FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Makalah memahami dan menerapkan
model pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar" ini dengan tepat waktu.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para tenaga pendidik serta
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
3.2 kesimpulan..................................................................................................16
3.3 saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era
globalisasi ternyata membawa pengaruh cukup signifikan dalam dunia pendidikan. Berbagai
upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti melakukan pembaharuan
kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Salah satunya dengan
mengembangkan berbagai model pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk kelangsungan suatu negara,
karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan kepada siswa mulai dari
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Namun, matematika dianggap sebagai pelajaran
yang membosankan dan menakutkan oleh kebanyakan siswa karena mamtematika
mempunyai obyek abstrak dan mempunyai banyak simbol. Oleh karena, siswa sulit
menghafal, melafalkan, menerapkan dan mengerti rumus yang ada. Pada kenyataannya,
matematika kurang diminati dan kebanyakan siswa menganggap matematika pelajaran yang
sulit dan membosankan.
Model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru di sekolah-sekolah salah satunya
adalah model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional merupakan
pendekatan pembelajaran bersifat tradisional yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada
guru. Pembelajaran konvensional adalah 2 pembelajaran dengan menggunakan metode yang
biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian
pemberian tugas.Namun, model pembelajaran konvensional juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan model pembelajaran konvensional dalam kegiatan pembelajaran
antara lain:
(1) siswa mendapat penjelasan yang sama dari guru
(2) dalam satu kelas dapat menampung banyak siswa;
(3) memerlukan sedikit waktu.
Kekurangannya antara lain:
(1) suasana belajar yang membosankan;
(2) siswa pasif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengalaman saat Praktek Kerja Lapangan (PPL) yang sudah dilakukan
sebelumnya, model pembelajaran konvensional sudah pernah peneliti terapkan di kelas.
Pembelajaran konvensional yang disampaikan melalui ceramah dan pemberian tugas yang
diberikan oleh guru kurang efektif karena banyak siswa yang kurang memperhatikan dan
asyik sendiri dengan teman sebangkunya. Model pembelajaran kurang menarik perhatian
siswa, sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Hasil pembelajaran yang kurang
maksimal menyebabkan hasil belajar yang rendah.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran konvensional dalam proses belajaar
mengajar?
3. apa saja yang jadi kelemahan dan kelebihan dari metode pembelajaran konvnsional ini?
1.3 manfaat
3.memahami dan mengerti kelemahan dan kelebihan dari metode pembelajaran konvensional
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam
pelaksanaan metode ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan alat
bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara pengajar dengan
pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan
teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.
Ceramah biasanya dipergunakan apabila:
• Kalau pengajar akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dan tidak, terdapat
bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.
• Kalau pengajar harus menyampaikan fakta kepada pembelajar yang besar jumlahnya atau
karena besarnya kelompok pendengar sehingga metode-metode yang lain tidak mungkin
dapat dipergunakan.
• Kalau pengajar adalah pembicara yang bersemangat dan akan rnerangsang pembelajar
untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
Mempersiapakan ceramah yang berdaya guna apabila:
• Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh peserta didik.
• Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar
merupakan metode yang sangat pada tempatnya.
• Susunan bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan.
• Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus
ditetapkan sebelumnya.
• Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan.
• Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas.
• Adakan rencana penilaian. Teknik evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus itu perlu ditetapkan.
Keunggulan metode ceramah ialah sebagai berikut:
• Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya
• Pengorganisasian kelas secara sederhana, dan tidak perlu di organisasikan secara khusus
• Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar
• Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan
Kelemahan metode ceramah sebagai berikut:
• Pengajar tak dapat mengetahui sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya.
• Kata-kata yang diucapkan pengajar, ditafsirkan lain oleh pembelajar.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada
suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur
berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati
bersama.
Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok adalam memecahkan masalah untuk
mengambil kesimpulan. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang
menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat
diterima anggota dan kelompoknya.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru
hendak:
• Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
• Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
• Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
• Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
• Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
• Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun
dari pelajaran sekolah
• Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Kelebihan metode diskusi adalah sebagai berikut:
• Siswa belajar bermusyawarah
• Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing- masing
• Belajar menghargai pendapat orang lain
• Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
• Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis
saja yang dapat didiskusikan.
• Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
• Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
• Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang
karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
• Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa
berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
• Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antar kelompok.
5. Metode Resitasi
Pengertian metode resitasi atau pemberian tugas adalah suatu cara dari guru dalam
proses belajar mengajar untuk mengaktifkan siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di
rumah dan untuk dipertanggung jawabkan kepada guru.
Ada beberapa kelebihan metode resitasi antara lain:
• Metode pemberian tugas dapat membuat siswa aktif belajar.
• Tugas lebih merangsang siswa untuk lebih banyak, baik waktu dikelas maupun diluar kelas
atau dengan lain, baik siswa dekat dengan guru maupun jauh dengan guru.
• Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang diperlukan dalam
kehidupannya.
• Tugas lebih meyakinkan tentang apa yang akan dipelajari dari guru, lebih memperdalam,
memperkaya, atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
• Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengelola sendiri informasi dan
komunikasi.
• Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-kegiatan belajar
dapat dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
• Metode ini dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
• Metode ini dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
Ada beberapa kekurangan metode Resitasi antara lain :
• Siswa sulit dikontrol, apakah benar dia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
• Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya
adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
• Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
• Sering memberikan tugas yang menonton (tak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan
siswa.
• Seringkali anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya menitu hasil pekerjaan
orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
• Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
6. Metode Kerja Kelompok
Metode Kerja Kelompok merupakan salah satu pembelajaran dimana siswa belajar
dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Pembelajaran
kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan
penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam situasi pembelajaran kelompok didorong atau
dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi usahanya
menyelesaikan tugasnya.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur pembelajaran yang harus diterapkan,
yaitu:
a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Tatap muka
d. Komunikasi antar anggota
e. Evaluasi proses kelompok
Dasar-dasar yang digunakan guru untuk membentuk kelompok antara lain sebagai berikut:
a. Kemampuan.
b. Jenis kelamin.
c. Fasilitas.
d. Meningkatkan partisipasi/menggiatkan pelajaran.
e. Pembagian pekerjaan.
Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran sosiodrama.
1. Guru sebagai fasilitator memulai pembelajaran dengan memberi gambaran singkat
mengenai situasi. Situasi ini meliputi suatu profesi atau budaya. Pada proses ini biasanya
siswa sebagai aktor melakukan pengenalan karakter dan mengatur panggung, masing-masing
dari sudut pandangnya sendiri.
2. Setelah aktor atau siswa membangun karakter dan situasi, guru sebagai fasilitator bersikap
lebih pasif dengan membiarkan siswa untuk berimprovisasi.
3. Pada akhir sosiodrama, fasilitator akan membuat kunci “poin pembelajaran” berdasarkan
apa yang telah terjadi dan tentang subjek di tangan. Para penonton diajak untuk terlibat baik
fasilitator atau aktor dalam diskusi.
Berikut merupakan kelebihan dari metode pembelajaran Sosiodrama:
• berkesan dna tahan lama dalam ingatan siswa.
• Sangat menarik bagi siswa sehingga kelas menjadi dinamis dan antusias.
• Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
• Memupuk kerjasama antara siswa.
• Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
• Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
• Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
• Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu
singkat.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan
peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Adapun kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
• Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran.
• Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
• Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
• Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
• Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
• Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
• Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan.
• Biayanya cukup mahal.
• Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pengajaran dengan jalan melatih
siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu
telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian dengan tetap
dibimbing oleh guru siswa disuruh mempraktekkan sehingga menjadi mahir dan terampil.
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak,
membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah
sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa
tidak bekerja secara mandiri.
Sistem regu adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana dua orang atau
lebih bekerja sama untuk mengajar suatu kelompok (group) siswa/kelas tertentu.
Sesuai dengan sifatnya metode sistem regu (team teaching) dilaksanakan dengan tujuan
membantu siswa agar lebih lancar dalam proses belajarnya, dan meningkatkan kerja sama
antar guru dalam memikirkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu.
Sistem regu (Team : teaching) tepat digunakan apabila :
• Jumlah siswa terlalu besar, sehingga pembagian tugas belajar kurang merata dan
penangkapan siswa kurang sempurna
• Pelajaran yang disampaikan mencakup unit yang luas, sehingga hanya dimungkinkan
melalui metode sistem regu pengajaran dapat berjalan secara efektif
• Pelajaran yang diberikan dimaksudkan agar pengertian dan pemahaman siswa lebih luas
dan mendalam
• Kerja sama dan komunikasi antar regu bidang studi tersebut dapat memungkinkan
terlaksana
• Fasilitas dan sarana untuk itu cukup tersedia.
• Melalui metode sistem regu (team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi
mengajar akan lebih lancar
• Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan dapat mendalam.
Karena masing-masing guru bidang studi dapat memberikan / kajian yang berbeda-beda
sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing
• Unsur kerja sama antar siswa dan guru masing-masing bidang studi sangat menonjol,
sehingga dimungkinkan adanya kerja sama yang harmonis, yang justru sangat diperlukan
dalam proses belajar mengajar
• Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk merencanakan
persiapan mengajar yang lebih baik
• Pelajaran yang diberikan oleh guru, melalui metode sistem regu ini dipertanggungjawabkan,
karena unit pelajaran ditangani oleh beberapa orang guru.
Kekurangan metode sistem regu terletak pada :
• Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri, dan
tidak adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan dan menyulitkan
bagi siswa
• Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas, kemungkinan waktu
tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada membuat rencna pelajaran yang baik
• Kemungkinan bagi pementukan (team teaching) hanya sekedar memperbincangkan faktor
ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal yang pokok
• Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak antar guru
bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya tujuan pengajaran
• Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang tugas
spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran
Metode sistem regu (team teaching) selain dapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan
formal, juga dapat dietrapkan di lembaga-lembaga non formal. Misalnnya pada lembaga
pendidikan pondok pesantren, pengajian-pengajian, kursus-kursus dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Dimyati. 2009. Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful
Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta