Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

MEMAHAMI DAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL


DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

DONRIS TAMBUNAN (5212431002)

LUMAYAN SIANTURI (5213131003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Makalah memahami dan menerapkan
model pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar" ini dengan tepat waktu.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para tenaga pendidik serta
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah strategi


pembelajaran. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan , september 2022

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar belakang.............................................................................................3


1.2 Tujuan dan manfaat......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

2.2 Pengertian metode konvensional....................................................................6

2.3 metode-metode konvesional..........................................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

3.2 kesimpulan..................................................................................................16

3.3 saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era
globalisasi ternyata membawa pengaruh cukup signifikan dalam dunia pendidikan. Berbagai
upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti melakukan pembaharuan
kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Salah satunya dengan
mengembangkan berbagai model pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk kelangsungan suatu negara,
karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan kepada siswa mulai dari
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Namun, matematika dianggap sebagai pelajaran
yang membosankan dan menakutkan oleh kebanyakan siswa karena mamtematika
mempunyai obyek abstrak dan mempunyai banyak simbol. Oleh karena, siswa sulit
menghafal, melafalkan, menerapkan dan mengerti rumus yang ada. Pada kenyataannya,
matematika kurang diminati dan kebanyakan siswa menganggap matematika pelajaran yang
sulit dan membosankan.

Model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru di sekolah-sekolah salah satunya
adalah model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional merupakan
pendekatan pembelajaran bersifat tradisional yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada
guru. Pembelajaran konvensional adalah 2 pembelajaran dengan menggunakan metode yang
biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian
pemberian tugas.Namun, model pembelajaran konvensional juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan model pembelajaran konvensional dalam kegiatan pembelajaran
antara lain:
(1) siswa mendapat penjelasan yang sama dari guru
(2) dalam satu kelas dapat menampung banyak siswa;
(3) memerlukan sedikit waktu.
Kekurangannya antara lain:
(1) suasana belajar yang membosankan;
(2) siswa pasif dalam proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pengalaman saat Praktek Kerja Lapangan (PPL) yang sudah dilakukan
sebelumnya, model pembelajaran konvensional sudah pernah peneliti terapkan di kelas.
Pembelajaran konvensional yang disampaikan melalui ceramah dan pemberian tugas yang
diberikan oleh guru kurang efektif karena banyak siswa yang kurang memperhatikan dan
asyik sendiri dengan teman sebangkunya. Model pembelajaran kurang menarik perhatian
siswa, sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Hasil pembelajaran yang kurang
maksimal menyebabkan hasil belajar yang rendah.
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1.apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran konvensional dalam proses belajaar
mengajar?

2. metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran?

3. apa saja yang jadi kelemahan dan kelebihan dari metode pembelajaran konvnsional ini?

1.3 manfaat

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:


1.pembaca dapat memahami dan menerapkan model pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan.

2.mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran.

3.memahami dan mengerti kelemahan dan kelebihan dari metode pembelajaran konvensional
ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Konvensional


Metode belajar dengan “cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai
maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya)” atau “cara kerja yang berssitem
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”
Sebagaimana menurut Harsanto bahwa, mengajar konvensional adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada siswa, yakni memberikan ilmu sebanyak mungkin kepada siswa, dan
disini siswa dianggap sebagai guci yang kosong, dan pengajar pengajar bertugas mengisi guci
sepenuhnya.

Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional, karena


sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan
pesrta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
Dalam pembelajaran konvensional terlihat bahwa proses pembelajaran yang lebih banyak
didominasi gurunya sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai
“penerima” ilmu.

Secara umum ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:


• Siswa dalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari
guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang
dimiliki sesuai dengan standar.
• Belajar secara individual.
• Pembelajaran abstrak dan teoritis
• Perilaku dibangun atas kebiasaan,
• Kebenaran bersifat absolute dan pengetahuan bersifat final.
• Guru adalah penetu jalannya proses pembelajaran
• Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik.
• Interaksi di antara siswa kurang
• Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif
• Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
• Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat
belajar kelompok sedang berlangsung.
• Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok
belajar.

C. Metode-metode Pembelajaran Konvensional

1. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam
pelaksanaan metode ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan alat
bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara pengajar dengan
pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan
teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.
Ceramah biasanya dipergunakan apabila:
• Kalau pengajar akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dan tidak, terdapat
bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.
• Kalau pengajar harus menyampaikan fakta kepada pembelajar yang besar jumlahnya atau
karena besarnya kelompok pendengar sehingga metode-metode yang lain tidak mungkin
dapat dipergunakan.
• Kalau pengajar adalah pembicara yang bersemangat dan akan rnerangsang pembelajar
untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
Mempersiapakan ceramah yang berdaya guna apabila:
• Rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh peserta didik.
• Setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah .metode ceramah benar-benar
merupakan metode yang sangat pada tempatnya.
• Susunan bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan.
• Pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus
ditetapkan sebelumnya.
• Tangkaplah perhatian siswa dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan.
• Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas.
• Adakan rencana penilaian. Teknik evaluasi yang wajar digunakan untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus itu perlu ditetapkan.
Keunggulan metode ceramah ialah sebagai berikut:
• Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya
• Pengorganisasian kelas secara sederhana, dan tidak perlu di organisasikan secara khusus
• Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar
• Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan
Kelemahan metode ceramah sebagai berikut:
• Pengajar tak dapat mengetahui sampai di mana pembelajar telah mengerti pembicaraannya.
• Kata-kata yang diucapkan pengajar, ditafsirkan lain oleh pembelajar.

2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada
suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur
berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati
bersama.
Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok adalam memecahkan masalah untuk
mengambil kesimpulan. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang
menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat
diterima anggota dan kelompoknya.

Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru
hendak:
• Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
• Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
• Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
• Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
• Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
• Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun
dari pelajaran sekolah
• Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Kelebihan metode diskusi adalah sebagai berikut:
• Siswa belajar bermusyawarah
• Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing- masing
• Belajar menghargai pendapat orang lain
• Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
• Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis
saja yang dapat didiskusikan.
• Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
• Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
• Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang
karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
• Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa
berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
• Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antar kelompok.

3. Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran


Metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan
pertanyaan dan murid menjawab, cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau sebaliknya. Yang disebut tanya jawab
Yaitu semua bentuk pertanyaan antara murid dan guru maupun sebaliknya, baik itu diwal,
ditengah maupun diakhir pelajaran. Tanya jawab mencakup semua materi ajar bab, sub bab
ataupun lainnya yang telah diberikan maupun yang sedang berlangsung.

Kelebihan Metode Tanya Jawab adalah:


• Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga Guru mengetahui hal-hal
yang belum dimengerti oleh siswa.
• Guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu
yang diterangkan.
Kelemahan metode tanya jawab:
• Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila
dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada
hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan
sehingga membuat persoalan baru.
• Membutuhkan waktu lebih banyak.

4. Metode Demonstrasi Dan Eksperimen


Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.
Selanjutnya metode eksperimen, metode eksperimen adalah Metode atau cara di mana guru
dan murit bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui
pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. Metode eksperimen suatu metode mengajar yang di
lakukan murid untuk melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu.
Adapun Metode Demonstrasi Dan Eksperimen ini cocok digunakan apabila:
1. Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa.
2. Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat
terampil dan melakukannya.
3. Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti.
Keuggulan Metode Demonstrasi dan Eksperiaen ini adalah:
1. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di
Eksperienkan
2. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan
keterampilan dalam berbuat
3. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen
4. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati
secara langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen.
Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:
1. Persiapa dan pelaksanaannya memakan waktu lama
2. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai
dengan kebutuhan
3. Sukar di laksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya

5. Metode Resitasi

Pengertian metode resitasi atau pemberian tugas adalah suatu cara dari guru dalam
proses belajar mengajar untuk mengaktifkan siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di
rumah dan untuk dipertanggung jawabkan kepada guru.
Ada beberapa kelebihan metode resitasi antara lain:
• Metode pemberian tugas dapat membuat siswa aktif belajar.
• Tugas lebih merangsang siswa untuk lebih banyak, baik waktu dikelas maupun diluar kelas
atau dengan lain, baik siswa dekat dengan guru maupun jauh dengan guru.
• Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang diperlukan dalam
kehidupannya.
• Tugas lebih meyakinkan tentang apa yang akan dipelajari dari guru, lebih memperdalam,
memperkaya, atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
• Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengelola sendiri informasi dan
komunikasi.
• Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-kegiatan belajar
dapat dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
• Metode ini dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
• Metode ini dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
Ada beberapa kekurangan metode Resitasi antara lain :
• Siswa sulit dikontrol, apakah benar dia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
• Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya
adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
• Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
• Sering memberikan tugas yang menonton (tak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan
siswa.
• Seringkali anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya menitu hasil pekerjaan
orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
• Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
6. Metode Kerja Kelompok

Metode Kerja Kelompok merupakan salah satu pembelajaran dimana siswa belajar
dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Pembelajaran
kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan
penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam situasi pembelajaran kelompok didorong atau
dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi usahanya
menyelesaikan tugasnya.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur pembelajaran yang harus diterapkan,
yaitu:
a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Tatap muka
d. Komunikasi antar anggota
e. Evaluasi proses kelompok
Dasar-dasar yang digunakan guru untuk membentuk kelompok antara lain sebagai berikut:
a. Kemampuan.
b. Jenis kelamin.
c. Fasilitas.
d. Meningkatkan partisipasi/menggiatkan pelajaran.
e. Pembagian pekerjaan.

7. Model Pembelajaran Sosiodrama dan Bermain Peranan

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-


masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan
antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter,
dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan
akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya.

Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran sosiodrama.
1. Guru sebagai fasilitator memulai pembelajaran dengan memberi gambaran singkat
mengenai situasi. Situasi ini meliputi suatu profesi atau budaya. Pada proses ini biasanya
siswa sebagai aktor melakukan pengenalan karakter dan mengatur panggung, masing-masing
dari sudut pandangnya sendiri.
2. Setelah aktor atau siswa membangun karakter dan situasi, guru sebagai fasilitator bersikap
lebih pasif dengan membiarkan siswa untuk berimprovisasi.
3. Pada akhir sosiodrama, fasilitator akan membuat kunci “poin pembelajaran” berdasarkan
apa yang telah terjadi dan tentang subjek di tangan. Para penonton diajak untuk terlibat baik
fasilitator atau aktor dalam diskusi.
Berikut merupakan kelebihan dari metode pembelajaran Sosiodrama:
• berkesan dna tahan lama dalam ingatan siswa.
• Sangat menarik bagi siswa sehingga kelas menjadi dinamis dan antusias.
• Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
• Memupuk kerjasama antara siswa.
• Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
• Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
• Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
• Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu
singkat.

Berikut merupakan kelemahan yang terdapat dalam pembelajaran dengan metode


sosiodrama:
• Memerlukan waktu yang cukup panjang
• Memerlukan daya kreativitas dan daya kreasi tinggi. Hal ini belum tentu dimiiliki guru dan
siswa
• Siswa malu untuk melakukan suatu adegan.
• Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga
merusak suasana.
• Apabila bila sosiodrama gagal maka tujuan pembelajaran tidak dicapai
• Tidak semua materi dapat dilakukan dengan metode ini.
Selanjutnya metode bermain peran (role playing), para peserta didik mencoba
mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan
mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi
perasaan, sikap, nilai, daan berbagai strategi pemecahan masalah. Sebagai suatu model
pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan social.
Terdapat beberapa hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai
model pembelajaran, yakni:
• Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
• Memilih partisipan/peran
• Menyusun tahap-tahap peran
• Menyiapkan pengamat
• Pemeranan
• Diskusi dan evaluasi
• Pemeranan ulang
• Diskusi dan evaluasi tahap dua
• Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan

8. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan
peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Adapun kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
• Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran.
• Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
• Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
• Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
• Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
• Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
• Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan.
• Biayanya cukup mahal.
• Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

9. Metode Drill atau Penugasan

Metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pengajaran dengan jalan melatih
siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu
telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian dengan tetap
dibimbing oleh guru siswa disuruh mempraktekkan sehingga menjadi mahir dan terampil.
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak,
membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah
sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa
tidak bekerja secara mandiri.

Ada beberapa macam tekhnik dalam metode drill, diantaranya adalah :


a. Teknik Inquiry (kerja kelompok)
b. Teknik Discovery (penemuan)
c. Teknik Micro Teaching
d. Teknik Modul Belajar (kompetensi).
e. Teknik Belajar Mandiri
Adapun kelebihan Metode Drill sebagai berikut:
• Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh
tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan
dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
• Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena
dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan
mendorong daya ingatnya.
• Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru,
memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat
menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.
Dibawah ini Kelemahan Metode Drill, yaitu:
• Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali
menimbulkan kebosanan.
• Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak
akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok
belajar/latihan.
• Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik
terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
• Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan
inisiatif maupun kreatifitas siswa.
• Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan
merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.
Adapun petunjuk untuk mengurangi kelemahan-kelemahan di atas adalah:
• Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang
tepat.
• Jika terdapat kesulitan pada murid saat saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera
meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.
• Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun
yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
• Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
• Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan
hendaknya dimengerti oleh murid.

10. Metode Sistem Regu [Team Teaching]

Sistem regu adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana dua orang atau
lebih bekerja sama untuk mengajar suatu kelompok (group) siswa/kelas tertentu.
Sesuai dengan sifatnya metode sistem regu (team teaching) dilaksanakan dengan tujuan
membantu siswa agar lebih lancar dalam proses belajarnya, dan meningkatkan kerja sama
antar guru dalam memikirkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu.
Sistem regu (Team : teaching) tepat digunakan apabila :
• Jumlah siswa terlalu besar, sehingga pembagian tugas belajar kurang merata dan
penangkapan siswa kurang sempurna
• Pelajaran yang disampaikan mencakup unit yang luas, sehingga hanya dimungkinkan
melalui metode sistem regu pengajaran dapat berjalan secara efektif
• Pelajaran yang diberikan dimaksudkan agar pengertian dan pemahaman siswa lebih luas
dan mendalam
• Kerja sama dan komunikasi antar regu bidang studi tersebut dapat memungkinkan
terlaksana
• Fasilitas dan sarana untuk itu cukup tersedia.

Kelebihan metode sistem regu adalah sebagai berikut:

• Melalui metode sistem regu (team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi
mengajar akan lebih lancar
• Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan dapat mendalam.
Karena masing-masing guru bidang studi dapat memberikan / kajian yang berbeda-beda
sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing
• Unsur kerja sama antar siswa dan guru masing-masing bidang studi sangat menonjol,
sehingga dimungkinkan adanya kerja sama yang harmonis, yang justru sangat diperlukan
dalam proses belajar mengajar
• Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk merencanakan
persiapan mengajar yang lebih baik
• Pelajaran yang diberikan oleh guru, melalui metode sistem regu ini dipertanggungjawabkan,
karena unit pelajaran ditangani oleh beberapa orang guru.
Kekurangan metode sistem regu terletak pada :
• Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri, dan
tidak adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan dan menyulitkan
bagi siswa
• Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas, kemungkinan waktu
tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada membuat rencna pelajaran yang baik
• Kemungkinan bagi pementukan (team teaching) hanya sekedar memperbincangkan faktor
ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal yang pokok
• Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak antar guru
bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya tujuan pengajaran
• Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang tugas
spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran
Metode sistem regu (team teaching) selain dapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan
formal, juga dapat dietrapkan di lembaga-lembaga non formal. Misalnnya pada lembaga
pendidikan pondok pesantren, pengajian-pengajian, kursus-kursus dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP

D. Kesimpulan

Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional, karena


sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan
pesrta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
Dalam pembelajaran konvensional terlihat bahwa proses pembelajaran yang lebih banyak
didominasi gurunya sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai
“penerima” ilmu.

Mengajar konvensional adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa, yakni


memberikan ilmu sebanyak mungkin kepada siswa, dan disini siswa dianggap sebagai guci
yang kosong, dan pengajar pengajar bertugas mengisi guci sepenuhnya.
Metode-metode konvensional terbagi atas:
1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran
4. Metode Demonstrasi Dan Eksperimen
5. Metode Resitasi
6. Metode Kerja Kelompok
7. Model Pembelajaran Sosiodrama dan Bermain Peranan
8. Metode Karya Wisata
9. Metode Drill atau Penugasan
10. Metode Sistem Regu [Team Teaching]
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara


________2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta

Asyanto. 2013. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Strategi Pembelajaran


Konflik Kognitif. (http://irwanda132.blogspot.com/2013/12/makalah-model-
pembelajaranreciprocal.html) diakses tanggal 22 januari 2014

Arvianto, Ilham, Mardiyana dan Budi Usodo. 2013. “Eksperimentasi Model


Pembelajaran Kooperatif Tgt Berbasis Assesment For Learning (Afl) Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Siswa”. Jurnal metode konvensional Vol.1.Ed.7.Hal.672-681 Diakses tanggal 26
April 2014

Dimyati. 2009. Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful
Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Efendi. 2013. “Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan


Ketuntasan Hasil Belajar Biologi SMA”. Jurnal Pembelajaran Reciprocal Teaching.
Vol.2.Ed.1.Hal.84-97 Diakses tanggal 16 januari 2014

Erma, Yesie Yunita. 2011. “Penerapan Pendekatan Pengajaran Terbalik (Reciprocal


Teaching) Untuk meningkatkan Kemandirian Belajar Biologi Siswa Kelas VII-G SMP N 5
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011”. Jurnal Pembelajaran Reciprocal Teaching.
Vol.3.Ed.2.Hal.43-54 Diakses tanggal 14 april 2014 Harsono, Beni Susanto dan Samsudi.
2009. “

Anda mungkin juga menyukai