Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan
tentang kontraksi otot, elastisitas, dan latihan otot perut, kepada pembaca agar
lebih memahami dan bisa di pergunakan dengan sebaik-baiknya dalam kegiatan
sehari-hari.
Selain dari untuk menjelaskan tentang materi tersebut, adapun tujuan lain
ialah untuk menyelesaikan tugas atau melengkapi tugas yang deberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah biomekanik.

Latar Belakang Penulisan


1. Apa itu yang dimaksut dengan kontraksi otot ?
2. Apa itu yang dimaksut dengan elastisitas ?
3. Apa saja bentuk latihan untuk otot perut ?

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah untuk memberkan
informasi tentang kontraksi pada otot, elastisitas, dan juga latihan otot perut yang
isnyallah bisa dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari.

1
BAB II
Teori dan Pembahasan

2.1. Kontraksi Otot


Pada manusia sumber dari gaya adalah kekuatan. Lihat kembali bab
gaya. Kita sehari-hari menyebutkan bahwa “kekuatan adalah kemampuan
seseorang/manusia atau binatang untuk melawan/mengatasi beban atau
tahanan. Dalam disiplin ilmu Bomekanika, cukup dikatakan: ”kekuatan adalah
gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi otot”. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa “kekuatan ialah gaya yang dapat menimbulkan gerak
mekanis”.

Kontraksi dapat diterjemahkan dengan tegangan atau pengerahan kekuatan


yang dihasilkan oleh serabut-serabut otot. Sebenarnya kontraksi otot itu tidak
lain adalah suatu proses pengubahan dari energi kimia menjadi mekanis dan
panas. Proses ini disebut dengan proses vegetatif dan merupakan proses yang
sangat penting dalam kerja otot.

Arah dari suatu gerakan tergantung dari arah yang dikerahkan oleh kekuatan
yang bersangkutan. Sebuah benda yang dalam keadaan diam, akan bergerak
ke arah kanan bila ada kekuatan yang menariknya dari sebelah kanan. Efek
dari kekuatan selalu sesuai dengan arah dari bekerjanya kekuatan tersebut.

Otot selalu terdiri dari empat otot (ventor) dan urat otot (tendo). Urat otot
menghubungkan empat otot tersebut kepada bagian-bagian skelet.
Kadangkadang urat otot berbentuk pipih daun, kadang berbentuk ceper.
Umumnya jaringan urat panjang sekali. Urat-urat fungsinya sebagai penerus
gaya kontraksi dari otot.

1) Kontraksi isometris

2
Kontraksi ini terjadi dimana tidak nampak adanya pemendekan otot,
atau pemendekannya terjadi dengan pelan sekali. Bila bebannya berat
sekali umumnya terjadi kontrkasi isometris. Panjang otot tetap dan
tegangannya yang optimal juga tetap. Kontraksi isometris ini disebut
juga kontraksi statis.
2) Kontraksi isotonis
Kontrkasi ini sebagai antitese dari kontraksi isometris. Kalau isometris
panjang otot tetap, pada isotonis tegangannya yang tetap, sedang
panjangnya berubah. Istilah ini saat sekarang kurang populer sebab
dalam kenyataanya, tegangan otot tidak tetap/sama besar, tetapi
berubah sesuai dengan besarnya sudut persendian.
Kontraksi ini terjadi dimana otot pemendekannya secara relatif nyata
dan cepat sekali. Bila bebannya ringan sekali, otot dapat memendek
dengan cukup nyata dan cepat. Tegangannya tidak sama/tetap.
Kontraksi isotonis, disebut juga kontraksi dinamis. Kontraksi ini pada
saat melawan tahanan dan beban, dapat kita bedakan:
a) Kontraksi konsentris atau dinamis positif
b) Kontraksi eksentris atau dinamis negatif
Kontraksi konsentris terjadi bila saat melwan tahanan, ototnya
memendek. Sedangkan kontraksi eksentris terjadi bila saat melawan
tahanan, ototnya memanjang.
Menurut penelitian secara fisiologis, diketahu bahwa kontraksi otot
yang eksentris (selama kontraksi , otot memanjang) kemampuannya
lebih besar dari pada kontrkasi konsentris. Kontrkasi otot yang
konsentris ( selama kontraksi otot memendek) , kemampuannya lebih
kecil daripada kontrkasi eksentris . dengan kata lain , kerja positif
lebih berat dari pada kerja negatif.hal ini disebabkan karena kontrkasi
konsentris, hampir semua serabut otot dikerahkan, sedang kontraksi
eksentris hanya sebagian serabut otot yang bekerja
3) Kontraksi auxotonis
Kontrkasi ini merupakan kombinasi dari kontraksi , isometris dan
isotonis. Saat mulai terjadi tegangan dari kecil sampai sebesar

3
tahanan/beban, yang terjadi adalah kontraksi isometris . kemudian saat
tagangan melebihi tahanan/beban , terjadilah kontraksi isotonis.

Karakteristik otot

Jaringan otot merupakan 40% - 50% dari bagian tubuh manusia dewasa.
Karekteristik dari jaringan otot ini adalah sebagai berikut:

1. Eksitibilitas (exitabality) aritabilitas (irritability)


Ialah kemampuan otot untuk menerima / memperoses suatu rangsangan
(=kepekaan otot). otot yang peka mudah menerima rangsangan, artinnya
otot yang tinggi ekstibikitas, reaksinya cepat.

2. Kontraktibilittas (kontractability)
Menunjukan kemampuan otot untuk menguncup/mengerut diikuti dengan
perunbahan bentuk (menjadi pendek dan gemuk). Otot dengan kontraksi
yang tinggi berarti ototnya relatif kuat.

3. Ekstensibiliti (extensibility)
Menunjukan kemampuan otot untuk diragang, sehingga jadi lebih panjang
dari panjang semula (stretchead). Otot degan ekstensibilitas yang tinggi,
berarti relatif lentur.

4. Elastisitas (elasticity)
Merupakan kemampuan otot untuk memendek kembali kepanjang semula,
setelah melakukan peregangan, otot yang demikian menunjukan unsur
kelentukan.

2.2. Elastisitas

Karet, per/pegas, dan serabut otot di sebut benda yang elastis, ciri elastis
ini dapat dilihat dari kemampuannya untuk ditarik/direngang (memanjang),
kemudian kembali ke panjang semula.

4
Bila sebuah pegas diikat bagian atasnya dan bagian bawahnya diberi beban
(=o) yang reklatif tidak terlalu berat, pegas akan tertarik kebawah sehingga
menjadi lebih panjang. Perpanjangan dinyatakan dengan ε.

Menurut Hooke (hukum Hooke) : “besarnya gaya elastis (ᵒ) berbanding


lurus dengan panjang (ε) yang diakibatkannya”.

Elastisitas modulus.

Elastisitas per A dan B tidaksama. Elastisitas kedia per dinyatakan dengan


elastisitas kedua per dinyatakan dengan elastisitasa modukus (E) yang besarnya

Konsep batas elastisitas


Selanjutnya hooke menyatakan bahwa besarnya gaya elastik ada
batasnya, dimana hukum diatas tidak berlaku lagi. Batas ini pada otot
manusia disebut “human limitation”.
Jaringan otot dengan hubungan seri elastisnya kecil (ototnya lemah),
sedangkan jaringan otot dengan hubungan paralel, elastisitasnya besar
(kuat). Otot pada tubuh manusia terdiri dari hubungan seri dan paralel
(gabungan).
Otot yang lebih banyak hubungan seri dari pada paralel bentuknya
panjang dan lenjang, dan terdapat banyak ekstrimitas bagian atas
(lengan). Sebaliknya otot yang lebih banyak hubungan paralel dari pada
seri bentuknya lebar dan tebal, dan banyak terdapat pada ekstrimitas
bagian bawah (tungkai).
Pentingnya elastisitas otot
Bila elastisitas otot (kemampuan meragang dan rilex kembali)
terganggu, akan mengakibatkan keterbatasan amplitude gerakan. Juga
kordinasi geraknya (kerja sama neuron muskular menjadi jelek), sebab
muskulator yang bekerja saat bergerak (agonistis) mendapat tambahan
atau hambatan yang besar dari otot antagonis. Pola gerak ini
(terhambatnya gerak oleh karena tahanan dari dalam dan tonus otot yang
meninggi) tidak hanya mengurangi efektifitas kebutuhan energi, tetatpi
juga kecepatan gerak berkurang.

5
Elastisitas otot dapat ditingkatkan (juga urat, jaringan ikat, dan
selaput sendi) melalui latihan stresing dan warming up. Kemampuan
regang dari struktur elastis berbanding lurus dengan peningkatan
temperatur. Viscositas (tahanan dalam) dari otot menjadi lebih kecil
karena “sifat cair” dari sarco plasma menjadi lebih besar. Elastisitas
diperbesar, karena pengaruh dari tonus otot (kemampuan relaxasi lebih
besar).

2.3. Latihan Kekuatan Otot Perut

Organ-organ yang vital dari tubuh kita selalu dilindungi oleh kerangka
yang keras dan kuat. Misalnya otak dilindungi oleh tengkorak, paru paru oleh
thorax, alat uro-ganital oleh rongga / kapital pelvis. Akan tetapi oragan-organ
didalam perut sama sekali tidak dilindungi oleh tulang. Yang melindungi oragan
dalam perut hanya otot, yaitu otot perut (musc. Abdominalis). Jadi rongga perut
bagian umbilikal hanya ditahan dan dilindungi oleh otot perut yang harus
berfungsi ganda komplek. Dianataranya:

1. Menahan isi perut atau tekanan intra-abdominal.


2. Melindungi pukulan atau tekanan dari luar.
3. Membantu fungsi organ lain, yakni:
a) Bekerja sama dengan diapragma secara antagonis (fungsi
respirasi).
b) Bekerja sama dengan diapragma secara simultad: fungsi mengejan,
mis. Buang air, muntah-muntah, melahirkan, batuk, bersin, tertawa
dan mengalirkan/mendorong darh ke jantung.
4. Menggerakan bagian tubuh, misalnya flexi tubuh atau tungkai.
5. Menghubungak natau menyambungkan thorax dengan panggul yang
terbuka (venster) sehingga ekstrinitas bagian atas merupakan suatu
kesatuan yang kuat.
6. Mengikat (mem-fixir) pelvis sehingga kerangka sebagai keseluruhan
menjadi stabil (belence dan ambulasi).

6
Pentingnya otot perut yang kuat
Isi perut (kavitas abdominalis) akan mempertahankan bentuk elipsinya, sebaliknya
bila otot perut lemah bentuknya berubah. Otot perut yang lemah menyebabkan:
1. Terjadi perut buncit (bahasa belanda hangbuik) yang mempengaruhi fostur
tubuh dan berubahnya titik berat badan (lekas lelah dan lesu)
2. Letak isi perut berubah dan gerak diapragma juga dipengaruhi.
3. Terjadi lordose sehingga timbul rasa nyeri.
4. Pada wanita hamil terjadi sakit “lumbago” yaitu sakit pada pinggang
rematik (rheumatik).

7
BAB III
Penutup

Kesimpulan:
Kontraksi dapat diterjemahkan dengan tegangan atau pengerahan
kekuatanyang dihasilkan oleh serabut-serabut otot. Sebenarnya kontraksi otot itu
tidak lain adalah suatu proses pengubahan dari energi kimia menjadi mekanis dan
panas. Proses ini disebut dengan proses vegetatif dan merupakan proses yang
sangat penting dalam kerja otot.

Menurut Hooke (hukum Hooke) : “besarnya gaya elastis (ᵒ) berbanding


lurus dengan panjang (ε) yang diakibatkannya”.

Organ-organ yang vital dari tubuh kita selalu dilindungi oleh kerangka
yang keras dan kuat. Misalnya otak dilindungi oleh tengkorak, paru paru oleh
thorax, alat uro-ganital oleh rongga / kapital pelvis. Akan tetapi oragan-organ
didalam perut sama sekali tidak dilindungi oleh tulang. Yang melindungi oragan
dalam perut hanya otot, yaitu otot perut (musc. Abdominalis). Jadi rongga perut
bagian umbilikal hanya ditahan dan dilindungi oleh otot perut yang harus
berfungsi ganda komplek

8
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R.I. (2003). Biomekanika. Bandung : PPS Universitas Pendidikan


Indonesia. Hal. 90- hal. 119.

Anda mungkin juga menyukai