KURIKULUM
SMK NEGERI 5 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
2019
i
BUKU II
KURIKULUM
SMK NEGERI 5 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
2019
ii
LEMBAR PENETAPAN
Disahkan di : Surakarta
Tanggal : Juni 2019
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah memperhatikan penetapan dari Kepala Sekolah dan Ketua Komite, maka dengan ini
Kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta, Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
disahkan untuk diberlakukan pada tahun pelajaran 2019/2020.
Disahkan di : Semarang
Tanggal : .........................
iv
KATA PENGANTAR
Pendidikan yang memiliki konstribusi bagi pembangunan masa kini dan mendatang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan memiliki
kompetensi, kemampuan, kecakapan dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan atau problema
kehidupan yang ada pada masanya.
Setiap permasalahan adalah sebuah tantangan kehidupan. Tantangan merupakan suatu kondisi yang
harus dihadapi oleh setiap organisasi yang ingin maju, karena pada tantangan tersebut terdapat peluang
yang akan mendorong organisasi tetap eksis.
Sebagai sebuah lembaga penyedia jasa pendidikan dan pelatihan, SMK Negeri 5 Surakarta merasa
perlu mengadopsi segala keperluan bagi kemajuan dunia pendidikan. Langkah yang diambil SMK Negeri
5 Surakarta adalah secara kreatif dan proaktif mencari peluang untuk meningkatkan diri, baik kualitas
maupun kuantitas sumber daya yang ada. Ke depan tantangan makin besar, implikasinya keunggulan
komparatif kompetitif mutlak diperlukan bagi eksistensinya di masa mendatang, sehingga perbaikan
berkelanjutan senantiasa dipelihara dan diterapkan di lingkungan SMK Negeri 5 Surakarta.
Pendidikan yang dikembangkan oleh SMK Negeri 5 Surakarta harus mampu menyentuh potensi
nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan menjadi sangat penting manakala
seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus
mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk mengatasi permasalahan kehidupannya pada
masa kini dan yang akan datang.
Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006 serta Nomor 24 Tahun 2006 tentang Ketentuan
Pelaksanaannya.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah; panduan ini menjadi dasar
bagi penyusunan Kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014, tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014, tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Kurikulum 2013 SMK Negeri 5 Surakarta yang selanjutnya disebut Kurikulum SMK Negeri 5
Surakarta telah selesai disusun serta dipergunakan sebagai pedoman dan acuan proses pembelajaran bagi
Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 5 Surakarta.
Berdasarkan kajian dan analisa terhadap komponen pendukung yang dilakukan oleh dewan guru
terkait, stake holder (DU/DI), Komite Sekolah dan Kepala Sekolah serta pengesahan dari Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, maka Kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta Kompetensi Keahlian
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor resmi diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2019/2020.
Surakarta,
KEPALA SEKOLAH
v
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Dasar Hukum ............................................................................. 4
B. Visi SMK Negeri 5 Surakarta ................................................. 7
C. Misi SMK Negeri 5 Surakarta .................................................... 7
D. Tujuan SMK Negeri 5 Surakarta ............................................... 7
E. Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Keahlian................... 8
E. Profil Lulusan ............................................................................. 10
G. Deskripsi KKNI dan Skema Sertifikasi ..................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
belajar/kelas yang tergabung dalam 9 Kompetensi Keahlian, yaitu Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan, Bisnis Konstruksi dan Properti, Teknik Instalasi Tenaga Listrik,
Teknik Otomasi Industri, Teknik Elektronika Industri, Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan
Ringan Otomotif, Teknik dan Bisnis Sepeda Motor dan Rekayasa Perangkat Lunak. Jumlah
peserta didik 2.180 orang dengan berbagai latar belakang kemampuan akademik, sosial,
budaya dan ekonomi yang sebagian besar termasuk dalam kelas menengah ke bawah,
sehingga dituntut pelayanan dan pembimbingan yang lebih serius. Untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan terhadap peserta didik dan stakeholder lainnya, saat ini SMK Negeri 5
Surakarta didukung oleh 160 tenaga guru. Hal ini tentu saja juga merupakan tantangan dan
beban tersendiri bagi sekolah untuk mewujudkan pelayanan terbaik.
Pengembangan kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2019/2020
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta;
2. Beban belajar bagi peserta didik pada SMK Negeri 5 Surakarta yang didasarkan pada
hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi dan minat peserta didik;
3. Kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta dikembangkan berdasarkan hasil revisi
kurikulum tahun 2018/2019, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama
tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap Kurikulum 2013.
4. Kalender pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta disusun berdasarkan hasil perhitungan
minggu efektif mengacu pada Kalender Pendidikan yang disusun oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tahun pelajaran 2019/2020.
Kurikulum ini menjadi acuan bagi sivitas akademika SMK Negeri 5 Surakarta dalam
melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan mengedepankan prinsip pengembangan
kurikulum dan karakteristik kurikulum 2013 dengan penyesuaian terhadap pemanfaatan
analisis kondisi riil yang dimiliki dan analisis kondisi lingkungan sekolah.
Memasuki tahun ke-54 sebagai sekolah pelaksana KTSP dan mantan RSBI, serta
termasuk kelompok Sekolah Revitalisasi pada tahun pelajaran 2017/2018, SMK Negeri 5
Surakarta mengedepankan sebagai sekolah adiwiyata dan revitalisasi pelaksanaan pendidikan
karakter yang mengarah pada peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik, guna
mewujudkan peningkatan kompetensi bagi peserta didik, serta sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan. SMK Negeri 5 Surakarta terus melakukan analisis secara riil untuk merancang
dan menyusun kembali kurikulum yang memiliki ciri khusus melalui peningkatan semua
unsur, sehingga mampu mempersiapkan peserta didik untuk dapat memenuhi kebutuhan
lingkungan , dunia usaha, dunia industri, dan memiliki ketrampilan yang memadahi serta
kesadaran sebagai warga Indonesia dalam upaya pelestarian daya dukung lingkungan.
Program-program khusus berkaitan dengan usaha SMK Negeri 5 sebagai sekolah
adiwiyata dilakukan dengan barbagai kegiatan yang mendukung usaha tersebut. Berbagai
kegiatan dilakukan untuk mewujudkan : 1) Kebijakan sekolah yang perduli dan berbudaya
lingkungan ; 2) Kurikulum Pendidikan yang berbasis lingkungan; 3) Kegiatan yang berbasis
partisipasif ; dan 4) Pengelolaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan
dengan meningkatkan pengalaman mengamati fenomena di lingkungan. Secara garis besar,
program-program tersebut dapat dikelompokkan menjadi : 1). Sosialisasi program dan
pembekalan ; 2). Pengelolaan sampah dan limbah ; 3). Penghematan energi dan SDA lainnya ;
4). Penataan taman, dan halaman sekolah ; 5). Berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan
dengan lingkungan ; 6). Pendidikan lingkungan, karakter dan budaya serta kegiatan ilmiah
peserta didik yang terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran.
Program pendidikan karakter diharapkan terciptanya pesertas didik yang berkarakter,
berdedikasi dan mempunyai kompetensi yang memadahi untuk memenuhi tuntutan dunia
kerja dan dunia industri. Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter dilakukan dengan
berbagai kegiatan: Jumat Imtaq dan Literasi; Jumat Sehat; Jumat Bersih. Muara dari kegiatan
tersebut adalah terciptanya karakter siswa yang kuat di berbagai ranah.
B. Dasar Hukum
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional maupun daerah
serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus menggunakan acuan pada
kerangka dasar kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Perubahan
PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan
sebagai dasar penyusunan Kurikulum 2013 meliputi:
cc. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 424/13242
Tanggal 23 Juli 2013 tentang Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Jawa
Tengah;
dd.Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor : 423.5/14995
tanggal 4 Juni 2014, tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa
untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts,
SMA/SMALB/MA/SMK dan MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah;
ee. Surat edaran Gubernur Jawa Tengah No. 420/006752/2015 tentang sekolah dapat
menyelenggarakan kegiatan belajar 5 hari dalam seminggu (Senin – Jumat) bagi
sekolah-sekolah di Jawa Tengah, sesuai pasal 8 Surat Keputusan (SK) Kemendiknas
Nomor 125/U/2002;
ff. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 Tentang
Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa;
gg. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat Pembinaan SMA “Model
Pengembangan Penilaian Proses dan Hasil Belajar”
E. Tujuan Sekolah
1. Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan menerapkan budi
pekerti luhur.
2. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan sikap
profesional.
3. Menyiapkan peserta didik mampu memilih karier, berkompetisi dan
mengembangkan sikap mandiri.
4. Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha / industri bersikap.
5. Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
6. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan rekayasa teknologi.
7. Menyiapkan dan melaksanakan komponen-komponen persyaratan sekolah berstandar
internasional.
8. Merumuskan dan melaksanakan kebutuhan dan harapan pelanggan.
9. Menjadikan tempat praktek bersama dengan SMK lain.
10. Menjadikan tempat pelatihan kerja, memberikan pelatihan keterampilan bagi
masyarakat setempat.
11. Memiliki mitra dengan industri lokal, nasional dan internasional.
12. Menyelenggarakan program pendidikan karakter bangsa.
13. Menyelenggarakan praktek kewirausahaan, teaching facroty/business center dan
bermitra dengan industri.
14. Mewujudkan sarana prasarana minimal sesuai dengan standar.
SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah
mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, sehingga Lulusan SMK diharapkan memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
Tabel 3 : Standar Kompetensi Lulusan untuk jenjang SMK
SKL Dimensi sikap
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional,
dan internasional. dan internasional.
a. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu
yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;
b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang
lazim timbul;
2. Skema Sertifikasi
Skema Sertifikasi Kompetensi Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
a. Skema Sertifikasi Kompetensi Klaster Engine Tune up Konvensional
BAB II
STRUKTUR KURIKULUM
DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Struktur Kurikulum Smk Negeri 5 Surakarta
Struktur Kurikulum 2013 SMK Negeri 5 Surakarta meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, mulai kelas X, XI dan XII.
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
1. Mata pelajaran Muatan Nasional (Kelompok A) wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. Mata pelajaran
Muatan Nasional (Kelompok A) merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan berlaku secara nasional. Mata pelajaran yang
termasuk Muatan Nasional adalah : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan; Bahasa Indonesia; Matematika; Sejarah Indonesia; dan
Bahasa Inggris.
2. Mata pelajaran Muatan Kewilayahan (Kelompok B) merupakan kelompok mata
pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan sesuai dengan kewilayahan. Mata
Pelajaran yang termasuk Muatan Kewilayahan (Kelompok B) adalah: Seni Budaya;
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan. Pada Muatan Kewilayahan ini SMK
Negeri 5 Surakarta menambahkan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa yang
berdiri sendiri.
3. Mata pelajaran Muatan Peminatan Kejuruan (Kelompok C). Mata Pelajaran Muatan
Peminatan Kejuruan ini terdiri atas tiga kelompok, yaitu: (Kelompok C1) Mata
pelajaran Dasar Bidang Keahlian; (Kelompok C2) Mata Pelajaran Dasar Program
Keahlian; (Kelompok C3) Mata Pelajaran Kompetensi Keahlian.
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit. Beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan.
Struktur Kurikulum yang digunakan meliputi dua unsur utama;
1. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah nomor 07/D.D5/KK/2018,
tanggal 07 Juni 2018, tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan;
dan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Menengah nomor
330/D.D5/KEP/KR/2017 tanggal 9 Juni 2017, tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B),
Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian
(C3), sebagai acuan dasar dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta;
2. Kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta sebagai Struktur Kurikulum Baku adalah
Kompetensi Inti yang dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
3 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
Jumlah A dan B 26 26 19 19 17 17
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Fisika 3 3 - - - -
3 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik otomotif 4 4 - - - -
2 Teknologi Dasar Otomotif 4 4 - - - -
Keterangan:
• Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten
lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
• Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki alokasi
waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit
per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 3jp/minggu berarti memiliki
beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan seterusnya.
• Pengembangan Diri memuat Bimbingan Karier.
• Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), Paskibra, PKS, PMR, Debat
Bahasa Indonesia, Karya Ilmiah, Web Design, Bela Diri, Marawis, Band, dan
dibidang olah raga: Basket, Futsal, Bola Voly, Renang.
vokasional terdiri dari kelompok mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1), kelompok mata
pelajaran Dasar Program Keahlian (C2),dan kelompok mata pelajaran Kompetensi Keahlian
(C3) dengan jumlah jam 24 jam pelajaran per minggu di tingkat X, 31 jam per minggu di
tingkat XI, dan 32 jam per minggu di tingkat XII. Sehingga jumlah jam pelajaran perminggu
untuk SMK sebanyak 48 jam ditambah Bimbingan Karier 1 Jam, sedang Pendidikan
Lingkungan Hidup terintegrasi dengan Mata Pelajaran. Jumlah total 49 jam pelajaran per
rombel per minggu. Dengan adanya kekompok mata pelajaran pilihan itu, peserta didik
dapat memilih program keahlian dan paket keahlian yang sesuai dengan minatnya karena
peserta didik itu merupakan subjek pendidikan.
Nama-nama mata pelajaran untuk Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor SMK Negeri 5 Surakarta sebagaimana tercantum pada struktur kurikulum, yaitu:
Kelompok mata pelajaran Muatan Nasional (Kelompok A): Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah Indonesia, dan
Bahasa Inggris; Kelompok mata pelajaran Muatan Kewilayahan (Kelompok B): Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan muatan lokal Bahasa Jawa; Kelompok mata
pelajaran Pilhan C1 : Simulasi dan Komunikasi Digital, Fisika, dan Kimia; C2 : Gambar
Teknik otomotif; Teknologi Dasar Otomotif; Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif; C3 :
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor; Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor; Pemeliharaan
Kelistrikan Sepeda Motor; Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor dan Produk Kreatif dan
Kewirausahaan.
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang
harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi inti sebagaimana dimaksud diatas terdiri atas:
a. kompetensi inti sikap spiritual;
b. kompetensi inti sikap sosial;
c. kompetensi inti pengetahuan; dan
d. kompetensi inti keterampilan.
1. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi pembelajaran
untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi inti.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku
teks pelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Pengelompokkan kompetensi dasar seperti tersebut di atas adalah sebagai berikut.
a. Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Muatan Nasional Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta.
KELAS XI
seni, budaya, dan humaniora dalam solutif dalam ranah abstrak, terkait dengan
konteks pengembangan potensi diri pengembangan dari yang dipelajarinya di
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, sekolah. Menunjukkan keterampilan
dunia kerja, warga masyarakat nasional, mempersepsi, kesiapan, meniru,
regional dan internasional. membiasakan gerak mahir, menjadikan
gerak alami, dalam ranah kongkrit terkait
dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah.
3.18 Mengevaluasi tata cara perawatan 4.18 Menyimulasikan tata cara perawatan
jenazah jenazah
3.19 Menganalisis pelaksanaan khutbah, 4.19 Menyimulasikan tata cara khutbah,
tablig, dan dakwah tablig, dan dakwah
3.20 Menganalisis prinsipprinsip dan 4.20 Menentukan kegiatan usaha sesuai
praktik dengan prinsip-prinsip dan praktik
ekonomi dalam Islam ekonomi dalamIslam
3.21 Menganalisis perkembangan 4.21 Menyajikan perkembangan peradaban
peradaban Islam dan faktorfaktor yang
Islam pada masa kejayaan (Masa mempengaruhinya pada masa
Khulafaur Rasyidin – Bani Umayyah) kejayaan(Khulafaur Rasyidin – Bani
Umayyah)
3.22 Menganalisis perkembangan Islam 4.22.1 Menyajikan perkembangan peradaban
pada Islam pada masa modern (1800-
masa modern (1800- sekarang) sekarang)
4.22.2 Menyajikan prinsip-prinsip
pembaharuan yang sesuaidengan
perkembangan peradaban Islam pada
masa modern
KELAS XII
bersyukur kepada Allah serta berbuat 13-14 dan QS al-Baqarah (2): 83,serta
baik kepada sesama manusia Hadis terkait
1.25 Meyakini terjadinya hari akhir 2.25 Berperilaku jujur, bertanggung jawab,
dan adil sesuai dengan keimanan
kepada hari akhir
1.26 Meyakini adanya qadha dan qadar 2.26 Bersikap optimis, ikhtiar, dan tawakal
Allah swt. sebagai implementasi beriman kepada
qadha dan qadar Allah swt.
1.27 Meyakini bahwa agama mewajibkan 2.27 Berperilaku kerja keras, dan bertanggung
umatnya untuk bekerja keras dan jawab dalam kehidupan sehari-hari
bertanggung jawab dalam kehidupan
sehari-hari
1.28 Meyakini kebenaran ketentuan 2.28 Menunjukkan sikap bersatu dan
pelaksanaan kebersamaan dalam lingkungan
pernikahan berdasarkan syariat Islam masyarakatsebagai implementasi
ketentuan pernikahan dalam Islam
1.29 Meyakini kebenaran ketentuan waris 2.29 Peduli kepada orang lain sebagai
berdasarkan syariat Islam cerminan
pelaksanaan ketentuan waris dalam
Islam
1.30 Meyakini kebenaran ketentuan 2.30 Bersikap moderat dan santun dalam
dakwah berdakwah dan mengembangkan ajaran
berdasarkan syariat Islam dalam Islam
memajukan perkembangan Islam di
Indonesia
1.31 Meyakini kebenaran bahwa dakwah 2.31 Menjunjung tinggi kerukunan dan
dengan cara damai, Islam diterima kedamaian dalam kehidupan sehari-hari
oleh masyarakat di Indonesia
1.32 Meyakini bahwa islam adalah 2.32 Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam
rahmatan lil- rahmatanlil-alamin sebagai pemicu
‘alamin yang dapat memajukan kemajuan peradaban Islam di masa
peradaban dunia mendatang
1.33 Meyakini bahwa kemunduran umat 2.33 Mewaspadai secara bijaksana terhadap
Islam di dunia, sebagai bukti penyimpangan ajaran Islam yang
penyimpangan dari ajaran Islam berkembang di masyarakat
yang benar
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
1.10 Menerima demokrasi dan HAM 2.10 Mengembangkan sikap dan karakter
sebagai anugerah Allah yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi
dan HAM
1.11 Menghayati pentingnya peran remaja 2.11 Memperjelas peran remaja selaku murid
selaku murid Kristus dalam kehidupan Kristus dalam kehidupan sehari-hari
sehari hari
1.12 Mensyukuri pemberian Allah dalam 2.12 Mengembangkan sikap bersyukur dalam
kehidupan budaya dan agama kehidupan budaya dan agama
1.13 Menghayati dan menjalankan peran 2.13 Membiasakan peran murid Kristus
murid Kristus sebagai pembawa damai sebagai pembawa damai
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS X
3.9 Menganalisis faktor-faktor pembentuk 4.9 enyaji hasil analisis tentang faktor-faktor
integrasi nasional dalam bingkai pembentuk integrasi nasional dalam
Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhinneka Tunggal Ika
KELAS XI
KELAS XII
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspe kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KELAS X
3.1 Memahami laporan hasil observasi 4.1 Menyajikan isi teks (intisari) laporan hasil
KELAS XI
KELAS XII
3.37 Mendeskripsikan isi dan sistematika 4.37 Menyajikan simpulan sistematika dan
surat lamaran pekerjaan yang dibaca unsur-unsur isi surat lamaran baik secara
lisan maupun tulis
3.38 Menganalisis unsur kebahasaan surat 4.38 Menyusun surat lamaran pekerjaan
lamaran pekerjaan dengan
memerhatikan isi, sistematika dan
kebahasaan
3.39 Menganalisis informasi, yang 4.39 Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi
mencakup orientasi, rangkaian cerita sejarah dalam sebuah teks
kejadian yang saling berkaitan, eksplanasi
komplikasi dan resolusi, dalam cerita
sejarah lisan atau tulis
3.40 Menganalisis kebahasaan cerita atau 4.40 Menulis cerita sejarah pribadi dengan
novel sejarah memerhatikan kebahasaan
3.41 Mendeskripsikan informasi 4.41 Menyeleksi ragam informasi sebagai
(pendapat, alternatif solusi bahan teks editorial berkaitan dengan
dansimpulan terhadap suatu isu) dalam bidangpekerjaan baik secara lisan
teks editorial berkaitan dengan bidang maupun tulis
pekerjaan
3.42 Menganalisis struktur dan kebahasaan 4.42 Merancang teks editorial berkaitan
teks editorial berkaitan dengan bidang bidang pekerjaan dengan memerhatikan
pekerjaan struktur dan kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
3.43 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan 4.43 Menyusun laporan hasil diskusi buku
cerita pendek atau kumpulan puisi) tentang satu topik baik secara lisan
dan satu buku pengayaan (nonfiksi) maupun tulis
yang dibaca
3.44 Menganalisis isi teks iklan sesuai 4.44 Mengonstruksi makna dan tujuan isi teks
bidang pekerjaan iklan sesuai bidang pekerjaan
3.45 Menganalisis struktur dan ciri 4.45 Menyusun teks iklan sesuai bidang
kebahasaan teks iklan sesuai bidang pekerjaan dengan memerhatikan struktur
pekerjaan dan kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
3.46 Mengevaluasi informasi, baikfakta 4.46 Menyusun opini dalam bentuk artikel
maupun opini, dalam sebuah artikel berkaitan dengan bidang pekerjaan
berkaitan dengan bidang pekerjaan
yang dibaca
3.47 Menganalisis kebahasaan artikel 4.47 Mengonstruksi sebuah artikel berkaitan
dan/atau buku ilmiah berkaitan dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan
bidang pekerjaan fakta dan kebahasaan
3.48 Mendeskripsikan isi dan sistematika 4.48 Menyajikan simpulan sistematika dan
surat dinas berkaitan dengan bidang unsur-unsur isi surat dinas berkaitan
pekerjaan dengan bidang pekerjaan baik secara
lisan maupun tulis
3.49 Menganalisis unsur kebahasaan surat 4.49 Menyusun surat dinas yang berkaitan
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspe kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KELAS X
KELAS XI
3.12 Menerapkan aturan sinus dan kosinus 4.12 Menyelesaikan permasalah kontekstual
dengan aturan sinus dan kosinus
3.13 Menentukan luas segitiga pada 4.13 Menyelesaikan masalah kontekstual
trigonometri yang berkaitan dengan luas segitiga pada
trigonometri
3.14 Menganalisis nilai sudut dengan 4.14 Menyelesaikan nilai nilai sudut dengan
rumus jumlah dan selisih dua sudut rumus jumlah dan selisih dua sudut
3.15 Menerapkan operasi matriks dalam 4.15 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
menyelesaiakan masalah yang dengan matriks
berkaitan dengan matriks
3.16 Menetukan nilai determinan, invers 4.16 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dan tranpos pada ordo 2x 2 dan nilai dengan determinan, invers dan tranpose
determinan dan tranpos pada ordo 3 x pada ordo 2 x 2 serta nilai determinan dan
3 tranpos pada ordo 3 x 3
3.17 Menentukan nilai besaran vektor pada 4.17 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dimensi dua dengan nilai besaran vektor pada dimensi
dua
3.18 Menentukan nilai besaran vektor pada 4.18 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dimensi tiga dengan nilai besaran vektor pada dimensi
tiga
3.19 Menentukan nilai variabel pada 4.19 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
persamaan dan fungsi kuadrat dengan persamaan dan fungsi kuadrat
KELAS XII
kesimpulan)
3.23 Menganalisis titik, garis dan bidang 4.23 Menyajikan penyelesaian masalah yang
pada geometri dimensi tiga berkaitan dengan jarak antara titik ke titik,
titik ke garis dan garis ke bidang pada
geometri dimensi tiga
3.24 Menetukan masalah kontekstual yang 4.24 Menyelesaikan masalah kontekstual
berkaitan dengan transformasi kontekstual yangberkaitan dengan
geometri transformasi geometri
3.25 Menganalisis kaidahpencacahan, 4.25 Menyajikan penyelesaian masalah
permutasi dan kombinasi pada kontekstual berkaitan dengan kaidah
masalah kontekstual pencacahan, permutasi dan kombinasi
3.26 Menentukan peluang kejadian 4.26 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peluang kejadian
3.27 Mengevaluasi kajian statistika dalam 4.27 Menyelesaikan masalah kontekstual
masalah kontekstual yang berkaitan dengan kajian statistika
3.28 Menganalisis ukuran pemusatan data 4.28 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tunggal dan data kelompok dengan ukuran pemusatan data tunggal
dan data kelompok
3.29 Menganalisis ukuran penyebaran data 4.29 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
tunggal dan data kelompok dengan ukuran penyebaran data tunggal
dan data kelompok
3.30 Menentukan nilai limit fungsi aljabar 4.30 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan limit fungsi aljabar
3.31 Menentukan turunan fungsi aljabar 4.31 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
menggunakan definisi limit fungsi dengan turunan fungsi aljabar
atau sifat – sifat turunan fungsi serta
penerapannya
3.32 Menganalisis keberkaitan turunan 4.32 Menyelesaikan masalah kontekstual
pertama fungsi dengan nilai yang berkaitan dengan turunan pertama
maksimum, nilai minimum, dan selang fungsi aljabar
kemonotonan fungsi, serta kemiringan
garis singgung kurva
3.33 Menentukan nilai integral tak tentu 4.33 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dan tertentu fungsi aljabar dengan integral tak tentu dan tertentu
fungsi aljabar
3.34 Menentukan luas permukaan dan 4.34 Menyelesaikan masalah luas permukaan
volume benda putar dengan dan volume benda putar dengan
menggunakan integral tertentu menggunakan integral tertentu
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspe kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
KELAS X
3.3 Menganalisis berbagai teori tentang 4.3 Mengolah informasi tentang berbagai
proses masuknya agama dan teori masuknya agama dan kebudayaan
kebudayaan Hindu dan Buddha serta Hindu dan Buddha serta pengaruhnya
pengaruhnya terhadap kehidupan terhadap kehidupan masyarakat
masyarakat Indonesia (pemerintahan, Indonesia (pemerintahan, budaya)
budaya)
3.4 Menganalisis berbagai teori tentang 4.4 Menyajikan hasil analisis berbagai teori
proses masuknya agama dan tentang proses masuknya agama
kebudayaan Islam serta pengaruhnya dankebudayaan Islam serta pengaruhnya
terhadap kehidupan masyarakat terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, Indonesia (ekonomi, pemerintahan,
budaya) budaya)
3.5 3Menganalisis proses masuk dan 4.5 Mengolah informasi tentang proses masuk
perkem bangan penjajahan bangsa dan perkembangan penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) ke Indonesia Inggris) ke Indonesia
3.6 Menganalisis dampak politik,budaya, 4.6 Menalar dampak politik, budaya, sosial,
sosial, ekonomi, dan pendidikan pada ekonomi, dan pendidikan pada masa
masa penjajahan bangsa Eropa, penjajahan bangsa Eropa lahirnya
lahirnya pergerakan nasional dan pergerakan nasional dan peristiwa
peristiwa sumpah pemuda sumpah pemuda
3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi 4.7 Menalar peristiwa proklamasi
kemerde kaan dan pembentukan kemerdekaan dan pembentukan
pemerintahan pertama Republik pemerintahan pertama Republik
Indonesia, serta maknanya bagi Indonesia, serta maknanya bagi
kehidupan sosial, budaya, ekonomi, kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
politik, dan pendidikan bangsa politik, dan pendidikan bangsa Indonesia
Indonesia
3.8 Menganalisis strategi dan bentuk 4.8 Mengolah informasi tentang strategi dan
perjuangan bangsa Indonesia dalam bentuk perjuangan bangsa Indonesia
upayaMempertahankan kemerdekaan dalam upaya mempertahankan
dari ancaman Sekutu dan Belanda kemerdekaandari ancaman Sekutu dan
Belanda
3.9 Mengevaluasi upaya bangsaindonesia 4.9 Menyajikan hasil kesimpulan tentang
dalam menghadapi ancaman upaya bangsa Indonesia dalam
disintegrasi bangsa antara lain PKI menghadapi ancaman disintegrasi bangsa
Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII,
Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30- APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,
S/PKI Permesta, G-30-S/PKI
3.10 Mengevaluasi perkembangan 4.10 Menyajikan hasil telaah tentang
kehidupan politik dan ekonomi perkembangan kehidupan politik dan
Bangsa Indonesia pada masa awal ekonomi Bangsa Indonesia pada masa
kemerdekaan sampai dengan masa awal kemerdekaan sampai masa
Demokrasi Terpimpin Demokrasi Terpimpin
3.11 Mengevaluasi perkembangan 4.11 Mengolah informasi tentang
kehidupan politik dan ekonomi pekembangan kehidupan politik dan
Bangsa Indonesia pada masa Orde ekonomi Bangsa Indonesia pada masa
Baru sampaidengan awal Reformasi, Orde Baru sampai dengan awal
serta peranan mahasiswa dan pemuda Reformasi, serta peranan mahasiswa dan
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspe kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KELAS X
teks dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi tentang petunjuk arah
dan meminta informasi tentang (direction)dengan memperhatikan fungsi
petunjuk arah (direction) sesuai social, struktur teks dan unsur kebahasaan
dengan konteks penggunaannya di yang benar dansesuai konteks di dunia
dunia kerja. kerja.
KELAS XI
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi terkait saran dan
dan memintainformasi terkait saran tawaran, dengan memperhatikan fungsi
dan tawaran, sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
penggunaannya. (Perhatikan unsur yang benar dan sesuai konteks
kebahasaan should, can)
3.14 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.14 Menyusun teks interaksitransaksional,
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
yang melibatkan tindakan memberi meminta informasi terkait pendapat dan
dan memintainformasi terkait pikiran, dengan memperhatikan fungsi
pendapat dan pikiran, sesuai sosial, struktur teks, dan unsurkebahasaan
dengankonteks penggunaannya. yang benar dan sesuai konteks
(Perhatikan unsur kebahasaan I think, I
suppose, in my opinion)
3.15 Menerapkan fungsi social,struktur 4.15 Menuliskan kembali teks pesan
teks dan unsur kebahasaan teks sederhana lewat telephone terkait tempat
interaksi transaksional yang kerja dengan memperhatikan fungsi sosial,
melibatkan tindakan memberidan struktur teks dan unsur kebahasaan secara
meminta informasi terkait pesan benar dan sesuai konteks dunia kerja
sederhana lewat telephone (taking
simple phone message) sesuai dengan
konteks penggunaannya di dunia kerja
3.16 Menganalisis fungsi 6sosial, struktur 4.16 Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan 6unsur kebahasaan beberapa undangan resmi lisan dan tulis, terkait
teks khusus dalam bentuk undangan kegiatan sekolah/tempat kerja, dengan
resmi dengan memberi dan meminta memperhatikan fungsi 6nsure, struktur
informasi terkait kegiatan sekolah/ teks, dan 6unsur kebahasaan, secara benar
tempat kerja sesuai dengan konteks dan sesuai konteks
penggunaannya
3.17 Membedakan fungsi sosial, struktur 4.17 Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan unsur kebahasaan beberapa surat pribadi terkait kegiatan diri sendiri
teks khusus dalam bentuk surat pribadi dan orang sekitarnya, lisan dan tulis,
dengan memberi dan menerima dengan memperhati kan fungsi sosial,
informasi terkait kegiatan diri sendiri struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara
dan orang sekitarnya, sesuai dengan benar dan sesuai konteks
konteks penggunaannya
3.18 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.18 Menyusun teks prosedur, lisan dan tulis,
teks, dan unsur kebahasaan beberapa dalam bentuk manual terkait penggunaan
teks prosedur lisan dan tulis dengan teknologi dan kiat-kiat (tips), dengan
memberi dan meminta informasi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
terkait manual penggunaan teknologi dan unsur kebahasaan, secara benar dan
dan kiat-kiat (tips), pendekdan sesuai konteks
sederhana, sesuai dengan bidang
keahlian dan konteks penggunaannya
3.19 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.19 Menyusun teks interaksi transaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis yang melibatkan tindakan
interaksi transaksional lisan dan memberi dan memintainformasi
KELAS XII
3.22 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.22 Menyusun teks eksposisi analitis tulis,
teks, dan unsur kebahasaan beberapa terkait isu aktual, dengan memperhatikan
teks eksposisi analitis lisan dan tulis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
dengan memberi dan meminta kebahasaan, secara benar dan sesuai
informasi terkait isu aktual, sesuai konteks
dengan konteks penggunaannya
3.23 Menganalisis fungsi social, struktur 4.23 Menyusun teks biografi tokoh lisan dan
teks dan unsur kebahasaan pada teks tulis, pendek dan sederhana, dengan
biografi tokoh sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
penggunaannya. dan unsur kebahasaan yang benar
dansesuai konteks
3.24 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.24 Menyusun teks interaksitransaksional
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis yang melibatkan tindakan
interaksitransaksional lisan dan memberi dan memintainformasi terkait
tulisyang melibatkan tindakan hubungan sebab akibat, dengan
memberi dan memintainformasi memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
terkait hubungan sebab akibat, sesuai dan unsur kebahasaan yang benar dan
dengan konteks penggunaannya. sesuai konteks
(Perhatikan unsur kebahasaan because
of ..., due to ..., thanks to ...)
3.25 Menganalisis fungsi social, struktur 4.25 Menyusun teks interaksi transaksional
teks dan unsur kebahasaan teks tulis yang melibatkan tindakan memberi
interaksi transaksional yangmelibatkan dan meminta informasi terkait penulisan
tindakan memberi dan meminta laporan sederhana dengan memperhatikan
informasi terkait penulisan laporan fungsi social, struktur teks dan unsur
sederhana. kebahasaan yang benar dan sesuai dengan
konteks penggunaannya di dunia kerja.
3.26 Menganalisis fungsi social, struktur 4.26 Menyusun teks interaksitransaksional
teks dan unsur kebahasaan teks lisan yang melibatkan tindakan
interaksi transaksional yangmelibatkan memberidan meminta informasi terkait
tindakan memberi dan meminta penyajian laporan dengan memperhatikan
informasi terkait penyajian laporan fungsi social, struktur teks dan unsur
secara lisan (reportpresentation) kebahasaan yang benar dan sesuai dengan
konteks penggunaannya di dunia kerja.
3.27 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.27 Menyusun teks interaksi interpersonal
teks, dan unsur kebahasaan teks lisan dan tulis sederhana yang melibatkan
interaksi inter personal lisan dan tulis tindakan menawarkan jasa, dan
yang melibatkan tindakan menanggapinya dengan memperhatikan
menawarkan jasa, serta menanggapi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
nya, sesuai dengan konteks kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
penggunaannya. (Perhatikan unsur
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspe kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KELAS X
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspe kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
KELAS X
KELAS XI
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
dan menggunakan alat, informasi, dan
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
konseptual, prosedural, dan memecahkan masalah sesuai dengan
metakognitif sesuai dengan bidang dan bidang kajian Pendidikan Jasmani, Olah
lingkup kajian Pendidikan Jasmani Raga, dan Kesehatan
Olah Raga dan Kesehatan pada tingkat Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, sesuai dengan standar kompetensi kerja.
teknologi, seni, budaya, dan humaniora Menunjukkan keterampilan menalar,
dalam konteks pengembangan potensi mengolah, dan menyaji secara efektif,
diri sebagai bagian dari keluarga, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
sekolah, dunia kerja, wargamasyarakat kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
nasional, regional, dan internasional. ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.6 Memahami cara kerja engine 2 dan 4 4.6 Menjelaskan cara kerja engine 2 dan 4
langkah langkah
4.7 Melaksanakan proses dasar
3.7 Memahami proses dasar pembentukan
pembentukan logam
logam
4.8 Menggunakan OMM (operation
3.8 Menerapkan cara penggunaan OMM
maintenance manual), service
(operation maintenance manual),
manual dan part book sesuai
service manual dan part book sesuai
peruntukannya peruntukannya
3.16 Menganalisis gangguan pada sistem 4.16 Memperbaiki sistem bahan bakar
bahan bakar injeksi injeksi
3.17 Menganalisis gangguan pada sistem 4.17 Memperbaiki sistem karburator
karburator
3.18 Mengevaluasi kerja sistem 4.18 Memperbaiki kinerja pada
transmisi manual sistem transmisi manual
3.19 Menganalisis gangguan pada sistem 4.19 Memperbaiki sistem transmisi
transmisi otomatis otomatis
3.20 Mengevaluasi kinerja sistem kopling 4.20 Memperbaiki kinerja sistem kopling
manual manual
3.21 Mengevaluasi kinerja sistem kopling 4.21 Memperbaiki kinerja sistem kopling
otomatis otomatis
3.12 Menganalisis gangguan pada sistem rem 4.12 Memperbaiki sistem rem ABS
ABS
dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama ke
pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit.
Selain itu, bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna bagi peserta didik yaitu
bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan kajian/pelajaran diharapkan dapat memberikan keluwesan bagi guru dalam
memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan nara sumber. Dalam
kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat mengembangkan sumber belajar
yang sesuai dengan memanfaatkan potensi di lingkungan satuan pendidikan, misalnya
dengan memanfaatkan tanah/kebun satuan pendidikan, meminta bantuan dari instansi
terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain
itu, guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta
didik aktif dalam proses belajar mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
a. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu
kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta
didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara
terus-menerus diajarkan mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian
muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu
semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.
b. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu memperhatikan
jumlah hari/minggu dan minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada
setiap semester.
Langkah Pelaksanaan Muatan Lokal
Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan pendidikan muatan lokal di satuan pendidikan:
a. Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat prasatuan
pendidikan hingga satuan pendidikan menengah.
b. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan kajian
yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.
c. Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran
khusus muatan lokal.
d. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau 1 tahun atau bahkan selama 3
tahun.
e. Proses pembelajaran muatan local mencakup empat aspek ( kognitif, afektif,
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
1) Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi
siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan
berkarakter.
2) Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat,
program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan
bijak.
4) Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau
kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna
dalam kehidupan disekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji,sesuai dengan potensi dan
peminatan dirinya.
5) Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui
prosedur perseorangan.
6) Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/ jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui
dinamika kelompok.
7) Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
8) Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara dan atau perlakuanyang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai
dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
9) Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan
pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
10) Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji.
b. Kegiatan Pendukung Layanan meliputi:
1) Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa dan
lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
2) Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3) Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmenbagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua
dan atau anggota keluarganya.
5) Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatan belajar, dan karir/ jabatan.
6) Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud.
c. Format Layanan meliputi:
1) Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta
didik secara perorangan.
2) Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3) Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka
dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembe-lajaran satuan
pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.
4) Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan pendidikan
dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan memperhatikan
keseimbangan dan kesi-nambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan
dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler, adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik
di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah:
a. Ekstrakurikuler Wajib yaitu Pramuka : merupakan program ekstrakurikuler yang
wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan
kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut.
e. Peskibra
3. Seni, Budaya, dan a. Musik Band. Menigkatkan sensitifitas, kemampuan
Bahasa b. Paduan Suara Mengekspresikan dan mengapresiasi
c. Seni Teater keindahan harmoni baik dalam
d. Kewirausahaan kehidupan Individual maupun kehidupan
bermasyarakat
Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” untuk Pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan berpengaruh
terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal
perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Pembina
5) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat
bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai Baik.
b. Teknik Penilaian
1) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik.
2) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi penguasaan
keterampilan (unjuk kerja).
c. Media Penilaian
1) Jurnal/buku harian.
2) Portofolio.
d. Proses penilaian
1) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap proses
pembelajaran.
2) Proses penilaian pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib
menitikberatkan pada ranah sikap. Keterampilan kepramukaan merupakan
pendukung terhadap penilaian pendidikan kepramukaan itu sendiri.
3) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
4) Proses penilaian keterampilan kepramukaan disesuaikan dengan kompetensi
dasar dari masing-masing tema dan mata pelajaran sebagai penguatan yang
bermuatan nilai sikap dan keterampilan dalam kurikulum 2013.
5) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran,
pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.
Rekapitulasi nilai dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran selaku
Pembina Pramuka.
Satu jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit, dan minggu efektif dalam satu tahun
(dua semester) adalah 38 minggu.
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu
Kelas X, XI dan XII adalah 48 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.
2. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu.Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per
minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Jumlah jam tatap muka yang tercantum dalam struktur
kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta adalah sebagai berikut:
Jumlah Jam Pembelajaran
NO Kelas
Per Minggu
1 X 49 Jp
2 XI 51 Jp
3 XII 51 Jp
Jumlah jam pembelajaran di SMK Negeri 5 Surakarta sudah sesuai dengan yang
dialokasikan pada Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Menengah No.
130/D/KEP/KP/2017, tanggal 10 Februari 2017.
Pemanfaatan 2 jam tambahan dialokasikan untuk mata pelajaran muatan Lokal Bahasa
Jawa dan Bimbingan Konseling (1 jam tatap muka).
Penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan
terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan untuk kegiatan mandiri tidak terstruktur
waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu,
untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran.
Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam kegiatan
praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.
3 XII 45 51 41 2050
didik kembali dari kegiatan PKL di Institusi pasangan/industri) dengan jumlah jam setara
dengan jumlah jam satu semester.
Memperhatikan Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, waktu pelaksanaan pembelajaran
di Institusi Pasangan/Industri SMK Negeri 5 Surakarta pelaksanaanya pada kelas XI dan kelas
XII, sehingga agar program PKL terlaksanaan maka dapat dilakukan alternatif pengaturan
sebagai berikut:
Program PKL dilaksanakan pada semester 4 kelas XI mulai bulan Februari sampai
dengan bulan April, sekolah menata ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4, agar
pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada semester 4
sekolah menata ulang materi yang ada pada semester tersebut.
Durasi praktik kerja industri di SMK Negeri 5 Surakarta dilaksanakan selama 3 (tiga)
bulan pada semester 4 bulan Februari s/d April, Pola pendidikan sistem ganda diterapkan
dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan
kemampuan yang diminta oleh dunia usaha/industri.
Ciri / operasionalisasi pembelajaran di dunia kerja/industri adalah sebagai berikut :
Peserta diklat yang mengikuti pelatihan di industri adalah mereka yang memenuhi
persyaratan minimal yang telah ditetapkan , baik pada saat penerimaan maupun pada saat
pemilihan program diklat.
Industri dapat melakukan pemilihan peserta dan meberikan pembekalan kemampuan
tambahan, agar benar-benar siap dan memenuhi standar minimal sesuai dengan persyaratn
kerja yang ada.
Kegiatan pelatihan di industri dilaksanakan sesuai dengan program bersama yang telah
disepakati.
Kegiatan peserta di industri merupakan kegiatan bekerja langsung pada pekerjaan yang
sesungguhnya, untuk menguasai kompetensi yang benar dan terstandar, sekaligus
menginternalisasi sikap dan etos kerja yang positif sesuai dengan persyaratan tenaga kerja
propesional pada bidangnya.
Lamanya peserta didik berada di industri, ditentukan atas dasar jumlah waktu latihan
yang dipersyaratkan untuk menguasai kompetensi yang akan dipelajarinya.
Pelaksanaan pembelajaran di industri dilengkapi dengan perangkat antara lain : jurnal
kegiatan peserta, termasuk daftar kemajuan hasil belajar peserta; perangkat monitoring;
kontrak kerja/perjanjian peserta (jika diperlukan); asuransi kecelakaan kerja bagi peserta; lain-
lain yang dianggap perlu.
Kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan setelah penyiapan komponen-
komponen/sarana pemelajaran dipastikan kesiapannya, untuk mengantisipasi terjadinya
hambatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Hasil pelaksanaan pembelajaran, baik di SMK maupun di industri, adalah dicapainya
penguasaan sejumlah kompetensi yng telah direncanakan dalam program pembelajaran oleh
peserta didik. Semua perolehan dan hal-hal penting yang terkait, terekam dalam data base
pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dimulai bulan
Februari sampai dengan bulan April. Peserta didik yang melaksanakan prakti kerja industri
adalah peserta didik kelas XII. Mereka dilengkapi dengan Buku Jurnal Prakerin yang harus
diisi oleh peserta didik dan diketahui serta ditandatangani oleh pembimbing dan pimpinan
perusahaan. Dalam Buku Jurnal Praktek Kerja Lapangan dilengkapi dengan daftar mata
pelajaran dan kompetensi-kompetensi yang ada pada paket keahlian Teknik Kendaraan
Ringan sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran dan pelatihan. Penilaian dilakukan
oleh pembimbing setiap akhir pembelajaran satu kompetensi. Penilaian akhir prakerin harus
diketahui pimpinan perusahaan/industri. Setelah menyelsaikan prakerin yang diakhiri dengan
penilaian akhir prakerin serta dinyatakan Lulus, peserta didik mendapatkan Sertifikat Prakerin
yang ditandatangani oleh pembimbing, pemimpin perusahaan, dan kepala sekolah.
Dunia Usaha / Dunia Industri sebagai institusi pasangan dalam melaksanakan kerjasama
dalam hal pendidikan sistem ganda diusahakan diikat dalam bentuk naskah kesepakatan atau
MoU ( Memorandum of Understanding ).
F. Ketuntasan Belajar
Kriteria ketuntasan minimal SMK Negeri 5 Surakarta dilakukan dengan memperhatikan
hasil kegiatan MGMP tingkat Sekolah tiap mata pelajaran, yaitu sebagai berikut :
KKM
MATA PELAJARAN KELAS XI KELAS XI KELAS XII
P K S P K S P K S
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 76 76 B 76 76 B 76 76 B
Pendidikan Pancasila dan
2 76 76 B 76 76 B 76 76 B
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 76 76 B 76 76 B 76 76 B
4 Matematika 76 76 B 76 76 B 76 76 B
5 Sejarah Indonesia 76 76 B - - - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa asing
6 76 76 B 76 76 B 76 76 B
lainnya
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 76 76 B - - - - - -
Pendidikan Jasmani, Olah Raga &
2 76 76 B 76 76 B - - -
Kesehatan
3 Bahasa Jawa 76 76 B 76 76 B 76 76 B
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 76 76 B - - - - - -
2 Fisika 76 76 B - - - - - -
3 Kimia 76 76 B - - - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik otomotif 76 76 B - - - - - -
2 Teknik Dasar Otomotif 76 76 B - - - - - -
3 Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 76 76 B - - - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1 Pemeliharaan Mesin sepeda Motor - - - 76 76 B 76 76 B
2 Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor - - - 76 76 B 76 76 B
Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda
3 - - - 76 76 B 76 76 B
Motor
4 Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor - - - - - - 76 76 B
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - - 76 76 B 76 76 B
Pengembangan Diri
1 Bimbingan Karier - - - - - - B B B
2 Kepramukaan B B B B B B - - -
KKM
MATA PELAJARAN KELAS XI KELAS XI KELAS XII
P K S P K S P K S
Penyusunan Kriteria Ketuntasan Belajar atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap
mata pelajaran dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan
penyusunan KKM dilakukan guru-guru dalam kegiatan workshop yang diadakan oleh
sekolah. Penyusunan KKM dditentukan oleh guru mata pelajaran yang tergabung dalam
MGMP Tingkat Sekolah.
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran dilakukan oleh guru mata
pelajaran dengan menggunakan dasar penentuan: Intak, Daya Dukung, dan Kompleksitas.
Intak berkaitan dengan input siswa, Daya Dukung berkaitan dengan semua sarana prasarana
pendukung yang dipunyai sekolah. Termasuk dalam daya dukung adalah pendidikan terakhir
tenaga pengajar/guru. Kompleksitas berkaitan dengan tingkat kesulitan masing-masing KD
dalam mata pelajaran.
Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran didapat dari akumulasi Kriteria Ketuntasan
Mininal Kompetensi Dasar masing-masing mata pelajaran.
G. Mekanisme Penilaian
Penilaian sikap Spiritual dilakukan secara terus menerus selama satu semester.
Penilaian Sikap Spiritual dalam kelas dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran. Sikap
siswa di luar jam pelajaran diamati/dicatat oleh Wali Kelas dan Guru BK. Guru Mata
Pelajaran , Guru BK dan Wali Kelas mencatat peri laku siswa yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal. Hasil pencatatan penilaian sikap oleh guru mata pelajaran,
untuk sikap spiritual diserahkan kepada guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti.
Penilaian sikap Spiritual dilakukan secara terus menerus selama satu semester.
Penilaian Sikap Spiritual dalam kelas dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran. Sikap
siswa di luar jam pelajaran diamati/dicatat oleh Wali Kelas dan Guru BK. Guru Mata
Pelajaran , Guru BK dan Wali Kelas mencatat peri laku siswa yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal. Hasil pencatatan sikap sosial diserahkan kepada guru PKn.
3. Penilaian Pengetahuan.
Penilaian Pengetahuan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan
melalui penilaian harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester dilakukan melalui tes tertulis untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran meliputi seluruh KD pada
periode tersebut, sedangkan Ujian Akhir semester dilakukan melalui tes tertulis untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran di akhir semester, cakupannya
meliputi KD pada satu semester.
4. Penilaian Keterampilan.
Wali Kelas, Guru Mata Pelajaran dan Guru BK membuat rumusan diskripsi singkat
sikap spiritual dan sosial sesuai dengan catatan jurnal untuk setiap siswa yang
ditulis dengan kalimat positip.
2. Penilaian Pengetahuan.
3. Penilaian Keterampilan.
mengikuti perbaikan atau pembelajaran remedial, sedangkam bagi peserta didik yang
mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan dapat mengikuti
kegiatan atau pembelajaran pengayaan
Seorang peserta didik diketahui membutuhkan pembelajaran remedial atau tidak
dari hasil ulangan harian yang dilaksanakan sejak awal tahun pelajaran. Apabila nilai
ulangan harian peserta didik lebih kecil dari kriteria ketuntasan belajar maka peserta
didik tersebut perlu mengikuti program remedial. Oleh karena itu, ulangan harian
perlu dilakukan setelah selesai satu atau dua kompetensi dasar (KD), sehingga seorang
guru dengan cepat mengetahui peserta didiknya yang perlu mendapat bimbingan lebih
intensif.
Pembelajaran remedial dilakukan di dalam atau di luar kelas dengan berbagai
cara, diantaranya adalah sebagai berikut:
5.1. Menyelenggarakan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda dari yang awal dan bervariasi
5.2. Peserta didik belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus
5.3. Guru memberikan tugas/latihan bagi peserta didik secara individual atau
kelompok kecil
5.4. Peserta didik belajar dalam kelompok kecil dengan bimbingan alumni atau
tutor sebaya.
Semua cara di atas harus diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui apakah
peserta didik bersangkutan sudah mengalami kemajuan belajar.
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat
dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang
berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi
secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan,
latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi
yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai
npeserta didik pada mata pelajaran bersangkutan Pembelajaran/kegiatan pengayaan
dapat dilaksanakan dalam bentuk seperti berikut
I. Kriteria Kelulusan.
Kelulusan peserta didik dari SMK Negeri 5 Surakarta ditentukan oleh sekolah
berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran ;
Peserta Didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran dari kelas X sampai
dengan kelas XII;
2. Memperoleh nilai sikap / perilaku minimal baik;
Peserta Didik memperoleh nilai Ujian Sekolah Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama dan Budipekerti minimal 76,0 ( tujuh
puluh enam koma nol );
3. Lulus ujian Sekolah.
3.1. Kelulusan Peserta Didik dari Ujian Sekolah/Madrasah untuk semua mata
pelajaran ditentukan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan berdasarkan
perolehaan Nilai Ujian Sekolah / Madrasah;
3.2. Nilai Ujian Sekolah sebagaimana dimaksud pada nomor 3 diperoleh dari :
3.3. Memiliki rata-rata Nilai Ujian Sekolah / Madrasah sebagaimana dimaksud
dalam nomor 3 dari seluruh mata pelajaran mencapai nilai paling rendah 76,0 (
tujuh puluh lima koma nol ) dan Nilai Ujian Sekolah/Madrasah setiap mata
pelajaran paling rendah 76,0. ( tujuh puluh enam koma nol ).
3.4. Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah :
3.4.1. Gabungan antara nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan nilai Ujian
Teori Kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik
Keahlian Kejuruan dan 30% untuk nilai Ujian Teori Keahlian
Kejuruan ;
BAB III
KALENDER PENDIDIKAN
A. Kalender Pendidikan
1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
6. Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah melaporkan
kepada dinas pendidikan
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel 5.
Tabel 5. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
Disesuaikan dengan
Hari libur Maksimum
6. Peraturan Pemerintah
umum/nasional 2 minggu
Untuk satuan
Maksimum pendidikan sesuai
7. Hari libur khusus
1 minggu dengan ciri kekhususan
masing-masing
Digunakan untuk
kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh sekolah
Kegiatan khusus Maksimum
8. madrasah tanpa
sekolah/madrasah 3 minggu
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu
pembelajaran efektif
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun dan
disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan
waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Kalender pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta untuk Tahun
Pelajaran 2019/2020 disusun sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar di lingkungan SMK
Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan memperhatikan dan mengikuti kalender
pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah dan Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
Kalender pendidikan ini dapat mengalami perubahan sesuai dengan instruksi dan keputusan
pemerintah, serta kondisional sekolah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
b. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
c. Penetapan kalender pendidikan sekolah harus tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam SMM ISO 9001 : 2008 SMK Negeri 5 Surakarta (Instruksi Kerja
Perencanaan Kegiatan Pemelajaran tertuang pada nomor : IK/751/WKS1/1 tanggal 02
Mei 2009 dan Iinstruksi Kerja terkait lainnya).
d. Jika terjadi perubahan yang bersifat crusial/fundamental maka harus diterbitkan
keputusan kepala sekolah sesuai peruntukkannya, dengan tetap berpedoman pada
ketetentuan perundangan/aturan yang berlaku.
Kalender Pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta merupakan parameter seluruh kegiatan
yang dilaksanakan oleh SMK Negeri 5 Surakarta mulai saat diterbitkannya keputusan kepala
sekolah dan berakhir saat diterbitkannya surat keputusan tentang kalender pendidikan yang
baru
BAB IV
PROSES PENGEMBANGAN KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMK N 5 Surakarta dilakukan
melalui 5 tahan kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Analisis Regulasi dan Kebutuhan
Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;
a. Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi
pengarahan teknis untuk melakukan proses pengembangan KTSP, antara lain tentang;
1. Evaluasi Kurikulum tahun sebelumnya, yang meliputi analisis keberhasilan,
kendala, dan kekurangan, bai k pada dokumennya maupun dalam implementasinya.
2. Telaah regulasi yang relevan pengembangan Kurikulum Sekolah, antara lain
implementasi Kurikulum 2013;
3. Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di sekolah,
antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,
Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana
dan Prasarana, dan Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan kurikulum sekolah,
difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 sesuai Visi dan Misi
sekolah. Manfaat pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai
acuan dalam implementasi kurikulum.
5. Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan
pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
6. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan pengembangan
Kurikulum Sekolah.
b. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah selanjutnya menyusun rencana, jadwal,
materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk tahun berjalan.
c. Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kendala
pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap dokumen
kurikulum tahun sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum
Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan.
2. Pengembangan KTSP
Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi,
serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain;
a. Menyusun draf KTSP
b.TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil analisis
tersebut di atas;
c. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi.
d. Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk
memastikankebenaran dan keterlaksanaannya.
3. Unsur Yang Terlibat dalam Pengembangan KTSP
Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan SMK N 5 Surakarta terdiri atas: tenaga
pendidik, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan
pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum juga melibatkan dan mengikutsertakan
komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait.
4. Proses Pengembangan
Proses pengembangan KTSP di SMK N 5 Suirakarta mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
berikut.
1. Analisis mencakup:
a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan mencakup:
a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;
d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik
satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah.
BAB V
PENUTUP