Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IPA BIOLOGI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah dan Filsafat IPA
Yang dibina oleh Bapak Sugiyanto, S.Pd., M.Si

Oleh :

Kelompok 4/Offering B

1. Aulia Varadila Slamet (150351601052)


2. Nila Fatmasari (150351600443)
3. Savira Mahdia (150351608353)
4. Septi Putri Ayu (150351600451)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
AGUSTUS 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat,
dan Hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Sejarah dan Perkembangan IPA Biologi”, disusun
sebagai tugas kelompok mata kuliah Sejarah dan Filsafat IPA. Makalah ini
disusun dengan segala kemampuan, namun makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk memeperbaiki makalah
ini.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan bermanfaat bagi
pembaca. Khususnya yang ingin lebih mengetahui mengenai Sejarah Ilmu
Pengetahuan Alam Biologi.
Malang, 28 Agustus 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……........................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5

1.3 Tujuan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tokoh-tokoh pencetus ilmu biologi.......................................................6

2.2 Dasar-dasar munculnya biologi modern..............................................19

2.3 Pembagian berdasarkan kelompok organisme.....................................21

2.4 Pembagian berdasarkan organisasi kehidupan.....................................21

2.5 Pembagian berdasarkan interaksi…………………………………….22

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang


Kata biologi bersal dari bahasa Yunani yang berarti hidup, logis, dan logis
sendiri memiliki arti memikirkan atau ilmu. Dengan demikian, biologi adalah
ilmu tentang makhluk hidup. Ilmu merupakan kumpulan ilmu pengetahuan dan
metode untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Biologi merupakan
seluruh pengetahuan tentang kehidupan yang bersifat logis dan ilmiah yang
diperoleh dari dahulu hingga sekarang. Para ahli biologi secara terus menerus
menambahkan pengetahuannya sehingga biologi semakin lama menjadi lengkap
dan sempurna.
Seperti ilmu pengetahuan yang lain biologi muncul karena kebutuhan manusia
untuk memahami suatu peristiwa dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Biologi seperti ilmu pengetahuan lainnya seperti TI yang terus
berkembang, perkembangan biologi sendiri sangat pesat kita telah memperoleh
banyak pengetahuan biologis hingga saat ini.
Biologi adalah ilmu tertua bisa dibuktikan pada situs Assyiria dan Babilonia
(3500 SM), situs tersebut menunjukan bahwa bangsa Assyiria dan Babilonia
sudah bercocok tanam dan dan mengenal ilmu pengobatan.
Di Mesir, ilmu biologi diterapkan dalam pengobatan sejak 2000 tahun SM.
Contoh yang bisa kita temui diantaranya adalah mumi; mayat yang diawetkan.
Bangsa mesir sudah mampu membuat semacam balsem untuk mengawetkan
mayat dari tumbuh-tumbuhan. Perkembangan biologi di wilayah Arab sangat
pesat berkat pengetahuan Al jahiz tentang binatang, dan Ibnu Sina tentang ilmu
kedokteran.
Bangsa China sudah mengenali tanaman obat sejak 2800 tahun SM.
Reruntuhan di Mohenjodaro (2500 SM) menunjukan bahwa penduduknya sudah
memanfaatkan sekitar 960 jenis tanaman untuk pengobatan. Termasuk ilmu
anatomi, fisiologi, patologi, da ilmu bedah.
Selanjutnya perkembangan biologi merambah ke berbagai bangsa dan
melahirkan tokoh-tokoh baru, salah satunya adalah Aristoteles, ilmuwan

4
berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, “filosofi alam” adalah
cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini
disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan
menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini
merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan
lebih dari jutaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Siapakah tokoh-tokoh pencetus ilmu biologi?
1.2.2 Apa dasar-dasar munculnya biologi modern?
1.2.3 Bagaimana pembagian berdasarkan kelompok organisme?
1.2.4 Bagaimana pembagian berdasarkan organisasi kehidupan?
1.2.5 Bagaimana pembagian berdasarkan interaksi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tokoh-tokoh pencetus ilmu biologi.
1.3.2 Untuk mengetahui dasar-dasar munculnya biologi modern.
1.3.3 Untuk mengetahui pembagian berdasarkan kelompok organisme.
1.3.4 Untuk mengetahuipembagian berdasarkan organisasi kehidupan.
1.3.5 Untuk mengetahui pembagian berdasarkan interaksi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tokoh-Tokoh Pencetus Ilmu Biologi

1. Aristoteles

Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani.


Aristoteles lahir di Stagira Chalcidice, Thracia, Yunani tahun 384 SM. Ayahnya
seorang ahli fisika kenamaan dari Macedonia. Pada umur 17 tahun, Aristoteles
pergi ke Athena untuk belajar di Akademi Plato. Kemudian ia menjadi pengajar di
Akademi Plato selama lebih kurang lebih 20 tahun. Aristoteles dikenal sebagai
seorang filsuf sekaligus saintis dan ahli pendidikan. Ia banyak menulis karya yang
menjadi dasar pengembangan berbagai disiplin ilmu seperti ilmu filsafat, ilmu
pengetahuan alam, metafisika, politik, dan pemerintahan.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini
menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap
hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Teori Abiogenesis dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles (384 – 322 SM),
yang merupakan tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno. Aristoteles
melakukan pengamatan ikan-ikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian
ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal dari lumpur. Teori Abiogenesis ini
didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang bernama
Nedhan. Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu.
Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan
gabus. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri.
Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu. Teori ini
gugur karena pada abad ke-17, Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat
mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam
percobaan untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoek mencoba
mengamati air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya.

6
Ternyata terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat
benda-benda aneh yang sangat renik.
2. Antonie van Leeuwenhoek
Antonie Philips van Leeuwenhoek adalah seorang berkebangsaan Belanda,
pedagang dan ilmuwan. Dia dikenal sebagai "Bapak Mikrobiologi", dan dianggap
sebagai yang pertama menekuni ilmu mikrobiologi. Ia juga dikenal untuk
karyanya pada peningkatan mikroskop dan untuk kontribusi terhadap
pembentukan mikrobiologi.
Ketika mikroskop sudah ditemukan orang sebelum Leeuwenhoek lahir, namun
Ia tidak menggunakannya. Sebaliknya, dengan cermat dan tepat ia menggosok
lensa berukuran kecil. Leeuwenhoek mampu menghasilkan mikroskop yang
punya daya kekuatan pengamatan yang jauh lebih baik dari mikroskop yang sudah
ada. Salah satu dari lensa yang masih ada memiliki kapasitas membesarkan sekitar
270 kali, bahkan ada tanda-tanda bahwa ia berhasil membuat lebih sempurna dari
itu. Leeuwenhoek membuat lebih dari 500 lensa optik. Dia juga menciptakan
sedikitnya 25 mikroskop, dari jenis yang berbeda, yang hanya sembilan bertahan.
Mikroskopnya terbuat dari frame perak atau tembaga, dengan lensa buatan tangan.
Mikroskop adalah perangkat yang relatif kecil, yang terbesar memiliki panjang
sekitar 5 cm. Mikroskop tersebut digunakan dengan menempatkan lensa yang
sangat dekat di depan mata, sambil melihat ke arah matahari. Sisi lain dari
mikroskop memiliki pin, di mana sampel telah terpasang agar tetap dekat dengan
lensa. Ada juga tiga sekrup yang memungkinkan untuk memindahkan pin, dan
sampel, sepanjang tiga sumbu: satu sumbu untuk mengubah fokus, dan dua sumbu
lain untuk menavigasi melalui sampel.
Bebeapa penemuan antony van leeuwenhoek :
 Infusoria (protista dalam klasifikasi zoologi modern), pada tahun 1674
 Bakteri, (misalnya Selenomonads besar dari mulut manusia), pada tahun
1676
 Spermatozoa pada tahun 1677. Van Leeuwenhoek memiliki masalah
dengan para teolog Belanda tentang latihannya.
 Pola Banded Serat Muscular, pada tahun 1682.

7
3. Louis Pasteur
Louis Pasteur adalah seorang kimiawan dan ahli mikro-biologi kelahiran
Perancis. Ia terkenal karena penemuannya tentang prinsip vaksinasi, fermentasi
mikroba dan pasteurisasi (cara mencegah pembusukan makanan hingga beberapa
waktu lamanya dengan proses pemanasan). Dia dikenang karena terobosan yang
luar biasa dalam penyebab dan pencegahan suatu penyakit, dari hasil
penemuannya ia telah menyelamatkan hidup orang banyak. Dia menurunkan
angka kematian dari demam nifas , dan menciptakan vaksin pertama untuk rabies
dan antraks. Penemuan medisnya memberikan dukungan langsung untuk teori
kuman penyakit dan penerapannya dalam klinis kedokteran. Dia dikenal
masyarakat karena penemuannya tentang teknik pengolahan susu dan anggur
untuk menghentikan kontaminasi bakteri, yang disebut pasteurisasi. Ia dianggap
sebagai salah satu dari tiga pendiri utama bakteriologi , bersama dengan
Ferdinand Cohn dan Robert Koch, dan dikenal sebagai "bapak mikrobiologi".
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di
dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan
‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan Cuma itu, sekarang mikroorganisme telah
digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada
teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan
mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan
mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).
Secara garis besar mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan
menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat
menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies.
Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang
ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain,
yaitu: biokimia. Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad
19 oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal
dari mikro organisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang
membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikro organisme bukan
berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi,

8
misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan
juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu.
Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya
mikro organisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli
mikro biologi telah meneliti bahwa mikro organisme mampu menyebabkan
berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis
senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan biohemial
divesity atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikro organisme.
Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisme perubahan kimia oleh
mikro organisme sangat mirip dengan unity in biochemistry yang artinya bahwa
proses biokimia pada mikro organisme adalah sama dengan proses biokimia pada
semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan
bahwa informasi genetik pada semua organisme dari mikroba hingga manusia
adalah DNA. (Minasari. 2008)
Pada masa pasteur terdapat salah seorang penyokong yang penuh dedikasi
terhadap generasi spontan (Abiogenesis) pasteur ialah Felix Arhimede Pautcht,
seorang naturalis Perancis. Dalam tahun 1859 ia menerbitkan laporan panjang
lebar untuk membuktikan kejadiannya, tetapi ia tidak memperhitungkan sifat
Louis Pasteur yang cerdik, keras kepala dan tak kenal lelah.Karena merasa jengkel
akan logika dan data Pouchet, maka Louis Pasteur didalam tahun 1865 melakukan
percobaan untuk lebih meyakinkan dan untuk mengakhiri pertikaian itu untuk
selama-selamanya. Louis Pasteur mempersiapkan larutan nutrien (kaldu) didalam
labu yang dilengkapi dengan lubang atau pipa panjang dan sempit berbentuk
“leher angsa”. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel
lainnya. Dalam percobaannya menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur
memanaskan dengan merebus larutan nutrien (kaldu) itu dan udara tanpa
perlakuan dan tanpa disaring kemudian dibiarkan lewat keluar masuk. Setelah
sekian lama, ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam larutan itu.

4. Carolus Linnaeus
Carolus Linnaeus atau Carl von Linné (lahir di Älmhult, 23 Mei 1707 –
meninggal di Uppsala, 10 Januari 1778 pada umur 70 tahun) adalah seorang
ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi. Ia dikenal sebagai

9
"bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern.
Linnaeus ialah ahli botani yang paling dihormati pada masanya, dan ia juga
terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain menjadi ahli botani, Linnaeus juga
ahli dalam zoologi dan adalah seorang dokter.
Saat berusia 7 tahun, Nils menggaji seorang tutor bernam Johan Telander untuk
Linnaeus. Pada 1717, Linnaeus dikirimkan ke Lower Grammar School di Växjö,
dimna ia sering berkelana ke pedesaan untuk mencari tumbuhan. Kepala sekolah
yang juga guru Linnaeus pada tahun seniornya, Daniel Lannerus, melihat
ketertarikan Linnaeus di bidang botani dan memperkenalkannya kepada Johan
Rothman, seorang dokter sekaligus guru di Växjö. Rothman memperluas
ketertarikan Linnaeus di bidang botani dan bahkan kedokteran. Linnaeus akhirnya
mendaftar di Universitas Lund-universitas terdekat, kemudian pindah ke
Universitas Uppsala setelah satu tahun atas saran Rothman.
Dalam masa-masa ini Linnaeus mempunyai keyakinan bahwa dalam benang
sari dan putik bunga terkandung dasar-dasar klasifikasi tumbuhan, maka ia
menuliskan sebuah makalah singkat pada suatu mata kuliah yang berhasil
membuatnya menjadi pembantu profesor. Tahun 1732 Badan Akademik Ilmu
Pengetahuan Alam di Uppsala membiayai ekspedisinya untuk meneliti Laplandia.
Hasilnya adalah tulisan berjudul Flora Laponica yang dicetak tahun 1737.
Pada tahun 1735 Linnaeus pindah ke Belanda. Di sana ia mendapatkan gelar
dokter dari Universitas Harderwijk. Gelar ini ialah satu-satunya gelar akademik
yang berhasil didapatkan Linnaeus, dan ia memperolehnya hanya dalam waktu
enam hari, termasuk tiga hari mencetak catatan-catatan botaninya dalam bahasa
Latin.
Pada tahun 1735 pula, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem penamaan
organisme/ makhluk hidup, sistem ini dikenal dengan nama Binominal
Nomenclature. Setiap nama organisme terdiri dari dua nama dalam bahasa latin,
karena bahasa latin atau yunani merupakan bahasa yang banyak dipakai di
sekolah-sekolah atau lembaga akademik pada saat itu. Nama yang pertama disebut
sebagai Genus dan nama yang kedua adalah nama spesies dari organisme tersebut
dan tidak ditulis dengan huruf kapital. Genus dan spesies ditulis dengan
memberikan garis bawah atau dengan huruf miring. Sebagai contoh,

10
Staphylococcus aureus adalah bakteri yang sudah umum dikenal. Staphylococcus
adalah Genus dari bakteri tersebut dan aureus adalah nama spesies nya. Dalam
Kasus ini, Genus menggambarkan keadaan nyata atau keadaan yang nampak dari
sel tersebut. Staphylo artinya susunannya bergerombol kecil seperti buah anggur
dan coccus menandakan bahwa bentuk selnya bulat.Dengan kata lain,
Staphylococcus berarti segerombolan sel yang berbentuk seperti bola/ bulatan
bulatan.Aureus adalah bahasa latin untuk emas, ini berarti Staphylococcus aureus
adalah segerombolan sel yang berbentuk seperti bola/ bulatan bulatan dan
memiliki corak emas.
Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi
penamaan organisme hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah-
karya Linnaeus tersebut menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus
mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada
abad ke-18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem
klasifikasi ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam biologi.
Sistem Linnaeus mengklasifikasikan alam dalam hierarki atau tingkatan-
tingkatan, dimulai dengan tiga "kerajaan". Kerajaan dibagi ke dalam Kelas dan
masing-masing Kelas terbagi dalam Ordo, yang dibagi dalam Genera (bentuk
tunggal: genus), yang dibagi dalam Spesies. Di bawah tingkatan spesies, Linnaeus
kadang menyebutkan takson yang tidak diberinya nama (untuk tumbuhan, hal ini
sekarang dinamai "varietas").
Linnaeus menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa
tersebut. Sebagai contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga
menyatakan bahwa ada species manusia kedua, Homo troglotydes (bermakna
"orang goa", yang ia maksudkan untuk simpanse dan sekarang ditempatkan dalam
genus berbeda (bukan Homo) melainkan Pan troglotydes). Kelompok mamalia
dinamai berdasarkan kelenjar susu (mammae) karena salah satu definisi
karakteristik mamalia adalah bahwa mereka merawat bayinya. (Dari beberapa
perbedaan antara mamalia dan hewan lain, Linnaeus lebih memilih hal ini karena
pandangannya pada pentingnya keberadaan induk betina.)
Hanya sistem pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang masih tetap
digunakan hingga kini, dan pengelompokan itu sendiri sudah banyak berubah

11
sejak dicetuskan oleh Linnaeus sebagaimana prinsip-prinsip yang melandasi
pengelompokan itu juga banyak berubah. Namun, Linnaeus tetap dianggap berjasa
mengembangkan gagasan struktur hierarki klasifikasi yang didasari oleh sifat-sifat
teramati. Rincian dasar tentang hal yang dapat dianggap sah secara ilmiah untuk
disebut 'sifat teramati' itu sendiri telah berubah seiring bertambahnya pengetahuan
(contohnya, DNA yang pada masa hidup Linnaeus tidak dikenal telah terbukti
bermanfaat dalam mengklasifikasikan dan menentukan hubungan organisme
hidup satu dengan lainnya), namun prinsip-prinsip dasarnya tetap masuk akal.

5. Gregor Johann Mendel

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai ketika


seorang bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Mendel mengamati
pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti.
Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama
bagi perkembangan. (Campbell, 2002)
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin),
artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika
berasal dari kata genos, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika
bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu
memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genetika adalah ilmu yang
mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh
karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya
perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat
dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat. Dalam
ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada
anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya. Namun, bahan sifat
keturunan itu tidaklah bersifat baka. Selalu mengalami perubahan, berangsur atau
mendadak. Seluruh makluk bumi mengalami evolusi termasuk manusia. Evolusi
itu terjadi karena perubahan bahan sifat keturunan, dan dilaksanakan oleh seleksi
alam.

12
Genetika (dari bahasa Yunani γέννω atau genno yang berarti "melahirkan")
merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai
aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun
suborganisme (seperti virus dan prion). Secara lebih rinci, genetika berusaha
menjelaskan :

 Material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik)


 Bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik)
 Bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang
lain (pewarisan genetik)
Genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendel pun di akui
sebagai bapak genetika. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara
terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von
Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel
pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu percobaan persilangan
atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang
genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika
klasik. Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun 1953 oleh
J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika
molekuler. Teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan
atau dengan istilah disebut rekayasa genetika. Saat ini sudah menjadi berita biasa
apabila organisme-organisme seperti domba, babi dan kera, didapatkan melalui
teknik rekayasa genetika yang disebut kloning . (Campbell, 2002)
Mendel bekerja dengan tujuh karakteristik tanaman kacang: tinggi tanaman,
bentuk polong dan warna, bentuk biji dan warna, dan posisi bunga dan warna.
Dengan warna biji, ia menunjukkan bahwa ketika kacang kuning dan kacang hijau
dibiakkan bersama-sama maka keturunan mereka selalu kuning. Namun, pada
generasi berikutnya kacang hijau muncul kembali pada rasio 1:3. Untuk
menjelaskan fenomena ini, Mendel menciptakan istilah "resesif "dan" dominan
"mengacu pada ciri-ciri tertentu. (Dalam contoh sebelumnya, kacang hijau adalah
resesif dan kacang polong kuning yang dominan.) Ia menerbitkan karyanya pada
tahun 1866, menunjukkan tindakan tak terlihat "faktor"-sekarang disebut gen
sebagai faktor penentu sifat keturunan.

13
Johann Mendel lahir 20 Juli 1822, Heinzendorf bei Odrau, Kekaisaran
Austria (sekarang Hynčice, Republik Ceko). Dia diberi nama Gregor ketika ia
bergabung dengan para biarawan Augustinian. Ia merupakan putra dari Anton dan
Rosine (Schwirtlich) Mendel, dan memiliki satu kakak, Veronika, dan satu yang
lebih muda, Theresia. Mereka tinggal dan bekerja di sebuah peternakan yang telah
dimiliki oleh keluarga Mendel selama 130 tahun. Sejak masa kecil Mendel
bekerja sebagai tukang kebun dan belajar perlebahan . Saat usia muda ia
menghadiri gimnasium di Opava, di sana dia sempat berhenti selama 4 bulan
karena sakit. Dari 1840-1843, ia belajar filsafat praktis dan teoritis seerta fisika di
Universitas Olomouc Fakultas Filsafat.

6. Heinrich Anton de Bary

Heinrich Anton de Bary adalah ahli bedah sekaligus ahli botani,


mikrobiologi, mikolgi berbangsaan jerman. Ia terutama mempelajari sistematika
dan fisiologi jamur. Ia dianggap sebagai bapak pendiri patologi tanaman
(Fitopatologi) serta pendiri mikologi modern. Ia membuktikan bahwa jamur
patogenik (penyebab penyakit) bukan di hasilkan dari sel/sekresi tumbuhan yang
terserang. Ia juga melakukan serangkaian pengamatan bermacam-macam jamur
penyebab penyakit pada tumbuhan. Selain itu, de Bary juga mempelajari
pembentukan lumut kerak yang merupakan gabungan dari jamur dan alga. Ia juga
yang mencetuskan pertama kalinya kata 'simbiosis'.
Heinrich Anton de Bary lahir pada 26 Januari 1831 di Frankfurt. Ia adalah
salah satu dari sepuluh anak yang lahir dari pasangan dokter Agustus Theodor de
Bary (1802-1873) dan Emilie Meyer de Bary. Pada tahun 1848, de Bary lulus dari
Gymnasium di Frankfurt, dan mulai belajar kedokteran di Heidelberg, lanjut di
Marburg. Pada tahun 1850, ia pergi ke Berlin untuk terus mengejar studi
kedokteran, dan terus menggali dan mengembangkan minatnya dalam ilmu
tanaman. Ia menerima gelar di bidang kedokteran di Berlin pada tahun 1853,
dengan disertasinya yang berjudul "De plantarum generatione s3xuali", subjek
botani. Pada tahun yang sama, ia menerbitkan sebuah buku tentang jamur yang
menyebabkan karat dan jamur api pada tanaman. Setelah wisuda, de Bary
melakukan praktek kedokteran di Frankfurt, tetapi hanya untuk waktu yang sangat

14
singkat. Ia ditarik kembali ke botani dan menjadi Privatdozent dalam botani di
University of Tübingen, ia bekerja sebagai asisten Hugo von Mohl (1805-1872)
untuk sementara waktu. De Bary menikah dengan Antonie Einert pada tahun
1861; mereka mengangkat empat anak. De Bary mengkhususkan untuk
mempelajari sejarah kehidupan jamur. Pada saat itu, jamur masih dianggap timbul
melalui generasi spontan. Ia membuktikan bahwa jamur patogen yang bukan
produk dari isi sel tanaman yang terkena dan tidak timbul dari sekresi sel yang
sakit.
Dalam waktu de Bary meneliti, kentang busuk daun telah menyebabkan
kerusakan tanaman yang merugikan ekonomi. Dia mempelajari infestans patogen
Phytophthora (sebelumnya Peronospora infestans) dan menjelaskan siklus
hidupnya. Asal usul penyakit tanaman tidak diketahui pada waktu itu. Pada tahun
1841 Miles Joseph Berkeley (1803-1889) bersikeras bahwa jamur yang ditemukan
pada kentang adalah penyebab penyakit, de Bary menyatakan bahwa karat dan
jamur api adalah penyebab perubahan patologis pada tanaman yang sakit. Dia
menyimpulkan bahwa Uredinales dan Ustilaginales adalah parasit. De Bary
menghabiskan banyak waktu mempelajari morfologi jamur dan melihat bahwa
bentuk-bentuk tertentu yang telah diklasifikasikan sebagai spesies terpisah
sebenarnya merupakan tahapan perkembangan organisme yang sama. De Bary
mempelajari sejarah perkembangan Myxomycetes yang perlu untuk direklasifikasi
menjadi hewan yang lebih rendah. Dia pertama kali menciptakan istilah
Mycetozoa untuk memasukkan hewan tingkat rendah dan jamur lendir. Dalam
karyanya pada Myxomycetes (1858), ia menunjukkan bahwa pada satu tahap dari
siklus hidup mereka (tahap plasmodial), mereka tidak lebih dari tak berbentuk,
massa motil bahan yang Félix Dujardin (1801-1860) telah disebut sarcode
(protoplasma). Ini merupakan dasar dari teori protoplasma hidup. De Bary adalah
orang pertama yang menunjukkan s3ksualitas dalam jamur. Pada 1858, ia telah
mengamati konjugasi dalam alga Spirogyra, dan pada tahun 1861, ia
menggambarkan reproduksi s3ksual dalam jamur Peronospora sp. Dia melihat
perlunya mengamati seluruh siklus hidup patogen dan berusaha untuk
mengikutinya dalam tanaman hidup inang. De Bary menerbitkan karya
pertamanya tentang jamur pada tahun 1861, dan kemudian menghabiskan lebih

15
dari 15 tahun mempelajari Peronosporeae, terutama Phytophthora infestans
(sebelumnya Peronospora infestans) dan Cystopus (Albugo), parasit kentang.
Dalam karyanya yang diterbitkan pada tahun 1863 berjudul "Recherches
sur le Développement de quelques champignons parasit" spora, ia melaporkan
telah menginokulasi P. infestans pada daun kentang yang sehat dan mengamati
penetras! daun dan pertumbuhan selanjutnya dari miselium yang mempengaruhi
jaringan, pembentukan konidia, dan munculnya bintik hitam karakteristik hawar
kentang. Ia juga melakukan percobaan serupa pada batang kentang dan umbi-
umbian. Dia melihat konidia di tanah dan infeksi mereka dari umbi-umbian,
mengamati miselium yang bisa bertahan di umbi pada musim dingin. Dari semua
studi ini, ia menyimpulkan bahwa organisme tidak dapat dihasilkan secara
spontan.
Konsep dan metode de Bary itu memiliki dampak yang besar pada bidang
tumbuh bakteriologi dan botani. Ia menerbitkan lebih dari 100 makalah penelitian
dan mempengaruhi banyak siswa yang kemudian menjadi ahli botani terkemuka
dan ahli mikrobiologi seperti Sergei Winogradsky (1856-1953), William Gilson
Farlow (1844-1919), dan Pierre-Marie-Alexis Millardet (1838-1902). Dia adalah
salah satu bioscientists yang paling berpengaruh dari abad ke-19. De Bary
meninggalpada 19 Januari 1888 di Strasburg. karena tumor rahang, menjalani
operasi yang luas. (Sastrahidayat, 2011).

7. Robert Heinrich Herman Koch

Robert Heinrich Herman Koch dianggap sebagai pendiri modern


bakteriologi, dikenal karena perannya dalam mengidentifikasi agen penyebab
spesifik TB, kolera, dan antraks dan untuk memberikan dukungan eksperimental
untuk konsep penyakit menular. Robert Koch lahir di Clausthal, Kerajaan
Hanover, Jerman, 11 Desember 1843 dan meninggal di Karlsruhe, Grand Duchy
of Baden, 27 Mei 1910 pada umur 66 tahun.
Robert Koch lahir pada tanggal 11 Desember 1843 di Clausthal-Zellerfeld,
Hannover, Jerman dengan nama Robert Heinrich Hermann Koch. Ayahnya adalah
seorang ahli pertambangan terkemuka. Koch menempuh pendidikan dasar di
sekolah lokal yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pada saat memasuki

16
sekolah menengah atas, Koch menunjukkan ketertarikannya yang sangat tinggi
terhadap biologi. Dalam biografi Robert Koch pada sebuah publikasi yang
berjudul Nobel Lectures, Physiology or Medicine 1901-1921 dijelaskan, Koch
mempelajari ilmu kedokteran di University of Gottingen pada tahun 1862.
Kemudian, di tempat ini Koch mengenal seorang profesor dalam bidang anatomi,
Jacob Henle. Perkenalan tersebut tampaknya menjadi pengalaman yang bersejarah
bagi Koch. Jacob Henle adalah orang pertama yang mempengaruhi Koch untuk
mempelajari bakteriologi. Hal itu dirasakan Koch ketika mengetahui pendapat
Henle yang menyatakan, penyakit menular disebabkan oleh organisme parasit
hidup. Setelah itu, Koch pun lulus dan mendapat gelar M.D. (medical doctor)
pada tahun 1866. Koch kemudian menikah dengan Emmy Fraats yang
memberikannya seorang anak bernama Gertrud.
Penelitian Robert koch terhadap antraks dimulai ketika antraks menjadi
penyakit hewan dengan prevalensi paling tinggi pada masa itu. Dengan berbekal
sebuah mikroskop sederhana dalam laboratorium di ruangan rumahnya, Koch
mencoba membuktikan secara ilmiah mengenai bacillus yang menyebabkan
antraks. Hal itu dilakukan dengan menyuntikkan Bacillus anthracis ke dalam
tubuh sejumlah tikus. Koch mendapatkan Bacillus anthracis tersebut dari limpa
hewan ternak yang mati karena antraks.
Hasilnya, semua tikus yang telah disuntik oleh Bacillus anthracis
ditemukan dalam keadaan mati. Sementara itu, tikus yang suntik oleh darah yang
berasal dari limpa hewan sehat ditemukan dalam keadaan masih hidup. Melalui
percobaannya ini, Koch memperkuat hasil penelitian ilmuwan lain yang
menyatakan, penyakit ini dapat menular melalui darah dari hewan yang menderita
antraks.
Setelah berhasil melakukan percobaan pertamanya, rasa keingintahuan
Koch terhadap antraks semakin besar. Casimir Davaine merupakan ilmuwan yang
membuktikan penularan langsung Bacillus anthracis di antara beberapa ekor sapi.
Namun, Koch ingin mengetahui apakah Bacillus anthracis yang tidak pernah
kontak dengan segala jenis hewan dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, Koch menemukan metode dalam pemurnian
bacillus dari sampel darah untuk kemudian dikembangbiakkan. Melalui metode

17
tersebut Koch mampu mengidentifikasi, mempelajari, dan mengambil gambar
bacillus yang sedang dikembangbiakkan. Setelah itu dapat disimpulkan, jika
Bacillus anthracis berada dalam lingkungan yang tidak disukainya dan berada di
luar inang (host), bakteri tersebut akan memproduksi spora untuk melawan
lingkungan yang tidak cocok baginya. Kondisi seperti ini dapat bertahan dalam
waktu yang sangat lama. Ketika kondisi lingkungan telah kembali cocok dan
normal, spora akan memicu berkembangnya kembali bacillus. Jika spora tersebut
tertanam dalam tanah, maka akan menyebabkan penyebaran antraks secara
spontan (spontaneous outbreak).
Dari percobaan keduanya tersebut, Koch menyimpulkan, meskipun
bacillus tidak kontak dengan segala jenis hewan, namun mereka tetap dapat
menyebabkan timbulnya antraks. Hasil penemuan tersebut didemonstrasikan oleh
Koch di hadapan dua orang profesor yang bernama Ferdinand Cohn dan
Cohnheim. Kedua orang profesor itu sangat terkesan dengan penemuan Koch.
Pada tahun 1876 Ferdinand Cohn mempublikasikan penemuan Koch
dalam sebuah jurnal. Tidak lama setelah itu, Koch menjadi cukup terkenal dan
dirinya diberi penghargaan berupa sebuah pekerjaan di Kantor Kesehatan
Kekaisaran (Imperial Health Office) pada tahun 1880 di Berlin. Popularitas dan
penghargaan tidak membuat Koch cepat berpuas diri. Di tempat kerjanya yang
baru, Koch mendapat fasilitas berupa laboratorium yang lebih baik dari
sebelumnya. Koch kemudian menemukan metode penanaman kultur bakteri
dalam media padat seperti kentang. Koch pun mengembangkan metode baru
dalam mengidentifikasi bakteri dengan zat warna (staining) agar lebih mudah
terlihat.
Berbagai metode yang ditemukan oleh Koch tersebut dapat membuat
bakteri patogen lebih mudah didapatkan dalam kultur murni (pure culture).
Padahal sebelumnya, bakteri patogen sangat sulit didapatkan karena tercampur
dengan organisme lain yang dapat ikut teridentifikasi. Dengan alasan tersebut,
Koch memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi
sebelum bakteri dianggap sebagai penyebab penyakit. Rumusan tersebut dikenal
dengan Postulat-postulat Koch (Koch’s Postulates). Dalam Postulat-postulat Koch
disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka

18
organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat yakni: Ditemukan pada
semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa. Telah diolah dan dipelihara dalam
kultur murni (pure culture). Mampu membuat infeksi asli (original infection),
meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Dapat diperoleh kembali
dari hewan yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.
Penelitian-penelitian yang dilakukan Koch tidak terbatas pada antraks. Penyakit
lain seperti TBC (tuberculosis) dan kolera turut diteliti pula oleh Koch. Pada
tahun 1883, Koch dikirim ke Mesir sebagai pimpinan Komisi Kolera German
(German Cholera Commission) untuk menginvestigasi penyebaran kolera di
negara tersebut. Meskipun Koch belum membuktikannya dalam berbagai
percobaan, Koch dapat mengidentifikasi bakteri bernama Vibrio bacterium
sebagai penyebab kolera.
Koch diangkat sebagai profesor dalam bidang ilmu kesehatan di
Universitas Berlin pada tahun 1885. Selain itu, Koch pun mendapatkan gelar
profesor kehormatan di fakultas kedokteran dan menjabat sebagai pimpinan pada
Lembaga Penyakit-penyakit Menular (Insitute for Infectious Diseases). Koch telah
berkeliling ke berbagai tempat di dunia untuk mempelajari berbagai macam
penyakit, termasuk ke Pulau Jawa.
Pada tahun 1905, Koch dianugerahi hadiah Nobel dalam bidang fisiologi
atau kedokteran. Koch mengabdikan hampir seluruh hidupnya dalam bidang
bakteriologi yang berguna dalam mempelajari berbagai macam penyakit. Koch
menderita serangan jantung pada tanggal 9 April 1910 dan pernah membuat
pemulihan lengkap. Pada tanggal 27 Mei 1910, hanya tiga hari setelah
memberikan ceramah tentang penelitian tuberkulosis di Berlin Academy of
Sciences, Robert Koch meninggal di Baden Baden pada usia 66 tahun. Koch
dikenang sebagai salah satu pendiri bidang ilmu bakteriologi. Setelah
kematiannya, sebuah Institut dengan nama dia didirikan untuk menghormatinya.

2.2 Dasar-Dasar Munculnya Biologi Modern


Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara
terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der
lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802).
Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich

19
Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku
Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae
Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et
Dendrologia.
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas,
bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang
sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga
dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok
organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan),
dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan
lingkungannya).
Ilmu biologi modern yang saat ini kita kenal pada dasarnya dibentuk dari
beberapa teori atau pun kajian ilmu biologi berikut ini :
1. Teori Sel
Dasar ilmu biologi modern yang pertama adalah teori mengenai sel. Teori
sel merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk kehidupan. Menurut
teori sel, sel merupakan satuan dasar kehidupan, dan setiap makhluk hidup
yang ada di dunia berasal dari satu atau pun beberapa macam sel yang
disekresikan.
2. Teori Evolusi
Dasar ilmu biologi modern yang kedua adalah teori evolusi. Teori evolusi
mencakup sebuah konsep penting yang berguna bagi kehidupan manusia.
Menurut teori evolusi, setiap organisme di bumi, baik yang masih hidup
atau pun yang telah mati / punah, pada dasarnya berasal dari satu nenek
moyang yang sama. Telah diyakini, kesamaan nenek moyang tersebut
muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.
3. Teori genetika
Teori ketiga yang juga dijadikan sebagai dasar ilmu biologi modern adalah
teori genetika. Menurut teori ini, setiap gen yang dimiliki oleh satu
makhluk hidup merupakan hasil turunan dari gen yang dimiliki oleh
makhluk hidup pendahulunya (keluarga atau pun orang tuanya).

20
4. Dasar teori ilmu biologi modern yang keempat adalah teori homeostatis.
Teori homeostatis merupakan teori yang menerangkan kemampuan sebuah
sistem terbuka dalam melakukan aktivitas regulasi stabilitas lingkungan
dengan jalan penyesuaian keseimbangan dinamika yang diatur oleh
mekanisme regulasi yang terkait.
5. Dasar teori ilmu biologi modern yang terakhir adalah teori energi. Teori
energi merupakan salah satu teori yang memiliki peranan sangat besar
terhadap perkembangan ilmu biologi modern. Menurut teori ini,
keberlangsungan atau pun kehidupan setiap organisme selalu bergantung
kepada masukan energi yang dilakukan secara terus menerus. Tanpa
pasokan energi yang memadai, suatu organisme tidak akan mampu
bertahan hidup.

2.3 Pembagian Berdasarkan Kelompok Organisme


Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksonomi
mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan
dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu dipelajari semua
gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan (botani), biologi
hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan seterusnya.

2.4 Pembagian berdasarkan organisasi kehidupan


Kehidupan berlangsung dalam hirarki yang terorganisasi. Hirarki organisme,
dari yang terkecil hingga yang terbesar yang dipelajari dalam biologi, adalah
sebagai berikut:
 sel;
 jaringan;
 organ;
 sistem organ;
 individu;
 populasi;
 komunitas atau masyarakat;
 ekosistem; dan

21
 bioma.
Kajian-kajian sub individu mencakup biologi sel, anatomi dan cabang-
cabangnya (sitologi, histologi dan organologi), dan fisiologi. Pembagian lebih
rinci juga mungkin terjadi. Misalnya, anatomi dapat dikhususkan pada setiap
organ atau sistem (biasa terjadi dalam ilmu kedokteran): pulmonologi, kardiologi,
neurologi, dan sebagainya). Tingkat supraindividu dipelajari dalam ekologi, yang
juga memiliki pengkhususan tersendiri, seperti ekofisiologi atau “fisiologi
lingkungan”, fenologi, serta ilmu perilaku.

2.4 Pembagian berdasarkan interaksi


Hubungan antar unit kehidupan maupun antara unit kehidupan dan
lingkungannya terjadi pada semua tingkat organisasi. Selain mempelajari
kehidupan melalui berbagai tingkatan di atas, biologi juga mempelajari hal-hal
berikut, melalui cabang ilmunya masing-masing:
a. Morfologi, yaitu cabang Biologi tentang penampakan atau bentuk
luar tubuh makhluk hidup.
b. Anatomi, yaitu cabang Biologi tentang struktur dalam tubuh makhluk
hidup.
c. Fisiologi, yaitu cabang Biologi tentang fungsi alat tubuh makhluk hidup.
d. Histologi, yaitu cabang Biologi tentang susunan dan fungsi jaringan
tubuh makhluk hidup.
e. Sitologi, yaitu cabang Biologi tentang struktur dan fungsi sel.
f. Genetika, yaitu cabang Biologi tentang sifat-sifat keturunan beserta seluk-
beluknya.
g. Embriologi, yaitu cabang Biologi tentang perkembangan zigot
sampai fetus serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
h. Teratologi, yaitu cabang Biologi tentang cacat perkembangan
pada embrio.
i. Patologi, yaitu cabang Biologi tentang penyakit dan pengaruhnya
pada organisme.
j. Endokrinologi, yaitu cabang Biologi tentang hormon.
k. Ekologi, yaitu cabang Biologi tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dan lingkungannya.

22
l. Taksonomi, yaitu cabang Biologi tentang pengelompokan makhluk hidup.
m. Zoologi, yaitu cabang Biologi tentang dunia hewan.
n. Botani, yaitu cabang Biologi tentang dunia tumbuhan.
o. Mikrobiologi, yaitu cabang Biologi tentang mikroorganisme atau
jasad renik.
p. Entomologi, yaitu cabang Biologi tentang serangga.
q. Ornitologi, yaitu cabang Biologi tentang burung.
r. Mikologi, yaitu cabang Biologi tentang jamur.
s. Bakteriologi, yaitu cabang Biologi tentang bakteri.
t. Virologi, yaitu cabang Biologi tentang virus.
Bahkan terdapat sub ilmu biologi yang berkaitan dengan ilmu lain seperti
biokimia dan biofisik, dimana ilmu biologi dilihat dari sudut pandang kimia dan
fisika.

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup. Biologi termasuk salah
satu ilmu tertua yang telah dikenal sejak zaman prasejarah. Dan pertama kali
dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Kemudian
dikembangkan oleh beberapa ilmuwan-ilmuwan terkemuka. Sebagai ilmu
pengetahuan, biologi tidak berdiri sendiri melainkan erat hubungannya dengan
ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Dasar-dasar munculnya ilmu biologi modern
adalah dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya termasuk teori sel, teori
evolusi, teori genetika, teori homeostasis, teori energi. Makhluk hidup dan
organisme dikelompokkan dalam berbagai pembagian berdasarkan kelompok
organisme, organisasi kehidupan, dan berdasarkan interaksi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Jilid 1. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Iqbal, Ali. 2008. Biologi Dasar. Jakarta: Dunia Ilmu.

Nasution, Minasari., Rasyid, Lisna Unita. 2009. Mikrobiologi Umum. Medan:


USU Press.

Sastrahidayat, R. I. 2011. Epidemiologi Teoritis Penyakit Tumbuhan. UB Press


Universitas Brawijaya. Malang

25

Anda mungkin juga menyukai