Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Diajukan untuk salah satu tugas filsafat pendidiakan jasmanipada semester ganjil
tahun akademik 2017/2018

Disusun oleh :

Julmis Akbar Alfaritsi 1601406


Husni mubarok 1600770
Chairul rizal 1603598

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


KAMPUS SUMEDANG
Jl. Mayor Abdul Rahman No.211, Kotakaler, Sumedang Utara, Kabupaten Sumeda
1 Landasan biologis

Landasan biologis adalah landasan yang berdasar pada pengetahuan dan


penilaan secar biologis, yang mana biologis sendiri berasal dari kata biologi yang
berarti, ilmu yang mempelajari tentang kehidupan yang mencangkup aspek-aspek
kehidupan hewan, tumbuhan, manusia, mikroorganisme dan hubungan antara
makhluk hidup. Dalam biologi juga diartikan salah satu ilmu yang menyediakan
berbagai pengalaman untuk konsep dan proses sains. R.Firmansyah (2009).

Landasan biologis adalah ilmu/teori yang mempelajari tentang fungsi/cara


kerja organ-organ tubuh, serta perubahn-peruban yang terjadi pada fungsi
tersebut, baik pengaruh yang berasal dari luar maupun dalam tubuh secara sendiri
maupun bersama-sama. Landasan biologis juga sebagai ilmu dasar dari cabang
ilmu Fisiologi yang lebih mempelajari fungsi-fungsi tubuh secara terfokus.

Ilmu biologi adalah ilmu yang lebih mempelajari tentang organ-organ


tubuh manusia dari yang terkecil (Sel) hingga yang terbesar (Kulit, Hati, Otak,
Paru-paru dan Jantung). Serta mempelajari hal apa saja yang bisa mempangaruhi
kinerga organ-organ tersebut baik dari luar maupun dalam tubuh, baik hal yang
disengaja mapun tidak dan berapa lama dampak tersebut mulai akan dirasakan dan
terlihat.

1.1 Latar belakang landasan biologis

Pendidikan selalu melibatkan kehidupan manusia, sehingga landasan


biologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam pendidikan,
sementara itu, keberhasilan pendidikan dalam melaksanakan berbagai peranannya
antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya dalam pendidikan perubahan
peserta didik. Oleh karna itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami
perubahan pada anak, sebab hal ini membantu kita dalam menilai perkembangan
dan pertumbuhan diri siswa. Perubahan diri siswa sendiri dapat dipelajari melauli
penilaian secara biologis. Biologis adalah ilmu yang mempelajari aspek
kehidupan makhluk hidup.
Pertumbuhan individu terjad karna adanya pengaruh dari dalam maupun
luar diri siswa, yang terjadi baik karna lingkungan maupun zat-zat yang masuk
kedalam tubuh, dan bisa diakibatkan dari faktor pisikologis maupun fisiologis.
Perubahan pada diri siswa juga bisa di sebabkan oleh kelainan baik faktor mental
atau faktor fisik. Sebabdari itu mempelajari untuk mengetahui hal yang bisa
merubah pertumbauhan siswa ilmu biologis bisa dipelajari agar mempermudah
mengetahui penyebab-penyebab untuk mengembangkan tau mencegah faktor-
faktor biologis.

Tubuh manusia sangatlah komplek karna terdiri dari beragam jaringan,


dan jaringan merupakan kumpulan sel. Sel tersebut adalah bagian terkecil dari
tubuh dan merupakan satu unit biologis hidup dan dapat membentuk zat-zat
seperti: karbohidrat, lemak, protein, asam, basa, dan senyawa lainnya.

1.2 Pengertian Biologi Menurut Para Ahli

a) Menurut omar karmana, biologi merupukan ilmu yang dapat


menjangkau ilmu-ilmu lainnya dalam memecahkan permasalahan.
b) Menurut fiktor ferdiand.p dan moekti ariwibowo, biologi iyalah ilmu
tentang makluk hidup beserta lingkungan.
c) Menurut deswaty furqonita dan M. Biomed, biologi iyalah ilmuyang
mempelajari serta mengkaji segala sesuatu tentang makhluk hidup.
d) Maniam dan Ami S, biologi iyalah ilmu yang memiliki cakupan yang
sangat luas sehingga untuk mempermudah mempelajari, biologi dibagi
ke dalam berbagai cabang ilmu sesuai dengan objeknya.
e) Begod sudjudi dan Siti laila, biologi merupakan bagian dari sains yang
mengkaji tentang bagian dari sains yang mengkaji tentang mahluk
hidup dan lingkungannya.
1.3 Cakupan biologis

Biologis mencangkup bidang akademis yang sangat luas, bersentuhan


dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu
yang mandir. Namun, percabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang
saling tegak lurus: keanekaragaman ( berdasarkan kelompok organisme),
organisasi kehidupan (taraf kajian dari sitem kehidupan), dan interaksi ( hubungan
antara unit kehidupan serta unit kehidupan dengan lingkungan). pembagian
berdasarkan organisme kehidupan.

kehidupan berlangsung dalam kehirarkian yang terorganisir. Hirarki


organisme, dari yang terkecil hingga yang terbesar, sebagai berikut :

a) Sel
sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusunan semua kehidupan manusia. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagai besar reaksi kimia
untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.kebanyakan
makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebuk organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba.

b) Jaringan
dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat berkerja sama untuk
suatu fungsi fisiologis yang sama membentuk organ.

c) Organ
organ adalah sejumpulan jaringan yang memiliki tugas yang sama.

d) Sistem organ
Merupakan bentuk dari kerjasama antar organ untuk melakukan fungsi
yang lebih kompek. Sitem organ disebut juga sekumpulan beberapa organ
yang melakukan fungsi tertentu. Dalam melaksanakan kerjasama ini,
setiap organ tidak bekerja sendiri, melainkan organ-organ saling bekerja
bergantung dan mempengaruhi satu salama lain.

e) Individu
Individu merupan unit terkecil dari masyarakat. Dalam ilmu sosial,
individu berarti juga bagian kecil dari kelompok masyarakat yang tidak
dapat dibagi menjadi kelompok terkecil lagi. Pada dasarnya, setiap
individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Indvidu yang bergabung akan
menjadi kelompok atau masyarakat. Individu akan memiliki ciri-yang
sama dengan kelompok tempat iya bergabung.

f) Populasi
Populasi merupakan kumpulan masyarkat yang tinggal atau menetap di
suatu wilayah dan berada dibawah perlindungan hukum.

g) Komunitas atau Masyarakat


Merupakan sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, yang pada dasarnya memiliki ketertarikan dengan habitas
yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya
dapat mrmiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan,
risiko, kegemaran dan jumlah kondisi lain yang serupa.

h) Ekosistem
Merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal
balik tak terpisahkan antar makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem dapat dikatakan juga sebagai suatu tatanan kesatuan utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengauhi, dimana matahari sebagai sumber energinya.

i) Bioma
Secara cara iklim dan geografis berarti wilayah yang memiliki sifat
geografis atau iklim, makhluk hidup, dan organisme yang sama. Bioma
juga ditentukan oleh setruktur tumbuhan (seperti pohon, semak, dan
reremputan), jenis daun, jarak antara tumbuhan, dan iklim.

1.4 Manfaat landasan biologis

Dalam ilmu biologi, tujuan setiap individu ialah mempelajari tentang


proses melalui hasil secara saintis, dimana hasil tersebut bisa di teliti secara
langsung, tanpa mengandai-andai apa yang menjadi penyebab dan akibat. Dengan
begitu kita bisa memastikan apakah sebuah perubahan bisa terjadi oleh suatu
kegiatan yang terjadi di dalam maupun sekitas makhluk hidup.

Landasan biologis juga bisa dijadikan sebagai landasan dalam


memecahkan persoalan sehari-hari yang dihadapi setiap individu baik masalah
yang berkaian dengan biologis maupun tidak, karna pada dasarnya segala
persoalan selalu berkaitan dengan kondisi biologis seseorang. Setiap persoalan
bisa menjadi penyebab perubahan induvidu baik itu persoalan sosial, kesehatan,
dan ekonomi.

Dalam kehidupan moderen ini, landasan biologis tidak lagi hanya sebagai
landasan untuk mempelajari sesuatu mahluk hidup saja. Berbagai penemuan yang
dapat mengangkat kualitas kehidupan manusia menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Seperti masalah dalam hal makanan, energi, kesehatan, bahkan
keamanan dunia juga bergantung pada ilmu bioogi.

1.5 Manfaan Landasan biologis bagi pendidikan jasmani

Dalam pendidikan jasmani identik dengan melakukan kegiatan-kegiatan


fisik, yang bertujuan untuk menghasilkan atau medapatkan kebugaran jasmani
yang baik. Maka dari itu dalam mewujutakan kabugaran pada jasmani, seseorang
harus mengerti apa saja yang harus dilakukan dalam melakukan olahraga. Dengan
begitu kesalahan akan terhindari.

Dalam hal tersebut landasan biologis mengambil peran untuk menjadi


dasar agar seseorang mengetahui dampak-dampak kegiatan yang akan ia lakukan
bagi fisik maupun rohani. Selainitu landasan biologis juga merupakan sarana bagi
seseorang untuk mengetahui, tingkat keberhasilan kegitan pendidikan jasmani
bagi anak.

Landasan biologis juga mencangkup ilmu tentang tubuh manusia dimana


hal tersebut dapat dipelajari dalam pembelajaran anatomi. Ilmu anatomi sendiri
terbagi dalam beberapa bagian. Gross anatomi atau juga descriptis
anatomi/systematic anatomiy meliputi:

a) Asteologi (osteology) ialah ilmu tenyang sistem pertulangan pada tubuh


manusia. Sering juga disebut skelet sistem.
b) Artrologi (arthrology) ialah ilmu tentang persambungan dan persendian
pada tubuh manusia. Sering juga disebut sindesmology.
c) Miologi (mylogy) ialah imu tentang perototan pada tubuh manusia. Sering
juga disebut musccular system.
d) Neorologi (neurology) ialah ilmu tentang sistem persyarafan pada tubuh
manusia. Sering juga disebut nervous system.
e) Angiologi (anigiologi) ialah ilmu tentang sistem peredaran darah manusia.
Sering juga disebut cardiovascular system.
f) Darmatologi (dermatology) ialah ilmu tentang sistem selaput pembungkus
tubuh masnusia.
g) Splankhnologi (splachnology) ialah ilmu tentang sistem pencernaan,
sistem pernapasan, pembuangan dan reproduksi dalam tubuh manusia.
h) Endokrinologi (endocrinology) ialah ilmu tentang sitem kelenjer dalam
tubuh manusia.

Dari mempelajari beberapa pembagian ilmu anatomi di atas kita sudah


bisa mengetahui apa saja perubahan yang teradi pada tubuh saat melakukan
kegiatan pendidikan jasmani, baik itu dari luar maupun dalam tubuh pesertadidik.
landasan biologis juga berguna untuk mengetahui hubungan antara
olahraga dengan pencernaan, dimana hal tersebut dapat di pelajari pada turunan
ilmu fisiyologi (ilmu faal):

A. Hubungan olahraga dengan pencernaan

Pencernaan dengan sari-sari makan merupakan input utama yang akan


dipergunakan sebagai zat pembakar untuk menghasilkan tenaga (energi), zat
pembangun untuk mengganti sel-sel yang rusak dan perkembangbiakan sel, dan
zat pengatur untuk mengatur jaringan tubuh agar bekerja lebih maksimal.

Khusus saat melakukan aktivitas olahraga, maka fungsi sarimakanan lebih


banyak sebagai zat pembakar, sehingga diperlukan persiapan selama conditioning
agar jumlah zat pembakar (glycogen) yang disimpan di otot dapat menampung
lebih banyak. Glycogen tadi berasal dari kabohidrat yang diubah menjadi
glycogen.

Rasa lapar selama melakukan aktivitas olahraga akan mempengaruhi


kegiatan pesertadidik, ternyata pengaruhnya lebih mengarah pada pengaruh
psykhologis, mulai rasa tak enak perasaan ngga pusing. Rasa lapar yang dirasakan
disebabkan perut terlalu kosong dan kadar gula yang rendah, padahal jumlah
simpanan tenaga masih cukup banyak disimpan otot dan hati.

Proses pencernaan makanan sampai menghasilkan energy memerlukan ewaktu


kurang lebih 1,5 jam, oleh karna itu anak didik biasanya makan sebelum
melakukan kegiatan olahraga terlebih dahulu kira-kira 2 jam sebelumnya.

Dari penjaelasan tentang hubungan sistem pencernaan dengan olahraga


pada ilmu faal tersebut, kita bisa mengetahui bahwa kegunaan dari zat makanan
sangatlah penting bagi tubuh kita maupun tubuh pesertadidik, sebagai zat
pembakar dalam melakukan kegiatan-kagiatan olahraga.

FISIOLOGI OLAHRAGA
1. Pengertian

Fisiologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari objek


spesifik mahluk hidup dari sudut pandang struktur, fisiologi juga bisa di sebut
dengan ilmu yang mempelajari fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari luar
tubuh. Secara terminologis istilah fisiologi berasal dari kata bahasa yunani yaitu
physis (alam, pekerjaan, atau sifat) dan logos (cerita atau ilmu).

Pada dasarnya fisiologi itu mengkaji gejala-gejala yang terjadi pada makhluk
hidup. Selain itu, ia juga mengklarifikasi gejala-gejala tersebut, mengenal mana
yang penting dan mana yang kurang penting, mensitematiskan konsepsi tentang
gejala-gejala itu, menentukan di mana keadannya, juga sistem kordinasinya.
Fisiologi dubagi menjadi fisiologi hewan dan fisiologi tumbuhan. Tetapi prinsip
dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang di
pelajari. Ketika mempelajari fisiologi, kita membutuhkan disiplin ilmu yang
memadai, baik itu teksomoni, anatomi, kimia atau fisika.

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi organisme tubuh secara


keseluruhan dan bagian-bagiannya (De Vvies, 1986), sedangkan fisiologi olahraga
adalah bagian atau cabang dari fisiologi yang khusus atau cabang dari fisiologi
yang khusus mempelajari perubahan fungsi yang di sebabkan oleh latihan fisik. Di
dalam fisiologi olahraga dikaji hal-hal yang terjadi terhadap fungsi tubuh apabila
seseorang melakukan latihan tunggal dan latihan berulang-ulang. Kemudian di
cari bagaimana perubahan apa yang terjadi setelah melakukan latihann tersebut
dan bagaimana perubahan fungsi tubuh itu berlangsung. Dan di dalam fisiologi
juga terdapat respon dan adaptasi tubuh terhadap latihan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam waktu tertentu. Definisi fisiologi olahraga menurut para ahli
:

Menurut Gegre A. Brooks dan Thomas ( 1984) adalah cabang dari fisiologi
tertentu terhadap latihan yang tergantung kepada identitas latihan, durasi
(lamanya) latihan, frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan sttus fisiologis
individu.
Menurut David R Lam (1984) fisiologi olahrga adalah pemberian dan penjelasan
tentang perubahan fungsi yang dihasilkan oleh latihan tunggal atau latihan yang
dilakukan secara berulang-ulang, yang tujuan nya untuk meningkatkan respon
latihan.

Jadi bisa di ambil kesimpulan dari dua pendapat diatas, bahwasanya fisiologi
olagra merinci dan menerangkan perubahan fungsi yang di sebabakan oleh latihan
tunggal dan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk
merespon fisiologi terhadap intensitas, durasi, frekuensi latihan, keadaan
lingkungan status fisiologis tertentu.

Dari definis tersebut, kita dapat mengetahui penejalasan dari perubahan-


perubahan fungsi yang berhubungan dengan apa yang terjadi di dalam tubuh dan
menerangkan mengapa perubahan-perubahan itu terjadi. Misalnya dengan latihan
mengangkatnbeban yang berat dngn berulang-ulang, biasanya kemampuan
mengangkat beban akan meningkat. Sehingan kelak beban yang lebih beratpun
dapat di angkat, perubahan fungsi ini dapat disebabkan oleh ulangan-ulangan yang
di lakukan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan jaringan otot. Jadi di dalam
hal ini sangat di butuhkan nya masukan protein yang lebih banyak untuk
mengerahkan tenaga kontraktin dan sebagian lagi di perlukan untuk meningkatkan
kemampuan system persyratan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak serabut
otot yang berkontraksi untuk mengerahkan kontraksi otot yang sebesar-besarnya.
Kalau seseorang sudah mengetahui bagainmana meningkatkan kemampuan
mengangkat beban ataupun dengan melakukan latihan fisik, maka mudah baginya
untuk membuat program latihan yang lebih baik.

Pengetahuan dasar tntang apa yang terjadi selama ini dapat terjadi sangat penting
di miliki oleh siapa saja yang mempunyai profesi sebagai pelatih, pembina, guru
penjasorkes dan atlet. Banyak ilmuwan yng menyelidiki respon tubuh terhadap
latihan fisik yang digunakan, latihan fisik yang digunakan untuk meningkatkan
kapasitas kerja fisik, meningkatkan efesiensi kerja serta terciptanya rekor baru
dalam dunia olahraga.

Hubungan Fisiologi dengan Olahraga


Para ahli telah mempelajari plahraga dari sudut disiplin ilmunya. Hasil-hasil
penelitian dan penyusunan ilmu ini sangat akan kita perlukan, sebab setiap
melakukan olahraga apa saja selalu berhubungan dengan fisiologi. Berolahraga
berarti memberi efek terhadap fungsi jantung, paru-paru, otot-otot, hormon-
hormon peredaran darah dan organisme degestif.

Uraian-uraian menurut ahli tentang fisiologi dan olahraga :

Frost dan Reuben : tentang konsep-konsep dan dasar-dsar fisiologi latihan dalam
bukunya “phsycal education : Fondation Practices dan Principles”. Fisiologi
plahraga memungkinkan kita antara lain untuk menyusun jadwal latihan,
mengatur gizi dan pengelempokan atlet berdasarkan keadaan fisiologis. Fisiologi
olahraga merupakan petunjuk bagi para oembina olahraga atlet dan terutama
menjadi akses-akses yang timbul karena olahraga. Contohnya tentang fisiologis
dan gerakan-gerakan tubuh yang statis, yang lebihi cepat menimbulkan kelelahan.

2. Respons Fisiologi terhadap latihan fisik

Respons fisiologik terhadap latihan fisik, melibatkan seluruh komponen


Ergosistema dalam tubuh, yang bekerja sama dalam koordinasi yang terintegrasi
untuk meningkatkan pembentukan daya (energy), meningkatkan pasokan oxygen
dan sumberdaya ke otot-otot yang sedang berkontraksi, membuang sisa olahdaya
dan panas, serta untuk memelihara keseimbangan air dan elektrolit. Ilmu fisiologi
sangat erat hubuganya dengan olahraga. Karena dalam pengolahan gerak maupun
sistem kerja suatu organ tubuh sangat mempengaruhi keiatan sehari-hari
seseorang dalam beraktivitas.

A. Sistem gerak otot


Mengerti akan fisiologi, struktur dan sistem gerak otot rangka merupakan
dasar untuk mengerti lebih lanjut tentang bagaimana tubuh dapat menyesuaikan
terhadap latihan fisik. Otot-otot pada tubuh merupakan alat, energai yang
tersimpan secara kimiawi yang diubah menjadi pekerjaan mekanik. Di dalam
suatu sistem tertutup seperti suatu otot yang berkintraksi, perubahan-perubahan
kimia di suatu pihak dan pekerjaan serta panas yang dihasilkannya di pihaak lain
harus seimbang. Hasil-hasil penelitian menunjukan, bahwa lebih banyak panas
yang di hasilkan daripada yang di aktibatkan oleh proses-proses kimiawi yang kita
kenal.
Latihan olahraga sangat penting bagi otot-otot rangka dengan alasan-alasan
berikut :
1. Tanpa kontraksi otot tentu saja tidak akan terjadi suatu gerakan
2. Suatu gerakan dapat berlangsung secara contnue dalam waktu tertentu,
tergantung pada tingkatan usaha dan besarnya kelelahan otot.
3. Karena otot-otot rangka mengkonsumsi sebagian besar oksigen dan
membutuhkan banyak darah selama latihan berat, maka fungsi daari
bagian-bagian tubuh lainya sperti hati, ginjal, ppencernaan dan lain
jarungan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di dalam otot rangka.
B. Sistem metabolisme dan latihan
Di kala melakukan latihan dinamis dengan intensitas tinggi (misalnya
sprint lari dan renang, bersepeda dan latihan interval), maka pemecahan senyawa
fosfat berdaya tinggi (ATP, PC) dan pemecahan glikogen menjadi asam laktat,
adalah jalur-jalur penghasil utama daya (energi) yang diperlukan untuk kerja otot
(Hemansen et al 1984). ATP otot dapat berkurang 30-50%, tergantung pada
intensitas dan durasi latihan, tetapi tidak pernah sampai terkuras habis. Tetapi PC
otot dapat berkurang sampai hampir habis setelah latihan yang maksimal.
Glikogen otot dapat berkurang sebesar 50-60% setelah sekali saja melakukan
latihan dengan intensitas yang maksimal, disertai dengan meningkatnya asam
laktat 10-20 kali. Kelelahan pada latihan sedemikian sering berkaitan dengan
asidosis intramuscular dan juga adanya gangguan keseimbangan elektrolit; pada
serabut-serabut otot FT kelelahan juga dapat terjadi oleh karena terkuras-habisnya
PC dan glikogen dalam otot. Untuk latihan dalam rentang waktu menit sampai
jam, olahdaya oxidative karbohidrat dan lemak merupakan pemasok daya utama
bagi pembentukan kembali ATP. Walaupun sudah sejak bertahun-tahun tidak
pernah dipikirkan adanya penggunaan protein selama olahraga dengan durasi
panjang, tetapi laporan akhir-akhir ini menunjukkan adanya peristiwa oxidasi
asam-asam amino selama latihan (Hood & Terjung 1990). Namun demikian,
karbohidrat dan lemak tetap merupakan sumber daya oxidative yang terpenting.
Berapa besar porsi masing-masing karbohidrat dan lemak yang digunakan selama
latihan, dipengaruhi oleh faktor-faktor misalnya intensitas dan durasi latihan,
status latihan dan tata gizinya. (lihat gb.) (Felig & Wahren 1975, Gollnick1985,
Hargreaves 1991).
Glikogen otot adalah substrat (bahan nutrisi) penting bagi olahraga berat
durasi pendek maupun durasi panjang oleh karena kelelahan selama durasi
panjang sering berkaian dengan terkuras-habisnya glikogen otot, maka pemuatan
karbohidrat (carbohydrate loading) selama masa persiapan untuk olahraga daya
tahan, menjadi sangat penting. Kecaptan penggunaan glikogen otot adalah
tertinggi pada tahapp-tahap awal olahraga dan beerkolerasi secara eksponensial
dengan intensitas olahraganya (Vollestrad & Blom 1985. Penataan glikogenolisis
drat selama melakukan olahraga durasi panjang, dapat memelihara kadar glukosa
darah dan proses oxidasi glukosa dalam jumlah yang banyak, yang menyebabkan
meningkatnya daya tahan (Costill & Hargreaves 1992). Asam laktat selain
merupakan bahan baku untuk proses glukoneogenesis, ternyata asam laktat juga
merupakan substrat untuk proses olahdaya oxidative selama olahraga, khususnya
nagi serabut-serabut otot ST (Brooks 1986). Otot rangka yang sedang
berkontraksi ternyata juga menggunakan daya yang berasal dari proses -oxidasi
asam-asam lemak bebas yang berasal dari jaringan-jaringan lemak tempat
penimbunan trigliserida. Ambilan asam lemak bebas dan penggunaan asam lemak
bebas oleh otot ditentukan oleh berapa besar kadarnya dlam darah arteri dan oleh
kemampuan otot mengoxidasi asam-asam lemak bebas (kapasitas metabolik otot
terhadap lemak). Puncak kadar asam lemak bebas biasanya dicapai setelah latihan
selama 3-4 jam, pada ketika itu asam lemak bebas menjadi sumber daya (energi)
yang memberikan kontribusi terbesar (Felig & Wahren 1975). Trigliserida dalam
otot juga dapat memberi kontribusi terhadap olahdaya selama latihan.
Treigkiserida otot berperan penting pada awal latihan dan selama latihan dengan
intensitas tinggi bila liposis dari jaringan lemak mengalami hambatan (Jones et al
1980, McCartney et al 1986). Sebaliknya, trigliserida plasma di yakini hanya
memberi kontribusi sedikit terhadap olahdaya lemak selama olahraga.
 Latihan harus spesifik
Jadi setiap latihan yang di berikan kepada atlet harus berhubungan erst
dengan csbsng olahraganya. Sekalipun tujuan latihan tersebut untuk
memperkuat otot-otot tertentu, atau dengan kata lain perkataan “Latihan
berbeban”.
 Sistem energi
Bagaimana seseorang dapat mengetahui sistem energi yang dominan pada
setiap kegiatan. Misalnya, latihan yang diberikan kepada atlet marathon,
maka pelatih harus memberikan latihan rutin 5% untuk pengembangan
sistem ATP-PC dan sistem LA (latic acid-asam laktat) sedangkan yang 95%
dari waktu tersedia harus di gunakan untuk perkembangan sistem
pernafasan. Juga pada sistem olahraga lainya, kita mengelompokkan sistem
energi yang di pakai seperti ATP-PC dan LA, LA-oksigen dn oksigen.
 Prinsip Overload (intensitas, Frekuensi dam Durasi)
Prinsip overload secara progresif, berarti beban dalam mendekati maksimal
dan secara bertahap terus menerus meningkat sebagai akibatya kapasitas
seseorsng semakin meningkat pula (Fox, E.L, dkk, 1989). Selanjutnya di
katakan bahwa orinsip latihan adalah peningkatanbeban secara bertahap dan
overload, dan untuk meningkatkan kekuatan otot, power, dan daya tahan
harus dimulai paling sedikit 6-8 minggu sebelum masa kompetisi, dan
dilakukan dengan penekanan pada durasi ddan intensitas. Kekhususan
prinsip overload adalah meningkatkan hipertrofi otot, kekuatan daya tahan,
sebagai akibat dari meningkatnya intensitas kerja yang di lakukan daan
dierikan persatuan waktu.
 Intensitas latihan
Mungkin ini yang paling penting dari ketiga faktor di dalam penerapan
prinsip overload. Sebab, intensitas latihan ini berhubungan dengan
peningkatan maksimal aerobik power (Fox, E.L dkk., 1989). Cara yang
palin udah untuk menentukan intensitas latihan adalah dengan
menggunakan metide denyut nadi. Ini dapat dipergunakan sebagai indikator,
berat atau ringannya suatu beban latihan, baik terhadap tubuh secara
keseluruhan maupun terhadap sistem kordiorespratori.
 Frekuensi dan Durasi
Memng ada benarnya juga suatu anggapan umum bahwa lebih sering dan
lebih lama program atihan itu di laksanakan akan memberikan pengaruh
yang lebih besar terhadap kesegara, terutama untuk latihan datya tahan.
Frekuensi latihan biasanya 5 hari perminggu untuk pelari jarak pendek
(sprinter) dan 6-7 hari perminggu untuk atlet daya tahan. Walaupun
demikian besarnya penongkatan tergantung kepada intensitas dan durasi
latihan (Astrand, P.O.,1986) dan beban kerja yang lebih berat adalah kerja
yang lebih dominan pada siste anaeorbik.
Menurut David R. Lamb (1984) dan Edward. L.Fox,dkk (1989) energi adalah
kapasitas untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan yang merupakan hasil
perkalian dari tenaga dan jarak yang di proleh. Karena antara energi dan pekerjaan
itu tidak dapat di pisahkan.
C. Sistem respirasi
Istilah respirasi adalah pertukaran gas yang terjadi antara organisme tunuh
dengan lingkungan sekitarnya. Respirasi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni
pernafasan luar (External respiration), pernafasan dalam (iinternal respiration),
dan pernafasan seluler (cellular respiration).
D. Kardiosvaskular
Sistem kardiovaskular membantu menyatukan tubuh sebgai suatu kesatuan
dan sebagai alur nutrisi dan oksigen yang berlangsung terus menerus melalui
aliran darah. Sehingga energi yang di perlukan dalam periode ini di perthanakan.
Tetapi sebaliknya, limbah metablisme dengan cepat diangkut melalui sirjulasi dari
tempat energi yang di keluarkan.

3. Dampak Latihan Olahraga


Latihan secara umum dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu :

1. Latihan daya tahan


2. Latihan sprint
3. Latihan kekuatan

Selama latihan, ATP dapat di produksi baik dengan melakukan latihan


aerobik maupun anaerobik tetapi bagaimanapun juga tergantung kepada Bentuk
latihan yang digunakan, Keadaan latihan (trainign) dan Diet atlet. Hakekatnya
merupakan kesinambungan latihan dari rentang latihan daya tahan (aerobik) ke
keuatan (anaerobik). Intensitas kontraksi dan banyaknya jumlah kontraksi pada
latihan endurance adalah kebalikan dari latihan kekuatan.

Bentuk latihan terbagi menjadi dua kategori, yaitu :

a) Latihan yang dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan


tindak usaha yang maksimal
b) Latihan yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama, tetapi dengan
tindak usaha yang sangat maksimal.

4. Kelelahan Otot

Kelelahan otot didefinisikan sebagai kegagalan otot untuk


memepertahankanatau menghasilkankekuatan yang diperlukan (Edwards 1981)
atau hilangnya kempuan otot untuk menghasilkan kekuata (Vollestad & Sejersted
1988). Tetapi definisi-definisi ini menjadi sempit oleh terhilangkannya beberapa
manifestasi kelelahan yang penting, dan tidak mendefinisikan kelelahan selama
kerja otot dinamis secara adekuat. Oleh karena power memang nyata menurun
dengan adanya kelelahan (McCartney et al1986, de Haan et al 1989), maka
kelelahan lebih tepat didefinisikan sebagai menurunnya kapasitas otot dalam
menghasilkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Definisi ini selain
mencakup menurunnya kekuatan maximal kontraksi otot dan kecepatan
kontraksinya, juga meliputi menjadi sangat melambatnya relaxasi otot.

Tidak ada satu mekanisme yang dapat mewakili semua komponen untuk
terjadinya kelelahan otot : sesungguhnya hilangnya kekuatan otot dan
melambatnya relaxasi bersifat multifaktorial dan mungkin sekali mempunyai basis
yang terpisah. Lebih lanjut, mekanisme terjadinya kelelahan otot pada kontraksi
submaximal yang lama dapat sangat berbeda dengan mekanisme terjadinya
kelelahan pada olahraga dengan intensitas tinggi dalam durasi singkat. Bahasa ini
menelaah tempat-tempat dan mekanisme-mekanisme yang mungkin untuk
terjadinya kelelahan otot selama olahraga.

 Tempat- tempat kelelahan: sentral dan perifer


Manakah yang sesungguhnya menjadi tempat kelelahan, masih bersifat
kontroversial, tempat-tempat itu dapat bersifat sentral yaitu pada proses-
proses di susunan saraf pusat dan juga dapat di perofer yaitu pada proses-
proses di dalam otot (Asmussen 1978, Bigland-Ritchie 1981). Proses-proses
dalam susunan saraf pusat (SSP) diawali dengan pembuatan pola gerak pada
cortex motoris, perambatan impuls ke perifer melalui jalur desendens dan
perangsangan neuron-neuron motoris alfa, yang diakhirnya menghasilkan
rekrutmen motor-motor unit. Kelelahan sentral telah dapat diperlihatkan pada
beberapa nara-coba dengan ketidak- mampuannya merekrut seluruh motor
unit berkontraksi sepenuhnya dalam melakukan kerja isometrik yang
melelahkan (Bigland-Ritchie et al 1978). Tetapi pengaruh ini pada
kebanyakan orang dapat ditiadakan dengan pelatihan dan motovasi yang
adekuat. Akhir-akhir ini bukti adanya rekrutmen yang tidak menyeluruh
(rekrutmen ±90%) telah dapat diperlihatkan pada otot-otot plexof articulatio
cubiti (sendi siku) selama kontraksi isometrik yang melelahkanm yang
menunjukan adanya kelelahan sentral (Gandevia 1992). Tetapi kelelahan
sentral hanya berperan kecil dalam menurunkan kekuatan selama kontraksi
isometrik.

Jadi walaupun kelelahan sentral memang ada selama kontraksi isometrik,


tetapi bagian terbesar kelelahan berasal dari tempat-tempat perifer. Penelitian
mengenai kelelahan sentral pada kontraksi dinamis masih terus berlanjut, dan
penelitian akhir-akhir ini meyakini bahwa kelelahan sentral memang memberi
kontribusi (Newham et al 1991).

Kemungkinan tempat-tempat kelelahan perifer meliputi: sarcolemma, sistem


tubulus T, retikulumsarkoplasma (RS), dan cross-bridges dari myosin. Hal ini
semua mencerminkan proses-proses yang meliputi perangsangan membran,
proses kontraksi dan relaxasasi, dan pembentukan daya (energi) pada proses
olah daya.

 Kemungkinan-kemungkinan mekanisme terjadinya kelelahan


Kelelahan disebebkan oelh karena terganggunya homeostasis. Gangguan
homeostasis ini disebabkan oleh salah satu atau gabungan dari hal-hal
tersebut dibawah ini :

1. Habisnya sumber daya (energi)


2. Tertimbunnya metabolit (sampah olahdaya)
3. Gangguan keseimbangan elektrolit
4. Gangguan mekanisme lekat-lepas myosin-actin

Keempat hal tersebut diatas menyebabkan terganggunya mekanisme


kontraksi dan relaxasasi. Kelelahan memang terkait kepada salah satu dari faktor-
faktor tersebut diatas, tetapi hal itu masih sangat tergantung pada intensitas dan
durasinya melakukan olahraga.

Pendekatan Sosiologis

dalam kegiatan olahraga, setiap atlet selalu berinterksi dengan orang lain,
yaitu dengan sesama tim, interaksi dengan pelatih, interaksi dengan lawan,
interaksi dengan penonton dan lingkungan sekitarnya. Interaksi yang terjadi akan
menimbulkan konflik-konflik tertentu yang menjadi masalah psikologis, sebagai
akibat dari interaksi tersebut adlah timbulnya gejala psikologis tertentu seperti
rasa senang, rasa bangga, atau sebaliknya timbul rasa frustasi, rasa kecewa, putus
asa, dan sebagainya. Dalam olahraga gejala psikologis tersebut sering terjadi
karena adanya kesempatan untuk mengulur dan membandingkan prestasi dirinya
dengan prestasi orang lain.

Interaksi yang terjadi antara atlet dengan pelatihnya merupakan salah satu
permasalahan tersendiri, segala perlakuan yang dilakukan pelatihnya dapat
menimbulkan dampak-dampak psikologis tertentu misalnya : rasa bosan, rasa
segan, rasa bangga, bersemangat, tidak gentar menghadapi lawan, berani
berkotban dan sebagainya. Mengenai interaksi dan pengaruh lingkungan
dikemukakan oleh Syarif (1963) sebagai berikut:

1. Individu lainya sebagai stimulus atau perangsangnya


2. Kelompok sebagai perangsang ini meliputi
a. Hubungan interaksi diantara kelompok
b. Hubungan yang terjadi antara anggota kelompok yang salah satu
dengan kelompok yang lain
3. Hasil-hasil kebudayaan

Pengertian sosiologi

Pengertian sosiologi secara umum adalah sebuah bidang ilmu yang


mempelajari tentang manusia sebagai makhlik sosial dan interaksi yang terjadi di
dalam lingkungan masyarakat. Sudah kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hakekatnya,
manusia membutuhkan manusia lain agar daat hidup dan memenuhi segala
kebutuhan hidupnya. Artinya, kita sebagai manusia kita sebagai manusia
membutuhkan orang lain. Tak peduli seberapa banyak harta dan uang yang kita
miliki, kita tetap membutuhkan manusia lain untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup kita.

Dalam kehidupan sehari hari atau kehidupan nyata, kita selalu melakukan
interaksi dengan manusia lain. Apalagi di dalam masyarakat, kita harus
melakukan sosialisasi sebagai bentuk interaksi kita dengan orang lain. Dalam
perkembangan manusia, Auguste Comte merupakan salah satu ilmuan pertama
yang menjadi penggagas pertama lahirnya ilmu sosiologi. Auguste comte lahir di
montpelier, prancis, pada 19 Januari 1798 (pickering, 1993:7; Wenerick,
2005;Orenstein,2007). Pengertian sosiologi menurut Auguste Comte adalah
sebuah bidang ilmu yang memepelajari segala gejala sosial. Adapun ilmuan lain
yang memberikan pendapatnya tentang ilmu sosiologi adalah Pitrim A. Sorokin,
menurutnya pengertian sosiologi adalah ilmu yang melihat semua interaksi
mansia selama ia hidup sampai mati.

Fungsi mempelajari sosiologi

a. Mengetahui Gejala Sosial

Dengan mempelajari sosiologi kita dapat menegetahui tentang apa saja yang
terjadi di dalam masyarakat melalui perspektif ilmu sosiologi. Ada banyak gejala
sosial yang kita anggap biasa, padahal hal tersebut merupakan hal yang penting
dalam ilmu sosiologi

b. Mengetahui apa itu konflik soisal

Salah satu fungsi ilmu sosiologi adalah kita jadi yahu tentang apa yang
dimaksud dengan konflik sosial.konflik sosial merupakan suatu masalah yang
akan di bahas dalam ilmu sosiologi. Dengan mengetahi tentang engertian
sosiologi, kita dapat mengetahui semua masalah sosial, konflik sosial dan juga
bagaimana cara mengatasi masalah sosial yang baik dan benar.

Pengertian Sosiologi Olahraga

Pengertian sosiologi olahraga adalah studi sosiologi terapan yang


memfokuskan diri pada cabang olahraga. Secara khusus sosiologi berusaha untuk
memberikan solusi dalam permasalahan olahraga. Permasalahan ini muncul
karena kekurangan sosialisasi masyarakat untuk menerima proses pembaharuan
dalam sisi kesehatan.

Sosiologi berasal dari berbagai disiplin ilmu struktur data empirik dan
teori ilmu sosial, sosiologi bukanlah ilmu sosial pertama yang muncul ada
beberapa ilmu lain pada abad delapan belas yang telah mucul seperti ilmu politik,
ekonomi, dan geografi. Auguste comte, waktu itu mengembangkan sosiologi
konvensial dalam the cours de philosophic positive (buol 1830-42) yang
ditegaskan dalam kehidupan manusia, Comte menjelaskan ondisi sosial organik
dalam perkembangan kehidupan manusia dan relasina dengan yang lainya.

Definisi mengenai sosiologi olahraga telah banyak dikemukakan oleh para


ahli. Antara lain adalah sebagai berikut ;

1. Donald Chu
Pengertian sosiologi olahraga menurutnya adalah perpaduan dua
pengetahuan mengenai bahasan sosiologi dan olahraga. Paduan ini
dilakukan karena olahraga berhubungan erat dengan tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat, baik berkelompok maupun individu.
2. ICSPE (International Council Of Sport And Physical Education)
Definisi sosiologi olahraga adalah aktivitas manusia yang menyangkut
tentang jasmani yang melibatkan beberapa unsur perjuangan, permainan,
dan tujuanya adalah menghasilkan kesehatan bagi keberlangsungan hidup
masyarakat.
3. Nurlan Kusmaedi (2002)
Menurutnya, arti sosiologi olahraga adalah rekreasi dari kegiatan olahraga
yang dilakukan dengan tujuan hiburan/rekreasi/wisata.
4. Philips dan Madge
Pengertian sosiologi olahraga menurut Philips dan Madge dalam buku
fenomenalnya yang berjudul “women and sport” menjelaskan bahwa
fenomena penyakit kewanitaan dari sudut sosiologi karena beratnya
rutinitas dan tanggung jawab yang di emban.

Ruang Lingkup Sosiologi Olahraga

Ruang lingkup sosiologi olahraga, antara lain membahas hal-hal sebagai


berikut;

1. Sistem sosial
Sistem sosial dalam kajian sosiologi olahraga adalah semua hal yang
memiliki hubungna dengan garis sosial di dalam kehidupan masyarakat.
Sistem sosial dalam studi sosiologi olahraga ini menyangkut tentang
kelompok sosial, tim dalam olahraga, klub dan hal lainya yang
berhubungan erat dengan interaksi dan proses integrasi sosial dalam
masyarakat.
2. Masalah figur sosial
Kajian sosiologi olahraga selanjutnya adalah masalah figur sosial. Masalah
ini menyangkut tentang ketokohan atau olahragawan, mengenai pembina
olahraga dan hal-hal lainya yang sesuai dengan hubungan dalam
kehidupan masyarakat.
Penjelasan mengenai ruang lingkup kajian dalam sosiologi
olahraga ini sebagaimana yang disampaikan oleh Heizemann. Sebagai
teori sekaligus tokoh dalam kemunculan sejarah sosiologi olahraga sebagai
ilmu pengetahuan.
3. Manfaat sosiologi olahraga

Beragam manfaat yang dapat dijelaskan dalam kajian sosiologi olahraga,


antara lain adalah sebagai berikut;

a. Mengetahui beragam bentuk isu olahraga yang berkaitan erat degan sistem
sosial budaya dalam masyarakat
b. Memberikan analisis terhadap olah raga sebagai bagian daripada sistem
sosial dan struktur dalam masyarakat.
c. Memberikan analisis tajam mengenai hubungan olah raga dengan pranata
sosial. Analisis ini dapat dilakukan dengan instrumen penelitian sosial.
d. Memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk mengisi waktu
senggang
e. Memberikan masukan dan rekomendasi terhadap peranan kelompok
minoritas
f. Memberikan gambaran mengenai pentingnya implementasi terhadap
pendidikan jasmani dalam kontek budaya masyarkat yang majemuk
g. Memberikan gambaran dan penjelasan terhadap kenakalan remaja dan
olahraga

4. Tujuan sosiologi olahraga


Beragam jenis peranan yang ada di dalam sosiologi olahraga, salah
satunya adalah pemenuhuan terhadap kebutuhan dasar manusia di dalam
proses sosial. Keberhasilan sosiologi olahraga ini sebagai upaya seseorang
untuk dapat melakukan proses sosial melalui kualitas sikap dan prilaku
dalam masyarakat.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri
begitupun dalam olahraga, dalam olaraga diperlukan sosialisasi kepada
orang lain entah itu kepada rekan satu tim, pelatih, wasit, supporter bahkan
kepada lawan. Dengan sosialisasi akan menibulkan interaksi atau
hubungan timbal balik hal ini berguna untuk menggali informasi,
menyusun strategi,mempererat silaturahmi contohnya; ketika dalam
sebuah pertandingan atlet tidak selalu baik secara keseluruhan pasti ada
sedikit gangguan pada mentalnya, apalagi kalau bertanding di kandang
lawan di tengah tengah gemuruhnya supporter lawan pasti akan
menggoyahkan sedikit mental kita , dan mengganggu konsentrasi kita saat
bertanding. Dalam kasus ini peran pelatih sangatlah penting, pelatih di
tuntut harus mengembalikan semangat atletnya lagi, menguatkan
mentalnya. Yaitu dengan cara memberi intruksi atau arahan serta
menyusun strategi supaya bisa membalikan keadaan, menyemangati
atletnya merupakan hal yang sangat penting karena dengan semangat atlet
akan bersungguh-sungguh dalam bertanding. terus peran pelatih disini
sebagai tempat konsultasi antara pelatih dengan atlet, pelatih harus siap
mendengarkan curahan hati atletnya contohnya; ketika seorang atlet
mengalami masalah baik itu masalah internal maupun internal yang jelas
atlet akan gundah dan menanggung beban apabila masalah belum
terselesaikan dan membuat hilangnya fokus saat bertanding, disini pelatih
harus mendengarkan curahan hati si atlet dan memberikan solusi. Bisa di
tarik kesimpulanya bahwa dengan interaksi atau sosialisasi dapat membuat
hati seseorang tenang dan menghilangkan beban yang di tanggungnya.
Pendidikan moral dan sikap-sikap
dalam olahraga tidak lepas dari moral dan sikap-sikap, karena
olahraga menjungjung sikap sportivitas yang tinggi / Fair play. Ada salah
satu ahli sosiologis yang membahas tentang pendidikan moral dan
pembaruan sosial yaitu Emile Durkheim (1858-1917) dan merupakan ahli
sosiologis prancis sama seperti Auguste Comte.Durkheim tidak
menganggap dirinya sebagai politis dan benar-benar menghindari
kebanyakan politik partisan karena tidak cocok dengan objektivitas ilmiah.
Mike Gane (2001:79) menulis bahwa Durkheim “percaya peran ilmu
soisal adalah memberikan bimbingan bagi jenis-jenis intervensi sosial
spesifik”.
1. Moralitas

Moralitas adalah sifat atau moral atau keselruhan asas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk (Bertens,2002:7). Moral yang baik
sangat perlukan bagi setiap atlet. Karena atlet yang baik adalah atlet yang
menjungjung tinggi nilai sportivitasnya, namun tidak sedikit atlet yang
memiliki moral yang kurang baik bahkan jauh dari kata baik. Adapun
solusi untuk memperbaiki moral yang buruk bagi atlet yaitu dengan cara
memberikan pendidikan moral kepada atlet.contohnya seperti yang
dilakukan oleh Emile Durkheim. Durkheim menawarkan kursus-kursus
dan memberikan kuliah-kuliah publik mengenai pendidikan moral dan
sosiologi moral. Dengan begitu atlet secara perlahan mulai memahami
nilai moralnya, dan apabila dilakukan secara rutin tidak menutupi
kemungkinan kalau moralitas yang dimiliki atlet akan jauh lebih baik lagi.
Adapun cara yang lain yaitu dengan cara mengikuti kegiatan sosial budaya
yang rutin di agendakan di tempat tinggal kita seperti kegiatan keagamaan
contohnya kajian rutin mingguan yang dilaksanakan di mushola, hal ini
tentu sangat berpengaruh terhadap perubahan moral karena dalam ajaran
agama islam kaum muslimin di tuntut untuk memiliki sikap terpuji atau
moral yang baik dengan begitu setelah pemahamannya tentang moral
maka dia akan merenungkan kembali untuk menjadi pribadi yang lebih
baik

2. Disiplin

Durkheim biasanya mendiskusikan disiplin dalam kerangka


pengendalian atas dorongan-dorongan hati egoistik seseorang.
Pengendalian demikian perlu karena kepentingan-kepentingan individual
dan kepentingan kepentingan kelompok. Dalam olahraga tentu tidak luput
dari kata Dicipline karena dalam olahraga ada aturan-aturan dalam setiap
bidang yang harus di taati dan tidak boleh di langgar karena apabila di
langgar akan menimbulkan hukuman yang akan merugikan bagi kita dan
tim. Disiplin tidak hanya dilakukan saat pertandingan saja akan tetapi
dalam kehidupan sehari-hari harus dilakukan, contohnya disiplin
waktu,disiplin atas semua aturan yang ada baik itu di sekolah, kampus, dan
di rumah
Daftar Pustaka
Wordpress. (2009). Fisiologi. [online]. Diakses dari :

https://www.google.co.id/amp/s/delite20.wordpress.com/2009/11/0
5/fisiol ogi/amp/.

Wordpress. (2009). Pengertia fisiologi olahraga. [online]. Diakses dari:

https://insanajisubekti.wordpress.com/2012/04/17/pengertian-
fisiologi-olahraga/amp

Giriwijoyo, S. dan Ali, M.M. (2006) : ILMU FAAL OLAHRAGA Fungsi Tubuh
Manusia pada Olahraga., 1992, pg. 378-418.

Suherman, A. (2011). Ilmu Faal Dasar. Sumedang: Universitas Pendidikan


Indonesia.

Woocara. (2015). Pengertian biologi dan manfaat biologi cabang ilmu biologi.

[online]. Diakses dari : woocara.blogspot.com/2015/12/pengertian-


biologi manfaat-biologi-cabang-ilmu-biologi.html

Anda mungkin juga menyukai