MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
IPA Terapan
yang dibina oleh Bapak Ridwan Joharmawan
Oleh :
Kelompok 4/ Off B
Septi Putri Ayu (150351600451)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Terapan Ipa Dalam Konstruksi Pembangunan Stadion dengan
Sitem Atap Otomatis” yang di ampu oleh Bapak Ridwan Joharmawan.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf bila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan terima kasih atas kritik ataupun saran yang berikan untuk
perbaikan buku.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science),
merupakan pengetahuan yang mengkaji mengenai gejala-gejala dalam alam
semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu
Alamiah Dasar hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang
essensial saja. Pada pembahasan kali ini kami akan membahas Ilmu Alamiah
Dasar secara lebih spesisfik lagi, yaitu pembahasan mengenai Ilmu Pengetahuan
Alam dan Teknologi. Dewasa ini, kemajuan perkembangan teknologi sangatlah
pesat. Hal tersebut telah mempermudah urusan manusia dalam aktifitasnya.
Atap adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam sebuah
bangunan. Dengan adanya dua musim yang di miliki Negara Indonesia Antara
musim hujan dan kemarau atap tidak hanya sebagai fungsi utama dalam melidungi
kita dari matahari dan hujan akan tetapi juga memiliki nilai estetika yang sangat
tinggi misalnya intensitas cahaya yang diterima bumi kurang terang dengan rain
probability (kemungkinan turun hujan) tinggi. Sedangkan pada musim kemarau,
sinar matahari lebih terang dengan kemungkinan turun hujan sangat rendah,
bahkan hampir tidak pernah turun hujan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
(Sumber : http://media.rooang.com/2017/01/di-stadion-santiago-bernabeu-real-
madrid-kalah-melawan-celta-vigo/)
Terbuka atau tertutup atap sebagian adalah pemandangan yang sering kita
temui pada stadion-stadion sepak bola di negara-negara maju. Elemen yang
terlihat menonjol dari desain arsitektur Stadion Santiago Bernabeu adalah bentuk
melengkung dari desain fasad baja asimetris dapat memantulkan cahaya,
5
menciptakan pola yang selalu berubah. Baris dinamis yang mengelilingi struktur
stadion, mengekspresikan energi yang identik dengan olahraga sepakbola. Pada
malam hari, sistem pencahayaan LED akan membuat fasad mengeluarkan cahaya
lembut dengan warna dan intensitas yang bervariasi. Selain itu, sistem
pencahayaan LED ini juga akan memproyeksikan layar multimedia raksasa. Atap
yang bisa dibuka dan ditutup akan memungkinkan stadion untuk digunakan oleh
berbagai acara, di luar sepakbola, sepanjang tahun, dan tidak bergantung pada
kondisi cuaca. Kanopi dari membran PTFE akan membentang sepanjang bagian
eksterior. Atap tambahan yang transparan pada bagian terdalam juga ditambahkan
utuk mencapai keseimbangan antara cahaya alami dan juga sebagai perlindungan
matahari pada siang hari. Bagian luar stadion dilapisi dengan "kulit" Titanium
yang sekaligus mampu memproyeksikan gambar 360 derajat.
Sistim kerja stadion ini atap penutup stadion akan tertutup secara otomatis
ketika hujan turun pada saat atap tertutup maka lampu stadion otomatis menyala,
dan saat hujan sudah berhenti maka timer akan memberikan jeda waktu selama 5
menit ketika sudah sampai 5 menit tidak lagi turun hujan maka atap stadion akan
terbuka kembali secara otomatis dan lampu stadion kembali mati. Sedangkan pada
pintu stadion terdapat sensor photo transistor yang bekerja menghitung jumlah
penonton didalam stadion, apabila penonton sudah maximal maka secara otomatis
pintu masuk stadion akan tertutup.
6
2.2 Tahap Perencanaan Pembangunan dan Prinsip-Prinsip IPA dalam
konstruksi pembangunan
Bila pada awalnya struktur kabel banyak digunakan untuk berbagai jembatan,
seperti suspension bridge, cable stayed bridge, dan lain-lain, tapi kini para arsitek
pun dapat mewujudkan idenya melalui struktur kabel untuk mewujudkan ruang
dalam yang sangat luas, “tanpa kolom”, tapi tetap mempunyai kesan ringan,
anggun, transparan dengan bentuknya yang unik.
Struktur kabel yang paling banyak digunakan untuk atap stadion olah raga,
karena stadion olah raga memang memerlukan ruang yang bebas kolom pada
bagian dalamnya. Kombinasi struktur kabel dan tekstil merupakan solusi bagi
keperluan untuk perancangan atap stadion olah raga yang dapat digerakkan tutup
buka.
Sedangkan rancangan gedung masa kini makin banyak pula menggunakan
struktur kabel sebagai “suspended cable” untuk dinding kaca dengan bidang yang
luas, atau sebagai “supported cable” untuk rancangan atap kaca. Perkembangan
dalam arsitektur struktur kabel ini menunjukkan tantangan bagi para insinyur
struktur, bahwa mereka seharusnya dapat berperan lebih dominan dalam membuat
rancangan struktur kabel dibandingkan arsitek. Mereka tidak hanya “tukang
hitung” saja, tapi mereka pun bertanggung jawab untuk segi estetika karena
keindahan struktur kabel justru tampil dari elemen strukturnya sendiri.
Teknik prategang, yang umumnya kita kenal pada struktur beton, tidak lain
merupakan suatu rekayasa yang cerdik, di mana aplikasinya telah berdampak luar
biasa pada perkembangan dunia teknik, termasuk juga pada penggunaan kabel
sebagai bahan struktur. Melalui teknik prategang, kabel sebagai elemen struktur
yang tadinya hanya mampu memikul aksial tarik menjadi elemen struktur yang
mampu memikul aksial tekan dan mempunyai kekakuan lentur. Sedangkan gaya
prategang yang diberikan pada struktur kabel ruang, harus mampu menstabilkan
keseluruhan sistem struktur, sehingga untuk setiap kombinasi pembebanan kabel-
kabel tetap dalam keadaan tarik. Perilaku struktur kabel yang diberi gaya
prategang dapat kita pelajari dari percobaans eperti pada Gambar berikut:
7
(Sumber : Schlaich & Wagner, 1992)
Kita rentangkan 2 tali karet (atau kabel yang cukup elastis), satu tali
direntangkan tanpa dikencangkan, artinya tanpa gaya prategang (V = 0),
sedangkan tali yang lain dikencangkan, artinya diberi gaya prategang (V ≠ 0). Bila
di tengah ketinggian setiap tali digantungkan beban P, pada tali di mana V = 0
bagian atas meregang sebesar Δl, dan bagian bawah tali akan terlipat. Sedangkan
tali di mana V ≠ 0 bagian atas hanya akan meregang sebesar setengah Δl. Hal ini
disebabkan sekarang beban P dipikul baik oleh bagian atas dan bagian bawah tali,
masing-masing sebesar 50 % beban P. Dari grafik hubungan P dan Δl untuk kedua
tali memperlihatkan bahwa tali dengan gaya prategang akan mempunyai
deformasi yang jauh lebih kecil. Bila beban P sudah mencapai kondisi detension
(tegangan tali pada bagian bawah menjadi nol), maka grafik hubungan P dan Δl
kembali menjadi parallel dengan grafik untuk tali tanpa tegangan. Bila kedua tali
sekarang dibebani dengan beban terpusat P seperti pada, maka grafik P dan Δ
kedua tali tersebut memperlihatkan kabel dengan prategang (V ≠ Δ) mampu untuk
memikul beban melintang secara lebih efektif, yaitu deformasi lenturnya menjadi
8
jauh lebih kecil dibandingkan dengan Δ untuk tali tanpa prategang (V = Δ). Dari
kedua contoh tersebut, terbukti bahwa gaya prategang pada kabel selain akan
meningkatkan “kekakuan” arah aksial juga akan meningkatkan lenturnya.
Teknik prategang akan lebih efektif bila digunakan pada jaringan kabel
untuk atap bangunan yang dirancang sebagai geometri ruang (3D) yang
mempunyai bentuk lengkung ganda yang saling berlawanan (anti klastis) atau
bentuk pelana , di mana kedua kabel yang saling bersilangan tersebut mempunyai
pusat lengkung berlawanan dengan posisi di atas dan di bawah. Dengan demikian
gaya prategang pada kedua kabel tersebut, akan saling menstabilkan diri pada saat
memikul beban luar.
Bila seluruh sistem jaringan kabel tersebut diberi gaya prategang, maka
jaringan kabel mampu memikul berbagai kombinasi pembebanan luar. Besarnya
gaya prategang yang diberikan, harus diberikan sedemikian besarnya sehingga
kita dapat menghindari adanya kabel dalam keadaan tanpa tegangan tarik (pasif).
Hal ini untuk menghindari terjadinya penurunan kekakuan struktur, yang
menyebabkan membesarnya deformasi. Transfer gaya prategang pada jaringan
kabel, dilakukan dengan memasang kabel utama pada tepi jaringan, di mana kabel
utamanya harus dipasang dengan bentuk lengkung. Dengan cara menarik kabel
utama ini, maka gaya prategang akan ditransfer pada seluruh jaringan kabel.
9
Dalam desain pembangunan stadion ini terlebih pada sistem atap otomatis
yaitu dengan memanfaatkan prinsip-prinsip berikut:
1. Motor DC
Motor DC adalah salah satu jenis motor listrik dengan suplai tegangan arus searah
(DC) yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa gerak
rotasi poros. Bentuk fisik motor DC dapat dilihat pada gambar 2.3
Prinsip kerja motor DC yaitu jika ada arus listrik DC melewati kumparan
dalam medan magnet (fluks magnet), maka akan timbul gaya elektromagnetik
yang menghasilkan torsi pada poros. Skematis prinsip kerja motor DC dapat
dilihat pada gambar 2.4
2. Relay Modul
Relay modul adalah salah satu jenis relay yang dapat difungsikan sebagai saklar
(kontak) suatu rangkaian elektronika. Relay modul pada umumnya dikompatibel
dengan Raspberry Pi atau berbagai jenis Mikrokontroller, terutama
Mikrokontroller Arduino. Raspberry Pi dan Mikrokontroller berfungsi untuk
10
mengendalikan ON/OFF saklar (kontak) relay modul dengan cara mengirimkan
sinyal ke input relay modul. Bentuk fisik relay modul dapat dilihat pada gambar
Sensor hujan adalah salah satu jenis sensor yang terbuat dari beberapa
rangkaian elektronika yang di dalamnya terdapat komponen utama berupa
resistor. Resistor pada sensor hujan berfungsi sebagai pendeteksi air dengan
memanfaatkan hambatan untuk mengetahui level air yang terdeteksi oleh sensor
hujan. Hambatan resitor pada sensor hujan memiliki nilai output 5V (lima volt)
dalam kondisi sensor hujan kering, dan akan menurun nilai output-nya apabila
sensor hujan dalam kondisi basah. Bentuk fisik sensor hujan dan skematik
rangkaian sensor hujan dapat dilihat pada gambar berikut:
Sensor Light Dependent Resistor (LDR) adalah jenis resistor yang nilai
hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterima
11
oleh sensor LDR. Pada umumnya sensor LDR terdapat 2 (dua) macam yang
banyak digunakan dalam rangkaian elektronika. Macam sensor LDR tersebut
adalah sensor LDR positif dan sensor LDR negatif.
a. Sensor LDR Positif Prinsip kerja sensor LDR positif yaitu jika sensor LDR
positif mendeteksi atau menerima cahaya maka nilai hambatannya kecil, dan
begitu sebaliknya jika sensor tidak menerima cahaya maka nilai hambatannya
menjadi besar, atau dengan kata lain fungsi sensor LDR positif adalah untuk
menghantarkan arus listrik dalam kondisi terang dan menghambat arus listrik
dalam kondisi gelap.
Sensor LDR positif mempunyai nilai hambatan dari 500 Ohm (Ω) sampai
200 Kilo Ohm (kΩ). Nilai hambatan sensor LDR positif sewaktu-waktu dapat
berubah-ubah atau naik turun. Naik turunnya nilai hambatan akan sebanding
dengan jumlah cahaya yang diterima sensor LDR positif. Pada umumnya nilai
hambatan yang terdapat pada sensor LDR positif mencapai 200 Kilo Ohm
(kΩ) pada kondisi gelap dan akan menurun hingga maksimal 500 Ohm (Ω)
pada kondisi terang.
b. Sensor LDR Negatif Prinsip kerja sensor LDR negatif yaitu jika sensor LDR
negatif mendeteksi atau menerima cahaya maka nilai hambatannya besar, dan
begitu sebaliknya jika sensor tidak menerima cahaya maka nilai hambatannya
menjadi kecil, atau dengan kata lain fungsi sensor LDR negatif adalah untuk
menghantarkan arus listrik dalam kondisi gelap dan menghambat arus listrik
dalam kondisi terang.
Sensor LDR negatif mempunyai nilai hambatan dari 500 Ohm (Ω) sampai
200 Kilo Ohm (kΩ). Nilai hambatan sensor LDR negatif sewaktu-waktu dapat
berubah-ubah atau naik turun. Naik turunnya nilai hambatan akan sebanding
dengan jumlah cahaya yang diterima sensor LDR negatif. Pada umumnya nilai
hambatan yang terdapat pada sensor LDR negatif mencapai 200 Kilo Ohm
(kΩ) pada kondisi terang dan akan menurun hingga maksimal 500 Ohm (Ω)
pada kondisi gelap. Bentuk fisik sensor cahaya LDR dapat dilihat pada
gambar berikut:
12
Gambar Sensor Cahaya (LDR)
3. Solidworks
Solidworks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh Dassault
Systemes. Software Solidworks digunakan untuk merancang part permesinan atau
susunan part permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D untuk
merepresentasikan part sebelum real part-nya dibuat atau tampilan 2D (drawing)
untuk gambar proses permesinan. Solidworks pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1995 sebagai pesaing untuk program CAD seperti Pro-Engineer, NX
Siemens, I-Deas, Unigraphics, Autodesk Inventor, Autodeks Autocad dan Catia.
Solidworks Corporation didirikan pada tahun 1993 oleh Jon Hirschtick, dengan
merekrut tim insinyur profesional untuk membangun sebuah perusahaan yang
mengembangkan perangkat lunak CAD 3D, dengan kantor pusatnya di Concord,
Massachusetts, dan merilis produk pertama Solidworks 95 pada tahun 1995. Pada
tahun 1997 Dassault Systemes, yang terdapat pada Cad software dikenal dengan
Catia Cad software, mengakusisi perusahaan dan sekarang ini memiliki 100% dari
saham Solidworks. Solidworks dipimpin oleh John Mc.Eleney dari tahun 2001
hingga Juli 2007, dan sekarang dipimpin oleh Jeff Ray. menurut informasi WIKI
Saat ini banyak industri manufaktur yang sudah memakai software Soliworks.
Solidworks saat ini digunakan oleh lebih dari 3/4 juta insinyur dan
desainer di lebih dari 80.000 perusahaan di seluruh dunia. Dahulu di Indonesia
orang familiar dengan Autocad untuk desain perancangan gambar teknik, tapi
sekarang dengan mengenal Solidworks, Autocad sudah jarang digunakan untuk
mengggambar bentuk 3D. Untuk pemodelan pada industri pengecoran logam
dalam hal pembuatan pattern (pola/model), program 3D yang terdapat pada
software Solidworks sangat membantu dalam pekerjaan, sebab akan memudahkan
operator pattern untuk menterjemahkan gambar menjadi pattern/model casting
13
pengecoran logam dan tentunya akan mengurangi kesalahan pembacaan gambar
yang bisa mengakibatkan kesalahan pada produk yang dihasilkan.
4. Simwase 4D
14
orang-orang yang sedang berada didalam stadion. Kinerja sistem atap otomatis
untuk pelindung benda terhadap hujan bekerja dengan baik. Dimana ketika alat ini
dinyalakan maka langsung mengecek kondisi sensor cahaya dan sensor air. Jika
kondisi sensor cahaya gelap maka rangkaian pembanding akan mengirimkan
logika satu ke mikrokontroler, jika kondisi sensor air basah maka mikrokontroler
akan mendapatkan logika nol. Kemudian mikrokontroler akan mengirim data ke
kaki-kaki yang bertindak sebagai keluaran. (Suleman, 2010)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Schlaich, J. dan Wagner, R. 1992. Bauen mit Seilen. Manuskript Institut für
Tragwerksentwurf-und-Konstruktion-Universitat Stuttgart.
17