PENELITIAN LEKTOR
TIM PENGUSUL
Dr. Ir. Muttaqin, MT; NIP 196606151990091001
Rudiansyah Putra, ST, M.Si; NIP. 197509232002121004
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
NOPEMBER 2018
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
PENELITIAN LEKTOR
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM iii
DAFTAR ISI iv
RINGKASAN vi
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 3
1.3 Urgensi Penelitian 3
1.4 Target Luaran 4
1.5 Peta Jalan Penelitian 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Kegagalan Struktur Akibat Gempa 5
2.2 Analisis Gempa pada Struktur Bangunan 6
2.3 Kinerja Struktur 7
2.4 Jenis Tanah Pidie Jaya 7
BAB 3. METODE PENELITIAN 8
3.1 Pengumpulan Data 8
3.2 Penentuan Spectral Acceleration 9
3.3 Pemodelan Struktur 9
3.4 Analisis Dinamis Respons Spektrum 10
3.5 Analisis Dinamis Time History 10
3.6 Analisis Nonlinier Push Over 11
3.7 Bagan Alir Penelitian 12
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 12
4.1 Anggaran Biaya 12
4.2 Jadwal Penelitian 13
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN 16
iv
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas 17
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti 18
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti 30
Lampiran 4. Justifikasi Anggaran Penelitian 31
v
RINGKASAN
Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi gempa yang tinggi di Indonesia
yang menyebabkan perencanaan struktur gedung harus didesain tahan terhadap gempa.
Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya pada Desember 2016 silam berpusat
di 5,25 LU-96,24 BT pada kedalaman 15 km dengan magnitude 6,5 SR menyebabkan banyak
bangunan yang mengalami kegagalan, diantaranya adalah Gedung Serbaguna dan Gedung
Kejaksaan Negeri Kabupaten Pidie Jaya yang berlokasi di Manyang Lancok, Meureudu.
Kolom pada bagian muka Aula Gedung Serbaguna Kabupaten Pidie Jaya yang terbuat dari
baja komposit mengalami deformasi permanen yang cukup besar, sehingga dapat dikatakan
strukturnya sudah gagal, sedangkan kolom dari struktur gedung utama yang terbuat dari
beton bertulang sudah mengalami kehancuran pada beton di daerah dibawah joint balok
kolom. Untuk gedung Kejaksanaan Negeri, balok-balok pemikul lantainya sudah banyak
yang mengalami retak geser. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku
deformasi struktur Gedung Serbaguna dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Pidie Jaya ketika
menerima beban gempa yang bekerja dengan cara memberikan rekaman riwayat gempa yang
terjadi di Kabupaten Pidie Jaya 2016 yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) Mata Ie dengan bantuan software SAP2000 dan dilakukan analisis
dinamis time history. Analisis dinamis time history juga akan dilakukan terhadap rekaman
gempa El-Centro. Dari data gempa yang diperoleh juga akan dianalisis sehingga akan
diperoleh spectrum acceleration kejadian gempa Pidie Jaya. Selanjutnya dilakukan analisis
dinamis respons spektrum berrdasarkan respons spektrum desain standar perencanaan
bangunan tahan gempa (SNI 1726-2012) dan spectral acceleration yang diperoleh dari
analisis data gerakan tanah yang dicatat di stasium BMKG Mata Ie. Disamping itu juga akan
dilakukan analisis non linier push over untuk mengetahui kinerja struktur dalam menahan
beban gempa. Kedua gedung tersebut strukturnya akan dimodelkan sebagai space frame
dengan kondisi tumpuan jepit dan sendi berdasarkan data asbuilt drawing dan data
pengukuran di lapangan. Disamping itu juga akan disimulasikan beberapa model struktur
lainnya untuk perbandingan sehingga penyebab kegagalan struktur dapat diketahui. Data
mutu bahan yang diinput dalam analisis struktur adalah data hasil pengujian di lapangan dan
hasil pengujian di laboratorium dari sampel yang diambil di lapangan. Bila mutu material di
lapangan tidak memenuhi spesifikasi teknik yang disyaratkan, maka akan dilakukan juga
analisis dengan mutu material berdasarkan spesifikasi teknik. Dari hasil analisis akan
diperoleh simpangan lateral, simpangan antar lantai, storey displacement, storey drift, gaya-
gaya dalam, rasio kapasitas, retakan yang terjadi, proses terjadinya sendi plastis sampai
struktur diambang keruntuhan, performance point dan tingkat kinerja struktur. Dari hasil ini
akan diketahui penyebab kegagalan struktur dan rekomendasi untuk perbaikan struktur. Juga
akan dihasilkan rekomendasi terhadap hal-hal yang harus diperhatikan untuk perencanaan
struktur bangunan baru yang tahan gempa dan menjadi masukan untuk pembaharuan standar
perencanaan bangunan tahan gempa yang telah ada.
vi
BAB 1. PENDAHULUAN
Negara Indonesia dikenal sebagai daerah cincin api (ring of fire) karena terletak di
pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah
utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut dan lempeng Eurasia. Keberadaan
interaksi antar lempang-lempeng ini menempatkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang
sangat rawan terhadap gempa bumi (Milson et al, 1992). Cincin api (ring of fire) merupakan
rangkaian gunung aktif dunia yang menyebabkan Indonesia mengalami frekuensi gempa
yang cukup sering.
Provinsi Aceh sebagai salah satu provinsi yang paling barat di Indonesia menempati
zona tektonik yang sangat aktif selain karena tiga lempeng besar dunia juga sembilan
lempeng kecil lainnya yang saling bertemu dan membentuk jalur pertemuan lempeng-
lempeng yang komplek (Bird, 2003). Gempa bumi telah banyak terjadi di Aceh baik dalam
pergerakan arah vertikal maupun arah horizontal, seperti pada Desember 2004 dengan 9,2
SR, pada April 2012 dengan 8,6 SR, pada Juli 2013 berpusat di Kabupaten Bener Meriah
dengan 6,2 SR dan pada tanggal 7 Desember 2016 silam yang berpusat di Kabupaten Pidie
Jaya dengan 6,5 SR.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kejadian gempa bumi di
Pidie Jaya ini mengakibatkan 104 orang meninggal, 700 orang luka-luka, 16.238 bangunan
mengalami kerusakan dan 85.161 orang mengungsi (Supartoyo dkk, 2017). Kerusakan pada
struktur bangunan memiliki tingkatan yang berbeda tergantung pada besarnya gempa yang
terjadi, jarak lokasi ke pusat gempa, sistem pondasi, kualitas bangunan, massa dan geometri
bangunan serta jenis tanah di lokasi bangunan. Perilaku struktur bangunan yang menerima
beban gempa perlu diketahui untuk mengevaluasi kekuatan elemen struktural bangunan yang
tahan gempa. Dengan kejadian gempa-gempa besar tersebut Pemerintah melalui Badan
Standardisasi Nasional (BSN) telah menerbitkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726-2012) menggantikan Standar
Perencanaan Ketahahan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002).
Gempa bumi di Pidie Jaya ini membuat banyak bangunan di Kabupaten Pidie Jaya
mengalami kegagalan struktur, diantaranya adalah Gedung Serbaguna dan Gedung Kejaksaan
Negeri Kabupaten Pidie Jaya. Bangunan Gedung Serbaguna Kabupaten Pidie Jaya tersebut
terdiri atas 2 bagian yaitu bagian depan (ruang kantor) dan bagian belakang (ruang aula).
1
Kolom dan balok bagian depan gedung terbuat dari struktur beton bertulang sedangkan
kolom dan balok bagian belakang gedung terbuat dari baja komposit dan beton bertulang.
Pada saat terjadi gempa tersebut, Gedung Serbaguna Kabupaten Pidie Jaya mengalami
kegagalan kolom pada bagian depan dan belakang gedung. Kolom pada bagian depan gedung
yang terbuat dari struktur beton bertulang relatif banyak terjadi retak dan hancur serta terjadi
sendi plastis pada bagian di bawah joint balok kolom. Kolom pada bagian belakang yaitu
pada Ruang Aula Gedung Serbaguna Kabupaten Pidie Jaya yang terbuat dari baja komposit
mengalami deformasi permanen yang cukup besar yaitu mencapai ± 420 mm pada bagian
atas kolom lantai 3. Sedangkan bangunan Gedung Kejaksaan Negeri Kabupaten Pidie Jaya
yang terbuat dari struktur beton bertulang, struktur baloknya hampir semuanya mengalami
retak geser pada bentang gesernya. Retak geser ini sangat berbahaya karena bisa
menyebabkan bangunan runtuh tiba-tiba.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dianalisis penyebab terjadinya
kegagalan struktur kedua bangunan gedung tersebut serta perilaku deformasi dan retakan
pada saat terjadinya gempa. Analisis yang akan dilakukan meliputi analisis respons spektrum
berdasarkan respons spektrum desain SNI 1726-2012 dan spectral acceleration yang
dianalisis dari data wafe form saat terjadi gempa Pidie Jaya, analisis time history berdasarkan
data percepatan gerakan tanah pada saat terjadi gempa yang dicatat di stasiun Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mata Ie; serta analisis non linier push over
untuk mengetahui kinerja struktur. Dengan diketahuinya penyebab terjadi kegagalan struktur
dan perilaku deformasi dan retakannya, maka metode perbaikan struktur bisa
direkomendasikan dan beberapa catatan rekomendasi dalam merancang struktur bangunan di
daerah rawan gempa kedepan dapat diberikan, termasuk upaya pembaruan standar
perencanaan struktur bangunan terhadap beban gempa.
Berdasarkan data wave form yang dicatat di stasiun BMKG Mata Ie telah dikembangkan
spectral displacement untuk tanah lunak (Saidi dkk, 2018). Dalam penelitian ini nantinya
akan dikembangkan juga spectral acceleration yang akan berfungsi untuk melakukan analisis
respons struktur bangunan dalam menahan beban gempa. Studi tentang spectral acceleration
untuk beberapa gempa sebelumnya, yaitu gempa Simeulue (11 April 2012; 8,3 SR), gempa
Mane-Gempang (22 Januari 2013; 6,0 SR) dan gempa Bener Meriah (2 Juli 2013; 6,2 SR)
telah dilakukan dan didapatkan bahwa nilainya jauh lebih kecil dibandingkan respons
spektrum desain SNI 1726:2012 (Saidi dkk, 2015; Sarana dkk, 2015).
2
1.2 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis data wave form saat terjadi gempa Pidie Jaya menjadi spectral acceleration
dan membandingkan dengan respons spektrum desain SNI 1726:2012.
2. Untuk mengetahui penyebab kegagalan struktur Gedung Serbaguna dan Gedung
Kejaksaan Negeri Kabupaten Pidie Jaya akibat gempa dengan menggunakan metode
analisis dinamis time history dengan menggunakan rekaman percepatan gempa Pidie
Jaya 2016 dan analisis dinamis respons spektrum.
3. Mengetahui kinerja struktur bangunan tersebut dalam menahan beban gempa dengan
melakukan analisis non linier push over
4. Mengetahui dan menganalisis deformasi yang terjadi pada struktur gedung tersebut
berupa simpangan lateral, simpangan antar lantai, storey displacement, storey drift dan
retakan yang dihasilkan akibat gempa Pidie Jaya
5. Mengetahui gaya-gaya dalam yang timbul berupa gaya aksial, momen lentur dan gaya
geser pada balok dan kolom gedung tersebut dan membandingkan dengan kekuatan yang
tersedia.
6. Mengetahui besarnya periode alami bangunan dan gaya geser dasar yang terjadi.
7. Merekomendasikan metode perbaikan struktur bangunan gedung tersebut.
8. Mengeluarkan rekomendasi desain struktur bangunan di daerah rawan gempa sebagai
upaya pembaharuan standar perencanaan yang telah ada, sehingga kedepan kegagalan
struktur bangunan pada saat terjadi gempa dapat diminimalisir.
Indonesia umumnya dan Aceh khususnya adalah daerah yang sangat rawan gempa.
Setelah gempa Pidie Jaya, telah terjadi gempa Lombok dan gempa Palu yang telah
memporak-porandakan banyak sekali struktur bangunan. Oleh karena itu, analisis untuk
mengetahui kegagalan struktur bangunan, deformasi dan retakan yang terjadi pada struktur
bangunan akibat gempa bumi menjadi sangat penting. Dengan diketahui penyebab kegagalan
struktur bangunan pada saat gempa, maka desain struktur bangunan baru harus
memperhitungkan hal tersebut, agar kegagalan bangunan pada saat terjadi gempa selanjutnya
dapat dihindari. Hasil kajian ini juga bermanfaat dalam merevisi dan memperbaharui standar
dan metode desain struktur bangunan tahan gempa pada masa yang akan datang.
3
1.4 Target Luaran
Luaran wajib yang ditargetkan dari hasil penelitian ini adalah satu buah paper yang akan
dipresentasikan pada seminar internasional yang diindeks oleh Scopus. Selain itu juga
direncanakan luaran tambahan berupa satu buah paper yang akan dipublikasikan pada jurnal
internasional bereputasi, yaitu Structural Engineering and Mechanics, satu buah paper yang
akan dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi, yaitu Jurnal Teknik Sipil Institut
Teknologi Bandung dan satu buah paper yang akan dipresentasikan pada seminar nasional.
Target capaian dari penelitian ini adalah seperti pada Tabel 1 di bawah.
Penelitian ini adalah mengevalusi kegagalan dan deformasi struktur bangunan gedung
pada saat terjadi gempa Pidie Jaya. Peta jalan penelitian digambarkan dalam bentuk diagram
seperti pada Gambar 1 di bawah.
4
SE Pengumpulan data wave form gempa Pidie Jaya
LE dari BMKG
Spectral
SAI Spectral displacement
Displacement
T Jenis-jenis tanah
Spectral Koefisien redaman
A Acceleration Spectral acceleration
Simpangan lateral
I Simpangan antar lantai
Analisis respons Gaya-gaya dalam
N spektrum dan Penyebab kegagalan struktur
time history
I
Kurva kapasitas, performance point
Kinerja struktur bangunan
Analisis push over
Jenis kegagalan struktur bangunan akibat gempa umumnya berupa kegagalan geser
pada balok beton bertulang, hancurnya satu lantai karena tidak cukupnya kekuatan antar
lantai dan simpangan antar lantai yang sangat besar saat terjadi gempa, kegagalan yang
berhubungan dengan balok kuat kolom lemah (strong beam-weak column), kegagalan beam-
column joint dan kegagalan yang berhubungan dengan kesalahan pemilihan sistem struktur
pada saat desain (Celep et.al., 2011; Cosgun, et.al., 2013; Damcy et.al., 2015). Kegagalan
struktur lainnya akibat gempa adalah kegagalan yang berhubungan dengan sistem
sambungan, displacement relatif antara balok dan kolom, dislokasi yang sangat signifikan
5
antara elemen-elemen atap dan balok-balok, dan kehilangan dukungan terhadap elemen atap
(Ercolino et.al., 2016). Kegagalan struktur bangunan akibat gempa bisa diakibatkan oleh
tidak bagusnya kualitas beton, kurangnya pendetailan tulangan baja dan kualitas yang buruk
dari pekerja (Damcy, et.al., 2015). Hal lain yang menyebabkan kegagalan struktur adalah
karakteristik gempa, pengaruh lokasi dan structural vurnerability (Celep et.al., 2011; Estevao
dan Cravalho, 2015). Soft storeys, floating column, ketidakberaturan massa bangunan, tidak
konsistennya respon gempa, efek tanah dan pondasi serta displacement yang berlebihan
sehingga menumbuk struktur bangunan yang bersebelahan juga merupakan penyebab utama
kegagalan struktur bangunan akibat gempa (Agarwal et.al., 2002).
Analisis gempa untuk suatu struktur bangunan terdiri atas analisis statik ekivalen,
analisis dinamik respons spektrum, analisis dinamik time history dan analisis push over (SNI
03-1726-2002; SNI 1726:2012). Analisis statik ekivalen adalah analisis pendekatan yang
menyederhanakan beban gempa menjadi beban statik lateral yang bekerja pada tiap lantai
bangunan yang hanya boleh digunakan hanya pada bangunan yang simetris dan tinggi tidak
lebih dari 40 m.
Salah satu metode analisis dinamis adalah respon spektrum. Respon spektrum adalah
suatu spektrum yang disajikan dalam bentuk grafik atau plot antara periode getar struktur dan
respon-respon maksimum berdasarkan rasio redaman dan gempa tertentu. Respon-respon
maksimum terdiri atas spektrum perpindahan (spectrum displacement), spektrum kecepatan
(spectrum velocity) dan spectrum percepatan (spectrum acceleration).
Analisis time history adalah analisis untuk melihat respons suatu struktur bangunan
yang digetar oleh gempa yang pada umumnya memakai rekaman gempa tertentu (Kevin dan
Barus, 2014). Analisis time history merupakan metode analisis struktur yang meninjau
respons struktur dari waktu ke waktu terhadap getaran gempa, model struktur diberikan suatu
catatan rekaman gempa yang ada dan respons struktur dihitung langkah demi langkah pada
interval waktu tertentu. Menurut Pawirodikromo (2012), analisis dinamik time history
merupakan metode yang paling akurat, tetapi memerlukan hitungan yang banyak dan waktu
yang lama.
Analisis pushover adalah suatu cara analisis statik dua dimensi atau tiga dimensi linier
dan non-linier, dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur gedung dianggap sebagai
beban-beban statik yang menangkap pada pusat massa masing-masing lantai, yang nilainya
6
ditingkatkan secara berangsur-ansur sampai melampaui pembebanan yang menyebabkan
terjadinya pelelehan (sendi plastis) pertama di dalam struktur gedung, kemudian dengan
peningkatan beban lebih lanjut mengalami perubahan bentuk elastoplastis yang besar sampai
mencapai kondisi diambang keruntuhan. Analisis pushover menggunakan standar ATC-40
(1996), FEMA 273, FEMA 306 (1998), FEMA 356 (2000), dan FEMA 440 (2005).
Analisis pushover non linier merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja
suatu struktur. Kinerja struktur bisa didapat dengan mengetahui performance point dari
struktur, yang merupakan perpotongan kurva respons spektrum dan kurva kapasitas. Menurut
FEMA 273 (1997) tingkat kinerja struktur bangunan gedung dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah.
Supartoyo dkk (2017) menyatakan bahwa wilayah bencana gempa bumi di Pidie Jaya
sebagian besar tersusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, rawa dan sungai
dengan muka air tanah dangkal serta mempunyai periode dominan lebih besar dari 0,6 detik.
Menurut Tim Pusat Studi Gempa Nasional dalam Kajian Gempa Pidie Jaya Provinsi Aceh
Indonesia 7 Desember 2016 (M6.5) berdasarkan analisis data mikrotremor sebagian besar
wilayah pemeriksaan di Pidie Jaya mempunyai periode dominan lebih besar dari 0,6 detik
yang dapat diartikan bahwa daerah tersebut mempunyai lapisan tanah lunak yang tebal.
7
Menurut Sunardi dkk (2017) menyatakan bahwa wilayah Pidie Jaya berdasarkan data
Global Vs30 Model (USGS, 2017c) nilai kecepatan gelombang geser hingga kedalaman 30
meter di Kabupaten Pidie Jaya bekisar antara 180 hingga 760 m/s, jenis tanah lunak (SE) ada
di bagian utara Kabupaten Pidie Jaya, jenis tanah sedang (SD) dominan di bagian utara, tanah
keras (SC) dominan di bagian tengah serta batuan (SB) dominan di bagian selatan Kabupaten
Pidie Jaya. Sedangkan menurut Prasetyo (2017) menyatakan bahwa nilai Vs30 daerah Pidie
Jaya didominasi oleh nilai Vs30 rendah antara 42,51-178,73 m/s tersebar di Kec.
Trienggadeng, Kec. Meureudu, Kec. Ulim dan Kec. Bandar Dua sehingga tergolong ke
dalam tanah lunak (SE).
Data yang diperlukan untuk analisis kegagalan struktur bangunan ini berupa data wafe
form kejadian Gempa Pidie Jaya 2016, data struktur bangunan Gedung Serbaguna dan
Kejaksaan Negeri Pidie Jaya, dan data mutu material pembentuk struktur bangunan tersebut.
.Data wave form ini merupakan data rekaman seismik yang dicatat oleh alat
accelerometer yang terdapat di Stasiun BMKG Mata Ie Banda Aceh, dan saat ini datanya
sudah didapat. Data yang dicatat oleh sensor accelerometer ini adalah data dalam format
data miniSEED. Secara umum data ini adalah hubungan antar waktu getar dan nilai
percepatan tanah dengan perbedaan waktu. Data wafe form ini nantinya akan diconvert ke
dalam format ASCII menggunakan software Geopsy dalam satuan counts, yang selanjutnya
akan diubah menjadi data percepatan tanah dalam satuan g menggunakan software DADiSP.
Data struktur bangunan Gedung Serbaguna dan Kejaksaan Negeri Pidie Jaya
diperoleh dari gambar asbuilt drawing dan pengukuran di lapangan. Data mutu material
pembentuk struktur bangunan diperoleh dengan cara pengujian lapangan, pengambilan
sampel dan pengujian laboratorium. Mutu beton diuji dengan metode tidak merusak
menggunakan hammer test. Untuk menguji mutu baja tulangan akan diambil sampel tulangan
baja di lapangan dan dilakukan pengujian tarik sampai putus di laboratorium.
8
3.2 Penentuan Spectral Acceleration
Spectral acceleration dari data percepatan tanah akibat gempa dibuat dengan
menyelesaikan persamaan gerakan tanah (ground motion) untuk struktur sebagai berikut:
2𝜋
ωn = ……………………………………………….................. (2)
𝑇𝑛
∆𝑡 2
un + 1 = ∆tun + [2β ün+1 + (1- 2 β) ün ] ……………................... (4)
2
Pada metode Newmark ini digunakan dua kasus khusus yaitu metode average acceleration
dan metode linear acceleration. Metode Newmark akan stabil bila,
∆𝑡 1 1
≤ ……………………………………................... (5)
𝑇𝑛 𝜋√2 √𝛾−2𝛽
∆𝑡
Untuk nilai γ = ½ dan β = ¼ kondisi ini menjadi < ∞, ini menyatakan bahwa metode
𝑇𝑛
average acceleration stabil untuk semua ∆t yang besar; namun metode linear acceleration
∆t
akurat hanya untuk ∆t yang cukup kecil, dengan batasannya adalah T ≤ 0,551..
n
Struktur Gedung Serbaguna Kabupaten Pidie Jaya bagian depan dimodelkan sebagai
space frame beton bertulang dengan menggunakan tumpuan dasar jepit, sedangkan bagian
belakangnya dimodelkan sebagai space frame baja komposit dengan 2 model tumpuan dasar
jepit dan sendi, berdasarkan pengamatan/pengukuran di lapangan dan asbuilt drawing. Selain
9
itu akan dibuat model yang berbeda untuk simulasi analisis, karena dari pengamatan di
lapangan arangement kolomnya tidak memberikan kekakuan yang cukup dalam arah Y,
sehingga nantinya bisa didapatkan penyebab kegagalan strukturnya.
Struktur Gedung Kejaksaan Negeri Pidie Jaya dimodelkan sebagai space frame beton
bertulang dengan tumpuan dasar jepit berdasarkan pengamatan/pengukuran di lapangan dan
asbuilt drawing. Karena kegagalan struktur gedung ini hanya berupa retak geser pada balok-
balok pemikul lantainya, maka hanya satu model yang dianalisis.
Data-data mutu material yang diperoleh dari pengujian lapangan dan laboratorium,
berupa kuat tekan beton, kuat tarik baja, modulus elastisitas baja dan beton akan diinput ke
dalam model yang dikembangkan. Disamping itu juga akan dilakukan analisis dengan mutu
bahan yang sesuai dengan spesifikasi teknik, bila mutu bahan hasil pengujian tidak
memenuhi spesifikasi teknik, sehingga didapat perbandingannya. Untuk pemodelan struktur
dan input data mutu material akan digunakan software SAP2000.
Analisis dinamis respon spektrum dilakukan terhadap dua nilai respons spektrum,
yaitu respons spektrum desain berdasrkan SNI 1726:2012 dan response spektrum berdasarkan
spectral acceleration yang dihitung dari data pencatatan gempa Pidie Jaya yang diuraikan
pada subbab 3.2. Nilai response spektrum desain SNI 1726:2012 yang digunakan adalah
respons spektra untuk Kota Meuredu Kabupaten Pidie Jaya yang dikeluarkan Pusat Litbang
Perumahan dan Pemukiman Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Data gempa ini dapat diakses pada
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/.
Faktor amplifikasi defleksi (Cd), faktor kuat lebih (Ω0), faktor keutamaan gempa (I)
dan faktor reduksi gempa (R) untuk sistem penahan gaya gempa diambil berdasarkan SNI
1726:2012. Jenis tanah pada lokasi bangunan yang digunakan dalam analisis adalah tanah
lunak kelas situs E (Sunardi dkk, 2017; Prasetyo, 2017). Analisis dinamis respons spektrum
dilakukan dengan bantuan software SAP 2000 sehingga didapat rasio kapasitas dari semua
elemen struktur, simpangan lateral dan simpangan antar lantai struktur.
Analisis dinamis time history juga akan dilakukan dengan bantuan software SAP
2000. Data percepatan tanah hasil pencatatan di stasium BMKG Mata Ie yang sudah dirubah
10
dalam satuan g diinput ke software SAP 2000. Bila hasil displacement maksimum yang
didapat dari riwayat gempa ini lebih kecil dari hasil analisis dinamis respons spektrum desain
SNI 1726:2012, maka akan dilakukan analisis untuk mendapatkan faktor pembesaran
percepatan gempa. Sebagai perbandingan juga akan dilakukan analisis dengan riwayat
percepatan gempa El-Centro 1979. Data rekaman gempa Elcentro 1979 diperoleh dari
institusi yang bernama “The Pasific Earthquake Engineering Research (PEER)” yang
berpusat di University of California at Berkeley yang dapat diakses public secara online
melalui alamat web http://peer.berkeley.edu/peer_ground_motion_database. Dari hasil
analisis time history ini akan didapat riwayat deformasi berupa storey displacement dan
storey drift selama terjadi gempa. Disamping itu juga akan didapat base shear, periode alami,
gaya-gaya dalam yang nantinya akan dibandingkan dengan kekuatan struktur yang tersedia.
Analisis nonlinier push over dilakukan dengan memberikan beban lateral yang
diperbesar secara bertahap sampai struktur bangunan mengalami keruntuhan. Arah
pembebanan lateral dilakukan terhadap sumbu utama bangunan, jadi akan dilakukan dalam 2
arah, yaitu arah X dan arah Y. Dalam analisis ini nantinya akan digunakan kontrol deformasi
(deformation control). Data gempa yang digunakan adalah nilai spektra percepatan di
permukaan dari gempa risk-targeted maximum condiser earthquake dengan probalititas
keruntuhan bangunan 1% dalam 50 tahun. Data tersebut diperoleh dari Pusat Penelitian dan
Permukiman (PUSKIM). Analisis akan dilakukan dengan bantuan software SAP 2000.
Sendi plastis yang digunakan untuk kolom adalah P-M3 hinge dan untuk balok
digunakan M3 hinge. Perhitungan nilai sendi plastis mengacu pada standar yang dikeluarkan
oleh FEMA 440. Posisi centroid yang merupakan titik dimana nilai sendi plastis tersebut di
masukkan dalam struktur akan dihitung berdasarkan persamaan yang diusulkan oleh Paulay
dan Priestley (1992) serta Panagiotakos dan Fardis (2001) dan diinput ke dalam software
SAP 2000.
Dari analisis push over ini akan didapat kurva kapasitas struktur, juga akan diketahui
nilai performance point dari struktur bangunan tersebut. Perhitungan nilai performance point
didapat dari perpotongan kurva respon spektrum dengan kurva kapasitas. Dari nilai
performance point tersebut, selanjutnya akan didapat kinerja struktur sebagaimana dijelaskan
pada Bab II.
11
3.7 Bagan Alir Penelitian
Bagan alir penelitian dibuat dalam bentuk fish bond diagram dan dapat dilihat pada
Gambar 2 di bawah.
12
3 Perjalanan untuk biaya survey/sampling data, seminar/
workshop DN-LN, biaya akomodasi-konsumsi, 13.000.000,-
perdiem/lumpsum, transport
4 Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, kendaraan,
kebun percobaan, peralatan penunjang laboratorium lainnya 9.600.000,-
Jumlah 49.484.000,-
3 Pemodelan struktur
4 Analisis data percepatan tanah
akibat gempa
5 Pemodelan respon spektrum
10 Menyiapkan artikel
DAFTAR PUSTAKA
13
3. Bird, P, 2003, “An updated digital model of plate boundaries”, Geochemistry,
Geophysics, Geosystems, Vol. 4, No. 3, pp. 1027
4. Celep, Z., Erken, A.,Taskin, B. and Ilki, A., 2011, “Failure of masonry and concrete
buldings during the March 8, 2010 Kovancilar and Palu (Elazig) earthquake in Turkey,
Engineering Failure Analysis, Vol. 18, pp. 868-889.
5. Cosgun, C., Dindar, A.A., Seckin, E. and Onen, Y.H., “Analysis of building damage
caused by earthquakes in Western Turkey”, Gradevinar, Vol. 65, No. 8, pp. 743-752
6. Damci, E., Temur, R., Bekdas, G. and Sayin, B., 2015, “Damages and causes on the
structures during the October 23, 2011 Van earthquake in Turkey”, Case Studies in
Construction Materials, Vol. 3, pp. 112- 131.
7. Ercolino, M., Magliulo, G. and Manfredi, G., 2016, “The lsesson learnt after Emilia-
Romagna earthquakes on precast RC structures: a-case study”, Proceeding 1st
International Conference on Natural Hazards & Infrastructure, 28-30 June 2016, Chania,
Greece.
8. Estevao, J.M.C. and Calvarho, A., 2015, “The role of source and site effects on structural
failures due to Azores earthquakes”, Engineering Failure Analysis, Vol. 56, pp. 429-440.
9. FEMA 273, 1997, “NEHRP Guidelines For The Seismic Rehabilitation of Buildings,
Federal Emergency Management Agency”, Building Seismic Safety Council,
Washington, D.C.
10. FEMA 306, 1998, “Evaluation of Earthquake Damaged Concrete And Masonry Wall
Buildings”, The Partnership for Response and Recovery, Washington, D.C.
11. FEMA 356, 2000, “Prestandard And Commentary For The Seismic Rehabilitation of
Buildings”, Federal Emergency Management Agency, Reston, Virginia: American
Society of Civil Engineers.
12. FEMA 440, 2005, “Improvement of Nonlinear Static Seismic Analysis Procedures”,
Federal Emergency Management Agency, Washington, D.C.
13. Kevin dan Barus. S., 2014, Kajian Perbandingan Respon Dinamik Linier dengan Analisis
Riwayat Waktu (Time History Analysis) Menggunakan Modal Analysis (Mode
Superposition Method) dan Intergrasi Langsuung (Direct Time Integration Method),
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Medan.
14. Milson, J., Masson, D., Nicholas. D, Sikumbang. N, Dwiyanto. B, Parson. L, Kallagher.
H, 1992, “The Manokwari Trough and The Western End of The New Guinea Trench”,
Tectonics, Vol. 11, pp. 145-153.
14
15. Panagiotakos, T.B. and Fardis, M.N., 2001, “Deformations of reinforced concrete
members at yielding and utimate”, ACI Structural Journal, Vol. 98, No. 2, pp. 135-148
16. Paulay, T. and Priestley, M.J.N., 1992, ”Seismic design of reinforced concrete and
masonry buildings”, John Wiley & Sons, New York.
17. Pawirodikromo, W., 2012. Seismologi Teknik dan Rekayasa Gempa. Pusat Pelajar.
Yogyakarta.
18. Prasetyo, D., 2017, Pemetaan Persebaran Nilai Alamiah dan Amplifikasi Menggunakan
Metode HVSR dan InVersi HVSR Daerah Pidie. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
19. Saidi, T., Muttaqin dan Sarana, D., 2015, “Studi komparasi perilaku respons struktur
gedung beton bertulang yang dianalisis berdasarkan response spektra event gempa Aceh
tahun 2010-2013 dan respons spektra SNI 1726:2012”, Prosiding Konferensi Nasional
Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9), Makasar, 7-8 Oktober 2015.
20. Saidi, T., Aulia, T.B., Setiawan, B., Abdullah, N. dan Muttaqin Hasan, 2018, “Spectral
displacement (SD) of Banda Aceh’s soft soil for seismic vernerability assessment”,
MATEC Web of Conference, Vol. 197, 10001, AASEC 2018.
21. Sarana, D., Saidi, T. dan Muttaqin, 2015, “Analisis Respons Spektra terhadap Percepatan
Gerakan Tanah akibat Genpa Aceh Tahun 2010-2013”, Jurnal Teknik Sipil Universitas
Syiah Kuala, Vol. 4, No. 3.
22. SNI 03-1726-2002., 2002, “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung”, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
23. SNI 1726:2012, “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung”, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
24. Sunardi, B. Fitriani, W. Rohardi, S., Sulastri dan Setiadi, T.A.P., 2017. “Estimasi
Percepatan Tanah Maksimum dan Spektra Percepatan akibat Gempa 7 Desember 2016
di Kabupaten Pidie Jaya’, Universitas Sriwijaya. Palembang
25. Supartoyo, Subandriyo, dan Amalfi, O., 2017, “Tanggap Darurat Gempa Bumi Pidie
Jaya (Frekuensi 1)6.5 Sr- 7 Desember 2016”. Badan Geologi, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral. Bandung.
15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
16
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
17
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
I. Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
18
B. Riwayat Pendidikan
19
Abu Terbang dan Abu Sekam Padi
8 2013 Penggunaan Ban Bekas Sebagai Serat Mandiri 10
dalam Campuran Beton
9 2012 Sifat Gelagar Jembatan Box Gieder dengan Mandiri 10
Single Box, Twin Box dan Sellular Box
10 2011 Analisis Kekuatan dan Perkuatan Struktur PT. Medco 350
Jembatan-Jembatan Pada Jalan Akses ke Malaka
Lokasi Pengeboran Minyak Blok A, Aceh
Timur
11 2010 Analisis Skala Meso Pengaruh Ukuran Mandiri 10
terhadap Sifat Mekanis Beton
12 2009 Penggunaan Pasir Laut Sebagai Agregat Mandiri 10
Halus dalam Campuran Beton
13 2009 Pengaruh Gradasi Agregat terhadap Sifat Mandiri 10
Mekanis Beton
14 2008 Sifat Mekanis Beton dengan Tambahan Mandiri 10
Kalsium Klorida
15 2008 Model Hubungan Tegangan Beton yang Mandiri 10
Rusak Akibat Asam Sulfat
16 2007 Pengaruh Plastisitas dan Retakan terhadap Mandiri 10
Sifat Mekasis Beton
17 2006 Studi Penggunaan Beton Hollow Block GITEC 98
untuk Elemen Struktur dan Dinding Rumah Consult
Tinggal
18 2006 Analisis Kebutuhan Pekerja selama International 86
Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami Labour
Organization
19 2003- Modeling of Stress-Strain Relationship of Japan Soci- 300
2005 Concrete under Combine Effect of Freezing ety for the
and Thawing and Cyclic Loading Promotion of
Science
20
5 2014 Pemeriksaan Fisik dan Perhitungan Kembali Kejari 20
Volume Pekerjaan Pembangunan Pasar Meulaboh
Tradisional Bubon, Aceh Barat
6 2014 Pemeriksaan Fisik dan Perhitungan Kembali Polda 35
Volume Pekerjaan Bronjong Montasik, Aceh Aceh
Besar
7 2013 Evaluasi Nilai Pekerjaan dan Mutu Polres 15
Pembangunan Asrama SMP Unggul Trieng Pidie
Gadeng, Pidie Jaya
8 2012 Pemeriksaan Fisik dan Perhitungan Kembali Kejari 30
Volume Pekerjaan Daerah Irigasi Tuwi Saya, Meulaboh
Kec. Sungai Mas, Aceh Barat
9 2011 Evaluasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Kejari 65
Transmigrasi Gempang SP-5 Sigli
10 2010 Evaluasi Pembangunan Stadion Olah Raga Kejari Bl. 15
Seribu Bukit, Kabupaten Gayo Lues Kejeren
11 2008 Assesment Gedung Pustu Meucat Pangwa, Save the 55
Peulandok Tunong dan Pusong Lama Children
12 2007 Assesment Gedung Sekolah yang Dibangun Save the 275
Save the Children di Kabupaten Pidie, Children
Bireuen dan Aceh Utara
13 2006 Assesment Kekuatan Gedung Dinas IFRC 45
Kehutanan Aceh Pasca Kebakaran
14 2005 Assesment Bangunan Pengolahan Air Bersih, Swiss Red 58
PDAM Tirta Daroy, Lambaro, Aceh Besar Cross
21
Beton Prategang Terhadap Kapasitas Universitas Syiah Kuala
Dukung Beban Lalu Lintas Pada
Perencanaan Pembangunan Fly Over
Simpang Surabaya Kota Banda Aceh
7 Analisis Deformasi dan Retakan Jurnal Teknik Sipil, 6/3/2017
Struktur Terowongan dengan Universitas Syiah Kuala
Pemodelan Pseudoshell
8 Pengaruh Quality Management Jurnal Teknik Sipil, 6/1/2016
terhadap Daya Saing Kontraktor pada Universitas Syiah Kuala
Proyek Konstruksi Gedung di Kota
Banda Aceh
9 Analisis Kapasitas Geser Beton Jurnal Teknik Sipil, 6/1/2016
Bertulang Mutu Tinggi Variasi Aditif Universitas Syiah Kuala
dan Substitusi Agregat (Cangkang
Sawit)
10 Pengaruh Substitusi Parsial Agregat Jurnal Teknik Sipil 5/2/2016
dan Aditif terhadap Sifat Mekanis Universitas Syiah Kuala
Beton Mutu Tinggi
11 Mechanical Properties of Concrete in Key Engineering Materi- 711/2016
Compression Exposed to Sulfuric Acid als (indexed Scopus)
12 Mesoscale Analysis of Size Effect on International Journal of 4/3/2015
Mechanical Properties of Concrete Structural and Civil
Engineering Research
13 Analisis Respons Spektra terhadap Jurnal Teknik Sipil 4/3/2015
Percepatan Gerakan Tanah akibat Universitas Syiah Kuala
Genpa Aceh Tahun 2010-2011
14 Pengaruh Model Shear Modulus Jurnal Teknik Sipil, 4/1/2015
terhadap Hasil Analisis Panel Beton Program Pascasarjana
Bertulang dengan Menggunakan Universitas Syiah Kuala
Metode Elemen Hingga Nonlinier
15 Kajian Kinerja Gedung Konstruksi Jurnal Teknik Sipil, 3/1/2014
Baja Terhadap Variasi Arah Beban Program Pascasarjana
Gempa Menggunakan Analisi Pushover Universitas Syiah Kuala
16 Pemahaman dan Penerapan Tata Kelola Jurnal Teknik Sipil, 1/2/2012
Proyek oleh Pejabat Pelaksana Teknis Program Pascasarjana
Kegiatan (PPTK) Universitas Syiah Kuala
17 Faktor-faktor Resiko yang Mempenga- Jurnal Teknik Sipil, 1/1/2012
ruhi Kinerja Waktu Pelaksanaan Kon- Program Pascasarjana
Struksi Gedung Secara Swakelola Universitas Syiah Kuala
18 Mesoscale Simulation of Influence of Journal of Materials in 21/6/2009
Frost Damage on Mechanical Civil Engineering
Properties of Concrete (indexed Scopus)
19 Stress-Strain Relationship of Frost Journal of Materials in 20/1/2008
Damaged Concrete Subjected to Civil Engineering
Fatigue Loading (indexed Scopus)
20 Stress-Strain Model of Concrete Journal of Advanced 2/1/2004
Damage by Freezing and Thawing Concrete Technology
Cycles (indexed Scopus)
22
21 The Damage Mechanism and Strain Proceeding of Japan 25/1/2003
Induced in Frost Cycles of Concrete Concrete Institute
21 Mode I Fracture Behavior of FRP- Proceeding of Japan 25/1/2003
Concrete Interfaces Concrete Institute
23 Tensile Stress-Crack Width Model for Proceeding of Japan 24/2/2002
Plain Concrete Damaged by Freezing Concrete Institute
and Thawing Action
23
10 CONSEC’04 Conference The Influence of Frost Damage 2004, Seoul, Korea
on Fatigue Behavior of Concrete
11 EASEC 9 Conference Stress-Strain Relationship of 2003, Bali,
Concrete under Combine Effect Indonesia
of Freezing and Thawing and
Cyclic Loading
12 2nd RILEM International Behavior of Concrete in 2002, Essen,
Workshop Compression and Tension under Germany
Freezing and Thawing Action
1 - - - -
24
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Penelitian Calon Profesor tahun 2019
25
II. Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
26
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
27
3. Pengaruh Konfigurasi Sengkang Jurnal Teknik Sipil ISSN Vol. 2, No. 3,
Terhadap Kekakuan Kolom yang 2088-9321 Mei 2013
Dibebani Gaya Geser dan Aksial Tekan
0,4 P0
4
5
6
2
3
28
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Penugasan Penelitian Lektor tahun 2019
29
Lampiran 4 Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honorarium
Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor per Tahun
Rp Jam/minggu (Rp)
Ketua - 14 48 -
Anggota I - 14 48 -
Tenaga pembantu penelitian 22.000 14 48 14.784.000
SUB TOTAL (Rp) 14.784.000
2. Bahan habis pakai
Justifikasi Harga
Biaya per Tahun
Material Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Penggandaan dan cetak laporan Biaya cetak 10 50.000 500.000
Kertas A4 80 gram Administrasi 2 50.000 100.000
Cartrid tinta printer (hitam/warna) Administrasi 2 250.000 500.000
ATK Administrasi 1 300.000 300.000
Langganan internet Administrasi 12 300.000 3.600.000
Pulsa bulanan Administrasi 12 100.000 1.200.000
Proof English reading untuk
Publikasi 1 600.000 600.000
jurnal internasional
Biaya publikasi jurnal nasional Publikasi 1 1.000.000 1.000.000
Registrasi seminar nasional Publikasi 1 800.000 800.000
Registrasi seminar internasional Publikasi 1 3.500.000 3.500.000
SUB TOTAL (Rp) 12.100.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Sa- Biaya per Tahun
Perjalanan tuan (Rp) (Rp)
Tiket, ako-
Perjalanan untuk koleksi data modasi, ho- 1 13.000.000 13.000.000
tel
SUB TOTAL (Rp) 13.000.000
4. Sewa
Material Justifikasi Harga
Biaya per Tahun
Perjalanan Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Sewa komputer Analisis data 8 1.000.000 8.000.000
Sewa printer Analisis data 8 200.000 1.600.000
SUB TOTAL (Rp) 9.600.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp) 49.484.000
TOTAL ANGGARAN (Rp) 49.484.000