DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
1.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
i
ABSTRAK
Silabus perkuliahan kimia untuk semester ini dimulai dengan materi mengenai
pengertian ilmu kimia, yang mencakup berbagai pembahasan. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah kimia dan memberikan wawasan
mengenai pengertian ilmu kimia. Sifat pembahasan makalah yaitu pembahasan
kuantitatif dan jenis data berupa data sekunder, metode pengumpulan data
dilakukan dengan metode dokumentasi, dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Hasil
makalah menunjukkan bahwa pengertian ilmu kimia sangatlah luas, sehingga
perlu adanya kajian yang mendalam.
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Ilmu Kimia
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi
Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr.Ir.Yuliaty Shafan Nur.,M.S.i. selaku dosen mata kuliah Kimia.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
kami selaku para penulis.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Ilmu Kimia...................................................................................................3
2.2 Unsur Kimia.................................................................................................6
2.3 Senyawa.....................................................................................................
2.4 Campuran dan Larutan...............................................................................
2.5 Hukum-Hukum Dasar Kimia.....................................................................
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
DAFTAR GAMBAR
1
Seorang pendidik perlu mempersiapkan perangkat pembelajaran. Suhadi (2007 : 24)
mengemukakan bahwa ‘’perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media,
petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran’’.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran di
kelas. Serangkaian perangkat pembelajaran yang berkualitas, perlu dikembangkan
melalui penelitian pengembangan. Adapun perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dalam penelitian ini, meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), handout, dan media pembelajaran dalam bentuk Microsoft PowerPoint.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk membuat perangkat pembelajaran yang
dapat dipergunakan oleh pendidik-pendidik Kimia dalam proses pembelajaran.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan
perubahan pada materi (Chang, 2010). Hakikat ilmu kimia terdiri dari dua bagian,
yaitu kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses (BNSP, 2006). Kedua bagian
dari hakikat ilmu kimia tersebut saling berhubungan erat dan membentuk suatu
kesatuan, oleh karena itu dalam mempelajari ilmu kimia kedua bagian tersebut tidak
boleh dipisahkan. Ilmu kimia sebagai produk dan sebagai proses juga diajarkan pada
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Mata pelajaran kimia di SMA mempelajari
segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur, sifat, perubahan,
dinamika, dan energetika zat dalam tingkat ukuran molekuler yang melibatkan
keterampilan dan penalaran (BNSP, 2006). Selain itu pelajaran kimia pada tingkat
SMA juga diterapkan dalam tiga level representasi kimia, yang meliputi level
makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik.
Representasi makroskopik pada ilmu kimia merupakan level konkret yang mana pada
level ini siswa dapat mengamati fenomena yang terjadi secara langsung, baik melalui
percobaan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Representasi
submikroskopik merupakan aspek yang menunjukkan karakteristik kimia yang
berkesan abstrak yang mana digunakan untuk menjelaskan fenomena makroskopik.
Aspek submikroskopik memberikan penjelasan dengan menggunakan gambaran
berupa atom, molekul, atau ion, sehingga fenomena yang terjadi tidak dapat diamati
secara langsung. Sedangkan aspek simbolik digunakan untuk merepresentasikan
fenomena makroskopik dengan menggunakan lambang atom, rumus molekul,
persamaan kimia, persamaan matematika, grafik, mekanisme reaksi, dan analogi-
analogi. (Chandrasegaran et al. 2007)
Ilmu kimia merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari, namun di sekolah
pelajaran kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh
sebagian besar siswa, hal ini sesuai dengan pernyataan Wiseman (dalam Pusparini,
2009) yang menyebutkan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit
3
bagi kebanyakan siswa menengah dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan sebagian besar
konsep-konsep kimia bersifat abstrak dan kompleks sehingga membutuhkan
pemahaman yang mendalam untuk mempelajarinya. Kesulitan belajar kimia dapat
diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap materi pelajaran
kimia.
4
2. Unsur Non-logam
Unsur non-logam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada
umumnya, unsur non-logam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan normal.
Contoh unsur non-logam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen dan helium.
Contoh unsur non-logam yang berwujud padat adalah belerang, karbon dan fosfor.
3. Unsur semi-logam
Unsur semi-logam biasanya sering dikenal dengan nama metaloid.Metaloid adalah
unsur yang bersifat logam dan non logam. Unsur ini biasanya bersifat semikonduktor.
2.3 SENYAWA
Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur yang
dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi kimia
tersebut. Analisis untuk menemukan unsur-unsur penyusun suatu senyawa yang biasa
disebut dengan analisis kualitatif, sedangkan jika analisis menemukan perbandingan
setiap jumlah unsur dalam senyawa disebut dengan analisis kuantitatif.
Ciri-Ciri Senyawa
Senyawa kimia mempunyai 4 ciri, diantaranya yaitu sebagai berikut.
Terbentuk dari 2/ lebih unsur yang disusun secara reaksi kimia biasa.
Memiliki perbandingan komposisi yg tetap.
Kehilangan sifat zat asalnya jika sudah jadi senyawa.
Bisa diuraikan secara kimia,tapi tidak secara fisika.
Sifat-Sifat Senyawa
Senyawa bisa terbentuk melalui proses reaksi kimia
Komponen penyusun yang ada pada senyawa memiliki suatu perbandingan
tertentu yang sifatnya tetap.
Senyawa tidak dapat dipisahkan dengan komponen penyusunnya kembali dengan
melalui reaksi fisika.
Senyawa dapat dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal.
6
Senyawa memiliki sifat-sifat tertentu yang berbeda dengan unsurunsur
pembentuknya.
1. Senyawa Organik
Senyawa Organik didefinisikan sebagai senyawa yang dibangun oleh unsur karbon
sebagai kerangka utamanya yang mengikat unsur non logam yang lain (hidrogen,
oksigen, nitrogen). Senyawa-senyawa ini umumnya berasal dari makhluk hidup atau
yang terbentuk oleh makhluk hidup (organisme). Definisi lain Senyawa organik
adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen beserta dengan elemen
lainnya (misalnya nitrogen dan oksigen). CO, CO2, O2 bukan senyawa organik
karena tidak mengandung atom hidrogen.
2. Senyawa Anorganik
Senyawa Anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari atom karbon,
umumnya senyawa ini ditemukan di alam, beberapa contoh senyawa ini seperti garam
dapur (Natrium klorida) dengan lambang NaCl, alumunium hidroksida yang dijumpai
pada obat maag, memiliki lambang Al(OH)3. Demikian juga dengan gas yang terlibat
dalam proses respirasi yaitu gas oksigen dengan lambang O 2 dan gas karbon dioksida
dengan lambang CO2. Asam juga merupakan salah satu senyawa anorganik yang
mudah kita kenal misalnya asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl) dan lainnya.
B. Larutan
Larutan, yaitu campuran homogen antara dua atau lebih zat yang komposisinya dapat
diatur dan sifat masing-masing zat penyusunnya masih tampak.Komponen pembentuk
larutan adalah pelarut dan zat terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai
media untuk melarutkan zat lain, biasanya (tidak selalu) memiliki jumlah lebih besar
dari zat terlarutnya, dan wujudnya tetap.Sedangkan zat terlarut adalah zat yang
melarut dalam suatu pelarut, biasanya (tidak selalu) memiliki jumlah lebih sedikit dari
pelarutnya, dan wujudnya berubah. Pengertian larutan tidak hanya terbatas pada
sistem larutan yang berwujud cair, dapat juga berupa padatan atau gas. Sebagai
contoh “alloy”, paduan logam, seperti kuningan dan perunggu, merupakan larutan
yang berwujud padat; serta udara di sekitar kita merupakan larutan dari campuran gas
nitrogen, oksigen, karbon dioksida, argon dan gas lainnya. Pada Tabel 2.4.3 berikut
beberapa contoh larutan.
8
Tabel 2.4 1Contoh-Contoh Larutan
Wujud Larutan Wujud Pelarut Wujud Zat Contoh
Terlarut
Gas Gas Gas Udara
Cair Cair Gas Oksigen dalam air
Cair Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Cair Padat Garam dalam air
Padat Padat Gas Hidrogen..dalam
palladium
Padat Padat Cair Raksa dalam
perak
Padat Padat Padat Perak dalam emas
Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut. Secara sederhana, konsentrasi larutan dapat memberikan gambaran atau
sebuah informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya.
Konsentrasi larutan yang biasa dipakai pada laboratorium, yaitu Molaritas, Molalitas,
Normalitas, Fraksi Mol, Konsentrasi dalam Persen, Parts per Million (ppm) dan Parts
per Billion (ppb), dan Keformalan.
9
2.5 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
1. Hukum Lavoisier
10
Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Hukum kekekalan
massa pertama kali dijelaskan oleh Mikhail Lomonosov (1711-1765). Ia
membuktikannya dengan eksperimen meskipun terkadang ia ditentang. Antoine
Lavoisier (1743-1794) menjelaskan ide-ide ini pada tahun 1774. Dia sering disebut
sebagai bapak kimia modern. Ide-ide yang lainnya sebelum karya Lavoisier adalah
oleh Joseph Black (1728-1799), Henry Cavendish (1731-1810), dan Jean Rey (1583-
1645).
Hukum kekekalan massa tidak terlihat selama ribuan tahun karena pengaruh berat gas
pada atmosfer. Contohnya, kayu beratnya berkurang setelah dibakar. Ini yang
membuat sebagian orang berpendapat bahwa massanya berkurang, berubah, atau
hilang. Namun, jika kita meneliti di tempat yang tertutup kaca, ditemukan bahwa
reaksi kimia tidak mengubah berat penutup dan isinya. Pompa vakum juga
memungkinkan untuk menimbang berat gas.
11
Setelah hukum ini dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi penemuan yang
sangat penting dalam yang mengubah alkemi menjadi ilmu kimia modern. Setelah
kimiawan menyadari bahwa bahan kimia tidak bisa hilang tetapi hanya dapat diubah
menjadi zat lain dengan berat sama, para ilmuwan pertama kalinya melakukan studi
perubahan zat.
12
Seorang ilmuwan asal Prancis, Joseph Louis Proust, Penelitian tentang hukum
perbandingan tetap pertama kali dilakukan oleh seorang kimiawan berkebangsaan
Perancis Joseph Proust di antara tahun 1798 sampai tahun 1804. Namun, pada akhir
abad ke-18, konsep senyawa kimia belum sepenuhnya dikembangkan. Bahkan ketika
pertama kali hukum ini diusulkan, hukum ini menjadi pernyataan kontroversial dan
ditentang oleh kimiawan lainnya, terutama kerabat Proust yang bernama Claude Louis
Berthollet, yang menyatakan bahwa unsur dapat digabungkan dengan proporsi
apapun. Perdebatan ini menunjukkan bahwa pada saat itu perbedaan senyawa kimia
murni dan campuran belum sepenuhnya dikembangkan.
Hukum perbandingan tetap menjadi dasar teoritis yang kuat. Teori atom yang
dijelaskan oleh John Dalton dimulai pada tahun 1803, yang menjelaskan masalah
yang terdiri dari atom diskrit, bahwa ada satu jenis atom untuk setiap elemen. Dan
juga ada senyawa yang terbuat dari kombinasi dari berbagai jenis atom dalam
proporsi yang tetap.
Meneliti perbandingan massa unsur yang terkandung di dalam suatu senyawa pada
tahun 1799. Penelitian itu membuktikan bahwa setiap senyawa tersusun atas unsur-
unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Oleh karena itu, hukum Proust dikenal
13
sebagai hukum perbandingan tetap. Adapun pernyataan hukum Proust adalah sebagai
berikut.
Hukum satu ini disebut juga sebagai hukum Dalton. Ditemukan oleh John Dalton
pada 1803. Beberapa tahun sebelumnya, kimiawan Perancis Joseph Proust telah
mengungkapkan hukum perbandingan tetap, yang menyatakan bahwa unsur-unsur
digabungkan untuk membentuk senyawa dengan proporsi tertentu saja. Antoine
Lavoisier membuktikan hukum kekekalan massa, yang kemudian membantu Dalton.
14
Jika massa karbon di dalam CO dan CO 2 sama, massa oksigen di dalamnya akan
memenuhi perbandingan tertentu. Perbandingan massa oksigen pada senyawa CO dan
CO2 yang diperoleh Dalton adalah 4 : 8 = 1 : 2. Dengan demikian, hukum Dalton
dikenal sebagai hukum perbandingan berganda. Berikut ini pernyataan hukum Dalton.
Hukum Gay Lussac dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac.
Pada tahun 1808, ilmuwan Prancis, Joseph Louis Gay Lussac berhasil melakukan
percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan
menggunakan berbagai macam gas.
Lussac meneliti tentang volume gas dalam suatu reaksi kimia. Berdasarkan
penelitiannya, Lusac mengambil kesimpulan bahwa perubahan volume gas
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas
nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas hidrogen menghasilkan 2 liter gas amonia.
15
Adapun pernyataan hukum Gay Lussac adalah sebagai berikut.
Hipotesis Avogadro dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Italia, Amedeo Avogadro
(1776-1956) dari italia mengajukan yang kemudian di sebut teori avogadro. Mengapa
perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan sederhana?
Banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan hukum
perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac. Ketidakmampuan Dalton
karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal (monoatomik). Pada
tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut
Avogadro, partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi
berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik).
Para ahli fisika abad ke-19 tidak memiliki pengetahuan mengenai masa molekul atau
atom dan ukurannya sampai pergantian abad ke-20, setelah penemuan elektron oleh
ahli fisika Amerika, Robert Andrews Millikan, yang menentukan dengan hati-hati
muatannya. Penentuan ini, akhirnya, menunjukkan angka avogadro tersebut secara
16
akurat, bahwa jumlah molekul dalam jumlah bahan yang sama beratnya sama dengan
molekulnya
Amadeo Avogadro, pada tahun 1811. Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur
tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul
unsur, contohnya H2, O2, N2, dan P4. Berdasarkan pemikiran tersebut, Avogadro
berhasil menjelaskan hukum Gay Lussac dan membuat hipotesis sebagai berikut.
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
18