Anda di halaman 1dari 173

LAPORAN AKHIR

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN


SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2019/2020
DI SMA NEGERI 1 PORONG

Disusun Oleh:

1. Onny Dita Pertiwi (16010014022)


2. Karina Ovieanti Yola Miranda (16010014040)
3. Nuril Fitri Rodiana (16010014054)
4. Frilita Avgi Abnindanti (16010014062)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
2019
i
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah S.W.T atas ridho dan hidayah –Nya, sehingga
laporanpelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) ini dapat
diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad S.A.W.
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan proses
pengamatan atau observasi dan pemagangan yang dilakukan mahasiswa Program
Sarjana Pendidikan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan pengelolahan
pendidikan di satuan pendidikan.
Dalam pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dan
penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah ikut
serta membantu. Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Mochammad Nursalim, M.Siselaku Dekan FIP Universitas
Negeri Surabaya.
2. Ibu Dra. Retno Tri Hariastuti,M.Pd.,Kons selaku Kepala Jurusan
Bimbingan dan Konseling.
3. Ibu Dra. Nina Dwi Suryani.M.Pdselaku Kepala SMA Negeri 1 Porong.
4. Bapak Drs. I Made Suwanda,M.Si selaku Dosen Pembimbing dalam
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan ini.
5. Ibu Dra. Sri Rahayu selaku Guru Pamong yang sangat bermurah hati
membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan kegiatan
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP).
6. Seluruh masyarakat sekolah SMA Negeri 1 Porong.
Penulis menyadari terdapat kekurangan serta keterbatasan kemampuan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
serta menambah pengalaman penulis untuk kedepannya. Akhir kata penulis
berharap sekiranya laporan ini akan bermanfaat bagi pembaca dan seluruh pihak
yang berkepentingan.
13 Agustus 2019
Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Analisis Situasi ............................................................................................. 1
B. Tujuan Pelaksanaan PLP .............................................................................. 2
C. Manfaat Pelaksanaan PLP ............................................................................ 2
Bab II PELAKSANAAN PLP ................................................................................ 4
A. Karakteristik Peserta Didik .......................................................................... 4
B. Struktur Organisasi Dan Tata Kerja ............................................................. 6
C. Visi Dan Misi Sekolah ................................................................................ 6
D. Peraturan Dan Tata Tertib Sekolah .............................................................. 7
E. Kegiatan Kokurikuler Dan Ekstrakurikuler .............................................. 11
F. Kultur Sekolah ........................................................................................... 14
G.Kendala – Kendala Yang Dialami Dan Solusinya......................................... 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
A. Simpulan .................................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
LAMPIRAN 1 DOKUMENTASI KEGIATAN MENGAJAR ........................... 22
LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI KEGIATAN UPACARA PAGI .................... 23
LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI PENYEMBELIHAN QURBAN .................... 24
LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI PEMILIHAN KETUA OSIS ........................ 25
LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER .......... 26
LAMPIRAN 6 DOKUMENTASI PELAKSAAN OTA ..................................... 27
LAMPIRAN 7 DOKUMENTASISENAM PAGI ................................................ 28

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ................................................................................................................. 4

Tabel 2.2 ............................................................................................................... 12

Tabel 2.3 ............................................................................................................... 13

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ............................................................................................................. 4

Gambar 2.2 ............................................................................................................. 6

v
ABSTRAK
LAPORAN PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN
DI SMA NEGERI 1 PORONG

Kegiatan PLP Universitas Negeri Surabaya merupakan salah satu wahana


membentukan calon guru atau tenaga kependidikan yang professional. Untuk itu
kegiatan tersebut tentu saja bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta PLP untuk mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama di
kampus dan memberikan pengalaman kepada peserta PLP dalam pembelajaran
dan manajerial di sekolah dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi
keguruan atau kependidikan. Tempat yang menjadi lokasi program PLP ini adalah
di SMA Negeri 1 Porong yang beralamat di Jalan Bhayangkari No.12 Porong.
Dalam pelaksanaan PLP yang bertempat di SMA Negeri 1 Porong,
Praktikkan mengajarkan materi Bimbingan dan Konseling kelas X, XI, dan XII
semester gasal. Persiapan mengajar yang dibutuhkan berupa observasi kelas,
konsultasi dengan guru pembimbing, pembuatan RPL, dan materi mengajar.
Setiap kali praktek mengajar di lapangan praktikkan membuat Rencana
Pelaksanaan Layanan (RPL) sebagai persiapan mengajar supaya lebih mudah dan
lebih menguasai materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Adapun hasil dari pelaksanaaan PLP di SMA Negeri 1 Porong yang dimulai
dari tanggal 15 Juli 2019 hingga 5 September 2019 inin antara lain mahasiswa
dapat menerapkan dan mengembangkan kompetensi keguruan dan kependidikan
yang diperoleh selama dibangku perkuliahan UNESA. Dalam kegiatan PLP di
SMA Negeri 1 Porong, penyusun mendapat kesempatan mengajar di kelas X, XI,
dan XII. Mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas selama 4
kali yang bersifat wajib. Hasil yang diperoleh dari kegiatan PLP yaitu mahasiswa
mendapatkan pengalaman nyata berkaitan dengan perencanaan, penulisan
perangkat pembelajara, proses pembelajaran dan pengelolaan kelas. Mahasiswa
telah menerapkan dan mengembangkan ilmu serta keterampilan yang dimiliki
sesuai dengan program studi.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan proses
pengamatan atau observasi dan pemagangan yang dilakukan mahasiswa
Program Sarjana Pendidikan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan
pengelolahan pendidikan di satuan pendidikan. Dalam melaksanakan program
ini, mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman lapangan mengenai
kegiatan dan segala hal yang menyangkut aktifitas sekolah.
Sekolah merupakan bagian penting dalam proses pendidikan nasional.
Begitu strategis untuk membentuk individu menjadi manusia yang berkualitas,
yang dapat membangun diri sendiri, bangsa serta agama. Menggapai persoalan
tersebut, Universitas Negeri Surabaya sebagai bagian komponen pendidikan,
sejak awal berdirinya telah menyatakan komitmennya terhadap dunia
pendidikan. Salah satu perwujudannya adalah merintis program pemberdaya
sekolah melalui program PLP yang diselenggarakan disekolah.
SMA Negeri 1 Porong merupakan salah satu sekolah yang dijadikan
sasaran PLP oleh UNESA. Dengan pendekatan yang menyeluruh diharapkan
sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Karena dalam pendekatan ini, dimensi kognitif, afektif
maupun psikomotorik siswa mendapatkan ruang partisipasi yang lapang.
Dengan demikian mahasiswa dapat memberikan bantuan pemikiran, tenaga,
dan ilmu pengetahuan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan.
1. Letak Geografis
SMA Negeri 1 Porong merupakan salah satu sekolah yang terletak di Jalan
Bhayangkari No.12 PorongKodePos 61274 Telepon 0343 856068
Fax.0343 842033.
2. Sejarah Berdirinya SMA N 1 Porong
Sekolah ini didirikan dan dibangun pada tahun 1986 oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Sidoarjo di atas lahan 800 M2.
1
Dengan surat keputusan Mendikbud Republik Indonesia Nomor
0887/0/1986 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah Menengah
Umum Tingkat Atas tanggal 22 Desember 1986 dan berlaku surut
terhitung mulai tanggal 1 Juli 1986 maka SMA Negeri 1 Porong resmi
menjadi bagian dari SMA Negeri di wilayah kabupatan Sidoarjo yang
memiliki angkatan pertamanya sejumlah 1 rombel yang terdiri dari 3 kelas
dengan jumlah siswa 120 siswa pada tahun pelajaran 1986/1987.
Pada semester genaptahun pelajaran 1986/1987 SMA Negeri 1
Porong sudah memiliki Kepala Sekolah yang pertama yaitu Bapak Drs.
Muljono. Pada perkembangan selanjutnya SMA Negeri 1 Porong mampu
berkembang dan membangun infrastruktur sekolah sehingga sampai tahun
pelajaran 2017/2018 telah memiliki 32 rombel yang meliputi kelas X
sejumlah 11 rombel, kelas XI sejumlah 11 rombel, XII sejumlah 10 rombel
dengan jumlah siswa 1122 siswa, jumlah guru 57, dan jumlah karyawan
14.
B. Tujuan Pelaksanaan PLP
Tujuan penyelanggaraan PLP adalah membangun landasan jati diri calon
pendidik melalui beberapa bentuk kegiatan di sekolah sebagai berikut:
1. Pengamatan langsung kultur sekolah
2. Pengamatan struktur organisasi dan tata kelola di sekolah
3. Pengamatan peraturan dan tata tertib sekolah
4. Pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-formal disekolah (misalnya:
upacara bendera, rapat briefing)
5. Pengamatan kegiatan-kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler,
ekstrakurikuler dan
6. Pengamatan praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah
C. Manfaat Pelaksanaan PLP
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan PLP ini adalah sebagai berikut :
a) Pengalaman selama mengikuti PLP dapat digunakan sebagai modal
dasar dalam mengembangkan professional sebagai guru kelak di
sekolah tempat tugasnya;

2
b) Pengalaman selama mengikuti PLP, keterampilan melaksanakan
pembelajaran dan kompetensi lain dapat digunakan dalam
melaksanakan kerja sebagai seorang guru;
c) Berbagai pengalaman yang berhasil di dapat selama PLP, baik secara
langsung maupun tidak langsung akan bermakna bagi kelulusan
sebagai bekal hidup di masyarakat
2. Manfaat bagi Sekolah
Dapat menerapkan metode pengajaran yang diterapkan oleh
mahasiswa dan dapat pula mengembangkannya menjadi lebih baik dimasa
yang akan datang sehingga dapat berfungsi sebagai penunjang dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.

3
Bab II
PELAKSANAAN PLP

A. Karakteristik Peserta Didik


Tabel 2.1
Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Porong
JENIS
JUMLAH JUMLAH
JENJANG JURUSAN KELAMIN
SISWA KESELURUHAN
L P
MIPA 79 129 204
X IPS 66 104 170
399
BAHASA 3 18 21
MIPA 70 145 215
XI
IPS 67 108 175 390
MIPA 89 127 216
XII IPS 52 89 141 377
BAHASA 4 18 22
TOTAL 1166
Gambar 2.1
Data Prestasi Peserta Didik Non Akademik
SMA Negeri 1 Porong 2019/2020

4
1. Karakteristik Peserta Didik Kelas X yaitu :
Peserta didik di kelas X IPA rata-rata terlalu aktif untuk menjawab
pertanyaan, antusias untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal
sangat tinggi sedangkan untuk kelas X IPS rata-rata tingkat antusiasnya masih
kurang dan tidak bersemangat untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal.
2. Karakteristik Peserta Didik Kelas XI yaitu :
Peserta didik di kelas X IPS rata-rata terlalu aktif untuk menjawab
pertanyaan, antusias untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal
sangat tinggi dan ketika diberikan lembar kerja siswa langsung dikerjakan
sedangkan untuk kelas X IPA rata-rata tingkat antusiasnya masih kurang dan
tidak bersemangat untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal.
3. Karakteristik Peserta Didik Kelas XII yaitu :
Peserta didik di kelas X IPA rata-rata terlalu aktif untuk menjawab
pertanyaan, antusias untuk mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal
sangat tinggi sedangkan untuk kelas X IPS juga memiliki tingkat antusiasnya
tinggi dan sangat bersemangat untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal.
Tetapi saat diberikan lembar kerja siswa tidak langsung dikerjakan dan tidak
terlalu bersemangat untuk mengerjakan sesuatu hanya saja aktif dalam
menjawab pertanyaan dan memberikan pendapatnya didepan kelas.

5
B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Gambar 2.2
Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Porong
Tahun Ajaran 2018/2019

C. Visi dan Misi Sekolah


1. Visi
Unggul dalam prestasi berdasarkan Imtaq, Iptek, berkarakter, berwawasan,
kebangsaan dan berakhlak mulia.
2. Misi
a) Mengembangkan, melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efektif dengan mengoptimalkan potensi dan kemampuan peserta didik.
b) Menumbuhkan penghayatan, pengamalan ajaran agama dan berbudi
pekerti luhur, serta semangat kompetitif
c) Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang professional
d) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan sesuai perkembangan
teknologi

6
e) Mewujudkan budaya disiplin, jujur, sopan, rendah hati dan gotong
royong
f) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, aman, tertib dan
mencerminkan karakter budaya bangsa
D. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
1. Masuk Sekolah
a) Hari senin - kamis Pelajaran jam pertama dimulai pukul 06.30 WIB
b) Hari jum’at Pelajaran jam pertama dimulai pukul 06.00 WIB
c) Semua siswa harus hadir disekolah selambat – lambatnya 15 menit
sebelum pelajaran jam pertama dimulai
d) Siswa yang terlambat
- Sampai dengan 15 menit setelah bel jam pertama berbunyi harus
melapor terlebih dahulu kepada guru BK/Piket/tim TATIB.
- 15 menit keatas tidak diperkenankan masuk kelas, menunggu di
perpustakaan sampai jam pelajaran kedua.
e) Siswa yang berhalangan hadir kesekolah harus dibuktikan dengan surat
keterangan yang sah
2. Kewajiban Siswa
a) Taat kepada Kepala Sekolah, Guru dan Staff TU
b) Ikut tanggung jawab atas kebersihan, keamanan dan ketertiban kelas
dan sekolah pada umumnya
c) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan halaman, perabotan dan
peralatan dan fasilitas sekolah
d) Membantu kelancaran pelajaran baik sikelasnya maupun di sekolah
pada umumnya
e) Ikut menjaga nama baik sekolah, guru, dan staff di dalam maupun
diluar sekolah
f) Menghormati guru dan saling menghargai antar siswa dan
mengembangkan budaya 5S yaitu : Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan
Santun
g) Berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan
h) Memenuhi biaya pendidikan sesuai dengan ketentuan

7
i) Melengkapi diri dengan atribut sekolah
j) Pakaian dan rambut harus rapid an bersih (kemeja harus dimasukkan
bagi laki – laki dan perempuan yang tidak berjilbab, model pakaian
sesuai dengan ketentuan sekolah)
k) Ikut membantu ketertiban sekolah agar dapat berjalan lancar
l) Piket kebersihan siswa dilaksanakan setelah jam pelajaran berakhir
3. Pelanggaran
Klasifikasi Pelanggaran Siswa
a) Klasifikasi berat
Jenis pelanggaran :
- Memalsu tanda tangan Kepala Sekolah, Guru dan Staff
- Merokok di dalam dan diluar sekolah serta membawa senjata tajam,
miras, obat, psikotropika, kartu judi (remi dan domina) dan CD/
DVD/Peralatan elektronika dan file serta gambar – gambar
pornografi
- Perkelahian yang membahayakan keselamatan orang lain (disekolah
maupun diluar)
- Merusak sarana prasarana sekolah
- Menyebarkan selebaran terlarang
- Tindak kejahatan (mencuri, memalak, mentarjet)
- Membawa senjata tajam dan senjata api
- Memalsukan dokumen
- Mengikuti organisasi/perkumpulan/gank terlarang
- Mengganggu ketertiban umum (trek – trek an, kebut-kebutan)
dilingkungan sekolah
- Tindak asusila
- Menjatuhkan martabat (Kepala Sekolah, Guru dan Staff)
Sanksi – sanksi :
- Pembinaan skorsing
- Dikembalikan ke Orang Tua
b) Klasifikasi Sedang
Pelanggaran :

8
- Menghabiskan uang sekolah
- Surat ijin atau informasi palsu
- Melakukan jenis permainan kartu disekolah
- Melakukan segala permainan saat jam pelajaran
- Melindungi teman yang salah
- Melompat pagar/jendela
- Tidak mengikuti upacara, tidak mengikuti pelajaran (memboikot)
- Mengganggu jalannya pelajaran di kelasnya maupun dikelas lain
- Berlaku tidak sopan
- Melakukan aksi corat – coret
- Membawa teman dari sekolah lain tanpa ijin sekolah
- Tidak memperhatikan panggilan petugas sekolah
- Berada atau bermain – main ditempat parkir kendaraan selama di
sekolah
Sanksi – sanksi :
- Pelanggaran 1x sampai 2x peringatan
- Pelanggaran 3x orang tua dipanggil
- Pelanggaran ke 4x dank e 5x diserahkan ke orang tua selama 3 hari
(skorsing)
- Pelanggaran ke 6x skorsing selama 1 minggu
- Pelanggaran ke 7x dikembalikan ke orang tua
c) Klasifikasi Ringan
Jenis pelanggaran
- Terlambat masuk kelas
- Tidak disiplin saat mengikuti upacara, saat KBM berlangsung
- Meninggalkan sekolah saat jam pelajaran berlangsung, kecuali ada
ijin Kepala Sekolah/Piket/Guru Mata Pelajaran
- Tidak melaksnakan piket kelas
- Membuang sampah bukan pada tempoatnya
- Berada atau bermain disaat jam pelajaran
- Memakai anting atau aksesoris untuk siswa putra
- Memakai perhiasan dan aksesoris serta berdandan yang berlebihan

9
- Rambut tidak boleh gondrong atau disemir
- Meninggalkan sekolah saat jam pelajaran berlangsung, kecuali ada
ijin Kepala Sekolah/Piket/Guru Mata Pelajaran
- Seragam tidak lengkap
- Tidak mengerjakan, tidak memiliki catatan, tidak membawa buku
pelajaran
- Berada dikantin pada saat KBM
- Membeli makanan dan minuman diluar halaman sekolah
- Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun
terhadap kelas lain
- Meninggalkan buku atau barang – barang pribadi dilaci bangku
- Selama jam pelajaran berlangsung hap harus dimatikan. Jika terjadi
kehilangan hp dilingkungan sekolah, tanggung jawab
pemilik/pembawa, pihak sekolah tidak bertanggung jawab
- Menerima surat – surat atau tamu di sekolah kecuali untuk
keperluan mendesak
Sanksi – sanksi :
- Pelanggaran 1x sampai 2x peringatan
- Pelanggaran 3x membuat pernyataan mengetahui orang tua
- Pelanggaran ke 4x dan ke 5x orang tua dipanggil kesekolah
- Pelanggaran ke 6x di skors selama 1 hari
- Pelanggaran ke 7x di skors selama 3 hari
- Pelanggaran ke 8x di skors selama 6 hari
4. Seragam
a) Bersepatu hitam kecuali pada saat jam pelajaran olahraga, berikut
pinggang tanpa variasi, berdasi, berjilbab segi empat (bagi yang
berjilbab), berkaos kaki putih, berkaos hitam untuk seragam pramuka.
(khusus hari senin baju dan sepatu sesuai dengan ketentuan)
b) Pakaian olahraga sesuai dengan ketentuan sekolah
c) Ketentuan pakaian (seragam) sekolah:
- Senin : Seragam putih abu-abu
- Selasa- Rabu : Seragam putih abu-abu

10
- Kamis : Seragam batik
- Jum’at : Seragam pramuka
d) Atribut
- Topi abu-abu berlogo Tut Wuri Handayani bertuliskan SMA Negeri
1 Porong harus dipakai pada saat upacara
- Lambang OSIS di saku sebelah kiri
- Lambang SMA Negeri 1 Porong dilengan sebelah kiri dan tanda
kelas di lengan sebelah kanan (disesuaikan dengan tingkatan kelas)
- Nama dada di sebelah kanan
- Dasi abu-abu dipakai hari senin sampai rabu
- Bedge merah putih di dada kiri (di atas saku)
e) Ketentuan Jilbab
- Menggunakan logo sekolah
- Seragam putih-putih, berjilbab putih
- Seragam putih abu-abu, berjilbab putih
- Seragam batik, berjilbab coklat khusus batik
- Seragam pramuka, berjilbab coklat khusus pramuka
f) Khusus jam pelajaran ke 3-4 olahraga, siswa berangkat dari rumah
memakai seragam olahraga
5. Sanksi Siswa
Pelanggaraan terhadap tata tertib tersebut diatas akan mendapatkan sanksi
menurut jenis pelanggarannya. Sanksi meliputi :
a) Teguran lisan
b) Peringatan tertulis
c) Panggilan orang tua
d) Dikembalikan di orang tua
E. Kegiatan Kokurikulerdan Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan Kokurikuler di SMA Negeri 1 Porong :
a) PIB jangka waktu September-Maret materi spesifik mata pelajaran
umum + 1 pilihan pengajar bapak ibu guru, waktu 45 x menit x 2 (rabu,
jumat)

11
b) Setelah UN ada bimbingan untuk SBMPTN bekerja sama dengan
lembaga bimbingan belajar.
c) Bimbingan UTBK kerjasama dengan luar ada panitia kecil dari sekolah
4 orang
d) Studi observasi eco green park
e) TOEFL 2 minggu sekali
f) Dunia usaha, siswa diajak berkunjung ke perusahaan kampoeng cokelat
koperasi susu
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler dimaksudkan sebagai kegiatan yang
diarahkan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-
nilai atau sikap dan menerapkan secara lebih lanjut pengetahuan yang
telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran program inti dan pilihan.
Berikut daftar kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Porong beserta
penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler:
Tabel 2.2
Tabel Ekstrakurikuler
NO . EKSTRAKURIKULER HARI TEMPAT
1. JURNALISTIK Rabu dan Jum’at Lab Komputer
2. KIR Rabu dan Jum’at Lab Kimia
3. BOLA VOLLY Rabu dan Jum’at Lapangan Sekolah
4. FUTSAL Rabu dan Jum’at Lapangan Sekolah
5. BASKET Rabu dan Jum’at Lapangan Sekolah
6. SEPAK BOLA Rabu dan Jum’at Lapangan Sekolah
7. NIHONGO KORABU Rabu dan Jum’at XI IPS 3
8. PASKIBRA Rabu dan Jum’at Lapangan Sekolah
9. BANJARI Rabu dan Jum’at Mushola
10. PADUAN SUARA Rabu dan Jum’at Lab Fisika
11. SENI TARI Rabu dan Jum’at Gasebo
12. PMR Rabu dan Jum’at XI IPS 2
13. DANCE Rabu dan Jum’at Lab IPA

12
Tabel 2.3
Daftar Nama Pembina Ekstrakurikuler
BIDANG
NO NAMA NIP
TUGAS
1. Bambang Sutiman, S.Pd 196810281999031002 Pembina
Kepramukaan
2. Dra. Irma Rohmani,M.Pd 196710082008012010 Pembina
Kepramukaan
3. Soekarno - Pembina
Kepramukaan
4. Arifin, S.Pd - Pembina
Kepramukaan
5. Fitri Cahya Buana, S.Pd 198008172007012008 Tari
6. Ach. Zaini, S.Kom 198102162010011019 Nihongo Korabu
7. Agung Alrosyid - Paduan Suara
8. Vivi Andriani, M.Pd - KIR
9. Moch. Zahrul Fuad A.D - Jurnalistik
10. Hasril Dwi Susilo, S.Pd - Bola Volly
11. Fahrudin, S.Pd - Bola Volly
12. Moch. Najikun, S. Hum - Seni Baca dan
Al-Qur’an
13. Dra. Elly Nurrohmawati, - Seni Baca dan
M.Pd Al-Qur’an
14. Firgiawan Setyanto - Paskibra
15. Eko Kusnadi, S.Pd - Futsal
16. Dadang Sudarwianto,S.Pd - Futsal
17. Eko Anwar - PMR
18. Agung Pri Utomo - Bola Basket
19. Moch. Jauhar Kholis - Banjari
20. Agus Ashari - SB

13
F. Kultur Sekolah
Observasi kultur sekolah meliputi dua hal yang pertama mengenai kedisplinan
warga sekolah dan mengenai hubungan sosial antar warga sekolah.
1. Kedisiplinan Warga Sekolah
Kedisiplinan warga sekolah di SMA Negeri 1 Porong sudah
disiplin, ini dicontohkan sendiri oleh Kepala Sekolah yang disiplin,
dibuktikan dengan ketepatan waktu beangkat ke sekolah pukul 06.20 pada
hari senin, pukul 06.30 pada hari selasa-kamis dan pukul 06.00 pada hari
jum’at sudah berada didepan sekolah untuk berjabat tangan dengan guru
dan peserta didiknya. Kepala Sekolah disini bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan sekolah. Kepala Sekolah disini juga bertanggung jawab
dalam pemberian bimbingan dan arahan kepada guru-guru dan
karyawannya setiap hari senin saat upacara selesai.
Guru-guru di SMA Negeri 1 Porong mempunyai kedisiplinan yang
bagus, guru berangkat sekolah tepat pukul 06.00 setiap pagi dan tepat
waktu masuk kelas masing-masing. Tanggung jawab guru sendiri sudah
bagus, ini dibuktikan dengan selalu mengajar sesuai dengan jadwal dan
materi yang sesuai dengan silabus. Guru juga turut menjaga kebersihan,
dibuktikan dengan setiap pagi selalu ada pengumuman untuk mengajak
semua warga sekolah untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan
memungut semua sampah yang ada di area sekolah. Kerapian guru baik,
dibuktikan dengan kekompakan dalam berseragam sesuai aturan. Guru-
guru disini arif dan bijaksana dengan setiap warga sekolah, dibuktikan
dengan ramahnya guru-guru kepada mahasiswa magang kependidikan.
Guru-guru juga mempunyai akhlak yang baik dibuktikan dengan ketepatan
dalam menjalankan ibadah shalat setiap harinya. Tidak lupa guru-guru
disini setiap pembelajaran selalu mengevaluasi kinerja mereka sendiri.
Dan tidak lupa dengan hasil evaluasi kinerja mereka sendiri, dari hasil
evaluasinya mereka menjadikannya sebagai alat untuk pengembangan
keprofesionalan guru.

14
Karyawan di SMA Negeri 1 Porong mempunyai kedisiplinan yang
bagus, dibuktikan dengan ketepatan waktu berangkat sekolah pukul 06.00
setiap paginya. Untuk tanggung jawab, karyawan juga mempunyai
tanggung jawab yang bagus, dibuktikan dengan pembagian tugas-tugas
yang mereka jalankan sesuai tupoksi sebagai karyawan. Selanjutnya untuk
pelayanan sendiri juga cukup bagus, dibuktikan dengan adanya kegiatan
magang kependidikan, karyawan siap membantu dan memberikan data
yang dibutuhkan. Kedisiplinan mereka sangat baik, karyawan menaati
peraturan sekolah.
Siswa SMA Negeri 1 Porong sebagian besar memiliki ketepatan
waktu yang baik datang sebelum pukul 06.15, namun ada sedikit juga
yang datang terlambat, terutama pada hari Senin. Dari segi kebersihan
sudah tergolong cukup baik, mereka memperhatikan penampilan mereka
dengan selalu berpakaian rapi, walaupun ada beberapa yang tidak sesuai
dengan aturan, misal baju keluar, sepatu bewarna selain hitam, dan siswi
tidak mengangkat rambut. Masalah kedisiplinan sepertinya perlu
diperhatikan, karena masih banyak siswa yang berada dikantin pada jam
pelajaran.
2. Hubungan Antar Warga Sekolah
Secara garis besar di SMA Negeri 1 Porong memiliki hubungan
sosial yang baik antar warga sekolah. Hal ini terlihat dengan Kepala
Sekolah yang selalu menyapa semua guru dan karyawannya. Hal ini saling
mengakrabkan warga sekolah. Sedangkan Kepala Sekolah mengakrabkan
warga sekolah. Sedangkan Kepala Sekolah dengan siswa terjalin
hubungan yang baik, walaupun Kepala Sekolah masih baru dalam
menjabat namun keakrabannya dapat terlihat, apalagi setiap pagi Kepala
Sekolah berdiri di gerbang sekolah untuk berjabat tangan dengan siswa
dan memberikan arahan berupa teguran cara berpakaian yang baik kepada
siswa. Interaksi guru dengan siswa juga baik terlihat dengan saling
menyapa pada saat bertemu. Pada saat pembelajaran guru dengan siswa
terlihat akrab dan siswa tetap menghormati guru. Guru dengan karyawan
ataupun guru dengan guru juga memiliki hubungan yang baik, diantaranya

15
terjalin hubungan kekeluargaan yang harmonis. Bapak/Ibu guru kompak
menjenguk guru yang sakit atau mengalami kecelakaan. Selain itu mereka
tidak sungkan berbagi makanan di dalam kantor guru. Hubungan siswa
dengan siswa mereka selalu bersikap baik kepada sesamanya dan tidak
terjadi permasalahanan, bahkan mereka mampu bekerja sama dengan baik.
Terlihat ketika ekstrakulikuler berlangsung siswa tidak ada yang merasa
menjadi senior maupun junior. Hubungan sekolah dengan orang tua dan
warga sekitar sekolah juga terjalin baik. Setiap semester ada pertemuan
dengan wali Murid untuk menjelaskan bagaimana nilai akademik dan
sikap siswa di sekolah. Ketika ada tamu yang datang ke sekolah sangat
dihormati. Jadi pada intinya hubungan baik terjalin disetiap warga sekolah
dan warga sekitar SMA Negeri 1 Porong.
Kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di SMA Negeri 1 Porong
dapat mengembangkan pribadi siswa dan menambah pengalaman siswa
dalam organisasi. Selain itu siswa juga aktif dalam mengikuti kegiatan
yang ada, dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler terjalinlah hubungan
baik antar siswa dari berbagai angkatan. Kegiatan ekstrakulikuler
dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis. Pelaksanaan kegiatan non
ekstrakulikuler melalui hubungan antar warga sekolah terlihat baik,
dibuktikan dengan kegiatan literasi berjalan baik yang dilakukan pada
waktu jam pembelajaran ke I dan melibatkan guru dan seluruh siswa.
G. Kendala – kendala Yang Dialami dan Solusinya
Kendala yang dialami saat pelaksanaan Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PLP) yaitu :
1. Masalah Praktek Mengajar
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan praktek mengajar ini
merupakan tidak adanya jam mata pelajaran Bimbingan dan Konseling di
SMA N 1 Porong. Upaya pemecahan masalah yang berhubungan dengan
praktek mengajar yaitu meminta jam mata pelajaran Olahraga 1 jam
dikarenakan jam mata pelajaran Olahraga di SMA N 1 yaitu 3 jam. Maka
guru pamong meminta jam kepada guru olahraga 1 jam.

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kegiatan PLP merupakan kegiatan yang sangat penting bagi mahasiswa
sebagai seorang calon guru. Kegiatan ini membuat mahasiwa PLP lebih
mengenal dan memahami lingkungan sekolah, melatih diri dalam
pembentukan jiwa dan karakter seorang pendidik dan dapat meningkatkan life
skillsesuai dengan bidang dan kemampuan lain yang dimilikinya.
Selama melaksanakan PLP di SMA Negeri 1 Porong mahasiswa PLP
banyak memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana cara
meningkatkan mentalitas pemimpin, menghormati dan menghargai setiap
pendapat, memecahkan masalah sekolah, bimbingan proses pembelajaran, dll.
Program kerja PLP yang berhasil dilakukan adalah penyusunan rencana
layanan, penyusunan pelaksanaan layanan, praktik mengajar dan mengadakan
evaluasi layanan berdasarkan pengalaman tersebut praktikkan dapat
mengambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Melalui kegiatan PLP, mahasiswa dapat belajar berinteraksi dan
beradaptasi dengan seluruh keluarga besar SMA Negeri 1 Porong yang
pastinya berguna bagi mahasiswa di kemudian hari.
2. Melalui kegiatan PLP ini, mahasiswa memperoleh hasi yang berupa
praktik mengajar dikelas sesuai dengan target mengajar minimal yang
telah ditentukan oleh LP3M UNESA.
3. Melalui kegiatan PLP, mahasiswa dapat menghasilkan perangkat
pembelajaran yaitu berupa RPL dan Media Layanan.
4. Memberikan kesempatan praktikkan untuk dapat berperan sebagai
motivator,dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver.
B. Saran
Pelaksanaan program PLP tidak hanya untuk kepentingan mahasiswa
saja. Akan tetapi program itu merupakan kepentingan bagi semua pihak yaitu

17
antara mahasiswa, pihak penyelenggara (LP3M UNESA), dan pihak sekolah.
Berdasarkan alasan tersebut maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Program PLP merupakan pembelajaran dalam proses menjadi pendidik.
Oleh karena itu, hasil dari pengalaman selama PLP perlu dijadikan refleksi
dalam menjadi sebuah kesatuan perangkat pendidikan. Selama kegiatan
PLP berlangsung penyusun menyarankan agar kelak dalam melaksanakan
PLP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Hendaknya mahasiswa benar-benar mempersiapkan diri dengan baik
sebelum melaksanakan kegiatan PLP di sekolah.
b) Hendaknya mahasiswa mampu menempatkan diri dimana ia kini
berada, yaitu di sebuah lembaga yang bernama sekolah. Mahasiswa
hendaknya mampu bersikap, bertutur kata, dan berperilaku yang baik
saat berada dilingkungan sekolah.
c) Hendaknya kegiatan PLP dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai
wahan pembelajaran dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh di
perkuliahan.
d) Hendaknya selalu ada komunikasi atau koordinasi yang optimal
dengan berbagai elemen terkait selama kegiatan PLP berlangsung
e) Pertahankan hubungan baik antara mahasiswa dan seluruh warga
sekolah.
2. Bagi Sekolah
a) Diharapkan untuk terus meningkatkan kualitas sekolah tersebut, baik
dari segi SDM maupun Sarana dan Prasarana
b) Optimalisasi peran siswa dalam berbagai kegiatan perlu lebih
ditingkatkan.
c) Senantiasa menjaga dan meningkatkan prestasi baik dalam bidang
akademik maupun non akademik.
d) Penghargaan dan pemghormatan adalah segalanya untuk kepentingan
bersama, sehingga agar mahasiswa PLP dapat berkoordinasi dengan
baik dengan berbagai pihak selama kegiatan PLP berlangsung.
e) Selalu membuka komunikasi dengan mahasiswa.

18
f) Pihak sekolah hendaknya memberi masukan atau kritikan yang
membangun bagi mahasiswa yang kurang baik. Alangkah baiknya
kekurangan atau kesalahan mahasiswa itu langsung disampaikan ke
mahasiswa, agar mahasiswa tahu kesalahan yang telah diperbuat dan
berusaha memperbaikinya. Dengan cara seperti itu hubungan sosial
yang harmonis akan tercipta. Namun baik sekolah atau lembaga yang
terkait akan terjaga dan mahasiswa yang bersangkutan akan mendapat
pelajaran atau pengalaman yang akan membantu mahasiswa dalam
menemukan jati diri yang sebenarnya sebagai seorang calon guru.
g) Diharapkan sekolah terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan-
kegiatan dari mahasiswa PLP sehingga seluruh kegiatan daoat
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
h) Diharapkan dapat lebih memahami fungsi dan tujuan pelaksanaan PLP
sehingga dapat terjalin sebuah hubungan dan kerja sama yang
harmonis dan saling menguntungkan.
i) Hubungan yang sudah terjalin antara pihak sekolah dan UNESA
hendaknya lebih ditingkatkan dengan saling memberi masukan antara
kedua belah pihak.
j) Disiplin seluruh warga sekolah sebaiknya lebih ditingkatkan sehingga
seluruh kegiatan di sekolah dapat terlaksana dengan baik sesuai yang
telah direncanakan.
3. Bagi LP3M UNESA
a) Pelaksanaan kegiatan PLP harus dipantau secara teratur oleh dosen
pembimbing PLP sehingga kualitas kegiatan pembelajaran yang
dilakukan mahasiswa dapat ditingkatkan menjadi semakin baik.
Pelaksanaan kegiatan PLP pada tahun berikutnya diharapkan dapat
dilaksanakan dengan baik.
b) Pembekalan kegiatan PLP dan sosialisasi ketentuan yang harus
dilaksankan oleh mahasiswa dan sekolah hendaknya dikemas lebih
baik lagi agar tidak terjadi simpang siur informasi yang menjadikan
pihak mahasiswa dan sekolah kebingungan di tengah-tengah
pelaksanaan PLP.

19
c) Dalam penyampaian informasi berkaitan dengan ketentuan laporan
serta ketentuan-ketentuan yang lain di awal pembekalan agar
mahasiswa dapat mempersiapkan dengan lebih matang dan tidak
terjadi kesalahpahaman anatara pihak penyelenggara LP3M UNESA
dengan maahsiswa.

20
DAFTAR PUSTAKA

LP3M UNESA (2019) Buku Pedoman Pengenalan Lapangan Persekolahan

(PLP), unesapress.

21
LAMPIRAN1 :DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR

Kelas XI MIPA 2

Kelas XII MIPA 5

Kelas XI IPS 5

Kelas X IPS 4

22
LAMPIRAN 2 : DOKUMENTASI KEGIATAN UPACARA PAGI

SMA NEGERI 1 PORONG

UPACARA PAGI DILAKUKAN SETIAP HARI SENIN


PUKUL 06.00

SISWA TELAT UPACARA

UPACARA MEMPERINGATI
17 AGUSTUS 2019

23
LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI PENYEMBELIHAN QURBAN
MEMPERINGATI HARI RAYA IDUL ADHA

24
LAMPIRAN 4 : DOKUMENTASI PEMILIHAN KETUA OSIS PERIODE TAHUN
2019-2020

25
LAMPIRAN 5 : KEGIATAN
EKSTRAKULIKULER

EKSTRAKULIKULER
PASKIBRAKA

EKSTRAKULIKULER

NARI

EKSTRAKULIKULER

PADUAN SUARA

EKSTRAKULIKULER

BASKET

26
LAMPIRAN 6 :PELAKSAAN ORIENTASI TAMU AMBALAN

27
LAMPIRAN 7 : SENAM PAGI

JUMAT SEHAT YANG RUTIN DILAKUKAN


SEBULAN SEKALI PADA HARI JUMAT

28
29
30
31
Uraian Materi

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang baik. Seorang anak yang
memperoleh pendidikan yang baik akan mudah mendapat pekerjaan yang sesuai
dengan bidangnya. Pendidikan merupakan unsur penting dalam pendidikan suatu
bangsa. Apakah Anda mempunyai niat untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi? Pendidikan di perguruan tinggi memiliki beberapa macam.
Untuk dapat memasuki perguruan tinggi ada beberapa hal yang harus disiapkan.
Untuk memahaminya, bacalah materi berikut dengan saksama.

A. Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

Belum banyak yang menyadari akan pentingnya pendidikan tinggi, karena


kebanyakan para siswa setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah
atasnya lebih memilih untuk bekerja dibandingkan dengan melanjutkan kuliah
di perguruan tinggi. Hal tersebut didasan oleh beberapa alasan seperti alasan
ekonomi, alasan tingkat kecerdasan, alasan dukungan, dan kemalasan serta
alasan-alasan lainnya yang mermbuat mereka enggan untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi

Manfaat yang akan Anda rasakan ketika melanjutkan pendidikan ke


jenjang yang lebih tingg sebagai berikut

1. Memberikan perubahan taraf hidup yang lebih baik dan lebih berkualitas,
di mana Anda dak akan merasakan kesulitan yang berarti untuk
memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasitan tinggi.
2. Memiliki tingkat pergaulan yang lebih luas baik di lingkungan kampus
tempat kuliah dan di luar kampus, yang dapat berubah menjadi relasi yang
dapat memberikan keuntungan di masa depan untuk Anda
3. Memiliki pengetahuan dan daya kreativitas yang tinggi, sehingga Anda
mampu bersaing dengan dunia kerja dan bisnis di Indonesia, dan bahkan
saat Anda memilih tempat kultah taraf internasional, dapat membuka
peluang Anda untuk berkarier di luar negeri

32
4. Lebih dihargai dalam menjalani gaya hidup, karena seseorang yang
berpendidikan tingg tentu turut diberikan pelajaran mengenai attitude yang
baik dalam pergaulan hidup

B. Memilih Jurusan yang Tepat di Perguruan Tinggi Untuk dapat memilih


jurusan di perguruan tinggi dengan tepat lakukan langkah berikut 1.
1. Menyesuaikan Cita-Cita, Minat, dan Bakat
Bagi yang telah memiliki cita-cita tertentu, maka lihatlah jurusan apa yang
dapat membawa Anda menuju profesi atau pekerjaan yang diinginkan
tersebut. Sesuaikan jurusan yang ingin diambil dengan minat dan bakat.
Mengembangkan bakat yang sudah ada disertai dengan rasa suka dan cita-
cita pada suatu jurusan studi akan menjadi pilihan yang tepat
2. Informasi yang Sempurna
Carilah informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan Anda untuk
memilih jurusan. Cari dan gali informasi dari banyak sumber, seperti orang
tua, saudara, guru, teman, bimbingan belajar, tetangga, konsultan
pendidikan, kakak kelas, teman mahasiswa, profesional, dan lain
sebagainya.
3. Lokasi dan Biaya
Jika dana Anda terbatas, maka pilihlah lokasi kuliah yang dekat dengan
tempat tinggal atau lokasi luar kota yang memiliki biaya hidup yang
rendah. Pilih juga tem kuliah yang biaya pendidikan tidak terlalu tinggi.
Jika dana yang ada nanti belum mencukupi, maka carilah beasiswa,
keringanan, pekerjaan paruh waktu atau sponsor untuk mencukupi
kebutuhan dana Anda
4. Daya Tampung Jurusan atau Peluang Diterima
Pada umumnya, jurusan favorit memiliki kuantitas yang terbatas dan
diperebutkan oleh banyak orang. Jangan membebani diri Anda dengan
target untuk berkuliah di tempat tertentu dengan jurusan tertentu yang
favorit. Anda bisa stres jika keinginan Anda tidak terpenuhi Buatlah
banyak pilihan tempat kuliah beserta jurusannya. Ukur kemampuan untuk
melihat sejauh mana peluang menempati suatu jurusan di tempat favorit.

33
5. Masa Depan Karier dan Pekerjaan
Banyak jurusan-jurusan yang saat ini lulusannya menganggur tidak bekerja.
Tidak hanya orang dari jurusan tertentu saja yang dapat bekerja pada suatu
profesi, karena saat ini rekrutmen perusahaan dalam mencari tenaga kerja
tidak melihat seseorang dari latar belakang pendidikan saja, namun juga
pengalaman. Tetapijika kompetensi, keberanian, dan kemampuan Anda
jauh dani orang-orang narmal, maka jurusan apapun yang Anda ambil sah-
sah saja

C. Sistem Pembelajaran di Perguruan Tinggi


Belajar di pendidikan tinggi tidaklah sama dengan belajar di tingkat
Sekolah Dasar dan Menengah, di mana peranan dan kesungguhan mahasiswa
sangat menentukan pencapaian hasil belajar yang diharapkan, karena belajar
di pendidikan tinggi bagi mahasiswa bukan sekadar menerima materi yang
diberikan tenaga pengajar, tetapi justru mampu menganalisis mengembangkan
dan mengimplementasikannya kembali melalui suatu rangkaian kegiatan
belajar di tengah masyarakat atau dalam pengabdian masyarakat, dan sesuai
dengan ketentuan sistem kredit semester di pendidikan tinggi. Sehingga
belajar diperguruan tinggi akan sangat tergantung dari dini mahasiswa sendiri.
Perguruan tinggi yang memberikan pendidikan akademis dapat
menawarkan jenjang pendidikan Sarjana (S1), Program Profesi, Magister ($2),
Program Spesialis (SP), dan Program Doktoral (S3) Sedangkan pendidikan
vokasi menawarkan program Diploma 1, 11, l dan IV
1. SKS dan Lama Studi
SKS adalah singkatan dari satuan kredit semester. SKS digunakan
sebagai ukuran
a) besarnya beban studi mahasiswa
b) besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa,
c) besamya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk
menyelesaikan suatu program baik program semesteran maupun
program lengkap,

34
d) besamya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga
pengajar Nilal 1 SKS untuk kegiatan kuliah setara dengan beban
studi tiap minggu selama satu semester yang terdiri atas 1) 1 jam
kegiatan terjadwal (termasuk 5-10 menit istirahat). 2) 1-2 jam
tugas terstruktur yang direncanakan oleh tenaga pengasuh mata
kuliah bersangkutan, misalnya menyelesaikan pekerjaan rumah,
tugas pembuatan referat, menerjemahkan suatu artikel, dan
sebagainya. 3) 1-2 jam tugas mandiri, misalnya membaca buku
rujukan, memperdalam materi, menylapkan tugas, dan
sebagainya
e) Seorang mahasiswa dapa! dinyatakan lulus apabila telah
menyelesaikan jumlah SKS tertentu. Untuk menyelesaikan
pendidikan Sanjana (S1), seorang mahasiswa diwajibkan untuk
mengambil 144-160 satuan kredit semester (SKS) yang diambil
selama delapan sampai dua belas semester. Pada jenjang
Magister (S2), seorang mahasiswa harus menyelesaikan 39
sampai 50 SKS selama kurun waktu empat sampai sepuluh
semester dan untuk jenjang doktoral (S3) harus menempuh
sekitar 79 sampai 88 SKS dalam jangka waktu delapan sampai
empat belas semester. .
f) Baik pendidikan reguler maupun pendidikan jarak jauh memulai
aktivitas akademis atau jadwal akademik pada bulan September
setiap tahunnya. Satu tahun akademik terbagi atas minimal dua
semester yang terdin atas setidak-tidaknya 16 minggu.
g) Penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi didasarkan atas
beberapa persyaratan dan prosedur serta objek penyeleksian yang
tidak diskriminatif. Saat ini ada dua penyelenggara seleksi masuk
perguruan tinggi, yaitu: (1) Penyelenggara oleh pemerintah vang
dikenal dengan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri): (2) Penyelenggara oleh perguruan tinggi yang
dikenal dengan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perquruan

35
Tinggi Negeri), dan seleksi yang dilakukan sendiri oleh
perguruan tinggi yang bersangkutan
h) Calon mahasiswa D1, D2, D3, D4, dan S1 harus menamatkan
pendidikan menengah atas atau yang sederajat dan lulus pada
ujían masuk masing-masing perguruan tinggi Kandidat
mahasiswa S2 harus memiliki jazah Sarjana (S1) atau yang
sederajat dan lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Untuk
S3, mahasiswa harus memiliki fazah S2 atau yang soderajat dan
lulus seleksi masuk.
2. Lama Studi
Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk beban SKS ini akan
menempuh berbagai keguatan belajar seperti berikut:
a) Metode perkuliahan terdiri atas iga kegiatan sebagai berikut 1)
Kegiatan temu muka terjadwal antara mahasiswa dan tenaga
pengajar, misalnya dalam bentuk kuliah dan diskusi (50
menit) 2) Kegiatan terstruktur, yaitu kegiatan belajar oleh
mahasiswa yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh
tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk pekerjaan rumah atau
menyelesaikan soat-soal (60 menit) ) Kegiatan mandiri, yaitu
kegiatan belaiar oleh mahasiswa secara mandiri, tidak
direncanakan tenaga pengajar untuk mendalami bahan kuliah,
mempersiapkan catatan kuliah/diskusi atau tujuan akademik
lainnya yang menyangkut program semester yang ditempuh,
misalnya membaca buku-buku sumber (60 menit)
b) Kegiatan responsi dilakukan dengan tiga kegiatan perminggu
selama satu semester dengan kegiatan terjadwal, kegiatan
terstruktur, dan kegiatan belajar man
c) Kegiatan seminar, dilakukan sama dengan kegiatan belajar
pada metode kuliah
d) Kegiatan praktikum memiliki kegiatan sama dengan metode
responsi Namun untuk praktik lapangan kerja lapangan
mensyaratkan bahwa satu SKS setara dengan 4-5 jam

36
perminggu dalam satu semester Demikian pula dengan
penelitian atau penulisan sknpsi
D. Bentuk-Bentuk Pendidikan Tinggi di Indonesia
Bentuk-bentuk pendidikan tinggi di Indonesia sebagai berikut
1. Universitas
Universitas merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang ilmu
Sebuah universitas biasanya memiliki fakultas yang beraneka
ragam Setiap fakultas memiliki beberapa jenis jurusan. Di fakultas
ada beberapa jenjang studi, seperti D3, S1, S2, hingga S3. Confoh
universitas yang ada di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia,
Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas
Trisakti, dan Universitas Negeri Yogyakarta
2. Akademi
Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
program pendidikan kejuruan diploma atau vokasi dalam satu
disiplin ilmu pengetahuan Pendidikannya difokuskan pada
pemberian pengalaman serta pengetahuan praktis melalui kuliah
dan terjun langsung ke lapangan (praktik lapangan) Contoh
akademi di Indonesia, yaitu Akademi Kepolisian, Akademi
Farmasi, Akademi Militer, Akaderni Keperawatan, dan Akademi
Panwisata
3. Politeknik
Politeknik menyelenggarakan pendidikan terapan di bidang
pengetahuan tertentu Jenjang studi yang disediakan yakni diploma.
Di dalam pendidikan politeknik ini mahasiswa akan diberikan ilmu
profesional khusus, misalnya keuangan, elektronika, desain grafis
fotografi, telekomunikasi, dan lain-lain Contoh politeknik, yaitu
Politeknik Negen Semarang Politeknik Negeni Jakarta, Politeknk
Universitas Andalas, Politeknik Manufaktur Bandung. dan
Politeknik Universitas Andalas
4. Institut

37
Institut menyelenggarakan program pendidikan keilmuan dan
kejuruan dalam satu bidang ilmu pengetahuan, seperti seni, ilmu
pertanian, atau teknologi. Jenjang studi yang ditawarkan mulaí dari
D3/S1 hingga S3. Insitut pendidikannya lebih luas bila
dibandingkan dengan sekolah tinggi Penekanan pendidikannya
terletak pada penguasaan teori yang detail agar dapat menemukan
dasar ilmu yang ditekuni. Contoh institut, antara lain Insitut
Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Institut Kesenian
Jakarta, Institut Sen Indonesia, Insititut Pertanian Bogor
5. Sekolah Kedinasan
Sekolah kedinasan merupakan lembaga pendidikan tinggi negeri
yang memiliki ikatan dengan lembaga pemerintah sebagai
penyelenggara pendidikan. Sebagai contoh, STAN merupakan
sekolah kedinasan di bawah naungan Depertemen Keuangan, STIS
berada di bawah naungan Badan Pusat Statistik, dan AMG berada
di bawah naungan Badan Meteoralogi Klimatologi dan Geofisika
Sekolahan kedinasan memiliki beberapa keunggun dibandingkan
dengan perguruan tinggi lain Antara lain, blaya kuliah yang
terjangkau, bahkana gratis, dan fasilitas ikatan dinas.

38
Lembar Kerja

Nama :
Kelas :
Absen :

1. Tuliskan cita-cita kalian


2. Tuliskan 3 pilihan perguruan tinggi yang kalian inginkan!
3. Tuliskan pilihan jurusan yang kalian inginkan! (apabila ada beberapa
pilihan silahkan ditulis)

39
40
41
Uraian Materi

A. Hakikat Pengenalan Diri

Salah satu syarat untuk menuju sukses dalam pergaulan sosial adalah
adanya kemampuan seseorang untuk mengenali dirinya sendiri. Dengan
mengenali dirinya sendiri maka orientasi ke dalam dirinya sendiri akan lebih
mudah dilakukan, sehingga mekanisme self management akan berjalan
dengan baik Secara umum tujuan pengenalan diri adalah mengembangkan
kesadaran mengenal diri sendiri dan sekaligus mengembangkan kemampuan
untuk menampilkan diri tanpa mengganggu keberadaan orang lain. Secara
khusus, tujuan pengenalan diri adalah agar seseorang dapat mengenali aspek-
aspek positif dan aspek-aspek negatif.

Dapat pula mengenali kelebihan dan potensi positif yang ada pada dirinya,
sekaligus mengetahui hal-hal negatf pada dirinya Dengan demikian seseorang
dapal mengoptimalkan potensi dirinya secara penuh dalam mencapai tujuan
hidupnya Secara khusus pula pengenalan diri juga bertujuan agar seseorang
mampu dan bisa mengakui adanya kelebihan dan kekurangan pada diri
setiaporang, juga agar (kita) bisa mengakui adanya persamaan hak, kewajiban,
dan derajat dirinya dengan orang lain Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk melakukan pengenalan diri yaitu sebagai berikut
1. Introspeksi.
2. Melihat perilaku orang lain.
3. Meminta umpan balik atau masukan dari orang lain.

Manfaat mengenali diri sendiri adalah sebagai berikut.


1. Dapat mengelahui apa yang dibutuhkan dalam hidup ini.
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pribadi
3. Dapat memanfaatkan pengetahuan diri untuk menunjang cita-cita
4. Dapat mengetahui alasan menjadi sukses dan gagal dalam suatu hal
5. Dapat merencanakan masa depan secara terarah.

B. Pengertian Konsep diri


42
Konsep diri adalah cara pandang dan sikap seseorang terhadap dirinya
sendiri, Konsep diri sangat erat hubungannya dengan dimensi fisik, karakter
individu, dan motivasi diri. Pandangan diri atau konsep diri ini mencakup
berbagai kekuatan individual dan juga kelemahannya, bahkan termasuk
kegagalannya. Konsep diri (self concept) merupakan inti dari kepribadian
dalam diri seseorang Inti kepribadian individu punya peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta
perilaku seseorang di tengah-tengah masyarakat

Konsep diri terdiri dari beberapa komponen, di antaranya sebagal berikut

1. Citra Tubuh
Citra tubuh atau gambaran diri adalah sikap individu terhadap
dirinya (fisik) baik disadan maupun tidak disadari. Komponen ini
mencakup persepsi masa lalu dan/atau sekarang mengenaí ukuran dan
bentuk tubuh serta potensinya
2. Ideal Diri
Ideal diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia
seharusnya berperilaku berdasarkan standar pribadi dan terkait dengan
cita-cita. Pembentukan deal diri mulai terjadi sejak masa anak-anak dan
dipengaruhi oleh orang-orang yang dekat dengan dirinya.
3. Harga Diri
Harga diri merupakan persepsi indivicu terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisis saberapa banyak kesesuaian tingkah laku
dengan ideal dirinya. Komponen konsep diri ini mulai terbentuk sejak
kecil karena adanya penerimaan dan perhatian dari sekitarnya
4. Peran Diri
Peran diri adalah serangkaian pola sikap perlaku, nilai, dan
tujuan yang diharapkan kelompok sosial terkait dengan fungsi seseorang
di dalam masyarakat
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dimiliki
oleh seseorang dari hasil observasi dan penilaian cirinya, menyadari

43
bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Komponen konsep diri ini
mulai terbentuk dan berkembang sejak masa kanak-kanak.
C. Penggolongan Konsep Diri

Secara umum jenis konsep diri ada dua macam, yaitu sebagai berikut

1) Konsep Diri Positif Orang yang memiliki konsep diri positif akan lebih
mudah beradaptasi dengan banyak situasi. la memandang hal-hal buruk
memiliki hikmah dan bukan sebagai akhir darisegalanya. Orang seperti ini
bíasanya lebih percaya diri. optimis dan selalu berpikir ada yang bisa
dipecahkan. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert karakteristik
orang yang mempunyai konsep diri yang posif antara lain, sebagai
berikut.

a. Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah.


b. Merasa setara dengan orang lain.
c. Menerima pujian tanpa rasa malu.
d. Marmpu menyadari bahwa semua orang mempunyai berbagai
perasaan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat
e. Mampu memperbaiki dirinya karena karena sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya
dan berusaha mengubahnya.
f. Peka kepada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan, sosial yang
diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa la tidak bisa
bersenang-senang dengan mengorbankan crang lain
g. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan
yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif,
persahabatan, atau sekecar mengisi waktu.
h. Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa dirinya mampu
merasakan berbagai dorongan dari keinginan.
i. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
2) Konsep Diri Negatif

44
Orang-orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih
pesimistik dan sulit melihat kesempatan dalam kesulitan. Bahkan, mereka
merasa kalah sebelum mencoba. Jika pun gagal, orang-orang seperti ini
akan menyalahkan keadaan, orang lain atau diri sendiri.

Menurut William dan Philip mengemukakan ada lima ciri-ciri


konsep diri negatif, yaitu sebagai berikut. a. Peka terhadap kritik b.
Responsif terhadap pujian c. Bersikap hiperkritis. d. Merasa tidak
disenangi orang lain. e. Bersifat pesimis terhadap kompetisi.

D. Langkah-Langkah untuk Mengembangkan Konsep Diri

Manusia merupakan makhluk aiptaan Tuhan yang paling sempuma, karena


hanya manusialah yang diberi akal dan pikiran oleh Tuhan. Meskipun
demikian, setiap orang memiiki kodrat yang sama yaitu memiliki kelebihan
dan kelemahan. Jika kita menyadari bahtva setiap orang memiliki kelebhan
dan kelemahan, maka setiap orang akan selalu rendah hati dan menghargai
hak asasi manusia Cara yang paling tepat untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan diri sendiri adalah dengan melakukan introspeksi diri atau
merenungkan diri untuk melihat kemampuan diri sendiri secara jujur

Hal yang penting untuk melakukan introspeksi adalah sebagai berikut


1. Menghilangkan perasaan superior, yakni menganggap dirinya paling hebat,
sehingga malu jika diketahui kelemahannya.
2. Jangan pemah menganggap orang lain lemah, sebelum menemukan
kelemahan diri sendiri.
3. Menanamkan pemahaman kepada diri sendiri bahwa tujuan introspeksi
adalah untuk memperbaiki diri agar lebih baik dalam bersikap maupun
bertingkah laku.
4. Memperhatikan kritikan yang masuk. Walaupun kritikan itu pedih, namun
pada hakikatnya kritikan itu bersifat membangun terutama membangun
mentalitas kita.

45
5. Menggunakan bantuan alat ukur dalam bentuk angket atau kuesioner yang
khusus dibuat untuk menguji kelemahan diri. Ini biasanya dilakukan oleh
lembaga psikologi.
Dengan mengetahui kelebihan diri, maka kita dapat mengembangkannya
sebagai bentuk kekuatan yang mendorong tercapainya kesejahteraan lahir dan
batin bagi kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang. Selain dengan
mengetahui kelebihan diri, mengetahui kelemahan yang dimiliki juga
bermanfaat dalam hal:
1. Membatasi sikap atau perilaku,
2. Memudahkan dalam mencari jalan keluar terbaik
3. Mengupayakan agar kelemahan bukan penghambat, tetapi justru pemacu
semangat untuk meningkatkan kemampuan yang menjadi kelebihan kita,
serta
4. Mengakui kelebihan orang lain.

46
Lembar Kerja

Nama :
Absen :
Kelas :
1) Tuliskan konsep diri anda baik yang positif maupun negative!!
Konsep diri positif Konsep diri negative

6. ……………………………………........ 1. …………………………………………
7. …………………………………………. 2. …………………………………………
8. ………………………………………..... 3. …………………………………………
9. ………………………………………… 4. …………………………………………
10. ………………………………………… 5. …………………………………………
11. ………………………………………… 6. …………………………………………
12. …………………………………………. 7. …………………………………………

Nama :
2) Tuliskan konsep diri teman sebangku mu
Konsep diri positif Konsep diri negative

1. ……………………………………........ 1. …………………………………………
2. …………………………………………. 2. …………………………………………
3. ………………………………………..... 3. …………………………………………
4. ………………………………………… 4. …………………………………………
5. ………………………………………… 5. …………………………………………
6. ………………………………………… 6. …………………………………………
7. …………………………………………. 7. …………………………………………

47
48
49
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai
materi yang telah dipelajari. Belajar dapat juga diartikan sebagai segala
aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya
berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau
tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian atau ilmu
setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Secara umum ada tiga tujuan belajar,
yaitu:
1. Untuk memperoleh pengetahuan
2. Menanamkan konsep dan keterampilan
3. Membentuk sikap
Menurut Muhibibin Syah dalam bukunya "Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru" disebutkan ada sejumiah perwujudan perilaku
belajar, antara lain sebagai berikut.
4. Kebiasaan, yaitu peserta didik yang telah mengalami proses belajar,
kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Dalam proses belajar,
pembiasaan itu perlu dilakukan agar peserta didik menjadi paham dalam
hal yang sedang dipelajari.
5. Keterampilan, kegiatan yarig berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah seperti menulis, mengetik olahraga, praktikum di
laboratorium, dan sebagainya.
6. Berpikir asosiatif dan daya ingat. merupakan proses pembentukan
hubungan antara rangsang dan respons dari objek yang sedang dipelajari.
7. Berpikir rasional dan kritis, yaitu perwujudan perilaku belajar terutama
yang berkaitan dengan pemecahan masalah, menocari metode baru, dan
mengatasi masalah yang terjadi.
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan
yang memiliki ciri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik calam
aspek materi maupun metodenya, ataupun aspek tujuan dan perubahan
50
lingkah laku yang diharapkan. Ada beberapa jenis belajar berdasarkan
kebutuhan dalam pola kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut.
1. Belajar abstrak adalah belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Tujuannya untuk memeroleh pemahaman dan pomecahan
masalah yang tidak nyata.
2. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik. Tujuannya memeroleh dan menguasai keterampilan
jasmaniah tertentu.
3. Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik
untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai
pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial
seperti masalah keluarga, persahabatan kemasyarakatan, dan sebagainya.
4. Belajar pemecahan masalah adalah telajar menggunakan metode-metode
ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis. teratur, dan teliti. Tujuannya
untuk memeroleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk
memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas
5. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan yang ada. Tujuannya aga peserta didik
memeroleh sikap dan kebiasaan kebiasaan perbuatan baru yang lebih
tepat dan positif.

B. Strategi Belajar
Setiap pelajar memiliki strategi belajar masing-masing dalam rangka
mewujudkan cita-citanya agar sukses dalam meraih prestasinya. Menurut
Mursterberg dan Taylor dalam buku "Psikologi Pendidikan ada beberapa
strategi yang sangat penting bagi para pelajar. Cara belajar yang baik, yaitu
sebagai berikut.
1. Keadaan jasmani yang sehat
2. Keadaan sosial ekonomi yang stabil.
3. Keadaan mental yang optimis.
4. Menggunakan waktu sebaik-baiknya.
5. Membuat catatan.

51
Proses belajar mengajar banyak dipengaruhi banyak faktor. Salah
satu faktor yang sangat dominan adalah motivasi belajar Motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Nasution, motivasi memiliki
tiga fungsi yaitu sebagai berikut
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang
melepas energi.
2. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Motivasi belajar ada dua macam. yaitu sebagai berikut
1. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh
faktor pendorong dari dalam diri (nternal) individu. Tingkah laku
individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor- faktor dari Ingkungan.
Individu bertingkah laku karena mendapatkar energi dan pengaruh
tingkah laku dari dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar
2. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dani luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Menurut Nasution cara membangkitkan motivasi belajar antara lain,
sebagai berikut.
1. Memberi angka.
2. Memberi hadiah.
3. Hasrat untuk belajar.
4. Mengetahui hasil.
5. Memberikan pujian
6. Menumbuhkan minat belajar.
7. Suasana yang menyenangkan.

52
C. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap orang dalam
memberikan respons terhadap pembelajaran yang diterimanya. Secara umum,
gaya belajar dapat dikelompokkan berdasarkan kemudahan dalam menyerap
informasi (perceptual modality), cara memproses informasi (information
processing), dan karakteristik dasar kepribadian (personality pattern)
Pengelompokan berdasarkan perceptual modality didasarkan pada reaksi
individu terhadap lingkungan fisik dan cara individu menyerap data secara
lebih efisien. Pengelompokan berdasarkan information processing didasarkan
pada cara individu merasa, memikirkan memecahkan masalah, dan mengingat
informasi. Sedangkan pengelompokan berdasarkan personality pattern
didasarkan pada perhatian, emosi, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu.
DePorter dan Hemacki mengemukakan tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi
(perceptual modality). Ketiga gaya belajar fersebut adalah gaya belajar visual
(belajar dengan cara melihat), audilorial (belajar dengan Cara mendengar),
dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentun)
1. Gaya Belajar Visual
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih
senang melihat apa yang sedang dipelajari. Gambar atau visualisasi akan
membantu mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih
memahami ide atau informasi daripada apabila ide atau informasi
tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan.
a. Ciri-ciri gaya belajar visual:
1) Bicara agak cepat
2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi.
3) Tidak mudah terganggu oleh keributan.
4) Mengingat yang dilihat, daripada yang didengar.
5) Lebih suka membaca daripada dibacakan.
6) Pembaca cepat dan tekun.
7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak
pandai memilih kata-kata.

53
8) Lebih suka melakukan demonstrasi daripaca pidato.
9) Lebih suka musik dari pada seni
10) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk
mengulanginya
b. Cara mudah belajar siswa gaya visual:
1) Menggunakan materi visual dengan gambar, peta, dan diagram.
2) Menggunakan warna untuk menandai catatan penting.
3) Membaca buku dengan ilustrasi.
4) Mengilustrasikan ide-ide ke dalam gambar.
2. Gaya Belajar Auditor
Tipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga
(alat pendergarannya). Tipe gaya belajar auditori dapat belajar lebih
cepat cengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang
dikatakan. Tipe auditori dapat mencerna makna yang disampaikan
melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara, dan
hal-hal auditori lainnya. Infomasi tertulis terkacang mempunyai makna
yang minim bagi tipe auditori. Tipe seperti ini biasanya dapat menghafal
lebih cepat dengan membaca teks secara keras dan mendengarkan
rekaman suara.
a. Ciri-ciri orang dengan gaya belajar audio:
1) Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Belaja dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat.
4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
5) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
6) Biasanya ia pembicara yang fasih.
7) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
8) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

54
9) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan visual.
10) Berbicara dalam irama yang terpola.
11) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan
warna suara.
b. Cara mudah belajar siswa gaya audio:
1) Aktif dalam diskusi, baik dalam kelas maupun keluarga.
2) Belajar dengan dibaca keras.
3) Menggunakan musik ketika belajar.
4) Setiap ide didiskusikan secara verbal.
5) Merekam materi pelajaran ke dalam kaset dan didengarkan
sebelum tidur
3. Gaya Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik
akan belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan
langsung. Mereka akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapat
kesempatan untuk memanipulasi media untuk mempelajari informasi
baru.
a. Ciri-ciri orang dengan gaya belajar kinestetik
1) Berbicara perlahan.
2) Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
3) Belajar melalui memanipulasi dan praktik.
4) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
5) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
6) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
7) Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan
gerakan tubuh saat membaca.
8) Menyukai permainan yang menyibukkan.
9) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang
pernah (berada di tempat itu.
10) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
11) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

55
b. Cara mudah belajar siswa gaya kinestetik
1) Jangan dipaksa untuk belajar lebih lama.
2) Belajar dengan bereksplorasi dengan lingkungan (contoh belajar
sambil bersepeda).
3) Mengunyah permen atau ngernil sambil belajar (tidak di kelas).
4) Menandai bacaan yang dianggap penting.
5) Belajar sambil menggerakkan anggota tubuh dengan musik.

D. Cara Belajar yang Efektif dan Efisien


Belajar efektif adalah cara belajar yang teratur, tuntas, secara
berkesinambungan, dan produktif yakni menghasilkan kepandaian,
pengetahuan, keterampilan, pembentukan sikap mental dan intelektual yang
baik serta bertanggung jawab. Belajar efisien merupakan belajar yang tidak
banyak menyita waktu. Jadi, dalam proses belajar kita tidak boleh
memikirkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Tujuan dari
belajar efektif dan efisien yaitu untuk mencapai hasil belajar yang
memuaskan.
Berikut cara belajar yang efektif dan efisien.
1. Mengatur waktu belajar.
2. Memilih tempat belajar.
3. Penggunaan sarana dan prasarana belajar.
4. Membuat review materi.
5. Mengembangkan materi.
6. Mengadakan diskusi.
7. Membuat kesimpulan.

56
LEMBAR KERJA SISWA

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
Jawab…………………………………………………………………………
……………
2. Jelaskan mengenai gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik?
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
…………………………………………………………………………………
……
3. Sebutkan masing-masing minimal 2 ciri-ciri gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik!
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
4. Apa tujuan belajar efektif dan efisien?
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
5. Sebutkan fungsi motivasi dalam kegiatan belajar!
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………

B. Diskusikan dengan kelompok dan buatlah mind mapping tentang macam-macam


gaya belajar yang mencakup pengertian, ciri-ciri, dan cara belajar! Kalian dapat
menggunakan selembar kertas buffalo/hvs serta gunakan spidol/bolpoin warna
agar dapat menarik minat pembaca!

57
58
59
URAIAN MATERI

A. Pengertian Berpikir Positif


Secara umum, berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di
dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui
proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di
dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Abraham
menjelaskan berpikir sebagai tindakan pikiran seseorang untuk memproduksi
pemikiran. Pemikiran yang diproduksi itu bisa positif atau negatif. Pemikiran
positif diarahkan pada perilaku pemecahan masalah, sedangkan pemikiran
negatif terekspresi dalam bentuk alasan-alasan atas kegagalan untuk
menghindari perilaku pemecahan masalah. Orang yang berpikir negatif akan
terlihat pesimis sementara orang yang berpikir positif akan tampak optimis
dalam hidupnya.
Senada dengan itu, Elfiky menjelaskan bahwa berpikir positif
merupakan sumber kekuatan dan sumber kebebasan. Dikatakan sumber
kekuatan karena bisa membantu seseorang memikirkan solusi sampai
mendapatkannya sehingga seseorang bertambah mahir, percaya, dan kuat.
Dikatakan sumber kebebasan karena mampu membebaskan seseorang dari
kungkungan pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik
Albrecht menyatakan berpikir positif sebagai perhatian yang tertuju
pada subjek positif dan menggunakan bahasa positif untuk membentuk dan
mengungkapkan pikiran. Lebih lanjut Albrecht menegaskan bahwa individu
yang berpikir positif alkan mengarahkan pikirannya kepada hal-hal yang
positif, berbica kebencian, kebahagiaan daripada kesedihan, keyakinan
daripada ketakutan, kepuasan daripada kekecewaan sehingga ia akan bersikap
positif dalam menghadapi permasalahan.
Menurut D.E Hamachek berpikir positif tercakup hal-hal sebagal berkut.
1. Memiliki keyakinan terhadap pendapat, tetapi terbuka juga untuk
mengubahnya jika ternyata hal itu keliru
2. Mampu bertindak benar

60
3. Memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatasi masalah walaupun
kenyataannya bisa saja tidak berhasil setelah dicoba
4. Merasa setara dengan orang lain walau berbeda kemampuan, tidak
membanggakan diri atau menganggap diri rendah.
5. Sanggup menerima dirinya dan merasa berguna bagi orang lain.
6. Menerima pujian secara wajar, tidak berlebihan ataupun terlamoau
membanggakan apa yang sudah diraih.
7. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mengontrol atau
mendominasi dirinya.
8. Sanggup mengakui kepada orang lain tentang berbagai perasaan yang ada
dalam dirinya menyangkut hal-hal yang positif maupun negatif,
9. Menikmati hidupnya
10. Peka terhadap kebutuhan orang lain.
Berdasarkan beberapa konsep berpikir positif tersebut maka dapat
diambil kesimpulan bahwa berpikir positif merupakan kemampuan berpikir
seseorang yang tertuju pada hal-hal yang positif dan menggunakan bahasa
yang positif untuk mengungkapkan pikirannya, sehingga mampu
menimbulkan ketenangan dan kebahagiaan seseorang dalam menjalani
kehidupan.

B. Konsep Berpikir Positif


Sebagaimana sikap percaya diri sikap posilif dalam kehidupan dapat
membantu untuk mengubahi agar menjadi manusia yang memiliki daya tarik.
Agarseseorang menjadi percaya diri, maka dia harus berpikir positif terhadap
dirinya sendiri maupun lingkungannya. Bisa dikatakan bahwa berpikir positif
merupakan kunci kesuksesan. Berpikir positif akan menjadikän seseorang
memiliki mental positif. Dengan mental positif, seseorang dapat meralh cita-
cianya walaupun hambatan dan tantangan menghadang Anda murgkin tidak
dapat mengendalikan keadaan, tapi Anda dapa pikiran Anda. Pikiran positif
menghasilkan perbuatan dan hasil yang positif.
Berpikir positf terdiri dari tiga komponen sebagai berikut.
1. Muatan pikiran
61
Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai
hal positif. Muatan positif untuk pikiran adalah berbagai bentuk
pemikiran yang memiliki kriteria
b. benar (tidak melanggar nilai-nilai kebenaran)
c. baik (bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan)
d. bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna)
6. Penggunaan Pikiran
Tujuan dari dimersi ini adalah menggunakan pikiran kita yang
telah terisi oleh muatan positif. Untuk dapat memaksimalkan pikiran
positif, penggunaan pikiran perlu direalisasikan dalam bentuk nyata.
Karena muatan positif yang berada di pikiran masih merupakan muatan
yang lemah.
7. Pengawasan Pikiran
Dimensi ketiga dari berpikir positif adalah pengawasan pikiran.
Aktivitas ini mencakup usaha untuk mengetahui muatan apa saja yang
dimasukkan ke ruang pikiran dan bagaimana pikiran bekerja. Jika
diketahui terdapat hal-hal yang negatif ikut masuk ke ruang pikiran maka
periu dilakukan tindakan borupa mengeluarkan hal-hal yang negatif
tersebut dan menggantinya dengan hal-hal yang positif. Demikian pula
jika ternyata teridentifikasi bahwa pikiran bekerja tidak semestinya maka
dilakukan usaha untuk memperbaiki kelemahan atau kesalahan tersebut

C. Pola Berpikir Positif


Berpikir positif adalah berpikir, menduga, dan berharap hanya
yang baik tentang suatu keadaan atau tentang seseorang. Anda pun tak akan
berprasangka buruk bahkan terhadap diri Anda scndiri. Anda akan selalu
merasa sehat, Anda akan selalu yakin bahwa Anda akan sukses, dan Anda
yakin Anda akan disukai banyak orang. Berpikir positif berhubungan dengan
perilaku hidup optimal dan jumlah samar peristiwa buruk yang dialami dalam
hidup. Individu dengan pola pikir yang cenderung pesimis lebih pasif
dibandingkan dengan orang yang optimis dan cenderung berpikir positif.

62
Individu yang pesimistik memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk
melangkah menghindari dan menghentikan peristiwa buruk yang dialaminya.
Menurut Albrecht ada empat aspek berpikir positif yaitu sebagai berikut
1. Harapan yang positif (positive expectation)
Albrecht berpendapat bahwa individu yang berpikir positif akan
mengarahkan pikiran- pikirannya ke hal-hal yang positif, akan berbicara
tentang kesuksesan daripada kegaga an cinta kasih daripada kobencian,
kebahagiaan caripada kosedihan, keyakinan daripada ketakutan,
kepuasan daripada kekecewaan sehingga individu akan bersikap positif
dalam menghadapi permasalahan.
4. Afirmasi diri (self affirmation)
Afirmasi adalah pernyataan yang diulang-ulang baik secara verbal
atau dalam hati merupakan pernyataan emosional yang akan membawa
seseorang untuk berpikir dan beraksi. Afirmasi merupakan suatu teknik
yang bisa memperkuat pikiran bawah sadar kita. Jika kita terus
melakukan afirmasi positif pada diri kita, atau menyampaikan hal-hal
positif dalam diri kita, maka pikiran bawah sadar kita akan terbiasa oleh
afirmasi positif tersebut. Setelah kita benar-benar percaya dan yakin akan
hal-hal positif tersebut, maka kemudian pikiran sadar kita akan
menguoahnya menjadi tindakan positif yang nyata. Dengan melakukan
afirmasi positif, maka kita dapat menjadi seseorang yang percaya diri,
dan kta Juga akan dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Jadi
afirmasi itu sangat efektif untuk mengembangkan can memperkuat cara
pikir dan bertindak efektif untuk mencapai tujuan atau kebutuhan.
Memusatkan perhatian pada kekuatan diri sendiri, melihat diri secara
positif dengan dasar pikiran bahwa setiap individu sama berartinya
dengan individu lain.
5. Pernyataan yang tidak menilai (non judgment talking)
Suatu pernyataan yang lebih mengarah pada penggambaran
keadaan daripada menilai keadaan, menerima kenyataan yang ada, tidak
kaku dan fanatik dalam pendapat. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai

63
pengganti pada saat seseorang cenderung untuk memberikan pernyataan
negatif terhadap sesuatu hal.
6. Penyesuaian diri yang realistis (reality adaptation)
Mengakui kenyataan dengan segera berusaha menyesuaikan diri,
menjauhkan diri dari penyesalan, frustrasi, kasihan diri, dan menyalahkan
diri, menerima masalah dan berusaha menghadapinya adalah satu ciri
dari orang yang berpikir positif. Mereka menganggap bahwa masalah
sebagai bagian kehidupan yang harus dihadapi.

D. Efek Berpikir Positif


Efek berpikir positif dikemukakan oleh Cridder yang mengatakan
bahwa dengan memusatkan perhatian pada sisi positif dan suatu keadaan
yang sedang dihadapi, akan membuat individu lebih mampu mempertahankan
emosi positifnya dan mencegah emosi yang negatif serta membantu individu
dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menimbulkan stres.
Perbandingan efek antara berpikir positif dan negatif secara ringkas dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
(Tabel berpikir positif)

BERPIKIR POSITIF BERPIKIR NEGATIF


Tidak mudah tersinggung Mudah tersinggung
Bertanggung jawab pada pilihannya Menyalahkan orang lain
Berpikir sebelum bertindak Cepat marah dan mudah memaki
Cepat pulih, ketika mendapatkan Berlarut-larut dengan masalah
masalah
Aktif mencari jalan menyelesaian Pasif, menunggu sesuatu terjadi
masalah padanya
Diliputi emosi positif (gembira, Diliputi emosi negative (marah,sedih)
riang)

64
LEMBAR KERJA SISWA

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!

1. Apa yang kalian ketahui tentang berpikir positif? Dan sebutkan efek dari
berpikir positif!
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
2. Berpikir positif merupakan kunci kesuksesan. Jelaskan maksud pernyataan
tersebut!
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………

…………………………………………………………………………………
……
3. Sebutkan efek berpikir positif dan efek berpikir negatif bagi seseorang!
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
4. Sebutkan masing-masing dari kalian yang pernah memiliki pikiran negatif
maupun positif dan jelaskan efeknya!
Jawab
:……………………………………………………………………………

65
66
67
URAIAN MATERI

A. Pengertian Gender, Seks, serta Peran Jenis Kelamin


1. Pengertian Gender
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial
dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Pengertian
gender juga masih berkutat antara pria dan wanita. Pembahasan gender
lebih mnenekankan pada karakteristik seperti perilaku, sikap, dan
peran yang menempel atau ada pada pria dan wanita yang berasal dari
konstruksi sosial. Karena itu, karakteristik tersebut (perilaku, sikap,
dan peran) dapat dipertukarkan. Karena gender tercipta dari konstruksi
sosial, maka gender bersumber dari manusia atau masyarakat.
2. Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin
Menurut WHO (2010) perbedaan gender dan seks adalah sebagai
berikut: Seks refers to the biological and physiological characteristics
that define men and women. Gender refers to the socially constructed
roles, behaviours, activities, and attributes that a given society
considers appropriate for men and women.
Dari definisi yang dimaksud oleh WHO di atas, terlihat bahwa
jenis kelamin (seks) adalah perbedaan biologis dan fisiologis yang
dapat membedakan laki-laki dan perempuan. Sedangkan gender lebih
menitikberatkan pada konstruksi sosial yang ditanamkan oleh
masyarakat seperti peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang suatu
masyarakat tertentu dianggap tepat untuk pria dan wanita. WHO juga
menjelaskan bahwa “pria” dan “perempuan” adalah kategori jenis
kelamin, sementara “maskulin” dan “feminine” adalah kategori-
kategori gender.
Perbedaan di antara dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis Kelamin Contoh Gender Contoh
Tidak dapat Alat kelamin Dapat Peran dalam kegiatan
diubah diubah sehari-hari

68
Tidak dapat Jakun pada laki- Dapat Suami bisa menggantikan
dipertukarkan laki dan dipertukark peran istri dalam
payudara pada an mengasuh anak ataupun
perempuan memasak di saat istri
berhalangan
Berlaku Status sebagai Tergantung Pada zaman penjajahan
sepanjang laki-laki dan kepada Belanda kaum perempuan
masa perempuan tidak kebudayaan tidak mendapatkan hak
pernah berubah pendidikan. Tapi setelah
sampai kita mati kita merdeka, perempuan
memiliki kebebasan
mengikuti pendidikan
Berlaku Di rumah, di Tergantung Pembatasan kesempatan di
dimanapun kampus, ataupun pada bidang pekerjaan terhadap
berada di masyarakatan kebudayaan perempuan dikarenakan
seorang laki-laki setempat budaya setempat,
tetap laki-laki contohnya perempuan
dan perempuan lebih diutamakan untuk
tetap perempuan menjadi perawat, guru TK,
dan mengasuh anak
Merupakan Ciri utama laki- Bukan Sifat atau mentalitas antara
kodrat Tuhan laki berbeda merupakan lelaki dengan perempuan
dengan kodrat bisa saja sama
perempuan Tuhan
Ciptaan Tuhan Perempuan bisa Buatan Laki-laki dan perempuan
haid, hamil, manusia berhak menjadi calon
melahirkan, dan ketua RT, RW, kepala
menyusui desa, bahkan presiden
sedangkan laki-
laki tidak bisa
3. Pengertian Peran Gender dan Jenis Kelamin

69
Peran gender seringkali diyakini seakan-akan juga merupakan
kodrati yang diberikan oleh Tuhan, padahal sebenarnya peran gender
diyakini sebagai ketentuan sosial. Ada tiga istilah yang merujuk peran
gender sebagai berikut.
a. Peran reproduktif, yaitu peran-peran yang dijalankan dan tidak
menghasilkan uang, serta dilakukan di dalam rumah. Contoh peran
reproduktif, antara lain pengasuhan atau pemeliharaan anak,
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, menjamin seluruh anggota
keluarga sehat, menjamin seluruh anggota keluarga kecukupan
makan, dan menjamin seluruh anggota keluarga tidak lelah.
b. Peran produktif, yaitu peran-peran yang jika djalankan
mendapatkan uang langsung atau upah-upah yang lain. Contoh
peran produktif yang dijalankan di luar rumah, yaitu sebagai guru
di suatu sekolah, buruh perusahaan, dan pedagang di pasar. Contoh
peran produktif yang dijalankan di dalam rumah, yaitu usaha salon
di rumah, usaha menjahit rumah, dan sebagainya.
c. Peran kemasyarakatan (sosial) terdiri atas aktivitas yang dilakukan
di tingkat masyarakat. Peran kemasyarakatan yang dijalankan oleh
perempuan adalah melakukan aktivitas yang digunakan bersama.
Contohnya pelayanan posyandu, pengelolaan sampah rumah
tangga, pekerjaan seperti itu (pekerjaan sosial di masyarakat) dan
tidak dibayar.

B. Jenis-Jenis dan Bentuk Diskriminasi Gender


Diskriminasi atau ketidakadilan gender merupakan kondisi tidak adil
akibat dari sistem dan struktur sosial di mana baik perempuan maupun
laki-laki menjadi korban dari sistem tersebut. Berbagai pembedaan peran
dan kedudukan antara perempuan dan laki-laki baik secara langsung yang
berupa perlakuan maupun sikap dan yang tidak langsung berupa dampak
suatu peraturan perundang-undangan maupun kebijakan telah
menimbulkan berbagai ketidakadilan yang berakar dalam sejarah, adat,

70
norma, ataupun dalam berbagai struktur yang ada masyarakat. Bentuk
diskriminasi yang sering dijumpai sebagai berikut.
1. Marjinalisas
Marjinalisasi artinya suatu proses peminggiran akibat perbedaan
jenis kelamin yang mengakibatkan kemiskinan. Contoh bentuk
marjinalisasi sebagai berikut.
a. Usaha konveksi yang lebih suka menyerap tenaga perempuan.
b. Peluang menjadi pembantu RT lebih banyak diberikan pada
perempuan.
c. Pemupukan dan pengendalian hama dengan teknologi baru yang
dikerjakan laki-laki.
2. Subordinasi
Subordinasi adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin
dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin
lainnya. Ada pandangan yang menempatkan kedudukan perempuan
lebih rendah daripada laki-laki. Perempuan dianggap bertanggung
jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau reproduksi,
sementara laki-laki dalam urusan publik atau produksi. Contoh
subordinasi dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.
a. Masih sedikitnya jumlah perempuan yang bekerja pada posisi atau
peran pengambil keputusan atau penentu kebijakan dibanding laki-
laki.
b. Dalam pengupahan, perempuan yang menikah dianggap sebagai
lajang, karena mendapat nafkah dari suami dan terkadang terkena
potongan pajak. Masih sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan
dalam dunia politik (anggota legislatif dan eksekutif).
3. Stereotip atau Pelabelan Negatif
Stereotipe merupakan pelabelan atau penandaan yang sering kali
bersifat negatif secara umum selalu melahirkan ketidakadilan pada
salah satu jenis kelamin tertentu. Pelabelan negatif juga dapat
dilakukan atas dasar anggapan gender. Contoh stereotipe sebagai
berikut.

71
a. Perempuan dianggap cengeng, suka digoda.
b. Perempuan tidak rasional, emosional.
c. Laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
4. Kekerasan
Kekerasan (violence), artinya suatu serangan fisik maupun
serangan nonfisik yang dialami perempuan maupun laki-laki sehingga
yang mengalami akan terusik batinnya. Contoh serangan fisik, yaitu
perkosaan, pemukulan, dan contoh penyiksaan serangan nonfisik yaitu
pelecehan seksual, ancaman, dan paksaan secara emosional perempuan
atau laki-laki yang mengalaminya akan tertekan batinnya.
5. Beban Ganda
Beban kerja (double burden), yaitu suatu bentuk diskriminasi dan
ketidakadilan gender di mana beberapa beban kegiatan diemban lebih
banyak oleh salah satu jenis kelamin. Beban ganda sering dialami oleh
perempuan. Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran
yang statis dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah
perempuan yang bekerja di wilayah public, namun tidak diiringi
dengan berkurangnya beban mereka di wilayah domestic. Upaya
maksimal yang dilakukan mereka adalah mensubstitusikan pekerjaan
tersebut kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau
anggota keluarga perempuan lainnya. Namun demikian, tanggung
jawabnya masih tetap berada di pundak perempuan. Akibatnya mereka
mengalami beban yang berlipat ganda.

C. Dampak Diskriminasi Gender dalam Kehidupan Remaja


Diskriminasi terhadap remaja dari kalangan minoritas tidak hanya dari
segi fisik, tetapi juga psikis. Perlakuan tidak adil di lingkungan sekitar
juga keluarga besar, dapat membuatnya menderita dan depresi.Dampak
diskriminasi gender dalam kehidupan remaja antara lain sebagai berikut.
1. Kesempatan yang belum merata antara laki-laki dan perempuan dalam
masalah kesempatakan mendapatkan pendidikan dan karier.
2. Perempuan takut untuk mengungguli pria.

72
3. Lebih banyak batasan yang diberikan kepada anak perempuan
dibandingkan laki-laki.
4. Perempuan lebih banyak mendapatkan tugas kerumahtanggaan.
5. Laki-laki tidak boleh menangis.

73
LEMBAR KERJA SISWA

Jawablah pertanyaan berikut dengan cara mencongak!

1) Perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan
adalah pengertian dari . . . . .
2) Aktivitas yang dilakukan di tingkat masyarakat dan tidak dibayar merupakan
salah satu contoh pengertian dari peran gender, yaitu . . . . .
3) Suatu serangan fisik maupun serangan nonfisik yang dialami perempuan
maupun laki-laki sehingga yang mengalami akan terusik batinnya adalah
salah satu pengertian dari bentuk diskriminasi gender, yaitu . . . .
4) Keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih
utama dibanding jenis kelamin lainnya adalah salah satu pengertian dari
bentuk diskriminasi gender, yaitu . . . .
5) Peran-peran yang dijalankan dan tidak menghasilkan uang, serta dilakukan
di dalam rumah merupakan salah satu contoh pengertian dari peran gender,
yaitu . . . . .
6) Suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan adalah salah satu pengertian dari bentuk
diskriminasi gender, yaitu . . . .
7) Peran-peran yang jika dijalankan mendapatkan uang langsung atau upah-
upah yang lain merupakan salah satu contoh pengertian dari peran gender,
yaitu . . . . .
8) Pelabelan atau penandaan yang sering kali bersifat negatif adalah salah satu
pengertian dari bentuk diskriminasi gender, yaitu . . . .
9) Sebutkan salah satu contoh dampak diskriminasi gender dalam kehidupan
remaja!
10) Dapat diubah, dapat dipertukarkan, tergantung pada kebudayaan dan bukan
merupakan kodrat Tuhan adalah ciri-ciri dari . . . . .

74
Diskusikan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan kelompok
Anda!

1. Sebutkan dan jelaskan peran gender serta berikan contohnya!


Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
2. Sebutkan dan jelaskan bentuk diskriminasi gender dan berikan contohnya!
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
3. Sebutkan dampak diskriminasi gender dalam kehidupan remaja!
Jawab
:……………………………………………………………………………
…………
4. Bandingkan perbedaan antara gender dengan jenis kelamin!
Jawab
:…………………………………………………………………………

75
76
77
Lampiran 1 : Uraian Materi

A. Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani "etikos" yang memiliki arti timbul dari
kebiasaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika diartikan setagai bidang
ilmu yang mempolajcri tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serla hak dan
moral (akhlak). Etika juga diartikan sebagai suatu tempat yang menunjukkan
kesediaan atau kesanggupan seseorang untuk menaati yang lain yang berlaku di
suatu tempat merupakan sebuah cabang ilmu tentang kesusilaan terkait terkait
dengan sepatutnya manisia hidup di lingkungan masyarakat, yang dapat
digunakan tentang apa saja yang bisa ditanyakan dengan benar atau apa yang
diinginkan dilakukan Ciri-ciri dan ketentuan serta norma-norma kehidupan
masyarakat serta organisasi tertentu Etika yang diatur lengkap ketentuan- dan
buruk. Menurut Brooks, etika merupakan cabang tentang Pengakuan normatif
terkait dengan pengaduan sebagaimana berikut ini :
a. Etika berlaku kapan pun, baik dalam pergaulan dengan orang lain maupun
dalam kehidupan pribadi. Dengan kata meski tidak orang aca yang
menyakskan. lain, etika berlaku untuk siapa saja
b. Etika berlaku absolut ketentuan atau prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi, di mana tindakan baik mendapatkan pujian sementara tindakan buruk
sanksi atau hukuman.
c. Etika tentang cara melakukan suatu tindakan yang sekaligus memberikan
norma dari tindakan itu sendiri d. Etika memandang manusia dari segi makna
harus memiliki mendapatkan dalam (batiniah).

B. Norma-Norma yang Berlaku di Masyarakat

Manusia adalah sosial yang tidak dapat hidup tanpa hubungan dan bekerja
sama dengan manusia lain di masyarakat. Agar kerja sama antarsesama manusia
dapat berjalan dengan baik, lansar, dan dapat optimal, manusia menbutuhkan
suasana dan kondisi yang tertib dan teratur. Dalam nal ini manusla membuturkan
aturan, tata pergaulan, sehingga mereka dapat hidup dalam keselarasan yang

78
harmonis Uraian tersabut menunjukkan arti pentingrya norma-norma sosial dalam
kehidupan masyarakat.

Norma yang muncul sebagai hasil interaksi sosial dalam masyarakat.


Masyarakat yang membutuhkan aturan utama, tata aturan yang dapat mencapai
tingkat yang diharapkan, yaitu tertib dan toratur. Untuk mancasainya, maks
dibantuklahnorma sebagai pedaman yang dapat digunakan untuk mangatur pola
perlindungan dan tata kelakuan yang disepakati bersama oleh kelompok
masyarakat tersebut. Norma yang ada di masyarakat di antara yang berikut ini.

1. Norma Agama
Norma agama adalah auatu potunjuk hidup yang beraeal dan Tuhan bagi
perganut Nya agarmereka menerima segaa permintaan-Nya dan menjauhi
segala arangan-Nya. Para pemeluk agama menyetujui dan berkeyakinan
bahwa peraturan-peraturan hidup itu harus dari Tuhan dan meruoakan tuntunan
hidup ke jalan yang benar. Daya ikat norma agama sebenarnya cukup kuat.
Namun karena sanksi yang diterima tidak secara langsung, masyarakat
enderung memilih biasa-biasa saja untuk menentukan siapa yang bisa
ditelepon. Namun, bagi orang yang tingkat pemahamar agamanya tinggi,
menentang aturar dalam agama berarti dia akan masuk neraka kelak dalam
kehidupen di akhirat. Contohnya larangan mengambil barang milik orang lain,
larangan berdusta, larangan berzina, dan lain-lain.

2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan dianggap sobagai aturan yang berasal dari suara hati
sanubari ranusia. Peraturan-peraturan hidup ini berasal dari bisikan kalbu atau
suara batin yang disetujui dan dinsyafi oleh setiap orang sebagaipedoman
dalam sikap dan perbuatarnya Penyesuaian dari norma kesusilaar dianggap
salah atau jahat, sehingga pelanggarrya akan diejek atau disindir. Misalnya
anak yang tidak menghormati orang tua akan diejek dan menolak karena
tindakan yang dianggap sebagai asusila
3. Norma Kesopanan

79
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
segolongan manusia dan dianggap tuntas pergaulan sehari-hari sekebmpok
masyarakat. Peraturan yang diterbitkan dari rasa kesopanan ini diikuti dan
ditaati sebagai pedoman yang berlaku bagi manusia dalam masyarakat. Norma
kesopanan ini lebih khusus karena setiap wilayah memiliki aturan dan tata
pergaulan yang berbeca-beda. Selain itu, sesuatu yang dianggap sopan oleh
sebagian masyarakat tidak ternlu sopan untuk masyarakat lain. Misalnya
sebagian besar negara Eropa, memegang kepala orang yang lebih tua
merupakan hal yang biasa, yang diancgap bahkan pada beberapa kali hal ini
adalah pengho merupakan penghinaan atan, Namur, di indonesia sebuah hal
yang dianggap tidak mendukung dan
4. Norma Hukum
Hukum tentang hubungan tidak diperbolehkan tarangan yang
melanggarnya. Bekerja antuk menertibkan dan nenstabilkar kehidupan tertulis
yang berisi permintaan atau yang diminta dan menimtulkan persetujuan setiap
tas orang hukum sebagai sistem norma sosia Selain itu, hukum juga
menggunakan i sebagal sistem kontrol sasial. Oleh sebab itu, setiap dan hukum
ini akan menjatuhkan hukuman dapat mengahtifhan kemball tindakan akan
dikontrol oleh norma hukum terhadap orang yang proses interaksi yang macet
sementara Kaidah-kaidah kaidah itu berlaku. Haruskah kaidah disetujui.
"Kamu ticak bisa memuat" memenuhi kesusilaan, dan adal juga berisi aturan
yang sama. Dergan demikian, hukum pun dalam masyarakat sudah ada
Hal yang sama berlaku juga untuk perlindungan, persetujuan, hubungan
antara norma agama, kesusilaan, konsnpanan dan huikim yang tidak dapat
mendukung itu dibedakan melanggarmya. Akhirnya, hukum yang menentukan
ketertiban dalam hubungan dalam arti dipatuhi oleh sosial itu mergikat
Hubungan artara hukum dan kaidah-aidah sosial lainnya salng mengisl. Sosial
diatur selair saling mengisi, juga anggota masyarakat di mana kehidupan
manusia dalam masyarakat dalam hal-halhukum tidak saling mempeluat.
Suatu hukum kaidah misalnya oleh kaidah sosial lainnya seperti kaidah agama,
tanpa adanya kaidah larangan untuk tidak membunuh sesamanya atau
melanggar hukum lainnya memilidi sumber yang berlainan, terhadap Tuhan

80
sumbernya suara topi. Norma kesopanan sumbernya kepercayaan masyarakat
yang masing-masing bergantung pada agama karena Norma Yang Maha Esa.
Norma kesusilaan dan norma hukum sumbernya peraturan perundang-
undangan.

C. Prinsip Etika Pergaulan

Etika berlaku di semua aspek kehidupan seseorang, termasuk dalam hal


pergaulan. Bergaul yang baik adalah bergaul yang mengembangkan sikap
menghargai, saling mengharga, saling menghargai norma-norma yang berlaku,
dan menjauh dari hal-hal yang tercela. Tata cara pergaulan yang baik dan benar di
antara yang lain sebagai berikut :

1. Mengucapkan salam Ucapkan salam kompilasi dengan teman atau orang lain
Ucapan salam adalah doa. Dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman
tersebut

2. Meminta izin Kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman meminta
kita menggunakan barang milik teman. Oleh karena itu kita harus meminta
izin terlebih dahulu

3 Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

Remaja sebagai orang yang lebih muda menerima yang lebih tua dan
mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga lebih muda
dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada
mereka jalan yang benar-benar dan penuh kasih sayang

4. Bersikap santun dan tidak sombong harus menyayangi yang dalam bergaul.
berteman dengan kita. Sikap dasar remaja yang biasanya ingin dilihat lebih
dari partisipasi termasuk dalam sikap sombong yang harus dilepaskan

5. Diskusi dengan perkuatan yang sopan Pada saat mengucapkan, utamakan


perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut dan dengan gaya yang
baik

81
6. Tidak bisa saling menghina Menghina atau mengumpat di antara teman dalam
pergaulan dihindari

7. Tidak boleh saling memberii dan iri Hati

Rasa iri akan berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakhiri
hubungan baik di antara teman

8. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat

Masa remaja mendapatkan kegatan-kegiatan positif dan bermanfaat. Remaja


harus membagi efisien mungkin dengan cara membagi waktu menjadi
sepertiga untuk beribadah kepada Tuhan, sepertiga untuk dirinya, dan sepertiga
lagi untuk orang lain.

9. Mengajak untuk Berbuat Kebaikan

82
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Jelaskan menurut Pendapatmu Apakah Pergaulan akan Mempengaruhi


Kesuksesan Seseorang

...........................................................................................................................

Bagaimana Kriteria Pergaulan yang baik di lingkungan Sekolah

...........................................................................................................................

Bagaimana kriteria pergaulan yang baik di luar sekolah

...........................................................................................................................

Bagaimana caramu untuk berkomunikasi dengan seseorang yang baru


dikenal

...........................................................................................................................

83
84
85
Lampiran 1 : Uraian Materi

A. Arti Persahabatan bagi Remaja

Menurut-sebueh studi dari Child Study Center Universitas New York,


hubungan pertemanan saat remaja menjadi lebih penting. Hal itu karena saat
remaja, seseorang akan lebih senang menghabiskan waktu dengan para teman
daripada dengan keluarga. Seperti diungkapkan, teman juga memegang
pengaruh yang besar terhadap kahidupan remaja. Bahkan ada yang lebih
mempercayai perkataan teman daripada perkataan keluarganya sendiri.
Berikut arti persahabatan bagi seorang remaja.

1. Mengembangkan rasa percaya diri Seorang anak yang memiliki sahabat


biasanya lebih percaya diri daripada anak yang tidak memiliki sahabat
dalam pergaulannya. Dalam proses sosialisasi, dalam hal ini bermain anak
dapat mengekspresikan dirinya kepada sahabatnya, seperti saling
memperlihatkan kemampuan yang dimiliki Dengan memiliki sahabat
seorang remaja akan merasa lebih percaya diri daripada ia bermain sendiri.

2. Mengembangkan kemandirian anak Kerap terjadi dalam diri seorang anak


atau romaja ketika bersama-sama dengan orang tuanya kemandirian
sepertinya tidak terlihat karena selalu minta dilayani oleh orang tua atau
asisten rumah tangga. Tetapi ketika bermain dengan tenan-teman
sebayanya kemandirian seorang anak mulai terlihat. Seorang anak atau
remaja dapat mengerjakan sesuatu hal yang tidak biasa dikerjakannya
sendiri. Hal ini dikarenakan persahabatan bagi seorang anak da remaja
dapat mengembangkan kemandirian yang sangat berguna untuk masa
depannya

3. Mengembangkan bakat can potensi anak Setiap anak mempunyai bakat dan
potensi masing-masing, tetapi tidak semua anak dan remaja dapat
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliknya. Salah satu yang dapat
mendukung pengembangan bakat dan potensi anak yaitu melalui
persahabatan. Melalui persahabatan seorang anak dapat mengasah
kemampuannya bersama-sama dengan sahabatnya, apalagi sahabatnya
86
memiliki bakat dan potensi yang sama. Bakat dan potensi anak akan
berkembang dengan pesatnya. Hal ini dikarenakan anak merasa bahwa
yang memillk bakat dan potensi seperti dirinya bukanlah dirinya sendiri,
tetapi ada orang lain. Sehingga anak akan semakin serius menekuni bakat
dan potensi yang dimilikinya.

4. Perasaan lebih dihargai Menjadi seorang anak atau remaja kadang suka
dianggap 'anak bawang' oleh orang dewasa di sekitarnya. Bila hal ini
dibiarkan akan menghambat tumbuh kembang anak. Oleh karena itu,
persahabatan yang terjalin anfara anak-anak atau remaja akan menimbulkan
perasaan lebih dihargai daripada anak-anak berada di lingkungan orang
dewasa.Perasaan lebih dihargai ini akan berdampak positif terhadap
tumbuh kembang anak. Anak akan merasa 'dimanusiakan oleh
lingkungannya. Dengan demikian istilah 'anak bawarg fambat laun akan
hilang dalam dirinya. Yang muncul adalah pribadi yang utuh sesual dengan
kemampueninya.

B. Dampak Persahabatan bagi Remaja

Berikut ini beberapa manfaat dari memiliki hubungan pertemanan saat remaja
1. Bisa merasa lebih percaya diri dan dapat diterima Memiliki teman saat
remaja temyata bisa membuat merasa lebih percaya diri dan diterima di
lingkungan. Proses ini sangat penting untuk mengembangkan kemampuan
remaja dalam berinteraksi sosial Saat remaja bisa merasa lebih percaya diri
dan diterima, maka biasanya akan terhindar dari bullying dan pengaruh
negatif lainnya.
2. Dapat memberikan banyak pengaruh positif Keberadaan seorang teman
ternyata dapat menjadi pemberi pengaruh positif bagi segala aspek
kehidupan remaja. Mulai dari kehidupan pribadi, sosial dan kehidupan
sekolahnya Saat bersama dengan teman-teman, remaja akan saling berbagi
mengenai segala infermasi mulai dari pengalaman hingga tujuan hidupnya
3. Dapat merasa dipercaya dan menimbulkan kepercayaar pada orang lain

87
Masa remaja menjadi masa yang cukup sulit bagi beberapa orang. Banyak
yang mengalami tekanan hingga stres karena berbagail permasalahan remaja.
Namun saat memiliki teman, tentu mereka akan dengan sonang hati ikut
mombantu: Teman akan selalu mendukung untuk mencari solusi dari masalah
yang sedang remaja alami. Mereka juga akan menjadi teman curhat yang
sangat bisa diandalkan. Di dalam pergaulan sering terjadi pertentangan,
perselisihan yang dapat menyangkut pada diri sendiri, keluarga, dan teman
sebaya. Konflik terjadi akibat adanya perbedaan antara dua orang atau lebih,
keinginan, gagasan atau pendapat yang dapat memengaruhi sikap, tingkah laku,
perbuatan, atau tindakan seseorang.

Konflik perlu segera dicarikan cara pemccahannya, yaitu dengan cara berikut
1. Mengidentifikasi jenis konflik, apakah konflik pribadi, keluarga, atau
teman.
2. Mencari sumber konflik dan menganalisis sebab terjadinya konflik
3. Mengatasi konflik dengan cara mawas diri, berpikir rasional, dan
terkendali.
4. Mendiskusikan atau minta bantuan kepada tokoh masyarakat atau pemuka
agama. Seseorang tidak mungkin hidup tanpa konflik. Akan tetapi, perlu
diwaspadai bagaimana cara menghilangkan konflik yang terjadi sehingga
seseorang dapat hidup lebih tenang.

C. Prinsip-Prinsip dalam Memilih Teman Sebaya

Agar remaja tidak terjebak dengan pergaulan bebas, maka remaja harus
pintar dalam memilih teman. Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan
remaja agar lebih bijeksana dalam memilh teman, antara lain sebagai berikut

1. Memiliki minat dan aktivitas bersama yang positif Minat remaja dapat
berada dalam rentang yang luas. Dari berbagai minat tersebut, perlu dipilih
minat yang konstruktif untuk perkembangan diri dan akan lebih baik lagi
minat yang juga dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan
sekitarnya. Jika minat telah ditemukan, barulah mencoba mencari teman-
teman yang dapat diajak untuk menekuninya. Tentu eaja akan selalu ada
88
dialog antara apa yang dinginkan dan apa yang orang lain inginkan agar
tercapai suatu kepentingan bersama.

2. Dapat menjadi tempat saling berbagi Teman yang baik adalah teman yang
tidak hanya mau didengarkan namun juga mau mendengarkan. Berteman
pada akhirmya dapat menjadi cara seorang remaja untuk tidak hanya dapat
melepaskan beban kehidupannya melalui orang-orang yang ma
mendengarkannya, namun juga menjadi sebagai cara remaja untuk belajar
berempati dengan mendengarkan dan melihat sudut pandang orang lain.

3. Tidak selalu berkata setuju Terran yang baik tidak akan selalu menyetujui
pendapat dan pemikiran kta. Mereka adalah orang-orang yang akan
menjadi pelita bagi kehidupan kita di saat mulai bergerak ke arah yang
kelam. Peringatan-peringatan dan ketidaksetujuan yang mereka ungkapkan
seringkall penting bagi remaja saat mereka mulai bergerak ke arah yang
destruktif. Teman yang selalu mengatakan persetujuan terhadap segala hal
pada awalrya tampak menyenangkan sebagai teman. Namun pada akhirnya,
saat remaja mulai mengalami kesulitan akibat keputusan yang keliru dan
tergesa-gesa, mereka justru tidak mau terlibal dalam kesalahan yang telah
diperbuat. Scbaliknya, teman-teman yang kritis pada awalnya seringkali
tidak disukai. Mereka seakan-akan adalah penghambat impian. Akan tetapi,
apa yang mereka katakan pada akhirnya akan dapat menyelamatkan remaja
dari kesulitan sebelum mereka melangkah lebih jauh lagi.

4. Mendorong dan menantang ke arah perkembangan diri Teman yang baik


adalah teman yang berani memberikan dorongan bahkan tantangan pada
remaja untuk yang sangat berharga. Jika seorang rermaja berpuas diri
terhadap apa yang dicapainya, teman yang baik akan "mengusiknya" dan
menantangnya agar remaja berani keluar dari zona nyamannya. Jika remaja
mengalami kesulitan atau bahkan jatuh, mereka akan berada di sisinya
untuk menguatkan dan membuat sang remaja bangkit dan tidak berputus
asa. Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan agar persahabatan,
khususnya antara remaja laki-laki dan perempuan, dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan.
89
Prinsip dasar tersebut sebagai berikut.

1. Menyadari adanya perkembangan diri sehingga menimbulkan kebutuhan


untuk berhubungan dengan teman sejenis maupun dengan tenman lawan
sejenis

2. Hubungan yang d bangun hendaknya memberi nilai positif pada kedua


belah pihak Hubungan tersebut hendaknya sama-sama menyenangkan,
menciptakan rasa aman, mengatasi masalah yang mungkin muncul, dan
membangun simpat sehingga memberi makna bagi pergaulan namun
tetap dalam tingkatan wajar.

3. Mau belajar untuk mengerti, menghargai,, serta bersikap dengan tepat


terhadap sahabat khususnya lawan jenis. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan. Misalnya seorang remaja laki-laki
hendaknya belajar mengenal kepekaan perasaan perempuan. Begitu pula
sebaliknya, seorang remaja perempuan belajar mengenal cara berpikir
praktis seorang laki-laki.

4. Tidak berprasangka bahwa bersahabat dengan lawan jenis pasti akan


memunculkan masalah "perasaan suka". Persahabatan antara laki-laki
dan perempuan tidak harus menjadikan mereka saling suka. Mereka
tetap dapat bertenan dengan baik dan wajar

5. Apabila dalam persahabatan antara laki-laki dengan perempuan muncul


"perasaan suka hal tersebut wajar dan seharusnya tidak mengurangi arti
persahabatan. 6

6. Persahabatan antara remaja laki-laki dan perempuan sering berlanjut


pada proses pacaran. Apabila demikian, di antara keduanya harus ada
komitmen untuk saling terbuka, seling menghormati kelebihan dan
kekurangan serta membuat kesepakatan-kesepakatan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Proses ini hendaknya dijalari dengan
menghormati norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

90
D. Ciri-Ciri Persahabatan yang Sehat

Ciri hubungan persahabatan yang erat dan sehat berikut ini.

1. Sahabat-sahabat yang baik jujur dan terbuka satu sama lain Persahabatan
membuat kita merasa nyaman dengan diri kita sendif, Kita tidak perlu
menjadi orang lain saat bersama mereka. Sahabat yang balk menerima kita
apa adanya. Bisa jadi, kita menjadi "diri kita yang terbaik saat bersama
sahabat Hubungan persahabatan yang sehat juga ditandai dengan kejujuran
dan ketertbukaan. Persahabatan tanpa kepalsian dan tidak akan
menampilkan kebohongan di dalamnya Persahabatan seperi ini layak
dipertahankan.

2. Bertengkar dengan cara yang sehat Persahabatan yang sehat belum tentu
tanpa masalah dan konflik. Terkacang pertengkaran bisa saja terjadi. Hal
tersebut wajar karena hubungan persahabatan juga butuh pertengkaran
yang dapat mendewasakan. Sahabat yang hebat menginginkan hubungan
persahabatan yang solid, yang artinya mereka tidak takut untuk
menyatakan ketidaksetujuan Hal ini juga berdasar pada kamunikasi yang
jujur dan tentu saja tidak ada maksud negatif untuk adu argumen da am
jangka waktu yang lama.

3. Persahabatan yang sehat tidak melarang Anda berteman dengan orang lain
di luar mereka Sahabat-sahabat terbaik tidak cemburu jka sahabatnya
berteman dengan orang yang lain. Bahkan persahabatan yang baik
memberi semangat dan keberanian bagi sahabatnya untuk bartemu dengan
banyak orang dan mendapat hal yang baru dari orang lain. Persahabatan
sejati bukan berarti haruS selalu bersarha setiap waktu.

4. Saling percaya Persahabatan yang sehat memiliki kepercayaan yang besar


satu dengan lainnya. Kepercayaan membuat kita merasa nyaman
mencurahkan perasaan bahkan detail hidup karena kita tahu bahwa ia tidak
akan menceritakan dan mengkhianati kita dari belakang.

91
5. Mengerti batasan dan saling mengharga Persahabatan yang sehat membuat
kita merasa bahwa mereka adalah kita can kita adalah mereka. Hal ini
berarti kita tidak merasa jauh, merasa tertolak, dan jauh dari mereka.
Sahabat baik tahu betul batasan yang membuat mereka merasa nyaman
dan aman.

6. Saling menjaga hubungan persahabatan Persahabatan yang sehat akan


selalu menjaga agar hubungan baik tetap tak terputus. Jika menghabiskan
waktu bersama tidak bisa dilakukan, saling menghubungi via telepon dan
cara komunikasi lain terus dilakukan, Hal terpenting untuk membangun
persahabatan yang sehat yaitu rasa dan keinginan untuk memelihara
persahabatan selama mungkin.

E. Cara Mempertahankan Persahabatan

Hubungan baik antara teman sebaya dapat terus diciptakan apabila dapat
berperilaku sebagal berikut

1. Berhati lembut, yaitu selalu menjaga perilaku emosioral dalam pergaulan,


sering menolong dan membantu sesama dalam pergaulan, selalu
berperilaku sopan dan tertib, tidak bertingkah laku sombong (tinggi hati)
dalam pergaulan. dan selalu menghindari kata-kata kasar dalam berbicara.

2. Berhati lapang, yaitu selalu memperhitungkan setiap akibat jika akan


memutuskan suatu tindakan, tidak membuat atau mengambil keputusan
yang merugikan diri sendiri atau orang lain

3. Bersifat konstruktif, yaitu selalu menunjukkan keinginan untuk memberi


dan menerima kritik yang membarngun bagi kepentingan bersama, selalu
menghindari sikap cemooh, merusak dan menyalahgunakan.

4. Tenggang rasa, yaitu selalu menghargai perasaan orang lain dalam


pergaulan dengan siapapun dan menghindari sikap apatis

5. Bijaksana, yaitu selalu berucap dan bertindak untuk kebaikan dan


kebenaran.

92
6. Empati, ikut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan diri
sendiri.

7. Ikhlas, yaitu selalu senang hati bila dikritik atau mendapat teguran dan
nasihat, tidak merasa selalu benar.

8. Kooperatif, yaitu suka bermusyawarah dalam menyelesaikan perbedaan


pendapat atau perselisihan yang dapat berakibat negatif.

9. Lugas, yaitu selalu bersikap dan berperilaku wajar, terus terang, apa
adanya, tanpa berpura- pura pada diri sendiri dan orang lain, dan
menghindari sikap buruk sangka.

10. Pemaaf, selalu bersikap dan berperilaku penuh pengertian terhadap


kesalahan orang lain, dapat menerimanya tanpa sakit hati, dan menghindar
sifat dendam.

11. Ramah, selalu bersikap dan bertindak dengan budi bahasa yang baik, tutur
kata yang menyenangkan serta bersikap terbuka baik dalam hubungan
dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, dan selalu menghindari
sikap kasar

12. Rendah hati, yaitu selalu menggali masukan baru guna meningkatkan
prestasi yang telah dicapai, tidak menyombongkan diri meskipun dipuji.

13. Sopan santun, yaitu selalu berperilaku sopan santun dalam mengemukakan
pikiran secara lisan dan atau tul san.

14. Sportif, yaitu selalu jujur mengakui kesalahan sendiri dan keunggulan
orang lain dalam pergaulan di masyarakat dan negara.

15. Tepat janji, yaitu selalu menjunjung tinggi kesepakatan atau keputusan
bersama baik di sekolah, dalam pergaulan, organisasi maupun masyarakat,
selalu menghindari sikap tindakan ingkar terhadap kesepakatan atau
keputusan yang telah diambil bersama. Satu hal yang harus diperhatikan
dalam hubungannya dengan teman sebaya adalan menjaga harkat dan
martabat sebagai manusia, artinya kita harus memanusiakan manusia,
93
bukan yang lain. Jika seseorang mampu menjalin hubungan baik dengan
teman sebaya dan masyarakat berarti orang itu telah menemukan jati
dirinya sebagai manusia sebenarnya.

94
Lampiran 2 : Naskah Sosiodrama

A. Skenario Sosiodrama
1. Topik : Memilih pergaulan dengan teman sebaya
2. Bidang Bimbinga : sosial
3. Jenis layanan : Bimbingan Klasikal
4. Fungsi Layanan : Pemahaman
5. Sasaran : kelas X
6. Tempat kegiatan : Ruang Kelas X

B.Garis Besar Cerita

1.Eksposisi
Anto anak yang paling pandai di kelas X-A yang memiliki sifat Cerewet, suka
usil. Warni memiliki latar belakang orang desa dari daerah pegunungan
berkepribadian sederhana, pandai, pendiam, lugu, dan rajin

2.Konflik
Warni dan Luvi sibuk mencatat materi pelajaran saat jam istirahat. Anto dan
teman-temannya datang mengejek mereka yang dianggapnya sok pandai.

3.Komplikasi
Izza menahan temannya pulang, dan menghimbau agar sesama teman tidak
boleh saling mengganggu. Anto dan teman-temannya marah dan menuduh
Warni mengadukan ulah mereka kepada ketua kelas.

4.Klimaks
Anto dan teman-temannya merencanakan mengganggu Warni pada tugas
biologi, tetapi ternyata salah sasaran.

5.Solusi
Guru biologi mengancam tidak akan memberikan nilai kepada semua siswa

95
kelas X-A, kalau tidak ada yang mengakui kesalahan. Akhirnya Anto
mengakui dan meminta maaf kepada semua teman di kelas.

C. Pemain dan Peranan

Nama Peran Karakter


AG Anto Cerewet, suka usil, pandai
IZ Izza Bertanggungjawab, tegas
LV Luvi Pendiam, rajin belajar
PI Putri Centil, cerewet
Cerewet, suka usil terhadap
MT Murti teman
YT Yati Peduli, baik hati
WN Warni Pendiam, rajin, pandai
VK Vinky Cerewet, suka usil

D. Rincian Adegan

Adegan1
Siswa kelas X terlihat sangat asik bercanda di jam istirahat. Hanya Warni dan
Luvi yang terlihat tidak berbaur dengan teman-temannya. Warni sibuk
memindahkan catatan ke buku Bahasa Indonesianya. Vinky dan Anto mendekati
dan mengganggu Warni. Mereka mengejek Warni yang terlalu rajin. Warni hanya
diam dan terus melanjutkan mencatat di buku. Anto si bintang kelas menantang
taruhan adu kepandaian dengan Warni yang selalu belajar di kelas. Kemudian
datang Yati menegur Vinky dan Anto yang mengganggu Warni.

Adegan2
Pada jam pelajaran Bahasa Indonesia, Guru membagikan nilai hasil ulangan
ternyata nilai teringgi di kelas adalah Warni. Nilainya sempurna 100. Mengetahui
hal itu, Yati dan Luvi senang dengan keberhasilan Warni dan mengajak belajar

96
bersama. Sejak hari itu mereka bertiga tampak sering belajar bersama. Anto
meresa tersaingi kerena nilainya terkalahkan.

Adegan3
Izza memperingatkan agar di dalam kelas saling menjaga ketentraman dalam
belajar. Tidak saling mengganggu. Izza menghimbau teman-temannya lebih baik
mempersiapkan diri untuk menghadapi UTS dengan belajar bersama dari pada
saling mengganggu teman.

Adegan4
Vinky mendorongnya hingga jatuh. Vinky menuduh Warni mengadu ke Izza
tentang sikapnya selama ini. Warni dan Vinky bertengkar. Yati dan Luvi melihat
pertengkaran mereka dan melerainya.

Adegan5
Anto, Vinky, Putri, dan Murti merencanakan mengganggu Warni mengambil
tugas biologi yang dibawa pagi itu berupa tanaman pot. Izza keluar kelas dan
terkejut karena ternyata pot yang dibawanya sudah tidak ada tanamannya Guru
Biologi marah dan meninggalkan kelas.

Adegan6
Anto menghadap guru biologi kemudian berdiri di depan kelas mengakui bahwa
dia yang melakukannya. Anto minta maaf telah melakukan kesalahan besar
terhadap teman sendiri. Kemudian Anto memanggil Vinky, Murti, dan Putri maju.
Mereka semua harus minta maaf dan bertanggungjawab bersama karena hal
tersebut mereka yang merencanakan. Guru biologi tersenyum bangga dan
mengangguk melihat sikap murid-muridnya. Suasana kelas berubah semua
bertepuk tangan. Sejak saat itu mereka tidak berani mengganggu teman lagi
mereka meyadari perbuatannya selama ini berakibat buruk pada diri mereka
sendiri.

97
Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara mengisi kolom yang

disediakan !

Bagaimana cara Anda dalam membangun persahabatan

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Bagaimana cara menyelesaikan konflik dalam persahabatan Anda

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

98
99
100
Lampiran 1 : Uraian Materi

A. Pengertian Mengelola Waktu atau Manajemen Waktu

Manajemen waktu merupakan salah satu manajemen diri dalam upaya


agar seseorang dapat lebih professional bekerja.Manajemen waktu adalah
suatu kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber-sumber untuk
mencapai tujuan (Dejanasz, 2002: 66). Keterampilan dalam mengelola waktu
adalah bagaimana kita meluangkan waktu untuk memprioritaskan dan
mencapai beberapa tujuan kehidupan serta menghasilkan kesejahteraan.Hal ini
merupakan proses untuk menyusun dan mencapai tujuan, memperkirakan
waktu dan sumber-sumber waktu yang dibutuhkan untuk mencapai masing-
masing tujuan dan mendisiplinkan diri sendiri memfokuskan pada tujuan.

B. Prioritas Tugas dan Kegiatan

Manajemen sangat penting agar setiap orang dapat melakukan setiap


kegiatannya secara efektif dan efisien. Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan dalam manajemen waktu. Salah satunya adalah teknik manajemen
waktu berdasarkan skala prioritas
Prionitas berasal dari kata dasar prior yang berarti primer, dasar, atau
yang utama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prioritas adalah sesuatu
yang didahulukan dan diutamakan dari hal yang lain. Ada yang mengutamakan
kepentingan yang harus didahulukan dan mana kepentingan yang bisa
menunggu. Priorias dapat diartikan sebagai pecahan yarg dapat kita selesaikan
dengan cepat dan menyisakan waktu yang cukup untuk mengerjakan hal yang
lainnya.
Pada manajemen waktu berdasarkan skala prioritas, pelaksanaan
pekerjaan didahulukan berdasarkan skala prioritas. Skala prioritas diartikan
sebagai urutan atau urutan untuk menentukan dan membandingkan seberapa
penting hal-hal yang harus dilakukan. Skala prioritas mendahulukan pekerjaan
yang penting dan mendesak, kemudian pekerjaan yang mendesak meski belum

101
tentu penting, dan trakhir adalah pekerjaan yang tidak penting dan tidak
mendesak.
1. Mendesak dan Penting
Tipe pekerjaan penting dan mendesak harus diutamakan
penyelesaiannya lebih dulu. Tugas ini ticak dapat ditunda-tunda lagi.
Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini merupakan kegiatan ponting
dan harus dilakukan, tidak bisa ditunda pada waktu lain. Orang yang suka
bekerja pada kelompok ini akan membutuhkan stres, cepat lelah, dan
berprestasi biasa-tiasa saja karena semua kegiatan dilakukan dengan mudah-
buru.
2. Penting
Tipe pekerjaan dengan prioitas ini meliputi kegialan yang sudah
terjadwal dengan baik, rutin, dan ang terada di dalam grup ini adalah mereka
yang metilliki vis, memiliki prioritas dalam jangkauan. Mereka akan
melakukan perencanaan dalam mencapai visinva, menyiapkan prioritas,
mengerakan hal penting terlebih dahulu dan selesai diselesaikan kemudian.
Sifat individu yang bergabung dalam kelompok ini adalah orang dengan pola
hidup terkendali, seimbang, dan berprestasi tinggi.
3. Mendesak dan Tidak Penting
Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini merupakan kagiatan tidak
penting dilakukan. Seperti contch menerima lamu, menemani teman, dan
lain sebagainya. Dapat membatalkan pekerjaan ini dan disetujui. Kebiasaan
beker pada kelompck seperti iniakan membuat seseorang menjadi kurang
disiplin, berprestasi rendah, tidas memiliki tujuan yang jelas dalam pekerjaan,
karena selalu berueaha monyenangkar orang lain,
4. Tidak Mendesak dan Tidak Penting
Butuh Bantuan lembaga terkait dengan kegiatan yang dilakukan dengan
benar dan berakibat pada tingkat kepentingannya rendah Contohnya adalah
menonton televisi dan tidur oleh bedcbihan, Orang dalam kelompok ihi
mengenakan pemalas serla kureng bertanggung jawab.

C. Mengelola Waktu dengan Efisien

102
Menurut Atkinson, aspek-aspek dalam manajemen waktu mencakup hal-
hal berikut :

1. Menetapkan Tujuan
Bagian dari pengaturan waktu yang terkait dengan tujuan dari APE
yang akan dikerjakan. Fokus terhadap tujuan dan sasaran yang didukung
serta mampu mendukung suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang
disediakan.

2. Menyusun Prioritas
Menyusun prioritas harus dilakukan mempertimbangkan waktu yang
tersedia terbatas dan tidak semua pekerjaan perlu menilai kepentingan yang
sama, Urutan prioritas dibuat berdasarkan peringkat, yaitu dari prioritas
lerendah hingga pada prioritas tertinggi.

3. Menyusun Jadwal
Jadwal merupakan daftar kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan
urutan waktu dalam periode tertantu. Fungsi pembuatan jadwal adalah
menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan, dan mengurangi
ketergesaan.

4. Bersifat Asertif
Sikap asertif dapat diartikan sebagai sikap yang disetujui untuk
mengatakan "tidak" atau menolak permintaan pesanan atau orang lain
dengan cara positif yang dapat diminta dan menjadi agrestasi. Bersikap
egas merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menghindari
melanggar hak cipta dan memastikan orang lain tidak menggunakan
penghematan waktu. Dalam pertimbangan asalkan tetap diperlukan
pertimbangan matang dari segi luar atau besar kecilnya mempengaruhi
positif dan negatif yang diterima individu.

5. Menghindari Penundaan

103
Penundaan merupakan perangguhan suatu hal sampai terlambat
dikerjakan. Penundaan dalam persiapan tugas dapat diselesaikan
ketidakberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, kemudian
merusak jadwal kegiatan yang telah disiapkan dengan apik serta tercapainya
tujuan yarg telah ditetapkan.

6. Memininalkan Waktu yang Terbuang


Waktu penambahan sega sebuah kegiatan yang menyita waktu dan
kurang memberkan Manfaat yang maksimal. Hal-hal tersebut membuat
orang tertarik untuk mancapai keperhasilanrya karena sering membuat
individu memilih melakukan kegiatan yang penting.

Manajemen waktu capat memhuat kita menyelaraskan pekerjaan dengan


cepat. Selain itu manajemen waktu dapat meningkatkan kualitas tas di sekolah
maupun di luar sekolah. Orr dan Traccy menjelaskan efek-efek dalam manajemen
waktu sebagai berikut.

1. Meningkatkan keteraturan hidup, percaya diri, dan disiplin

2. Meningkatkan kualitas kehidupan di luar Jam kerja.

3. Meningkatkan pemahaman pada setiap individu.

4. Meningkatkan kepuesan kerja pada individu.

5. Mengurangi kesalahan yang dibuat dalam pekerjaan.

6. Mengurangi jumlah stres yang dikumpulkan individu

7. Menurunnya tingkat stres individu.

8. Dapat diselesaikan lebih dari pekerjaan dan diperoleh prestasi kerja yang baik

9. Dapat meningkatkan kecepatan kerja.

104
105
106
107
Lampiran 1 : Uraian Materi

A. Pengertian Karir
Pekerjaan tidak serta merta merupakan karier. Kata pekerjaan (work, job,
employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau
jasa, sedangkan kata karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau
jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi
seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya
hidupnya. Pada dasarnya yang dimaksud dengan karir adalah suatu pilihan
profesi atau pekerjaan yang menjadi tujuan bagi seorang individu. Karir juga
dapat diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan kerja
seseorang yang digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin.
Karir tertiggi (puncak karir) tidak dapat dicapai secara instant, melainkan
harus dengan perencanaan matang. Cara yang paling efektif untuk meniti karir
adalah dengan menggali bakat atau potensi sedini mungkin. Masa remaja
merupakan saat yang paling tepat untuk meniti karir yakni dengan mengenal
bakat dan minat yang dimilikinya. Sehingga nantinya seseorang tersebut tidak
hanya akan berhasil meniti karir tersebut dengan sempurna, melainkan juga
menggapainya dengan optimal.

B. Apakah perencanaan karir itu?


Perencanaan karir adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara terarah dan terfokus demga berdasar pada potensi (minat, bakat,
keyakinan, nilai-nilai) yang kita miliki untuk mendapatkan sumber
penghasilan yang memungkinkan kita untuk maju dan berkembang baik
secara kualitas (hidup) maupun kuantitas (kesejahteraan). Sesunguhnya dalam
perencanaan karir ini yang ditekankan bukan hanya pada pekerjaan apa yang
nantinya kita peroleh, tetapi pada persiapanpersiapan yang kita lakukan. Salah
108
satun persiapan yang sangat penting adalah memilih pendidikan dan
keterampilan yang akan dikembangkan. Misalnya kalau saat ini kita berada di
bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) maka kita nantinya harus bisa
menentukan kira-kira jurusan apa yang akan dipilih IPS, Bahasa, atau IPA.
Oleh karena itu poin-poin penting dalam Perencanaan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
13. Menyadarkan diri sendiri terhadap peluang-peluang, kendala-kendala,
pilihan-pilihan, dan konsekuensi yang akan dihadapi.
2) Mengidentifikasi tujuan-tujuan hidup terutama yang berkaitan dengan
karir,
3) Penyusunan program pendidikan, keterampilan dan
pengalamanpengalaman yang bersifat pengembangan dalam meraih tujuan
karir.

C. Model Orientasi Pribadi


TRAIT dan FACTOR
Holland mengusulkan agar tipe kepribadian dapat diatur mengikuti orientasi
personal-orientasinya seperti
 R (pekerjaan realistis),
 I (Saya (investigatif),
 A (artistik),
 S (sosial),
 E (giat), dan
 C (konvensional).

Perkembangan tipe-tipe kepribadian adalah hasil dari interaksi-


¬interaksi faktor-faktor bawaan dan lingkungan dan interaksi-interaksi ini
membawa kepada preferensi-preferensi untuk jenis-jenis aktivitas-aktivitas
khusus, yang pada gilirannya mengarahkan individu kepada tipe-tipe perilaku-
perilaku tertentu yang rangkumannya adalah sebagai berikut (Manrihu, 1992:
71-73) :

109
a) Tipe Realistik

Mengutamakan pada aktivitas yang memerlukan tindakan yang


tegas, teratur, atau sistematik terhadap obyek, alat-alat, mesin, dan
binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau
pendidikan. Tindakan-tindakan itu membawa pada pengembangan
kompetensi dalam bekerja dengan benda-benda, binatang-binatang, alat-
alat dan perlengkapan teknik, dan mengabaikan kompetensi-kompetensi
sosial dan pendidikan. Menganggap diri baik dalam kemampuan
mekanikal dan atletik dan kurang baik dalam hubungan sosial.

b) Tipe Investigatif

Tipe ini mengutamakan untuk aktivitas yang memerlukan


penyelidikan secara cermat, simbolik, sistematik, dan kreatif terhadap
permasalahan baik berupa fisik, biologis, dan kultural agar dapat
memahami dan mengontrol hal tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-
aktivitas yang dimanipulasi, sosial, dan repetitif. Contoh yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia dan ahli
fisika, orang yang suka dengan penelitian-penelitian.

c) Tipe Artistik

Tipe ini lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambigu, bebas,


dan tidak tersusun untuk menciptakan produk-produk seni, seperti lukisan,
drama, karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik,
110
teratur, dan rutin. Memandang diri sebagai ekspresif, menjadi diri sendiri,
independen, dan memiliki kemampuan-kemampuan artistik. Beberapa ciri
khususnya adalah emosional, impulsif, dan murni. Penggunaan artistik
biasanya adalah lukisan, karangan, akting, dan seni pahat. Jadi intinya tipe
ini cocok untuk pribadi yang condong memiliki bakat dan minat dalam
bidang seni.

d) Tipe Sosial

Lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang-orang


lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan
bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang
melibatkan obyek-obyek dan materi-materi. Kompetensi-kompetensi sosial
cenderung dikembangkan, dan hal-hal yang bersifat manual & teknik
diabaikan. Menganggap diri kompeten dalam mcmbantu dan mengajar
orang lain serta menilai tinggi aktivitas-attivitas hubungan-hubungan
sosial. Beberapa ciri khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasif,
dan bijaksana. Contoh bidang sosial mencakup pekerjaan-pekerjaan seperti
mengajar, konseling, dan pekerjaan kesejahteraan social. Orang ini
cenderung terhadap pekerjaan sosial.

e) Tipe Enterprising

Lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan manipulasi


terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau tujuan-tujuan
organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik, abstrak,
dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan, persuasif dan yang
bersifat supervisi dikembangkan, dan yang ilmiah diabaikan. Memandang
diri sebagai agresif, populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan
memimpin. Keberhasilan politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri
khasnya adalah ambisi, dominasi, optimisme, dan sosiabilitas.

f) Tipe Convensional

111
Lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi
data yang eksplisit, teratur, dan sistema-tik guna memberikan kepada
tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang tidak
pasti, bebas dan tidak sistematik. Aktivitas-aktivitas artistik dan
semacamnya diabaikan. Memandang diri sebagai teratur, mudah
menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilan-keterampilan klerikal dan
numerikal. Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi, keteraturan,
praktikalitas, dan kontrol diri. Pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan tipe
ini adalah bankir, penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku.

Berdasarkan konsep tersebut, Holland mengemukakan enam jenis


lingkungan okupasional yang disenangi (modal occupational environment)
dan enam orientasi kesenangan pribadi yang cocok dengan enam
lingkungan tersebut, yang dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel: gaya kesenangan pribadi dan kesenangan okupasional dari Holland

Gaya Pribadi Tema Lingkungan Okupasional


Agresif, lebih menyukai Realistis Pekerja terampil seperti tukang pipa, tukang
tugas-tugas pekerjaan listrik dan operator mesin.
konkret dari pada abstrak, Keterampilan teknisi seperti juru mesin
pada dasarnya kurang pesawat terbang, juru foto, juru draft dan
dapat bergaul, interaksi pekerjaan servis tertentu.
interpersonal buruk.
Intelektual, abstrak, Investigasi ilmiah seperti ahli kimia, ahli fisika, dan ahli
analitik, mandiri, kadang- matematik.
kadang redikal dan terlalu Teknisi seperti teknisi lab, programmer
berorientasi pada tugas. computer, dan pekerja elektronik.
Imaginatif, menghargai Artistik Artistic seperti pematung, pelukis dan
estetika, lebih menyukai desainer.
ekspresi diri melalui seni, Musical seprti guru music, pemimpin
agak mandiri dan orchestra, dan musisi.
ekstrovert. Sastrais seperti editor, penulis dan kritikus.

112
Lebih menyukai interaksi Sosial Edukasional seperti guru, administrator
sosial, senang bergaul, pendidikan, dan professor.
memperhatikan masalah- Kesejahteraan sosial seperti pekerja sosial,
masalah sosial, religious, sosiolog, konselor rehabilitasi dan perawat
berorientasi layanan professional.
masyarakat, dan tertarik
pada kegiatan pendidikan.
Ekstrovert, agresif, Enterprisi Managerial seperti manajer personalia,
petualang, lebih menyukai ng produksi dan manajer pemasaran.
peran-peran pemimpin, Berbagai posisi pemasaran seperti sales
dominant, persuasif dan person asuransi, real estate dan mobil.
memanfaatkan
keterampilan verbal yang
baik.
Praktis, terkendali, bisa Convensio Pekerja kantor dan aministrasi seperti penjaga
bergaul, agak konservatif, nal waktu, petugas file, teller,
lebih menyukai tugas- akuntan,operator,sekretaris, petugas
tugas terstruktur dan pembukuan, resepsionis dan manajer kredit
menyukai aturan-aturan
dengan sanksi masyarakat.

D. Langkah-Langkah Dalam Merencanakan Karir


1) Mengembangkan rencana karir. Pikirkanlah mengenai apa yang akan kita
lakukan dan langkah-langkah strategis apa yang dibutuhkan untuk
melakukan hal-hal yang kita inginkan.
2) Tinjaulah bakat atau kemampuan serta minat yang kita miliki. Pikirkan
secara serius dan mendalam hal-hal yang kita sukai, mampu kita kerjakan
dengan baik, serta nilai-nilai yang kita yakini kebenarannya.
3) Cobalah mencari tahu jenis-jenis karir atau pekerjaan yang mendekati
dengan diri kita, yaitu sesuai bakat serta minat yang kita miliki, latar
belakang pendidikan, kondisi kerja serta lingkungan yang kita harapkan,

113
serta hal-hal lain yang akan memberikan kejelasan arah dan fokus
karir/pekerjaan kita.
4) Selanjutnya, bandingkanlah keterampilan dan minat yang kita miliki dengan
jenis karir atau pekerjaan yang akan kita pilih. Jadi karir atau pekerjaan
yang paling sesuai dan dekat dengan diri kita sangat mungkin menjadi karir
atau pekerjaan kita di masa depan.
5) Kembangkanlah tujuan karir/ pekerjaan yang kita pilih. Hal ini akan
menjadi panduan yang sangat penting bagi kita untuk menyusun langkah-
langkah strategis selanjutnya.
6) Ikutilah pendidikan atau pelatihan yang mendekatkan kita dengan tujuan
karir atau pekerjaan yang telah kita buat.
7) Hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah masalah keuangan. Kita
mungkin akan berfikir mengenai sumber-sumber dan besarnya uang yang
kita butuhkan untuk mewujudkan karir kita.
8) Cobalah minta nasehat dari beberapa sumber yang anda yakini dapat
membantu anda memberikan penjelasan dan arahan megenai
karir/pekerjaan pilihan anda.

E. Rumus Dalam Memilih Karir


Richard leider, seorang konsultan karir dari Amerika Serikat, memiliki
rumus moderen yang dapat mengkalkulasikan bagaimana kita dapat
mewujudkan rencana karir di masa depan degan eektif dan gemilang. Rumus
yang dimilikinya adalah sebagai berikut.
Karier = T + 2P + E + V
T : Talent / Bakat
2P : Passion dan Purpose
E : Environment
V : Vision
T yang berarti talent atau bakat.

114
Untuk mengetahui arah karir dan profesi yang cocok untuk kita jalani
dimasa depan, cobalah mendeteksi apa saja kelebihan dan kelemahan yang
kita miliki.
 2P yaitu Passion dan Purpose, atau keinginan dan tujuan.
Maksudnya, dalam memilih sebuah karir, diperlukan adanya gairah
atau keinginan yang kuat untuk menggapai karir tersebut dengan
maksimal. Selain itu, dibutuhkan pula tujuan dan arah yang jelas, agar
pencapaian karir dimasa depan tidak salah arah. Kedua elemen ini
membutuhkan kerja keras dan pengenalan diri yang mendalam agar tujuan
karir yang akan dicapai dapat diarahkan dengan benar.
 E atau Environment (lingkungan).
Masa remaja merupakan fase dimana kita sangat membutuhkan
lingkungan sekitar untuk dapat mengembangkan kepribadian dan emosi.
Lingkungan sekitar kita dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, atau
tempat bermain. Dalam lingkungan sekitar, seseorang dapat mengasah
bakat dan minatnya sedemikian rupa sehingga dapat menggapai karir yang
direncanakan. Lingkungan sekitar menjadi tempat belajar dan aktualisasi
diri. Oleh karena itu, pilihlah selalu lingkungan yang positif, sehingga kita
tidak akan terjerumus kedalam hal-hal yang justru akan dapat menghambat
karir kita dimasa depan.
 V atau Vision yang berarti pandangan (visi).
Leider melihat bahwa dengan menerapkan pola visioning atau
memandang jauh ke masa depan, kita akan dapat mengetahui bentuk-
bentuk karir yang akan dicapai. Untuk menciptakan sebuah visi yang baik,
langkah pertama adalah menggali potensi diri dan membuat perencanaan
bagaimana memanfaatkan potensi tersebut untuk meraih karir yang dicita-
citakan.

115
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa

Coba kerjakanlah kuesioner sederhana ini untuk membantu anda mendapatkan


gambaran mengenai tipe-tipe kepribadian manakah yang paling menonjol dalam
dirimu. Berikan tanda silang (X) pada kolom jawaban untuk setiap pernyataan
yang sesuai dengan dirimu!

NO Pernyataan (X)
1. Saya menyukai olahraga dan kegiatan fisik lain
2. Saya suka matematika, IPA, dan Komputer
3. Saya kreatif dan imajinatif
4. Saya suka menolong dan peduli terhadap orang lain
5. Saya pemimpin kelompok yang baik
6. Saya suka keteraturan dan kejelasan
7. Saya menyukai alam atau menikmati berada diluar
ruangan
8. Saya senang mencari tahu (browsing internet atau
membaca)
9. Saya suka menonton film, pertunjukan dan teater
10. Saya senang dikelilingi oleh teman-teman
11. Saya sangat percaya diri
12. Saya senang mengatur dan mengelompokkan sesuatu
13. Saya realitis dan praktis
14. Saya memiliki rasa penasaran yang tinggi
15. Saya suka membuat orang lain tertawa
16. Saya mudah akrab dengan orang lain
17. Saya menyukai kompetisi
18. Saya orang yang sangat teliti

116
19. Saya memiliki jiwa petualang dan berani
20. Saya suka mencoba untuk memahami mengapa suatu
hal terjadi
21. Saya tahu cara memadupadankan warna dan bentuk
dengan baik
22. Saya memiliki kemampuan komunikasi yang baik
23. Saya suka membujuk dan menyakinkan orang lain
24. Saya sangat berhati-hati dan disiplin
25. Saya memiliki tangan yang terampil
26. Saya cenderung meragukan sesuatu
27. Saya menyukai seni, lukisan dan apapun yang
mengandung unsur keindahan
28. Saya adalah pendengar yang baik dan dapat memahami
perasaan orang lain
29. Saya tidak bisa diam dan penuh semangat
30. Saya hanya mengerjakan sesuatu jika instruksinya jelas

117
118
119
120
Lampiran 1 : Uraian Materi

A. Orientasi Sekolah Baru


Masa Orientasi Siswa atau MOS adalah sebuah kegiatan vang umum
dilaksanakan aleh sekolah setiap awal tahun ajaran baru dengan tujuan
menyambut kedatangan peserta didik baru. Biasanya kegiatan MOS atau
Masa Orientasi Siswa banyak dijumpai di tingkat SMP dan SMA.
Kebanyakan sekolah negeri ataupun swasta memilih melakukan kegiatan ini
guna mengenalkan almamater pada peserta didik baru. Pada perguruan tinggi
kegiałan serupa seperti MOS ini dikenal dengan istilah Orientasi Studi dan
Pengenalan Kampus (Ospek). Orientasi memiliki makna perkenalan.
Perkenalan ini terdiri dari perkenalan lingkungan fisik sekolah dan
lingkungan sosial sekolah. Contoh lingkungan fisik sekolah adalah sarana
dan prasarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah,
tempat bermain di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan
sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan oleh sekolah. Sedangkan
contoh lingkungan scsial sekolah adalah kepala sekolah, guru, staf,
karyawan, dan antarsiswa. Selain digunakan untuk memperkenalkan siswa
terhadap lingkungan baru, Masa | Orientasi Siswa juga digunakan sebagai
ajang guna melatih ketahanan mental, disiplin, dan mempererat tali
persaudaraan.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) biasanya diisi atau
dilaksanakan oleh siswa yang tergabung dalam Organisasi Siswa
Intrasekolah (OSIS). Guru dalam hal ini hanya sebagai pengawas, asisten,
dan pemantau kegiatan selama MPLS berlangsung. Dengan adanya Masa
Orientasi Siswa, diharapkan siswa baru akan mampu menghadapi
lingkungan dan budaya yang baru di sekolah yang mungkin berbeda dari
sekolah sebelumnya. Kegiatan masa orientasi siswa mempunyai landasan
atau dasar hukum yaitu sebagai berikut.
1. Keputusan Menteri Pendidikan Nomor 0641/U/1984 tentang Pembinaan
Kesiswaan.

121
2. Keputusan Direktur Jenderal Pendicikan Dasar dan Menengah Nomor
226/C/ Kep/1992 tentang Pedoman Pembinaan Kesiswaan

Tujuan Masa Orientasi Siswa menurut Permendikbud Nomor 18 Tahun


2016 adalah sebagai berikut.

1. Mengenali potensi diri siswa baru.


2. Membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan
sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan
sarana prasarana sekolah
3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa
baru
4. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya.
5. Menumbuhkan periiaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap
saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan porsatuan,
kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang
memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
Materi kegiatan masa orientasi siswa antara lain sebagai berikut.

1. Budi pekerti dan tata krama


2. Kedisiplinan dan tata tertib sekolah.
3. Wawasan Wiyata Mandala
4. Bahaya penggunaan narkoba dan zat adiktif
5. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
6. Tata laksana upacara bendera dan Peraturan Baris Berbaris (PBB)
7. Kepramukaan.
8. Qutbound (character building)
9. Materi lain yang berhubungan dengan muatan lokal di sekolah dan daerah
masing- masing
Diperlukan keterampilan, cara pandang, cara berpikir, kebiasaan-kebiasaan
baru, agar bisa menjalani pendidikan di jenjang lebih tinggi yang baru.
Menjadi siswa SMP tentu berbeda dari ketika masih SD, dan seterusnya.
MOS benar-benar rasional dan sangat diperlukan oleh setiap siswa baru agar
menyiapkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tantangan
122
barunya sehingga proses pembelajaran yang akan dijalani nanti bisa berhasil
secara optimal. Pembina dan panitia masa orientasi siswa dilarang melakukan
tindakan kekerasan atau perpeloncoan baik secara fisik maupun perploncoan
secara psikis. Contoh perploncoan secara fisik yaitu tindakan dan pemberian
hukuman yang mengarah pada penganiayaan fisik, sedangkan perploncoan
psikis yaitu tindakan alau perintah yang dapat mempermalukan atau
mempersulit peserta masa orientasi siswa seperti peserta MOS harus
mengenakan atribut tertentu, membawa benda-benda tertentu, atau mencari
"seeuatu" yang sulit dan tidak mendidik
B. Hal-hal yang Perlu Dipahami Siswa Baru
1. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yaitu keadaan sekolah tempat belajar yang
turut memengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Lingkungan sekolah
meliputi lingkungan sosial (guru, teman, karyawan sekolah) dan
lingkungan nensosial (kondisi sekolah, sarana, dan prasarana sekolah).
Setiap siswa perlu mengetahui arah dan transportasi menuju sekolahnya
atau denah sekolah maupun ruang kelasnya.
2. Sarana dan Prasarana Sekolah
Selain diperkenalkan dengan seluruh staf sekolah, siswa juga perlu
diperkenalkan tentang sarana dan prasarana yang berhubungan dengan
sekolah. Sarana dan prasarana tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Struktur organisasi sekolah adalatı pola pengelolaan dan


kepemimpinan sekolah antara lain dengan ménggambarkan pelaksana
kebijakan sekolah sekaligus tanggung jawabrya masing-masing agar
dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah. Struktur organisasi meliputi 1) kepala sekolah memiliki fungsi
sebagai leader (pemimpin), manager innovator, dan motivator 2) guru
berfungsi sebagai educator (pendidik); 3) OSIS 4) petugas UKS 5)
petugas perpustakaan; serta 6) staf tata usaha Dengan mengenal
struktur organisasi sekolah maka setiap siswa dapat mengetahui dan
bertindak sesuai prosedur apabila akan mengurus segala sesuatu di
sekolah
123
b) Fasilitas sekolah adalah semua sarana dan prasarana termasuk alat
bantu yang tersedia di sekolah, baik yang ada di dalam ruangan
kelas/pembelajaran, laboratorium, sampai yang ada di lingkungan
sekolah. Penyediaan fasilitas sekolah, ditujukan untuk menciptakan
kemudahan-kemudahan dalam proses belajar mengajar sekaligus
mengenal dan dapal dengan tepat dalam penggunaannya.

c) Visi dan misi sekolah. Visi adalah gambaran masa depan yang
dünginkan sekolah aga sekolah yang bersangkutan dapat menjamin
kelangsungan hidup dan perkembangannya. Dengan kata lain, visi
adalah pandangan jauh ke depan ke mana sekolah akan dibawa.
Adapun mici adalah tindakan untuk mewujudkan atau merealisasi visi
tersebut. Peserta didik harus memahami visi dan misi sekolah, Oleh
karena itu pihak sekolah Fendaknya secara terus-menerus
menscsialisasikan visi dan misi sekplah beserta cara-cara Untuk
mencapainya, sehingga dapat mendorong semangat belajar para peserta
didik.

d) Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sesual dengan ketentuan


dan peraturannya yang berlaku. Kegiatan ini biasanya meliputi
kegiatan olahraga, pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), Rohis
(Kegiatan Kerohanian), KIR (Karya llmiah Remaja) sesual dengan
pilihan siswa berdasarkan kemampuan masing-masing.

e) Organisasi sekolah. Misalnya OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)


adalah organisasi yang menampung semua aspirasi siswa sekaligus
jalur pembinaan siswa di sekolah.

C. Kurikulum di Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan


Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata curriculum yang
berartí rencana pelajaran. Kata curriculum berasal dari kata currere yang
berarti berlari cepat, tergesa gesa, menjelajahi, menjalani, dan berusaha.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat

124
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu
konsep dapat dikatakan scbaga sebuah sistem atau pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan
pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Dikatakan
bermakna karena dalam kurikulum konsep terpadu, peserta didik akan
memahami konsep-konsep yang akan mereka pelajari itu utuh dan
realistis. Dikatakan luas karena yang akan mereka peroleh tidak hanya
dalam satu ruang lingkup disiplin saja melainkan semua lintas disipln
karena dipandang berka tan satu sama lain Kurikulum 2013 lebih
ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang
akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan
kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, diharapkan
bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat serla masyarakatnya memiliki
nilai tambah (added value) dan nilai jual sehingga kita bisa bersaing
bersanding, dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam
pencaturan global, Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah
pada budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang sesuai dengan standar kompetens lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis
kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan
kontekstual diharapkan peserta cidik mampu secara mandiri meningkatkan
dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan mengintornaliseasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehirgga terwujud
dalam perilaku sehari-hari.
Dalam implementasi kurikulum 2013, pendicikan karakter dapat
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang
lerdapat dalam kurkulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan
norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan.

125
dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian. pendidikan nilai dan pembentukan karakter tidak hanya
dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan
pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari, Di sekolah menengah
terdapat mata pelajaran ncrmatif, yaitu mata pelajaran agama pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan, bahasa Indoneslă, pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, bahasa Inggris, dan didukung olei mata pelajaran
yang terkait. Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki
norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk
sosial, bak sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia.
Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan
berkembang selaras dengan kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara.
Program ini herisi mata palajaran tentang norma, sikap, dan perilaku yang
harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatih kepada peserta didik, selain
kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya.
D. Tata Tertib
Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau
aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah dapat berjalan
dengan baik jika seluruh warga sekolah saling mendukung terhadap tata
tertib tersebut. Kurangnya dukungan dari salah satu pihak akan
mengakibatkan kurang maksimalnya tata tertib yang diterapkan di sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah tidak hanya menjadikan siswa pintar
namun juga dituntut untuk berkepribadian yang baik dan menanamkan
disiplin sesuai aturan yang berlaku baik di sekolah maupun lingkurgan
masyarakat di sekitarnya.

126
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa

AKTIVITAS INDIVIDU

2. Apa yang kamu pikirkan tentang Masa 1. Sebutkan ekstrakulikuler yang


Pengenalan Lingkungan Sekolah? terdapat di SMA N 1 Porong!

4. Menurut kamu MPLS dibutuhkan atau 3. Siapa saja tokoh yang terdapat di
tidak? Alasannya! video tersebut?

6. Jelaskan pengalamanmu setelah mengikuti 5. Jelaskan kesimpulan dari video


MPLS di SMA N 1 Porong N 1 Porong tersebut!
bagaimana!

8. Apa yang kamu dapat setelah mengikuti 7. Apa harapan kalian tentang
MPLS di SMA N 1 Porong? pelaksanaan MPLS?

AKTIVITAS KELOMPOK

Kerjakan dengan baik tugas-tugas berikut!

1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa!


2. Diskusikan dengan kelompok mengenai pelanggaran yang sering dilakukan siswa di
sekolah Anda!
3. Analisislah sebab atau alasan mereka melakukan pelanggaran tata tertib sekolah!
Identifikasi pula apakah sanksi yang diberikan membuat jera?Jika tidak berikan solusi
yang menurut anda efektif untuk membuat jera siswa yang melanggar aturan!
4. Tulisan hasil diskusi dan presentasikan didepan kelas untuk ditanggapi kelompok lain!

127
128
129
130
Lampiran 1: Uraian Materi

KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Pengertian
Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan kita sehari-hari,
mulai antar teman/pribadi, kelompok, organisasi atau massa. Kalau lebih teliti
lagi banyak kegagalan dari komunikasi yang kita lakukan. Komunikasi adalah
penyampaian pesan sedemikian rupa sehingga diterima seperti yang
diinginkan oleh si pengirim.

2. Komunikasi
Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau
gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan
penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain,
dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang
dipertukarkan tersebut. Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi
adalah:
- Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
- Pesan : ide atau informasi yang disampaikan
- Media : sarana komunikasi
- Komunikan : audience, pihak yang menerima pesan
- Umpan Balik : respon dari komunikan terhadap pesan yang
diterimanya
Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan
kesepakatankesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.
Komunikasi berlangsung efektif, bila sebuah pesan yang diformulasikan oleh
si pengirim pesan (komunikator) ditafsirkan dengan benar oleh si penerima
pesan (komunikan). Sebaliknya komunikasi berlansung tidak efektif, jika
sebuah pesan yang diterima oleh si penerima pesan (komunikan) kacau (tidak
sesuai dengan yang dimaksud di pengirim pesan).
Komunikasi yang tidak efektif disebabkan oleh :

131
a) Adanya hambatan yang dari pengirim pesan (komunikator)
b) Si penerima pesan (komunikan) atau pesan (message) yang kacau yang
disebabkan olehpenyimpangan-penyimpangan lingkungan. Pesan yang
kacau disebabkan oleh faktor statis yang mempengaruhi lingkungan dan
faktor distorsi (penyimpangan) yang mempengaruhi manusia
(komunikator dan komunikan).

Faktor statis disebabkan penyimpangan-penyimpangan lingkungan yang


dapat mengacaukan pesan seperti bunyi dering telepon, dekat orang berbicara,
bunyi alat-alat rumah tangga, pengirim atau penerima membuat gangguan
lingkungan dengan mengetuk-ngetukan pensil, membalik-balikan kertas dan
sebagainya.
Faktor distorsi disebabkan oleh manusia, baik si pengirim maupun si
penerima pesan. Distorsi yang berasal dari si pengirim pesan seperti gagasan-
gagasan yang tidak jelas dan meloncat-loncat dari satu topik ke topik lain.
Pesan rancu, penggunaan bahasa yang tidak tepat serta kurangnya motivasi di
pendengar dapat pula menjadi distorsi yang berasal dari si pengirim pesan.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi


Sebagai makluk sosial komunikasi merupakan hal yang paling dekat
dengan kita. Apa sebenarnya komunikasi itu? Komunikasi dapat kita artikan
sebagai berbagi pikiran, informasi dan intelijen. Segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dengan tujuan menyampaikan pesannya pada orang
lain merupakan tujuan komunikasi. Lalu jika pesan yang kita maksudkan
tersebut tidak sesuai dengan penangkapan lawan bicara kita, terjadilah mis-
komunikasi. Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan pesan,
kelengkapan pesan, ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dan
penampilan fisik secara eksternal. Di era modern ini mungkin nampak 'tolol'
melihat seseorang berusaha menciptakan kesadaran komunikasi. Banyak di
antara kita memberi sedikit perhatian pada hal ini tetapi kenyataanya
komunikasi ini terus berlangsung, tak peduli siapa Anda, jika Anda tidak bisa
berkomunikasi dengan semestinya maka tak seorangpun akan mendengarkan

132
Anda. Jadi komunikasi merupakan sebuah asset penting sebagai tambahan
untuk kepribadian Anda. Bagaimana membangun sebuah komunikasi efektif
tersebut, berikut beberapa hal yang se baiknya jadi pertimbangan untuk
dikembangkan :
a) Kontak Mata
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap
lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini
merupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik
pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang
pembicaraan, agar lawan bicara Anda tak merasa diabaikan.
b) Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah
mengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagi
contoh: sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan
kasihsayang;Mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran;
Mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua
emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi
yang berbeda yang tergambar di wajah. Jadi saat melakukan komunikasi
tunjukan ekspresi bahwa Anda tertarik dengan bahan pembicaraan.
c) Postur Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan
kekuatan meyakinkan dari Anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan
untuk cara efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada secara
verbal. Sebagai contoh : menundukan kepala menunjukkan penyelesaian
pernyataan; mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan ; Terlalu
sering menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas atau
kebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik Anda saat melakukan
komunikasi dengan lawan bicara.
d) Selera Berbusana
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang
berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik.
Penampilan fisik seseorang dan busana yang dikenakan membuat dampak

133
pasti pada proses komunikasi. Kita semua berbusana dan mungkin banyak
diantara kita tak terlalu memperhatikan, namun hal kecil ini memiliki
peran untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan bagaimana cara
berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun komunikasi kita.

4. Tips membangun komunikasi yang efektif


Komunikasi efektif sangat layak Anda perhitungkan dalam membangun karir
Anda. Dengan komunikasi yang baik tentunya akan mendukung segala
aktivitas kerja yang kita lakukan. Apalagi bila pekerjaan kita melibatkan
berbagai bentuk presentasi, rapat-rapat, lobi-lobi, penyuluhan dan lain-
lainnya. Bidang pekerjaan komunikasi seperti presenter dan sejenisnya sangat
ditentukan oleh bagaimana cara kita berkomunikasi dalam menyampaikan
sesuatu. Banyak faktor yang dapat membuat apa yang akan kita sampaikan
menjadi lebih berkualitas. Seperti kesiapan mental, penguasaan bahan,
kelengkapan sarana pendukung serta hal-hal lainnya. Adakalanya Anda
merasa ‘nervous’ hingga untuk mengungkapkan sesuatu Anda malah
kehilangan percaya diri bahkan pembicaraan jadi berputar-putar. Berikut tips
dasar dalam berkomunikasi:
a. Gunakan kalimat seefektif mungkin
Uraikan isi pembicaraan dengan kalimat efektif dan langsung mengena
pada sasaran. Hindari mengungkapkan informasi detail yang kurang
relevan, seperti, “Tadi sebelum menuju tempat ini saya bertemu famili
saya di suatu tempat….”. Biasanya lawan bicara Anda tidak akan peduli
dengan informasi yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan.
Hindari penggunaan idiom bahasa yang kurang/tidak dimengerti calon
pendengar Anda.
b. Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasan Jika Anda ingin
mengungkapkan ide, entah pada bos atau dalam suatu rapat, ketahui lebih
dulu apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika
sudah, lebih baik Anda tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya
orang tidak akan tertarik mendengarkan pengulangan sebuah ide. Dalam
presentasi suatu analisa, usahakan tidak terjadi pengulangan kalimat-

134
kalimat yang merupakan teori ataupun kesimpulan. Aturlah urutan
penyampaian agar lebih fokus saat menyampaikannya.
c. Jangan berbicara terlalu lambat Tutur kata yang terlalu pelan dan lamban
hanya akan membuat lawan bicara Anda bosan dan tidak sabar. Lagi pula
gaya bicara Anda yang terlalu pelan akan mengesankan Anda ragu-ragu
dan tidak percaya diri. Karena itu bicaralah dengan nada yang optimis dan
penuh percaya diri. Namun yang patut kita ingat, bukan berarti Anda
harus berbicara secara cepat tanpa ritme. Anda harus pandai menentukan
ritme bicara, dimana harus berbicara dan dimana harus berhenti. Ritme
yang tepat dalam berkomunikasi tentunya didapat setelah Anda sering
melakukan latihan/pengalaman orasi yang cukup.
d. Hindari gumaman yang terlalu sering Gumaman yang terlalu sering hanya
akan mengganggu pembicaraan Anda. Lagipula lawan bicara Anda akan
merasa lelah menunggu kapan pembicaraan Anda selesai. Sebisa mungkin
minimalkan atau hilangkan gumaman seperti “ ehmmm…., eeee….,
oooo…..", dsb. Hal ini juga akan mengurangi respek calon pendengar
Anda, karena Anda dinilai tidak menguasai materi pembicaraan.
e. Hindari humor yang tidak perlu Melontarkan humor memang sah-sah saja
untuk menyegarkan suasana. Namun, Anda harus tanggap membaca
suasana setelah Anda mengungkapkan humor. Apakah lawan bicara Anda
benar-benar terpancing tertawa atau tertawa dengan terpaksa. Atau
bahkan menunjukkan wajah yang terganggu dengan humor Anda. Jika
lawan bicara Anda tidak tertarik dengan humor Anda, teruskan pembiraan
kembali. Jangan memaksa lawan bicara untuk mentertawakan humor
Anda yang telah gagal.

135
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa

AKTIVITAS INDIVIDU

Praktekkan komunikasi yang efektif Praktekkan komunikasi yang efektif


dan baik dengan tema dan baik dengan tema
“meminjam buku” “mengajak ke kantin”

Praktekkan komunikasi yang efektif Praktekkan komunikasi yang efektif


dan baik dengan tema “bertanya dan baik dengan tema “curhat
tentang tugas rumah (PR)” tentang sesuatu hal”

AKTIVITAS KELOMPOK

Kerjakan dengan baik tugas-tugas berikut!

5. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa!


6. Komunikasi dengan orang lain, tidak selamanya berjalan lancar. Ada kalanya
terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Coba kalian tuliskan
pengalamana kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang pernah kalian
alami. Menagapa bisa terjadi demikian? Apa akibat dari kesalahpahaman
tersebut? Bagaimana usaha kalian untuk mengatasi keslahpahaman itu?

136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
LEMBAR PENGAMATAN PLP
(Untuk Dosen Pembimbing)
PENILAIAN LAPORAN PLP (KELOMPOK BIMBINGAN &
KONSELING)

Kelompok : SMA Negeri 1 Porong


Nama Mahasiswa/NIM : 1. Onny Dita Pertiwi (16010014022)
2. Karina Ovieanti Yola M (16010014040)
3. Nuril Fitri Rodiana (16010014054)
4. Frilita Avgi Abnindanti (16010014062)
No Komponen Penilaian Bobot Skor Bobot x skor
1 Sistematika penulisan 10
2 Isi laporan 40
Kesesuaian simpulan dan
3 15
rekomendasi
4 Tata tulis 10
5 Bahasa 15
Kelengkapan laporan (foto,
6 10
pengesahan, dan lampiran)
SKOR TOTAL

Skor antara 1-5:


1 = sangat kurang baik; 2 = kurang baik; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik

𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑃𝐸𝑆𝐸𝑅𝑇𝐴 = 𝑥 100 =


500
Penilai,

(Drs. I Made Suwanda,M.Si.)


NIP. 19570709 198601 1 001
157
LEMBAR PENGAMATAN PLP
(Untuk Dosen Pembimbing)
PENILAIAN KERJA INDIVIDU

Nama Mahasiswa : Onny Dita Pertiwi


Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 16010014022
Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Porong
No Komponen Penilaian Bobot Skor Bobot x Skor
Pemahaman peserta tentang
1 pembelajaran yang mendidik 30
dalam PLP
Kemampuan peserta dalam
2 memberi pemahaman kepada 20
peserta didik
Pemahaman peserta tentang
3 kurikulum dan penguasaan materi 30
pelajaran
Penampilan/performance peserta:
 Sikap/etika
4 20
 Bahasa
 Cara berpakaian
SKOR TOTAL
Skor antara 1 – 5:
1 = sangat kurang baik; 2 = kurang baik; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik

𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑃𝐸𝑆𝐸𝑅𝑇𝐴 = 𝑥 100 =


500
Penilai,

(Drs. I Made Suwanda,M.Si.)


NIP. 195707091986011001
158
LEMBAR PENGAMATAN PLP
(Untuk Dosen Pembimbing)
PENILAIAN KERJA INDIVIDU

Nama Mahasiswa : Karina Ovieanti Yola Miranda


Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 16010014040
Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Porong
No Komponen Penilaian Bobot Skor Bobot x Skor
Pemahaman peserta tentang
1 pembelajaran yang mendidik 30
dalam PLP
Kemampuan peserta dalam
2 memberi pemahaman kepada 20
peserta didik
Pemahaman peserta tentang
3 kurikulum dan penguasaan materi 30
pelajaran
Penampilan/performance peserta:
 Sikap/etika
4 20
 Bahasa
 Cara berpakaian
SKOR TOTAL
Skor antara 1 – 5:
1 = sangat kurang baik; 2 = kurang baik; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik

𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑃𝐸𝑆𝐸𝑅𝑇𝐴 = 𝑥 100 =


500
Penilai,

(Drs. I Made Suwanda,M.Si.)


NIP. 19570709 198601 1 001
159
LEMBAR PENGAMATAN PLP
(Untuk Dosen Pembimbing)
PENILAIAN KERJA INDIVIDU

Nama Mahasiswa : Nuril Fitri Rodiana


Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 16010014054
Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Porong
No Komponen Penilaian Bobot Skor Bobot x Skor
Pemahaman peserta tentang
1 pembelajaran yang mendidik 30
dalam PLP
Kemampuan peserta dalam
2 memberi pemahaman kepada 20
peserta didik
Pemahaman peserta tentang
3 kurikulum dan penguasaan materi 30
pelajaran
Penampilan/performance peserta:
 Sikap/etika
4 20
 Bahasa
 Cara berpakaian
SKOR TOTAL
Skor antara 1 – 5:
1 = sangat kurang baik; 2 = kurang baik; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik
𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑃𝐸𝑆𝐸𝑅𝑇𝐴 = 𝑥 100 =
500
Penilai,

(Drs. I Made Suwanda,M.Si.)


NIP. 19570709 198601 1 001
160
LEMBAR PENGAMATAN PLP
(Untuk Dosen Pembimbing)
PENILAIAN KERJA INDIVIDU

Nama Mahasiswa : Frilita Avgi Abnindanti


Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 16010014062
Tanggal Pengamatan :
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Porong

No Komponen Penilaian Bobot Skor Bobot x Skor


Pemahaman peserta tentang
1 pembelajaran yang mendidik 30
dalam PLP
Kemampuan peserta dalam
2 memberi pemahaman kepada 20
peserta didik
Pemahaman peserta tentang
3 kurikulum dan penguasaan materi 30
pelajaran
Penampilan/performance peserta:
 Sikap/etika
4 20
 Bahasa
 Cara berpakaian
SKOR TOTAL
Skor antara 1 – 5:
1 = sangat kurang baik; 2 = kurang baik; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik
𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑃𝐸𝑆𝐸𝑅𝑇𝐴 = 𝑥 100 =
500
Penilai,

(Drs. I Made Suwanda,M.Si.)


NIP. 19570709 198601 1 001
161
NILAI AKHIR PLP TAHUN 2019

Nama Mahasiswa : Onny Dita Pertiwi


NIM : 16010014022
Program Studi : S-1 Bimbingan dan Konseling
Nama Dosen Pembimbing : Drs. I Made Suwanda, M.Si.
Tempat PLP : SMA Negeri 1 Porong

Nilai Nilai Nilai


Guru Laporan Kinerja
Nilai Nilai
No Nama NIM Pamong Pelaksanaan Individu
Akhir Huruf
(NGP) PLP (NLP) (NKI)
(40%) (20%) (40%)
1
2
3

Surabaya, .......................... 2019


Penilai,

(Drs. I Made Suwanda, M.Si.)


NIP. 195707091986011001

162
NILAI AKHIR PLP TAHUN 2019

Nama Mahasiswa : Karina Ovieanti Yola Miranda


NIM : 16010014040
Program Studi : S-1 Bimbingan dan Konseling
Nama Dosen Pembimbing : Drs. I Made Suwanda, M.Si.
Tempat PLP : SMA Negeri 1 Porong

Nilai Nilai Nilai


Guru Laporan Kinerja
Nilai Nilai
No Nama NIM Pamong Pelaksanaan Individu
Akhir Huruf
(NGP) PLP (NLP) (NKI)
(40%) (20%) (40%)
1
2
3

Surabaya, .......................... 2019


Penilai,

(Drs. I Made Suwanda, M.Si.)


NIP. 195707091986011001

163
NILAI AKHIR PLP TAHUN 2019

Nama Mahasiswa : Nuril Fitri Rodiana


NIM : 16010014054
Program Studi : S-1 Bimbingan dan Konseling
Nama Dosen Pembimbing : Drs. I Made Suwanda, M.Si.
Tempat PLP : SMA Negeri 1 Porong

Nilai Nilai Nilai


Guru Laporan Kinerja
Nilai Nilai
No Nama NIM Pamong Pelaksanaan Individu
Akhir Huruf
(NGP) PLP (NLP) (NKI)
(40%) (20%) (40%)
1
2
3

Surabaya, .......................... 2019


Penilai,

(Drs. I Made Suwanda, M.Si.)


NIP. 195707091986011001

164
NILAI AKHIR PLP TAHUN 2019

Nama Mahasiswa : Frilita Avgi Abnindanti


NIM : 16010014062
Program Studi : S-1 Bimbingan dan Konseling
Nama Dosen Pembimbing : Drs. I Made Suwanda, M.Si.
Tempat PLP : SMA Negeri 1 Porong

Nilai Nilai Nilai


Guru Laporan Kinerja
Nilai Nilai
No Nama NIM Pamong Pelaksanaan Individu
Akhir Huruf
(NGP) PLP (NLP) (NKI)
(40%) (20%) (40%)
1
2
3

Surabaya, .......................... 2019


Penilai,

(Drs. I Made Suwanda, M.Si.)


NIP. 195707091986011001

165
INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI
PELAKSANAAN PLP MAHASISWA UNESA

Nama Kepala Sekolah : Dra. Nina Dwi Suryani, M.Pd.


Sekolah/Madrasah Lokasi PLP : SMA Negeri 1 Porong
Petunjuk:
Berikan tanda √ (cek) pada kolom Ya atau Tidak dan mengisi jawaban jika
diminta pada kolom catatan
No Pelaksanaan Tugas Kepala Sekolah Ya Tidak Catatan
Menerima kedatangan mahasiswa PLP,
mempersiapkan garis besar program orientasi,
1
memperkenalkan mahasiswa dengan guru/guru
pamong dan staf sekolah lainnya.
Memberikan data mata pelajaran/tema dan kelas
2
yang telah ditentukan untuk peserta PLP.
3 Memberikan data guru pamong sesuai kebutuhan.
4 Mengkoordinasikan guru pamong dan staf.
Merencanakan dan menyelenggarakan pelaksanaan
5
orientasi/observasi bagi mahasiswa.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
6 melakukan kegiatan observasi di kelas dan hal-hal
terkait dengan administrasi sekolah.
Memberikan arahan kepada mahasiswa PLP tentang
7
garis-garis besar kebijakan pengelolahan sekolah.
8 Menilai kepribadian mahasiswa PLP.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian terkait dengan pelaksanaan PLP:
Porong, .............................2019
Petugas Monitoring,

(…………………………….)
NIP.

166

Anda mungkin juga menyukai