NAMA KELOMPOK :
Dhita aprilia
Mawaddatu himma
Roudhotul fauziyah
Wahyu laksono
2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fisiologi dan pemeriksaan cairan
pleura ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bu Evi
Puspitasari,S.SiT,M.Imun pada mata kuliah Urinalisa & Cairan Tubuh. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bagiab Fisiologi dan Pemeriksaan
Cairan Pleura bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Pengertian fisiologi..................................................................................................
B. Sejarah fisiologi.......................................................................................................
BAB II PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu fisiologi telah diajarkan sejak tahun 1953, dan dikenal sebagai ilmu faal. Pada
kurun waktu tahun 1953-1968 ilmu fisiologi merupakan ilmu tang diberikan pada masa
Bachelor tingkat satu yang kemudian dikenal sebagai sarjana muda. Fisiologi adalah turunan
biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini
dibentuk dari kata Yunani Kuna physis, “asal-usul” atau “hakikat”, dan logia, “kajian”.
Fisiologi, dari kata Yunani physis = ‘alam’ dan logos = ‘cerita’, adalah ilmu yang
mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Fisiologi menggunakan
berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ,
dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk
mendukung kehidupan. Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan
tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang
dipelajari.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang
mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah fisiologi berasal dari kata dalam
bahasa Yunani yaitu physis dan logos yang berarti alam dan cerita. Metode ilmiah yang
digunakan dalam fisiologi bertujuan untuk mempelajari fungsi fisika dan kimia dari
biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan. Kajian
mengenai fisiologi dimulai ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi
darah pada abad ke-17 Masehi. Fisiologi kemudian menjadi sebuah disiplin ilmiah melalui
buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) yang ditulis dan diajarkan oleh Herman
Boerhaave di Leiden. Fisiologi tidak memperdulikan jenis makhluk hidup yang dipelajari.
Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata
Yunani Kuno: φύσις, physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti
"kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".
Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi objek pemberian Penghargaan
Nobel (Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran)
Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi mengingat ilmu ini sudah cukup tua.
Beberapa turunan yang penting adalah biokimia, biofisika, biomekanika, genetika sel,
farmakologi, dan ekofisiologi. Perkembangan biologi molekuler memengaruhi arah kajian
fisiologi.
B. Sejarah Fisiologi
Ilmu fisiologi manusia dimulai dari sekitar tahun 420SM hingga zaman Hipokrates, yang
juga dikenal sebagai bapak kedokteran.[3] Pemikiran kritis dari Aristoteles dan perhatiannya
pada hubungan antara struktur dan fungsi menandai dimulainya ilmu fisiologi pada Yunani
Kuno.
Pada abad ke-19, ilmu fisiologi mulai berkembang dengan pesat, secara khusus pada
tahun 1838 dengan ditemukannya teori sel oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann.
Secara radikal teori ini menyatakan bahwa organisme terdiri atas unit yang disebut sel.
Claude Bernard (1813–1878) kemudian menemukan konsep milieu interieur (lingkungan
internal), yang kemudian disebut sebagai "homeostasis" oleh peneliti dari Amerika, Walter
Cannon.
Pada abad ke-20, ahli biologi juga mengalami ketertarikan pada bagaimana organisme
selain manusia melakukan fungsinya, yang kemudian menimbulkan adanya fisiologi
komparatif dan ekofisiologi.[5] Pada tahun belakangan, fisiologi evolusi telah menjadi salah
satu subdisiplin dari fisiologi.
C. Bidang-bidang fisiologi
Banyak bidang yang berkaitan dengan fisiologi, di antaranya adalah Ekofisiologi yang
mempelajari pengaruh lingkungan terhadap perubahan fisiologi dalam tubuh hewan dan
tumbuhan. Genetika bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi fisiologi hewan dan
tumbuhan. Tekanan lingkungan juga sering menyebabkan kerusakan pada organisme
eukariotik. Organisme yang tidak hidup di habitat akuatik harus menyimpan air dalam
lingkungan seluler. Pada organisme demikian, dehidrasi dapat menjadi masalah besar.
Dehidrasi pada manusia dapat terjadi ketika terdapat peningkatan aktivitas fisik. Dalam
bidang fisiologi keolahragaan, telah dilakukan berbagai penelitian mengenai efek dehidrasi
terhadap homeostasis.
D. Metode Ilmu Fisiologi
Fisiologi adalah studi tentang peran atau fungsi organ-organ sebuah makhluk hidup.
Metode yang digunakan dalam fisiologi antara lain ialah:
1. Metode Analisis Kimia : Menganalisa secara kimia zat yang dibutuhkan pada zat yang
akan diproduksi
2. Metode Penyuntikan : Ialah dengan menyuntikkan suatu zat pada bagian tubuh untuk
mengetahui efek dari zat tersebut pada tubuh
3. Metode Pencatatan : Sebuah teknik yang dapat memperoleh grafik dari sebuah
aktivitas organ-organ pada tubuh
4. Metode Observasi : Mengamati perubahan dan aktivitas yang terjadi pada alat tubuh
karena pengaruh kondisi lingkungan yang berbeda
5. Metode Perfusi : Ialah cara dimana semua bagian organ dan nutrisi atau aliran darah
mengalir melalui sirkulasi buatan ke organ.
6. Metode Pengamatan Mikroskopis : Mengamati struktur sel secara aktif dan secara
pasif dengan sebuah mikroskop
8. Metode Kultur Jaringan : Dengan mengamati sebuah pertumbuhan sel yang dapat
diambil dari tubuh dan ditempatkan dalam media kultur.
Pleura dalah membrane tipis yang terdiri dari 2 lapisan yaitu Pleura visceral yang
membungkus paru-paru dan pleura pariental yang melapisi rongga dada. Cairan Pleura
merupakan cairan ekstraseluler yang berfungsi sebagai pelican untuk memudahkan kedua
permukaan pleura pariental dan pleura visceral bergerak selama pernafasan dan untuk
mencegah pemisahan thorak dan paru yang akan saling melekat jika ada air.
Empat factor yang berperan penting dalam pembentukan cairan pleura yaitu permeibilitas
kapiler, tekanan hidrotastik kapiler, tekanan osmotic koloid, absorbs cairan oleh system
limfatik. Jumlah total cairan dalam setiap rongga pleura sangat sedikit kurang lebih 1-10ml
ml. Kelebihan cairan akan dipompa keluar oleh pembuluh limfatik (yang membuka secara
langsung ) dari rongga pleura ke dalam mediastinum, permukaan dari diafragma dan
permukaan lateral parietal. Ruang pleura disebut ruang potensial, karena ruang ini pada
keadaan normal begitu sempit sehingga bukan merupakan ruang fisik yang jelas. (stefanus
dkk, 2013)
Efusi pleura merupakan keadaan dimana terjadi akumulasi cairan pleura akibat dari
transudasi dan eksudasi yang berlebihan pada paru interstisial, pleura pariental atau cavum
peritoneum atau absorbs yang terganggu dari pleura pariental limfatik. Pleura Pariental yang
melapisi rongga thorak sedangkan pleura visceral yang menutup setiap paru-paru. Cairan
pleura seperti selaput tipis ada diantara pleura pariental dan pleura visceral yang
memungkinkan kedua permukaan tersebut bergesekan satu sama lain selama respirasi dan
mencegah pemisahan thorak dan paru-paru. (Kurnia Safitri, 2010)
Penimbunan cairan dalam rongga pleura disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur,
tuberculosis atau penyakit cardiovaskuler seperti gagal jantung, sindroma nefrotik bisa juga
disebabkan oleh keganasan dan pendarahan karena trauma atau terapi antikoagulan. (Riadi
Wirawan, 2015)
Jenis efusi pleura dibagi menjadi dua kelompok, hal ini penting untuk mengenali
penyebabnya. (Iran JP,2016)
Akumulasi cairan non inflamasi dalam ruang interstisial atau rongga pleura yang
disebabkan oleh perubahan factor sistemik yang terjadi dalam paru-paru akibat dari
perubahan tekanan hidrostatik dan atau tekanan koloid atau penimbunan cairan, bukan
akibat dari perubahan permeabilitas pembulu darah. Perubahan ini berhubungan
dengan penyakit jantung kongestif. Sirosis hepatis, sindroma nefrotik dan
hipoalbminemia pada pasien malnutrisi dab malabsorbsi.
Cairan jernih, warna kuning muda, berat jenis < 1.015, tidak berbau, bekuan(-) /
negative, ph >7,31, protein <3 g%, glukosa = plasma darah, kadar LDH <200 I U,
rivalta (-) / negative, hitung sel PMN sedikit, pewarnaan gram (-) / negative, BTA (-) /
negative, kultur kuman (-) / negative. (Hardjoeno, 2007)
2. Efusi pleura eksudat
Cairan ekstravaskular yang mempunyai berat jenis tinggi (>1.015) dengan kandungan
protein yang lebih tinggi dari transudate. Cairan radang ini dapat membeku karena
mengandung fibrinogen (Agus Fahmi Siregar, 2013). Penyakit yang bisa
menyebabkan terjadinya eksudat seperti infeksi, neoplasma atau keganasan, trauma
atau kondisi inflamasi. (Hamidie Ronald Daniel, 2015)
Cairan keruh, Warna kuning kehijauan/merah coklat/ putih susu, berat jenis >1.015,
berbau, bekuan (+) / positif, ph <7,31, protein >3g%, glukosa < plasma darah, kadar
LDH >200 I U, rivalta (+) / positif, hitung sel PMN banyak, pewarnaan gram (+) /
positif, BTA (+) / positif, kultur kuman (+) / positif . (Hardjoeno, 2007)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum dapat disimpulkan, bahwa penimbunan cairan dalam rongga pleura
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, tuberculosis atau penyakit cardiovaskuler
seperti gagal jantung, sindroma nefrotik bisa juga disebabkan oleh keganasan dan
pendarahan karena trauma atau terapi antikoagulan.
DAFTAR PUSTAKA
Annomius. 2010. Farmakologi metode yang digunakan dalam ilmu faal (online).
http:scienceadventureclub-sac.blogspot.com/2011/02/farmacologi-metode-yang-digunakan-
dalam ilmu faal.html
http://repository.unimus.ac.id