Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM
KONSEP KURIKULUM
Dosen Pengampuh : Fahirah, S.Pd., M.Pd

OLEH :

KELOMPOK I
ASMAUL HUSNA 19.24.001
HAERUNNISA 19.24.002
PUTRI ASISA 19.24.007

JURUSAN TARBIYAH
PROGARAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBDA’YAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL DA’WAH WAL IRSYAD
TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Pengembangan Kurikulum” dengan
hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Shalawat
dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini
mungkin tidak dapat terlaksana. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang
penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Pangkajene, 17 september 2022

Kelompok I

I
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum 2
B. Prinsip Kurikulum 3
C. Fungsi Kurikulum 5
D. Peranan Kurikulum 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum seakan menjadi kata yang wajib diketahui
oleh seorang pendidik agar dapat menyampaikan informasi sesuai dengan ketentuan yang
ada.kurikulum bukanlah acuan pokok seorang pendidik dalam mengajar, karena setiap kurikulum
yang ada masih mengandung kekurangan yang perlu direnovasi oleh pendidik tersebut.
Kurikulum juga perlu diterapkan diluar sekolah agar peserta didik lebih terarah.
Dari masa kemasa perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami inovasi-inovasi
yang bertujuan untuk terciptanya sebuah kuikulum yang mendidik dan membentuk kerakter
peserta didik. Dalam melakukan inovasi kurikulum dibutuhkan langkah-langkah tertentu agar
tercapai tujuan yang hendak di capai. Namun tidak semua kurikulum dapat berfungsi
sebagaimana yang kita inginkan. Pada makalah ini penulis akan membahas tentang konsep
pengembangan kurikulum yang meliputi konsep dasar kurikulum, fungsi kurikulum, kedudukan
kurikulum dalam pendidikan dan langkah-langkah pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Apa prinsip kurikulum?
3. Apa fungsi kurikulum?
4. Apa peranan kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. Untuk mengetahui prinsip kurikulum
3. Untuk mengetahui fungsi kurikulum
4. Untuk mengetahui peranan kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu curire yamg berarti pelari dan
curere yang berarti tempat berpacu. Sedang dalam kamus webster pengertian kurikulum dalam
bidang pendidikan muncul pada tahun 1955 yang memaknai kurikulum sebagai beberapa mata
pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai
suatu tingkat tertentu atau ijazah. Dari pengertian tersebut beberapa tokoh dunia mulai
mengembangkan tentang konsep dari definisi kurikulum, berikut merupakan pendapat para tokoh
tentang definisi kurikulum.
a. John Dewey
kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan
pengalaman belajar anak didik melalui susunan suatu pengetahuanyang terorganisasikan
dengan baik.
b. Hilda Taba
Dalam bukunya Curicculum Development Theory and Practice yang manyatakan
bahwa kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan – tujuan pendidikan yang bersifat
umum dan khusus serta materinya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu
polatertentu untuk kepentingan belajar mengajar.
c. David partt
Dalam bukunya Curicculum Design and Development mendefinisikan kurikulum
secara sederhana yaitu sebagai seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat –
pusat latihan.
d. Winarno Surahmat
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.
e. Stratemayer
“The curiculum is currently defined in three ways; courses and class activities in
which children and you experiences of the learner”.
f. Undang-undang No. 20 Tahun 2003
Tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 19, kurikulum didefinisikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
g. J. G Taylor dan William H. Alexander
“The curiculum is the sum total of school’s efforts to playground or out of
school”, yakni segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar
anak baik di dalam atau di luar kelas.
h. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.

2
Berdasarkan definisi para ahli tersebut di atas menunujukkan bahwa kurikulum diartikan
tidak secara sempit atau terbatas pada pada mata pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari
pada itu. Tetapi mencakup segala komponen yang ada dalam proses belajar mengajar.
Konsep kurikulum yang ada saat ini selalu berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pada masa lalu kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang sangat sempit yaitu sejumlah mata
pelajaran, kemudian dipandang sebagai sesuatu yang sangat luas yaitu seluruh pengalaman
siswa, kemudian pada perkembangan selanjutnya kurikulum adalah rencana pembelajaran,
disusul pendapat yang menyatakan bahwa kurikulum bukan hanya rencana (curriculum plan)
tetapi juga pelaksanaannya (curriculum fungsional).
Konsep kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi konsep pengembangan
ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai moral, sehingga visi misi kurikulum
yang dikembangkan dapat membentuk pribadi yang kuat dalam kondisi temporal dan
spiritualnya. Karena kurikulum bersifat subjektif, maka ada kecenderungan bagi sebagian orang
untuk mendefinisikan kata – kta yang sukar dipahami oleh umum. Kurikulum menunujukkan
hasil pengajaran yang diinginkan karena itu penggunaan tes lah yang lebih jelas menunjukkan
arti kurikulum dari pada daftar buku pelajaran atau bahan yang dibahas dalam pengajaran.

B. Prinsip Kurikulum
Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana Syaodih
Sukmadinata terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus.
a. Prinsip-prinsip Umum :
· Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses
belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan
relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-
komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang
menunjukkan keterpaduan kurikulum.
· Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan
kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
· Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
· Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.

3
· Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas
maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari
kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan
antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian
dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

b. Prinsip-Prinsip Khusus :
· Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga
perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan
pemerintah, survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka,
survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang
manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan
penelitian.
· Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya
penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan
sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
dan unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
· Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu
memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa, apakah
metode tersebut juga memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah
penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor,
apakah metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong
berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar
di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning
by doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.
· Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media
apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa
yang membuat, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana
pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman
bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
· Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

4
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi
kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari
perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat
diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain
itu, terdapat bebarapa hal yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang
meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa
lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective, berapa banyak
butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid. Dalam
kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu
norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan
formula guessing bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang
digunakan, serta untuk apa hasil tse digunakan

C. Fungsi Kurikulum
Kurikulum dalam dunia pendidikan memiliki ragam fungsi yang sangat menunjang
terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang diinginkan. Kurikulum tidak hanya berfungsi bagi
pendidik dan peserta didik, namun juga berfungsi bagi komponen yang ada dalam pelaksanaan
pendidikan. Hilda Taba (1962) mengatakan bahwa kurikulum memiliki tiga fungsi yaitu
pertama, kurikulum sebagai transmisi yaitu mewariskan nilai–nilai kebudayaan. Kedua,
kurikulum sebagai transformasi yaitu melakukan perubahan atau rekonstruksi sosial. Ketiga,
kurikulum sebagai pengembangan individu. Sedang menurut Mc Neil (1990), isi kurikulum
memiliki empat fungsi yaitu fungsi pendidikan umum (common and general education),
suplementasi (suplementation), eksplorasi (eksploration), keahlian (spesillization).
Fungsi kurikulum juga dapat dilihat dari berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut:

a. Fungsi Kurikulum bagi Sekolah


Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada masing
– masing jenjang atau satuan pemdidikan yang pada gilirannya merupakan pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Kurikulum juga digunakan sebagai pedoman untuk
mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat berikutnya adalah untuk menjaga
keseimbangan, kesesuaian, dan keteraturan serta urutan dalam proses pembelajaran
selanjutnya.
b. Fungsi Kurikulum bagi Anak Didik
Kurikulum yang telah tersusun dengan baik sebagai organisasi pembelajaran
merupakan persiapan bagi individu peserta didik. Artinya peserta didik akan
mendapatkan pengetahuan baru, program baru dan pengalaman baru yang diharapkan
dapat dikembangkan secara maksimal seiring perkembangan anak.
Dengan adanya kurikulum peserta didik akan melatih kesanggupan dan kematangan
peserta didik dalam berpikir. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai
subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:

5
1. Fungsi penyesuaian, maksudnya kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yang mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
2. Fungsi integrasi, maksudnya dengan adanya kurikulum siswa diharapkan memiliki
kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat.
3. Fungsi diferensiasi, maksudnya adanya kurikulum mampu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan siswa.
4. Fungsi persiapan, maksudnya adanya kurikulum harus mampu mempersiapkan siswa
untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya.
5. Fungsi pemilihan, maksudnya adanya kurikulum mampu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
6. Fungsi diagnotik, maksudnya adanya kurikulum dapat membantu mengarahkan siswa
untuk dapat memahami dan menerima potensi dan kelemahan yang dimilikinya.

c. Fungsi Kurikulum bagi Pendidik


Guru merupakan faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum.
Artinya guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai
pelaksana kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak dan harga mati. Karena segala sesuatu yang dikerjakan guru dan disampaikan
kepada pesrta didik harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan
kurikulum merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kurikulum juga
menjadi acuan dalam melaksanakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam
rangka menyerap sejumlah pengalaman.
Jadi fungsi kurikulum bagi seorang pendidik adalah sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar peserta didik. Namun di samping itu
para pendidik juga berkewajiban membantu peserta didik dalam menghadapi kesukaran
yang ada dalam sebuah kurikulum. \
d. Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan
membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler maupun kokurikuler. Disamping itu juga sebagai pedoman dalam
memperbaiki situasi dan kondisi belajar yang lebih baik, sebagai pedoman dalam
memberi bantuan pada pendidik untuk menciptakan dan memperbaiki proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah kurikulum juga berfungsi sebagai supervisi atau
pengawasan terhadap kegiatan belajar mengajar.
e. Fungsi Kurikulum bagi Masyarakat
Bagi masyarakat kurikulum dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan
pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat
mengetahui apakah pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya
relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah. Kurikulum juga berfungsi bagi
orang tua yaitu dapat dijadikan bahan untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan

6
fasilitas lainnya guna mencapai hasil belajar yang optimal. Selain itu dengan adanya
memungkinkan akan terbinanya hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
Dewasa ini kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat harus benar-benar
diusahakan. Hal ini mengingat seringnya terjadi kenyataan bahwa lulusan sekolah
belum siap pakai atau tidak sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan lapangan pekerjaan.
f. Fungsi Kurikulum bagi Pemakai Lulusan (stake holder)
Dalam seleksi kerja bentuk apapun tidak akan membawa arti apa-apa jika instasi
tersebut tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para
calon tenaga kerja tersebut. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan
dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal, energik, bertanggung jawab, jujur,
ulet, tepat, dan berkualitas.
Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan adalah agar mereka dapat memberikan
kontribusi dalam memperlancar jalannya proses pembelajaran yang membutuhkan jasa
mereka.

D. Peranan Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Apabila drinci secara lebih
mendetal terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yatu peranan knservatif, peranan
kreatif dan peranan kritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).
a. Peranan Konservatif
Bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-
nilai warsan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda, dalam hal ini para siswa. Peranan konservatif ini pada hakikatnya
menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi
sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan [ada hakikatnya
merupakan proses social. Salah satu tugas pendidikan yaitu memengaruhi dan membina
perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai social yang hidup dilingkungan masyarakatnya.
b. Peranan Kreatif
Bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa
sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat
membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk
memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara
berfikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.
c. Peranan Kritis dan Evaluatif
Bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup masyarakat senantiasa mengalami
perubahan,sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan
yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan
kebutuhan. Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya
yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga

7
memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru
yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi
dalam control atau filter social. Nilai-nilai social yang tidak sesuai lagi dengan keadaan
dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-
penyempurnaan.
Ketiga peranan kurikulum diatas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan
harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-
ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.
Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjad tanggung jawab semua pihak
yang terkait dalam proses pendidikan, diantaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang
tua, siswa, dan masyarakat. Denegan demikian, pihak-pihak yang terkait idealnya dapat
memahami tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas
msing-masin

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Kurikulum merupakan rencana pembelajaran, disusul pendapat yang menyatakan bahwa
kurikulum bukan hanya rencana (curriculum plan) tetapi juga pelaksanaannya (curriculum
fungsional). Kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi konsep pengembangan
ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai moral, sehingga visi misi
kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk pribadi yang kuat dalam kondisi
temporal dan spiritualnya.
b. Secar garis besar kurikulum memiliki 6 fungsi pokok yaitu:
1. Fungsi kurikulum bagi sekolah
2. Fungsi kurikulum bagi anak didik
3. Fungsi kurikulum bagi pendidik
4. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
5. Fungsi kurikulum bagi masyarakat
6. Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan (stake holder).
c. Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni: (1) memiliki peran
konservatif, (2) kreatif, (3) kritis, (4) evaluative.

B. SARAN
a. Bagi para pembaca, hendaknya makalah ini tidak dijadikan satu-satunya pedoman.
b. Bagi para calon pendidik, hendaknya mengetahui benar konsep pengembangan
kurikulum untuk menjadi bekal saat menjadi tenaga pendidik.
c. Bagi pendidik, hendaknya menyampaikan kurikulum yang ada sebaik mungkin untuk
mewujudkan tujuan dalam proses belajar mengajar.
d. Bagi pemerintah, hendaknya memperhatikan kemampuan peserta didik yang ada dalam
pengembangan kurikulum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. M. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV Pustaka Setia.


Ali, Mohammad. 1992. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Cahyani. 2013. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum,
dalam http://cahyani22.blogspot.com, diakses pada 14 September 2015.
Fadilah, Jasa. 2011. Kurikulum dalam Pengembangan
Beauchamp, dalam http://jasafadilahginting.blogspot.com diakses pada 14 September 2015.
Hamid, S. 2005. Evaluasi Kurikulm. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maunah, Binti. 2009. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Teras.

10

Anda mungkin juga menyukai