Anda di halaman 1dari 5

SISTEM BAGI HASIL YANG BERADA DI PASAR PELELANGAN PESISIR

TELUK KENDARI

Nama: La ode Ahmad Sahrul1

Nim: A1N1181182

Jurusan: Pendididkan Sejarah3

A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan jumlah pulau yang
mencapai 17.508 dan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 Km. Keadaan ini
menyebabkan kawasan pesisir menjadi andalan sumber pendapatan masyarakat
Indonesia. Secara umum, wilayah pesisir dapat didefenisikan sebagai wilayah
pertemuan antara ekosistem darat, ekosistem laut dan ekosistem udara yang saling
bertemu dalam suatu keseimbangan yang rentan.3
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai
sudut pandang perencanaan dan pengelolaan. Transisi antara daratan dan lautan di
wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif
serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. Sejalan dengan

1
Muhamad Dio Fabianto dan Pieter Th Berhitu, “Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan
Berkelanjutan yang Berbasis Masyarakat”, Jurnal Teknologi, Vol. 11, No. 2, 2014, hlm. 2054.
2

3
pertambahan penduduk dan peningkatan kegiatan pembangunan sosial-ekonomi,
nilai wilayah pesisir terus bertambah.4
Sebagian besar masyarakat nelayan di Indonesia termasuk dalam kelompok
nelayan tradisional, artinya mereka menggunakan peralatan dan tekhnologi
sederhana.dalam proses produksi perikanan para nelayan memiliki kebudayaan
tersendiri yang berbeda dengan kelompok sosial lainnya. Hal ini dikarenakan dalam
menerapkan norma atau aturan hidup masyarakat nelayan lebih dominan bedasarkan
kebiasaan setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari. berbagai aturan
yang hidup di masyarakat nelayan ini memiliki keterbatasan karena bekerjanya
prinsip desa marwa cara negara mawa tata. maksudnya kebiasaan pada suatu
tempat tertentu dianggap baik, belum tentu berlaku pada tempat lain sehingga
kebiasaan itu dapat berbeda satu tempat dengan tempat lainnya.5
Konsekuensi dari tekanan terhadap pesisir adalah masalah pengelolaan yang
timbul karena konflik pemanfaatan akibat dari berbagai kepentingan di wilayah
tersebut. Berbagai kegiatan di sepanjang pesisir laut dan paradigma sebagian
masyarakat pesisir, yang menganggap laut sebagai tempat pembuangan sampah.
Menurut Siahainenia (2001) dalam Damaianto dan Masduqi (2014), akan dijumpai
berbagai jenis sampah dan bahan pencemar di laut, hal tersebut tentu dapat
mengakibatkan degradasi lingkungan di wilayah pesisir dan ekosistem di sekitarnya.
Sehingga, masuknya zat-zat organik dan anorganik ke badan air secara berlebihan,
berdampak buruk pada perairan laut dan menyebabkan penurunan kualitas air laut
secara fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau

4
Kusnadi, 2009, Keberdayaan Nelayan & Dinamika Ekonomi Pesisir, Lembaga Penelitian Univesitas Jember-
Ar-RuzzMedia, Yogyakarta, hlm. 27.
5
Jurnal Ilmu Lingkungan (2018), 16 (1): 35-43, ISSN 1829-8907
Pengrusakan Laut bahwa pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau
fungsinya. Bahan pencemar yang masuk ke wilayah pesisir dan laut bisa berasal
dari berbagai sumber. Keadaan fisik bahan pencemar dari suatu sumber bisa
berbeda dari sumber yang lain, dengan komposisi yang berbeda-beda pula. Dengan
demikian dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan juga bervariasi. Status
mutu suatu perairan merupakan tingkat kondisi mutu perairan yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik dalam waktu tertentu dengan membandingkan
dengan baku mutu yang telah ditetapkan.6
Teluk kendari di ibukota provinsi Sulawesi tenggara merupakan ekosistem
estuaria yang bermuara dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Wanggu dan
DAS Nanga-naga yang tidak saja memasok air tawar tetapi juga sedimen akibat
berbagai aktivitas pembukaan lahan di lahan atas. Sepanjang pesisir Teluk Kendari
merupakan kawasan pemukiman masyarakat Kota Kendari yang memasok limbah
domestik perkotaan ke dalam teluk. Di dalam teluk terdapat tiga buah pelabuhan
rakyat dan sebuan pelabuhan perikanan samudera. Semua itu berpotensi memberi
dampak menurunnya kualitas lingkungan perairan. Pada saat yang sama tidak
kurang dari 100 orang nelayan masih menggantungkan hidupnya dari aktivitas
penangkapan ikan di perairan ini.
Dalam permasalahan ini nelayan biasanya mendapatkan ikan bukan dari
teluk melaikan dari luar teluk, karena pencemaran teluk kendari yang begitu
memperihatinkan padahal dulunya sekitar tahun 60-an teluk kendari menjadi objek
banyaknya hasil pendapatan ikan di dalam teluk sekarang menjadi tidak ada akibat
dari tercemarnya teluk kendari, dan nelaya lebih bergntung pendapatan ikan yang
ada di laut ban
B. PEMBAHASAN
Sistem bagi hasil yang berada di pasar pelelangan teluk kendari Sulawesi
tenggara sangat ramai para pelanggan yang ingi melakukan transaksi. Di pusat
pelelangan ini terdapat ratusan nelayan yang tengah menawarkan hasil tangkapan
melaut mereka. terdapat banyak hasil laut yang terhampar di sini.8 Dari mulai ikan
kakap, ikan sunu, ikan lure, cumi, sotong, dan sebagainya. Para penjual
meneriakkan harga dari barang dagangannya untuk menarik minat pembeli. "Ayo
ikan kakap, ikan kakap. Sekilo 25 ribu!," teriak salah satu pedagang.

Salah satu nelayan bernama Bashir bercerita soal pengalamannya selama


menjadi nelayan .Ia mengawali kisahnya dengan mengungkapkan rataan
keuntungan yang dia dapatkan perharinya. "Saya melaut malam langsung saya jual,
biasanya sehari dapat 2 ton. Satu ikan ada yang Rp 9.000 ada yang Rp 10.000 per
kilo," tutur H. Bashir. Ia menuturkan kebanyakan hasil tangkapannya berupa ikan
lure atau ikan teri dengan harga yang cukup murah. Ia menjual kotakan kepada
pengecer, dijual Rp 100.000."Kita jual lagi ke pengecer, satu kotak kita jual Rp
100.000. Satu kotak beratnya sekitar 20 kg," tutur dia.

Bashir yang sudah menjadi nelayan selama 30 tahun ini mengaku hasil
tangkapannya tidak menentu. Pernah sekali sampai mendapat puluhan ton, namun
pernah juga suatu waktu ia pulang ke rumah dengan hanya membawa pulang 1
kantong plastik ikan."Kalau lagi paceklik, itu bisa cuma bawa buat makan kita
semalam saja. Biasanya bulan 2 (Februari)," sambung dia. Saat ditanya soal
moratorium kapal asing dan kebijakan transhipment kapal besar, ia mengaku setuju-
setuju saja. Namun, secara khusus ia juga mengharapkan adanya bantuan kapal
besar agar bisa melaut lebih jauh dan hasil tangkapan menjadi lebih banyak."Saya
setuju selama itu baik. Tapi kalau boleh ada bantuan kapal ya saya senang. Bisa
melaut lebih jauh nggak cuma di pinggir saja," katanya.
Sementara itu, seorang pengecer bernama Idrus mengeluh ketika pembeli
seringkali menawarkan harga yang terlalu rendah. Ia cukup terlihat kesal, karena
ada pembeli yang menawar lebih dari separuh harga yang ditetapkannya. "Kalau
saya sih sebenarnya nggak mau kasih mahal. Tapi pembelinya juga saya pengennya
harus mengerti juga. Saya kan orang kecil, jadinya serba salah," tutur Idris.Ia
meyakinkan bahwa ikan-ikan yang dijualnya merupakan ikan dengan kualitas
sangat baik. Ia mengaku hanya mengambil untung Rp 5.000- Rp 10.000 per kilo
dari setiap jenisnya.9
5

56
Jurnal Ilmu Lingkungan (2018), 16 (1): 35-43, ISSN 1829-8907
7
La ode Ahmad Sahrul
8
La ode Ahmad Sahrul
9
news.detik.com

Anda mungkin juga menyukai