Anda di halaman 1dari 28

Makalah

MATA, PENGLIHATAN SISTEM OPTIK, DAN GANGGUAN


PENGLIHATAN

(Disusun dan Didiskusikan pada mata kuliah Biofisika yang diampuh oleh Ibu Dr.
Tirtawati Abdjul S.Pd, M.Pd)

Oleh Kelompok 4:
Noviyanti Hasyim (433419026)
Altri Rahmadani Lanio (433419023)
Wahyuni Nurnaningsih (433419046)
Indah S Kaharu (43341902
Risnawati Polapa (433419028)

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah
dengan judul “Mata, Sistem Optik dan Gangguan Penglihatan” ini tepat pada
waktunya. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa dalam mengupas
permasalahan di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal
sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain karena keterbatasan
kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan mendalam. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya penulis harapkan, sebagai
masukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang.
Demikianlah makalah ini , penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, bagi pembaca umumnya, dalam memberikan informasi
tentang pengantar pendidikan

Gorontalo, 03 oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................2
1.2. Rumusan masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
2.1 Biofisika.....................................................................................................
2.1 Mata………………………………………………………………………..
2.2 Penglihatan sistem optik…………………………………………………..
2.3 Gangguan penglihatan…………………………………………………….
BAB III PENUTUP.............................................................................................21
3.1 Kesimpulan................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biofisika adalah cabang ilmu pengetahuan yang relatif muda; itu muncul
sebagai subbidang yang pasti di awal hingga pertengahan abad ke-20. Namun, dasar-
dasar untuk studi biofisika diletakkan jauh lebih awal, pada abad ke-19, oleh
sekelompok ahli fisiologi di Berlin. Sekolah ahli fisiologi Berlin termasuk Hermann
von Helmholtz, Emil DuBois-Reymond, Ernst von Brücke, dan Carl Ludwig. Pada
1856, Adolf Fick, salah satu siswa Ludwig, bahkan menerbitkan buku teks biofisika
pertama. Tetapi teknologi dalam fisika belum cukup maju saat ini untuk mempelajari
bentuk kehidupan secara terperinci, seperti pada tingkat molekuler(Suhardiayanto H,
2009).

Pada paruh pertama abad ke-20, para ilmuwan Jerman mendominasi biofisika.
Mereka mempelajari medan elektromagnetik dan cahaya, dan mereka menjadi sangat
peduli dengan mempelajari efek radiasi pada makhluk hidup. Popularitas biofisika
naik ketika fisikawan Austria Erwin Schrödinger menerbitkan buku What is Life?
Pada tahun 1944. Buku ini didasarkan pada serangkaian kuliah umum yang diberikan
Schrödinger tentang menjelaskan proses makhluk hidup melalui fisika dan
kimia(Suhardiayanto H, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan biofisika


2. Apa yang dimaksud dengan mata?
3. Bagaimana penglihatan sistem optik?
4. Bagaimana gangguan penglihatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian biofisika

4
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mata
3. Untuk mengetahui bagaimana penglihatan sistem optik
4. Untuk mengetahui bagaimana gangguan penglihatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biofisika

Dasar studi biofisika telah dimulai pada abad ke-19, oleh sekelompok ahli
fisiologi di Berlin, yaitu Emil du Bois-Reymond, Ernst von Brücke, Hermann von
Helmholtz, dan Carl Ludwig. Kemudian pada tahun 1982, terlepas dari pencapaian
keempat ilmuwan tersebut, Karl Pearson memperkenalkan istilah “Bio-Fisika” dalam
bukunya yang berjudul The Grammar of Science. Buku tersebut menjelaskan
mengenai ilmu yang menghubungkan ilmu biologi dengan ilmu fisika, atau yang
kemudian dikenal dengan istilah biofisika(Randy V.S. Kindangan, dkk.2014).

Biofisika digabungkan ke dalam banyak bidang biologi yang beragam.


Beberapa topik penelitian di bidang biofisika atau yang melibatkan biofisika antara
lain(Indra N.S. Ruray, dkk.2103) :

 Biofisika membran adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi
biologis membran dengan menggunakan metode fisika, komputasi, matematis
dan metode biofisika. Berbeda dengan biologi membran, biofisika membran
berfokus tentang struktur dan fungsi membran sel, termasuk pembentukan
rakit lipid dan penggandengan protein-lipid, serta karakteristik mekanisnya,
dan pengaruhnya terhadap transpor paraseluler dan fenomena yang berkaitan
dengan bentuk sel.
 Biofisika komputasi / teoritis menggunakan pemodelan matematika, termasuk
algoritma numerik untuk mempelajari prinsip-prinsip fisik yang mendasari
sistem biologi.
 Rekayasa protein adalah proses pengembangan, membuat atau memodifikasi
protein untuk meningkatkan penggunaannya bagi manusia. Rekayasa protein
merupakan cabang ilmu baru dengan banyak penelitian yang dilakukan untuk

6
memahami pelipatan protein (protein folding) dan pengenalan prinsip desain
protein (protein design).
 Struktur molekuler biofisika adalah ilmu yang mempelajari tentang prinsip-
prinsip fisik yang mengatur dalam sistem biomolekuler. Ilmu ini juga
menjelaskan fungsi biologis dalam hal struktur molekul, organisasi struktural,
dan perilaku dinamis pada berbagai tingkat kompleksitas (dari molekul
tunggal hingga struktur supramolekuler, virus dan sistem kehidupan dalam
skala kecil).
Mekanisme biofisika menggunakan mekanisme fisik untuk menjelaskan
terjadinya proses biologis, termasuk transduksi energi dalam membran,
pelipatan protein dan struktur protein yang mengarah pada fungsi tertentu,
serta pergerakan sel, dan perilaku listrik sel(Indra N.S. Ruray, dkk.2103).

Dalam suatu sistem kerja (Corlett and Clark, 1995), interaksi yang penting bukan
hanya antara manusia dengan lingkungan fisiknya akan tetapi juga dengan peralatan
dan perlengkapan yang digunakan pada waktu bekerja. Ketiga bentuk interaksi ini
dilukiskan pada gambar berikut ini:

Di dalam Anonim (2007) dikemukakan bahwa biofisika adalah studi tentang


fenomena biologis dengan menggunakan metode-metode dan konsep-konsep fisika,
sedangkan di dalam Anonim (2005) dikemukakan bahwa biofisika adalah studi

7
interdisipliner tentang fenomena dan problem-problem biologis dengan menggunakan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik fisika. Biofisika bergantung pada teknik-teknik
yang berasal dari ilmu fisika tetapi difokuskan pada problem-problem biologis.

Biofisika adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan metode fisika


untuk mempelajari proses biologis. Fisika menggunakan hukum matematika untuk
menjelaskan dunia alami, dan itu dapat diterapkan pada organisme dan sistem
biologis untuk mendapatkan wawasan tentang cara kerjanya.Penelitian dalam
biofisika telah membantu mencegah dan mengobati penyakit, memajukan
pengembangan obat, dan menciptakan teknologi untuk memungkinkan manusia hidup
lebih berkelanjutan dan melindungi lingkungan yang berubah(Suhardiayanto H,
2009).

Mengacu pada definisi yang telah dikemukakan mengenai biofisika, maka


dalam konteks seorang pekerja yang melakukan aktivitas di alam terbuka, maka
biofisika dapat dipandang sebagai studi tentang fenomena biologis pada seorang
pekerja yang berinteraksi dengan lingkungan fisik setempat ketika sedang melakukan
aktivitas kerja dengan menggunakan prinsip, konsep, dan metode fisika. Dalam hal
ini Campbell (1977) menyebut kajian fisika dalam konteks ini sebagai biofisika
lingkungan. Menurut Campbell (1977) perkembangan dalam bidang biofisika
lingkungan terutama terfokus pada dua bidang yaitu:

1. Penggunaan model-model matematis untuk mengkuantifikasi laju transfer


panas dan massa.
2. Pengunaan persamaan kontinuitas yang telah mengantar pada analisis neraca
energi.

Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa dalam biofisika lingkungan


dipelajari mengenai bagaimana penerapan konsep-konsep fisika pada interaksi

8
antara mahluk hidup dengan lingkungan fisiknya, sehingga dalam konteks ini
dipelajari mengenai aplikasi konsep-konsep fisika pada interaksi antara
pekerja dan lingkungan fisiknya ketika melakukan aktivitas di alam terbuka.

Biofisika Juga adalah salah satu cabang ilmu fisika yang menerapkan prinsip,
pendekatan, atau metode fisika dalam mengkaji atau memahami suatu masalah
biologi.Biofisika tergolong dalam ilmu yang relatif baru yang dapat dikaitkan dengan
keberhasilan alat biofisik dalam mengungkap struktur molekul asam
deoksiribonukleat (DNA)(Randy V.S. Kindangan, dkk.2014).

2.2 Mata

Menurut Jogi (2009:3) Mata adalah organ penglihatan yang terletak di rongga
orbital. Hal ini hampir berbentuk bulat dan sekitar 2,5 cm. Volume bola mata adalah
sekitar 7 cc. Ruang antara mata dan rongga orbital ditempati oleh jaringan lemak.
Dinding tulang dari orbit dan lemak membantu melindungi mata dari cedera.
Struktural dua mata terpisah tapi mereka berfungsi sebagai pasangan. Hal ini
dimungkinkan untuk melihat dengan hanya satu mata, tapi visi tiga dimensi
terganggu ketika hanya satu mata yang digunakan terutama dalam kaitannya dengan
penghakiman jarak.
Menurut Purnomo (2003) menjelaskan bahwa mata merupakan alat indra yang
terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang
masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan
gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak. Sedangkan menurut
Takemoto yang mengutip Streit menjelaskan bahwa mata adalah organpenglihatan
yang mendeteksi cahaya. Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari dua pengertian
diatas bahwa mata adalah sebuah indera yang dapat menghasilkan gambar dan objek
sebagai pusat perhatian dengan cara mendeteksi jumlah cahaya.
Mata adalah indera penglihatan yang berfungsi mempersepsikan bentuk,
ukuran, warna, maupun kedudukan suatu objek. Fungsi mata sangat penting bagi

9
kehidupan manusia Mata merupakan organ yang diciptakan Tuhan dan termasuk
salah satu organ vital yang penting nilainya. Manusia dapat memperoleh informasi
sebanyak 80% hanya dengan melihat (Kurmaselaet al. 2013).
Mata berbentuk seperti bola, kecuali tonjolan yang berada didepan mata yaitu
tempat masuknya cahaya. Bagian luar mata terdapat sebuah lapisan putih dan kaku,
keras disebut sclera. Daerah tonjolan mata terdapat lapisan transparan yang dilewati
cahaya disebut dengan kornea (Syaifuddin, 2012).
Mata terletak dalam bantalan lemak yang dapat meredam goncangan.
Diameter bola mata manusia ± 2,5 cm. Mata dapat bekerja secara efektif menerima
cahaya dengan rentang intensitas yang sangat lebar sekitar 10 milyar cahaya.
a. Struktur Mata
Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu
dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke
pusat penglihatan pada otak, untukditafsirkan, anatomi organ penglihatan dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: (Syaifuddin, 2012)
1. Adneksa Mata
Jaringan bagian pendukung mata yang terdiri dari beberapa bagian
mata seperti Kelopak mata Bagian pelindung bola mata karena berfungsi
sebagai proteksi mekanis pada bola mata anterior yang menyebarkan air mata
ke konjungtiva dan kornea sehingga dapat mencegah mata menjadi kering.
Kelopak mata memiliki rambut/bulu yang tumbuh tepi kelopak. Kelopak mata
memiliki kulit yang lebih tipis dibandingkan dengan kulit pada bagian tubuh
lainnya (Cameron et al. 2006).
Kelopak mata terdiri dari jaringan fibrosa yang ditutupi kulit dan
dibatasi oleh membran mukosa. Bagian tepi kelopak ditumbuhi rambut (bulu
mata) yang mencegah masuknya debu, serangga (Cameron et al, 2006).
Pada kelopak mata terdapat otot-otot orbicularis dimana otot polos ini
dipersarafi oleh sistem saraf simpatis, sehingga jika terjadi kerusakan oleh
persarafan simpatis akan terjadi ptosis ringan. Tepi kelopak mata merupakan

10
sambungan mukotan, sambungan ini mengandung muara kelenjar minyak
Meibom yang terletak di lempeng tarsal. Kelenjar ini mensekresi komponen
lipid dari film air mata. Bagian medial pada kelopak mata atas dan bawah
dimana dua pungta kecil membentuk bagian awal sistem drainse lakrimal
membentuk kanalikulus komunis sebelum memasuki sakus lakrimalis. Duktus
nasolakrimalis berjalan dari sakus ke hidung. Drainase air mata merupakan
proses aktif, setiap kedipan kelopak mata akan membantu memompa air mata
melalui sistem ini (James, Chew dan Bron, 2006).
2. Bola Mata
a. Konjungtiva
Merupakan bagian terluar boa mata yang memiliki pembuluh darah. Membrane
mukosa (selaput lendir) yang melapisi kelopak dan melindungi bola mata bagian
luar. Konjungtiva terbagi menjadi 2 (dua) yaitu konjungtiva palpebral (melapisi
kelopak mata) dan konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan bola mata).
Konjungtiva berfungsi sebagai proteksi pada sclera dan memberi pelumas pada
bola mata (Gul, 2007).
b. Kornea
Merupakan selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat
mengganggu penglihatan. Jendela bening yang melindungi struktur halus yang
berada dibelakangnya serta membantu memfokuskan bayangan pada retina.
Kornea memiliki ketebalan ± 0,5 mm dan tidak mengandung pembuluh darah
(Syaifuddin, 2012).
Kornea memfokuskan bayangan dengan membiaskan atau membelokkan berkas
cahaya. Besarnya pembiasan (refraksi) bergantung pada kelengkungan
permukaannya dan kecepatan cahaya pada lensa dibandingkan pada benda sekitar
(indeks bias relatif). Indeks bias hampir konstan untuk semua kornea, tetapi
kelengkungan cukup bervariasi pada setiap orang dan berperan besar dalam
gangguan penglihatan. Kornea yang terlalu melengkung mata akan berpenglihatan
dekat, sedang jika kelengkungan pada kornea kurang maka mata akan

11
berpenglihatan jauh. kelengkungan yang tidak merata akan menyebabkan
astigmatisme (Cameron et al, 2006).
c. Sklera
Jaringan ikat dengan serat yang kuat berwarna putih di bawah konjungtiva serta
merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk
bola mata (Gul, 2007). Sklera terbentuk dari serabut kolagen yang saling berkaitan
dengan lebar yang berbeda-beda, terletak diatas substansi dasar dan dipertahankan
oleh fibrolas. Ketebalan sclera bervariasi, 1 mm disekitar papil saraf optic dan 0,3
mm tepat di posterior insersi otot (James, Chew dan Bron, 2006).
d. Retina
Retina merupakan mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat
ujung-ujung nervusoptikus bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh
mata) maka berkas-berkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus
humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina.
Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah
visuil dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari
kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk (Syaifuddin, 2012).
Sel Kerucut pada retina bertanggung jawab untuk penglihatan siang hari, sel-sel ini
terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk penglihata detail seperti
membaca huruf kecil. Sel batang berfungsi pada penglihatan malam hari, sel-sel
ini sensirif terhadap cahaya dan tidak seperti sel kerucut yang memberikan sinyal
informasi panjang gelombang (warna). Sel batang menyusun sebagian besar
fotoreseptor diretina bagian lainnya (James, Chew dan Bron, 2006).
e. Uvea
Lapisan vascular di dalam bola mata yang terdiri dari 3 bagian yaitu iris, korpus
siliar dan koroid. Iris membentuk pupil di bagian tengahnya, suatu celah yang
dapat berubah ukurannya dengan kerja otot sfingter dan dilator untuk mengontrol
jumlah cahaya yang masuk ke mata. Lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur
banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata .Iris memiliki lapisan batas anterior

12
yang tersusun dari fibroblast dan kolagen serta stroma selular dimana otot sfingter
terletak di dalamnya yang dipersarafi oleh sistem saraf parasimpatis (James et al,
2006).
Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan
koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk
memberi nutrisi pada bagian mata (Gul, 2007).
Proses akomodasi dipengaruhi oleh M.Ciliaris, dimana otot ini berperan untuk
berkontraksi sehingga terjadi pengenduran dari Zonula zinnia yang berakibat
pencembungan lensa karena elastisitasnya, sehingga menambah kekuatan
refraksinya. Otot siliaris dipersarafi oleh sistem parasimpatis (James, Chew dan
Bron, 2006).
f. Pupil
Lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan
iris. Bulatan hitam yang ada di tengah-tengah adalah pupil. Bila cahaya lemah iris
akan berkontraksi dan pupil melebar (midriasis) yang dipengaruhi oleh saraf
simpatis sehingga cahaya yang masuk lebih banyak. Sedangkan bila cahaya kuat
iris akan berelaksasi dan pupilmengecil (miosis) sehingga cahaya yang masuk
tidak berlebihan, dipengaruhi oleh saraf parasimpatis. Pupil sebagai pengatur
kebutuhan cahaya yang diperlukan (Gul, 2007).
g. Lensa mata
Struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan cekung, dengan kecekungan
terbesar berada pada sisi depan. Lensa adalah organ fokus utama, yang
membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat,
menjadi bayangan yang jelas pada retina (Syaifuddin, 2012).
Lensa merupakan elemen refraktif terpenting kedua pada mata setelah kornea,
dimana lensa disangga oleh serabut zonula yang berjalan diantara korpus siliaris
dan kapsul lensa. Serabut zonula ini metransmisikan perubahan pada otot siliaris
sehingga membuat lensa mengubah bentuk dan kekuatan refraksinya. Pertambahan

13
usia akan membuat serabut yang letaknya di dalam akan kehilangan nucleus dan
organel intraselulernya (James, Chew dan Bron, 2006)
h. Koroid
koroiddibentuk oleh arteriol, venula dan anyaman kapiler padat. Membrane
dasarnya dengan membrane dasar epitel pigmen retina membentuk membrane
Bruch yang aselular berfungsi sebagai sawar difusi antara koroid dan retina.Koroid
berada diantara sclera dan retina yang juga merupakan lapisan gelap kecoklatan,
warna gelap ini berfungsi untuk mencegah refleksi (pantulan sinar). Bagian ini
mengandung banyak pigmen dan pembuluh darah, berfungsi sebagai penyedia
nutrisi dan oksigen (James, Chew dan Bron, 2006).
i. Vitreus humor
Vitreus humor sering disebut juga vitreous adalah gel yang mengisi ruang antara
lensa mata dan retina di dalam bola mata manusia atau vertebrata.
j. Blind spot (titik buta)
titik buta adalah daerah visual di otak yang tidak mendapatkan informasi dari
mata,, yakni daerah yang berhubungan dengan kurangnya deteksi cahaya dari sel
fotoreseptor dimana saraf optic melewati cakram optic pada retina.
k. kelenjar lakrima
Air mata manusia diproduksi oleh kelenjar yang disebut dengan lakrimal.
Kelenjar lakrimal berukuran kecil yang terletak di kelopak mata atas. Setelah
diproduksi, air mata akan dialirkan menuju bukaan kecil yang ada dimata baian
depan. Jad setiap kai berkedip air mata menyebar kesulur bagian mata.
l. iris
Iris mata merupakan salah satu bagian mata yang berada di dalam. Fungsi iris
mata adalah untuk memberi warna pada mata dan mengatur besar kecilnyaq pupil.
m. beranda depan (Aqueous humour) beranda depan adalah cairan berlendir yang
transparan menyerupai plasma namun emiliki konsentrasi protein yang rendah.
Cairan ini dihasilkan oleh tubuh siliari, struktur yang mendukung lensa.
n. bintik kuning

14
bintik kuning pada mata adalah pertumbuhan kecil (nonkanker) yang dapat
terbentuk di konjungtiva (lapisan tipis yang menutupi bagian putih mata) tepatnya
berada di dekat kornea. Bintik kuning yang dikenal sebaga pinguekula ini biasanya
muncul disisi dalam mata yang dekat dengan hidung.

3. Rongga Orbita
Rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh.
Otototot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot
yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat
melirik (Syaifuddin, 2012). Otot – otot mata ada enam macam yang berfungsi
sebagai penggerak bola mata membuat gerakan bola mata bersifat ritmis dan
harmonis yaitu:
1. Musculus rektus internus (medius), otot mata yang menggerakkan bola
mata ke arah medial
2. Musculus rektus externus (lateralis), otot mata yang menggerakkan bola
mata ke arah lateral/temporal. Pada saat berkontraksi menyebabkan mata
menjadi axis (abduksi).
3. Musculus rektus superior, otot mata yang berfungsi menarik bola mata ke
atas
4. Musculus rektus inferior, otot mata ini berfungsi menarik bola mata ke
bawah
5. Musculus oblique superior, otot mata ini berfungsi untuk menarik bola
mata ke arah nasal bawah dan menyebabkan mata berputar ke arah dalam
(endorotasi)
6. Musculus oblique inferior, berfungsi menarik bola maat ke arah nasal atas
dan menyebabkan mata berputar keluar (eksirotasi)

15
2.3 Penglihatan Sistem Optik

Secara garis besar sistem penglihatan dibentuk oleh sistem optik dan sistem
persepsi. Salah satu sistem tanpa sistem yang lain menyebabkan sistem penglihatan
tidak akan berjalan secara sempurna. Sistem optik berfungsi untuk mengumpulkan
dan mentransfer informasi sedangkan sistem persepsi mensortir, mengorganisasi,
mengelompokkan, membandingkan, menyimpan, dan menggunakan informasi
tersebut untuk mengambil keputusan dan menginterpretasi obyek apakah yang sedang
dilihat. Secara umum kerja sistem optik didukung oleh organ-organ pada bola mata
yang berfungsi untuk menerima cahaya dan meneruskannya sampai pada retina.
Dengan kata lain fungsi optik bertanggung jawab terhadap penerimaan rangsang
ahaya dan mengubahnya menjadi impuls listrik sebagai informasi visual yang akan
dikirim ke otak. Agar mendapat gambaran yang jelas cara kerja mata dan untuk
memahami sistem optik akan dibahas beberapa hal berikut ini.

Penglihatan merupakan indera yang sangat penting dalam menentukan kualitas


hidup manusia. Indera penglihatan yang dimaksud adalah mata. Tanpa mata, manusia
mungkin tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada di sekitarnya (Syuhada, dkk.
2017 : 178). Mata merupakan bagian organ tubuh yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup manusia. Mata adalah sistem penglihatan yang berfungsi
memfokuskan berkas cahaya. Alat bantu penglihatan adalah alat yang digunakan

16
untuk meningkatkan tajam penglihatan dan membantu sistem kerja pada mata. Alat
bantu penglihatan meliputi kacamata dan soflens. Kacamata adalah alat bantu
penglihatan berupa lensa beserta frame untuk menormalkan dan mempertajam
penglihatan serta digunakan untuk membantu mata mencapai penglihatan normal.
Softlens merupakan alat bantu penglihatan yang terbuat dari bahan plastik yang
sangat tipis dan memiliki beragam yang dipasang pada jaringan anterior kornea dan
sklera untuk memperbaiki tajam penglihatan (Novitasari, 2018 : 163).

Mata merupakan suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk melihat. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka
akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Mata memiliki prinsip yang
sama dengan berbagai instrumen optik. Sistem optik mata merupakan komponen
mata yang secara berkaitan membentuk bayangan tepat di retina sehingga manusia
dapat melihat bayangan dengan jelas. Media refraksi utama pada mata, yaitu kornea
dan lensa mata, berfungsi seperti lensa pada kamera untuk memfokuskan bayangan.
Salah satu yang dikembangkan adalah alat konseptual yang dinamakan mata skematik
untuk membantu dalam memahami cara kerja optik mata. Mata skematik merupakan
alat yang mencakup berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan mata untuk melihat dan mengkaji jenis kelainan refraksi.

Alat optik adalah alat yang cara kerjanya memanfaatkan peristiwa pembiasan
dan pemantulan cahaya. Didalam alat optik kamu pasti menemukan cermin dan atau
lensa. Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting. Kita dapat melihat
dunia yang indah ini dengan mata. (Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemahan Bahasa
Indonesia, 2006 : 275). Mata termasuk alat optik karena di dalamnya terdapat lensa
mata yang digunakan untuk menerima cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda
yang di lihat. Dalam hal ini, mata dapat melihat suatu benda jika ada cahaya dan
benda tersebut dapat memantulkan cahaya. Ketika keadaan gelap, mata tidak dapat
melihat benda. Hal ini disebabkan karena tidak adanya cahaya yang masuk ke mata
dari benda-benda yang memantulkan cahaya atau dari sumber cahaya. Secara garis

17
besar mata terdiri dari lensa mata, retina, otot, dan saraf. Bagian paling luar adalah
lensa mata yang digunakan untuk membentuk bayangan di retina. Sebagai sebuah
lensa, ketebalan mata akan berpengaruh pada titik fokus.

2.4 Gangguan penglihatan

Gangguan penglihatan adalah kondisi yang ditandai dengam penurunan tajam


penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan pandang, yang dapat mengakibatkan
kebutaan. Beberapa penyebab gangguan penglihatan bersifat sementara dan dapat
diatasi dengan pengobatan. Namun beberapa penyebab bisa menyebabkan gangguan
penglihatan yang permanen.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan kelainan penglihatan (ketunanetraan)


seperti kelainan struktur mata atau penyakit yang menyerang cornea, lensa, retina,
saraf mata dan lain sebagainya. Disamping itu kelainan penglihatan juga dapat
diperoleh karena factor keturunan misalnya perkawinan antar saudara dekat dapat
meningkatkan kemungkinan diturunkannya kondisi kelainan penglihatan. Secara
garis besar kelainan penglihatan dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu:

1. Kelainan Refraksi
Kelainan refraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga
sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi dapat di depan atau
di belakang bintik kuning dan mungkin tidak terletak pada satu titik yang fokus
(Ilyas, 2004; Hael, 2006).

Kelainan refraksi mata bisa di sebabkan oleh adanya faktor radiasi cahaya
yang berlebihan atau kurang yang diterima oleh mata situasi tersebut
menyebabkan otot yang membuat akomodasi pada mata akan bekerja bersama,
hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah. Kelelahan mata dikenal
sebagai tegang mata atau Astenophia yaitu kelelahan ocular atau ketegangan
pada organ visual dimana terjadi gangguan pada mata dan sakit kepala

18
berhubungan dengan penggunaan mata secara intensif. Penerangan yang buruk
dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja,
kelelahan mental, keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata,
kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan. Penerangan yang baik
adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek yang
dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu.
Kelelahan mata merupakan akibat dari ketegangan pada mata dan
disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan
kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai
dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman, sehingga banyak penyakit yang
dapat menyerang mata dan menyebabkan gangguan penglihatan atau kelainan
refraksi mata.
Bagi seseorang yang mengalami kelainan refraksi (pembiasan cahaya)
tanpa disertai gangguan lain, biasanya dapat diperbaiki penglihatannya hingga
menjadi normal dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak. Bagi
penyandang kelainan refraksi yang telah dikoreksi dengan kaca mata biasanya
tidak ada masalah dengan penglihatannya kecuali jika kaca mata atau lensa
kontak yang diresepkan baginya tidak dipakai. Beberapa kelainan refraksi
meliputi:
a) Rabun Jauh (Miopi)
Dalam penglihatan normal, berkas cahaya paralel yang datang dari
jauh akan terfokus pada retina. Jika bola mata terlalu panjang dari depan ke
belakang, maka berkas cahaya itu terfokus di depan retina dan hal ini
mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buram.
Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanya dapat
memfokuskan benda pada jarak dekat. Titik jauh mata tidak berada pada tak
berhingga tetapi jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat
jelas. Orang yang mempunyai kelainan seperti ini disebut rabun jauh. Rabun
jauh atau miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung,

19
sehingga bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan
menggunakan lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar
sejajar menyebar, sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya
terfokus pada retina.

Gambar: Penderita rabun jauh


b) Rabun Dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat
memfokuskan benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya
terlihat jelas, titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata “normal” 25 cm, yang
menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih
sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat
mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung).
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu
mata yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun
jarak baca mata normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah
akibat bertambahnya usia. Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifocal
(kacamata berfokus dua, yaitu positif dan negatif ).

20
Gambar: Penderitan rabun dekat
c) Astigmatisma
Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang
bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang
mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan
bagian silindrisnya bertumpuk. lensa silindris memfokuskan titik menjadi
garis yang paralel dengan sumbunya. Mata astigmatisma memfokuskan berkas
pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang
dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat
ditolong dengan menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.
Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun dekat serta astigmatisma
dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang bertumpuk, sehingga radius
kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang berbeda.
d) Presbyopia
Dengan meningkatnya usia, seseorang pada umumnya mengalami
penurunan fungsi akomodasi sehubungan dengan lemahnya elastisitas lensa
dan cairan lensa yang mengeras. Oleh karena gangguan penglihatan ini
umumnya berkaitan dengan meningkatnya usia maka, keadaan ini disebut
presbyopia. Presbyopia biasanya terjadi pada usia 40-an dan penderita
mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan mengalami gangguan untuk
membaca. Seseorang yang mengalami presbyopia dapat dibantu dengan
sepasang kaca mata yang memiliki dua lensa. Lensa semacam ini disebut
lensa bifocals, satu lensa untuk membantu menyebarkan (diverge) cahaya dan
yang lain untuk memfokuskan (converge) cahaya.
e) Katarak
Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada lensa di mana cairan
dalam lensa menjadi keruh. Karena cairan dalam lensa keruh, lensa mata
kelihatan putih dan cahaya tidak dapat menmbusnya. Orang yang mengidap
katarak melihat seperti melalui kaca jendela yang kotor karena keruhnya lensa

21
menghalangi masuknya cahaya ke retina. Katarak merupakan salah satu
penyebab kebutaan yang utama baik pada anak-anak maupun orang tua.
2. Kelainan Lantang Pandangan
Penerimaan cahaya oleh otak sangat tergantung pada kualitas impuls yang
ditimbulkan oleh retina. Terjadinya suatu hambatan atau kerusakan pada pusat
penglihatan di otak atau bagian saraf tertentu akan menimbulkan gangguan
penglihatan.
3. Kelaianan Lain
a) Buta warna
Seseorang yang tidak dapat membedakan warna disebabkan
karenamengalami kerusakan atau kelainan pada sel receptor di retina yang
berbentuk kerucut yang disebut cone. Seseorang yang buta warna biasanya
ketajaman penglihatannya (visus) normal. Buta warna lebih banyak terjadi
pada laki-laki dari pada perempuan.
b) Strabismus (juling)
Istilah strabismus digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi dimana
image obyek yang dilihat tidak diterima secara baik oleh mata kanan dan mata
kiri. Dengan kata lain kedua mata tidak bekerja secara bersama-sama karena
tidak ada koordinasi yang baik antara otot-otot mata. Akibatnya dalam retina
terdapat dua image terhadap satu obyek yang sedang dilihat. Kondisi ini
disebut diplopia. Untuk menolong penderita strabismus dapat dilakukan
operasi pada otot mata.
c) Nystagmus
Nystagmus adalah suatu kondisi dimana mata bergerak secara cepat
dan tidak teratur. Nystagmus dapat terjadi pada seseorang karena kelelahan
atau stress dan juga dapat terjadi karena adanya kerusakan pada otak atau
gangguan medis lain yang kronis. Penderita nystagmus tidak dapat melihat
suatu obyek dengan baik karena matanya sselalu bergerak dan tidak dapat
memfokuskan obyek yang sedang dilihat.

22
d) Glaucoma
Glaucoma mengakibatkan meningginya tekanan di dalam bola mata
yang dapat mempengaruhi suplai darah ke kepala syaraf optik. Terdapat
beberapa jenis glaucoma: dapat merupakan penyakit tersendiri, atau dapat
juga terkait dengan kondisi-kondisi lain, misalnya aniridia. Satu jenis
glaucoma yang terjadi pada anak-anak adalah buphthalmos ("mata sapi"),
yang ditandai dengan membesarnya satu mata atau kedua belah mata. Ini
merupakan kondisi yang berbahaya, yang jika tidak diberi perawatan dapat
merusak lensa, retina atau syaraf optik. Jenis-jenis glaucoma lainnya ditandai
dengan berkurangnya bidang pandang dan kesulitan melihat di tempat yang
gelap atau redup.
4. Faktor penyebab gangguan penglihatan
Penyebab ketunetraan, secara umum meliputi faktor yang keturunan
(internal), penyakit dan kecelakaan (ekternal). Faktor keturunan (internal)
merupakan faktor penyebab tunanetra yang lebih sering terjadi dibanding faktor
penyakit dan kecelakaan.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan penyebab ketunanetraan yang timbul dari dalam diri
individu, yang sering disebut juga faktor keturunan. Faktor ini kemungkinan
besar terjadi pada pernikahan antar keluarga dekat dan pernikahan antar
tunanetra.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor penyebab ketunanetraan yang berasal dari
luar diri individu. Penyebab ketunanetraan pada faktor ini dikelompokkan
menjadi beberapa yaitu
a) Penyakit Rubella dan Sypilis
Rubella atau campak Jerman merupakan suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus yang berbahaya dan sulit didiagnosis secara klinis. Apabila
seorang ibu hamil terkena virus rubella pada tri semester pertama ( 3 bulan

23
pertama) maka virus tersebut dapat merusak pertumbuhan sel-sel pada
janin dan merusak jaringan pada mata, telinga atau organ lainnya. Sehingga
kemungkinan besar anaknya lahir tunanetra atau tunarungu atau
berkelainan lainnya. Demikian pula dengan penyakit Sypilis ( penyakit
yang menyerang alat kelamin). Apabila penyakit Sypilis terjadi pada ibu
hamil maka penyakit tersebut akan merambat ke dalam kandungan
sehingga dapat menimbulkan kelainan pada bayi yang dikandungnya atau
bayi tersebut akan terkena penyakit ini sewaktu dilahirkan.
b) Glaukoma
Glaukoma merupakan suatu kondisi dimana terjadi tekanan yang
berlebihan pada bola mata. Hal itu terjadi karena struktur bola mata yang
tidak sempurna pada saat pembentukan dalam kandungan. Kondisi ini
ditandai dengan pembesaran pada bola mata, kornea menjadi keruh, banyak
mengeluarkan air mata, dan merasa silau.
c) Retinopati Diabetes
Retinopati Diabetes merupakan kondisi yang disebabkan oleh adanya
gangguan dalam suplai/aliran darah pada retina. Kondisi ini disebabkan
oleh adanya penyakit diabetes. Diabetes merupakan gangguan metabolisme
tubuh, dimana tubuh tidak cukup memproduksi insulin sehingga produksi
gula darah meningkat dari ukuran normal. Gangguan metabolisme tubuh
ini dapat merusak mata, ginjal, susunan saraf, dan pembuluh darah.
d) Retinoblastoma
Retinoblastoma merupakan tumor ganas yang terjadi pada retina, dan
sering ditemukan pada anak-anak. Gejala yang dapat dicurigai dari
penyakit ini antara lain menonjolnya bola mata, adanya bercak putih pada
pupil, strabismus (juling), glaukoma, mata sering merah atau penglihatnnya
sering menurun.
e) Kekurangan Vitamin A

24
Vitamin A berperan dalam ketahanan tubuh terhadap infeksi. Dengan
adanya vitamin A tubuh lebih efisien dalam menyerap protein yang
dikonsumsi. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kerusakan pada
mata, yaitu kerusakan pada sensivisitas retina terhadap cahaya (rabun
senja) dan terjadi kekeringan pada konjungtiva bulbi yang terdapat pada
celah kelopak mata, disertai pengerasan dan penebalan epitel. Pada saat
mata bergerak akan tampak lipatan pada konjungtiva bulbi. Dalam
keadaaan parah hal ini dapat merusak retina, dan apabila keadaan ini
tetapdibiarkan, akan terjadi ketunanetraan.
f) Terkena Zat Kimia
Disamping memberikan manfaat bagi manusia, zat-zat kimia juga dapat
merusak apabila penggunaannya tidak hati-hati. Zat kimia tertentu, seperti
zat etanol dan aseton apabila mengenai kornea akan mengakibatkan kering
dan terasa sakit. Selain itu zat-zat lain seperti asam sulfat dan asam tannat
yang mengenai kornea akan menimbulkan kerusakan, bahkan dapat
menimbulkan ketunanetraan.
g) Kecelakaan
Kecelakaan menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan
ketunanetraan apabila kecelakaan tersebut mengenai mata atau saraf mata.
Benturan keras mengenai saraf mata atau tekanan yang keras terhadap bola
mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau ketunanetraan.

25
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Biofisika adalah studi interdisipliner tentang fenomena dan problem-problem
biologis dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik fisika. Biofisika
bergantung pada teknik-teknik yang berasal dari ilmu fisika tetapi difokuskan pada
problem-problem biologis.
Mata adalah indera penglihatan yang berfungsi mempersepsikan bentuk,
ukuran, warna, maupun kedudukan suatu objek. Salah satu sistem tanpa sistem yang
lain menyebabkan sistem penglihatan tidak akan berjalan secara sempurna. Sistem
optik berfungsi untuk mengumpulkan dan mentransfer informasi sedangkan sistem
persepsi mensortir, mengorganisasi, mengelompokkan, membandingkan, menyimpan,
dan menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan dan
menginterpretasi obyek apakah yang sedang dilihat.
Gangguan penglihatan adalah kondisi yang ditandai dengam penurunan tajam
penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan pandang, yang dapat mengakibatkan
kebutaan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan kelainan penglihatan
(ketunanetraan) seperti kelainan struktur mata atau penyakit yang menyerang cornea,
lensa, retina, saraf mata dan lain sebagainya. Kelainan tersebut diantaranya, kelainan
refraksi, kelainan lantang pandangan, dan kelainan lain.

26
DAFTAR PUSTAKA
Ady prayoga, Herman. 2014. Intensitas pencahayaan dan kelainan refraksi mata
terhadap kelelahan mata. Jurnal kesehatan masyarakat. UNESA. Semarang

Angga santosa, Nyoman. 2018. Hubungan antara durasi bermaipenglihatan n game


online dengan gangguan tajam penglihatan pada anak sekolah menengah
pertama (SMP) di kota Denpasar. Jurnal medika. Fakultas kedokteran
universitas udayana. Bali

Malau Danianty. 2019. Modul Biofisika. Universitas Kristen Indonesia


Efendi Jon. 2005. Jurnal Dasar-dasar pendidikan bagi anak dan remaja penyandang
tunanetra dan buta. Universitas Negri Padang
Rani. 2013. Jurnal Faktor-faktor yang berhubungan dengan astigmatisme pada
mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Randy V.S. Kindangan, dkk.2014. Kemampuan Analisis Terhadap Nilai Modul
Biofisika

Suhardiayanto H.2009 Biofisika Universitas SAM Ratulangi.Jurnal Biomedik.Vol:2


No:3

Indra N.S. Ruray, dkk.2103. Fibrilasi Astrial Dari Sudut Pandang Biofisika.Jurnal
Biomedik.Vol:5 No:1

Al-Qur’an Al-Karim Dan Terjemahan Bahasa Indonesia. 2006. (Ayat Pojok). Jakarta:
Menara Kudus, 275.
Rahmat Syuhada, Ade Utia Detty dan Zata Sabrina. 2018. PERBANDINGAN
PANJANG AKSIAL MATA PADA PENDERITA MIOPIA DENGAN
EMETROPIA DI POLIKLINIK MATA RUMAH SAKIT PERTAMINA
BINTANG AMIN HUSADA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018. Jurnal
Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 4, Nomor 3, Juli 2017. 177-178.
Yuanita Novitasari. 2019. PENGARUH KENYAMANAN MATA, KEAMANAN
MATA, HARGA, DAN GAYA HIDUP TERHADAP PEMILIHAN ALAT

27
BANTU PENGLIHATAN KACAMATA DAN SOFTLENS. JURNAL
PERKOTAAN DESEMBER 2019 Vol. 11 No. 2. 163.

28

Anda mungkin juga menyukai