Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL OBSERVASI KURIKULUM

DI SMK PU NEGERI BANDUNG

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran yang diampu oleh Dr. Dedy Suryadi, M.Pd.

disusun oleh
kelompok 3
Tria Sri Jayanti 1801095
Muhammad Randi E P 1801997
Listrida Novyanty Purba 1805133
Dindin Ali Nurdani 1805931
M Ramadhan Rama Akbar 1806255
Aida Ayuning Fauziah 1807787

\
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai Model Konsep
Pengembangan Kurikulum.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin.

Bandung, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1

1.3 Tujuan .................................................................................................. 1

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 3

2.1 Definisi Model Kurikulum Menurut Para Ahli .................................... 3

BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................................ 9

3.1 Kurikulum menurut Ralp W Tyler ....................................................... 9

3.2 Hubungan Pengembangan Kurikulum Menurut Tyler Dengan


Pengembangan Kurikulum Teknologi Kejuruan................................ 12

BAB 4 PENUTUP................................................................................................ 14

4.1 Simpulan ............................................................................................ 14

4.2 Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

LAMPIRAN ......................................................................................................... 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


“Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin berubah, kecuali perubahan itu
sendiri”. Itulah bunyi dari salah satu teori sosial yang hingga kini masih kita
yakini kebenarannya. Tidak ada yang pasti bahkan stagnan dalam tata
kehidupan sosial. Dalam konteks apapun, masyarakat akan selalu memiliki
kecenderungan untuk terus dinamis dalam kehidupannya.
Demikian pula ketika kita berbicara tentang kurikulum. Dari perspektif
sosiologis, kurikulum merupakan produk sosial. Artinya, segala perubahan
baik dari segi format, isi, maupun asas desain dan pelaksanaannya akan selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman yang terjadi (kurikulum sebagai
objek). Pada paradigma sebaliknya, kurikulum dapat pula berfungsi sebagai
subjek zaman, dimana kurikulum itu sendiri merupakan salah satu instrumen
(alat formal) dari perubahan sosial yang diharapkan.
Meskipun perubahan kurikulum selalu berorientasi pada upaya perbaikan
dan pengembangan secara progresif, namun demikian setiap perubahan yang
terjadi dalam masyarakat senantiasa memunculkan resiko kehidupan sosial
atau ketidakpastian sosial berikutnya. Hal ini terjadi dalam konteks
pengembangan kurikulum, pro dan kontra atas pelaksanaan kurikulum yang
akan atau baru ditetapkan pasti selalu terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana teori menurut Ralp W. Tyler ?
3. Bagaimana hubungan pengembangan kurikulum menurut Tyler dengan
pengembangan kurikulum teknologi kejuruan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu model pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui teori menurut Ralp W. Tyler.

1
2

3. Untuk mengetahui hubungan pengembangan kurikulum menurut Tyler


dengan pengembangan kurikulum teknologi kejuruan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Model Kurikulum Menurut Para Ahli


Berikut merupakan teori-teori model pengembangan kurikulum
menurut para ahli.
1. Kurikulum menurut Hilda Taba adalah: “ a curriculum is a plan for
learning, therefore what is know about the learning process and the
development of individual has bearing on the shaping of the curriculum”.
Kurikulum adalah suatu rencana belajar, oleh karena itu, konsep-konsep
tentang belajar dan perkembangan individu dapat mewarnai bentuk-
bentuk kurikulum.

2. Kurikulum menurut Ralp W Tyler adalah: “Tyler merumuskan empat


tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yaitu
meliputi:
a. Menentukan Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan merupakan arah
atau sasaran akhir yang harsu dicapai dalam program pendidikan dan
pembelajaran. Tujuan pendidikan harus menggambarkan perilaku
akhir setelah peserta didik mengikuti program pendidikan, sehingga
tujuan tersebut harus dirumuskan secara jelas dan terperinci. Ada tiga
aspek yang harus dipertimbangkan sebagai sumber dalam penentuan
tujuan pendidikan menurut Tyler, yaitu: 1) hakikat peserta didik, 2)
kehidupan masyakat masa kini, dan 3) pandangan para ahli bidang
studi. Penentuan tujuan pendidikan dengan berdasar kepada ketiga
aspek diatas, selanjutnya difilter oleh nilai-nilai filosofis masyarakat
dan filosofis pendidikan serta psikologi belajar.
Ada lima faktor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan,
yaitu: pengembangan kemampuan berpikir, membantu memperoleh
informasi, pengembangan sikap kemasyarakatan, pengembangan
minat peserta didik, dan pengembangan sikap sosial.

3
4

b. Menentukan Proses Pembelajaran Salah satu aspek yang harus


diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi
dan latar belakang kemampuan peserta didik. Pengalaman peserta
didik akan sangat membantu dalam terwujudnya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran akan terjadi
interaksi antara peserta didik dengan lingkungan pendidikan atau
sumber belajar, yang tujuannya untuk membentuk sikap, pengetahuan
dan keterampilan sehingga muncul perilaku yang utuh.
c. Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar Pengalaman belajar
sangat dipengaruhi oleh tahapan-tahapan dan isi atau materi belajar.
Tahapan-tahapan belajar yang tersusus dengan rapi akan sangat
membantu terwujudnya tujuan pembelajaran. Kejelasan materi dan
proses pembelajaran akan memberikan gambaran mengenai jenis
evaluasi yang akhirnya dapat digunakan.
d. Menentukan Evaluasi Belajar Menentukan evaluasi belajar yang
cocok merupakan tahap akhir dalam model Tyler. Dalam menentukan
evalusi belajar hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran serta proses pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Selain itu, hendaknya merujuk pula pada prinsip-prinsip
evaluasi yang ada.

3. Kurikulum menurut Miller-Seller adalah: “pengembangan kurikulum


kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan model transaksi (Taba s &
Robinson). Miller Seller (1985) mendefinisikan kurikulum sebagai
rangkaian interaksi sadar (intentional interactions) yang bersifat eksplisit
maupun implicit yang didesain untuk memfasilitasi belajar siswa dan
perkembangan siswa, serta untuk memberikan arti (meaning) pada
pengalaman. Interaksi yang terjadi bisa antara guru dengan siswa, antara
siswa dengan siswa, antara siswa dengan bahan pelajaran, antara siswa
dengan computer, dan bahkan antara siswa dengan masyarakat”.
5

4. Kurikulum menurut Beuchamp adalah: “Pengembangan kurikulum


dengan menggunakan metode beauchamp memiliki lima memiliki lima
bagian pembuat keputusan. Lima tahap tersebut adalah:
a. Memutuskan arena pengembangan kurikulum, suatu keputusan yang
menjabarkan ruang lingkup upaya pengembangan.
b. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa sajakah yang ikut terlibat
dalam pengembangan kurikulum.
c. Organisasi dan prosedur pengembangn kurikulum. Langkah ini
berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan
tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan
keseluruhandesain kurikulum.
d. Implementasi kurikulum, yakni kegiatan untuk menerapkan
kurikulum seperti yang sudah diputuskan dalam ruang lingkup
pengembangan kurikulum.
e. Evaluasi kurikulum.

5. Kurikulum menurut Grass-Root adalah: “Model ini dikenal jugasebagai


model desentralisasi karena inisiatif dan upaya pengembangan
kurikulumbukan berasal dari atas, melainkan dari bawah yaitu guru dan
sekolah. Model bisa berangkat dari sekelompok guru yang mengadakan
pengembangan kurikulum. Pengembangan itu sendiri dapat hanya
berupa bagian dari komponen kurikulum,beberapa bidang studi, ataupun
keseluruhan komponen kurikulum. Guru merupakan perencana,
pelaksana, dan sekaligus penilai pengajaran di sekolah. Kepala sekolah
sebagai pimpinan tim administrasi, juga bisa membantu guru dalam
membantu pengembangan kurikulum model ini. Dari sini terlihat bahwa
pengembangan model ini sangat tergantung pada kerja sama guru-guru,
guru-kepala sekolah, bahkan juga antar sekolah.Pengembangan
kurikulum model demokratis ini memungkinkan terjadinya kompetisi
antar sekolah, kelompok sekolah, bahkan sampai pada tingkat
daerah.Kreativitas orang-orang yang mempunyai peranan penting di
6

dunia pendidikan akanbesar pengaruhnya dalam memberikan warna pada


model kurikulum yang dihasilkan”.

6. Kurikulum menurut model Administratif adalah : “model pengembangan


kurikulum paling lama yang sering juga disebut sebagai model garis dan
staf. Pemberian nama inidibuat berdasarkan gagasan pengembangan
kurikulum yang banyak muncul daripejabat yang berwenang
(administrator pendidikan). Pada umumnya administrator pendidikan ini
terdiri dari pengawas, kepala sekolah, dan staf pengajar inti.Tugas para
administrator tersebut adalah merumuskan konsep-konsepdasar,
landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam
pengembangankurikulum (Sukmadinata, 2005:162). Selanjutnya tim
membentuk kelompok kerjayang menyusun tujuan khusus pendidikan,
garis besar bahan pengajaran, dankegiatan belajar (Ahmad, 1998:54).
Hasil kerja kelompok selanjutnya dikaji ulangoleh panitia pengarah yang
telah dibentuk sebelumnya dan para ahli lain dibidangnya. Langkah
selanjutnya adalah mengkaji ulang dengan cara melakukan ujicoba untuk
mengetahui keefektifan dan kelayakannya. Dengan cara-cara dan
urutansemacam ini terlihat bahwa dari sisi kebijakan model ini lebih
bersifat sentralistik.Dalam pelaksanaannya, kurikulum ini memerlukan
kegiatan pantauan dan bimbingan di lapangan. Setelah berjalan dalam
kurun waktu yang ditetapkan, perludilakukan evaluasi untuk menentukan
validitas komponen-komponen yang adadalam kurikulum. Hasil
penilaian tersebut merupakan umpan balik bagi semua unsurterkait,
khususnya instansi pendidikan di tingkat pusat, daerah, dan sekolah.
Kurikulum menurut Peter F Olivia adalah: “Curriculum is the plan or
program for all experiences which the learner encounters under the
direction of the school” (Oliva, 1982). Kurikulum adalah suatu program
atau rencana yang dikembangkan oleh lembaga (sekolah) untuk
memberikan berbagai pengalaman belajar bagi siswa. Definisi tersebut
mengandung dua hal penting yang harus dipahami.
7

Pertama bahwa kurikulum adalah merupakan program atau rencana


yang memuat proyeksi yang akan dilakukan oleh lembaga
pendidikan. Kedua kurikulum merupakan seluruh pengalaman (all
experiences). Batasan kedua ini mengisyaratkan bahwa kurikulum
memiliki makna yang lebih luas daripada pengertian yang pertama,
artinya selain sebagai rencana, kurikulum juga merupakan seluruh
pengalaman atau aktivitas yang terjadi sebagai realisasi dari program
atau rencana yang telah dibuat sebelumnya.

7. Robert S Zais dalam bukunya “curriculum: principles and foundations”


mengemukakan 8 model pengembangan kurikulum. Dasar teoritisnya
yaitu institusi, pengambilan keputusan, ruang lingkup kegiatan yang
termuat dalam kurikulum, realitas implementasinya, pendekatan
permasalahan dengan cara pelaksanaannya, penelitian sistematis tentang
masalahnya, dan pemanfaatan teknologi dalam pengembagan kurikulum.
Model-modelnya adalah: administrative model, grass-roots model,
demonstration model, beauchamp model, Hilda taba model, rogers
interpersonal relations model, sysrematic action research model, dan
emerging technical model.

8. Kurikulum menurut Roger adalah: “ Berdasarkan pandangan tentang


manusia maka rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum
yang disebut dengan model Relasi Interpersonal Rogers.
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model rogers diantaranya
adalah:
a. Pemilihan satu sistem pendidikan sasaran
b. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru.
c. Pengembangan satu pengalaman kelompok yang intensif bagi satu
kelas atau unit pelajaran.
d. Melibatkan orangtua dalam pengalaman kelompok yang intensif.
Rogers lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum
daripada rencana pengembangan kurikulum tertulis, yakni melalui
8

aktivitas dan interaksi dalam pengembangan kelompok intensif yang


terpilih”.

9. Saylor, Alexander, dan Lewis merumuskan proses perencanaan


kurikulumseperti . Untuk memahami model ini, kita harus menganalisa
konsep kurikulum dankonsep rencana kurikulum model tersebut.
Kurikulum menurut model ini adalah “a plan for providing sets of
learning opportunities for person to be educated ”, yaitu sebuah rencana
yang menyediakan perangkat kesempatan pembelajaran bagiseseorang
untuk dididik. Tetapi, rencana kurikulum tidak dipahami sebagai
sebuahdokumen semata tetapi lebih sebagai beberapa rencana yang lebih
kecil untuk bagianutama dari kurikulum.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Kurikulum menurut Ralp W Tyler


Tyler merumuskan empat tahap yang harus dilakukan dalam
pengembangan kurikulum yaitu.

1. Menentukan Tujuan Pendidikan


Aspek yang harus dipertimbangkan sebagai sumber dalam penentuan tujuan
pendidikan:
a. Hakikat peserta didik
b. Kehidupan masyarakat masa kini
c. Pandangan para ahli bidang studi

Faktor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan:


a. Pengembangan kemampuan berpikir
b. Membantu memperoleh informasi
c. Pengembangan sikap kemasyarakatan
d. Pengembangan minat peserta didik
e. Pengembangan sikap social

2. Menentukan Proses Pembelajaran

3. Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar

4. Menentukan Evaluasi Belajar

Berdasarkan tahapan pengembangan kurikulum Ralph W Tyler adalah


yang paling cocok untuk pengembangan kurikulum teknologi kejuruan.
Berikut analisis mengenai teori Ralp W Tyler:

1. Menentukan Tujuan Pendidikan


Pada teori Tyler tujuan pendidikan harus menggambarkan perilaku
akhir setelah peserta didik mengikuti program pendidikan. Dari teori
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan memang sangat

9
10

cocok karena tujuan pendidikan yaitu untuk melahirkan perilaku akhir


manusia demi tercapainya kehidupan yang lebih baik.

2. Menentukan Proses Pembelajaran


Pada teori Tyler proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara
pesserta didik dengan lingkungan pendidikan atau sumber belajar, yang
tujuannya untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sehingga muncul perilaku yang utuh. Pada teori tersebut dapat disimpulkan
proses belajar memang seharusnya akan mengalami interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan pendidikan. Dari interaksi tersebut akan kembali
menentuka sipak dan perilaku peserta didik kemudian.

3. Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar


Pada teori Tyler pengalaman belajar dipengaruhi oleh tahapan tahapan
da nisi atau materi belajar. Tahapan belajar dengan kejelasan materi ini
membantu terwujudnya tujuan pendidikan. Pada teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengalaman belajar dimana suatu materi dikemas dan
dikaji ataupun diolah kepada peserta didik sehigga peserta didik dapat
memahami pendidikan tersebut maka akan berhasilnya tujuan pendidikan
itu sendiri.

4. Menentukan Evaluasi Belajar


Pada teori Tyler dalam menentukan evaluasi belajar hendaknya
mengacu pada tujuan pembelajaran, materi pembelajaran serta proses
pembelajaran yang telah dirtentukan sebelumnya. Pada teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa evaluasi belajar harus mengacu padaa tujuan dan materi
serta proses pembelajaran. Tidak hanya mengevaluasi peserta didik namun
harus serta mengevaluasi proses pembelajarannya juga.

Adapun teori lain mengenai pengembangan kurikulum seperti tipe


administratif dimana pengembangan kurikulum model ini di sebut juga dengan
istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya
11

pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari para
pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan
pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam
pengembangan kurikulum. Langkah kedua adalah membentuk suatu tim
panitia pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum yang di
dukung oleh beberapa anggota yang terdiri dari para ahli, yaitu : ahli
pendidikan, kurikulum, disiplin ilmu, tokoh masyarakat, tim pelaksana
pendidikan, dan pihak dunia kerja.
Selain itu teori menurut Saylor dan Alexander dimana model ini
menunjukkan bahwa perencana kurikulum mulai dengan menentukan atau
menetapkan tujuan sasaran pendidikan yang khusus dan utama yang akan
dicapai. Teori ini diklasifikasikan menjadi empat bidang kegiatan yaitu
perkembangan pribadi, kompetensi sosial, keterampilan yang berkelanjutan
dan spesialisasi. Setelah tujuan dan sasarn serta bidang kegiatan ditetapkan,
perencana memulai proses merancang kurikulum. Kemudian diputuskan
kesempatan belajar yang tepat bagi masing-masing bidang kegiatan dan
bagaimana serta kapan kesempatan ini akan disediakan.
Kemudian ada pula teori lain yaitu model grass roots yang merupakan
model pengembangan kurikulum yang dimulai dari bawah. Dalam prosesnya
pengembangan kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan dan ide guru-
guru sebagai tim pengajar. Model ini lebih demokratis karena digagas sendiri
oleh pelaksana di lapangan, sehingga perbaikn bisa dimulai dari unit yang
paling terkecil dan spesifik hingga ke yang lebih besar.
Ketiga teori tersebut memiliki perbedaan dengan model pengembangan
kurikulum menurut Ralph W. Tyler karena pada teori Tyler berdasarkan
beberapa pertanyaan yang mengarah pada pengembangan kurikulum sehingga
didapat beberapa tahap yang diantaranya adalah menentukan tujuan
pendidikan, menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan,
menentukan organisasi pengalaman belajar, dan menentukan evaluasi
pembelajaran. Ralph W. Tyler menjadi acuan bagi para ahli pendidikan dalam
melakukan pengembangan kurikulum salah satunya dalam bidang pendidikan
teknologi dan kejuruan. Dalam pengembangan kurikulum pendidikan
12

teknologi dan kejuruan dimulai dari pendekatan fungsional seperti analisis


tugas, analisis pekerjaan, dan analisis pekerjaan yang berhubungan dengan
jabatan.

3.2 Hubungan Pengembangan Kurikulum Menurut Tyler Dengan


Pengembangan Kurikulum Teknologi Kejuruan
Kurikulum menurut Ralp W Tyler adalah: “Tyler merumuskan empat
tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yaitu meliputi:
1. Menentukan Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan merupakan arah atau
sasaran akhir yang harus dicapai dalam program pendidikan dan
pembelajaran. Tujuan pendidikan harus menggambarkan perilaku akhir
setelah peserta didik mengikuti program pendidikan, sehingga tujuan
tersebut harus dirumuskan secara jelas dan terperinci.
2. Menentukan Proses Pembelajaran Salah satu aspek yang harus diperhatikan
dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi dan latar belakang
kemampuan peserta didik.
3. Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar Pengalaman belajar sangat
dipengaruhi oleh tahapan-tahapan dan isi atau materi belajar.
4. Menentukan Evaluasi Belajar Menentukan evaluasi belajar yang cocok.
Dalam menentukan evalusi belajar hendaknya mengacu pada tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran serta proses pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya.

Kurikulum pendidikan kejuruan merupakan suatu perencanaan tertulis


yang lengkap mulai dari tujuan, silabus, kompetensi, kompetensi dasar, pokok
bahasan, sub pokok bahasan, penentuan waktu, penilaian dan sumber bacaan.
Dari kurikulum tertulis tersebut perlu dikembangkan menjadi kurikulum
operasional, dapat berupa rancangan pembelajaran dan dilanjutkan dengan
proses pembelajaran di mana guru berinteraksi dengan peserta didik yang
dilengkapi dengan metode pembelajaran, media pembelajaran dan alat evaluasi
yang memadai dan tepat, yang diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran
peserta didik yang optimal sesuai bakat, minat dan potensi yang mereka miliki.
13

Kurikulum menurut Ralph W Tyler yang paling mendeati kurikulum PTK


karena sama-sama memiliki tujuan, terstruktur dan evaluasi pada
pembelajarannya untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih maksimal agar
tercipta peserta didik yang optimal dijalannya. Jika kurikulum yang
dikemukakan oleh Ralph W Tyler tidak dipakai dalam model pembelajaran di
indonesia, tentu kurang terciptanya pembelajaran yang terstruktur dan
berevaluasi disetiap akhir pembelajaran demi terlaksananya pendidikan yang
lebih baik dengan selalu di perbaharui sesuai perkembangan jaman.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Dari rumusan masalah dan pembahasan yang sudah dibahas di bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum adalah
model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana
pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.

Banyak sekali model pengembangan kurikulum yang ada, tapi model


pengembangan kurikulum yang cocok untuk diterapkan di sekolah teknologi
dan kejuruan adalah model pengembangan kurikulum Ralph W Tyler. Karena
didalam modelnya terdapat 4 poin pokok yang dirasa dapat mencapai suatu
proses pembelajaran bagi siswa di sekolah teknologi dan kejuruan.
Dibandingkan dengan teori lain, teori Tyler berdasarkan beberapa pertanyaan
yang mengarah pada pengembangan kurikulum sehingga didapat beberapa
tahap yang diantaranya adalah menentukan tujuan pendidikan, menentukan
proses pembelajaran yang harus dilakukan, menentukan organisasi
pengalaman belajar, dan menentukan evaluasi pembelajaran. Ralph W. Tyler
menjadi acuan bagi para ahli pendidikan dalam melakukan pengembangan
kurikulum salah satunya dalam bidang pendidikan teknologi dan kejuruan.

Kurikulum menurut Ralph W Tyler yang paling mendeati kurikulum


PTK karena sama-sama memiliki tujuan, terstruktur dan evaluasi pada
pembelajarannya untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih maksimal agar
tercipta peserta didik yang optimal dijalannya. Jika kurikulum yang
dikemukakan oleh Ralph W Tyler tidak dipakai dalam model pembelajaran di
indonesia, tentu kurang terciptanya pembelajaran yang terstruktur dan
berevaluasi disetiap akhir pembelajaran.

14
15

4.2 Saran
Dari makalah ini, penulis menyarankan untuk:
Kepada pemerintah agar bisa memperhatikan, mengkaji, dan
mengevaluasi kurikulum yang sedang diterapkan sekarang guna memperlancar
siklus pembelajaran yang efesien dan efektif.
Kepada para tenaga pendidik di sekolah sekolah agar bisa berimprovisasi
dengan kurikulum yang ada, karena pembelajaran kembali bergantung pada
sikap seorang guru di kelas.
Kepada para pembaca agar bisa menyikapi dan mengkritisi kurikulum
yang ada dan sampaikan saran dan kritiknya kepada pemerintah sesuai dengan
aturan yang belaku.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012).Model Pengembangan Kurikulum Administratif. [Online].


Diakses dari http://reithatp.blogspot.com/2012/01/model-pengembangan-
kurikulum.html?m=1
Anonim. (2016). Pengembangan Kurikulum Model Grass Roots. [Online].
Diakses dari http://erlitapunyacerita.blogspot.com/2016/01/
pengembangan-kurikulum- model- grass-roots.html?m=1
Brady. (1992). Laurie,Curriculum Development. New York: Prentice Hall.
Hamalik. (2014). Oemar,Model-Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PPs
UPI Bandung, Jurnal al-fikrah, Vol. II, No. 1.
Miller, J. P & Seller, W. (1985). Curriculum: Perspectives and Practices. New
York: Longman.
Muzaki, M. I. (2015). Resum 8 Model Perkembangan Kurikulum. [Online]. Diakses
dari http://muhammadirsadmuzaki.blogs.uny.ac.id/2015/11/17/resum-7-
model-perkembangan-kurikulum/
Nasution, S. (1990). Asas-Asas Kurikulum. Bandung: Jemmars.
Nurdin, S. (2009). Pengembangan Kurikulum, Silabus dan SAP di PTAI.
Makalah: Disampaikan dalam Workshop Kurikulum Dosen STAI-Solok
Nan Indah.
Nurdin, S. (2014). Model Kurikulum Miller-Seller dan Pengembangannya dalam
Instructional Design. Jurnal al-Fikrah, 2. 19 – 27.
Riyanto, A. A. (2009). Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan,
Pengembangan Serta Implementasinya. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

16
17

LAMPIRAN
18
19

Anda mungkin juga menyukai