Anda di halaman 1dari 21

KESETIMBANGAN KIMIA

Tugas Makalah

Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Telaah Kimia Sekolah di Program Studi Pendidikan Kimia

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. KURNIA SYAWAL LAMANDA (A25120004)


2. SAKINAH (A25120021)
3. SISKA DEWI WULANDARI (A25121034)
4. NUR KHOFIFAH (A25121086)
5. ASMI YUNITA ALLO (A25121045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat
dan Hidayahnya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat, dan kami sebagai
penyusun bisa menyelesaikan makalah kami tentang KESETIMBANGAN KIMIA.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.

Palu, 26 Maret 2023

Penulis,

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5

2.1 Model Pembelajaran.................................................................................5

2.2 Bahan Ajar................................................................................................7

2.3 Masalah-masalah Terkait Materi..............................................................17

2.4 Soal HOTS...............................................................................................18

BAB III PENUTUP...............................................................................................20

3.1 Kesimpulan................................................................................................21
Saran 21

iii
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia merupakan suatu ilmu yang menarik dan menantang karena didalamnya
terdapat konsep-konsep yang harus diketahui untuk dapat memahami konsep-konsep
selanjutnya. Dalam kurikulum 2013, kimia merupakan salah satu pelajaran kelompok
peminatan Matematika dan Ilmu Alam (Sawitri, 2015). Menurut observasi yang dilakukan
oleh Maysara (2016), Sulitnya mempelajari kimia berkaitan dengan karakteristik kimia itu
sendiri yang diusulkan oleh Kean dan Middlecamp (1985) yaitu (1) sebagian besar materi
kimia bersifat abstrak, (2) materi kimia berurutan dan berkembang dengan cepat, (3) bahan
atau materi kimia yang dipelajari sangat banyak. Siswa berpikir bahwa kimia merupakan
salah satu pelajaran yang sulit, siswa takut dengan pelajaran kimia dan merasa tidak
mampu dalam mempelajarinya. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu untuk
menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model yang dapat diterapkan adalah model
pembelajaran berbasis masalah atau project based learning (PJBL).

Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, inter pretasi, sisntesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar. (Daryanto, 2014:)

Model pembelajaran Project Based Learning memiliki keunggulan yang sangat penting dan
bermanfaat bagi siswa, namun model pembelajaran Project Based Learning sangat jarang
digunakan oleh guru, karena memang dalam prakteknya memerlukan persiapan yang cukup
dan pengerjaannya lama. Mulyasa (2014: 145) mengatakan Project Based Learning, atau
PJBL adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk memfokuskan pserta didik pada
permasalahan kompleks yang diperlukan dalam melakukan investigasi dan memahami
pelajaran melalui investigasi. Model ini juga bertujuan untuk membimbing peserta didik
dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan serbagai subyek (materi)
kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
iv
(materi) dengan menggunakan berbagai cara bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162) Project Based
Learning, atau PJBL adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan menintegrasikan pengetahuan beru berdasarkan
pengalamannya dan beraktifitas secara nyata. PJBL dirancang untuk digunakan pada
permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi
dan memahaminya. Kemudian Sugihartono, DKK (2015: 84) mengungkapkan metode
proyek adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi
pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi
yang relevan sehingga diperolah pemecahan secara menyeluruh dan bermakna.metode ini
memberi kesempatan siswa untuk menganalis suatu masalah dari sudut pandang peserta
didik sesuai dengan minat dan bakatnya. Fathurrohman (2016: 119) juga mengatakan
bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan
proyek/ Kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran ini adalag ganti dari pembelajaran yang
masih terpusat pada guru. Penekanan pembelajaran ini terletak pada aktivitas perserta didik
yang pada akhir pembelajaran dapat menghasilkan produk yang bisa bermakna dan
bermanfaat Menurut Saefudin (2014: 58) pembelajaran berbasis proyek merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Cara memilih model pembelajaran yang sesuai?

1.2.2 Bagaimana cara membuat bahan ajar yang sesuai berdasarkan pemilihan KD?

1.2.3 Bagaimana cara membuat narasi yang kompleks mengenai pemilihan KD?

1.2.4 Tuliskan soal Hots mengenai KD tersebut?

v
1.3 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui Cara memilih model pembelajaran yang sesuai

1.2.2 Untuk mengetahui cara membuat bahan ajar yang sesuai berdasarkan pemilihan
KD

1.2.3 Untuk mengetahui cara membuat narasi yang kompleks mengenai pemilihan
KD

1.2.4 Menuliskan soal Hots mengenai KD tersebut

vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

2.2 KOMPOTENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


Kompotensi Dasar Indikator Pencapaian Kompotensi
3.9 menganalisis faktor-faktor yang 3.9.1 : menganalisis pengaruh perubahan
mempengaruhi pergeseran arah konsentrasi pada pergeseran kesetimbangan
kesetimbangan dan penerapannya dalam 3.9.2 : menganalisis pengaruh perubahan suhu
industri pada pergeseran kesetimbangan
3.9.3 : menganalisis pengaruh perubahan
tekanan dan volume pada pergeseran
kesetimbangan
4.9 merancang, melakukan, dan 4.9.1 : melakukan percobaan pengaruh
menyimpulkan serta menyajikan hasil perubahan konsentrasi pada pergeseran
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan

vi
i
pergeseran arah kesetimbangan 4.9.2 : melakukan percobaan pengaruh
perubahan suhu pada pergeseran kesetimbangan
4.9.3 : mempresentasikan hasil percobaan terkait
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan

2.3 Model Pembelajaran


Pada pembelajaran ini kami menggunakan model pembelajaran Project Based Learning
(PJBL). Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yang disingkat PjBL adalah
sebuah pergeseran model pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada pendidik menjadi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang dirancang secara sistematis serta terintegrasi
dengan aktifitas peserta didik secara nyata (Robinson, 2012). PjBL mengarahkan peserta didik
untuk merancang, menyusun, dan melaksanakan proyek yang menghasilkan output berupa
produk, presentasi, ataupun publikasi. Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada pembelajaran
yang melibatkan peserta didik dalam penyelidikan, pemecahan masalah dan kegiatan tugas
bermakna lainnya. PjBL memberikan peserta didik kesempatan untuk bekerja secara mandiri
dalam membangun pengetahuan mereka sendiri dan pada akhirnya dapat meghasilkan produk
nyata (Thomas, 2000).
Langkah-langkah pembelajaran dalam PjBL sebagaimana yang dikembangkan oleh
Condliffe (2016) antara lain sebagai berikut.
a. Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan penting Pembelajaran dimulai dengan
pertanyaan penting, yaitu pertanyaan yang dapat membuat peserta didik melakukan suatu
aktivitas Pengambilan topik yang sesuai dengan realita dunia nyata dan relevan untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
b. Merencanakan proyek Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta
didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun jadwal Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

vi
ii
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini digunakan untuk mengontrol proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek.
2) Membuat deadline penyelesaian proyek.
3) Membawa peserta didik agar merencanakan penyelesaian proyek.
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek.
5) Meminta peserta didik untuk membuatan penjelasan tentang pemilihan cara
d. Melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan proyek Pendidik
bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
e. Mengukur ketercapaian peserta didik Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam
mengukur ketercapaian standar. Selain itu penilaian juga berperan untuk mengevaluasi kemajuan
masing-masing peserta didik. Penilaian juga berfungsi untuk memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
pengalamannnya selama menyelesaikan proyek.

Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai


keterampilan pemecahan masalah, pemikiran, kerja tim, komunikasi, manajemen waktu, dan
penelitian. Sehingga metode pembelajaran PBL ini sesuai jika digunakan dalam pembelajaran
KD 3.6 dan 4.6 untuk materi Bentuk Molekul. Pada model pembelajaran PBL ini kami
menggunakan media PPT (Power Point).

2.4 FENOMENA

ix
Himbauan mengenai larangan merokok ditempat umum saat ini sudah banyak
dilakukan. Tujuan larangan merokok ditempat umum untuk menurunkan jumlah perokok.
Selain itu, orang yang merokok ditempat umum dapat membahayakan orang di sekitarnya, yaitu
perokok pasif. Bahaya yang harus ditanggung perokok pasif lebih besar daripada perokok aktif.
Mengapa demikian?

2.5 MATERI

Salah satu penyebabnya adalah gas karbon monoksida (CO) yang terdapat dalam asap
rokok. Di dalam darah Hb mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh sel tubuh. Keadaan ini
dapat dijelaskan berdasarkan sistem reaksi kesetimbangan pengikatan oksigen oleh
hemoglobin:

Hb(aq) + O2(aq)⇌ HbO2(aq)

Gas CO dan O 2 bersaing agar dapat bereaksi dengan hemoglobin (Hb). Persaingan
ini akan dimenangkan oleh gas CO karena tetapan kesetimbangan kimia HbCO lebih besar dari
pada tetapan kesetimbangan kimia HbO .2. Dengan konsentras yang sedikit, gas CO dapat
melepaskan O2 dan HbO .2Jadi jika kita menghirup asap rokok, gas O2 yang seharusnya
dialirkan dari paru-paru ke sel tubuh akan digantikan oleh gas CO yang beracun dan berbahaya
bagi kesehatan.

Kesetimbangan kimia menggambarkan suatu kesetaraan antara reaksi maju dengan


reaksi balik. Untuk menghasilkan produk yang maksimal atau minimal sesuai dengan
keperluan perlu mengubah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi.
Pengubahan faktor-faktor ini dapat mengakibatkan pergeseran kesetimbangan.

Henry Louis Le Chatelier (1850-1936), ilmuan kimia dari Prancis, pada tahun 1884
menyatakan bahwa: “Apabila dalam suatu kesetimbangan dilakukan aksi maka sistem
kesetimbangan tersebut akan mengadakan reaksi sehingga pengaruh reaksi tersebut dapat
diperkecil”. Pernyataan ini disebut sebgai Asas Le Chatelier. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya pergeseran arah kesetimbangan sebagai berikut.

1. Perubahan Konsentrasi

x
Pada reaksi kesetimbangan heterogen, perubahan konsentrasi hanya berlaku untuk zat
yang berfase larutan (aq) dan gas (g). Zat yang berwujud padat dan cair tidak
mempengaruhi perubahan konsentrasi. Contohnya reaksi kesetimbangan berikut.

A(s) + B(g)⇌ AB(g)

Penambahan atau pengurangan konsentrasi A tidak akan mempengaruhi jumlah B dan


AB, sebab kesetimbangan tidak akan bergeser. Namun jika konsentrasi B ditambah,
kesetimbangan akan bergeser ke arah AB. Sebaliknya, jika konsentrasi B dikurangi
kesetimbangan akan bergeser ke arah B. Berdasarkan reaksi kesetimbangan tersebut,
diketahui bahwa: “Jika konsentrasi zat ditambah, kesetimbangan bergeser dari arah zat yang
ditambah. Sebaliknya, jika konsentrasi zat dikurangi, kesetimbangan bergeser kearah zat yang
dikurangi”.

2. Perubahan Suhu

Perubahan suhu tidak seperti pada perubahan konsentrasi, tetapi akan berpengaruh
terhadap tetapan kesetimbangan itu sendiri. Dengan kata lain, tetapan kesetimbangan
merupakan fungsi dari suhu.

Pada suatu sistem kesetimbangan, apabila suhu diturunkan maka sistem kesetimbangan
akan melepaskan kalor. Oleh karena itu, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm. Contoh:

2NO2(g)⇌ N2O4(g) ∆H = -58,8 kJ (eksoterm)

Reaksi ke arah N2O4 merupakan reaksi eksoterm. Sebaliknya, reaksi ke arah NO2
merupakan reaksi endoterm. Persamaan reaksi kesetimbangannya menjadi:

N2O4(g)⇌ 2NO2(g) ∆H = +58,8 kJ (endoterm)

Jika suhu diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah N2O4. Akibatnya,
konsentrasi N2O4 bertambah, sedangkan konsentrasi NO2 berkurang.

“Penurunan suhu menyebabkan posisi kesetimbangan bergeser kearah reaksi yang


bersifat eksoterm, sedangkan peningkatan suhu menggeser posisi kesetimbangan ke arah reaksi

xi
yang bersifat endoterm”.

3. Perubahan Tekanan dan Volume

Perubahan tekanan tidak mempengaruhi konsentrasi zat berfasa solid (s) dan liquid
(l). Sebaliknya, konsentrasi gas sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan. Mari kita liat
persamaan gas ideal berikut ini.

PV = nRT

P = (n/v ) RT

Jadi, P dan V berbanding terbalik sehingga semakin besar tekanan, semakin kecil
volume begitu pula sebaliknya. Diketahui juga bahwa (n/V) adalah konsentrasi (M) sehingga
tekanan berbanding lurus dengan konsentrasi. Contoh:

N2(g) + 3H2(g)⇌ 2NH3(g)

Jika sistem tersebut awalnya berada dalam keadaan kesetimbangan, kemudian


tekanannya dinaikkan dengan cara mengecilkan volume wadah, maka sistem akan
merespon sedemikian rupa sehingga pengaruh tekanan sekecil mungkin.

Bagaimana respon dari sistem? Sistem berusaha mengurangi pengaruh kenaikan


tekanan dengan cara menurunkan jumlah molekul atau jumlah mol gas (P∝ n). Pada reaksi
diatas, peningkatan tekanan menyebabkan gas-gas berusaha memperkecil jumlah molekul
dengan menggeser posisi kesetimbangan ke arah NH ,3 yaitu ke arah koefisien reaksi
paling kecil. Ingat bahwa koefisien reaksi menunjukkan perbandingan jumlah molekul.

Dengan demikian, peningkatan konsentrasi semua komponen yang terdapat dalam


sistem kesetimbangan dengan memperbesar tekanan (memperkecil volume) akan menggeser
kesetimbangan ke jumlah molekul yang kecil.

Dalam reaksi kesetimbangan lain, jika jumlah molekul gas-gas pereaksi sama
dengan jumlah molekul gas-gas produk, pengubahan tenanan/volume tidak akan
mempengaruhi komposisi zat dalam kesetimbangan. Contoh:

H2(g) + I2(g)⇌ 2HI(g)

xi
i
Jumlah molekul reaktan dan produk adalah sama, sehingga posisi kesetimbangan
tidak dapat digeser oleh perubahan tekanan/volume.

Dalam industri kimia, banyak proses-proses kimia merupakan reaksi kesetimbangan,


sedangkan di industri menghendaki proses yang efektif dan efisien agar dihasilkan produk
sebanyak-bayaknya dengan biaya seminimal mungkin. Oleh karena itu, diperlukan teknik agar
proses kesetimbangan dapat digeser ke arah produk. Tiga proses penting dalam indrustri
kimia, yaitu:

a. Produksi amonia dengan metode Haber-Bosch

b. Produksi asam sulfat dengan proses Kontak

c. Produksi asam nitrat dengan metode Ostwald

1) Pembuatan Amonia

Tahukan kamu pupuk urea? Apa manfaat penggunaan pupuk urea bagi pertanian?
Pupuk diberikan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengganti unsur-unsur hara yang
hilang dari dalam tanah sehingga tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Bahan dasar untuk membuat pupuk urea adalah amonia. Pembuatan amonia terdiri dari gas
nitrogen dan gas oksigen. Kedua gas tersebut banyak terdapat dialam, terutama gas
nitrogen sebesar 78%. Persamaan reaksi kesetimbangan amonia:

N2(g) + 3H2(g)⇌ 2NH3(g) ∆H = -92,2 kJ

Orang pertama yang membuat amonia berdasarkan reaksi diatas adalah Fritz Haber
dari Jerman. Kemudian reaksi tersebut disempurnakan oleh Karl Bosch sehingga proses
pembuatan amonia dari gas nitrogen dan hidrogen dinamakan proses Haber-Bosch.

2) Pembuatan Asam Sulfat

Apakah anda menggunakan detergen untuk mencuci pakaian? Menggunakan kertas


untuk menulis? Bahan-bahan tersebut sangat dibutuhkan oleh manusia, sehingga untuk
menghasilkan detergen dan kertas yang banyak diperlukan cara yang efektif dan juga
efesien. Asam sulfat menupakan bahan baku untuk pembuatan detergen dan kertas. Pembuatan

xi
ii
asam sulfat dalam skala industri dikembangkan melalui proses “Kontak”. Ada tiga tahap utama
dalam proses kontak yaitu:

1.Pembentukan belerang dioksida

S(l) + O2(g)⇌ SO2(g)

2.Pembentukan belerang trioksida

2SO2(g) + O2(g)⇌ 2SO3(g) ∆H = -190 kJ

3. Pembentukan asam sulfa

SO3(g) + H2SO4(aq)→ H2S2O7(aq)

Asam pirosulfat yang terbentuk ditambahakan air, hingga asam prosulfat terurai kembali
menjadi asam sulfat. Persamaan reaksinya:

H2S2O7(aq) + H2O(l)→ 2H2SO4(aq)

3) Pembuatan asam Nitrat

Asam nitrat merupakan bahan yang digunakan pada reaksi nitrasi pada pembentukan TNT
(Trinitrotoluene) yang digunakan sebagai bahan peledak. Di industri, pembuatan asam nitrat
menggunakan proses Ostwald yaitu dengan cara mereaksikan amonia dengan udara.
Tahap-tahapnya sebagai berikut:

1.Tahap pembentukan nitrogen oksida

4NH3(g) + 5O2(g)⇌ 4NO(g) + 6H2O(l) ∆H = -907 kJ

2.Tahap pembentukan nitrogen dioksida

2NO(g) + O2(g)⇌ 2NO2(g) ∆H = -114,14 kJ

3.Tahap pembentukan asam nitra

4NO2(g) + O2(g) + 2H2O(l)→ 4HNO3(aq)

Kerjakanlah latihan berikut ini! Setelah mengerjakan latihan, berdiskusilah dengan guru

xi
v
dan teman ananda mengenai materi yang belum dipahami.

1. Syarat-syarat kondisi yang bagaimana harus dipenuhi agas diperoleh hasil yang maksimal
pada sistesis:

a. Gas NH3dari gas N2 dan gas H2

b. Gas SO3 dari gas SO2 dan gas O2

c. Gas NO2 dari gas NO dan gas O2

Jawaban: ………………………………………………………………………………

2. Apa nama proses dan bagaimana cara pembuatan dari:

a. Amonia

b. Asam sulfat

c. Asam nitrat

Jawaban: ………………………………………………………………………………

 Perubahan Konsentrasi

Tujuan Percobanaan: Menjelaskan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap pergeseran


kesetimbangan pada reaksi ion Fe3+dan ion SCN .-

Alat
Gelas Kimia 100 mL 1 buah
Gelas ukur 25 mL 1 buah
Rak tabung reaksi 1 buah
Tabung Reaksi 5 buah
Pipet tetes 3 buah
Spatula 1 buah
Batang Pengaduk 1 buah
Bahan

xv
Larutan FeCl3 1 M
Larutan KCl 1 M
Larutan KSCN 1 M
Aquades
Prosedur Kerja

1. Masukkan 25 mL aquades ke dalam gelas kimia

2. Tambahkan 5 tetes KSCN 1M dan 5 tetes FeCl3 1M

3. Bagi larutan menjadi 5

a. Tabung 1 sebagai pembanding

b. Tabung 2 + 2 tetes FeCl3

c. Tabung 3 + 2 tetes KSCN

d. Tabung 4 + 2 tetes KCl

4. Amati perubahan warna yang terjadi

5. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan

Tabel Pengamatan

Setelah melakukan percobaan diatas, isilah table pengamatan berikut ini.

No. Yang Diamati Hasil Pengamatan

1. Warna larutan SCN- (KSCN)

2. Warna larutan Fe3+(FeCl3)

3. Warna larutan setelah dicampurkan

4. Warna larutan Tabung 2 setelah ditambah Fe3+

5. Warna larutan Tabung 3 setelah ditambah SCN-

xv
i
6. Warna larutan Tabung 4 setelah ditambah KCl

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada langkah kerja nomor 2.

Jawaban: .......................................................................................

2. Apa warna larutan yang terbentuk setelah ananda mereaksikan KSCN 1M dan FeCl31M?

Jawaban: .......................................................................................

3. Apa warna larutan pada Tabung 2 setelah ditambahkan Fe3+ Apakah warna larutan
menjadi lebih merah dari Tabung 1 (pembanding)? Apakah arti perubahan warna
tersebut?

Jawaban: .......................................................................................

4. Apa warna larutan pada Tabung 3 setelah ditambahakan SCN ?- Apakah warna larutan
menjadi lebih merah dari Tabung 1 (pembanding)? Apakah arti perubahan warna
tersebut?

Jawaban: .......................................................................................

5. Apa warna larutan pada Tabung 4 setelah ditambahakan KCl? Apakah warna larutan
menjadi lebih merah dari Tabung 1 (pembanding)? Apakah arti perubahan warna
tersebut?

Jawaban: .......................................................................................

6. Pada percobaan yang dilakukan, kita menguji Asas Le Chatelier yang menyatakan
bahwa: Apabila dalam suatu kesetimbangan dilakukan aksi maka sistem kesetimbangan
tersebut akan mengadakan reaksi sehingga pengaruh reaksi tersebut dapat diperkecil. Apa
gangguan yang diberikan pada langkah kerja 3b dan 3c?

Jawaban: .......................................................................................

7. Apakah yang terjadi pada sistem untuk mengurangi gangguan tersebut?

xv
ii
Jawaban: .......................................................................................

8. Apa gangguan yang diberikan pada langkah kerja 3d?

Jawaban: .......................................................................................

9. Apakah yang terjadi pada sistem untuk mengurangi gangguan tersebut?

Jawaban: .......................................................................................

2.6 SOAL HOTS

xv
iii
Pilihlah Jawaban yang Tepat
1. Agar pada reaksi kesetimbangan:

Jumlah gas NO yang dihasilkan maksimal, maka tindakan yang diperlukan adalah…
A. Menaikan tekanan
B. Menurunkan tekanan
C. Mengecilkan volum
D. Menaikkan suhu
E. Memperbesar volume

2. Perhatikan reaksi berikut.

Reaksi kesetimbangan bergeser kekiri jika…


A. Konsentrasi O2 ditambah
B. Suhu diturunkan
C. Tekanan diperkecil
D. Konsentrasi NO2 dikurangi
E. Volume diperbesar

3. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut:

Apabila pada volume tetap pada temperatur dinaikkan, kesetimbangan bergeser


kearah…
A. Kanan dan harga K tetap
B. Kiri dan harga K kecil
C. Kanan dan harga K semakin besar
D. Kanan dan harga K semakin kecil
E. Kiri dan harga K makin besar
4. Diantara persamaan reaksi kesetimbangan berikut ini akan bergeser ke kanan jika tekanan
diperbesar, yaitu . . .
A. S(s) + O2(g) ⇌ SO2(g)
B. H2(g) + I2(g) ⇌ 2 HI(g)
C. 2 SO3(g) ⇌ 2 SO2(g) + O2(g)
D. C(s) + O2(g) ⇌ CO2(g)
E. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2 NH3(g)

5. Reaksi homogen yang tidak dipengaruhi oleh perubahan volume adalah…


A. 2NO2(g) ⇌ 2 NO(g) + O2(g)
B. 2 NH3(g) ⇌ N2(g) + 3 H2(g)
C. PCl5(g) ⇌ PCl3(g) + Cl2(g)
D. 2 HCl(g) ⇌ H2(g) + Cl2(g)
E. H2(g) + I2(g) ⇌ 2 HI(g)

6. Pada reaksi kesetimbangan: N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g) ∆H = – x kJ


Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke ….
A. kiri, karena proses reaksi eksoterm
B. kiri, karena ∆H = – x kJ

xi
x
C. tetap, karena jumlah koefisien reaksi pereaksi lebih besar
D. kanan, karena proses reaksi berlangsung eksoterm
E. kanan, karena proses reaksi endoterm

7. Reaksi kesetimbangan
2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g) ∆H = –27 kJ
Jika volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke ….
A.
kanan, gas NO2 berkurang
B.
kanan, gas NO2 bertambah
C.
kanan, gas NO bertambah
D.
kiri, gas NO bertambah
E.
kiri, gas NO berkurang

8. Pada reaksi kesetimbangan: 2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ∆H = – y kJ


Jika volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke ….
A. kiri, karena ke arah eksoterm
B. kanan, karena ke arah endoterm
C. kiri, karena jumlah koefisien pereaksi lebih besar
D. kanan, karena proses reaksi eksoterm
E. kanan, karena jumlah koefisien hasil reaksi lebih kecil

xx
BAB III

Penutup

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik


bahan ajar kimia berbasis Project Based Learning (PjBL) pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit dikembangkan sebagai sumber belajar di sekolah yang mengikuti sintak-sintak
model pembelajaran berbasis Project Based Learning pada pokok materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit. Tema permasalahan yang dikembangkan disesuaikan dengan permasalahan yang
terjadi di lingkungan sekolah yaitu “Analisis Limbah Tahu di Lingkungan Sekitar”. Bahan ajar
dirancang sebagai media untuk memecahkan masalah yang terjadi melalui kegiatan proyek
dalam bahan ajar. Susunan bahan ajar terdiri dari: deskripsi bahan ajar, petunjuk penggunaan
bahan ajar, cakupan kompetensi, peta konsep, kegiatan pembelajaran proyek, pengantar
permasalahan, fun games, rangkuman, uji kepahaman, mari berlatih, daftar pustaka dan
glosarium. 2. Kualitas bahan ajar kimia berbasis PjBL pada materi pokok larutan elektrolit dan
nonelektrolit dilihat dar

xx
i

Anda mungkin juga menyukai