Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PROGRAM PERBAIKAN PEMBELAJARAN PPL 1

SEKOLAH DASAR NEGERI 36 PONTIANAK KOTA


PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

Disusun Oleh :
1. Leniwati, S.Pd (F4301221957)
2. Liandi, S. Pd (F4301221956)
3. Khairunnisa, S. Pd (F4301221958)
4. Asri Arifatul Haniah, S. Pd (F4301221974)
5. Maria Evifania, S. Pd (F4301221963)

Kelas : PGSD-B

PPG PRAJABATAN TAHUN 2022 GELOMBANG 2


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh. Puji dan syukur dipanjatkan

kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan

hidayahNya dapat menyelesaikan laporan akhir perkuliahan PPL 1 pemahaman tentang peserta

didik dan pembelajarannya. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada junjungan

kita Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Dalam penyusunan laporan akhir perkuliahan PPL 1 pemahaman tentang peserta

didik dan pembelajarannya ini kami banyak mendapatkan bimbingan, saran, arahan, dan

dukungan dari dosen pembimbing lapangan, guru pembimbingan lapangan, dan rekan kami,

serta tak lupa ucapan terimakasih kepada Ibu Dr. Siti Halidjah, M.Pd. selaku dosen pengampu

mata kuliah pemahaman tentang peserta didik. Dengan adanya laporan akhir perkulihan PPL 1

ini kami berhadap dapat memberikan hasil dan refleksi serta kesimpulan keseluruhan dari

kegiatan : orientasi, observasi, asistensi mengajar, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3.

Pontianak, Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH/FENOMENA YANG DIAMATI ...... 1
A. Latar Belakang Permasalahan ..................................................................... 1
B. Masalah /Fenomena yang Diamati .............................................................. 1
1. Kurangnya Penggunaan Media Pembelajaran pada saat
Pembelajaran di Kelas .......................................................................... 2
2. Menurunnya Motivasi Belajar Peserta Didik karena Penyesuaian
dari Pembelajaran Daring ke Luring (Karakteristik Peserta Didik) ..... 2

BAB II ANALISIS PERMASALAHAN DAN KAJIAN TEORI........................... 4


A. Kurangnya Penggunaan Media Pembelajara pada saat Pembelajaran
di Kelas ......................................................................................................... 4
B. Menurunnya Motivasi Belajar Peserta Didik karena Penyesuaian dari
Pembelajaran Daring ke Luring (Karakteristik Peserta Didik)..................... 5

BAB III OUTPUT PRODUK YANG TELAH DIBUAT ........................................ 7


A. Power Point (PPT) ...................................................................................... 7
B. Video Pembelajaran .................................................................................... 8
C. Media Manipulatif ....................................................................................... 9

BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 11


A. Kesimpulan.................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 12


Lampiran .................................................................................................................... 13

ii
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH/FENOMENA YANG DIAMATI

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Kegiatan PPL Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan
latihan kependidikan bersifat intrakurikuler yang dilaksanakan oleh Mahasiswa PPG.
Kegiatan tersebut mencakup praktik mengajar dan kegiatan akademis lainnya dalam
rangka memenuhi persyaratan pembentukan tenaga kependidikan yang profesional. Dalam
mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional Universitas Tanjungpura, bertugas
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa PPG tentang proses
pembelajaran dan kegiatan akademis lainnya. Salah satu bentuk kepedulian dalam dunia
pendidikan adalah diselenggarakannya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 1. Untuk itu
mahasiswa PPG pada PPL 1 ini diterjunkan ke sekolah-sekolah dalam jangka waktu
kurang lebih 2 bulan agar dapat mengamati dan mempraktikan semua kompetensi secara
faktual tentang pelaksanaan proses pembelajaran dan kegiatan akademis lain yang
diperlukan oleh guru atau tenaga kependidikan.
Tujuan dari PPL 1 ini adalah melatih mahasiswa PPG dalam rangka menerapkan
pengetahuan dan kemampuannya serta mempraktikan ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan dalam proses pembelajaran sesuai bidang studinya, sehingga mahasiswa
memperoleh bekal berupa pengalaman faktual untuk mengembangkan diri sebagai tenaga
pendidik yang profesional dan bertanggung jawab.

B. MASALAH/FENOMENA YANG DIAMATI


Berdasarkan latar belakang di atas kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan 1
dilaksanakan di SDN 36 Pontianak Kota. Beralamat di Jl. Dr. Sutomo. Gang. Karya A.
Kelurahan Sungai Bangkong. Kecamatan Pontianak Kota. Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan hasil kegiatan : Orientasi, observasi, asistensi, dan siklus 1-3. Maka kami
memperoleh data dari peserta didik mengenai permasalahan atau fenomena yang diamati
saat pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Adapun beberapa fenomena yang kami
temui selama mengikuti kegiatan PPL 1 ialah sebagai berikut :

1
2

1. Kurangnya Penggunaan Media Pembelajaran pada saat Pembelajaran di


Kelas.
Pada saat saya PPL 1 ternyata masih ada guru yang tidak menggunakan media
pembelajaran pada saat melakukan pembelajatan di kelas. Sehingga pembelajaran
yang dilaksanakan tampak tidak disesuaikan dengan karakter peserta didik abad 21
dan sesuai dengan kaidah belajar peserta didik tingkat sekolah dasar perlu belajar
menggunakan contoh/media konkret. Guru hanya cenderung menggunakan buku
tematik dan LKS saja saat pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang
menarik dan diterapkan dalam proses pembelajaran tentu akan menghasilkan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif serta menghasilkan peserta didik yang berpikir
tingkat tinggi. Terutama dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PBL dan PjBL guru harus membuat sebuah media pembelajaran
sehingga sintaks pada kegiatan intinya dan penggunaan LKPD dalam proses
pembelajarannya, menjadi lebih konkret. Selain itu juga model pembelajaran ini
mengharuskan peserta didik untuk saling bekerja sama, melalui model pembelajaran
ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan semangat
belajar dalam pembelajaran yang memuat media faktual.
Selain itu, penggunaan media pembelajaran juga dapat mempengaruhi karakter
peserta didik. Tanggung jawab dan percaya diri bisa meningkat pada diri peserta didik
saat pembelajaran menggunakan media pembelajaran. Penugasan yang diberikan
kepada peserta didik dengan contoh media pembelajaran seperti membuat suatu karya.
Sebelum membuat karya, guru menampilkan media pembelajaran sebagai bentuk
konkrit hasil tugas, maka peserta didik secara tidak langsung melatih rasa tanggung
jawab dan percaya diri.
2. Menurunnya Motivasi Belajar Peserta Didik karena Penyesuaian dari
Pembelajaran Daring ke Luring. (Karakreristik Peserta Didik)
Permasalahan kedua yang kami peroleh selama PPL 1 di Sekolah yaitu,
menurunnya motivasi belajar peserta didik karena kurang lebih 2 tahun melakukan
kegiatan pembelajaran secara daring. Hal ini tentu berkaitan erat dengan karakteristik
peserta didik yang seharus memiliki motivasi belajar pada pembelajaran tatap muka
ataupun Luring di sekolah. Seperti yang kita ketahui pada saat covid-19 semua
kegiatan belajar dilakukan secara daring/online sehingga membuat guru tidak fokus
dalam memberikan materi atau pembelajaran dan menyebabkan kehilangan kontrol
3

pembelajaran. Mengapa hal ini masih terjadi padahal sudah belajar tatap muka,
dikarenakan para peserta didik merasa telah terbiasa dengan tugas-tugas online
sehingga membuat mereka tidak termotivasi belajar di kelas. Disini peran guru akan
sangat perlu dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik kembali.

Selain itu pembelajaran tatap muka sekarang banyak peserta didik yang nampak
tidak menunjukkan motivasi belajar karena pada saat pembelajaran daring mereka
hanya mengerjakan tugas dan dikumpulkan oleh orangtuanya, melalui whatshapp, dan
dikumpulkan langsung di sekolah. Guru pada pembelajaran tatap muka sekarang
tentunya menggingginkan peserta didik yang semangat dan aktif kembali dalam
belajar di kelas perlu banyak motivasi, melakukan pembelajaran yang lebih inovatif,
dan kreatif dalam pembelajaran tatap muka sehingga jika menarik perseta didik
diharapkan tumbuhnya motivasi belajarnya kembali.
Oleh karena itu, penulis mengangkat pemasalahan yang diperoleh dari
pengalaman saat melaksanakan praktik mengajar di SDN 36 Pontaian Kota.
Permasalahan yang diangkat yaitu permasalahan, kurangnya penggunaan media
pembelajaran pada saat pembelajaran di kelas dan kurangnya motivasi belajar peserta
didik dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring ke luring.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN DAN KAJIAN TEORI

A. Kurangnya Penggunaan Media Pembelajaran pada saat Pembelajaran di Kelas.


Pada saat kegiatan praktik pengalaman lapangan (PPL) 1. Penggunaan media
pembelajaran terlihat kurang dan cenderung tidak menggunakan media pembelajaran saat
guru melakukan pembelajaran dikelas, hanya beberapa guru kelas yang menggunakan
media pembelajaran. Sedangkan pemanfaatan media pembelajaran pada saat mengajar
sangat diperlukan, karena sesuai dengan karakter peserta didik. Media pembelajaran
sebaiknya dibuat dan ditampilkan saat guru akan mengajar. Karena dapat meningkatkan
pemahaman dan dapat meningkatkan minat peserta didik. Media pembelajaran tidak hanya
berupa benda konkret, tetapi juga bisa media virtual, audio dan audio visual. Berdasarkan
hasil observasi selama kegiatan PPL 1 terlihat kurangnya kreativitas guru dalam
menyajikan media pembelajaran, sehingga menyebabkan penurunan semangat belajar
peserta didik. apa lagi dalam melakukan pembelajaran dikelas guru pasti menggunakan
model pembelajaran, seperti Problem Based Learning (PBL), dan Project Based Learning
(PjBL) yang harus didukung dengan media pembelajaran untuk mencapai sintaks
pembelajaran tersebut.
Media pembelajaran dapat dikatakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan materi dari guru secara terencana sehingga peserta didik
dapat belajar efektif dan efisien. Arsyad (2016: 3) menyatakan pengertian media
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Jadi media pembelajaran
merupakan bentuk benda atau rencana yang harus dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau keterampilan proses peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Kalau dijabarkan lebih rinci, media pembelajaran
berupa bahan atau alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud
agar proses pembelajaran terasa lebih berkesan dan dapat menumbuhkan kreativitaspeserta
didik serta dapat diaplikasikan secara efektif. Namun kenyataannya, masih banyak guru
yang belum membawa, membuat atau melakukan pembelajaran dengan media.
Permasalahan yang ditemukan selanjutnya adalah terdapat keluhan bagi guru mengenai
kesulitan dalam membuat media pembelajaran. Keluhan tersebut tentu saja bukan tanpa
alasan. Secara umum ada beberapa kendala yang bisa ditemukan sehingga membuat guru

4
sulit membuat media pembelajaran. Kendala yang dimaksud diantaranya kurangnya
kreativitas guru dalam proses pembelajaran dikelas, dan rendahnya motivasi guru untuk
membuat media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Karakteristik peserta didik pada jenjang sekolah dasar berpatok pada pembelajaran
yang membutuhkan media pembelajaran yang konkret, sehingga dapat menunjang proses
pembelajaran di kelas dengan maksimal. Jika dilakukan secara baik dalam pembuatan
media pembelajaran dapat menjadikan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan
menstimulus cara berpikir peserta didik di jenjang sekolah dasar. Tujuan penggunaan
media pembelajaran secara umum menurut Lestari, Ariani, & Ashadi (2014) adalah
membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya
agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi peserta
didik. Tujuan penggunaan media pembelajaran secara khusus yakni:
1. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang
minat peserta didik untuk belajar.
2. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi.
3. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh peserta didik.
4. Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.
5. Untuk memberikan motivasi belajar kepada peserta didik

Pada saat praktik pengalaman lapangan (PPL) 1 satu kami telah melakukan kegiatan,
orientasi, observasi, asistensi. Kami memperoleh kecendrungan guru tidak menggunakan
media pembelajaran pada saat belajar di kelas, baik pada kelas rendah dan kelas tinggi. Hal
ini tentu diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan observasi selama PPL 1. Jika
dipergunakan dengan maksimal maka pembelajaran dikelas akan lebih efektif dan inovatif.

B. Menurunnya Motivasi Belajar Peserta Didik karena Penyesuaian dari Pembelajaran


Daring ke Luring.
Pada saat kegiatan praktik pengalaman lapangan (PPL) 1 telah dilaksanakan
kegiatan observasi sehingga kami mengamati perkembangan karakteristik peserta didik di
kelas yang kami amati. Terdapat bermacam-macam berkembang yang telah mereka alami
secara baik dari segi fisiologis, psikologi, kognitif, psiko-sosial, moral, motivasi, dan minat
belajar peserta didik. Akan tetapi banyak juga peserta diik yang mengalami penurunan
motivasi belajar dan minat belajar. Berdasarkan analisis permasalahan karakteristik
peserta didik yaitu, turunnya motivasi belajar peserta didik dari dampak Covid-19.
Pemerintah memberi kebijakan bagi setiap sekolah untuk melakukan

5
pembelajaran secara daring, yakni dengan menggunakan digital gadget (laptop atau HP)
untuk mengakses Website atau Link pembelajaran daring seperti: Google Form, dan
Google Classroom. Kebijakan pelaksanaan daring bagi siswa telah ditetapkan oleh
pemerintah. Hal ini masih dilakukan bahkan sampai memasuki bulan Agustus 2020,
dikarenakan situasi penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum
menunjukkan tanda–tanda melandai bahkan kasusnya terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan PPL 1 di SDN 36 Pontianak Kota, sekolah
melakukan pembelajaran dari rumah dengan memberikan peserta didik materi melalui
media seperti website atau link yang dibuat dari Microsoft Form, youtube dan Google
Form. Selama pembelajaran daring berlangsung, peserta didik mengirimkan tugas–
tugasnya bisa langsung melalui beberapa program di handphone seperti WhatsApp atau
Google Classroom. Namun demikian, terdapat fakta bahwa motivasi belajar peserta didik
selama pembelajaran daring mengalami penurunan pesat dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka sebelum pandemi. Hal tersebut didapat dari pengakuan wali kelas
yang mengatakan bahwa rata–rata perolehan nilai siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM sebelum dan sesudah pembelajaran daring dilakukan. Hal tersebut berlanjutsampai
setelah pandemi menurun. Beberapa peserta didik mengalami penurunan motivasi setelah
kurang lebih 2 tahun melakukan pembelajaran daring, sehingga hasil belajar juga ikut
menurun.
Kondisi pembelajaran daring masa pandemi menyebabkan motivasi belajar menurun
sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa ikut menurun. Seorang siswa yang tidak
memiliki motivasi belajar yang tinggi, tidak akan mungkin bisa melakukan kegiatan
belajar dengan baik sehingga hasil belajarnya pun juga rendah, begitupun sebaliknya.
Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018: 75) adalah “Keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”. Sedangkan menurut Uno
(2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dari beberapa
pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, yang
mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

6
BAB III

OUT PRODUK YANG TELAH DIBUAT

Pada saat ini perkembangan teknologi telah merambah ke bidang pendidikan. Teknologi
pendidikan pada zaman ini memasuki era dunia media teknologi, dan digtal. Pembelajaran
dituntut untuk mengurangi metode ceramah dan diganti dengan banyak media/ inovasi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik yang perlu pahami
pembelajarannya. Media adalah sarana komunikasi yang berasal dari bahasa Latin medium
“antara”, istilah ini mengacu pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan
penerima. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran. Suatu
kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam pelaksanaannya membutuhkan bantuan media
pembelajaran tertentu. Tanpa kehadiran media pembelajaran tentu saja KBM tidak dapat
berjalan sebagaimana yang diharapkan. Berikut beberapa produk yang kelompok kami buat
sebagai media yang dapat digunakan dalam mengatasi berbagai problema mengajar selama
menjalankan PPL 1 di SDN 36 Pontianak Kota:

A. Power Point (PPT)


Suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam pelaksanaannya membutuhkan
bantuan media pembelajaran tertentu. Tanpa kehadiran media pembelajaran tentu saja
KBM tidak dapat berjalan sebagaimana harapan. Sebagai salah satu media yang inovatif,
media Power Point sangatlah berguna dalam membangkitkan minat belajar dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan media ini selain tidak terlepas juga dari
pertimbangan perkembangan zaman yang maju dan serba modern yang sudah
menggunakan teknologi tinggi dan canggih.
Power Point dirancang melalui program aplikasi Microsoft Power Point yang
merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft
dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Banyak media yang digunakan
dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah media Power Point. Power Point disini
dapat diartikan sebagai perangkat lunak yang paling tersohor yang bisa dimanfaatkan
untuk presentasi. Pemanfaatan Power Point atau perangkat lunak lainnya dalam presentasi
menjadi sangat mudah, dinamis, dan sangat menarik Adapun kelebihan dari penggunaan
aplikasi Power Point ialah sebagai berikut:
1. Dapat membantu tugas guru dalam menyampaikan materi di kelas
2. Meningkatkan minat belajar peserta didik

7
3. Mudah dalam pembuatan dan penggunaannya
4. Dapat digunakan secara individu maupun kelompok
5. Memiliki banyak templates menarik agar siswa termotivasi dan semangat belajar.

B. Video Pembelajaran
Media inovatif lain yaitu video pembelajaran. Video pembelajaran adalah media
yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran untuk membantu
pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Sadiman, A. (2009), menyatakan media
video adalah media audio visual yang menampilkan gambar dan suara. Pesan yang
disajikan bisa berupa fakta (kejadian, peristiwa penting, berita) bersifat informatif,
edukatif maupun instruksional. Jadi dapat disimpulkan video pembelajaran berupa media
audio visual yang membantu proses belajar. Menurut Rusman (2012), adapun kelebihan
yang dimiliki media video dalam pembelajaran, yaitu:

8
1. Video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata oleh siswa,
2. Video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,
3. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,
4. Lebih realistis dan dapat diulang atau dihentikan sesuai kebutuhan.

Berikut adalah out produk media pembelajaran yang dibuat pada saat PPL 1 pada tema 5
cuaca kelas 3 video menganalisis cuaca, dan tema 7 peristiwa dalam kehidupan membuat
surat undangan ulang tahun.

C. Media Manifulatif
Media manipulatif adalah segala benda yang dapat dilihat, disentuh, didengar,
dirasakan, dan dimanipulasikan. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bisa dan
biasa ditemukan siswa dalam kesehariannya dapat dijadikan media pembelajaran yang
lebih kontekstual. Media manipulatif sepatutnya disesuaikan dengan tingkat kesiapan atau
kematangan siswa pada rentang usianya, dapat dimanipulasikan dan bervariasi sehingga
menyenangkan dan memberi kepuasan bagi siswa. Media manipulatif dalam pembelajaran
matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk
menjelaskan konsep dan prosedur matematik. Media manipulatif ini berfungsi untuk

9
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang belum jelas sehingga pencapaian
hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Pada saat PPL 1 kami telah membuat media
belajar manipulatif seperti, pada materi tema 6 energi dan perubahannya subtema 4
pembelajaran 1.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktik pengalaman lapangan yang telah dilakukan di SDN 36
Pontianak Kota, didapati beberapa permasalahan seperti kurangnya penggunaan media
pembelajaran pada saat pembelajaran di kelas. Hal ini berdasarkan bahwa pada saat
pembelajaran berlangsung guru tidak menggunakan media pembelajaran, hanya beberapa
guru kelas saja yang menggunakan media pembelajaran, selebihnya guru melaksanakan
pembelajaran pada peserta didik dengan metode ceramah pada pembelajaran.
Permasalahan kedua adalah permasalahan turunnya motivasi belajar dampak dari covid-
19 sehingga hasil belajar peserta didik ikut menurun. Output yang kami lakukan adalah
melaksanakan pembelajaran dengan media pembelajaran seperti menyajikan materi ajar
pada powerpoint dan video pembelajaran serta menggunakan media manifulatif.

B. Saran
Merancang perangkat pembelajaran menjadi menarik merupakan salah satu teknik
dalam mengembangkan proses belajar mengajar. Seorang guru harus menjadi fasilitator
untuk menyedia pembelajaran yang menarik. Cara agar mengatasi kurangnya pemanfaatan
perangkat pembelajaran dan menurunnya motivasi peserta didik diantaranya adalah
membuat media powerpoint, video pembelajaran, dan memanfaatkan youtube untuk
membuat, menonton dan menggunakan berbagai sumber yang ada.

11
Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
A.M, Sardiman. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Press.
A.M, Sardiman. dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Hamzah B. Uno, (2017) TEORI MOTIVASI DAN PENGUKURANNYA (Analisis di bidang
pendidikan). Jakarta: Bumi Aksar
Lestari, N.D., Ariani, N.R.D., Dan Ashadi., (2014), Pengaruh Pembelajaran Kimia
Menggunakan Metode Student Teams Achievement Divisions (Stad) Dan Team
Assisted Individualization (Tai) Dilengkapi Media Animasi Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Materi Asam Basa Kelas Xi Semester Ganjil Smk Sakti
Gemolong Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (Jpk), 3(1).
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Bandung: CV. Alfabeta.

12
Lampiran
Dokumentasi Kegiatan PPL

13
14

Anda mungkin juga menyukai