Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Penerapan Teori-Teori Fisika Dalam Kimia


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Pengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika”

OLEH:

Nama Mahasiswa : Restina Tiolenta Sihombing (4201121017)

Tara Amalya (4203121033)

Tri Anggraini (4202421024)

Kelompok : V (Lima)

Kelas : Pendidikan Fisika B 2020

Dosen Pengampu : Rajo Hasim Lubis S.Pd., M.Pd

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penyusun, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongan -Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup untuk menyusun makalah dengan baik. Penyusun juga berterima kasih
pada Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pengembangan
Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun.

Adapun tujuan penyusun dalam menyusun makalah yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika, dan juga makalah
ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi, serta dapat diaplikasikan sebagai bahan
pembelajaran.

Makalah ini disusun oleh penyusun dari berbagai bahan referensi jurnal dan buku
yang berhubungan dengan judul makalah yang sebelumnya telah diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika. Penyusun
berusaha se-objektif mungkin dalam menyusun makalah yang sederhana ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Segala kritik
konstruktif dan saran yang membangun selalu penyusun harapkan demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.

Medan, 02 Maret 2023

Penyusun

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 Konsep Bidang Kimia................................................................................................6
2.2 Hubungan fisika dengan bidang kimia....................................................................6
2.3 Aplikasi Fisika dalam bidang Kimia........................................................................7
BAB III................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua Sains, baik sains
benda-benda hidup maupun sains fisika. Dalam pengertian secara luas fisika itu cabang dari
ilmu pengetahuan yang menguraikan dan menjelaskan tentang unsur-unsur dalam bumi serta
penomenanya.

Fisika juga merupakan ilmu pengetahuan kuantitatif atau ilmu pengetahuan tentang
pengukuran, percobaan, dan hasil percobaan secara sistematis. Diantara ilmu seperti
astronomi, kimia, metalurgi, geologi, dan ilmu biologi tidak mungkin memberikan definisi
yang akurat tanpa mempergunakan dasar -dasar dalam ilmu fisika.

Tidak ada batas dari defenisi ilmu fisika yang akurat, ilmu pengetahuan yang berbeda
adalah sebagai contoh yang nyata bahwa ada ilmuan dan batas ilmu pengetahuan yang
dipakai sebagai percoban dengan nama-mana gabungan yaitu: kimia fisika, fisika astronomi,
fisika geologi, fisika biologi, kimia biologi, dan fisika obat-obatan.

Fisika merupakan ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada
penghapalan. Kunci kesuksesan dalam belajar fisika yaitu ada kemampuan kita untuk
memahami tiga hasil pokok fisika yaitu;

- konsep-konsep / penertian

- hukum-hukum / asas-asas

- teori-teori

Tujuan belajar fisika adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman


terhadap penerapan konsep-konsep fisika dan metode ilmiah yang melibatkan ketrampilan
proses untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping
itu, melalui belajar fisika diharapkan pula untuk dapat meningkatkan perkembangan IPTEK,
pelestarian lingkungan serta kekayaan alam Indonesia.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fisika adalah hal yang paling dasar dari ilmu
pengetahuan. Fisika berhadapan dengan sifat dan struktur suatu bahan atau zat. Biasanya
fisika dibagi lagi menjadi ilmu yang mempelajari gerak, cairan dan gas, panas, bunyi, cahaya,
listrik dan kemagnetan, dan topik modern mengenai kerelativan, struktur atom dan fisika
nuklir.

4
Maka dari itu semua prinsip-prinsip fisika sangat berperan penting dalam industri
proses kimia. Bidang Kimia tidak hanya mempelajari disiplin kimia tetapi juga mempelajari
ilmu fisika. Sebenarnya bisa dikatakan bahwa fisika lah ilmu yang banyak dipelajari dalam
ilmu teknik kimia. Misalnya tentang besaran dan satuan. Besar-besaran yang ada dalam fisika
juga dipakai dalam disiplin ilmu teknik kimia. Elektrolisa yang behubungan dengan arus
listrik juga berkaitan dengan teknik kimia. Sehingga hubungan fisika dengan teknik kimia
sangat erat sekali dalam penggunaan dan penganalisaan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
tentang penomena alam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah
diantaranya:
1. Bagaimana konsep hubungan fisika dengan bidang kimia?
2. Bagaimana penerapan teori fisika dalam bidang kimia?
3. Bagaimana aplikasi teori fisika dalam bidang kimia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui beberapa tujuan dari penulisan
makalah ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep hubungan fisika dan kimia


2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan teori fisika dalam bidang kimia
3. Untuk mengetahui aplikasi teori fisika dalam bidang kimia

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Bidang Kimia
Secara bahasa kimia berasal dari bahasa arab “al – kimia” yang memiliki arti
perubahan materi. Kimia juga berasal dari bahasa Yunan “khemia” dengan arti perubahan
materi. Secara istilah pengertian ilmu kimia adalah sebagai berikut : Ilmu kimia adalah ilmu
yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dari skala atom hingga molekul dan
perubahan energi yang menyertai suatu perubahan materi atau zat.

Kemudian menurut Chang (2005: 3) ilmu kimia di definisikan sebagai ilmu yang
mempelajari materi dan perubahannya. Zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia yaitu
unsur dan senyawa. Untuk mengetahui ciri dari suatu unsur dan senyawa dapat diketahui dari
sifat-sifat kimia dan fisis.Sifat kimia adalah sifat yang dapat ditunjukan dengan melalui
perubahan kimia sedangkan sifat fisis merupakan sifat yang dapat diamati tanpa mengubah
susunan zatnya.

Jika dibiarkan terjadinya perubahan materi, akan menimbulkan perubahan materi baru
dan perubahan energi baru. Apabila terjadi perubahan bentuk, maka akan berdampak terjadi
perubahan letak susunan, mengubah deformasi dan sampai dapat mempengaruhi sifat yang
berbeda dengan wujud semula.

2.2 Hubungan fisika dengan bidang kimia


Kimia fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena makroskopik, mikroskopik,
atom, sub-atom dan partikel dalam sistem dan proses kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep fisika, dengan bidang khusus seperti termodinamika kimia, kimia kuantum,
dan kinetika.

Kimia Fisika banyak menggunakan konsep-konsep dan prinsip Fisika Klasik (seperti
energi, entropi, suhu, tekanan, tegangan permukaan, viskositas, hukum Coulomb, interaksi
dipol), Fisika Kuantum (seperti foton, bilangan kuantum, spin, kebolehjadian, prinsip
ketakpastian), maupun Mekanika Statistik (seperti fungsi partisi, distribusi Boltzmann).

Dalam ilmu teknik kimia, perpindahan panas merupakan salah satu dasar ilmu teknik
kimia. Ilmu teknik kimia yang berhubungan dengan proses-proses kimia dalam suatu industri
perlu mempelajari perhitungan dari proses tersebut yang dasar teorinya adalah dari fisika
(termodianamiaka). Perhitungan ini berguna untuk pengawasan dari proses kimia yang
berlangasung dan untuk mengetahui berapa banyak bahan atau keadaan suatu reaksi

6
(besarnya tekanan, suhu, panas, dan lainlain). lni sangat diperlukan agar proses tersebut dapat
dijalankan.

Seorang satjana Teknik Kimia harus menguasai dan mendalami dasar-dasar fisika yang
sangat penting untuk mempelajari mata kuliah bidang teknik kimia khususnya dalam teori
tentang termodinamika.

Termodinamika merupakan salah satu bidang ilmu fisika yang mempelajari tentang
berbagai macam bentuk tenaga dalam bentuk suatu sistem. Misalnya tenaga listrik, tenaga
kimia, tenaga radiasi, tenaga panas, tenaga cahaya dan sebagainya. Termodinamika hanya
mempelajari hubungan antara tenaga awal dan tenaga akhir dari sistem tersebut. Tenaga dari
sistem adalah jumlah tenaga potensial dan tenaga kinetiknya. Termodinamika memiliki dua
hukum yang sangat penting untuk dasar ilmu teknik kimia.

Hukum I termodinamika "Tenaga tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tapi hanya dapat
diubah dalam bentuk tenaga lainya”.

Hukum II termodinamika “Semua proses-proses yang terjadi didalam alam bertendensi


terjadi dengan kenaikan entropi”.

2.3 Aplikasi Fisika dalam bidang Kimia


a. Konsep Materi dan Perubahanya

Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang
(mempunyai volume). Segala benda di alam semesta, termasuk tubuh manusia merupakan
materi. Materi terdapat 3 macam wujud: liquid (cair), solid (padat), dan gas. Perubahan
materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat yang lain baik yang menjadi
zat baru maupun tidak. Dalam membahas materi dan perubahannya ini tidak terlepas dari
macam-macam zat yaitu terdiri atas zat padat, cair dan gas. Mengenai hal tersebut tidak
terlupakan bahwa ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari kejadian nyata yang
berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti hal berikut ini, tentu kita tidak asing lagi dengan detergen dan noda pada
pakaian, mengapa detergen dapat menghilangkan noda yang menempel pada pakaian? Hal
tersebut tidak lepas dari konsep materi dan menyangkut wujud zat ini, dalam membahas
wujud zat tentu ada gaya tarik-menarik molekul-molekul. Karena gaya tarik mini molekul
ini maka detergen dapat mengangkat noda pada pakaian. Sabun dan detergen dapat
memperkecil pengaruh tegangan permukaan di air. Tegangan permukaan di air murni
sangat tinggi, sehingga kotoran baju masih melekat di baju. Jika pada saat proses pencucian
baju, air murni diberi detergen, tegangan permukaan air di lubang-lubang kecil yang
7
dibentuk oleh serat-serta baju menjadi berkurang oleh detergen, sehingga kotoran dapat
lepas dari lubang-lubang serat di baju. Sehingga dengan detergen kotoran yang menempel
pada baju dapat hilang.

Adapun zat yang dapat mengurangi tegangan permukaan di dalam cairan disebut
surfaktan. Jadi dapat disimpulkan bahwa materi adalah apapun yang memiliki massa dan
menempati ruang. Suatu materi dapat mengalami perubahan yaitu perubahanfisika dan
perubahan kimia.Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak meng_hasilkan zat baru,
sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru.Perubahan
materi melibatkan sifat materi misalnya perubahan fisika melibatkan sifat fisika suatu
materi sedangkan perubahan kimia melibatkan sifat kimia suatu materi (Tippler,
1998).Untuk lebih memudahkan untuk memelajari suatu materi di alam ini maka perlu
diklasifikasikan.Pengklasifikasian materi berdasarkan wujud dapat dibedakan mejadi zat
padat, cair, dan gas.Sedangkan pengklasifikasian materi berdasarkan komponen_nya dapat
dibedakan menjadi zat tunggal dan campuran.

b. Termokimia Dalam Buli-Buli

Prinsip kerja pada buli-buli (kantong air) ini sama halnya seperti prinsip kerja
termokimia pada termos tempat penyimpanan air panas. Buli-buli biasanya digunakan
untuk mengompres. Cairan yang dimasukan kedalam buli-buli ini biasanya H2O bersuhu
tinggi (panas) atau H2O bersuhu rendah (dingin). Air yang dimasukan kedalam buli-buli
biasanya bersuhu 36°C sampai 38°C jika panas. Buli-buli ini biasanya dipergunakan untuk
meredakan sakit kepala, sakit perut, gigi, keram dan pegal dibagian otot kaki. Secara
konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli kedalam tubuh sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga akan terjadi penurunan ketegangan
otot.

Kompres ini dilakukan dengan menggunakan buli-buli panas yang dibungkus dengan
kain, dengan suhu berkisar antara 36°C sampai 38°C yang ditempelkan pada sisi kanan
atau sisi kiri pada bagian tubuh yang dirasa sakit atau pegal akibat ketegangan otot. Air
panas yang ada didalam buli-buli ini harus diganti secara berkala sekitar tiap 5 menit
sekali.Supaya suhu buli-buli dapat bertahan (tetap).Hal seperti ini dapat kita sebut dengan
reaksi eksoterm, karena suhu di luar buli-buli serta merta mempengaruhi keadaan suhu
didalam buli-buli.Yang pada akhirnya mengakibatkan suhu buli-buli menurun, karena suhu
diluar buli-buli lebih rendah daripada suhu yang ada didalam buli-buli

8
c. Penerapan Termokimia Dalam Kabin Mobil

Jika anda seorang yang mengendarai mobil silakan buka jendela setelah anda
masuk mobil dan jangan terburu-buru menyalakan AC. Hal ini dilakukan agar udara yang
ada di dalam mobil bisa segera keluar dan tergantikan dengan udara yang lebih segar.
Ternyata udara yang ada di dalam mobil (saat diparkir) mengandung Benzene/Bensol.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh UC; dashboard mobil, sofa, air freshener
akan memancarkan Benzene, hal ini bisa disebabkan oleh suhu ruangan yang meninggi.
Tingkat Benzene yang dapat diterima dalam ruangan adalah 50mg per sqft. Sebuah mobil
yg parkir di ruangan dengan jendela tertutup akan berisi 400-800mg dari Benzene. Jika
parkir di luar rumah di bawah sinar matahari pada suhu di atas 60̊F, tingkat Benzene
berjalan sampai 2000-4000mg, 40kali dengan tingkat yang dapat diterima. Orang-orang di
dalam mobil pasti akan menyedot kelebihan jumlah toksin (racun). Jika korban menghirup
toksin ini pada high level benzene dapat mengakibatkan kematian, sedangkan menghirup
low level benzene dapat menyebabkan kantuk, pusing, mempercepat denyut jantung, sakit
kepala, tremors, kebingungan, dan ketidaksadaran.

d. Contoh beberapa penerapan fisika, khusus dalam kimia diantaranya

1) Biokimia, mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang
terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat
erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan
dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika.

2) Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan


antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang
tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.

3) Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa
organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang
berdasarkan rantai karbon.

4) Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya energitika dan
dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting dalam kajian ini di
antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia, elektrokimia, mekanika tatistika,
dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki banyak tumpang tindih dengan fisika
molekular. Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus untuk menurunkan
persamaan, dan biasanya berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.

9
5) Kimia Material menyangkut bagaimana menyiapkan, mengkarakterisasi, dan
memahami cara kerja suatu bahan dengan kegunaan praktis.

6) Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya dalam
matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam
kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan
komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang
merupakan seni pengembangan dan penerapan program komputer untuk
menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih
(secara teori dan eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika molekular.

7) Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom bergabung dan membentuk


inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari kimia nuklir dan tabel nuklida
merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang ini.

Bidang lain antara lain adalah astrokimia, biologi molekular, elektrokimia,


farmakologi, fitokimia, fotokimia, genetika molekular, geokimia, ilmu bahan, kimia aliran,
kimia atmosfer, kimia benda padat, kimia hijau, kimia inti, kimia medisinal, kimia
komputasi, kimia lingkungan, kimia organologam, kimia permukaan, kimia polimer, kimia
supramolekular, nanoteknologi, petrokimia, sejarah kimia, sonokimia, teknik kimia, serta
termokimia. Pada kimia nuklir ada beberapa yang dipelajari dalam bidang ilmu fisikanya.
Sebelum membahas lebih dalam tentang kimia nuklir perlu diketahui tentang atom terlebih
dahulu. Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif,
yang biasanya mengandung proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang
mengimbangi muatan positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat
diuraikan dari suatu unsur dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang
rapat dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem elektron.

Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama pada
intinya. Jumlah ini disebut sebagai nomor atom unsur. Sebagai contoh, semua atom yang
memiliki 6 proton pada intinya adalah atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang
memiliki 92 proton pada intinya adalah atom unsur uranium. Ion atau spesies bermuatan,
atau suatu atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron.
Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na+) dan anion bermuatan negatif
(misalnya klorida Cl-) dapat membentuk garam netral (misalnya natrium klorida,
NaCl).Contoh ion poliatom yang tidak terpecah sewaktu reaksi asam-basa adalah
hidroksida (OH-) dan fosfat (PO43-).Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh

10
dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya.sebagai
contoh, air merupakan senyawa yang mengandung hidrogen dan oksigen dengan
perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi
kimia.Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni
yang masih mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari
dua atau lebih atom yang terikat satu sama lain.

Suatu ‘zat kimia’ dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran
senyawasenyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita
temukan
dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy,
biomassa, dll. Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom
dalam molekul atau kristal. Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan
konsep bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan
susunannya. Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk
menduga banyak dari struktur ionik.Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti
kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken
pemahaman yang lebih dalam dengan basis mekanika kuantum. Reaksi kimia adalah
transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan
penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul
menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antara ilmu fisika dan ilmu kimia satu sama lain saling menguatkan, ada fenomena fisika

tertentu yang lebih mudah dijelaskan dengan ilmu kimia dan juga sebaliknya. Dalam bidang

keilmuan, juga dikenal yang namanya Kimia Fisik. Kimia Fisik adalah ilmu yang
mempelajari

fenomena makroskopik, mikroskopik, atom, subatom dan partikel dalam sistem dan proses

kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep fisika, dengan bidang khusus,

termodinamika kimia, kimia kuantum, dan kinetika.

Bagian penting dari ilmu ini termasuk termodinamika kimia, kinetika kimia, kimia
kuantum, elektrokimia, kimia permukaan dan kimia padatan, dan spektroskopi. Kimia fisika
juga penting bagi ilmu material modern. Pada satu sisi ilmu fisika dan kimia sangat
bersinggungan yaitu pada bidang konfigurasi elektron dalam atom. Ilmu fisika lebih
mendalami mengapa elektron membentuk konfigurasi tersebut sedangkan ilmu kimia
mempelajari dampak dari konfigurasi elektron pada reaksi kimia. Sedangkan untuk reaksi
nuklir dimana yang terjadi adalah pertukaran sub atomik seperti proton dan neutron maka
bidang ini tidak masuk kimia lagi tetapi sudah masuk bidang fisika nuklir.

3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan, terutama tentang teori-teori fisika dalam kimia. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan
menjadi pedoman untuk kita semua

12
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, Farida, dkk. 2015. Jurnal Teknik Kimia USU : Aplikasi Elektrokoagulasi dalam
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Vol 4(4)
https://deepublishstore.com/blog/hakikat-ilmu-kimia/
Ketut Sumarni, Ni, dkk. 2013. Online Jurnal of Natural Science : Kajian Fisika Kimia
Limbah Styrofoam dan Aplikasinya. Vol 2(3)
Siregar, Harrys. 2003. “PERANAN FISIKA PADA DISIPLIN ILMU TEKNIK KIMIA”.
Digital Library USU
Seba Ngara, Zakarias, dkk. 2021. Jurnal Fisika : Fisika dan Aplikasinya. Sintesis Material
Karbon Nanodots dari Buah Sirsak drngan Logam Besi dan Kajian Spektrum
Serapannya. Vol 6(1)
Wulandari, Futri, dkk. 2015. Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya. Pengaruh Konsentrasi
Larutan NaOH pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa untuk Adsorpsi Logam Cu 2+.
Vol 16(2)

13

Anda mungkin juga menyukai