Tasikmalaya
Aris Wanrisna, I Putu Artama Wiguna, Retno Indryani
Mahasiswa Program Pascasarjana Manajemen Aset
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTSP ITS)
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya
Email :ariswanrisna@yahoo.com, HP : 08157038753
Dosen Program Pascasarjana Manajemen Aset, FTSP ITS, Surabaya
AbstrakAset Pemda Kota Tasikmalaya yakni bangunan dapat melakukan perbaikan dalam perencanaan,
gedung sekolah dasar negeri (SDN) sebagian rusak. operasionalisasi dan pemeliharaan aset yang dimiliknya,
Penelitian survei ini bertujuan, mengidentifikasi kerusakan sehingga dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi.
tersebut. Identifikasi komponen bangunan gedung dibatasi Adapun ruang lingkup / batasan penelitian adalah tidak
pada pondasi, kolom, balok, rangka atap, atap, lantai, mensyaratkan pengujian laboratorium, responden hanya
dinding, plafon, rangka plafon, pintu/jendela. Metode mengidentifikasi kerusakan komponen bangunan gedung.
pengumpulan data melalui kuesioner yang disebar ke 55
SDN sampel, dengan responden kepala sekolah. Teknik
pengambilan sampel adalah sampling purposive, yakni II. METODE
penentuan sampel berdasar pertimbangan tertentu. Data Penelitian survei ini menggunakan instrumen berupa
dianalisis dengan analisis deskriptif. Berdasar hasil kuesioner. Dalam identifikasi komponen bangunan
penelitian, komponen yang paling banyak menderita gedung yang mengalami kerusakan dibatasi pada
kerusakan adalah dinding terjadi di 51 dari 55 SDN (92,73 komponen struktur yakni: pondasi; kolom; balok; rangka
%), disusul kerusakan plafon 72,73 %, kerusakan atap; dan komponen non struktur yakni : atap; lantai;
pintu/jendela 70,91 %, kerusakan lantai 67,27 %,
dinding; rangka plafon; plafon; pintu/jendela.
kerusakan rangka plafon 47,27 %, kerusakan rangka atap
40,00 %, dan kerusakan atap 32,73 %, serta kerusakan Metode pengumpulan data melalui kuesioner
kolom 14,55 %. Sedangkan komponen yang paling sedikit yang disebar ke SDN sampel, dengan responden kepala
mengalami kerusakan adalah balok 1,82 % dan pondasi sekolah, sebagai pengguna bangunan gedung.
3,64 %. Kekuatan komponen bangunan setelah rehab Selanjutnya untuk memperoleh data objektif, saat
sangat lemah, karena mayoritas sudah mengalami penarikan kuesioner, dilakukan pemeriksaan ulang
kerusakan kembali, kurang dari 5 tahun setelah rehab. (cross check).
Kata kunci: bangunan gedung sekolah, kerusakan Objek dalam penelitian ini adalah bangunan gedung
bangunan, komponen bangunan SDN di Kota Tasikmalaya. Selanjutnya, objek tadi dibuat
kelompok berdasarkan kondisi ruang kelas di tiap SDN.
I. PENDAHULUAN Kelompok baik, jika semua ruang kelas di SDN dalam
kondisi baik, 155 SDN. Kelompok rusak ringan, jika ada
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan ruang kelas di SDN dalam kondisi rusak ringan, tidak ada
konstruksi, menyatu dengan tempat kedudukannya, yang rusak berat, 61 SDN. Kelompok rusak berat, jika
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di ada ruang kelas di SDN dalam kondisi rusak berat, 31
dalam tanah dan/atau air, berfungsi sebagai tempat buah.
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau
tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, Populasi penelitian adalah seluruh kepala SDN di
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus [1; 2; Kota Tasikmalaya, yang berjumlah 247 orang. Sampel
3] berjumlah 55 orang kepala SDN, terdiri dari 31 orang
dari SDN kelompok rusak berat dan 24 orang dari SDN
Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya kelompok rusak ringan. Apabila kepala sekolah
bangunan atau komponen bangunan akibat berhalangan menjadi narasumber, digantikan oleh guru
penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah yang berdinas di SDN tersebut.
manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang
berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang Dari penjelasan diatas, walaupun melakukan
sejenis [2] pembentukan kelompok terlebih dulu, mirip strata, tapi
teknik pengambilan sampelnya menggunakan sampling
Pada tahun 2010, sekolah dasar negeri (SDN) di Kota purposive, yaitu penentuan sampel berdasar
Tasikmalaya berjumlah 247 buah dengan jumlah ruang pertimbangan tertentu. Analisis yang dipergunakan
kelas 1.535 buah, dengan rincian 1.187 buah (77,33 adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan
persen) dalam kondisi baik, 252 buah (16,42 persen) menggambarkan karakteristik penting dari data yang
rusak ringan dan 96 buah (6,25 persen) rusak berat [4]. telah terorganisasikan.
Dari data diatas, terdapat tafsir bahwa kerusakan
bangunan gedung SDN dapat dilihat secara visual;
sehingga dapat diidentifikasi komponen apa dari III. HASIL DAN PEMBAHASAN
bangunan gedung tersebut yang rusak. Penelitian dilaksanakan mulai minggu keempat bulan
Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kerusakan Februari 2011 sampai dengan minggu ketiga bulan Maret
yang terjadi pada bangunan gedung SDN. Manfaatnya, 2011. Berdasar hasil penelitian, kerusakan komponen
dengan mengetahui kerusakan pada bangunan gedung yang terjadi di tiap SDN berbeda. Jumlah bangunan
SDN, Pemda Kota Tasikmalaya sebagai pemilik aset,
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 C-7
gedung SDN yang rusak dan tidak rusak berdasar
komponen dapat dilihat pada Gambar 1. Jumlah SDN Berdasar Banyaknya Komponen Bangunan
Gedung Yang Rusak
Jumlah Bangunan Gedung SDN Yang Rusak dan
Tidak Rusak Berdasar Komponen 1 5
2 9
Atap 37 7
18 5
Rangka Atap 33
6
22 6
29
Rangka Plafon 26
7 10
18
Lantai 37
8 1
16
Pintu/Jendela 39
Plafon 15
40
9 0
Dinding 4
10 1
51
0 10 20 30 40 50 60 0 2 4 6 8 10 12 14
Jumlah SDN Jumlah SDN