JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019 A. Laboratorium 1. Pengertian Laboratorium adalah sarana tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan pengembangan pemahaman, keterampilan dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada program studi. Laboratorium di dalamnya termasuk workshop, studio atau dikenal dengan general shop/training station. Kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengujian, penelitian, pengamatan dan pelatihan. Secara umum pengertian manajemen laboratorium dapat didefinisikan sebagai strategi untuk mencapai tujuan laboratorium melalui perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, penggunaan dan pengawasan segenap sumber daya laboratorium untuk mencapai tujuan secara optimal. Sumber daya laboratorium al. instruktur, tenisi, sarana dan prasarana. Menurut fungsinya, sebagaimana tercantum pada PP No. 5 , pasal 27, Tahun 1990, dikatakan bahwa: laboratorium merupakan sarana penunjang jurusan dalam pembelajaran IPTEK tertentu sesuai program studi yang bersangkutan. Laboratorium merupakan tempat pengamatan, percobaan, latihan dan pengujian konsep dan teknologi. Ada beberapa contoh nama laboratorium di LPTK dan fungsinya sebagaimana tertera pada Tabel 3 berikut :
2. Struktur Organisasi Laboratorium
Secara umum struktur organisasi bengkel dimaksudkan untuk memudahkan dalam pengelolaan, pembagian tugas dan wewenang serta fungsi personlia yang terkait, serta memudahkan dalam melakukan kontrolling. Secara garis besar struktur organisasi bengkel dapat dilihat sebagaimana Gambar 2 berikut:
pengelolaan laboratorium meliputi : a. Pengelolaan pembelajaran, terdiri dari : 1) Perencanaan prog. pembelajaran praktikum 2) Perencanaan penyusunan jadwal penggunaan lab/bengkel 3) Pengadaan bahan isntstruksional dan pendukungnya 4) Perencanaan penganggaran untuk program pendidikan di lab b. Pengelolaan tata laksana laboratorium, meliputi : 1) Perencanaan pengembangan dan peremajaan fasilitas lab 2) Pengembangan sistem keamanan penggunaan lab 3) Administrasi perawatan dan pemeliharaan terhadap bahan dan peralatan praktikum 4) Organisasi personalia pengelolaan lab 5) Perencanaan pemanfaatan bersama penggunaan lab 6) Perencanaan lab untuk penggunaan khusus, seperti pelatihan, pengabdian dan jasa pekerjaan 7) Perencanaan unit cost per siswa. c. Perencanaan program pembelajaran praktikum Ada dua kegiatan utama dalam perencanaan program pembelajaran di laboratorium, yaitu: 1) inventarisasi kegiatan praktikum Ada tiga kegiatan yang dilakukan di Lab, yakni kegiatan utama dan kegiatan pendukung dan kegiatan tambahan. Kegiatan utama adalah kegiatan praktik yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang ada dalam kurikulum. Kegiatan pendukung yaitu kegiatan praktik untuk penelitian atau pengabdian oleh guru. Kegiatan tambahan digunakan untuk pelayanan jasa. 2) Pembobotan kegiatan sesuai dengan jumlah alat , siswa, bahan dan ruang yang tersedia. Bobot kegiatan praktik ditentukan terutama oleh besarnya jam dari mata pelajaran praktik terkait. Keterbatasan alat praktik dan ruang diatasi dengan cara memecah kelas menjadi 2, 3 atau 4 kelompok kecil atau penambahan jam lewat jam kerja. Prosedur pembototan dan penjadwalan kegiatan praktikum : a) menghitung kapasitas peralatan dan ruang yang tersedia b) memasangkan dua atau tiga mata pelajaran praktik yang berbobot medekati sama dalam satu semester c) memecah kelompok kelas menjadi kelompok kecil praktik yang seimbang d) mengalokasikan waktu praktik sesuai jam kurikuler e) memutar kelompok praktik mata pelajaran pasangan pada blok tengah sem. 3) Jadwal penggunaan Laboratorium Ada dua cara penyusunan jadwal penggunaan lab pada kegiatan praktikum, yakni dengan cara praktik tatap muka mingguan (konvensional system semester) dan model block system, misalnya pada dilaksanakan pada satu waktu secara berutan B. Bengkel Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 Tentang Pokok- Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri, pengertian bengkel dijelaskan pada pasal 27 dan pasal 28 (UU No.5,1980: 7). Pasal 27 menjelaskan tentang pengertian bengkel, sedangkan pasal 28 menjelaskan tentang personal yang berhak mengelola bengkel. Kedua pasal tersebut berbunyi antara lain, pasal 27 menyebutkan bahwa, ”Laboraturium/studio adalah sarana penunjang dalam satu jurusan atau sebagian ilmu, teknologi atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan. ”Selanjutnya pada pasal 28 menjelaskan, laboratorium/studio dipimpin oleh seorang guru atau seorang tenaga pengajar yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu, teknologi, dan seni tertentu dan bertanggung jawab langsung terhadap ketua jurusan. Sedangkan pengertian bengkel menurut Webster’s new World Dictionary (1980) bengkel adalah tempat dilaksanakannya aktivitas proses belajar mengajar, dimana materi pelajaran berkaitan dengan pembuatan, perakitan, penyusunan, pembongkaran, pemasangan, dan perbaikan perkakas (equipment) dan alat (tools). Dari dua pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa bengkel dan laboratorium merupakan salah satu komponen prasarana dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif yang perannya sangat dominan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan pada umumnya yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu lulusan yang optimal. 1. Standar Bengkel Pada PERMENDIKNAS Nomor 40 Tahun 2008 termuat berbagai aturan mengenai standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi pada setiap jurusan yang ada pada setiap lembaga pendidikan SMK/MAK secara umum. Peraturan ini memuat standar minimal untuk ruang bengkel pemesinan yaitu; 15 (1) Luas ruang bengkel pemesinan; (2) Rasio per-peserta didik; (3) Daya tampung ruang; (4) Luas ruangan penyimpanan dan instruktur; (5) Perabot ruang bengkel pemesinan; (6) Media pendidikan di ruang bengkel pemesinan, dan (7) Perlengkapan ruang bengkel pemesinan. Berikut data standar sarana dan prasarana ruang praktik/bengkel pemesinan SMK menurut Permendiknas Nomor 40 tahun 2008: a. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan logam dasar, pengukuran dan pengujian logam, membubut lurus, membubut bertingkat, membubut tirus, membubut ulir luar dan ulir dalam, memfrais lurus, memfrais bertingkat, roda gigi, menggerindaalat, dan pengepasan/pemasangan komponen. b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah 288 m² untuk menampung 32 peserta didik yang meliputi: area kerja bangku 64 m², ruang pengukuran dan pengujian logam 24 m², area kerja mesin bubut 64 m², area kerja mesin frais 32 m², area kerja gerinda 32 m², ruang kerja pengepasan 24 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m². Berikut ini tabel-tabel standar bengkel yang harus di miliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 2. Pekerjaan Dalam Bengkel Sesuai dengan fungsinya, di dalam bengkel dilakukan kegiatan a. Perawatan alsin: cek rutin, ganti oli, dan lain-lain. b. Perbaikan alsin c. Pembuatan komponen alsin untuk penggantian d. Pembuatan komponen dan perakitan alsin 3. Fungsi bengkel sebagai bangunan Sebagai bangunan, bengkel berfungsi sebagai: a. Tempat pemeliharaan /perbaikan alsin, pembuatan komponen dan perakitan alsin b. Penyimpanan suku cadang c. Penyimpanan perkakas perbengkelan d. Penyimpanan bahan-bahan, logam dan sebagainya, untuk kegiatan perbengkelan e. Penyimpanan bahan untuk perawatan alsin. C. Workshop Workshop ialah kegiatan yang dimana dalam kegiatan tersebut terdapat orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu,, berkumpul lalu memabahas permasalahan tertentu dan memberi pengajaran/pelatihan kepada para peserta.Dapat dikatakan juga workshop yaitu memberikan pengajaran/pelatihan kepada para peserta,, mengenai teori dan juga praktek pada suatu bidang. Atau dengan kata lain workshop yaitu latihan untuk peserta yang bekerja secara perseorangan atau secara kelompok untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan/tugas yang sebenarnya dengan maksud untuk memperoleh sebuah pengalaman.Secara khusus pengertian workshop adalah saransa dan tempat pendukung kegiatan pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam rangka pengembangan pemahaman dan keterampilan sesuai dengan bidang keahliannya. 1. Manfaat Workshop Dalam hal ini pada suatu acara workshop maka akan berkumpul orang-orang yang memiliki minat dan keahlian yang sama pada bidang tertentu,, mereka akan berkumpul untuk dapat mengikuti arahan ahli untuk membahas suatu permasalahan.Yang tentunya workshop memiliki rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya,, umumnya rangkaian acara workshop seperti: a. Tujuan dilaksanakannya workshop. b. Permasalahan yang dibahas. c. Prosedur teknis workshop. d. Membahas permasalahan. e. Dan menentukan cara untuk memecahkan permasalahan yang dibahas. 2. Ciri – Ciri Workshop Adapun ciri-ciri dari workshop diantaranya: a. Permasalahan yang dibahas yang dibahas yakni permasalahan yang muncul atau berasal dari peserta workshop. b. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan cara musyawarah dan juga dengan penyelidikan,, sehingga peserta workshop dapat mengambil bagian untuk menyelesaikan masalah tersebut secara aktif. c. Tentunya setiap peserta harus aktif dan berpartisipasi dalam memberikan bantuan dalam kegiatan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan,, sehingga bisa mendapatkan hasil yang baik dalam musyawarah tersebut.