Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd

DISUSUN OLEH

Fika Nurul Khasanah (A1C120030)

Niza Ardila (A1C120050)

Siti Nurkhalizah (PMM2200104)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Konsep Pengembangan Kurikulum” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi
bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Kimia Universitas Jambi
Shalawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mohon
kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Jambi, 30 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover....................................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 2

C. Tujuan Pembahasan Masalah....................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kurikulum............................................................ 3

B. Fungsi Kurikulum dalam Dunia Pendidikan............................... 5

C. Kedudukan kurikulum dalam dunia Pendidikan........................ 8

D. Langkah-langkah Pengembangan kurikulum.............................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 12

B. Saran............................................................................................,, 13

C. Tanya Jawab ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan

yang telah melalui pembimbingan serta hasil pembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk

secara sistematik melalui pembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah,

sehingga guru dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada.

Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat berbeda satu

sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik

rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran

lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan

sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar.

Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum seakan menjadi kata yang wajib diketahui

oleh seorang pendidik agar dapat menyampaikan informasi sesuai dengan ketentuan yang

ada.kurikulum bukanlah acuan pokok seorang pendidik dalam mengajar, karena setiap

kurikulum yang ada masih mengandung kekurangan yang perlu direnovasi oleh pendidik

tersebut. Kurikulum juga perlu diterapkan diluar sekolah agar peserta didik lebih terarah.

Dari masa kemasa perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami inovasi-inovasi

yang bertujuan untuk terciptanya sebuah kuikulum yang mendidik dan membentuk kerakter

peserta didik. Dalam melakukan inovasi kurikulum dibutuhkan langkah-langkah tertentu agar

tercapai tujuan yang hendak di capai. Namun tidak semua kurikulum dapat berfungsi

sebagaimana yang kita inginkan. Pada makalah ini penulis akan membahas tentang konsep

1
pengembangan kurikulum yang meliputi konsep dasar kurikulum, fungsi kurikulum, kedudukan

kurikulum dalam pendidikan dan langkah-langkah pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dasar kurikulum ?

2. Apa fungsi dari kurikulum dalam pendidikan?

3. Bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan ?

4. Bagaimana langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum ?

C. Tujuan Pembahasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, adapun tujuan penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan kurikulum.

2. Menjelaskan fungsi kurikulum.

3. Menjelaskan kedudukan kurikulum dalam pendidikan.

4. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan kurikulum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kurikulum

Kurikulum pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu curire yamg berarti
pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Sedang dalam kamus webster pengertian
kurikulum dalam bidang pendidikan muncul pada tahun 1955 yang memaknai kurikulum sebagai
beberapa mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh
untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah.Dari pengertian tersebut beberapa tokoh dunia
mulai mengembangkan tentang konsep dari definisi kurikulum, berikut merupakan pendapat para
tokoh tentang definisi kurikulum.

1. John Dewey
kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan
pengalaman belajar anak didik melalui susunan suatu pengetahuanyang
terorganisasikan dengan baik.
2. Hilda Taba
Dalam bukunya Curicculum Development Theory and Practice yang
manyatakan bahwa kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan – tujuan
pendidikan yang bersifat umum dan khusus serta materinya dipilih dan
diorganisasikan berdasarkan suatu polatertentu untuk kepentingan belajar
mengajar.
3. David part
Dalam bukunya Curicculum Design and Development mendefinisikan
kurikulum secara sederhana yaitu sebagai seperangkat organisasi pendidikan
formal atau pusat – pusat latihan.
4. Winarno Surahmat
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.

3
5. Stratemayer
“The curiculum is currently defined in three ways; courses and class
activities in which children and you experiences of the learner”.
6. Undang-undang No. 20 Tahun 2003
Tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 19, kurikulum
didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
7. J. G Taylor dan William H. Alexander
“The curiculum is the sum total of school’s efforts to playground or out of
school”, yakni segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi
belajar anak baik di dalam atau di luar kelas.
8. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut di atas menunujukkan bahwa kurikulum


diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada pada mata pada mata pelajaran saja, tetapi lebih
luas dari pada itu. Tetapi mencakup segala komponen yang ada dalam proses belajar mengajar.

Konsep kurikulum yang ada saat ini selalu berkembang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Pada masa lalu kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang sangat sempit yaitu sejumlah
mata pelajaran, kemudian dipandang sebagai sesuatu yang sangat luas yaitu seluruh pengalaman
siswa, kemudian pada perkembangan selanjutnya kurikulum adalah rencana pembelajaran,
disusul pendapat yang menyatakan bahwa kurikulum bukan hanya rencana (curriculum plan)
tetapi juga pelaksanaannya (curriculum fungsional).

Konsep kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi konsep


pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai moral, sehingga visi
misi kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk pribadi yang kuat dalam kondisi temporal

4
dan spiritualnya. Karena kurikulum bersifat subjektif, maka ada kecenderungan bagi sebagian
orang untuk mendefinisikan kata – kta yang sukar dipahami oleh umum. Kurikulum
menunujukkan hasil pengajaran yang diinginkan karena itu penggunaan tes lah yang lebih jelas
menunjukkan arti kurikulum dari pada daftar buku pelajaran atau bahan yang dibahas dalam
pengajaran.

B. Fungsi Kurikulum dalam dunia pendidikan

Kurikulum dalam dunia pendidikan memiliki ragam fungsi yang sangat menunjang
terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang diinginkan. Kurikulum tidak hanya berfungsi bagi
pendidik dan peserta didik, namun juga berfungsi bagi komponen yang ada dalam pelaksanaan
pendidikan. Hilda Taba (1962) mengatakan bahwa kurikulum memiliki tiga fungsi yaitu
pertama, kurikulum sebagai transmisi yaitu mewariskan nilai–nilai kebudayaan. Kedua,
kurikulum sebagai transformasi yaitu melakukan perubahan atau rekonstruksi sosial. Ketiga,
kurikulum sebagai pengembangan individu.

Sedang menurut Mc Neil (1990), isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu fungsi
pendidikan umum (common and general education), suplementasi (suplementation), eksplorasi
(eksploration), keahlian (spesillization). Fungsi kurikulum juga dapat dilihat dari berbagai
perspektif, antara lain sebagai berikut:

1. Fungsi Kurikulum bagi Sekolah

Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada


masing – masing jenjang atau satuan pemdidikan yang pada gilirannya merupakan
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum juga digunakan sebagai pedoman
untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.

Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat berikutnya adalah untuk menjaga
keseimbangan, kesesuaian, dan keteraturan serta urutan dalam proses pembelajaran
selanjutnya.

5
2. Fungsi Kurikulum bagi Anak Didik

Kurikulum yang telah tersusun dengan baik sebagai organisasi pembelajaran


merupakan persiapan bagi individu peserta didik. Artinya peserta didik akan
mendapatkan pengetahuan baru, program baru dan pengalaman baru yang diharapkan
dapat dikembangkan secara maksimal seiring perkembangan anak.

Dengan adanya kurikulum peserta didik akan melatih kesanggupan dan kematangan
peserta didik dalam berpikir. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek
didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:

a. Fungsi penyesuaian, maksudnya kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu


mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yang mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
b. Fungsi integrasi, maksudnya dengan adanya kurikulum siswa diharapkan memiliki
kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
masyarakat.
c. Fungsi diferensiasi, maksudnya adanya kurikulum mampu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan siswa.
d. Fungsi persiapan, maksudnya adanya kurikulum harus mampu mempersiapkan
siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya.
e. Fungsi pemilihan, maksudnya adanya kurikulum mampu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
f. Fungsi diagnotik, maksudnya adanya kurikulum dapat membantu mengarahkan
siswa untuk dapat memahami dan menerima potensi dan kelemahan yang
dimilikinya.

3. Fungsi Kurikulum bagi Pendidik

Guru merupakan faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum.
Artinya guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai

6
pelaksana kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak
dan harga mati. Karena segala sesuatu yang dikerjakan guru dan disampaikan kepada
pesrta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan
kurikulum merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kurikulum juga
menjadi acuan dalam melaksanakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam
rangka menyerap sejumlah pengalaman.

Jadi fungsi kurikulum bagi seorang pendidik adalah sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar peserta didik. Namun di samping itu
para pendidik juga berkewajiban membantu peserta didik dalam menghadapi kesukaran
yang ada dalam sebuah kurikulum.

4. Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah


Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan
membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler
maupun kokurikuler. Disamping itu juga sebagai pedoman dalam memperbaiki situasi
dan kondisi belajar yang lebih baik, sebagai pedoman dalam memberi bantuan pada
pendidik untuk menciptakan dan memperbaiki proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah
kurikulum juga berfungsi sebagai supervisi atau pengawasan terhadap kegiatan belajar
mengajar.

5. Fungsi Kurikulum bagi Masyarakat


Bagi masyarakat kurikulum dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan
pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat
mengetahui apakah pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya
relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah. Kurikulum juga berfungsi bagi orang
tua yaitu dapat dijadikan bahan untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan fasilitas
lainnya guna mencapai hasil belajar yang optimal.Selain itu dengan adanya
memungkinkan akan terbinanya hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.

7
Dewasa ini kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat harus benar-benar
diusahakan. Hal ini mengingat seringnya terjadi kenyataan bahwa lulusan sekolah belum
siap pakai atau tidak sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan lapangan pekerjaan.

6. Fungsi Kurikulum bagi Pemakai Lulusan (stake holder)


Dalam seleksi kerja bentuk apapun tidak akan membawa arti apa-apa jika instasi
tersebut tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para
calon tenaga kerja tersebut. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan
dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal, energik, bertanggung jawab, jujur, ulet,
tepat, dan berkualitas.
Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan adalah agar mereka dapat memberikan
kontribusi dalam memperlancar jalannya proses pembelajaran yang membutuhkan jasa
mereka.

C. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan

Dalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal pendidikan formal dan informal.


Pendidikan informal adalah pendidikan yang dilaksanakan tanpa ada acuan tertulis. Pendidikan
informal ini bisa didapatkan di lingkungan sekitar, seperti keluarga dan lingkungan masyarakat.
Sedang pendidikan formal adalah pendidikan yang memeliki dasar acuan yang jelas dan tertulis
dalam menjalankan proses belajar mengajar.

Dalam pendidikan formal kurikulum memiliki kedudukan sentral dalam seluruh


proses pendidikan. Karena kurikulum memberikan pedoman dan pegangan dalam proses
pendidikan, kurikulum juga merupakan bidang studi bagi para ahli kurikulum untuk
mengembangkan kurikulum berbagai institusi pendidikan.

Kurikulum merupakan syarat mutlak pendidikan sekolah atau pendidikan formal


dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik aspek pengetahuan (cognitif), sikap (afektif),
maupun ketrampilan (psikomotorik).

8
Kurikulum juga merupakan keseluruhan program dan kehidupan dalam sekolah dan
dipandang sebagai bagian dari kehidupan atau eksistensi sekolah. Oleh karena itu kedudukan
kurikulum sangatlah berpengaruh terhadap maju mundurnya atau survive suatu lembaga
pendidikan atau bagi pendidikan.

Kedudukan dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena kurikulum


merupakan pedoman berjalannya suatu proses belajar. Jika dalam menjalankan sebuah
pendidikan tanpa memiliki pedoman maka arah yang kita tuju tidaklah jelas dalam
menyampaikan informasi dan jika tak ada kurikulum pendidikan juga tidak memiliki tujuan yang
jelas.

D. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum

Kebutuhan manusia akan pendidikan dari masa ke masa tidak sama, hal ini
disebabkan salah satunya karena kemajuan pengetahuan dan teknologi. Perbedaan inilah yang
sering kali membuat kurikulum selalu berkembang dari waktu ke waktu. Sehingga para
pengembang kurikulum berdialog untuk merumuskan masalah yang ada.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kurikulum bukan semata-mata


memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan menyangkut banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum.

Kegiatan pengembangan mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan


di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif serta penyempurnaan-
penyempurnaan terhadap kompenen tertentu dalam kurikulum tersebut.

Ada empat tahap perkembangan kurikulum, yaitu pengembangan kurikulum pada


tingkat makro (Nasional), pengembangan kurikulum pada tingkat institusi atau lembaga
(sekolah), pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran (bidang studi), dan

9
pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas. Sedang dalam perencanaan dan
pengembangan kurikulum Dakir model pengembangan kurikulum yang dikembangkan oleh
Beaucham adalah sebagai berikut: suatu gagasan yang diperluas, menunjuk tim pengembang, tim
menyusun tujuan pengajaran melaksanakan kurikulum, mengevaluasi kurikulum.

Dalam penentuan langkah-langkah pengembangan kurikulum, beberapa ahli berbeda


pendapat. Menurut roger pengembangan kurikulum melalui empat langkah yaitu: pemilihan
target system belajar, partisipasi guru pengalaman dalam pengalaman kelompok yang intensif,
pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran, dan
partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok. Sedang menurut Tyler langkah-langkah
pengembangan kurikulum meliputi, penentuan tujuan, dan menentukan pengalaman belajar.

Dalam proses pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama yakni


pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman instruksional. Penyusunan dan
pengembangan kurikulum dapat ditempuh denganlangkah-langkah, sebagai berikut yaitu:

1. Tujuan
Menentukan arah atau sasaran yang hendak di tuju oleh proses
penyelenggaraan pendidikan. oleh karena itu dalam menentukan tujuan harus
mempertimbangkan banyak faktor.
2. Isi kurikulum
Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik di sekolah, pengalaman
ini dapat berupa mempelajari mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar
lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.
3. Memilih kegiatan
Berisikan cara peserta didik memperoleh pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan bentuk kurikulum yang digunakan.
4. Evaluasi
Cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai
atau tidak. Evaluasi juga digunakan untuk melakukan perbaikan.

10
5. Evaluasi
Cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau
tidak. Evaluasi juga digunakan untuk melakukan perbaikan.

Jadi secara garis besar dalam sebuah pengembangbangan kurikulum dibutuhkan tahap-
tahap yang diawali dari adanya sebuah perencanaan (planning), pelaksanaan (implementating),
dan adanya sebuah penilaian (evaluasi).

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kurikulum merupakan rencana pembelajaran, disusul pendapat yang menyatakan bahwa


kurikulum bukan hanya rencana (curriculum plan) tetapi juga pelaksanaannya
(curriculum fungsional). Kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi konsep
pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai moral,
sehingga visi misi kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk pribadi yang kuat
dalam kondisi temporal dan spiritualnya.
2. Secar garis besar kurikulum memiliki 6 fungsi pokok yaitu:
a. Fungsi kurikulum bagi sekolah
b. Fungsi kurikulum bagi anak didik
c. Fungsi kurikulum bagi pendidik
d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
e. Fungsi kurikulum bagi masyarakat
f. Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan (stake holder).
3. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan Kedudukan dalam dunia pendidikan sangatlah
penting, karena kurikulum merupakan pedoman berjalannya suatu proses belajar. Jika
dalam menjalankan sebuah pendidikan tanpa memiliki pedoman maka arah yang kita tuju
tidaklah jelas dalam menyampaikan informasi dan jika tak ada kurikulum pendidikan
juga tidak memiliki tujuan yang jelas.
4. Dalam proses pengembangan kurikulum terdapat tiga langkah utama, yaitu:
a. Perencanaan ( planning ).
b. Pelaksanaan ( implementating ).
c. Evaluasi.

12
B. SARAN
1. Bagi para pembaca, hendaknya makalah ini tidak dijadikan satu-satunya pedoman.
2. Bagi para calon pendidik, hendaknya mengetahui benar konsep pengembangan
kurikulum untuk menjadi bekal saat menjadi tenaga pendidik.
3. Bagi pendidik, hendaknya menyampaikan kurikulum yang ada sebaik mungkin untuk
mewujudkan tujuan dalam proses belajar mengajar.
4. Bagi pemerintah, hendaknya memperhatikan kemampuan peserta didik yang ada dalam
pengembangan kurikulum.

C. TANYA JAWAB
1. Apa saja faktor penghambat yang kemungkinan muncul dalam pengembangan
kurikulum pendidikan? (Nadya)
Jawaban :

Berdasarkan artikel dari Islamika : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan, karya Karima Nabila
Fajri. Ada 3 faktor yang memengaruhi proses pengembangan kurikulum ketiga faktor tersebut juga
memungkinkan menjadi faktor penghambat proses pengembangan kurikulum tersebut, adapun ketiga
faktornya, yaitu :

1. Perguruan tinggi
Kurikulum minimal mendapatkan 2 pengaruh dari perguruan tinggi, yaitu dari segi
pengembangan IPTEK yang dikembangkan perguruan tinggi dan dari segi pengembagan
ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan pendidik yang ada diperguruan tinggi.
Pengetahuan dan teknologi memberikan sumbangan terhadap isi kurikulum dan proses
pembelajaran. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum
serta proses pembelajaran.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapjkan anak untuk kehidupan di
masyarakat. Sebagai bagian dari mayarakat, sehingga pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. Isi kurikulum yang ada seyogyanya dapat menjawab tuntutan dan
kebutuhan yang ada di lingkungan masyarakat.
13
3. Sistem nilai
Seperti yang dijelaskan diatas sekolah sebagai bagian dari masyarakat dan salah satu lembaga
mayarakat memiliki tanggung jawab untuk memelihara sistem nilai yang telah ada.. Sistem
nilai yang akan dipelihara terintegrasikan dalam kurikulum. Masalah yang dihadapi dalam
pemeliharaan sistem nilai adalah masyarakat bersifat heterogen dan multifaset, sehingga
masing-masing kelompol etnis, vokasiomal, intelek, sosial, spiritual, dan sebagainya
memiliki nilai yang berbeda.

Ketiganya termasuk faktor eksternal untuk faktor penghambat internalnya sendiri yaitu Pendidik
atau guru yang menjadi pelaksana kurikulum kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal
tersebut dikarenakan beberapa hal yaitu , kurang waktu, kekurangan sesuaian pendapat, baik antara
sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator.

2. Bagaimana penerapan teknologi dalam pengembangan kurikulum? (Nesa)


Jawaban :
Penerapan teknologi dalam pengembangan kurikulum itu sendiri memiliki peran yang
penting dengan adanya penerapan teknologi tersebut dapat memudahkan pendidik untuk
merancang pengembangan kurikulum, misalnya dengan adanya perkembangan yang terus
terupdate dari berbagai aplikasi seperti ms word, Excel, ppt dsb dapat memudahkan pendidik
untuk membuat rancangan pengembangan kurikulum. Adapun tambahan jawaban, yaitu
peran TIK dalam implementasi kurikulum 2013, antara lain: memberikan berbagai contoh
nyata model dan inovasi pembelajaran sesuai Kurikulum 2013, menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif terutama aspek sikap dan keterampilan, sebagai wahana diskusi dan
sharing pengalaman antar guru dalam implementasi kurikulum 2013.

3. Dapat kita ketahui kurikulum di Indonesia selalu berubah oleh karna itu pasti banyak
masalah yang terjadi. Bagaimana kelompok kalian mengatasi masalah yang sering
muncul dalam pengembangan kurikulum? (Danira)
Jawaban :
Menurut pendapat kelompok kami perubahan yang terus menerus terjadi dalam
pengembangan kurikulum disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi, munculnya
masalah dalam prosesnya terjadi karena adanya miskomunikasi dan lain sebagainya, solusi
untuk hal tersebut bisa berupa mengadakan pertemuan/musyawarah antar
14
pendidik yang mengembangkan kurikulum sehingga tidak terjadi miskomunikasi dan
juga sebisa mungkin menghindari faktor-faktor yang menghambat pengembangan proses
kurikulum seperti yg telah dijelaskan pada jawaban dari pertanyaan pertama.

15
DAFTAS PUSTAKA

Ahmad, H. M. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV Pustaka Setia.


Ali, Mohammad. 1992. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Cahyani. 2013. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum,
dalam http://cahyani22.blogspot.com, diakses pada 14 September 2015.
Fadilah, Jasa. 2011. Kurikulum dalam Pengembangan
Beauchamp, dalam http://jasafadilahginting.blogspot.com, diakses pada 14 September
2015.
Hamid, S. 2005. Evaluasi Kurikulm. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maunah, Binti. 2009. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Teras.

Manab, Abdul. 2004. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu.

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Nasution, S. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Ninda, Justa. 2012. Kedudukan Kurikulum dalam Proses
Pembelajaran, dalam http://justaninda.blogspot.com, diakses pada 14 September 2015.

Putra, Andra. 2012. Peran dan Fungsi Kurikulum,, dalam http://andraputraa.blogspot.co.id,


diakses pada 10 September 2015.

Suryosubroto. B, 2005, Tatlaksana Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta.


Syaodih. Nana, 2002, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Zaini. Muhammad, 2009, Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Teras.

16

Anda mungkin juga menyukai