Anda di halaman 1dari 41

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR HAK-HAK SEBAGAI WARGA


NEGARA INDONESIA PADA TEMA MENUJU MASYARAKAT
SEJAHTERA SISWA KELAS V1 SD NEGERI 2 TATAARAN MELALUI
MODEL COOPERATIV LEARNING

Disajikan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas Pendidikan


Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan angkatan Dua di Universitas Negeri
Manado

Disusun oleh :
NAMA : ERNA SYECBUTUH
NO PESERTA : 19321102710001

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
PPG DASUS ANGKATAN 11
TAHUN 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENINGKATAN HASIL BELAJAR HAK-HAK SEBAGAI WARGA
NEGARA INDONESIA DALAM TEMA MENUJU MASYARAKAT
SEJAHTERA, SUB TEMA MEMBANGUN MASYARAKAT SEJAHTERA
SISWA KELAS V1 SDN 2 TATARAN MELALUI MODEL COOPERATIV
LEARNING

Disusun Oleh :

NAMA : ERNA SYECBUTUH


NO PESERTA : 19321102710001

Laporan Penelitian ini telah disetujui dan disahkan untuk melengkapi tugas
Pendidikan Profesi Guru ( PPG ) Dalam Jabatan angkatan dua
Universitas Manado.

Tondano, September 2019

Mengetahui / Mengesahkan

Kepala
SD Negeri 2 Tataaran Guru Pamong Lapangan

Dra. Junita L. Kamarurung Nelvie Warouw, S. Pd


NIP: 196507081994032006 NIP:19641108 199407 2001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Mahas Kuasa, atas rahmat
dan karunianya yang telah dilimpahkannya sehinga penyusun memperoleh
kekuatan lahir maupun batin dalam menyusun dan merampungkan laporan
PPL.
PTK ini disusun karena telah berkahirnya kegiatan Program
Pengenalan Lapangan (PPL) peserta Pendidikan profesi Guru Dalam
Jabatan (PPGDJ) Universitas Negeri Manado Tahap 2 Tahun 2019.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, melalui PTK ini
penyusn menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah ikhlas membantu menyelesaikan PTK ini. PTK ini
merupakan dokumen tertulis terkait dengan pelaksanaan PPL mahasiswa
Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan yang hendak
menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar guru profesional.
Ucapan terimakasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada
yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Prof. Dr. Julyeta PA. Runtuwene, MS, selaku Rektor Universitas
Negeri Manado.
2. Dr. Ferdy Dj. Rorong, M.Hum Direktur Program Pendidikan Profesi
Guru Universitas Negeri Manadi.
3. Prof. Dr. Henri J. D. Tamboto, M.Si Assiten Direktur I PPG
Universitas Negeri Manado.
4. Dr. Diane M. Tengker, M.Hum Assiten Direktur II Universitas Negeri
Manado.
5. Dr. Fredrik A.F. Makadada, M.Kes, AIFO Asisten Direktur III
Universitas Negeri Manado.
6. Dosen serta Staf tata usaha Program Pendidikan Profesi Guru
Universitas Negeri Manado.

3
7. Dra. Junita L. Kumalulung, Kepala SD Negeri 2 Tataaran Kecamatan
Tondano Selatan.
8. Guru serta staf tata usaha SD Negeri 2 Tataaran Kecamatan Tondano
Selatan.
Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua, dan
semoga bantuan dan petunjuk yang diberikan oleh semua pihak untuk
penulis akan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin…
Penulis

Erna Syecbutuh

4
ABSTRAK

Erna syecbutuh, 2019. ”Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan


hasil belajar hak-hak sebagai warga negara Indonesia dalam Tema Menuju
Masyarakat Sejahtera, Sub Tema Membangun Masyarakat Sejahtera siswa
kelas V1 SDN 2 Tataaran melalui model Cooperatov Learning”
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN 2 Tataaran Kec. Selatan
Kab.Minahasa.

Rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah Bagaimana


meningkatkan hasil belajar siswa kelas V1 SDN 2 Tataaran pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V1 SDN 2
Tataaran. Siswa yang dikenai tindakan berjumlah 27 orang, atas kerjasama dengan
kepala sekolah dan salah seorang rekan guru di sekolah itu.
Setelah melakukan penelitian ini dengan menempuh 2 siklus maka hasil
yang diperoleh dari siklus I dan Siklus II menunjukan adanya peningkatan. Dari
hasil yang diperoleh mengenai meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas II pada siklus I 74,00% meningkat menjadi
81% pada siklus II. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisis terhadap data yang telah
dikumpulkan dimana hasil tersebut menunjukan bahwa indikator kerja dalam
penelitian ini tercapai.
Simpulan dari penelitian ini adalah dengan mengoptimalkan kinerja guru
maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKN kelas II SDN 2 Tataaran
dapat ditingkatkan.

5
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. LANDASAN TEORI ...................................................................5
1. Hakekat Belajar Bahasa Indonesia..........................................5
2. Hakekat Mengajar ..................................................................6
3. Metode Mengajar ...................................................................8
4. Pengertian Metode Diskusi ....................................................9
5. Tujuan Metode Diskusi ..........................................................9
B. ALAT BANTU PELAJARAN ..................................................10
C. KERANGKA BERPIKIR ..........................................................12

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian.......................................14
B. Sumber Data...............................................................................15
C. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data..........................................16
D. Teknik Analisis Data..................................................................16

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ..........................................................................19
1. Siklus 1 ................................................................................19
a. Perencanaan ................................................................19
b. Tindakan ........................................................................19

6
c. Refleksi ..........................................................................25
2. Siklus 2 ................................................................................26
a. Perencanaan ...................................................................26
b. Tindakan ............................................................................
c. Refleksi ..........................................................................28
B. PEMBAHASAN ........................................................................31

BAB V. PENUTUP
1. Simpulan...............................................................................38
2. Saran .....................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................27


LAMPIRAN – LAMPIRAN

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan
mengembangkan kemampuan manusia seutuhnya. Pendidkan dasar adalah suatu
lembaga yang menyelenggarakan dan mengembangkan serta memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan, gerakan pendidikan dasar
wajib di tempuh selama enam tahun. Sekolah Dasar merupakan bagian dari
pendidikan dasar yang memiliki salah satu tujuan mengembangkan aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang selalu mangacu pada kurikulum
yang berlaku. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dasar yang terdapat dalam
PP No. 28 tahun 1990 pasal 3:Pendidikan dasar bertujuan untuk memberi bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan pribadi,
anggota masyarakat, warga Negara dan anggota manusia serta mempersiapkan
peserta didik mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Pembelajaran
PPKN di SD perlu mendapat perhatian guru dalam kegiatan belajar mengajar
karena PPKN menuntut kecerdasan dan ketekunan, dalam mencari jawaban suatu
persoalan didasarkan atas pertimbangan rasional dan objektivitas dengan melalui
observasi atau kegiatan eksperimen untuk memperoleh data yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pembelajaran PPKN di Kelas V1 dengan berdasarkan pada KTSP seperti
Hak-Hak Warga Negara Indonesia menuntut siswa dapat menjelaskan hubungan
antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya. Sekolah Dasar sebagai salah satu
lembaga pendidikan formal, sesuai dengan Undang – undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangankan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

8
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2010: 1).
Pendidikan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran di
sekolah dan masyarakat memerlukan kompetensi professional seorang guru
dimana suatu kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan
tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang
lingkungan proses belajar mengajar dan mempunyai keterampilan dalam teknik
mengajar (Satori, dkk 2007: 2.36). Menurut Keputusan Menpan No.
26/MENPAN/1989, Tanggal 2 Mei 1989 dikemukakan bahwa guru memegang
peranan yang sangat menentukan bagi tujuan pendidikan (Trianto, 2010: 244).
Berdasarkan observasi yang peneliti temui dalam pembelajaran PPKN,
siswa di Kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran dengan materi “ Hak-Hak Sebagai
Warga Warga Negara Indonesia” Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
hanya melalui ceramah dalam menjelaskan materi tersebut kemudian menyuruh
siswa – siswa mengerjakan soal latihan yang ada dalam buku paket. Kegiatan
belajar mengajar tidak dilakukan dalam bentuk kelompok tetapi siswa
mengerjakan soal latihan secara mandiri. Sementara dalam pembelajaran PPKN
diharapkan siswa harus aktif dan kreatif dalam menemukan sendiri materi yang
dipelajari seperti dalam memahami dan mengetahui Hak-Hak Sebagai Warga
Negara Indonesia, sehingga siswa dapat mencapai tujuan seperti dapat
menyebutkan Hak-Hak Sebagai Warga Negara Indonesia. Dengan demikian benar
– benar siswa memahami dan dapat menerapkan pengetahuan dalam kehidupan
mereka sehari – hari.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik dan memilih judul
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR HAK-HAK SEBAGAI
WARGA NEGARA INDONESIA PADA TEMA MENUJU
MASYARAKAT SEJAHTERA SISWA KELAS V1 SD NEGERI
2 TATAARAN MELALUI MODEL COOPERATIV
LEARNING”

9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning dalam
meningkatkan hasil belajar PPKN pada materi “ Hak-Hak Sebagai Warga Negara
Indonesia” pada V1 SD Negeri 2 Tataaran.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model
Cooperative Learning dalam meningkatkan hasil belajar PPKN pada materi “Hak-
Hak Sebagai Warga Negara Indonesia” di Kelas IV SD Negeri 2 Tataaaran.

D. Manfaat Penelitian
1). Bagi guru, menerapkan model pembelajaran Cooperativ Learning dalam
pembelajaran PPKN sangat membantu guru karena kegiatan belajar
mengajar mengikuti langkah – langkah yang menuntun guru dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga memudahkan guru dalam
menanamkan konsep materi yang dipelajari, menambah wawasan guru dan
melatih keterampilan seorang guru.
2). Bagi siswa, menerapkan model pembelajaran Cooperativ Learning dalam
pembelajaran PPKN membuat siswa menjadi termotivasi, aktif, dan
kreatif. Serta siswa dapat belajar menentukan sendiri materi yang
dipelajari.
3). Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan dapat memperkaya pengetahuan,
pengalaman, wawasan, dan kemampuan dalam mengembangan potensi
yang ada pada diri peneliti. Hasil peneliti ini juga dapat peneliti
aplikasikan ketika sudah menjadi guru SD.

10
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Cooperatif Learning


1. Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang


tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran (Gunawan, 2011: 82)
Arends dalam (Trianto, 2007: 5-6) menyatakan istilah model pengajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya.
Dalam pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan beberapa hal
yaitu: 1) tujuan pembelajaran; 2) sifat materi pelajaran; 3) ketersediaan fasilitas;
4) kondisi peserta didik; dan 5) alokasi waktu yang tersedia (Gunawan, 2011: 85).

2. Pengertian Model Pembelajaran Cooperativ Learning

Model pembelajaran Cooperativ Learning adalah suatu strategi belajar


mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok yang terdiri dari dua atau lebih.
 Menurut John Dewey 1916, Democracy and Education antara lain sebagai
berikut:
a. Kelas merupakan cermin masyarakat tempat untuk belajar kehidupan nyata.
b. Guru menciptakan lingkungan belajar dengan prosedur demokrasi dan
ilmiah.
c. Memotivikasi siswa untuk belajar secara kooperatif.
 Menurut Helbert Thelen 1954, 1969 antara lain sebagai berikut:

11
a. Mengembangkan pembelajaran agar siswa belajar secara kelompok.
b. Kelas merupakan laboratorium untuk mengkaji masalah sosial antar pribadi.

 Menurut Gordon Allport antara lain sebagai berikut:


a. Kontak langsung antar etnik.
b. Berperan dalam kelompok dalam setting tertentu.
c. Setting itu mendapatkan persetujuan antar etnik.
 Menurut Slavun 1986 antara lain sebagai berikut:
a. Melaporkan 45 penelitian tentang pembelajaran kooperatif terhadap hasil
belajar.
b. Studi ini meliputi semua kelas dan bidang studi bahasa , geografi, ilmu
sosial, sains, matematika, membaca dan menulis.
c. Lokasi penelitian di Israel, Nigeria, Jerman dan USA.
d. Hasil 37 diantaranya menunjukkan hasil yang signifikan, 8 tidak ada
perbedaan, dan hasil tidak satupun menunjukkan pengaruh negatif.
 Menurut Laungren 1994 antara lain sebagai berikut:
a. Memberikandampak kepada siswa yang berkemampuan kurang.
b. Memberikan motivasi epada siswa lain.
 Menurut Mohamad Nur 1997 antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan pencurahan waktu dan tugas .
b. Memperbaiki kehadiran.
c. Penerimaan perbedaan individu menjadi lebih besar.
d. Perilaku pengganggu menjadi lebih berkurang.
e. Konflik antar pribadi menjadi berkurang.
f. Sikap apatis berkurang.
 Menurut Harmanto 2004 antara alin sebagai berikut:
a. Menyenangkan.
b. Tingkat kelulusan tinggi(98%)

Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,


kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Menurut Slavin, dalam pembelajaran Cooperativ Learning siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan
pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Dari pengertian diatas, yang dimaksud Cooperativ Learning, dapat
disimpulkan bawah Cooperativ Learning adalah suatu pembelajaran yang

12
mengkondisikan siswa kedalam kelompok belajar dengan anggota 4 sampai 5
orang, setiap kelompok harus heterogen dan kem udian saling membantu satu
sama lain untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan guru.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Cooperativ Learning sebagai berikut:

Menurut Agus Suprijono (2011: 133-134), langkah-langkah pada model


pembelajaran Cooperativ Learning adalah sebagai berikut:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

2) Menyajikan informasi.
3) Mengorganisasi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

5) Evaluasi.
6) Memberikan penghargaan.

1.Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Cooperativ Learning

 Kelebihan model Pembelajaran Kooperativ


1. Meningkatkan harga diri tiap Individu
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.
3. Konflik antar pribadi berkurang.
4. Sikap apatis berkurang
5. Pemahaman yang lebih mendalam.
6. Retensi atau penyimpanan lebih lama.
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Cooperativ Learning dapat mencegah keagresipan.
 Kelemahan model Pembelajaran Kooperatif Learning
1. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondisi seperti ini
dapat di atasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran
dilakukan diluar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau
tempat yang terbuka.

13
2. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang
lain.Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi yang lain dalam
grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
3. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik
atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan
kelompok.
4. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara
adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.

C. Pembelajaran PPKN

1. Pengertian PPKN
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran
yang dirancang untuk menghasilkan siswa yang memiliki keimanan dan
akhlak mulia sebagaimana diarahkan oleh filsafah hidup bangsa Indonesia
yaitu pancasila sebagai warga negara yang efektif dan bertanggungjawab.

2. Hakekat pembelajaran PPKN


Menurut UU sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkn potensi
didrinya untuk memiliki kekuatan kekuatan spritual keagamaan, pengendalian
didri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan didrinya, masyarakat dan negara.

dimensi pengembangan sikap ilmiah, Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan


dan pada proses pembelajaran PPKN seharusnya mengandung ketiga dimensi
tersebut.

Rustaman (2011: 1.1) mengemukakan bahwa PPKN merupakan suatu


proses yang menghasilkan pengetahuan. Proses tersebut bergantung pada proses
observasi yang cermat terhadap fenomena dan pada teori-teori temuan untuk
memakai hasil observasi tersebut. Pendidikan PPKN diarahkan untuk menemukan
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

14
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar Mujani (dalam Rustaman,
2011: 7.1).

Pandangan kontruktivisme tentang belajar PPKN West dan Pines (dalam


Rustaman, 2011: 2.6) mengemukakan bahwa keberhasilan siswa bergantung
bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan
awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan makna oleh siswa dari apa yang
mereka lakukan, lihat, dan dengar. Implikasi belajar PPKN di sekolah ialah
pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa,
namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata.

2 Pembelajaran PPKN di Kelas V1 SD

Pendidikan PPKN diarahkan untuk menemukan dan berbuat sehingga


dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang Hak- Hak Sebagai Warga Negara Indonesia.

Materi pembelajaran PPKN siswa kelas V1 berdasarkan K13 Tema 6 Sub


Tema 2 tentang “Hak-Hak Sebagai Warga Negara Indonesia”. Standar kompetensi
yang diharapkan dalam pembelajaran adalah siswa mampu menyebutkan hak-hak
sebagai warga Negara Indonesia.

Pencapaian indikator dalam pembelajaran adalah Menyebutkan pelaksanaan


hak dalam kehidupan sehari-hari

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Hak-Hak Sebagai Warga Negara


Indonesia .

Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1. Pendahuluan
 Guru memberikan salam dan menanyakan kabar.
 Dibuka dengan do’a.(religius)
 Mengecekhehadiransiswa.

15
 Menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda Pancasila”.(nasionalis)
 Guru menyiapakanfisik dan psikis anak dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
 Menyampaikan Tema dan Tujuan Pembelajaran yang akan di capai . (Fase
1)
2. Inti
 Siswa membaca balon kalimat pada buku siswa.
 Siswa mengamati gambar pada buku siswa.(mengamati)
 Guru menstimulus siswa dengan gambar yang berisi tentang hak-hak
sebagai warga negara.(comunucattion)

 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa , Apa yang ibu-ibu sedang


lakukan pada gambar.
 Siswa menyebutkan hak-hak sebagai warga negara.
 Siswa mengungkapkan pernyataannya dengan penuh percaya diri.(mandiri

 Guru memberikan penguatan.


 Siswa membentuk kelompok (Fase 3)
 Siswa membaca teks nonfiksi yang ada pada buku siswa.
 Guru menjelaskan pengertian teks nonfiksi, kalimat utama dan gagasan
utama.(Fase 2)
 Siswasecara berkelompok mendiskusikan kalimat utama dan gagasan utama
pada setiap paragraf lalu menuliskan dalam bentuk tabel.
 Guru berkeliling membimbing siswa yang mengalami kesulitan (Fase 4)
 Setelah selesai, siswa diminta membacakan hasil diskusinya dengan penuh
percaya diri.
 memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi dengan cara
menambahi jawaban, menyanggah atau memberi masukan (Creativity and
Innovation)
 Guru Bersama-sama memberikan tepuk tangan atau hadiah bagi siswa yang
terlebih dahulu menjawab pertanyaan.(fase 6)
 Guru mengapresiasi dan mengonfirmasi jawaban siswa.
 Siswa mengumpulkan hasil diskusinya lalu diberikan kepada guru.
 Guru menayakan kembali tentang contoh hak-hak sebagai warga negara
Indonesia.

16
 Setelah menyebutkan contoh hak-hak sebagai warga negara, siswa secara
berkelompok menuliskan pasal-pasal dalam UUD tahun 1945 yang mengatur
tentang hak-hak sebagai warga negara.
 Setelah selesai, secara bergantain masing-masing perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusinya.
3. Penutup
 Bersama-samasiswa membuat kesimpulan /hasil belajar (fase 5
 Guru memberikan Evaluasi
 Melakukan penilaian hasil belajar.
 Menyanyikan lagu daerah.

Mengajak semuasiswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-


masing.Religi

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah


menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Sedangkan menurut
Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar
mengajar: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3).
Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas


pengajaran. Kualitas pengajaran y ang dimaksud adalah profesional yang dimiliki
oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual),
bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Pengertian hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan


yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata (2005), prestasi atau hasil


belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan

17
berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi
belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah
ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi
belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar
mata kuliah yang bersangkutan.

1. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sunarto (2009)


antara lain meliputi factor internal dan factor eksternal.

1. Faktor Internal adalah factor- factor yang berasal dari dalam diri sesorang
yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Yang termasuk factor-
factor internal yaitu kecerdasan, bakat, minat, motivasi.
2. Faktor Eksternal adalah factor- factor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar sesorang yang sifatnya berasal dari luar diri sesorang tersebut.
Yang termasuk factor- factor eksternal yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneltian tindakan kelas (PTK) yang dikenal classroom action research.
Pemilihan metode ini dengan alasan permasalahan yang hendak diteliti adalah
permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 tindakan.

B. Prosedur penelitian
Kemmis dan Mc Taggart (dalam Aqib Zainal, 2006:31) Penelitian
Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas
yang dilaksanakan oleh guru dalam memecahkan masala-masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan siswa serta memperbaiki mutu
proses (praktik) dan hasil (produk) dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini
mengikuti langkah sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c)
pengamatan, dan (d) refleksi.
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

19
Siklus I Perencanaan

Aksi/Tindakan
Refleksi

Observasi

Siklus II Perencanaan Ulang


Refleksi

Observasi
Aksi/Tindakan
nnnnnn

Alur penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Zainal Aqib,


2006:31).

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V1 SD Negeri 2
Tataaran dengan jumlah siswa 24 orang, yang terdiri dari laki-laki 10 dan
perempuan 14.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah SD Negeri 2 Tataaran, Kec. Tondano
Selatan. Kabupaten Minahasa Provins Sulawesi Utara Waktu pelaksanaan
penelitian ini pada bulan September tahun 2019
E. Teknik Pengumpulan Data
Data utama dalam penelitian dilakukan dengan pengamatan, tes, dan
wawancara.

20
1) Pengamatan
Pengamatan merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan
mengamati yang dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan
pembelajaran. Peneliti yang bertindak langsung sebagai pengamat harus
mencatat segala kejadian dalam kegiatan pembelajaran. Data yang
terkumpul melalui teknik pengumpulan data ini, berupa informasi/data
yang objektif dan realistik dari kegiatan pembelajaran.
2) Tes
Tes terutama digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang
mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar
mengajar. Ditinjau dari segi pelaksanaan, tes terdiri atas :
 Tes tertulis
Tes tertulis merupakan alat penilaian yang dijawab oleh siswa.
Tes tertulis memiliki kelebihan yaitu: (i) penguji dapat menguji
banyak siswa dalam waktu terbatas, (ii) objektivitas pengerjaan tes
terjamin dan mudah diawasi, (iii) penguji dapat menyusun soal-soal
yang merata pada tiap pokok bahasan, (iv) penguji dengan mudah
dapat menentukan standar penilaian,
 Tes lisan
Tes lisan adalah merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya
dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk
mengetahui kemampuan berupa proses berpikir siswa dalam
memecahkan suatu masalah, mempertanggung jawabkan pendapat,
penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.
3) Wawancara
Kegiatan ini dilakukan untuk menelusuri kedalaman pemahaman
siswa. Hasil pekerjaan siswa pada setiap tes yang akan diberikan akan
digali melalui wawancara untuk memperoleh gambaran tentang
pemahaman ataupun kesulitan yang ditemui siswa.
F. Perencanaan Tindakan

21
Peneliti mengunjungi kepala sekolah SD Negeri 2 Tataaran
dan berdiskusi sehubungan dengan pelaksanaan penelitian. Peneliti
berdiskusi dengan guru kelas V1 untuk membuat RPP sebagai
persiapan dalam melakukan penelitian tindakan tentang penggunaan
model pembelajaran Cooperativ Learning pada materi Hak-Hak
Sebagai Warga Negara Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran.
b. Berdiskusi dengan guru kelas dalam pembuatan instrument penelitian
berupa pengamatan interaksi belajar mengajar dan pedoman observasi.
G. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran PPKN pada materi struktur akar dengan penerapan model
pembelajaran Cooperativ Learning dilakukan dalam 2 kali tindakan siklus.
a.Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran tentang penerapan model Cooperativ
Leraning pada materi Hak-Hak Sebagai Warga Negara Indonesia untuk
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran
disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat.

Siklus I
 Tahap perencanaan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan
persiapan dengan menggunakan model Student Teams Achievement
Division .
 Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada tindakan I dilakukan oleh
peneliti. Kegiatan belajar akan menggunakan model pembelajaran,
dengan Student Teams Achievement Division langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4- 5 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
2. Guru menyajikan pelajaran.

22
3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Kesimpulan.
 Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada proses belajar mengajar sementara
berlangsung baik itu tindakan yang dilakukan oleh peneliti maupun
oleh siswa. Dengan mencatat hal-hal yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran.
 Refleksi
Dilaksanakan pada seluruh siklus untuk menentukan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan.

Siklus II
Setelah melihat tindakan yang dilakukan pada siklus I pada siklus II ini
tindakan yang dilakukan sama tapi pada siklus II lebih ditekankan pada
indikator-indikator yang belum tercapai pada siklus I.
1) Observasi/Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan dengan pelaksanaan tindakan pada saat
proses pembelajaran berlangsung dan pengamatan yang dilakukan
meliputi aktifitas siswa, pengembangan materi (pengajaran yang
sedang dilakukan guru) dan hasil belajar siswa.
2) Refleksi
Tahap refleksi melibatkan kegiatan: menganalisis, mensisntesis,
memaknai, menjelaskan, dan menyimpulkan tentang penerapan model
pembelajaran Cooperativ Learning pada materi Hak-Hak Warga
Negara Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V1
SD Negeri 2 Tataaran. Hal-hal yang diperhatikan pada tahap refleksi

23
adalah (1) kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana
pembelajaran yang dibuat, (2) kelemahan-kelemahan yang terjadi
dalam pembelajaran, (3) hambatan yang terjadi selama proses
pembelajaran, (4) kemajuan yang telah dicapai oleh siswa.

a. Kriteria Keberhasilan
Kriteria setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan belajar) jika
proporsi jawaban benar siswa >75% [Depdiknas, (2002:32) dalam Trianto
(2009:64)].

H. Analisis Data
Data dianalisis pada setiap akhir tindakan siklus. Data yang
diperoleh dari hasil observasi dan tes dianalisis dengan perhitungan presentasi
hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar
siswa yang meliputi produk, proses, dan psikomotor. Penetuan ketuntasan
hasil belajar berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana
kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasai siswa dengan cara menghitung
proporsi jumlah siswa yang menjawab benar dibagi dengan jumlah siswa
seluruhnya.
T
KB = x 100 %
Tt
Keterangan
KB = Ketuntasan belajar
T = Jumlah skor yang dicapai siswa
Tt = Jumlah skor total
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)
jika proporsi jawaban benar siswa mencapai 75 % (Trianto, 2011;63-
64)

24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dipilih

karena mempunyai beberapa keistimewaan yaitu mudah dilakukan oleh

guru, tidak mengganggu jam kerja guru, selain itu sambil mengajar bisa

sekaligus melakukan penelitian. Data hasil penelitian yang akan dipaparkan

adalah data hasil rekaman tentang beberapa hal yang menyangkut

pelaksanaan selama tindakan penelitian berlangsung. Pada tahap ini

akan dipaparkan hasil penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar PPKN pada pokok

bahasan Hak-Hak Warga Negara Indonesia. Dengan mengacu pada tujuan

penelitian yaitu untuk menjelaskan penerapan Model Pembelajaran

Kooperativ Learning untuk meningkatkan hasil belajar PPKN dan juga

mendiskripsikan hasil belajar PPKN peserta didik kelas V1 SD Negeri 2

Tataaran dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning

tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari kegiatan pra tindakan dan

pelaksanaan tindakan yang terdiri dari 2 siklus.

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan tes awal/pre test


untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mereka tentang materi yang

25
akan disampaikan saat penelitian siklus I. Dari analisa hasil tes awal
diketahui bahwa nilai tes awal masih dibawah rata-rata. Maka
diperlukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar mereka dalam mata
pelajaran Matematika dan fokus penelitian ini pada materi penjumlahan
bilangan pecahan biasa dan campuran.
Dalam kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi dan motivasi
pada peserta didik. Untuk kegiatan inti, peneliti menyampaikan materi dan
menerapkan model pembelajaran kooperatif Learning untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Dan kegiatan penutup, pemberian tes
evaluasi/post tes untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil dan
ketuntasan belajar peserta didik setelah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif Learning. Hasil penelitian dapat diketahui dari
paparan berikut ini:
1. Peningkatan kerjasama peserta didik melalui model pembelajaran
Kooperatif Learning pada mata pelajaran PPKN Materi Hak-Hak Warga
Negara Indonesia pada peserta didik Kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran.
Johnson & Johnson dalam Isjoni menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu
kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam
kelompok tersebut.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta
dianjurkan oleh para ahli pendidikan. meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
toleransi, menghargai pendapat orang lain, membuat siswa berfikir kritis,
mampu memecahkan masalah, serta mengintegrasikan pengetahuan dan
pengalaman.

26
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif Learning pada mata pelajaran
Matematika materi Penjumlahan bilangan pecahan biasa dan campuran
memiliki beberapa tahap yaitu 1) tahap persiapan, 2) menentukan skor
awal pertama, 3) memb agi peserta didik kedalam tim, 4)
menyampaikan pelajaran, 5) belajar tim, 6) tes individual, 7) menghitung
skor individual dan tim, 8) merekognisi prestasi tim. Berikut pembahasan
rincinya :

a. Tahap persiapan.

Pada tahap persiapan, peneliti menyiapkan materi apa yang yang akan
diajarkan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes, beserta model apa
yang digunakan dalam proses pembelajaran nantinya. Peneliti dalam
penelitiannya menyiapkan penjumlahan bilangan pecahan biasa dan
campuran. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
kooperatif Learning.

b. Menentukan skor awal pertama.

Untuk menentukan skor awal pertama, peneliti melakukan pre test atau tes awal.
Tes awal ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman peserta
didik terhadap materi yang akan disampaikan. Selain itu tes awal juga digunakan
untuk acuan dalam pembagian kelompok.

c. Membagi peserta didik kedalam tim.

Setelah mengetahui hasil tes awal, peneliti melakukan pembagian


kelompok. Kelompok dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.
Pembagian kelompok bersifat heterogen. Setiap kelompok terdiri dari peserta
didik laki-laki dan perempuan yang tingkat kemampuannya berbeda.

d. Menyampaikan pelajaran.

Setelah pembagian tim selesai, dalam penelitiannya peneliti bertindak sebagai


guru. Guru mulai menyampaikan materi. Sebelum materi disampaikan, guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi rasa ingin tau peserta
didik tentang materi yang akan dipelajari yaitu penjumlahan bilangan

27
pecahan biasa dan campuran. Selanjutnya memberikan apersepsi kepada
peserta didik dengan tujuan menghubungkan materi yang akan disampaikan
dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Hal ini merupakan usaha guru
dalam menyiapkan peserta didik sebelum menerima materi. Kemudian guru
menyampaikan materi di depan kelas dengan menggunakan bahasa yang
mudah difahami.

e. Belajar tim.

Pada tahap ini, guru membagikan lembar kerja kelompok. Guru memberi
perintah untuk mengerjakan lembar kerja kelompok bersama anggota
kelompoknya. Dalam kerja kelompok, peserta didik saling bekerja sama dalam
menyelesaikan soal. Guru menekankan agar anggota kelompok
mempersiapkan anggota kelompoknya untuk bisa menjawab kuis dengan baik.
Anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok
melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggota kelompoknya.

f. Tes ujian.

Setelah melakukan belajar kelompok guru membagikan soal tes kepada


peserta didik. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
belajar yang telah dicapai peserta didik. Tes ini dilakukan secara individu dengan
tujuan memberi kesempatan peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah
dipelajari selama bekerja dalam tim. Selama tes, anggota kelompok tidak boleh
meminta bantuan ataupun dibantu teman lain. Hasil dari tes siklus II
sudah mengalami peningkatan pemahaman dibanding dengan tes siklus I.

g. Menghitung skor individual dan tim.

Setelah tes selesai, guru menghitung skor kemajuan individual dan tim.

1) Skor kemajuan individual siklus I.

28
Adapun skor kemajuan individual tes siklus I sebagai berikut :

Nilai

Nama kode peserta didik L/ P Nilai Tes Poin

1 2 3 4 5siklus I 6kemajuan
1. Floran Paoki P 70 75 5
2. Aimeracel Lumouw P 35 75 30
3. Claudi Girot P 50 60 10
4. Stevan Manengkey L 40 60 20
5. Alisia Moningka P 50 60 10
6. Alexandria Lensun P 40 75 30
7. Avril Sampouw P 35 75 30
8. Revalina Maringka P 40 70 30
9. Mutiara Torar P 40 60 20
10. Beatrix Lumowa L 30 50 20
11. Elsaday Mamengko P 50 75 20
12. Keysa Lumintang P 60 75 10
13. Maurya Lontaan P 45 50 5
14. Neyla Runtuwene P 50 60 10
15. Mattew Karwur L 50 75 20
16. Achiang Sumenda L 65 75 10
17. Gabril Turang L 40 50 10
18. Kenli Tewu L 60 80 20
19 Preyer Sanger L 50 65 15
20 Xaverius Tombokan L 70 75 5
21 Jeremia Rompas L 40 65 20
22 Ivica Pesik P 75 80 15
23 Nesta Rambing P 55 60 5
24 Jesaya Moningki L 65 70 5
Tabel 4.25 Daftar Skor Kemajuan Individual Siklus

29
2) Skor kemajuan individual siklus II.

Nilai

Nama kode peserta didik L/ P Nilai Tes Poin

1 2 3 4 5siklus I 6kemajuan
1. Floran Paoki P 60 95 30
2. Aimeracel Lumouw P 70 90 20
3. Claudi Girot P 50 80 30
4. Stevan Manengkey L 55 75 20
5. Alisia Moningka P 60 80 20
6. Alexandria Lensun P 50 85 35
7. Avril Sampouw P 75 85 10
8. Revalina Maringka P 70 75 5
9. Mutiara Toror P 60 85 20
10. Beatrix Lumowa L 40 65 20
11. Elsaday Mamengko P 70 90 20
12. Keysa Lumintang P 75 85 10
13. Maurya Lontan P 50 55 5
14. Neyla Runtuwene P 50 80 30
15. Mattew Karwur L 75 85 10
16. Achiang Sumenda L 75 95 20
17. Gabrial Turang L 55 75 20
18. Kenly Tewu L 65 95 30
19 Preyer Sanger L 70 75 5
20 Xaverius Tombokan L 80 90 10
21 Jeremia Rompas L 75 80 5
22 Ivica Pesik P 80 85 5
23 Nesta Rambing P 85 90 5
24 Jesaya Moningki L 80 85 5
Tabel 4.26 Daftar Skor Kemajuan Individual Siklus II

Setelah skor individual diketahui, maka guru segera menghitung skor tim.
Guru menghitung skor tim siklus I dan siklus II.

30
Adapun penghitungan skor tim sebagai berikut :
Nama Nama Skor Tot Rata-
kelom siswa Siklus 1+ siklus 2 al rata
pok skor
1 2 3 4 5
A Floran Paoki 35
Aimracel Lumouw 50 41,25
Claudi Girot 40 165
Stevan Manengke 40
B Alisia Moningka 30
Alexandria Lensun 65 42,5
Avril Sampouw 40 170
Revalina Maringka 35
C Mutiara Torar 40
Beatrix Lumowa 40 35
Elsaday Mamengko 40 140
Keysa Lumintang 20
D Mauria Lontaan 10 110
Neyla Runtunewe 40 27,5
Mattew Karwur 30
Achiang Sumenda 30
E Gabril Turang 30
Kenli Tewu 50 115 28,75
Preyer Sanger 20
Xaverius Tombokan 15
F Jeremia Rompas 25
Ivica Pesik 20 65 16,25
Nesta Rambing 10
Jesaya Moningki 10
Tabel 4.27 Daftar Skor Tim Siklus I dan Siklus 2

31
A.Merekognisi prestasi tim.
Ada tiga tingkatan penghargaan yang diberikan, yaitu tim super, hebat
dan baik. Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim.
Tabel 4.29. Daftar Rata-Rata Skor Tim Siklus 1 DAN 2
Nama Tim Rata-Rata Skor Tim Penghargaan Tim
A 41,25 TIM HEBAT
B 42,5 TIM SUPER HEBAT
C 35 TIM HEBAT
D 27,5 TIM BAIK
E 28,75 TIM BAIK
F 16,25 TIM BAIK

Hasil nilai kerjasama kelompok juga dilihat dari nilai kerja kelompok tim
mengalami peningkatan pada setiap siklus, nilai rata- rata kelompok siklus I dan
siklus 2.

No Uraian Pre tes Poss tes Poss tes ket


Siklus 1 Siklus 2
1 2 3 4 5 6
1 Jumlah Peserta Tes 24 24 24 tetap
2 Nilai rata-rata 50,20 67,29 82,5 meningkat
peserta
Didik
3 Jumlah peserta 6 13 22 meningkat
didik
yang tuntas belajar
4 Jumlah peserta 19 11 2 menurun
didik
yang belum tuntas
belajar
5 Persentase ketuntasan 25% 54,16% 91,66% Meningkat
belajar

32
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik selalu
mengalami peningkatan mulai dari pre test, Post test siklus I, hingga Post test
siklus II. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata peserta didik yang semula 50, 20 (pre
test) meningkat sebanyak 67,29 (Post test siklus I) dan mengalami peningkatan
kembali sebanyak 82,5 (Post test siklus II).

Peningkatan nilai rata-rata peserta didik dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Chart Title

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Presentase

Tabel 4.33. Hasil Tes Belajar Peserta didik


Keterangan
= pre tes awal peserta didik

= pos tes siklus 1

= post test siklus 2

33
B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V1 SDN 2 Tataaran dengan


menggunakan model pembelajaran kooperatif Learning dimana peserta didik
tidak hanya dituntut untuk mendengarkan penjelasan dari guru, melainkan
peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara bekerja
sama dalam kelompok heterogen. Model kooperatif Learning
merupakan model yang mengutamakan adanya kerjasama antar peserta
didik dalam kelompok untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Sebelum
melakukan tindakan, peneliti melakukan tes awal/pre test untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman mereka tentang materi yang akan disampaikan
saat penelitian siklus I. Dari analisa hasil tes awal diketahui bahwa nilai tes
awal masih dibawah rata-rata. Maka diperlukan tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika dan
fokus penelitian ini pada materi penjumlahan bilangan pecahan biasa dan
campuran.
Dalam kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
Pada kegiatan pendahuluan peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan apersepsi dan motivasi pada peserta didik. Untuk
kegiatan inti, peneliti menyampaikan materi dan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Dan kegiatan penutup, pemberian tes evaluasi/post tes untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan hasil dan ketuntasan belajar peserta didik setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif Learning. Hasil penelitian
dapat diketahui dari paparan berikut ini: kooperatif Learning
Model pembelajaran kooperatif Learning merupakan model
pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan
oleh para ahli pendidikan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Slavin dinyatakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan

34
hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, menghargai pendapat
orang lain, membuat siswa berfikir kritis, mampu memecahkan masalah,serta
mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman.
Penerapan model pembelajaran Kooperatif Learning pada mata
pelajaran PPKN Pokok materi struktur akar memiliki beberapa tahap yaitu 1)
tahap persiapan, 2) menentukan skor awal pertama, 3) membagi peserta didik
kedalam tim, 4) menyampaikan pelajaran, 5) belajar tim, 6) tes individual, 7)
menghitung skor individual dan tim, 8) merekognisi prestasi tim. Berikut
pembahasan rincinya :
a. Tahap persiapan.
Pada tahap persiapan, peneliti menyiapkan materi apa yang yang akan
diajarkan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes, beserta model apa
yang digunakan dalam proses pembelajaran nantinya. Peneliti dalam
penelitiannya menyiapkan penjumlahan bilangan pecahan biasa dan
campuran. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
Kooperatif Learning.
b. Menentukan skor awal pertama.
Untuk menentukan skor awal pertama, peneliti melakukan pre test atau tes
awal. Tes awal ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman
peserta didik terhadap materi yang akan disampaikan. Selain itu tes awal juga

digunakan untuk acuan dalam pembagian kelompok.

c. Membagi peserta didik kedalam tim.

Setelah mengetahui hasil tes awal, peneliti melakukan

pembagian kelompok. Kelompok dibagi menjadi 4 kelompok yang

beranggotakan 4-5 orang. Pembagian kelompok bersifat heterogen. Setiap

kelompok terdiri dari peserta didik laki-laki dan perempuan yang tingkat

kemampuannya berbeda.

d. Menyampaikan pelajaran.

35
Setelah pembagian tim selesai, dalam penelitiannya peneliti bertindak

sebagai guru. Guru mulai menyampaikan materi. Sebelum materi disampaikan,

guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi rasa ingin tau

peserta didik tentang materi yang akan dipelajari yaitu penjumlahan

bilangan pecahan biasa dan campuran. Selanjutnya memberikan apersepsi

kepada peserta didik dengan tujuan menghubungkan materi yang akan

disampaikan dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Hal ini merupakan

usaha guru dalam menyiapkan peserta didik sebelum menerima materi.

Kemudian guru menyampaikan materi di depan kelas dengan menggunakan

bahasa yang mudah difahami.

e. Belajar tim.

Pada tahap ini, guru membagikan lembar kerja kelompok. Guru memberi

perintah untuk mengerjakan lembar kerja kelompok bersama anggota

kelompoknya. Dalam kerja kelompok, peserta didik saling bekerja sama dalam

menyelesaikan soal. Guru menekankan agar anggota kelompok

mempersiapkan anggota kelompoknya untuk bisa menjawab kuis dengan baik.

Anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok

melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggota kelompoknya.

f. Tes ujian.

Setelah melakukan belajar kelompok guru membagikan soal tes kepada peserta

didik. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar

yang telah dicapai peserta didik. Tes ini dilakukan secara individu dengan tujuan

memberi kesempatan peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah

dipelajari selama bekerja dalam tim. Selama tes, anggota kelompok tidak boleh

36
meminta bantuan ataupun dibantu teman lain. Hasil dari tes siklus II

sudah mengalami peningkatan pemahaman dibanding dengan tes siklus I

37
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap

siswa kelas V1 A SDN 2 Tataaran pada mata pelajaran PPKN dalam

materi Hak-Hak Sebagai Warga Negara dapat disimpulkan:

1. Penerapan modelpembelajaran kooperatif Learning dalam

pembelajaran PPKN dalam materi struktur akar dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas V1 SDN 2 Tataaran.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif Learning dalam

pembelajaran PPKN dalam materi struktur akar dapat meningkatkan

hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas V1 SDN 2 Tataaran.

3. Hubungan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar siswa kelas

V1 SDN 2 Tataaran menunjukkan hubungan yang positif dan erat.

B. Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi

belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara

otomatis akan membentuk budaya senang belajar.

2. Kepada guru, untuk senantiasa menerapkan model pembelajaran

Kooperatif Learning dalam proses pembelajaran, karena dengan model

pembelajara Kooperatif Learning siswa akan lebih mudah memahami

berbagai materi pelajaran karena siswa dapat saling membantu dalam

memahami pelajaran yang disampaikan. Selain itu model pembelajaran

Kooperatif Learning dapat menciptakan komunitas belajar (learning

comunity) yang pada akhirnya menciptakan kebiasan belajar secara

38
kontinyu, model pembelajaran kooperatif Learning juga memberikan

solusi cerdas dalam membantu siswa memahami materi pelajaran karena

dapat mereka dapat membantu satu sama lain.

3. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang

mendukung pembelajaran yang masih belum ada, agar

proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar

peserta didik dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih

memperhatikan sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktivitas

belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja para

pendidik.

4. Kepada peneliti lanjutan, agar dapat meningkatkan profesionalisme dan


semangat dalam melakukan penelitian, serta dapat menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Learning dalam melakukan penelitian serupa.
Agar model pembelajaran Kooperatif Learning dapat lebih dikenal,
dipahami dan diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.

39
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama. Widya
KTSP. 2007. Model Silabus Kelas V1. Jakarta: Depdikbud
Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar PPKNi. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Rustaman Nuryani, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran PPKN SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Satori D, dkk. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka
Trianto. 2010. Mendisain Model Pembelajaran Cooperatif Learningf. Jakarta:
Prenada Media Group.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003.

2) Jadwal Penelitian

Berikut ini disajikan jadwal kegiatan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas :

 
N   SEPTEMBER
URAIAN
o AGUSTUS
I II III IV I II III IV
1 Pengajuan proposal        V    

40
2
Tahap Pra Penelitian

Tahap Tindakan
V
Siklus I
a.Rencana tindakan

b. Pelaksanaan
tindakan

c.Observasi

Refleksi        V    
Siklus II
a.Rencana tindakan

b. Pelaksanaan
tindakan

c.Observasi
 
Refleksi           V
3 Penyusunan Draft Laporan V
4 Penyusunan laporan V
5 Pengesahan laporan. V

41

Anda mungkin juga menyukai