Anda di halaman 1dari 20

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

Dosen pengampuh:

Dr. Kasmudin Mustapa,. S.Pd,M.Pd

Dewi Satria Ahmar,S.Pd.,M.Pd

Oleh

Kelompok V

1. Oktaviana rustam A25119106


2. Ilawati A25119036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
model pembelajaran project based learning terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Adapun makalah model pembelajaran project based learning ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terimakasih kepada dosen pengampuh serta semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang


kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Palu , 28 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 ........................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4

1.2Rumusan masalah ................................................................................................. 5

1.3Tujuan ................................................................................................................... 5

BAB II ........................................................................................................................... 6

KAJIAN MAKALAH ................................................................................................... 6

2.1Langkah-langkah model pembelajaran project based learning ............................ 6

2.2 prinsip penerapan model pembelajaran project based learning ......................... 11

2.3Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran project based learning ........... 13

2.3Contoh penerapan model pembelajaran project based learning dalam kimia .... 16

BAB III ....................................................................................................................... 18

PENUTUP ................................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 18

3.2 Saran .................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari
menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses
pembelajaran. Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat
memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang wajar,
sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar.

Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan
dalam pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim yang
solid, komunikatif dan kondusif selama proses pembelajaran. Dari segi efektifitas,
seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran
yang monoton tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan
prestasi belajar siswa. Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan
dengan standar kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa
demi tercapainya optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang
bermakna.

Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan
pelajar ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan
otentik dan perancangan produk dan tugas. Pembelajaran berbasis proyek memiliki
potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan
bermanfaat bagi peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik
terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi
produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang
dikerjakan.

1.2Rumusan masalah
1. Apa saja langkah-langkah model pembelajaran project based learning?
2. Bagaimana prinsip penerapan pada model pembelajaran project based
learning ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan project based learning
4. Apa saja contoh penerapan model pemebelajaran project based learning
dalam pembelajaran kimia?

1.3Tujuan
1. Mengetahui langkah-langkah model pembelajaran project based learning
2. Mengetahui prinsip penerapan project based learning
3. Menegtahui apa saja kelebihan dan kekurangan project based learning
4. Menegathui contoh penerapan model pembelajaran project based llearning
BAB II

KAJIAN MAKALAH

2.1Langkah-langkah model pembelajaran project based learning

Sintaks atau pedoman dasar dalam menentukan langkah-langkah pelaksanaan model


pembelajaran PJBL (Project Based Learning) menurut Mulyasa (2014, hlm. 145)
adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek,

tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap
pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.

2. Mendesain perencanaan proyek,

sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan
proyek bisa melalui percobaan.

3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyatadari sebuah proyek

penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang
tersedia dan sesuai dengan target.

4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek,

peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.


Langkah-langkah model pembelajaran project based learning menurut Widiarso
(2016, hlm. 184) dapat diterapkan atau diaplikasikan melalui langkah berikut ini:

1. Penentuan pertanyaan mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat


memberi penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Topik
penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk peserta didik. dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam.

2. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.

3. Menyusun jadwal

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

1. membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,


2. membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan.

4. Memonitor keaktifan peserta didik dan kemajuan proyek

Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor
bagiaktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

5. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,


berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu
guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6. Mengevaluasi pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran Project Based Leaning memiliki langkah secara umum yaitu:
planning (perencanaan), creating (Impelementasi), Processing (pengolahan).15 Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek
yang diungkapkan The George Lucas Educational Foundation yang terdiri dari 6
langkah pembelajaran yaitu dimulai dengan pertanyaan yang esensial, perencanaan
aturan pengerjaan proyek, membuat jadwal aktivitas, memonitoring perkembangan
proye peseta didik, penilaian hasil kerja peserta didik, evaluasi pengalaman belajar
peserta didik.

Langkah-langkah baru pada pembelajaran model Problem Based Learning


berbantuan media papan catur sintaknya menjadi lebih dari teori yang digunakan.
Yang pertama yaitu pada awal kegiatan pembelajaran dilakukan apersepsi yang
meliputi doa dan salam, membacakan tujuan pembelajaran, serta pemilihan topik
materi. Yang kedua yaitu pemberian pertanyaan mendasar tentang permasalahan
kepada siswa tentang materi. Yang ketiga orientasi peserta didik kepada masalah
dengan memberikan beberapa permasalahan yang nantinya akan diselesaikan dengan
cara berkelompok. Yang keempat mengorganisasikan peserta didik kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang sudah diberikan oleh guru. Yang kelima membimbing
penyelidikan secara berkelompok, guru hanya sebagai fasilitator. Yang kelima
mengembangkan dan menyajikan karya, perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil diskusi. Yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah. Pada tahap terakhir siswa juga diberikan refleksi
mengenai hal apa saja yang belum diketahui.
Pengalaman Belajar dan Kompetensi Dalam Penerapan Model Project Based
Learning
Diskripsi pengalaman belajar dan kompetensi yang diperoleh peserta didik
dapat diperoleh dengan menghubungkan alur/tahapan pembelajaran (learning path)
dari model pembelajaran Project Based Learning dan dihubungkan Kompetensi Abad
21, yaitu 4C: creative (berpikir kreatif), collaborative (bekerjasama), communication
(berkomunikasi), critical (berpikir kritis), dan 1Q yaitu Taqwa dengan pendekatan
Saintifik sesuai Kurikulum 2013 (K13) terintegrasi TIK, yaitu 5M: Mengamati,
Mengasosiasi, Mencoba, Mendiskusikan, dan Mengkomunikasikan.

Pengalaman belajar peserta didik selama pelaksanaan model pembelajaran


project based learning antara lain peserta didik diajak untuk peduli terhadap
masalahmasalah di lingkungan sekitar dalam kehidupan mereka sehari hari, berlatih
untuk peka pada lingkungan, belajar mencari pertanyaan esensial, peserta didik
berlatih berpikir logis, kritis, dan detil, berfikir tentang detil pekerjaan yang harus
dilakukan, berfikir asosiatif yakni menghubungkan satu aspek pekerjaan dengan
pekerjaan lainnya, berpikir tentang urutan waktu, belajar membagi tugas sesuai minat
dan kemampuan, inisiatif peserta didik untuk mengarahkan sendiri dalam belajar,
berusaha mencari sumber informasi dan pengetahuan, peserta didik mencoba cara
kerja sesuai pemahaman mereka, saling berdiskusi dan bekerjasama, dan belajar dari
kesalahan untuk kemudian memperbaikinya sendiri.

2.2 prinsip penerapan model pembelajaran project based learning


Prinsip PjBL adalah sebuah upaya kompleks yang memerlukan analisis
masalah yang harus direncanakan, dikelola dan diselesaikan pada batas waktu yang
telah ditentukan terlebih dahulu. Prosedur yang digunakan PjBL adalah perencanaan,
implementasi/ penciptaan, dan pemrosesan sedangkan PBL mengidentifikasi
masalah, mengkonfrontasikan informasi baru dengan pengalamannya, dan proses
penemuan pengetahuan secara personal.

Pembelajaran berbasis project based learning mempunyai beberapa prinsip


yaitu:

a. Prinsip Sentralisitis

Menegaskan bahwa kerja project based learning merupakan esensi dari kurikulum.
Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana peserta didik mengalami
dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.

b. Prinsip pendorong

Kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong
peserta didik untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang
tertentu.Jadi kerja proyek ini dapat sebagai ekternal motivation yang mampu
mengunggah peserta didik untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran.

c. Prinsip invetigasi konstruktif

Merupakan yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan


inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam invetigasi memuat proses
perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,
discovery dan pembentukan model.

d. Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi dapat diartikan sebagai kemandirian peserta didik dalam


melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihan sendiri, bekerja
dengan minimal supervise dan bertanggung jawab. Oleh karena itu lembar kerja
peserta didik, petunjuk kerja pratikum dan sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari
prinsip pembelajaran berbasis proyek.Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator
untuk mendorong tumbuhnya kemandirian peserta didik.

e. Prinsip realistis

Proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti disekolah.Pembelajaran


berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada peserta didik,
termasuk dalam memilih topik, tugas, peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk,
pelanggan, maupun standar produknya.
2.3Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran project based
learning
a. kelebihan model pembelajaran project based learning

Keuntungan dari model pembelajaran Project Based Learning menurut


Moursound, dkk (dalam Sumarmi, 2012) sebagai berikut:

1. meningkatkan motivasi.

Peserta didik melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun dari pada komponen
kurikulum yang lain. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang
menyampaikan bahwa peserta didik menjadi lebih tekun sampai kelewat batas. Dan
juga mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan
mereka perlu untuk dihargai.

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi pada peserta didik
menekankan perlunya keterlibatan peserta didik didalam tugas-tugas pemecahan
masalah dan pembelajaran khususnya bagaimana menemukan dan memecahkan
masalah.

3. meningkatkan kolaborasi.

Teori-teori kognitif yang baru dan kontrutivistis menegaskan bahwa belajar adalah
fenomena sosial, dan peserta didik akan belajar lebih di lingkungan kolaboratif
(Vygotsky, 1978; Davidof, 1995). Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan peserta didik mengembangkan dan mempraktikan keterampilan
komunikasi (Johnson & Jhonson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi peserta
didik, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.
(dalam Sumarmi, 2012).
4. meningkatkan keterampilan mengelola sumber.

Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan dengan baik akan


memberikan peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan
proyek, membuat alokasi waktu,dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.

5. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan


problem-problem kompleks.
6. Memberikan pengalaman kepada peserta didik

pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

7. Mampu membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta


didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

b. Kekurangan model pembelajaran project based learning (pjbl)

1. Memungkinkan peserta didik menjadi jenuh karena harus berhadapan


langsung dengan masalah.
2. Memungkin peserta didik kesulitan dalam memperoses sejumlah data dan
informasi dalam waktu singkat, sehingga Pembelajaran Berbasis Masalah ini
membutuhkan waktu yang relatif lama.

3. Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus


disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu, disarankan
untuk menggunakan team teaching dalam pembelajaran.
5. Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7. Apabila topik yang diberikan pada masing masing kelompok berbeda,
dikhatirkan peserta didik tidak memahami topik secara keseluruhan.

Berbagai kelemahan dalam pembelajaran berbasis proyek, dapat diatasi dengan


beberapa langkah berikut.

Memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.

1. Membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek.


2. Meminimalisir biaya.
3. Menyediakan peralatan sederhana yang terdapat dilingkungan sekitar.
4. Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau.
5. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga guru dan peserta
didik merasa nyaman dalam pembelajaran (Widiasworo, 2016, hlm. 189).

Adapun kelebihan dalam Problem Based Learning yaitu memiliki kemampuan


memecahkan masalah, memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri,
materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh peserta didik,
terjadi aktivitas ilmiah, memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya, memiliki
kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah, kesulitan belajar peserta didik
secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok. Selain itu kelemahan dalam
Problem Based Learning yaitu tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran,
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas, guru harus memilki kemampuan
memotivasi peserta didik dengan baik, ada kalanya sumber yang dibutuhkan tidak
tersedia dengan lengkap
Setiap model, metode, atau rancangan pembelajaran lainnya sudah tentu memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan metode project based
learning. Sebagai gambaran umumnya, project based learning adalah model sapu
jagat (serba ada/serba bisa) yang melibatkan pembelajaran kontekstual,
investigasi/inkuiri, dan problem solving yang akan berdampak sangat baik untuk
kompetensi peserta didik secara keseluruhan (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).

2.3Contoh penerapan model pembelajaran project based learning


dalam kimia
Contoh penerapan project based learning dalam pemebelajaran kimia dengan materi
koloid :

1. Menyiapkan pertanyaan atau memberikan tugas proyek

Contoh materi : pada penerapan system koloid dalam kehidupan sehari-hari

Tugas proyek nya melakukan pameran produk system koloid dalam bentuk makanan-
makanan hasil buatan peserta didik

2. Mendesain perencanaan proyek

Contoh nya:

➢ Pada pertemuan awal menyampaikan materi sesuai dengan kompetensii dasar


tentang system koloid, guru sama peserta didik melakukan perancangan
sebuah proyek untuk membuat dan memamerkan produk dari system koloid
berupa makanan hasil dari peserta didik
➢ Guru kimia bersama guru mata pelajaran lain (prakarya dan
kewirausahaan)yang relevan merencanakan pameran tersebut pada akhir
semester atau akhir tahun pelajaran
➢ Guru kimia bersama guru mata pelajaran lain(prakarya, ekonomi, dan
kewirausahaan) yang memeiliki relevan merumuskan penilaian terhadap
perencanaan, persiapan, pembuatan produk, dan pelaksanaan pameran.
3. Menyususn jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek

Contoh :

➢ Guru yang menetapkan jadwal pelaksanaan kegiatan pameran bersama


peserrta didik
➢ Guru membantu peserta didik dalam menyusun jadwal pembuatan produk
makan pada sisitem koloid
4. Memonitoring kegiatan dan perkembangan proyek

Guru kimia dan guru mata pelajaran lain (kprakarya, ekonomi, dan kewirausahaan)
memonitor persiapan pembuatan produk.

5. Menguji hasil

Guru kimia melakukan pengujian terhadap kinerja dan produk bahan pameran yang di
mulai dari mulai kegiatan sampai akhir.

6. Mengevaluasi kegiatan proyek

Semua guru bersama peserta didik pada saat kegiatan proyek melakukan evaluasi
terhadap hasil pameran
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi di atas maka dapat di ambil kesimpulan sebagai
berikut :

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk


membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam
belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik
yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.

Pada model pembelajaran projet based learning meiliki beberapa sintak yaitu sebagai
berikut:

1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek,


2. Mendesain perencanaan proyek,
3. Menyusun jadwal
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek,
3.2 Saran
Adapun saran mengenai tentang model pembelajaran project based learning tersebut
ialah:

Bahwa guru harus memberikan tugas proyek sesuai materi setelah itu guru dapat
mengatur jadwal kemudian mengevaluasi tugas proyek yang telah di berikan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdin. (2013). Model pemebelajaran dengan pendekatan sains

Hadi. F. R. (2016) penerapan pembelajaran project based learning

Vygotsky, (1978); Davidof, (1995 ) kelebihan dan kelemahan pjbl

Anda mungkin juga menyukai