Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KIMIA PADA

SMAN 1 KALIREJO KABUPATEN PRINGSEWU

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sunyono, M.Si dan Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Kelas 5B)
1. Hasna Hafifa [2113023032]
2. Bella Puspita [2113023052]
3. Pintati [2113023064]
4. Hana Adelya [2113023066]
5. Meddiya Nova Sari [2113023078]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Sistem Pembelajaran Mata
Pelajaran Kimia pada SMAN 1 Kalirejo Kabupaten Pringsewu” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Kimia.

Selain itu makalah ini ditujukan untuk menambahkan wawasan bagi mahasiswa
Pendidikan kimia betapa pentingnya analisis lapangan pada system pembelajaran bagi
mahasiswa Pendidikan Kimia karena kelak akan lahir menjadi seorang guru. Makalah
ini ami kutip berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan pada seorang guru
kimia disekolah yang nantinya akan kami analisis dan sintesis, sehingga kami dapat
menyelsaikan tugas ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah analisis ini sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,
untuk menyempurnakan makalah ini kami memohon saran agar makalah ini lebih
sempurna.

Bandarlampung, 23 September 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………….……2


Daftar Isi ………………………………….….………………………….…….3
BAB I ………………………………………..…………………………..……..4
PENDAHULUAN …………………………….………………………..……..4
1.1 Latar Belakang ……………………………….…………………..…….4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..……….5
1.3 Tujuan………………………………………………………..…………5
BAB II………………………………………………………………………...
LANDASAN TEORI………………………………………………………...
BAB III……………………………………………………………………….
METODE PENELITIAN …………………………………………………..
2.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………
2.2 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………
BAB IV………………………………………………………………………..
HASIL PENGAMATAN …………………………………………………...
BAB V …………………………………………………………………………
PENUTUP…………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara teoritis, pembelajaran kimia di sekolah menengah harus dilakukan oleh
guru di kelas menggunakan metode ilmiah (pendekatan ilmiah). Melakukan
Proses ini dilaksanakan menggunakan metode ilmiah (metode ilmiah) disertakan
kegiatan seperti mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menghubungkan
dan komunikasi.

Pengantar kimia dapat dilakukan dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis
dan kreatif dalam setiap mata pelajaran kimia yang dipelajari di sekolah dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian dilakukan di pembelajaran
lebih dari sekedar penilaian tingkat tinggi pembelajaran (menilai pembelajaran),
tetapi juga mengevaluasi pembelajaran dan penilaian sebagai pembelajaran.
Dengan kata-kata di sisi lain, kita dapat menegaskan bahwa evaluasi hasil belajar
bukan hanya tentang tujuan. Namun, mengukur prestasi siswa serta meningkatkan
pembelajaran dan membuat bahan pembelajaran. Karena itu, memperbaiki pola
pembelajaran yang mungkin digunakan sebagai upaya perbaikan kualitas
pembelajaran. Perhatikan kondisinya penilaian hasil belajar sains secara realistis
dilakukan di sekolah dan perguruan tinggi tingkat tinggi saat ini, hakikat sains
dan hakikat pembelajaran ilmiah, model penilaian hasil pembelajaran IPA harus
diperbarui. Pembaruan ini dapat dilakukan menurut tiga aspek utama, yaitu:
melakukan inovasi pada ruang lingkup penilaian, inovasi objek penilaian, dan
perpanjangan periode evaluasi. Inovasi model yang mendalam ruang lingkup
penilaiannya adalah perubahan paradigmatic merefleksikan berbagai aspek hasil
belajar yang harus dievaluasi. Pada kasus ini, penilaian terhadap hasil
pembelajaran ilmiah haruslah mengarah pada penilaian menyeluruh. Penilaian
pengetahuan dilakukan sesuai permintaan keterampilan terbentuk di kurikulum,
penilaian sikap terhadap mengembangkan perspektif ilmiah siswa dan penilaian
keterampilan ditekankan dalam penilaian kemampuan siswa dalam menerapkan
metode ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara guru kimia tersebut mengajar?
2. Melalui media apa sajakah guru tersebut mengajar?
3. Apa saja kah pemasalahan atau kendala pada saat proses belajar mengajar?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara guru tersebut mengajarkan mata pelajaran
kimia disekolah
2. Untuk mengetahui melalui media apa sajakah guru tersebut membelajarkan
kimia
3. Untuk mengetahui apa saja permasalahn atau kendala pada saat proses belajar
mengajar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data yang dikumpulkan melalui wawancara dapat ditarik kesimpulan.
Pertama, untuk menjalankan pembelajaran berdiferensiasi pada mata
pelajaran kimia, guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa melalui
asesmen diagnostik. Selanjutnya, guru merancang pembelajaran sesuai hasil
pemetaan tersebut dengan menuliskannya dalam modul ajar dan video serta
memberikan LKPD. Setelah pembelajaran selesai, guru melakukan evaluasi
dan refleksi secara berkelanjutan untuk menentukan siswa mana yang masih
memerlukan bimbingan khusus ataupun sebaliknya. Kedua, berdiferensiasi ini
bukan berarti bahwa semua komponen pembelajaran dibedakan. Sistem
diferensiasi dalam isi bukan berarti guru membuat materi yang berbeda untuk
satu per satu siswa. Berdiferensiasi dalam proses bukan berarti guru mengajar
dengan cara berbeda untuk setiap siswanya , begitu pula dengan
berdiferensiasi dalam produk bukan berarti satu siswa akan mendapatkan tugas
yang berbeda dari siswa lainnya. Jadi, pembelajaran berdiferensiasi,
khususnya pada mata pelajaran kimia ialah keputusan yang masuk akal
bagaimana guru merespon kebutuhan belajar kimia siswa. Ketiga, hambatan
yang mempengaruhi implementasi pembelajaran berdiferensasi ini ialah pada
kurikulum 2013 dengan materi yang cukup banyak. Guru hanya fokus
mengejar materi, jadi tidak banyak variasi dalam mengajarnya. Sedangkan
dalam kurikulum merdeka, dengan materi yang lebih sederhana guru bisa lebih
berkreasi dalam melakukan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Subagia, I. W. (2014). Paradigma baru pembelajaran Kimia SMA. In Prosiding Seminar
Nasional MIPA.

Subagia, I. W. (2016, August). Perubahan paradigma penilaian hasil belajar sebagai


upaya peningkatan mutu pembelajaran sains. In Prosiding Seminar Nasional MIPA.

Anda mungkin juga menyukai