Anda di halaman 1dari 224

BAHAN AJAR

MATAKULIAH BIOLOGI UMUM

Tinjauan Mata kuliah

1. Deskripsi Mata kuliah


Dalam mata kuliah ini tercakup materi biologi sebagai ilmu, struktur dan fungsi
sel, nutrisi, struktur dan organisasi tubuh, sistem ekskresi, metabolisme, reproduksi sel
dan organisme, keanekargaman, pewarisan sifat, perilaku, konsep ekosistem dan prinsip
evolusi.

2. Kegunaan Mata kuliah


Mata kuliah ini memberikan manfaat kepada mahasiswa dalam memahami
konsep dan prinsip dasar biologi secara menyeluruh.

3. Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan matakuliah ini dalam satu semester, mahasiswa jurusan
Matematika semester I, diharapkan mampu menjelaskan biologi sebagai ilmu
pengetahuan serta kaitannya dengan ilmu-ilmun lain, mempunyai pandangan dan
penguasaan konsep daan prinsip dasar biologi secara menyeluruh.

4. Susunan Bahan Ajar


Bab 1. Biologi Sebagai Ilmu
Bab 2. Struktur dan Fungsi Sel
Bab 3. Nutrisi
Bab 4. Struktur dan Organisasi Tubuh
Bab 5. Sistem Ekskresi
Bab 6. Metabolisme
Bab 7. Reproduksi Sel dan Organisme
Bab 8. Keanekargaman
Bab 9. Pewarisan Sifat
Bab 10. Perilaku
Bab 11. Konsep ekosistem

1
Bab 12. Prinsip Evolusi
5. Petunjuk Bagi Mahasiswa
1. Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca buku yang
relevan dengan materi yang akan dibahas pada setiap pertemuan.
2. Ikuti pembahasan setiap topik yang sudah didiskusikan, carilah tambahan bahan
yang terbaru yang relevan dengan topik bahasan dari internet dan didiskusikan
kembali dalam kelompok-kelompok kecil.
3. Mintalah petunjuk dari dosen jika ada konsep yang belum terselesaikan baik
dalam kelompok kecil maupun kelompok klasikal.
4. Kerjakan tugas mandiri yang diberikan pada akhir perkuliahan dan ikuti ketentuan
yang disepakati baik isi, teknis maupun batas pemasukan.
5. Ikuti kegiatan praktikum dan masukkan laporan praktikum sesuai batas
pemasukan yang telah disepakati.

2
BAB I
BIOLOGI SEBAGI ILMU

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang ruang lingkup biologi yang meliputi
kedudukan biologi dalam MIPA dan hubungan biologi dengan ilmu-ilmu lain, metode
ilmiah serta konsep tentang hidup

Relevansi

Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi-
materi biologi.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang biologi sebagai ilmu.

B. Penyajian

Uraian dan contoh

1.1 Ruang Lingkup Biologi

Istilah biologi berasal dari bahasan Yunani yaitu dari kata "bios" yang berarti
kehidupan dan "logos" yang berarti ilmu. Jadi biologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kehidupan. Sebelum kita mempelajari biologi lebih lanjut, marilah
kita lihat terlebih dahulu kedudukan biologi di antara ilmu pengetahuan yang lain.
a. Penggolongan Ilmu Pengetahuan
Untuk melihat kedudukan biologi di antara ilmu pengetahuan yang lain, dapat
dilihat pada Gambar 1. Dari gambar tersebut segera terlihat bahwa ilmu pengetahuan
berkembang dari apa yang disebut pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
kita ketahui, tanpa menghiraukan dari mana datangnya pengetahuan tersebut. Jadi pada
hakikatnya apa saja yang kita ketahui walaupun dari mimpi atau berkhayal sekalipun, itu
merupakan pengetahuan (Hendro Darmodjo, 1986). Pengetahuan dapat diperoleh dari
berbagai sumber antara lain pancaindera, pikiran, wahyu dan intuisi. Sedangkan ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode

3
ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh pengetahuan akan menentukan apakah
pengetahuan te.rsebut termasuk ilmiah atau bukan. Dengan demikian kalau dibandingkan
antara pengetahuan denga.n ilmu pengetahuan terdapat perbedaan yang nyata.
Pengetahuan adalah semua yang kita ketahui tanpa menghiraukan apakah pengetahuan
tersebut benar atau salah, tetapi ilmu pengetahuan hanya membatasi pada pengetahuan
yang benar saja.Yang dimaksud pengetahuan yang benar disini adalah pengetahuan yang
telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Penjelasan lebih lanjut tentang metode
ilmiah akan dibahas materi selanjutnya.

Gambar 1. Penggolongan ilmu pengetahuan

Pada dasarnya ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu
ilmu pengetahuan alam (the natural sciences) yang bidang garapannya adalah alam
dengan segala isinya termasuk hewan, tumbuhan dan manusia ditinjau dari segi fisiknya
dan ilmu pengetahuan sosial (the social sciences) yang bidang garapannya adalah tingkah
laku manusia dalam bermasyarakat. Dalam perkembangan berikutnya ilmu pengetahuan
alam berkembang menjadi dua yaitu ilmu alam (the physical sciences) yang bidang
garapannya adalah benda-benda tak hidup dan ilmu hayat atau biologi (the biological

4
sciences) yang bidang garapannya adalah makhluk hidup. Ilmu alam berkembang lagi
menjadi fisika yang mempelajari massa dan energi, kimia yang mempelajari substansi
zat, astronomi yang mempelajari benda-benda langit dan iimu bumi yang mempelajari
bumi tempat tinggal kita ini. Ilmu hayat atau biologi akan berkembang menjadi beberapa
cabang biologi sesuai dengan bidang garapannya masing-masing. Cabang-cabang biologi
akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan berikutnya.
Ilmu pengetahuan sosial berkembang menjadi beberapa cabang ilrnu pengetahuan
antara lain antropologi yang mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat,
psikologi yang mempelajari proses mental dan tingkah laku manusia, ekonomi yang
mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup lewat proses pertukaran,
sosiologi yang mempelajari struktur organisasi sosial manusia dan ilmu politik yang
mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia berpemerintahan dan
bernegara.
Di samping ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial, pengetahuan
mencakup juga humaniora dan matematika. Humaniora terdiri dari seni, filsafat, agama,
bahasa dan sejarah. Sejarah kadang-kadang dimasukkan ke dalam ilmu pengetahuan
sosial. Matematika, bukan merupakan ilmu pengetahuan, melainkan merupakan cara
berpikir deduktif yaitu cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Matematika merupakan sarana berpikir yang penting
dalam berbagai kegiatan disiplin ilrnu. Apabila Anda mempelajari dengan cermat apa
yang dibahas di atas maka sampai disini Anda sudah dapat memahami kedudukan biologi
di antara ilmu pengetahuan yang lain dan dapat memahami apa yang menjadi garapan
utama biologi.

b. Cabang-Cabang Biologi
Makhluk hidup merupakan objek penelitian biologi yang sangat luas. Untuk
mempelajari salah satu aspek pada makhluk hidup secara lebih mendalam, akhirnya
biologi berkembang menjadi beberapa cabang keilmuan (lihat Tabel 1).

5
Tabel 1. Cabang-Cabang Ilmu Biologi

c. Hubungan Antara Biologi Dengan Ilmu-Ilmu Lain


Dalam perkembangannya biologi tidak dapat berdiri sendiri tetapi selalu
berhubungan dengan ilmu-ilmu lain baik ilmu pengetahuan alam maupun ilmu
pengetahuan sosial.

6
1) Hubungan antara biologi dengan matematika
Matematika sangat membantu dalam penelitian-penelitian biologi. Matematika
diperlukan sebagai alat untuk menafsirkan hasil penelitian-penelitian tersebut. Misalnya
pada persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda) antara kacang ercis
berbunga merah dengan ercis berbunga putih, maka dengan bantuan matematika akhirnya
Mendel memperoleh kesimpulan bahwa pada keturunan kedua diperoleh hasil
perbandingan fenotip antara kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis berbunga
putih = 3 : 1. Yang dimaksud dengan perbandingan fenotip adalah perbandingan sifat
yang tampak (dapat diamati) oleh mata. Selain diperlukan dalam penelitian bidang
genetika, matematika juga diperlukan dalam penelitian cabang-cabang ilmu yang lain.
2) Huhungan antara biologi dengan fisika
Beberapa contoh hubungan antara biologi dengan fisika antara lain:
a) Proses penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya yang dilakukan oleh
akar tumbuh-tumbuhan berlangsung berdasarkan prinsip fisika yaitu prinsip difusi dan
osmosis. Difusi merupakan proses penyebaran partikel-partikel dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi lebih rendah tanpa adanya membran
atau selaput pemisah. Berdasarkan sifatnya kita dapat membedakan selaput pemisah
menjadi tiga macam yaitu selaput permeabel, semi permeabel dan impermeabel. Selaput
permeabel adalah selaput pemisah yang dapat dilewati oleh air dan zat-zat yang terlarut
di dalamnya. Selaput semi permeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilewati
oleh air dan zat-zat tertentu dan selaput impermeabel adalah selaput pemisah yang tak
dapat dilewati oleh air dan zat-zat yang terlarut. Apabila difusi terjadi melalui membran
pemisah maka proses tersebut dinamakan osmosis. Istilah ini berasal dari kata os .=
lubang dan movea = to move = pindah (lihat Gambar 2)

Gambar 2. A. Difusi B. Osmosis

7
b) Penggunaan kaca mata, untuk membantu bagi manusia yang mengalami cacat mata.

3) Hubungan antara biologi dengan kimia


Antara biologi dengan kimia terdapat hubungan yang sangat erat. Hal ini terbukti
bahwa dalam tubuh kita terkandung berbagai unsur-unsur kimia. Berdasarkan penelitian
tubuh manusia tersusun atas unsur-unsur (lihat Tabel 2).
Tabel 2. Unsur-Unsur Penyusun Tubuh Manusia .

4) Hubungan Biologi Dengan Ekonomi


Hubungan antara biologi dengan ekonomi dapat terlihat dengan jelas di bidang
pertanian. Untuk meningkatkan hasil pertanian kita telah mengenal dua kebijaksanaan
yang dijalankan pemerintah yaitu intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi pertanian.
Intensifikasi pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan
jalan mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian yang ada, misalnya dengan
pemupukan yang benar, penggunaan bibit unggul, irigasi yang teratur, penanaman lahan
pertanian dengan sistem tumpang sari dan sebagainya. Sedangkan ekstensifikasi
pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan jalan memperluas
lahan pertanian. Usaha ini dilakukan terutama di daerah-daerah yang tanahnya masih luas

8
seperti dilakukan di daerah-daerah transmigrasi di luar Pulau Jawa. Usaha pemerintah
untuk meningkatkan produksi pertanian telah banyak dirasakan manfaatnya oleh para
petani, misalnya masa panen yang dulu hanya dapat dilakukan 2 kali dalam setahun
bahkan banyak yang hanya satu kali dalam setahun, sekarang telah dapat ditingkatkan
menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan peningkatan hasil pertanian tersebut tentu saja
kalau dipandang dari segi ekonomi usaha tersebut telah dapat memberikan nilai tambah
yang besar bagi para petani. Bahkan sekarang pemerintah sudah mulai mengembangkan
pertanian dengan menggunakan sistem hidrofonik yang dapat memberikan nilai tambah
yang lebih besar bagi para petani. Sistem hidrofonik merupakan cara penanaman tanaman
yang menggunakan medium selain tanah (misalnya pasir) yang telah diberi zat-zat
makanan yang diperlukan tanaman. Coba carilah sendiri hubungan antara biologi dengan
ilmu-ilmu yang lain.

d. Penemuan-Penemuan Dalam Bidang Biologi yang Bermanfaat Bagi Manusia


1) Penemuan vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh kita dalam jumlah
kecil, biasanya kurang dari 0,01 gram per hari. Walaupun diperlukan dalam jumlah kecil,
tetapi vitamin merupakan senyawa yang sangat penting (vital) bagi tubuh kita, artinya
kalau vitamin tersebut tidak terdapat dalam tubuh kita maka kesehatan tubuh kita akan
terganggu. Vitamin-vitamin tersebut harus didatangkan dari luar tubuh karena tubuh kita
tidak dapat menghasilkan vitamin. Dengan penemuan-penemuan vitamin maka kita dapat
menyusun menu makanan yang baik sehingga tubuh kita dapat tetap sehat.

2) Penemuan hormon
Hormon merupakan senyawa kimia yang tersusun atas protein. Hormon berfungsi
mengatur aktivitas-aktivitas dalam tubuh antara 1ain metabolisme (pertukaran zat),
pertumbuhan dan perkembangan, siklus reproduksi dan sekresi. Berbeda dengan vitamin,
hormon dapat dihasilkan oleh tubuh kita sendiri. Hormon dihasilkan oleh kelenjar khusus
yang disebut kelenjar endokrin. Kelenjar-kelenjar endokrin yang terdapat dalam seluruh
tubuh merupakan suatu sistem yang disebut sistem endokrin. Hormon mempunyai efek
yang spesifik (khusus) terhadap jaringan. Jaringan tersebut biasanya terletak agak jauh
dari sumber hormon. Pengaruhnya kadang-kadang bersifat umum, dalam arti bahwa

9
hormon dapat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan tetapi pada keadaan yang lain
pengaruhnya terbatas dan sangat spesifik. Dengan demikian maka kelainan salah satu
kelenjar endokrin dapat mengakibatkan kelainan pada bagian tubuh (jaringan) tertentu
dan dapat pula mengakibatkan kelainan tubuh secara keseluruhan.

3) Penemuan Antibiotik
Antibiotik yang pertama ditemukan adalah penicilin. Penicilin pertama kali
ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1942. Penicilin tersebut ditemukan pada
saat Alexander Fleming meneliti jamur Penicilium. Zat yang dihasilkan oleh jamur
Penicilium tersebut, yang kemudian disebut penicilin ternyata mampu membunuh bacteri
penyebab penyakit tanpa meracuni makhluk hidup di mana bacteri tersebut tinggal.
Penicilin tersebut kemudian dikembangkan secara besar-besaran untuk membantu
mengobati para serdadu yang mengalami infeksi akibat perang dunia ke dua. Beberapa
contoh antibiotik yang dihasilkan dari beberapa jenis jamur antara lain:
a) Penicilin, dihasilkan dari jamur Penicilium notatum dan P. chrysogenum.
b) Streptomycin, dihasilkan dari jamur Streptomycetes sp.
c) Chloromycetin, dihasilkan dari jamur Chloromycetes sp.
Dalam dunia kedokteran, antibiotik tersebut sudah lama dipakai untuk mengobati
berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bacteri, hanya yang perlu diperhatikan
adalah dosis dan lamanya penggunaan antibiotik tersebut. Penggunaan dosis antibiotik
yang tidak tepat akan menyebabkan beberapa jenis bacteri menjadi kebal terhadap
beberapa jenis antibiotik seperti yang banyak terjadi sekarang ini.

4) Penemuan-penemuan dalam genetika


Orang pertama yang menaruh minat besar terhadap penelitian dalam bidang
genetika adalah Gregor Mendel (1822 -1884), seorang rahib Austria. Mendel mulai
bekerja dengan menggunakan kacang ercis (Pisum sativum) dikebun miliknya.
Sesungguhnya pada masa hidupnya belum diketahui adanya pembawa sifat keturunan
modern yang disebut gen. Mendel menyebut bahan genetis itu sebagai faktor penentu
(determinant) atau disingkat dengan faktor. Pada saat ini telah diketahui bahwa pembawa
sifat keturunan adalah gen. Gen terletak dalam lokus-lokus kromosom dan kromosom
terletak dalam inti sel. Kromosom-kromosom hanya dapat diamati pada stadium-stadium

10
tertentu dalam siklus hidup sel yaitu pada saat sel mengalami pembelahan. Gen-gen
terlalu kecil untuk dilihat, walaupun dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
tinggi. Tetapi eksistensi gen-gen tersebut dapat dibuktikan dengan percobaan-percobaan
persilangan. Pola-pola keturunan ternyata teratur dan dapat diramalkan, serta mempunyai
prinsip-prinsip yang melandasinya. Yang perlu kita pahami adalah bahwa yang
diturunkan oleh induk pada keturunannya bukanlah mata coklat, rambut keriting, kulit
putih dan sebagainya, tetapi yang diturunkan oleh induk kepada keturunannya adalah gen
yang mengawasi perkembangan sifat yang bersangkutan. Gen tidak dapat dilihat tetapi
sifatnya dapat ditunjukkan. Jadi studi genetika dilakukan dengan cara mempelajari sifat-
sifat yang dapat dilihat pada generasi yang berurutan dari suatu makhluk hidup. Dari
persamaan-persamaan dan variasi-variasi yang tampak, dibuat suatu analisis bagaimana
gen-gen untuk suatu sifat tertentu diturunkan.
Genetika telah banyak memberikan manfaat kepada manusia dalam banyak hal
yang praktis misalnya dalam bidang pertanian dan peternakan telah dapat diperoleh
berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat-sifat unggul. Dalam bidang
kedokteran genetika telah dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu jenis penyakit
(termasuk penyakit keturunan atau bukan), dan konsultasi genetis. Bahkan dalam hal-hal
yang menyangkut hukum, pertimbangan-pertimbangan genetis merupakan dasar yang
tidak boleh diabaikan dalam memecahkan masalah, misalnya pemecahan masalah dalam
kriminalitas. Anda dapat mencari penemuan-penemuan lain dalam bidang biologi yang
bermanfaat bagi manusia dengan banyak membaca buku-buku yang relevan.

1.2 Metode Ilmiah


1. Bagaimana Para Ahli Biologi Bekerja
a. Hasrat ingin tahu manusia
Muncutnya ilmu pengetahuan berawal dari rasa kekaguman manusia terhadap
jagad raya ini. Rasa ingin tahu tersebut muncul karena manusia dibekali oleh Tuhan
kemampuan untuk berpikir. Inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk
hidup yang lain.
Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan kalau ia memperoleh pengetahuan
yang benar mengenai hal yang dipertanyakan. Pengetahuan yang benar dapat diperoleh
melalui 2 macam pendekatan yaitu pendekatan non ilmiah dan pendekatan ilmiah.

11
b. Pendekatan non ilmiah
Kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan non-ilmiah antara lain berasal dari
akal sehat, penemuan secara kebetulan, penemuan secara coba-coba dan pendapat para
ahli.
Akal sehat: Akal sehat memang dapat menunjukkan hal yang benar, tapi dapat pula
menyesatkan. Misalnya pada zaman Babilonia (650 SM), orang berpendapat bahwa bumi
ini adalah datar. Ternyata penemuan ilmiah membantah kebenaran akal sehat tersebut.
Dengan penemuan ilmiah sekarang diyakini bahwa bumi berbentuk bulat, bukan datar.
Penemuan secara kebetulan. Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak di
antaranya yang sangat berguna. Misalnya penemuan seorang penderita penyakit malaria
yang sembuh setelah minum air pahit yang berasal dari kulit pohon kina y,mg tumbang
dadam se.buah parit. Walaupun penemuan secara kebetulan yang demikian sangat
berguna, namun penemuan tersebut bukan penemuan melalui pendekatan ilmiah.
Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti dan tidak melalui
langkah-langkah yang sistematis.
Penemuan coba-coba. Penemuan coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian
percobaan tanpa kesadaran akan adanya pemecahan masalah tertentu. Pemecahan
tersebut terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha. Penemuan secara
coba-coba pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.
Pendapat para ahli. Pendapat para ahli sering diterima tanpa diuji kebenarannya. Namun
pendapat para ahli tidak selamanya benar, pendapat mereka sering tidak benar karena
tidak didasarkan pada hasil penelitian, melainkan hanya didasarkan pada pemikiran logis.

c. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-langkah
tertentu dengan urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan yang benar. Pengetahuan
yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah untuk
menguji keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya jika penelitian. ulang dilakukan
orang lain dengan menggunakan langkah-langkah dan kondisi yang sarna akan diperoleh
hasil yang sama atau hampir sama dengan penelitian terdahulu. Pendekatan ilmiah akan
menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi setiap orang yang menelitinya, karena
pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan perasaan peneliti.

12
Kesimpulan yang diambil bukan subjektif tetapi objektif. Dengan pendekatan ilmiah
orang berusaha untuk memperoleh kebenaran. ilmiah yaitu pengetahuan yang
kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang ingin mengujinya (Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, 1983).
Langkah-langkah tertentu yang digunakan dalam penelitian ilmiah dikenal dengan
metode ilmiah. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1984), langkah-langkah metode ilmiah
adalah sebagai berikut:
 Perumusan masalah, merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batas-
batasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
 Pernyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis, merupakan argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang
saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini
disusun secara rasional berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang diuji
kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan
permasalahannya.
 Perumusan hipotesis, merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.
 Pengujian hipotesis, merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
 Penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. Jika dalam proses pengujian hipotesis terdapat fakta yang cukup
banyak yang mendukung hipotesis tersebut diterima. Sebaliknya jika tidak cukup
fakta yang mendukung maka hipotesis tersebut ditolak. Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 3.

13
Gambar 3. Metode ilmiah (Jujun S. Suriasumantrai, 1984)

Langkah-langkah metode ilmiah yang lebih sederhana diberikan oleh Stephen L.


Wolfe dan G. Tyler Miller Jr (1977) yang menyatakan bahwa metode ilmiah terdiri atas 3
langkah utama yaitu obseivasi, hipotesis dan eksperimen. Observasi atau pengamatan
dapat dilakukan mulai dari hal yang paling sederhana misalnya menghitung jumlah kaki
serangga sampai dengan hal yang kompleks seperti menentukan jarak dan sudut antara
atom dari sebuah molekul. Setelah fakta yang dikumpulkan cukup, peneliti berusaha
untuk menerangkan atau menghubungkan fakta-fakta yang diperoleh dalam suatu
rumusan yang disebut hipatesis. Hipotesis merupakan suatu dugaan tentang bagaimana
fakta-fakta tersebut dapat diterangkan atau dihubungkan. Hipotesis yang disusun harus
dapat diuji dengan eksperimen dan pengamatan lebih lanjut.
Eksperimen yang akan dilakukan harus disusun dengan hati-hati dan bebas dari
pengaruh subjektivitas peneliti. Hipotesis akan diterima jika cukup banyak data yang
mendukung. Jika dalam pengujian hipotesis diperoleh kekecualian atau beberapa data
yangbertentangan dengan hipotesis maka hipotesis tersebut harus dimodifikasi sehingga
sesuai dengan kenyataan. Apabila setelah ada eksperimen lain hipotesis tersebut masih
tetap diterima dan dapat diterapkan secara luas serta berperan untuk menyusun hipotesis

14
yang lain maka hipotesis tersebut dapat dipandang sebagai teori atau hukum. Tetapi
apabila dikemudian hari ternyata ada hasil eksperimen yang berlawanan atau menolak
hipotesis tersebut maka hipotesis tersebut harus dibuang atau dimodifikasi. Itulah sifat
kebenaran dalam pengetahuan ilmiah. Dalam pengetahuan ilmiah tidak ada kebenaran
yang bersifat mutlak
Dari penjelasan di atas tampak bahwa metode ilmiah merupakan suatu metode
atau cara yang harus diikuti seseorang untuk memecahkan masalah atau problem secara
ilmiah. Moh. Amin, Prawoto dan Siti Mariyam (1980) menggambarkan suatu bagan
untuk memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah seperti terlihat pada
Gambar 4.

Gambar 4. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

15
d. Metode Ilmiah Dalam Biologi
Metode ilmiah mulai dikembangkan pada abad ke-15 dan 16. Namun penggunaan
metode ilmiah secara lengkap lebih banyak digunakan oleh ahli-ahli dalam bidang fisika
dan kimia. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perkembangan fisika dan kimia lebih
cepat daripada biologi. Penerapan metode ilmiah secara lengkap dalam bidang biologi
baru dimulai setelah Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berisi teori evolusi pada
tahun 1859. Sebelum masa Darwin, studi tentang biologi (makhluk hidup) lebih banyak
berdasarkan kepada kepercayaan dan filsafat para ahli, jarang yang dipelajari berdasarkan
pengamatan langsung. Misalnya pada masa Aristoteles diyakini suatu kebenaran bahwa
cacing berasal dari tanah, belut berasal dari lumpur, belatung berasal dari daging dan
sebagainya (Michael Ruse, 1982). Dalam kurun waktu sebelum Darwin tersebut studi
tentang biologi (makhluk hidup) dianggap tidak dapat dipelajari dengan metode ilmiah
seperti yang digunakan untuk mempelajari fsika dan kimia. Sedangkan dalam menyusun
teorinya, Darwin menggunakan metode ilmiah yang sama dengan metode ilmiah yang
digunakan oleh para ahli fisika dan kimia. Sejak saat itulah, studi tentangbiologi dengan
menggunakan metode ilmiah berkembang cukup cepat yang akhirnya menghasilkan
cabang-cabang biologi seperti botani, zoologi, fisiologi dan sebagainya seperti yang telah
Anda pelajari pada kegiatan belajar 1. Berikut ini akan diberikan contoh penggunaan
metode ilmiah dalam biologi mengenai penelitian terhadap anggota gerak bebas pada
mamalia.
1) Pengamatan atau observasi
Penelitian terhadap anggota gerak bebas pada mamalia dapat diawali dengan
mengadakan pengamatan 1_angsung terhadap mamalia yang ada di sekitar kita seperti
manusia, anjing, kucing, kerbau, sapi, kambing dan kelinci. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa semua marnalia mempunyai dua pasang anggota gerak bebas. Satu
pasang berupa anggota gerak bebas bagian depan (anterior) dan satu pasang berupa
anggota gerak bebas bagian belakang (posterior).
2) Penyusunan hipotesis

16
Dari hasil pengamatan tersebut dapat disusun hipotesis sebagai berikut: "Semua
marnalia mempunyai dua pasang anggota gerak bebas yang terdiri atas sepasang anggota
gerak bebas anterior dan sepasang anggota gerak bebas posterior".
3) Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis tersebut, dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan
terhadap anggota mamalia yang lain seperti kelelawar, tikus, beruang, anjing laut, singa
taut, harimau, kijang, dan gajah. Hasil pengamatan ternyata mendukung hipotesis yang
disusun. Ikan paus termasuk mamalia, seharusnya ikan paus juga mempunyai 2 pasang
anggota gerak bebas. Dalam pengamatan lebih lanjut terhadap ikan paus, ternyata ikan
paus hanya mempunyai sepasang anggota gerak bebas depan (anterior), Dengan demikian
hipotesis yang disusun harus dimodifikasi menjadi: "Semua mamalia kecuali ikan paus
mempunyai dua pasang anggota gerak bebas". atau "Semua mamalia mempunya dua
pasang anggota gerak bebas atau kurang" . Pengamatan dapat dilakukan terus terhadap
anggota marnalia yang lain jika masih ada, misalnya ikan duyung. Ternyata ikan duyung
juga hanya mempunyai sepasang anggota gerak bebas. Dengan demikian hipotesis yang
disusun harus dimodifikasi lagi menjadi: "Semua marnalia kecuali ikan paus dan ikan
duyung mempunyai dua pasang anggota gerak bebas". Hipotesis akhir tersebut dapat
digunakan untuk menduga atau memprediksi bahwa penemuan-penemuan anggota
marnalia yang lain akan mempunyai dua pasang anggota gerak bebas atau kurang dan
tidak ada marnalia yang mempunyai tiga pasang anggota gerak bebas (Stephen L. Wolfe
and G. Tyler Miller, 1977).

e. Sikap ilmiah
Dalam bekerja dengan menggunakan metode ilmiah, para ahli (Scientist)
melandasi dirinya dengan sikap-sikap tertentu yang disebut sikap ilmiah. Demikian juga
apabila kita bekerja dengan menggunakan metode ilmiah, kita harus melandasi diri
dengan sikap ilmiah tersebut. Menurut Sund seperti dijelaskan oleh Moh. Amin, Prawoto
dan Siti Mariyam (1980) sikap ilmiah (Scientific attitudes) meliputi hasrat ingin tahu,
rendah hati, jujur, objektif, kemauan untuk mempertimbangkan data baru, pendekatan
positif terhadap kegagalan, bersikap terbuka, teliti dan sebagainya. Sikap ilmiah
merupakan perilaku para ahli yang selalu digunakan dalam melakukan kegiatan-kegiatan
ilmiah.

17
Untuk menjadi ilmiah seseorang harus dapat mengidentifikasi masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan
data, menganalisis data serta menarik kesimpulan. Sampai sejauh mana seorang ilmuwan
dapat menerapkan sikap ilmiah, dapat dilihat dari bagaimana ia menggunakan metode
ilmiah untuk membuat penemuan-penemuan yang bermakna. Misalnya seberapa jauh ia
berusaha bersikap jujur dan objektif pada saat ia mengumpulkan, menyusun dan
menganalisis data. Sudahkah ia menggunakan prosedur eksperimen dan statistik yang
tepat? Sikap ilmiah harus tertanam dalam hati setiap ilmuwan agar ia mampu membuat
penemuan-penemuan yang bermanfaat.

f. Produk ilmiah
Suatu hipotesis yang diterimas etelah diuji dengan menggunakan metode lmiah
merupakan produk ilmiah dan akan menjadi bagian dari ilmu pengetahuan. Produk ilmiah
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, teori, hukum dan sebagainya. Berikut ini akan
dibahas secara ringkas pengertian dan contoh masing-masing produk ilmiah.
Fakta adalah data nyata yang diperoleh dari hasil pengamatan. Konsep adalah
suatu gagasan atau ide yang digeneralisasikan dari pengalaman-pengalaman tertentu dan
relevan. Misalnya konsep tentang logam, konsep tentang panas, konsep tentang memuai,
konsep tentang listrik, konsep tentang cahaya, konsep tentang magnet dan sebagainya.
Prinsip adalah generalisasi dari konsep-konsep yang saling berhubungan. Misalnya:
logam bila dipanaskan akan memuai. Prinsip tersebut merupakan generalisasi dari tiga
konsep yaitu konsep tentang logam, konsep tentang panas dan konsep tentang memuai.
Prinsip dapat diartikan pula sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang
bersifat mendasar dan berlaku umum. Prinsip inilah yang sebenarnya melandasi
kebenaran suatu hukum. Teori adalah suatu generalisasi dari prinsip-prinsip ilmiah yang
saling berkaitan, yang menjelaskan gejala-gejala ilmiah. Teori menghubungkan,
menerangkan dan meramalkan berbagai macam hasil eksperimen dan observasi melalui
cara-cara yang dimulai dari cara-cara yang paling sederhana sampai cara-cara yang
paling efisien (Moh. Amin, Prawoto dan Siti Mariyam, 1980). Senada dengan itu
Kerlinger seperti dikutip oleh Hendro Darmodjo (1986) merumuskan teori adalah
seperangkat pengertian (konsep), definisi dan dalil yang saling berhubungan yang
menyajikan suatu pandangan yang sistematik dari berbagai fenomena dengan

18
mengungkapkan adanya hubungan yang spesifik antar variabel, dengan tujuan untuk
menjelaskan dan meramalkan suatu fenomena.
Contoh teori misalnya teori gravitasi, teori evolusi, teori sel, teori atom dan sebagainya.;
Hukum merupakan pernyataan yang mengungkapkan adanya hubungan antar gejala alarn
yang konsisten. hukum telah diuji kebenarannya oleh para ahli di bidang itu, bersifat
umum dan mempunyai derajat ketetapan yang tinggi. Oleh sebab itu dapat digunakan
untuk meramal. Contohnya hukum Mendel, hukum Boyle, hukum Kekekalan energi dan
sebagainya. Hukum tidak sama dengan teori. Hukum merupakan suatu kenyataan alam,
suatu fakta bahwa ada suatu aturan hubungan antara satu gejala alam dengan gejala alam
yang lain, 'Teori mencob.a menjelaskan mengapa kenyataan alam itu terjadi. Itulah
sebabnya hukum tidak mungkin menjadi teori (Hendro Darmodjo, 1986).
Untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan, tidak akan lepas dari penelitian-
penelitian yang terus dikembangkan oleh para ahli untuk menghasilkan penemuan-
penemuan baru. Produk ilmiah yang dihasilkan akan benar-benar bermutu dan
bermanfaat jika proses untuk memperoleh penemuan tersebut menggunakan metode
ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah peneliti.

g. Metode Ilmiah Untuk Masa Depan


Penelitian-penelitian ilmiah terus berkembang dengan cepat sehingga produk
ilmiah yang dihasilkan semakin banyak. Dengan demikian khasanah pengetahuan ilmiah
juga semakin banyak. Pengetahuan ilmiah tersebut akan dimanfaatkan dalam teknologi
terapan dan penelitian ilmiah, lebih lanjut untuk kepentingan manusia masa sekarang dan
masa-yang akan datang.
1) Penelitian sumber pangan baru
Jika pertambahan jumiah penduduk dunia tetap tinggi seperti sekarang, maka
makanan akan menjadi masalah serius bagi seluruh umat manusia. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk maka areal tanah untuk pemukiman akan bertambahnya luas dan areal
pertanian semakin sempit. Sehingga tanah tidak mampu lagi untuk menyediakan
makanan yang cukup untuk kelangsungan hidup manusia walaupun digunakan berbagai
teknik baru dalam bidang pertanian dan peternakan. Hal ini disebabkan oleh tumbuhan
tinggi yang merupakan penghasil makanan bagi manusia tidak dapat ditingkatkan
efisiensinya dalam menggunakan energi matahari untuk meningkatkan fotosintesis.

19
Tumbuhan hanya dapat menggunakan sedikit sekali energi matahari yang jatuh padanya.
Di samping itu zat organik yang dapat digunakan oleh manusia tidak lebih dari setengah
hasii fotosintesis. Untuk mencari jalan keluar dari masalah kekurangan bahan makanan,
pada saat ini sedang digalakkan penelitian terhadap ganggang hijau yaitu jenis Chorella
sp. Ganggang atau algae hijau mi sangat efiesien dalam melakukan fotosintesis dan
memiliki beberapa keunggulan:
- Dalam lingkungap yang baik perkembangannya sangat cepat, suhu ideal untuk
fotosintesis adalah 25°C.
- Jika dalam mediumnya dimasukkan zat hara (zat makanan) clan cukup CO Z serta
cahaya maka algae ini akan berfotosintesis dan akan menghasilkan karbohidrat,
lemak clan protein. - Karbohidrat, lemak dan protein yang dihasilkan dapat
diatur sesuai dengan keinginan kita, jika intensitas cahaya, lamanya penyinaran dan
mineral yang ada dalarr: rnedium diatur dengan tepat (Sukarno dkk., 1985).
Perhatikan Gambar 5.

Gambar 5. Chlorella sp (Sukarno dkk., 1985)

2) Penelitian sumber energi alternatif


Penggunaan energi akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumiah
penduduk dan perkembangan teknologi. Energi yang kita gunakan pada saat ini sebagian
besar berasat dari bahan bakar fosil. Energi yang berasal dari bahan bakar fosil seperti
batubara dan minyak bumi digolongkan dalam sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui (non-renewable). Punggunaan surnber energi yang berasal dari bahan bakar
fosil secara terus-menerus dalam waktu yang lama akan menurunkan kualitas dan
kuantitas sumber energi tersebut. Oleh karena itu pencarian sumber energi alternatif perlu
segera dilakukan. Jentis-jenis energi alternatif yang sekarang terus-menerus

20
dikernbangkan pemanfaatannya adalah energi yang berasal dari panas bumi, angin,
pasang surut, biogas, matahari dan nuklir

1.3 Konsep Tentang Hidup


Berdasarkan adanya fosil dan perhitungan yang teliti diduga kehidupan muncul di
bumi sekitar 200 juta tahun yang lalu dan ini berawal dari makhluk yang sangat
sederhana. Jika sejak dulu ada kehidupan di bumi, lalu pada saat yang tepat hidup akan
mempertunjukkan dirinya, dari manakah gerangan datangnya kehidupan?
Para ahli berpendapat bahwa kehidupan terbentuk melalui suatu proses evolusi.
Evolusi adalah suatu perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu jutaan
bahkan bermilyar-milyar tahun lamanya. Jawaban yang diberikan para ahli bermacam-
macam, tetapi belum ada jawaban yang memuaskan. Karena itu beberapa teori mencoba
memberikan jawan tentang asal usul kehidupan.

a. Teori Abiogenesis ( Generatio Spontanea).


Teori abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles (384-322 SM) yang menyatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang timbul secara spontan karena adanya
gaya hidup. Teori ini dikenal dengan teori Generatio spontanea. Beberapa ahli yang
mendukung teori ini antara lain :
 Antoni Van Leeuwenhock, berdasarkan penemuannya pada air hujan dan air rendaman
jerami melalui mikroskop buatannya ditemukan adanya jentik jentik (makhluk hidup).
la berpendapat bahwa jentik jentik itu berasal dari air.
 Needam mengadakan percobaan dengan merebus sekerat daging. Air kaldu hasil
rebusan daging itu disimpan beberapa hari dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa
hari terlihat air kaldu menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Dari
percobaannya dia menyimpulkan bahwa terdapatnya mikrooranisme berasal dari air
kaldu (benda mati) tersebut.
b. Teori Biogenesis.
Dalam teori ini dikatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
Pendukung teori ini antara lain :

 Fransisco Redy (1688).

21
Dengan percobaannya yang menggunakan tabung kaca (stoples) yang diisi dengan
daging, lalu beberapa stoples yang berisi daging ini ditutup dan stoples yang lain
dibiarkan terbuka, kemudian disimpan beberapa hari. Setelah itu dilihat kembali clan
pada tabung yang tertutup tidak ditemukan adanya larva, sedangkan pada tabung yang
terbuka ditemukan adanya larva. la mengambil kesimpulan bahwa larva bukan berasal
dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat , sehingga dapat masuk ke dalam
tabung clan bertelur pada keratan daging tersebut. Jadi menurut Fransisco Redy bahwa
makhluk hidup berasal dari telur (Omne vivum ex

 Lazzaro Spallanzani (I729-1799).


la mengatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari telur. Jika demikian dari
mana asal mula telur tersebut ?. Berdasarkan hasil percobaannya dengan air kaldu bahwa
jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan air kaldu tersebut. Bila kaldu
dididihkan kemudian ditutup rapat-rapat maka pembusukan itu tidak akan terjadi. Oleh
karena itu ia berkesimpulan bahwa telur itu berasal dari jasad hidup. Atas dasar
pereobaanya ini ia berkesimpulan bahwa telur-telur tadi pastilah berasal dari sesuatu yang
hidup. Faham ini dikenal dengan Omne ovum ex vivo.

 Louis Pasteur (1822-1895).


Dengan percobaannya Louis Pasteur yang terkenal dengan tabung dengan bentuk
leher angsa itu maka gagallah teori generatio spontanea. Dari percobaannya ia
menyimpulkan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan yang
baru. Atau disebut Omne vivum ex givo. Teori ini disebut juga Biogenesis dengan konsep
dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal dari yang hidup juga. Namun asal mula
kehidupan tetap masih masalah yang belum terungkap.

c. Konsep Tentang Hidup Menurut Biologi Modern


 Harold Urey (1883)
la berpendapat bahwa atmosfir bumi pada suatu saat kaya akan molekulmolekul
metana (CH4), amonia (NH3), hidrogen, clan H20 dalam bentuk gas. Pada suatu saat
dengan adanya energi yang berasal dari aliran listrik halilintar maka unsur-unsur tersebut

22
yang merupakan komponen asam amino mengadakan reaksi kimia membentuk zat hidup
yang memungkinkan terjadinya suatu kehidupan.

 Oparin- Halden
Secara terpisah mereka berdua mempunyai pendapat yang sama. Rangkuman
pendapat itu adalah jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut pada saat
atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas. Senyawa organik tersebut antara lain
adalah asam-asam amino, purin dan pirimidin serta senyawa-senyawa polipeptida, asam-
asam polinukleat dan polisakarida yang semuanya itu dapat terbentuk berkat bantuan
sinar ultra violet, kilatan listrik (petir), panas, dan sinar radiasi.

 Stanly Miller
Stanly Miller berpaling kembali kepaham generatio spontanea. la menganggap bahwa
tidak mustahil hidup ini pernah berkembang dari zat mati. Kenyataan menunjukkan
bahwa jasad hidup sebagian besar terdiri dari protein yang terurai menjadi unit-unit yang
sederhana yakni asam-asam amino yang mengandung nitrogen. Bila asam-asam amino
tersebut dipisah lagi maka akan dihasilkan CH4, H20, H2, dan NH3. Demikian pula j ika
senyawa sederhana diuraikan, maka akhirnya diperoleh unsur-unsur C, H, O dan N
sebagai unsur dasar. Bukankah ada kemungkinan bahwa hidup berawal dari senyawa-
senyawa tadi, dimana atmosfer masih merupakan senyawa-senyawa seperti itu.

Rangkuman
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui, tanpa menghiraukan apakah
pengetahuan tersebut benar atau salah, tanpa menghiraukan dari mana datangnya
pengetahuan tersebut. ' Sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah
diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh
pengetahuan akan menentukan apakah pengetahuan tersebut termasuk ilmiah atau bukan.
Biologi termasuk dalam golongan ilmu pengetahuan karena kebenaran dalam biologi
dapat diuji oleh siapapun dengan menggunakan' metode ilmiah
'Obje.k yang dipelajari dalam biologi adalah semua jenis makhluk hidup yang
meliputi tumbuhan, hewan dan manusia serta mikroorganisme. Untuk lebih mendalami

23
bagian-bagian tertentu dari mahluk hidup, akhirnya biologi berkembang menjadi
beberapa cabang iltnu seperti botani, anatomi, zoologi, fisiologi, ekologi, parasitologi,
mikrobiologi dan sebagainya. Dalam perkembangan lebih lanjut ternyata biologi tidak
dapat berkembang sendiri tetapi senantiasa berhubungan dengan ilmu-ilmu yang lain baik
ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial seperti matematika, fisika,
kimia, ekonomi, dan sebagainya.
Metode ilmiah merupakan suatu metode atau cara yang harus diikuti seseorang
untuk memecahkan masalah atau problem secara ilmiah. Secara garis besar metode
ilmiah adalah perumusan masalah, pernyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan
hipotesis, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Suatu
hipotesis yang diterimas etelah diuji dengan menggunakan metode lmiah merupakan
produk ilmiah dan akan menjadi bagian dari ilmu pengetahuan. Produk ilmiah dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, teori, hukum dan sebagainya.
Asal usul kehidupan di bumi ini didasarkan oleh teori abiogenesis, teori
biogenesis dan teori biologi modern. Teori abiogenesis menyatkana bahwa makhluk
hidup berasal dari benda mati yang timbul secara spontan karena adanya gaya hidup,
sedangkan teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup juga.

C. Penutup

a. Pertanyaan

1. Berikan contoh hubungan antara biologi dengan fisika

2. Jelaskan langkah-langkah dalam metode ilmiah.

3. Jelaskan pendapat Oprain tentang konsep hidup

b. Umpan balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

24
- Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut

- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban

1. Contoh hubungan biologi dengan fisika

Proses penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya yang dilakukan oleh
akar tumbuh-tumbuhan berlangsung berdasarkan prinsip fisika yaitu prinsip difusi dan
osmosis. Difusi merupakan proses penyebaran partikel-partikel dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi lebih rendah tanpa adanya membran
atau selaput pemisah. Berdasarkan sifatnya kita dapat membedakan selaput pemisah
menjadi tiga macam yaitu selaput permeabel, semi permeabel dan impermeabel. Selaput
permeabel adalah selaput pemisah yang dapat dilewati oleh air dan zat-zat yang terlarut
di dalamnya. Selaput semi permeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilewati
oleh air dan zat-zat tertentu dan selaput impermeabel adalah selaput pemisah yang tak
dapat dilewati oleh air dan zat-zat yang terlarut. Untuk melihat proses difusi dapat Anda
lakukan percobaan sederhana yaitu masukkan beberapa tetes tinta atau larutan berwarna
ke dalam suatu tempat yang berisi air. Amatilah proses yang terjadi. Apabila difusi terjadi

25
melalui membran pemisah maka proses tersebut dinamakan osmosis. Istilah ini berasal
dari kata os .= lubang dan movea = to move = pindah

2. Langkah-langkah metode ilmiah

a. Perumusan masalah, merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batas-


batasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
b. Pernyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis, merupakan argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang
saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini
disusun secara rasional berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang diuji
kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan
permasalahannya.
c. Perumusan hipotesis, merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.
d. Pengujian hipotesis, merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
e. Penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. Jika dalam proses pengujian hipotesis terdapat fakta yang cukup
banyak yang mendukung hipotesis tersebut diterima. Sebaliknya jika tidak cukup
fakta yang mendukung maka hipotesis tersebut ditolak.

3. Teori Oparin tentang konsep hidup


Oparin berpendapat bahwa jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam
laut pada saat atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas. Senyawa organik
tersebut antara lain adalah asam-asam amino, purin dan pirimidin serta senyawa-senyawa
polipeptida, asam-asam polinukleat dan polisakarida yang semuanya itu dapat terbentuk
berkat bantuan sinar ultra violet, kilatan listrik (petir), panas, dan sinar radiasi

e. Referensi

26
A. Campbell, Neil, Biology, California: The Benjamin/cummings Publishing Comp. Inc,
1987
Dardjat Sasmitamihardja dkk., Biologi, Bandung: ITB, 1974.
Dwidjoseputro, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Jakarta: PT Gramedia, 1983.
Hendro Darmodjo, Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Universitas Terbuka, 1986.
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar
Harapan, 1984.
L. Wolfe, Stephen, Miller, jr. G. Tyler, Biology: the Foundations, California: Wadsworth
Publishing Comp. Inc., 1977.
Moh. Amin, Parwoto dan Siti Mariyarn, HakikatScience, Yogyakarta: FKIE - IKIP
Yogyakarta,1980. Ruse, Michael, Darwinism Defended, California: The Benjamen/
Cummings, Publishing Comp. Inc., 1982.
Stanley, Melissa, Andrykovitch, George, Living an Introduction to Biology, California:
Addison - Wesley, Publishing Comp., 1984.
G.E. Nelson. G.G. Robinson. 1982. Fundamentals Consepts of Biology. yth. Ed. New
York: John Wiley & Sons.
J. W. Kimbal. 1987. Biologi, Edisi I (terjemahan). Jakarta: Erlangga, Jilid 1. J.W.
Kimbal. 1988. Biologi, Edisi 5 (terjemahan). Jakarta: Erlangga, Jilid 2. P.B. Weisz.
1961. Elements of Biologi. Tokyo : Me Graw - Hill.

f. Senarai

- Abiogenesis: generasi spontan (generasi berasal dari benda mati)


- Biogenesis : generasi hidup (generasi berasal dari makhluk hidup)

27
28
BAB II
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang sejarah sel, teori sel, sel prokariotik dan
eukariotik, struktur sel dan fungsi bagian-bagiannya, perbedaan sel hewan dan sel
tumbuhan, komposisi kimia protoplasma dan sifat fisik protoplasma

Relevansi

Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi-
materi selanjutnya tentang hehidupan secara keseluruhan.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur dan fungsi sel.

B. Penyajian

Uraian dan contoh

2.1 Sejarah Sel


Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-
tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh
suatu membran atau selaput sel. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan
peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru.
Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan
dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal
tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
 Galileo Galilei (Awal Abad 17) dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis
dari mata serangga. Gallei sebenarnya bukan seorang biologiwan pertama yang
mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop.
 Robert Hook (1635-1703) melihat gambaran satu sayatan tipis gabus suatu
kompertemen atau ruang-ruang disebut dengan nama Latin cellulae (ruangan kecil),
asal mula nama sel.

29
 Anton van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 26 Agustus 1723), menggunakan lensa-
lensa untk melihat beragam spermatozoa, bakteri dan protista.
 Robert Brown (1733-1858) pada tahun 1820 merancang lensa yang dapat lebih fokus
untuk mengamati sel. Titik buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel dari
jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.
 Matias Jacob Schleiden pada tahun 1838 berpendapat bahwa ada hubungan yang erat
antara nukleus dan perkembangan sel.
 Teodor Schwan (1810-18830): Sel adalah bagian dari organisme

2.2 Teori Sel


Munculnya teori sel didahului oleh sejumlah penelitian yang dilakuakan pada
abad ke-19 oleh dua orang biologiwan yang berkebangsaan Jerman, yakni Mathew J.
Scheilden dan Theodor Schwann dengan satu konsep generalisasi yang menyatakan
bahwa semua tumbuhan dan hewan terdiri atas sel-sel, sel adalah unit structural dan
fungsional dari semua organisme. Teori ini selanjutnya oleh Rudolph Virchow dalam
bukunya yang berjudul Cellular Pathologi (1858) antara lain menyatakan setiap sel
berasal dari sel atau Omnis cellula e cellula.
Rudolf Virchow (1821-1902) seorang ahli fisiologi menyatakan bahwa sel
membelah menjadi dua sel. Sel berasal dar sel yang sudah ada. Analis mikroskopis pada
pertengahan abad 19 membuktikan bahwa sel adalah unit terkecil kehidupan yang
berlangsung terus menerusberasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal.
Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel:
a) Semua organisme tersusun atas satu sel atau lebih sel
b) Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
c) Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan
pembelahan sel.

1.3 Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik


Telah diketahui bahwa semua organisme hidup di bumi sekarang berasal dari sel
tunggal yang lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang lalu. Sel purba ini digambarkan dengan
suatu selaput di sebelah luar, salah satu peristiwa yang rumit yang memimpin penetapan
hidup di atas bumi. Molekul organik sederhana tersebut mungkin telah diproduksi dalam

30
kondisi-kondisi yang memungkinkannya hidup dan lestari di bumi dalam status awal
hidpunya (kira-kira selama milyaran tahun pertamanya).
Sel ialah satu unit kehidupan. Semua benda hidup baik hewan atau tumbuhan
disusun oleh sel. Sel-sel ini berkumpul dan bergabung dengan adanya bahan antara sel
diantaranya untuk membentuk jaringan seperti otot, tulang rawan dan saraf. Dalam
keadaan tertentu beberapa jaringan bergabung dan membina organ seperti kelenjar,
pembuluh darah, kulit dal lain-lain. Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua
kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Istilah prokariotik, dibangun dari kata
pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan kryon, artinya inti. Jadi sel prokariotiiik artiya
”sebelum inti”. Ini mengandung pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti,
melainkan memiliki materi genetik yang tersebar di dalam sitplasmanya. Eukariot
dibangun dari kata Eu da Karyon. Eu, berarti sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel
eukariotik adalah sel-sel yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti
yang terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas (Sumardi dan
Marianti, 2007).
a) Sel Prokariot
Yang termasuk di dalam golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang
hijau-biru atau Cyanobacteria.
b) Sel Eukariot
Sel-sel eukariotik memiliki struktur yang lebh maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel
pada umumnya terlihat sebagai massa yang jenih dengan bentuk yang tidak teratur,
dibatasi oleh sutu selaput dan ditengah-tengahnya tedapat bangunan yang lebih pucat
yang bentuknya bulat, disebut nnukleus atau inti sel. Jadi secara umum sel itu dibina
oleh selaput atau membran sel, plasma sel, dan inti sel.

1.4 Struktur Sel dan Fungsi Bagian-Bagiannya


a. Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel
dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,
serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme

31
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk
hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Untuk jelasnya struktur sel
dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Sel Secara Umum

b. Fungsi Bagin-Bagian Sel


Secara umum setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti sel atau
nukleus. Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal
sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran
sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada
tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh
tumbuhan.
Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma
berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang
memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki
struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga

32
memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma
juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak
mudah berubah bentuk.
1. Membran Plasma
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup
dengan sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yan luar biasa ini tebalnya kira-kira 8 nm.
Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif, yakni
membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan mudah
daripada substansi lainnya. (Campbell, dkk., 2002). Berikut dapat dilihat pada Gambar 7
struktur dari membran plasma.

Gambar 7. Struktur Membran Plasma


Secara umum, fungsi membran plasma adalah sebagai berikut (Landriani, 2007) :
1. Mengatur transport zat
2. Melindungi sitoplasma dan isi sel
3. Terdapat protein integral untuk transport aktif
4. Terdapat protein perifer untuk menangkap zat yang dibutuhkan
2. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organel yang paling penting bagi sel. Ada sel yang
mempunyai dua nukleus seperti sel otot jantung dan ada multinukleus seperti sel otot
rangka. Fungsi inti sel adalah sebagai pusat aktivitas sel dan sebagai pengatur pewarisan
sifat-sifat keturunan (kromosom). Dari segi morfologi, nukleus terdiri atas:
a) membran nucleus
b) kromatin
c) nucleolus

33
d) Nukleoplasma inti sel berbentuk bulat atau lonjong, dibatasi oleh membran rangkap.
3. Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel. Istilah ini digunakan untuk memberikan nama
dari cairan sel dan segala sesuatu yang terlarut di dalamnya, untuk membedakan cairan
yang berada dalam inti sel, yaitu nukleoplasma. Sitoplasma berada dalam sistem koloid
kompleks, sebagian besar adalah air yang di dalamnya terlarut molekul- molekul kecil
maupun besar (makromolekul), ion-ion, dan bahan hidup atau organel-organel. Organel-
organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain.
a) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma berupa sistem membran yang sangat luas di dalam sel,
berupa saluran-saluran dan tabung pipih (lihat Gambar 8). Ruang yang terkurung itu
mungkin saling berhubungan. Retikulum endoplasma ada dua jenis, yaitu RE kasar atau
bergranula dan RE halus atau tak bergranula

Gambar 8. Struktur Retikulum Endoplasma


RE kasar kerana terdapat unit-unit ribosom pada permukaan external embrannya.
RE halus tidak mempunyai ribosom pada permukaannya. RE licin banyak terdapat dalam
sel-sel hepar dan kelenjar adrenal.
b) Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi di dalam
sitoplasmanya. Bentuknya agak bulat, dengan diameter kurang lebih 250 A. Fungsi
ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein. Di bawah mikroskop elektron, tampak
bahwa ribosom terdiri dari dua bagian, yang satu leih besar dari yang lain. Untuk jelasnya
lihat lihat Gambar 9.

34
Gambar 9. Struktur Ribosom
c) Badan Golgi
Badan Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong yang khas
dikelilingi membran. Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel tumbuhan,
badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna (lihat Gambar 10). Pada
penghujung kantong terdapat kantong-kantong bulat kecil atau vesikula yang menempel
dan yang seolaholah terjentik dari ujung kantong yang berukuran lebih besar (Sheeler and
Bianchi, 1987).

Gambar 10. Struktur Badan Golgi


Badan Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang beragam, antara lain
Sheeler and Bianchi, 1987):
 Mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan dari sel,
 Memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari retikulum
endoplasma,
 Mensintesa polisakarida tertentu dan glycolipids,
 Memilih protein untuk berbagai lokasi di dalam sel,

35
 Memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma, dan
 Memproses kembali komponen-komponen membran plasma yang telah memasuki
sitosol selama endositosis. Badan golgi berperan dalam banyak proses selular yang
berbeda tetapi yang utama adalah dalam hal sekresi.

d) Mitokondria
Mitokondria berbentuk lonjong atau oval, berdiameter kurang lebih 0,2 µm.
Mitokndra memiliki membran rangkap, membran dalam membentuk lipata-lipatan yang
dinamakan Krista (lihat Gambar 11). Di dalam sel jumanya banya sekali, terutama pada
sel-se yang giat bekerja seperti hat, ginjal, dan sel-sel otot. Fungsi utama dari mitokondria
adalah sebagai tempat respirasi sel atau sebagai pembangkit energi.

Gambar 11. Struktur Mitokondria


e) Lisosom
Lisosom adalah struktur-struktur kecil, berbentuk agak bulat dan bermembran. Ia
merupakan organel sitoplasma yang mengandung berbagai jenis enzim hidrolisis. Dapat
dibedakan atas lisosom primer dan lisosom sekunder. Lisosom hanya ditemukan pada sel
hewan saja. Untuk jelasnya lihat lihat Gambar 12.

Gambar 12. Struktur Lisosom

36
f) Kloroplast
Kloroplast hanya terdapat pad tumbuhan dan ganggang tertentu. Kloroplas
dibatasi oleh membran rangkap, di dalamnya terdapat cairan atau matriks fluid yang
disebut stroma, dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Struktur Kloroplast


Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa pada bagian dalam stroma terdapat
struktur yang membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum.
Bagian dalam tilakoid disebut lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana
disebut fret. Di dalam membran tilakoidterdapat enzim-enzim untuk kelengkapan reaksi
terang fotsintesis, dan di sinilah terdapatnya lorofil. Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai
tempat berlangsungnya reaksi terang fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-
enzim yang sangat penting untuk reduksi CO2 menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma
adalah tempat berlangsungya reaksi gelap fotosintesis
g) Peroksisom
Peroksisom merupakan ruangan metabolisme khusus yang dilingkupi oleh
membran tunggal (gambar). Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen
dari berbagai substrat ke oksigen, yang menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai
produk samping, dari sinilah organel tersebut mengambil namanya, dapat dilihat pada
Gambar 14.

Gambar 14. Struktur Peroksisom

37
Peroksisom berbentuk agak bulat dan sering memiliki inti butiran atau kristal
yang mungkin saja kumpulan banyak enzim. Peroksisom ini berada dalam sel daun.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat kedekatannya dengan dua keloroplastdan sat
mitokondria. Organel-organel ini bekerja sama dengan peroksisom dalam fungsi
metabolisme tertentu.
h) Vakuola
Vakuola dan vesikula merupakan kantung terikat membran di dalam sel, tetapi
vakuola lebih besar daripada vesikula. Vakuola sentral biasanya merupakan ruangan
terbesar di dalam sel tumbuhan, yang meliput 80% atau lebih dari sel dewasanya.
Vakuola sel tumbuhan merupakan ruangan yang serbaguna. Vakuola ini merupakan
tempat menyimpan senyawa organik, seperti protein yang ditumpuk dalam vakuoa sel
penyimpanan dalam benih. Vakuola ini juga ,erupakan tempat penimbunan ion anorganik
yang utama dari sel tumbuhan, seperti kalium dan klorida.

1.5. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Struktur dasar semua sel adalah sama, yaitu terdiri dari membran sel, sitoplasma
dan inti. Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang
tidak ditemukan pada sel hewan. Berikut adalah beberapa perbedaan yang mendasar
antara sel hewan dan sel tumbuhan (lihat Tabel 3).
Tabel 3. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan Sel Tumbuhan
a. tidak memiliki dinding sel a. memiliki dinding sel dan membran sel
b. tidak memiliki plastida b. umumnya memiliki plastida
c. memiliki lisosom c. tidak memiliki lisosom
d. memiliki sentrosom d. tidak memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa lemak dan e. timbunan zat berupa pati
glikogen
f. bentuk tidak tetap f. bentuk tetap
g. pada hewan tertentu memiliki vakuola, g. memiliki vakuola ukuran besar,
ukuran kecil, sedikit banyak

38
1.6 Komposisi Kimia Protoplasma
Benda hidup tersusun dari substansi hidup yang terdiri dari molekul-molekul
organik yang majemuk, sering dengan berat molekul besar (lebih dari 2000). Molekul-
molekul itu terdiri dari unsur C,H,O, dan N dalam jumlah yang bervariasi tetapi dengan
proporsi tertentu, dan unsur kimia lain yang jumlahnya berbeda-beda. Secara bersama-
sama molekul-molekul tersebut membentuk substansi hidup yang disebut protoplasma.
Jadi benda hidup mempunyai protoplasma yang hidup, berarti kehidupan ada di dalam
protoplasma. Benda mati juga terdiri dari unsur-unsur kimia yang sama seperti unsur-
unsur kimia yang sama seperti unsur-unsur yang menyusun benda hidup, dan juga terdiri
dari unsur-unsur lain, tetapi unsur-unsur itu tersusun sebagai senyawa kimia mati atau
substansi mati, dengan berat molekul kurang dari 2000.
Protoplasma terdiri dari sekumpulan yang memiliki tanda-tanda hidup. Dari
analisis kimia terlihat bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, sakharida, dan
garam-garam mineral sebagai yang terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Senyawa- Senyawa Penyusun Protoplasma
Protoplasma Protoplasma
Sel Senyawa
Sel hewan (dalam %) Sel Tumbuhan (dalam %)
Air 60,0 75,0
Senyawa organik: 35,7 22,5
Protein + asam nukleat 17,8 4
Lipida 11,7 0,5
Sakharida 6,2 18
Senyawa anorganik 4,3 2,5

a. Air, garam, dan ion-ion mineral


Pada setiap sel, kecuali sel pada biji, tulang, dan email, air merupakan komponen
terbesar. Air di dalam sel berfungsi sebagai pelarut ion dan substansi lain.Air juga
berfungsi untuk reaksi enzimatik dan dapat terbentuk dari proses metabolisme.
Sedangkan garam-garam yang mengalami ionisasi menjadi ion, misalnya kation K+ dan
Na+, serta anion Cl-, berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dan
keseimbangan asam basa dalam sel.

39
b. Protein
Protein merupakan komponen terbesar dari sel dan merupakan polimer dari asam
amino yang saling berikatan dengan ikatan peptida. Terdapat 20 macam asam amino
penyusun protein. Protein tersusun dari karbo, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, kadang-
kadang juga sulfur. Fungsi protein diantaranya : sebagai penyusun sel, untuk proses
fisiologis dalam sel, protein yang berupa enzim bertindak sebagai katalisator berbagai
reaksi kimia, dan berperan dalam gerakan dalam sel. Beberapa fungsi protein membrane
adalah (Campbell et al., 2000):
 Protein yang membentang membrane memberikan suatu saluran hidofilik melintasi
membrane yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu. Hidrolisis ATP dilakukan
oleh beberapa protein transport untuk memompa bahan melintasi membrane secara
aktif.
 Protein yang berada di dalam membrane mungkin berupa enzim dengan sisi aktifnya
yang dipaparkan ke zat-zat pada larutan sebelahnya.
 Protein membran mungkin memiliki tempat pengikatan dengan bentuk spesifik yang
sesuai dengan bentuk-bentuk mesenjer kimiawi, seperti hormone. Sinyal dapat
menyebabkan perubahan konformasi protein yang menyalurkan pesan ke bagian
dalam sel.
 Protein membran dari sel-sel bersebelahan mungkin dikaitkan bersama-sama dalam
berbagai bentuk junction.
 Beberapa glikoprotein berfungsi sebagai label identifikasi yang secara khusus
dikenali oleh sel lain.

c. Lipid
Lipid merupakan senyawa yang bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut
organik. Dalam sel terdapat bermacam-macam lipid yang penting, diantaranya fosfolipid,
glikolipid, lemak, dan steroid.Keenceran lapis ganda lipid ditentukan oleh komposisinya
yaitu asam lemak dan kolesterol. Semakin banyak kandungan asam lemak tak jenuh,
menyebabkan lapisan lipida makin encer.

40
d. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan
sumber energi dan komponen penting untuk dinding sel. Pada membran sel eukariota,
selalu terdapat karbohidrat meskipun hanya 2-10 persen.Adanya karbohidrat berpengaruh
terhadap fungsi membran. Oligoskarida pada membran dapat berfungsi sebagai penanda
suatu sel karena antara jenis sel yang satu dengan yang lain jenis oligosakaridanya
berbeda. Misalnya pada sel darah merah yang bergolongan darah A, B, AB, dan 0.

e. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup sel. Asam terdiri atas dua macam, yaitu Asam deoksiribosa nukleat (DNA) dan
asam ribosa nukleat (RNA). DNA merupakan penyimpan informasi genetis dan bersama-
sama dengan protein histon membentuk kromosom. Satu asam nukleat merupakan
polimer nukleotida yang saling berikatan dengan ikatan fosfodiester. Satu molekul
nukleotid tersusun dari sebuah basa nitrogen, gula ribosa atau deoksiribosa, dan gugus
fosfat. Basa nitrogen ada dua macam yaitu purin (adenin dan guanin) dan pirimidin
(timin/urasil dan sitosin). Selain sebagai asam nukleat, nukleotida berfungsi sebagai
menyimpan energi kimia misalnya ATP.

1.7 Sifat Fisik Protoplasma


Ada beberapa teori mengenai sifat-sifat fisik protoplasma. Sifat - sifat
protoplasma terdiri atas dua macam, yaitu sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia dapat
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro (C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro (Fe,
Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn, Si, B, Mo), serta senyawa - senyawa
kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air, mineral). Sifat fisika protoplasma
antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis, efek tyndall, tegangan
permukaan tinggi dan adsobsi. Untuk jelasnya sifat fisik protoplasma dapat di uraikan
sebagai berikut.
a. Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki
ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek tyndall.

41
bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau
gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak dijumpai pengendapan, misalnya.
sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa
(suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. sitoplasma dalam sel
juga merupakan sistem koloid. kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia
industri karena kepentingannya.
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi
dan zat terdispersinya. beberapa jenis koloid adalah aerosol yang memiliki zat
pendispersi berupa gas. aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair
(contoh: kabut) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat
(contoh: asap), sol, emulsi, buih dan gel.

b. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-
partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek
tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh
karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan
dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel
yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan
sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan
sangat sulit diamati.

c. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah
mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak
membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel

42
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair
dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat
( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau
gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel
koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga
terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel
sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown
juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar
energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak
Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
d. Adsorpsi Koloid
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Contoh : (i)
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid
As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau
gas akan terakumulasi. Jadi adsorpsi terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan
zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi
pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karena partikelnya
memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai
proses seperti penjernihan air.

f. Elektroforesis
Partikel koloid sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalm medan
listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektrofesis.

43
Femonema elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan partikel
koloid.

g. Siklosis
Gerak siklosis, dibedakan menjadi gerak sirkulasi yaitu gerak plasma mengelilingi
ruangan sel dari sisi ke sisi lainnya. Dan gerak rotasi, yaitu gerak plasma berputar
mengelilingi vakuola:

Rangkuman

Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-
tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh
suatu membran atau selaput sel. Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua
kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Secara garis besar sel teridiri atas
membrane plasma, inti sel dan stoplasma serta organel-organel.

Protoplasma terdiri dari sekumpulan yang memiliki tanda-tanda hidup. Dari


analisis kimia terlihat bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, sakharida, dan
garam-garam mineral. Protoplasma memiliki beberapa sifat, yakni sifat kimia dan sifat
fisika. Sifat kimia dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro
(C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro (Fe, Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn,
Si, B, Mo), serta senyawa - senyawa kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air,
mineral). Sifat fisika protoplasma antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis,
efek tyndall, tegangan permukaan tinggi dan adsobsi.

C. Penutup

a. Pertanyaan

1. Sebutkan beberapa teori sel

2. Sebutkan beberapa sifat fisik dari protoplasma

3. Buatkan dalam tabel perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

44
b. Umpan balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut

- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban

1. Teori-teori sel

a) Semua organisme tersusun atas satu se atau lebih sel


b) Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
c) Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan
pembelahan sel.
2. Sifat fisik protoplasma
Protoplasma memiliki beberapa sifat, yakni sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro (C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro
(Fe, Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn, Si, B, Mo), serta senyawa -
senyawa kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air, mineral). Sifat fisika
protoplasma antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis, efek tyndall,
tegangan permukaan tinggi dan adsobsi.

45
3. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Sel Hewan Sel Tumbuhan
a. tidak memiliki dinding sel a. memiliki dinding sel dan membran sel
b. tidak memiliki plastida b. umumnya memiliki plastida
c. memiliki lisosom c. tidak memiliki lisosom
d. memiliki sentrosom d. tidak memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa lemak dan e. timbunan zat berupa pati
glikogen
f. bentuk tidak tetap f. bentuk tetap
g. pada hewan tertentu memiliki vakuola, g. memiliki vakuola ukuran besar,
ukuran kecil, sedikit banyak

e. Referensi

Anonim. 2009. http://monocotil.blogspot.com/2009/07/sejarah-penemuan-sel-dan-


organel.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009

Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi) (Diakses tanggal 22 Oktober


2009)

Anonim. 2009. file:///C:/Documents%20and% 20Settings/Syam/ Desktop/


bab_1_sel_umum-6.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://www.nabble.com/-Zoologi--Perbedaan-Benda-Hidup-dan-Benda-


Mati-td19772870.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009)

Senarai

- Nukleus = Inti sel

- Protoplasma = bagian sel yang hidup dan berfungsi mengatur semua kegiatan sel.

46
BAB II
STRUKTUR DAN ORGANISASI TUBUH

Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap
makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara
tak kawin (vegetatif) pada perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran antara
sel ovum dan sperma membentuk satu sel zigot. Zigot membelah terus-menerus sehingga
terbentuk embrio, dan embrio berkembang menjadi individu baru. Sel zigot membelah
berkali-kali, mula-mula membentuk sel yang seragam (blastula). Sel-sel tersebut belum
mempunyai fungsi khusus. Pada saat perkembangan embrio, sel-sel tersebut berkembang
menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya. Sel mengalami
diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang seragam berubah menjadi berbagai jenis
sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.
Macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan berbeda dengan macam jaringan
penyusun tubuh hewan dan manusia. Berikut akan diuraikan jaringan penyusun tubuh
tumbuhan dan hewan.

1. Jaringan Tumbuhan
Berdasar sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
jaringan merestematik dan jaringan permanen.

a. Jaringan Meristematik
Jaringan merestematik (jaringan embrional) terdiri dari kumpulan sel muda yang
terus membelah menghasilkan jaringan yang lain. Contoh jaringan meristematik adalah
jaringan meristem pada pucuk batang dan akar serta jaringan kambium. Jaringan
meristem pada ujung batang dan akar mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi.
Jaringan kambium menghasilkan jaringan pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang

47
menyebabkan tumbuhan bertambah besar. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus
menerus membelah.

Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam.


1. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan
embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan
ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan
batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut
pertumbuhan primer.
2. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder
disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan
besar tubuh tumbuhan.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem
apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
a) Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung
batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut
pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan
primer.
b) Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara
jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki
meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel
meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum
tumbuhnya bunga.
c) Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang
menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral

48
disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem
yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang
yang sejajar dengan akar dan batang.

b. Jaringan Permanen (Jaringan Dewasa)


Hasil pembelahan jaringan meristematik disebut jaringan permanen, karena tidak
mengalami diferensiasi lagi. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan permanent
dibedakan menjadi berikut ini:

1) Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk
jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.

2) Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit
batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Sel parenkim yang
mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut
aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh
jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam
antara lain:
 Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan
berfungsi untuk fotosintesis.
 Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan
yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di
dalam sitoplasma.

49
 Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat
pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.
 Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang
dan daun tumbuhan hidrofit.

3) Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan.
Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
 Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa
merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan
yang lunak.
 Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa
lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua
macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh
yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
4) Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau
pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan.
5) Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus

50
ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel
mati yang disebut felem.
2. Jaringan Hewan
Pada tubuh hewan tungkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan
yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.
a. jaringan epithelium
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi 2 jenis
1. Epitel Pipih
a. Epitel pipih selapis
Contoh:
pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.
b. Epitel banyak lapis
Contoh:
pada kulit, rongga mulut, vagina.

2. Epitel Kubus

a. Epitel kubus selapis


Contoh:
pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.
b. Epitel kubus banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.

3. Epitel Silindris

a. Epitel silindris selapis


Contoh:
pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.
b. Epitel silindris banyak lapis
Contoh:

51
pada saluran kelenjar ludah, uretra.
c. Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia
Contoh:
pada trakea, rongga hidung.

4. Epitel Transisional
Merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan
berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah.
Contoh: pada kandung kemih. Sebagai jaringan yang menutup seluruh permukaan luar
dan dalam tubuh setiap organisme, jaringan epitel mempunyai fungsi sebagai berikut
1. Sebagai pelindung
2. Sebagai kelenjar
3. Sebagai penerima rangsang
4. Sebagai lalu lintas keluar masuknya zat

b. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu
dengan jaringan yang lain. Jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat
biasa, jaringan ikat khusus, jaringan ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung.
1.Jaringan ikat biasa
Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat
longgar. Jaringan ikat padat misalnya jaringan pada tendon otot. Tendon otot adalah
ujung berkas otot yang melekat pada tulang. Jaringan ikat longgar merupakan jaringan
pengisi ruangan di antara organ-organ.
2. Jaringan ikat khusus
Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi
dalam bentuk lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan ikat
khusus adalah jaringan lemak yang ada di bawah kulit.
3.Jaringan ikat penyokong

52
Jaringan ikat penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang
sejati. Jaringan tulang sejati juga berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah
(eritrosit).
4.Jaringan ikat penghubung
Jaringan ikat penghubung terdiri atas darah dan limfa. Jaringan darah terdiri atas
plasma darah dan butiran darah. Butiran darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit). Jaringan darah berfungsi
mengangkut oksigen, karbondioksida, sari makanan, zat-zat sisa, dan hormon. Jaringan
limfa terdiri dari cairan limfa yang beredar pada pembuluh limfa. Cairan limfa berfungsi
untuk mengangkut lemak.

Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :


 Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
 Membungkus organ.
 Mengisi rongga di antar organ.
 Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
 Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
 Menghasilkan kekebalan.

c. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ
tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi.
Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel
otot dapat memanjang dan memendek.
 Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga
bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
 Jaringan Otot Lurik atau Otot Rangka

53
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop
tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut
otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi
sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
 Jaringan Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar
jantung.
d. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut saraf. Tiap neuron/sel
saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah
yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf. Jaringan
saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat
penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot. Jaringan saraf hanya
dimiliki hewan dan manusia. Terdapat 3 macam sel saraf
1. Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
2. Sel Saraf Motorik
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3. Sel Saraf Penghubung
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.Sel saraf
mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas artinya kemampuan sel
saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan
sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.

54
3. Organ Tumbuhan

Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi
modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.
a. Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati,
kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir
sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra,
yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada
yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
1) Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2) Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian
dari luar ke dalam.
a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati
air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan
garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga
banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel
endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk
seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat
gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah

55
mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke
silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga
memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel
penerus/sel peresap.
d.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai
macam jaringan :
- Persikel/Perikambium : merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk
dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis : terdiri atas xilem dan floem yang tersusun
bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat
jaringan kambium.
- Empulur : letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari
jaringan parenkim.

b. Batang
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan
anatominya.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk
dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang
dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun
atas jaringan parenkim.

56
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan
lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae
mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan
Gymnospermae.

d. Stele / Silinder Pusat


Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel
atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem
dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan
selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga
berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat
mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter
batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan
menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat
hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga
pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan
aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan
Lingkaran Tahun.

2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks
dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang
Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline
sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)

57
c. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian (lihat Gambar 30).
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh
lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons
(jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya
rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat
ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena
kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di
dalam tulang daun dan urat-urat daun.

4. Sistem Organ Pada Hewan


a. Organ
Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu.
Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan
satu dengan lainnya. Organ hewan secara umum mencakup jantung, paru-paru, otak,
mata, lambung, limpa, pankreas, ginjal, hati, usus, kulit, uterus, saluran urin, tulang, dan
lain-lain. Contoh: usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan.
Struktur usus halus terdiri dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan
saraf.

b. Sistem Organ
Sistem Organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsi -
fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung di dalam tubuh suatu

58
organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme yang
bersangkutan. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-
sendiri, melainkan organ - organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama
lainnya.
Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu
fungsi dalam koordinasi tertentu. Berikut ini berbagai sistem dalam tubuh beserta
fungsinya dan organ penyusunnya:
1) Gerak
Fungsi: penyokong, pelindung organ internal, alat gerak.
Penyusun: tulang & otot
2) Sirkulasi
Fungsi: transportasi darah dan cairan limfa. Penyusun: jantung, pembuluh darah,
pembuluh limfa, darah.
3) Saraf
Fungsi: koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: otak, 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf spinal, sistem saraf simpatik
dan sistem saraf parasimpatik.
4) Kelenjar buntu (endokrin)
Fungsi: menghasilkan hormon untuk mendorong pertumbuhan, perkembangan dan
koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pituitari dan kelenjar adrenal
5) Respirasi
Fungsi: bernapas (pertukaran udara).
Penyusun: hidung, tenggorokan/trakea, paru-paru
6) Pencernaan
Fungsi: memproses makanan.
Penyusun: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus,
kelenjar pencernaan
7) Eksresi (ginjal)
Fungsi: pengeluaran sisa-sisa metabolisme, mengatur keseimbangan osmotik darah.
Penyusun: ginjal, ureter, kantong kemih, uretra

59
8) Reproduksi
Fungsi: perkembangbiakan
Penyusun: organ kelamin pada jantan (penis, testis) dan betina (ovarium, uterus)
9) Kulit (integumen)
Fungsi: pelindung tubuh
Penyusun: kulit dan derivatnya.

60
BAB IV
NUTRISI

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang nutrisi pada tumbuhan dan nutrisi pada
manusia.

Relevansi

Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi-
lanjutan seperti perkembangan dan fisiologi.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang nutrisi.

B. Penyajian

Uraian dan contoh


Secara konsep, makanan adalah zat-zat yang dimakan. Makanan juga disebut
sebagai zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat makanan yang berfungsi membentuk
dan memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan di dalam tubuh
dan melindungi tubuh terhadap serangan penyakit disebut nutrisi atau nutrition (Inggris)
sedangkan nutrien adalah unsur gizi atau dengan kata lain nutrien adalah setiap bahan
kimia yang diperlukan organisme sebagai bahan baku. Oleh karena itu suatu bentuk
hidup tersusun oleh sebagian senyawa organic dan senyawa anorganik dan oleh karena
semua fungsi hidup ditujukan terhadap pemeliharaan dan pelestraian hidupnya, maka
suatu organisme memperoleh nutrient organik dan anorganik.

4.1 Nutrisi Pada Tumbuhan


Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan
menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu
banyak dapat menimbulkan masalah.

61
a. Pengelompokan Nutrisi Pada tumbuhan
Secara garis besar nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Makronutrien (Makroelemen)
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
banyak, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, kalsium, kalium, potasium, sulfur,
magnesium, besi dan fosfor.
2. Mikronutrien (Mikroelemen)
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit, seperti boron, mangan, seng, tembaga, molybdenum, natrium, almunium, silicon,
klorin, kalsium dan kobalt.

b. Fungsi, Gejala Kekurangan Zat Hara Pada Tumbuhan dan Pengangkutan Zat
Hara

1. Fungsi Zat Hara Pada Tumbuhan


Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi
proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Berikut ini uraian
singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman.
a) Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering
tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
b) Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan
organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan
untuk bernafas.
c) Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan
jumlahnya tidak terbatas.
d) Nitrogen (N)A
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+. Fungsi Nitrogen
bagi tanaman adalah:

62
 Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti
daun, batang dan akar.
 Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam
proses fotosintesis.
 Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
 Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
 Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Adapun sumber Nitrogen adalah :
 Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di
bawa air hujan meresap ke bumi.
 Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
 Mikrobia atau bakteri-bakteri.
 Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
e) Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–. Secara umum,
fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
 Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
 Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman
dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
 Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah, biji atau gabah.
 Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
f) Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+. Fungsi Kalium bagi tanaman adalah
sebai berikut.
 Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
 Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman,
agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
 Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
 Meningkatkan mutu dari biji/buah.
Sumber-sumber Kalium adalah :

63
 Beberapa jenis mineral.
 Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
 Air irigasi serta larutan dalam tanah.
 Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)
 Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O
g) Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++. Fungsi kalsium bagi tanaman
adalah:
 Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
 Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
 Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
 Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
 Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau
suasana keasaman tanah
h) Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++. Fungsi magnesium bagi
tanaman ialah:
 Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
 Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan
Carboxy peptisida
 Berperan dalam pembentukan buah
Sumber-sumber Magnesium adalah:
 Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
 Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
 Kleserit MgSO4.H2O
 Magnesia MgO
 Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O
 Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
 Magnesit MgCO3

64
 Karnalit MGCl2KCl. 6H2O
 Basic slag
 Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)
i) Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-. Fungsi belerang bagi tanaman
ialah:
 Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
 Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein,
methionin serta thiamine
 Membantu pertumbuhan anakan produktif
 Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti
cabai, kubis dan lain-lain
 Membantu pembentukan butir hijau daun
Sumber-sumber belerang adalah:
 Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
 Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat
j) Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++. Fungsi unsur hara besi
(Fe) bagi tanaman ialah:
 Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
 Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
 Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan
Cytohrom oxidase
Sumber-sumber besi adalah:
 Batuan mineral Khlorite dan Biotit
 Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
k) Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++. Fungsi unsur hara Mangan
(Mn) bagi tanaman ialah:
 Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
 Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua

65
 Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
 Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Sumber-sumber Mangan adalah:
 Batuan mineral Pyroluste Mn O2
 Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
 Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
 Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
l) Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++. Fungsi unsur hara Tembaga
(Cu) bagi tanaman ialah:
 Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa,
Butirid Coenzim A. dehidrosenam
 Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
m) Seng (Zincum = Zn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++. Fungsi unsur hara Seng (Zn)
bagi tanaman ialah:
 Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan
pertumbuhan
 Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh
(auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
 Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
 Sulfida Zn S
 Calamine Zn CO3
n) Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: MoO4-. Fungsi unsur hara
Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
 Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
 Sebagai katalisator dalam mereduksi N
 Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk MoS2.

66
o) Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: BoO3-. Fungsi unsur hara Boron
(Bo) bagi tanaman ialah:
 Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
 Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
 Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk,
juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
 Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
 Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan
banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
 Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
 Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O
p) Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl-. Fungsi unsur hara Khlor (Cl)
bagi tanaman ialah:
 Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas,
kentang dan tanaman sayuran
 Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
 Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang
berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu:
a) Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang
dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K). Natrium dalam proses fisiologi
dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang
berlebihan.
b) Silikum (Si)

67
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang
menyerap Si. Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih
besar jumlahnya.
c) Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman.
d) Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan
legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi
lebih meningkat
e) Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi
menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.
f) Vanadium
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan
meningkatnya fiksasi N dari udara.
g) Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman.
Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan.
h) Yodium
Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.

2. Gejala Kekurangan Zat Hara Pada Tanaman


Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau
penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang
sebelumnya tampak layu dan mengering. Keadaan yang demikian akan merugikan petani
dan tentu saja sangat tidak diharapkan oleh petani

a. Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro

68
1) Kekurangan Unsur Nitrogen ( N )
Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari
daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning.
Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan
berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan
berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna,
umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat
menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel
daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.
b) Kekurangan unsur fosfor ( P )
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah dapat
mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan
tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk biji-bijian dan memperkuat tubuh
tanaman padi-padian sehingga tidak mudah rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini
akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti
misalnya pada tanaman serealia (padi-padian, rumput-rumputan, jewawut, gandum,
jagung) daunnya berwarna hijau tua/ keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat
pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai daun kelihatan lancip,
pertumbuhan buah jelek, merugikan hasil biji.
c) Kekurangan Unsur Kalium ( K )
Defisiensi Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini
jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan gejala-gejala
karena difisiensi N dan P.
Gejala yang terdapat pada daun terjadi secara setempat-setempat.
Padapermulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap dan
selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampakmenguning, warna seperti ini tampak pula
di antara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna
coklat, sering pula bagian yang bercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan
kemudian mati. Pada tanaman kentang gejala yang dapat dilihat pada daun yang mana
terjadi pengkerutan dan peng-gulungan, warna daun hijau tua berubah menjadi kuning
bertitik-titik coklat. Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-

69
pendek sehinga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah misalnya buah
kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang masaknya buahpun
berlangsung sangat lambat. Bagi tanaman yang berumbi menderita defisiensi K hasil
umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
d) Kekurangan Unsur Kalsium (Ca)
Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakara,
selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya yang timbul
tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami per-ubahan
warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna ini
menjalar diantara ujung tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat
mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan pula
pertumbuhan tanaman demi-kian lemah dan menderita. Hal ini dikarenakan pengaruh
terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian dari jaringan-jaringannya. Keadaan
yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan lemah dan menderitanya tanaman tersebut
atau dapat dikatakan karena distribusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian
yang lain terhambat ( tidak lancar).
e) Kekurangan Unsur Magnesium ( Mg )
Unsur Mg merupakan bagian pembentuk klorofil, oleh karena itu kekurangan Mg
yang tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala – gejala yang tampak pada bagian
daun, terutama pada daun tua. Klorosis tampak pada diantara tulang-tulang daun,
sedangkan tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara tulang-
tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak kecoklatan. Daun-
daun ini mudah terbakar oleh terik matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena
itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut. Defisiensi
Mg menimbulkan pengaruh pula pada pertumbuhan biji, bagi tanaman yang banyak
menghasilakn biji hendaknya diperhatikan pemupukannya dengan Mg SO4, MgCO3 dan
Mg(OH)2.
f) Kekurangan Unsur Belerang ( S )
Defisiensi unsur S gejalanya klorosis terutama pada daun-daun muda, perubahan
warna tidak berlangsung setempat-tempat, melainkan pada bagian daun selengkapnya,
warna hijau makin pudar berubah menjadi hijau yang sangat muda, kadang mengkilap

70
keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada
bagian daun selengkapnya. Perubahan warna ini dapat pula menjadi kuning sama sekali,
sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang
tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan
sebutan ” Tea Yellows” atau ” Yellow Disease”.

b. Gejala Kekurangan Unsur Hara Mikro


1) Kekurangan Unsur Besi ( Fe )
Defisiensi zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Terjadinya gejala-gejala
pada bagian tanaman terutama daun yang kemudian dinyatakan sebagai kekurangan
tersedia-nya zat Fe ( besi ) adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat
kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini
merupakan masalah pada daerah – daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat
berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun tetap
berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada tulang-tulang
daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada
pula yang menjadi putih. Gejala selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim
kemarau, daun-daun muda yang banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman
kopi yang ditanam didaerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering
tampak gejala-gejala demikian.
2) Kekurangan Unsur Mangan (Mn)
Gejala-gejala dari defisiensi Mn pada tanaman adalah hampir sama dengan gejala
defisiensi Fe pada tanaman. Pada daun-daun muda diantara tulang -tulang daun secara
setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau menjadi warna kuning yang
selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-tualng daunnya tetap berwarna hijau, ada
yang sampai ke bagian sisi-sisi dari tulang. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang
klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering ada kalanya yang
terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi. Defisiensi
ter-sedianya Mn akibatnya pada pembentukan biji-bijian kurang baik.
3) Kekurangan Unsur Borium ( B )

71
Walaupun unsur Borium sedikit saja diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya
tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius, seperti:
 Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara
setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke
bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih kecil-
kecil tidak dapat berkembang, sehingga per-tumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-
kuncup yangmatiberwarnahitam/coklat.
 Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedang pada tanaman yang menghasilkan
umbi, umbinya kecil – kecil yang kadang-kadang penuh dengan lubang-lubang kecil
berwarna hitam, demikian pula pada bagian akar-akarnya.
4) Kekurangan Unsur Tembaga ( Cu )
Defisiensi unsur tembaga akan menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:
 Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian
mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna menjadi coklat dan
ahkirnya mati.
 Pada bagian buah, buah-buah tanaman umumnya kecil-kecil berwarna coklat pada
bagian dalamnya sering didapatkan sejenis perekat ( gum ).Gejala-gejala seperti
terdapat pada tanaman penghasil buah-buahan ( yang kekurangan zat Cu ), seperti
tanaman jeruk, apel, peer dan lain-lain.
5) Kekurangan Unsur Seng/Zinkum ( Zn)
Tidak tersediannya unsur Zn bagi pertumbuhan tanaman meyebabkan tanaman
tersebut mengalami beberapa pen-yimpangan dalam per-tumbuhannya. Penyimpangan ini
menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita lihat pada bagian daun-daun yang tua:
 Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk umumnya.
 Klorosis terjadi diantara tulang-tulang daun.
 Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang
ada di bagian bawah menuju ke puncak.
6) Kekurangan Unsur Molibdenum (Mo)
Molibdenum atau sering pula disebut Molibdin tersedianya dalam tanah dalam
bentuk MoS2 dan sangat dipengaruhi oleh pH, biasanya pada pH rendah tersedianya bagi
tanaman akan kurang. Defisiensi unsur ini menyebab-kan beberapa gejala pada tanaman,

72
antara lain per-tumbuhannya tidak normal, terutama pada sayur-sayuran. Secara umum
daun-daunnya mengalami perubahan warna, kadang-kadang mengalami pengkerutan
terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk ( die back ) bisa pula terjadi
pada tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara ini.
7) Kekurangan Unsur Si, Cl Dan Na
Unsur Si atau Silisium hanya diperlukan oleh tanaman Serelia misalnya padi-
padian, akan tetapi kekurangan unsur ini belum diketahui dengan jelas akibatnya bagi
tanaman.
Defisiensi unsur Cl atau Klorida dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun
yang kurang abnormal ( terutama pada tanaman sayur-sayuran), daun tampak kurang
sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan
kapas menunjukkan gejala seperti itu.
Defisiensi unsur Na atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru diketahui
pengaruhnya yaitu meng-akibatkan resistensi tanaman akan merosot terutama pada
musim kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya tidak dapat meningkatkan
kandungan air ( banyak air yang dapat dipegang per unit berat kering ) pada jaringan
daun. Gejala-gejal lainnya belum diketahui secara jelas.
8) Unsur Fungsional / Beneficial Element
Unsur fungsional adalah unsur -unsur yang belum memenuhi kriteria unsur
essensial seperti yang dikemukakan oleh ARNON & STOKT sehingga unsur-unsur ini
tidak dapat digolongkan dalam unsur essensial, namun untuk penting untuk tanaman-
tanaman tertentu. Dengan adanya unsur fungsional ini dapat lebih memperbaiki
pertumbuhan dan kualitas hasil atau dengan kata lain, tanpa unsur fungsional ini tanaman
tetap dapat men-yelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna dan normal tetapi dengan
adanya unsur ini maka pertumbuhan dan kualitas akan lebih baik pada hasil tanaman
tertentu, misalnya mentimun dapat mengantikan sebagaimana peranan K pada tanaman
kelapa. Contoh lain dengan pemberian Na pada tanaman bit gula ( Beta vulgaris ) akan
memperbesar umbi dua sampai tiga kali. Dari hasil -hasil percobaan, ternyata pada
tanaman kenaf dan Rosela ( tanaman serat ) didapatkan bahwa kalau tanaman diberikan
NaCl 100 ppm maka pertumbuhan lebih baik dan berat kering meningkat jika
dibandingkan dengan tanpa pemberian NaCl.

73
3. Pengangkutan Zat Hara Pada Tumbuhan
Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang
terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat
tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang
terdiri dari xylem dan phloem.
a) Pengankutan Pada Xylem
Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
 Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh
pengangkut.
 Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas
pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan
arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui bulu akar ----- epidermis
------ korteks ------ endodermis -------xylem.
Penganngkutan ekstravaskluler dibedakan :
 transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor
pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
 transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian
hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem).
Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea
dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya
mempunyai dinding sel. Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan
membentuk suatu pembuluh.
Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel memanjang
dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel
trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah.
Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu)
yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem juga
mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong)

74
Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan
dipengaruhi oleh :
 daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai
pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi
antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
 daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan
akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm). Bukti
adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak
menggenang dipermukaan tunggaknya.
 daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang
besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
 pengaruh sel-sel yang hidup

b) Pengangkutan Pada Phloem


Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun akan dipergunakan
sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan
hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh
disebut translokasi.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem
dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit
(phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang
dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup
tanah yang selalu basah. Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada akarnya
atau batangnya. Pada umumnya jaringan phloem tersusun oleh 4 komponen, yaitu buluh
tapis, sel pengiring, parenkim phloem dan serabut-serabut

4.2 Nutrisi Pada Manusia


Manusia tergolong dalam oragisme yang heterotrof, artinya manusia memerlukan
zat zat-zat oragnik dari luar, karena manusia tidak mampu membuat zat organik sendiri,
maka manusia makan makanan yang banyak mengandung zat-zat organik.
a. Zat-Zat Makanan yang Dibutukan Manusia Pada Manusia

75
Makanan yang dikonsumsi oleh manusia mengandung berbagai unsur. Unsur
tersebut ada yang bermanfaat dan ada pula yang tidak membawa manfaat bagi kesehatan
manusia. Berbagai zat tersebut dapat berupa enzim, gizi, maupun toksit (racun).
Zat gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang memberikan
manfaat bagi kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi
memiliki kandungan gizi yang berbeda. Zat gizi yang terkandung dalam makanan
tersebut berbeda-beda antara makanan yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan
tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan, maupun jumlah dari
masing-masing zat gizi.
Satu janis zat gizi tertentu kemungkinan terkandung/ terdapat pada jenis bahan
pangan, namun bisa dimungkinkan zat gizi tersebut tidak terdapat pada bahan pangan
yang lain. Untuk satu jenis zat gizi tertentu, mungkin saja banyak terkandung pada satu
jenis makanan, namun bisa saja tidak terdapat sama sekali pada makanan yang lainnya.
Selain itu jumlah zat gizi tertentu terdapat dalam jumlah yang banyak pada salah satu
jenis makanan, namun bisa saja hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit pada
makanan yang lainnya. Oleh karena itu agar tubuh tidak kekurangan salah satu zat gizi,
maka manusia tidak boleh tergantung pada satu jenis pangan saja, tapi harus
mengkonsumsi makanan yang beragam jenisnya.
Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Karbohidrat
Karbohidrat diperlukan tubuh sebagai sumber tenaga dalam melakukan kegiatan.
Sumber makanan yang mengandung karbohidrat, di antaranya nasi, jagung, kue, roti, ubi,
dan kentang. Fungsi protein diantaranya sebgai berikut.
 Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat
di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori.
Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan
otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan

76
energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah
berlebihan akan menjadi gemuk.

 Pemberi Rasa Manis pada Makanan


Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida.
Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis.
Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah
1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.
 Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan
digunakan sebagai zat pembangun.
 Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-
hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan
dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat
merugikan tubuh.
 Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus
dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.
Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner yang
berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu membantu absorpsi
kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan
pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.

b. Protein
Protein merupakan zat makanan yang berfungsi untuk membangun tubuh dan
memperbaiki jaringan dan sel yang rusak. Sebagai contoh, tubuhmu bertambah tinggi dan
besar. Hal itu terjadi karena kamu mengonsumsi zat makanan yang mengandung protein.

77
Jika tubuhmu kekurangan protein akan menderita penyakit kwashiorkor. Penderita
kwashiorkor akan terhambat pertumbuhannya, kulit bersisik, kurus, dan rambutnya
kusam. Protein memiliki berbagi macam fungsi diantaranya sebagai berikut.
 Sebagai yang terentang di dalam membrane membentuk jalur atau saluran berisi air
yang menembus lipid lapisan ganda sehingga memungkinkan zat-zat larut air yang
cukup kecil memasuki saluran, misalnya ion. Setiap saluran dapat terbuka atau
tertutup terhadap ion spesifiknya akibat perubahan bentuk saluran sebagai respon
terhadap mekanisme pengontrol.
 Sebagai molekul pembawa yang mengangkut zat-zat yang tidak mampu menembus
membrane dengan sendirinya. Dengan demikian saluran dan molekul pembawa
keduanya penting dalam transportasi zat-zat antara CES dan CIS.
Contoh: Hemoglobin sebagai transport oksigen dalam darah, seruloplasmin sebagai
transport tembaga dalam darah.
 Banyak protein di luar permukaan berfungsi sebagai tempat reseptor yang mengenali
dan berikatan dengan molekul-molekul spesifik di lingkungan sekitar sel pengikatan
ini mencetus serangkaian kejadian dipermukaan membrane dan di dalam sel yang
mengubah aktivitas sel tertentu.
 Kelompok protein lain berfungsi sebagai enzim yang terikat ke membrane yang
mengontrol reaksi-reaksi kimia tertentu dipermukaan dalam atau luar sel. Sel-sel
memperlihatkan khususnya pada jenis enzim yang terbenam dalam menbran plasma.
Contoh glikolat oksidasi dari glioksisom, dan alkahol dehidrogenase pada fermentasi
alcohol.
 Sebagian protein tersusun dalam sualu jalinan filamentosa dipermukaan bagian dalam
membrane dan dihubungkan dengan unsur-unsur protein tertentu pada sitoskleton.
 Protein lain berfungsi sebagai molekul adhesi sel. Molekul-molekul ini menonjol
keluar dari permukaan membrane dan membentuk lengkungan-lengkungan atau
anggota badan laju yang digunakan oleh sel untuk saling berpegangan dan untuk
melekatkan ke serat-serat jaringan ikat yang menjalin antara sel-sel.
Contoh: kolagen jaringan ikat fibrora (kartilago, tulang, tendon), myosin, aktin.
 Protein lain khususnya bersama dengan karbohidrat penting untuk kemampuan sel
mengenali diri dan dalam interaksi sel ke sel.

78
 Selain itu protei juga berfungsi sebagai aktivitas hormonal, seperti hormone
pertumbuhan yang mengatur pertumbuhan tulang, dan juga pada saat kita digigit ular
tubuh akan mengeluarkan enzim hidrolitik (degra dastis).
 Sebagian protein berfungsi sebagai toksin seperti toksin glistridium botulinun yakni
tiksin makanan bacterial letal.
 Ada juga protein yang berungsi sebagai proteksi seperti antibody yang berinteraksi
dengan proein asing, fibrinogen yang digunakan dalam pembekuan darah, juga
insulin sebgai regulator metabolism glukosa dalam darah.
 Dan juga ada sebagian protein yangberfungsi sebagai cadangan dalam tubuh, seperti
fertin sebagai cadagan zat besi (limpa) dan juga kasein cadangan asam amino.

c. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi dan sebagai cadangan
makanan. Lemak ada 2 macam, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak hewani
adalah lemak yang dihasilkan hewan. Contoh lemak hewani adalah daging, keju, minyak
ikan, telur, dan mentega. Adapun lemak nabati adalah lemak yang bearasal dari tumbuh-
tumbuhan. Contoh lemak nabati adalah kelapa, kacang tanah, dan margarin. Fungsi
lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu transport
vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta
pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.

d. Vitamin
Vitamin merupakan zat makanan yang berguna untuk melancarkan semua proses
yang terjadi di dalam tubuh. Kebanyakan vitamin tidak dapat dibuat di dalam tubuh.
Vitamin dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Vitamin ini bermacam-macam, yaitu
vitamin A, B, C, D, E, dan K. Vitamin B dan C larut di dalam air, sedangkan vitamin A,
D, E, dan K larut dalam lemak. Penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin disebut
avitaminosis.
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan
B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,dan K). Fungsi masing-masing
vitamin ini antara lain :

79
1) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan
rangsang sinar pada saraf dan mata.
2) Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh
dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
3) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim dan
berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
4) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan
dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
5) Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan
lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan
trombosit.
6) Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama kelenjar
anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
7) Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
8) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.

e. Mineral
Mineral diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Fungsi mineral bagi tubuh
adalah untuk melancarkan semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Beberapa macam
mineral yang diperlukan oleh tubuh, di antaranya kalsium, besi, fosfor, dan iodin.
1) Kalsium berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi. Selain itu, kalsium membantu
dalam pembekuan darah jika tubuh mengalami luka. Bahan makanan yang banyak
mengandung kalsium adalah susu, ikan, dan roti.
2) Zat besi berfungsi sebagai pengikat oksigen di dalam darah. Jika kekurangan zat besi,
tubuh kita akan mengalami anemia (kekurangan darah). Bahan makanan yang
banyak mengandung zat besi adalah daging, roti, kuning telur, dan kacang-
kacangan.

80
3) Fosfor berfungsi menjaga kesehatan serta kekuatan gigi dan gusi. Jika kekurangan
fosfor dapat menyebabkan radang gusi dan kerusakan gigi. Fosfor terdapat dalam
susu dan kuning telur.
4) Iodin berfungsi mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodin dapat pula
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan cacat mental. Iodin terdapat dalam
garam dapur beriodin, air minum, dan ikan laut.
f. Air
Air merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh, bila kekurangan air akan
terjadi dehidrasi dan menggangu kerja tubuh. Berikut ini adalah beberapa fungsi air
dalam tubuh.
1) Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusa
2) Melarutkan dan membawa nutrisi-nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh
yang membutuhkan
3) Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita
4) Katalisator dalam metabolisme tubuh
5) Pelumas bagi sendi-sendi
6) Menstabilkan suhu tubuh
7) Meredam benturan bagi organ vital

b. Tanda-Tanda Kekurangan Protein


Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau
kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain
penyakit kurang kalori dan protein (KKP).
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau
karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit
energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling
sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode
transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu
diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu
mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di
karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila

81
konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi
tersebut (kurang kalori dan protein). Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
a) KPP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut
standar Harvard.
b) KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
c) KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan
menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan
atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus
(kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan
kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua,
apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau
honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung
lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki. Jenis KKP atau PCM di
kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1. Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang
kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein
berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang
normal atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor
yaitu :
 Gagal untuk menambah berat badan
 wajah membulat dan sembap
 Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
 Pertumbuhan linear terhenti
 Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
 Diare yang tidak membaik
 Dermatitis perubahan pigmen kulit

82
 Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
 Penurunan masa otot
 Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
 Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
 Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir
dengan kematian.
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan
makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka
bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi,
sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
2. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya
walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang
(misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang
kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam
tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk
kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan
protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber
kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh
(protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi
adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu :
 Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah
waktu lahir.
 Wajahnya seperti orang tua
 Kulit keriput,
 pantat kosong, paha kosong,
 tangan kurus dan iga nampak jelas.

83
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah
lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan
kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.

3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada
sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai
dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit
mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
Rangkuman
Zat-zat makanan yang berfungsi membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan di dalam tubuh dan melindungi tubuh terhadap
serangan penyakit disebut nutrisi atau nutrition (Inggris) sedangkan nutrien adalah
unsur gizi atau dengan kata lain nutrien adalah setiap bahan kimia yang diperlukan
organisme sebagai bahan baku.

Nutrisi pada tumbuhan dapat dibedakan atas 2 kelompok, yakni makronutrien


adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, kalsium, kalium, potasium, sulfur, magnesium, besi dan
fosfor dan mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit, seperti boron, mangan, seng, tembaga, molybdenum, natrium, almunium, silicon,
klorin, kalsium dan kobalt.
Manusia tergolong dalam organisme yang heterotrof, artinya manusia
memerlukan zat zat-zat oragnik dari luar, karena manusia tidak mampu membuat zat
organik sendiri, maka manusia makan makanan yang banyak mengandung zat-zat
organik. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air.
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau
kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain
penyakit kurang kalori dan protein (KKP). Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan
antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau
terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein.

84
C. Penutup

a. Pertanyaan

1. Jelaskan pengelompokkan nutrisi pada tumbuhan

2. Apa fungsi belerang belerang bagi tubuh

3. Sebutkan fungsi macam-macam vitamin dalam tubuh

4. Sebutkan gejala-gejala penyakit Marasmus

b. Umpan balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut

- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban

1. Pengelompokkan nutrisi pada tumbuhan

a) Makronutrien (Makroelemen)

85
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
banyak, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, kalsium, kalium, potasium,
sulfur, magnesium, besi dan fosfor.
b) Mikronutrien (Mikroelemen)
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit, seperti boron, mangan, seng, tembaga, molybdenum, natrium, almunium,
silicon, klorin, kalsium dan kobalt.
2. Fungsi belerang bagi tubuh

a) Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar


b) Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk
cystein, methionin serta thiamine
c) Membantu pertumbuhan anakan produktif
d) Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran
seperti cabai, kubis dan lain-lain
e) Membantu pembentukan butir hijau daun
f) Sumber-sumber belerang adalah:
g) Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
h) Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk
Superfosfat

3. Fungsi macam-macam vitamin dalam tubuh

a) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur


kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.
b) Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam
tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
c) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim
dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
d) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses
pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.

86
e) Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein
dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan
trombosit.
f) Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama
kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
g) Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
h) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.

4. Gejala penyakit Marasmus


a) Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah
waktu lahir.
b) Wajahnya seperti orang tua
c) Kulit keriput,
d) pantat kosong, paha kosong,
e) tangan kurus dan iga nampak jelas.

e. Referensi

Anonim. 2009. http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/konsep-makanan-


nutrisi.html (diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://phakiah.multiply.com/journal/item/50/nutrisi_tumbuhan


(diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://ibra76.wordpress.com/2008/09/27/khasiat-unsur-hara-bagi-


tanaman/ (diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://yudhiwijaya.wordpress.com/2009/02/08/gejala-tanaman-


kekurangan-unsur-hara/ (diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://tedbio.multiply.com/journal/item/17 (diakses tanggal 23 Oktober


2009)

87
Anonim. 2009. http://hidayat07.wordpress.com/2009/06/08/fungsi-karbohidrat/
(diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://calon-dokter.blogspot.com/2008/06/fungsi-protein.html (diakses


tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://sehatsmart.blogspot.com/2007/07/lemak-tetap-diperlukan-


tubuh.html (diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://etnize.wordpress.com/2009/07/01/fungsi-air-bagi-tubuh/ (diakses


tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/penyakit-gizi-salah/ (diakses


tanggal 23 Oktober 2009)

f. Senerai

- Nutrisi = zat makanan

- Nutrien = unsur gizi

88
BAB V
SISTEM EKSKRESI

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang struktur, fungsi, dan proses sistem sekresi
pada manusia serta kelainan yang terjadi pada sistem eksresi

Relevansi

Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi-
materi biologi.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang biologi sebagai ilmu.

B. Penyajian

Uraian dan contoh

5.1 Alat-Alat Eksresi


Zat-zat sisa metabolisme sebagian besar berupa gas dan cairan. Zat-zat tersebut
harus dikeluarkan dari tubuh melalui bermacam-macam alat pengeluaran. Alat
pengeluaran yang penting, yaitu paru-paru, hati, kolon (usus tebal), kulit, dan ginjal.
a. Paru-Paru
Tugas utama paru-paru adalah mengeluarkan zat-zat sisa yang berbentuk gas,
misalnya CO2 dan uap air. Mekanisme pengeluaran CO 2 dari dalam darah hingga ke
paru-paru, telah dijelaskan pada pokok bahasan tentang sistem respirasi. Perhatikan
Gambar 31.

Gambar 31. Paru-Paru

89
b. Hati
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar di dalam tubuh kita, namun juga
berfungsi sebagai alat ekskresi. Fungsi utama hati, yaitu sebagai berikut:
a. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot);
b. Tempat pembongkaran dan pembentukan protein;
c. Menawarkan racun yang ada dan ikut dalam pembentukan dan perombakan sel darah
merah;
d. Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah.
Hati menerima darah, dari dua pembuluh darah, yaitu dari nadi hati dan dari
vena porta hepatis. Darah dari vena porta mengangkut darah dari usus yang banyak
mengandang zat makanan.
Hati dibungkus oleh selaput hati atau kapsula hepatis. Di dalam jaringan hati
terdapat dua macam pembuluh, yaitu pembuluh darah dan pembuluh empedu.
Keduanya dipersatukan oleh selaput ikat yang disebut selaput glison (lihat Gambar 32).
Di dalam hati terdapat sel-sel yang bertugas menangkap dan merombak sel-sel
darah merah yang telah tua, disebut histiosit. Setiap detik tubuh memproduksi 10 juta
eritrosit, dan sejumlah itu pula eritrosit yang harus dirombak hati. Hemoglobin
dilepaskan dari sel darah merah dan dipecah menjadi tiga senyawa, yaitu zat besi,
globin, dan hemin.
a. Zat besi akan disimpan di dalam hati dan selanjutnya akan dikirimkan ke sumsum
tulang.
b. Globin akan digunakan lagi dalam metabolisme protein, maupun dalam
pembentukan Hb baru.
c. Hemin akan diubah menjadi zat warna empedu bilirubin dan biliverdin, yang
tersimpan di dalam kantong empedu. Dari kantong empedu, zat ini akan dikeluarkan
ke usus dan selanjutnya keluar bersama feses. Bilirubin berwarna hijau kebiruan
akan dioksidasi sehingga berwarna kuning kecokelatan. Zat warna inilah yang
memberikan warna urine dan feses.

90
Gambar 32. Hati
Bila terjadi penyumbatan pada saluran empedu maka akan terjadi gangguan
aliran bilus ke usus. Bila ini terjadi maka bilus akan masuk ke peredaran darah sehingga
darah menjadi kekuning-kuningan, sedangkan fesesnya berwarna abu-abu atau
kehitaman. Berdasarkan inilah maka penderitanya disebut sakit kuning. Jadi, dalam
proses ekskresi, hati mempunyai peran mengekskresikan zat-zat sisa hasil
pembongkaran eritrosit.

c. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita. Adapun fungsi kulit, yaitu sebagai
berikut:
a. Pelindung tubuh terhadap kerusakan-kerusakan fisik karena gesekan, penyinaran,
kuman-kuman, zat kimia, panas, dan sebagainya;
b. Mengurangi kehilangan air;
c. Mengatur suhu badan;
d. Mengekskresikan zat-zat sisa, berupa keringat;
e. Menerima rangsang dari luar.
Kulit atau integumen terdiri atas dua lapis, yaitu lapis luar yang disebut
epidermis dan lapis dalam yang disebut dermis atau korium.
Epidermis terdiri atas beberapa lapis, yaitu sebagai berikut:
a. Stratum korneum atau lapisan tanduk yang tersusun atas sel-sel mati yang selalu
mengelupas;
b. Stratum lusidum yang berwarna bening;
c. Stratum granulosum merupakan lapisan kulit yang berpigmen;

91
d. Stratum germinativum merupakan lapisan kulit yang selalu tumbuh, membentuk sel-
sel kulit baru ke arah luar.
Di bawah epidermis terdapat dermis. Pada lapisan ini terdapat akar rambut, kelenjar
keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebasea), pembuluh darah, dan
serabut saraf. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 33 .

Gambar 33. Anatomi Kulit


Kelenjar minyak bertugas menghasilkan minyak yang penting untuk mencegah
kekeringan kulit dan rambut. Di seluruh permukaan kulit terdapat lebih kurang dua
setengah juta kelenjar ke-.ringat. Kelenjar keringat tersebar di seluruh permukaan
tubuh. Permukaan tubuh yang paling sedikit mempunyai kelenjar keringat adalah
telapak tangan, ujung jari, dan kulit muka.
Pangkal kelenjar keringat menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah
dan saraf simpatis. Selanjutnya, air beserta larutannya dikeluarkan melalui pembuluh ke
permukaan kulit. Keringat itu akan menguap dan menyerap panas tubuh kita sehingga
suhu tubuh kita menjadi tetap. Dengan demikian, meningkatnya suhu lingkungan tidak
akan meningkatkan suhu tubuh.
Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah atau dingin, pembuluh darah menyem-
pit, sehingga darah yang melaluinya sedikit. Otot polos penggerak rambut berkontraksi,
rambut-rambut tegak, dan kita akan merasakan kedinginan.
Orang yang bekerja keras dan terkena terik matahari akan mengeluarkan banyak
keringat dan garam dapur. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang selalu cepat haus dan sering
lapar garam. Hal ini juga dapat menyebabkan kekejangan dan pingsan.

92
Dalam keadaan normal, tubuh kita akan mengeluarkan keringat lebih kurang
50cc per jam. Namun karena berbagai faktor, pengeluaran keringat dapat lebih atau
kurang. Berbagai faktor tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Aktivitas tubuh yang meningkat akan menghasilkan keringat lebih banyak.
b. Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan pengeluaran keringat.
c. Guncangan emosi akan meningkatkan pengeluaran keringat.
d. Rangsangan saraf simpatis akibat emosi akan memperkecil pengeluaran keringat,
sebab terjadi penyempitan pembuluh darah.

d. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Jumlahnya sepasang, terletak di
dekat tulang pinggang. Bentuk ginjal seperti kacang ercis dengan panjang ginjal. lebih
kurang 10 cm. Dari tiap-tiap ginjal keluar saluran urine atau ureter yang menuju ke
kantong urine atau vesika urinaria. Dari kantong ini, urine dikeluarkan melalui uretra.
Bila dibuat sayatan membujur sebuah ginjal maka akan tampak bagian-bagian ginjal.
Untuk memahami struktur dan letak ginjal manusia, perhatikan Gambar 34. Ginjal terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut korteks dan lapisan dalam yang disebut
sumsum ginjal atau medula.
1) Korteks
Korteks mengandang jutaan unit penyaring darah yang disebut nefron. Setiap
nefron terdiri atas badan Malpighi dan saluran atau tubulus. Setiap badan Malpighi
terdiri atas glomerulus dan simpai Bowmann. Dalam glomerulus terdapat banyak
pembuluh darah. Pembuluh darah yang menuju glomerulus disebut arteriole aferen,
sedangkan pembuluh darah yang meninggalkan glomerulus disebut arteriole eferen.
Saluran nefron atau tubulus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tubulus kontortus
proksimal dekat dengan badan Malpighi, tubulus kontortus distal yang menjauhi badan
Malpighi, dan tubulus kolektifus saluran gabungan dari beberapa saluran nefron.
Di daerah medula, antara tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal
dihubungkan oleh gelung Henle ascenden (naik) dan descenden (turun). Dinding simpai
Bowman dan tubulus hanya setebal selapis sel sehingga pada bagian ini memungkinkan
terjadinya filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi dengan baik. Pada orang dewasa, panjang

93
seluruh tubulus antara 7,5 km sampai 15 km. Hampir sepanjang tubulus dikelilingi
pembuluh darah.

Gambar 34. Anatomi Ginjal

2) Medula
Medula atau sumsum ginjal mengandang banyak pembuluh-pembuluh tubulus
pengumpul hasil ekskresi dari nefron. Tubulus tersebut bermuara pada tonjolan atau
papila di pelvis renis atau ruang ginjal.
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses pembentukan urine, yaitu sebagai
berikut.
a. Penyaringan atau filtrasi zat-zat sisa metabolisme. Proses ini dilakukan oleh simpai
Bowman.
b. Penyerapan kembali atau reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh. Proses
ini berlangsung di sepanjang tubulus kontortus proksimal hingga gelung Henle.
c. Pengeluaran zat yang tidak diperlukan dan tidak dapat disimpan dalam tubuh yang
disebut augmentasi. Proses ini berlangsung di sepanjang tubulus kontortus distal
hingga tubulus kolektifus.
Pembentukan urine dimulai dari filtrasi oleh badan Malpighi. Pada badan
Malpighi, glomerulus dikelilingi oleh simpai Bowman. Zat-zat seperti air, garam, gula,
dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glomerulus disaring oleh simpai
Bowman. Zat hasil penyaringan ini disebut urine primer atau filtrat glomerulus. Proses

94
penyaringan ini dikarenakan adanya tekanan darah dan dipengaruhi pula oleh
pengembangan dan penyempitan arteriole aferen.
Urine primer masih banyak mengandang zat yang bermanfaat bagi tubuh. Di
dalam tubulus kontorti, zat yang masih berguna, direabsorpsi atau diserap kembali oleh
darah dari pembuluh yang mengelilingi tubulus. Sebaliknya, darah ini melepaskan zat
sampah yang diangkutnya ke tubulus. Oleh sebab itu, cairan yang terdapat dalam tubulus
kontorti mengandang kadar urine yang lebih tinggi, disebut urine sekunder atau filtrat
tubulus.
Filtrat tubulus ini terus mengalir ke tubulus kontorti distal. Pada tubulus ini,
pembuluh darah melepaskan zat sisa yang tidak berguna serta menyerap kelebihan air,
sehingga terbentuklah urine yang sesungguhnya. Selanjutnya, masuk ke tubulus kolekta,
terus ke pelvis renis.
Di sini telah terbentuk urine yang sesungguhnya. Di dalam ginjal orang dewasa,
setiap menitnya dipompakan darah sebanyak 1,2 liter. Jadi, setiap satu menit terjadi
filtrasi terhadap darah sebanyak itu. Laju filtrasi dalam glomerulus dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tekanan darah kapiler sebesar 60-70 mmHg;
b. Besamya tekanan osmotik koloid, yaitu tekanan protein darah sebesar 30 mmHg;
c. Besamya tekanan hidrostatika urine sebesar 5 mmHg.
Dengan demikian, besamya tekanan efektif laju filtrasi adalah 35 mmHg. Jumlah
urine yang dihasilkan seseorang tidak merata sepanjang hari. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah urine tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Jumlah air yang diminum
b. Saraf
c. Hormon antidiuretika atau ADH
d. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmotiknya tetap.
e. Pada penderita diabetes mellitus, pengeluaran glukosa juga diikuti kenaikan volume
urine.

5.2 Gangguan Pada Sistem Eksresi


Ada beberapa penyebab yang dapat mengganggu fungsi alat ekskresi, yaitu
sebagai berikut.

95
a. Penyakit dan Gangguan Fungsi Hati
1) Hepatitis
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan pada jaringan hati. Peradangan hati
dapat disebabkan oleh infeksi berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan
protozoa. Namun pada umumnya disebabkan oleh virus (hepatitis virus). Radang hati
juga dapat terjadi akibat bahan-bahan kimia yang meracuni hati, obat-obatan, dan
alkohol, yang disebut juga dengan hepatitis non-virus. Hepatitis akibat obat-obatan hanya
menyerang orang yang sensitif. Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus
menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa
sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan
diet dan istirahat yang baik. Hepatitis virus dibagi menjadi lima berdasarkan jenis virus
penyebabnya, yaitu virus hepatitis A (VHA), B (VHB), C (VHC), D (VHD), dan E
(VHE). Hepatitis virus dapat menjadi kronis dan bisa berlanjut menjadi sirosis hati dan
kanker hati.

2) Sirosis Hati
Sirosis merupakan kondisi di mana jaringan hati mengalami pengerasan. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh hepatitis, parasit hati, obat-obatan tertentu, dan kecanduan
alkohol.

b. Gangguan Fungsi Ginjal


Sebagai alat ekskresi utama ginjal sering mengalami gangguan, di antaranya
sebagai berikut.
(1) Albuminuria adalah adanya albumin dan protein lain dalam urine. Pada orang sehat,
di dalam urinenya tidak terdapat senyawa protein, asam amino, maupun
glukosa. Terjadinya albuminuria menunjukkan terjadinya kerusakan pada alat filtrasi
dalam ginjal.
(2) Nefritis adalah kerusakan pada glomerulus akibat infeksi kuman. Hal ini dapat
mengakibatkan urea dan asam urine masuk kembali ke dalam darah. Peristiwanya
disebut uremia. Bila terjadi uremia akan mengakibatkan penyerapan air terganggu
sehingga terjadi penimbunan air di kaki yang disebut edema. Nefritis akut banyak di

96
derita anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular. Nefritis
kronis yang diderita orang tua, ditandai tekanan darah tinggi dan pengerasan
pembuluh darah ginjal.
(3) Polyuria, yaitu urine yang dikeluarkan oleh tubuh amat banyak dan encer. Peristiwa
ini dapat terjadi karena kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorpsi sangat
rendah atau gagal.
(4) Oligouria adalah bila urine yang dihasilkan sangat sedikit. Kadang kala seseorang
tidak menghasilkan urine sama sekali atau anuria. Gangguan ini biasanya disebabkan
oleh kerusakan ginjal secara total. Akibat dari gagal ginjal ini mengandang banyak
urine disebut uremia.

c. Gangguan Hormon
1) Diabetes mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit karena adanya gula di
dalam urine. Hal ini terjadi karena tingginya kadar gula darah. Tingginya kadar gula
darah disebabkan oleh kekurangan hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Kadar gula darah yang berlebihan mengganggu tekanan osmotik darah. Untuk itu
gula yang berlebihan harus dikeluarkan, di antaranya bersama urine.
2) Kelainan pada produk hormon antidiuretika (ADH).

d. Gangguan pada Kulit


Gangguan pada kulit yang dapat mengganggu proses ekskresi, antara lain sebagai
berikut.
a) Jerawat, gangguan kronis pada kelenjar minyak yang dialami umumnya pada anak
remaja.
b) Eksem, penyakit kulit di mana kulit menjadi kering kemerahan dan gatalgatal
bersisik.
c) Pruvitus kutanea, yaitu penyakit kulit dengan gejala rasa gatal yang dipacu oleh
iritasi saraf sensori perifer. Pruvitus kutanea juga disebabkan oleh kencing manis,
penyakit hati, dan gangguan kelenjar tiroid.
d) Kudis atau skabies (seven year itch), yaitu penyakit kulit karena infeksi caplak atau
tungau (Sarcoptes scabei).

97
e. Gagal Ginjal
Pada kondisi tertentu, ginjal akan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan
proses yang terjadi akan terganggu. Gagal ginjal mungkin terjadi karena infeksi bakteri,
luka bagian luar, dan tekanan darah tinggi. Pada keadaan gagal ginjal, tubulus tidak
mampu lagi mengekskresikan ion sodium atau urea dan akhimya substansi ini
terakumulasi dalam darah. Jika bagian glomerulus rusak, protein plasma akan lolos ke
filtrat dan ada dalam urine. Tetapi hal ini sangat jarang, meskipun 50% nefron rusak
karena ginjal manusia terdiri atas jutaan nefron. Akibat ginjal mengalami kerusakan,
proses penyerapan akan terganggu. Adanya zat-zat yang tidak diinginkan terdapat dalam
darah, sehingga akan mengganggu kesehatan. Hal ini dapat diatasi dengan hemodialisis
dan transplantasi ginjal. Pada proses hemodialisis, pasien dibawa ke ginjal tiruan atau
disebut juga sebagai mesin dialisis darah. Pada proses dialisis, darah diambil dari dalam
tubuh melalui vena. Antikoagulan (pengendapan) ditambahkan agar tidak terjadi
penggumpalan dan darah kemudian dialirkan melalui alat-alat dialisis sebelum
dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Setiap dialisis berjalan selama 6-10 jam, 3x dalam
satu minggu. Untuk pasien yang masih relatif muda, transplantasi ginjal sehat dan
normal lebih baik daripada dialisis untuk pilihan jangka panjang. Transplantasi ginjal
diawali dengan mengambil ginjal yang rusak, kemudian ginjal donor dipasang dan
dihubungkan dengan arteri dan vena, dan ureter dimasukkan ke dalam pelvis renalis
(kandang kemih).

Rangkuman
Ekskresi adalah adalah proses pengeluaran zat – zat sisa agar tidak menjadi racun
bagi tubuh. Alat-alat ekskresi yang penting, yaitu paru-paru, hati, kolon (usus tebal),
kulit, dan ginjal.
Tugas utama paru-paru adalah mengeluarkan zat-zat sisa yang berbentuk gas,
misalnya CO2 dan uap air. Mekanisme pengeluaran CO 2 dari dalam darah hingga ke
paru-paru.
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar di dalam tubuh kita, namun juga
berfungsi sebagai alat ekskresi. Dalam proses ekskresi, hati mempunyai peran
mengekskresikan zat-zat sisa hasil pembongkaran eritrosit.

98
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita dan merupakan salah satu alat
ekskresi yang berperan dalam pengeluaran keringat. Di seluruh permukaan kulit
terdapat lebih kurang dua setengah juta kelenjar ke-.ringat. Dalam keadaan normal,
tubuh kita akan mengeluarkan keringat lebih kurang 50cc per jam. Namun karena
berbagai faktor, pengeluaran keringat dapat lebih atau kurang.
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Dari tiap-tiap ginjal keluar saluran
urine atau ureter yang menuju ke kantong urine atau vesika urinaria. Dari kantong ini,
urine dikeluarkan melalui uretra. Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses pembentukan
urine, yakni filtrasi, reabsorbsi dan augmentasi.
Pada alat-alat eksresi sering terjadi beberapa kelainan ataupun gangguan
penyakit diantaranya :
1. Gangguan fungsi hati; hepatisis, sirosis hati
2. Gangguan fungsi ginjal; albuminaria, nefritis, polyuria, oligouria, gagal ginjal
3. Gangguan fungsi kulit; jerawat, eksim, pruvitus kutanea, kudis (skabies)

C. Penutup

a. Pertanyaan

1. Sebutkan alat-alat ekskresi dan zat apa saja yang diekskresikan

2. Jelaskan bagaiman struktur dari ginjal

3. Uraikan proses pembentukan urine.

b. Umpan balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.

99
c. Tindak lanjut

- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban

1. Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dari dalam
tubuh. Alat-alat ekskresi dalam tubuh manusia terdiri atas paru-paru, hati, ginjal,
dan kulit. Paru-paru mengeluarkan CO2 dan uap air, hati mengeluarkan cairan
empedu, ginjal mengeluarkan urine, dan kulit mengeluarkan keringat.

2. Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama, jumlahnya sepasang, letaknya di dekat
tulang pinggang. Bentuknya seperti kacang ercis dan panjangnya sekitar 10
cm.Ginjal terdiri atas dua lapisan, lapisan luar disebut korteks dan lapisan dalam
disebut sumsum ginjal atau medula. Korteks mengandang jutaan unit penyaring
darah yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus.
Setiap badan Malpighi terdiri atas glomerulus dan simpai Bowman. Sum-sum ginjal
mengandang banyak pembuluh-pembuluh tubulus pengumpul hasil ekskresi dari
nefron.
3. Proses pembentukan urine

a. Penyaringan atau filtrasi zat-zat sisa metabolisme. Proses ini dilakukan oleh
simpai Bowman.
b. Penyerapan kembali atau reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh.
Proses ini berlangsung di sepanjang tubulus kontortus proksimal hingga gelung
Henle.

100
c. Pengeluaran zat yang tidak diperlukan dan tidak dapat disimpan dalam tubuh
yang disebut augmentasi. Proses ini berlangsung di sepanjang tubulus kontortus
distal hingga tubulus kolektifus.

e. Referensi

1. Bidwell, R.G.S (1979) .Plant Physiology, 2ndedition MacMillan Publishing


Co.,Inc.,NewYork, London.

2. Devlin, R.M. (983).Plant Physiology 4th.ed.PWS Publishers, Boston,


Massachusetts 02116

3. Guyton Arthur C. 2000. Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta.

4. Suwono. 1993. Fisiologi Manusia. EGC. Jakarta.

5. Sudjino, dkk. 2005. Biologi SMA kelas XI jilid 2a . Penerbit Sunda Kelapa :
Jakarta

6. Sudjadi, Bagod, dkk. 2004. Biologi Sains dalam Kehidupan kelas 2 SMA
semester pertama. Yudistira: Surabaya

7. Wulangi Kartolo 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan

f. Senerai

1. Filtrasi = penyaringan
2. Reabsorbsi = penyerapan
3. Augmentasi = pengeluaran

101
BAB VI
METABOLISME

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang fotosintesis dan repirasi
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
seperti fisiologi tumbuhan , fisiologi hewan, dan anatomi fisiologi manusia.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang metabolisme.

B. Penyajian
Uraian dan contoh
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme mencakup sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme
biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai
jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di dalam
organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa
metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Produk metabolisme disebut
metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi metabolit secara keseluruhan
pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh dinamakan metabolomika.
Metabolisme dibedakan atas dua macam, yakni anabolisme yaitu proses
pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh :
fotosintesis (asimilasi C), dan katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
6.1 Fotosintesis
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak
henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti
karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang

102
menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis
merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis
(photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. (Perhatikan Gambar 35).

Gambar 35. Reaksi Fotosintesis

Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang
bersifat autotrof. Artinya, keduanya mampu menangkap energi matahari untuk
menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor anorganik H2O dan
CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplai
senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak
dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia sangat bergantung pada
organisme autotrof.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida
yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat

103
pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan
bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral
membran tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a
merupakan pigmen hijau rumput (grass green pigment) yang mampu menyerap cahaya
merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis
yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Klorofil b merupakan pigmen hijau
kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak
terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof.
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid, antosianin,
dan fikobilin. Karotenoid mampu menyerap cahaya biru kehijauan dan biru keunguan,
dan memantulkan cahaya merah, kuning, dan jingga. Antosianin dan fikobilin merupakan
pigmen merah dan biru. Antosianin banyak ditemukan pada bunga, sedangkan fikobilin
banyak ditemukan pada kelompok ganggang merah dan Cyanobacteria. Reaksi
fotosintesis secara ringkas berlangsung sebagai berikut.
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Seorang fisiologis berkebangsaan Inggris, F. F. Blackman, mengadakan
percobaan dengan melakukan penyinaran secara terus-menerus pada tumbuhan Elodea.
Ternyata, ada saat dimana laju fotosintesis tidak meningkat sejalan dengan meningkatnya
penyinaran. Akhirnya, Blackman menarik kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses
berlainan yang terlibat:
1. Suatu reaksi yang memerlukan cahaya
2. Reaksi yang tidak memerlukan cahaya
Yang terakhir dinamai reaksi gelap, walau dapat berlangsung terus saat keadaan
terang. Blackman berteori bahwa pada intensitas cahaya sedang, reaksi terang membatasi
atau melajukan seluruh proses. Dengan kata lain, pada intensitas ini reaksi gelap mampu
menangani semua substansi intermediat yang dihasilkan reaksi cahaya. Akan tetapi,
dengan meningkatnya intensitas cahaya pada akhirnya akan tercapai suatu titik dimana
reaksi gelap berlangsung pada kapasitas maksimum.
Teori ini diperkuat dengan mengulangi percobaan pada temperatur yang agak
lebih tinggi. Seperti diketahui, kebanyakan reaksi kimia berjalan lebih cepat pada suhu
lebih tinggi (sampai suhu tertentu). Pada suhu 35°C, laju fotosintesis tidak menurun

104
sampai ada intensitas cahaya yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi gelap
kini berjalan lebih cepat. Faktor bahwa pada intensitas cahaya yang rendah laju
fotosintesis itu tidak lebih besar pada 35°C dibandingkan pada 20°C juga menunjang
gagasan bahwa yang menjadi pembatas pada proses ini adalah reaksi terang. Reaksi
terang ini tidak tergantung pada suhu, tetapi hanya tergantung pada intensitas penyinaran.
Laju fotosintesis yang meningkat dengan naiknya suhu tidak terjadi jika suplai
CO2 terbatas. Jadi, konsentrasi CO2 harus ditambahkan sebagai faktor ketiga yang
mengatur laju fotosintesis itu berlangsung.
a. Reaksi Terang
Tahap pertama dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang, yang sangat
bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air.
Reaksi terang merupakan penggerak bagi reaksi pengikatan CO2 dari udara.
Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid yang terdiri dari
sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem pembawa elektron, dan komplek protein
pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi
energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi
energi pembawa ATP dan NADPH. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh
pigmen sebagai antena.
Reaksi terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari
pelipatan membran dalam kloroplas. Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka disebut
grana. Secara ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua, yaitu
fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi penambahan gugus
fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat organik. Pada reaksi
terang, karena dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini disebut juga fotofosforilasi.
1. Fotofosforilasi Siklik
Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem,
yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari
fotosistem I dan berakhir di fotosistem I. Perhatikan Gambar 36.

105
Gambar 36. Reaksi Fotofosforilasi Siklik
Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-
elektron di P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar), dan keluar
menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700
mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan
tidak dapat melaksanakan fungsinya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke
akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Rantai transpor
ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati membran,
yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang dapat digunakan untuk
menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP.
Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke
fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya. Fotofosforilasi
siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.
2. Fotofosforilasi Nonsiklik
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua
fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi
nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi
ke fotosistem II. (perhatikan Gambar 37).
Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-. Dua elektron dari
molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+ akan digunakan pada reaksi
yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas. Karena tersinari oleh cahaya matahari,
dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron
primer. Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat
cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi. Setelah itu mereka

106
bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin,
plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I,
tepatnya di P700. Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan “skema Z”. Sepanjang
perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi
sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.

Gambar 37. Reaksi Fotofosforilasi Nonsiklik

Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga yang


cukup besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor,
feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut
telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air. Dengan bantuan
suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP+, H+, dan
elektron tersebut menjalani suatu reaksi:
NADP+ + H+ + 2e- —> NADPH
NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-
Benson, atau reaksi gelap.
Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang
mendasar (lihat Tabel 6).

107
Tabel 6. Perbedaan Fotofosforilasi Siklik dan Fotofosforilasi Nonsiklik
Fotofosforilasi Siklik Fotofosforilasi Nonsiklik
 Hanya melibatkan fotosistem I  Melibatkan fotosistem I dan II
 Menghasilkan ATP  Menghasilkan ATP dan NADPH
 Tidak terjadi fotolisis air  Terjadi fotolisis air untuk menutupi
kekurangan elektron pada fotosistem II

b. Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis.
Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang
disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi
terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa
(C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh
Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-
Benson (lihat Gambar 38).
Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon
lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP
maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan
mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga
tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

Gambar 38. Siklus Calvin-Benson

108
Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara
dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi
12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA).
Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan
membentuk 1,3-bifosfogliserat. Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase
reduksi, dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah
menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom
3C. Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri
menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul fosfogliseraldehid
yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali
ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul
ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah
menjadi ribulosa difosfat (RDP), yang kemudian kembali mengikat CO2 dan menjalani
siklus reaksi gelap.

6.2 Respirasi
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi
dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup
proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada
semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila
pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa
pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit
penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-
asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas
ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya,
berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya
dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.

109
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di
udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses
respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan proses repirasi
yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan
nama fermentasi. Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada proses tahapan reaksi
dalam respirasi. Berikut adalah contoh respirasi pada glukosa
C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(Glulosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga
tahap, yakni glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi.
a. Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa
yang mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat
yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma). Reaksi
glikolisis mempunyai sembilan tahapan reaksi yang dikatalisis oleh enzim tertentu, tetapi
disini tidak akan dibahas enzim-enzim yang berperan dalam proses glikolisis ini. Dari
sembilan tahapan reaksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase
investasi energi, yaitu dari tahap 1 sampai tahap 4, dan fase pembelanjaan energi, yaitu
dari tahap 5 sampai tahap 9. (Perhatikan Gambar 39).
Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul
ATP, yang kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat. Setelah itu,
glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu
molekul ATP yang lain memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat, yang
membuat ATP tersebut menjadi ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-
difosfat. Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling
isomer satu sama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan PGAL (fosfogliseraldehid
atau gliseraldehid 3-fosfat). Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah yang disebut dengan
fase investasi energi.

110
Gambar 39. Reaksi Glikolisis

Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami


oksidasi dan mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan
molekul fosfat anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian masing-
masing 1,3-difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan berubah menjadi 3-
fosfogliserat, dimana gugus fosfat yang dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat
dipindahkan ke dua molekul ADP dan membentuk dua molekul ATP. Setelah itu, 3-
fosfogliserat mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi 2-
fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing 2-fosfogliserat dipisahkan,
menghasilkan fosfoenolpiruvat. Terakhir, masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan
gugus fosfat terakhirnya, yang kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk
membentuk ATP, dan berubah menjadi asam piruvat. (lihat bagan)
Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan menghasilkan
produk kotor berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2
molekul air. Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga
hasil bersih reaksi ini adalah 2 molekul asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul NADH, 2

111
molekul ATP, dan 2 molekul air. Perlu dicatat, pencantuman air sebagai hasil glikolisis
bersifat opsional, karena ada sumber lain yang tidak mencantumkan air sebagai hasil
glikolisis.
b. Daur Krebs
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka
asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang
bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka
asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat
molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja
masuk ke dalam siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu
3 buah. Persyaratan molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut
harus mempunyai dua atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi
dekarboksilasi oksidatif (lihat Gambar 40)

Gambar 40. Siklus Krebs

Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom
3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-
A). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap
persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di
intermembran mitokondria (lihat Gambar 41).

112
Gambar 41. Reaksi dekarboksilasi oksidatif
Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan
melepaskan satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung
sedikit energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa
dari piruvat akan dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat). Selanjutnya,
asetat akan mendapat transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi NADH.
Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang mengandung sulfur yang berasal dari
vitamin B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus asetil
yang sangat reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke dalam
siklus Krebs untuk proses oksidasi lebih lanjut. Selama reaksi transisi ini, satu molekul
glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan
2 molekul NADH.

c. Rantai Transportasi Elektron Respiratori


Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya
siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron)
akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat
tinggi (Perhatikan Gambar 42).

113
Gambar 42. Rantai Transportasi Elektron Respiratori
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Proses akseptor ATP
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 50 2 ——> 10 NAD+ + 10 H 2 0 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total adalah 38 ATP

Rangkuman
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)
molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang
melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.
Metabolisme dibedakan atas dua macam, yakni anabolisme yaitu proses
pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi, contohnya
adalah fotosintesis (asimilasi C), dan katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk

114
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut, contohnya
adalah respirasi.
Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi
anabolisme. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis
(photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Reaksi fotosinetsis terjadi dalam dua
reaksi , yakni reaksi terang dan reaksi gelap.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup atau tergolong dalam reaksi katabolisme. Respirasi terjadi pada
semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Karena
proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap
oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi
biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua
kelompok senyawa terakhir ini. Dalam proses dikenal tiga tahap, yakni glikolisis, daur
Krebs, dan transpor elektron respirasi.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Jelaskan 2 macam metabolisme
2. Sebutkan perbedaan antara fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik
3. Bagaimana hasi akhir dari proses respirasi
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

115
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa
tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Macam-macam metabolisme
Metabolisme dibedakan atas dua macam, yakni anabolisme yaitu proses
pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh :
fotosintesis (asimilasi C), dan katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
2. Perbedaan antara fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik
Fotofosforilasi Siklik Fotofosforilasi Nonsiklik
 Hanya melibatkan fotosistem I  Melibatkan fotosistem I dan II
 Menghasilkan ATP  Menghasilkan ATP dan NADPH
 Tidak terjadi fotolisis air  Terjadi fotolisis air untuk menutupi
kekurangan elektron pada fotosistem II
3. Hasi akhir dari proses respirasi
Proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Proses akseptor ATP
a. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP

116
b. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
c. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 50 2 ——> 10 NAD+ + 10 H 2 0 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total adalah 38 ATP
e. Referensi
Anonim. 2009. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0114%20Bio%203-1c.htm (Diakses tanggal 23
Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://metabolismelink.freehostia.com/fotosintesis.htm (Diakses tanggal
23 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis (Diakses tanggal 23
Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Calvin-cycle3.png (Diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.cam.k12.il.us/hs/teachers/caplingerd/photosynthesis.gif
(Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi (Diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://one.indoskripsi.com/node/4672 (Diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0117%20Bio%203-1f.htm (Diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://metabolismelink.freehostia.com/glikolisis_do.htm (Diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
f. Senerai
- Anabolsime = pembentukan, penyusunan
- Katabolisme = penguraian, pembongkaran

117
BAB VII
REPRODUKSI SEL DAN ORGANISME

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang reproduksi sel, reproduksi pada tumbuhan
rendan dan tumbuhan tinggi serta reproduksi pada hewan rendah dan hewan tinggi
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
perkembangbiakan dan genetika.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang

B. Penyajian
Uraian dan contoh
7.1 Reproduksi Sel
Sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup, oleh karena itu sel sangat
menentukan fungsi dan bentuk dari organ atau jaringan yang disusunnya. Kumpulan dari
banyak sel dengan struktur dan fungsi yang sama disebut jaringan dan kumpulan jaringan
dengan tujuan fungsi tertentu disebut organ. Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel
melakukan pembelahan. Pembelahan sel mempunyai tujuan sebagai berikut :
 Regenerasi sel-sel yang rusak/mati
 Pertumbuhan dan perkembangan
 Berkembang biak (reproduksi)
 Variasi individu baru
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu amitosis, mitosis dan meiosis
(pembelahan reduksi).
a. Pembelahan Amitosis
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel
yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.

118
b. Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis
yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan
yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama.
Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal
terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau
sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis.
Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut
pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering
digunakan untuk menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang
melakukan mitosis dan sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan
beberapa inti. Hal ini dilakukan misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan,
sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada
perkembangan embrio lalat buah. Tahap-tahap mitosis terdiri atas empat fase, yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase. (Perhatikan Gambar 43).

Gambar 43. Tahap-Tahap Pembelahan Mitosis


1. Profase
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan
dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi
berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom

119
dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel
hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat
bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang
terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya.
Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
2. Metafase
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing
kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu,
kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase
(metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).
3. Anafase
Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang
kinetokor ke kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
4. Telofase
Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan
pewarna histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak
terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari
interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et
al. 1999).
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel
anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin
rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara
benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus
menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi
pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister
chromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister
chromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.

120
c. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Pembelahan ini
menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel
induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid
(2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang
haploid (n).
Dalam pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –
turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil
akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n). lebih jelas lihat Gambar 44.
1) Meiosis 1
- Profase I
a. Leptoten
Kromatin menebal membentuk kromosom.
b. Zygoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke
kutub yang berlawanan.
c. Pakiten
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu
sentromer.
d. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi
rapat.
e. Diakenesis
Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang
telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat
mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti
menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat
gelendong diantara dua kutub.

121
- Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti
sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
- Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke
kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil
crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.
- Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang
bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser
cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
2) Meiosis 2
- Profase II
a) Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c) Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e) Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
- Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui
sentromernya.
- Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang
berlawanan.
- Telofase II
a) Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c) Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

122
Gambar 44. Tahap-Tahap Pembelahan Meiosis

Hasil akhir dari pembelahan secara meiosis adalah sebagai berikut.


 Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing haploid
(n)
 Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
 Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet
seperti sperma dan ovum (sel telur).
7. 2 Reproduksi Pada Tumbuhan Rendah dan Tumbuhan Tinggi
a. Reproduksi Pada Tumbuhan Rendah
1. Reproduksi Aseksual Pada Tumbuhan Rendah
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Berikut adalah contoh-contoh
reproduksi secara aseksual pada tumbuhan rendah.
a. Fisi
Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua
bagian yang sama. Contoh : Pada pembelahan sel bakteri, pada Plasmodum,
reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian
setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang
mengalami skizogoni disebut skizon.

123
b. Pembentukan Spora
Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi
lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru,
spora dihasilkan oleh jamur, lumut, dan paku
c. Pembentukan tunas
Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan
berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil.
Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru.
Misalnya pada ganggang, lumut dan paku.
2. Reproduksi Seksual Pada Tumbuhan Rendah
Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan individu melalui persatuan gamet-
gamet pada tumbuhan rendah. Reproduksi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
a. Isogami
Isogami (Isogamy) adalah penyatuan dua gamet yang secara morfologis tidak
berbeda, yaitu tidak terdiferensiasi dalam makro dan mikrogamet. Isogamet biasanya
dari galur minus atau plus; tetapi pada kapang lendir Physarum, satu isogamet dapat
bersatu dengan setiap gamet selama keduanya secara genetik berbeda pada semua
ketiga lokus polimorf.
b. Anisogami
Anisogami (Anisogamy) adalah keadaan yang melibatkan peleburan gamet-gamet
yang berlainan ukuran dan/atau motilitasnya. Pada oogami (oogamy), gamet-gamet
berbeda dalam kedua sifat tersebut. Tampaknya sperma sering menyumbangkan
sentriol tunggal untuk zigot yang terbentuk.
c. Konyugasi
Konjugasi adalah perkembangbiakan secara seksual yaitu penyatuan dua gamet yang
secara morfologis tidak diketahui betina dan jantannya.
b. Reproduksi Pada Tumbuhan Tinggi
1. Reproduksi Aseksual Pada Tumbuhan Tinggi
Reproduksi aseksual pada tumbuhan tinggi dapat dilakukan secara alami ataupun
secara buatan. Reproduksi secara aseksual alami diantaranya :

124
d. Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh
tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman.
Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
e. Akar Tinggal atau Rizoma
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan
makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas,
ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis
rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
f. Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon
bambu.
g. Tunas liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat
menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor
bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
h. Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis
diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan
bawang.
i. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat
mata tunas yang akan berkembang menjadi tanaman baru. Contoh: kentang dan
Caladium.
Reproduksi secara aseksual buatan diantaranya :
j. Mencangkok
Suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada
lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang
kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.

125
k. Merunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara
menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah
akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
l. Menyetek
Menyetek / Nyetek, adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang
tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
m. Mengenten/Menyambung
Menyambung / Mengenten, adalah perkembang biakan buatan yang biasanya
dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan
kualitas buat yang baik
2. Reproduksi Seksual Pada Tumbuhan Tinggi
Alat perkembangbiakan secara sexual pada tumbuhan adalah bunga. Bunga (flos)
atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio
Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat
organ reproduksi (benang sari dan putik). Untuk jelasnya perhatikan Gambar 45.

Gambar 45. Bagian-Bagian Bunga


a) Pembentukan gamet betina
Pada Angiospermae gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau
kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug
lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk
kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap

126
tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan
terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang
berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel
terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir
ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini
kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya
mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya
serbuk sari.
b) Penyerbukan
Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan
tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk
tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997). Butir serbuk/serbuk sari menempel pada
kepala putik membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke
arah mikropil (pintu kandung lembaga) inti generatif membelah 2 inti sperma sampai di
mikropil, inti vegetatif mati satu inti sperma membuahi sel telur embrio. Satu inti sperma
lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan cadangan bagi embrio).
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae
disebut pembuahan ganda.

7.3 Reproduksi Pada Hewan Rendah dan Hewan Tinggi


a. Reproduksi Pada Hewan Rendah
1. Reproduksi aseksual pada hewan rendah
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan.
Biasanya reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari
reproduksi seksual. Reproduksi secara aseksual pada hewan rendah dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yakni
a) Pertunasan
Tunas, merupakan calon individu baru yagn berupa tonjolan dan muncul pada tubuh
individu induknya. Hewan yang berkembangbiak dengan cara ini misalnya hidradan
obelia (ubur – ubur). Pada hydra, tunas berasal dari dinding tubuh induknya yang
menonjol makin panjang. Setelah terbentuk tentakel, tunas akan mengambil
makanannya sendiri, barulah tunas itu akan lepas dari induknyamembentuk individu

127
baru. Sedangkan pada obelia (ubur – ubur), tunas itu akan bertahan pada tubuh
induknya, sehingga membentuk koloni. Perkembangbiakan dengan tunas, terjadi pula
pada porifera. Tunas menonjol dari tubuh poripera, setelah mencapai ukuran tertentu
akan lepas dan menempel pada dasar. Seterusnya tunas akan tumbuh menjdi porifera
baru.
b) Pembelahan sel
Cara ini di jumpai pada hewan – hewan bersel tunggal (filum protozoa).
Pembelahannya terjadi dengan proses pembagian inti dan sitoplaama sengan
bersamaan. Dari satu individu terbentuk dua individu baru yang sama dengan
induknya. Protozoa yang bercangkang (misalnya euglipha), terjadi dua tahap.
c) Fragmentasi
Cara ini terjadi pada planaria (termasuk filum cacing pipih). Fragmentasi adalah
terbentuknya individu baru dari ptongan tubuh induknya. Apabila seekor planaria
dipotong menjadi tisa, ptongan satu bagian kepalanya, potongan kedua badanya, dan
potongan ketiga adalah bagian ekornya. Perhatikan gambar di samping. Maka ketiga
potongan tersebut masing – masing akan tumbuh sehingga menjdi tiga individu
lengkap. Bagian kepala membentuk bagian ekor, bagian ekor akan membentuk
kepala, dan bagian badn akan membentku kepala dan ekor. Begitu juga bila pelanaria
bila di belah simetris menjadi dua bagian, masing – masing belahan akan membentuk
individu baru.
d) Partenogenesis
Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina yang berkembang
menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya serangga. Pada beberapa kasus,
partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan hewan tertentu
untuk berkembang biak. Tetapi pada umumnya hewan tersebut melakukan
partogenesis pada waktu tertentu, seperti yang dilakukan oleh Aphid (kutu daun)
melakukan partenogenesis pada musim ketika banyak terdapat sumber makanan di
sekelilingnya. Reproduksi secara partenogenesis lebih cepat daripada reproduksi
secara seksual, hal ini memungkinkan jenis tersebut untuk memanfaatkan sumber
makanan yang tersedia dengan cepat.

128
2. Reproduksi Seksual Pada Hewan Rendah
Selain melakukan reproduski secara aseksual, hewan rendah mampun melakukan
reproduksi secara kawin, diantaranya sebagai berikut.
 Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi
sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada
Paramaecium sp.
 Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
 Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
 Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya
sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
 Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang
tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.

b. Reproduksi Pada Hewan Tinggi


Pada vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi
eksternal) contohnya ikan dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di
dalam tubuh (fertilisasi internal).
Pada mammalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak
dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedang pada bangsa burung misalnya :
bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka.
Pada hewan yang melakukan fertilisasi internal dikenal adanya 3 macam
perkembangan embrio
1. Ovipar/bertelur
Bila embrio berkembang di dalam telur..Misalnya : pada jenis-jenis burung dan ikan.
2. Ovovivipar/bertelur dan beranak
Bila embrio berkembang di dalam telur yang diinkubasi dalam tubuh dengan sumber
nutrisi berasal dari telur. ....Misalnya : pada beberapa jenis ikan hiu.
3. Vivipar/beranak
Bila embrio tumbuh dan berkembang di dalam uterus dan mendapat ....nutrisi dari
induknya melalui plasenya.....Misalnya : pada beberapa jenis mammalia.

129
Pada umumnya mammalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusui
anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian, misalnya : pada hewan paruh
bebek (Platypus), bertelur, setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung
(Marsupialia), contoh : kanguru, anaknya lahir muda (amat prematur) kemudian merayap
masuk, kantung induknya, mencari putting susu, kemudian menyusu dalam kantung
sampai mandiri.

1. Alat Reproduksi Mammalia Jantan


Yang berkaitan dengan produksi sperma terdiri dari sepasang kelenjar kelamin
yang disebut testis yang disimpan dalam kantung disebut skrotum/kantung pelir. Di
dalam testis terdapat saluransaluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang
merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Untuk keluar tubuh spermatozoa melewati
saluran epididimis. Saluran ini kemudian melebar menjadi vas deferens yang bermuara
pada uretra. Palo pertemuan uretra dengan vas deferens terdapat kelenjar prostat dan di
sebelah belakangnya terdapat kelenjar cowper. Kedua kelenjar tersebut berfungsi
menghasilkan sekret untuk memberi nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.

2. Alat Reproduksi Mammalia Betina


Pada manusia terdapat sepasang kelenjar kelamin yaitu ovarium yang berfungsi
menghasilkan sel telur. Dalam ovarium terdapat folikel Grad yang akan berkembang
menjadi sel telur (ovum). Ovarium dihubungkan dengan uterus (rahim) oleh suatu saluran
yang disebut tabung fallopii (Tuba fallopii). Uterus merupakan saluran berongga yang
lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu membentuk saluran sempit yaitu vagina.
Alat Reproduksi pada pria maupun wanita pada dasarnya sama dengan alat
reproduksi pada mamalia lain. Pria menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa yang
berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita
menghasilkan sel telur (ovum) yang dibentuk di dalam ovarium.
Gametogenesis
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis
proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka
akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,

130
sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru
yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu
23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya
bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis
dan oogenesis
1. Spermatogenesis
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah
proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis (lihat Gambar 46).

Gambar 46. Spermatogenesis


Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus
seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
b. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel
kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan
spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
c. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua
sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.

131
d. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya
lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam
lumen tubulus seminiferus.
e. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder
yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-
masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu
kromosom kelamin (Y atau X).
f. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat
sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
g. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami
pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses
spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

2. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang
bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu (lihat
Gambar 47).

Gambar 47. Oogenesis

132
Berikut adalah proses pembentukan oogenesis
 Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
 Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer
melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
 Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya
dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak
sitoplasma dari oosit primer.
 Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
 Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu
pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang
akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi
dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
 Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan
23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan
ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai
perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
 Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat
dipoid (2n).

Rangkuman
Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel
mempunyai tujuan, yakni regenerasi sel-sel yang rusak/mati, pertumbuhan dan
perkembangan, berkembang biak (reproduksi) dan variasi individu baru. Reproduksi sel
ada 3 macam, yaitu reproduski sel, yaitu amitosis, mitosis dan meiosis (pembelahan
reduksi).
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel, mitosis adalah proses pembagian genom yang telah
digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel dan meiosis
disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom
dalam prosesnya dari 2n menjadi n.

133
Pada tumbuhan dan hewan baik yang rendah maupun yang tinggi dikenal adanya
perkembangbaiakan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
adalah perkembangabiakan tanpa melalui peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina sebaliknya pada perkembangbiakan secara seksual terjadi proses peleburan sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara reproduksi sel secara amitosis, mitosis dan meiosis.
2. Jelasakan beberapa macam perkembangbiakan secara aseksual pada hewan rendah
3. Jelaskan bagaimana proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa
tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Perbedaan reproduksi sel secara amitosis, mitosis dan meiosis
a. Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel.

134
b. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel.
c. Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan
jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
2. Macam- macam perkembangbiakan secara seksual pada hewan rendah
a. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi
sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya
pada Paramaecium sp.
b. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
c. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran
yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
d. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya
sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
e. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk
yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
3. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
a. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun,
sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan
spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
b. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan
dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
c. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium
yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan
satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak
ke dalam lumen tubulus seminiferus.
d. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit
sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit
sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22
kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).

135
e. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan
empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
f. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami
pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses
spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

e. Referensi
Anonim. 2009. http://www.juraganmedis.com/konsep-pembelahan-sel.html (Diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0113%20Bio%203-1b.htm (Diakses tanggal 24
Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis (Diakses tanggal 24
Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/ Gambar/ mitosis_meiosis/
mitosis.jpg (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.crayonpedia.org/mw/ C._Pembelahan_Sel_Secara_
Meiosis_12.1 (Diaksesd tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://ilmupedia.com/akademik/21/96-reproduksi-aseksual--vegetatif.html
(Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http:// edijoeyh.files.
wordpress.com/2008/09/3131.gif&imgrefurl (Diakses tanggal 24 oktober
2009)
Anonim. 2009. http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/30/pembungaan-penyerbukan-dan-
pembuahan-tanaman/ (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://makalah85.blogspot.com/2008/11/perkembangbiakan.html (Diakses
tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://reproduksimanusia.blogspot.com/2009/05/reproduksi-
hewan_11.html (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/06/24/56/ (Diakses tanggal
24 oktober 2009)

136
Anonim. 2009. http://www.como.wa.edu.au/uploads/media/Oogenesis_01.jpg
(Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://iceteazegeg.files.wordpress.com/2009/02/spermatogenesis.jpg
(Diakses tanggal 24 oktober 2009)
f. Senerai
Gamet = sel kelamin

137
BAB VIII
KEANEKARGAMAN

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang tujuan dan manfaat klasifikasi, dasar-dasar
klasifikasi, sistem-sistem klasifikasi, tata nama makhluk hidup
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami
penggolongan organisme sesuai ciri yang dimiliki serta untuk memahami tingkat
perbedaan organisme yang paling primitif sampai yang paling maju.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang keanekaragaman.

B. Penyajian
Uraian dan contoh
Makhluk hidup yang ada di bumi ini sangat banyak dan sangat beranekaragam.
Bila makhluk hidup itu kita pilih sebagai objek studi, maka menghadapi objek studi yang
begitu besar jumlahnya dan sangat beranekaragam, maka tidak ada jalan lain kecuali
mengadakan klasifikasi. Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan
persamaan persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, dan daerah penyebaran, hingga
dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.

8.1 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi


Untuk menyederhanakan begitu banyaknya jenis makhluk hidup sehingga mudah
dipelajari, maka dikembangkan cabang Biologi khusus yang disebut Taksonomi.
Taksonomi merupakan ilmu tentang identifikasi tatanama dan klasifikasi makhluk hidup
berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi bertujuan
untuk:
a. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenal;
b. mengelompokkan makhluk hidup berdassarkan ciri-cirinya;

138
c. mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
d. mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Sedangkan klasifikasi memiliki manfaat penting yang dapat langsung diterapkan
bagi kepentingan manusia, yaitu:
a. Pengelompokan memudahkan kita mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk
hidup yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh : harimau memiliki hubungan
kekerabatan yang lebih dekat dengan kucing daripada dengan komodo, karena
harimau dan kucing memiliki banyak persamaan ciri-ciri, misalnya: harimau dan
kucing sama-sama menyusui, bertulang belakang, berkaki empat, karnivor dan
berambut. Sedangkan komodo bertelur, berkaki empat, kulit bersisik dan melata.

8.2 Dasar-Dasar Klasifikasi


Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk
hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri
yang ada pada makhluk hidup tersebut. Untuk itu perlu dicari cara yang paling baik, yaitu
dengan melakukan pengelompokan atau klasifikasi makhluk hidup. Jadi tujuan klasifikasi
makhluk hidup adalah menyederhanakan obyek kajian, sekaligus mempermudah dalam
mengenali keanekaragaman makhluk hidup.
Bagaimanakah cara klasifikasi makhluk hidup? Sejak zaman prasejarah manusia
sudah melakukan pengelompokan makhluk hidup. Ada kelompok hewan berbisa dan
tidak berbisa, kelompok hewan pemangsa dan yang dimangsa, serta hewan yang berguna
dan merugikan bagi manusia. Demikian juga tumbuhan, ada tumbuhan obat-obatan, dan
tumbuhan penghasil pangan. Selain itu ada pula tumbuhan sayur-sayuran dan buah-
buahan serta umbi-umbian.
Anda dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup seperti di atas. Melalui
pengamatan di lingkungan sekitar, Anda dapat mengelompokkan hewan berkaki dua dan
berkaki empat, serta hewan pemakan rumput dan pemakan daging. Demikian pula pada
tumbuhan, ada kelompok tumbuhan buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya.
Pengelompokan makhluk hidup dapat pula kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, di pasar ada kelompok sayuran, buah-buahan, hewan ternak dan lain-lain. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan kita memperolehnya serta memanfaatkannya.

139
Berdasarkan contoh-contoh di atas, maka pengelompokan atau klasifikasi
makhluk hidup pada zaman prasejarah, antara lain berdasarkan manfaat bagi manusia.
Perkembangan selanjutnya, para ilmuwan telah mengembangkan cara
pengelompokan makhluk hidup yang lebih baik dan lebih maju dibandingkan dengan
cara-cara pengelompokan pada zaman prasejarah. Contoh Aristoteles (384 – 322 SM),
mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan.
Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan hewan
digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata. John Ray (1627 – 1708), merintis
pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-grup kecil. Ia telah melahirkan konsep
tentang jenis dan spesies. Carolus Linnaeus (1707 – 1778), mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan pada kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system tata nama
makhluk hidup yang dikenal dengan binomial nomenklatur. Pada tahun 1969 R.H
Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom/kerajaan, yaitu
Monera (bakteri dan ganggang biru); Protista (ganggang dan protozoa); Fungi (jamur);
Plantae (tumbuhan); dan Animalia (hewan).
Masing-masing kingdom/kerajaan makhluk hidup dibagi-bagi menjadi
Divisio/Divisi untuk tumbuhan dan Phylum/Filum untuk hewan. Setiap Divisi atau Filum
terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Demikian dan seterusnya. Setiap
kelompok yang terbentuk dari hasil klasifikasi makhluk hidup, disebut Takson. Lahirlah
istilah taksonomi (takson = kelompok, nomos = hukum), atau juga disebut sistematika
(susunan dalam suatu system). Berdasarkan uraian diatas dapat ditafsirkan, bahwa para
ilmuwan mengelompokan makhluk hidup beerdasarkan banyaknya persamaan dan
perbedaan baik morfologi, fisiologi, dan anatominya. Makin banyak persamaan,
dikatakan makin dekat hubungan kekerabatannya.
Makin sedikit persamaannya, makin jauh kekerabatannya. Makhluk hidup yang
memiliki banyak persamaan ciri, dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang
fertile (subur), maka makhluk ini dimasukkan ke dalam suatu kelompok (takson) yang
disebut spesies atau jenis.
Contohnya: Spesies kucing (Felis domestica)
Spesies harimau (Felis tigris)

140
Beberapa spesies atau jenis yang berkerabat dekat dapat dikelompokkan de dalam
takson Familia (suku). Familia yang berkerabat dekat membentuk Ordo (bangsa), dan
Ordo-ordo yang berkerabat dekat dikelompokkan ke dalan Classis (kelas). Kelas-kelas
yang berkerabat dikelompokkan ke dalam Phylum (Filum) untuk hewan, pada tumbuhan
disebut Divisio atau Divisi. Semua Filum dan atau Divisi yang berkerabat membentuk
Kingdom atau kerajaan.
Dengan cara demikian maka terbentuklah tingkatan klasifikasi atau tingkatan
takson. Semakin tinggi kedudukan suatu takson maka semakin sedikit persamaan ciri
tetapi semakin banyak jumlah anggotanya. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan
takson, semakin banyak persamaan ciri, tetapi jumlah anggotanya sedikit. Untuk
membantu memahami uraian di atas, perhatikan Gambar 48.

Gambar 48. Urutan Takson


Bagaimanakah penempatan takson pada penulisan klasifikasi? Untuk mendapat
gambaran susunan takson dalam penulisan sistem klasifikasi, Anda dapat mengamati
contoh berikut:
a. Klasifikasi hewan kucing
Kerajaan(Kingdom) : Animalia
Filum (Phylum) : Chordata
Kelas (Classis) : Mamalia
Bangsa (Ordo) : Carnivora
Suku (Familia) : Felidae
Marga (Genus) : Felis
Jenis (Spesies) : Felis catus (kucing)

141
b. Klasifikasi tumbuhan padi
Kerajaan (Kingdom) : Plantae
Divisi (Divisio) : Spermatophyta
Kelas (Classis) : Monocotyledoncae
Bangsa (Ordo) : Poales
Suku (Familia) : Poaceae
Marga (Genus) : Oryza
Jenis (spesies) : Oryza sativa (padi)
Sesuai dengan perkembangan klasifikasi, maka pengelompokkan atau klasifikasi
makhluk hidup tidak lagi berdasarkan manfaatnya tetapi sudah berdasarkan ciri-ciri
morfologi,anatomi dan fisiologinya.

8.3 Sistem-Sistem Klasifikasi


Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Taksonomi. Saat ini diketahui terdapat 3
(tiga) system klasifikasi makhluk hidup, yaitu Sistem Artifisial (Buatan), Sistem Alami,
dan Sistem Filogenetik.
a. Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada
makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat
menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa
pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup
menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi
tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh lainnya
adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat
reproduksinya.
b. Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de
Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami.

142
Artinya anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau
sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi
(bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki empat,
tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik, berambut dan
lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping biji satu,
berkeping biji
c. Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para
ahli biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut
Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson
yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat
morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa
makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan bio kimia, tetapi berbeda-beda
dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan
fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati,
dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek
moyang hingga cabang-cabang keturunannya.
Perhatikan Gambar 49, pohon filogenetik hewan dan filogenetik tumbuhan yang
menunjukkan urutan evolusi pada hewan dan pada tumbuhan.

Gambar 49. Pohon Filogenetik Hewan dan Tumbuhan

143
8.4 Tata Nama Makhluk Hidup
Dalam kehidupan Anda, mungkin sering menemukan suatu jenis makhluk hidup,
misalnya tanaman mangga dalam bahasa Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda.
Misalnya orang Jawa Tengah menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur,
sedangkan di Sumatera Barat disebut pauh. Contoh lain, pisang dalam bahasa Indonesia,
di Jawa Barat disebut cau, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan gedang. Nama mangga
dan pisang dapat berbeda-beda menurut daerah masing-masing, dan hanya dimengerti
oleh penduduk setempat.
Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis
makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin atau lebih
dikenal dengan istilah Tatanama Binomial. Tatanama binomial (binomial berarti 'dua
nama') merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang
terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan
nama spesies. Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional
bagi Tatanama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak,
serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tatanama Zoologi (ICZN) bagi
hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tatanama Prokariota (ICNP).
Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan
aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tatanama
Tanaman Budidaya, ICNCP).
Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para ilmuwan
meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis. Di samping juga tata nama untuk takson
Marga dan Suku.
a. Nama Jenis
Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal
(mufrad) yang sudah dilatinkan. Misalnya, tanaman jagung nama spesiesnya (jenis) Zea
mays. Burung merpati nama spesiesnya Columbia livia. Kata pertama merupakan nama
marga (genus), sedangkan kata kedua, merupakan petunjuk spesies atau petunjuk jenis.
Dalam penulisan nama marga, huruf pertama dimulai dengan huruf besar, sedangkan
nama petunjuk jenis, seluruhnya menggunakan huruf kecil. Selanjutnya setiap nama jenis

144
(spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris-bawahi agar dapat
dibedakan dengan nama atau istilah lain. Contoh :
Nama jenis tumbuhan : Oryza sativa
1 2

Nama jenis hewan : Elephas indicus


1 2

yang merupakan nama jenis adalah seluruhnya (1 + 2). 1 adalah nama marga (genus)
yang membawahi jenis itu, 2 adalah petunjuk jenis (epitheton specificum). Hanya huruf
pertama (O dan E) yang ditulis dengan huruf besar, sedangakan petunjuk jenis dengan
huruf kecil semua meskipun berasal dari nama daerah atau nama orang.
Penerpanan system nama ganda bagi jenis-jenis tumbuhan dilakukan secara konsisten,
sehingga nama jenis tumbuhan terdiri atau lebih dari dua kata, maka kata kedua dan
berikutnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penggandeng, seperti contoh
berikut.
Hibiscus rosa sinensis (kembang sepatu) harus ditulis
Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa- sinensis
Ketentuan lain yang berlaku bagi nama jenis tumbuhan ialah bahwa nama jenis
tumbuhan tidak boleh memuat lambang, sperti pada contoh berikut ini.
Veronica anagallis V
Lambang yang dalam contoh ini dibaca “aquatica”, harus ditranskripsikan,
sehingga nama jenis nama tumbuhan harus ditulis sebagai berikut.
Veronica anagallis- aquatica atau Veronica anagallis-aquatica
Selain itu, bagi nama jenis tumbuhan ada ketentuan bahwa nama itu tidak boleh
suatu tautonim, yaitu nama yang terdiri atas 2 kat ayang persis sama atau 2 kata yang
hamper sama, misalnya :
Linaria linaria ( 2 kata yang persis sama)
Boldu boldus (2 kata yang hamper sama)
Dalam hal yang demikian, petunjuk jenisnya harus diganti dengan kata lain.
Ketentuan lain yang berlaku bagi tumbuhan adalah bahwa dalam mempublikasikan suatu

145
nama takson baru, nama tersebut harus disertai candra (deskripsi) atau sekurang-
kurangnya diagnosis (candra yang disingkat) yang disusun dalam bahasa Latin.
Bagi tumbuhan, ketentuan yang berlaku dalam pemberian nama takson di bawah
tingkat jenis (anak jenis, varietas, dst) adalah bahwa nama takson di bawah tingkat jenis
terdiri atas nama jenis disusul dengan nama istilah takson di bawah tingkat jenis
dimaksud (biasanya dalam bentuk singkatan), diikuti kemudian oleh petunjuk takson di
bawah tingkat jenis tadi. Dalm contoh berikut diberikan nama suatu varietas rosella.
Hibiscus sabdariffa var. alba (rosella varietas hijau)
1 2 3 4
Nama varietas rosella ini ialah seluruhnya (1+2+3+4), terdiri atas nama jenis (1+2),
istilah takson untuk di bawah tingkat jenis yang dimaksud, dalam contoh ini varietas yang
disingkat dengan var (3), dan petunjuk untuk varietas, dalam contoh ini adalah kata alba
(4). Jadi pada tumbuhan kombinasi nama tersebut dimaksudkan untuk takson yang mana,
karena istilah untuk takson yang dimaksud harus secara eksplisit dinyatakan.
Mengenai pemberian nama kepada jenis hewan, jika dibandingkan dengan
ketentuan yang berlaku dalam penamaan tumbuhan, terdapat beberapa perbedaan, antara
lain bahwa pada hewan masih dibenarkan adanya tautonim untuk jenis, misalnya
Merula merula (burung merel)
Gallus gallus (ayam)
Dan bahasa pada publikasi nama takson hewan yang baru yang orsinil, tidak perlu
deskripsi atau diagnosisnya ditulis dalam bahasa Latin, tetapi boleh dalam salah satu
bahasa modern (Inggris, Perancis dan Jerman).
Nama-nama hewan yang kita jumpai dalam bentuk kombinasi tiga nama (trinomial)
bukan dimaksud sebagai nama jenis, melainkan sebagai nama takson hewan di bawah
tingkat jenis, yakni nama anak jenis (subspecies), misalnya :
Felis maniculata domestica (kucing jinak)
Passer montanus niloticus (burung gereja dari lembah sungai Nil)
b. Nama Marga (Genus)
Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan
kata benda berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar.

146
Contoh, marga tumbuhan Solanum (terong-terongan), marga hewan Felis (kucing), dan
sebagainya.

c. Nama Suku (Familia)


Nama-nama suku pada umumnya merupakan suku kata sifat yang dijadikan
sebagai kata benda berbentuk jamak. Biasanya berasal dari nama marga makhluk hidup
yang bersangkutan. Bila tumbuhan, maka ditambahkan akhiran aceae. Contoh, nama suku
Solanaceae, berasal dari kata Solanum + aceae. Tetapi bila hewan ditambahkan dengan
idea. Contoh, nama suku Felidae, berasal dari kata Felis + idea.
d. Nama Ordo (Bangsa)
Ordo merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa famili.
a. Nama Clasis (Klas)
Merupakan beberapa ordo yang memiliki persamaan ciri dimasukkan ke dalam
satu klas.
e. Nama Phylum (Filum) atau Devisio (Devisi)
Filum merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa klas memiliki
persamaan ciri-ciri. Filum atau Devisi digunakan untuk menunjuk suatu kelompok
makhluk hidup yang sebagian besar cirinya sama.
Selain nama ilmiah dikenal juga istilah nama biasa (common name), yang
berbeda-beda menurut bahasa yang dipakai dan lazimnya bersifat setempat, oleh karena
itu sering juga disebut nama local (local name) atau nama daerah (vernacular name). Bila
kedua nama tersebut diatas kita bandingkan akan kita temukan beberapa perbedaan-
perbedaan (lihat Tabel 7). Sekalipun dalam segi ilmiah nama biasa mempunyai banyak
kelemahan, namun tidak berarti nama biasa tidak usah dipakai, jadi boleh diabaikan saja.
Dalam satu wilayah tertentu, nama-nama biasa untuk berbagai jenis tumbuhan dan hewan
kadang-kadang cukup mantap dan tidak meragukan. Oleh karena itu, nama biasa tetap
perlu dipertahankan, karena kadang-kadang memang hanya nama itulah yang diketahui,
sedang nama ilmiahnya tidak atau belum ada.

147
Tabel 7. Perbedaan Tata Nama Ilmiah dan Tata Nama Biasa
Nama Ilmiah Nama Biasa
a) Diatur dalam kode Internasional tata 1. Tidak jelas untuk kategori takson yang
nama mana nama itu diberikan
b) Dalam bahasa yang diperlakukan 2. Salah satu takson dapat mempunyai
sebagai bahasa Latin lebih dari satu nama yang berbeda-
c) Berlaku internasional beda menurut bahasanya yang
d) Kadang-kadang sukar dilafalkan menyebutkan
e) Memberikan indikasi untuk kategori
takson yang mana nama itu diberikan
f) Untuk setiap takson dengan definisi,
posisi dan tingkat tertentu hanya ada
satu nama yang besar (correct)

Rangkuman
Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan
persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, dan daerah penyebaran, hingga dapat disusun
takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Klasifikasi yang dilakukan oleh
para ahli Biologi bertujuan untuk:
a. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenal;
b. mengelompokkan makhluk hidup berdassarkan ciri-cirinya;
c. mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
d. mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk
hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri
yang ada pada makhluk hidup tersebut. Makin sedikit persamaannya, makin jauh
kekerabatannya. Makhluk hidup yang memiliki banyak persamaan ciri, dapat saling
kawin dan menghasilkan keturunan yang fertile (subur), maka makhluk ini dimasukkan
ke dalam suatu kelompok (takson) yang disebut spesies atau jenis. Dengan cara demikian
maka terbentuklah tingkatan klasifikasi atau tingkatan takson, yaitu spesies atau jenis

148
yang berkerabat dekat dapat dikelompokkan de dalam takson Familia (suku). Familia
yang berkerabat dekat membentuk Ordo (bangsa), dan Ordo-ordo yang berkerabat dekat
dikelompokkan ke dalan Classis (kelas). Kelas-kelas yang berkerabat dikelompokkan ke
dalam Phylum (Filum) untuk hewan, pada tumbuhan disebut Divisio atau Divisi. Semua
Filum dan atau Divisi yang berkerabat membentuk Kingdom atau kerajaan.
Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Taksonomi. Saat ini diketahui terdapat 3
(tiga) system klasifikasi makhluk hidup, yaitu Sistem Artifisial (Buatan), Sistem Alami,
dan Sistem Filogenetik.
Agar nama-nama hewan dan tumbuah dimengerti oleh semua orang, maka setiap
jenis makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin atau lebih
dikenal dengan istilah Tatanama Binomial.

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Apa tujuan dari klasifikasi pada makhluk hidup
2. Jelaskan 3 jenis sistem klasifikasi makhluk hidup.
3. Sebutkan perbedaan antara nama ilmiah dan nama biasa
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa
tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

149
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Tujuan klasifikasi makhluk hidup
a. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenal;
b. mengelompokkan makhluk hidup berdassarkan ciri-cirinya;
c. mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
d. mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya
2. Macam-macam klasifikasi makhluk hidup
a. Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada
makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat
yang sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya.
b. sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk
luar tubuh) secara alami atau wajar.
c. Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson
yang satu dengan yang lainnya.
3. Perbedaan nama ilmiah dan nama biasa
Nama Ilmiah Nama Biasa
a. Diatur dalam kode Internasional tata a. Tidak jelas untuk kategori takson yang
nama mana nama itu diberikan
b. Dalam bahasa yang diperlakukan b. Salah satu takson dapat mempunyai
sebagai bahasa Latin lebih dari satu nama yang berbeda-
c. Berlaku internasional beda menurut bahasanya yang
d. Kadang-kadang sukar dilafalkan menyebutkan
e. Memberikan indikasi untuk kategori
takson yang mana nama itu diberikan
f. Untuk setiap takson dengan definisi,
posisi dan tingkat tertentu hanya ada
satu nama yang besar (correct)

150
e. Referensi
Anonim. 2009. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=88& fname=
kb3hal42.htm (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/sistem-tata-nama-makhluk-
hidup.html (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wiki.detik.com/wiki/Tata_nama_binomial (Diakses tanggal 24
Oktober 2009)
Winatasasmita, D. 1992. Materi Pokok : Biologi Umum. Jakarta : Universitas Terbuka

f. Senerai
- Binomial = dua nama
- Trinomial = tiga nama
- Candra = deskripsi

151
BAB IX
PEWARISAN SIFAT

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang hereditas menurut Mendel, hukum Mendel,
gen, asam nukleat, sintesis protein
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang

B. Penyajian
Uraian dan contoh
9.1 Hereditas Menurut Mendel
Sudah terlihat jelas oleh manusia-manusia sejak dahulu bahwa keturunan
menyerupai induknya. Seperti contohnya pada buku kejadian 30-46 meceritakan
bagaimana Jacob dan Laban membagi domba mereka menjadi domba yan putih dan
domba yang berbintik-bintik untuk memastikan tidak ada yang tercuri. Walaupun sudah
jelas bagi orang-orang zaman dahulu bahwa dalam hereditas sifat dan watak di wariskan,
mekanisme dari hereditas itu sendiri masih belum jelas. Hereditas adalah pewarisan
watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen.
Filsuf Yunani mempunyai bermacam-macam ide tentang hereditas. Theophrastus
mengajukan bahwa bunga jantan membuat bunga betina menjadi matang, Hiprokrates
menduga bahwa "benih" diproduksi oleh berbagai anggota tubuh dan di wariskan pada
saat pembuahan, Aristoteles bahwa semen pejantan dan betina becampur pada saat
pembuahan, sedangkan Aeskhylus, pada tahun 458 SM mengajukan ide bahwa sang
pejantan adalah orang tua yang sebenarnya dan betina adalah "perawat dari bayi yang
disemai di dalamnya".
Bermacam-macam mekanisme hereditas di ajukan tanpa diuji atau dikuantifikasi
dengan layak. Mekanisme ini diantaranya pewarisan campuran, dan pewarisan sifat
dapatan. Namun demikian, hewan dan tanaman domestik dapat dikembangkan melalui

152
seleksi artifisial. Pewarisan sifat dapatan juga membentuk bagian dari ide evolusi
Lamarck.
Pada abad kedelapan belas, ahli mikroskop Antoine van Leeuwenhoek
(1632-1723) menemukan "binatang kecil" di dalam sperma manusia dan hewan
lainnya. Penemuan ini menjadi dasar dari teori "spermis" yang menyatakan bahwa
dalam sebuah sperma terdapat "orang kecil" (homunculius) dan satu-satunya
sumbangan yang dilakukan oleh pihak wanita adalah kandungan yang didalamnya
homonculus tumbuh dan berkembang. Teori lainnya yang bertentangan, iah terori
“ovis” yang menduga bahwa wanitalah yang menyimpan manusia kecil di dalam
ovum.
Ide akan pewarisan gen sebagian dapat di atribusikan ke seseorang pendeta
Moravia Gregor Johann Mendel. Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil
Heinzendorf di Silesia, Austria. (Sekarang kota itu bernama Hranice wilayah Republik
Ceko.) Johann memunyai dua saudara perempuan. Ayahnya adalah seorang petani.
Minatnya dalam bidang hortikultura ternyata dimulai sejak dia masih kecil.
Pada Oktober 1843, Johann menjadi murid baru di biara St. Thomas Augustini di
Brunn, Moravia (sekarang Brno di Republik Ceko), dengan nama Gregor . Di sini ia
mempelajari berbagai ilmu selain hortikultura yang telah diminatinya sejak kanak-kanak
di pertanian ayahnya. Biara ini sendiri memiliki kebun raya yang bagus, kebun sayur,
kebun buah, peternakan tawon, dan perusahaan susu untuk memenuhi kebutuhan biara.
Perpustakaan biara kaya akan buku dan tulisan-tulisan ilmiah mutakhir. Mendel
memperoleh kesempatan emas untuk melanjutkan minatnya dalam hortikultura.
Selanjutnya, dia memulai kariernya sebagai guru dan terus menekuni ilmu alam di
Universitas Vienna dengan melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dalam ilmu.
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh
keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika
misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih
besar. Prosedur Mendel merupakan langkah yang cemerlang dibanding prosedur yang
dilakukan waktu itu. Mendel sangat memperhitungkan aspek keturunan dan keturunan
tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa. Dia
juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu

153
tertentu; tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan.
Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para
peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka. Dia mengidentifikasi tujuh
ciri berbeda yang kemudian dia teliti:
a. bentuk benih (bundar atau keriput),
b. warna benih (kuning atau hijau),
c. warna selaput luar (berwarna atau putih),
d. bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),
e. warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),
f. letak bunga (tersebar atau hanya di ujung), dan
g. panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek).
Mendel menyilang tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh
tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek, demikian sebaliknya.
(Sebelumnya, dia memeriksa kemurnian jenis pohon induk tersebut dengan memastikan
bahwa nenek moyang tumbuhan itu selalu menunjukkan ciri-ciri yang sama.) Mendel
mengharapkan bahwa semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan
berupa pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan separuh pendek. Namun
ternyata, semua keturunan generasi pertama berukuran tinggi. Rupanya sifat pendek telah
hilang sama sekali. Lalu Mendel membiarkan keturunan generasi pertama itu
berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga perempat
berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya hilang
muncul kembali. Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap
kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan generasi pertama dan
muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi kedua. (Hasil ini juga diperoleh
dari penelitian terhadap ratusan tumbuhan.)

9.2 Hukum Mendel


a Hukum Segregasi Secara Bebas (Hukum Mendel I)
Hukum segregasi disebut juga hukum pemisahan faktor atau gen sealel. Mendel
mengemukakan: "Hibrid yang heterozigot pada generasi pertama (F1) yang memiliki
sifat yang kontras (dominan dan resesif gen-gennya berkumpul bersama-sama tetapi
keduanya tidak bercampur dan kedua gen ini memisah pada saat pembentukan gamet".

154
Pada persilangan tanaman Ercis yang berbiji bulat dengan tanaman Ercis yang
berbiji kisut Fl-nya berbiji bulat heterozigot. Bila biji Fl ini ditanam kembali dan
dibiarkan menyerbuk sesamanya pada F2 diperoleh ratio fenotip dengan perbandingan 3 :
1. Munculnya biji yang keriput pada F2 disebabkan adanya proses segregasi atuu
pemisahan gen sealel. Mekanisme segresasi dapat diterangkan sebagai berikut.
Mekasnisme pemisahan gen sealel pada pembastaran dengan satu tanda beda
(monohibrid), dapat kita pahami kalau kita misalkan tanaman Ercis yang berbiji bulat
memiliki alel BB sedangkan yang berbiji kisut memiliki alel bb. Pada saat pembentukan
gamet (gametogenesis), dari tanaman Ercis yang beralel BB menghasilkan gamet B,
sedangkan dari tanaman Ercis beralel bb menghasilkan gamet b (meiosis). Pada saat
pembuahan, gamet yang beralel B bersatu dengan gamet yang beralel b membentuk zigot
yang mem.punyai alel Bb. Dikatakan zigot tersebut bergenotip Bb sedangkan fenotipnya
bulat. Pada saat alel B dan alel b berada bersama-sama pada zigot keduanya tidak saling
bercampur satu sama lain. Alel B dan alel b ada dalam keadaan laten.
Dengan pembelahan mitosis dari sebuah sel zigot terbentuklah tumbuhan F.1.
yangberalel Bb. Pada proses pembentukan gamet F1 (proses gametogenesis) dari sel
induk gamet Bb terbentuk dua macam gamet yang jumlahnya sama banyak yaitu: 50%
gamet B dan 50% gamet b. Ini terjadi pada putik maupun serbuk sari. Pada saat
pembuahan kedua macam gamet ini bersatu (bersatunya gamet jantan dan gamet betina)
terbentuk 3 macam genotip yaitu BB, Bb dan bb dan 2 macam fenotip, (perhatikan
gambar 6.3). Akibatnya pada F2 Ratio fenotip yang bulat dengan yang kisut 3 : 1.
Sedangkan Ratio genotipnya: 1 BB : 2 Bb : 1 bb. Munculnya sifat keriput pada F2 ini
menunjukkan bahwa alel B tidak berkontaminasi dengan alel b walaupun bersatu tetapi
dapat memisah pada saat pembentukan gamet.

b. Hukum Berpasangan Secara Bebas (Hukum Mendel II)


Hukum pengelompokan gen secara bebas dalam bahasa Inggris disebut
“Idependent Assortment of Gen". Hukum ini berbunyi Pada pembastaran dua dnduk
yang memiliki dua macam ciri (sifat) atau lebih, penurunan satu pasang faklor bebas
memilih dari pasangan faktor lainnya ".
Untuk memahami hubungan sifat yang satu dengan yang lainnya dalam
penurunan sifat, kita silangkan tanaman Ercis yang bijinya kuning dan bulat dengan

155
tanaman Ercis yang berbiji hijau kisut. Genotip yang kuning bulat KKBB dan genotip
yang hijau kisut kkbb. Generasi F1 fenotipnya kuning bulat sedangkan genotipnya KkBb,
sedangkan generasi F2 ada 4 macam fenotip yaitu bulat kuning, kisut kuning, hijau bulat,
dan hijau kisut dengan ratio 9 : 3 : 3 : 1. Untuk jelasnya perhatikan Gambar 50.

Gambar 50. Pemilihan Pasangan Secara Bebas Pada Pembastaran Dengan


Dua Tanda Beda (dihibrid).

Mekanisme pengelompokan gen secara bebas dapat dijelaskan sebagai berikut:


Tanaman Ercis yang memiliki sifat biji kuning bulat homozigot misalnya
mempunyai lambang KKBB (KK =lambang biji kuning dan BB lambang untuk biji
bulat). Sedangkan tanaman Ercis yang hijau kisut homozigot lambangnya kkbb (kk =
lambang untuk biji hijau dan bb lambang untuk biji kisut).
Garnet yang dihasilkan oleh generasi P (induk yang murni) dengan genotip
KKBB yaitu KB sedangkan gamet yang dihasilkan oleh induk yang genotipnya kkbb
yaitu kb. Bila kita silangkan induk yang bergenotip KKBB dengan induk yang bergenotip
kkbb rnaka akan terbentuk hibrid Fl dengan genotip KkBb.

156
Di sini K dominan terhadap k dan B dominan terhadap b. Sehingga F1-nya
memiliki 4 macam alel yaitu: K, k, B, dan b. Pada preses gametogenesis dari keempat
macam alel ini akan terjadi 4 macam kemungkinan kombinasi. Intuk memudahkan
mencari keempat macam kombinasi ini dipakai garis garpu (lihat Gambar 51).

Gambar 51. Penentuan Kombinasi Dengan Menggunakan Garis Garpu

Jadi keempat macam alel memilih pasangannya secara bebas dan terbentuk 4
macam gamet yaitu KB; Kb, kB dan kb. Dari keempat macam gamet jantan (pada serbuk
sari) dan empat macam gamet batina (sel telur) pada proses pembuahan akan terjadi
pemilihan secara acak (random) dan dihasilkan 4 macam fenotip pada F2-nya. Ratio
fenotip pada F2 yaitu: 9 : 3 : 3 : 1. Hasil ratio fenotip ini sebagai akibat pemilihan
pasangan secara bebas.
Hukum pengelompokan gen secara bebas juga berlaku untuk contoh pada
pembastaran lebih dari dua tanda beda. Misalnya kita ambil contoh pada pembastaran
dengan 3 tanda beda.
Kita silangkan tanaman Ercis yang berbatang tinggi, biji kuning dan bulat murni
dengan tanaman Ercis yang berbatang pendek, bij i hijau kisut murni. Misalkan genotip
yang pertarna TTKKBB dan yang kedua ttkkbb.

157
F1-nya bergenotip TtKkBb dan fenotipnya tinggi kuning bulat. Dari Fl yang akan
mempunyai 6 macam alel akan terbentuk 8 macam bentuk gamet Fl. Untuk memudahkan
mencari 8 macam kombinasi. Kita gunakan sistem garpu seperti pada pembastaran
dengan dua tanda beda maka akan diperoleh 8 macam gamet,yaitu TKB, TKb, TkB, Tkb,
tKB, tKb, tkB, dan tkb. Ratio fenotif F2 pada trihibrid 27: 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 . 1. Hasil
ratio genotip ini juga sebagai akibat pemilihan pasangan secara acak.

3. Perkawinan balik "Backcross" dan Uji silang "Testcross"


a. Perkawinan Balik (Backcross)
Ialah perkawinan antara individu Fl dengan salah satu induk betina atau jantan.
Contoh pada tumbuhan Ercis:
T = gen untuk batang tinggi,
t = gen untuk batang pendek.
Bila disilangkan tumbuhan yang homozigot tinggi TT, dengan tumbuhan yang
homozigot pendek tt, maka pada Fl-nya diperoleh tumbuhan Ercis yang berbatang tinggi,
dengan genotip Tt. Jika diadakan perkawinan balik antara Fl dengan salah satu induk
yang homozigot dominan, maka pada F2 diperoleh tumbuhan tinggi semuanya dengan 2
macam genotip yaitu TT dan Tt. Untuk jelasnya lihat Gambar 52.

Gambar 52. Perkawinan Balik "Backcross”

158
b. Uji Silang (Testcross)
Ialah perkawinan antara individu F1 dengan individu yang dobel resesif. Contoh
pada tanaman Ercis:
T = gen untuk batang tinggi.
t = gen untuk batang pendek.
Bila disilangkan tumbuhan yang homozigot dominan TT dengan tumbuhan yang
homozigot resesif tt, maka pada Fl diperoleh tumbuhan yang tiriggi dengan genotif Tt.
Jika diadakan uji silang antara individu F1 dengan individu yang homozigot resesif akan
menghasilkan keturunan 50% tumbuhan Ercis yang berbatang tinggi dan 50% tumbuhan
yang berbatang pendek. Perhatikan Gambar 53.

Gambar 53.Uji silang (Testcross)

9.3 Gen

159
a. Pengertian Gen
Gregor Mendel telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan
suatu sifat atau karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Ia menyebutnya 'faktor'. Oleh Hugo de Vries, konsep
yang serupa ia namakan pangen (baca: "pan-gen") pada buku karangannya Intracellular
Pangenesis (terbit 1889). Belum membaca tulisan Mendel, de Vries mendefinisikan
pangen sebagai "partikel terkecil yang mewakili satu penciri terwariskan". Wilhelm
Johannsen lalu menyingkatnya sebagai gen dua puluh tahun kemudian. Gen adalah bahan
genetik yang terkait dengan sifat tertentu. Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Sebagai bahan genetik tentu saja gen diwariskan dari satu individu ke individu
lainnya. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang dinamakan alel. Ekspresi dari alel
dapat serupa, tetapi orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang
secara fenotipik berbeda (lihat Gambar 54).

Gambar 54. Struktur Molekuler Gen

Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom.
Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada kromosom (1869),
tetapi orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui penelitian Oswald
Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred Hershey dan Martha Chase

160
(publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah orang mengetahui bahwa DNA
adalah bahan genetik.
Pada tahun 1940an, George Beadle dan Edward Tatum mengadakan percobaan
dengan Neurospora crassa. Dari percobaan tersebut, Beadle dan Tatum dapat menarik
hipotesis bahwa gen mengkode enzim, dan mereka menyimpulkan bahwa satu gen
menyintesis satu enzim (one gene-one enzyme theory). Beberapa puluh tahun kemudian,
ditemukan bahwa gen mengkode protein yang tidak hanya berfungsi sebagai enzim saja,
dan beberapa protein tersusun dari dua atau lebih polipeptida. Dengan adanya penemuan-
penemuan tersebut, pendapat Beadle dan Tatum, one gene-one enzyme theory, telah
dimodifikasi menjadi teori satu gen-satu polipeptida (one gene-one polypetide theory).

b. Pola-Pola Hereditas
Orang yang mula-mula mendalami hal pola-pola hereditas adalah W.S. Sutton
dari amerika serikat. Menurut sutton bila ada gen-gen yang mengendalikan dua sifat beda
bertempat pada kromosom yang sama, gen-gen itu tak dapat memisalkan diri secara
bebas lebih-lebih bila gen-gen itu berdekatan lokusnya, maka akan berkecenderungan
untuk selalu memisah bersama-sama. peristiwa ini disebut genetic linkage (pautan). Ada
kalanya kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang dimiliki tetapi hanya
sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh kromosom pasangannya.
peristiwa ini disebut crossing-over (pindah silang).

1. Pautan Genetik
Pautan genetik (genetic linkage dalam bahasa Inggris) dalam genetika adalah
kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama
(kromatid) untuk bersegregasi bersama-sama. Pada meiosis, dua berkas kromatid
homolog (sister chromatids) akan berpisah sewaktu anafase I. Alel-alel yang terletak
pada berkas kromatid yang sama akan sama-sama bersegregasi. Segregasi bersama-sama
ini terjadi karena adanya pautan genetik pada alel-alel tersebut.
Pautan genetik pertama kali dikenali dan dijelaskan oleh ahli genetika Inggris
William Bateson dan Reginald Punnett, segera setelah penemuan kembali karya-karya
Mendel. Pautan genetik dapat dideteksi secara statistik dengan korelasi atau analisis

161
asosiasi antara dua atau lebih sifat yang menjadi ekspresi gen pada lokus-lokus yang
terlibat. Terdapat dua fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpaut.
 Fase bergandengan (cis atau coupling), apabila dua gen dengan arah pengaruh yang
sama (umpamanya dominans) berpautan,
 Fase berseberangan (trans tau repulsion), apabilan dua gen dengan arah pengaruh
yang berbeda berpautan.
Apabila A dan B masing-masing menempati lokus berbeda yang berpaut, dan huruf
kapital menyatakan arah pengaruh yang berbeda dari huruf kecil, kedua fase itu dapat
digambarkan sebagai berikut.
Fase bergandengan: A B Fase berseberangan: A b atau a B
(cis) ———— (trans) ———— ————
———— ———— ————
A B A b a B
Pautan genetik dapat dipatahkan oleh peristiwa pindah silang, yang terjadi pada tahap
profase I dalam meiosis. Semakin dekat posisi dua lokus, semakin rendah frekuensi
pindah silangnya. Peristiwa pindah silang menjamin terjaganya variasi maksimum pada
keturunan yang sebesar-besarnya.

2. Pindah Silang (Crossing Over)


Dalam genetika, pindah silang kromosom atau chromosomal crossover dalam
bahasa Inggris (disebut juga crossing over) adalah peristiwa bertukarnya bagian berkas
kromatid dengan bagian berkas kromatid lain dari kromosom yang homolog (lihat
Gambar 55).

162
Gambar 55. Pindah Silang (Crossing Over)

Istilah crossing over juga dipakai untuk menyebut bagian kromatid yang
dihasilkan oleh peristiwa ini. Gejala ini ditemukan dan dipaparkan pertama kali oleh
Thomas Hunt Morgan pada tahun 1916 ketika mempelajari lalat buah Drosophila.
Penjelasan secara fisik diberikan oleh Barbara McClintock.
Pindah silang merupakan satu proses mendasar dalam genetika dan akibat yang
ditimbulkannya memiliki sejumlah kegunaan praktis. Ia bisa digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu gen. Pindah silang terjadi ketika meiosis 1 (akhir profase dan waktu
metaphase), yakni saat kromosom itu mengganda jadi 2 kromatid dan yang homolog
bergandeng pada dua equator.

3. Gagal Berpisah (Non-Disjunction)


Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kromosom kelamin (gonosom) gagal
mengadakan pemisahan ke kutub pada waktu meiosis. Jadi gonosom tersebut tetap
berpasangan dan bergerak ke satu kutub yang sama sementara kutub lainnya hanya
mengandung autosom atau tanpa gonosom (lihat Gambar ).

163
Gambar 56. Gagal Berpisah (Non Disjunction)

9.4 Asam Nukleat


Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung
informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup
serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti
(nukleus) sel. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya adalah
nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa nitrogen
heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah gugus fosfat. Jenis
asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai asam nukleat tersebut
(misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu,
basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki
perbedaan: adenin, sitosin, dan guanin dapat ditemukan pada RNA maupun DNA,
sedangkan timin dapat ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya
pada RNA (lihat Gambar 57).

164
Gambar 57. Perbedaan Struktur DNA dan RNA
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi
setiap organisme. Dapat dikatakan juga bahwa DNA adalah materi pembawa sifat dari
induk ke keturunannya. Untuk dapat menurunkan berbagai sifat tersebut, DNA harus
melakukan replikasi. Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi
ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet,
pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki
informasi genetik yang sama.
RNA merupakan bahan genetik yang memainkan peran utama dalam ekspresi
genetik. RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi
fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein. Pada sekelompok virus, RNA
merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Namun
demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan
protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup.
Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam
proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa

165
N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino,
monomer yang menyusun protein.

9.5 Sintesis Protein


Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel,
sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 2 tahapan besar, yaitu transkripsi dan
translasi.
a. Transkripsi
Transkripsi berlangsung di dalam inti sel (nukleus) atau di dalam matriks pada
mitokondria dan plastida. Transkripsi dapat dipicu oleh rangsangan dari luar maupun
tanpa rangsangan. Pada proses tanpa rangsangan, transkripsi berlangsung terus-menerus
(gen-gennya disebut gen konstitutif atau "gen pengurus rumah", house-keeping genes).
Sementara itu, gen yang memerlukan rangsangan biasanya gen yang hanya diproduksi
sewaktu-waktu; gennya disebut gen regulatorik karena biasanya mengatur mekanisme
khusus. Rangsangan akan mengaktifkan bagian promoter. Promoter ini terletak di bagian
hulu bagian yang akan disalin (disebut transcription unit).
Proses transkripsi diawali oleh mobilisasi sejumlah protein, beberapa di antaranya
enzim. Selanjutnya, protein-protein non-enzim, disebut faktor transkripsi, menempati
posisi-posisi DNA tertentu (karena memiliki "tanda pengenal") yang pada gilirannya
membuat DNA siap melakukan transkripsi. Bagian ini dikenal sebagai TATA-box,
terletak sekitar 10-25 pasangan basa di bagian hulu (upstream) dari kodon mulai (AUG).
Adanya faktor transkripsi ini akan menarik enzim RNA polimerase mendekat ke DNA
dan kemudian menempatkan diri pada tempat yang sesuai dengan kodon mulai (TAC
pada berkas DNA). Berkas DNA yang ditempel oleh RNA polimerase disebut sebagai
berkas templat, sementara berkas pasangannya disebut sebagai berkas kode (karena
memiliki urutan basa yang sama dengan RNA yang dibuat). Sejumlah ATP diperlukan
untuk membuat RNA polimerase mulai bergerak dari ujung 3' (ujung karboksil) berkas
templat ke arah ujung 5' (ujung amino). RNA yang terbentuk dengan demikian berarah
5' → 3'. Pergerakan RNA polimerase akan berhenti apabila ia menemui urutan basa yang
sesuai dengan kodon berhenti. Setelah proses selesai, RNA polimerase akan lepas dari
DNA.

166
Tergantung intensitasnya, dalam satu berkas transcription unit sejumlah RNA
polimerase dapat bekerja secara simultan. Intensitas transkripsi ditentukan oleh keadaan
di sejumlah bagian tertentu pada DNA. Ada bagian yang disebut suppressor yang
menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya.
Hasil transkripsi adalah berkas RNA yang masih "mentah". Di dalamnya terdapat
fragmen berkas untuk protein yang mengatur dan membantu sintesis protein (translasi)
selain fragmen untuk dilanjutkan dalam translasi sendiri, ditambah dengan bagian yang
nantinya akan dipotong (intron). Berkas RNA ini selanjutnya akan mengalami proses
yang disebut sebagai proses pascatranskripsi (post-transcriptional process). Perhatikan
Gambar 58.

Gambar 58. Transkripsi


b. Translasi
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses sintesis polipeptida
spesifik berdasarkan sandi genetika pada mRNA. Proses ini adalah bagian kedua dari
tahapan biosintesis protein setelah proses transkripsi. Translasi melibatkan ribosom
sebagai tempat penggabungan asam amino-asam amino menjadi polipeptida dan tRNA
sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan "penerjemah" sandi genetika mRNA.
Antibiotika dapat menghambat atau menghentikan proses translasi pada biosintesis
protein; contohnya antibiotika anisomycin, cycloheximide, chloramphenicol, dan
tetracycline. Lebih jelas dapat untuk kedua jenis proses sintesis protein tersebut dapat
dilihat pada Gambar 59.

167
Gambar 59. Sintesis Protein

Rangkuman
Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara
biologis melalui gen. Bermacam-macam mekanisme hereditas di ajukan tanpa diuji atau
dikuantifikasi dengan layak. Mekanisme ini diantaranya pewarisan campuran, dan
pewarisan sifat dapatan.
Hukum segregasi disebut juga hukum pemisahan faktor atau gen sealel. Mendel
mengemukakan: "Hibrid yang heterozigot pada generasi pertama (F1) yang memiliki
sifat yang kontras (dominan dan resesif gen-gennya berkumpul bersama-sama tetapi
keduanya tidak bercampur dan kedua gen ini memisah pada saat pembentukan gamet".

168
Hukum pengelompokan gen secara bebas dalam bahasa Inggris disebut
“Idependent Assortment of Gen". Hukum ini berbunyi Pada pembastaran dua dnduk yang
memiliki dua macam ciri (sifat) atau lebih, penurunan satu pasang faklor bebas memilih
dari pasangan faktor lainnya ".
Gen adalah bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu. Gen bersifat antara
lain, yaitu sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom, mengandung
informasi genetika dan dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung
informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup
serta pada virus.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel,
sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 2 tahapan besar, yaitu transkripsi dan
translasi.

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan bunyi hukum Mendel I dan Mendel II
2. Sebutkan dua fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpaut.
3. Jelaskan perbedaan DNA dan RNA

b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut

169
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa
tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Bunyi Hukum Mendel
a. Hukum Mendel I
Hukum segregasi disebut juga hukum pemisahan faktor atau gen sealel. Mendel
mengemukakan: "Hibrid yang heterozigot pada generasi pertama (F1) yang memiliki
sifat yang kontras (dominan dan resesif gen-gennya berkumpul bersama-sama tetapi
keduanya tidak bercampur dan kedua gen ini memisah pada saat pembentukan
gamet".
b. Mendel II
Hukum pengelompokan gen secara bebas dalam bahasa Inggris disebut “Idependent
Assortment of Gen". Hukum ini berbunyi Pada pembastaran dua dnduk yang
memiliki dua macam ciri (sifat) atau lebih, penurunan satu pasang faklor bebas
memilih dari pasangan faktor lainnya ".

2. Fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpaut


 Fase bergandengan (cis atau coupling), apabila dua gen dengan arah pengaruh
yang sama (umpamanya dominans) berpautan,
 Fase berseberangan (trans tau repulsion), apabilan dua gen dengan arah pengaruh
yang berbeda berpautan.
3. Perbedaan RNA dan DNA
a. DNA

170
Peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA
menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap
organisme. Dapat dikatakan juga bahwa DNA adalah materi pembawa sifat dari induk
ke keturunannya. Untuk dapat menurunkan berbagai sifat tersebut, DNA harus
melakukan replikasi. Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses
replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel
gamet, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel
turunan memiliki informasi genetik yang sama.
b. RNA
RNA merupakan bahan genetik yang memainkan peran utama dalam ekspresi
genetik. RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi
fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein. Pada sekelompok virus, RNA
merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Namun
demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA
dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme
hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen
DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet',
tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan
satu asam amino, monomer yang menyusun protein.

e. Referensi
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Hereditas (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://valensikautsar.blogspot.com/2009/04/gregor-johann-mendel.html
(Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Pautan_genetik (Diakses tanggal 26 Oktober
2009)
Anonim. 2009. http://www.daviddarling.info/images/RNA.gif (Diakses tanggal 26
Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.answers.yahoo.com/ question/index?qid=
20090717233017AAN4pD5 (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://oblktirupifabiounsoed.files.wordpress.com/2009/03/translasi.jpg
(Diakses tanggal 26 Oktober 2009)

171
f. Senerai
DNA = Deoxyribonuclead acid
RNA = Ribonuclead acid

172
BAB X
PERILAKU

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang pengertian perilaku, perilaku bawaan dan
perilaku berajar.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
perilaku kehidupan makhluk hidup di alam sekitar.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang perilaku.

B. Penyajian
Uraian dan contoh
10.1 Pengertian Perilaku
Perilaku ialah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara oraganisme
dengan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar.
Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus itu, saraf diperlukan untuk
mengkoordinasikan respon, dan efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan aksi.
Perilaku juga dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari dalam. Perilaku dapat dibagi atas
2 bentuk, yakni perilaku bawaan dan perilaku terajar.

10.2 Perilaku Bawaan


Perilaku bawaan adalah merupakan respon yang sifatnya dalam ukuran besar,
ditemukan oleh jalur-jalur koordinasi saraf yang diwariskan. Berikut adalah beberapa
contoh perilaku bawaan.
a. Tropisme
Tropisme merupakan perilaku pada tumbuhan yang tergolong dalam perilaku
bawaan. Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi
oleh arah datangnya rangsangan. Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang
berarti membelok. Bila gerakannya mendekati arah rangsangan disebut tropisme positif

173
sedangkan jika gerak responnya menjauhi arah datangnya rangsangan disebut tropisme
negatif. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi,
fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme dan tigmotropisme. Contoh
gerak ini adalah
 gerak batang tumbuhan ke arah cahaya,
 gerak akar tumbuhan ke pusat bumi,
 gerak akar menuju air, dan
 gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis tumbuhan bersulur.

b. Gerak Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan
namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Kata nasti berasal dari
bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh karena itu, arah gerak
dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti ditentukan oleh tumbuhan itu
sendiri. Contoh gerak nasti adalah
 Menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus karena sentuhan
 Menutupnya daun-daun majemuk pada tanaman polong-polongan saat malam hari
 Membuka dan menutupnya bunga pukul empat
 Membuka serta menutupnya stomata

c. Gerak Taksis
Taksis adalah gerak seluruh atau bagian tubuh tumbuhan yang berpindah tempat
dan arah perpindahannya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Ditinjau dari
macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaksis.
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan berupa
cahaya. Misalnya Klorofil (zat hijau daun) yang bergerak menuju arah datangnya cahaya.
Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat kimia.
Misalnya Spermatozoa yang bergerak menuju sel telur pada peristiwa pembuahan
(metagenesis) tumbuhan lumut (Bryophyta). Sel telur (ovum) mengeluarkan zat kimia
(gula dan protein) yang dapat merangsang spermatozoa untuk bergerak mendekatinya.

174
d. Refleks
Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera
setelah adanya rangsang. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui reflex arc. Gerak
refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk mengetahui kerusakan atau
pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Ada dua macam gerak refleks
yaitu:
1. Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di
otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf
perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena
kaki menginjak batu yang runcing.
Gerak refleks dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakan motorik pada
latihan olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian
klasikal. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

e. Naluri
Naluri atau insting adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu
rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk
hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Dalam psikoanalisis, naluri
dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri kehidupan (eros) dan
naluri kematian (thanos). Misalnya pembuatan sarang laba-laba dan sarang burung.

f. Perilaku Ritme dan Jam Biologis


Merupakan prilaku berulang ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai
ritme atrau periode. Daur prilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.

175
10.3 Perilaku Terajar
Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi
secara permanen sebagai akibat pengalaman individu. Berikut adalah contoh-contoh dari
perilaku terajar.
a. Kebiasaan
Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak beraksi terhadap stimulus
berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal dengan sebagai
kebiasaan (habituasi) dan merupan suatu contoh belajar sejati. Jika Anda membuat suara
aneh di dekat anjing piaraan, biasanya ia akan beraksi dengan memutar kepalanya ke arah
sumber bunyi tadi. Akan tetapi, jika stimulus itu diberikan berulang-ulang dan tidak
terjadi apa-apa terhadap anjing itu baik yang menyenangkan atau tidak, akhirnya ia
berhenti berespons. Bahwa hal ini merupakan kasus belajar sejati dan bukannya
merupakan akibat adaptasi dari reseptor indra yang ditunjukan melalui kenyataan bahwa
respon itu berlaku untuk waktu lama.

b. Keterpatrian/ Tanggap Tiru Imprinting


Salah satu contoh belajar yang sangat khusus lagi nyata ialah keterpatrian. Jika
seekor angsa (anak angsa) yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda berukuran
lumayan yang bergerak dan mengelaurkan bunyi yang dapat terdengar, hewan-hewan itu
akan mulai mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya selama hidupnya. Hal
ini yang disebut dengan keterpatrian. Sebenarnya, bila anak angsa itu mencapai
kematangan seksual, akan menjadikan benda yang dipaterikan tadi sebagai tujuan
dorongan seksualnya, daripada anggota spesiesnya sendiri.

c. Respon yang Diperlazimkan


Bentuk perilaku terajar yang paling sederhana iala reson yang diperlazimkan.
Respon ini merupakan hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda
dengan yang semula memicunya. Mekanisme respon ini adalh berkat penelitian yang
dilakukan oleh Ivan Pavlov. Dari hasil percobaa Pavlov diperoleh bahwa penempatan
makanan di dalam mulut anjing mengakibatkan mulut anjing mengeluarkan liurnya. Hal
ini merupakan refleks bawan sederhana yang melibatkan saraf. Selanjutnya Pavlov
menemukan bahwa jika ia membunyikan bel setiap kali ia memasukkan daging ke dalam

176
mulut anjing, maka akhirnya anjing itu akan berliur begitu mendengar bel itu saja. Ini
merupakan bentuk dari respon yang diperlazimkan. Anjing telah belajar beraksi terhadap
stimulus pengganti, yaitu stimulus yang diperlazimkan.

d. Pelaziman Instrumental
Anjing yang dikekang pada sustu posisi dan respon yang diperlazimkan
(pengeluaran air liur) merupakan pembawaan lahir. Tetapi prinsip pelaziman dapat juga
dipakai untuk melatih hewan melakukan tugas-tugas yang bukan pembawaan lahir.
Dalam hal ini, hewan tersebut ditempatkan pada sustu keadaan sehingga dapat bergerak
dan melakukan sejumlah kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Latihan seprti inilah yang
dikenal dengan pelaziman instrumental atau pelaziman operan.
Istilah terakhir yang ditetapkan oleh psikolog B.F Skinner menunjukkan bahwa
melalui perilakunya hewan itu beroperasi pada lingkungannya, yaitu mempengaruhi
situasi. Ini juga disebut belajar mencoba-coba karena hewan tersebut bebas untuk
mencoba berbagai respon sebelum menemukan yang ada imbalannya. Masalah simpang
siur adalah merupan suatu bentuk instrumental yang membuat hewan dihadapkan dengan
urutan alternatif. Semut dan tikus adalah merupak hewan yang amat pandai mengatasi
jalan simpang siur ini.

e. Motivasi
Diantara kebanyakan hewan, motivasi (dorongan) dihubungan dengan kebutuhan
fisiknya. Seeekor hewan yang merasa haus akanmencari air dan yang merasa lapar akan
mencari makan. Kepuasan terhadap dorongan ini merupakan kekuatan motivasi yang
dibalik perilaku hewan tersebut.
Sementara kita merunut sebagian besar perilaku manusia terhadap keinginan
memuaskan kebutuhan fsisik, tidak semuanya dapat diterangkan seperti di atas. Banyak
hal yang kita lakukan itu tampaknya kita lakukan untuk kepentingan mereka sendiri.
Kambing, kera dan simpanse pun ditemukan terlibat dalam kegiatan yang bertujuan
memecah masalah kendatipun bila imbalan atau hukuman luat tidak dilibatkan. Rupa-
rupanya proses itu sendiri sudah merupakan imbalan baginya.

177
f. Konsep
Bila dihadapkan pada suatu masalah,mungkin kita melakukan satu atau dua usaha
sembarang untuk memecahkannya dan kemudian tiba-tiba berhasil. Kita sebut respon ini
wawasan. Respon yang terjadi akibat wawasan cukup berbeda dengan segala sesuatu
yang telah kita pikirkan sampai sekarang. Sementara respon itu bergantung pada bahan[-
bahan sebelumnya diajarkan, bagi individu hal itu sama sekali baru.
Wawasan mencakup hal-hal yang telah dikenal dengan cara-cara baru serta
bergantung pada perkembangan konsep atau prinsip. Hal itu dapat digambarkan pada
percobaan hipotesis seekor tikus yang ditempatkan pada pintu setengah lingkaran., tiga
diantaranya dibuka sekaligus. Pintu manapun yang dibuka jika tikus itu masuk melalui
pintu yang kiri atau yang kanan, hewan itu memperoleh kejutan. Jika tikus itu masuk
pintu tengah, ia akan menemukan imbalan makanan. Kalaupun tikus itu harus belajar
untuk segera pergi ke pintu tengah (sekalipun pintu itu menuju kejutan pada percobaan
sebelumnya, maka hewan itu akan mempelajari suatu konsep. Dalam hal ini, konsep itu
akan berupa gagasan hal tengah. Tikus tidak akan bereaksi terhadap stimulus khusus
yang pasti melainkan terhadap gagasan. Dari pengalamnnya dengan pintu-pintu khusus,
maka akan berkembanglah gagasan mengenai pintu pada umumnya.

g. Bahasa
Selama bertahun-tahun diterima secara umum bahwa suatu ciri yang membedakan
manusia dari seluruh hewan lainnya ialah penggunaan bahasanya. David Premack dan
Ann memilih untuk menyelidiki potensi bahasa simpanse denga menggunakan simbol-
simbol plastik berpunggung metal untuk kata-kata dan papan tulis bermagnet yang
padanya dapat dihimpunkan simbol plastik tersebut sehingga membentuk kalimat.
Setelah melatih bertahun-tahun, simpanse itu mempunyai perbendaharaan kiata sekitar
130 buah. Perbendaharaan kata mereka bukan hanya kata benda tapi mencakup kata kerja
dan kata sifat.

h. Memori
Jika organisme bermaksud memodifikasi perilakunya dari pengalaman, maka ia
harus mampu mengingat-ingat pengalamannya itu. Sekali sesuatu dipelajari, maka

178
memori diperlukan agar yang dipelajarinya itu tetap ada. Ada dua teori dasar tentang
memori.
 Memori merupakan proses yang dinamik dimana sensasi menimbulkan impuls saraaf
yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jarring-jaring neuron
dalam system saraf pusat
 Setiap sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang ada
di dalamnya

i. Perilaku adaptif
Tekanan yang diberikan sampai kini adalah pada berbagai macam perilaku.
Masing-masing bergantung pada apa yang kita sebut mesin perilaku; reseptor indra, sirkit
dalam sistem saraf dan organisasi otot.
Sekarang mari kita perluas pandangan tentang perilaku, atau lebih tepatnya sekarang
kita ingin mengetahui apa nilai adaptif suatu perilaku khusus dalam kehidupan hewan itu
yang berakibat perilaku khusus dalam kehidupan hewan itu yang berakibat perilaku
tersebut menjadi bagian penting dalam warisan evolusioner spesies bersangkutan sperti
urutan asam amino dalam protein dan anatomi dalam sistem sarafnya. Hewan dihadapkan
pada empat bentuk perintah yang menopang dalam hidupnya, yakni makan, mecegah
jangan sampai dimakan, mampu bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya dan
meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.

j. Perilaku Makan
Makan melibatkan penentuan pilihan pada macam makanan apa yang akan
dimakan pada waktu tertentu. Biasanya hewan memilih macam makanan tertentu dan
memusatkan padanya sampai titik hasil yang menurun. Tujuan makan adalah
mendapatkan energi, tetapi energi ini digunakan untuk mencari makanan. Jadi hewan itu
berperilaku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan (rasio) kerugian/
keuntungan dari pencarianmakan itu. Hewan itu bergeser dari satu makanan ke makanan
yang lain apabila perbandingan kerugian/ keuntungan dari yang pertama menjadi lebih
besar dari yang kedua.
Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui
perkembangan “citra makan” untuk makan-makanan yang untuk sementara

179
menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Untuk beberap spesies, citra mencari itu
bukan merupakan perwujudan macam makanannya saja melainkan tempatnya yang
khusus (umpamanya lahan yang sedang digarap) yang terus menerus memberi imbalan
kepada usahanya (hampir sperti penangkap ikan berpengalaman mengetahui dimana ikan
“tourt” yang besar itu agaknya bersembunyi. Alih-alih membuang energi dalam
pencarian makanan yang aktif, banyak hewan menggunakan energinya untuk
membangun perangkap, daya tarik dan seterusnya, yang menarik mangsanya agar berada
dalam jangkaunnya.

k. Perilaku Mempertahankan Diri


Macam perilaku mempertahankan diri sangat beragam diseluruh dunia hewan.
Perilaku tersebut berkisar dari melarikan diri dari pemangsa atau dengan menggunakan
senjata bertahan dan menggunakan kamuflase dan mimikri. Hewan sosial biasanya
meliputi perilaku anti pemangsa operatif dalam daftarnya. Satu individu dalam kumpulan
atau kawanan akan tetap waspada semnetara yang lain memakan rumput dan akan
memberi isyarat alarm jika bahay amengintai.

l. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik


Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas,
kelembaban tertentu dan sebaginya. Kisaran ini agakny relatif luas bagi hewan seperti
mamalia, burung yang memiliki mekanisme yang efisien dalam mempertahankan kendali
homeostatis sebaliknya kisaran ini sangat sempit bagi vertebrata lain seperti ikan,
amphibi serta avertebrata. Sebagai contoh, “Pill Bug” (porcellio) merupan krustase darat,
tidak dapat bertahan hidup lama dalam udara kering. Pada saat kelembaban rendah, ia
menaikkan laju lokomosinya. Sebaliknya ketika kelembaban meningkat, laju geraknya
menurun. Akibat perilaku ini, disebut suatu kinesis, secara bertahap hewan-hewan itu
berkumpul di daerah berkelembaban tinggi.. Hal ini terjadi sekalipun arah gerakannya
tidak ada sangkut pautnya dengan arah daerah berkelembaban tinggi (jika demikian,
responnya akan taksis).

180
m. Perilaku Reproduktif
Semua bentuk perilaku reproduktif merupakan hasil dan juga penyebab tenaga-
tenaga evolusioner yang amat kuat. Anda dapat membayangkan bahwa gen-gen yang
mengendalikan perilaku bercumbu, perilaku wilayah dan perilaku dominansi sangat
dipilih, yaitu sangat mungkin diturunkan kepada generasi yang mendatang.
Pada kebanyakan spesies hewan, yang memilih jodoh ialah yang betina. Si jantan
dilempar ke dalam persaingan dengan jantan-jantan yang lain utnuk jodohnya. Jadi kita
menemukan jantan dari banyak spesies terlibat dalam perilaku bercumbu. Seperti
perilaku bercumbu juga menjamin bahwa alat-alat reproduktif jantan dan betina (telur
yang matang dan sebagainya) akan siap untuk kawin pad saat yang sama.
Jantan dari banyak spesies menentukan wilayah dari jantan lainnya untuk menarik
betina untuk perkembangbiakan. Di antara mamalia, wilayh ini berfungsi sebagai tempat
untuk berkembang biak dan membesarkan yang muda. Akan tetapi banyak burung
mengintai wilayah yang digunakan untuk memberi makan. Mereka mempertahankan
wilayah ini terhadap serbuan anggota-anggota lain spesiesnya.

Rangkuman
Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme
dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi akaibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan
unutk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respond an efektor
untuk melaksanakan aksi. Prilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam,
misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan
benar-benar terlihat atau tercium. Umunya perilaku suatu organisme merupakan
gabungan stimulus dari dalam dan luar. Bentuk prilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Perilaku bawaaan
Perilaku bawaan merupakan perilaku yang dihasilkan oleh gen dan factor-faktor
lingkungan. Contoh perilaku bawaan adalah taksis, refleks, naluri, pelepasan prilaku
naluriah dan perilaku ritme dan jam biologis.
b. Perilaku terajar
Prilaku terajar adalah prilaku yang lebih kurang diperoloeh atau domodifikasikan
permanent sebagai akaibat darib pengalaman individu. Contoh perilaku terajar adalah

181
kebiasaan, keterpatria/tanggap tiru imprinting, respon yang diperlazimkan, pelaziman
instrumental, motivasi, konsep, bahasa, memori, prilaku makan, perilaku
mempertahankan diri dan perilaku reproduksi

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Jelasakan perbedaan antara perilaku bawaan dan perilaku terajar.
2. Sebutkan dua teori tentang memori
3. Sebutkan contoh perilaku mempertahankan diri
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa
tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Perbedaan perilaku bawaan dan perilaku terajar
a. Perilaku bawaaan
Perilaku bawaan merupakan perilaku yang dihasilkan oleh gen dan factor-faktor
lingkungan. Contoh perilaku bawaan adalah taksis, refleks, naluri, pelepasan
prilaku naluriah dan perilaku ritme dan jam biologis.

182
b. Perilaku terajar
Prilaku terajar adalah prilaku yang lebih kurang diperoloeh atau domodifikasikan
permanent sebagai akaibat darib pengalaman individu. Contoh perilaku terajar
adalah kebiasaan, keterpatria/tanggap tiru imprinting, respon yang diperlazimkan,
pelaziman instrumental, motivasi, konsep, bahasa, memori, prilaku makan,
perilaku mempertahankan diri dan perilaku reproduksi
2. Teori tentang memori
a. memori merupakan proses yang dinamik dimana sensasi menimbulkan impuls
saraaf yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jarring-
jaring neuron dalam system saraf pusat
b. setiap sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang
ada di dalamnya
3. Contoh perilaku mempertahankan diri
a. Mimikri adalah cara mempertahankan diri terhadap musuh dengan cara
menyerupai sesuatu, secara khas menyerupai tipe lain organiseme lain
b. Kamuflase adalah cara mempertahankan diri dengan cara menyamar terhadap
warna, pola dan bentuk sehingga menyerupai lingkungan sekitarnya
c. Autotomi adalah cara memepertahankan diri dengan memotong atau memutuskan
salah satu bagian hidupnya
d. Mengeluarkan bau atau cairan tubuh

e. Referensi
Anonim. 2009. http://www.e-dukasi.net/mapok/ mp_full.php?id= 375&fname=
materi4a.html (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Refleks (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.e-dukasi.net/mapok/ mp_full.php?id=373&fname=
materi4.html (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/ Praweda/ Biologi/
0084%20Bio%202-9c.htm (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://iceteazegeg.wordpress.com/2009/04/06/perilaku-hewan/ (diakses
tanggal 24 Oktober 2009)

183
J.W. Kimball. 1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta : Erlangga. Jilid 2.

f. Senerai
Perilaku = tindakan atau aski
Stimulus = rangsangan
Reseptor = penerima

184
BAB XI
KONSEP EKOSISTEM

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang pengertian ekosistem, satuan-satuan makhluk
hidup penyusun ekosistem, komponen-komponen ekosistem, ketergantungan
antarkomponen ekosistem dan macam-macam ekosistem

Relevansi

Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
lanjutan seperti ekologi hewan dan ekologi tumbuhan.

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konep ekosistem.

B. Penyajian
Uraian dan contoh
11.1. Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi.
Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal,
dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914).
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang
biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak

185
hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Para ahli ekologi mempelajari hal
berikut:
a. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang
lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
b. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya
c. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan
komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem
akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air
sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir,
batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

11.2 Satuan-Satuan Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem


Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang
meliputi individu,populasi,komunitas da biosfer. Bagian-bagian satuan makhluk hidup
penyusun ekosistem, yaitu;

a. Individu
Istilah individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus
yang berarti dapat di bagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang
secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya.
Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal.

b. Populasi
Populasi berasal ari bahasa latin, yaitu populus yang berarti semua orang yang
bertempat tinggal pada suatu tempat. Populasi sering didefinisikan sebagai sekelompok
organisme dari spesies yang sama yang secara kolektif menempati suatu ruang atau
tempat tertentu dan waktu tertentu. Oleh karena itu bila kita membicarakan populasi kita

186
harus menyebutkan jenis individu (spesies) yang kita bicarakan dan kita perlu juga
menentukan batas-batas waktu dan tempat bahkan kuantitas.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan populasi kita harus
mengenal istilah-istilah yang dipakai, bahkan karena penelitian tentang populasi
menggunakan angka-angka, maka juga harus mengerti tentang matematika. Istilah-istilah
yang dimaksud misalnya yang dijumpai dalam mempelajari karakteristik populasi.
Contoh karakteristik populasi itu misalnya :
1) Untuk menyatakan ukuran/besarnya populasi, pengertian kerapatan populasi
(population density, densitas populasi) banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat
dinyatakan dalam jumlah individu/satuan ruang (luas) atau jumlah individu/volume
(liter).
2) Perubahan-perubahan kepadatan populasi, istilah yang sering digunakan adalah
dinamika populasi. Dalam mempelajari perubahan-perubahan populasi, pengertian
kecepatan (rate) memegang peranan yang sangat penting, misalnya kalau N= jumlah
individu dalam populasi, maka kecepatan pertumbuhan (growth rate) dari populasi
tersebut dapat diumpamakan dalam N/t. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
perubahan pada populasi yaitu angka kelahiran (natalitas), yaitu angka kelahiran yang
dapat menambah besarnya populasi, angka kematian (mortalitas), yang dapat
mengurangi besarnya populasi. Disamping itu faktor-faktor lain adalah perpindahan
masuk (imigrasi) juga dapat menambah populasi dan perpindahan keluar (emigrasi)
dapat mengurangi populasi. Keempat faktor ini menyebabkan populasi turun naik
yang disebut juga dengan fluktuasi populasi.
Berdasarkan aliran energi yang digunakan dalam setiap komunitas, maka setiap
populasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
1) Produsen; yakni jenis makhluk hidup yang berhijau daun yang dapat mengubah
energi surya menjadi energi kimia dalam jaringannya atau atau bisa dikatan bahwa
produsen adalah semua tumbuhan hijau dalam sebuah ekosistem yang dapat
menghasilkan bahan-bahan organik bagi makhluk hidup lainnya.
2) Konsumen I; yakni makhluk hidup yg memakan produsen, ini terjadi pada rantai
makanan. konsumen tigkat satu umumnya herbivora karena produsennya adalah

187
tumbuhan yg autotrof(tumbuhan yg berfotosistesis) atau dengan kata lain makhluk
hidup yang memperoleh energi langsung dari produsen.
3) Konsumen II; yakni makhluk hidup termasuk juga karnivor, ciri organisme yang
memakan herbivore atau makhluk hidup yang memperoleh makanan dari konsumen
tingkat I.
4) Konsumen III; yakni makhluk hidup karnivor pemakan karnivor lainnya. Namu ada
organisme yang secara fungsional termasuk konsumen I, II dan III misalnya manusia.
5) Parasit; yakni makhluk hidup yang untuk kelangsungan hidupnya menggantungkan
sebagian atau seluruh sumber energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan
inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami kekurangan energi
6) Pemakan bangkai; makhluk hidup yang memakan tubuh makhluk hidup lain yang
sudah membusuk.
7) Pengurai; adalah makhluk hidup (bakteri, cendawan dan mikroba lain) yang dapat
menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme.

c. Komunitas
Organisme dialam ini tidak bisa hidup secara terpisah, sendiri-sendiri. Individu-
individu ini (tumbuhan dan hewan) akan berhimpun ke dalam suatu kelompok
membentuk populasi. Populasi-populasi ini disuatu wilayah/kawasan membentuk suatu
kesatuan hidup yang disebut dengan komunitas. Komunitas berasal dari bahasa Latin
communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang
berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Komunitas pada prinsipnya
terbentuk dari berbagai hasil interaksi di antara populasi-populasai yang ada,
sebagaimana telah dijelaskan. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas. Komunitas
ini dapat dibagi dalam dua bagian yaiut komunitas akuatik (lautan, danau, sungai dan
kolam) dan komunitas terestrial (hutan, padang rumput, padang pasir, dll.).
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari
populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar
populasi, tidak hanya antar individu-spesies seperti pada populasi. Hubungan antar
populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan

188
sehingga terwujud sutau hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak
(mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan
(parasitisme). Yang harus diperhatikan bila suatu komunitas sudah terbentuk, maka
populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga satu sama
lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan komponen non hidup
(abiotik) membentuk suatu ekosistem.

d. Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lebih jelas biosfer adalah bagian
luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan
dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer
adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan
antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan
atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui
yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5
milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi.

11.3 Komponen-Komponen Ekosistem

Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di


dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi
antar semua komponen.Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotik) dan
komponen tak hidup (abiotik).

a. Komponen Hidup (Abiotik)

Mansia, hewan dan tumbuhan termasuk koomponen biotik yaang terdapat


dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3 golongan yaitu produsen,
konsumen dan dekomposer.
1. Produsen
Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut
organisme autotrof. Sebagai produsen, tumbuhan hijau mnghasilkan makanan
(karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Makanan dimanfaatkan oleh tumbuhan itu

189
sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber
energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen.
2. Konsumen
Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya
sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk
oleh produsen,atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Berdasarkan jenis
makanannya, konsumen di kelompokkan sebagai berikut;
 Pemakan tumbuhan (herbivor),nisalnyakambing,kerbau,kelini dan sapi.
 Pemakan daging (karnivora),misalnya harimau,burung elang,dan serigala,
 Pemakan tmbuhan dan daging (omnivor),misalnya ayam,itik, dan orang hutan.

3. Pengurai (Dekomposer)
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini tidak ada, kita
akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh
selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organic
(dari bangkai) menjadi zat-zat organik penyusunnya.

b. Komponen Tak Hidup (Abiotik)


Bagian dari komponen abiotik adalah ;
1. Tanah; sifat-sifa fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi
tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air.
2. Air; hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah
suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
3. Udara; udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk
atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen
merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.
4. Cahaya matahari ; cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan
di bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena
itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan
kualitas cahayanya berbeda.
5. Suhu atau temperatur; setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk
kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.

190
11.4 Ketergantungan Antarkomponen Ekosistem
Tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup sendiri.Di antara makhluk hidup
tersebut terjadi hubungan saling membutuhkan,atau dengan kata lain terjadi
ketergantungan. Ketergantungan tidak hanya terjadi antar makhluk hidup (komponen
biotik), tetapi juga terjadi antara komponen abiotik dan biotik. Ketergantungan antar
komponen dalam ekosistem dalam dilihat dari hal-hal berikut.
a. Rantai Makanan, Jaring-Jaring Makanan dan Piramida Ekologi
1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan
melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan atau perpindahan energi
makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan
(tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi
potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas
4-5 langkah saja (lihat Gambar 60). Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai
makanan semakin besar pula energi yang tersedia. Ada dua tipe dasar rantai makanan:
 Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-
carnivora.
 Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora =
organisme pemakan sisa) predator.

Gambar 60. Rantai Makanan

191
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa,
rantai parasit, dan rantai saprofit.
 Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2
dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
 Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
 Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan
lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

2. Jaring-Jaring Makanan
Kumpulan dari rantai makanan nantinya akan menjadi sebuah jaring, yang sering
disebut dengan jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai
suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.
Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah
pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang
mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat
organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan
hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi
ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan
konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu
konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III,
dan seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada
produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan
dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring
makanan (lihat Gambar 61).

192
Gambar 61. Jaring-Jaring Makanan

Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di
atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Peran dekomposer ditempati
oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri pengurai dan jamur saproba.
Keberadaan dekomposer sangat penting dalam ekosistem. Oleh dekomposer, hewan atau
tumbuhan yang mati akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat
anorganik) yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai juga
menghasilkan gas karbondioksida yang penting bagi fotosintesis.
Pada hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi proses-
proses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui
organisme. Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar
masuknya energi dan materi bertujuan mempertahankan organisasinya serta
mempertahankan fungsinya.

3. Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi.
Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida
energi.

193
 Piramida Jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida
jumlah, seperti kita organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah,
sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang.
Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu
lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih
banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak
daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di
tiap tingkat trofik.

 Piramida Biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat
disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di
waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat
organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat
diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh
organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan
habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh
biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih
akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.

 Piramida Energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan
tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan
observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan
gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang
tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi
karena hal-hal berikut.

194
 Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.
 Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan sebagai
sampah.
 Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisms,
sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

b. Aliran Energi
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi
diperoleh organismee dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk
aktivitas hidupnya. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan.
Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme
yang menggunakan energi cahaya untuk merubah zat anorganik menjadi zat organik
disebut kemoautotrof. Organisme yang menggunakan energi yang didapat dari reaksi
kimia untuk membuat makanan disebut kemoautotrof.
Energi yang tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen
untuk aktivitas hidupnya. Pembebasan energi yang tersimpan dalam makanan dilakukan
dengan cara oksidasi (respirasi). Golongan organisme autotrof merupakan makanan
penting bagi organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan
sendiri misalnya manusia, hewan, dan bakteri tertentu. Makanan organisme heterotrof
berupa bahan organik yang sudah jadi.
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke
bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer,
konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam
ekosistem.

c. Siklus Biogeokimia
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsurunsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup
dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs

195
melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia. Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan
semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik
komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat
terjaga.Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus
nitrogen, dan siklus sulfur.

1. Siklus Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan
dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer
berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di
atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan.
Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air
tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan
air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan
oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada
ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan
hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah.
Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke danau
dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan
proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu
diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus Pendek (lihat
Gambar 62).

196
Gambar 62. Siklus Air
2. Siklus Nitrogen
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil
akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat
bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit
(NO2- ), dan ion nitrat (O03- ).Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat
pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu,
terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni
Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp.
dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil
penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri
nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan
diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan
cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem (lihat Gambar 63).

197
.
Gambar 63. Siklus Nitrogen
3. Siklus Posfor
Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup
membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi
untuk metabolisme sel. Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion
Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan
fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar
bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat
tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora
mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat
melalui urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu
melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan (lihat Gambar 64).

198
Gambar 64. Siklus Posfor
4. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di
udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara,
dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan
menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk
berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk
batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga
menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.
Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi
makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat
organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah
bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air (lihat Gambar 65).

199
Gambar 65. Daur Karbon dan Oksigen
5. Siklus Belerang (Sulfur)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada
umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati (lihat Gambar 66).

.
Gambar 66. Siklus Belerang

200
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur,
antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida
dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof
anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi
menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

11.5 Macam-Macam Ekosistem


Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun
yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem dan secara garis besar
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a. Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi
beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1. Bioma Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan
rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan
juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun
berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti
duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular,
kadal, katak, dan kalajengking.

2. Bioma Padang Rumput


Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak

201
teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang
ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

3. Bioma Hutan Basah


Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah,
curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda
antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk
tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung
terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi
suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah
tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

4. Bioma Hutan Gugur


Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin,
semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa
luwak).

5. Bioma Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

6. Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini

202
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji
semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama
nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem Air Tawar


Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan
terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.

1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian
daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus
cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di
atas dengan daerah dingin di dasar.

2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.

203
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang
mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri,
karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang
melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir.
Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di
daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.

c. Ekosistem Air Laut


Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan
besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian
bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke
tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.

2. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat
di substrat keras.

204
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini
dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam
invertebrata dan ikan serta rumput laut.

3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi
oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang,
kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan
estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga
merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang
terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga
fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan
sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara
karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

205
C. Penutup

a. Pertanyaan

1. Jelaskan pengertian ekosistem.

2. Sebutkan 3 macam rantai makanan menurut para ahli.

3. Jelaskan siklus nitogen di alam.

b. Umpan balik

Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut

- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban

1. Pengertian ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi.

206
2. Macam-macam rantai makanan
a. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen
ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai
konsumen ke-3.
b. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
c. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu
dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
3. Siklus Nitrogen
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil
akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat
bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan
memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2- ), dan ion
nitrat (O03- ).Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum
dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam
tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat
aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang
biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil
penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri
nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan
diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan
cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

207
e. Referensi

Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem (diakses tanggal 25 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://pengertianekosistem.blogspot.com/ (diakses tanggal 25 Oktober


2009)

Anonim. 2009. http://rantanie.blogspot.com/2009/04/ekologi-hubungan-dengan-ilmu-


lain.html (diakses tanggal 25 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://articles.myhardisk.com/2009/10/rantai-makanan.html (diakses


tanggal 25 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas (diakses tanggal 25


Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Biosfer (diakses tanggal 25


Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://www.e-smartschool.com/PNU/003/PNU0030026.asp


(diakses tanggal 25 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://3.bp.blogspot.com/_Dnn0jxdbSEg/ SXSSIV5XTbI/


AAAAAAAAAFw/GywmdtUAvhs/s320/Jaring+makanan.JPG
(diakses tanggal 25 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/ 2009/03/


body01_00009.jpg (diakses tanggal 25 Oktober 2009)

f. Senerai

Siklus = daur

Produsen = penghasil

Konsumen = pemaka

208
BAB XII
PRINSIP EVOLUSI

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang sejarah perkembangan evolusi, bukti-bukti
evolusi dan mekanisme evolusi.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi-
materi lanjutan terutama pada matakuliah evolusi dan genetika.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang prinsip evolusi.

B. Penyajian
Uraian dan contohi
12.1 Sejarah Perkembangan Evolusi
Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya
membuka gulungan atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa
Inggris “evolution” yang berarti perkembangan secara bertahap. Menurut pengertian ilmu
IPA bahwa evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke
betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu
yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi
reptil, dan lain sebagainya.
Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu,
telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan
peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun, sampai dengan abad ke-18,
pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan esensialisme, yaitu
pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah. Hal ini mulai berubah ketika
pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah
alam. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu
paleontologi dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa

209
alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya
mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah.
Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan
sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin
secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin
mengajukan konsep nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang
didasari oleh seleksi alam. Publikasi Darwin memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam.
Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately
eliminating those that are ‘injurious”. Karya Darwin mengenai evolusi dengan segara
diterima dengan cepat, namun mekanisme yang diajukannya (seleksi alam), belum
diterima secara sepenuhnya sampai pada tahun 1940-an. Berikut adalah beberapa bukti
yang diutarakan Darwin.
a. Di antara individu-individu kebanyakkan spesis,terdapat berbagai variasi dan
perubahan .Variasi ini sangat jelas di kalangan haiwan ternak dan tumbuhan
pertanian.
b. Dalam perjuangan hidup ,organisma (haiwan atau tumbuhan) yang akan terus hidup
ialah yang paling mampu untuk mempertahankan diri atau menyesuaikan diri dengan
keadaan iklim dan suasana sekitarnya.Organisma-organisma yang terbaik itu akan
memindahkan baka-bakanya kepada keturunannya secara proses seleksi tabii.
c. Mutasi dan pemencilan memain peranan yang penting untuk mewujudkan sesuatu
spesis yang baru.
d. Rekod-rekod fosil dari zaman purba yang dijumpai di lapisan geologi telah memberi
bukti bahawa evolusi telah berlaku.
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori
Darwin, antara lain:
 Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung
Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.

210
 Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu
mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan
mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya
pada fosil.
 Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah
penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya
suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan
dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
 Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826),
Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari
golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal Creation),
dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori
evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern
Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah
ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan
argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi
dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan
evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Kebanyakan biologiawan berargumen bahwa faktor-faktor lainlah yang
mendorong evolusi, misalnya pewarisan sifat-sifat yang didapatkan (neo-Lamarckisme),
dorongan perubahan yang di bawa sejak lahir (ortogenesis), ataupun mutasi besar-besaran
secara tiba-tiba (Saltasi). Sintesis seleksi alam dengan genetika Mendel semasa 1920-an
dan 1930-an memunculkan bidang disiplin ilmu genetika populasi. Semasa 1930-an dan
1940-an, populasi genetika berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya,
memungkinkan penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas.
Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan variasi pada
populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika, berhasil menghasilkan
model evolusi yang canggih. Selain itu paleontologi dan perbandingan anatomi
mengijinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang lebih mendetail. Setelah kebangkitan
genetika molekuler pada tahun 1950-an, bidang evolusi molekuler yang berdasarkan pada

211
kajian urutan protein, uji imunologis, RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi
yang berpusat pada gen muncul pada tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler
netral. Pada akhir abad ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika molekuler dan
merombak pohon kehidupan ke dalam tiga sistem domain. Selain itu, ditemukan pula
faktor-faktor tambahan seperti simbiogenesis dan transfer gen horizontal, yang membuat
sejarah evolusi menjadi lebih kompleks.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena
adanya:
 Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
 Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
 Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
 Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan
beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

12.2 Bukti-Bukti Evolusi


Bukti-bukti evolusi sampai sekarang masih terus dipelajari. Beberapa penemuan
yang dianggap sebagai bukti terjadinya evolusi memang telah banyak ditemukan. Bukti-
bukti tidak langsung yang menunjang adanya evolusi organik dapat ditunjukkan oleh
beberapa bukti di bawah ini.
a. Bukti Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi
termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil. Fosil merupakan
bukti adanya kehidupan pada masa lampau, demikian pendapat Leonardo Da Vinci
ilmuwan italia, pada tahun 1452 – 1519.
Fosil berasal dari kata fodere yang berarti menggali. Fosil adalah sisa – sisa
hewan atau tumbuhan dari zaman purba yang telah membatu (jejak – jejak yang
tersimpan dalam bebatuan). Penemuan fosil hanya secara kebetulan saja dan jarang sekali
di temukan fosil yang utuh secara keseluruhan , hal ini dapat dipahami karena banyak
factor yang menyebabkan hancurnya tubuh organism yang telah mati, misalnya karena
proses lipatan batuan bumi, pengaruh air, air, bakteri pengurai dan hewan pemakan

212
bangkai. Dari berbagai lapisan batuan tersebut secara kebetulan ditemukan adanya fosil
yang menunjukkan adanya perubahan struktur tubuh secara berangsur–angsur.
Dengan membandingkan struktur tubuh tersebut maka dapat diambil kesimpulan keadaan
lingkungan pada masa lampau berbeda dengan masa sekarang.
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
a. Banyak kelompok biantang yang hidup pada zaman dahulu memiliki persamaan
dengan kelompok binatang yang hidup sekarang.
b. Seluruh fosil tidak selalu ada pada setiap zaman, tetapi muncul pada rentangan waktu
yang cukup lama.
c. Bentuk kehidupan yang paling primitive ditemukan pada lapisan bumi yang paling
tua.
d. Dalam beberapa contoh, banyak ditemukan kelompok yang berlimpah pada suatu
periode tetapi sedikit bahkan tidak ada pada periode yang lainnya. Hal ini
menunjukkan adanya radiasi adaptasi.
e. Tidak ada bentuk kehidupan pada masa lampau yang persis sama dengan kehidupan
yang ada sekarang.
Bentuk-bentuk fosil, memungkinkan pula bagi kita untuk menyusun filogeni
tumbuhan atau bintang, misalnya filogeni kuda, gajah, unta dan sebagainyaa (lihat
Gambar 67). Filogeni dalam arti secara luas merupakan urutan yang mengisahkan
peristiwa utama dalam sejarah kehidupan fosil Filogeni dalam arti secara luas merupakan
urutan yang mengisahkan peristiwa utama dalam sejarah kehidupan fosil sehingga
filogeni menjadi bukti terkuat terhadap adanya evolusi organik atau biologi.

Gambar 67. Filogeni Kuda

213
b. Bukti Homologi
Homologi adalah alat / organ tubuh yang asal filogenetiknya serta struktur
dalamnya pada dasarnya sama, namun fungsinya dapat berlainan . misalnya sirip ikan
paus fungsinya untuk berenang diperairan sehingga organ ini menyesuaikan dengan
tempat hidupnya di air, homolog dengan kaki depan anjing atau kuda yang fungsinya
untuk berjalan. Sayap burung fungsinya untuk terbang, sedangkan tangan manusia untuk
memegang. Alat – alat tersebut adalah homolog. Karena arah evolusinya berbeda – beda
maka terjadilah perubahan adaptif yang berbeda – beda pada organ, sehingga fungsi
organ tersebut menjadi berbeda. Homologi alat – alat tubuh pada berbagai mahluk hidup
ini merupakan petunjuk tentang adanya evolusi.
Struktur hmolog tertua adalah organ vestigial yang merupakan struktur yang
mengalami rudimentasi (mengecil). organ vestigial adalah sisa / peninggalan sejarah.
Struktur vestigial pada mulanya adalah struktur yang memiliki fungsi penting pada nenek
moyang namun tidak selamanya digunakan. Misalnya rangka ular dari beberapa jenis
memiliki organ vestigial yang berupa tulang pelvis dan kaki yang diduga berasal dari
nenek moyang.. Apendiks (usu buntu )merupakan sisa – sisa rudimenter sebagaian usus
besar yang benar – benar buntu. Tulang – tungging (os cocygis) ujung bawah tulang
belakang adalah sisa – sisa ekor yang dimiliki leluhur manusia. Lawan homolog adalah
analog, analog adalah alat – alat yang fungsinya sama tetapi asal filogenetik,
perkembangan embrional, dan strukturnya berbeda (lihat Gambar 68).

Gambar 68. Homologi dan Analogi

214
c. Bukti Perbandingan Embriologi
Perkembanangan embrio berbagai jenis hewan vertebratamenunjukkan adanya
hubungan kekerabatan antara satu dengan lainnya. Hewan multisel yang berkembang
biak secara seksual selalu mengalami tahap perkembang biakan secara seksual selalu
mengalami tahap perkembangan, semula sebagai zygot kemudian mengalami
perkembanagn menjadi mebrio, morula, blastula dan gastrula.
Dari berbagai jenis vertebrata ini menunjukkan adanya persamaan – persamaan
perkembangan zigot sampai tahap awal embrio, barulah kemudian masing – masing
menunjukkan atau muncul adanya cirri khas untuk tiap – tiap vertebrata tersebut. Darwin
mengutarakan kepentingan bukti – bukti embriologi untuk evolusi, tetapi baru ernest
Haeckel (1866) menciptakan teori rekapitulasi (ulangan) yang menyatakan
“perkembangan ontogenik mengulangi perkembangan filogenetik”.
Perkembangan individu mulai dari sel telur dibuahi (zigot) hingga individu
dewasa, bahkan hingga mati disebut ontogeny. Sedangkan filogeni adalah sejarah singkat
perkembangan mahluk hidup dari filum yang paling sempurna.Hasil penelitian
perkembangan embrio menunjukkan bahwa ontogeny suatu organism dapat dianggap
sebagai ulangan singkat filogeni.
Adanya persamaan perkembangan pada semua golongan vertebrata tersebut
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan, yaitu semakin banyak persamaan maka
semakin dekat hubungan kekerabatannya dan semakin sedikit persamaannya
makasemakin jauh hubungan kekerabatannya (lihat Gambar 69).

.
Gambar 69. Perbandingan Beberapa Macam Embrio Vertebrata

215
d. Bukti Taksonomi
Taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang menamakan dan mengelompokkan
seluruh makhluk hidup. Para ilmuan menggunakan kemiripan morfologi dan genetik
untuk mengelompokkan bentuk-bentuk kehidupan berdasarkan hubungan leluhur.
Sebagai contoh, orangutan, gorila, simpanse, dan manusia, termasuk dalam kelompok
taksonomi familia yang sama (Hominidae). Hewan-hewan ini dikelompokkan bersama
karena kemiripan pada morfologi (disebut homologi) yang berasal dari nenek moyang
bersama.
Bukti kuat evolusi datang dari analisis homologi struktur, yaitu struktur pada
spesies berbeda yang fungsinya juga berbeda namun memiliki struktur yang mirip.
Contohnya adalah tangan dan kaki mamalia. Tangan manusia, kaki depan kucing, sirip
ikan paus, dan sayap kelelawar memiliki struktur tulang yang sama, namun masing-
masing memiliki fungsi yang berbeda. Jenis tulang yang membentuk sayap pada burung
juga membentuk sirip pada ikan paus. Teori evolusi menjelaskan homologi struktur ini,
yaitu bahwa keempat hewan ini memiliki nenek moyang bersama, dan masing-masing
telah mengalami perubahan selama beberapa generasi. Perubahan pada struktur telah
menghasilkan organ lambai depan (forelimb) yang diadaptasikan untuk tugas-tugas yang
berbeda.

e. Bukti Perbandingan Sitologi


Tipe lain adanya evolusi adalah yang menunjukan bahwa semua bentuk
kehidupan berasal dari tingkat sel. Dari seluruh sel yang telah diuji, semuanya memiliki
DNA dan RNA, suatu protein yang berfungsi sebagai system informasi dan komunikasi.
Setiap sel mempunyai bentuk membrane yang terbuat dari dua buah lapisan
lipoproteinyang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.

12.3 Mekanisme Evolusi


Saat ini yang sering diperdebatkan oleh para ahli adalah bagaimana mekanisme
dari evolusi. Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner adalah
seleksi alam, hanyutan genetika, dan aliran gen. Seleksi alam memfavoritkan gen yang
meningkatkan kapasitas keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika merupakan
perubahan acak pada frekuensi alel, disebabkan oleh percontohan acak (random

216
sampling) gen generasi selama reproduksi. Aliran gen merupakan transfer gen dalam dan
antar populasi. Kepentingan relatif seleksi alam dan hanyutan genetika dalam sebuah
populasi bervariasi, tergantung pada kuatnya seleksi dan ukuran populasi efektif, yang
merupakan jumlah individu yang berkemampuan untuk berkembang biak. Seleksi alam
biasanya mendominasi pada populasi yang besar, sedangkan hanyutan genetika
mendominasi pada populasi yang kecil. Dominansi hanyutan genetika pada populasi yang
kecil bahkan dapat menyebabkan fiksasi mutasi yang sedikit merugikan. Karenanya,
dengan mengubah ukuran populasi dapat secara dramatis mempengaruhi arah evolusi.
Leher botol populasi, di mana populasi mengecil untuk sementara waktu dan kehilangan
variasi genetika, menyebabkan populasi yang lebih seragam. Leher botol disebabkan oleh
perubahan pada aliran gen, seperti migrasi yang menurun, ekspansi ke habitat yang baru,
ataupun subdivisi populasi.

a. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan
reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain
pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri"
karena:
 Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
 Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
 Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan
bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup
dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih
menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak
menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi
mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah
sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi
tersebut untuk membawa gen sebuah organisme.[56] Karena itu, jika sebuah alel
meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi alel
tersebut menjadi lebih umum dalam popualasi. Contoh-contoh sifat yang dapat

217
meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan dan fekunditas.
Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang
menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka.[2] Adalah
penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang
tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan
bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi
merugikan.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi,
misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah
seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam
selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua,
seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering
mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar
nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang
menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi
pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan
penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara
pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk
sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik
suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat
pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan
keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar
dan warna yang cerah dapat menarik predator). Ketidakuntungan keberlangsungan hidup
ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam
diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan
bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja
pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut
transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas
individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi

218
b. Hanyutan Genetik
Hanyutan genetika atau ingsut genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari
satu generasi ke generasi selanjutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan
merupakan sampel acak (random sample) dari orang tuanya; selain itu ia juga terjadi
karena peranan probabilitas dalam penentuan apakah suatu individu akan bertahan hidup
dan bereproduksi atau tidak. Dalam istilah matematika, alel berpotensi mengalami galat
percontohan (sampling error). Karenanya, ketika gaya dorong selektif tidak ada ataupun
secara relatif lemah, frekuensi-frekuensi alel cenderung "menghanyut" ke atas atau ke
bawah secara acak (langkah acak). Hanyutan ini berhenti ketika sebuah alel pada
akhirnya menjadi tetap, baik karena menghilang dari populasi, ataupun menggantikan
keseluruhan alel lainnya. Hanyutan genetika oleh karena itu dapat mengeliminasi
beberapa alel dari sebuah populasi hanya karena kebetulan saja. Bahkan pada ketidadaan
gaya selektif, hanyutan genetika dapat menyebabkan dua populasi yang terpisah dengan
stuktur genetik yang sama menghanyut menjadi dua populasi divergen dengan set alel
yang berbeda.
Waktu untuk sebuah alel menjadi tetap oleh hanyutan genetika bergantung pada
ukuran populasi, dengan fiksasi terjadi lebih cepat dalam populasi yang lebih kecil.
Pengukuran populasi yang tepat adalah ukuran populasi efektif, yakni didefinisikan oleh
Sewal Wright sebagai bilangan teoritis yang mewakili jumlah individu berkembangbiak
yang akan menunjukkan derajat perkembangbiakan terpantau yang sama.
Walaupun seleksi alam bertanggung jawab terhadap adaptasi, kepentingan relatif
seleksi alam dan hanyutan genetika dalam mendorong perubahan evolusi secara umum
merupakan bidang riset pada biologi evolusi. Investigasi ini disarankan oleh teori netral
evolusi molekul, yang mengajukan bahwa kebanyakan perubahan evolusi merupakan
akibat dari fiksasi mutasi netral yang tidak memiliki efek seketika pada kebugaran suatu
organisme. Sehingga, pada model ini, kebanyakan perubahan genetika pada sebuat
populasi merupakan akibat dari tekanan mutasi konstan dan hanyutan genetika.

c. Aliran Gen
Aliran gen merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya merupakan
spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan

219
perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies
meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal.
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta
menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan
genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi
dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi
yang berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses
ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh
barisan gunung, samudera, dan padang pasir. Bahkan bangunan manusia seperti Tembok
Raksasa Cina dapat menghalangi aliran gen tanaman.
Bergantung dari sejauh mana dua spesies telah berdivergen sejak MRCA (most
recent common ancestor) mereka, adalah mungkin kedua spesies tersebut menghasilkan
keturunan, seperti pada kuda dan keledai yang hasil perkawinan campurannya
menghasilkan bagal. Hibrid tersebut biasanya mandul, oleh karena dua set kromosom
yang berbeda tidak dapat berpasangan selama meiosis. Pada kasus ini, spesies yang
berhubungan dekat dapat secara reguler saling kawin, namun hibrid yang dihasilkan akan
terseleksi keluar, dan kedua spesies ini tetap berbeda. Namun, hibrid yang
berkemampuan berkembang biak kadang-kadang terbentuk, dan spesies baru ini dapat
memiliki sifat-sifat antara kedua spesies leluhur ataupun fenotipe yang secara
keseluruhan baru. Pentingnya hibridisasi dalam pembentukan spesies baru hewan
tidaklah jelas, walaupun beberapa kasus telah ditemukan pada banyak jenis hewan,
Hyla versicolor merupakan contoh hewan yang telah dikaji dengan baik.
Hibridisasi merupakan cara spesiasi yang penting pada tanaman, karena poliploidi
(memiliki lebih dari dua kopi pada setiap kromosom) dapat lebih ditoleransi pada
tanaman dibandingkan hewan. Poliploidi sangat penting pada hibdrid karena ia
mengijinkan reproduksi, dengan dua set kromosom yang berbeda, tiap-tiap kromosom
dapat berpasangan dengan pasangan yang identik selama meiosis. Poliploid juga
memiliki keanekaragaman genetika yeng lebih, yang mengijinkannya menghindari
depresi penangkaran sanak (inbreeding depression) pada populasi yang kecil.
Transfer gen horizontal merupakan transfer bahan genetika dari satu organisme ke
organisme lainnya yang bukan keturunannya. Hal ini paling umum terjadi pada bakteri.

220
Pada bidang pengobatan, hal ini berkontribusi terhadap resistansi antibiotik. Ketika satu
bakteri mendapatkan gen resistansi, ia akan dengan cepat mentransfernya ke spesies
lainnya. Transfer gen horizontal dari bakteri ke eukariota seperti khamir Saccharomyces
cerevisiae dan kumbang Callosobruchus chinensis juga dapat terjadi. Contoh transfer
dalam skala besar adalah pada eukariota bdelloid rotifers, yang tampaknya telah
menerima gen dari bakteri, fungi, dan tanaman. Virus juga dapat membawa DNA antar
organisme, mengijinkan transfer gen antar domain. Transfer gen berskala besar juga telah
terjadi antara leluhur sel eukariota dengan prokariota selama akuisisi kloroplas dan
mitokondria

Rangkuman
Menurut pengertian ilmu IPA bahwa evolusi adalah perkembangan makhluk
hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan
secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan
kera menjadi manusia, ikan menjadi reptil, dan lain sebagainya. Evolusi dapat
ditunjukkan oleh beberapa penemuan yang dianggap sebagai bukti terjadinya evolusi
memang telah banyak ditemukan. Bukti-bukti tidak langsung yang menunjang adanya
evolusi organik dapat ditunjukkan oleh beberapa bukti diantaranya bukti
paleontologi,bukti homologi, bukti perbandingan embriologi, bukti taksonomi, dan bukti
perbandingan sitologi. Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner
adalah seleksi alam, hanyutan genetika, dan aliran gen. Seleksi alam memfavoritkan gen
yang meningkatkan kapasitas keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika
merupakan perubahan acak pada frekuensi alel, disebabkan oleh percontohan acak
(random sampling) gen generasi selama reproduksi. Aliran gen merupakan transfer gen
dalam dan antar populasi.

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan beberapa pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori
Darwin.
2. Jelaskan bagaimana paleontologi dijadikan sebagai salah satu bukti evolusi
3. Apa yang dimaksud dengan hanyutan genetik

221
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa
tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:
 Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
 Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
 Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian
materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
o Pemikiran para ahli tentang pemikiran teori darwin
 Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung
Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
 Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu
mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan
mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya
pada fosil.
 Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah
penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya
suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan
dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
 Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826),
Freke (1851), dan Rafinisque (1836).

222
o Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi
termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil. Fosil
merupakan bukti adanya kehidupan pada masa lampau, demikian pendapat Leonardo
Da Vinci ilmuwan italia, pada tahun 1452 – 1519. Fosil berasal dari kata fodere yang
berarti menggali. Fosil adalah sisa – sisa hewan atau tumbuhan dari zaman purba
yang telah membatu (jejak – jejak yang tersimpan dalam bebatuan). Penemuan fosil
hanya secara kebetulan saja dan jarang sekali di temukan fosil yang utuh secara
keseluruhan , hal ini dapat dipahami karena banyak factor yang menyebabkan
hancurnya tubuh organism yang telah mati, misalnya karena proses lipatan batuan
bumi, pengaruh air, air, bakteri pengurai dan hewan pemakan bangkai. Dari berbagai
lapisan batuan tersebut secara kebetulan ditemukan adanya fosil yang menunjukkan
adanya perubahan struktur tubuh secara berangsur–angsur. Dengan membandingkan
struktur tubuh tersebut maka dapat diambil kesimpulan keadaan lingkungan pada
masa lampau berbeda dengan masa sekarang.
o Hanyutan genetika atau ingsut genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari satu
generasi ke generasi selanjutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan
merupakan sampel acak (random sample) dari orang tuanya; selain itu ia juga terjadi
karena peranan probabilitas dalam penentuan apakah suatu individu akan bertahan
hidup dan bereproduksi atau tidak. Dalam istilah matematika, alel berpotensi
mengalami galat percontohan (sampling error). Karenanya, ketika gaya dorong
selektif tidak ada ataupun secara relatif lemah, frekuensi-frekuensi alel cenderung
"menghanyut" ke atas atau ke bawah secara acak (langkah acak). Hanyutan ini
berhenti ketika sebuah alel pada akhirnya menjadi tetap, baik karena menghilang dari
populasi, ataupun menggantikan keseluruhan alel lainnya. Hanyutan genetika oleh
karena itu dapat mengeliminasi beberapa alel dari sebuah populasi hanya karena
kebetulan saja. Bahkan pada ketidadaan gaya selektif, hanyutan genetika dapat
menyebabkan dua populasi yang terpisah dengan stuktur genetik yang sama
menghanyut menjadi dua populasi divergen dengan set alel yang berbeda.

223
e. Referensi
Anonim. 2009. http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_ serta_jenis_ dan_
macam_evolusi_evolusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_
biologi. (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pemikiran_evolusi (Diakses tanggal
26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://grelovejogja.wordpress.com/2007/12/03/teori-evolusi-charles-
darwin/ (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s3_99/rosmina2.htm (Diakses
tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.crayonpedia.org/mw/ D._Bukti_%E2%80%93 _Bukti_
Evolusi_12.2 (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengenalan_evolusi (Diakses tanggal 26
Oktober 2009)

f. Senerai

Paleontologi = ilmu yang mempelajari tentang fosil


http://www.slideshare.net/Alisha1113/ekosistem-16682707

224

Anda mungkin juga menyukai