Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR MAGANG 3

MENGAJAR TERBIMBING

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Nurliana Marpaung, M.Si

DISUSUN OLEH:

Rohmatullah (4162121004)

SMP NEGERI 7 MEDAN

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR MAGANG MENGAJAR TERBIMBING

Judul : Mengajar Terbimbing


Mahasiswa
Nama : Rohmatullah
NIM : 4162121004
Fakultas/Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/ Fisika
Program Studi : Pendidikan Fisika
Kelas : Pendidian Fisika Reguler B 2016
Dosen Pembimbing
Nama : Dr. Nurliana Marpaung
NIP : 1956 1116 1980 11 2001
Jabatan/Golongan : Dosen/IV b
Guru Pamong
Nama : Nurhikmah, S.Pd
NIP : 1961 0901 198403 2 002
Jabatan/Golongan : Guru/IV b
Bidang Studi : IPA

Menyetujui: Medan, April 2019


Guru Pamong Mahasiswa,

Nurhikmah, S.Pd Rohmatullah


NIP. 19610901 198403 2 002 NIM. 4162121004

Mengetahui/Menyetujui:

Kepala Sekolah, Dosen Pengampu

Dra. Hj. Irnawati, M.M Dr. Nurliana Marpaung


NIP. 19640204 199512 2001 NIP. 19561116 198011 2 001

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat


menyelesaikan tugas laporan akhir matakuliah wajib yakni Magang Mengajar
Terbimbing, program studi S1 Pendidikan Fisika, yang merupakan Laporan Akhir
Magang 3
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya serta
penghargaan kepada Ibu Dr. Nurliana Marpaung, M.Si sebagai dosen pengampu
mata kuliah dan Ibu Nurhikma, S.Pd sebagai guru pamong yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan tulisan
ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih dan berharap semoga
tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, April 2019

Rohmatullah
4162121004

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Tujuan Magang 3.......................................................................................2
BAB II INFORMASI UMUM SMP NEGERI 7 MEDAN.....................................3
A. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah...................................................................3
B. Organisasi Sekolah.....................................................................................3
C. Sumber Daya Manusia Sekolah.................................................................4
D. Sarana Prasana...........................................................................................4
E. Prestasi Sekolah dan Kegiatan Pendukung................................................5
BAB III HASIL KEGIATAN MAGANG 3............................................................7
A. Telaah Kurikulum dan Penyusunan RPP....................................................7
B. Perangkat Pembelajaran..............................................................................9
C. Proses Pembelajaran di Kelas yang dilaksanakan oleh Guru Mapel........13
D. Pembelajaran di Bawah Bimbingan Guru Mapel.....................................14
E. Pembelajaran Secara Bergantian di Bawah Bimbingan Guru Mapel.......15
F. Membimbing Satu Orang Siswa pada Kegiatan Ekstra Kurikuler...........15
G. Kegiatan Non Mengajar di Unit Sekolah..................................................15
H. Laporan Kegiatan Magang 3....................................................................16
I. Refleksi.....................................................................................................16
BAB IV PENUTUP...............................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................18
B. Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
LAMPIRAN
A. Struktur Organisasi
B. Daftar Nama Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Denah Sekolah dan Kelas yang Diobservasi
D. Foto Kegiatan yang Relevan
E. Lembar Observasi
F. Absensi Mingguan
G. Kartu Kendali Magang
H. Jurnal Mingguan
I. Data Pendukung
J. Surat Ijin Magang Prodi
K. Surat Persetujuan Ijin Magang dari Lokasi Magang
L. Curriculum Vitae Mahasiswa Magang
M. Dokumentasi

iii
29
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 35 mengamanatkan bahwa


kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi
yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual,akhlak mulia, dan
keterampilan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 16 Tahun 2012 mengamanatkan bahwa kurikulum dalam setiap jenjang
pendidikan di Indonesia mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).
Mengacu kepada KKNI, jenjang Strata 1 berada pada level 6. Untuk
meningkatkan kualitas lulusannya, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran,
maka Unimed menerapkan model pembelajaran magang. Kegiatan magang
dilaksanakan di sekolah dan dalam pelaksanaannya, kegiatan Magang ini
dilakukan secara sistematis dengan melibatkan seluruh stakeholder seperti kepala
sekolah/wakil kepala sekolah, guru pamong magang (GPM), dan dosen
pembimbing magang (DPM). Melalui program magang bagi mahasiswa program
studi kependidikan, diharapkan akan terbentuk empat kompetensi guru
sebagaimana amanah UUGD, yaitu kompetensi keperibadian, sosial, pedagogik,
dan kompetensi profesional. Selama ini pencapai empat kompetensi ini hanya
bertumpu pada pendidikan profesi guru (PPG) yang hanya berdurasi 2 semester.
Undang-undang republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 mengamanatkan
bahwa guru harus memiliki kompetensi professional, pedagogik, kepribadian dan
social sesuai dengan bidang studi dan keilmuan yang terkait. Dalam rangka
menyiapkan calon guru yang memiliki kompetensi tersebut perlu dilakukan upaya
peningkatan, antara lain peningkatan awal siswa baru, peningkatan kompetensi
guru, pengembangan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan
penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan
penyediaan sarana belajar. Dari semua cara tersebut, peningkatan kualitas
pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik menduduki posisi yang
sangat sentral dan akan akan berdampak positif. Dampak positif tersebut berupa :
(1) peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan
pembelajaran yang dihadapi secara nyata ; (2) peningkatan kualitas masukan,
proses dan hasil belajar ; (3) peningkatan keprofesionalan pendidik ; (4)
penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Salah satu upaya dalam
mencapai hal tersebut perlunya program pengembangan melalui matakuliah
magang 1,2,3 dengan cara mengamati kultur/budaya sekolah, mengamati peserta
didik dalam proses pembelajaran.

B. Tujuan Magang 3

1
Magang 3 bertujuan memberikan pengelaman bagi calon guru dengan
mengamati pelaksanaan pembelajaran oleh pamong, mengembangkan perangkat
pembelajaran sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran dikelas dengan bimbingan
guru pamong.

1. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Perangkat


Pembelajaran
2. Melaksanakan pembelajaran terbimbing
3. Melaksanakan remidial dan pengayaan pembelajaran
4. Melaksanakan kegiatan non mengajar.

2
BAB II

INFORMASI UMUM SMP NEGERI 7 MEDAN

A. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

VISI DAN MISI SMP NEGERI 7 MEDAN

VISI
“Membentuk generasi muda berakhlak mulia, berwawasan teknologi,
kebangsaan dan lingkungan.”
MISI
1. Menumbuh Kembangkan Penghayatan Terhadap Ajaran Yang Dianut,
Disiplin, Kebangsaan dan Toleransi.
2. Melaksanakan Pembelajaran dan Bimbingan Secara Efektif Sehingga
Setiap Siswa Berkembang Secara Optimal Sesuai Dengan Potensi Yang
Dimiliki.
3. Menumbuhkan Semangat Kompetisi Secara Intensif Kepada Seluruh
Warga Sekolah.
4. Memotivasikan Siswa Untuk Mengembangkan Kreatifitas.
5. Mewujudkan Warga Sekolah Peduli Akan Lingkungan.

TUJUAN
1) Perolehan Nilai Ujian Nasional rata-rata naik memenuhi standar
kelulusan
2) Memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang maju dan berprestasi
disegala bidang
3) Terwujudnya disiplin yang tinggi dari seluruh warga sekolah.
4) Terwujudanya suasana pergaulan sehari-hari yang berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan.
5) Terwujudnya manajemen sekolah yang transparan dan partisipatif,
melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait.
6) Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, indah, resik dan
asri.

B. ORGANISASI SMP NEGERI 7 MEDAN

Kepala Sekolah : Dra. Hj Irnawati M.M


Wakil Kepala Kurikulum : Drs. Heppy Juriver Siregar, M.M
Wakil Kepala Kesiswaan : Muhammad Asri, S.Pd
Wakil Sarana/Prasarana : Drs. H. M. Najir Hakim , Nst, M.M

3
C. SUMBER DAYA MANUSIA DI SMP NEGERI 7 MEDAN

Sumber daya manusia yang ada di sekolah SMP Negeri 7 Medan: terdapat
69 jumlah guru, pegawai dan honorer. Adapun jumlah siswa yang ada di sekolah
SMP Negeri 7 Medan berjumlah 870 siswa.

Jumlah Siswa SMP Negeri 7 Medan


Julah Jumlah Siswa
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Siswa Seluruhnya
L P L P L P L P
870
128 160 155 161 136 130 419 451

D. SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang tersedia di SMP N 7 MEDAN adalah sebagai


berikut :
1) Ruangan Guru dan Tenaga Kependidikan,
Ruangan guru dan tenaga kependidikan lainnya yakni berupa ruangan
Kepala Sekolah, ruang guru, ruang Bendahara, ruang Kepala Tata Usaha,
ruang Tata Usaha, ruang BK, dan ruang PKS
2) Ruangan Belajar Mengajar
SMP N 7 MEDAN memiliki 29 ruangan belajar mengajar atau 29 Kelas.
Terdapat 9 ruangan kelas VII, 9 ruang kelas VIII dan 9 kelas/ruangan
belajar kelas IX.
3) Laboratorium IPA
Laboratorium yang ada di SMP N 7 MEDAN sebanyak 1 ruangan.
Diruangan ini terdapat alat-alat praktikum IPA (biologi, fisika, kimia).
laboratorium juga terdapat sarana-prasarana yang sangat lengkap sesuai
dengan kebutuhan laboran.
4) Perpustakaan
Ruang perpustakaan SMP N 7 Medan hanya satu. Fasilitas yang ada di
perustakaan tersebut cukup lengkap. Selain buku pada mata pelajaran yang
dipelajari, SMP N 7 Medan sendiri juga memiliki buku yang dari jurnal,
koran, majalah, tabloid. Pada perpustakaan ini juga terdapat meja dan kursi
untuk membaca dan nada ruangan khusus diskusi.
5) Musholla
Musholla SMP N 7 Medan hanya 1, dengan 2 tempat wudhu. Selain itu
fasilitas yang ada pada musholla SMP N 7 MEDAN yaitu, sejadah, mukena,
Al-Quran, kipas angin, mic, cermin, dan perlengkapan lainnya.
6) Toilet (WC)

4
Toilet atau WC SMP N 7 MEDAN sebanyak 6 ruangan, 3 toilet siswa, 3
toilet siswi.
7) Ruangan/Sekretariat Organisasi di Sekolah
Untuk ruangan/sekretarias organisasi di sekolah terdapat 4 ruangan, yakni
secretariat OSIS, ruangan koperasi, UKS, dan Ruangan Literasi.
8) Alat dan Bahan Belajar Mengajar
Adapun sarana prasarana alat dan bahan belajar mengjaar terdiri dari, meja,
kursi, lemari, papan tulis, proyektor, rak buku, jam dinding, kipas angin,
Lembar Kerja Siswa (LKS), spidol, penghapus, dan lain sebagainya. Untuk
seperti mata pelajaran Penjaskes dan seni bisa berupa, ring bola basket,
tiang bola voly, bola takraw, dan gawang bola kaki atau futsal.
9) Lapangan
Lapangan yang ada pada SMP N 7 MEDAN yakni, lapangan
upacara/Basket/Badminton/ Takraw, dan Lapangan biasa.
10) Kantin
SMP N 22 MEDAN memiliki 7 kantin, yakni 1 kantin koperasi, dan 6
kantin biasa yang letaknya berada di dalam lokasi SMP N 7 Medan.
11) Sarana Prasarana Lainnya
Adapun sarana-prasana lainnya berupa parkiran siswa dan guru.taman dan
lain sebagainya.

E. PRESTASI SEKOLAH DAN KEGIATAN PENDUKUNG


Bidang Akademik
 Januari 2018 Juara 2 Bid Studi IPS Pada Olimpiade yang diselenggarakan
oleh POSI (Persatuan Olimpiade Seluruh indonesia)
 Januari 2018 Juara 3 Bid Studii Matematika Pada Olimpiade yang
diselenggarakan oleh POSI (Persatuan Olimpiade Seluruh indonesia)
 Januari 2018 Juara 3 Bid Studi IPA Pada Olimpiade yang diselenggarakan
oleh POSI (Persatuan Olimpiade Seluruh indonesia)
 Agustus 2018 Juara 2 pada Try Out yang diselenggarakan oleh Triseta
Education
Bidang Non Akademik
 Desember 2017 Juara Harapan 1 Paduan Suara TK SMP Kota Medan
 Agustus 2018 Juara 1 Lomba Gitar Solo pada FL2SN TK SMP Kota
Medan
 Agustus 2018 Juara 2 Lomba Desain Grafis pada FL2SN TK SMP Kota
Medan
 Agustus 2018 Juara 6 Lomba Gitar Solo pada FL2SN TK SMP Sumatera
Utara
 November 2017 Juara I MTQ XXXVI PROVINSI SUMATERA UTARA

5
 AGUSTUS 2018 Juara I TURNAMEN CATUR FPPKL CUP TK
SUMATERA UTARA
Bidang Ekstrakulikuler
 September 2017 Jumbara PMR-PMI Kota Medan

6
BAB III

HASIL KEGIATAN MAGANG 3

A. Telaah Kurikulum dan Penyusunan RPP Mapel yang Relevan di Bawah


Bimbingan Guru Pamong
1. Telaah Kurikulum di Bawah Bimbingan Guru Pamong
Kurikulum yang berlaku di dunia pendidikan di Indonesia sudah sering
mengalami perubahan dalam kurun waktu yang lama seiring dengan
perkembangan zaman dan tuntuntan dunia pendidikan. Indonesia sudah
melakukan pergantian kurikulum sebanyak sebelas (11) kali terhitung sejak
Indonesia merdeka. Yaitu pada tahun 1947, kurikulum yang berlaku adalah
Rencana Pelajaran 1947, kemudian pada tahun 1952 diganti menjadi Rencana
Pelajaran Terurai 1952, kurikulum ini kemudian berganti menjadi Rencana
Pendidikan 1964, setelah beberapa tahun diberlakukan kemudian berganti lagi
menjadi Kurikulum 1968, tujuh tahun berlaku kemudian digantikan dengan
Kurikulum 1975, kurikulum ini diberlakukan cukup lama dan kemudian
digantikan lagi dengan kurikulum 1984, sepuluh tahun kemudian kurikulum
tersebut digeser oleh Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999. Kemudian
pada tahun 2004 diberlakukan Kurikulum 2004 yaitu KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), kurikulum ini tak lama diberlakukan hanya bertahan selama dua
tahun saja dan langsung digeser posisinya oleh Kurikulum 2006 yang disebut
dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kemudian pada tahun
2013 berganti menjadi kurikulum 2013, dan kurikulum ini masih banyak memiliki
kekurangan sehingga dilakukan revisi-revisi yang memungkinkan, dan Kurikulum
yang berlaku sekarang adalah Kurikulum 2013 Revisi 2016.
Perbedaan mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP adalah pada
perencanaan pembelajarannya. Seperti pada kurikulum KTSP proses
pengembangan silabus merupakan kewenangan sekolah sedangkan pada K-13
pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, terkecuali untuk
mata pelajaran tertentu yang mana secara khusus dikembangan di sekolah yang
bersangkutan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban
belajar, dan kalender pendidikan. Berikut struktur kurikulum untuk tingkat
Sekolah Menengah Pertama dimana beban belajar di SMP untuk kelas VII, VIII,
dan IX masing-masing 38 jam/minggu dengan jam belajar selama 40 menit.
Dalam perubahan kurikulum tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan
dengan landasan pemikiran yang matang. Dalam pembuatan kurikulum
diperlukan tahap pengembangan. Ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum, diantaranya:
1. Prinsip relevansi, kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
2. Prinsip efektivitas, berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan
kurikulum.

7
3. Prinsip efisiensi, berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu,
dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
4. Prinsip kontinuinitas, kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang
pendidikan disusun secara berkesinambungan.
5. Prinsip fleksibilitas, di samping program yang berlaku untuk semua anak
terdapat pula kesempatan bagi amak mengambil program-program pilihan.
6. Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara
berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian
yang terpadu.
2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Bimbingan
Guru Pamong
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.
Persiapan di sini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental,
situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif
termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.
RPP merupakan komponen penting dari Kurikulum 2013, yang dalam
pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Dari pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang dibuat oleh
guru untuk memperkirakan tindakan dalam pembelajaran. Dalam menyusun RPP
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

8
Komponen RPP, berdasarkan Peraturan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah menyebutkan komponen RPP adalah:
a. identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan,
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema,
c. kelas/semester,
d. materi pokok,
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai,
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi,
h. materi pembelajaran, memuat: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi,
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai,
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran,
k. sumber belajar, dapat berupa: buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan,
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan: pendahuluan,
inti, dan penutup, dan
m. penilaian hasil pembelajaran.

B. Menyusun Perangkat Pembelajaran Mapel yang Relevan di Bawah


Bimbingan Guru Pamong
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan. Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

9
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan komponen-komponen rencana pelakasanaan
pembelajaran (RPP) standar proses Nomor 65 Tahun 203.
1. Identitas sekolah
2. Identitas mata pelajaran
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
KD – KI 3
KD – KI 2
KD – KI
Indikator…….
Indikator…….
KD – KI 4
Indikator…….
Indikator…….
8. Materi pembelajaran
9. Alokasi waktu
10. Metode pembelajaran
11. Media pembelajaran
12. Sumber belajar
13. Langkah-langkah pembelajaran
14. Penilaian hasil pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan RPP yang telah dibuat oleh guru SMP Negeri
7 Medan mata pelajaran IPA kelas VIII sudah sesuai dengan komponen-
komponen rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) standar proses Nomor 65
Tahun 203 di atas, memuat identitas sekolah (sekolah, mata pelajaran,

10
kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu), kompetensi inti, kompetensi dasar
dan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran metode pembelajaran,
media, alat, sumber pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran
(pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup), penilaian (jenis/teknik penilaian,
bentuk instrumen dan instrumen, pedoman penskoran). Contoh RPP terlampir.
1. Penelaah strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh
seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untk
memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang
pada akhirnya pembelajaran dapat dikuasainya pada akhir kegiatan belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/prosedur yang digunakan guru untuk mencapi
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi
tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat
implemetatif. Metode yang dipilih oleh masing-masing guru bisa sama, tetapi
teknik pencapaiannya yang berbeda-beda.
2. Strategi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran
Dalam pengamatan kami strategi yang digunakan guru sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai misalnya dalam pembelajaran IPA strategi yang digunakan
adalah model cooperative learning. Dengan model ini siswa dikelompokan dalam
6 kelompok, masing-masing kelompok mempunyai anggota 6 orang. Setelah itu
siswa mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Kemudian setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Hal ini
dilakukan guru agar siswa bisa aktif dalam belajar dan membelajarkan kerjaasama
antara siswa sehingga proses pembelajaran pun berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan dapat mencapai indikator atau tujuan pembelajaran.
3. Strategi yang digunakan guru dengan materi pembelajaran yang
digunakan
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan terhadap guru di kelas VII
pada pelajaran IPA dalam menyampaikan materi kepada siswa menggunakan
strategi atau metode ceramah, diskusi, belajar kelompok, visual, pemecahan
masalah. Metode-metode sangat sesuai dengan materi pembelajaran karena
dengan menggunakan metode ini bisa dengan mudah membantu siswa dalam
memahami pembelajaran yang disampaikan. Selain itu metode ini bisa membuat
siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam belajar.
Dalam pembelajaran siswa diharapkan dapat bekerja sama kemudian mereka
dibagi ke dalam beberapa kelompok dan guru memberikan sebuah fenomena
permasalahan siswa diminta untuk membuat pertanyaan terkait fenomena yang
disajikan oleh guru. Dengan metode ini siswa lebih mudah untuk berpartisipasi
dalam menyumbangkan ide dan gagasan dalam membuat pertanyaan.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud dapat
berupa bahan tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Berdasarkan pengertian

11
tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran
yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas.
Bahan ajar yang digunakan guru IPA di SMP Negeri 7 Medan berupa buku
teks paket, dan modul (LKS). Bahan ajar ini membantu siswa dalam
meningkatkan minat belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengembahan bahan ajar di sekolah perlu memperhatikan karakteristik siswa dan
kebutuhan siswa sesuai kurikulum, yaitu menuntut adanya partisipasi dan aktivasi
siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Pengembangan lembar kegiatan siswa
menjadi salah satu alternatif bahan ajar yang akan bermanfaat bagi siswa
menguasai kompetensi tertentu.
4. Tujuan, materi dengan metode yang digunakan oleh guru
Tujuan adalah kompoen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran
yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan
metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Semua komponen itu harus bersesuaian
dan digunakan untuk mencapai tujuan seefesien mungkin. Bila salah satu
komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar tidak akan dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan saya pada  mata pelajaran IPA kelas VII di
SMP Negeri 7 Medan metode yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan
RPP yang dibuat. Guru menyesuaikan metode yang digunakan dengan jumlah
siswanya, yaitu metode diskusi, ceramah, pemecahan masalah, tanya jawab.
Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan
belajar seseorang.
5. Alat peraga yang digunakan oleh guru dengan materi dan tujuan
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang
menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan
dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar
bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan
dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau
kompleks.
Media pembelajaran yang dipakai oleh guru mata pelajaran IPA di SMP
Negeri 7 Medan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Penggunaan media
pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran IPA saat penting untuk mendukung
proses belajar siswa. Media ajar buku paket, LKS, papan tulis beserta spidol yang
mendukung dalam proses belajar mengajar.
6. Penelaah sistem evaluasi
Pada kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat

12
pembelajaran IPA dengan suatu model diperlukan jenis-jenis penilaian yang
sesuai.
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada RPP mata pelajaran IPA kelas VII
Semester II di SMP Negeri 7 Medan kegiatan penilaian terlihat pada tabel:
Macam Teknik Bentuk Keterangan
Kisi-kisi
penilaian penilaian instrument instrumen
Sikap Tes Soal uraian Lembar soal Terlampir
spiritual uraian
Sikap sosial Non tes Observasi Lembar Terlampir
obsevasi
Pengetahuan Tes Terlampir
Keterampilan Non tes Observasi Lembar Terlampir
observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang  saya lakukan di SMP Negeri 7
Medan pada mata pelajaran IPA kelas VII Semester II saya menemukan bahwa
evaluasi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran adalah evaluasi tes,
non tes, dan penugasan. Evaluasi ini lebih dipilih guru karena sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ada. Oleh karena itu saya menyimpulkan bahwa
evaluasi yang diadakan guru berdasarkan tujuan pembelajaran ini sudah sangat
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurikulum. Selain itu juga, evaluasi ini
bisa memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik itu
sebagai penyampai materi pelajaran maupun sebagai siswa yang menerima
pelajaran.
Dalam mengetahui tingkat pemahaman siswa perlu diadakan penilaian hasil
belajar. Penilaian hasil belajar ini dapat disebut juga sebagai evaluasi. Evaluasi
merupakan salah satu komponen yang yang harus dicapai guru dan siswa untuk
memenuhi tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Evaluasi dapat mencakup
penilaian kompetensi inti sikap spiritual, kompetensi inti sikap sosial, kompetensi
inti pengetahuan dan kompetensi inti keterampilan.
Pengembangan yang dapat dilakukan dalam evaluasi dapat berupa lembar
pengamatan sikap dan rubrik penilaian, tes penialaian kinerja untuk
mendiskripkan materi, tes uraian. Perangkat yang dapat digunakan dapat mecakup
media pembelajaran yang digunakan oleh guru.
C. Mengamati Proses Pembelajaran di Kelas yang dilaksanakan Oleh Guru
Mapel
Saya melihat proses belajar mengajar dalam kelas VII maupun kelas VIII
terlihat sangat berbeda. Pada kelas VII masih membawa sikap kekanak-
kanakannya dalam kelas. Guru juga sudah memahami hal ini. Dalam kelas,
mereka diajarkan tidak terlalu serius tapi tidak meninggalkan tujuan pembelajaran
karena mereka memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Dilihat
dari anak yang mau memperhatikan guru, menjawab pertanyaan dan tidak ribut
dalam kelas. Semua masih butuh proses untuk menerima didikan dari para guru.

13
Di kelas VIII juga diamati masih terdapat siswa yang suka bermain game dan
lebih suka disuruh maju ke depan untuk menjawab pertanyaan guru. Namun,
masih terlihat sikap manja dan rasa jengkel terhadap teman yang suka
mengganggu. Di sini guru harus dituntut untuk sabar menenangkan siswanya juga
temannya yang suka mengganggu karena mereka belum memahami lawan
mainnya. Guru juga harus membantu agar siswa dapat memahami lawan mainnya.
Peserta didik sudah mulai mengenal dunia luar dan mereka sudah mau
melawan guru atau tidak memperhatikan guru, akibatnya proses pembelajaran
terganggu karena adanya siswa yang menjadi prioritas utama untuk diperhatikan
lebih dari pada teman-temannya. Guru mata pelajaran juga harus berusaha keras
untuk mengendalikan sikap dimana masa-masa mereka yang labil agar tidak
berdampak kepada teman-temannya yang lain. Guru harus tetap mampu membuat
kekompakan dalam kelas baik dari sisi kelompok maupun kelas. Karena mereka
sudah mengenal dan memilih-milih teman. Guru harus mampu merangkul
siswanya agar tidak ada yang diasingkan.

D. Melaksanakan Pembelajaran di Bawah Bimbingan Guru Mapel


Saya melaksanakan pembelajaran di bawah bimbingan guru mapel. Saya
dibimbing untuk berusaha melakukan pendekatan kepada siswa-siswi dengan cara
mulai mengenali siswa satu persatu, menanyakan keadaan siswa didalam kelas,
dan mengetahui karakteristik tiap siswa dikelas. Perlahan-lahan saya mulai
beradaptasi di kelas dan mereka para siswa juga beradaptasi dengan guru barunya.
Pada awal saya diperkenalkan kepada siswa-siswi semua sangat antusias
untuk mendengar dan senang karena mempunyai guru baru. Begitu juga dengan
saya, juga sangat antusias dan senang untuk memasuki kelas yang akan saya
masuki. Setelah perkenalan, sebaliknya saya juga perkenalan kepada siswa-siswi.
Semua kami nikmati dalam selama proses perkenalan. Namun, pada hari-hari
berikutnya saya sudah mulai mengetahui karakteristik tiap siswa meski tidak
keseluruhan. Dilihat dari antusias mereka belajar sudah terlihat. Ada yang masih
suka bermain-main, ada yang sifatnya manja, ada yang suka mengadu-ngadu. Di
sini saya dituntut untuk memahami sikap dan harus menjadi teman karena mereka
belum sepenuhnya meniatkan untuk belajar. Saya juga dituntut agar pembelajaran
menjadi menyenangkan.
Ada banyak variasi yang akan saya lakukan untuk membuat pembelajaran itu
aktif dan menyenangkan. Misalnya saya membuat game untuk membuat mereka
agar tidak jenuh belajar. Jika saya membuat game, semua siswa terlihat antusias.
Namun saya tidak mungkin membuat game terus-menerus, bisa jadi mereka akan
bosan juga. Maka dibuatlah diskusi yang mengandung game di dalamnya. Tidak
lupa juga didampingi oleh guru agar pembelajaran tidak melenceng dan tetap
fokus pada pembelajaran. Diskusi juga mampu membangun kekompakan dalam
kelas, agar mereka dituntut untuk lebih akrab dan yang menentukan kelompok
juga tidak boleh dipaksa harus guru atau siswa yang memilih. Kami juga diajarkan

14
guru mapel agar tetap bersikap adil artinya tidak boleh memilih-milih dan
membandingkan siswa mana yang aktif dan tidak. Semua harus adil perlakuannya
karena semua anak sama-sama dituntut untuk belajar dalam sekolah karena tujuan
utamanya seperti itu. Guru mapel juga akan menjelaskan bagaimana psikologi
seseorang anak dan cara mengatasi sikapnya agar kita tidak terkejut untuk
menghadapinya di dalam kelas.

E. Masing-masing Mahasiswa Melaksanakan Pembelajaran Secara


Bergantian di Bawah Bimbingan Guru Mapel
Pada tahap ini, saya ditugaskan memasuki ruangan yang telah disepakati baik
dari guru mapel maupun dari mahasiswa magang sendiri. Pertama-tama saya
masih dibimbing dalam kelas untuk melihat bagaimana pembelajaran yang akan
kami bawakan. Kami mengamati bagaimana guru mapel tersebut baik dari cara
mengajar, mendekatkan diri kepada siswa, membuat diskusi, serta membuat
permainan.
Kami diajarkan dalam kelas agar tidak terkejut nantinya saat sendirian untuk
mengajar. Kami dituntut untuk membawa bahan pembelajaran agar kami bisa
menguasai pembelajaran dan kelas. Tapi yang utama kelaslah yang harus dikuasai
kemudian pembelajarannya. Dan interaksi guru dan siswa tidak boleh terlalu
bebas karena bisa membuat sisaw menjadi tidak segan-segan, tidak sopan dan
berbuat sesuka hatinya. Pembelajaran yang kami dapatkan selama magang dan
diajarkan oleh guru-guru yang berpengalaman yaitu jadilah guru yang disegani
bukan untuk ditakuti. Buat murid senyaman mungkin saat berada di kelas..
Dalam kelas yang akan dimulai pembelajarannya tidak lupa juga untuk
mengajak berdoa agar pembelajaran lancar. Kita harus mampu menatap mata
siswa satu per satu. Itu akan melihat bagaimana kondisi dalam kelas. Mereka pun
seperti itu akan menatap mata kita jika kita berbuat salah. Untuk membuat suasana
tidak canggung, biarkan siswa untuk berekspresi memberikan tingkah nya namun
masih tetap terarah. Ketika ada jawaban yang tidak bagus, kita bisa
memperbaikinya dan meluruskannya agar pembelajaran tidak membelok.

F. Membimbing Satu Orang Siswa pada Kegiatan Ekstrakurikuler di


Bawah Bimbingan Guru Pamong
Tidak ada pelaksanaan estrakurikuler yang dibimbing mahasiswa magang
terkhusus mahasiswa magang program studi pendidikan Fisika, terkecuali untuk
mahasiswa jurusan olahraga yang membantu guru pamong membimbing kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di sekolah dan ikut membantu guru pamong
membimbing peserta didik saat ada kegiatan perlombaan antar sekolah dan
mahasiswa jurusan matematika yang membimbing peserta didik untuk latihan
kegiatan literasi.

G. Melaksanakan Kegiatan Non Mengajar di Unit Sekolah

15
Pelaksanaan kegiatan non mengajar yang dilakukan mahasiswa magang 3 di
sekolah seperti mengikuti pelaksanaan upacara bendera merah putih setiap hari
senin maupun hari pendidikan nasional, membantu guru dan OSIS saat
menyambut peserta didik di depan gerbang sekolah sebelum baris berbaris,
kemudian membantu guru menertibkan barisan sebelum jam pelajaran pertama
dimulai, melaksanakan piket harian untuk mengecek kebersihan masing-masing
kelas sebelum jam pelajaran dimulai dan setelah kebersihan pulang sekolah,
menjadi guru pengganti apabila ada guru mata peajaran lain yang tidak masuk
kelas untuk mengamankan peserta didik agar suasana kelas tetap kondusif
sehingga tidak menggangu proses belajar kelas lain, dan mengikuti acara retret
bagi umat kristen untuk membantu guru membimbing peserta didik.

H. Menyusun Laporan Kegiatan Magang 3


Laporan hasil Magang 3 penulis tulis berdasarkan panduan magang yang
diberikan oleh pihak Universitas yang kemudian penulis sesuaikan dengan
keadaan yang terjadi selama di lapangan (sekolah). Dengan adanya laporan ini
mahasiswa akan lebih memahami tentang kegiatan magang 3 yang sudah
dilaksanakan dengan tujuan supaya mahasiswa mampu menganalisa kembali apa
yang menjadi kekurangan selama proses pelaksanaan magang 3 di sekolah.
Penyusunan laporan magang ini penulis selesaikan setelah proses magang 3
dilaksanakan dan mengumpulkan laporan sebelum minggu 16 sesuai dengan
panduan buku magang.
I. Refleksi
Berdasarkan dari hasil analisis pelaksanaan program kerja yang telah
dilakukan, terdapat beberapa hambatan atau masalah yang ditemui selama
pelaksanaan program kerja tersebut. Beberapa hambatan atau masalah yang
muncul selama pelaksanaan tersebut perlu diberikan suatu penanganan atau
refleksi, agar pelaksanaan program tersebut dapat berjalan lebih baik. Adapun
program-progam yang perlu diberikan diantaranya adalah:
a. Refleksi Terhadap Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hambatan pada saat pembuatan RPP adalah kurangnya pemahaman penulis
dalam format RPP, sehingga dilakukan revisi untuk meperbaiki susunan RPP.
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya sebelum
melakukan pembuatan RPP, mahasiswa lebih intensif untuk mempelajari format
RPP yang terbaru dalam pembuatannya dan sering berkonsultasi kepada guru
pembimbing.
b. Refleksi Terhadap Hambataan Saat Menyiapkan Materi Pelajaran
Pada saat pelaksanaan menyiapkan materi pelajaran terdapat beberapa
hambatan diantaranya adalah referensi buku yang diberikan oleh guru
pembimbing sangat sedikit sehingga mahasiswa merasa kesulitan dalam
mengembangkan materi pelajaran. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut adalah dengan cara mencari referensi buku dan mencari materi-

16
materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan di internet dengan
demikian mahasiswa memiliki banyak referensi, sehingga akan memudahkan
mahasiswa dalam mengembangkan materi pelajaran.
c. Refleksi Terhadap Hasil Memilih Metode Mengajar
Pada saat memilih metode mengajar tidak menemukan hambatan yang
berarti. Namun setelah metode tersebut diterapkan memiliki beberapa masalah
yaitu, ada beberapa siswa yang merasa bosan dan mengantuk saat proses
pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah dengan
menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi dan menyenangkan pada
setiap pertemuannya. Untuk mengatasi kebosanan siswa, mahasiswa magang
memberikan selingan permainan-permainan yang menarik, menuntut konsentrasi
dan melatih daya pikir peserta didik, serta mahasiswa magang 3 berusaha
menghindari proses belajar yang terkesan monoton dengan melakukan interaksi
langsung kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi Terhadap Hambatan Saat Praktik Mengajar
Untuk mengatasi hambatan yang timbul saat praktik mengajar seperti adanya
siswa yang mengobrol sendiri saat guru menjelaskan materi pelajaran, yaitu
dengan cara menegur atau memberi peringatan, memberikan pertanyaan mengenai
materi yang sedang dijelaskan dan memberikan perhatian lebih kepada siswa
tersebut. Untuk mengatasi hambatan karena adanya siswa yang mengantuk saat
pelajaran, yaitu dengan mendekatinya kemudian cerita menarik yang masih
berhubungan dengan materi pelajaran atau jurusannya. Sedangkan untuk
mengatasi siswa yang malas mencatat adalah dengan memberikan tugas
menuliskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan.
e. Refleksi Terhadap Hasil Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan dari hasil evaluasi dari tugas yang diberikan mahasiswa magang
3 nilai yang diperoleh oleh peserta didik sudah memenuhi KKM sehingga tidak
perlu diadakan perbaikan. Adapun hasil evaluasi yang diambil mahasiswa
berdasarkan dari tugas-tugas latihan, pre-test, post-test, LKS (Lembar Kerja
Siswa), dan pelaksanaan tugas kelompok dengan melakukan percobaan IPA
sederhana mengenai bunyi.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pelaksanaan magang tahun 2019 di SMP
Negeri 7 Medan Jalan Adam Malik yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret s/d
30 April 2019, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut bahwa :
1. Kegiatan magang yaitu mengajar mata pelajaran IPA telah dilakukan dengan
baik, walaupun terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi seperti
kurangnya penguasaan kelas, kurangnya penguasaan materi, dan lain-lain
namun dengan dukungan teman-teman, guru pembimbing, dosen
pembimbing dan kerja keras yang dilakukan, kegiatan magang sangatlah
memberikan hasil yang bermanfaat dan memuaskan.
2. Pelaksanaan magang sangat dirasakan manfaatnya karena selain memberikan
pengalaman untuk mengelola kelas, membuat suasana pembelajaran yang
efektif, dan juga mendapat pengalaman menghadapi berbagai karakter siswa.
3. Melaksanakan magang sesuai ketentuan akan menumbuhkan rasa
keprofesionalan dan tanggung jawab mahasiswa praktikan sebagai calon
pendidik untuk mengelola dan mengkondisikan kelas saat melakukan
pembelajaran.
4. Pelaksanaan magang merupakan salah satu kegiatan untuk memberikan
mahasiswa praktikan menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan,
dan diharapkan mampu mengimplementasikannya untuk menciptakan
kemajuan-kemajuan dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah.
5. Selain sebagai tempat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang dimiliki,
pelaksanaan magang juga menjadi sarana untuk menimba ilmu dan juga
pengalaman yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan. Salah satunya
dihadapkan dengan permasalahan yang tidak terduga dimana hal inilah
nantinya akan menumbuhkan kedewasaan dalam diri mahasiswa terkhusus
dalam bidang pendidikan.
6. Guru dan Dosen Pembimbing telah memfasilitasi dan melayani mahasiswa
magang dengan baik, baik dari guru yang telah membantu dalam pembuatan
RPP, cara mengajar, cara menguasai kelas, dll dan juga Dosen Pembimbing
yang siap mengantarkan mahasiswa magang ke sekolah, mendengarkan

18
masalah yang dialami mahasiswa magang disekolah dan memberikan solusi
atas permasalahan yang dihadapi.
7.

19
B. Saran
Program kegiatan magang secara keseluruhan yang telah terlaksana,
penyusun mengharapkan beberapa perbaikan dari kegiatan magang, antara lain:
1. Bagi Mahasiswa Magang
a. Mahasiswa diharapkan dapat merealisasikan program yang dibuat dalam
rentang waktu yang telah ditentukan dan tidak menunda-nunda
pekerjaan.
b. Mahasiswa diharapkan agar di dalam pelaksanaan pembelajaran bisa
sesuai dengan apa yang telah dibuat dalam perangkat pembelajaran.
c. Mahasiswa diharapkan membuat persiapan mengajar seoptimal mungkin
karena akan berpengaruh kepada keberlangsungan pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
2. Bagi SMP Negeri 7 Medan
a. Pihak sekolah diharapkan menjaga hubungan baik dengan UNIMED dan
bersedia untuk menerima serta mendukung kegiatan magang masa
mendatang.
b. Guru harapannya lebih mengayomi dan membantu mahasiswa dalam
melakukan kegiatan magang.
3. Bagi Universitas Negeri Medan
a. Menjalin koordinasi yang baik antara pihak universitas, dosen
pembimbing, sekolah dan mahasiswa.
b. Mengadakan pengawasan terhadap jalannya kegiatan magang, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
c. Memberikan bimbingan yang lebih terperinci sebelum kegiatan magang
berlangsung, supaya mahasiswa dapat mempersiapkan praktik dengan
baik dan benar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
d. Penjadwalan kegiatan magang hendaknya disesuiakan dengan jadwal
akademika sekolah dimana pada gelombang kedua mahasiswa yang
melaksanakan magang disekolah jadwalnya bertabrakan dengan UAS
dan UASBN sekolah yang tentunya menggangu aktivitas sekolah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richards I. 2012. Learning to Teach. New York. Mc-Graw Hill

Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.


Surabaya: Airlangga University Press

Dasna, I.Wayan.2005. Kajian Implementasi Model Siklus Belajar (Learning


Cycle) dalam Pembelajaran Kimia. Makalah Seminar Nasional MIPA
dan Pembelajarannya. FMIPA UM – Dirjen Dikti Depdiknas. 5j
September 2005

George Lucas Educational Foundation (2005:52) tersedia online.


http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/model-project-based-
learning landasan.html diakses pada tanggal 15 juni 2016 jam 18:48

Harahap, Mara Bangun. 2017. Startegi Belajar Mengajar Fisika. Medan.


UNIMED Press

Iskandar, S.M. 2005. Perkembangan dan Penelitian Daur Belajar. Makalah


Semlok Pembelajaran Berbasis Konstruktivis. Jurusan Kimia UM. Juni
2005

Joyce, Bruce and Weil, Marsha. 2003. Models of Teaching. New Delhi: Prentice
Hall of India

Lorsbach, A. W. 2002. The Learning Cycle as A tool for Planning Science


Instruction. Online
(http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.html, diakses 10
Mei 2012)

Renner, J.W., Abraham M.R.,Birnie, H.H. 1988. The Necessity of Each Phase of
The Learning Cycle ini Teaching High School Physics. J. of Research in
Science Teaching. Vol 25 (1), pp 39-58.

21
22

Anda mungkin juga menyukai