PROPOSAL PENELITIAN
Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Seminar Ujian Proposal
Penelitian Pada Jurusan Program Studi Pendidikan Sejarah
OLEH
A1N118118
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang
selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh
umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas proposal ini dengan
baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh bapak dosen Prof. Dr. H. Anwar Hafid, M.pd
pada mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai berbagai hambatan, namun
berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.
Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan
pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan
bagi pembaca lain pada umumnya.
Penyusun
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah…............................................................................
D. Manfaat Penelitian......................................................................................
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a………
b……...
c……….
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
menurut Joyce & Weil dalam Mulyani Sumantri, dkk model pembelajaran adalah
dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
Pemilihan model yang sesuai dengan karakter materi ajar akan menjadikan
pengelolaan kelas (Arends, 1997). Setiap materi Ajar memiliki karakteristik masing-
masing yang berbeda antara satu dan yamg lainnya. Guru harus jeli dan teliti dalam
yang terus menerus, berpikir dan menjelaskan penelaran mereka, mengetahui berbagai
hubungan antara tema-tema dan konsep-konsep bukan hanya sekedar menghafal dan
membaca fakta secara berulang-ulang serta mendengar ceramah dari guru (Crawford,
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat
berpartisipasi secara aktif untuk menemukan informasi baru dan bekerja sama dengan
siswa lain. Selain itu siswa juga belajar mengaitkan informasi baru yang dekat dengan
informasi karena siswa menemukan sendiri informasi tersebut tidak hanya diberi tahu
oleh guru. Proses pembelajaran ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual dimana
siswa siswa didorong untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Nurhadi dkk (Lefrida, 2015), 2004).
Hal ini akan menjadikan siswa memiliki antusias dan mudah dalam mengerjakan soal-
Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
harus ditanamkan pada cara berpikir siswa. Seperti halnya yang di katakan Costa
kritis ini berbagai cara dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan menggunakan
mendorong siswa mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk
REACT dengan pendekatan Education Games meningkat dan lebih baik daripada
cara berpikir kritis bagi setiap peserta didik. Untuk apa belajar dan memahami sejarah
perjalanan waktu yang terus berjalan. Menempatkan diri kita dalam perjalanan waktu
itu sudah merupakan kebutuhan setiap manusia. Namun dalam realitasnya, pendidikan
apresiasi positif dari setiap peserta didik di sekolah. Peserta didik menganggap mata
pelajaran sejarah kurang menyenangkan atau tanpa variasi. Pembelajaran sejarah juga
sering berjalan satu arah (monoton), guru terus memberikan materi dengan ceramah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian
ini adalah:
Kelas X SMA Negeri 1 Kendari melalui penerapan Model React Terhadap Hasil
SMA Negeri 1 Kendari melalui penerapan Model React Terhadap Hasil Belajar
SMA Negeri 1 Kendari melalui penerapan Model React Terhadap Hasil Belajar
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :
mempelajari sejarah.
b) Sumber informasi bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru dan lebih
menggunakan media REACT agar para siswa untuk terlibat aktif dalam
masa sekarang
LANDASAN TEORI
A. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal
secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki
pemahaman dan definisi yang berbeda-beda. Hampir semua ahli telah mencoba
dan tafsiran itu berbeda-beda satu sama lain. Dalam uraian ini kita akan berkenalan
mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua
konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
Menurut E.R Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi
kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalaui latihan (pengalaman). Hilgard
menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri
Adapun pengertian belajar menurut W.S Winkel (2002) adalah suatu aktivitas
mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan,
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan dalam keadaan
sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru dan
dengannya dapat terbentuk suatu perubahan diri individu baik dengan lingkungannya
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal dan
eksternal (Sugihartono dkk, 2007:76). Faktor internal merupakan faktor yang ada di
dalam diri individu yang sedang belajar, berupa kemampuan siswa. Faktor eksternal
adalah faktor yang datangnya dari luar individu yaitu dari lingkungan siswa belajar.
b. Perhatian, Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan
belajar sungguh-sungguh.
mencapai keberhasilan.
tertentu.
jika siswa sudah mempunyai kesiapan untuk belajar, maka hasil belajar
baik.
1. Aspek Keluarga
a. Cara Orang Tua Mendidik Anak Cara orang tua mendidik anak besar
dari:
perlu agar guru dapat belajar dan menerima pelajaran dengan baik.
3. Tujuan Belajar
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena hal itu
adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana
kegiatan itu akan dibawa. Secara global tujuan dari belajar adalah terjadi perubahan
pada diri seseorang menjadi lebih baik. Maka dari pernyataan tersebut akan dijelaskan
laku. Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang
setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam
kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai
dari pemberian contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus
senantiasa menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya,
karena mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah bersifat positif.
dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. B. Suryosubroto (1990: 23) menegaskan
bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus
karena perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
yang bermacam-macam)
adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sebagai
akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur. Rumusan tujuan pembelajaran ini harus disesuaikan dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian siswa. Selain itu
tujuan pembelajaran yang dirumuskan juga harus spesifik dan operasional agar dapat
4. Hasil Belajar
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa
dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut Hamalik (2004: 49)
“mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar
dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”. Hasil belajar
merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang
dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Menurut “Susanto (2013: 5)
2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
dan saling mempengaruhi dan tentu saja menentukan berhasil tidaknya suatu proses
pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2003: 146) terdapat tujuh komponen yang
memengaruhi proses belajar mengajar yakni: (1) Tujuan mengajar; (2) Siswa yang
belajar; (3) Guru yang mengajar; (4) Metode mengajar; (5) Alat bantu mengajar; (6)
Pada bagian lain Ngalim Purwanto (2002: 85) mengemukakan ciri-ciri dan
prinsip-prinsip balajar. Ciri-ciri belajar tersebut meliputi empat hal yang hampir sama
dapat menyusun sendiri prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan
kondisi yang berbeda dan setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian
3. Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk
4. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
5. Belajar memerlukan sarana cukup, sehingga anak dapat belajar dengan tenang.
merupakan proses atau serangkaian kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri
seseorang yang terjadi melalui latihan dan pengalaman sebagai hasil interaksi tersebut
Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu
B. Pembelajaran
1. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah merupakan salah satu sarana strategis dalam
pewarisan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda yaitu siswa, atau dapat
dikatakan bahwa sejarah memiliki fungsi didaktis yang turut membangun mental
peserta didik sebagai generasi bangsa. Menurut Kartodirdjo (1992, 35) ada dua
manfaat dalam belajar sejarah: pertama, dari masa dan situasi sekarang kita dapat
lampau; kedua, dengan menganalisis situasi masa kini kita dapat membuat
guna atau tujuan dari belajar sejarah. Pembelajaran sejarah diharapkan dapat
menumbuhkan wawasan peserta didik untuk belajar dan sadar akan guna dari
sejarah bagi kehidupan sehari-hari sebagai individu maupun sebagai bangsa. Guna
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan kesatuan yang tidak dapat
siswa, guru dapat membawa siswa pada lingkup yang lebih luas (Isjoni, 2007, 15).
belajar fisika siswa. Dikarenakan model ini siswa benarbenar terlibat aktif dalam
pembelajaran tidak hanya mendengarkan guru. Pada setiap fase siswa terlibat aktif
sehingga tidak gampang bosan dalam proses pembelajaran. Siswa juga dilatih
untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan aplikasi pada kehidupan sehari-
dan membaca fakta secara berulang-ulang serta mendengar ceramah dari guru.
that represents methods used by the best teachers and also methods supported by
research on how people learn best.” Pendapat ini sejalan dengan Tim Dirjen
yang membantu guru mengkaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
keluarga/ masyarakat.
sendiri pengetahuannya. Hal ini dipertegas dengan hasil penelitian yang dilakukan
pendidikan Indonesia.
C. Kerangka Berfikir
informasi yang sebelumnya telah diketahui oleh siswa, sehingga siswa akan lebih
ketika guru mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang tidak asing bagi
b) Experiencing (mengalami)
siswa dalam mempelajari berbagai konsep baru. Tetapi guru harus tahu
c) Applying (menerapkan)
d) Cooperating
e) Transferring (mentransfer)
D. Hipotesis Penelitian
dirumuskan : terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik
pelajaran Sejarah dengan peserta didik yang hanya diajar dengan menggunakan
Artinya bahwa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran REACT lebih
konvesional.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
C. Definisi Operasional
E. Desain Penelitian
F. Prosedur Penelitian
G. Pengumpulan Data
H. Analisis Data
I. Indikator Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
Rudi Hermanto. 2016. Peningkatan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Sejarah
Julita Mawarni, Ali Syahbana, Ety Septiati. 2019. Pengaruh Strategi Pembelajaran
React Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa
Yusi Ardiyanti. 2016. Berfikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Kunci Determinasi : Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol. 5, No. 2 Hal 194,
Oktober 2016
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hal. 51
Rora Rizky Wandini, Maya Rani Sinaga. 2018. Games Pak Pos Membawa Surat
Pada Sintax Model Pembelajaran Tematik : JURNAL RAUDHAH. Vol. 06 No. 01,
Widia Hapnita, Rijal Abdullah, Yuwalitas Gusmareta, Fahmi Rizal. 2018. Faktor
Tahun 2016/2017 : CIVED JURUSAN TEKNIK SIPIL, Vol. 5 No. 1, Maret 2018.
Hilya Wildana Sofia, Sutarto, Alex Harijanto. 2017. Penerapan Model Pembelajaran
https://www.dosenpendidikan.co.id/tujuan-belajar/
https://karyatulisku.com/pengertian-hasil-belajar-dan-jenis-jenis-hasil-belajr/
https://www.silabus.web.id/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar/
Tebing Tinggi Sebagai Sumber Belajar Terhadap Kesadaran Sejarah Dan Hasil
Belajar Sejarah Siswa (Penelitian Kuasi Eksperimen Di Sma Negeri 1 Tebing Tinggi,
repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
,repository.unpas.ac.id