Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM


“ Implementasi Kurikulum di SD Negeri 1 Berkoh”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. Yahya Sudarya, M.Pd

Oleh :

SUKIRAH
NIM : 2320110015

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ( S 2 )


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan hidayahnya kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang “Implementasi Kurikulum SD Negeri 1 Berkoh”
pada mata kuliah Teori Pendidikan Kurikulum, yang diampu oleh Ibu Dr. H. Yahya Sudarya, M.Pd
Dalam menyusun makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan
kekurangan dari segi sistematika penulisan dan substansi makalah. Untuk perbaikan dan
pengembangan makalah ini kedepannya kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua.

Purwokerto, 10 Januari 2024

Penyusun,

Sukirah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 2
D. Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Implementasi Kurikulum............................................ 3
B. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ...................................... 3
C. Pendekatan dan model implementasi kurikulum ....................... 4
D. Pihak yang terkait Implementasi kurikulum .................................... 6
E. Tahap-tahap Implementasi Kurikulum ............................................ 8
F. Pelaksanaan implementasi Kurikulum ............................................ 9
BAB III KURIKULUM SD NEGERI 1 BERKOH
A. Karakteristik SD Negeri 1 Berkoh ...........................................14
B. Visi Misi dan Tujuan SD Negeri 1 Berkoh ............................. 18
C. Pengorganisasian Pembelajaran.................................................. 28
BAB IV STRATEGI DAN SOLUSI
A. Strategi.................................................................................... 35
B. Solusi ......................................................................................... 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 36
B. Saran ........................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 45

iii

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini apabila diperhatikan perkembangan yang terjadi di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi secara umum, cukup memberi kelegaan pada kita
bersama. Karena pada berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti telekomunikasi,
kesehatan, pertanian dan lain-lain terjadi perkembangan yang cukup
menggembirakan. Tapi bilamana dilihat pula perkembangan yang terjadi dalam
dunia pendidikan khususnya pada sektor keguruan atau tenaga kependidikan, maka
kita akan merasa kecewa dan sedih. Apalagi kalau ditelusuri lebih jauh ke pelosok -
pelosok dan sekolah-sekolah terpencil yang ada di desa-desa. Pada umumnya, hasil
pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama belum dapat
dicapai dimana kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar peserta
didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum memuaskan.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk
memecahkan persoalan yang ada, namun ternyata masih saja dijumpai kelemahan
dan kekurangan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah
maupun di jenjang perguruan tinggi. Salah satu kekurangan atau kelemahan yang
mendasar tampak pada implementasi kurikulum, yang notabenenya fungsi dan
peranan ini berada dipundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini
mengindikasikan bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum dianggap masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai implementasi
kurikulum yang meliputi pengertian implementasi kurikulum, prinsip-prinsip
pelaksanaan kurikulum, pendekatan dan model implementasi kurikulum, pihak yang
terkait dalam implementasi kurikulum, tahap-tahap implementasi kurikulum dan
pelaksanaan/ implementasi kurikulum.
Dengan informasi yang tersaji dalam makalah ini, diharapkan dapat
membantu khususnya bagi praktisi pendidikan untuk menerapkan kurikulum pada
masing-masing satuan pendidikan, agar dapat mengemban tugas dan tanggung
jawab sebagai implementator kurikulum yang baik.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu implementasi kurikulum?
b. Apa saja prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum?
c. Apa saja pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum?
d. Siapa saja pihak yang terkait dalam Implementasi Kurikulum?
e. Apa saja tahap-tahap Implementasi Kurikiulum?
f. Bagaimana Pelaksanaan/Implementasi Kurikulum?
g. Bagaimana penyusunan kurikulum di SD Negeri 1 Berkoh?
h. Bagaimana strategi dan solusi dalam implementasi penyusunan Kurikulum di
SD Negeri 1 Berkoh?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian implementasi kurikulum.
b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.
c. Untuk mengetahui pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum.
d. Untuk mengetahui pihak yang terkait dalam Implementasi Kurikulum
e. Untuk mengetahui tahap-tahap Implementasi Kurikiulum
f. Untuk mengetahui Pelaksanaan/Implementasi Kurikulum
g. Untuk mengetahui implementasi Kurikulum SD Negeri 1 Berkoh
h. Mengetahui strategi dan solusi implementasi penyusunan kurikulum SD
Negeri 1 Berkoh

D. Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai bahan pengajaran mengenai Implementasi
Kurikulum.
b. Dapat Memberi pengetahuan terdahap pembaca mengenai Implementasi
Kurikulum.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Implementasi Kurikulum


Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah: “Outsome thing into effect” atau penerapan sesuatu yang
memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan apa yang diungkapkan Miller dan Seller (1985): bahwa “in some case
implementation has been identified with instruction” lebih lanjut dijelaskan bahwa
implementasi kurikulum merupakan suatu penerapan konsep ide program atau
tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai kreativitas baru
sehingga terjadinya perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk
berubah.
Fullan dalam Hamalik (1991: 65-66) mendefinisikan suatu gagasan, program
atau kumpulan kegiatan yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan
untuk berubah. Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya,
kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan yang disesuaikan
terhadap situasi dan kondisi lapangan dan karakteristik peserta didik baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.

B. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Pelaksanaan kurikulum, didasari pada permen 22 tahun 2006. Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan di setiap satuan pendidikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal
ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan ukntuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis
dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar pelajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar

3
untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna pada orang
lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsisp tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di
belakang memberikan daya dan kekutan, di tengah membangun semangat dan
prakarsa, di depan memberi contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
alam sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan
teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan serta muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
jenjang pendidikan.

C. Pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum


Kurikulum yang telah tersusun harus diimplementasikan di lapangan. Para
peneliti atau para ahli dalam menyusun program implementasi kurikulum secara
umum bertujuan untuk; 1) mengukur derajat keberhasilan suatu inovasi kurikulum

4
setelah suatu rencana diterapkan dan 2) mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat implementasi kurikulum.
Jackson (1991: 406) mengidentifikasi ada lima faktor yang menjadi
penghambat implementasi kurikulum, yaitu: 1) guru yang tidak inovatif, 2) guru
tidak mempunyai keterampilan dan pengetahuan terhadap hal-hal baru, 3) tidak
tersedia sarana, 4) ketidakcocokan kebijakan dengan inovasi, dan 5) tidak adanya
motivasi bagi pelaksana inovasi.
Jackson (1991: 404) menjelaskan tiga pendekatan dalam implementasi
kurikulum yaitu: (1) fidelity perspective, (2) mutual adaptation, dan (3) enactment
curriculum, yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Fidelity Perspective
Jackson (1991: 428-429) menyebutkan bahwa dalam Fidelity Perspective
kurikulum dipandang sebagai rancangan (program) yang dibuat di luar ruang
kelas, kurikulum menurut perspective ini juga dipandang sebagai sesuatu yang
riil (rencana program) yang diajarkan oleh guru, para pengembang kurikulum
pada umumnya mempunyai spesialisasi kurikulum di luar sistem sekolah seperti
konsultan, akademis, atau para guru. Namun demikian ahli kurikulum tersebut
dapat dipegang oleh administrator pendidikan atau komite kurikulum.
2. Mutual Adaptation
Pendekatan ini memiliki ciri pokok dalam implementasinya, pelaksana kurikulum
mengadakan penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi riil, kebutuhan dan
tuntutan perkembangan secara kontekstual. Pendekatan berangkat dari asumsi
bahwa berdasarkan temuan empirik, pada kenyataannya kurikulum tidak pernah
benar-benar dapat diimplementasikan sesuai rencana, tetapi perlu diadaptasi
sesuai kebutuhan setempat (Jackson, 1991: 428).
3. Enactment Curriculum
Perspektif enactment curriculum memandang bahwa rencana kurikulum bukan
merupakan produk atau peristiwa, melainkan sebagai proses yang berkembang
dalam interaksi antara guru dan siswa, terutama dalam membentuk kemampuan
berpikir dan bertindak (Jackson 1991: 429).

5
Para guru menggunakan rencana kurikulum eksternal sebagai acuan agar
kurikulum dapat ditetapkan lebih baik dan bermakna, baik untuk dirinya maupun
untuk siswa, mereka (para guru) adalah creator dalam implementasi kurikulum.

Berkenaan dengan model-model implementasi kurikulum, Miller dan Seller


(1985: 249-250) menggolongkan model dalam implementasi menjadi tiga, yaitu The
concerns-based adaption model, model Leithwood, dan model TORI.
a. The Concerns-Based Adaption Model (CBAM)
Model CBAM ini adalah sebuah model deskriptif yang dikembangkan melalui
pengidentifikasian tingkat kepedulian guru terhadap sebuah inovasi. Perubahan
dalam inovasi ini ada dua dimensi, yakni tingkatan-tingkatan kepedulian terhadap
inovasi serta tingkatan-tingkatan penggunaan inovasi. Perubahan yang terjadi
merupakan suatu proses bukan peristiwa yang sering terjadi ketika program baru
diberikan kepada guru, merupakan pengalaman pribadi, dan individu yang
melakukan perubahan.
b. Model Leithwood
Model ini memfokuskan pada guru. Asumsi yang mendasari model ini adalah 1)
setiap guru mempunyai kesiapan yang berbeda; 2) implementasi merupakan
proses timbal balik; serta 3) pertumbuhan dan perkembangan memungkinkan
adanya tahap-tahap individu untuk identifikasi. Intinya membolehkan para guru
dan pengembang kurikulum mengembangkan profil yang merupakan hambatan
untuk perubahan dan bagaimana para guru dapat mengatasi hambatan tersebut.
Model ini tidak hanya menggamnbarkan hambatan dalam implementasi, tetapi
juga menawarkan cara dan strategi para guru dalam mengatasi hambatan yang
dihadapinya tersebut.
c. Model TORI
Model ini dimaksudkan untuk menggugah masyarakat dalam mengadakan
perubahan. Dengan model ini diharapkan adanya minat (interest) dalam diri guru
untuk memanfaatkan perubahan. Esensi dari model TORI adalah: 1) Trusting:
menumbuhkan kepercayaan diri; 2) Opening: menumbuhkan dan membuka
keinginan; 3) Realizing: mewujudkan, dalam arti setiap orang bebas berbuat dan
mewujudkan keinginannya untuk perbaikan; 4) Interdepending: saling

6
ketergantungan dengan lingkungan. Inti dari model ini memfokuskan pada
perubahan personal dan perubahan sosial. Model ini menyediakan suatu skala
yang membantu guru mengidentifikasi, bagaimana lingkungan akan menerima
ide-ide baru sebagai harapan untuk mengimplementasikan inovasi dalam praktik
serta menyediakan beberapa petunjuk untuk menyediakan perubahan.

D. Pihak yang Terkait dalam Implementasi Kurikulum


Pihak-pihak yang terlibat atau terkait dengan implementasi kurikulum adalah
sebagai berikut:
1. Pakar Ilmu Pendidikan
Dalam praktik pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum pakar
ilmu pendidikan ini sering kali berada dalam posisi sebagai konsultan kurikulum
dengan tugas yang sesuai dengan kepakarannya.
2. Ahli Kurikulum
Yaitu orang-orang yang terlibat dalam membuat konsep, model ataupun
persiapan pengelolaan kurikulum yang dijadikan sebagai dokumen terdiri dari
pakar pendidikan dan pakar kurikulum dan administrator pendidikan.
3. Supervisor
Dalam proses pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum haruslah
ada supervisor dalam kerangka tugas sebagai pemimpin pendidikan, sehingga
setiap supervisor berkewajiban melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah
kegiatan untuk mendatangi dan membimbing yang disupervisi, yaitu guru ke arah
pencapaian tujuan pendidikan sekolah.
4. Sekolah
Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran
dan tanggung jawab pihak lainnya dalam pendidikan di daerah yang
bersangkutan.
5. Kepala sekolah
Tugas dari kepala sekolah dalam implementasi kurikulum adalah menjamin
tersedianya dokumen kurikulum, membantu dan memberikan nasihat kepada
guru, mengatur jadwal pertemuan guru dan menyusun laporan evaluasi. Adapun
kegiatan yang dilakukan kepala sekolah adalah menciptakan kondisi bagi

7
pengembangan kurikulum di sekolahnya dan menyusun rencana anggaran
tahunan yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
kepemimpinannya, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
6. Guru
Dalam implementasi kurikulum guru, dapat dikatakan sebagai ujung tombak
keberhasilan implementasi kurikulum. Mengingat pentingnya kepentingan
keterampilan guru dalam pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi
kurikulum, wajar apabila pendidikan guru haruslah diperhatikan dengan
pertimbangan berbagai aspek yang dibutuhkan atau perlu dikuasai oleh seorang
guru.
7. Siswa
Siswa sampai berperan dalam keberhasilan implementasi kurikulum karena
semua kegiatan pengembangan kurikulum sampai dengan implementasi
kurikulum yang sangat nyata adalah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang sewajarnya. Minat yang penuh, usaha yang sungguh penyesuaian
tugas-tugas serta partisipasi dalam setiap kegiatan sekolah.
8. Orang Tua dan Masyarakat
Dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum peran orang tua siswa melalui
kerja sama sekolah dengan orang tua siswa. Hal ini disebabkan tidak semua
kegiatan belajar yang dituntut oleh kurikulum dapat dilaksanakan oleh sekolah
sehingga sebagian dilakukan di rumah. Secara berkala orang tua siswa menerima
laporan kemajuan anaknya dari sekolah berupa rapor yang merupakan
komunikasi tentang program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.

E. Tahap-Tahap Implementasi Kurikiulum


Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan
tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Dalam setiap penetapan
berbagai elemen yang akan digunakan dalam proses implementasi kurikulum
terdapat tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi; 1) Identifikasi

8
masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai); 2) Pengembangan setiap
alternatif metode, evaluasi, personalia, anggaran dan waktu, 3) Evaluasi setiap
alternatif tersebut; 4) penentuan alternatif yang paling tepat (Poster 1996).
2. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan Blue Print yang telah disusun dalam
perencanaan dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada
dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi
masing-masing atau gabungan, tergantung pada rencana sebelumnya, hasil dari
pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan.
3. Tahap Evaluasi Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal: 1) Melihat proses pelaksanaan yang
sedang berjalan sebagai tugas kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai
dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat
kekurangan. 2) Melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada
kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan.
Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana,
anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.

F. Pelaksanaan/Implementasi Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu pelaksanaan
kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan
adalah kepala sekolah dan pada tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun
dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum
serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas
dan tingkat sekolah, tetapi antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi
kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab
melaksanakan proses administrasi kurikulum.
1. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan
kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Tanggung jawab kepala
sekolah adalah kepala sekolah sebagai pemimpin, sebagai administrator,

9
penyusunan rencana tahunan, pembinaan organisasi sekolah, koordinator dalam
pelaksanaan kurikulum, kegiatan memimpin rapat kurikuler, sistem komunikasi
dan pembinaan kurikuler.
2. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas
tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yaitu pembagian tugas
mengajar, pembagian tugas-tugas pembinaan ekstrakurikuler, pembagian tugas
bimbingan belajar.

10
BAB III
KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SD NEGERI 1 BERKOH

A. KARAKTERISTIK SD NEGERI 1 BERKOH

Kurikulum Operasional SD Negeri 1 Berkoh Tahun Pelajaran 2023-2024


merupakan panduan penyelenggaraan seluruh kegiatan di SD Negeri 1 Berkoh pada
Tahun Pelajaran 2023-2024. Kurikulum ini disusun mengacu pada evaluasi
pelaksanaan kurikulum sebelumnya dan berdasarkan hasil analisis karakteristik
satuan Pendidikan. Kurikulum ini disusun bersama-sama oleh Kepala Sekolah,
Dewan Guru, Dinas Pendidikan, Pengawas dan Orang tua melalui Komite Sekolah.
Kurikulum Operasional SD Negeri 1 Berkoh selanjutnya dijadikan sebagai panduan
penyelenggaraan Pendidikan SD Negeri 1 Berkoh pada tahun berjalan, dan sebagai
pijakan untuk penyusunan Kurikulum Operasional tahun berikutnya. Dengan
demikian arah langkah Pendidikan di SD Negeri 1 Berkoh diharapkan terjaga,
berkesinambungan dan semakin berkualitas dari waktu ke waktu.

Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SDN 1 Berkoh


disesuaikan kekhasan, kondisi dan pontensi daerah dengan menyelaraskan kondisi
satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam
pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian
pembelajaran yang telah disusun oleh pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan
pembelajaran yang dikonkretkan dalam proses pembelajaran.

Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan


SD Negeri 1 Berkoh berfokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan
mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat
ciri khas dan potensi lokal sekolah. SD Negeri 1 Berkoh berdomisili pada daerah
yang strategis di wilayah Pemerintahan Kabupaten Banyumas, pengembangan
ekonomi dan wilayah pemerintahan kecamatan dengan keterjangkauan lokasi yang
mudah ditempuh dengan sarana transportasi yang ada. Lingkungan sekolah pun
berada dekat dengan sarana kesehatan, olahraga dan keagamaan sehingga menjadi
salah satu kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.

11
Tabel 1.1 Profil SDN 1 Berkoh

Nama Sekolah SD Negeri 1 Berkoh

NPSN 20355470

NSS 101030222038

Jenjang Pendidikan SD

Status Sekolah Negeri

Alamat Jl. Raya Banteran

Desa Sumbang

Kecamatan Sumbang

Kode Pos 53183

Kabupaten/Kota Banyumas

Provinsi Jawa Tengah

Email sdn2banteransumbang@gmail.com

Website -

SD Negeri 1 Berkoh merupakan sekolah yang memiliki siswa terbanyak di


Kecamatan Sumbang, jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan yang hampir
seimbang memungkinkan dalam pembagian kelas heterogen. Selain itu, jumlah
siswa yang besar memungkinkan sekolah untuk melakukan pengelolaan terhadap
siswa yang berkaitan dengan program-program pembimbingan terhadap
peningkatan prestasi siswa.

Hasil analisis terhadap rapor Pendidikan, diperoleh data bahwa peserta didik
memiliki kemampuan yang beragam dilihat dari segi literasi dan numerasi. Dilihat
dari kemampuan literasi sudah baik dengan 94,12% siswa sudah mencapai
kompetensi minimum. Dari kemampuan numerasi juga sudah baik dengan 76,47%
siswa sudah mencapai kompetensi minimum.

12
Latar belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi menengah ke
bawah dengan sarana prasarana yang kurang memadai dalam mendukung proses
pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang
keagamaan yang mayoritas bahkan hingga 100% adalah peserta didik beragama
Islam. Secara sosial budaya, peserta didik memiliki latar belakang orang tua yang
berbeda budaya yang disebabkan dari sebagian orang tua merupakan karyawan yang
ditempatkan tugas dan berasal dari luar daerah. Selain itu, minat bakat peserta didik
juga yang sangat beragam. Berdasarkan perbedaan latar belakang tersebut maka
memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu diimplemetasikan secara utuh di
SD Negeri 1 Berkoh . Maka dalam penyusunan Kurikulum Operasional,
karakteristik peserta didik dengan segala latar belakangnya menjadi satu
pertimbangan utama agar menjadi pendidikan yang berkeadilan dalan kebhinekaan.

Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar yang


akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan assesmen yang tepat bagi peserta
didik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman
pendidik tentang karakteristik peserta didiknya. Sehingga peserta didik menjadi
perhatian dan pijakan pendidik dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran.
Salah satu karakteristik peserta didik yang dimaksud adalah minat, perkembangan
kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan
motorik.

SD Negeri 1 Berkoh memiliki peserta didik dengan karakteristik yang


beragam, baik dilihat dari minat, perkembangan kognitif, gaya belajar,
perkembangan emosi, sosial, moral dan spiritual, serta motorik. Keragaman tersebut
selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan berbagai program
sekolah dan pemilihan pendekatan serta metode pembelajaran. Dengan interaksi
yang efektif antara guru dan peserta didik, sehingga keragaman karakteristik
tersebut dapat menjadi pendukung keberhasilan tujuan yang akan dicapai. Agar bisa
tercapai lulusan sesuai dengan harapan.

Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar


Pancasila secara umum adalah untuk membentuk karakter peserta didik untuk

13
menumbuhkan iman, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif
dengan mengakomodir keragaman tersebut.

Pendidik dan tenaga pendidikan merupakan kesatuan yang tidak dapat di


pisahkan, karena dengan adanya pendidik dan tenaga kependidikan semua kegiatan
pedidikan bisa bejalan lancar. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam proses
pendidikan memegang peranan strategi terutama dalam upaya membentuk watak
dan pengembangan kepribadian serta nilai-nilai yang di cita-citakan.

Data mengenai pendidik dan tenaga kependidikan pada SD Negeri 1 Berkoh


dapat disajikan pada tabel berikut.

Pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri 1 Berkoh memiliki


kemampuan penguasaan bidang teknologi informasi yang baik. Hal ini berpengaruh
positif terhadap proses pembelajaran paradigma baru dan kegiatan digitalisasi
sekolah. Semua Pendidik dan Tenaga pendidik merupakan penduduk lokal Desa
Banteran . Ini sangat mendukung dalam membangun kedekatan emosional dan
komunikasi dengan peserta didik.

Sekolah Dasar Negeri 1 Berkoh memiliki Guru dan Tenaga Kependidikan


yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Beberapa di antara mereka
memiliki berbagai keterampilan, di antaranya: bermusik, menyanyi, drama, juru
ceramah, berbahasa Inggris, dan seni. Sekolah memfasilitasi pengembangan potensi
dan bakat guru dan staf untuk mendukung kualitas pendidikan.

Sekolah Dasar Negeri 1 Berkoh berada di lingkungan budaya Jawa. Hal ini
menambah referensi Sekolah untuk memperkaya siswa akan budaya di lingkungan
terdekatnya. Keberadaan pusat budaya Jawa menjadi potensi lain yang dimanfaatkan
Sekolah untuk memperkenalkan budaya lainnya. Keberagaman daerah asal dan
profesi orang tua siswa pun memberikan dukungan terhadap proses belajar
mengajar.

Berdasarkan keragaman sosial budaya tersebut maka memperkuat alasan


Profil Pelajar Pancasila mampu diimplemetasikan secara utuh di SD Negeri 1

14
Berkoh dengan motto ”Bersama Kita Bisa”. Maka dalam penyusunan Kurikulum
Operasional, karakteristik peserta didik dengan keragaman kemampuan dan latar
belakang sosial menjadi pertimbangan utama agar terwujud pendidikan yang
berkeadilan dalan kebhinekaan.

Sarana dan prasarana SD Negeri 1 Berkoh memiliki fasilitas cukup dalam


mendukung kegiatan pembelajaran, memiliki 6 ruang kelas, ruang literasi, ruang
guru/Tenaga Kependidikan, gudang, mushala, Perpustakaan, UKS, Kantin Sekolah,
lapangan/tempat bermain, tempat parkir, 4 unit toilet. Sarana pendukung
pembelajaran yaitu 4 unit laptop, 2 unit LCD, 2 unit PC, 3 buah printer, alat olahraga,
media pembelajaran.

Dari hasil analisis karakteristik SD Negeri 1 Berkoh , beberapa strategi


dalam mengimplementasikan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan yang akan
dilakukan meliputi:

1. Meningkatkan kerjasama antara semua warga sekolah dan pemangku


kepentingan.
2. Menggunakan kemajuan teknologi untuk peningkatan motivasi belajar dan
mutu Pendidikan.
3. Pengembangan pembelajaran paradigma baru dan pembelajaran berdiferensiasi.
4. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center Learning).
5. Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
6. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, diantaranya:
a. Bidang Kesehatan, sekolah menjalin kemitraan dengan Puskesmas
Purwokerto selatan
b. Dalam pengembangan patriotisme dan nasionalisme, sekolah memiliki
kemitraan dengan Polsek Purwokerto Selatan
c. Dalam kegiatan keuangan, sekolah menjalin kemitraan dengan BKK
Purwokerto
Kegiatan menjalin kemitraan tersebut sangat bermanfaat untuk sekolah dan
peserta didik. Sekolah menambah referensi dalam mengembangkan program-
program kegiatan yang akan dilaksanakan. Dampak kemitraan untuk peserta didik
yaitu menambah wawasan dan mengembangkan minat bakat peserta didik.

15
B. VISI, MISI, DAN TUJUAN SD NEGERI 1 BERKOH

1. Visi
SD Negeri 1 Berkoh mengusung visi:

’’Terwujudnya peserta didik yang berkarakter, inovatif, dan berprestasi”

Adapun indikator ketercapaian dari visi sesuai dengan variabelnya antara


lain:

a. Terwujudnya peserta didik yang memiliki keunggulan dalam bidang


akademik maupun non akademik
b. Terwujudnya pelajar berpikir kritis di era globalisasi dengan tetap
berperilaku sesuai dengan karakternya (Think Globally Act Locally).
c. Terwujudnya semangat belajar sepanjang hayat (Long Life Education).
d. Terwujudnya pelajar yang senantiasa berkreasi dan berinovasi untuk
menciptakan hal-hal baru.
e. Terwujudnya pelajar yang berakhlak mulia berdasarkan iman dan taqwa
kepada Allah SWT sebagai dasar perilaku dalam hidup dan berkehidupan.
2. Misi
Dalam upaya mengimplementasikan visi sekolah, SD Negeri 1 Berkoh
menjabarkan misi sekolah sebagai berikut:

a. Mengembangkan lingkungan sekolah yang membentuk peserta didik


memiliki akhlak mulia melalui rutinitas kegiatan agama dan menerapkan
ajaran agama melalui cara berinteraksi di sekolah.
b. Mengembangkan lingkungan sekolah yang bertoleransi dalam kebhinekaan
global, mencintai budaya lokal dan menjunjung nilai gotong royong.
c. Mengembangkan kemandirian, nalar kritis dan kreativitas yang
memfasilitasi keragaman minat dan bakat peserta didik.
d. Mengembangkan program sekolah yang membentuk ide dan gagasan, cepat
tanggap terhadap perubahan yang terjadi untuk merancang inovasi.
e. Mengembangkan dan memfasilitasi prestasi peningkatan prestasi peserta
didik sesuai minat dan bakat melaui pendampingan dan kerjasama dengan
orang tua.

16
3. Tujuan SDN 1 Berkoh
Tujuan yang diharapkan oleh SD Negeri 1 Berkoh dalam implementasi
kurikulum sebagai bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun ke depan)


1) Mengoptimalkan sarana prasana sekolah untuk menunjang rancangan
pembelajaran yang memotivasi keinginan selalu belajar.
2) Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi
3) Membentuk peserta didik yang taat dan tepat waktu melaksanakan
ibadah.
4) Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian
sosial.
5) Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi
kebhinekaan global di masyarakat.
6) Merancang pembelajaran yang bangga akan potensi daerah.
7) Menerapkan pondasi gotong royong dalam kegiatan kelas hingga
sekolah.
8) Melaksanakan program dan pembelajaran HOTs untuk memperkuat
bernalar kritis dan kreativitas.
9) Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi
dan numerasi.
10) Mempertahankan prestasi yang sudah tercapai sebelumnya.
b. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
1) Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan
kemampuan kognitif peserta didik mengarahkan pada keterampilan
dan kecakapan hidup sesuai bakat dan minatnya.
2) Sekolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid
dengan sistem digitalisasi.
3) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal surat-
surat pendek.
4) Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.
5) Meningkatkan kecintaan dan kebanggan terhadap potensi daerah.

17
6) Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah atau Corporate
Social Responsibility (CSR) perusahaan untuk merancang program
pembelajaran berbasis budaya lokal.
7) Memotivasi peserta didik untuk menggagas inovasi sederhana untuk
memberikan solusi dalam kehidupannya.
8) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam
mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minta dan potensi peserta
didik.
c. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)
1) Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi
ciri khas sekolah.
2) Menghasilkan lulusan yang memiliki mental pembelajar sejati.
3) Membentuk peserta didik yang berakhlakul mulia dan selalu peduli
sosial dalam toleransi beragama.
4) Menyusun pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk
meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.
5) Menjalin kerjasama dengan pihak luar (sanggar, perguruan tinggi, dan
dunia usaha dan industri) untuk melengkapi program sekolah yang
memfasilitasi berbagai keragaman potensi, minat dan bakat peserta
didik.
6) Membudayakan lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat
tanggap di lingkungan sekolah.
7) Membangun budaya dan kultur sekolah yang kompetitif yang positif.
8) Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan
minat bakat peserta didik.
d. Kompetensi Karakteristik Kekhasan Lulusan Sekolah
Sekolah sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan
pembentukan karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan
mampu membentuk sumber daya manusia yang unggul sebagai pembelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

18
Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah, maka disusun
kompetensi lulusan peserta didik SD Negeri 1 Berkoh sebagai alat ukur
pencapaian kurikulum dan target pelaksanaan proses pembelajaran
pelaksanaan kurikulum operasional SD Negeri 1 Berkoh .

Adapun kompetensi lulusan SD Negeri 1 Berkoh


mempertimbangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
berimbang sesuai capaian pembelajaran pada setiap fase di sekolah dasar,
membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki
kecakapan hidup yang dibutuhkan untuk masa depannya.

Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai SD Negeri 1


Berkoh:

a. Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.


b. Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotong
royong.
c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar
mengembangkan kecakapan hidup.
d. Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasi efektif.
e. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab
tantangan perkembangan zaman.
f. Membentuk individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang
berpikir global dengan tetap menjunjung nilai budaya bangsa.

C. PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

SD Negeri 1 Berkoh pada tahun pelajaran 2023/2024 kelas 1, 2, 4, dan 5


melaksanakan Kurikulum Merdeka dan untuk kelas 3 dan 6 menggunakan
Kurikulum 2013. Namun demikian, dalam mengorganisasikan pembelajaran, SD
Negeri 1 Berkoh menyusun kurikulum dengan cakupan yang sama yaitu:
Intrakurikuler, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Ekstrakurikuler dan
Aktualisasi budaya positif

19
1. Intrakurikuler
1) Kurikulum Merdeka Kelas 1, 2, 4, dan 5
SD Negeri 1 Berkoh mengorganisasikan muatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan mata pelajaran dalam
mengimplementasikan kurikulum merdeka. Struktur kurikulum SD
Negeri 1 Berkoh yang mengacu pada fase-fase sesuai dengan tingkat
kelas. untuk melaksanakan kurikulum merdeka terbagi atas:
a. Fase A yang digunakan pada kelas 1 dan 2;
b. Fase B yang digunakan pada kelas 4; dan
c. Fase C yang digunakan pada kelas 5.
Muatan intrakurikuler kurikulum merdeka yaitu: mata pelajaran
umum, mata pelajaran bahasa daerah dan pengembangan diri.

a. Mata Pelajaran Umum


Mata pelajaran yang dilaksanakan oleh SD Negeri 1 Berkoh
tahun pelajaran 2023/2024 adalah Pendidikan Agama Islam sebagai
agama mayoritas peserta didik, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Untuk Pendidikan
Agama yang lain maka tetap mendapatkan porsi yang sama dengan
Pendidikan Agama Islam dengan melakukan kerjasama dengan pihak
terkait untuk penyediaan tenaga pendidik. Sedangkan untuk mata
pelajaran Seni, SD Negeri 1 Berkoh mengakomodir Seni Musik, Seni
Rupa, dan Seni Tari.

Pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran yaitu


PPKn, Bahasa Indonesia dan IPAS dan Seni, Pendidikan Agama
Islam, Matematika dan PJOK. Rencana pembelajaran mata pelajaran
dibuat dalam sebuah modul yang memuat tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan penilaian yang lengkap. Tujuan
pembelajaran dibuat terukur, sehingga dapat terlihat progress dan
umpan balik yang jelas pencapaiannya. Dalam kegiatan inti harus
tersirat implementasi model pembelajaran (contohnya: problem based

20
learning, project based learning dan inquiry based learning dan
lainnya) dan strategi pembelajaran yang beragam untuk
mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik. Diharapkan
variasi model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan
kemampuan peserta didik dalam menyampaikan ide dan gagasan,
menemukan solusi, menghasilkan produk dan mengasah kemampuan
literasi numerasi.

Rencana pembelajaran bersifat reflektif. Kontinuitas


pembelajaran dapat terlihat dengan harapan tidak terjadi gap dan
miskonsepsi dari pembelajaran sebelumnya. Dapat disusun mingguan
yang tertuang ke dalam jadwal pembelajaran mingguan, namun
catatan refleksi menjadi tambahan dalam kegiatan pembelajaran
selanjutnya.

b. Mata Pelajaran Bahasa Daerah


Selain mata pelajaran umum, SD Negeri 1 Berkoh pun
mengakomodir bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran
wajib. Bahasa Jawa Dhialek Banyumasan merupakan bahasa ibu bagi
masyarakat Banyumas, termasuk di wilayah Sumbang. Bahasa daerah
juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal di
SDN 1 Berkoh . Melalui pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan
kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis. Pembelajaran bahasa
dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Daerah dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap budaya dan hasil karya sastra daerah.

Desain pembelajaran mata pelajaran Bahasa Daerah


diturunkan dari kompetensi yang telah disusun oleh tim pengembang
kurikulum Bahasa Daerah Provinsi Jawa Tengah, di mana konten
dalam Bahasa Daerah sama halnya dengan Bahasa Indonesia yang
terdiri dari 4 elemen kebahasaan.

21
c. Pengembangan diri
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial
belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Penilaian
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif.

Pilihan pengembangan diri di SD Negeri 1 Berkoh adalah


sebagai berikut:

1) Bahasa Inggris.
Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan program
unggulan SD Negeri 1 Berkoh yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik
melalu berbicara, menulis dan mendengarkan. Konten materi lebih
mengedepankan kepada hal-hal sederhana yang dapat ditemukan
dalan kehidupan sehari-hari seperti perkenalan diri, keadaan di
rumah, kelas, sekolah dan lingkungan sekitar.

2) TIK.
Pembelajaran TIK merupakan program SD Negeri 1
Berkoh yang bertujuan mempersiapkan peserta didik dalam
menyongsong abad milenial, revolusi Industri 4.0 yang dilakukan
serba komputerisasi dan serba digital. Materi pembelajaran
komputer diawali dari pengenalan sederhana komputer, tool-tool
yang yang ada di komputer.

Pencapaian kompetensi siswa tiap mata pelajaran untuk


kelas 1, 2, 4, dan 5 dalam implementasi Kurikulum Merdeka

22
mengacu pada Capaian Pembelajaran sebagaimana tertuang dalam
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022
tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan,Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum
Merdeka.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan 20% (dua
puluh persen) dari beban belajar per tahun. Pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun
waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian
profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus
dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara
pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila
dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
2) Kurikulum 2013 Kelas 3 dan 6
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 kelas 3 dan 6
menggunakan pendekatan tematik kecuali muatan Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, PJOK, Muatan Lokal Bahasa Jawa, dan Muatan Lokal
Budaya banyumasan yang menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Khusus untuk kelas 6 mata pelajaran Matematika menggunakan
pendekatan mata pelajaran.

23
Struktur kurikulum 2013 SD Negeri 1 Berkoh disusun berdasarkan
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi
Kelulusan, yaitu sebagai berikut :
a. Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk
masa belajar selama satu semester.
b. Beban belajar di SD kelas III sebanyak 34, 38jp (+ 2 jp Mulok Bhs.
Jawa,+ 2 jp Mulok Budaya Banyumasan)
c. Beban belajar untuk kelas VI sebanyak 36, 40 jam setiap minggu (+
@2 jp mulok Bhs. Jawa, Bud. Banyumasan).
d. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit
e. Kurikulum 2013 SD Negeri 1 Berkoh memuat 8 muatan pelajaran (+
2 mapel Muatan Lokal)
f. Proses pembelajaran terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan
pembelajaran ekstrakurikuler.
g. Pembelajaran yang dilakukan tematik terpadu dengan pendekatan
saintifik pada semua kelas.
h. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36
– 40 minggu
Muatan Kurikulum yang digunakan sebagai mana tercantum
dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi dan
Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Nomor 018/H/H.KR/2020 tentang
kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Berbentuk Sekolah Menengah Atas untuk Kondisi Khusus. Sedangkan
untuk muatan kurikulum berupa capaian pembelajaran pada program
sekolah penggerak sesuai keputusan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Nomor .028/H/KU/2021.

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga
negara yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad

24
ke-21. Oleh karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam
pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi
berbagai tantangan.

Pancasila diharapkan bukan sesuatu yang dihafal melainkan membumi


dalam diri siswa, sehingga membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila yang
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila maka Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila perlu diimplementasikan di SD Negeri 1 Berkoh .

Penguatan Profil Pelajar Pancasila dikemas dalam dua proyek utama


yang dapat ditampilkan secara terpadu dari mulai kelas 1 sampai 6.
Pengalokasian waktu untuk kegiatan ini terpisah dari alokasi waktu kegiatan
intrakurikuler sehingga tidak mengurangi kegiatan regular mingguan. Selain
kedua proyek besar tersebut, dimensi Profil Pelajar Pancasila pun
dikembangkan dalam proses pembelajaran intrakurikuler dalam pembelajaran
tema dan mata pelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler.

Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila


diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan,
capaian operasional pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat
peserta didik dan mampu mengembangkan kecakapan hidup peserta didik.
Dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah-
langkah yang harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi
masalah dengan pertanyaan pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual
implementasi Profil Pelajar Pancasila kemudian merancang proyek secara
kolaboratif antara guru dan peserta didik disertai program penjadwalan yang
disepakati, setelah itu dilanjut ke tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada
presentasi hasil yang akan dievaluasi dan kemudian menjadi refleksi untuk
perbaikan

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana


pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta

25
didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter
sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan
projek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-
tema seperti perubahan iklim, budaya, teknologi, dan wirausaha.

Cakupan dimensi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SD


Negeri 1 Berkoh dalam rangka mendukung Gerakan Revolusi Mental pada
semester 1 tahun ajaran 2023/2024 meliputi meliputi berkebhinekaan global,
mandiri dan kreatif. Untuk mencapai dimensi tersebut maka tema Projek yang
diangkat adalah Bhineka Tunggal Ika. Sedangkan cakupan dimensi di semester
2 meliputi berkebhinekaan global, mandiri dan kreatif. Untuk mencapai dimensi
tersebut maka tema Projek yang diangkat adalah Bhineka Tunggal Ika. Beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, dan
kreatif. Untuk mencapai dimensi tersebut maka tema Projek yang diangkat
adalah Kearifan Lokal.

3. Aktualisasi Budaya Sekolah


Kegiatan pembiasaan merupakan budaya sekolah yang dilaksanakan
setiap hari sebagai upaya pendidikan pembentukkan karakter peserta didik
sebagai implementasi Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pembiasaan
dilaksanakan secara rutin, baik harian, mingguan, bulanan dan tahunan, dan
tehnik pelaksanaannya ada yang terstruktur dan spontan atau berupa direct dan
indirect learning, yang bertujuan melatih dan membimbing peserta didik bersikap
dan berperilaku dengan menananmkan nilai-nilai karakter baik sehingga menjadi
habituasi yang terinternalisasi dalam hati dan jiwa peserta didik.

Berikut adalah budaya sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Banteran:

1. Kegiatan Harian, terdiri dari kegiatan:


a. Penyambutan peserta didik
b. Salam pagi/embun pagi
c. One day one surah (Surat pendek Al Quran)
d. Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan

26
e. Infaq shodaqoh
f. Sholat Dhuha berjamaah
g. Gerakan Pungut Sampah (GPS)
h. Literasi pagi
2. Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:
a. Upacara
b. Senam Kesegaran Jasmani
c. Pramuka
d. Dokter Kecil
3. Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari
Sabtu ke-4 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif dan
keberanian, yaitu dengan melaksanakan student’s performances. Kegiatan
bulanan terdiri dari kegiatan:
a. Readaton
b. Experiences days
c. Tantangan Mendongeng
d. Pidato dan pildacil
4. Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan menanamkan
dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah Tuhan
Yang Maha Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan
hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:
a. Ramadhan Ceria
b. Mari Berqurban
c. Santunan Anak Yatim
d. Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia
e. Gelar Karya Seni Budaya dan Religi
f. Market Day
g. Outing Class
h. Class Competition
i. Entrepreneurship day

27
5. Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan
dan kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi gempa bumi, menengok
teman yang sakit, aksi donasi buku dan lain sebagainya.
6. Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksanakan baik di sekolah
maupun di rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik
untuk berinteraksi dalam sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya.
Materi pengembangan life skill antara lain:
a. Cara mengambil dan menyimpan buku.
b. Cara mengucapkan salam.
c. Cara berbicara yang santun
4. Program Inklusi
SD Negeri 1 Berkoh belum termasuk sekolah inklusi, namun SD Negeri 1
Berkoh tetap mengusung keadilan dalam pendidikan dimana satuan pendidikan
menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan diri. Untuk
alasan tersebut, SD merancang program inklusi dalam bentuk program individu yang
dapat memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus dengan kategori rendah.

Program individu disusun dengan penyesuaian kebutuhan masing-masing


peserta didik, baik akademik maupun non-akademik. Program ini disusun oleh tim
guru dengan melibatkan orang tua dan terapis atau psikolog. Hal utama yang
diperhatikan dalam proses penyusunan program ini adalah bagaimana peserta didik
dengan kebutuhan khusus mampu melakukan kecakapan dasar, keterampilan hidup,
dan penumbuhan percaya diri. Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi baca, tulis hitung, cara bersosialisasi dan kemandirian merupakan
bentuk program individu tersebut. Program ini pun akan dilakukan evaluasi secara
berkala setiap tiga bulan sekali atau bisa lebih cepat jika ada kondisi khusus untuk
penyesuaian sehingga dapat terlihat bagaimana perkembangan peserta didik.

Pengondisian dalam lingkungan belajar dan bermain menjadi fokus utama


lainnya sehingga peserta didik mampu belajar hal positif dari lingkungan sekitarnya,
penerimaan yang baik dari lingkungan sekitar dan terhindar dari kasus bullying.

5. Asesmen/ Penilaian

28
Asesmen atau penilaian yang digunakan oleh SD Negeri 1 Berkoh mengikuti
kurkulum yang di terapkan yaitu Kurikulum merdeka untuk kelas 1, 2, 4, dan 5 dan
Kurikulum 2013 untuk kelas 3 dan 6.

1) Asesmen/ Penilaian Kurikulum Merdeka


Asesmen/ penilaian pada Kurikulum Merdeka berupa penilaian formatif
dan sumatif. Penilaian formatif adalah penilaian atau asesmen yang bertujuan
untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi
pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan penilaian formatif dapat dilakukan di
awal dan di sepanjang proses pembelajaran. Maksud dari penilaian formatif ini
lebih menunjukkan informasi perkembangan dan kendala apa saja yang
dihadapi oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dan asesmen ini
dilakukan sejak tahun ajaran dimulai tanpa menggunakan indeks angka untuk
mengukur pemahaman siswa.
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penilaian sumatif
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian
Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau
kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar murid
dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Instrumen penilaian yang digunakan berupa rubrik, ceklis, catatan
anekdotal, dan grafik perkembangan. Instrumen penilaian berdasarkan teknik
penilaian meliputi observasi, kinerja, projek, portofolio, tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan. Laporan hasil belajar diperoleh dari data kuantitatif (asesmen
sumatif) dan data kualitatif (asesmen formatif). Nilai rapor diperoleh dari nilai
akhir sumatif lingkup materi, dan sumatif akhir semester. Pembobotan dalam
perhitungan nilai raport ditetapkan oleh Satuan Pendidikan.
2) Asesmen/ Penilaian Kurikulum 2013
Konsep asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan lebih
memperlihatkan kemampuan peserta didik. Rubrik asesmen dibuat berdasarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Materi pengayaan hanya diperuntukkan
peserta didik yang telah melampaui capaian pembelajaran dan bersifat optional.

29
Sedangkan remedial merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga
pembelajaran tetap berkelanjutan.
Lingkup asesmen hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Adapun mekanisme asesmen hasil
belajar oleh pendidik meliputi:

1. Rencana strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
2. Asesmen Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
pengukuran pencapaian satu atau lebih capaian pembelajaran;
3. Asesmen aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai
sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas;
4. Hasil asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
deskripsi;
5. Asesmen aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai disampaikan dalam bentuk
deskripsi;
6. Asesmen keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
7. Hasil asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

30
BAB IV
STRATEGI DAN SOLUSI

A. STRATEGI
Tahun pelajaran 2023/2024 menjadi tonggak penerapan Kurikulum Merdeka
secara mandiri bagi seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Kemendikbudristek
mendorong satuan pendidikan agar tidak ragu untuk memulai menerapkan
Kurikulum Merdeka.

Satuan pendidikan, SD Negeri 1 Berkoh didorong terus maju dan mau beradaptasi
terhadap perubahan agar terjadi peningkatan di bidang literasi, numerasi dan karakter
peserta didik. Percepatan peningkatan kualitas pembelajaran dengan Kurikulum
Merdeka diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi esensial dengan
proses pembelajaran yang berpusat pada murid.

SD Negeri 1 Berkoh diberi keleluasaan untuk menentukan sendiri dari 3 (tiga)


alternatif implementasi Kurikulum Merdeka yakni: mandiri belajar, mandiri berubah
atau mandiri berbagi. Keputusan pemilihan dalam implementasi Kurikulum Merdeka
tersebut disesuaikan dengan daya dukung dari aset sekolah, kebutuhan dan
kemampuan satuan pendidikan masing-masing. Pada implementasinya SD Negeri 1
Berkoh menggunakan Kurikulum Merdeka mandiri Berubah. Saat berproses agar
seluruh sumber daya di satuan pendidikan memilik sepemahaman yang tepat perlu
dilakukan berbagai strategi yang dipilih oleh satuan pendidikan. Strategi tersebut
berupa:
1. Melakukan pendekatan dengan menjalin kolaborasi dan komunikasi dengan
sekolah yang menjadi Sekolah Penggerak (SP). SP bisa dijadikan kawan untuk
menggali ilmu dengan meminta arahan serta melakukan kunjungan secara
periodik. Hal ini akan memberikan nilai guna yang efektif karena guru akan
berkomunikasi serta mengamati secara langsung ke sekolah yang sudah
menerapkan Kurikulum Merdeka. Selain itu bisa juga dengan mengajukan untuk
menjadi sekolah imbas dari SP terdekat sehingga akan mendapatkan
pendampingan secara terstruktur dan terprogram

31
2. Mengefektifkan pemanfaatan platform Merdeka Mengajar (PMM).
Kemendikbudristek sudah meluncurkan PMM yang diperuntukan bagi guru agar
secara mandiri mengupgrade diri supaya cepat beradaptasi. PMM tersebut bisa
diakses secara daring, kelebihan ini menjadikan guru bisa mengakses PMM
kapan saja dan dimana saja asalkan ada koneksi internet. Bahkan setelah
diluncurkan akun belajar.id bagi guru dan tenaga kependidikan semakin
memanjakan mereka untuk berselancar menemukan materi terkait Kurikulum
Merdeka secara lengkap dan padat. Dengan fasilitas tersebut semakin banyak dan
mudah peluang mendapatkan pemahaman terkait Kurikulum Merdeka.
3. Mengarahkan guru di satuan pendidikan untuk secara mandiri mengikuti webinar
baik secara gratis ataupun berbayar. Apalagi sekarang semakin gencar
pemanfaatan media sosial sebagai wahana untuk belajar, sharing dan kolaborasi.
Dengan maraknya channel media sosial seperti YouTube, Instagram, tiktok yang
mengupas tuntas berbagai materi yang bisa semakin memperkaya pemahaman
tentang kurikulum merdeka. Yang terpenting pada diri guru bertumbuh sikap mau
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Aktif bermedia sosial secara bijak dengan
mengakses webinar yang dilakukan oleh komunitas di zoom atau live streaming
YouTube.
4. Memberdayakan Komunitas Guru di tingkat satuan pendidikan. Jiwa kreatif dan
inovatif dengan semangat mau berbagi ikhlas memberi perlu dimiliki oleh sosok
guru yang ada di satuan pendidikan. Dengan dukungan kepala sekolah bisa
digagas komunitas sekolah. Komunitas ini dibentuk sebagai wadah sharing ide
baru, komunikasi, dan kolaborasi sehingga jika ada temuan di lapangan bisa
didiskusikan dan ditemukan solusi untuk perbaikan berkelanjutan.
5. Memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah. KKG sebagai
wadah guru saat ingin mencurahkan ide, berbagi temuan dan permasalahan yang
ada di kelas selama pembelajaran berlangsung sehingga bisa ditemukan solusi
adaptif, kreatif dan efektif untuk perbaikan. Pertemuan di KKG tersebut menjadi
ajang bertukar pikiran dan saling bertumbuh sehingga pemahaman terkait
kurikulum merdeka ataupun pembelajaran yang memerdekakan peserta didik
semakin menyebar dengan lingkup yang lebih luas. Andaikan bisa berjalan secara

32
rutin akan mendongkrak peningkatan kompetensi guru pada aspek pedagogik,
kepribadian, sosial. Pada akhirnya posisi KKG akan dirasakan guna dan manfaat
oleh guru dalam memahami Kurikulum Merdeka.

B. SOLUSI

Terdapat beberapa solusi dalam penyusunan kurikulum satuan pendidikan dan


pengaplikasian kurikulum. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan
dalam penyusunan kurikulum satuan pendidikan:

1. Memahami Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum: Kerangka dasar dan


struktur kurikulum menjadi kompas dalam menunjukkan arah pendidikan
Indonesia. Kerangka dasar ini berisi tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
konteks luas dan jangka panjang. Diharapkan kerangka dasar ini menjadi kompas
dalam menunjukkan arah pendidikan Indonesia. Struktur kurikulum ini berisi
kegiatan intrakurikuler, termasuk pembelajaran berbasis projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila .
2. Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan: Melibatkan perwakilan warga
satuan pendidikan dalam proses penyusunan kurikulum operasional dapat
membantu memperoleh data-data yang diperlukan dari situasi nyata/kondisi
satuan pendidikan. Hal ini dapat membantu dalam mengembangkan strategi atau
solusi yang tepat .
3. Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan
pendidikan: Penggunaan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi
satuan pendidikan dapat membantu dalam mengembangkan strategi atau solusi
yang tepat .
4. Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian,
analisis dan dokumentasi data: Pengalokasian waktu yang cukup untuk

33
pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan dokumentasi data sangat penting
dalam proses penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan .
5. Menyusun Strategi: Dalam menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan,
setiap komponennya dapat dikembangkan melalui proses reversibel (bolak balik)
antara analisis lingkungan belajar satuan pendidikan, visi-misi satuan pendidikan,
serta tujuan dan strateginya. Dalam perencanaan, penting bagi sekolah untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk
mengembangkan strategi atau solusi
6. Setelah tersusun Kurikulum satuan pendidikan maka pihak sekolah SD Negeri 1
mensosialisasikan Visi misi serta Tujuan guna tercapainya program dengan baik.
Jika ada suatu program yang belum teralisasikan bisa dicadikan catatan khusus
untuk penyusunan kurikulum tahun berikutnya. Maka pada kurikulum tercantum
program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

34
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN

Implementasi kurikulum adalah proses menerapkan kurikulum (program)


dalam bentuk pembelajaran melibatkan interaksi siswa dengan guru dan konteks
permasalahan baik di dalam maupun di luar kelas. Prinsip pelaksanaan kurikulum
didasari pada permen 22 tahun 2006. Jackson (1991: 404) membagi pendekatan
implementasi kepada: 1) Fidelity Perspective; 2) Mutual adaptation; 3) Curriculum
Enactment. Miller dan Seller (1985: 249-250) menggolongkan model dalam
implementasi menjadi tiga, yaitu The concerns-based adaption model, model
Leithwood, dan model TORI.
Pihak-pihak yang terkait dalam implementasi kurikulum adalah: 1) pakar
ilmu pendidikan, 2) ahli kurikulum, 3) supervisor, 4) sekolah, 5) kepala sekolah, 6)
guru, 7) siswa, 8) orang tua siswa dan masyarakat.Tahap-tahap implementasi
kurikulum meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan
kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Pada pelaksanaan kurikulum tingkat
sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di
lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Pada pelaksanaan kurikulum tingkat kelas
yang berperan besar adalah guru yang meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu:
1) sebagai yang bertugas melaksanakan kegiatan dalam bidang proses belajar
mengajar; 2) pembinaan kegiatan ekstrakurikuler; dan 3) pembimbing dalam
kegiatan bimbingan belajar.
SD Negeri 1 Berkoh diberi keleluasaan untuk menentukan sendiri dari 3 (tiga)
alternatif implementasi Kurikulum Merdeka yakni: mandiri belajar, mandiri berubah
atau mandiri berbagi. Keputusan pemilihan dalam implementasi Kurikulum
Merdeka tersebut disesuaikan dengan daya dukung dari aset sekolah, kebutuhan dan
kemampuan satuan pendidikan masing-masing. Pada implementasinya SD Negeri 1
Berkoh menggunakan Kurikulum Merdeka mandiri Berubah. Saat berproses agar
seluruh sumber daya di satuan pendidikan memilik sepemahaman yang tepat perlu
dilakukan berbagai strategi yang dipilih oleh satuan pendidikan

35
Terdapat beberapa stategi dalam penyususan kurikulum pada satuan
pendidikan di SD Negeri 1 Berkoh dengan melibatkan steakholder yang terkait dan
dalam penysuunannya melibatkan komponen-komponen sekolah seperti kepala
sekolah, guru, tendik dan komite.
Setelah tersusun Kurikulum satuan pendidikan maka pihak sekolah SD Negeri 1
mensosialisasikan Visi misi serta Tujuan guna tercapainya program dengan baik. Jika ada
suatu program yang belum teralisasikan bisa dicadikan catatan khusus untuk penyusunan
kurikulum tahun berikutnya. Maka pada kurikulum tercantum program jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang
B. SARAN
Kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri 1 Berkoh disusun
sebagai kerangka acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah
tahun pelajaran 2023-2024. Kurikulum operasional di satuan pendidikan juga sebagai
panduan ketercapaian pembelajaran bagi peserta didik dan upaya guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri 1 Berkoh yang telah tersusun
ini akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, yaitu kepala
sekolah, guru, komite sekolah dan stake holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan
dan partisipasi aktif semua pihak dapat memajukan SD Negeri 1 Berkoh sesuai
dengan apa yang telah terumuskan dalam visi, misi dan tujuan sekolah. Maka
kesuksean program yang tercantum pada kurikulum SDN 1 Berkoh bisa tercapai
dengan baik maka perlunya kerjasama tim yang solid dan komunikatif agar dapat
meminimalisir hambatan-hambatan dalam implementasi programnya yakni
dengan, pendeksripsian atau job description untuk setiap tugas tegas agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas serta pengambilan keputusan dengan
banyak memperhatikan pendapat dari segala aspek.
Bagi tenaga pendidik, dan kependidikan merupakan roda penggerak suatu
lembaga pendidikan, maka diharapkan dapat bersikap professional atau
meningkatkan komitmen dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Terakhir, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung diselesaikannya kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri
1 Berkoh Teriring do’a, semoga kontribusi pemikiran, kerja keras dan dukungannya
menjadi amal kebaikan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2007b. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Jackson.P.W. 1991. Handbook of research on curriculum. New York: Mac Millan


Publishing Company

Miller, J. P, & W. Seller. 1985. Curriculum perspective and practice. New York and
London: Longman.

Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

SD Negeri 1 Berkoh, 2023. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan SD Negeri 1


Berkoh: Purwokerto Selatan

37

Anda mungkin juga menyukai