DISUSUN OLEH
PENDAHULUAN
terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain
metodologi pengajaran.
Berbagai upaya yang dilakukan dalam penembangan kualitas tersebut sebagai bagian
berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa. Namun demikian kondisi yang ada
menunjukkan bahwa masih terdapat siswa dengan tingkat hasil belajar yang kurang
memuaskan. Dalam konteks ini tingkat capaian nilai kelulusan maupun nilai semester
khususnya di sekolah dasar sebagian tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah
ditetapkan.
Ciri-ciri mahluk hidup ini merupakan salah satu materi yang sampai dengan saat ini memiliki
nilai yang sangat rendah. Capaian nilai ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran ini tidak mencapai standar yang diharapkan. Minimnya capaian hasil dalam
materi tentang ciri-ciri mahluk hidup karena selama ini pembelajaran kurang disesuaikan
dengan karakteristik dan perkembangan siswa. Proses pembelajaran di kelas terlalu teoretis
proses asosiasi untuk menghubungkan antara konsep yang dipelajari siswa dengan
memaknai proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas karena guru kurang memfasilitasi
siswa untuk memahami konsep tersebut dengan baik. Konsekuensi dari pembelajaran, siswa
menjadi objek pembelajaran dan potensinya kurang berkembang. Implikasinya lebih lanjut
nasional dan diusahakan jalan keluar atau pemecahannya. Salah satu model yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam tema 1,sub tema 1 tentang ciri-ciri
mahluk hidup yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Koperatif tipe example non
example. Model pembelajaran koperatif tipe example non example adalah model
pembelajaran yang dilakukan dengan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Koperatif tipe example non example sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa
yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan
Rusman (2012:202) berpendapat bahwa model pembelajaran Koperatif tipe example non
berasaskan pengalaman yang sudah ada. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya
membina sendiri pengetahuan mereka. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh
Unsur terpenting dalam koperatif tipe example non example ini ialah seseorang membina
pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
membelajarkan siswa dengan berpijak dari pengalaman yang diperoleh sebelumnya sehingga
kegiatan belajar bersifat kontekstual. Pembelajaran seperti ini akan bermakna, karena guru
antara konsep yang dipelajari dengan pengalaman belajar yang dimilikinya. Hal ini
menjadikan siswa semakin kreatif dan memiliki penguasaan yang mendalam terhadap materi
yang dipelajari. Kondisi ini pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan khususnya pada siswa kelas III SD GMIM KOYA
Kabupaten Minahasa tahun pelajaran 2018/2019 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
dalam materi ciri-ciri mahluk hidup belum optimal. Dari 9 siswa kelas III hanya 2 siswa
(33.33%) yang memiliki hasil belajar tinggi dalam materi ini sedangkan 7 siswa lainnya
pertanyaan guru terkait pembelajaran ciri-ciri mahluk hidup yang dibelajarkan. Sebagian
besar siswa kurang memberikan respons terhadap pertanyaan serta tugas yang diberikan guru.
Hasil studi dokumentasi terhadap nilai siswa menunjukkan bahwa nilai ulangan harian, nilai
perbuatan siswa rendah. Bahkan capaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk
Model meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi tema 1, sub tema 1, ciri-ciri
mahluk hidup telah dilakukan dengan menggunakan metode pemberian tugas, tetapi
penggunaan metode ini belum sepenuhnya mampu meningkatkan hasil belajar ini. Terkait
permasalahan ini maka peneliti akan menggunakan model koperatif tipe example non
example. Penggunaan model koperatif tipe example non example diyakini mampu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajarannya siswa diajak untuk
berkolaborasi dalam menghubungkan antara apa yang diketahui dengan konsep yang sedang
dipelajari di kelas. Dengan model ini maka akan mampu untuk meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang
diformulasikan dengan judul “Penerapan model pembelajaran Example dan Non Example
dalam meningkatkan hasil belajar tentang ciri-ciri mahluk hidup dari siswa kelas III SD
GMIM KOYA
2. Rumusan Masalah
a. Hasil belajar siswa dalam materi tentang ciri-ciri mahluk hidup sangat rendah.
b. Rendahnya hasil belajar ditandai dengan ketidak mampuan siswa dalam menjawab
c. Sebagian besar siswa kurang memberikan respons terhadap pertanyaan serta tugas yang
diberikan guru.
d. Hasil studi dokumentasi terhadap nilai siswa menunjukkan bahwa nilai ulangan harian,
nilai pekerjaaan rumah, nilai tugas dan pengamatan perbuatan siswa rendah.
f. Dari 9 siswa kelas III terdapat 7siswa (66.67%) yang memiliki hasil belajar rendah.
pada “Apakah model koperatif tipe example non example dapat meningkatkan hasil belajar
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah : meningkatkan hasil belajar siswa pada sub
tema ciri-ciri mahluk hidup melalui model koperatif tipe example non example pada siswa
1. Bagi siswa penelitian ini akan mengembangkan wawasan siswa tentang keterkaitan
antara materi yang dipelajari dengan kondisi riil yang ada di lingkungannya.
2. Bagi guru penelitian ini menjadi salah satu acuan untuk mengembangkan hasil belajar
siswa melalui penerapan model koperatif tipe example non example sehingga dengan
penerapan ini akan menjadi contoh bagi guru yang lain tentang cara menerapkan model
koperatif tipe example non example dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bagian dari kebijakan yang
ditempuh oleh sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui penggunaan
4. Bagi peneliti hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk melatih dalam mengkaji dan
KAJIAN TEORI
1. Model Pembelajaran
Secara umumnya, model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian sistematis
yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan pengalaman proses pembelajaran agar
tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran. Definisi singkat lainnya yaitu suatu pendekatan
Model pembelajaran bisa juga diartikan sebagai seluruh rangkaian penyajian materi
yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru
serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam
proses belajar mengajar. Model pembelajan sendiri memiliki makna yang lebih luas dari pada
Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana
sampai model yang sangat kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam
demonstrasi, studi kasus, example non example, bermain peran (role play) dan lain sebagainya yang
bisa diterapkan. semuanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing masing. Secara khusus penulis
pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang
dipelajari.
termasuk model koperatif tipe example non example. Riyanto (2010:265) mengemukakan
beberapa falsafah dalam pembelajaran termasuk model koperatif yaitu manusia sebagai
makhluk sosial, gotong royong, kerjasama merupakan kebutuhan penting. Pendapat ini
menunjukkan bahwa model koperatif tipe example non example dibangun dalam suasana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen.
Wikipedia (2011 : 1) mengemukakan bahwa model koperatif tipe example non example
c. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
ada.
example non example merupakan salah satu model pembelajaran yang mendekatkan siswa
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya, sehingga siswa memahami
korelasi antara materi yang dipelajari dan keterkaitannya dengan materi yang dipelajarinya.
Model koperatif tipe example non example memudahkan siswa dalam belajar karena siswa
didekatkan secara kontekstual dengan lingkungannya melalui gambar yang ditampilkan guru
dalam pembelajaran.
1.2. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran koperatif tipe example non
example
seperti itu juga dengan model pembelajaran koperatif tipe example non example. Berikut
a. Kelebihan
example antara lain:
- Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas
- Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example
- Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu
terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah
Siswa lebih berfikir kritis dalam menganalisa gambar yang relevan dengan Kompetensi
Dasar (KD)
Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang relevan dengan
Tennyson dan Pork (Slavin, 2002) menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh
dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
setelah kegiatan pembelajaran. Sedangkan dampak pengiring adalah damapak yang tidak
langsung terlihat, akan tetapi mengiringi dampak instruksional. Pada pembelajaran dengan
siswa menjadi lebih aktif, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya sendiri, aktif
berdiskusi, dapat belajar dari pengamatan sendiri. Dampak pengiringnya adalah siswa mampu
meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk materi yang ditugaskan, bertanggung jawab,
berusaha memahami materi dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah.
b. Kelemahan
Ada dua kelemahan dalam menggunakan model example non example, diantaranya :
dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
setelah kegiatan pembelajaran. Sedangkan dampak pengiring adalah damapak yang tidak
langsung terlihat, akan tetapi mengiringi dampak instruksional. Pada pembelajaran dengan
siswa menjadi lebih aktif, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya sendiri, aktif
berdiskusi, dapat belajar dari pengamatan sendiri. Dampak pengiringnya adalah siswa mampu
meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk materi yang ditugaskan, bertanggung jawab,
berusaha memahami materi dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah.
c. Kelemahan
Ada dua kelemahan dalam menggunakan model example non example, diantaranya :
Tennyson dan Pork (Slavin, 2002) menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh
dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
setelah kegiatan pembelajaran. Sedangkan dampak pengiring adalah damapak yang tidak
langsung terlihat, akan tetapi mengiringi dampak instruksional. Pada pembelajaran dengan
siswa menjadi lebih aktif, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya sendiri, aktif
berdiskusi, dapat belajar dari pengamatan sendiri. Dampak pengiringnya adalah siswa mampu
meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk materi yang ditugaskan, bertanggung jawab,
berusaha memahami materi dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah.
d. Kelemahan
Ada dua kelemahan dalam menggunakan model example non example, diantaranya :
1.3. Langkah – langkah model pembelajaran koperatif tipe example non example
Koperatif tipe example non example sebagai paradigma atau pandangan dunia
berpendapat bahwa belajar adalah sebuah proses, yang aktif konstruktif. pelajar ini adalah
Menurut Takwin, (2007 : 3) bahwa koperatif tipe example non example merupakan
sebuah reaksi terhadap pendekatan didaktik seperti behaviorisme dan instruksi yang
diprogramkan, koperatif tipe example non example menyatakan bahwa belajar adalah
memiliki interpretasi yang berbeda dan konstruksi dari proses pengetahuan.Pelajar bukan
sebuah batu tulis kosong (tabula rasa) tetapi membawa pengalaman masa lalu dan faktor-
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan /
menganalisa gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
menganalissi gambar
h. Guru memfasilitasi siswa untuk membahsa hasil diskusi siswa secara klasikal,
pengalaman sehari-hari.
k. Menyimpulkan materi
Langkah pembelajaran koperatif tipe example non example yang telah diajukan di atas
2. Hasil Belajar
memahami dua kata yang membentuknya yaitu hasil dan belajar. Hasil (produk)
dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.
Slameto (dalam Zaifbio, 2012:1) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
Moh. Surya (dalam Wordpress, 2008 : 3) mengemukakan bahwa hasil belajar akan
tampak dalam (a) kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali
akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar, (b) keterampilan;
seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-
keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi,
(c) pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai
pengertian yang benar, (d) berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan
sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat, (e) berfikir rasional dan kritis
kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk
terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan,
(g) inhibisi (menghindari hal yang mubazir), (h) apresiasi (menghargai karya-karya
bermutu, dan i) perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut,
Hasil belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.
Jadi hasil belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Hasil belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
Untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain; faktor
yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor
ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor
yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
a. Faktor Internal
Sunarto (2009 : 4) mengemukakan bahwa faktor intern adalah faktor yang timbul dari
dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
- Kecerdasan/intelegensi
dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan
sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara
satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh
karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
Menurut Soemanto (1995 : 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.” Pendapat di atas
seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin
rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk
meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi
merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
- Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan
pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Imran (2008 : 136)
mengemukakan “bakat merupakan kemampuan individu dalam melakukan suatu kegiatan
atau aktivitas tanpa melalui proses latihan tetapi terbentuk sebagai manifestasi dari
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi
rendahnya hasil belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat
keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan hasil yang
baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
- Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa
kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan
rasa sayang. Minat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap belajar atau kegiatan.
Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena
minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima
diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang
telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.
Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus
berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan
keinginannya.
- Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan
yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi
dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian
pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a)
motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan
motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri
dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan
yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya
dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni
kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan
b. Faktor Ekstern
Sunarto (2009 : 4) mengemukakan bahwa faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-
ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.
Menurut Soemanto (1995 : 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah;
(a) keadaan keluarga, (b) keadaan sekolah dan (c) lingkungan masyarakat.” Ketiga faktor
- Keadaan Keluarga
dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Soemanto bahwa: “Keluarga adalah
lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,
negara dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar
secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
- Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian
pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara
- Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena
lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak,
sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan
dimana anak itu berada. Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak,
terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak
yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila
dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal
maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ata Science secara harfiah dapat disebut sebagai
Sulistyorini (Julianto, 2011:2) pada hakikatnya IPA dipandang dari segi produk, proses,
dan segi pengembangan sikap, artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi
produk, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah, Ketiga dimensi
tersebut saling berkaitan dan pada proses pembelajaran IPA seharusnya mengandung
Rustaman (2011: 1.1) mengemukakan bahwa IPA merupakan suatu proses yang
cermat terhadap fenomena dan pada teori-teori temuan untuk memakai hasil observasi
tersebut. Pendidikan IPA diarahkan untuk menemukan dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
Rustaman, 2011: 2.6) mengemukakan bahwa keberhasilan siswa bergantung bukan hanya
pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar
pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun
III SD
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar. Mujani (dalam Rustaman, 2011 : 7.1) menjelaskan bahwa proses
ilmiah.
Salah satu materi pembelajaran IPA siswa kelas III SD adalah tentang “Sumber
Daya Alam” Standar kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran adalah siswa
adalah siswa dapat menjelaskan tentang berbagai jenis sumber daya alam dan
I. PENDAHULUAN
- Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang gambar yang di tampilkan di papan
tulis
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, berfikir, menganalisis LKS
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam itu tersebar
di berbagai tempat baik di hutan, sungai, laut, gunung, maupun lapisan tanah.
1. Hutan
Hutan merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan
merupakan sumber daya alam yang bermanfaat bagi manusia. Tumbuhan menyediakan kayu,
rotan, dan buah. Sementara itu, hewan menyediakan daging, telur, dan tenaganya. Hasil hutan
juga dapat diperdagangkan di dalam dan di luar negeri. Perdagangan tersebut tentu saja
2. Sungai
Di Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun kecil. Sungai menyimpan sumber
daya alam yang begitu besar. Misalnya berupa ikan air tawar, pasir, kerikil, batu, dan
tumbuhan air. Ikan air tawar merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
Pasir dan batu sering digunakan sebagai bahan bangunan. Hasil sungai menjadi
sumber penghasilan bagi para penambang. Tumbuhan yang ada di sungai bisa dijadikan
Aliran air sungai yang deras dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
3. Laut
kekayaan alam yang sangat berharga. Ada berbagai macam hewan yang hidup di laut.
Misalnya : ikan, udang, kerang, cumi-cumi, dan kepiting. Hewan-hewan laut merupakan
bahan makanan yang bergizi tinggi. Sisa-sisa tubuh hewan laut dan mutiara sering
digunakan sebagai hiasan. Selain hewan, laut juga menyediakan tumbuhan dan sumber
garam. Rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan untuk makanan, obat, dan juga
kosmetik.
4. Gunung
Sumber daya alam di gunung hampir sama dengan di hutan. Berbagai jenis tumbuhan
dan hewan hidup di gunung. Di puncak gunung terdapat kawah yang menghasilkan
belerang dan air panas. Air panas dialirkan ke kolam-kolam pemandian air panas.
5. Lapisan Tanah
Bumi disusun oleh lapisan tanah dan batuan. Di lapisan atas sampai ke lapisan bawah
ditemukan berbagai macam sumber daya alam. Lapisan tanah teratas dimanfaatkan oleh
petani untuk bercocok tanam. Pada lapisan atas terkandung banyak humus. Adanya humus
menandakan bahwa tanah itu subur. Tanah liat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
tembikar. .
Pada lapisan bawah ditemukan berbagai bahan mineral. Bahan mineral di tanah terdiri
atas mineral logam dan non logam. Mineral logam dan non logam memiliki manfaat yang
beberapa tempat penambangan. Contohnya, tambang timau di Pulau Bangka dan Belitung.
Tambang emas terdapat cikotok (Jawa Barat). Tambang tembaga terdapat di Tembagapura
(Papua). Selain bahan mineral, di dalam lapisan tanah terdapat sumber daya alam lain.
Misalnya : batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Batu bara dimanfaatkan sebagai bahan
bakar kompor arang dan lokomotif. Minyak bumi diolah menjadi berbagai bahan. Misalnya :
bensin, minyak tanah, solar, oli, dan aspal. Hasil olahan minyak bumi terutama digunakan
sebagai bahan bakar. Sementara itu, gas alam diolah menjadi gas elpiji. Gas elpiji digunakan
Alam mengandung berbagai sumber daya alam. Berdasarkan pemulihannya, sumber daya
menerus. Sumber daya alam ini masih dapat diperbaiki jika rusa. Contohnya : air, rotan, batu,
dan hewan.
Sumber daya alam diambil oleh manusia dengan berbagai macam cara. Sering kali,
cara pengambilan tidak menghiraukan kelestarian alam. Perilaku yang demikian dapat
mengakibatkan kerusakan alam. Berikut kegiatan manusia yang dapat merusak alam dan juga
1. Hutan
Bencana alam masih sering terjadi di beberapa daerah. Beberapa di antaranya banjir, erosi,
maupun tanah longsor. Salah satu penyebabnya adalah penebangan liar. Orang menebangi
pohon di hutan secara asal. Mereka tidak memedulikan pohon muda atau tua. Seharusnya
pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah berumur tua, sedangkan pohon muda
dibiarkan tetap tumbuh. Penebangan pohon harus diiringi dengan penanaman pohon baru.
Penebangan hutan secara liar menyebabkan hutan menjadi gundul. Hutan gundul
tidak mampu menahan aliran air. Hal ini mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor.
Akhirnya, Hewan-hewan hutan kehilangan tempat tinggal dan juga sumber makanan.
METODE PENELITIAN
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model penelitian
tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggard (Iskandar 2009 : 49 ) dengan alur
penelitian dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Perencanaan
Refleksi Aksi
A.Observasi
Perencanaan ulang
Refleks
Observasi
Aksi
B.
Gambar 3.1 Siklus penelitian menurut Kemmis & Mc. Taggart, dalam (Iskandar, 2009: 49)
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas III SD GMIM KOYA Kabupaten Minahasa.
Subjek yang diteliti berjumlah 9 siswa yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 5 orang
perempuan.
merupakan salah satu sekolah yang sedang berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada materi tentang ciri-ciri mahluk hidup sehingga hal ini perlu dikaji melalui
penelitian ilmiah. Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah 2 bulan
3. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun rencana yang akan dilaksanakan bersama kepala sekolah dan guru mitra.
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan kegiatan yang telah
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
Siklus I
Kegiatan siklus I dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Memotivasi siswa melalui kegiatan tanya jawab terkait dengan pembelajaran yang akan
dibahas
c. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan dengan aplikasi power point
d. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan /
menganalisa gambar.
e. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
g. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
h. Kesimpulan.
Siklus II
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap tingkat hasil
menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat. Hasil pengamatan dianalisis dan
menjadi dasar dalam pengambilan simpulan penelitian. Aspek-aspek yang dinilai meliputi 2
Pada tahap ini semua hasil yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan
dianalisis, sekaligus diadakan refleksi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan bagi
a. Observasi
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa yang menjadi subjek
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam materi sumber daya
alam.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase.
Analisis ini dilakukan dengan mempersentasekan peningkatan hasil belajar siswa yang
menggunakan tabel dan melakukan analisis setiap indikator dengan menggunakan tabel
Dimana P = Persentase
f = Skor Perolehan
n = Skor Maksimal
Minggu
No Nama kegiatan
1 II III IV
(media pembelajaran,alat
evaluasi)
b.penyusunan bahan ajar
c.penyusunan alat peraga
Pelaksanaan penelitian
a.Siklus 1
b.Siklus 2
Analisis data
Seminar draf laporan
penelitian
Pembuatan laporan
Pengumpulan laporan
BAB IV
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN GMIM KOYA
dengan jumlah siswa 9 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan tahapan
persiapan, pelaksanaan tindakan, analisis, dan refleksi. Disamping itu untuk memperoleh data
yang akurat tentang penelitian tindakan kelas ini, sebelumnya peneliti melakukan observasi
awal terhadap subyek penelitian. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memperoleh data
awal tentang pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan dalam penelitian. Selain itu
terhadap materi Tentang ciri-ciri mahluk hidup. Berikut diberikan gambaran tentang hasil
Dari hasil data observasi awal tersebut menunjukkan bahwa terdapat 2 siswa
(33.33%) yang tuntas dalam belajar sedangkan 7 siswa (66,67%) belum tuntas dalam
Untuk lebih jelasnya data observasi awal dapat dilihat pada tabel berikut:
Grafik perolehan nilai pada observasi awal dapat digambarkan sebagai berikut:
25
Tidak tuntas
20
15
Series1
Tuntas
10
0
1 2
Dari hasil data siklus 1 jelas bahwa dari 29 siswa yang duduk di bangku kelas III SDN
GMIM KOYA hasil belajarnya secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 26,92%.
Adapun siswa yang tuntas dalam memahami kompetensi dasar yang diajarkan yaitu sebanyak
17 siswa atau sebanyak 60% sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 4 siswa atau
sebanyak 40%. Temuan ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilaksanakan pad siklus I
hanya mampu memberikan kontribusi peningkatan ketuntasan siswa sebesar 26.67%, dari
observasi awal.
Untuk lebih jelasnya data siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
20 Tuntas
18
16
Tidak
14
tuntas
12
10
Series1
8
6
4
2
0
1 2
belajar namun belum seperti yang diharapkan, untuk itu masih perlu diberi tindakan untuk
4.1.3 Refleksi
koperatif tipe example non example dalam proses belajar mengajar pada materi cirri-ciri
mahluk hidup. Berdasarkan tindakan siklus I dapat diketahui hasil belajar siswa yang tuntas
mencapai 60% dan daya serap sebesar 69.60%. Pada siklus I ini telah terjadi peningkatan
baik hasil belajar siswa namun belum memenuhi indikator kinerja sebesar 75 %. Dengan
demikian penelitian ini harus diadakan tindakan selanjutnya yaitu siklus II.
Dari hasil data siklus II jelas bahwa dari 29 siswa yang duduk di bangku kelas III SD
GMIM KOYA hasil belajarnya secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 61,54%.
Rincian ketuntasan siswa yang telah memenuhi indikator kinerja adalah 7 siswa atau 86.67%,
Untuk lebih jelasnya data siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
30 Tuntas
25
20
15
Series1
10 Tidak
tuntas
5
0
1 2
koperatif tipe example non example tentang sumber daya alam pada siklus ke II dengan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa sudah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 75%.
Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa tidak perlu diadakan tindakan lanjutan dan
Dari hasil refleksi bersama tentang jalannya proses pembelajaran diperoleh gambaran
bahwa sebagian besar siswa hasil belajarnya baik dan meningkat melebihi indikator kinerja
yang diharapkan yaitu 75%, hal tersebut disebabkan karena model, pemberdayaan, dan juga
pengelolaan kelas yang dilakukan guru sudah cukup baik dan tepat serta penggunaan model
4.2 Pembahasan
Peningkatan hasil belajar siswa merupakan hal yang sangat substansial untuk
dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa dalam menguasai materi yang
dibelajarkan. merupakan salah satu mata pelajaran yang menuntut kemampuan siswa untuk
menguasai materi secara optimal. Penguasaan materi yang optimal dalam pelajaran ciri-ciri
mahluk hidup merupakan manifestasi dari hasil belajar yang optimal dalam mata pelajaran
ini.
Hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dimana tingkat hasil belajar siswa dalam memahami konsep IPA
yaitu berupa energi dan perubahannya mengalami peningkatan. Apabila tujuan utama kegiatan
sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk diagnosis dan
dengan menggunakan model koperatif tipe example non example. Model koperatif tipe
example non example merupakan salah satu metode pembelajaran yang mendekatkan siswa
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya, sehingga siswa memahami
korelasi antara materi yang dipelajari dan keterkaitannya dengan materi yang dipelajarinya.
Model koperatif tipe example non example memudahkan siswa dalam belajar karena siswa
Penggunaan model koperatif tipe example non example juga menunjukkan bahwa
upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa terwujud, karena dalam
proses pembelajarannya siswa diajak untuk berkolaborasi dalam menghubungkan antara apa
yang diketahui dengan konsep yang sedang dipelajari di kelas. Dengan model ini maka akan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III SD GMIM KOYA bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
khususnya pemahaman siswa tentang sumber daya alam, yang dibelajarkan dengan
menggunakan model koperatif tipe example non example. Model koperatif tipe example non
example lebih ditekankan pada keaktifan siswa dalam hal mengemukakan pertanyaan, atau
mengeksplorasi pertanyaan yang ada, baik dari guru maupun sesama siswa. Dengan
penerapan.
model koperatif tipe example non example maka hasil belajar siswa meningkat sesuai
Melihat hasil capaian dari pelaksanaan siklus I, dan siklus II, untuk semua aspek
tentang sumber daya alam, maka dapat dikategorikan berhasil karena telah mencapai
peningkatan. Dengan demikian maka hipoteis penelitian tindakan kelas ini yang menyatakan
bahwa “melalui model koperatif tipe example non example, siswa kelas III SD GMIM KOYA
Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan indikator capaian dari siklus
pertama sampai dengan siklus II, dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut:
90 82.00%
76.00%
80
70
52.67%
60
50
Series1
40
30
20
10
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa selama
pelaksanaan pembelajaran dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga menjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada semua aspek. Secara keseluruhan hasil belajar siswa
menunjukkan perkembangan pada setiap siklus. Hal ini memberikan gambaran kepada para
guru melakukan perbaikan pada semua aspek dalam setiap kali menghadapi siklus yang baru.
siswa yang tuntas dalam belajarnya. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa dari 9 siswa
kelas III hanya 2 siswa (33.33%) yang memiliki hasil belajar tinggi dalam mata pelajaran IPA
sedangkan 7 siswa lainnya (66.67%) memiliki hasil belajar yang rendah. Selanjutnya
setelah dilakukan tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 4 siswa atau 60% yang
tuntas dalam belajar sedangkan 5 siswa atau 40% belum tuntas dalam belajarnya.
Selanjutnya pada siklus II kembali mengalami peningkatan menjadi 7 siswa atau 86,67%
sedangkan siswa yang belum tuntas hanya sebesar 2 orang siswa atau 13.33%. Hasil
persentase siswa yang tuntas dalam belajar ditampilkan dalam tabel di bawah ini:
Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dari siklus pertama sampai dengan siklus II,
80
4 siswa
(60.00%)
70
60
2 siswa
50 (33.33%)
Series1
40
30
20
10
0
Observasi
1 Awal 2 Siklus I 3 Siklus II
Berdasarkan hasil grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
siswa yang tuntas dalam belajar IPA khususnya pada materi sumber daya alam sejak
observasi awal sampai dengan siklus II. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan model
koperatif tipe example non example mampu meningkatkan ketuntasan siswa dalam
memahami konsep yang diajarkan. Terkait dengan temuan tersebut maka model koperatif tipe
example non example dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran di kelas guna
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka penulis
menyimpulkan beberapa hal sehubungan dengan penelitian tindakan kelas pada mata
pelajaran IPA materi Sumber daya alam kelas III GMIM KOYA sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model koperatif tipe example non example.
2. Model koperatif tipe example non example dapat dijadikan alternatif bagi guru IPA untuk
lebih mengaktifkan siswa, dan untuk mengungkapkan segala potensi yang dimiliki oleh
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat diberikan beberapa
saran diantaranya :
1. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa kiranya guru dapat memilih alternatif
2. Model koperatif tipe example non example dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Riyanto Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Sebagai referensi bagi pendidik dalam
implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Rustaman Nuryani, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta:
Sunarto. 2009. Pengertian Hasil belajar. (Online) Tersedia di. http:// sunartombs.
wordpress.com/2009/01/05/pengertian-hasil -belajar/. (Download) 29 September 2011
Takwin. Bagus. 2007. Koperatif tipe example non example dalam Pemikiran. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, rahmat, dan karyunia-Nya, sehingga penyusunan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.
Saya mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kesehatan baik fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan tugas
penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan baik.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan, oleh karenanya dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca demi penyempurnaannya.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan proposal ini dan lebih Khusus terima kasih kepada instruktur Ibu Dr.
Rocth A . O. Najoan . M.Pd yang telah bersedia membimbing dalam membuat Proposal ini.
Kiranya Tuhan memberkati kita dalam menjalani tugas dan tanggung jawab
kedepan. Terimah kasih.
Tondano, 2019
Lampiran 1
BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Mencermati kosakata dalam teks 3.4.1 Menyebutkan minimal 5 ciri-ciri
tentang konsep ciri-ciri , makhluk hidup.
kebutuhan (makanan dan tempat
hidup),pertumbuhan,dan
perkembangan makhluk hidup yang
ada dilingkungan setempat yang
disajikan dalam bentuk lisan, tulis,
visual,dan/ataueksplorasi lingkungan
4.4 Menyajikan laporan tentang konsep 4.4.1 Menyimpulkan ciri-ciri makhluk
ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup.
hidup), pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di lingkungan
setempat secara tertulis menggunakan
kosakata baku dalam kalimat efektif.
MATEMATIKA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi 3.1.1 Membilang secara urut bilangan
hitung pada bilangan cacah. 1.000 sampai dengan 10.000.
SBDP
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Mengetahui bentuk dan variasi pola 3.2.1 Mengetahui bentuk dan variasi pola
irama dalam lagu. irama dalam lagu.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. METODE PEMBELAJARAN
a. Pendekatan : Saintifik
b. Metode :Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan
Ceramah
c. Model : kooperatif learning
E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a) REMEDIAL
Siswa belum menguasai subtema ciri-ciri mahluk hidup,akan
mendapatkan bimbingan khusus dari guru.
b.) PENGAYAAN
Siswa dapat berdiskusi saling memberikan masukan
tentang ciri-ciri mahluk hidup.