pengamat serta enalaran yang sederhana yang di tuangkan
dalam aplikasi yang mudah. Sedangkan yang lainnya belum mampu dan ada
yang salah dalam perhitungannya
h. Soal Kedelapan
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
3
= 15
𝑃 = 0,2
11
Maka soal tergolong sukar dan siswa yang menjawab soal nomor 8
dengan baik, telah mampu menjelaskan kosep energy yang terdapat bola yang
jatuh, menjabarannya melalui pemahaman, sedangkan yang lainnya belum
mampu serta ada yang salah dalam perhitungannya.
i. Soal Kesembilan
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
2
= 15
𝑃 = 0,13
Maka soal tergolong sukar dan siswa yang menjawab soal nomor 9
dengan baik telah mampu menganalisis kosep yang dipakai usaha dan energy
yang digunakan pada saat logam terjatuh. Sedangkan yang lainnya belum
mampu serta ada yang hanya menuliskan diketahui dan yang ditanya saja,
sedangkan pada tahap penyelesaian tidak dilanjutkan.
j. Soal Kesepuluh
𝐵
𝑃 = 𝐽𝑠
2
= 15
𝑃 = 0,13
Maka soal tergolong sukar dan siswa yang menjawab soal nomor 10
dengan baik telah mampu menganalisis konsep yang dipakai usaha dan energy
tetapi diaplikasikasikan dalam kecepatan. Sedangkan yang lainnya belum
mampu serta ada yang hanya menuliskan diketahui dan yang ditanya saja,
sedangkan pada tahap penyelesaian tidak dilanjutkan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
bervariasinya jumlah soal yang dapat dikerjakan oleh siswa dikarenakan adanya
tingkat kesukaran yang berbeda disetiap soal. Serta tingkat taraf kognitif siswa yang
telah tercapai berbeda. Tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi juga
berpengaruh pada hasil tes tersebut, sehingga banyak siswa yang tidak dapat
menjawab soal tes tersebut dengan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
12
faktor, salah satunya cara mengajar guru di kelas yang tidak menarik. Juga minat
serta daya tangkap siswa terhadap suatu materi yang kurang.
5.2. Saran
Setelah melakukan miniriset ini, peneliti mengaharapkan hasil miniriset ini
berguna kepada berbagai pihak terutama mahasiswa calon guru agar lebih
memahami bagaimana membuat instrumen tes dengan tingkat kesukaran yag
bervariasi. Serta dengan hasil yang telah peneliti dapatkan, peneliti berharap ini
menjadi pelajaran buat pihak-pihak terkait seperti guru, siswa dan mahasiswa calon
guru. Untuk guru agar lebih memperhatikan siswa dikelas dengan memperbaiki
cara mengajar menjadi lebih baik. Kepada siswa, jangan pernah bosan untuk belajar
dan selalu menyimak jika guru menerangkan. Serta kepada mahasiswa calon guru,
agar lebih mengedepankan pendidikan agar tidak terulang kembali hal seperti ini,
diharapkan kepada mahasiswa calon guru untuk menjadi pelurus dan penerus
pendidikan untuk menjadi lebih baik lagi serta menjadi guru yang profesional.
Terakhir, peneliti berharap agar makalah ini tidak menjadi satu-satunya referensi
dalam belajar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hadijah., Anggreini Santih. 2016. Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar
Kognitif Mata Pelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Momentum Dan
Impuls SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Fisika. Volume 4. Nomor 1
Pramesti, Atika Ayu. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Pictorial Riddle Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Di Sekolah Menengah Atas Kelas X Pada Pokok Bahasan Usaha Dan
Energi. Skripsi. FMIPA, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta
14