Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Istilah biologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu bios (kehidupan) dan logos (ilmu). Biologi merupakan
bagian dari ilmu pengetahuan alam. Ilmu Biologi memiliki objek kajian yang
konkret yakni dari yang terkecil; molekul sampai biosfer yang paling besar.
Sel pula menjadi bagian dari objek kajian biologi.
Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun mahluk hidup. Seluruh
makhluk hidup tersusun atas sel. Dalam kingdom Monera dan Protista,
keseluruhan organisme tersusun atas sel tunggal. Pada kebanyakan fungi dan
dalam kingdom hewan dan tumbuhan organisme adalah susunan yang luar
biasa kompleks dari sel-sel yang bisa triliunan banyaknya. Menurut Solomon
(2007:2) “Meskipun mereka sangat bervariasi dalam ukuran dan penampilan,
semua organism terdiri dari unit dasar yang disebut sel”. Sementara itu
Arman (2007:584) berpendapat “Sel adalah unit terkecil mahluk hidup.”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hakikat biologi sebagai ilmu ?
2. Bagaimana cara mempelajari biologi ?
3. Apa saja cabang-cabang biologi ?
4. Bagaimana tingkat organisasi kehidupan dalam biologi?
5. Bagaimana konsep dasar sel sebagai unit fungsi,unit struktur,dan unit
kehidupan?
6. Bagaimana konsep organela sel dan fungsinya?
7. Bagaimana proses transport membran yang terdiri dari
difusi,osmosis,transpor aktif,pinositosis dan fagositosis?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui hakikat biologi sebagai ilmu
2. Untuk mengetahui bagaiamana cara mempelajari biologi
3. Untuk mengetahui cabang-cabang biologi
4. Untuk mengetahui tingkat organisasi kehidupan dalam biologi
5. Untuk mengetahui konsep dasar sel sebagai unit fungsi,unit struktur,dan
unit kehidupan
6. Untuk mengetahui konsep organel sel dan fungsinya
7. Untuk mengetahui proses transport membran yang terdiri dari
difusi,osmosis,transpor aktif,pinositosis dan fagositosis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Biologi sebagai Ilmu

Berangkat dari ilmu, ilmu merupakan pengetahuan yang disusun secara


bersistem menurut metode tertentu untuk menerangkan gejala tertentu di
bidang (pengetahuan) itu. Suatu ilmu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu
apabila memenuhi syarat atau ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki Objek Kajian
Ilmu pengetahuan harus memilliki kajian yang konkret, Biologi
sebagai ilmu memiliki objek kajian yang konkret mencakup seluruh
organisme hidup (biotik) dan lingkungannya (abiotik). Mencakup
pula tumbuhan dan hewan yang hidup di muka bumi ini, akan tetapi
tumbuhan dan hewan yang hidup di masa lampau. Komponen
abiotik yang juga sebagai objek Biologi, di antaranya adalah
kelembaban, suhu, pH, cahaya matahari, kadar oksigen, dan tekanan
osmotik.
2. Memiliki Metode
Biologi sebagai ilmu memilki metode ilmiah tersendiri, metode-
metode yang bersifat baku yang digunakan untuk mempelajari objek
kajian biologi tersebut. Menurut Francis dan Bacon (1561-1626).
Model tersebut menyertakan rangkaian langkah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengumpulkan data dalam cakupan masalah (melalui
pengamatan, pengukuran dan lain-lain)
3. Memilah data untuk mencari korelasi, hubungan yang
bermakna, dan keteraturan.
4. Merumuskan hipotesis (suatu generalisasi), yang
merupakan tebakan ilmiah yang menjelaskan data-data
yang ada dan menyarankan langkah-langkah berikutnya
yang harus dilakukan untuk penelitian lebih lanjut.

3
5. Menguji hipotesis secara setepat mungkin dengan cara
mengumpulkan data-data baru.
6. Mengkonfirmasi, memodifikasi, atau menolak hipotesis
jika memperoleh temuan-temuan baru.
3. Bersifat sistematis.
Ilmu pengetahuan bersifat sistematis adalah bahwa pengetahuan
harus memiliki hubungan ketergantungan dan teratur,tidak boleh ada
unsur-unsur yang saling bertolak belakang.
4. Universal.
Ilmu berlaku secara umum atau bersifat universal.Kebenaran
yang disampaikan oleh ilmu harus berlaku secara umum.
5. Objektif.
Sebuah ilmu harus menggambarkan keadaan secara apa
adanya,yaitu mengandung data dan pernyataan yang
sebenarnya,bebas dari prasangka,atau kepentingan pribadi.
6. Bersifat analitis.
Saat kita mempelajari struktur tumbuhan,maka untuk mengetahui
fungisnya perlu mempelajari bagian-bagian yang lebih rinci yaitu
akar,batang dan daun.Oleh sebab itu kajian suatu ilmu dapat terbagi-
bagi menjadi bagian yang lebih rinci guna memahami berbagai
hubungan,sifat beserta peranannya.
7. Bersifat Verifikatif(dapat dikaji ulang)
Suatu ilmu mengarah pada tercapainya suatu
kebenaran.Misalnya,teori tentang Generatio Spontanea yang
menyatakan bahwa makhluk hidup itu berasal dari benda mati yang
sudah diyakini kebenarannya,tetapi akhirnya teori itu digugurkan
dengan teori Biogenesis,menyatakan bahwa makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup juga.Akhirnya teori ini diyakini sampai
sekarang.

2.2 Cara Mempelajari Biologi

4
Cara mempelajari biologi dengan menerapkan metode sains agar dapat
memhami organisme hidup. Dalam konteks biologi, adalah berguna untuk
menganggap kehidupan sebagai hal kompleks yang dapat dianalisis, mulai
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada bagaimana berbagai hal terjadi dan
bukannya mengapa hal-hal itu terjadi.

2.3 Cabang-Cabang Biologi

Ahli-ahli biologi tidak bisa mempelajari seluruh kehidupan dalam rentang


waktu hidup mereka sendiri. Karenanya, mereka membagi dunia kehidupan
yang luas menjadi berbagai macam organisme berbeda dan mungkin
membatasi penyelidikan-penyelidikan mereka pada satu tipe organisme
tertentu atau, sebagai alternatif, mungkin mempelajari aspek-aspek tertentu
dari berbagai jenis organisme dan interaksi di antara aspek-aspek tersebut.
Garis-garis batas yang menandai area-area penyelidikan yang berbeda-beda
menyebabkan adanya cabang-cabang biologi yang spesifik, tetapi garis-garis
batas tertentu terus-menerus berubah.
Adapun cabang-cabang ilmu biologi adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Cabang-Cabang biologi.

Nama Cabang Keterangan

Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian struktur


Anatomi
tubuh dalam makhluk hidup

Agronomi Ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya

Ilmu yang mempelajari tentang macam hormon dan


Andrologi
kelainan reproduksi pria

Algologi Ilmu yang mempelajari tentang alga/ganggang

Botani ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan

Bakteriologi Ilmu yang mempelajari tentang bakteri

Ilmu yang mempelajari tentang kajian biologi pada tingkat


Biologi
molekul molekuler

5
Ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan
proses biologi secara terpadu yang meliputi proses
Bioteknologi
biokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan
pangan dan peningkatan kesejahteraan manusia.

Bryologi ilmu yang mempelajari tentang lumut

ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan


Dendrologi
berkayu lainnya, seperti liana

Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik


Ekologi
antara makhluk hidup dengan lingkungan

Embriologi Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio

Entomologi Ilmu yang mempelajari tentang serangga

Enzimologi ilmu yang mempelajari tentang enzim

Ilmu yang mempelajari tentang perubahan struktur tubuh


Evolusi makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam waktu yang
lama

Epidemiologi Ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit

Eugenetika Ilmu yang mempelajari tentang hukum pewarisan sifat

Endokrinologi Ilmu yang mempelajari tentang hormon

Fisiologi Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh

Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadap


Fisioterapi
penderita yang mengalami kelumpuhan atau gangguan otot

Farmakologi Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan

Genetika ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat

Histologi Ilmu yang mempelajari tentang jaringan

Hematologi Ilmu yang mempelajari tentang darah

Ilmu yang mempelajari tentang pemeliharaan kesehatan


Higiene
makhluk hidup

Harpetologi ilmu yang mempelajari reptilia/ular

6
Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun)
Imunologi
tubuh

Ichtiologi Ilmu yang mempelajari tentang ikan

ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh


Kardiologi
darah

Karsinologi Ilmu yang mempelajari tentang crustacea

Klimatologi Ilmu yang mempelajari tentang iklim

Limnologi Ilmu yang mempelajari tentang perairan mengalir

Mamologi ilmu yang mempelajari tentang mammalia

Mikologi ilmu yang mempelajari tentang jamur

Mikrobiologi Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme

Malakologi Ilmu yang mempelajari tentang moluska

Ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri


Morfologi
luarorganisme

Neurologi Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem saraf

Nematologi ilmu yang mempelajari tentang nematoda

Organologi Ilmu yang mempelajari tentang organ

ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara


Onkologi
pencegahannya

Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk


Onthogeni
hidup dari zigot menjadi dewasa

Ornitologi Ilmu yang mempelajari tentang burung

Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk


Phylogeni
hidup

Ilmu yang mempelajari tentang penyakit dan pengaruhnya


Patologi
bagi manusia

Palaentologi Ilmu yang mempelajari tentang fosil

Paleobotani ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau

7
Paleozoologi ilmu yang mempelajari tentang hewan purba

Parasitologi Ilmu yang mempelajari tentang makhluk parasit

Protozoologi Ilmu yang mempelajari tentang Protozoa

Primatologi ilmu yang mempelajari tentang primata

Pulmonologi ilmu yang mempelajari tentang paru-paru

ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia


Radiologi menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik
gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik

Rekayasa
ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetik
Genetika

Sanitasi Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan lingkungan

Sitologi Ilmu yang mempelajari tentang sel

Ilmu yang mempelajari tentang penggolongan makhluk


Taksonomi
hidup

Ilmu yang mempelajari tentang cacat janin dalam


Teratologi
kandungan

Virologi Ilmu yang mempelajari tentang virus

Zoologi Ilmu yang mempelajari tentang hewan


Sumber : Campbell NA, Reece JB. 2009. Biology. USA: Pearson
Benjamin Cummings.

2.4 Mendeskripsikan Organisasi Kehidupan.

Biologi membentang dari skala mikroskopik molekul dan sel yang


menyusun organisme hingga skala global berupa keseluruhan planet Bumi.
Kita dapat membagi kisaran yang sangat luas ini ke dalam tingkat-tingkat
organisasi biologi yang berbeda.Mari kita bahas organisasi kehidupan dari
tingkat yang terbesar ke tingkat yang terkecil.
1. Biosfer.

8
Merupakan keseluruhan ekosistem yang ada di bumi, Biosfer
mencakup sebagian besar wilayah daratan, sebagian besar badan air,
dan atsmosfer sampai ketinggian tertentu.
2. Ekosistem.
Setelah mencakup biosfer, ekosistem sendiri terdiri dari semua
makhluk hidup di daerah tertentu, bersama semua komponen tak-hidup
dalam lingkungan yang berinteraksi dengan makhluk hidup, misalnya
tanah, air, gas-gas di atsmosfer, dan cahaya.
3. Komunitas.
Seluruh organisme yang menguni suatu ekosistem tertentu disebut
komunitas biologis, komunitas merupakan gabungan dari beberapa
populasi yang menghuni daerah tertentu, yang saling berinteraksi.
4. Populasi.
Suatu populasi terdiri atas semua individu dari suatu spesies yang
hidup dalam batas-batas tertentu.
5. Organisme.
Makhluk hidup idividual disebut organisme. Misalnya pohon
mangga dalam hutan yang luas.
6. Organ dan sistem organ.
Jenjang struktur kehidupan semakin terkuak seiring kita
menjelajahi arsitektur organisme yang lebih kompleks. Misalnya kita
membahas sistem pencernaan, kita akan membahas lebih dalam
mengenai organ lambung dan lain-lain.
7. Jaringan.
Perubahan skala berikuntya yakni melihat jaringan, ketika kita
membahas organ maka kita akan ditarik lebih dalam lagi pada
jaringan, organ merupakan kumpulan dari jaringan-jaringan sejenis.
8. Sel.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang mirip yang memiliki
kesamaan fungsi. Sel adalah unit fundamental bagi struktur dan fungsi
kehidupan.
9. Organel.

9
Menjelajahi lebih jauh kita akan membahas sel, sel terdiri dari organel-
organel yang memiliki fungsi tersendiri.
10. Molekul.
Perubahan skala yang terakhir membawa kita lebih jauh ke dalam
organel untuk memandang kehidupan pada tingkat molekuler. Molekul
adalah struktur kimia yang terdiri dua atau lebih unit kimia kecil yang
disebut atom.

SEJARAH AWAL KEHIDUPAN

1. Kondisi di Bumi Awal memungkinkan munculnya kehidupan


Bermunculannya bukti fosil-fosil hewan menuntun para ilmuwan untuk
menyusun hipotesis mengenai proses-proses kimiawi dan fisika di Bumi
melalui serangkaiam tahap yang bisa jadi dari serangkaian tahap ini terbentuk
sel-sel sederhana.Sehingga para ilmuwan mengkaji beberapa bukti pada
masing-masing tahap.
A. Sintesis Senyawa Organik di Bumi Awal
Bumi diperkirakan terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu.Muncul
berbagai percobaan salah satunya yang dilakukan ahli kimia Rusia A.I
Oparin dan scientis Inggris J.B.S Haldane pada tahun 1920-an secara
terpisah menyusun hipotesis bahwa atmosfer awal bumi merupakan
lingkungan pereduksi(menambahkan elektron).Dalam atmosfer
tersebut,senyawa-senyawa organik dapat terbentuk dari molekul-molekul
sederhana.Pada tahun 1953,Stanley Miller dan Harold Urey menguji
hipotesis Oparine-Haldane.Peralatan mereka menghasilkan berbagai
variasi asam amino yang ditemukan pada organisme saat ini,bersama
dengan sejumlah senyawa organik lain.Asam amino juga telah ditemukan
pada meteorit.Yang mengagumkan proporsi asam amino tersebut mirip
dengan asam amino yang dihasilkan dalam percobaan Miller-Urrey.
B. Sintesis Abiotik Makromolekul
Dari senyawa organik kecil seperti asam amino tersebut jika
dipikirkan tidak mencukupi kemunculan makhluk hidup.Dengan cara

10
meneteskan larutan asam amino ke pasir dan tanah liat atau batu panas
,para peneliti mampu meghasilkan polimer asam amino.Polimer tersebut
secara spontan bergabung menjadi makromolekul,termasuk protein dan
asam amino.
C. Protobion
Senyawa-senyawa anorganik dapat merakit diri secara spontan
dilaboratorium menjadi protobion,tetes berselubung-membran yang
memilki beberapa sifat sel.
D. RNA yang Bereplikasi Sendiri dan Awal Kemunculan Seleksi Alam
Materi genetik pertama mungkin berupa potongan-potongan
pendek DNA yang mampu memandu sintesis polipeptida dan replikasi
diri.Protobion awal yang mengandung RNA semacam itu akan lebih
efektif dalam memanfaatkan sumber daya dan mengaami peningkatan
jumlah melalui seleksi alam.
2. Catatan fosil mendokumentasikan sejrah kehidupan
Memberikan kilasan evolusi miliaran tahun tentang perubahan utama
dalam sejarah kehidupan dan bagaimaan perubahan tersebut terjadi.
A. Catatan Fosil
Catatan fosil yang ditemukan dibebatuan endapan yang disebut
strata dalam setiap lapisannya menunjukkan bagaimana kelompok
organisme baru muncul dari organisme sebelumnya.
B. Bagaimana Umur Bebatuan dan Fosil Ditentukan
Bagaimana cara menentukan umur bebatuan dan fosil?Bisa diukur
melalui strata sedimen batu yang bisa mengungkap umur relatif fosil.Umur
absolut fosil dapat diperkirakan melalui penentuan umur
radiometrik(radiometric dating) yang didasarkan pada isotop radioaktif.
C. Asal-usul kelompok baru Organisme
Catatan fosil menunjukkan bagaiaman kelompok-kelompok baru
organisme
dapat muncul melalui modifikasi bertahap dari organisme yang telah ada.

11
3. Peristiwa-peristiwa kunci dalam sejarah kehidupan mencakup
kemunculam organisme bersel tunggal dan multiseluler serta
kolonisasi daratan
a. Organisme Bersel-tunggal Pertama

Bukti kehidupan paling awal, 3.5 milyar tahun lalu beasal


dari fosil stromatolit (Gambar di bawah). Stromatolitadalah lapisan
pada batu yang terbentuk ketika organisme prokariot mengikat
lapisan-lapisan film dari sediment. Prokariot awal merupakan satu-
satunya penghuni bumi dari 3.5 milyar hingga 2.1 milyar tahun
lalu.

b. Fotosintesis dan Revolusi Oksigen

Sebagian besar gas oksigen atmosfer berasal dari proses


biologi yang dihasilkan dari pemisahan molekul air selama
fotosintesis. Ketika tumbuhan fotosintetik berevolusi, oksigen
bebas yang dihasilkan diduga terlarut dalam air yang terdapat
disekitarnya hingga mencapai konsentrasi yang memungkinkannya

12
untuk bereaksi dengan besi terlarut. Hal ini akan menyebabkan besi
membentuk besi oksida yang terakumulasi sebagai sediment.
Sedimen ini mendapatkan tekanan sehingga membentuk formasi
lapisan besi dimana lapisan berwarna merah mengandung besi 227
oksida yang menjadi sumber besi ore hingga sekarang (Figure
25.8).Ketika besi terlarut mulai terurai semua, oksigen terlarut
dalam air sehingga lautan dan sungai serta danai menjadi
jenuhdengan oksigen. Sesudah kejadian ini, oksigen mulai keluar
dari perairandan memasuki atmosfer.
Jumlah oksigen atmosfer miulai meningkat dari 2.7 milyar
hingga 2.2 milyar tahun lalu. Revolusi oksigen ini memberikan
dampak yang sangat besar terhadap kehidupan. Karena struktur
kimiawinya, oksigen mampu mengurai ikatan kimia molekul lain,
menghambat kerja enzim dan merusak sel. Pengingkatan oksigen
atmosfer diduga menjadi penyebab musnahnya berbagai kelompok
organisme prokariot.

c.Eukariota Pertama

Fosil tertua yang dianggap sebagai organisme eukariot


berusia 2.1 milyar tahun. Bagaimanakah sel eukariot ini berevolusi
dari sel prokariot?Bukti-bukti ilmiah mendukung suatu model yang

13
disebut endosimbiosisyang menyatakan bahwa mitokondria dan
plastida berasal dari prokariot kecil yang mulai hidup di dalam sel
yang lebih besar. Nenek moyang mitokondria dan plastida
prokariot diduga memasuki sel inang sebagai mangsa yang ditelan
tetapi tidak tercerna atau sebagai parasit internal, yang pada
akhirnya membentuk hubungan simbiosismutualisme.
Inang heterotrof menggunakan nutrient yang dihasilkan oleh
endosimbion fotosintetik. Dalam jangkan waktu yang panjang,
inang dan simbionnya menjadi sel tunggal yang tidak dapat
dipisahkan. Walaupun semua sel eukariot memiliki mitokondria,
namuntidak semuanya memiliki plastida. Berdasarkan model
endosimbiosis berseri, dapat dijelaskan bahwa mitokonderia
berevolusi sebelum sebelum plastida (Figure 25.9).

14
d.Asal-usul Multiseluler

Berdasarkan perbandingan sekuen DNA, diduga bahwa


nenek moyang eukariot multiseluler hidup sekitar 1.5 milyar
tahun lalu. Hasil perbandingan tersebut tidak jauh
berbedadengan usia fosil multiseluler algae yang hidup 1.2
milyar tahun lalu. Namun demikian, eukariot multiseluler yang
bergam dan cukup besar ukurannya baru muncul dalam bentuk
fosil sekitar 565 juta tahun lalu. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Bukti geologi menunjukkan rangkaian jaman es yang berat sejak
750 hingga 580 tahun yang lalu

e.Ledakan Kambrium

Banyak sekalu Fila dari hewan yangmuncul secar tiba-tiba


dalam fosil yang bentuk sekitar 535-525 juta tahun lalu(periode
Cambrian). Fenomena ini disebut Cambrian explosion. Fosil-
fosil dari paling sedikit tiga Filahewan dapat ditemukan yaitu
Cnidaria (anemone laut dan kerabatnya), Porifera, dan Moluska.

f.Kolonisasi Daratan

15
Kolonisasi daratan merupakan langkah besar dalam sejarah
kehidupan. Terdapat bukti fosil cyanobacteria dan prokariot
fotosintetik lainnya melapisi permukaan terrestrial yang lembab.
Namun demikian, bnetuk kehidupanyang lebih besar seperti jamur,
tumbuhan dan hewan belum mengkoloni daratan hingga 500 juta
tahun lalu. Evolusi yang lambat ini terkait dengan adaptasi yang
harus dilakukan untuk dapat bereproduksi di daratan dan adaptasi
untuk mencegah dehidrasi. Sebagai contoh, tumbuhan yang
berevolusi dari alga hijau memiliki sistem vaskuler yang berfungsi
mentransport material, dan memiliki lapisan lilin yang melapisi
daun sehingga mengurangi kehilangan air.
Tumbuhan mengkoloni daratan berasosiasi dengan
fungi.Bahkan hingga sekarang sebagian besar akar tumbuhan
berasosiasi dengan fungi yang membantu penyerapan air dan
mineral dari tanah. Fungi yang berasosiasi mendapatkan nutrien
organik dari tumbuhan
Pada kelompok hewan, arthropoda dan tetrapoda
merupakan dua kelompok yang tersebar luas dan memiliki
diversitas tinggi. Tetrapoda awal yang ditemukan dalam bentuk
fosil berusia 365 juta tahun lalu dan diduga berevolusi dari ikan
lobefinned. Lineage manusia muncul dari hominid sekitar 6-7 juta
tahun lalu, dan species manusia muncul sekitar 195 ribu tahun lalu.
Jika sejarah bumi diibaratkan sebagai jam, maka manusia muncul
kurang 0.2 detik yang lalu

4. Kebangkitan dan kejatuhan kelompok organisme dominan


mencerminkan hanyutan benua,kepunahan massal,serta radiasi
adaptif.
A. Hanyutan Benua
Lempeng benua yang bergerak perlahan-lahan seiring waktu
,mengubah geografi fisik dan iklim Bumi.Perubahan-perubahan ini

16
menyebabkan kepunahan pada sejumlah kelompok organisme dan
ledakan spesial pada kelompok-kelompok lain
B. Kepunahan massal
Sejarah evolusi disela oleh lima kepunahan masal yang mengubah
sejarah kehidupan secara besar-besaran.Beberapa dari kepunahan ini
mungkin disebabkan oleh perubahan posisi benua,aktivitas
vulkanik,atau tumbukan meteorit atau komet.
C. Radiasi adaptif
Peningkatan besar dalam tingkat keanekaragaman kehidupan
merupakan akibat dari radiasi adaptif setelah kepunahan masal.Radiasi
adaptif juga telah terjadi pada kelompok-kelompok organisme yang
memiliki inovasi evolusi besar atau yang mengolonisasi wilayah-
wilayah baru yang hanya ada sedikit kompetisi dari organisme lain.
5. Perubahan besa pada bentuk tubuh dapat menyebabkan perubahan
di dalam sekuens dn regu;asi gen perkembangan.
A. Efek-efek revolusioner Gen Perkembangan
Gen-gen perkembangan memengaruhi perbedaan morfologi diantara
spesies-spsies dengan cara memengaruhi laju,waktu terjadi,dan pola
spasial perubahan bentuk organisme ketika berkembang menjadi
dewasa.
B. Evolusi Perkembangan
Evolusi dari bentuk-bentuk morfologi baru dapat disebabkan oleh
perubahan pada sekuens nukleotida atau regulasi gen perkembangan.
6. Evolusi bukan berorientasi kepada tujuan
A. Hasil baru evolusi
Struktur-struktur biologis yang baru dan kompleks dapat berevolusi
melalui serangkaian modifikasi kecil,masing-masing menguntungkan
organisme yang memilikinya.
B. Tren Evolusi
Tren evolusi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti sleksi alam
dalam lingkungan ynag berubah atau seleksi spesies.Seperti semua

17
aspek evolusi,tren evolsi diakibatkan oleh interaksi antara organisme
dan lingkungannya saat ini.

2.5 Sel sebagai Unit Fungsi, Unit Struktur, dan Unit Kehidupan. .

Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel. Dalam kingdom Monera dan
Protista, keseluruhan organisme tersusun atas sel tunggal. Pada kebanyakan
fungi dan dalam kingdom hewan dan tumbuhan organisme adalah susunan
yang luar biasa kompleks dari sel-sel yang bisa triliunan banyaknya.
Menurut Solomon (2007:2) “Meskipun mereka sangat bervariasi
dalam ukuran dan penampilan, semua organism terdiri dari unit dasar yang
disebut sel”. Sementara itu Arman (2007:584) berpendapat “Sel adalah unit
terkecil mahluk hidup.” Dalam bukunya, Kurniawati (2012:201)
menyebutkan “Ada beberapa pengertian sel menurut para ahli :
 Schleiden dan schwan:Sel merupakan kesatuan structural mahluk
hidup
 Max Schultze :Sel merupakan kesatuan fungsional mahluk
hidup
 Rudolf Vircow :Sel merupakan kesatuan pertumbuhan
mahluk hidup
 Suffon dan Boveri :Sel merupakan kesatuan hereditas mahluk
hidup.”
Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup, yang
dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak
dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri
sendiri.Secara setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas sel-sel
sehingga sel disebut satuan setruktural makhluk hidup. Secara fungsional,
tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehiduoan jika sel-sel
penyusun itu berfungsi. Karena itu sel juga disebut satuan fungsional
makhluk hidup. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat
makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat di
wariskan kepada keturunan.

18
2.6 Organela Sel dan Fungsinya.

Dinding sel pertama kali terlihat oleh Robert Hooke pada tahun 1665
ketika ia mengamati sel-sel mati pepagan pohon ek dengan mikroskop.
Namun diperlukan lensa hebat buatan Antoni van Leeuwenhoek untuk
memvisualisasikan sel hidup. Bayangkan ketertakjubannya Hooke ketika ia
mengunjungi van leewunhoek pada tahun 1674 dan terungkaplah baginya
dunia mikroorganisme apa yang disebut tuan rumah sebagai ‘animalkula yang
amat kecil’. Terlepas dari pengamat awal ini, sebagian besar geografi sel tetap
tak terpetakan untuk beberapa lama. Sebagian besar struktur subseluler-
termasuk organel (Organelle), yang merupakan kompartemen terselubung
membran-terlalu kecil untuk diresolusi dengan mikroskop cahaya. Biologi sel
maju pesat pada tahun 1950-an ketika mikroskop elektron diperkenalkan
sebgai ganti pemakaian cahaya. Mikroskop elektron mengungkap banyak
organel dan struktur subselular lain yang tidak mungkin diresolusi dengan
mikroskop cahaya.

2.6.1 Menjelajahi Sel Hewan dan Tumbuhan.


A. Sel Hewan.

Penggambaran sel hewan secara umum ini menampilkan


struktur-struktur sel hewan yang paling umum ditemukan. Sel
hewan memiliki berbagi komponen, termasuk organel (‘organ
kecil’), yang dibatasi oleh membran. Organel yang paling
menonjol dalam sel hewan biasanya nukleus. Sebagian besar
aktivitas metabolisme sel terjadi di sitoplasma, keseluruhan
wilayah antara nukleus dan membran plasma. Sitoplasma
mengandung banyak organel dan komponen sel lain yang tertanam
dalam medium semicair, sitosol. Labirin membran yang disebut
retikulum endoplasma (RE) menjulur kesana-kemari di dalam
sitoplasma.

19
Gambar 1.1 Sel Hewan.
Dimiliki sel hewan namun tidak dimiliki dalam sel tumbuhan.
1. Lisosom.
2. Sentrosom, dengan sentriol
3. Flagela (namun ada beberapa jenis sperma tumbuhan

B. Sel Tumbuhan.

Penggambaran sel tumbuhan secara umum ini


mengungkapkan kemiripan dan perbedaan antara sel hewan dan
sel tumbuhan. Selain sebagian besar ciri yang terdapat pada sel
hewan, sel tumbuhan memiliki organel yang disebut plastida.
Jenis plastida terpenting adalah kloroplas, yang melaksanakn
fotosintesis. Memiliki vakuola sentral yang besar. Di luar
membran plasma sel tumbuhan terdapat dinding sel tebal, yang
ditembus saluran-saluran bernama plasmodesma.

20
Gambar 1.2 Sel Tumbuhan.
Dimiliki sel tumbuhan, namun tidak ada dalam sel hewan.
1. Kloroplas.
2. Vakuola sentral.
3. Dinding sel.
4. Plasmodesma.

1. Organel dan Fungsinya.


A. Membran Plasma
Membran plasma adalah lapisan terluar dari sel hidup. Membran
sel mengendalikan lalu-lalang masuk zat ke dalam dan keluar sel.
Sebuah pandangan yang lebih tua mengenai membran sel, yaitu
hipotesis membran unit (unit membran hypotesis), membran sebagai
dua lapisan protein yang rapat (Lapisan luar dan lapisan dalam) yang
mengelilingi lapisan fosfolipid yang lebih tebal namun tidak sebegitu
rapat. Struktur seperti roti lapis itu diindikasikan oleh penelitian-
penelitian menggunakan mikroskop elektron dari banyak membran.
Terlihat pula saluran-saluran yang menembus membran ke arah
eksterior.
Model yang baru di perkenalkan oleh S.J Singer dan G.L.
Nicholson, yaitu model mosaik cair (fluid mosaic model). Seperti
model yang terdahulu, model tersebut menyatakan bahwa ada lapisan
ganda fosfolipid dengan ujung-ujung polar yang menghadap ke
permukaan bagian luar dan dalam, sedangkan ujung-ujung hidrofobik

21
yang nonpolar terletak di bagian tengah lapisan ganda (bilayer)
tersebut. Akan tetapi, model mosaik cair menjelaskan dengan lebih
baik sifat dinamis dari protein-protein membran. Menurut model ini,
protein-protein tersebut bisa berada di permukaan eksterior ataupun
interior lapisan ganda (protein ekstrinsik) atau bisa juga berada dalam
matriks fosfolipid (protein intrinsik). Sebagian protein mungkin
tertanam dalam lapisan ganda lipid, dan meyembul ke permukaan
eksterior, interior, ataupun kedua permukaan membran sel
B. Nukleus: Pusat Informasi
Nukleus (nucleus) mengandung sebagian besar gen dalam sel
ekuariot, Nukleus umumnya merupakan organel yang menonjol dalam
sel ekuariotik, dengan diameter sekitar 5 µm.
Selaput nukleus (nuclear envelope) memisahkan isinya dari
sitoplasma. Selaput nukleus berpori-pori dengan diamter sekitar 100
nm. Pada bibir setiap pori, membran dalam dan luar selaput nukelus
tersambung. pori melapisi setiap pori dan memainkan peranan penting
dalam meregulasi keluar-masuknya sebagian protein dan RNA.
Sisi selubung yang menghadap nukelus dilapisi oleh lamina
nukleus (nuclear lamina), filamen protein yang tersusun seperti
jaring yang berguna untuk memberikan sokongan mekanis pada
selaput nukelus.
Dalam nukelus, DNA Terorganisir menjadi unit diskret yang
disebut kromosom (chromosome). Setiap kromosom terbuat dari
materi yang disebut kromatin., biasanya terlihat sebagai massa yang
tidak jelas, baik menggunkan mikroskop cahaya maupun mikroskop
elektron.
Struktur menonjol dalam nukleus yang tidak membelah adalah
nukleolus (nucleolus, jamak nucleoli), terlihat sebagai massa granula
yang berwarna gelap dan serat serat yang bergabung dengan bagian
kromatin. Dalam nukleolus, RNA ribosom disintesis berdasarkan
intruksi di dalam DNA. Proteoin-protein yang diimpor dari
sitoplasma dirakit dengan rRNA menjadi subunit ribosom berukuran

22
besar dan kecil. Kemudian subunit tersebut keluar dari nukelus
melalui pori nukelus menuju sitoplasma, tempat subunit besar dan
subuit kecil dapat merakit diri menjadi satu ribosom.
Nukleus mengarahkan sintesis protein dengan cara menyintesis
RNA duta (mesengger RNA, mRNA) berdasrkan intruksi DNA,
mRNA kemudian keluar ke sitoplasma, ribosom menerjemahkan
(‘mentranslasikan’) pesan genetik menjadi struktur primer
polipeptida.
C. Ribosom : Pabrik Protein
Ribosom (ribosome). yang merupakan kompleks yang terbuat
dari RNA ribosom dan protein, merupakan komponen selular yang
melaksanakan sintesis protein.
Ribosom membangun protein di dua lokasi pada sitoplasma,
Setiap saat, ribosom bebas tersebar di dalam sitosol, sedangkan
ribosom terikat melekat pada sisi luar retikulum endoplasma atau
selaput nukleus. Kedua ribosom identik secara struktural, dan
ribosom dapat berganti-ganti antara kedua peran tersebut.
Sebagian besar protein yang dibuat di ribosom bebas berfungsi
di dalam sitosol, ribosom terikat umumnya membuat protein yang
ditakdirkan untuk disisipkan ke dalam membran, untuk dikemas
dalam organel tertentu atau untuk diekspor dari sel (sekresi)
D. Retikulum Endoplasma: Pabrik Biosintesis
Retikulum endoplasma (endoplasma reticulum) ER atau RE
merupakan jaringan membran yang sedemikian ektensif sehingga
menyusun lebih dari separuh total membran dalam banyak sel
ekuariotik. Karena membran RE tersambung dengan selaput
nukleus, ruang diantara kedua membran pada selaput nukleus
tersambung dengan lumen RE.
Ada dua wilayah pada RE yang berbeda dalam hal sruktur dan
fungsi, walaupun saling terhubung. RE halus dan RE kasar, disebut
RE halus (smooth ER) karena di permukaan luarnya tidak terdapat
ribosom

23
1. Fungsi RE Halus.
RE halus berfungsi dalam berbagai proses
metabolik, yang bervariasi menurut tipe sel. Proses-
proses ini antara lain adalah sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat, serta detoksifikasi obat-obatan dan racun.
RE halus juga menyimpan ion kalsium. Dalam sel-sel
otot, misalnya, membran RE halus yang terspesialisasi
memompa ion-ion kalsium dari sitosol ke dalam lumen
RE.
2. Fungsi RE Kasar.
RE kasar berfungsi untuk membuat protein sekresi,
RE kasar juga merupakan pabrik membran untuk sel. RE
kasar tumbuh dengan cara menambahkan protein
membran dan fosfolipid ke dalam membrannya sendiri.
E. Aparatus Golgi: Pusat Pengiriman dan Penerimaan.
Aparatus golgi terdiri dari kantong-kantong pipih bermembran-
sisterna-yang terlihat sepeti tumpukan pita breed (roti pipih yang
bisa dipotong untuk diberi isi
Setelah meninggalkan RE banyak vesikel transpor bergerak ke
aparatus golgi. Kita dapat menganggap aparatus golgi sebagai pusat
pembuatan, penggudangan, pemilahan, dan pengiriman.
Tumpukan golgi memiliki polaritas struktural tersndiri, dan
membran sisterna pada sisi-sisi tumpukan yang berlawanan
berbeda dalam hal ketebalan dan komposisi molekulernya. Kedua
tumpukan golgi disebut sebgai sisi cis dan sisi trans; sisi cis
bekerja sebagai penerima dan sisi trans bekerja sebagai bagian
pengiriman pada aparatus golgi.
Selain aktivitas penyelesaian. Aparatus golgi membuat sendiri
beberpa makromolekul. Banyak polisakarida yang disekresikan
oleh sel merupakan produk Golgi, termasuk pektin dan polisakarida
nonselulosa yang dibuat oleh sel tumbuhan dan digabungkan
bersama selulosa di dalam dinding selnya.

24
F. Lisosom : Kompartmen Pencernaan.
Lisosom adalah kantong bermembran yang berisi enzim-enzim
hidrolitik yang digunakan sel hewan untuk mencerna
makromolekul. Enzim hidrolitik dan membran lisosom dibuat oleh
RE kasar dan kemudian ditranfer ke aparatus golgi untuk diproses
lebih lanjut. Setidaknya beberpa lisosom timbul dari pertunasan
dari sisi trans aparatus golgi.
Fagositosis kerap kaitanya dengan lisosom, lisosom
melaksanakan pencernaan intraseluler dalam berbagai situasi.
Vakuola makanan yang terbentuk dengan cara ini kemudian berfusi
dengan suatu lisosom, yang mengandung enzim-enzim pencernaan
makanan.
Lisosom juga menggunakan enzim hidrolitiknya untuk
mendaur-ulang materi organik milik sel sendiri, proses yang
dikenal dengan autofagi. Enzim-enzim lisosom menguraikan
materi yang diselubungi, dan monomer-monomer organik
dikmbalikan ke sitosol untuk digunkan kembali. Dengan bantuan
lisosom sel terus menerus memberbarui dirinya.
G. Vakuola: Kompartemen Pemeliharaan yang beraneka ragam.
Vakuola adalah vesikel yang dibatasi membran dengan fungsi
yang berbeda-beda pada jenis sel yang berbeda-beda. Vakuola
makanan berfungsi dalam peristiwa fagositosis yag berhubungan
dengan lisosom, Vakuola Kontraktil berfungsi memompa kelebihan
air keluar sel. Pada tumbuhan yang tidak memilii lisosom, vakuola
melaksanakan fungsi hidrolitik.
Sel tumbuhan dewasa memiliki Vakuola sentral berukuran
besar, berkembang dari penggabungan vakuola-vakuola yang lebih
kecil yang berasala dari RE dan Golgi aparatus. Berfungsi pula
ebgai tempat cadangan senyawa organik yang penting, misal
simpanan protein pada simpanan biji, sebgai tempat penyimpanan
utama ion anorganik, sebagai tempat pembuangan produk-
sampigan metabolik.

25
Beberapa vakuola mengandung pigmen yang memberikan
warna pada sel, misal warna merah dan biru pada petal. Vakuola
juga mungkin berfungsi sebagai pelindung dari predator denga cara
menampung senyawa-senyawa beracun yang tidak disukai hewan.
H. Mitokondria : Pengubah Energi Kimia
Mitokondria hampir ditemukan pada hampir semua sel
ekuariotik, termasuk sel tumbuhan , hewan dan fungi, dan sebagian
besar protista. Mitokondria kira-kira memiliki panjang 1-5 µm.
Mitokondria diselubingi oleh dua membran, yang masing-masing
merupakan lapisan-ganda fosfolipid dengan sekumpulan unik
protein yang tertanam di dalamya. Membran dalam yang berlipat-
lipat dengan pelipatan ke dalam yang disebut krista, kompartmen
kedua, matrik mitokondria diselubungi oleh membran dalam,
mengandung banyak enzim yang berbeda, serta DNA Mitokondria
dan ribosom. Enzim-enzim dalam matriks mengkatalis beberpa
langkah respirasi seluler, termasuk enzim yang berfungsi membuat
ATP, tertanam dalam membran dalam.
I. Kloroplas : Penangkap Energi Cahaya.
Kloroplas mengandung pigmen hijau yang bernama klorofil,
serta berbagai enzim dan molekul lain yang berfungsi dalam
produksi gula secara fotosintesis. Organel berbentuk lensa ini,
berukuran sekitar 2µm kali 5 µm.
Kandungan koroplas dipisahkan dari sitosol oleh selpaut yang
terdiri dari dua membran yang dipisahkan oleh ruang
antarmembran yang sangat sempit. Didalam kloroplas terdapat
sistem bermembran lain dalam bentuk kantong-kantong pipih yang
saling berhubungan disebut tilakoid, tumpukan tilakoid disebut
grana. Cairan di luar tilakoid disebut stroma yang mengandung
DNA Kloroplas dan ribosom, serta banyak enzim.

J. Peroksisom: Oksidasi

26
Peroksisom adalah kompartmen metabolik terspesialisasi yang
dibatasi oleh satu membran tunggal, mengandung enzim-enzim
yang mentransfer hidrogen dari berbagai subtrat ke oksigen ,
mengahsilkan Hidrogen peroksida sebagai produk. Beberpa
peroksisom berfungsi memecah asam lemak menjadi molekul lebih
kecil untuk di kirim ke mitokondria. Peroksisom di hati berfungsi
untuk detoksifikasi alkohol dengan cara mentransfer hidrogen dari
racun-racun itu ke oksigen. H2O2 yang dibentuk peroksisom bersifat
toksik, namun organel ini mengandung enzim yang mengubah
H2O2 menjadi air. Peroksisom yang terspesialisasi disebut
glioksisom, ditemukan dalam jaringan penyimpan lemak pada biji
tanaman. Organel ini mengadung enzim yang menginisiasi
pengubahan asam lemak menjadi gula, yang digunakan oleh
semaian yang tumbuh sebagai sumber energi dan karbon sampai
tumbuhan tersebut dan menghasilkan gula tersendiri melalui
fotosintesis.
K. Peran Sitoskleton: Penyokong, Motilitas, dan Regulasi.

1.1 Mikrotubulus.
Semua sel eukariotik memiliki mikrotubulus
(mictotobule), batang-batang berongga dengan diameter
sekitar 25nm dan panjang antara 200nm sampai 25 µm.
Dinding tabung berongga tersusun dari protein globular
yang disebut tubulin. Setiap protein tubuli adalah dimer,
molekul yang tersusun atas dua subunnit.
Mikrotubulus berfungsi dalam menpertahankan bentuk
sel (‘penopang’ penahan – kompresi) serta berperan sebagai
jalur yang dapat disusuri oleh organel yang dilengkapi
dengan protein motorik, Mikrotuulus memandu vesikel
sekresi dari aparatus golgi ke membran plasma.
Mikrotubulus juga memisahkan kromosom saat
pembelahan sel.

27
1.2 Mikrofilamen (Filamen Aktin)
Mikrofilamen (microfilament) adalah batang padat yang
berdiameter 7nm. Disebut pula filamen aktin karena
tersusun atas moleku-molekul aktin, sejenis protein
globular. Merupakan seutas rantai ganda subunit-subunit
aktin yang memuntir.
Peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton adalah
menahan tegangan (gaya tarik). Jejaring berdimensi-tiga
yang dibentuk oleh mikrofilamen tepat dibagian membran
plasma membantu menyokong bentuk sel.
Mikrofilamen berfungsi dalam motilitas sel sebgai
bagian aparatus kontraktil sel otot. Ribuan filamen aktin
tersusun pararel satu sama lain di sepanjang suatu sel otot,
berselang-seling dengan filamen-filamen yang lebih tebal
yang terbuat dari protein yang disebut miosin. Kontraksi
lokal yang disebabkan oleh aktin dan miosin juga
memainkan peran dalam pergerakan amoeboid. Pada sel
tumbuhan, interaksi aktin-miosin maupun transformasi sol-
gel kibat aktin dapat terlibat dalam aliran sitoplasmik,
aliran sirkular sitoplasma dalam sel. Pergerakan ini, yang
sangat banyak dijumpai dalam sel tumbuhan berukuran
besar; mempercepat distribusi materi-materi di dalam sel.
1.3 Filamen intermediet.
Filamen intermediet berukuran 8-12 nm. Diamai
demikian karena lebih besar dari diameter mikrofilamen
namun lebih kecil dari diameter mikrotubulus. Merupakan
pengukuh sel yang lebih permanen daripada mikrofilamen
dan mikrotubulus, Nukelus tidak bergeser karena ditahan
oleh cabang-cabang filamen yag membentang ke dalam
sitoplasma.
L. Dinding Sel Tumbuhan.

28
Cell wall, adalah struktur ektraseluler sel tumbuhah yang
membedakakan sel tersebut dari sel hewan. Dinding sel berfungsi
dalam melindungi dan mempertahankan bentuk sel tumbuhan,
mencegah pengambilan air secara berlebihan.
Dinding sel tak-hidup pada tumbuhan mungkin terlihat
mengisolasi sel-sel satu dari yang lain, Namun faktanya dinding sel
ditembus saluran-saluran yang disebut plasmodesma. Sitosol
melintasi palsmodesma dan menghubungkan lingkungan kimiawi
pada sel-sel yang bersebelahan. Hubungan-hubungan ini
meyatukan sebagian besar sel tumbuhan menjadi satu
kesinambungan yang hidup.

2.7 Transpor Pasif dan Transpor Aktif


2.1 Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan transpor yang tidak membutuhkan
adanya energi agar proses transpor terjadi. Transpor pasif sendiri terdiri
atas osmosis, difusi dan difusi terfasilitasi.
2.1.1 Difusi
Pergerakan molekul zat sehingga tersebar merata di dalam
ruang yang tersedia. Setiap molekul bergerak secara acak, namun
difusi populasi suatu molekul dapat memiliki arah tertentu.
Aturan sederhana difusi adalah : Jika tidak ada gaya lain, suatu za
akan berdifusi dari tempat yang konsentrasinya lebih tinggi ke
tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Dengan kata lain, zat
apa pun akan berdifusi menuruni gradien konsentrasi
(concentratuon gradient), wilayah gradasi penurunan densitas zat
kimia.
2.1.2 Osmosis
Air berdifusi melintasi membran dari wilayah yang
berkonsentrasi zat terlarut lebih rendah ke wilayah yang
berkonsentrasi lebih tinggi sampai konsentrasi zat terlarut pada
kedua sisi membran setara.

29
Difusi air melintasi membran permeabel selektif disebut
osmosis. Pergerakan air melintasi membran sel dan
keseimbangan air antara sel dan lingkungannya bersifat krusial
bagi organisme.

A. Difusi terfasilitasi.
Banyak molekul polar dan ion yang dihalangi oleh
lapisan ganda lipid pada membran, bisa berdifusi secara
pasif berkat bantuan protein transpor yang membentang ke
dua sisi membran. Fenomena ini dikenal sebagai difusi
terfasilitasi. Saluran hidrofilik yang disediakan protein ini
dapat membantu molekul air atau ion kecil untuk mengalir
dengan amat cepat dari satu membran ke sisi lain.
Walaupun molekul air cukup kecil untuk menembus
lapisan ganda fosfolipid, laju pergerakan air melalui cara ini
relatif lambat akibat polaritas molekul air. Akuaporin,
protein saluran air, memfasilitasi difusi dalam jumlah yang
sangat banyak dan terjadi pada sel tumbuhan serta sel
hewan seperti sel darah merah.
2.2 Transpor Aktif
Energi dibutuhkan untuk memompa zat terlarut melintasi
membran melawan gradien konsentrasinya; sel harus menggunakan
energi. Oleh karena itu, tipe lalu-lintas membran ini disebut tanspor aktif.
ATP menyediakan energi bagi sebagian besar transpor aktif.
Salah satu cara ATP dapat menyuplai tenaga bagi transpor aktif dengan
mentransfer gugus fosfat terminalnya secara langsung ke protein
transpor. Menginduksi protein agar berubah bentuk sedemikian rupa
sehingga mentranslokasi zat terlarut yang terikat ke protein sehingga
melintasi membran.
A. Pompa Natrium-Kalium (Sodium-Potassium Pump) adalah contoh
dari transpor aktif.

30
Sistem transpor ini mempompa ion melawan gradien
konsentrasi yang curam: Konsentrasi ion natrium (disimbolkan
sebgai [Na+] tinggi diluar dan rendah di dalam, sementara
konsentrasi ion kalsium [K+] rendah diluar dan tinggi di dalam.
Pompa ini megalami perubahan dua bentuk silih-berganti dalam
siklus pemompaan yang mentraslokasikan tiga ion natrium keluar
sel untuk setiap dua ion kalium yang dipompakan ke dalam sel.
ATP menyuplai tenaga bagi perubahn bentuk ini.
B. Kotranspor
Suatu transpor tunggal bertenaga ATP yang mentrasnspor zat
terlarut lain dalam mekanisme kotranspor. Contohnya protein yang
mentranslokasikan sukrosa ke dalam sel hewan melawan gradien
konsentrasi, namun hanya jika molekul sukrosa bergerak dengan
adanya ion hidrogen.Tumbuhan menggunakan kotranspor sukrosa-
H+ untuk memuat sukrosa yang dihasilkan oleh fotosintesis ke
dalam sel melalui urat daun.
2.2.1 Transpor Masal melintasi membran plasma.
1. Eksositosis.
Sel meyekresikan molekul biologi tertentu melalui
penyatuan (fusi) vesikel dengan membran plasma; ini
disebut eksositosis. Vesikel transpor yang bertunas dari
aparatus Golgi bergerak di sepanjang mikrotuulus skeleton
ke membran plasma. Ketika membran vesikel dan
membran plasma bersentuhan, molekul-molekul lipid pada
kedua lapisan ganda menyusun-ulang dirinya sendiri
sehingga kedua membran berfusi. Kandungan vesikel
kemudian tumpah keluar sel, sementara membran vesikel
menjadi bagian dari membran plasma.
2. Endositosis.
Sel mengambil molekul biologis dan partikel dengan
cara membentuk vesikel baru dari membran plasma.
Seperti kebalikan dari eksositosis. Daerah kecil pada

31
membran plasma, membentuk vesikel yang mengandung
materi yang sebelumnya berada di luar sel. Tiga tipe
endositosis; Fagositosis, Pinositosis dan Endositosis
diperntara-reseptor.
A. Fagositosis.
Sel menelan partikel dengan cara menyelubungi
partikel dengan pseudopodia dan mengemasnya dalam
kantong berselaput-membran yag cukup besar untuk
digolongkan sebagai vakuola. Partikel dicerna oleh
lisosom yang mngandung enzim hidrolitik.
B. Pinositosis.
Sel ‘meneguk’ droplet-droplet pada cairan
ekstraseluler ke dalam vesikel kecil. Zat-zat yang terlarut
pada cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel melaui
pinositosis.
C. Endositosis diperantarai-reseptor.
Dalam membran tertanam reseptor spesifik, yang
terkumpul dalam wilayah yang disebut ceruk berselaput,
denga bagian yang menghadap ke sitoplasma. Zat-zat
spesifik berikatan dengan reseptor-reseptor ini. Ketika
pengikatan terjadi, ceruk berselaput membentuk vesikel
yang mengandung reseptor ligan. Setelah materi tersebut
tertelan dan dilepaskan dari vesikel, reseptor akan
dikembalikan ke membran plasma oleh vesikel yang sama.
4. Peran Studi Tentang Sel Terhadap Perkembanagan Biologi dan Ilmu
Pengetahuan Lain
Dalam biologi, penelitian tentang sel sangat membantu
perkembangan ilmu biologi, seperti dalam metode kultur
jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi sel. Sisi medik
melalui pengembangan sel berbasis teknologi seperti membuat
insulin buatan yang memanfaatkan teknik DNA rekombinan.

32
Dalam hal pertanian, biologi tentang sel sangat membantu dalam
memproduksi bibit unggul untuk para petani.

33
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Biologi merupakan ilmu, karena telah memiliki ciri sebagai ilmu


pengetahuan itu sendiri yakni; memiliki objek kajian yang konkret,
Memilik metode, Bersifat sistematis, universal, verifikatif, dan
objektif. Penerapan metode sains dalam pembelajaran biologi
mempermudah kita untuk mempelajari biologi secara utuh.
2. Sel sebagai unit terkecil dari makhluk hidup memiliki peran krusial
bagi makhluk hidup, memiliki organel-organel yang memiliki
peran spesifik dan penting bagi keberlangsungan kehidupan sel.
Kemajuan teknologi telah berdampak pada perkembangan sitologi
sebagai ilmu yang membahas sel
3. Transpor yang terjadi di dalam sel terjadi dengan dua proses
utama, Tranpor pasif dan transpor aktif, dikatakan transpor pasif
karena tidak menggunakan energi untuk menggerakan materi yang
ditranspor meliputi difusi, osmosis dan difusi terfasilitasi.
Sebaliknya dikatakan transpor aktif karena menggunakan Energi
berupa ATP sebagai penggerak protein pembawa.
4. Lempeng continental bergerak secara perlahan, mengubah geografi
fisik dan iklim bumi. Perubahanini mengarah pada kepunahan
beberpa kelompok organisme dan memicu terjadinya spesiasi pada
kelompok organisme lain.
5. Sejarah evolusi telah diganggu oleh lima kepunahan masal yang
secara radikal merubah sejarah kehidupan.
6. Peningkatan besar terhadap diversitas kehidupandihasilkan melalui
radiasi adaptif yang mengikuti kepunahan masal. Radiasi adaptif
juga dapat terjadi pada kelompok organisme yang memiliki inovasi
evolusi atau yang menhgkoloni area dengan kompetisi yang rendah
dari organisme lain.

34
3.2 Saran
1. Menggunakan analisis secara komprehensif dalam menangani
permasalahan yang terjadi di masyarakat mengguakan bidang ilmu
yang dipelajari khususnya ilmu biologi.
2. Mengikuti perkembangan zaman berbasis teknologi dalam kaitannya
perkembangan sitologi.
3. Mengoptimalkan diri guna memajukan bangsa Indonesia.

35
DAFTAR PUSTAKA

http://www.biologimu.web.id/2015/06/ciri-biologi-sebagai-ilmu-
pengetahuan.html

Campbell,N.A.,J.B.Reece.,Lisa A. U.,Michael L.C.,Steven A. W.,Peter


V.M.,Robert B.J,2008.Biologi Edisi 8 Jilid 1.Jakarta.Erlangga

Johnson, Raven. 2002. Biology 6th

Campbell,N.A.,J.B.Reece.,Lisa A. U.,Michael L.C.,Steven A. W.,Peter


V.M.,Robert B.J,2008.Biologi Edisi 8 Jilid 2.Jakarta.Erlangga

Campbell et al (2009), Biology 8th

Fried, Ph.D, George H. 2010. Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga.

36

Anda mungkin juga menyukai