OLEH:
ADELIA PRATISTHA (4211121004)
BUNGA SALEHA LUBIS (4211121017)
ERNI MEGA SELVIA (4213321010)
HIDEA OLIVA BR GINTING (4213121012)
JULIANTI SIMANDALAHI (4213121006)
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan case method ini dengan semaksimal
mungkin.
Adapun maksud kami menyusun ini adalah untuk memenuhi tugas KKNI yang telah
diamanahkan kepada kami. kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Dr. Wawan
Bunawan, M.Pd., M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah PLP 1.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas laporan case method ini banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan laporan ini, kami berharap semoga karya tulis ini bermanfaat
khususnya bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses Pendidikan memegang peranan strategis
terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai
yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong
pelajar, instruktur, tutor, dan widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun
teknologi yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat.
Fungsi itu tidak akan dapat dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didik karena
ada dimensi-dimensi proses Pendidikan atau lebih khusus lagi proses pembejaran. Begitupun tenaga
kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses Pendidikan pada satuan Pendidikan.
Tujuan dari PLP 1 ialah untuk membangun jati diri pendidik melalui beberapa bentuk kegiatan
pengamatan langsung kultur sekolah, pengamatan struktur organisasi dan tata tertib sekolah,
pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-formal disekolah (upacara bendera, rapat brifing),
1
pengamatan kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler, ekstrakulikuler, dan pengamatan pratik-
pratik pembiasaan dan kebiasaan positif sekolah.
A. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan Pengenalan Lapangan Persekolahan 1?
b. Apa saja permasalahan yang ditemukan di Pengenalan Lapangan Persekolahan 1?
c. Bagaimana penyelesaian masalah yang penulis berikan dalam mengatasi berbagai
permasalahan yang ditemukan dalam Pengenalan Lapangan Persekolahan 1?
B. TUJUAN
a. Mengamati langsung kultur sekolah;
b. Mengamati struktur organisasi dan tata kelola di sekolah;
c. Mengamati peraturan dan tata tertib sekolah;
d. Mengamati kegiatan-kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler;
e. Mengamati berbagai permasalahan yang ditemukan dalam Pengenalan Lapangan
Persekolahan 1 ini.
2
BAB II
HASIL PENGAMATAN
Pendidikan sangat penting dalam mempersiapkan manusia agar mampu memelihara dan
meningkatkan kualitas hidup sebagai individu bangsa yang bermartabat. Tantangan berat yang dihadapi
segala bidang dapat dilihat dari berbagai jenis laporan seperti hasil belaja siswa. Seacar umum
Pendidikan mengarah pada tiga hal utama yang dapat dicapai siswa yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotor. Kesepakatan afektif dengan sikap moral, etika, dan manajemen emosional. Kognitif
berkaitan dengan aspek berpikir, transfer pengetahuan, logika, dan analisis. Sedangkan psikomotorik
berkaitan dengan praktik atau aplikasi apa yang diperolehnya melalui jalur kognitif. Tujuan
pembejalaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai sesuai dengan
kompetensi dasar. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada pembelajar untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. Pembejalaran
merupakan proses internal siswa, sedangkan pembelajaran memandang kondisi eksternal yang
mempengaruhi proses pembelajaran memandang kondisi eksternal yang mempengaruhi proses
pembejalaran. Kondisi eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran seperti bahan ajar, suasana
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar.
Belajar dan pembejaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembejaran dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan
adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal
ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
secara sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya untuk kepentingan dalam pengajaran.
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkunganya. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continu, fungsional, positif, aktif dan
terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari
para ahli Pendidikan dan psikologi. Adapun pembejaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian, strategi pembejaran dan sumber
belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam pembejaran dapat dilihat melalui
dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan Pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembejaran,
maka dapat dikatakan bahwa telah berhasil dalam mengajar, dengan demikian efektivitas sebuah proses
belajar dan pembejaran ditentukan oleh interaksi diantara komponen-komponen tersebut.
Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik adalah subjek dan objek dari kegiatan
Pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar peserta didik dalam
mencapai suatu tujuan penagjaran. Tujuan pengejaran akan dicapai apabila peserta didik berusaha
secara aktif untuk mencapainya. Kreatifitas anak didik tidak hanya ditutntut dari segi fiisk, tetapi juga
dari segi kejiwaan. Apabila dari segi fiisk saja yang aktif dan mentalnya tidak aktif, maka tujuan dari
pembejaran tersebut belum tercapai. Hal ini sama saja dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta
didik tidak merasakan perubahan dalam dirinya.
3
B. SARANA DAN PRASARANA
Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya.
Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku,
perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
administrasi sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu
sendiri.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan dua jenis barang yang biasa disebut dengan fasilitas
pendidikan di sebuah lembaga pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan
dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Beberapa contoh dari sarana di
lembaga pendidikan adalah meja dan kursi siswa, papan tulis dan berbagai macam alat peraga, serta
meja dan kursi guru dan lemari kelas. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan. Beberapa
contoh prasarana pendidikan di lembaga sekolah adalah halaman sekolah, pagar sekolah, ruang
perpustakaan, ruang teori, dan ruang kantor sekolah.
Kurikulum merupakan program Pendidikan bukan program pengajaran, yaitu rogram yang
direncanakan diprogramkan dan direncanakan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar
baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun masa yang akan dating. Berbagai bahan ajar
tersebut dirancang secara akademik. Artinya direncanakan dengan memperhatikan berbagai keterlibatan
factor Pendidikan secara harmonis atas dasar norma-norma yang berlaku dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dan disini digunakan kurikulum merdeka yang mana kurikulum merdeka tersebut
merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakulikuler yang beragam. Dimana kontenakan lebih
optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Guru memiliki keluasan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembejaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Disekolah SMA NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN melakukan kegiatan Osis, pamuka, bidang
seni dan kebahasaan seperti tari dan musik, lahirnya teater harapan, kelompok penelitian ilmiah remaja,
paskibra, dan palang merah remaja (PMR). Kegiatan ini dipandu oleh pelatih dan guru. Kegiatan ini
4
diwajibkan bagi siswa yaitu hanyalah pramuka, sebab kegiatan pramuka kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi peserta didik, misalnya di dalam pramuka menumbuhkan rasa pancasila terhadap
bangsa dan negara. Selain kegiatan pramuka, kegiatan osis juga sering dilakukan pada siswa misalnya
pada penggerak bendera sebab dalam kegiatan ini adalah merangkul bakat yang dimiliki siswa
mewajibkan siswa mahir dan kuat berlatih.
Dalam penelitian yang penulis temukan bahwa rendahnya minat siwa dalam ambil bagian utara
ada kegiatan ekstrakurikuler baik di bidang akademik maupun non-akademik. Artinya banyak siswa
yang kurang aktif atau bahkan masih banyak siswa yang belum terdaftar pada kegiatan ini. Berdasarkan
data yang telah kami dapatkan dalam kegiatan PLP yang telah dilaksanakan, kami menemukan solusi
terkait rendahnya minat siswa untuk aktif dan ambil bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Hal ini dipicu oleh rendahnya motivasi siswa dalam melakukan kegiatan tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada sekolah SMA NEGERI 2 PERCUT SEI
TUAN memiliki peraturan yang lengkap yang ditujukan kepada para siswa seperti bersikap saling
menghargai antar perbedaan sesama teman, menghormati guru, membuang sampah pada tempatnya,
serta tidak terlambat. Namun hal tersebut menjadi suatu permasalahan akibat kesadaran yang kurang
pada siswa. Setelah melakukan pengamatan langsung ternyata masih ada beberapa siswa yang tidak
mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh pihak sekolah.
Tata tertib secara umum dibuat untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib
sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negative, dan juga untuk mengatur para
siswa, guru, dan seluruh masyarakat di lingkungan sekolah tersebut sehingga terciptanya suasana yang
kondusif, aman, dan nyaman untuk belajar. Tata tertib juga dibuat agar para siswa dapat menghormati
aturan-aturan dan belajar untuk mengendalikan diri.
5
F. TABEL PERMASALAHAN DAN SOLUSI
7
5 Peraturan dan tata tertib sekolah Solusi yang penulis tawarkan
adalah dengan menghimbau siswa
Berdasarkan pengamatan yang telah agar selalu menjaga kebersihan
dilakukan, pada sekolah SMA NEGERI 2 lingkungan kelas, kantin, maupun
PERCUT SEI TUAN memiliki peraturan yang halaman sekolah.
lengkap yang ditujukan kepada para siswa melaksanakan piket kelas sepulang
seperti bersikap saling menghargai antar sekolah.
perbedaan sesama teman, menghormati guru, mengadakan kegiatan Jumat Bersih
membuang sampahpada tempatnya, serta tidak mengadakan penyuluhan mengenai
terlambat. Namun hal tersebut menjadi suatu pentingnya menjaga kebersihan
permasalahan akibat kesadaran yang kurang lingkungan
pada siswa. Setelah melakukan pengamatan membiasakan siswa untuk memilah
langsung ternyata masih ada beberapa siswa sampah sesuai dengan jenisnya
yang tidak mematuhi peraturan yang telah ketika membuang sampah
dibuat oleh pihak sekolah. memberi sanksi tegas kepada
pelanggar yang tidak menjaga
kebersihan lingkungan.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
9
LAMPIRAN
10