Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi ................................................................................................ 1


B. Deskripsi ................................................................................................................. 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................................. 1
D. Tujuan Akhir ............................................................................................................ 2
E. Cek Kemampuan ..................................................................................................... 2

BAB II : PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran ............................................................................... 3


B. Uraian Materi .......................................................................................................... 3
C. Rangkuman ............................................................................................................. 9
D. Tugas ....................................................................................................................... 10
E. Tes Formatif ............................................................................................................ 11
F. Kunci Jawaban Formatif ......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini adalah memahami konsep
dasar kurikulum pendidikan sebagai matakuliah keahlian (pengertian kurikulum dan
pengembangan kurikulum secara ontologis, epistimologis, aksiologis dan yuridis).

B. Deskripsi
Modul ini akan memberikan pengetahuan tentang pengertian kurikulum dan
pengembangan kurikulum secara ontologis, epistimologis, aksiologis, dan yuridis. Dalam
dunia pendidikan, penggunaan kurikulum dijadikan pedoman dasar dalam pembelajaran.
Kurikulum merupakan alat yang dijadikan acuan suatu bangsa. Kurikulum adalah sesuatu
yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan
pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan suatu cara yang baru untuk
menyempurnakan cara tersebut. Modul ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk
menjelaskan pengertian kurikulum dan pengembangan kurikulum secara ontologis,
epistimologis, aksiologis, dan yuridis.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Agar mahasiswa berhasil menguasai serta memahami materi dalam modul ini, maka
bacalah dengan cermat dan ikuti petunjuk berikut dengan cermat dan ikuti petunjuk berikut
dengan baik, antara lain :
1. Berdoalah terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan masing-masing, supaya
diberikan kemudahan dalam mempelajari materi ini.
2. Bacalah materi ini dengan teliti dan seksama, sehingga isi materi ini dapat dipahami
dengan baik.
3. Akses juga video penjelasan terkait materi yang ada pada modul ini untuk
membantu memahami materi.
(https://bit.ly/MemahamiKonsepDasarPengembanganKurikulum)
4. Kerjakan soal-soal yang telah disediakan dengan sungguh-sungguh.
5. Dalam mengerjakan soal-soal yang telah disediakan, anda boleh melakukan diskusi
bersama teman mahasiswa yang lain.
6. Cocokkan hasil pekerjaan anda dengan kunci jawaban.
7. Baca kembali modul hingga anda benar-benar memahami materi modul.

1
D. Tujuan Akhir
Modul ini merupakan salah satu bahan ajar mata kuliah Pengembangan Kurikulum
SD. Namun, harus dimengerti juga bahwa modul ini bukanlah satu-satunya rujukan bagi
pembaca. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami pengertian kurikulum dan pengembangan kurikulum secara ontologis,
epistimologis, aksiologis dan yuridis.
2. Menjawab soal-soal atau pertanyaan yang telah disediakan dengan tepat.
3. Mahasiswa diharapkan dapat memiliki keterampilan dalam memahami konsep dasar
pengembangan kurikulum dengan baik melalui pembelajaran ini serta studi kasus dan
latihan-latihan soal yang ada pada modul.

E. Cek Kemampuan
Sebelum kalian mempelajari modul ini lebih lanjut, jawablah pertanyaan berikut untuk
mengukur penguasaan awal kompetensi pembaca terhadap kompetensi yang akan
dipelajari pada modul ini.
1. Apa yang kamu ketahui tentang kurikulum dan pengembangannya?
2. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan kurikulum secara ontologis?
3. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan kurikulum secara epistimologis?
4. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan kurikulum secara aksiologis?
5. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan kurikulum secara yuridis?

2
BAB II

PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Tujuan kegiatan pembelajaran yaitu:
1. Mengetahui dan memahami pengertian kurikulum.
2. Memahami konsep pengembangan kurikulum.
3. Mengetahui dan memahami pengembangan kurikulum secara ontologis,
epistimologis, aksiologis dan yuridis.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Kurikulum
Penggunaan kurikulum dalam dunia pendidikan di jadikan pedoman dasar dalam
pembelajaran. Kurikulum adalah alat yang dijadikan acuan suatu bangsa dalam
mencapai tujuan pendidikan yang akan menampilkan pandangan hidup suatu bangsa.
Kurikulm di ibaratkan sebagai jantung pendidikan karena kurikulum akan
menentukan arah dan keberhasilan dalam dunia pendidikan.1
Beberapa para ahli memiliki pendapatnya sendiri tentang kurikulum. Menurut
Oemar Hamanik (2010), kurikulum merupakan program pendidikan yang di sediakan
bagi peserta didik untuk mendorong peserta didik untuk tumbuh dan berkembang
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.2
Kemudian, J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku Secondary School
Improvemant (1973), mengartikan kurikulum sebagai suatu hal luas yang di dalamnya
mencakup metode belajar mengajar evaluasi, program, pendidik, supervisi dan
administrasi, berbagai hal struktural seperti waktu dan jugaaspek pokok seperti
fasilitas.3
Di lain kesempatan, Harold B. Albertycs (1965), kurikulum di definisikan sebagai
berbagai kegiatan yang telah di sediakan di sekolah untuk peserta didik. Dimana

1
Lismina., Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan Perguruan Tinggi., (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2018), hal: 1
2
Oemar Hamalik., Manajemen Pengembangan Kurikulum., (Bandung: Rosda Karya, 2010), hlm: 10
3
S. Nasution., Asas-asas Kurikulum., (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm 6.

3
segala perencanaan pembelajaran di sekolah telah di susun agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran dalam pendidikan.4
Berdasarkan pemaparan beberapa pengertian kurikulum di atas dapat di
simpulkan bahwa Kurikulum merupakan alat yang di jadikan sebagai pedoman dasar
dalam pembelajaran peserta didik di sekolah yang telah di susun dengan berbagai
aspek dalam menentukan arah dan keberhasilan pembelajaran agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran dalam Pendidikan.

2. Pengembangan Kurikulum
Rancangan segala kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan tercapainya
tujuan pendidikan disebut kerikulum5. Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan
sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan pengembangan
adalah suatu kegiatan yang menghasilkan suatu cara yang baru untuk
menyempurnakan cara tersebut. Atau dalam kamus besar bahasa indonesia
pengembangan adalah proses mengembangkan sesuatu. Dari artian tersebut berarti
pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Pengembangan kurikulum menurut
sukmadinata adalah menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar
kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pengajaran,
sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan. Dalam pengembangan kurikulum ini
bisa berati penyusunan kurikulum yang sama sekali baru, atau menyempurnakan
kurikulum yang sudah ada sebelumnya.
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang
strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu
pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan pendidikan maka harus benar-benar
dikembangkan. Pengembangan kurikulum dilakukan karena sifat kurikulum yang
dinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar.
Disamping itu, masyarakat dan mereka yang belajar mengalami perubahan maka
langkah awal dalam perumusan kurikulum ialah penyelidikan mengenai situsi
(situation analysis) yang kita hadapi, termasuk situasi lingkungan belajar dalam artian
menyeluruh, situai peserta didik, dan para calon pengajar yang diharapkan

4
Nasution., Manajemen Pemngembangan Kurikulum., (Bandung: Aditya Bakti, 1993), hlm 15.
5
Uswatun Hasanah, Pengembangan Kurikulum Berbasis Edukotourism (Guepedia, 2021), hlm. 17

4
melaksanakan kegiatan. Pengembangan dan penyusunan kurikulum ini tergantung
dari kebijakan Negara yang terus mengikuti perkembangan dan perubahan global baik
nasional maupun internasional seperti millenial education yang berguna bagi peserta
didik di sekolah dan di luar sekolah terutama sekolah yang beragam peserta didiknya6.
Pilar utama dalam filsafat ilmu yang selalu menjadi pedoman yaitu: Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi (Suriasumantri :1987). Hakikat apa yang ingin diketahui
manusia merupakan pokok bahasan dalam ontologi. Dalam hal ini manusia ingin
mengetahui tentang “ada” atau eksistensi yang dapat dicerap oleh pancaindera.
Epsitemologi merupakan landasan kedua filsafat yang mengungkapkan bagaimana
manusia memperoleh pengetahuan atau kebenaran tersebut. Setelah memperoleh
pengetahuan, manfaat apa yang dapat digunakan dari pengetahuan itu. Inilah yang
kemudian membawa pemikiran kita menengok pada konsep aksiologi, yaitu filsafat
yang membahas masalah nilai kegunaan dari nilai pengetahuan.

1. Ontologis
Kata ontologi berdasarkatan perkataan Yunani, yaitu Ontos: being dan logos:
Logic jadi ontology adalah the theory of being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan). Atau bisa juga ilmu yang ada. Secara istilah ontology adalah ilmu
yang membahas hakikat yang ada yang merupakan realita baik berbentuk jasmani
atau konkrit maupun rohani atau abstrak. Berasal dari bahasa Yunani: on/ontos=
ada dan logos= ilmu. Jadi ontology adalah ilmu tentang yang ada. Secara ringkas
membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Dalam sumber lain
menyatakan bahwa ontology adalah pengkajian filsafat terkait dengan hakikat
realita (the nature of reality)7.
Ontology merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat
konkrit. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal
seperi Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebnyakan orang belum
membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf
yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam
yang merupakan asal mula segala sesuatu.
Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat pendidikan tidak
boleh bertentangan dengan filsafat. Secara ontologis, filsafat pendidikan berusaha

6
Damri, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Sekolah yang Beragam Peserta Didik, (Depok: PT Raja
Grafindo Persada, 2021), hal. 2
7
Ibid

5
mengkaji secara mendalam hakikat pendidikan dan semua unsur yang berhungan
dengan pendidikan. Terkait dengan ontology pendidikan para ahli pendidikan
sependapat bahwa ontology pendidikan merasakan realita suatu benda hanya
dengan jalan menuliskan nama benda, merasakan dan menyelami keberadaan
benda-benda tersebut yang sebenarnya bukan benda itu sendiri dan juga bukan tinta
yang tertera di atas kertas, melainkan realita yang berbeda dengan fisik dan simbol-
simbol benda itu. Kegiatan belajar yang dituntut kurikulum umumnya cenderung
menempatkan peserta didik berkontak langsung dengan lingkungan nyata, dengan
metode karyawisata dan demontrasi terhadap objek fisik. Dengan demikian, para
pakar pengembangan kurikulum tidak dapat mengabaikan antara pengajaran teori
dengan aplikasi/implementasi saja melainkan harus menentukan arah yang dianut
oleh penyusun dan pelaksana tentang realita.

2. Epistimologi
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari
dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti
pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau teori. Dengan
demikian epistimologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenahi
pengetahuan. Epistimologi dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang
benar (teori of knowledges). Epistimologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau
kebenaran pengetahuan. Epistomogi merupakan bagian dari filsafat yang
membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan asal mula
pengetahuan, batas – batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan. Objek material
epistimologi adalah pengetahuan . Objek formal epistemologi adalah hakekat
pengetahuan. Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang
pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari
pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini
terdapat beberapa logika, yaitu: analogi, silogisme, premis mayor, dan premis
minor. Dalam epistimologi dikenal dengan 2 aliran, yaitu:
a) Rasionalisme: Pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.
b) Empirisme: Realita kebenaran terletak pada benda kongrit yang dapat diindra
karena ilmu atau pengalam impiris.

6
Dalam sumber lain pengertian dari epistemology adalah cabang filsafat yang
mengkaji hakikat ilmu pengetahuan dan cara memperolehnya termasuk
menentukan kebenarannya8. Hubungan epistemologi dengan pendidikan adalah
untuk mengembangkan ilmu secara produktif dan bertanggung jawab serta
memberikan suatu gambaran-gambaran umum mengenai kebenaran yang diajarkan
dalam proses pendidikan. Epistemology yang berkaitan dengan kurikulum selalu
berusaha berusaha mengungkap kebenaran dan kesalahan berpikir dan bertindak di
dalam pembelajaran. Pandangan ini bertumpu pada asumsi bahwa ilmu
pengetahuan merupakan jantung/ pusat perhatian kurikulum, pendidikan, dan
pembelajaran.

3. Pengembangan Kurikulum Secara Aksiologis


Aksiologi yang terdapat pada pengembangan kurikulum merupakan bagian ketiga
dari kajian filsafat setelah ontologi dan epistimologi. Dimana Aksiologi berasal dari
bahasa Yunani terdiri dari kata “aksios” yang berartikan nilai atau sesuai dan logos
beratikan ilmu. Sehingga, aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari
tentang nilai. Pengertian dari aksiologis dalam KBBI adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai khususnya etika. Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang membahas mengenai tujuan ilmu pengetahuan
itu sendiri serta bagaimana manusia menggunakan ilmu tesebut. Sehingga, hakikat
ketercapaian dari aksiologi adalah manfaat yang ada pada suatu pengetahuan.
Objek yang dipelajari dalam aksiologi ialah nilai kegunaan ilmu, karena
diselaraskan dengan nilai-nilai budaya dan moral yang nantinya kegunaaan dari nilai
ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi manusia. Kajian yang terdapat pada aksiologi
dibagi manjadi dua, yakni: etika dan estetika.9
1) Etika (moral)
Pengertian etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni ethikos
atau ethos yang memiliki arti adat dan kebiasaan. Kemudian pengertian etika
secara umum adalah suatu teori yang membahas mengenai benar dan salah, baik

8
Damri, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Sekolah yang Beragam Peserta Didik, (Depok: PT Raja
Grafindo Persada, 2021), hal. 4
9
Ahmad Nurcholis, Budi Harianto, dan Biqi Asshafah Zain, Aksiologi Pengembangan Kurikulum Pembelajaran
Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsaru Tulungagung, At-Ta’lim, 6 (1), 2020, hal. 22-
23.

7
dan buruknya tingkah laku manusia yang ditentukan oleh akal (Rosnawati, dkk.
dalam Zaprulkhan, 2016).10
Ketika mengembangkan kurikulum perlu disadari adanya posisi etika yang
diintegrasikan dengan basis etika yang ada untuk masuk kurikulum. Pendidikan
pada dasarnya mempengaruhi peserta didik agar dapat menjadi orang yang
beretika dan bermoral yang sesuai dengan filsafah Negara Pancasila, agama, dan
budaya. Kemudian dalam mendidik peserta didik tentu diperlukan adanya
kurikulum sebagai alat guna menumbuhkan keinginan dalam diri peserta didik
untuk memilih nilai yang baik dan benar, serta diharapkan sukses di masyarakat
dan dapat menghindari nilai dan moral yang kurang baik. Sehingga, adanya
kurikulum diharapkan dapat menanamkan pengetahuan etika yang dibutuhkan
bagi peserta didik dalam menetapkan keputusan yang tepat.11
2) Estetika (keindahan)
Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata aesthesis yang
berartikan pencerapan inderawi, pengamatan spiritual atau pemahaman
intelektual. Estetika adalah nilai yang membahas mengenai bagaimana bentuk,
keindahan dan kesenangan pengalaman manusia. Pengalaman estetika yang
dimiliki oleh peserta didik, yakni melalui pendengaran, pengelihatan, perasaan,
dan lain sebagainya. Akan tetapi, ekstetika yang terdapat pada setiap orang
berbeda-beda, karena dapat disebabkan adanya berbedaan budaya. Hal tersebut
dapat di atasi dengan pengembangan kurikulum dan pendidikan yang
mengajarkan nilai estetika sesuai dengan standart pendidikan secara umum,
benar, dan nyata di masyarakat.12 Pengembangan kurikulum juga dapat dilihat
dari keikutsertaan masing-masing pihak, seperti pemerintah, guru, peserta didik,
dan masyarakat. Hal ini menjadikan sistem kurikulum ditujukan dalam upaya
menciptakan suatu kepribadian yang kreatif, berseni, dan selaras dengan tujuan
pendidikan.
Pengembangan kurikulum memberikan otonomi kepada kepala sekolah dan
satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi, situasi,
dan kebutuhan sekolah. Dalam penerapan kurikulum, guru berperan sebagai fasilitaor

10
Roenawati, dkk., Aksiologi Ilmu Pengetahuan dan Manfaatnya bagi Manusia, Jurnal Filsafat Indonesia, 4 (2),
2021, hal. 188.
11
Mohamad Ansyar, Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain, dan Pengembangan, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama
Mandiri, 2015), hal 74-75.
12
Ibid

8
dan membebaskan peserta didik untuk berkreasi, berpikir dan berkembang dalam
membangun pengetahuan.13

4. Pengembangan Kurikulum secara Yuridis


Secara yuridis (hukum), kurikulum merupakan suatu kebijakan publik yang
berdasarkan pada dasar filosofis bangsa serta keputusan yuridis dalam bidang
pendidikan. Kemudian landasan yuridis kurikulum ialah Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun
2006 tentang Standar isi.
1) RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tntang perubahan Metodologi
Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
2) PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional pendidikan.
3) INPRES No. 1 tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan Prioritas
pengembangan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran
aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya asing dan
karakter bangsa.
Beberapa landasan yiridis dari Undnag-Undang sebagai berikut:
1) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
2) UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
3) UU No. 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional,
beserta segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan jangka
menengah nasional.
4) Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan PP no. 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan (Ahmad Suryadi dalam Permendikbud no.67 tahun 2013).14

C. Rangkuman
Kurikulum merupakan alat yang di jadikan sebagai pedoman dasar dalam
pembelajaran peserta didik di sekolah yang telah di susun dengan berbagai aspek dalam
menentukan arah dan keberhasilan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
dalam Pendidikan.

13
Ahmad Nurcholis, Budi Harianto, dan Biqi Asshafah Zain, Op.cit, hal. 22.
14
Ahmad Suryadi, Pengembangan Kurikulum Jilid 2, (Jawa Barat: CV Jejak, 2020), hal. 12-13.

9
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Alasan dilakukan pengembangan kurikulum adalah
karena sifat kurikulum yang dinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri dengan kebutuhan
mereka yang belajar.
Pilar utama dalam filsafat ilmu yang selalu menjadi pedoman yaitu: Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi (Suriasumantri :1987). Hakikat apa yang ingin diketahui
manusia merupakan pokok bahasan dalam ontologi. Dalam hal ini manusia ingin
mengetahui tentang “ada” atau eksistensi yang dapat dicerap oleh pancaindera.
Epsitemologi merupakan landasan kedua filsafat yang mengungkapkan bagaimana
manusia memperoleh pengetahuan atau kebenaran tersebut. Setelah memperoleh
pengetahuan, manfaat apa yang dapat digunakan dari pengetahuan itu. Inilah yang
kemudian membawa pemikiran kita menengok pada konsep aksiologi, yaitu filsafat yang
membahas masalah nilai kegunaan dari nilai pengetahuan.

D. Tugas
Kerjakanlah latihan-latihan berikut untuk mengukur pemahamanmu terkait materi
yang ada!
1. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Tetapi, kurikulum dari waktu kewaktu perlu
adanya perubahan. Jelaskan mengapa perlu adanya perubahan dalam kurikulum yang
berlaku?
2. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana proses pengembangan kurikulum yang sesuai?
Bacalah kasus dibawah ini!
Di desa kedanyang, Gresik terdapat UPT SDN 24 Gresik yang saat ini sedang
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum K13 dengan konsep
pembelajaran terpadu. Dimana menggunakan tematik sebagai bahan ajar pendidik.
UPT SDN 24 Gresik saat ini juga sedang mengupayakan pengembangan kurikulum
terbaru dengan bantuan kepala sekolah, guru penggerak dan ketua lembaga setempat.
Berencana mengembangkan kurikulum yang menggabungkan antara KTSP dan K13,
karena dirasa K13 masih belum sefektif dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran saat ini. Dimana sekolah ingin mengembangkan kurikulum dengan

10
berfokus pada semua pelajaran tanpa terkecuali seperti bahasa Inggris yang bukan lagi
ekstrakulikuler dan memasukkan ke dalam mulok.
4. Dari kasus di atas analisislah penerapan kurikulum yang ada di SDN 24 Gresik
tersebut secara ontologi, epistemologi, aksiologi jelaskan!
5. Berikan solusi yang tepat menurut anda, mengenai pengembangan kurikulum yang
harus diterapkan oleh SDN 24 Gresik!

E. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Kurikulum merupakan program pendidikan yang di sediakan bagi peserta didik untuk
mendorong peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan merupakan pengertian menurut…
a. Harold B. Albertycs (1965)
b. Oemar Hamanik (2010)
c. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller
d. Rosnawati, dkk. dalam Zaprulkhan, 2016
2. Yang bukan pilar utama dari filsafat ilmu yaitu…
a. Aksiologi
b. Metodologi
c. Ontologi
d. Yuridis
3. Pengertian aksiologi menurut Totok (dalam Suriasumantri, 1990) adalah…
a. aksiologi merupakan teori nilai yang memiliki keterkaitan kegunaan dari
pengetahuan yang telah diperoleh
b. aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai
c. aksiologi ialah nilai-nilai yang dijadikan tolak ukur kebenaran, etika, dan moral
sebagai dasar pedoman penelitian
d. aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai-nilai bagaimana
manusia dalam menggunakan ilmu pengetahuannya
4. Aksiologi dibagi menjadi 2 yaitu…
a. Disiplin dan Moral
b. Dispilin dan Estetika
c. Etika dan Estetika
d. Etika dan Disiplin
5. Ontologi merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…

11
a. Nilai
b. Hakikat realita
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
6. Aksiologi merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…
a. Nilai
b. Hakikat realita
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
7. Epistimologi merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…
a. Nilai
b. Hakikat realita
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
8. Epistimologi merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…
a. Nilai
b. Hakikat realita
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
9. Dalam epistimologi terdapat 2 aliran yaitu rasionalisme dan ….
a. Empirisme
b. Nasionalisme
c. Idealisme
d. Realisme
10. Yang merupakan landasan yuridis kurikulum adalah…
a. UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
b. UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
c. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan
d. Semua benar
Uraian
1. Jelaskan pengertian kurikulum menggunakan bahasa kalian sendiri secara singkat!
2. Jelaskan mengapa ketika mengembangkan kurikulum perlu disadari adanya posisi etika
yang diintegrasikan dengan basis etika yang ada untuk masuk kurikulum!
3. Jelaskan pengertian estetika dalam perkembangan kurikulum secara aksiologi!

12
4. Dalam perkembangan kurikulum secara epistimologi terdapat 2 aliran. Jelaskan yang
dimaksud dari kedua aliran tersebut!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan perkembangan kurikulum secara yuridis!

F. Kunci Jawaban Formatif

Pilihan Ganda
1. Kurikulum merupakan program pendidikan yang di sediakan bagi peserta didik untuk
mendorong peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan merupakan pengertian menurut…
a. Harold B. Albertycs (1965)
b. Oemar Hamanik (2010)
c. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller
d. Rosnawati, dkk. dalam Zaprulkhan, 2016
2. Yang bukan pilar utama dari filsafat ilmu yaitu…
a. Aksiologi
b. Metodologi
c. Ontologi
d. Yuridis
3. Pengertian aksiologi menurut Totok (dalam Suriasumantri, 1990) adalah…
a. aksiologi merupakan teori nilai yang memiliki keterkaitan kegunaan dari
pengetahuan yang telah diperoleh
b. aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai
c. aksiologi ialah nilai-nilai yang dijadikan tolak ukur kebenaran, etika, dan moral
sebagai dasar pedoman penelitian
d. aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai-nilai bagaimana
manusia dalam menggunakan ilmu pengetahuannya
4. Aksiologi dibagi menjadi 2 yaitu…
a. Disiplin dan Moral
b. Dispilin dan Estetika
c. Etika dan Estetika
d. Etika dan Disiplin
5. Ontologi merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…
a. Nilai
b. Hakikat realita

13
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
6. Aksiologi merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…
a. Nilai
b. Hakikat realita
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
7. Yuridis merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…
a. Nilai
b. Hakikat realita
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
8. Epistimologi merupakan kajian filsafat yang tekait dengan…
a. Nilai
b. Hakikat realita
c. Hukum
d. Pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan
9. Dalam epistimologi terdapat 2 aliran yaitu rasionalisme dan ….
a. Empirisme
b. Nasionalisme
c. Idealisme
d. Realisme
10. Yang merupakan landasan yuridis kurikulum adalah…
a. UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
b. UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
c. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan
d. Semua benar
Uraian
1. Kurikulum merupakan alat yang di jadikan sebagai pedoman dasar dalam pembelajaran
peserta didik di sekolah yang telah di susun dengan berbagai aspek dalam menentukan
arah dan keberhasilan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam
Pendidikan.
2. Pendidikan pada dasarnya mempengaruhi peserta didik agar dapat menjadi orang yang
beretika dan bermoral yang sesuai dengan filsafah Negara Pancasila, agama, dan
budaya. Kemudian dalam mendidik peserta didik tentu diperlukan adanya kurikulum
sebagai alat guna menumbuhkan keinginan dalam diri peserta didik untuk memilih nilai

14
yang baik dan benar, serta diharapkan sukses di masyarakat dan dapat menghindari nilai
dan moral yang kurang baik. Sehingga, adanya kurikulum diharapkan dapat
menanamkan pengetahuan etika yang dibutuhkan bagi peserta didik dalam menetapkan
keputusan yang tepat.
3. Estetika adalah nilai yang membahas mengenai bagaimana bentuk, keindahan dan
kesenangan pengalaman manusia.
4. Aliran epistimologi:
a. aliran rasionalisme yang bersumber dari akal
b. aliran empirisme yang bersumber dari pengamatan
5. Secara yuridis (hukum), kurikulum merupakan suatu kebijakan publik yang
berdasarkan pada dasar filosofis bangsa serta keputusan yuridis dalam bidang
pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, T. W., (2016), Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetika. Jurnal Ilmu Komunikasi:
4 (2), hal. 190.
Ansyar, M., (2015) Kurikulum hakikat Fondasi, Desain, dan Pengembangan, Jakarta: PT.
Fajar Interpratama Mandiri.
Damri, (2021), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Sekolah yang Beragam Peserta
Didik, Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Hasanah, Uswatun. 2021. Pengembangan Kurikulum Berbasis Edukotourism. Guepedia
Lismina. (2018). Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia.
Nasution. (1993). Manajemen Pemngembangan Kurikulum. Bandung: Aditya Bakti.
Nurcholis, A., dkk., (2020), Aksiologi Pengembangan kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab
di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsari Tulungagung, At-Ta’lim: 6 (1), hal.
22-23.
Nurcholis, A., dkk., (2020), Aksiologi Pengembangan kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab
di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsari Tulungagung, At-Ta’lim: 6 (1), hal. 24.
Oemar Hamalik. (2010). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda Karya.
Roenawati, dkk., (2021), Aksiologi Ilmu Pengetahuan dan Manfaatnya bagi Manusia, Jurnal
Filsafat Indonesia: 4 (2), hal. 188.
S. Nasution. (1995). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryadi, A., (2020), Pengembangan Kurikulum Jilid 2, Jawa Barat: CV Jejak.

16

Anda mungkin juga menyukai