Anda di halaman 1dari 38

KORELASI ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH

ATAS NEGERI 3 PONTIANAK

PROPOSAL

OLEH

ZAIDUL MUSTOFA
NIM F1141191028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunianya penulisan

proposal dengan judul “Korelasi Antara Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa

Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak” dapat diselesaikan.

Tersusunnya penulisan proposal ini adalah berkat bantuan, bimbingan

serta kerja sama dengan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada Dra.Yuline,M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Survey

Remaja yang telah memberikan bimbingan dalam penyususnan proposal ini.

Dalam penyelesaian penulisan proposal ini disadari bahwa masih banyak

kekurangan dan ketidaksempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun

sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan penulisan proposal ini. Akhirnya

semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis

sendiri dan mendapat ridho dari Allah SWT. Amin.

Pontianak, Mei 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A...Latar Belakang...........................................................................................1
B. Masalah Penelitian.....................................................................................2
C...Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D...Manfaat Penelitian.....................................................................................3
E... Variabel Penelitian.................................................................................... 4
F... Definisi Operasional..................................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................... 7

A...Motivasi Belajar........................................................................................ 7
1....Pengertian Motivasi Belajar.......................................................... 7
2....Fungsi Motivasi Belajar................................................................ 8
3....Jenis-jenis Motivasi Belajar.......................................................... 9
4....Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar....................10
5....Upaya-upaya Untuk Menumbuhkan Motivasi dalam Belajar....... 11
6....Mengukur Aspek-aspek dalam Motivasi.......................................11
7....Alat Ukur Motivasi........................................................................12
8....Strategi Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa................ 13
B. Hasil Belajar.............................................................................................. 14
1. Pengertian Belajar......................................................................... 14
2. Pengertian Hasil Belajar................................................................ 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar..........................15
C. Hubungan antara Motivasi dengan Hasil Belajar......................................18

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................19

A. Hipotesis Penelitian................................................................................... 19
B...Prosedur Penelitian....................................................................................20
C...Bentuk Penelitian.......................................................................................21

II
D...Populasi dan Sampel..................................................................................22
1....Populasi......................................................................................... 22
2....Sampel........................................................................................... 22
E... Teknik dan Alat Pengumpul Data............................................................. 23
1....Teknik Pengumpul Data................................................................ 23
2....Alat Pengumpul Data.................................................................... 24
F... Instrumen Penelitian..................................................................................27
1....Validitas Instrumen....................................................................... 27
2....Reliabilitas Instrumen....................................................................29
G...Teknik Analisis Data................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir dari proses belajar dapat dikatakan sebagai hasil dari belajar

merupakan tujuan akhir dari belajar untuk melihat apakah kegiatan belajar

sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Nana Sudjana (2010, h.22)

menyatakan bahwa, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Sejalan dengan

pendapat tersebut Sri Anitah (2009, h.27) menyatakan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu

faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar

diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,

kelemahan dan kesehatan serta kebiasaan siswa. Faktor dari luar diri siswa

yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non

fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,

menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program

sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran,

dan teman sekolah. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dapat

ditunjang melalui faktor internal yaitu dengan motivasi belajar.

Sardiman A.M (2014:84) mengatakan ”belajar sangat diperlukan adanya

motivasi , motivasi is an essential condition of lerning, hasil belajar akan

menjadi optimal kalau ada motivasi makin tepat motivasi yang diberikan akan

1
2

makin berhasil pula pelajaran itu, jadi motivasi akan senantiasa

menetukan intensitas usaha belajar bagi para siswa”. Berdasarkan pentingnya

motivasi pada siswa, maka siswa diharapkan harus mempunyai motivasi yang

tinggi dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Penelitian lain yang sejenis diantaranya adalah penelitian yang dilakukan

oleh Desi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul “Korelasi

Antara Motivasi Dan Disiplin Dalam Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Di SMP Negeri 3 Bangkinang Barat

Kabupaten Kampar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi yang

signifikan antara motivasi dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran matematika di SMP Negeri 3 Bangkinang Barat

Kabupaten Kampar

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang sudah dibuat penulis tertarik

untuk meneliti tentang hubungan motivasi dengan hasil belajar pada siswa

kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak melalui penelitian yang

berjudul, “Korelasi antara Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak”

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, permasalahan yang

menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah “Bagaimana korelasi antara

motivasi dengan hasil belajar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3

Pontianak?”

Kemudian masalah tersebut dibagi menjadi submasalah sebagai berikut.


3

1. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas

Negeri 3 Pontianak?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3

Pontianak?

3. Apakah terdapat korelasi antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar

siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah umum yang dibahas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui korelasi antara motivasi dengan hasil belajar siswa

kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak, sedangkan tujuan khusus

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana motivasi belajar siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil belajar siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.

3. Untuk mendeskripsikan hubungan antara motivasi belajar siswa dengan

hasil belajar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai

berikut.

1. Bagi penulis, yaitu sebagai sarana untuk menambah pengetahuan teoritis

mengenai hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa.


4

2. Bagi guru, yaitu penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan

rujukan bagi pendidik untuk mengembangkan motivasi dalam proses

pembelajaran.

3. Bagi kepala sekolah, yaitu sebagai bahan evaluasi dan sumbangan

pengetahuan demi meningkatkan pembelajaran di sekolah tersebut,

khususnya dalam pengembangan motivasi siswa.

E. Variabel Penelitian

Sugiyono (2017, h.38) menyatakan bahwa,”Variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Suharsimi Arikunto (2013, h.161)

“variabel peneliti adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu peneliti”.

Untuk memperjelas batasan-batasan ruang lingkup penelitian, maka

variabel-variabel penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (bebas)

Menurut Sugiyono (2017, h.39) “Variabel ini sering disebut dengan

variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering

disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat)”. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2012,

h.60), “Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang

menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor


5

atau unsur lain”. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

variabel bebas adalah variabel yang kemunculannya mempengaruhi

variabel terikat. Adapun variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

Motivasi Belajar (X)

2. Variabel Dependen (terikat)

Menurut Sugiyono (2017, h.39) “Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas”. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2012, h.61), “Variabel

terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau

muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas”. Dari

uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel terikat adalah variabel

yang muncul karena dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel

terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.

F. Defenisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk memberikan penjelasan dan

menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang ada,

sehingga tidak timbul kesalah pahaman dalam penafsirannya. Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Korelasi

Korelasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ada tidaknya hubungan

atau keterkaitan antara motivasi yang dimiliki oleh siswa dengan hasil

belajarnya siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.


6

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat diartikan sebagai dorongan atau kemauan belajar

yang timbul dari dalam maupun dari luar diri individu itu sendiri.

3. Hasil Belajar

Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah tingkat kemampuan

yang dicapai oleh siswa yang dinyatakan dengan nilai atau angka yang

tertera pada daftar nilai rapor semester genap siswa kelas X pada setiap

mata pelajaran, karena nilai rapor sudah menggambarkan prestasi anak

dalam 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.


7

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Jhon W. Santrock (2011, h.438), “Motivation involves the

processes that energize, direct, and sustain behavior” (Motivasi merupakan

proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan

perilaku). Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik. Hamzah B. Uno (2014, h.30) menyatakan bahwa siswa yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi selalu berusaha dan berani mengambil resiko

dalam menyelesaikan setiap tugasnya. Dorongan yang kuat dari dalam diri

siswa untuk mencapai keberhasilan belajar selalu didukung dengan proses

pembelajaran yang baik.

Jika proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rancangan,

kemudian siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam belajar

maka hasil belajar akan diperoleh sesuai dengan usaha yang dilakukannya.

Cucu Suhana (2014, h.24) menyatakan “Motivasi belajar merupakan

kekuatan (power motivation), daya pendorong, atau alat pembangun

kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara

aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan

perilaku baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor”.

2. Fungsi Motivasi Belajar

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang siswa

karena adanya dorongan dalam dirinya maupun dari luar. Dorongan ini
8

merupakan motivasi yang dimiliki siswa untuk mencapai dan memperoleh

hasil yang optimal dalam belajar. Apabila terdapat motivasi yang kuat

dalam diri siswa untuk belajar, maka hasil belajar yang akan diperolehnya

akan lebih optimal. Hal tersebut menyatakan bahwa motivasi sangat

berfungsi dalam belajar dan pembelajaran.

Menurut Cucu Suhana (2014, h.24), menyebutkan bahwa ada empat

fungsi motivasi, yaitu:

a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar


peserta didik
b. Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar
peserta didik.
c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap
percapaian tujuan pembelajaran.
d. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem
pembelajaran lebih bermakna.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2009, h.108) fungsi motivasi


adalah sebagai berikut:
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengaruh, artinya mengarahkan
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan
tingkah laku seseorang, besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi dalam belajar berfungsi sebagai berikut:

a. Mendorong timbulnya suatu tingkah laku atau perbuatan.

b. Memberikan arah perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Sebagai penentu perbuatan apa yang harus dikerjakan dan tidak

dikerjakan.

d. Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.


9

3. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Suciati,dkk. (2007, h.34) menyatakan bahwa “Motivasi dibedakan

menjadi dua, yaitu yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik”. “Motivasi

intrinsik ditandai dengan dorongan yang berasal dari dalam diri siswa untuk

berprilaku tertentu, sebaliknya motivasi ekstrinsik sangat dipengaruhi oleh

faktor dari luar siswa”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau kemauan untuk mencapai tujuan

tertentu yang timbul dari dalam (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik)

siswa itu sendiri.

Contoh motivasi dari dalam diri siswa (intrinsik) adalah siswa mau

belajar tanpa disuruh oleh orang lain karena ada dorongan atau kemauan

dari diri mereka sendiri yang ingin belajar, sedangkan contoh motivasi dari

luar diri siswa (ekstrinsik) yaitu siswa mau belajar jika disuruh oleh orang

tua ataupun guru disekolah. Hal ini sangat berpengaruh pada proses belajar

siswa, siswa diharapkan harus mempunyai motivasi yang tinggi baik

motivasi intrinsik maupun ekstrinsik dalam belajar yang akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya yang tertuang dalam tujuan

pendidikan ataupun tujuan belajar.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Dalam suatu pembelajaran siswa memerlukan motivasi belajar agar

siswa lebih semangat dalam proses pembelajaran. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2015,


10

h.97-100) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai

berikut.

a. Cita-cita atau aspirasi siswa dimana cita-cita dapat berlangsung


dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita
siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat semangat
belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
b. Kemampuan belajar siswa meliputi beberapa aspek psikis yang
terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian,
ingatan, daya pikir, dan fantasi. Siswa yang mempunyai
kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam
belajar.
c. Kondisi jasmani dan rohani siswa, siswa adalah makhluk yang
terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang
mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi
fisik dan kondisi psikologis.
d. Kondisi lingkungan siswa merupakan unsur-unsur yang
datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana
juga lingkungan imdividu pada umumnya ada tiga yaitu
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang
lemah dan bahkan hilang sama sekali.
f. Upaya guru membelajarkan siswa yang dimaksud disini adalah
bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan
siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya,
menarik perhatian siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, dari pendapat

tersebut yang paling ditekankan dalam penelitian ini adalah dari dalam diri

siswa, antara lain seperti : kemampuan siswa dan keinginan siswa.

5. Upaya-upaya untuk Menumbuhkan Motivasi dalam Belajar


Untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar memerlukan upaya-upaya

yang efektif, Sardiman (2014, h.92-95) menyatakan bahwa ada beberapa

bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, yaitu

sebagai berikut.

a. Memberi angka, angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai
kegiatan belajar siswa.
11

b. Hadiah, hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi


tidaklah selalu demikian.
c. Saingan/kompetisi, digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa.
d. Ego-involvement, menumbuhkan kesadaran kepada peserta
didik agar merasakan pentingnya tugas.
e. Memberi ulangan, para siswa akan menjadi giat belajar kalau
mengetahui akan ada ulangan.
f. Mengetahui hasil, dengan mengetahui hasil pekerjaan maka
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
g. Pujian, pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik.
h. Hukuman, hukuman sebagai reinforcement yang negatif.
i. Hasrat untuk belajar, berarti pada diri siswa itu memang ada
motivasi untuk belajar.
j. Minat, motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga
minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok.
k. Tujuan yang diakui, dengan memahami tujan yang harus
dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan,
maka timbul gairah untuk terus belajar.
Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa, tidak terlepas dari

pengaruh luar maupun dari dalam diri siswa, karena dengan adanya

pengaruh dari luar dan dalam dapat menjadi motivasi bagi siswa.

6. Mengukur Aspek-aspek dalam Motivasi

Motivasi merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran siswa.

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa akan dapat terlihat dari indikator

motivasi itu sendiri. Menurut Cucu Suhana (2014, h.26), menyatakan bahwa

mengukur motivasi belajar dapat diamati dari sisi sebagai berikut:

a. Durasi belajar
b. Sikap terhadap belajar
c. Frekuensi belajar
d. Konsistensi terhadap belajar
e. Kegigihan dalam belajar
f. Loyalitas terhadap belajar
g. Visi dalam belajar
h. Achievement dalam belajar
12

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang

digunakan alat untuk mengukur aspek-aspek motivasi dalam penelitian ini

adalah sikap terhadap belajar dan kegigihan dalam belajar.

7. Alat Ukur Motivasi

Untuk mengetahui bahwa sebuah penelitian itu mempunyai hubungan

atau tidak, maka diperukan alat ukur. Alat ukur merupakan suatu benda

yang digunakan untuk mengetahui data yang diinginkan. Sejalan dengan

pendapat Cucu Suhana (2014, h.26) menyatakan bahwa alat ukur motivasi

terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:

a. Tes tindakan (performance test), alat yang digunakan untuk


memperoleh informasi tentang loyalitas, kesungguhan, targeting,
kesadaran, durasi, dan frekuensi kegiatan.
b. Kuesioner (quistionaire), untuk memahami tentang kegigihan dan
loyalitas
c. Mengarang bebas, untuk memahami informasi tentang visi dan
aspirasinya.
d. Tes prestasi, untuk memahami informasi tentang prestasi
belajarnya
e. Skala, untuk memahami informasi tentang sikapnya.

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa alat yang

digunakan untuk mengukur motivasi adalah terdiri dari 5 bagian, akan tetapi

alat ukur motivasi yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah

pada bagian yang kedua yaitu Kuesioner (quistionaire) yang digunakan

untuk memahami tentang kegigihan dan loyalitas.

8. Strategi untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa


Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif

membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa strategi menumbuhkan

motivasi siswa yaitu:


13

a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin

dicapai maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa . oleh sebab itu,

sebelum proses pembelajaran dimuali hendaknya menjelaskan terlebih

dahulu tujuan yang ingin dicapai.

b. Ciptakan suasana kelas yang kondusif. Apabila siswa belajar disuatu

kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya

memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung

terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.

c. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam. Sesekali mencoba sesuatu

yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi

didalam kelas.

d. Pemberian penghargaan untuk memotivasi. Pemberian penghargaan

seperti nilai, hadiah dan sebagainya mungkin efektif bagi sebagian siswa.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk

menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu.

Oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk

menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar.

Slameto (2010, h.2) merumuskan “Belajar sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”. Lebih jauh lagi Slameto (2010, h.3-4) memberikan


14

cirri-ciri tentang perubahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar adalah

sebagai berikut.

a. Terjadi secara sadar.


b. Bersifat kontinu dan fungsional.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d. Bukan bersifat sementara.
e. Bertujuan dan terarah.
f. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Dari pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam

bertindak.

2. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan perilaku yaitu

perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan-

perubahan dalam aspek itu menjadi hasil dari proses belajar. Menurut

Rusman (2012, h.123) menyatakan “Hasil belajar adalah sejumlah

pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku yang dialami seseorang setelah proses

belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Dalam mencapai hasil belajar yang optimal, tentu saja guru harus
15

memahami faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut.

Menurut Sri Anitah (2009, h.27) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut :

a. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil


belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha,
motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan serta kebiasaan
siswa.
b. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (termasuk
suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,
menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga,
program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru,
pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
Sebagaimana diidentifikasi oleh ahli, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebagai berikut :

a. Faktor Internal :

1) Kesehatan

Kesehatan jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap kemauan

belajar siswa sehingga mempengaruhi kemampuan belajar.

2) Intelegensi dan Bakat

Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik umumnya lebih

mudah belajar dan hasil belajarnya cenderung baik. Bakat juga besar

pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.

3) Minat dan Motivasi

Minat dan motivasi merupakan dua aspek psikis yang juga besar

pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. minat dapat timbul

karena adanya daya tarik dari luar maupun dari dalam hati. Minat

yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya


16

untuk mencapai tujuan yang diminati. Sedangkan motivasi adalah

daya pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Motivasi bisa

berasal dari dalam diri maupun dari luar.

4) Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil

belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan tehnik dan faktor fisiologis,

psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang

memuaskan.

b. Faktor Eksternal :

1) Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, kakak, adik dan saudara-saudara yang

menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya

terhadap keberhasilan anak dalam belajar. tinggi rendahnya

pendidikan orang tua dengan anak-anak, damai atau tidaknya situasi

didalam rumah, semua ikut mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. lingkungan sekolah, lingkungan kelas, guru,

metode dalam pembelajaran, kuantitas murid dalam kelas, semua turut

mempengaruhi hasil belajar.

3) Masyarakat
17

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. jika disekitar

tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang

berpendidikan, hal ini akan mendorong anak untuk giat belajar.

4) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan, bangun rumah, suasana sekitar, keadaan lalu

lintas juga akan mempengaruhi kegairahan belajar.

Dari uraian tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

adalah faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. siswa harus bisa

memotivasi diri untuk lebih giat dalam belajar agar dapat meningkatkan

hasil belajarnya.

C. Hubungan antara Motivasi dengan Hasil Belajar

Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam maupun luar diri siswa

untuk belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2015, h.85) menyatakan

bahwa “pentingnya motivasi bagi siswa adalah sebagai berikut.

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil


akhir,
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar,
c. Mengarahkan kegiatan belajar,
d. Membesarkan semangat belajar, dan
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja”.
Motivasi belajar siswa sangat memegang peranan penting dalam

mewujudkan perkembangan intelektual untuk memperoleh hasil belajar secara

optimal. Ketekunan dan keseriusan belajar dari diri siswa merupakan contoh

bahwa mereka mempunyai motivasi belajar yang baik. Motivasi belajar yang

baik akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain, dengan

adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seorang
18

siswa yang belajar itu akan melahirkan prestasi hasil belajar yang baik.

Motivasi belajar siswa yang tinggi otomatis akan sangat menentukan tingkat

pencapaian hasil belajar.


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2017, h.63) menyatakan bahwa “Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Sejalan dengan

itu Suprapto (2013, h.56) menyatakan bahwa, “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap masalah penelitian yang menyangkut perilaku, gejala,

kejadian, kondisi dan fakta sesuatu hal terjadi maupun untuk masa yang akan

datang”. Dari beberapa pendapat seperti yang telah dijelaskan, dapat

disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian dan masih harus dibuktikan kebenarannya setelah data tekumpul.

Lebih lanjut Suprapto (2013, h.56) menyatakan, “Dalam perumusannya,

hipotesis merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau

lebih”. Suprapto (2013, h.58) mengklasifikasikan hipotesis menjadi dua bentuk

yaitu:

a. Hipotesis alternatif ( Ha )
Hipotesis alternatif ini dinyatakan dalam bentuk hubungan atau
perbedaan. Yang dimaksud dengan hubungan adalah saling
berhubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan yang
dimaksud dengan perbedaan adalah adanya ketidaksamaan
antara variabel tertentu yang disebabkan oleh pengaruh variabel
yang lain, selain itu dapat menyatakan hubungan sebab akibat.
b. Hipotesis nol ( Ho )
Menyatakan bahwa tidak ada hubungan atau tidak ada
perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti.
Dalam proposal penelitian ini penulis menggunakan rumusan hipotesis
kerja/hipotesis alternatif (Ha) yaitu terdapat korelasi antara motivasi dengan
hasil belajar kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak

19
20

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penggunaan

metode harus sesuai dengan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis metode deskriptif, yaitu penulis ingin

menggambarkan, melukiskan, memaparkan secara faktual dan objektif

mengenai “Korelasi antara Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak”.

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap,

sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Meminta izin ke sekolah mitra penelitian

b. Melaksanakan wawancara dengan guru wali kelas X Sekolah Menengah

Atas Negeri 3 Pontianak.

c. Berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru tentang penelitian yang akan

dilaksanakan.

d. Menyiapkan instrumen penelitian berupa angket untuk mengukur

motivasi belajar.

e. Melakukan uji coba soal angket motivasi.

f. Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya soal siap digunakan sebagai alat

pengumpul data karena sudah dinyatakan valid dan layak pakai.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan angket motivasi belajar kepada siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Pontianak


21

b. Mengumpulkan data hasil belajar siswa berupa nilai raport semester

genap

3. Tahap Akhir

a. Menskor hasil angket

b. Menganalisis data nilai siswa

c. Menganalisis korelasi antara motivasi belajar dan hasil belajar

d. Membuat kesimpulan

e. Membuat saran.

C. Bentuk Penelitian

Dalam penggunaan metode deskriptif terdapat beberapa bentuk penelitian.

M. Subana dan Sudrajat (2009, h.30-37) “Mengemukakan bentuk penelitian

yang dapat digunakan dalam penelitian deskriptif adalah studi kasus, studi

survey, studi pengembangan, studi tindak lanjut, studi kecenderungan, studi

korelasi, dan studi analisis dokumen.” Berdasarkan uraian tersebut, maka

bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi. M.

Subana dan Sudrajat (2009, h.36) menyatakan bahwa “Studi korelasi adalah

bentuk penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan

variabel-variabel yang berbeda dalam satu populasi.” Bentuk penelitian ini

dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh

informasi mengenai korelasi antara motivasi dengan hasil belajar kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.


22

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok individu yang mempunyai kesamaan

karakteristik dan kualitas tertentu yang dipelajari sebagai sumber data

dalam penelitian. Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili

atau cermin dari keseluruhan objek yang akan diteliti. Pengambilan sampel

disesuaikan dengan waktu dan kemampuan peneliti dalam melaksanakan

penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling,

yang artinya anggota populasi dipilih secara acak untuk dijadikan sebagai

sampel penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik probability Sampling. Sugiyono (2017, h.122)

menyatakan bahwa, “probability Sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur

atau anggota untuk dipilih menjadi sampel”. probability Sampling yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random sampling dengan

mengambil sample dari absen siswa yang berbilangan genap sebanyak

sepuluh siswa.
23

E. Teknik dan Alat pengumpul Data

1. Teknik Pengumpul Data

Kualitas data ditentukan oleh alat pengumpulan data agar dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti ada 2 teknik, yaitu teknik komunikasi tidak langsung

dan teknik studi dokumenter. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik

pengumpulan data yaitu:

a. Teknik Komunikasi Tidak Langsung

Teknik komunikasi tidak langsung dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara memberikan kuesioner (angket) kepada siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Pontianak.

b. Teknik Studi Dokumenter

Teknik studi dokumenter dalam penelitian ini berupa nilai raport

semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3

Pontianak.

2. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket dan daftar nilai rapor semester genap pada setiap mata pelajaran.

a. Angket

Alat pengumpulan data yang berupa angket atau kuesioner yang harus

diisi oleh responden (Sampel siswa kelas X Sekolah Menengah Atas

Negeri 3 Pontianak). Pemberian bobot angket penelitian ini

menggunakan pensekoran angket dengan skala likert yang digunakan


24

untuk mengetahui motivasi belajar dari siswa tersebut. Kemudian

indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap

item instrumen yang digunakan skala likert mempunyai dua bentuk dari

sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara

lain:

1) sangat setuju

2) setuju

3) ragu-ragu

4) tidak setuju

5) sangat tidak setuju

Untuk keperluan analisis kuantitatif, untuk pertanyaan positif dapat diberi

skor :

1) sangat setuju 5

2) setuju 4

3) ragu-ragu 3

4) tidak setuju 2

5) sangat tidak setuju 1

Untuk pertanyaan yang negatif dapat diberi skor, misalnya:

1) sangat setuju 1

2) setuju 2

3) ragu-ragu 3

4) tidak setuju 4
25

5) sangat tidak setuju 5

Berdasarkan data skor yang ada, maka analisis dengan menghitung

rata-rata jawaban berdasarkan skoring tiap jawaban yang diberikan

dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut:

R
NP = SM x 100

Keterangan :

NP = Persentase yang dicari

R = Jumlah skor yang diperoleh

SM = Jumlah skor seluruhnya

100 = Bilangan tetap

Contoh perhitungan

R
NP = x 100
SM

137
NP = 200 x 100 = 68,5%

(Ngalim Purwanto 2017:102)

Dari perhitungan tersebut, kemudian dibandingkan dengan tolak

ukur menurut Ngalim Purwanto (2017, h.103) sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tolak Ukur Kategori Persentase


Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Bobot Predikat
86 – 100 ( % ) A 4 Sangat Baik
76 – 85 ( % ) B 3 Baik
60 – 75 ( % ) C 2 Cukup Baik
55 – 59 ( % ) D 1 Kurang
≤ 54 ( % ) TL 0 Kurang Sekali
26

Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini siswa kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak yang menjadi sampel

penelitian.

b. Dokumen hasil belajar

Jadi alat pengumpul data berupa dokumen hasil belajar siswa yaitu

raport semester genap pada seluruh mata pelajaran siswa kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Pontianak. Dalam penelitian ini, yaitu data

berupa hasil belajar siswa berupa nilai raport semester genap.

F. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data tentang variabel X (motivasi belajar),

digunakan instrument penelitian berupa angket. Agar instrumen penelitian

tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data yang objektif dan

mampu menguji hipotesis penelitian, maka diperlukan analisis terhadap alat

pengumpul data sebagai berikut.

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah ketepatan atau kesahihan suatu instrumen yang dinilai

dalam suatu penelitian. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

kevalidan yang tinggi, dan sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti

mempunyai validitas yang rendah. Kenneth Bailey menyatakan bahwa ada

beberapa jenis validitas yaitu:

a. Validitas Rupa (Face validity). Adalah validitas yang menunjukan


apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak
mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk
dan penampilan instrumen.
b. Validitas isi (Content Validity). Adalah validitas yang berkaitan dengan
kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur.
27

Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep
atau variabel yang hendak diukur.
c. Validitas kriteria (Criterion validity). Adalah validasi suatu instrumen
dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang
sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila
korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas
kriteria.
d. Validitas konstruk (Construct Validity). Konstruk adalah kerangka dari
suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan
kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep
yang diukurnya.
Dalam penelitian ini validitas angket yang akan diuji adalah content

validity (validitas isi). Untuk menguji validitas isi angket, pengujian

dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment dengan taraf

signifikan 5% yaitu sebagai berikut:

�(���) − (��)(��)
f hitung =
√ �(∑�2) − (∑�)2 �(∑�2 ) − (∑�)2

Keterangan:

n = Jumlah responden

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= skor total dan variabel (jawaban responden)

Sugiyono (2013:133-134) yang menyatakan bahwa, “Syarat minimum

untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30” dan juga dapat

dikatakan valid dikarenakan r hitung lebih besar dari r tabel.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan kemampuan suatu instrumen untuk mengukur

secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi sebuah tes itu dikatakan reliabel

apabila hasil-hasil tes akan menghasilkan data yang relatif sama walaupun
28

pelaksanaan tes dilakukan dalam waktu yang berbeda. Untuk

mengumpulkan data tentang variabel Y (hasil belajar siswa) digunakan

daftar nilai raport semester genap untuk mendapatkan nilai rata-rata

perolehan belajar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak

yang kemudian diolah datanya, sedangkan pengumpulan data tentang

variabel X (motivasi belajar). Setelah kuesioner disusun dan dilakukan uji

coba, hasil uji coba itu kemudian dicari reliabilitasnya. Dengan

menggunakan rumus teknik alpha cronbach dengan tingkat kepercayaan 5%

Menghitung nilai setiap butir varian

(ΣXi)2
ΣXi2 − n
σi2 =
n

Keterangan

n : Jumlah Sampel

Xi : Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan.

∑��2 : total jawaban responden untuk setiap butir jawaban.

σ�2 : varian

Menghitung nilai total varian

��2 = ��2 + �� + ��2 + ��2

Menghitung nilai varian total

(ΣX)2
ΣX2 −
σt2 = n =
n

Menghitung nilai relaibilitas instrumen


29

� 1 − ���2
�11 =
�−1 ��2

Keterangan

���2 : jumlah butir varian

K : jumlah butir pertanyaan

�11 : koefisien reliabilitas instrumen

Instrumen penelitian dikatakan rieliabel jika r hitung lebih besar dari r

tabel.

G. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan dan menguji hipotesis serta menarik kesimpulan, maka

data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah melalui proses pengolahan data.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Sub masalah 1

Untuk menjawab sub masalah 1, seberapa besar motivasi belajar pada siswa

kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak, yang akan diperoleh

dari hasil penyebaran angket yang telah diberi bobot (Transformasi data dari

kualitatif ke kuantitatif). Berdasarkan data skor yang diperoleh, maka

dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring tiap

jawaban responden dengan menggunakan rumus persentase. Menurut

Ngalim Purwanto (2017, h.102) adalah sebagai berikut:

R
NP = x 100
SM
30

Keterangan :

NP = Persentase yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Hasil dari persentase yang diperoleh, maka dapat diinterpretasikan dan

diklasifikasi sesuai dengan tabel kriteria motivasi belajar siswa yang

adaptasi dari tolak ukur kategori persentase menurut Ngalim Purwanto

(2017, h.103) sebagai berikut.

Tabel 3.6 Tolak Ukur Kategori Persentase

Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Bobot Predikat


86 – 100 ( % ) A 4 Sangat Baik
76 – 85 ( % ) B 3 Baik
60 – 75 ( % ) C 2 Cukup Baik
55 – 59 ( % ) D 1 Kurang
≤ 54 (%) TL 0 Kurang Sekali

2. Sub masalah 2

Untuk menjawab sub masalah 2, seberapa besar hasil belajar siswa kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pontianak, dengan mengambil nilai raport

semester genap, murni hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan

rumus rata-rata. Menurut Burhan Nurgiyantoro dkk (2015, h.71) sebagai

berikut:
31

��
� =

Keterangan :

� : Rata-rata hitung yang dicari (mean)

�� : Jumlah seluruh Skor

� : Jumlah subyek

3. Untuk menjawab sub masalah 3, apakah terdapat korelasi antara motivasi

dengan hasil belajar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3

Pontianak. Untuk menjawab sub masalah ini digunakan rumus korelasi

product moment sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Burhan

Nurgiyantoro dkk ( 2015, h.159), sebagai berikut:

�.��1 � − ��1 (��)


�1� =
{ �(��1 2 )− ��1 )2 { � ��2 −( ��)2 }

Keterangan :

�1� = Nilai koofisien korelasi antara motivasi belajar dengan hasil

belajar

Σ = Sigma / jumlah

N = jumlah Sampel

Y = Aspek yang diukur pada variabel terikat (hasil belajar)

Y = Jumlah aspek yang diukur pada variabel terikat.


32

�1 = Aspek yang diukur pada variabel bebas 1 (motivasi blajar)

Σ�1 = jumlah aspek yang diukur pada variabel bebas

Σ�1 = jumlah data variabel 1 yang dikuadratkan

Σ�2 = jumlah data kelompok variabel terikat 1 yang dikuadratkan.

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien yang diperoleh, maka interpretasi dari

korelasi tersebut menurut Sugiyono (2017, h.184) sebagai berikut:

Tabel 3.8
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat rendah


0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
DAFTAR PUSTAKA

Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki. (2015). Statistik Terapan untuk


Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Cucu Suhana. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Hamzah B. Uno. (2014). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Jhon W. Santrock. (2011). Education Psychology: Fifth Edition. New York:

McGraw Hill

Nana Sudjana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Ngalim Purwanto. (2017). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran.


Jakarta: PT. Rem

Oemar Hamalik. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:

Alfabeta.

Sardiman. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Setiawan, Samhis. (2021). Pengertian Validitas Beserta Bentuk dan Jenis


https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-validitas/. Akses tanggal 27 Mei
2021aja Rosdakarya-Bandung

33
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Edisi revisi.


Cetakan kelima. Bandung: Rineka Cipta.

Sri Anitah. W, dkk. (2009 ). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Suciati, dkk. (2007). Belajar & Pembelajaran 2. Jakarta. Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : Rineka Cipta.

Suprapto. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu


Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Caps.

34

Anda mungkin juga menyukai