BEAUCHAMP
Dosen Pengampu:
Dosen I: Dr. Idrus Muhsin Bin Agil, M.Pd
Dosen II: Dr. Mamluatus Sholihah, M.Pd
Disusun Oleh:
Aghniarrizqi Lara F (220104210020)
Syarifah Huriyah (220104210102)
Layla Nur Alfiah (220104210103)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan
inayah-Nya sehingga kita bisa menyelesaikan makalah Model Pengembangan
Kurikulum David Warwicks dan Beauchamp dengan keadaan sehat wal afiat. Kedua
kalinya sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua dari zaman jahiliyah menuju zaman
Islamiyah yakni addinun Islam.
Tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata
kuliah Studi Peradaban Islam, Dr. Idrus Muhsin Bin Agil, M.Pd dan Dr. Mamluatus
Sholihah, M.Pd dan juga pihak-pihak yang membantu penyelesaian makalah yang
kami buat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam memahami model kurikulum yakni
dengan mengetahui model kurikulum menurut beberapa ahli. Diantara beberapa ahli
tersebut ialah David Warwicks dan Beauchamp. Masing-masing ahli memiliki
pemikiran tersendiri untuk mengembangkan kurikulum. Oleh karena itu, diperlukan
pembahasan lebih lanjut terkait model pengembangan kurikulum menurut beberapa ahli
agar mendapatkan model pengembangan kurikulum yang sesuai kebutuhan, yang
berkualitas, dan dapat dilakukan sesuai dengan prinsip, dan landasan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ”model” diturunkan dari bahasa latin mold (cetakan) atau pettern
(pola).1 Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) model diartikan sebagai
pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. 2 Secara istilah model adalah representasi dari suatu objek, benda,
atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam.
Model berisi informasi- informasi tentang suatu fenomena yang dibuat dengan
tujuan untuk mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya. Model dapat
merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang sesungguhnya
yang hanya berisi informasi- informasi yang dianggap penting untuk ditelaah. 3
1 Sarliaji Cayaray, Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa Universitas Pendidikan
Indonesia 2014 | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hal 11
2 Arti kata model - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online
3 Sarliaji Cayaray, Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
4 Syamsul Bahri, Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya, Jurnal Ilmiah Islam Futura
1) Menyusun suatu kurikulum ideal secara umum tentang apa yang ingin
dicapai oleh lembaga.
2) Mempertimbangkan seluruh sumber yang tersedia dan dapat mendukung
berhasilnya program tersebut baik pada tingkat lokal maupun nasional.
3) Memahami dan mempelajari setiap hambatan atau kendala dalam suatu
lembaga.
4) Mengadakan modifikasi kurikulum yang ideal tersebut.
5) Membuat desain dengan memperhatikan berbagai aspek seperti struktur
kurikulum, ruang lingkup, urutan serta keseimbangan bahan ajar.
6) Mengadakan rincian lebih lanjut tentang bahan ajar dalam berbagai
bidang pengetahuan.
7) Mempertimbangkan proses belajar mengajar yang efektif untuk
mencapai tujuan pengajaran.
8) Menentukan jumlah waktu pelajaran yang disediakan untuk setiap bagian
kurikulum6
5
Ibid, hal 17
6
Winanti Diyah Puspitarini, Model Pengembangan Program Takhasus Al-Qur’an Sebagai
Pendukung Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Al- Izzah Batu, Tesis UIN Malang. hal.36
4
Dengan rincian tahapan tersebut diharapkan proses kegiatan
pembelajaran atau pengembangan kurikulum bahasa Arab menjadi lebih baik
lagi karena ia telah menjadi bahasa asing serta telah menjadi pelajaran wajib di
Madrasah atau sekolah berbasis agama Islam.
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam, Jurnal Realita Volume 3 Nomor 5 Edisi April 2018 Bimbingan dan
Konseling FIP IKIP Mataram. hal. 479
5
3) Menentukan prosedur yang harus dikejar, yaitu perumusan tujuan (umum
dan spesifik), memilih konten dan pengalaman belajar, dan menentukan
alat dan jenis evaluasi. Prosedur tersebut selanjutnya dapat dibagi
kedalam lima langkah yaitu: Membentuk tim pengembang kurikulum,
Melakukan penilaian terhadap kurikulum yang sedang berjalan,
Melakukan studi atau penjajakan tentang penentuan kurikulum baru,
Merumuskan kriteria dan alternatif pengembangan kurikulum,
Menyusun dan menulis kurikulum yang dikehendaki.
4) Implementasi Kurikulum. Agar implementasi kurikulum baru menjadi
efektif, diperlukan dukungan dari berbagai sumber, seperti guru, biaya,
fasilitas, manajemen, dan sebagainya.
5) Evaluasi Kurikulum. yakni evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum
oleh guru di sekolah, evaluasi terhadap desain kurikulum, evaluasi
keberhasilan belajar siswa, dan evaluasi dari keseluruhan sistem
kurikulum. 9
9 Ibid
10
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum (slideshare.net)
6
Dalam menentukan kompetensi yang terlibat dalam pengembangan
kurikulum, itu dibagi menjadi empat kategori, yaitu: 1) Pendidikan / ahli
kurikulum di pusat pengembangan kurikulum dan ahli sains luar. 2) Ahli
pendidikan dari universitas atau sekolah dan guru terpilih. 3) Profesional dalam
sistem pendidikan. 4) Profesional dan tokoh masyarakat lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Cayaray, Sarliaji. 2014. Model Layanan Sekolah Luar Biasa. Universitas Pendidikan