MAKALAH
Disusun oleh :
KELOMPOK 8
Puji nama Tuhan kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Filsafat Olahraga dengan sebaik-
baiknya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Mahmud Yunus M.Kes selaku
dosen mata kuliah Filsafat Olahraga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada banyak pihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kelompok kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memenuhi kriteria dalam penilaian.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Pembahasan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat Anatomis, Fisiologis, Biologis dalam Olahraga 2
2.2 Fenomena Anatomis, Fisiologis, Biologis ditinjau dari Ontologi, Epistimologis
dan Aksiologis dalam Olahraga 3
2.3 Fungsi Anatomis, Fisiologis, Biologis dalam Olahraga 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 4
3.2 Saran-Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomis
Anatomi adalah ilmu yang berhubungan dengan struktur tubuh. Anatomi adalah seni
memisahkan bagian- bagian dari suatu organisme untuk memastikan posisi, hubungan dan
struktur Memotong sesuatu untuk melihat apa yang ada di dalam struktur. Anatomi terbagi
menjadi 2 Tipe. Tipe Anatomi Olahraga Anatomi Mikroskopis meliputi: Sitologi (struktur
internal sel) dan Histologi (Kelompo studi jaringan), tipe ke (2) Anatomi Makro meliputi:
Anatomi permukaan tubuh, anatomi bagian tubuh dan anatomi sistem tubuh.
B. Fisiologis
Fisiologi Merupakan cabang dari biologi yang membahas tentang fungsi dan aktivitas
kehidupan atau materi hidup (sebagian organ, jaringan atau sel) dan dari fenomena fisik dan
kimia yang terlibat. Artinya bahwa Fisiologi manusia adalah studi ilmiah tentang kimia dan
fisika dari struktur tubuh dan cara mereka bekerja bersama untuk mendukung fungsi
kehidupan. Banyak studi fisiologi bergantung pada kecenderungan tubuh terhadap
homeostatis. Homeostatis adalah kondisi internal yang stabil yang dijaga oleh makhluk
hidup.
C. Biologis
biologis pada fisiologi tubuh dan otak dan anatominya, pada hakekatnya manusia
adalah mahluk hidup istimewa dengan raga (tubuh) dengan kemampuannya dalam melakukan
aktivitas bergerak, bertutur/kemampuan bahasa yang berkembang, dengan dibekali tempat
akal dan budi yang membuat manusia dapat berpikir dan merasakan kehidupan yang ada di
sekitarnya dan memberi makna terhadap kehidupannya sendiri melalui interaksi dengan
manusia lainnya dan lingkungan.
2.2 Fenomena Anatomis, Fisiologis, Biologis ditinjau dari Ontologi, Epistimologis dan
Aksiologis dalam Olahraga
A. Fenomena Biologis
Filsafat ilmu adalah telaah ilmu secara filsafat untuk menjawab berbagai macam
pertanyaan tentang hakikat berbagai macam ilmu, hal ini menyangkut objek yang di
telaah oleh ilmu tersebut (ontologi), cara memperoleh ilmu (epistemologi) dan untuk apa
ilmu digunakan (aksiologi). Melalui filsafat, ilmu berkembang lebih pesat, peningkatan
pengetahuan dilakukan untuk menjawab berbagai macam pertanyaan yang menyusul
muncul setiap selesai satu ilmu dilahirkan. Tidak kurang kemajuan penerapan filsafat
sebagai ilmu, diiringi teknologi yang dikembangkan dalam biologi. Sebagai cabang ilmu
yang unik, menjawab pertanyaan-pertanyaan secara fisik dan filososfis tentang dari mana
manusia berasal, apakah semua makhluk hidup berasal dari sel yang sama, siapa yang
mengatur pembelahan sel dari satu sel membelah, menjadi organisme multiseluler dan
seterusnya. Kemajuan ini tentu bukan tanpa konsekuensi, biologi seringkali dianggap
sebagai “cabang ilmu yang melakukan intervensi terhadap tuhan” karena mencampuri
kegiatan yang selama ini dianggap diluar kekuasaan manusia, terlepas dari tersirat atau
tidaknya dalam kitab suci berbagai macam agama samawi, penerapan biologi dalam
kenyataanya seringkali dianggap sebagai perusak stabilitasi alamiah ciptaan tuhan.
Perkembangan biologi sebagai ilmu kini semakin pesat, berbagai macam
penemuan baru semakin mengukuhkan manusia sebagai makhluk yang mampu mengatur
segala sesuatu, biologi mewujudkan dalam penguasaan atas kewenangan manusia
mengelola makhluk hidup di sekitarnya bahkan mengatur perkembangan dirinya sendiri.
Teknologi kedokteran, pertanian, ilmu lingkungan dan sebagainya menjadi tumpuan
harapan para biolog untuk menjawab berbagai permasalahan yang berhubungan dengan
makhluk hidup.
Dikembangkannya ilmu penurunan sifat (genetika) sebagai cabang biologi
menyebabkan biolog bukan sekedar mampu mengamati berbagai fenomena alam dan
makhluk yang ada, namun juga mampu memperkirakan keturunan, menyarankan
persilangan (perkawinan) bahkan merekayasa organisme keturunan untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik.
Genetika juga tidak membatasi objek penelaan sebagai target pengembangan ilmu,
manusia dijadikan sebagai objek penelitian, yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Dalam hal ini lengkaplah sudah bahwa anggapan tersebut seolah mendekati kebenaran.
Fenomena biologis sendiri memiliki arti, biologis adalah sesuatu hal yang terkait
dengan biologi atau untuk kehidupan dan makhluk hidup. Definisi lain menyebutkan
bahwa biologis adalah sesuatu yang terhubung dengan prose salami dari makhluk hidup
seperti kelahiran, genetik atau lainnya. Filsafat biologis adalah subbidang dari filsafat
ilmu yang mengkaji masalah epistemologis,metafisik dan etika dalam ilmu biologi dan
biomedis. Filsafat memiliki 3 dimensi ilmiahnya yaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada.
Epistemology adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada.
Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang teori, sedangkan Aksiologi adalah
kajian tentang nilai ilmu pengetahuan dan manfaat dari sebuah objek yang setelah
dianalis.
1. Ontologi
Ontologi dari filsafat biologis ini adalah makhluk hidup dalam berupa gen atau lebih
tepatnya rekayasa genetika. Rekayasa genetika pada hakikatnya adalah terjadinya
proses perubahan sifat pada makhluk hidup secara disengaja. Perubahan ini dapat
bersifat permanen ataupun sementara waktu. Rekayasa genetika dilakukan dengan
dua jenis tujuan yaitu, membudidayakan gen yang mengandung sifat-sifat yang
menguntungkan serta membuang gen yang membawa sifat yang merugikan.
Contoh rekayasa genetika pada manusia:
a. Bayi tabung dan bank sperma
b. Penemuan vaksin dan obat-obatan
2. Aksiologi
Aksiologi dari rekayasa genetika yaitu:
a. Rekayasa Genetika banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan-bahan
pemberantasan penyakit dengan aman dan harga murah, vaksin yang diperoleh
dari rekayasa genetika memiliki kemurnian mendekati 100%.
b. Dimanfaatkan bagi dunia tumbuhan dan hewan, pemilihan bibit unggul,
perbanyakan dengan mudah, murah dan terjamin kualitas, dapat mengimbangi
kebutuhan manusia dalam menjamin ketersediaan bahan pangan di masa depan.
c. Membantu mempermudah kesulitan manusia dalam memecahkan berbagai
masalah keturunan, penghilangan gen yang dikehendaki dapat dilakukan dengan
mudah, sehingga diharapkan keturunan berikutnya tidak lagi memiliki
kekurangan pada penyakit tertentu, dan lain-lain.
d. Manfaat rekayasa genetika untuk olahraga sendiri yaitu untuk menambah
performa atlet, yang berbentuk terapi gen dan doping gen, namun hal ini masih
dikhawatirkan oleh beberapa ilmuan karena bisa membahayakan nyawa atlet
dan juga doping gen yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan otot,
produksi darah, daya tahan tubuh dan kekebalan terhadap rasa nyeri atau sakit,
ini sangat dilarang untuk digunakan
3. Epistemologi
a. Epistemologi rekayasa genetika diuraikan tentang bagimana teknik rekayasa
diperoleh, objek apa saja yang menjadi telaahan rekayasa genetika, dan apa
batasan kebenaran penerapan rekayasa genetika.
b. Perkembangan genetika masa kini ditandai dengan penggunaan teknologi nano
sebagai perangkat perubah penurunan sifat, keyakinan bahwa terdapatnya
subjek tertentu yang merepresentasikan sifat individu yang dapat diturunkan
diikuti dengan diketemukannya Gen (W.Johanssen) sebagai unit terkecil dalam
faktor individu pembawa sifat. Gen terdapat dalam kromosom seseorang (W.
Waldayer) berisikan substansi genetic yang merepresentasikan sifat seseorang
secara utuh, Mengubah gen berarti mengubah sifat individu, dengan cara
menemukan substansi yang tepat dan mengubahnya, maka kita dapat
menghasilkan individu dengan sifat yang berbeda dari keturunannya, hal inilah
yang kemudian dikembangkan sebagai teknik rekayasa genetika.
c. Objek telaah reyasa genetika dibagi 2 yaitu substansi hereditas dan penurunan
sifat. Substansi hereditas mencakup Gen, kromosom, DNA dan RNA sedangkan
penurunan sifat mencakup penyakit keturunan, golongan darah dan jenis
kelamin.
B. Fenomena Fisiologis
Fisiologis adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari
berlangsungnya sistem kehidupan. Ada pula yang menyebutkan bahwa Fisiologis adalah
sesuatu yang berkaitan dengan faal (ciri-ciri tubuh), misalnya bibir, hidung, bentuk
kepala, raut muka, tampang, rambut, warna kulit, aksesoris yang dipakai (kacamata, tas,
sepatu, pakaian, topi), jenis kelamin, dan usia. Menurut Wikipedia, fisiologi atau ilmu
faat adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari berlangsungnya
system kehidupan. Istilah fisiologi berasal dari kata dalam bahasa yunani yaitu physis
dan logos yang berarti alam dan cerita. Metode ilmiah yang digunakan dalam fisiologi
bertujuan untuk mempelajari fungsi fisika dan kimia dari biomolekul, sel, jaringan,
organ, system organ dan organism secara keseluruha. Kajian mengenai fisiologi dimulai
ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah pada abad ke 17
mashi.
Ketika kebutuhan fisiologis sesorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan
kepada kebutuhan akan keselamatan. Sesorang tentunya menginginkan rasa aman dan
nyaman dalam bermain sandboarding, dan banyak orang yang merasa aman dalam
bermain sandboarding dikarenakan sandboarding tidak memiliki resiko yang berarti,
karena resikonya hanya cidera ringan. Disekitar gumuk pasir terdapat juga tempat
istirahat, sehingga orang yang bermain sandboarding merasa nyaman. Hal ini yang
memotivasi seseorang untuk bermain sandboarding. Terbukti dari hasil persentase
motivasi masyarakat dalam aspek kebutuhan rasa aman sebesar 85% atau sejumlah 13
orang yang masuk dalam kategori baik dan 15% atau sejumlah 3 orang masuk dalam
kategori cukup.
Menurut soedjatmo soemowerdoyo (1984) kesegaran jasmani (physical fitness)
lebih bertitik berat pada physiological fitness, yaitu kemampuan tubuh untuk
menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan
lingkungan (ketinggian, kelembapan, suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan
cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami pemulihan yang
sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada esok harinya. Dari pengertian
tersebut dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya “physiological fitness” adalah
derajat sehat yang sesuai dengan tugas fisik yang harus dilakukan oleh orang tersebut,
sehingga kesegaran jasmani sesungguhnya adalah sesuatu pengertian yang bersifat
relatif.
Pada ilmu filsafat, memiliki 3 kajian filsafat atau 3 dimensi ilmiah filsafat, antara
lain yaitu:
Ontologi dari fenomena fisiologis adalah sistem kehidupan atau lebih spesifiknya
ciri-ciri tubuh berikutnya yaitu aksiologi dari fisiologis adalah mengetahui struktur tubuh
manusia, mengetahui fungsi organ tubuh manusia, menjauhkan dari beragam penyakit,
merangsang pertumbuhan ideal dan mengetahui cara untuk melindungi dan menjaga
kesehatan. Kemudian yang terakhir ada epistemologi, adalah dengan menganalisis
sesorang atau mempelajari ilmu kesehatan.
C. Fenomena Anatomis
Anatomi merupakan ilmu yang mengkaji struktur organisme pada hewan,
tumbuhan, dan manusia, atau definisi lainnya, adalah ilmu yang mempelajari struktur
atau susunan tubuh organisme dan hubungan antar bagian yang satu dengan yang
lainnya. Filsafat ilmu dapat dianggap sebagai suatu studi tentang masalah eksplanasi,
artinya bagaimanakah cara menjelaskan tentang suatu ilmu tertentu yang menjadi
bahasan menurut proses berfikir yang logis dan rasional.
Di tinjau dari dimensi ilmiah filsafat, Ontologi dari fenomena anatomis yaitu
fungsi dan struktur tubuh. Kemudian untuk epistemologi anatomis yaitu menghafal
morfologi, topografi dan mengenal bahasa dan istilah-istilah dalam ilmu anatomi.
Terakhir, aksiologi dari anatomis adalah Mempelajari bentuk, lokasi, fungsi
struktur tubuh, membandingkan kondisi normal dan abnormal suatu bagian tubuh,
berguna untuk diagnosis penyakit dan berguna untuk kepentingan pembedahan
Fungsi Fisiologi mengetahui bagian-bagian tubuh tersebut bekerja secara alami. Ilmu
anatomi dan fisiologi tidak dapat dipisahkan, mereka adalah satu kesatuan yang digunakan
untuk menelaah tubuh. Mengetahui bagaimana tubuh kita bekerja, dan bagian tubuh mana
saja yang terlibat dapat membantu kita mencegah terjadinya cidera pada saat bergerak. fungsi
lain fisiologi menjaga keseimbangan tubuh agar keseimbangan tubuh berjalan dengan
sempurna. Tahap terjadinya proses keseimbangan tubuh terdiri dari tahap transduksi,
transmisi dan modulasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat merupakan salah satu bidang kajian ilmu pengetahuan yang mengkaji cara
berpikir lebih mendalam mengenai hakikat suatu persoalan dalam kehidupan manusia.
Anatomi membahas tentang tubuh manusia secara bagian per bagian, membedah bagian
tubuh untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyusun dari suatu bagian tubuh tersebut.
Fisiologi merupakan ilmu yang di perlukan untuk mengetahui bagaimana fungsi bagian-
bagian tubuh tersebut bekerja secara alami. Berdasarkan kajian biologis pada fisiologi tubuh
dan otak dan anatominya, pada hakekatnya manusia adalah mahluk hidup istimewa dengan
raga (tubuh) dengan kemampuannya dalam melakukan aktivitas bergerak,
bertutur/kemampuan bahasa.
Fenomena fisiologis, Ontologi dari fenomena fisiologis adalah sistem kehidupan atau
lebih spesifiknya ciri-ciri tubuh berikutnya yaitu aksiologi dari fisiologis adalah mengetahui
struktur tubuh manusia, mengetahui fungsi organ tubuh manusia, menjauhkan dari beragam
penyakit, merangsang pertumbuhan ideal dan mengetahui cara untuk melindungi dan
menjaga kesehatan. Kemudian yang terakhir ada epistemologi, adalah dengan menganalisis
sesorang atau mempelajari ilmu kesehatan. Ontologi dari fenomena anatomis yaitu fungsi
dan struktur tubuh. Kemudian untuk epistemologi anatomis yaitu menghafal morfologi,
topografi dan mengenal bahasa dan istilah-istilah dalam ilmu anatomi. Terakhir, aksiologi
dari anatomis adalah mempelajari bentuk, lokasi, fungsi struktur tubuh, membandingkan
kondisi normal dan abnormal suatu bagian tubuh, berguna untuk diagnosis penyakit dan
berguna untuk kepentingan pembedahan.
3.2 Saran-saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
(Decheline & Sukendro, 2019)Decheline, G., & Sukendro. (2019). Buku Ajar Anatomi
Olahraga. 46–52.
DURI KARTIKA, C., RI, kementrian kesehatan, Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F.,
Udayana, U., ר,מזלי., Oliver, J., Abdul Majid, J., Sulaiman, M., Zailani, S., Shaharudin,
M. R., Saw, B., Wu, C. L., Brown, D., Sivabalan, P., Huang, P. H., Houston, C.,
Gooberman-Hill, S., … Saskia, T. I. (2015). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢
者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. 經濟研究, 16(1994), 1–
37. http://eprints.ums.ac.id/37501/6/BAB II.pdf