Anda di halaman 1dari 3

Aktivitas Nelayan

Pesisir merupakan wilayah yang banyak terdapat sumber daya alamnya, baik itu berupa
hewan maupun tumbuhan. Dengan banyaknya sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan,
maka mayoritas masyarakat di sekitar pesisir pantai pun memanfaatkan sumber daya tersebut
sebagai sumber kehidupan mereka. Selain dimanfaatkan sebagai tempat bagi mereka untuk
mencari makan, masyarakat pesisir juga memanfaatkan kawasan tersebut sebagai tempat
wisata, tempat budidaya ikan laut, tempat budidaya garam, dan lain sebagainya. Meski
kawasan pesisir dapat dimanfaatkan dengan cara cara tersebut, akan tetapi kebanyakan
masyarakat di wilayah pesisir pantai memanfaatkannya sebagai sumber mata pencaharian
yakni dengan menjadi nelayan. Nelayan adalah orang atau individu yang aktif dalam
melakukan penangkapan ikan dan binatang air lainnya (Suyitno, 2012).

Dalam melakukan aktivitasnya, nelayan dapat menemukan lokasi lokasi yang


terdapat banyak ikannya berdasarkan pengalaman mereka. Akan tetapi di daerah pelososk,
umumnya nelayan hanya berlayar di tempat yang tidak terlalu jauh. Hal itu dikarenkan perahu
yang mereka miliki berukuran relatif kecil dan biasanya didapatkan dari hasil menyewa.
Sehingga ikan yang mereka dapatkan tidak terlalu banyak. Sebab itulah nelayan di Indonesia
berada dalam kategori keadaan sosial ekonomi yang rendah. Bahkan menurut Retno dan
Santiasih (1993 : 137), jika dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain di sektor
pertanian, nelayan (terutama buruh nelayan dan nelayan tradisional) dapat digolongkan sebagai
lapisan sosial yang paling miskin, walaupun tidak semua nelayan itu miskin.

Nelayan terbagi dalam beberapa golongan dilihat dari kepemilikan alat tangkap, yaitu
:

1. Nalayan juragan yaitu nelayan yang memiliki alat tangkap sendiri dan disewakan
kepada orang lain
2. Nelayan buruh yaitu nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan peralatan
orang lain
3. Nelayan perorangan yaitu nelayan yang memiliki alat tngkap sendiri dan bekerja
menangkap ikan sendiri dan tidak dibantu orang lain.

Para nelayan biasa melakukan pekerjaan mereka pada malam hari. Mereka akan
berangkat melaut pada sore hari menjelang petang kemudian pulang pada pagi hari. Hal itu
terjadi karena para nelayan tradisional memanfaatkan angin untuk mendorong perahu layar
mereka menuju lautan. Sementara angin yang bertiup dari darat ke laut hanya terjadi ketika
malam hari. Dan ketika siang hari nelayan tradisional akan kembali dengan memanfaatkan
angin yang bertiup dari laut ke darat. Demikian itulah ritme alam yang diikuti oleh para nelayan
tradisional.

Hasil tangkapan para nelayan tradisional memang tidaklah seberapa, akan tetapi
semangat dalam diri mereka seakan tidak pernah surut. Setelah mendapatkan hasil tangkapan,
para nelayan akan menjualnya pada pengepul ikan langganan mereka, atau dijual sendiri di
pasar ikan. Para nelayan lainnya juga ada yang menjemur ikannya untuk dijadikan ikan asin
agar lebih awet dan tahan lama. Untuk meningkatkan harga jual ikan asin tersebut, dengan
menggunakan beberepa jenis ikan tertentu. Selain mendapatkan hasil tangkapan berupa hasil
laut, mereka juga bisa mendapatkan penghasilan dengan menyewakan perahu bagi para
wisatawan, namun itu hanya apabila pantai tempat mereka singgah menjadi tempat wisata.

Ancaman risiko yang dihadapi para nelayan ketika melaut terbilang tinggi, namun hasil
yang mereka dapatkan tidaklah seberapa dibandingkan dengan risiko yang ada. Salah satu
ancaman terberat bagi nelayan yaitu adanya badai laut. Tidak hanya berbahaya bagi para
nelayan, akan tetapi adanya badai laut juga dapat membahayakan masyarakat di sekitar pesisir
pantai tersebut, karena dapat merusak lingkungan serta menimbulkan kerugian harta benda.
Badai laut sendiri merupakan gerakan naik turunnya permukaan air laut dengan kekuatan yang
besar sehingga membentuk lembah dan bukit. Adanya badai laut yang kuat tersebut dapat
berpotensi menimbulkan bencana alam. Oleh sebab itu, pemerintah sebaiknya memberikan
perhatian yang lebih kepada para nelayan dengan cara memberikan pelatihan pelatihan bagi
nelayan untuk dapat mengetahui kondisi alam melauli beberapa cara serta bagaimana
menangani adanya bahaya yang mengancam keselamatan jiwa.

Referensi : Ahen. 2015. Intip Aktivitas Nelayan. [Online] tersedia di : pangandaran.travel/intip-


aktivitas-nelayan.html (diakses tanggal 20 September 2017)

Ikhsan, Muhamad. 2016. Aktivitas Nelayan. [Online] tersedia di


https://www.scribd.com/doc/316160460/aktivitas-nelayan (diakses tanggal 19 September
2017)
Imron, Masyhuri. 2003. Kemiskinan Dalam Masyarakat Nelayan.
Suyitno. 2012. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan. Ekonomi
Pembangunan. Menjelajah dunia dengan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai