Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pendidikan, dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam
penyelenggaraan pendidikan. Demi terselenggaranya pendidikan
yang baik, guru dituntut untuk memiliki kualifikasi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan pemerintah yaitu memiliki kompetensi
pedagogik, profesionalisme, kepribadian, dan sosial seperti yang
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Perubahan kondisi sosial masyarakat akibat dari perubahan
teknologi dan pemanfaatan teknologi harus direspon dengan baik.
Perubahan yang terjadi berdampak kepada perubahan strategi
pendidikan sehingga guru diharapkan mampu beradaptasi terhadap
perubahan tersebut. Tugas besar seorang guru adalah mampu untuk
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan melatih
siswanya untuk mampu terjun ke dalam masyarakat dan menguasai
teknologi yang digunakan oleh masyarakat tersebut. Tugas besar
seorang guru disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 yaitu “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Selanjutnya dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 menjelaskan bahwa tugas guru
adalah (1) Merencanakan pembelajaran; (2) Melaksanakan proses

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 1


pembelajaran yang bermutu; (3) Menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran; (4) Membimbing dan melatih peserta didik/siswa; (5)
Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; (6)
Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok
yang sesuai; dan (7) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan. Oleh karena itu, guru
diharapkan mampu melaksanakan tugas dengan menyesuaikan diri
dengan perkembangan kondisi sosial dan teknologi terbaru.
Guru SMK, terutama guru muatan produktif/kejuruan, memiliki
peran penting dalam mendidik siswa agar kompeten di bidang
kejuruannya. Hal tersebut dikarenakan setelah menuntaskan
pendidikan di SMK, lulusan SMK harus dinyatakan siap untuk bekerja.
Untuk itu, perubahan teknologi dan pemanfaatan teknologi di dunia
usaha dan industri menjadi sesuatu yang urgen untuk diketahui dan
dikuasai oleh guru SMK, sehingga model serta materi pembelajaran
yang digunakan guru akan sesuai dengan kebutuhan, tren, dan
prediksi masa depan.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendukung peningkatan
dan pemerataan kompetensi guru kejuruan SMK berbasis industri,
maka Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia
Industri, akan menyelenggarakan program Upskilling dan Reskilling
Guru Kejuruan pada SMK Berstandar Industri tahun 2021.
B. Dasar Pelaksanaan
Landasan Hukum Pelaksanaan Program Upskilling dan Reskilling
bagi guru SMK. Materi Pelaithan Proses Industri Pembuatan Blus
adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301).

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 2


2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6058).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 195).
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas
dan Daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun
2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 683).

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 3


10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter pada Satuan Pendidikan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun
2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689).
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
14. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor
HK.0301.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran tahun 2020-2021.
15. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor:
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
16. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 07/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Struktur
Kurikulum SMK/MAK.
17. Kesepakatan Rencana Kegiatan Upskilling Reskilling Guru
Kejuruan Tahun 2020 antara Direktorat Kemitraan dan
Penyelarasan DUDI dengan BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata
tanggal 24 Agustus 2020

C. Tujuan dan Manfaat Praktik kerja Industri

Tujuan dan manfaat dari diadakannya praktik kerja industri untuk


peserta diantaranya adalah :

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 4


 Peserta mampu mengimplementasikan kompetensi keahlian yang
dipelajari selama diklat dalam bekerja secara langsung di dunia
usaha atau dunia industri yang menuntut kompetensi keahlian
sesuai yang dipelajari peserta.
 Peserta mempunyai pengalaman beradaptasi dalam lingkungan
kerja dunia usaha dan dunia industri secara langsung.
 Peserta mempunyai ketrampilan yang teruji dengan kompetensi
keahliannya.
 Peserta mampu mengikuti tahapan kerja di Industri.

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 5


BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN / INDUSTRI

A. Profil

RAZWA COLLECTION adalah salah satu konveksi yang terletak


di Blok Cibatu Rt.03 Rw.01 Desa Nagarakembang Kecamatan
Cingambul Kabupaten Majalengka yang di dirikan oleh Bapak
H.Deni, pada tahun 2007. Seiring berjalannya waktu, dan semakin
berkembangnya teknologi beliau mampu membeli mesin-mesin
modern. Peningkatan terjadi disetiap tahunnya sampai beliau
mempunyai banyak pegawai dan sampai sekarang sudah banyak
membuat cabang perusahaan seperti Butique, toko benang, caffe,
dan mini socer.
Di konveksi tersebut kebanyakan memproduksi kerudung
dengan merk " Razwa Exotic " bahkan penjualannya sudah sampai
ke luar kota seperti Solo, Surabaya, Kudus, Kebumen, dan daerah
Jawa Timur lainnya.
Awalnya Razwa hanya memulai jahitannya untuk kalangan
keluarga saja, sampai akhirnya Razwa membuat fashion syar’i
indonesia yang sesuai dengan syariat islam, namun tetap nyaman
dan trendy secara sederhana dan simple. Seiring berjalannya
waktu akhirnya Razwa mulai di kenal oleh konsumen luas mulai
dari daerah Majalengka sendiri, sampai ke Aceh. Selain
menghadirkan pakaian muslim , Razwa juga memperkenalkan
seragam sekolah ke institusi pendidikan khususnya didaerah
Majalengka.
Razwa saat ini memiliki 2 rumah produksi di Majalengka dan 2
rumah produksi di Tasikmalaya dan Banjarsari Jawa Barat.
Sedangkan jumlah karyawannya saat ini sudah ada 29 orang
pegawai, yang terdiri dari 3 divis yakni tukang jahit laki – laki dan
potong 18 orang, tukang jahit perempuan 3 orang dan karyawan
toko 8 orang.

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 6


Untuk kapasitas produksinya Razwa bisa membuat busana
muslim 1000 – 1500pcs/bulan, dengan penjualan rata – rata 500 –
600 stel. Penjualan selain ditoko juga dengan sistem keagenan
yang saat ini memiliki 74 distributor dan reseller aktif. Harga jual
produk Razwa antara Rp. 90.000,- sampai dengan Rp. 400.000,-.

LOGO

Gambar 2.1. Merk Perusahaan


Untuk merk diatas adalah merk yang digunakan oleh Razwa
Collection dari tahun ke tahun, yaitu Razwa Hijab Exotic dibuat dari
tahun 2007 dan sampai sekarang masih digunakan, Razwa
Exclusive dibuat dari tahun 2015 dan digunakan sampai sekarang.
Dari kedua merk diatas yang paling populer yaitu yang merk
Razwa Hijab Exotic.

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 7


Gambar 2.2. Alur Produksi dan Penjualan
Gambar diatas menjelaskan tentang alur produksi dimulai dari
desain, pemilihan bahan, pembuatan sample, approve sample,
cutting, sewing, finishing, perfotoan, input ke toko display, pemasaran
online dan penjualan reseler.

B. Hasil Produk RAZWA COLLECTION


ONLINE & O
Razwa Hijab Exotic

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 8


Razwa Exlusive

Gambar 2.3. Produk Razwa


Gambar diatas merupakan produk dari Razwa, diantaranya produksi
yang dibuat adalah busana muslim wanita, mukena, jilbab syari, jilbab
anak, tunik dll.

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 9


C. STUKTUR ORGANISASI RAZWA COLLECTION

PENJAHIT & KARYAWAN


Gambar 2.4. Struktur Organisasi Razwa

Struktur organisasi yang ada diperusahaan Razwa meliputi directur,


manager, divisi produksi, divis marketing, divisi penjualan dan sosial
media.

D. Posisi dan Peran guru saat proses di industri


Pabrik atau industry maupun perusahaan adalah nama familiar bagi
semua golongan masyarakat kita hari ini. Baik itu pabrik berskala
besar, sedang maupun kecil dapat di pastikan bahwa pabrik tersebut
memproduksi barang atau menghasilkan suatu produk, baik produk
berbentuk barang jadi maupun barang setengah jadi.
Pabrik atau perusahaan akan mampu berkembang pesat bahkan
bisa maju dan bersaing dengan competitor produk sangat
membutuhkan banyak factor yang mendukung untuk memajukan
pabrik atau perusahaan tersebut. Salah satu factor pendukung
tersebut adalah system struktur management yang solid, kuat dan
mampu menjaga kerjasama dan koordinasi baik secara tehnis
maupun non tehnis.
Struktur management pabrik atau perusahaan terbentuk dari
sekumpulan karyawan atau pekerja yang mempunyai jabatan, baik
dari jabatan terendah sampai jabatan tertinggi di kalangan pabrik
tersebut.Dengan adanya sebuah jabatan untuk membedakan level
antar karyawan atau pekerja, sehingga kita bisa membedakan tugas
dan tanggung jawab dari masing – masing pemegang jabatan
tersebut. Adapun klasifikasi Macam - macam jabatan beserta tugas
dan tanggung jawab sebagai karyawan atau pekerja di dalam suatu
jajaran struktur kepemimpinan pabrik atau perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. OPERATOR ( OPR )/KARYAWAN

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 10


Operator adalah nama sebuah jabatan untuk karyawan atau
pekerja, di mana jabatan ini menempati posisi di tingkat yang paling
rendah di jajaran struktur suatu pabrik atau perusahaan.
Adapun tugas pokok dari seorang operator/karyawan adalah
sebagai berikut:
a. Melaksanakan On the job training tentang tugas dan tanggung
jawab serta pekerjaan sebagai operator di divisi tertentu sesuai
penempatan karyawan tersebut.
b. Melaksanakan perintah atau instruksi atasan setingkatnya
sesuai basic rule atau aturan dasar kerja.
c. Melakukan kontak langsung dengan job pekerjaan sesuai
bidangnya masing - masing di lapangan.
d. Memotivasi diri agar bisa skill Up tentang tugas dan tanggung
jawab serta menguasai job di lapangan.
Adapun tanggung jawab sebagai seorang operator/karyawan
adalah :
a. Menjaga kondisi area kerja supaya stabil dan kondusif serta
tidak terjadi banyak masalah atau trouble shooting.
b. Melakukan perbaikan atau handling mesin produksi jika terjadi
masalah atau trouble shooting sesuai kemampuannya.
c. Melaporkan hasil kerja atau aktifitas dalam sehari hari kepada
atasan setingkatnya.
d. Melaporkan atau menginformasikan kepada atasannya jika
terjadi trouble shooting atau terjadi masalah di area kerjanya.
Operator biasanya lebih cenderung sebagai ujung tombak atau
sebagai pelaku utama untuk menjalankan atau melakukan suatu
instruksi atau request pekerjaan di lapangan dan selalu bersentuhan
dengan job pekerjaan.
Jabatan operator biasanya di gunakan untuk karyawan atau
pekerja yang baru masuk di pabrik atau perusahaan dan yang belum
mempunyai pengalaman kerja atau berijazah pendidikan lebih
rendah.Sehingga sebagai karyawan atau pekerja baru selalu harus

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 11


mengikuti On the job training, baik training secara teori maupun
praktek. Seorang operator bisa mempunyai peluang untuk bisa naik
jabatan ke level di atasnya apabila bisa memenuhi syarat - syarat
tertentu sesuai ketentuan dari management, yang terpenting seorang
operator bisa dan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab
sebagai operator serta bisa memanagement diri sendiri.

Adapun tugas kami sebagai karyawan di industri adalah sebagai


berikut;

a. Mendesain
Mendesain merupakan pekerjaan sebalum membuat busana,agar
busana dapat sesuai dengan rancangan .Busana yang akan dibuat
harus sesuai dengan desain. Hal ini pun dapat mempermudahkan
kita dalam membuat busana.
b. Pembuatan Pola
Pembuatan Pola merupakan pekerjaan setelah mendesain .Pola
sangat penting dalam membuat busana. Sebelum membuat pola ,
pengukuran badan sangat diperlukan .Baik tindakan busana yang
dikenakan di badan seseorang sangat di pengaruhi oleh
kebenaran pola itu sendiri .Tanpa pola memang suatu pakaian
dapat dibuat,tetapi hasilnya tidak sebagus yang diharapkan.
c. Pemotongan Bahan (Cutting )
Cutting merupakan pekerjaan memotong atau menggunting bahan
yang sudah diletakkan pola. Pemotongan atau menggunting bahan
harus dilakukan sesuai pola jadi ,pola yang sudah digunting
disematkan ke atas kain dengan bantuan jarum pentul ,kain di
gunting sesuai pola yang dijadikan. Contoh : dalam produksi
pakaian misalnya,kain di potong dengan mesin potong ,sedangkan
sistem butik dipotong secara manual menggunakan gunting
bahan ,disertai pemberian kampuh dalam memotong bahan.
d. Penjahitan

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 12


Penjahitan merupakan pekerjaan setelah bahan di potong
.Penjahitan adalah menyambungkan potongan–potongan kain yang
sudah digunting ada yang memakai jarum tangan atau mesin jahit.
Ketika proses menjahit di Nafis,kami diberikan masuk kelain
produksi yaitu pembuatan seragam gamis, blus dan jilbab.
e. penyelesaian akhir (finishing)
Penyelesaian akhir adalah proses pembersihan busana dengan
membuang sisa-sisa benang yang masih menempel kemudian
dilanjutkan dengan menghias busana(finishing).
2. SUPERVISOR ( SPV )
Supervisor adalah Nama sebuah jabatan di dalam jajaran
struktur di sebuah pabrik atau perusahaan yang berperan sebagai
kepala section di divisi tertentu, dan membawahi foreman, leader
dan operator.
Adapun tugas pokok sebagai seorang supervisor adalah sebagai
berikut :
a. Sebagai kepala section atau pimpinan tertinggi di dalam section
b. Sebagai pengontrol utama pekerjaan di lapangan apakah
sesuai dengan target dari divisi atau tidak
c. Sebagai penentu arah pergerakan dari section yang di
pimpinnya.
d. Membuat schedule aktifitas kerja tahunan di intern section
dengan mengacu dari terget yang di tentukan dari divisi.
e. Sebagai sumber informasi dan komunikasi perkembangan untuk
intern section baik itu perkembangan informasi dari divisi
internal maupun divisi eksternal.
f. Sebagai administrator di section yang di pimpinya untuk di
laporkan ke atasannya di divisi internal maupun ke divisi
eksternal.
Adapun tanggung jawab dari seorang supervisor adalah sebagai
berikut :

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 13


a. Sebagai penanggung jawab penuh apapun yang terjadi di
internal section yang di pimpinnya,baik yang berhubungan
dengan hasil pekerjaan maupun kesalahan - kesalahan individu
dari member section yang di pimpinnya.
b. Membentuk karakter bawahannya untuk bisa mempunyai etos
kerja dan tanggung jawab untuk bisa bekerja sesuai target yang
di tentukan dari divisi.
c. Melaporkan hasil pekerjaan di lapangan dan perkembangan
apapun yang terjadi di internal sectionnya kepada atasan di
divisi.
d. Memenuhi semua kebutuhan yang di butuhkan di internal
section yang di pimpinnya,baik secara teknis maupun non teknis
yang berhubungan dengan pekerjaan.
Sedangkan kegiatan supervisor yang ada di Razwa diantaranya:
a) Memberikan briefing pagi sebelum kegiatan dimulai.
b) Membantu pelayanan konsumen di toko
c) Mengatur layout display toko
d) Mengatur gudang
e) Menerima pesanan untuk di rekap dan di berikan ke penjahit
f) Memeriksa pekerjaan penjahit dan finishier
g) Melakukan quality control
h) Memeriksa setoran kas harian ke kas besar harian
i) Merancang postingan IG
j) Menghandle retur barang pedagang
k) Mempertahankan keteraturan koodinasi kerja team
l) Menyiapkan pekerjaan yang mebutuhkan bantuan pihak luar,
seperti ngesum bordiran/sablon
m) Mengecek belanjaan dan merekap gudang bahan
n) Melakukan pengecekan terhadap material produksi yang habis
dan melaporkan ke atasan dalam bentuk rekap
3. MANAGER ( MGR )

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 14


Manager adalah Nama sebuah jabatan untuk karyawan atau
pekerja yang berada di dalam jajaran struktur management
perusahaan atau pabrik yang berperan sebagai motor di suatu
divisi atau departement.Seorang manager selalu berkoordinasi dan
menjaga komunikasi dengan orang - orang lapangan melalui
assisten manager atau juga bisa di lakukan face to face dengan
member section di bawahnya. Namun jam terbang di lapangan
seorang manager lebih sedikit prosentasenya, karena seorang
manager cenderung banyak bekerja di belakang meja untuk fokus
kepada mencari solusi atau merumuskan cara - cara mobilisasi
yang bisa di terapkan di lapangan. Selain itu juga pergerakan di
lapangan lebih di percayakan kepada seorang assisten manager.
Tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat manager akan
turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi di lapangan.
Untuk memastikan bahwa sistem mobilisasi yang di terapkan dan di
targetkan di intern divisi bisa berjalan dengan baik di lapangan.
Adapun untuk tugas pokok dari seorang manager adalah
sebagai berikut:
a) Membuat rumusan kerja untuk menjabarkan dari target dan
prioritas divisi atau departement.
b) Berkoordinasi dengan divisi lain untuk membahas dan
menyelesaikan masalah yang terjadi di lapangan.
c) Cross check ulang hal - hal yang terjadi di lapangan baik
yang berhubungan dengan adanya masalah trouble mesin,
delivery produk, Quality produk, produktivity maupun safety .
d) Mengontrol semua masalah yang terjadi di lapangan.
e) Menginformasikan semua masalah yang terjadi di jajaran
bawah kepada atasannya.
Adapun tanggung jawab dari seorang manager adalah sebagai
berikut :

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 15


a) Bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi di jajaran
bawah baik yang berhubungan dengan trouble mesin, Safety
maupun produktivity dan delivery produk.
b) Mengaplikasikan dari target intern divisi yang telah di buat
oleh pimpinan tertinggi dari divisi.
c) Meningkatkan skill up dari para bawahannya.

Sedangkan kegiatan manager yang ada di Razwa diantaranya:


a) Mendesain pakaian
b) Menggambar pola
c) Menghitung hpp
d) Mengkalkulasi harga bandrol
e) Menginstruksikan tukang potong
f) Membagi pekerjaan tukang potong dan penjahit
g) Melakukan pembelanjaan material produksi
h) Membuat laporan belanja
i) Menggaji karyawan
j) Membuat laporan keuangan bulanan
k) Melakukan kunjungan kesekolah untuk penawaran seragam
l) Melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak sekolah

BAB III
TEACHING PROJECT
A. Tujuan Teaching project
Adapun tujuan dari teaching project yaitu :
1) Pengamatan dan pemahaman keahlian di industry,
2) Mengalisis keahlian Real di industri dengan Kurikulum
Operasional Sekolah (KOS) dan aspek kewirausahaan,
3) Menyelaraskan Keahlian real di Industri dengan Kurikulum
Operasional Sekolah di SMK

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 16


4) Menyelaraskan Keahlian di industri dengan Implementasi
program Kewirausahaan di SMK,
5) Merancang Program Kegiatan pembelajaran di SMK sesuai
Kebutuhan Industri
B. Hasil Refleksi Pembelajaran Daring
1. Learning Management System (LMS)
Adapun sistem pembelajaran daring (online) melalui LMS
BBPPMPV Bispar yang kami alami memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam proses pembelajarannya, diantaranya:
a) Dari segi materi LMS bispar sudah baik dan sistematis,
materinya padat dan mudah dipahami.
b) Dari segi akses LMS bispar fleksibel bisa diakses lewat web
baik dari komputer PC maupun smartphone, jadi membantu
sekali dalam pembelajaran.
c) Dari segi tampilan kurang userfriendly (sedikit membingungkan
bagi yang belum terbiasa karena tampilannya yang kaku dan
kurang dari sisi desain layout menu dalam pembelajaran. Pada
beberapa tampilan LMS masih terdapat campuran aduk bahasa
(indonesia dan inggris), meski sudah disetting defalt bahasa
indonesia sehingga agak membingungkan bagi yang memiliki
keterbatasan dalam bahasa operasional inggrisnya (beberapa
kosakata menu yang asing)
d) Pada progress kelas ada beberapa proses yang tidak bisa
centang hijau secara otomatis meski sudah melewati proses
pembelajaran tersebut (harus diceklist manual).

2. Lembar Kerja (LK) di LMS


Untuk lembar Kerja (LK) pembelajaran daring (online) melalui
LMS BBPPMPV Bispar ada beberapa yang masih perlu
disempurnakan, diantaranya:
a) Pada menu upload tugas/LK masih perlu disempurnakan agar
lebih userfriendly dan mudah dipahami baik dari segi cara

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 17


upload, edit, remove, submision dll. Karena bagi yang belum
terbiasa akan terasa membingungkan ketika upload tugas, dll.
b) Forum diskusinya kurang interaktif karena hanya bisa
menampilkan tulisan saja tidak bisa melampitkan media.
c) Pada menu aktifitas pembelajaran isi materinya singkat sekali.
Perlu penjabaran sehingga lebih berfungsi dan tidak hanya
bergantung pada modul saja.
d) Untuk menu pre test atau post test semoga kedepannya lebih
stabil lagi. Karena ketika mengerjakan pre test atau post test
perlu koneksi jaringan yang stabil.
3. Fasilitator
Fasilitator yang mengajar pada pembelajaran daring (online)
melalui LMS BBPPMPV Bispar Fasilitatornya sangat membantu dalam
proses daring. Memberikan pengalaman dan pengetahuan yang
berbeda, tegas dan disiplin.
4. Narasumber Industri
Untuk narasumber industri sudah kompeten, cara membimbingnya
mudah dipahami sehingga memberikan sebuah pengalaman dan
pengetahuan kepada kami yang berbeda, untuk nantinya kami
implementasikan kepada peserta didik. Disamping itu narasumbernya
juga menyenangkan, tidak menyulitkan.
5. Keterkaitan Materi LMS, Lembar Kerja, Fasilitator, Narasumber
Industri dengan Kompetensi yang ada pada Kurikulum
Operasional Sekolah (KOS) dan Implementasi Program
Kewirausahaan
Untuk materi diLMS, lembar kerja, fasilitator, narasumber sudah
masuk dalam Kurikulum Operasional Sekolah (KOS). Pada mata
pelajaran pembuatan pola, dimana sudah masuk dalam Kompetensi
Dasar. Dan bisa diimplementasikan dalam program kewirausahaan
untuk produk blusnya sesuai dengan kebutuhan real diindustri dari
lulusan SMK.
6. Saran dan Rekomendasi

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 18


a. Saran
Saran yang saya sampaikan adalah:
1. Saran saya adalah pemberian nilai terhadap tiap-tiap LK
sebaiknya dicantumkan, karena dari nilai tersebut bisa kami
gunakan sebagai tolak ukur dari pengetahuan dan keterampilan
kami dalam menyelesaikan tiap-tiap lembar kerja.
2. Tampilan LMS kurang jelas dan sedikit membuat kita bingung
karena ketika akan membuka halaman selanjutnya peserta
harus balik buka halaman awal lagi. Sebaiknya diperbaharui
kembali supaya lebih efektif dan efisien.
3. Sebaiknya ada pembahasan dari masing-masing LK ketika
pembelajaran luring dan untuk soal pre test juga dikupas
supaya kita mengetahui jawabannya yang benar yang
bagaimana.
b. Rekomendasi
Rekomendasi yang saya sampaikan adalah :
1. Perlu adanya pelatihan lanjutan dengan materi yang lain dan
dengan industri yang tepat sasaran
2. Selain bekerjasama dengan dunia industry, akan lebih baik lagi
jika bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk menunjang
materi pembelajaran.
C. Analisis Implementasi keahlian di Industri dengan Kurikulum
Operasional Sekolah (KOS)
Penerapan keahlian di industri dalam Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS) memberikan penguatan proses belajar guna
menciptakan kondisi peserta didik yang siap terjun dalam dunia
industri. Keahlian industri sangat dibutuhkan ada didalam Kurikulum
Operasional Sekolah (KOS). Pendalaman Materi Industri guna
memahami Budaya Kerja Industri dapat diwujudkan saat orientasi
Program Proses Kegiatan Industri. Dengan memahami budaya kerja
yang dilakukan dalam proses pembelajaran KOS akan memberikan
suasana kerja sehingga peserta didik terbiasa dengan tuntutannya.

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 19


Implementasi dan aplikasi proses kerja di industri dalam lingkup staff
(entry level) akan memberikan karakter budaya kerja yang kuat dalam
soft skill yang sangat dibutuhkan.
Melaksanakan kegiatan di Industri termasuk usaha dalam
memberikan budaya kerja, beberapa tingkatan pekerjaan yang ada di
industri perlu dikenalkan. Implementasi dan aplikasi proses kerja di
industri dalam lingkup supervisi (middle level) akan memberikan
pengalaman kerja pada bidang supervisor. Dengan mengalami
pekerjaan pada posisi ini akan memberikan pengalanan jenis
kegiatan atau kompetensi apa saja yang dibutuhkan pada posisi
tersebut.
Implementasi dan aplikasi proses kerja di industri dalam lingkup
manajerial (upper level) merupakan tinggat pemilik atau manajer. Soft
skill dan hard skill yang baiknya dimiliki seorang manajer dalam
mengelola sebuah usaha busana agar dapat terus berkembang. Pada
tingkatan ini sangat dibutuhkan kemampuan mengatur pada semua
bidang.
Kegiatan industri menuntut kompetensi yang dibutuhkan pada
insuatri. Beberapa hal yang penting diperhatikan dan perlu dilakukan
dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Operasional Sekolah
(KOS) yaitu:
 Uji Sertifikasi Kompetensi Keahlian di Industri, menunjukkan
kompetensi apa yang sudah dikuasai
 Pembahasan dan Penyelesaian Teaching Project
 Pelaporan
 Materi baru yang ada di industri tidak diajarkan di SMK
 Ada materi yang tidak perlu diajarkan di SMK
 Lulusan smk kurang kompeten soft sjkill nya
 Sikap kerja kurang
 Hard skill dan soft skill
 Sikap, karakter positif, kejujuran dan integritas
 Kurikulum yang adaptif sesuai kebutuhan pasar

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 20


 Guru sebagai fasilitator, coach, mentor, teman, rekan kerja
dll
 Menyusun kurikulum SMK bersama dengan industri
pengguna outcome sehingga kompetensi yg diajarkan
sesuai dengan kebutuhan industri
 PBL (Project based Learning) pembelajaran berbasis projek

Berikut implementasi pada kompetensi pembuatan blus :

1. Mengukur Tubuh Pelanggan Sesuai dengan Desain


Implementasi Keahlian di
Analisis
Materi Industri
Kesesuaian
dalam Dalam Pembelajaran
No. dengan
Proses Hambata
Kompetensi
Industri n/ Solusi
Dasar
Kendala
1. Menganalisis Desain
1.1 Model Dasar desain Model Memasang
produksi 3.1 Menerapkan diambil WIFI disekolah
1. Desain
proporsi tubuh, dari
2 dibuat
3.2 Membuat media
berdasarka
gambar proporsi elektronik
n
tubuh
perbanding
an tubuh
1. Menganalisis Bentuk Tubuh
Mengukur
3.1 Ukuran Pembuatan pola Kurang Ukuran
3.2 Pengukura 3.1 Menerapkan teliti digunakan dari
n tubuh ukuran tubuh dalam ukuran yang
dilakukan 4.1 Mengukur mengukur terstandart
secara tubuh , karena
sistematis kurang
3.3 Hasil
memperh
ukuran
atikan

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 21


dicek bentuk
tubuh
yang akan
diukur

Tabel 3.1 Mengukur tubuh pelanggan

2. Membuat Pola dengan Teknik Kontruksi


Analisis Implementasi Keahlian di
Materi dalam Kesesuaian Industri
No
Proses dengan Dalam Pembelajaran
.
Industri Kompetensi Hambatan/
Solusi
Dasar Kendala
1. Menggambar pola dasar
1. Gambar pola Pembuatan pola Hanya Anak – anak
1 Pola dibuat secara menggunak membuat
konstruksi bersatu an satu rumus
dengan kampuh system perhitungan
kombinasi pembuatan yang pasti
pembelajaraan pola dasar. Mempelajari
dan pengalaman beberapa
teknik
pembuatan
pola dasar
yang ada di
industry
1. Pola dibuat Pembuatan Mempelajari
2 sesuai ukuran pola tidak pembuatan
badan efisien pola
dengan dilakukan
menggunaka sesuai
n alat gambar dengan
pola yang sistem

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 22


tepat pembuatan
1. Merancang Peletakan Membuat
3 tata letak pola pada rancangan
agar efektif bahan tidak bahan agar
1. Mempersiapk
efisien efisien
4 an bahan
untuk layak
potong
1. Mengubah pola dasar sesuai desain
2. Menggunaka Pembuatan pola Kurang Merubah
1 n pola jadi Pola standar memahami pola harus
dibuat dengan analisa dengan
pola desain melihat
sederhanasehing sehingga desain. Dan
ga mudah merubah menganalis
digunakan pola tidak a kembali
dengan model sesuai desain
yang berbeda dengan tersebut.
3.6 Menganalisis desain
2. Tanda – Kurang Mempelajari
prosedur
2 tanda Pola memahami tanda-tanda
pembuatan pola
tanda-tanda pola
blus
pola
4.6 Membuat pola
blus sesuai desain

2. Memeriksa pola
3. Ukuran Pembuatan pola Ukuran pola Memperbaik
1 bagian- tidak sesuai i pola agar
bagian pola 3.6 Menganalisis dengan sesuai
diperiksa prosedur ukuran dengan
sesuai pembuatan pola pemesan ukuran
pemesan dan blus pemesan
diperbaiki bila 4.6 Membuat pola
perlu blus sesuai desain

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 23


3. Garis dan Bentuk pola Membuat
2 bentuk pola tidak sesuai pola dengan
diperiksa dengan menggunak
sesuai an
dengan penggaris
desain pola yang
3. Tanda-tanda
tepat dan
3 keterangan
sesuai
pola diperiksa
desain
sesuai
dengan
kebutuhan
3. Menggunting pola
4. Pola Pembuatan pola Hasil Mempelajari
1 digunting guntingan teknik
tepat pada 3.6 Menganalisis pola mengguntin
garis pola prosedur bergerigi g yang
sesuai pembuatan pola benar agar
prosedur blus tidak
kesehatan 4.6 Membuat pola bergerigi
dan blus sesuai desain
keselamatan
kerja
4. Alat dipilih Gunting
2 dengan tepat dipilih
sesuai sesuai
kebutuhan dengan
bahan yang
dipotong

4. Melakukan uji coba pola


5. Pola diuji Pembuatan pola Pola yang Menganalisi
1 coba dengan dibuat tidak s desain
menggunaka 3.6 Menganalisis sesuai dengan teliti

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 24


n bahan blacu prosedur model. Mengecek
atau bahan pembuatan pola Ukuran pola kembali pola
sesungguhny blus tidak tepat yang dibuat
a pada dress 4.6 Membuat pola sebelum
form atau blus sesuai desain diuji coba
langsung
pada tubuh
pemesan
sesuai SOP
yang berlaku
5. Pola
2 diperbaiki
sesuai
dengan
perubahan
ketepatan
letak bagian-
bagian dan
desain
busana
dilengkapi
dengan
tanda-tanda
pola
5. Menyimpan pola
6. Jumlah pola Pembuatan pola Jumlah pola Mmenghitun
1 diperiksa tidak sesuai g komponen
berdasarkan 3.6 Menganalisis desain pola,
desain prosedur kemudian
pembuatan pola mengemas
blus dan
4.6 Membuat pola menyimpan
blus sesuai desain pola

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 25


6. Pola dikemas, Pola tidak Mempelajari
2 dilengkapi dikemas pengemasa
dengan dengan baik n pola
identitas seperti di
pelanggan industri
6. Pola disimpan Pola Mempelajari
3 sesuai tercecer penyimpana
standar yang n pola
berlaku sesuai
standar
industri
6. Jumlah pola Jumlah pola Mmenghitun
4 diperiksa tidak sesuai g komponen
berdasarkan desain pola,
desain kemudian
mengemas
dan
menyimpan
pola
6. Pola dikemas, Pola tidak Mempelajari
5 dilengkapi dikemas pengemasa
dengan dengan baik n pola
identitas seperti di
pelanggan industry
6. Pola disimpan Pola Mempelajari
6 sesuai tercecer penyimpana
standar yang n pola
berlaku sesuai
standar
industry
6. Jumlah pola Jumlah pola Mmenghitun
7 diperiksa tidak sesuai g komponen
berdasarkan desain pola,
desain kemudian

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 26


mengemas
dan
menyimpan
pola
6. Pola dikemas Pola tidak Mempelajari
8 dilengkapi dikemas pengemasa
dengan dengan baik n pola
identitas seperti di
pelanggan industri
6. Pola disimpan Pola Mempelajari
9 sesuai tercecer penyimpana
strandar yang n pola
berlaku sesuai
standar
industri

Tabel 3.2 Membuat pola dengan teknik konstruksi

2. Memotong bahan
Analisis Implementasi Keahlian di
Materi dalam Kesesuaian Industri
No
Proses dengan Dalam Pembelajaran
.
Industri Kompetensi Hambatan/
Solusi
Dasar Kendala
1. Menyiapkan tempat kerja ( meja,alat dan lain-lain )
1 Meja potong Pembuatan Lebar meja Pengadaan
disiapkan Busana Industri potong meja potong
sesuai dengan 3.17 belum sesuai sesuai standar
persyaratan Menganalisis meja potong industry , link
ergonomic. pembuatan standar and match
tunik industry (75 x dengan IDUKA
4.17 Membuat 115 x 200)
tunik(blus)

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 27


2 Alat potong Pembuatan  Alat  Menyediak
potong an alat
disiapkan Busana Industri
tidak potong
dalam kondisi 3.17 sesuai sesuai
standar standar
siap pakai Menganalisis
industry industry
yaitu bersih pembuatan  Tidak ada  Menyiapka
dan tajam. tunik tenaga n tenaga
bengkel bengkel/lab
4.17 Membuat yang
tunik(blus) menyiapk
3 Alat pendukung Pembuatan an alat
praktik
(jarum pentul Busana Industri
dan pemberat) 3.17
disiapkan Menganalisis
sesuai pembuatan
kebutuhan. tunik
4.17 Membuat
tunik(blus)
2. Menyiapkan bahan
4 Kualitas dan Dasar Desain Kurangnya Materi
kuantitas 3.6 pengetahuan pembelajaran
bahan menganalisis tentang tentang tekstil
diperiksa, bahan sesuai macam- mengikuti
disesuaikan desain macam jenis perkembangan
dengan 4.7 memilih bahan yang pasar
pesanan, bahan sesuai ada
desain dan desain dipasaran. Mempelajari
jumlah Pengetahuan Jumlah dan membuat
kebutuhan Bahan Tekstil bahan yang rancangan
bahan 3.8 tersedia tidak bahan
Menerapkan sesuai
konstruksi desain dan
bahan tekstil jumlah
4.17 Membuat kebutuhan
tunik(blus)

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 28


5 Bahan Pengetahuan Kurangnya Mempelajari
diperiksa, jika Bahan Tekstil pengetahuan materi tentang
terdapat 3.10 tentang pemeriksaan
kerusakan agar Mengevaluasi pemeriksaan bahan
memberi tanda pemeriksaan bahan
dan dan
melaporkannya pengelompokk
an serat
6 Bahan Pengetahuan Kurangnya Mempelajari
disusutkan atau Bahan Tekstil pengetahuan materi tentang
diseterika 3.7 Memahami tentang penyusutan
sesuai dengan bahan tekstil karakteristik bahan
karakteristik 4.7 bahan dan
bahan (bila Mengelompokk cara
perlu) an bahan tekstil penyusutann
ya
3. Meletakkan pola diatas bahan
7 Jumlah pola Pembuatan kurangnya Mempelajari
diperiksa pola pengetahuan analisis desain
sesuai desain 3.6 tentang dan analisis
identitas Menganalisis analisis pola
Pelanggan pola blus desain dan
analisis pola
8 Bahan Pembuatan Tidak Pengadaan alat
dibentangkan, Busana Industri tersedia alat spreading
serat kain 4.17 Membuat spreading sesuai standar
diluruskan tunik(blus) yang sesuai industri
dandiratakan dengan
standar
industri
9 Arah serat kain, 3.8 Kurangnya Mempelajari
corak kain dan Menerapkan pengetahuan materi
tekstur konstruksi tentang pembelajaran
diperhatikan bahan konstruksi tentang

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 29


sesuai dengan Tekstil serat tekstil konstruksi serat
desain dan tekstil
memperhatikan
efisiensi
10 Rancangan Pembuatan Tidak ada Pengadaan alat
pola diatas kain Busana Industri alat pemberat yang
disemat 4.17 Membuat pemberat sesuai standar
dengan tunik(blus) yang sesuai industri
jarum pentul/ standar
ditindis dengan industri
pemberat agar
posisi/letak
bahan tidak
berubah/berges
er
11 Rancangan Pembuatan Kurangnya Mempelajari
pola diatas Busana Industri pengetahuan materi tanda
bahan 4.17 Membuat tentang pola
ditambahkan tunik(blus) tanda pola
kampuh dan
diberi tanda
pola
12 K3 diterapkan Pembuatan budaya penerapan
pada setiap Busana Industri industry budaya industry
kegiatan 4.17 Membuat masih 5R
tunik(blus) rendah
13 Alat pemberi Pembuatan peralatan link and match
tanda disiapkan Busana Industri yang di dengan IDUKA
dan sesuai 4.17 Membuat industry
dengan tunik(blus) belum sesuai
tekstur dan dengan yang
warna bahan ada di
14 Tanda-tanda Pembuatan
sekolah
pola Busana Industri

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 30


dipindahkan 4.17 Membuat
pada bahan tunik(blus)
berdasarkan
kebutuhan
penjahitan
sesuai
dengan standar
yang berlaku

Tabel 3.3. Memotong bahan

4. Menjahit dengan Mesin


Analisis
Kesesuaian Implementasi Keahlian di
Materi dalam
dengan Industri
No Proses Industri
Kompetensi Dalam Pembelajaran
.
Dasar
Hambatan/
Solusi
Kendala
1.Menyiapkan tempat kerja dan alat.
1.1 Tempat kerja Ukuran Merenovasi
disiapkan ruang kerja ukuran ruang
3.1
dengan tidak sesuai kerja dan
Menganalisis
memperhatika dengan memperbaiki
keselamatan
n kesehatan industry layout ruang
dan
dan kerja
kecelakaan
keselamatan
kerja
kerja.
4.1 Melakukan
1.2 Mesin jahit Mesin jahit Menyediakan
tindakan
yang layak tidak di- mesin jahit
pencegahan
pakai upgrade sesuai standar
kecelakaan
disiapkan sesuai industri
kerja
sesuai standar

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 31


kebutuhan industri
1.3 Alat jahit Alat jahit Melakukan
dibersihkan tercecer pemeliharaan
dalam kondisi dan rusak alat jahit secara
siap dipakai. rutin dan
berkala
2. Menyiapkan mesin jahit.
2.1 Kumparan 3.2 Ganti Menyiapkan
benang diisi Menerapkan benang kumparan lebih
penuh dengan teknik menjahit berkali-kali dari satu
benang dan 4.2
rata kapasitas. Melakukan
2.2 Tegangan Benang Mengatur
teknik menjahit
benang diatur bagian atas dengan
sesuai dan bawah menyeimbangk
dengan tidak an tegangan
spesifikasi sewarna benang atas
bahan. sehingga dan bawah
timbul dengan
bintik-bintik mencoba pada
perca bahan
2.3 Jarak setikan Jarak Mengatur jarak
diatur sesuai setikan setikan sesuai
dengan antara spesifikasi
spesifikasi bahan tebal bahan
bahan. dan tipis
berbeda
2.4 Jarum jahit Ukuran Siapkan
dipasang jarum tidak beberapa
sesuai sesuai cadangan jarum
prosedur. sehingga mesin dengan
membuat berbagai
kain terlihat ukuran sesuai
berlubang- spesifikasi

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 32


lubang bahan yang
dijahit
2.5 Kumparan Kerapatan Siapkan obeng
dan skoci tegangan kecil untuk
dipasang benang mengatur
pada rumah pada tegangan mur
skoci sesuai kumparan sekoci/kumpara
prosedur. terkadang n
kendor atau
rapat
2.6 Benang jahit Kerapatan Sering
bagian atas tegangan mengecek
dipasang benang tegangan
pada mesin pada benang atas
jahit sesuai kumparan
prosedur. atas
terkadang
kendor atau
rapat
3.Mengoperasik
an mesin
3.3
jahit.
Menerapkan
3.1 Setikan mesin Terkadang Mencoba
mesin jahit
dicobakan tegangan jahitan pada
manual dan
pada kain benang perca untuk
industri
tepat pada atas dan mengontrol
4.3
garis lurus, bawah apabila ada
Mengoperasik
lengkung, tidak jahitan yang
an mesin jahit
sudut dan seimbang berkerut,
manual dan
lain-lain. bergelombang,
industri
atau jahitan
bertelur (timbul
bintik-bintik

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 33


benang)
3.2 Jahitan Setikan Menyesuaikan
diperiksa pada bahan jarak setikan
apakah terlalu sesuai dengan
setikan sudah rapat/pend spesifikasi
sesuai ek atau bahan
dengan terlalu
standar panjang
jahitan jenis
bahan, bila
belum
disesuaikan.
4. Menjahit bagian-bagian busana.
4.1 Bagian- 3.17 Komponen Melakukan
bagian busana Menganalisis blus bundeling
diperiksa pembuatan tercecer bagian-bagian
kelengkapannya tunik/ blus blus sesuai
sesuai dengan 4.17Membuat desain
desain. tunik/ blus
4.2 Bagian- Prosedur Membuat tertib
bagian busana menjahit kerja menjahit
dijahit sesuai tidak efisien busana sesuai
prosedur. desain yang
efektif dan
efisien
Menjahit
busana dengan
system praktis
serta
menghasilkan
jahitan yang
rapi sesuai
standar industry

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 34


4.3 Busana 3.4 Jahitan Mempelajari
diselesaikan Menerapkan tidak rapi teknik menjahit
sesuai dengan mesin jahit yang praktis
teknik menjahit penyelesaian dengan hasil
yang tepat. 4.4 yang rapi
Mengoperasik sesuai standar
an mesin jahit industry
penyelesaian
4.4 Sikap kerja 3.1 Sewaktu Menerapkan 5R
disesuaikan Menganalisis menjahit dalam bekerja
dengan keselamatan banyak
kesehatan dan dan perca kain
keselamatan kecelakaan yang
kerja. kerja tercecer
4.1 Melakukan
tindakan Jarum
pencegahan pentul
kecelakaan banyak
kerja yang
berjatuhan

Tabel 3.4 Menjahit dengan mesin

5. Menyelesaikan Busana Dengan Jahitan Tangan (Hand sewing).

Implementasi
Analisis
Keahlian di Industri
Kesesuaian
No Materi dalam Proses Dalam Pembelajaran
dengan
. Industri Hambata
Kompetensi
n/ Solusi
Dasar
Kendala
Menyiapkan Tempat dan alat Kerja
1. 1.1 Tempat kerja 3.1 Peralatan Mengusulk
disiapkan dengan Menganalisis di Industri an

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 35


memperhatikanke keselamatan tidak pengadaan
sehatan dan dan sesuai alat praktek
keselamatan kerja kecelaka dengan sesuai
an kerja yang ada dengan
4.1 di sekolah industri
1.2 Peralatan jahit
Melakukan
yang layak pakai
tindakan
disiapkan sesuai
pencegahan
dengan kebutuhan
kecelakaan
3. 1.3 Busana dan
kerja
bahan-bahan
pelengkap,
disiapkansesuai
kebutuhan
Menjahit busana dengan alat jahit tangan.
1. 2.1 Alat jahit tangan .1 Budaya Pendisiplin
digunakan sesuai Menganalisis kerja di an
dengan fungsi keselamatan sekolah penerapan
dengan sikap kerja dan blm budaya
yang benar kecelakaan sesuai kerja
kerja dengan industri di
4.1 budaya sekolah
Melakukan kerja di
tindakan Industri
pencegahan
kecelakaan
kerja
2. 2.2 Penyelesaian 3.2
pelengkap busana Menerapkan
dikerjakan dengan teknik
teknik jahit yang menjahit
sesuai 4.2
Melakukan
teknik

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 36


menjahit
3. 2.3 Pemasangan 3.11
pelengkap busana Menganalisis
diperhatikan penyelesain
kerapihan dan jahit tangan
kebersihannya pada busana
4.11
Membuat
penyelesaian
jahit
tangan pada
pada busana
Memelihara dan menyimpan alat jahit tangan.
1. 3.1 Alat jahit tangan 3.1 Peralatan Mengusulk
disimpan sesuai Menganalisis di Industri an
SOP. keselamatan tidak pengadaan
dan sesuai alat praktek
kecelakaan dengan sesuai
kerja yang ada dengan
4.1 di sekolah industry
2. 3.2 Alat jahit dipelihara
Melakukan
secara periodik
tindakan
sesuai SOP
pencegahan
3. 3.3 Mencatat alat jahit
kecelakaan
kerja

Tabel 3.5 Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan

Analisis Implementasi Keahlian di


Kesesuaia Industri
No Materi dalam
n dengan Dalam Pembelajaran
. Proses Industri
Kompetens Hambatan/
Solusi
i Dasar Kendala
7 Melakukan 3.9 1.Tidak 1.Menambahk

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 37


Penyelesaian Akhir Menerapka semua an pada
Busana (Finishing) n materi indicator
1. Mencuci pemelihara dalam 2.Lebih
2. Menyetrika
an bahan proses mentertibkan
3. Mengemas
4. menyimpan tekstil dan industri penerapan
busana(7.1) masuk pada SOP pada
4.9 KD 3..9 dan saat
Melakukan 4.9 pembelajaran
pemelihara sedangkan 3.Membiasaka
an bahan materi n budaya
tekstil dan tersebut industry dalam
busana(7.) tidak ada proses
pada K.D pembelajaran
Mata
pelajaran
yang lain
secara
tertulis,tetap
i pada
kenyataann
ya semua
proses
belajar
praktek
mencakup
kegiatan
tersebut
2.Pada saat
pembelajara
n terkadang
SOP
diabaikan

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 38


3.Belum
adanya
budaya
industry
dalam
pembelajara
n

Dari analisis diatas penyusun menyimpulkan bahwa Implementasi


keahlian di industri dengan kurikulum operasional sekolah ( KOS) pada
sekolah SMK AL-IKHLAS SUSURU sebagian besar sudah sesuai atau
selaras namun ada sedikit yang belum ada seperti pada mata pelajaran
Teknologi Menjahit KD. 3.2 Menerapkan tehnik menjahit, 4.2 Melakukan
Teknik Menjahit, disekolah belum diajarkan cara membuat kelimrol atau
kelim kecil dengan menggunakan alat sepatu kelim, selama ini hanya
membuat kelim dengan jahit tangan, solusinya sebaiknya guru
menerapkan / mengajarkan cara menjahit kelim dengan alat sepatu
kelim.Pada mata pelajaran Pengetahuan BahanTekstil KD. 3.1 Memahami
berbagai jenis serat tekstil, 4.1 Mengelompokkan serat tekstil, Siswa
hanya diberikan contoh-contoh bahan serat tekstil, tanpa melihat langsung
kepasar karena keterbatasan waktu, solusinya siswa diberikan tugas
untuk mencari dan melihat sendiri kepasar macam – macam serat tekstil.
Demikian juga dalam hal pengepresan disekolah belum adanya alat
setrika uap, mungkin dikarenakan alat tersebutb iasanya digunakan untuk
mengepres produk dalam jumlah besar.

D. Analisis Implementasi keahlian di Industri dengan aspek


Kewirausahaan
Perkembangan dan perubahan dunia pendidikan di Indonesia tidak
terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Sudah saatnya
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia harus
diorientasikan untuk adaptif terhadap dinamika global dan nasional

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 39


terlebih terhadap revolusi industri sekarang ini. Usaha pada kurikulum
dan proses pembelajarannya disiapkan untuk menciptakan tenaga
kerja yang terampil dan siap pakai. Memiliki minat tertentu dan siap
untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan yang disesuaikan
dengan keterampilan dan bakat yang dimiliki.
Salah satu program penting untuk mengentaskan kemiskinan dan
pengangguran adalah menciptakan lapangan usaha dan ini artinya
harus mencetak wirausaha. Pencetakan wirausaha harus diikuti
dengan usaha menumbuhkembangkan jiwa dan semangat
kewirausahaan dalam proses pembelajar melalui Unit produksi, kelas
industri, dan pembelajaran berbasis industri (Teaching Factory).
Dengan proses industri dalam pelaksanaan K13 akan memberikan
kompetensi lulusan SMK tidak hanya dicetak untuk siap bekerja tapi
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha
dengan keterampilan yang dimiliki. Sekarang ini kita mengahadapi
kenyataan bahwa jumlah pengusaha muda di Indonesia masih relatif
kecil dan belum memenuhi target.Mereka tidak menginginkan anak-
anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian
anak untuk menjadi pegawai negeri. Tentunya hal ini sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik di sekolah terutama
pada mata pelajaran kewirausahaan itu sendiri.
Kemandirian sebagai unsur utama wirausahawan dapat
dikembangkan sejak sekolah melalui sikap kemandirian dalam
belajar.peserta didik yang terbiasa menerapkan kemandirian belajar
untuk mencapai prestasi belajar dan memiliki keyakinan akan
kemampuan diri sendiri tentunya akan memiliki motivasi untuk bekerja
mandiri dengan berwirausaha.
Atas dasar itulah, maka dapat diartikan bahwa seseorang yang
berwirausaha perlu menumbuhkan minat didalam dirinya sehingga
tindakan untuk berwirausaha dapat terbentuk. Keberhasilan dalam
proses belajar mengajar dapat diketahui dari prestasi belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 40


pengukur keberhasilan program dalam pencapaian tujuan yang
diterapkan.Prestasi belajar kewirausahaan menggambarkan hasil
yang dicapai akibat adanya kewajiban bagi peserta didik yang belajar
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran kewirausahaan.Pembelajaran
di sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak terlepas dari adanya
program pelaksanaan praktek kerja industri (Prakerin), yang
dilaksanakan selama tiga atau enam bulan. Dari praktek tersebut
diharapkan peserta didik memiliki suatu pengalaman bekerja serta
memiliki kemampuan atau ketrampilan sesuai dengan yang program
keahliannya.
Pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin) merupakan bagian
dari pendidikan sistem ganda yang merupakan inovasi pada program
SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di
perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses
pendidikan dan pelatihan di SMK. Program praktik kerja industri
merupakan suatu langkah nyata untuk membuat sistem pendidikan
dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka
menghasilkan tamatan yang bermutu.
Peserta didik SMK setelah lulus akan mencari pekerjaan sesuai
dengan keahlian yang dimiliki. Walaupun demikian tidak semua
lulusan SMK mendapatkan pekerjaan, sehingga dapat menimbulkan
pengangguran .Pengangguran adalah salah satu permasalahan yang
cukup besar yang kini dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini.Upaya
untuk mengurangi pengangguran tersebut minimal harus ada
perubahan pola pikir masyarakat khususnya pada lulusan SMK dari
mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja. Pembangunan
akan semakin berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat
membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangatlah
terbatas. 
Dari uraian diatas maka keahlian industri dengan aspek
kewirausahaan yang mungkin dilakukan diantaranya adalah sebagai
berikut:

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 41


 Menyusun rencana unit produksi atau teaching factory
 Kerjasama dengan SMK lain yang bersinergi kuat
 Melakukan riset kebutuhan konsumen
 Melakukan promosi dengan pameran dan penawaran lain
 Membuka kelas industri yaitu pendidikan kejuruan (Vokasi),
orientasi pendidikannya harus diarahakan pada kebutuhan dunia
kerja atau dunia industri dengan pola pendekatana kemitraan
yang berkesinambungan.

E. Rencana pelaksanaan pembelajaran

DASAR DESAIN
KD. 3.1 Menerapkan proporsi tubuh

KD 3.2 Membuat gambar


proporsitubuh

PEMBUATAN POLA
PRODUK KREATIF DAN
KD. 3.1 Menerapkan ukuran tubuh
KEWIRAUSAHAAN
KD. 3.2 Menganalisis produk barang atau jasa KD. 4.1 Mengukur tubuh
KD. 4.2 menentukan peluang usaha [rodukbarang
dan jasa
BLUS
LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 42
Pembuatan busana industri
MATEMATIKA
KD. 3.17 Menganalisis pembuatan tunik(blus)
KD. 3.2 Menjelaskan dan melakukan perkalian dan
pembagian pecahan dan desimal
KD. 4.17 Membuat tunik (blus)
4.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perkalian dan pembagian pecahan desimal

Pengetahuan bahan tekstil

KD. 3.7 Memahami bahan tekstil

KD. 4.7. Mengelompokan bahan tekstil

DASAR DESAIN
KD. 3.1 Menerapkan proporsi tubuh

KD 3.2 Membuat gambar


proporsitubuh

PEMBUATAN POLA
PRODUK KREATIF DAN
KD. 3.1 Menerapkan ukuran tubuh
KEWIRAUSAHAAN
KD. 3.2 Menganalisis produk barang atau jasa KD. 4.1 Mengukur tubuh
KD. 4.2 menentukan peluang usaha [rodukbarang
dan jasa

GAMIS
LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 43
Pembuatan busana industri
MATEMATIKA
KD. 3.17 Menganalisis pembuatan gamis
KD. 3.2 Menjelaskan dan melakukan perkalian dan
pembagian pecahan dan desimal
KD. 4.17 Membuat gamis
4.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perkalian dan pembagian pecahan desimal

Pengetahuan bahan tekstil

KD. 3.7 Memahami bahan tekstil

KD. 4.7. Mengelompokan bahan tekstil

Dari produk yang akan dibuat yaitu blus dan gamis, adapun prioritas
yang akan dibuat yaitu blus. Dengan adanya keterkaitan antara mata
pelajaran produktif dan normatif, diantaranya:
1. Dasar Desain
KD. 3.1 Menerapkan proporsi tubuh
KD 3.2 Membuat gambar proporsi tubuh

2. Pembuatan Pola
KD. 3.1 Menerapkan ukuran tubuh
KD. 4.1 Mengukur tubuh
KD. 3.2 Menerapkan prosedur pembuatan pola
KD. 4.2 Membuat pola dasar
KD. 3.6 Menganalisis prosedur pembuatan pola
KD. 4.6 Membuat pola blus sesuai desain
3. Pembuatan Busana Industri
KD. 3.17 Menganalisis pembuatan tunik(blus)
KD. 4.17 Membuat tunik (blus)
4. Pengetahuan Bahan Tekstil

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 44


KD. 3.7 Memahami bahan tekstil
KD. 4.7. Mengelompokan baha
5. Matematika
KD. 3.2 Menjelaskan dan melakukan perkalian dan pembagian
pecahan dan desimal
KD. 4.2 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian
dan pembagian pecahan desimal
6. Produk Kreatif Dan Kewirausahaan
KD. 3.2 Menganalisis produk barang atau jasa
KD. 4.2 menentukan peluang usaha [rodukbarang dan jasa

F. Rencana tindak lanjut


RENCANA TINDAK LANJUT HASIL RESKILLING UPSKILLING

NAMA : RINA HARYANAH, S.Pd

ASAL SEKOLAH : SMKS AL-IKHLAS SUSURU

MINGGU KETE
KEGIATA
N RAN
N/PROGR INDIKATOR
O GAN
AM
1 2 3 4
1. Lapor  Adanya jadwal 
pertemuan hasil
Kepala

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 45


Sekolah dari kegiatan
 Laporan hasil dari
kegiatan yang
diperoleh dari
upskilling dan
reskilling
2. Rencana  Merencanakan  
program upskilling
sosialisasi
dan reskilling
kepada sekolah dan
industri agar
mencapai tujuan
dan sasaran dari
kebijakan program
kepada orang tua
murid dan siswa
3. Pelaksana  Pelaksanaan akan 
dilakukan sesuai
an
target kepada siswa
sosialisasi pda saat diindustri
4. Menyusun  Menyusun laporan 
berdasarkan
draft
kerangka laporan
laporan dan format laporan
kegiatan diindustri
berdasarkan dari
kegiatan sehari –
hari yang diperoleh
dari industri
5. Menyusun  Dari hasil kegiatan 
akan dibuat laporan
laporan
dengan adanya
lembar pengesahan
dan laporan
pelaksanaan
diindustri

Panawangan , 27 Nopember 2021

Mengetahui,

Fasilitator, Peserta

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 46


Dra. Dwijanti,M.Pd Rina haryanah , S.Pd

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Program Reskilling dan Upskiling merupakan program kegiatan
peningkatan komptensi bagi guru SMK, kegiatan pembelajaran di
laksanakan daring dan tatap muka. Didalam kegiatan upskilling
dan reskilling selain ada kegiatan online juga dilaksanakan
kegiatan magang industri. Terkait dengan kejuruan yaitu
khususnya busana, industri yang memproduksi produk busana
muslim yang terdiri dari busana muslim dewasa baik laki – laki
maupun perempuan, dan anak-anak, serta seragam sekolah.
Dengan demikian industri dapat melaksanakan program
merried system dengan sekolah.selama kegiatan magang saya
mendapatkan banyak manfaat, baik itu pengalaman, pengetahuan,
dan semua yang terkait dalam dunia kerja. Sehingga dapat
menambah wawasan dan keterampilan yang saya miliki selama ini
untuk kemudian dapat menularkan kepada peserta didik di
sekolah.
Setelah melaksanakan kegiatan magang di DIDUKA, banyak
sekali pengalaman yang bisa peserta ambil, peserta mempelajari
bagaimana budaya kerja di Industri, bagaimana melayani
pelanggan , menerima dan memberi solusi keluhan pelanggan,
bagaimana menjalankan peran menjadi manajer, supervisor, dan

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 47


bagaimana caranya mem-Brand diri (membuat sesuatu menjadi
lebih berharga /mahal). Peserta juga mempelajari sistem
manajemen terutama manajemen pemasaran, managemen
administrasi dan manajemen produksi dengan meningkatkan
kompetensi yang sudah ada,
Sebagai karyawan peserta melaksanakan praktek membuat
blus, gamis dan jilbab. Semua ilmu dan pengalaman praktik di
industri akan diimplementasikan di sekolah sesuai dengan
keadaan/kondisi di sekolah. Sebagai guru , peserta akan berusaha
semaksimal mungkin untuk membimbing siswa untuk memiliki
karakter dan jiwa berwirausaha. Siswa kita bimbing agar memiliki
hard skill dan soft skill yang baik dalam menghadapi dunia kerja..
Kegiatan program Reskilling dan Upskilling sangat bagus untuk
diterapkan. Sekolah dan Industri dapat menjalin kerjasama untuk
peningkatan penyerapan lulusan SMK pada industri sesuai dengan
kebutuhan industri. Siswa SMK dapat belajar sesuai dengan
kondisi nyata di Industri melalui pengalaman yang di transfer oleh
guru sebagai peserta dalam kegiatan pelatihan ini.
B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan terkait pelaksanaan Program


Reskilling dan Upskilling antara lain sebagaiberikut:
a. Bagi Penyelenggara
1) Program Reskilling dan Upskilling ini dapat dipertahankan
dan program Reskilling dan Upskilling sangat bagus
untuk dterapkan disekolah.
2) Jadwal kegiatan pelaksanaan lebih terstruktur dan tidak
berubah-ubah untuk kelancaran proses pelaksanaan.
3) Industri yang ditempati adalah industri yang benar-benar
siap menerima peserta dan mau berbagi ilmu sehingga
program bisa berjalan dengan maksimal.
b. Bagi DIDUKA

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 48


1) Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan pihak
industri dan Bispar lebih ditingkatkan dengan memberi
peluang kepada guru-guru yang lain untuk mengikuti
program pelatihan dan magang industri.
2) Kerjasama yang telah terjalin dalam pelaksanaan Program
Reskilling dan Upskilling bagi peserta/guru SMK bisa terus
dilakukan, sehingga semakin banyak peserta yang bisa
belajar langsung kepada ahlinya.
c. Bagi Sekolah
1) Melengkapi fasilitas dan menyusun jadwal sistem blok
2) Diharapkan sekolah aktif membina hubungan baik dengan
DIDUKA agar tercipta link and match yang baik.
3) Selalu memberikan motivasi, bimbingan dan kemudahan
pada guru-guru yang menjalankan magang industri.

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 49


LAMPIRAN

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 50


HASIL PRAKTEK DI RAZWA COLLECTION

1. MODEL GAMIS 1

TAMPAK DEPAN

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 51


TAMPAK BELAKANG

2. GAMIS MODEL 3

TAMPAK DEPAN

TAMPAK
BELAKANG

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 52


3. BLUS

TAMPAK DEPAN

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 53


TAMPAK
BELAKANG

4. HIJAB WAFA RAZWA EXLUSIVE

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 54


FOTO FOTO KEGIATAN MAGANG DI INDUSTRI
RAZWA COLLECTION

A. GALERI RAZWA COLLECTION


1. PENGENALAN LINGKUNGAN INDUSTRI

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 55


Tempat Menjahit

Tempat Membordir

Tempat Pembuatan Kain Plisket

2. PROSES SPREADING/MENGGELAR BAHAN

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 56


3. PROSES CUTTING DAN BUNDELING

4. BAGIAN ADMIN

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 57


5. PROSES MENDESAIN

6. PROSES MENGUKUR TUBUH

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 58


7. PROSES MEMBUAT PECAH POLA

8. MENJAHIT PROSES MENJAHIT

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 59


9. FRESSING

10. LABELLING DAN PACKING

LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 60


LAPORAN MAGANG GURU | SMKS AL IKHLAS SUSURU 61

Anda mungkin juga menyukai