Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Desain dan Implementasi
Kurikulum Kimia
Dosen Pengampu:
Prof. Edy Cahyono, M.Si
Prof.Dr. Sri Wardani, M.Si
Disusun oleh:
Rizka Indriani Setyaningrum
(0404522009)
SEKOLAH PASCASARJANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul Model-Model Evaluasi Kurikulum ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Edy Cahyono, M.Si dan
Prof.Dr. Sri Wardani, M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini yang telah
membantu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
BAB II ISI .................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Evaluasi Kurikulum....................................................................................3
2.2 Tujuan Evaluasi Kurikulum..........................................................................................4
2.3 Fungsi Evaluasi Kurikulum ...........................................................................................5
2.4 Pendekatan dalam Evaluasi Kurikulum ......................................................................5
2.5 Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum ............................................................................6
2.6 Peranan Evaluasi Kurikulum ........................................................................................7
2.7 Model Evaluasi Kurikulum ...........................................................................................8
2.8 Teknik-Teknik Pelaksanaan Evaluasi ........................................................................11
2.9 Evaluator Kurikulum ...................................................................................................12
2.10 Implementasi Evaluasi Kurikulum ...........................................................................15
BAB III PENUTUP ................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................17
3.2 Saran ..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
ISI
3
bersifat kualitatif. Sedang evaluasi merupakan kegiatan yang sistematis yang
mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi merupakan tahapan akhir dari
penilaian dan pengukuran dan didalamnya memiliki unsur pertimbangan dan
keputusan terhadap suatu program berdasarkan standar atau kriteria yang telah
ditetapkan sebelum programtersebut dilaksanakan (Fajri, 2014).
4
2.3 Fungsi Evaluasi Kurikulum
Di dalam pendidikan formal evaluasi begitu penting keberadaanya, dengan
adanya evaluasi guru menjadi tahu nilai arti kinerjanya selama melaksanakan
proses belajar mengajar, sedangkan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat
memberikan informasi untuk perencanaan perbaikan kurikulum yang akan
ditetapkan dan dimasukkan ke dalam sistem. Selain hal tersebut, ada beberapa
fungsi evaluasi kurikulum pendidikan:
1. Sebagai umpan balik bagi peserta didik.
2. Sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian peserta didik mencapai tujuan
yangtelah ditetapkan.
3. Memberi informasi dan acuan untuk pengembangan program kurikulum.
4. Sebaga dasar peserta didik secara individual untuk memutuskan masa depan
sehubungan dengan bidang pekerjaan dan pengembangan karir.
5. Untuk pengembang kurikulum dalam khusus yang ingin dicapai.
6. Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di
sekolah, seperti; orang tua, tenaga pendidik, pengembang kurikulum, untuk
perguruan tinggi, pemakai lulusan, untuk orang yang mengambil kebijakan
pendidikan termasuk juga untuk masyarakat.
5
humanis akan mempelajari program yang sudah ada di suatu tempat, tidak
ditentukan oleh evaluator apabila orang ditempatkan/dimasukkan dalam perlakuan,
bisa saja karena kebijakan studi memerlukan untuk menempatkannya, penempatan
tidak dilakukan untuk kepentingan penelitian Program menjadi hal yang dapat
terlihat oleh mata pengembang dan klien. Peneliti naturalistik akan menanyakan
pertanyaan yang berbeda dari program yang berbeda. Manfaat dan kegunaan
dijelaskan, tidak diturunkan dalam bentuk kuantitas. Observasi menjadi yang sesuai
dan responsif terhadap sub lokal, yang tidak terstruktur sebelumnya.
6
Kegiatan evaluasi pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara
menyeluruh yakni dengan mencakup seluruh aspek pribadi siswa, baik
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Selain itu, evaluasi juga hendaknya
dilakukan baik terhadap proses maupun hasil belajar siswa.
3. Evaluasi dilaksanakan secara objektif
Evaluasi pembelajaran perlu dilaksanakan secara objektif. Objektif
dalam hal ini berarti dilaksanakan sesuai dengan kenyataan. Apabila hasil
evaluasi pembelajaran seorang siswa adalah A, maka siswa tersebut
kemungkinan besar juga memperoleh nilai yang sama bila dievaluasi oleh
pendidik lain. Sebaliknya, apabila seorang siswa mendapat nilai E, maka dia
juga akan mendapatkan nilai yang sama bila dinilai oleh pendidik lain.
7
3. Evaluasi sebagai konsensus nilai
Evaluasi sebagai tradisi tes mental serta eksperimen, yang mana
konsensus ini berupa kerangka kerja yang penilaiannya dipusatkan pada
tujuan- tujuan khusus, yang bersifat behavioral, penggunaan analisis statistic
dari pre test dan post test dan lainnya.
8
Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur dan menilai kemampuan
peserta didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan, yang mana hal tersebut
untuk mengungkapkan perbedaan kemampuan individu dan kelompok.
Adapun hasil penilaian digunakan untuk tindak lanjut peserta didik, untuk
keperluan bimbingan, seleksi, atau perbandingan efektivitas antara program
serta metode pendidikan. Hasil belajar menjadi objek evaluasi kurikulum
yang dititik beratkan, terutama pada aspek kognitif dan sebagainya yang
terkhusus dapat diukur dengan alat evaluasi yang objektif dan dibakukan.
Dalam evaluasi data yang dikumpulkan adalah data objektif berupa skor dan
hasil tes. Dalam ha ini,evaluasi menggunakan pendekatan sebagai berikut:
a. Setiap siswa ditempatkan pada kedudukan kelompoknya, dengan
melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil
belajar.
b. Melalui analisis kuantitatif, menggunakan metode pengajaran yang
berbeda-beda dan membandingkan hasil belajar antar kelompok.
c. Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam
bentuk objektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat
evaluasi yang reliabel dan valid.
2. Model Congruence
Pemeriksaan kesesuaian congruence atau kesesuaian antara tujuan
dan hasil belajar yang dicapai peserta didik, dan untuk melihat sejauh mana
perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Dalam penyempurnaan program
pendidikan, hasil evaluasi sangat diperlukan, yakni untuk bimbingan
program ke depan, dan pemberian informasi kepada pihak-pihak yang
terkait dan berkepentingan. Adapun dalam hal ini, hasil evaluasi
dititikberatkan pada hasil belajar pada aspek kognitif psikomotorik, dan
pengembangan nilai dan sikap. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung
ditempuh pendekatan cara-cara antara lain:
a. Menggunakan prosedur pre-and post-assessment dengan menempuh
langkah-langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan,
pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
b. Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
c. Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya
9
d. yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung
dalam tujuan.
e. Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua
ataulebih program.
3. Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai: pelaksanaan
program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan
program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar.
Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara
berikut:
a. Menggunakan prosedur yang disebut progressive focusing dengan
langkah pokok: orientasi, dengan langkah-langkah pokok orientasi,
pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab akibat
b. Bersifat kualitatif terbuka, dan fleksibel-eklektik
c. Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis
dokumen dan bila perlu mencakup pula tes
4. Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance
setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu
deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi dimaksudkan untuk
menyempurnakan program dan menyimpulkan program secara keseluruhan.
Objek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil
yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan
meliputi baik data objektif maupun data subjektif (judgment antara lain
data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan di
antaranya:
a. Membandingkan performance setiap dimensi program dengan
kriteriainternal.
b. Membandingkan performance program dengan menggunakan
kriteriaeksternal, yaitu performance program yang lain.
c. Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan
analisis dokumen (Rusman, 2012)
Mempelajari secara cermat tentang berbagai konsep atau model evaluasi
10
kurikulum, pada akhirnya dapat memahami pula bahwa masing-masing konsep atau
model tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Dalam mengevaluasi
kurikulum tentunya diperlukan kecermatan dalam memilih model mana yang
dianggap tepat. Pada uraian berikut dapat dicermati konsep/model yang disarankan
dalam melaksanakan evaluasi kurikulum. Ketepatan suatu model tak dapat
dilepaskan dari tujuan yang ingin
dicapai dari kegiatan evaluasi yang kita adakan. Setiap model, termasuk model yang
keempat (educational system evaluation) memiliki kekuatan dan kelemahan ditinjau
dari berbagai segi. Sehubungan dengan itu, berkenaan dengan model mana yang
akan disarankan, dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh tentang kurikulum yang sedang dikembangkan, model
educational system evaluation, tampaknya merupakan model yang paling tepat.
Kelemahan masing-masing model yang lain dapat ditanggulangi oleh model yang
keempat ini. Terlepas dari kenyataan tersebut, untuk mencapai tujuan evaluasi yang
bersifat khusus, ketiga modelyang lain pun masih dapat memberikan sumbangan:
1. Untuk keperluan seleksi dan klasifikasi siswa serta membandingkan
efektivitas kurikulum yang baru dengan kurikulum yang ada, model
measurement tepat untuk digunakan.
2. Untuk mengkaji efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan dan
untuk menetapkan tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan
pembelajaran, model congruence tergolong ampuh untuk digunakan.
Akhirnya, bila kita ingin memperoleh gambaran yang lebih
mendalam tentang proses pelaksanaan kurikulum serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya, model illumination akan sangat membantu.
11
b. menggunakan media. Alat yang digunakan adalah pedoman
wawancara. Tentu saja pedoman mengacu pada tujuan yang
ditetapkan.
c. Angket. Angket adalah wawancara yang dilakukan secara
tertulis.
Prinsip penggunaan dan penyusunan alat sama dengan wawancara
d. Pengamatan atau observasi. Dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan terhadap kegiatan baik langsung maupun tidak langsung
2. Teknis tes
Tes merupakan teknik yang biasa digunakan untuk mengukur dan
menilai kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi tertentu, yang mana
hasil penilaian berbentuk angka (kuantitatif). Selanjutnya ditafsirkan tingkat
penguasaan kompetensi siswa. Selain hal tersebut, Teknik tes biasanya
digunakan untuk menilai hasil atau produk kurikulum, yang berupa hasil
belajar siswa. Tes dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu tes lisan, tes tulis,
dan tes perbuatan.
12
Evaluator kurikulum dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu sebagai
berikut:
1) Evaluator dalam (internal evaluator)
Evaluator dalam adalah pelaksanaan evaluasi kurikulum yang
sekaligus berasal dari lembaga yang akan dievaluasi. Kelebihan evaluator
dalam adalah evaluasi menjadi tepat sasaran karena evaluator sangat
memahami dan menguasai kurikulum yang akan dievaluasi. Hemat dari segi
pendanaan, karen lembaga yang dievaluasi tidak perlu mengeluarkan banyak
dana untuk membayar evaluator kurikulum. Kelemahan evaluator dalam
adalah adanya
kemungkinan subyektifitas dari evaluator, yang hanya akan menyampaikan
kepentingan pribadi. Kemungkinan adanya sikap tidak cermat evaluasi
menurutversi dirinya.
2) Evaluator luar (external evaluator)
Evaluator luar adalah evaluator yang berasal dan berada di luar
lembaga yang akan dievaluasi dan tidak terlibat dalam implementasi
kurikulum. Diharapkan evaluator ini mampu bertindak dan mampu bersikap
independen, karena tidak memiliki kepentingan pribadi. Kelebihan evaluator
luar adalah lebih obyektif dalam melaksanakan evaluasi karena ia tidak
berkepentingan mengenai kategori keberhasilan atau kegagalan
implementasi kurikulum yang telah berjalan. Apapun hasil evaluasi tidak
akan direspon secara emosional oleh evaluator luar karena ia tidak ingin
memperlihatkan bahwa kurikulum tersebut berhasil dengan baik.
Kesimpulan yang akan diambil dan dibuat lebih sesuai dengan keadaan dan
kenyataan. Kelemahan evaluator luar antara lain adalah kurangnya
pemahaman terhadap seluk beluk dan seluruh aspek kurikulum
memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat. Pemborosan dana
karena pihak pengambil kebijakan harus mengeluarkan dana yang besar
untuk membayar evaluator luar.
13
tentang segala hal yang berhubungan dengan kurikulum. Hal ini
menguntungkan pengambil kebijakan karena tidak perlu mengeluarkan
banyak dana, dan menguntungkan bagi pelaksana kurikulum atau lembaga
yang dievaluasi karena ada pihak dalam yang terlibat, yang tentu lebih
memahami kurikulum tersebut daripada orang luar. Evaluator hendaknya
terlebih dahulu mempelajari, menelaah dan mendalami seluruh aspek
kurikulum yang akan dievaluasi, agar kesimpulan yang diambil tepat dan
tidak merugikan pihak tertentu. Evaluator sering menghadapi dilema
pertimbangan etis, dalam menjalankan tugasnya seperti yang disinyalir Ronal
G. Schnee dalam buku Muhammad Zaini yang menyebutkan beberapa hal
antara lain:
1) Otonomi yang berkaitan dengan pelaksanaan program kurikulum,
misalnya kepala sekolah dan guru. Mereka tentu akan menyanjung
program kurikulum ketika diminta untuk mengevaluasi.
2) Hubungan dengan klien, artinya evaluator ketika menjalankan
tugasnya harus bekerja sama dengan klien atau pelaksana kurikulum
di suatu sekolah.
3) Evaluator dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh mengabaikan
fakta politik dan konteks sosial, sehingga hasil kerja evaluasi
kurikulum itu dapat bermanfaat.
4) Evaluator dalam melaksanakan evaluasi tidak mungkin melepaskan
diri dari nilai-nilai atau norma yang dianut dan dijadikan pedoman
hidupnya.
5) Evaluator hendaknya memilih dan mempertimbangkan rancangan
dan metodologi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
6) Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menelaah kembali
(review) terhadap rancangan evaluasi, guna mengurangi adanya bias
danpemborosan.
7) Evaluator hendaknya dengan jujur mencantumkan penjelasan
tentang keterbatasan dan hambatan selama proses evaluasi
berlangsung.
8) Evaluator perlu menyertakan hasil evaluasi negatif agar data yang
dilaporkan bermanfaat bagi peningkatan program berikutnya.
14
9) Penyebarluasan hasil evaluasi, karena tujuan evaluasi adalah untuk
mengumpulkan informasi bagi tindak lanjut program.
10) Evaluasi tidak boleh melanggar hal-hal yang dilindungi sesuai
dengan peraturan yang ada.
11) Pelaksana program boleh menolak evaluator dengan alasan tertentu.
2. dan wawancara. Teknik analisis data dalam hal ini penelitian ini
menggunakan deskripsi dan menggunakan rumus persentase untuk
menentukan kriteria penilaian. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan tahun 2013 penilaian autentik kurikulum
pada mata pelajaran kimia di SMAN 1 Benai 1 diperoleh persentase
evaluasi pelaksanaan sebesar 79,8% yang dikategorikan terlaksana dengan
baik. Kendala yang dialami oleh guru kimia dalam melaksanakan penilaian
autentik adalah pada pelaksanaan penilaian sikap, guru merasa kesulitan
dalam melaksanakan penilaian di awal semester tepatnya di 2 bulan pertama
sampai 3 bulan karena tidak mengingat nama-nama siswa.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi kurikulum memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Tanpa
adanya evaluasi kita tidak akan tahu kelemahan dan kekuatan di dalam perencanaan
maupun proses implementasi kurikulum yang telah digunakan. Dan menjadikan hal
tersebut sebagai umpan balik oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti halnya;
orang tua, guru, pengembang kurikulum masyarakat, dll. Sehingga hal tersebut bisa
dijadikan acuan untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum yang akan datang
sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dengan seefektif mungkin.
Evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum betujuan untuk :
1. Perbaikan Program.
2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak.
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Pendekatan evaluasi kurikulum dengan menggunakan scintistic ideal atau
pendekatan humanistic ideal. Prinsipnya: Evaluasi mengacu kepada tujuan, bersifat,
menyeluruh, dan objektif. Adapun bentuk Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Model evaluasi kurikulum: Measurement, Congruence, congruence, Illumination, dan
Educational System Evaluation Evaluasi. Sedang pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat
menggunakan dua macam teknik, yaitu: teknik tes dan teknik bukan tes.
Evaluasi kurikulum dilakukan oleh evaluator yang telah memenuhi syarat atau
kualifikasi. Tidak semua orang boleh menjadi evaluator, kecuali orang-orang yang
memang berkompeten di bidang kurikulum. Evaluator kurikulum dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam yaitu Evaluator dalam (internal evaluator) dan Evaluator luar
(external evaluator).
3.2 Saran
Untuk kedepannya dapat ditulis makalah evaluasi yang lebih lengkap dengan
menambah implementasi evaluasi kurikulum yang lebih banyak dan dapat
menambahkan implementasi evaluasi kurikulum merdeka yang saat ini sudah
digunakan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18