Disusun oleh :
NAMA : ERNA SYECBUTUH
NO PESERTA : 19321102710001
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Laporan Penelitian ini telah disetujui dan disahkan untuk melengkapi tugas
Pendidikan Profesi Guru ( PPG ) Dalam Jabatan angkatan dua
Universitas Manado.
Mengetahui / Mengesahkan
Kepala
SD Negeri 2 Tataaran Guru Pamong Lapangan
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Mahas Kuasa, atas rahmat
dan karunianya yang telah dilimpahkannya sehinga penyusun memperoleh
kekuatan lahir maupun batin dalam menyusun dan merampungkan laporan
PPL.
PTK ini disusun karena telah berkahirnya kegiatan Program
Pengenalan Lapangan (PPL) peserta Pendidikan profesi Guru Dalam
Jabatan (PPGDJ) Universitas Negeri Manado Tahap 2 Tahun 2019.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, melalui PTK ini
penyusn menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah ikhlas membantu menyelesaikan PTK ini. PTK ini
merupakan dokumen tertulis terkait dengan pelaksanaan PPL mahasiswa
Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan yang hendak
menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar guru profesional.
Ucapan terimakasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada
yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Prof. Dr. Julyeta PA. Runtuwene, MS, selaku Rektor Universitas
Negeri Manado.
2. Dr. Ferdy Dj. Rorong, M.Hum Direktur Program Pendidikan Profesi
Guru Universitas Negeri Manadi.
3. Prof. Dr. Henri J. D. Tamboto, M.Si Assiten Direktur I PPG
Universitas Negeri Manado.
4. Dr. Diane M. Tengker, M.Hum Assiten Direktur II Universitas Negeri
Manado.
5. Dr. Fredrik A.F. Makadada, M.Kes, AIFO Asisten Direktur III
Universitas Negeri Manado.
6. Dosen serta Staf tata usaha Program Pendidikan Profesi Guru
Universitas Negeri Manado.
3
7. Dra. Junita L. Kumalulung, Kepala SD Negeri 2 Tataaran Kecamatan
Tondano Selatan.
8. Guru serta staf tata usaha SD Negeri 2 Tataaran Kecamatan Tondano
Selatan.
Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua, dan
semoga bantuan dan petunjuk yang diberikan oleh semua pihak untuk
penulis akan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin…
Penulis
Erna Syecbutuh
4
ABSTRAK
5
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................3
6
c. Refleksi ..........................................................................25
2. Siklus 2 ................................................................................26
a. Perencanaan ...................................................................26
b. Tindakan ............................................................................
c. Refleksi ..........................................................................28
B. PEMBAHASAN ........................................................................31
BAB V. PENUTUP
1. Simpulan...............................................................................38
2. Saran .....................................................................................39
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan
mengembangkan kemampuan manusia seutuhnya. Pendidkan dasar adalah suatu
lembaga yang menyelenggarakan dan mengembangkan serta memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan, gerakan pendidikan dasar
wajib di tempuh selama enam tahun. Sekolah Dasar merupakan bagian dari
pendidikan dasar yang memiliki salah satu tujuan mengembangkan aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang selalu mangacu pada kurikulum
yang berlaku. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dasar yang terdapat dalam
PP No. 28 tahun 1990 pasal 3:Pendidikan dasar bertujuan untuk memberi bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan pribadi,
anggota masyarakat, warga Negara dan anggota manusia serta mempersiapkan
peserta didik mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Pembelajaran
PPKN di SD perlu mendapat perhatian guru dalam kegiatan belajar mengajar
karena PPKN menuntut kecerdasan dan ketekunan, dalam mencari jawaban suatu
persoalan didasarkan atas pertimbangan rasional dan objektivitas dengan melalui
observasi atau kegiatan eksperimen untuk memperoleh data yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pembelajaran PPKN di Kelas V1 dengan berdasarkan pada KTSP seperti
Hak-Hak Warga Negara Indonesia menuntut siswa dapat menjelaskan hubungan
antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya. Sekolah Dasar sebagai salah satu
lembaga pendidikan formal, sesuai dengan Undang – undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangankan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
8
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2010: 1).
Pendidikan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran di
sekolah dan masyarakat memerlukan kompetensi professional seorang guru
dimana suatu kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan
tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang
lingkungan proses belajar mengajar dan mempunyai keterampilan dalam teknik
mengajar (Satori, dkk 2007: 2.36). Menurut Keputusan Menpan No.
26/MENPAN/1989, Tanggal 2 Mei 1989 dikemukakan bahwa guru memegang
peranan yang sangat menentukan bagi tujuan pendidikan (Trianto, 2010: 244).
Berdasarkan observasi yang peneliti temui dalam pembelajaran PPKN,
siswa di Kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran dengan materi “ Hak-Hak Sebagai
Warga Warga Negara Indonesia” Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
hanya melalui ceramah dalam menjelaskan materi tersebut kemudian menyuruh
siswa – siswa mengerjakan soal latihan yang ada dalam buku paket. Kegiatan
belajar mengajar tidak dilakukan dalam bentuk kelompok tetapi siswa
mengerjakan soal latihan secara mandiri. Sementara dalam pembelajaran PPKN
diharapkan siswa harus aktif dan kreatif dalam menemukan sendiri materi yang
dipelajari seperti dalam memahami dan mengetahui Hak-Hak Sebagai Warga
Negara Indonesia, sehingga siswa dapat mencapai tujuan seperti dapat
menyebutkan Hak-Hak Sebagai Warga Negara Indonesia. Dengan demikian benar
– benar siswa memahami dan dapat menerapkan pengetahuan dalam kehidupan
mereka sehari – hari.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik dan memilih judul
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR HAK-HAK SEBAGAI
WARGA NEGARA INDONESIA PADA TEMA MENUJU
MASYARAKAT SEJAHTERA SISWA KELAS V1 SD NEGERI
2 TATAARAN MELALUI MODEL COOPERATIV
LEARNING”
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning dalam
meningkatkan hasil belajar PPKN pada materi “ Hak-Hak Sebagai Warga Negara
Indonesia” pada V1 SD Negeri 2 Tataaran.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model
Cooperative Learning dalam meningkatkan hasil belajar PPKN pada materi “Hak-
Hak Sebagai Warga Negara Indonesia” di Kelas IV SD Negeri 2 Tataaaran.
D. Manfaat Penelitian
1). Bagi guru, menerapkan model pembelajaran Cooperativ Learning dalam
pembelajaran PPKN sangat membantu guru karena kegiatan belajar
mengajar mengikuti langkah – langkah yang menuntun guru dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga memudahkan guru dalam
menanamkan konsep materi yang dipelajari, menambah wawasan guru dan
melatih keterampilan seorang guru.
2). Bagi siswa, menerapkan model pembelajaran Cooperativ Learning dalam
pembelajaran PPKN membuat siswa menjadi termotivasi, aktif, dan
kreatif. Serta siswa dapat belajar menentukan sendiri materi yang
dipelajari.
3). Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan dapat memperkaya pengetahuan,
pengalaman, wawasan, dan kemampuan dalam mengembangan potensi
yang ada pada diri peneliti. Hasil peneliti ini juga dapat peneliti
aplikasikan ketika sudah menjadi guru SD.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
11
a. Mengembangkan pembelajaran agar siswa belajar secara kelompok.
b. Kelas merupakan laboratorium untuk mengkaji masalah sosial antar pribadi.
12
mengkondisikan siswa kedalam kelompok belajar dengan anggota 4 sampai 5
orang, setiap kelompok harus heterogen dan kem udian saling membantu satu
sama lain untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan guru.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Cooperativ Learning sebagai berikut:
2) Menyajikan informasi.
3) Mengorganisasi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5) Evaluasi.
6) Memberikan penghargaan.
13
2. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang
lain.Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi yang lain dalam
grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
3. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik
atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan
kelompok.
4. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara
adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.
C. Pembelajaran PPKN
1. Pengertian PPKN
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran
yang dirancang untuk menghasilkan siswa yang memiliki keimanan dan
akhlak mulia sebagaimana diarahkan oleh filsafah hidup bangsa Indonesia
yaitu pancasila sebagai warga negara yang efektif dan bertanggungjawab.
14
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar Mujani (dalam Rustaman,
2011: 7.1).
1. Pendahuluan
Guru memberikan salam dan menanyakan kabar.
Dibuka dengan do’a.(religius)
Mengecekhehadiransiswa.
15
Menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda Pancasila”.(nasionalis)
Guru menyiapakanfisik dan psikis anak dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Menyampaikan Tema dan Tujuan Pembelajaran yang akan di capai . (Fase
1)
2. Inti
Siswa membaca balon kalimat pada buku siswa.
Siswa mengamati gambar pada buku siswa.(mengamati)
Guru menstimulus siswa dengan gambar yang berisi tentang hak-hak
sebagai warga negara.(comunucattion)
16
Setelah menyebutkan contoh hak-hak sebagai warga negara, siswa secara
berkelompok menuliskan pasal-pasal dalam UUD tahun 1945 yang mengatur
tentang hak-hak sebagai warga negara.
Setelah selesai, secara bergantain masing-masing perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusinya.
3. Penutup
Bersama-samasiswa membuat kesimpulan /hasil belajar (fase 5
Guru memberikan Evaluasi
Melakukan penilaian hasil belajar.
Menyanyikan lagu daerah.
17
berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi
belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah
ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi
belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar
mata kuliah yang bersangkutan.
1. Faktor Internal adalah factor- factor yang berasal dari dalam diri sesorang
yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Yang termasuk factor-
factor internal yaitu kecerdasan, bakat, minat, motivasi.
2. Faktor Eksternal adalah factor- factor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar sesorang yang sifatnya berasal dari luar diri sesorang tersebut.
Yang termasuk factor- factor eksternal yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneltian tindakan kelas (PTK) yang dikenal classroom action research.
Pemilihan metode ini dengan alasan permasalahan yang hendak diteliti adalah
permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini
dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 tindakan.
B. Prosedur penelitian
Kemmis dan Mc Taggart (dalam Aqib Zainal, 2006:31) Penelitian
Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas
yang dilaksanakan oleh guru dalam memecahkan masala-masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan siswa serta memperbaiki mutu
proses (praktik) dan hasil (produk) dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini
mengikuti langkah sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c)
pengamatan, dan (d) refleksi.
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
19
Siklus I Perencanaan
Aksi/Tindakan
Refleksi
Observasi
Observasi
Aksi/Tindakan
nnnnnn
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V1 SD Negeri 2
Tataaran dengan jumlah siswa 24 orang, yang terdiri dari laki-laki 10 dan
perempuan 14.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah SD Negeri 2 Tataaran, Kec. Tondano
Selatan. Kabupaten Minahasa Provins Sulawesi Utara Waktu pelaksanaan
penelitian ini pada bulan September tahun 2019
E. Teknik Pengumpulan Data
Data utama dalam penelitian dilakukan dengan pengamatan, tes, dan
wawancara.
20
1) Pengamatan
Pengamatan merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan
mengamati yang dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan
pembelajaran. Peneliti yang bertindak langsung sebagai pengamat harus
mencatat segala kejadian dalam kegiatan pembelajaran. Data yang
terkumpul melalui teknik pengumpulan data ini, berupa informasi/data
yang objektif dan realistik dari kegiatan pembelajaran.
2) Tes
Tes terutama digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang
mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar
mengajar. Ditinjau dari segi pelaksanaan, tes terdiri atas :
Tes tertulis
Tes tertulis merupakan alat penilaian yang dijawab oleh siswa.
Tes tertulis memiliki kelebihan yaitu: (i) penguji dapat menguji
banyak siswa dalam waktu terbatas, (ii) objektivitas pengerjaan tes
terjamin dan mudah diawasi, (iii) penguji dapat menyusun soal-soal
yang merata pada tiap pokok bahasan, (iv) penguji dengan mudah
dapat menentukan standar penilaian,
Tes lisan
Tes lisan adalah merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya
dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk
mengetahui kemampuan berupa proses berpikir siswa dalam
memecahkan suatu masalah, mempertanggung jawabkan pendapat,
penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.
3) Wawancara
Kegiatan ini dilakukan untuk menelusuri kedalaman pemahaman
siswa. Hasil pekerjaan siswa pada setiap tes yang akan diberikan akan
digali melalui wawancara untuk memperoleh gambaran tentang
pemahaman ataupun kesulitan yang ditemui siswa.
F. Perencanaan Tindakan
21
Peneliti mengunjungi kepala sekolah SD Negeri 2 Tataaran
dan berdiskusi sehubungan dengan pelaksanaan penelitian. Peneliti
berdiskusi dengan guru kelas V1 untuk membuat RPP sebagai
persiapan dalam melakukan penelitian tindakan tentang penggunaan
model pembelajaran Cooperativ Learning pada materi Hak-Hak
Sebagai Warga Negara Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran.
b. Berdiskusi dengan guru kelas dalam pembuatan instrument penelitian
berupa pengamatan interaksi belajar mengajar dan pedoman observasi.
G. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran PPKN pada materi struktur akar dengan penerapan model
pembelajaran Cooperativ Learning dilakukan dalam 2 kali tindakan siklus.
a.Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran tentang penerapan model Cooperativ
Leraning pada materi Hak-Hak Sebagai Warga Negara Indonesia untuk
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran
disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat.
Siklus I
Tahap perencanaan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan
persiapan dengan menggunakan model Student Teams Achievement
Division .
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran pada tindakan I dilakukan oleh
peneliti. Kegiatan belajar akan menggunakan model pembelajaran,
dengan Student Teams Achievement Division langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4- 5 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
2. Guru menyajikan pelajaran.
22
3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Kesimpulan.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada proses belajar mengajar sementara
berlangsung baik itu tindakan yang dilakukan oleh peneliti maupun
oleh siswa. Dengan mencatat hal-hal yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran.
Refleksi
Dilaksanakan pada seluruh siklus untuk menentukan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan.
Siklus II
Setelah melihat tindakan yang dilakukan pada siklus I pada siklus II ini
tindakan yang dilakukan sama tapi pada siklus II lebih ditekankan pada
indikator-indikator yang belum tercapai pada siklus I.
1) Observasi/Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan dengan pelaksanaan tindakan pada saat
proses pembelajaran berlangsung dan pengamatan yang dilakukan
meliputi aktifitas siswa, pengembangan materi (pengajaran yang
sedang dilakukan guru) dan hasil belajar siswa.
2) Refleksi
Tahap refleksi melibatkan kegiatan: menganalisis, mensisntesis,
memaknai, menjelaskan, dan menyimpulkan tentang penerapan model
pembelajaran Cooperativ Learning pada materi Hak-Hak Warga
Negara Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V1
SD Negeri 2 Tataaran. Hal-hal yang diperhatikan pada tahap refleksi
23
adalah (1) kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana
pembelajaran yang dibuat, (2) kelemahan-kelemahan yang terjadi
dalam pembelajaran, (3) hambatan yang terjadi selama proses
pembelajaran, (4) kemajuan yang telah dicapai oleh siswa.
a. Kriteria Keberhasilan
Kriteria setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan belajar) jika
proporsi jawaban benar siswa >75% [Depdiknas, (2002:32) dalam Trianto
(2009:64)].
H. Analisis Data
Data dianalisis pada setiap akhir tindakan siklus. Data yang
diperoleh dari hasil observasi dan tes dianalisis dengan perhitungan presentasi
hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar
siswa yang meliputi produk, proses, dan psikomotor. Penetuan ketuntasan
hasil belajar berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana
kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasai siswa dengan cara menghitung
proporsi jumlah siswa yang menjawab benar dibagi dengan jumlah siswa
seluruhnya.
T
KB = x 100 %
Tt
Keterangan
KB = Ketuntasan belajar
T = Jumlah skor yang dicapai siswa
Tt = Jumlah skor total
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)
jika proporsi jawaban benar siswa mencapai 75 % (Trianto, 2011;63-
64)
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
guru, tidak mengganggu jam kerja guru, selain itu sambil mengajar bisa
tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari kegiatan pra tindakan dan
25
akan disampaikan saat penelitian siklus I. Dari analisa hasil tes awal
diketahui bahwa nilai tes awal masih dibawah rata-rata. Maka
diperlukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar mereka dalam mata
pelajaran Matematika dan fokus penelitian ini pada materi penjumlahan
bilangan pecahan biasa dan campuran.
Dalam kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi dan motivasi
pada peserta didik. Untuk kegiatan inti, peneliti menyampaikan materi dan
menerapkan model pembelajaran kooperatif Learning untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Dan kegiatan penutup, pemberian tes
evaluasi/post tes untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil dan
ketuntasan belajar peserta didik setelah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif Learning. Hasil penelitian dapat diketahui dari
paparan berikut ini:
1. Peningkatan kerjasama peserta didik melalui model pembelajaran
Kooperatif Learning pada mata pelajaran PPKN Materi Hak-Hak Warga
Negara Indonesia pada peserta didik Kelas V1 SD Negeri 2 Tataaran.
Johnson & Johnson dalam Isjoni menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu
kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam
kelompok tersebut.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta
dianjurkan oleh para ahli pendidikan. meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
toleransi, menghargai pendapat orang lain, membuat siswa berfikir kritis,
mampu memecahkan masalah, serta mengintegrasikan pengetahuan dan
pengalaman.
26
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif Learning pada mata pelajaran
Matematika materi Penjumlahan bilangan pecahan biasa dan campuran
memiliki beberapa tahap yaitu 1) tahap persiapan, 2) menentukan skor
awal pertama, 3) memb agi peserta didik kedalam tim, 4)
menyampaikan pelajaran, 5) belajar tim, 6) tes individual, 7) menghitung
skor individual dan tim, 8) merekognisi prestasi tim. Berikut pembahasan
rincinya :
a. Tahap persiapan.
Pada tahap persiapan, peneliti menyiapkan materi apa yang yang akan
diajarkan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes, beserta model apa
yang digunakan dalam proses pembelajaran nantinya. Peneliti dalam
penelitiannya menyiapkan penjumlahan bilangan pecahan biasa dan
campuran. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
kooperatif Learning.
Untuk menentukan skor awal pertama, peneliti melakukan pre test atau tes awal.
Tes awal ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman peserta
didik terhadap materi yang akan disampaikan. Selain itu tes awal juga digunakan
untuk acuan dalam pembagian kelompok.
d. Menyampaikan pelajaran.
27
pecahan biasa dan campuran. Selanjutnya memberikan apersepsi kepada
peserta didik dengan tujuan menghubungkan materi yang akan disampaikan
dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Hal ini merupakan usaha guru
dalam menyiapkan peserta didik sebelum menerima materi. Kemudian guru
menyampaikan materi di depan kelas dengan menggunakan bahasa yang
mudah difahami.
e. Belajar tim.
Pada tahap ini, guru membagikan lembar kerja kelompok. Guru memberi
perintah untuk mengerjakan lembar kerja kelompok bersama anggota
kelompoknya. Dalam kerja kelompok, peserta didik saling bekerja sama dalam
menyelesaikan soal. Guru menekankan agar anggota kelompok
mempersiapkan anggota kelompoknya untuk bisa menjawab kuis dengan baik.
Anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok
melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggota kelompoknya.
f. Tes ujian.
Setelah tes selesai, guru menghitung skor kemajuan individual dan tim.
28
Adapun skor kemajuan individual tes siklus I sebagai berikut :
Nilai
1 2 3 4 5siklus I 6kemajuan
1. Floran Paoki P 70 75 5
2. Aimeracel Lumouw P 35 75 30
3. Claudi Girot P 50 60 10
4. Stevan Manengkey L 40 60 20
5. Alisia Moningka P 50 60 10
6. Alexandria Lensun P 40 75 30
7. Avril Sampouw P 35 75 30
8. Revalina Maringka P 40 70 30
9. Mutiara Torar P 40 60 20
10. Beatrix Lumowa L 30 50 20
11. Elsaday Mamengko P 50 75 20
12. Keysa Lumintang P 60 75 10
13. Maurya Lontaan P 45 50 5
14. Neyla Runtuwene P 50 60 10
15. Mattew Karwur L 50 75 20
16. Achiang Sumenda L 65 75 10
17. Gabril Turang L 40 50 10
18. Kenli Tewu L 60 80 20
19 Preyer Sanger L 50 65 15
20 Xaverius Tombokan L 70 75 5
21 Jeremia Rompas L 40 65 20
22 Ivica Pesik P 75 80 15
23 Nesta Rambing P 55 60 5
24 Jesaya Moningki L 65 70 5
Tabel 4.25 Daftar Skor Kemajuan Individual Siklus
29
2) Skor kemajuan individual siklus II.
Nilai
1 2 3 4 5siklus I 6kemajuan
1. Floran Paoki P 60 95 30
2. Aimeracel Lumouw P 70 90 20
3. Claudi Girot P 50 80 30
4. Stevan Manengkey L 55 75 20
5. Alisia Moningka P 60 80 20
6. Alexandria Lensun P 50 85 35
7. Avril Sampouw P 75 85 10
8. Revalina Maringka P 70 75 5
9. Mutiara Toror P 60 85 20
10. Beatrix Lumowa L 40 65 20
11. Elsaday Mamengko P 70 90 20
12. Keysa Lumintang P 75 85 10
13. Maurya Lontan P 50 55 5
14. Neyla Runtuwene P 50 80 30
15. Mattew Karwur L 75 85 10
16. Achiang Sumenda L 75 95 20
17. Gabrial Turang L 55 75 20
18. Kenly Tewu L 65 95 30
19 Preyer Sanger L 70 75 5
20 Xaverius Tombokan L 80 90 10
21 Jeremia Rompas L 75 80 5
22 Ivica Pesik P 80 85 5
23 Nesta Rambing P 85 90 5
24 Jesaya Moningki L 80 85 5
Tabel 4.26 Daftar Skor Kemajuan Individual Siklus II
Setelah skor individual diketahui, maka guru segera menghitung skor tim.
Guru menghitung skor tim siklus I dan siklus II.
30
Adapun penghitungan skor tim sebagai berikut :
Nama Nama Skor Tot Rata-
kelom siswa Siklus 1+ siklus 2 al rata
pok skor
1 2 3 4 5
A Floran Paoki 35
Aimracel Lumouw 50 41,25
Claudi Girot 40 165
Stevan Manengke 40
B Alisia Moningka 30
Alexandria Lensun 65 42,5
Avril Sampouw 40 170
Revalina Maringka 35
C Mutiara Torar 40
Beatrix Lumowa 40 35
Elsaday Mamengko 40 140
Keysa Lumintang 20
D Mauria Lontaan 10 110
Neyla Runtunewe 40 27,5
Mattew Karwur 30
Achiang Sumenda 30
E Gabril Turang 30
Kenli Tewu 50 115 28,75
Preyer Sanger 20
Xaverius Tombokan 15
F Jeremia Rompas 25
Ivica Pesik 20 65 16,25
Nesta Rambing 10
Jesaya Moningki 10
Tabel 4.27 Daftar Skor Tim Siklus I dan Siklus 2
31
A.Merekognisi prestasi tim.
Ada tiga tingkatan penghargaan yang diberikan, yaitu tim super, hebat
dan baik. Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim.
Tabel 4.29. Daftar Rata-Rata Skor Tim Siklus 1 DAN 2
Nama Tim Rata-Rata Skor Tim Penghargaan Tim
A 41,25 TIM HEBAT
B 42,5 TIM SUPER HEBAT
C 35 TIM HEBAT
D 27,5 TIM BAIK
E 28,75 TIM BAIK
F 16,25 TIM BAIK
Hasil nilai kerjasama kelompok juga dilihat dari nilai kerja kelompok tim
mengalami peningkatan pada setiap siklus, nilai rata- rata kelompok siklus I dan
siklus 2.
32
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik selalu
mengalami peningkatan mulai dari pre test, Post test siklus I, hingga Post test
siklus II. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata peserta didik yang semula 50, 20 (pre
test) meningkat sebanyak 67,29 (Post test siklus I) dan mengalami peningkatan
kembali sebanyak 82,5 (Post test siklus II).
Peningkatan nilai rata-rata peserta didik dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Chart Title
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Presentase
33
B. Pembahasan Hasil Penelitian
34
hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, menghargai pendapat
orang lain, membuat siswa berfikir kritis, mampu memecahkan masalah,serta
mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman.
Penerapan model pembelajaran Kooperatif Learning pada mata
pelajaran PPKN Pokok materi struktur akar memiliki beberapa tahap yaitu 1)
tahap persiapan, 2) menentukan skor awal pertama, 3) membagi peserta didik
kedalam tim, 4) menyampaikan pelajaran, 5) belajar tim, 6) tes individual, 7)
menghitung skor individual dan tim, 8) merekognisi prestasi tim. Berikut
pembahasan rincinya :
a. Tahap persiapan.
Pada tahap persiapan, peneliti menyiapkan materi apa yang yang akan
diajarkan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes, beserta model apa
yang digunakan dalam proses pembelajaran nantinya. Peneliti dalam
penelitiannya menyiapkan penjumlahan bilangan pecahan biasa dan
campuran. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
Kooperatif Learning.
b. Menentukan skor awal pertama.
Untuk menentukan skor awal pertama, peneliti melakukan pre test atau tes
awal. Tes awal ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman
peserta didik terhadap materi yang akan disampaikan. Selain itu tes awal juga
kelompok terdiri dari peserta didik laki-laki dan perempuan yang tingkat
kemampuannya berbeda.
d. Menyampaikan pelajaran.
35
Setelah pembagian tim selesai, dalam penelitiannya peneliti bertindak
guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi rasa ingin tau
disampaikan dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Hal ini merupakan
e. Belajar tim.
Pada tahap ini, guru membagikan lembar kerja kelompok. Guru memberi
kelompoknya. Dalam kerja kelompok, peserta didik saling bekerja sama dalam
f. Tes ujian.
Setelah melakukan belajar kelompok guru membagikan soal tes kepada peserta
didik. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar
yang telah dicapai peserta didik. Tes ini dilakukan secara individu dengan tujuan
dipelajari selama bekerja dalam tim. Selama tes, anggota kelompok tidak boleh
36
meminta bantuan ataupun dibantu teman lain. Hasil dari tes siklus II
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap
B. Saran
belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara
38
kontinyu, model pembelajaran kooperatif Learning juga memberikan
belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja para
pendidik.
39
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama. Widya
KTSP. 2007. Model Silabus Kelas V1. Jakarta: Depdikbud
Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar PPKNi. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Rustaman Nuryani, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran PPKN SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Satori D, dkk. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka
Trianto. 2010. Mendisain Model Pembelajaran Cooperatif Learningf. Jakarta:
Prenada Media Group.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003.
2) Jadwal Penelitian
N SEPTEMBER
URAIAN
o AGUSTUS
I II III IV I II III IV
1 Pengajuan proposal V
40
2
Tahap Pra Penelitian
Tahap Tindakan
V
Siklus I
a.Rencana tindakan
b. Pelaksanaan
tindakan
c.Observasi
Refleksi V
Siklus II
a.Rencana tindakan
b. Pelaksanaan
tindakan
c.Observasi
Refleksi V
3 Penyusunan Draft Laporan V
4 Penyusunan laporan V
5 Pengesahan laporan. V
41