Anda di halaman 1dari 118

BAB 1 HAKIKAT BIOLOGI SEBAGAI ILMU

Video URL :

Materi :

Pengertian dan Sejarah Biologi

Biologi berasal dari kata bios dan logos, bios memiliki arti hidup dan logo memiliki arti ilmu. Jadi
biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.

A. Ciri-ciri biologi sebagai ilmu pengetahuan

Ilmu merupakan kumpulan sepengetahuan yang sistematis atau teratur mengenai pokok persoalan.
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu apabilamemenuhi syarat atau ciri-ciri tertentu. Sifat dan ciri
suatu ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Memiliki objek, artinya, setiap ilmu biasanya membatasi diri pada segi atau permasalahan tertentu.

2. Memiliki metode, artinya pengembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilakukan secara asal-
asalan , tetapi menggunakan cara atau metode tertentu.

3. Bersifat sistematis, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang sistematis.

4. Bersifat universal, artinya kebenaran yang disampaikan oleh ilmu harus berlaku secara umum.

5. Bersifat objektif, suatu ilmu harus dinyatakan secara jujur dengan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya.

6. Bersifat analistis, kajian sebuah ilmu akan terbagi-bagi ke dalam beberapa bagian yang lebih
rincinuntuk memahami berbagai hubungan, sifat dan peranan bagian-bagian tersebut.

7. Bersifat verifikatif, artinya, kebenaran dalam sebuah ilmu bukanlah bersifat mutlak tetapi bersifat
terbuka atau verifikatif yang juga dikenal dengan kebenaran ilmiah. Artinya, sesuatu yang semula
dianggap benar suatu saat mungkin menjadi salah bila ditemukan bukti-bukti baru yang menentang
kebenaran sebelumnya.

B. Cabang-Cabang Biologi

Biologi merupakan pohon ilmu yang sangat besar. Karena luasnya bahan kajian biologi, biologi dibagi lagi
menjadi cabang-cabang ilmu. Beberapa cabang-cabang ilmu biologi antara lain :

1. Berdasarkan Objek Kajiannya

Beberapa cabang biologi berdasarkan obje


k kajiannya, antara lain :
a. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan.

b. Botani, Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan.

c. Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme.

d. Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri.

e. Virologi, ilmu yang mempelajari tentang virus.

f. Mikologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur.

g. Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit.

h. Ikhtiologi, Ilmu yang mempelajari tentang ikan.

i. Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang moluska.

j. Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung.

k. Entomologi, Ilmu yang mempelajari tentang serangga.

l. Algologi, ilmu yang mempelajari tentang alga.

2. Berdasarkan Struktur dan Fungsi Makhluk Hidup

Berdasarkan struktur dan fungsi makhluk hidup, ada beberapa cabang biologi antara lain :

a. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel

b. Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan

c. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar organisme

d. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh

e. Anatomi, ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh

3. Berdasarkan Tema Pokoknya

Beberapa cabang biologi berdasarkan tema pokoknya, antara lain:

a. Evolusi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang perubahan makhluk hidup dalam jangka waktu lama

b. Genetika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat

c. Ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya

d. Etologi, yaitu ilmuyang mempelajari tentang perilaku dan cara hidup hewan
4. Berdasarkan objek dan tema pokoknya

Ada beberapa cabang biologi berdasarkan obek dan tema pokoknya, antara lain :

a. Genetiika manusia, yaitu ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat pada manusia.

b. Ekologi tumbuhan, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara tumbuhan
dan lingkungannya.

c. Ekologi hewan, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara hewan dan
lingkungannya.

B2. Objek dan Tingkat Organisasi dalam Biologi

Kehidupan di bumi dibentuk oleh struktur hierarki yang sangat teratur. Tingkatan organisasi kehidupan
ini dimulai dari tingkat molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, ekosistem, sampai
tingkat bioma.

1. Tingkat Molekul

Dalam tingkat molekuler, atom-atom berikatan membentuk molekul. Molekul-molekul tersebut akan
menyusun organel-organel sel. Contohnya, membran sel plasma yang tersusun atas molekul-molekul
protein, fosfolipid, kolesterol, air, karbohidrat, dan ion-ion lain. Adanya molekul tersebut,
memungkinkan membran plasma menjalankan fungsinya sebagai bagian luar sel yang memisahkan sel
dengan lingkungan sekitarnya.

2. Tingkat Sel

Objek dan persoalan biologi pada tingkat sel dipelajari dalam cabang ilmu sitologi atau biologi sel. Kajian
biologi pada tingkat sel meliputi, antara lain morfologi dan jenis-jenis sel, berbagai macam organela
penyusun sel (misalnya, inti sel, mitokondria, retikulum endoplasma, ribosom, dan membran sel).

3. Tingkat Jaringan

Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi sama. Kumpulan sel
tersebut bekerja sama membentuk dan menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Kajian tentang
jaringan dipelajari dalam histologi. Pada makhluk hidup terdapat berbagai macam jaringan, seperti
jaringan saraf, jaringan otot, dan jaringan ikat.

4. Tingkat Organ

Organisasi kehidupan tingkat organ merupakan organisasi hidup dari kumpulan jaringan. Organ
merupakan kumpulan beberapa jaringan yang berbeda untuk melakukan suatu pekerjaan yang sama.
Suatu organ memiliki tugas untuk menjalankan fungsinya. Organ terdiri atas beberapa jaringan yang
berbeda. Contoh organ adalah kulit, jantung, ginjal, dan mata.
5. Tingkat Sistem Organ

Berbagai kajian biologi pada tingkat sistem meliputi berbagai macam sistem (misalnya, sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, sistem gerak, sistem reproduksi, dan sistem transportasi)

6. Tingkat Individu

Individu merupakan organisme yang tersusun oleh kumpulan sistem organ. Kumpulan sistem organ
tersebut membentuk individu. Adanya berbagai sistem organ yang memiliki fungsi berbeda, membuat
suatu individu mampu melakukan fungsi hidupnya dengan baik. Contoh organisasi kehidupan tingkat
individu adalah seekor kucing, seekor ular, dan seorang manusia.

7. Tingkat Populasi

Organisasi kehidupan tingkat populasi terbentuk oleh spesies atau individu yang sejenis. Populasi sendiri
merupakan kelompok yang terdiri atas psesies sejenis atau sama dan mendiami suatu habitat. Di dalam
suatu populasi terjadi interaksi atau hubungan antar spesiesnya. Hal tersebut dilakukan guna
menjalankan fungsi hidupnya, misalnya berkembang biak, melakukan perkawinan, dan untuk
perlindungan satu sama lainnya. Contoh organisasi tingkat populasi adalah sekumpulan banteng.

8. Tingkat Ekosistem

Ekosistem merupakan beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungannya tempat
mereka hidup baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Di dalam ekosistem,
hubungan antara organisme biotiknya tidak dapat terlepas dari faktor abiotiknya. Contohnya, hewan
yang memerlukan air untuk minum. Air merupakan salah satu komponen abiotik.

9. Tingkat Bioma

Bioma merupakan organisasi kehidupan yang cukup beragam, khususnya jenis makhluk hidup di
dalamnya. Bioma adalah satuan daerah daratan yang luas di bumi bercirikan sejenis tumbuhan dominan
di daerah tersebut. Contohnya bioma gurun, bioma taiga, bioma hutan hujan tropis, dan bioma tundra.

10. Tingkat Biosfer

c. Penelitian dengan metode eksperimen

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal,antara lain:

1. Merumuskan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan rinci, lengkap dan jelas mengenai ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah biasanya dibuat dengan cara membuat pertanyaan
sesuai masalah yang akan diteliti.

2. Membuat hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara mengenai suatu hal atau permasalahan ayng akan
dibuktikan kebenarannya melalui data-data atau fakta hasil penelitian.

3. Mengumpulkan data

Data adalah informasi atau keterangan yang diperolehuntutk menguji hipotesis baik secara kuantitatif
maupun kualitatif yang menunjukkan fakta. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
percobaan yaitu :

a. Lokasi penelitian

b. Alat dan bahan yang akan digunakan

c. metode kerja

d. unit percobaan

e. perlakuan

f. variabel

g. ulangan

h. pengamatan

4. Mengolah data

Tahap pengolahan data di awali dengan pengelompokkan dan penyajian data sesuai dengan
kelompoknya dan diolah dalam bentuk diagram (batang,garis atau lingkaran) serta analisis statistik.

5. Membuat simpulan

Dalam membuat simpulan peneliti harus memperhatikan hipotetis yang diajukan sewrta data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Data-data penelitian yang telah dianalisis digunakan untuk menguji
hipotetis mana yang diterima sehingga kita dapat menarik simpulan dengan benar.

6. Membuat laporan penelitian

Salah satu kewajiban peneliti adalah membuat laporan atas penilitian yang dikerjakannya. Laporan
penelitian memuat informasi penting yang berkaitan dengan penilitian yang dikerjakan. Laporan
penelitian berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Pendahuluan

b. Tinjauan pustaka

c. Hipotesis

d. Metode penelitian

e. Hasil dan pembahasan

f. Kesimpulan dan saran

g. Daftar pustaka

h. Lampiran

D. Penelitian dengan Metode Observasi

Metode observasi merupakan salah metode yang dilakukan untuk penelitian. Ada 2 cara yang dapat
dilakukann dengan metode observasi, antara lain:

1. Metode Observasi dengan Variabel Bebas

2. Metode observasi tanpa variabel bebas

E. Sikap ilmiah dalam Kerja Ilmiah

Dalam kerja ilmiah untuk menemukan konsep biologi diperlukan sikap jujur, tekun dan tidak mudah
putus asa, teliti disiplin mau bekerja sama dan terbuka.

F. Penemuan spektakuler dalam biologi

Ilmu biologi telah berkembang sangat pesat dan menjadi dasar bagi berkembangnya berbagai ilmu
terapan yang berperan dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa contoh penemuan
penting dalam biologi adalah :

1. Penemuan Struktur DNA

2. Teknik Rekayasa Genetik

3. Human Genom Project

4. Kloning

5. Teknologi Stems Cells


BAB II Klasifikasi Makhluk Hidup

A. Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Sejak zaman dahulu
kala manusia telah mencoba untuk mengelompokkan (mengklasifikasi) hal-hal yang memiliki
persamaan. Sebgai contoh, manusia selalu mengklasifikasi makhluk hidup. Pada awalnya, manusia hanya
membedakan antara tumbuhan dan hewan. Selanjutnya, manusia membagi lagi tumbuhan dan hewan
menjadi beberapa kelompok berdasarkan manfaatnya, misalnya tumbuhan pangan, tumbuhan obat,
dan tumbuhan hewan.

Pada masa kini, semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan
tumbuhan ataupun hean yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan
ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang
memiliki persamaan dalam kategori.

Klasifikasi dapat dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan taksonomi. Ilmu tersebut mempelajari
identifikasi (pemberian nama) dan klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup berdasarkan aturan-
aturan tertentu.

B. Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.

2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari
jenis lain.

3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.

4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama

C. Macam-Macam Sistem Klasifikasi

Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang mulai dari yang
sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1. Sistem artifisial / buatan

Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti
sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya
Aristoteles dan Theophratus (370 SM).

2. Sistem natural / alami

Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal
(morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah. Penganut sistem ini, di
antaranya,Carolus Linnaeus (abad ke-18).

3. Sistem modern (filogenetik)

Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner. Beberapa
parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:

Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal

Menggunakan biokimia perbandingan.

Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup.

D. Proses Klasifikasi

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian
kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian
dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-
kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan
pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan
International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclatur.

E. Urutan takson antara lain :

Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam)yang
diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup.

1. Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri


suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa
dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.

3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita
dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.

F. Tingkatan Takson dalam Klasifikasi

1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi
sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom, yaitu : Monera,
Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division
digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu
atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division
umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.

KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio

ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya
diberi akhiran ales.

FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama family tumbuhan biasanya diberi
akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.

GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus terdiri atas satu
kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf
miring atau dibedakan dari huruf lainnya.

SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan perkawinan antar
sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur)

TATA NAMA BINOMIAL NOMENCLATURE

Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh
dunia. Berdasarkan kesepakatan internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode
binominal nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian
nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk
hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan species)

Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :

1. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua
merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis
digunakan huruf kecil

3. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan

4. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau
lainnya)

5. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus
digabung atau diberi tanda penghubung.

6. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species, melainkan
nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species

7. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung (Zea Mays L.).
huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

Bab 3 Virus

A. Ciri-Ciri Virus

Sebagian besar virus membawa sekitar 50 gen di dalam selubung proteinnya, meskipun beberapa virus
hanya memiliki tiga gen serta ada pula yang 300 gen. Virus merupakan penyebab beberapa penyakit
pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Menurut keadaan fisiknya benda dibedakan menjadi dua
macam yaitu benda mati (abiotik) dan benda hidup (biotik). Biotik dapat melakukan metabolisme di
antaranya nutrisi, sintesis, ekskresi, reproduksi, regulasi, respon terhadap rangsang. Adapun abiotik
tidak dapat melakukan metabolisme.
Virus oleh para ilmuwan dikatakan sebagai benda mati, jika virus tersebut di luar sel hidup. Namun,
jika virus mendapatkan tempat pada sel hidup/organisme, virus akan menunjukkan aktivitas
layaknya sel hidup, yaitu mampu bereproduksi sehingga dapat bertambah banyak. Dengan demikian
virus dapat dikategorikan sebagai bentuk peralihan antara benda mati dengan makhluk hidup.

Virus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Tidak memiliki bentuk sel (aseluler).

Berukuran antara (20 – 300) milimikron.

Hanya memiliki satu macam asam nukleat saja yaitu ADN (asam dioksiribo nukleat) atau ARN (asam ribo
nukleat).

Berupa hablur atau kristal dengan bentuk yang bervariasi; oval,memanjang, silindris, kotak dan lain-
lainnya.
Tubuhnya tersusun atas kepala, kulit selubung (kapsid) yang berisi ADN atau ARN saja dan serabut ekor.

Sebagai contoh untuk kita pelajari adalah morfologi dan struktur


Bakteriofage, yaitu virus yang mampu menyerang bakteri Escherichia coli.

1. Bagian kepala.
Bagian ini dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid, sebagai pemberi bentuk tubuh virus.
Kapsid berupa selubung yang terdiri dari monomer identik yang masingmasing terdiri rantai polipeptida.

2. Isi tubuh.

Tubuh virus tersusun atas materi genetik atau molekul pembawa sifat-sifat yang dapat diturunkan
berupa ADN atau ARN saja. Virus yang isi tubuhnya berupa ADN antara lain: Papova virus, Herpes virus,
Adeno virus, Pox virus. Adapun tubuhnya yang berisi ARN antara lain: Paramyxo virus, Rhabdo virus,
Reovirus, Picorna virus, Toga virus. Di dalam tubuh, virus tidak memiliki organel-organel sel seperti
mitokondria, ribosom dan lain-lainnya.
3. Ekor.
Ekor merupakan alat untuk kontak ke tubuh organisme yang diserangnya. Ekor terdiri atas tabung
bersumbat yang dilengkapi dengan serabut-serabut/benang-benang. Bentuk virus bervariasi, seperti
gambar di samping.

B. Replikasi Virus

Seperti telah disebutkan virus hanya dapat berkembangbiak di dalam sel hidup/jaringan hidup,
misalnya di dalam jaringan embrio, jaringan tumbuhan maupun di dalam jaringan hewan dan manusia.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian-bagian virus baru diperoleh dari sitoplasma sel
yang ditempatinya. Proses perkembangbiakan virus disebut dengan istilah replikasi. Proses replikasinya
dimulai sejak kontak dengan sel inang hingga terbentuknya virus-virus baru pada tahap akhir (lisis) telah
berhasil diteliti oleh ahli-ahli di bidang biologi (lihat Gambar 2.3).
1. Siklus Litik

a. Tahap Adsorpsi

Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya menempel pada dinding
sel yang mengandung protein khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada
dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus akan
mengeluarkan enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.

b. Tahap Injeksi

Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung, kontraksi sarung, dan
penusukan pasak berongga ke dalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel,
sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung protein ini
akan terlepas dan tidak berguna lagi.

c. Tahap Sintesis (Pembentukan)

Virus tidak dapat melakukan sintesis sendiri, tetapi virus akan melakukan sintesis dengan menggunakan
sel inangnya. Setelah asam nukleat disuntikan ke dalam sel inang, segera menimbulkan perubahan-
perubahan besar pada metabolisme sel yang terinfeksi (sel inang atau bakteri). Enzim penghancur yang
dihasilkan oleh virus akan menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri
terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian mengendalikan kehidupannya. Dengan
fasilitas dari DNA bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA virus akan mereplikasi diri berulang kali dengan
jalan mengopi diri dalam jumlah yang sangat banyak. Sintesis DNA virus dan protein terbentuk atas
kerugian sintesis bakteri yang telah rusak. DNA virus ini kemudian akan mengendalikan sintesis DNA dan
protein yang akan dijadikan kapsid virus.

d. Tahap Perakitan

Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor akan
mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk
diisi dengan DNA virus. Proses ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100-200 buah.

e. Tahap Litik

Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah dan diikuti oleh pembebasan
virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang yang baru. Pemecahan sel-sel bakteri secara
eksplosif dapat diamati dengan mikroskop lapangan gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini
dan jumlah virus yang dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan kondisi
lingkungan.

2. Siklus Lisogenik

a. Tahap Adsorpsi dan Tahap Injeksi

Tahap adsorpsi dan tahap injeksi pada siklus lisogenik sama seperti tahap adsorpsi dan tahap injeksi
siklus litik.

b. Tahap Penggabungan

Tahap ini adalah tahap ketika DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri dan terjadinya penggabungan
antara DNA bakteri dan DNA virus. Proses ini terjadi ketika DNA yang berbentuk kalung tak berujung
pangkal terputus dan DNA virus menyisip di antara DNA bakteri yang terputus tadi. Kemudian,
terbentuklah rangkaian DNA yang utuh yang telah terinfeksi atau tersisipi DNA virus.

c. Tahap Pembelahan

DNA virus telah tersambung dengan DNA bakteri. DNA virus tidak dapat bergerak atau disebut sebagai
profag. Karena bergabung dengan DNA bakteri, ketika DNA bakteri melakukan replikasi selnya secara
langsung, profag juga melakukan replikasi. Demikian juga ketika sel bakteri mengalami pembelahan,
secara langsung dua anak sel bakteri yang mengandung profag tersebut juga ikut mengalami
pembelahan. Dengan kata lain, jumlah profag sama dengan jumlah sel bakteri inangnya.

d. Tahap Sintesis

Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag dapat saja memisahkan diri dengan DNA
bakteri dan merusak DNA bakteri. Kemudian menggantikan peran DNA bakteri dengan DNA virus untuk
sistesis protein yang berfungsi sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan replikasi DNA.
e. Tahap Perakitan

Pada tahap ini, terjadi perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh sebagai selubung virus. Setelah kapsid
virus utuh, diisi dengan DNA hasil replikasi, terjadilah virus-virus baru.

f. Tahap Litik

Tahap ini sama dengan tahap litik pada siklus litik saat dinding bakteri akan pecah dan virus baru
berhamburan keluar. Virus baru ini selanjutnya akan menyerang bakteri yang lain. Begitu seterusnya,
virus akan mengalami siklus litik atau lisogenik.

Peranan Virus bagi kehidupan

Tahukah kalian mengapa virus merugikan kehidupan makhluk hidup? Virus hidup di dalam sel hidup
dengan memanfaatkan materi sel yang ditempatinya. Hal itulah yang menyebabkan virus merugikan
bagi kehidupan bagi tumbuhan, hewan maupun manusia karena menyebabkan berbagai penyakit.
Namun, virus juga dapat menguntungkan manusia karena sebagai vektor yang dapat dimanfaatkan
dalam teknik rekayasa genetika, membuat vaksin yang dapat mencegah suatu penyakit tertentu, atau
untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu pula.

Berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus pada manusia :

1. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom)

AIDS adalah penyakit yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan
oleh virus HIV (Human Immunodeficiensy Virus). Penyakit itu dapat ditularkan melalui kontak biasa
seperti melauli luka-luka di kulit, selaput lendir, hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum
suntik yang tidak steril, dari ibu yang menderita penyakit AIDS kepada anak yang sedang dikandungnya.
Hingga kini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit AIDS, oleh sebab itu usaha-usaha apakah yang
harus kita lakukan agar terhindar dari penyakit AIDS?

2. Hepatitis (Pembengkakan Hati)

Ada tiga tipe hepatitis, yaitu hepatitits A, hepatitis B, dan hepatitis C. Gejala-gejalanya: demam, mual,
muntah-muntah, perubahan warna kulit dan selaput lendir berwarna kuning. Hepatitis A cenderung
menimbulkan hepatitis akut, hepatitis B cenderung menimbulkan kronis, hepatitis C cenderung beresiko
menderita kanker hati. Penularannya melalui minuman yang terkontaminasi virus, jarum suntik yang
tidak steril, dan transfusi darah.

3. DB (Demam Berdarah)
Disebabkan oleh virus dengue. Virus ini dapat menyebabkan menurunnya kadar trombosit dan
menyebabkan pecahnya kapiler darah sehingga gejala-gejala yang tampak adalah adanya bercak-bercak
merah pada kulit, demam panas tinggi, sakit kepala, mimisan lebih parah lagi pendarahan pada organ-
organ tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Faktor penyebab penyakit ini adalah nyamuk Aedes
aegypti.

4. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Diduga penyakit ini disebabkan oleh virus corona yang dibawa oleh mamalia golongan musang dan
rakun. Virus ini mudah sekali mengalami mutasi. Gejala-gejala penyakit ini antara lain suhu tubuh di atas
40o C, menggigil, kelelahan otot, batuk kering, sakit kepala, sesak nafas, dan diare.

5. Influenza

Penyakit ini disebabkan oleh Orthomyxovirus. Morfologinya seperti bola, virus ini menyerang saluran
pernapasan sehingga penderita mengalami kesulitan bernapas. Penyakit ini ditularkan melalui udara
yang terserap masuk melalui saluran pernapasan. Gejala-gejalanya: demam,sakit kepala, pegal linu,
kehilangan nafsu makan.

6. Gondong (Parotitis)

Penyebab penyakit ini adalah Paramyxovirus. Virus yang hanya memiliki ARN (asam ribo nukleat) saja.
Penyakit ini ditandai dengan membengkaknya kelenjar paratiroid pada leher di bawah daun telinga.
Penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan penderita,
melalui ludah, urin, dan muntahan. Jika seseorang telah sembuh dari penyakit gondong mereka akan
memiliki kekebalan terhadap penyakit gondong tersebut.

7. Herpes Simpleks

Virus penyebab penyakit ini menyerang kulit dan selaput lendir. Bayi, anak-anak, dan orang dewasa
dapat terserang oleh virus jenis ini. Lokasi yang diserang oleh virus ini adalah mata, bibir, mulut, kulit,
alat kelamin, dan kadang-kadang otak. Virus menginfeksi tubuh melalui luka kecil. Pada bayi virus ini
dapat menginfeksi pada saat kelahiran. Selain itu virus ini juga ditularkan melalui kontak seksual. Kecuali
pada mata dan otak, gejala penyakit ini adalah timbulnya gelembung-gelembung kecil, gelembung ini
sangat mudah pecah. Infeksi pada alat kelamin diduga merupakan salah satu penyebab adanya tumor
ganas di daerah genitalis tersebut.

8. Campak (Morbili)
Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak. Gejala yang tampak antara lain demam tinggi, mengigau,
batuk, mata pedih jika terkena cahaya, dan rasa ngilu di seluruh tubuh. Penyebab penyakit ini adalah
Paramyxovirus, virus yang tidak memiliki enzim neurominidase. Di awal masa inkubasi virus
berkembangbiak di saluran pernapasan atas. Di akhir masa inkubasi virus menuju ke darah dan beredar
ke seluruh bagian tubuh terutama kulit.

9. Polio

Pada umumnya polio menyerang pada anak-anak dengan gejala-gejala antara lain: demam, sakit
kepala, tidak enak badan, mengantuk, sakit tenggorokan, mual, dan muntah. Kadangkadang disertai rasa
kaku pada bagian leher dan tulang belakang. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan bila menyerang
selaput meninges otak dan merusak sel saraf di otak depan. Vaksin untuk folio adalah vaksin Salk dan
Sabin. Vaksin Salk berfungsi mengaktifkan produksi antibodi di serum, menetralkan virus yang virulen
saat memasuki aliran darah, dan mencegah serangan ke sistem saraf pusat. Sedangkan Vaksin Sabin
mengandung virus folio yang telah dilemahkan.

10. Cacar

Virus penyebab cacar adalah Herpesvirusvaricellae, yang menyerang tubuh dan menimbulkan luka-
luka pada sekujur tubuh. Jika sembuh meninggalkan bopeng pada kulit tubuh dan wajah.

11. Virus Avian influenza (H5N1), menyebabkan penyakit flu burung.

- Berbagai virus yang menyerang hewan :

1. Rabdovirus, penyebab penyakit rabies pada anjing, kucing dan moyet.

2. Avian influenza A (H5N1) penyebab penyakit flu pada unggas (burung, ayam) dan manusia. Virus ada 3
tipe, yaitu A, B, dan C. Virus influenza tipe A ada beberapa strain, yaitu H1N1, H3N2, H5N1, H9N2.
(H=Hemaglutinin, N=Neuraminidase).

3. NCD (New Castle Disease). Virus ini menyebabkan penyakit tetelo atau parrot fever pada unggas,
misalnya pada ayam, dan itik.

4. Food and Mouth Disease, penyebab penyakit kuku pada hewan ternak seperti kerbau, sapi, domba,
dan kuda. Penyakit ini menyebabkan hewan ternak tidak dapat berjalan dan tidak dapat makan.

- Berbagai virus yang menyerang tumbuhan:


1. TMV (Tobacco Mozaic Virus). Penyebab penyakit mozaik,yakni bercak-bercak kuning pada daun
tembakau, tomat, kentang, kacang kedelai. Penularannya melalui serangga.

2. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), penyebab penyakit degenerasi pembuluh tapis pada
tanaman jeruk.

3. Tungro, virus yang menyerang tanaman padi sehingga pertumbuhan tanaman terhambat sehingga
tanaman menjadi kerdil. Penyebar virus ini adalah wereng cokelat dan wereng hijau.

4. Virus Yellows, menyerang tumbuhan aster.

- Kegunaan virus bagi kehidupan:

1. Sebagai bahan untuk pembuatan vaksin, yaitu dengan cara virus dilemahkan atau dimatikan sehingga
kemampuannya menimbulkan penyakit menurun atau hilang. Jika vaksin ini diberikan kepada orang
yang sehat orang tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus tertentu
karena didalam tubuh orang yang bersangkutan telah terbentuk antibodi.

2. Sebagai vektor dalam teknik rekayasa genetika.

Bab 4 Monera

A. Klasifikasi Prokariotik

Berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Carl Woese yang mengacu pada analisis variasi RNAr
organisme prokariotik ini secara fundamental dipisahkan menjadi dua kelompok yang berbeda, yaitu
Archaebacteria dan Eubacteria.

1. Archaebacteria
Karakteristik yang dimilik oleh Archaebacteria antara lain:
a. sel penyusun tubuhnya bertipe prokariotik;
b. memiliki simpleRNA polymerase;
c. dinding sel bukan dari peptidoglikan;
d. tidak memiliki membran nukleus dan tidak memiliki organel sel;
e. ARNt nya berupa metionin;
f. sensitive terhadap toksin dipteri.

Berdasarkan habitatnya Archaaebacteria dikelompokkan menjadi 3, yaitu kelompok methanogen,


halofit ekstrim(suka garam) dan termo asidofil (suka panas dan asam).

A. Methanogen
Methanogen ini hidupnya bersifat anaerob atau tidak memerlukan oksigen dan heterotrof, dapat
menghasilkan methan (CH4), tempat hidupnya di lumpur, rawa-rawa, saluran pencernaan anai-anai
(rayap), saluran pencernaan sapi, saluran pencernaan manusia dan lain-lain.
Contoh:
– Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pektin
– Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa
– Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.
– Methanococcus janashii, penghasil gas methane

B. Halofit ekstrim
Sebagian besar mikroorganisme ini bersifat aerob heterotrof meskipun ada yang bersifat anaerob dan
fotosintetik dengan pigmen yang dimilikinya berupa bakteriorodopsin. Habitat pada lingkungan
berkadar garam tinggi, seperti di danau Great Salt (danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan
yang bergaram.

C. Thermo asidofil
Archaebacteria merupakan organisme uniseluler, tak berklorofilprokariot, hidup pada lingkungan yang
ekstrim Thermoasidofil merupakan mikroorganisme kemoautotrof yang dapat memanfaatkan H2S
sebagai sumber energi. Hidup di lingkungan panas (60 – 80)o C dan pH 2 – 4, habitat di sumber air panas
seperti Sulfolobus di taman nasional Yellow stone atau kawah gunung berapi di dasar laut.

2. Eubacteria
Eubakteria disebut juga bakteri sejati, sama dengan archaebacteria yang bersifat prokariotik. Ciri-ciri
yang dimiliki oleh bakteri ini antara lain:

memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan

telah mempunyai organel sel berupa ribosom yang mengandung satu jenis ARN polymerase

membran plasmanya mengandung lipid dan ikatan ester

sel bakteri memiliki kemampuan untuk mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya, lendir ini jika
terakumulasi akan dapat membentuk kapsul dan kapsul inilah sebagai pelindung untuk
mempertahankan diri jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan baginya. Bakteri yang berkapsul
biasanya lebih patogen dari pada yang tidak memiliki kapsul

Sitoplasma bakteri terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, ion organik, kromatofora, juga terdapat
organel sel kecilkecil yang disebut ribosom dan asam nukleat sebagai penyusun ADN dan ARN

- Bakteri dibagi menjadi beberapa kelompok antara lain:


a. Berdasarkan cara memperoleh makanan, yaitu autotrof dan juga yang heterotrof.
b. Berdasarkan kebutuhan oksigennya dibedakan menjadi bakteri aerob dan anaerob.
c. Berdasarkan alat geraknya ada yang memiliki alat gerak berupa flagel ada juga yang tidak berflagel.
d. Pengelompokan berdasarkan bentuknya ada yang berbentuk batang, bola, dan spiral.

Penjelasan lebih lanjut pengelompokkan bakteri berdasarkan alat gerak dan bentuknya dapat kalian
perhatikan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
- Pengelompokan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan:
a. Bakteri autotrof
Bakteri jenis ini dapat menyusun makanan untuk kebutuhannya sendiri dengan cara mensintesis zat-
zat anorganik menjadi zat organik. Jika energi untuk penyusunan tersebut bersumber dari cahaya
matahari maka bakteri tersebut dikenal dengan sebutan fotoautotrof dan apabila energi untuk
penyusunan zat organik berasal dari hasil reaksi kimia disebut kemoautotrof.

Contoh bakteri fotoautotrof:


– Bakteri hijau, bakteri ini memiliki pigmen hijau yang dinamakan bakterioviridin atau bakterioklorofil.
– Bakteri ungu, memiliki pigmen ungu, merah atau kuning disebut bakteriopurpurin
Contoh bakteri kemoautotrof:
– Bakteri nitrifikasi, yang terdiri Nitrosomonas,
Nitrosococcus, Nitrobacter.
– Nitrospira, Nitrosocystis.

b. Bakteri heterotrof
Bakteri tipe ini tidak dapat mengubah zat anorganik menjadi zat organik, sehingga untuk keperluan
makannya bergantung pada zat organik yang ada di sekitarnya. Bakteri heterotrof dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
– Parasit, bakteri yang kebutuhan zat makanan tergantung pada organisme lain. Contoh: Treponema
hidup pada manusia, Borrelia hidup pada hewan dan manusia.
– Saprofit, bakteri yang memperoleh makanan dari sisasisa zat organik. Bakteri jenis ini memiliki
kemampuan untuk merombak zat organik menjadi zat anorganik.
Contoh: Bakteri Escherichia coli yang hidup pada colon (usus besar) manusia. Dalam keadaan tertentu
dapat mengubah asam semut menjadi CO2 dan H2O. Thiobacillus denitrificans dapat menguraikan
senyawa nitrat menjadi nitrit.

B. Reproduksi Bakteri

Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri secara biner. Pada kondisi yang menguntungkan
bakteri membelah dengan sangat cepat, yaitu antara 15 – 20 menit. Sehingga dalam waktu satu hari
jumlahnya menjadi jutaan.
Selain dengan pembelahan biner juga dapat berkembangbiak secara seksual yang berbeda dengan
perkembangbiakan organisme eukariota. Ada yang menyebutnya paraseksual, yaitu bukan merupakan
peleburan gamet jantan dan gamet betina, tetapi berupa pertukaran materi genetik yang disebut
dengan rekombinasi genetik. ADN yang terbentuk hasil rekombinasi kedua gen tersebut dinamakan gen
rekombinan. Rekombinasi genetik ini dibedakan menjadi tiga cara, yaitu: transformasi, transduksi, dan
konjugasi.

1. Transformasi
Dengan ditemukannya transformasi pada bakteri dapat dibuktikan bahwa ADN merupakan bahan
genetik. Selanjutnya penemuan ini menjadi kunci dalam biologi molekul dan genetika modern.
Pada proses transformasi fragmen ADN bebas bakteri dimasukkan ke dalam sel bakteri resepien
(penerima), selanjutnya fragmen ADN ini bersatu dengan genom resepien. Hanya strain-strain kompeten
(“Competent”) dari generagenera bakteri tertentu yang dapat ditransformasikan. Strain kompeten ialah
suatu sel bakteri yang dapat mengambil suatu molekul ADN dan mentransformasikannya, misalnya:
Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus, Neisseria dan Pseudomonas.
Mekanisme transformasi sebagai berikut ADN donor ditarik oleh sel resepien, kemudian ADN donor
terpisah menjadi dua, ADN resepien sebagian lepas meninggalkan tempatnya, selanjutnya ADN donor
menggantikan tempat ADN resepien yang ditinggalkannya tersebut. Sehingga terbentuklah ADN
rekombinan hasil hibrid antara ADN donor dengan ADN resepien. Selanjutnya ADN rekombinan
melakukan replikasi untuk berkembang biak. Proses transformasi ini diketahui pertama kali oleh
Frederick Griffith.

2. Transduksi
Proses transduksi ini diketemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952.
Reproduksi bakteri cara ini tidak melalui kontak langsung dua bakteri, tetapi diperlukan adanya materi
sebagai perantara yaitu virus yang hidup pada inang bakteri (Bacteriofage).

3. Konjugasi
Pada proses konjugasi diperlukan kontak langsung antara sel donor dengan sel resepien agar terjadi
pemindahan bahan genetik. Pada proses konjugasi dapat dipindahkan bahan genetik yang lebih panjang.
Kemampuan untuk bertindak sebagai donor atau resepien ditentukan oleh materi genetik disebut faktor
kelamin (“faktor seks”) atau faktor F. Sel resepien dinyatakan dengan F. Proses konjugasi hanya dapat
ditunjukkan pada bakteri Gram negatip, misalnya: Escherichia, Shigella, Salmonella, Pseudomonas
aeruginea. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi beberapa faktor antara lain: suhu, kelembaban, cahaya
matahari, zat kimia, ketersediaan cadangan makanan dan zat sisa metabolisme.

C. Peranan Bakteri Bagi Kehidupan

Selain merugikan manusia, hewan dan tumbuhan bakteri juga banyak yang menguntungkan bagi
kehidupan.
Berbagai bakteri yang menguntungkan antara lain:
1. Bacillus thuringensis, sebagai agensia pengendali hayati bagi tanaman kobis, kapas, jagung, tembakau,
dan pemberantasan nyamuk vektor penyakit malaria dan demam berdarah.
2. Agrobacterium tumefaciens untuk pembuatan tanaman transgenik, baik untuk tujuan resistensi
terhadap hama dan penyakit, daya simpan produk, maupun untuk peningkatan nutrisi.
3. Rhizobium leguminosarum, hidup pada bintil-bintil akar tanaman Leguminoceae dan mampu
mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga dapat menyuburkan tanaman. Jenis lain yang mampu
memfiksasi nitrogen adalah Azotobacter.
4. Bakteri Nitrosococcus, Nitrosomonas, dan Nitrobacter berperan dalam menyuburkan tanaman.
5. Lactobacillus bulgaricus untuk membuat youghurt.
6. Acetobacter xylinum untuk membuat nata de coco dari air kelapa.
7. Bacillus brevis untuk menghasilkan antibiotic tirotrisin, Bacillus polymyxa menghasilkan polimiksin,
Bacillus substilis, mengasilkan basitrasin.
8. Methanobacterim berperan dalam pembuatan bio gas sebagai bahan bakar.

Bakteri yang merugikan antara lain seperti pada tabel berikut.


C. Cyanobacteria
Anabaena- Cyanobacteria yang
berbentuk filamen.

Cyanobacteria juga disebut ganggang hijau biru karena berwarna hijau kebiruan. Cyanobacteria
merupakan kelompok bakteri yang mempunyai klorofil di dalam sitoplasmanya sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Cyanobacteria dapat ditemukan hampir di semua tempat yang lembab seperti
tanah yang lembab, perakaran tanaman, dan hampir di semua lingkungan perairan, dari mata air panas
sampai ke danau beku di Antartika. Namun Cyanobacteria tidak ditemukan pada lingkungan perairan
yang asam.

1. Ciri dan Struktur Cyanobacteria

Ciri dan struktur Cyanobacteria menyerupai bakteri pada umumnya. Semua Cyanobacteria mengandung
klorofil a seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Klorofil pada bakteri disebut bakterioklorofil. Selain
klorofil a, Cyanobacteria mempunyai beberapa pigmen tambahan termasuk karotenoid. Warna biru
pada Cyanobacteria disebabkan oleh pigmen biru atau fikosianin. Beberapa jenis Cyanobacteria juga
mempunyai pigmen merah atau fikoeritrin di dalam selnya. Klorofil dan pigmen-pigmen tambahan itu
tidak terdapat dalam plastida, melainkan tersebar pada sistem membran sel.

Dinding sel Cyanobacteria tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun dari peptidoglikan seperti dinding
sel bakteri. Jika dites dengan pewarna gram, dinding sel Cyanobacteria menunjukkan sifat sebagai gram
negatif. Cyanobacteria menyimpan cadangan makanan berupa polisakarida yang disebut sianofisin.
Selain karbohidrat, Cyanobacteria juga menyimpan lemak dan protein. Sel-sel Cyanobacteria tidak
mempunyai silia, flagela, maupun alat penggerak yang lain. Namun demikian beberapa Cyanobacteria
yang berbentuk filamen dapat bergerak.

Semua Cyanobacteria berukuran mikroskopis, namun sering tumbuh dalam kelompok yang besar
sehingga panjangnya dapat mencapai lebih dari satu meter. Cyanobacteria ada yang hidup uniseluler
dan ada yang berkoloni. Contoh Cyanobacteria uniseluler adalah Croococcus dan Gloeocapsa. Koloni
Cyanobacteria dapat berbentuk seperti benang atau filamen, bercabang-cabang, atau tidak beraturan.
Setiap sel dalam koloni bereproduksidengan membelah. Sel baru yang dihasilkan dapat tetap berkoloni
atau melepaskan diri dan membentuk koloni yang terpisah. Pada Cyanobacteria yang berkoloni, sel satu
dengan yang lain saling melekat pada dinding selnya tanpa ada hubungan sitoplasma. Jadi setiap sel
dalam koloni tetap hidup secara mandiri. Contoh Cyanobacteria berkoloni adalah Polycistisdan Spirulina.

2. Reproduksi Cyanobacteria

Reproduksi Cyanobacteria uniseluler adalah dengan pembelahan sel. Cyanobacteria yang berkoloni
melakukan reproduksi dengan fragmentasi. Fragmen multiseluler yang dihasilkannya disebut
hormogonium. Pada Cyanobacteria yang berkoloni berbentuk filamen, misalnya Nostoc dan Anabaena,
dapat membentuk heterosista, yaitu sel-sel berukuran lebih besar dengan dinding berlapis banyak yang
berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Di dalam sel ini terletak tilakoid yang tertata dalam pola
konsentris. Heterosista dapat melepaskan diri dari filamen induknya dan tumbuh menjadi individu baru.
Pada keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, sel-sel vegetatif Cyanobacteria dapat berubah
menjadi spora berdinding tebal yang disebut akinet. Di dalam akinet terkonsentrasi cadangan
karbohidrat sianofisin yang mengandung protein. Akinet sangat tahan terhadap lingkungan yang kurang
baik dan masih dapat berkecambah untuk menghasilkan individu baru setelah melampaui masa dorman
yang lama, mencapai 87 tahun. Pada Cyanobacteria juga ditemukan rekombinasi genetik seperti pada
bakteri.

3. Peran Cyanobacteria dalam Kehidupan

Beberapa Cyanobacteria berperan sebagai plankton di lautan. Jenis Cyanobacteria yang lain hidup di air
tawar. Cyanobacteria yang hidup di sekitar mata air panas sering membentuk lapisan endapan kapur
yang tebal di sekitar koloninya. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat menambat nitrogen misalnya
Nostoc, sehingga dapat hidup di bebatuan dan tanah yang tandus. Cyanobacteria yang bersimbiosis
dengan tumbuhan air dapat menyuburkan perairan. Contohnya Anabaena azolae yang bersimbiosis
dengan Azola pinata. Cyanobacteria lain mampu mengikat nitrogen bebas adalah Nostoc, dan
Gloeocapsa. Cyanobacteria dapat bersimbiosis dengan amoeba, protozoa berflagela, diatom, alga hijau
tak berklorofil, Cyanobacteria yang lain, tumbuhan tingkat tinggi, dan cendawan. Beberapa jenis
Cyanobacteria dikembangkan sebagai sumber makanan atau protein sel tunggal. Salah satu jenis yang
populer adalah Spirulina yang mengandung protein tinggi dan aman dikonsumsi.

Beberapa Cyanobacteria yang hidup di perairan menghasilkan racun, sehingga dapat membunuh
organisme yang

hidup/menggunakan air di perairan tersebut. Cyanobacteria juga dapat hidup di tembok dan batu
(candi) sehingga merusak bangunan dari tembok dan batu.

BAB 5 Protista

Protista

Pengertian Protista

Kingdom Protista adalah makhluk eukariotik paling sederhana, tetapi lebih kompleks dalam hal struktur,
fungsi, tingkah laku, dan ekologinya dibanding dengan archeobacteria dan eubacteria. Protista
merupakan makhuk hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah mempunyai membran inti.
Ciri Protista

1. Bersel eukariotik.

2. Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam.

3. Respirasi secara aerobik.

4. Sebagian besar bersifat uniselular, beberapa membentuk koloni. Ada juga yang multiseluler, terdiri
dari banyak sel. Protista multiselular mempunyai tubuh yang sederhana tanpa jaringan terspesialisasi.

5. Ada yang bereproduksi secara aseksual dan ada juga yang seksual.

6. Sebagian protista hidup bebas, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan organisme lain.

7. Kebanyakan hidup di perairan, laut, atau perairan tawar.

8. Bergerak aktif seperti hewan dan berklorofil seperti tubuhan, serta mempunyai siklus hidup dan
reproduksi yang mirip dengn jamur.

Klasifikasi Protista

1. Berdasarkan caranya memperoleh makanan, protista dibagi menjadi tiga golongan berikut ini :

a. Protista autotrof => Memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis.

Contoh : alga, meliputi filum Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrhophyta, dan Phaeophyta.

b. Protista hetotrof => Memperoleh makanan dengan cara fagositosis

Contoh : Protozoa, meliputi filum Mastigophora, Sarcodina, Ciliophora, dan Sporozoa

c. Protista yang mencerna makanan di lluar sel (ekstraeluler), dan kemudian menyerap hasilnya yang
berupa sari-sari makanan.

Contoh : Jamur lendir dan jamur air.

2. Berdasarkan ciri yang dimilikinya, organisme protista dikelompokkan menjadi :

a. Protozoa (protista mirip hewan).

b. Alga (protista mirip tumbuhan).

c. Jamur (protista mirip jamur).


A. Protozoa (Protista mirip hewan)

1. Ciri-ciri protozoa

Uniseluler (kecuali Paramecium) dan tidak memiliki dinding sel, tubuh belum terdiferensiasi secara
jelas.

Bersifat fagositosis, soliter, atau koloni, ada yang memiliki semacam rangka.

Dapat ditemukan pada air tawar, air laut, dalam tanah, hutan, sawah, aatau parasit pada
organisme lain.

Ada yang bergerak dan ada yang tiak bergerak. Protozoa bergerak dengan flagel, pseudopodia,
silia, atau dengan gerakan sel itu sendiri.

Cara hidup heterotrof (saprofit atau parasit)

Berkembangbiak dengan cara vegetatif dengan membelah diri dan generatif sdengan konjugasi.

Dalam kondisi yang tidak menguntungkan, protozoa membentuk kista, yaitu selaput tebal untuk
melindungi diri.

2. Struktur Tubuh Protozoa

Ukuran tubuh mulai dari 10 mikron-6mm.

Bentuk protozoa bervariasi, yaitu asimetris, bilateral, simetris, radial simetris, dan spiral.

Secara umum tubuh protozoa dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu membran plasma terdiri dari
senyawa lipoprotein, sitoplasma yang bersifat koloid, dan inti sel
Klasifikasi Protozoa

a. Kelas Rhizopoda (Sarcodina)

Rhizopoda berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podos yang berarti kaki, yaitu protozoa yang
bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia). Kelas Rhizopoda memiliki ciri-ciri:
1) Alat gerak berupa kaki semu
2) Habitat di air dan parasit pada tubuh hewan
3) Cara hidup soliter
4) Reproduksi secara membelah diri

Contoh :

Nama Tempat hidup Keterangan

Entamoeba Rongga usus besar Parasit

Entamoeba coli Rongga usus besar Parasit

Entamoeba hartmani Rongga usus besar Parasit

Jod amoeba butschlli Rongga usus besar Parasit

Dientamoeba fragillis Rongga usus besar Parasit

Endolimax nana Rongga usus besar Parasit

Entamoeba gingivalis Mulut Parasit

Amoeva proteus Di perut bumi Saprofit

b. Kelas Flagellata (Mastigophora)


Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk yaitu protozoa yang memiliki alat gerak
berupa bulu cambuk kelas flagellata mastigophora memiliki ciri-ciri :
1) Alat gerak berupa bulu cambuk
2) Hidup di air laut air tawar dan parasit pada tubuh hewan atau manusia
3) Cara hidup dengan soliter atau koloni
4) Reproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi
Contoh :

Nama Penyakit yang ditimbulkan

Trypanosoma gambiense dan trypanosoma Parasit dalam darah manusia dan dapat
rhodesiense menyebabkan penyakit tidur

Trypanosoma cruzi Penyakit chagas di Amerika

Trypanosoma evansi Penyakit surra pada hewan

Trypanosoma brucei Penyakit nagana pada sapi dan kerbau

Trypanosoma vaginalis Keputihan pada vagina manusia

Trypanosoma foetus Parasit pada vagina sapi

c. Kelas Ciliata (Ciliophora)


Ciliata berasal dari kata Cilia yang berarti bulu getar, yaitu protozoa yang memiliki alat gerak berupa
bulu getar. Kelas ciliata (ciliophora) memiliki ciri-ciri :
1) Alat gerak berupa rambut getar
2) Hidup di air tawar dan tempat-tempat yang lembab
3) Cara hidup soliter atau berkoloni
4) Reproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi

Contoh ciliata yang hidup bebas adalah paramecium caudatum, dan yang hidup parasit adalah
nyctoterus ovalis (yang hidup di dalam usus kecoa) dan balantidium coli (yang parasit pada babi dan
dapat menyebabkan penyakit balantidiosis (disentri balantidium). Sedangkan contoh hewan ciliata yang
lainnya adalah :
1) Stentor, hidup di sawah sawah atau air tergenang banyak mengandung bahan organik
2) Didinium, merupakan pemangsa paramecium, hidup di perairan yang banyak protozoa
3) Vorticella, bentuk seperti lonceng silia terdapat di sekitar mulut sel
4) Stylonichia, mirip dengan paramecium, silia berkelompok disebut sirus, hidup di perairan yang banyak
mengandung sampah organik.

d. Kelas Sporozoa
Sporosoa berasal dari kata spora yang berarti benih dan zoon yang berarti hewan, merupakan protozoa
yang tidak memiliki alat gerak. kelas sporozoa memiliki ciri ciri :
1) Tidak memiliki alat gerak
2) Hidup sebagai parasit pada sel darah merah manusia atau hewan
3) Cara hidup soliter
4) Reproduksi secara aseksual dengan sporofit dan seksual dengan gametofit
Contoh :
1) Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana.
2) Plasmodium malariae penyebab penyakit malaria quartana.
3) Plasmodium Ovale, penyebab penyakit limpa.
4) Plasmodium falciparum penyebab penyakit malaria tropika.

5. Peranan Protozoa

a. Protozoa menguntungkan

1) Membentuk endapan tanah radiolaria.

2) Membentuk tanah globigerina.

3) Membantu pembusukan sisa. makanan dan pembentukan vitamin K.

4) Sebagai zooplankton yang merupakan konsumen tingkat pertama.

5) Cangkang dari silika dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk gelas.


6) Sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi di laut.

7) Sebagai bahan dasar pembuatan alat gosok.

b. Protozoa Merugikan

1) Pada manusia menimbulkan penyakit disentri, gingivalis, diare, tidur, kalazaar, keputihan, malaria.

2) Pada hewan menyebabkan penyakit surra pada ternak, penyakit chagas pada tikus dan insekta.

B. Alga/Ganggang (Protista mirip tumbuhan)

Dalam sistem lima kingdom Alga tidak masuk dalam kingdom plantae. Alga masuk dalam kingdom
protista karena memiliki ciri-ciri tubuh tersusun dari satu atau banyak sel, yang tidak berdiferensiasi
menjadi jaringan khusus. Alga mikroskopis dapat dijumpai hampir di segala lingkungan yang terkena
sinar matahari. Alga mikroskopis ini merupakan bagian dari fitoplankton yang berguna sebagai makanan
penting bagi organisme lain.

1. Ciri-ciri Alga

Alga memiliki ciri dan sifat sebagai berikut.

a. Termasuk organisme fotosintetik.

b. Bersifat eukariotik karena sudah memiliki inti sel dengan membran inti yang menyelubunginya.

c. Tubuh alga disebut sebagai thallus karena belum dapat dibedakan akar,batang, dan daun.

d. Memiliki kloroplas,dijumpai di tempat lembab, air tawar, air laut, atau menempel pada pohon.

e. Organisme ini dapat hidup sebagai Plankton (mengapung, terbawa arus) bentos (di dasar perairan)
atau perifiton (menempel).

f. Ada yang uniseluler bersifat soliter dan koloni, dan ada yang multiseluler berbentuk benang atau
lembaran.

g. Ada yang mikroskopis dan ada pula yang makroskopis.

h. Beberapa Alga dapat merugikan manusia karena menghasilkan racun, anti bakteri, atau bersifat
parasit.

i. spesies tertentu dapat berperan sebagai bioindikator, bioremediator, atau sebagai sumber
makanan tambahan.
2. Klasifikasi Alga

Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, alga dibedakan menjadi beberapa filum sebagai berikut.

a. Euglenophyta

Euglenophyta memiliki ciri-ciri :

1) Organisme yang mirip hewan dan tumbuhan.

2) Mempunyai klorofil (klorofil a dan b) serta mengandung karoten dan dapat melakukan fotosintesis.

3) Mempunyai bintik mata dan selnya tidak berdinding.

4) Dapat bergerak bebas .

5) Habitat di air tawar atau tempat yang lembab.

6) Reproduksi dengan membelah diri (pembelahan biner).


Contoh : Euglena.

b. Chrysophyta (Ganggang Keemasan)


Secara umum Chrysophyta memiliki ciri-ciri :
1) habitatnya ada yang di air laut dan ada yang di air tawar.
2) ada yang bersel tunggal dan ada yang bersel banyak
Chrysophyta dibagi ke dalam tiga kelas yaitu :

1) Ganggang hijai-kuning (Xanthophyceae)


Xanthophyceae memiliki ciri-ciri :
Memiliki klorofil dan xantofil. umumnya berbentuk filamen dan tidak berserat.
Reproduksi vegetatif dengan membentuk zoospora contoh : Vaucheria.

2) Ganggang cokelat keemasan (Chrysophyceae)

Chrysophyceae memiliki ciri-ciri :

a) Mempunyai pigmen klorofil dan karoten.

b) Ada yang uniseuler, contohnya Ochromonas dan ada pula yang membentuk koloni,
contohnya Synura.

c) Hasil fotosintesis disimpan sebagai karbohidrat dan minyak.

3) Bacillariophyceae (Diatom)

Bacillariophyceae memiliki ciri-ciri :

a) Banyak terdapat di permukaan tanah basah.

b) Ada yang uniseluler dan ada yang berkoloni.

c) Dinding sel terdiri dari epiteka dan hipoteka.

d) Reproduksi aseksual dengan membelah diri.

Contoh : Navicula, Pinnularia, dan Cyclotella.

c. Pyrrhophyta (Ganggang Api)


Semua anggota ganggang api mempunyai dua flagel, oleh sebab itu disebut juga
dinoflagellata (dino=dua). Pyrrhophyta (ganggang api) mempunyai ciri-ciri :

1) Uniseluler dapat bergerak aktif.

2) Selnya berdinding dan di sebelah luar sel terdapat alur masing-masing mengandung satu flagela.

3) Mempunyai plastida yang mengandung klorofil dan pigmen coklat kekuningan.

4) Reproduksi dengan membelah diri.

5) Ganggang api yang hidup di laut bersifat fosforesensi.


contoh : Peridinium.

d. Chlorophyta (Gnggang hijau)

Chlorophyta (ganggang hijau) memiliki ciri-ciri :


1) Sebagai Plankton di air tawar dan air laut ada pula yang hidup ditempat yang lembab dan tubuh
hewan.

2) Memiliki kloroplas dengan berbagai bentuk (spiral mangkok lembaran bola dan bintang).

3) Kloroplasnya mengandung klorofil a dan b karoten serta xantofil.

4) Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan


zoospora, sedangkan secara generatif dilakukan dengan konjugasi serta peleburan sperma dan ovum.

Chlorophyta dibedakan sebagai berikut.

1) Chlorophyta bersel tunggal tak bergerak

Contoh: Chlorella dan Chlorococcum

2) Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak

Contoh : Chlamydomonas

3) Chlorophyta berkoloni tak bergerak

Contoh : Hydrodyctyon

4) Chlorophyta berkoloni dapat bergerak

Contoh : Volvox

5) Chlorophyta berbentuk benang

Contoh : Spyrogyra dan Oedogonium

6) Chlorophyta berbentuk lembaran

Contoh : Ulva dan Chara

e. Phaeophyta (Ganggang cokelat)


Phaeophyta (Ganggang cokelat) memiliki ciri-ciri :

1) Tubuh mirip tumbuhan tingkat tinggi.

2) Memiliki pigmen fikosantin dan klorofil.

3) Reproduksi secara vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan generatif dengan membentuk


konseptakel jantan dan konseptakel betina.

4) Sebagian besar hidup di laut, beberapa jenis hidup di air tawar.

Contoh : Sargassum, Macrocystis, Fucus, dan Ectocarpus.

f. Rhodophyta (Ganggang merah)

Rhodophyta (Ganggang merah) memiliki ciri-ciri :

1) Bentuk tubuh seperti rumput sehingga sering disebut rumput laut.

2) Tubuh bersel banyak dan berbentuk seperti lembaran.

3) Mengandung klorofil, pigmen fikoeritrin, dan pigmen fikosianin.

4) Reproduksi seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot.

5) Habitat sebagian besar di laut dan sebagian di air tawar.

Contoh : Eucheuma spinosum, Gelidium, Kallimenia, dan Scinata.

Reproduksi Alga
Alga melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. reproduksi aseksual adalah

melalui :
a. Pembelahan biner terjadi pada Alga uniseluler.

b. Fragmentasi (pemutusan beberapa bagian tubuh yang akan tumbuh menjadi individu baru) terjadi
pada alga berkoloni dan berbentuk benang.

c. Spora Kembara (zoospora) yakni potongan dari protoplasma yang dibungkus oleh dinding sel yang
dilengkapi flagel.

Sedangkan proses reproduksi seksual (generatif) dilakukan melalui :

a. Isogami (konjugasi), yakni peleburan sel kelamin jantan dan betina yang mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama atau dengan kata lain, perkawinan yang belum diketahui jenis kelaminnya.

b. Anisogami, yakni pertemuan sel kelamin jantan yang berukuran lebih kecil dari sel kelamin betina.

c. Oogami, pertemuan antara spermatozoid dengan ovum yang menghasilkan zigot.

Peranan Alga

a. Chlorella, Euchema, Gelidium, dan Gracilaria, dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan
tambahan, bahan pembuatan agar-agar, obat-obatan, dan kosmetik.

b. Diatome/Navicula, menghasilkan zat kersik untuk bahan penggosok, isolasi bahan dasar industri
kaca, bahan dinamit, campuran semen, dan bahan untuk saringan (penyaring bakteri).

c. Sargasum, Turbinaria, Fucus, Ascophylum, Laminaria, menghasilkan asam alginat sebagai pengental
dalam produk makanan (sirup, coklat, permen, salad, keju, es krim), dan pengental dalam industri (lem,
tekstil, pelapis kertas, tablet antibiotik, pasta gigi).

d. Chondrus, Gigartina, Rhodymenia palmata, dan Porphyra, untuk bahan pembuatan agar dan
karagin atau dimakan langsung sebagai makanan suplemen kesehatan.

e. Macrocrystas pyrifera, menghasilkan iodin, yaitu unsur yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit gondok.

f. Macrocystis, sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya Na, P, N, Ca.

g. Alga bersel satu (semua jenis alga di laut) sebagai fitoplankton untuk makanan ikan dalam rantai
makanan, sebagai produsen primer penyedia bahan organik.

Bab 6 : Jamur
Peta Konsep

Jamur di alam sangat Beragam dalam bentuk maupun warnanya, diperkirakan jenis jamur yang sudah
teridentifikasi sekitar 100 ribu spesies.

Kingdom Fungi memiliki ciri khusus, yaitu eukariotik yang memiliki dinding sel, namun tidak memiliki
klorofil.

Ciri Tubuh :

- Ukuran dan Bentuk tubuh :

Jamur ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler , Namun sebagian besar multiseluler.

Jamur yang uniseluler berukuran mikroskopik, jamur multiseluler berukuran mikroskopik dan
makroskopik. Bentuk tubuh jamur bervariasi, berbentuk oval pada jamur uniseluler, berbentuk benang
atau membentuk tubuh buah pada jamur multiseluler. Yang berupa benang membentuk lapisan seperti
kapas, bercak, atau embun tepung pada permukaan substart tempat hidupnya. Tubuh buah jamur
memiliki bentuk yang beragam anatara lain seperti mangkuk, payung, kuping dll. Tubuh buah jamur
tersebut berukuran makroskopik.

- Struktur dan Fungsi Tubuh :

Jamur adalah organisme eukariot dengan dinding sel yang tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki
klorofil untuk melakukan fotosintesis. Beberapanya memiliki zat warna. Jamur multiseluler memiliki sel-
sel memanjang berupa benang-benang yang disebut hifa. Hifa pada jamur tertentu memiliki sekat sel
disebut septum, septa memiliki celah sehingga sitoplasma antara sel yang satu dengan yang lainnya
dapat berhubungan. Hifa tanpa septa disebut hifa senositik.

Hifa jamur bercabang-cabang membentuk miselium, miselium vegetatif untuk menyerap makanan,
miselium vegetatif tertentu memiliki struktur hifa yang disebut houstorium (dapat menembus sel
inangnya). Miselium generatif sebagai alat reproduksi yang menghasilkan spora.

Cara hidup :

Jamur hidup menyerap zat organik dari lingkungannya, sebelum di serap akan diuraikan menjadi zat
organik sederhana oleh enzim jamur. Pencernaan zat organic di luar sel disebut ekstraseluler. Jamur
bersifat heterotrof, berdasarkan cara memperoleh makananya jamur bersifat saprofit, parasit, dan
mutual :

1. Saprofit = memperoleh zat organic dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup.

2. Parasit = memperoleh zat organic dari organisme hidup lain.

3. Mutual = hidup saling menguntungkan dengan organisme inangnya.

Contoh lain adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman tingkat tinggi membentuk mikoriza,
ada 2 jenis mikoriza, ektomikoriza dan endomikoriza. Pada ektomikoriza, miselium hanya menyelubungi
akar, pada endomikoriza, hifa sampai menembus sel akar tumbuhan. Mikoriza dapat mati dengan polusi
udara.

Habitat :

Jamur hidup pada lingkungan yang beragam. Berada di darat dan di tempat-tempat yang lembap,
banyak pula yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur dapat
hidup di lingkungan asam. Jamur juga dapat hidup dengan konsentrasi gula yang tinggi, jenis jamur
lainnya hidup pada tubuh organisme lain secara parasit maupun simbiosis.

Reproduksi :
Reproduksi jamur di lakukan secara :

1. Aseksual

a. uniseluler : kuncup dam fragmentasi.

b. multiseluler : spora (sporangiospora/ konidiospora)

2. seksual

Dihasilkan secara singami , ada 2 tahap yaitu

plasmogami (penyatuan plasma sel) > menghasilkan sel/hifa berinti 2 (dikarion) dan tahap kariogami
(penyatuan inti sel)

Spora seksual : zigospora, askospora, atau basidiospora.

Zygomycota :

Jamur ini bersifat senositik dan dapat membentuk struktur dorman bersifat sementara yang disebut
zigospora. Jamur-jamur dalam kelas ini sebagian besar hidup di darat dan di dalam tanah atau pada
bagian tumbuhan dan hewan yang membusuk. Perkembangbiakan jamur dalam kelas ini adalah
perkembangbiakan seksual dengan gametangiogami dari dua hifa yang saling sesuai dengan
menghasilkan zigospora, Zygomycota mempunyai hifa senositik, yaitu hifa yang mengandung banyak inti
dan tidak mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang mengandung
protoplast dengan banyak inti, sedangkan perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan membentuk
spora tak berflagel yang berupa sporangiospora atau konidia. Seperti halnya jamur lain, zygomycota
memproduksi dinding sel yang mengandung zat kitin, mereka tumbuh sebagai miselia atau benang-
benang yang disebut hifa.

Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:

a. biasa hidup sebagai saprofit;


b. miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau buluh;
c. dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel yang
berdinding, spora inilah yang tersebar ke mana-mana;
d. perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium yang telah
pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora.
Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru;
e. perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa
jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi
selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan
hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.

Contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota


adalah sebagai berikut.
- Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya, kotoran hewan dan
roti busuk. Dari miselium pada subtratnya muncul benang-benang tegak dengan sporangium pada
ujungnya. Sporangium ini berisi spora. Jika sporangium sudah matang, akan pecah sehingga spora akan
tersebar keluar. Spora akan tumbuh menjadi miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual
dilakukan dengan gametangium.

Ascomycota :

Jamur ini melakukan 2 jenis reproduksi : seksual dan aseksual. Umumnya hidup secara saprofit pada
tanah dan sisa-sisa organisme, sebagian lainnya parasit. Susunan askspora yang berderet pada jamur
ascomycota seperti jamur oncom, perbedaan miselium yang tumbuh dari askospora pada askus yang
sama menunjukkan adanya pindah silang dan pemisahan secara bebas pada kromosom saat meiosis.

A. Reproduksi Aseksual : Membentuk kuncup. Kuncup terbentuk pada sel induk yang kemudian
lepas. Kadang-kadang kuncup melekat pada induk selnya membentuk rantai sel yang disebut hifasemu
atau pseudohifa.

B. Reproduksi Seksual :

1) Hifa berbeda jenis saling berdekatan.

2) Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk Anteridium, masing-
masing berinti haploid.
3) Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan askogonium dan
anteridium.

4) Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi plasmogami.

5) Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi
karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap berpasangan.

6) Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang dikariotik ini
membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus
dengan inti haploid dikariotik.

7) Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.

8) Di dalam askus terdapat delapan buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga disebut
sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan
tumbuh menjadi benang hifa yang baru.

Basidiomycota :

Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifa nya bersekat, tubuh buahnya di sebut basidiokarp,
basidiokarp berukuran makroskopis sehingga dapat di lihat dengan mata telanjang, jamur basidiomycota
biasanya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi
3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan
Teliomycotina (Urediniomycetes).

Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif
dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan
melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Reproduksi :
- Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora. Kedua hifa ini saling
bersinggungan.
- Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa lainnya
membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
- Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
- Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp.
- Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium yang berinti diploid
(2n).
- Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi empat inti yang haploid (n).
- Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya.
- Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan berkembang
menjadi basidiospora.
- Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa
yang haploid.

Peranan
Jamur basidiomycotina adalah kelompok jamur dengan jumlah sekitar sekitar 25 ribu spesies yang sudah
diidentifikasi. Beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang menguntungkan adalah sebagai berikut.
- Jamur kuping (Auricularia polytrichia), jamur merang (Volvariella volvacea), dan jamur shitake
(Lentinula edodes) dapat dimakan tubuh buahnya.
- Jamur kayu (Ganoderma) sebagai obat atau makanan suplemen ,dll.

Deuteromycetes :

Kelompok jamur ini tidak diketahui cara reproduksi generatifnya sehingga disebut juga jamur
imperpekti. Karena ada jamur yg tidak di ketahui cara reproduksinya, makanya di buat kelas
deuteroycetes, bagi yang masih belum di ketahui. Hifa berukuran bersekat-sekat dan tubuhnya
mikroskopis. Reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut
konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan jamur yang tergolong
Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya. Jamur ini bersifat saprofit
dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman
budidaya dan tanaman hias.

Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan
menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila, yaitu jamur oncom.
Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat
tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung, pada tonggak – tonggak atau rumput sisa
terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.

Lichen

Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan
suatu bentuk simbiosis erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont),
yang dapat berupa alga hijau (biasanyaTrebouxia) atau sianobakteri (biasanya Nostoc). Kerja sama ini
demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa
kasus bahkan masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.

Lumut kerak sangat sensitif terhadap adanya pencemaran karena tidak dapat mengeksresikan zat
beracun yang di serapnya . lumut kerak tidak dapat hidup di daerah industri, Lumut kerak menyebar
sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan
batu di pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak
dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi. Beberapa lumut kerak digunakan sebagai pewarna,
bahan parfum, serta bahan pengobatan (contoh: kayu anginUsnea).

Bab 7 Dunia Hewan

KINGDOM ANIMALIA (DUNIA HEWAN)


Kingdom animalia adalah organisme yang memiliki ciri eukaryotik, multiseluler, tidak memiliki klorofil
dan dinding sel, hidup heterotrof (memperoleh makanan dari organisme lain), dan dapat bergerak
pindah tempat/bebas untuk memperoleh makanan dan mempertahankan hidupnya,

Kingdom animalia terdiri dari kelompok invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) dan vertebrata
(hewan bertulang belakang).

Pembagian kelompok hewan ini berdasarkan adanya : penyokong tubuh (notocord), tulang belakang
(vertebrae), jenis rongga tubuh, sistem tubuh, otot dan pergerakan serta penutup tubuh.

Terkait hal tersebut beberapa istilah yang berhubungan dengan dunia hewan, yaitu :

parazoa (tubuh tidak memiliki jaringan)

eumetazoa (tubuh sudah memiliki jaringan)

Simetri radial (jika hewan dipotong melalui sumbu pusat hewan, ke arah manapun akan membagi tubuh
hewan menjadi 2 atau lebih bagian yang sama. Hewan ini hanya memiliki tubuh dorsal/bagian atas
dan ventral/bawah, dan tigak memiliki bagian anterior/depan dan posterior/belakang).

Simetri bilateral (jika dopotong melalui sumbu pusat hewan, atau jika di ambil garis memotong lewat
mulut dan anus, akan di dapatkan bagian yang sama antara sisi kiri dan sisi kanan. (lihat gambar di atas)

Lapisan embrional adalah lapisan yang terbentuk saat perkembangan embrio, yang akan berdeferensiasi
membentuk jaringan atau organ tubuh.

Lapisan embrional terdiri dari la[pisan ektoderm (luar), mesoderm (tengah),endoderm (dalam).

Dipoblastik adalah hewan yang memiliki dua lapisan embrional.

Tripoblastik adalah hewan yang memiliki tiga lapisan embrional.

Selom adalah rongga tubuh

Asemolata artinya hewan yang tidak memiliki rongga tubuh

Pseudoselomata adalah hewan yng memiliki rongga tubuh semu, karena rongga tubuhnya hanya
sebagian dibatasi oleh mesoderm (lihat gambar di bawah)

Eksoskeleton adalah rangka luar


Endoskeleton adalar rangka dalam

Rangka hidrostatik artinya rangka tubuh yang dipertahankan oleh tekanan yang berasal dari cairan
tubuhnya

INVERTEBRATA (Hewan Tidak Bertulang Belakang)

Invertebrata dikelompokan menjadi delapan filum, yaitu Porifera, Coelenterata, Plathyhelminhtes,


Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata.

Phylum Porifera (Hewan berpori/spons)

Hewan multiseluler (metazoa) ,dengan tubuh berfori, belum membentuk jaringan, memiliki rangka dan
saluran air.
Tubuhnya asimetri (tidak beraturan)

Struktur tubuh terdiri dari sel pinakosit (sebagai pelindung), sel koanosit yang berflagel (untuk menyerap
makanan dan oksigen), sel amoebosit (mengedarkan makanan dan oksigen)

Hidup secara heterotrof dengan memperoleh makanan dari air yang masuk ke dalam tubuhnya melalui
pori

Umumnya hidup di laut, melekat pada batu atau benda lainya.

Reproduksi secara seksual dengan pembentuksn tunas, gemmulae,dan regenerasi

Reproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet

Mempunyai sistem sirkulasi air yang terdiri dari tiga tipe yaitu ascon, sycon dan leucon

Ascon : merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran lurus
yang langsung menuju ke spongosol (rongga dalam)

Sycon : merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang
bercabang-cabang ke rongga-rangga yang berhubungan langsung dengan spongosol

Leucon : merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran
yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubunga langsung dengan spongosol.

Klasifikasi berdasarkan bahan penyusun rangka terbagi menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinelida (spikula
dari silikat),Demospongiae (spikula dari silikat dengan spongin atau spongin saja), dan Calcarea (spikula
dari zat kapur) sumber http://fakhrunita.byethost14.com/porifera.htm

1. Hexactinellida (Hyalospongiae), memiliki ciri-ciri:

memiliki spikula yang terdiri dari silika

ujung spikula ada 6 berbentuk bintang

tubuh biasanya berwarna pucat, dan berbentuk vas bunga atau mangkuk

saluran air tipe sikonoid


hidup soliter di kedalaman 200-1000m

contoh: Euplectella

2. Demospongiae , memiliki ciri-ciri:

rangka tersusun dari serabut spongin

tubuh berwarna cerah, karena ada pigmen di amoebosit

bentuk tidak beraturan dan bercabang-cabang

saluran air tipe leukonid

contoh: Spongia, Hippospongia, Niphates digitalis

3. Calcarae (Calcispongiae) memiliki ciri-ciri:

rangka tersusun dari kalsium karbonat

tubuh berwarna pucat, berbentuk vas, dompet, kendi, atau silinder

saluran air tipe askonoid, sikonoid, atau leukonoid

hidup di laut dangkal

contoh: Clathrina, Leucettusa lancifer


Peranan sebagai spons mandi atau alat gosok, dan berpotensi senagai obat kangker

2. Phylum Coelenterata (Hewan berongga)

Hewan metazoa dipoblastik yang tubuhnya sudah membentuk jaringan, dan memiliki rongga tubuh

Tubuhnya simetri radial

Berbentuk polip (nempel pada substrat) dan medusa (bergerak bebas) dengan tentakel berpenyengat

Memiliki rongga pencernaan (gastrosol), sistem saraf sederhana, dan tidak memiliki sistem eksresi

Hidup bebas secara heterotrof dengan menggunakan tentakel untuk meangkap mangsa

Habitat umumnya di laut

Reproduksi aseksual dengan pembentukan tunas oleh polip

Reproduksi seksual dengan pembentukan gamet oleh medusa (lihat gb . siklus hidup obelia)

Klasifikasi berdasarkan bentuk dominan dalam siklus hidup, dibedakan menjadi tiga kelas yaitu Hydrozoa
, Scyphozoa dan Anthozoa (lihat gambar di bawah ini)

Peranan merupakan komponen utama pembentuk terumbu karang sebagai tempet hidup berbagai jenis
hewan dan ganggang

Kelas Hydrozoa (yunani, hydro =air, zoa =hewan)

Contoh hydrozoa adalah Obelia, Hydra dan Pysalia

Obelia hidup berkoloni di laut, berbentuk polip dan medusa

gambar siklus hidup obelia :


Keterangan siklus hidup obelia :

Polip Obelia (2n) bereproduksi aseksual dengan tunas yang tetap melekat pada induknya, sehingga
membentuk koloni .

Di dalam koloni, polip ada 2 jenis, yaitu polip yang memiliki tentakel (untuk makan), dan polip yang tidak
memiliki tentakel (untuk reproduksi membentuk medusa)

Medusa (2n), kemudian lepas dari polip dan tumbuh dewasa

Medusa dewasa menghasilkan sperma (n) dan telur (n), yang dilepaskan ke air

Terjadi fertilisasi eksternal di air yang menghasilkan zygot (2n)

Zygot berkembang menjadi larva bersilia yang disebut Planula

Planula menempel di dasar laut dan tumbuh jadi polip dewasa

Kelas Scyphozoa (yunani, scypho =mangkuk, zoa=hewan)


memiliki bentuk dominan berupa medusa , yang dikenal dengan ubur-ubur

Siklus hidup adalah :

Kelas Anthozoa (Yunani, anthos =bunga, zoa=hewan)

memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni, seperti bunga

tidak memiliki bentuk medusa, hanya berbentuk polip

hidup di laut dangkal, soliter ataupun koloni

contoh: Tubastrea (koral atau karang), Urticina (anemon laut)

Rangka koral tersusun dari zat kapur, koloninya membentuk terumbu karang atau pulau karang

3. Phylum Platyhelminthes ( Cacing pipih)


Hewan triploblastik aselomata dengan tubuh simetri bilateral berbentuk pipih

Memiliki sistem saraf, sistem pencernan dengan satu lubang, tidak memil;iki sistem sirkulasi, respirsi dan
eksresi

Hidup bebas di laut, air tawar, tempat lembab, atau parasit dalam tubuh hewan dan manusia

Reproduksi aseksual dengan fragmentasi yang diikuti regenersi

Bersifat hermafrodit, reproduksi seksual, secara sendiri atau silang

Terbagi menjadi tiga kelas ,yaitu Turbelaria (cacing berambut getar), Trematoda (c. isap) dan Cestoda (c,
pita)

Kelas Turbelaria (cacing berambut getar)

Contoh Turbelaria adalah Dugesia, yang memiliki daya regenerasi yang sangat tinggi.

Regenerasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menggantikan bagian tubuhnya yang rusak
atau hilang. lihat gambar :

Kelas Trematoda (c. isap)


Memiliki alat pengisap, bersifat parasit, contohnya Fasciola hepatica (Cacing hati)

Perhatikan gambar daur hidup cacing hati :

Skema pada gambar di atas adalah : Cacing dewasa pada hati bertelur---> telur keluar bersama tinja---->
menetas menjadi mirasidium (larva 1)-----> masuk tubuh siput air tawar (lymnea) ----> sporokista ---->
Redia (larva 2)-----> serkaria ----> ke luar dari siput -----> menempel pada tumbuhan atau rumput air ------
> metaserkaria (cacing muda)------> termakan hewan ternak----> masuk kehati.

Kelas Cestoda (cacing pita)

Cacing pita bersifat parasit pada usus halus manusia


Inang perantaranya adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada Taenia solium

Untuk menghindari infeksi cacing tersebut adalah memasak dengan matang daging yang dimakan

4. Phylum Nemathelmynthes ( Cacing Benang)

Hewan tripoblastik pseudocelomata, tubuh simetri bilateral, berbentuk bulat panjang, dilapisi kutikula,
memiliki sistem pencernaan lengkap, sistem sirkulsi oleh cairan pseudoselomata, tidak memiliki sistem
respirsi dan eksresi

Hidup bebas atau parasit

Hidup di tanah becek,dasar perairan tawar atau laut bebas, parasit dalam tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan

Reproduksi secara seksual

Contoh : Cacing perut, , c.tambang, c. filaria, c. kermi, dan c.Trichinella

Ascaris lumbricoides (cacing perut)


Awasss..., cacing perut dapat bertelur 200 ribu perhari lho, jika ada 5 ekor saja, maka jumlahnya bisa
mencapai 1 juta perhari, mengerikan...., perhatikan gambar di atas di dalam usus seorang anak
terdapat setengah kg cacing . Selengkapnya klik dokter
disini http://klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/05/07/150275/sumbatan-usus-anak-oleh-1-2-
kg-cacing-gelang

Perhatikan siklus hidup Ascaris : Cacing dewasa hidup diusus halus dan bertelur--->telur keluar melalui
feces manusia---> menempel pada tanaman-->termakan manusia--->usus halus (18 hari) --paru-paru
menetas dan berkembang jadi cacing dewasa (10-14 hari)----> menembus alveoli, masuk bronkus,
kerongkongan----> usus halus (dapat hidup 2-3 tahun)
Ancylostoma duodenale (cacing tambang

Hidup dipertambangan daerah tropis

Parasit dengan menyerap darah dan cairan di usus halus manusia

Ukuran jantan 9mm dan betina 12 mm

Perhatikan siklus hidupnya :


Wuchereria brancrofti (cacing filaria/rambut)

Tempat hidup dalam pembuluh limfa

Menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis) yaitu pembengkakan tubuh, yang terjadi akibat
akumulasi cairan limpa di dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria.
Cacing masuk ke tubuh ditularkan oleh gigitan nyamuk culex

Perhatikan skema daur hidupnya :

Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

ukuran 10-15 mm

Hudup di usus besar manusia

Infeksi cacing kremi terjadi secara autoinfeksi (menginfeksi dirinya sendiri, tanpa inang perantara)

Telur dapat tertelan , bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing,

Perhatikan skema siklus hidupnya :


Trichinella spiralis (cacing otot)

Hidup pada otot manusia

Menyebabkan penyakit trichinosis, (kerusakan otot)

5. Annelida (Cacing Gelang)

Hewan tripoblastik selomata, tubuh simetri bilateral bersegmen, memiliki otot, sistem pencernaan
lengkap, sistem sirkulasi, sistem saraf tangga tali, dan sistem eksresi, tidk memiliki sistem respirasi,
bersifat hermafrodit atau gonokoris

Hidup bebas di dasar laut, perairan tawar, tanah dan tempat-tempat lembab atau parasit pada tubuh
vertebrata

Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi kemudian beregenerasi dan seksual dimana testis dan
ovarium ada yang terdapat pada satu individu (hermafrodit), ada juga yang terpisah (gonokoris)
Terbagi menjadi tiga kelas Polychaeta. Oligochaeta, Hirudinea (lintah)

Kelas Polychaeta (Annelida berambut banyak)

Polychaeta pada setiap segmen tubuhnya memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut
parapodia sebagai alat gerak, dan berfungsi juga sebagai insang untuk bernapas

ada tiap parapodia terdapat seta (rambut kaku)

Contoh : cacing palolo dan cacing wawo, yang dapat dikonsumsi oleh orang di kepulauan Maluku

Kelas Oligochaeta (Annelida berambut sedikit)

Cacing tanah makan dengan cara menelan tanah selama menggali, jadi organisme dan bahan organik
yang ada dalam tanah akan dicerna, dan ada makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui anus.

Sisa buangan ini akan di bawa ke permukaan tanah dan membentuk gundukan kecil yang
disebut kascing, yang dapat menggemburkan dan menyuburkan tanah

Kelas Hurudinea (lintah)


Hirudinea ada yang bersifat ektoparasit di permukaan tubuh inangnya untuk mengisap darah dan ada
yang hidup bebas dengan memakan invertebrata kecil, seperti sifut

contoh pacet dan lintah yang memiliki rahang seperti silet untuk merobek kulit inang , kemudian
mengeluarkan zat anastesi, dan juga mgaluarkan hirudin, (anti anti penggumpalan), sehingga lintah
mengisap darah sebanyak mungkin

Lintah dapat di gunakan untuk pengobatan penyakit mengeluarkandarah kotor dan bisul.

6. Mollusca (hewan lunak)

Hewan tripoblastik selomata dengan simetri bilateral, bertubuh lunak,

Hidup bebas di laut, air tawar atau darat

Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral,dan mantel, bercangkang,

Sistem pencernaan lengkap, sistem sirkulasi terbuka atau tertutup, sistem saraf terdiri dari ganglion dan
serabur saraf, resfirasi dengan insang atau rongga mantel, eksresi dengan nefridia

Reproduksi seksual secara internal atau eksternal, dn bersift dioseus atau monoseus

Terbagi menjadi tiga kelas yaitu Gastropoda (kaki di perut), Pelecypoda (kaki pipih seperti kampak),
Cephalopoda (kaki di kepala)

Peranan moluska yang menguntungkan sebagai bahan makanan, perhiasan, sedangkan yang merugikan
merupakan hama tanaman (bekicot), dan perantara penyakit cacing hati (Lymnea)

Kelas Gastropoda (kaki di perut)

Gastrpoda (latin, gaster= perut, podos =kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai
alat derak /kaki

Ex : siput air (Lymnea sp), bekicot (Achatina fulica)


Kelas Pelecypoda (kaki pipih seperti kampak)

memiliki dua buah cangkang pipih setangkup sehingga disebut bivalvia

Cangkang tersusun dari lapisan perioatakum,prismatik, nakreas


Pada tiram mutiara, jika diantara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama
kelamaan akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda asing terbungkus oleh hasil sekresi
lapisan cangkang nakreas

Memiliki insang berbentuk lembaran yang disebut lamellibranchiata

Kelas Cephalopoda (kaki di kepala)

memiliki kantong tinta, yang berisi cairan seperti tinta berwarna hitam, untuk melindungi diri musuh,
caranya jika terancam oleh musuh maka cairan tinta akan dikeluarkan melalui anus yang terletak di
kepala

makanan berupa kepiting, ikan atau invertebrata lainnya

contoh : cumi-cumi (loligi sp), gurita (Octopus sp), sotong (Sepia officinalis)

7. Filum Arthropoda ( hewan kaki beruas)

Hewan tripoblastik selomata, simetri bilateral, memiliki kaki dan tubuh beruas

Hidup deberbagai habitat secara bebas, parasit, komensal atau simbiotik

Tubuh terdiri dari caput (kepala), toraks (dada),dan abdomen (perut), berangka luar(eksoskeleton),
jumlah anggota tubuh beragam

Sistem indra berkemang baik, sistem saraf tangga tali, sistem pencernaan lengkap, eksresi menggunakan
tubula malphigi atau dibantu kelenjar eksresi tertentu, respirasi dngan insang, paru-paru buku atau
trakea, sistem sirkulasi terbuka artinya darah tidak selalu mengalir di dalam pembuluh darah

Bersifat deoseus, reproduksi seksual secara internal


Mengalami eksdisis atau molting yaitu tahap pengelupasan eksoskeleton, sebagian bermetamorfosis

Reproduksi secara aseksual ada yang mengalami partenogenesis yaitu pembentukan individu baru tanpa
melalui fertilisasi (pembuahan) dan individu yang dihasilkan bersifat steril terjadi pada lebah madu
jantan, tawon dan semut, dan seksual dengan pembentukan gamet

Terbagi menjadi empat kelas berdsarkan srtuktur tubuh dan kaki, yaitu Arachnoidea, Myriapoda,
Crustacea, dan Insecta

1. Kelas Arachnoidea (laba-laba)

Arachnoidea terbagi menjadi tiga ordo yaitu Arachnida, Scorpionida dan Acarina

Arachnida

Scorpionida

Acarina
Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen terakhir, contoh kalajengking (Uroctonus
mondax)

Arachnida , contoh laba-laba serigala (Pardosa amenata), memiliki ciri-ciri tubuh terdiri dari sepalotoraks
(kepala-dada menyatu) dan abdomen abdomen yang tidak bersegmen, memiliki sepasang kalisera (alat
sengat), sepasang pedipalpus (capit).Pada bagian posterior abdomen terdapat spinered yaitu organ
berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Dalam spinered terdapat spigot merupakan lubang
pengeluaran kelenjar benang halus yang mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik, yang
akan mengeras di udara membentuk benang halus untuk menjebak mangsa (sarang laba-laba). respirasi
dengan paru-paru buku (trakea), eksresi dengan tubula malpighi ataupun dengan kelenjar koksal.

Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contoh caplak (tungau)

Kelas Myriapoda (berkaki banyak)

Myriopoda terbagi menjadi dua ordo yaitu Chilopoda dan Diplopoda

Contoh chilopoda adalah kelabang (Csutigera sp).Pada tiap segmen tubuhnya terdapat sepasang kaki
dan spirakel (liubang respirasi). pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alat penyengat beracun.

Diplopoda atau kaki seribu atau keluwing, bersifat herbivora dan pemakan sisa organisme, tiap segmen
tubuh memiliki dua pasang kaki dan dua pasang spirakel, tidak memili,alat penyengat, bila diganggu
tubuhnya akan menggulung.

Kelas Crustacea,
Crustaceae (Latin,crusta = kulit); memiliki kulit (eksoskeleton) yang keras

Terbagi menjadi dua subkelas yaitu Entomostraca dan Malacostraca

Entomostraca merupakan crustacea mikroskopis, contoh daphnia

Malacostraca, contohnya udang dan kepiting

Kelas Insecta (serangga)

Disebut Hexapoda (kaki berjumlah enam buah)


Tubuh terdiri dari bagian kaput(kepala), toraks (dada) , perut (abdomen)

Pada caput terda[pat sepasang antena, mata majemuk (mata faset/ mata majemuk) yaitu mata yang
terdiri dari banyak inti fokus) dan mata tunggal (oseli)

Serangga mengalami metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dan ukuran tubuh saat berkembang dari
muda menjadi dewasa. Ada dua macam metamorfosis, yaitu

metamorfosis sempurna (holometabola)

metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola)

Metamorfosis sempurna adalah perkembangan insecta dimana setiap tahap menunjukan perubahan
bentuk yang sangat berbeda (4 tahap pertumbuhan), yaitu telur-larva-pupa dan dewasa. Terjadi pada
kupu-kupu dan nyamuk

Metamorfosis tidak sempiurna adalah tahap perkembangan insecta dimana insecta muda yang menetas
mirip dengan induknya, hanya ada organ yang belum muncul seperti sayap (3 tahap pertumbuhan),
yaitu telur- nimfa-dewasa. Terjadi pada belalang, kecoak, jangkrik, capung
8. Filum Echinodermata (Hewan berkulit duri)

Hewan tripoblastik selomata, simetri bilateral, permukaan tubuh berduri,

Habitat hidup bebas di dasar laut

Duri tumpul atau runcing, memiliki sistem ambulakral,saraf sistem sarap berupa cincin sarap yg
bercabang, sistem pencernaan lengkap.tidak memiliki sistem eksresi, resfirai dengan insang pada rongga
tubuh, sistem sirkulasi dengan cairan rongga tubuh

Bersifat dioseus, reproduksi seksual secara eksternal, dpat beregenersi

Terbagi menjadi lima kelas yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea dan Crinoidea

9. Filum Chordata terbagi menjadi tiga subfilum yaitu


Subfilum Urochordata (Tunikata), yaitu tidak memiliki notokord, tali saraf dan ekor saat dewasa, hidup
di dasar laut

Subfilum Cephalochordata (Lancelet), memiliki notokord di bagian kepala, teli saraf, ekor dan celah
faring

Subfilum vertebrata, penyokong tubuh (notokord) di tulang belakang

Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki vertebrae memanjang pada bagian dorsal dari kepala
hingga ekor

Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan,kulit tersusun atas epidermis dan dermis,
endoskeleton terdiri atas tulang atau tulang rawan, memiliki sistem pencernaan

alat eksresi ginjal, respirasi dengan kulit dan paru-paru,sistem peredaran darah tertutup

Hidup diberbagai habitat, di darat maupun diperairan

Berdasarkan ada tidaknya rahang terbagi menjadi dua superkelas, yaitu Agnatha dan Gnatostomata

Gnataostomata terbagi menjadi 5 kelas, yaitu pisces (ikan), Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia
Agnatha (tidak memiliki rahang) dengan ciri berbadan panjang dan ramping (seperti belut), contoh
Lamprey dan Hagfish

Gnathostomata (memiliki rahang bersendi yang dapat digerakan ke atas ke bawah, terbagi menjadi
enam kelas yaitu :

1. Chondrichthyes (ikan bertulang rawan), ex : Hiu dan Pari

2. Osteichthyes (ikan bertulang keras), memiliki ciri :sisik sikloid dan stenoid,operculum,gelembung
renang, poikiloterm, respirasi dengan insang, peredaran darah tertutup, jantung 2 ruang, ex :kuda laut,
ikan nila, ikan gabus dll
3. Amphibia (hidup di dua tempat di darat dan di air), memiliki ciri fase larva di air (insang), fase dewasa
di darat (paru dan kulit), permukaan kulit basah oleh lendir, poikiloterm, fertilisasi eksternal, jantung 3
ruang, terbagi menjadi 3 ordo yaitu Anura (katak, kodok), Urodella (salamander), Apoda (Caicilia)

4. Reptilia (hewan melata), memiliki ciri : tubuh terbuat dari sisik yang terbuat dari zat tanduk, respirasi
dengan paru-paru,poikiloterm, mengalami pergantian kulit (kornifikasi),jantung terdiri dari 4 ruang
dengan sekat yang belum sempurna, fertilisasi internal,telur dilapisi oleh cangkang, terbagi menjadi 3
ordo yaitu Crocodilia (buaya dan aligator), squamata (kadal dan ular), Testudinata (kura-kura dan penyu)
5. Aves ( burung), memiliki ciri : tubuh dilindungi oleh bulu, punya sepasang sayap , paruh, Homoioterm,
ovivar, respirasi paru-paru dan kantung udara, jantung terdiri 4 ruang sempurna, ex : elang, penguin,
bebek dll

6. Mamalia (hewan menyusui), memiliki ciri, permukaan tubuh ditutupi oleh rambut, memiliki glandula
mamae (kelenjar susu), vivivar, jantung 4 ruang (sekat sempurna), homoiterm, 4 anggota gerak, respirasi
paru-paru, memiliki gigi.
- Terdiri atas 3 sub kelas :

1. Prototheria: Ordo Monotremata (Bertelur)

Ex: Plathypus (Ornithorhynchus sp), Echidna (Tachyglossus sp)

2. Metatheria

Ordo: Marsupialia (Hewan Berkantung)

OPASUM, KANGURU, TASMANIA

3. Eutheria (Mamalia Berplasenta)

carnivora, rodentia, cetacean, chiroptera

Bab 8 Dunia Tumbuhan


Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa
milimeter saja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua jenis
tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan
ini masih menyukai tempat – tempat yang basah.

Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara
keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang menghasilkan
gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang menghasilkan spora).

a) Ciri – ciri tubuh

Ciri – ciri tubuh lumut sebagai berikut :

1. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
2. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel – sel
daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Di antaranya
terdapat sel – sel mati yang besar – besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel –
sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.
3. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan
membesar. Pada ujung batang terdapat titk tumbuh dengan sebuah sel pemula di puncaknya. Sel
pemula itu biasanya berbentuk bidan empat (tetrader = kerucut terbalik) dan membentuk sel – sel baru
ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran lumut yang terbatas mungkin disebabkan tidak adanya sel
berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
4. Rizoid tampak seperti rambut atau benang – benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada
tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam – garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu
deret sel yang memanjang kadang – kadang dengan sekat yang tidak sempurna.

Struktur sporofit (sporangium) tubuh lumut terdiri atas:


1. vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. seta atau tangkai.
3. apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak
spora.
4. kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora. Sporofit tumbuh
pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki kloroplas sehingga dapat berfotosintesis,
tetapi juga mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat. Meiosis terjadi dalam kapsul
matang pada sporofit, menghasilkan spora haploid. Spora lumut terbungkus dinding khusus yang tahan
terhadap perusakan alam. Spora dapat bertahan lama dalam keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid sebagai
ganti akar. Jika sporofit sedang tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan
arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
b) Reproduksi

Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora
haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet –
gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam
gametangium, yaitu
sebagai berikut.

1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang
disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas
selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel ini membelah
menghasilkan sel telur.

2. Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteridium terdiri
dari selapis sel – sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid –
spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar terdiri dari inti dan bagian
depannya terdapat
dua bulu cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu
pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung seperti pada skema. Jika
anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu
(monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja disebut
berumah dua (diesis). Daur hidup tumbuhan lumut dapat digambarkan sebagai mana tertera di bawah
ini.

Daur hidup tumbuhan lumut

c) Klasifikasi

Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati (hepaticeae) dan lumut
daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu Briofita atau Bryospida
(lumut sejati), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati) dan Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut
tanduk). Berikut ini akan kita bahas kita secara singkat ketiga kelas ini.

(1) Briofita (lumut sejati / lumut daun)

Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di tempat –
tempat yang lembap. Siklus hidup briofita mengalami pergantian antara generasi haploid dan diploid.
Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada gametofit. Contoh lumut sejati
(Briofita) :

a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan bercabang, daunnya besar di bagian atas. Tudung spora
terdapat pada pucuk tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik.
b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun tumbuhan. Tudung spora terletak
pada cabang – cabangnya, bertangkai pendek dan calyptra berbulu. Banyak terdapat di hutan – hutan
dan pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter.
c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada batang pohon di atas tanah.
d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon – pohon.

(2) Hepatofita (lumut hati)

Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah – tanah yang
cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing – masing
menghasilkan anteridium dan arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin jantan sedangkan dalam
arkegonium terdapat sel telur.
Pembuahan berlangsung dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah dan sedikit berair
merupakan suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air hujan atau percikan air membantu
penyerbukan. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran tutunan. Di dalam
sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul
terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.
Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel yang disebut mangkok di
permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah Marchantia polymorpha dan Porella.

(3) Anthocerofita (lumut tanduk)

Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut hati, perbedaannya
terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti
tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis (lumut tanduk).

d) Manfaat Tumbuhan Lumut bagi Manusia

Tumbuhan lumut tidak berperan penting dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies tertentu yang
dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati sakit hati (hepatitis), yaitu Marchantia polymorpha.
Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau
pengganti kapas.

UMBUHAN PAKU (Pteridophyta)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar,
batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga
dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta
bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.

Ciri-ciri tumbuhan paku

Ciri ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)- Tumbuhan paku sudah termasuk ke dalam tumbuhan kormus
(Cormophyta) karena sudah memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Akar pada paku bersifat seperti
serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak
terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula yang memiliki
batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh
bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui
sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah
tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas.
Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat
lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan tinggi. Pernahkah Anda melihat
tanaman suplir atau semanggi? Tanaman ini merupakan contoh dari tumbuhan paku. Tumbuhan ini
terdapat di manamana (kosmopolitan) dan bentuknya berupa rerumputan, habitatnya menyukai tempat
yang basah atau lembar (higrofit), ada juga yang hidup menempel pada pohon (epifit). Amatilah
beberapa contoh tumbuhan paku pada Gambar 7.19!

Gambar 7.19 Beberapa contoh tumbuhan paku

Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Daun pada tumbuhan paku tampak jelas. Daunnya selalu
melingkar dan bergulung pada usia muda. Tumbuhan berpembuluh tidak berbiji memiliki dua macam
bentuk daun, yaitu daun yang tidak mengandung spora (tropofil), dan daun yang mengandung spora
(sporofil). Di bagian bawah sporofil terdapat banyak bulatan kecil berwarna kecokelatan. Bulatan
tersebut berkumpul membentuk struktur yang disebut sorus (jamak: sori). Setiap sorus terdiri atas
banyak kotak spora yang disebut sporangium. Selain terdapat pada sorus, sporangium juga terkumpul
pada strobilus dan sporokarpium. Strobilus ini merupakan sporangium yang membentuk struktur seperti
kerucut. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium

Seperti yang kita lihat bahwa akar dan batang (rizoma) tumbuhan paku terdapat di bawah tanah,
akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra, ingatlah kembali fungsi kaliptra! Daun-
daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Akan tetapi, ada beberapa jenis paku yang batangnya muncul di
atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla. Seperti yang Anda temukan tumbuhan paku ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan daun yang beraneka ragam, perhatikan Gambar 7.20 berikut
ini!

Gambar 7.20 Macam macam tumbuhan paku

Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu masih muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil
yang disebut dengan mikrofil, ada pula yang berukuran besar yang disebut dengan makrofil. Pada
umumnya mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku
kawat dan paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki
daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.

Jika kita amati beberapa jenis daun paku, ada yang tidak menghasilkan spora yang disebut dengan
tropofil, disebut sebagai daun yang steril. Tropofil hanya berfungsi untuk fotosintesis, tetapi ada yang
menghasilkan spora yang disebut dengan sporofil atau disebut daun fertil. Spora terdapat di dalam
kotak spora/sporangium, ada sejumlah sel penutupnya yang berdinding tebal dan membentuk cincin
yang disebut dengan annulus. Agar lebih jelas amati Gambar 7.21 ini!

Gambar 7.21 (A) Sorus, (B) indusium, dan (C) sporangium

Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium akan pecah, lalu spora
tersebut akan tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Demikian juga
bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya masih hidup
selama musim dingin tersebut, jadi masih ada kemungkinan untuk hidup kembali. Akar tumbuhan paku
berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas
pembuluh angkut yang konsentris. Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku
tiang (Alsopila sp. dan Cyathea sp.). Batang paku kebanyakan berupa rhizoma.

Secara ringkas Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh
karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem
yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan
floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang hidupnya
menempel.
d. Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae
dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase
gametofitnya.
Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.

Perkembangbiakan Tumbuhan Paku/Pteridophyta. Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada
perkembangbiakannya menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu fase sporofit dan fase gametofit.
Gametofitnya memiliki beberapa perbedaan dengan gametofit lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan
paku dinamakan dengan protalium tetapi sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur
beberapa minggu saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan melekat pada
substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada bagian paling sempit dan
arkegonium yang terdapat pada lekukan bagian yang lebar. Jadi, keduanya berada pada sisi bawah
protalium di antara rizoidnya. Amati Gambar 7.22 berikut ini!

Gambar 7.22 Protalium

Sporofit pada paku sangat berbeda dengan sporofit pada lumut, yaitu jika terjadi pembuahan, maka
protalium akan segera binasa, tetapi jika tidak terjadi pembuahan, maka protalium dapat bertahan
hidup sampai lama. Sporofit inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku. Agar lebih jelas
mengetahui daur hidup tumbuhan paku, lihatlah Gambar 7.23 berikut ini, kemudian pelajari dan
diskusikan dengan teman Anda!
Gambar 7.23 Daur hidup tumbuhan paku

Keterangan:
1. Spora haploid
2. Gametofit muda
3. Gametofit dewasa atau protalium
4. Anteridium (organ seks jantan)
5. Arkegonium(organ seks betina)
6. Anteridium tunggal yang melepaskan sel sperma (6a)
7. Arkegonium tunggal dan sel telur (7a)
8. Fertilisasi oleh sperma
9. Zigot
10. Embrio sporofit yang masih berada pada arkegonium
11. Sporofit muda
12. Sporofit muda
13. Sporofit dewasa
14. Kumpulan dari sporangia yang berada di belakang daun sporofit
15. Sporangium, spora berkecambah (15a)

Berdasarkan gambar, urutan daur hidup tumbuhan paku seperti berikut ini: mula-mula dari spora
tumbuh protalium berbentuk benang dan mempunyai rizoid, kemudian terbentuk beberapa sel, fase ini
berlangsung hanya pendek/sebentar. Selanjutnya, terjadi pembelahan sel-sel yang terus menerus dan
akan menghasilkan suatu protalium yang melekat pada substratnya.

Pada protalium ini terdapat anteridium dan arkegonium, biasanya terdapat pada sisi yang tidak
menghadap sinar matahari, yaitu pada sisi bawah. Arkegonium baru terbentuk setelah protalium
mendapatkan kesempatan yang cukup lama berasimilasi, jadi sudah cukup mengumpulkan persediaan
makanan, sedangkan anteridium sudah dibentuk terlebih dahulu. Bagaimana jika keadaan makanan
sangat buruk, apakah arkegonium akan terbentuk? Pikirkan!

Anteridium yang dibentuk pada mulanya berupa tonjolan berbentuk papil, kemudian terbagi oleh suatu
dinding pemisah berbentuk corong. Jika anteridium sudah masak, sel-sel yang melingkar dan terisi lendir
akan mengembang kemudian akan terlepas. Demikian pula spermatid berbentuk bulat yang terdapat
dalam anteridium akan menggembung dan terlepas, dan tiap spermatid mengeluarkan satu
spermatozoid dengan banyak bulu cambuk. Apabila arkegonium sudah masak yang ditandai dengan
membuka pada ujungnya, maka spermatozoid bergerak masuk ke dalam arkegonium menuju ke sel telur
sehingga terbentuklah embrio.

Ukuran dan bentuk tubuh

Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada
tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat yang
tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi
fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi,
ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi
sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit
adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang
menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan
generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit
tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai
tumbuhan paku.

Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit

Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa
jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah
disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas tanah
ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak
memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau pangkal batang.
Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan
paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk
fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.

Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku
sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang
berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung
sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk
strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada
ujung cabang. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus
dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh
pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil
fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke
seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur
gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.

Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit

Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku
memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid
pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa
bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak
memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh
dengan cara bersimbiosis dengan jamur.

Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium
menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium
menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada
satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang
hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit
biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).

B. Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di air
( misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku adalah
tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).

C. Reproduksi

Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada
tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran
antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit
merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.

Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh
pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit
(sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh
angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi
gametofit yang haploid (n).

Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat
reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu ovum yang
haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid
bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi
ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot
membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).
Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku, sebagai berikut :

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Paku Homospora,

Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besar.
Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium)

Paku Heterospora

Paku heterospora merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda
ukuran. Spora yang besar disebut makrospora (gamet betina) sedangkan spora yang kecil disebut
mikrospora (gamet jantan). Contohnya adalah paku rane (Selaginella) dan Semanggi (Marsilea).

Paku Peralihan

Paku peralihan merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran
yang sama, serta diketahui gamet jantan dan betinanya. Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku
ekor kuda (Equisetum)

Berdasarkan ciri tubuhnya, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi empat subdivisi, yaitu paku purba
(Psilopsida), paku kawat (Lycopsida), Paku ekor kuda (Sphenopsida), dan paku sejati (Pteropsida).

Paku Purba (Psilopsida)

Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai 13
spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang
tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati.

Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang
paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak
memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di
sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora).
Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku
purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku
purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum).

Paku Kawat (Lycopsida)

Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella.
Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di
pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun
tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang
tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada
pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium
terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada
mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium menghasilkan mikrospora
yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang
mengandung megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi
gametofit betina.

Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur
yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung
anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu
mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella
merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.

Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)

Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum
terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5
m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik. Equisetum disebut
paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding
selnya mengandung silika. Sporangium terdapat pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis
spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit Equisetum hanya
berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya mengandung
anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual.

Paku Sejati (Pteropsida)

Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati
sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000
jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang
dalam (rizom) atau batang di atas permukaan tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan
memiliki tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung
(circinnatus). Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa
(Platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), Paku
sawah (Azolla pinnata), dan Dicksonia antarctica.

E. Manfaat Tumbuhan Paku

Beberapa jenis tumbuhan paku dapat diamanfaatkan bagi kepentingan manusia. Jenis tumbuhan paku
yang dapat dimanfaatkan yaitu semanggi (Marsilea crenata) dimakan sebagai sayur, paku rane
(Selaginella plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka, Paku sawah (Azolla pinnata) sebagai pupuk
hijau tanaman padi di sawah, suplir (Adiantum cuneatum) dan paku rusa (Platycerium bifurcatum)
sebagai tanaman hias.

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam sekitar
secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk
hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).

Taksonomi Tumbuhan Tinggi merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang tumbuhan
dan proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh-tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut
dapat hidup atau mati serta berkembang. Taksonomi tersebut membedakan antara tingkat tumbuhan
dari tingkat rendah dan tinggkat tinggi.

Dengan mempelajari taksonomi tumbuhan, kita dapat membedakan berbebagai jenis tumbuhan yang
termasuk tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tinggkat tinggi. Pada dasarnya gejala di tampakkan
oleh tumbuhan dapat di terang berdasarkan prinsip-prinsip kimia dan fisika, beberapa proses
metabolisme tubuh dapat dijelaskan secara rinci tentang prinsip-prinsip kimia dan fisika yang terlibat di
mana penjelasan ini telah dapat diterima oleh para ahli fisiologi tumbuan dengan tampa keraguaan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam
makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari Spermatophyta ?


2. Apa saja ciri-ciri tumbuhan Spermatophyta ?
3. Apa saja yang termasuk ke dalam kelompok Gymnospermae?

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Spermatophyta
2. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan Spermatophyta
3. Untuk mengetahui kelompok Gymnospermae

A. Pengertian Spermatophyta
Spermatophyta berasal dari bahasa Inggris yang berarti tumbuhan berbiji. Sedangkan di Indonesia
banyak sekali ditemukan berbagai jenis tumbuhan berbiji yang sampai saat ini tetap dipelihara dan
dikembangkan.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan ditempatkan pada berbagai takson. Selain ,
Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta ("tumbuhan bunga").

dan Sistem Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan
semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut memisahkannya
menjadi
Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan
kelompok ini ke dalam tingkat divisio dengan nama Magnoliophyta.

Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan nama Magnoliopsida dan meletakkannya pada
tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II
(2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson tersendiri melainkan sebagai suatu klade
tanpa nama botani resmi dengan nama angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa
Inggris atau diinggriskan untuk nama-nama tidak resmi).

Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem klasifikasi Cronquist (1981) masih
banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya dari sisi filogeni terutama karena
bertentangan
dengan hasil-hasil penyelidikan molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga
dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil

"Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui pada tahun 2003
sebagai Sistem klasifikasi APG II. Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak
memakai metode pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data molekular,
mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya
monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai
kelompok bersifat parafiletik).

Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang dinamai eudicots atau
tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan ciri-ciri yang biasa dinyatakan
sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima mahkota bunga dan empat atau lima
kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai paleodicots
(paleoberarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.

B. Ciri-ciri Spermatophyta

Spermatophyta mempunyai ciri antara lain :


1. Makroskopis dengan ketinggian bervariasi
2. Bentuk tubuhnya bervariasi
3. Cara hidup fotoautotrof
4. Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai)
5. Mempunyai pembuluh floem dan xilem
6. Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).

Berdasarkan uraian ciri-ciri di atas dapat penulis pahami bahwa Spermatophyta termasuk tumbuhan
tinggkat tinggi yang memiliki ketinggian serta bentuknya yang bervariasi serta mempunyai habitat di
darat dan memiliki floem serta xilem yang dapat menggunakan penyerbukan dan pembuahan.

Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

a. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)

Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota bunganya. Bakal biji terdapat
di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah, merupakan tumbuhan heterospora yaitu
menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora
menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus. Dalam reproduksi terjadi
pembuahan tunggal.

Gymnospermae dibagi dalam empat kelompok yaitu pinophyta, cycadophyta, ginkgophyta dan
gnetophyta. Pinophyta dikenal sebagai konifer, menghasilkan resin/getah, monoesis, daun berbentuk
jarum, contohnya Pinus sp. Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropis, diesis, contohnya Cycas
revoluta, Cycas
rumphii, Encephalartos transvenosus. Ginkgophyta hanya mempunyai satu spesies di dunia ini yaitu
Ginkgo biloba, diesis, biji tidak di dalam rujung benar-benar terbuka ke udara bebas.

Gnetophyta berbeda dengan kelompok lainnya karena memiliki pembuluh kayu untuk mengatur air
pada bagian xilemnya. Contohnya Gnetum gnemon, Epherda dan Welwitschia.

• Manfaat gymnospermae

Ada beberapa manfaat gymnospermae yaitu :

a. Untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis)


b. Untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus)
c. Untuk makanan (Gnetum gnemon)
d. Tanaman hias (Thuja, Cupressus, Araucaria).

b. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Angiospermae memiliki ciri antara lain :


• Memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah
• Mempunyai bunga sejati
• Umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
• Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.

Sedangkan dilihat dari strukturnya Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Monocotyledoneae (berkeping satu)

Monocotyledoneae dengan ciri khas antara lain :


1) Mempunyai biji berkeping satu
2) Berakar serabut
3) Batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya.
4) Tidak bercabang.
5) Akar dan batang tidak berkambium.

Sebagai contoh misalnya : Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang), Cocos
nucifera (kelapa).

b. Dicotyledoneae (berkeping dua).

Dicotyledoneae dengan ciri khas antara lain :


1) Mempunyai biji jumlah kepingnya dua
2) Berakar tunggang
3) Batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil.
4) Batang bercabang
5) Akar dan batang berkambium.

Sebagai contoh misalnya : Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu
biji), Ficus elastica (karet).

C. Pengelompokan Spermatophyta

Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena banyak
petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari
salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji
tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik.

Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan :

• Bennetophyta, punah
• Cordaitophyta, punah
• Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae
• Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
• Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
• Pinophyta, tumbuhan runjung
• Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya) dan Welwitschia

Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025

Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik
dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku
terpenting karena
menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum, jagung, jelai,
haver, jewawut, tebu, serta sorgum.

Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran
utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan
banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa :

1. Spermatophyta berasal dari bahasa Inggris yang berarti tumbuhan berbiji. Sedangkan di Indonesia
banyak sekali ditemukan berbagai jenis tumbuhan berbiji yang sampai saat ini tetap dipelihara dan
dikembangkan.
2. Spermatophyta mempunyai ciri antara lain :Makroskopis dengan ketinggian bervariasi, Bentuk
tubuhnya bervariasi, Cara hidup fotoautotrof, Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang
mengapung di air (teratai), Mempunyai pembuluh floem dan xilem, Reproduksi melalui penyerbukan
(polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).

3. Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih
bertahan:Bennetophyta, Cordaitophyta, Pteridospermophyta, Angiospermae, Ginkgophyta,
Cycadophyta, Pinophyta, Gnetophyta, Gnetum (melinjo dan kerabatnya) dan Welwitschia

BAB 9 Ekosistem

Ekosistem (Materi Ringkasan)

Artikel ini merupakan bagian dari Materi Pelajaran biologi SMA kelas X semester 2 ‘Ekosistem’.

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut ekologi.
Tempat hidup makhluk hidup disebut habitat.

Lingkungan makhluk hidup terdiri dari lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik terdiri
dari seluruh makhluk hidup. Lingkungan abiotik terdiri dari suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-
garam mineral, dan tanah.

Terdapat 3 interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Yaitu interaksi antar-individu, interaksi
antar-populasi, dan interaksi antara komponen abiotik dan biotik.

Bentuk interaksi antar populasi adalah:

1. Predasi. Antara makan dan dimakan. Yang memakan disebut predator, yang dimakan disebut
mangsa (prey).

2. Kompetisi.

3. Simbiosis. Terdiri dari simbiosis mutualisme (sama-sama menguntungkan), simbiosis


komensalisme (satu diuntungkan dan satu lagi tidak diuntungkan maupun tidak dirugikan. Contoh:
anggrek menempel di pohon mangga), dan simbiosis parasitisme (satu diuntungkan dan satu dirugikan).
Suatu individu dibagi empat yaitu produsen, konsumen, dekomposer (pengurai. Contoh: bakteri dan
jamur), dan detrivor (pemakan bangkai. Contoh: cacing tanah, siput, keluwing, bintang laut, dan kutu
kayu).

Secara umum ada tiga tipe ekosistem yaitu ekosistem air (akuatik), ekosistem darat (terestrial), dan
ekosistem buatan.

1. Ekosistem air (akuatik) terdiri dari ekosistem air tawar, ekosistem laut, ekosistem esturari
(antara sungai dan laut/delta), ekosistem pantai pasir, ekosistem pantai batu, ekosistem terumbu
karang, dan ekosistem laut dalam.

2. Ekosistem darat (terestrial) terdiri dari hutan hujan tropis, sabana (curah hujan lebih rendah dari
hutan hujan tropis dan didominasi oleh semak dan pohon), padang rumput (curah hujan lebih rendah
daripada sabana), gurun, hutan gugur, taiga (dingin dan didominasi oleh hutan pinus), dan tundra (di
dekat kutub utara disebut tundra artik dan di puncak gunung disebut tundra alpin).

3. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Contoh: bendungan, waduk, hutan tanaman produksi, sawah, pedesaan, kolam,
perkotaan, dll.

Dalam rantai makanan, ada produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, dan konsumen puncak.
Rantai makanan yang kompleks, saling berkaitan, dan bercabang-cabang disebut jaring-jaring makanan.

Cahaya matahari diubah oleh produsen menjadi energi kimia melalui jalur rantai makanan. Energi kimia
mengalir dari produsen ke konsumen. Energi kimia tersebut sebagian digunakan dan sebagian lagi
disimpan. Produktivitas ekosistem adalah pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem.
Produktivitas ekosistem dibagi dua yaitu produktivitas primer dan produktivitas sekunder.

1. Produktivitas primer adalah kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia
dalam bentuk bahan organik oleh organisme autotrof.

2. Produktivitas sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah bahan organik menjadi
simpanan energi kimia baru oleh organisasi heterotrof.
Piramida ekologi menggambarkan struktur trofik suatu ekosistem. Struktur trofik adalah peristiwa
makan dan dimakan antar-organisme dalam suatu ekosistem. Piramida ekologi terdiri dari piramida
energi (menggambarkan tingkat kehilangan energi dari suatu rantai makanan), piramida biomassa
(menggambarkan tingkat berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik) dan piramida jumlah
(menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik).

Dalam suatu ekosistem, energi kimia sebagian besar hilang pada setiap tingkat trofik tetapi materi pada
tiap tingkat trofik tidak hilang. Materi tersebut didaur ulang yang melibatkan makhluk hidup dan batuan
yang disebut daur biogeokimia.

1. Daur air: air laut > menguap > kondensasi > turun hujan > air mengalir ke laut

2. Daur karbon: karbon di atmosfer > diserap pohon | dihirup hewan > daun mengering dan jatuh |
hewan mati > dan dan hewan mengalami pembusukan > bahan bakar fosil > pembakaran bahan fosil >
karbon ke atmosfer.

Suksesi adalah proses perkembangan suatu komunitas melalui tahap-tahap yang dapat diprediksi.
Suksesi terdri dari suksesi primer, suksesi sekunder, dan komunitas klimaks.

1. Suksesi primer adalah formasi suatu komunitas baru pada suatu daerah yang diawali oleh suatu
daerah yang kosong atau gundul. Biasanya terjadi setelah letusan gunung berapi.

2. Suksesi sekunder adalah pembentukan kembali suatu komunitas ke bentuk kondisi awal setelah
daerah tersebut rusak. Penyebab suksesi sekunder adalah kebakaran, banjir, gempa bumi, atau aktivitas
manusia.

3. Komunitas klimaks adalah hasil akhir dari suksesi yang berupa komunitas yang mengalami
keseimbangan.

Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Contoh Populasi, Komunitas, Ekosistem, dan Bioma

1. Contoh dari populasi : populasi rusa, sekelompok harimau yg hidup di hutan.

2. Contoh dari komunitas : komunitas kolam, komunitas sawah.

3. Contoh dari ekosistem : ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.

4. Contoh dari bioma : Bioma tundra, bioma taiga, bioma hutan hujan tropis.

Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Bioma Tundra, Taiga, Hutan Gugur, Hutan Hujan Tropis, Padang Rumput, dan
Gurun

A. Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Bioma Tundra :

1. Tumbuhan berupa semak.

2. Didominasi oleh lumu kerak, lumut daun.

3. Vegetasinya mirip dengan vegetasi gurun.

4. Tumbuhan semusim biasanya berwarna mencolok dan masa pertumbuhannya pendek, 30 – 120 hari
per tahun.

5. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9
bulan dengan suasana gelap.

B. Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Bioma Taiga :

1. Pepohonan didominasi oleh pepohonan berdaun jarum.

2. Banyak terdapat di daerah subtropics dan daerah kutub utara.

3. Suhu di daerah berkisar -12 C sampai – 10 C.

4. Curah hujan 400 – 750 mm setiap tahunnya.

5. Musim dingin berlangsung panjang dan musim panas berlangsung pendek

C. Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Bioma Hutan Gugur :


o Curah hujan tidak merata sepanjang tahun antara 750 – 1000 mm tiap tahunnya

o Memiliki empat musim, yaitu, musim panas, gugur, dingin, dan semi

o Tumbuhannya tidak sebanyak di hutan tropis

o Temperatur 22 C – 17 C

o Tumbuhannya berdaun lebar

o Banyak terdapat di iklim sedang

D. Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Bioma Hutan Hujan Tropis :

1. Terletak di 23,50 LU – 23,50 LS.

2. Curah hujan mencapai 2.000 hingga 2.550 mm per tahun.

3. Jenis pohon-pohonnya Heterogen.

4. Dasar Hutan sangat gelap.

5. Tingkat kelembapan tinggi.

6. Pohon – pohon utamanya mencapai 20 – 40 m.

7. Cabangnya berdaun lebat dan rapat, sehingga membentuk tudung, yang disebut canopy.

8. Terdapat iklim mikro.

9. Temperaturnya kurang lebih 250C.

10. Liana dan Epifit adalah jenis tumbuhan yang khas di Bioma Hutan Tropis.

E. Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Bioma Padang Rumput :

- Tersebar di daerah tropis sampai sedang

- Di musim panas, suhunya 19 C – 30 C

- Di musim dingin, suhunya 12 C – 20 C

- Curah hujan tidak teratur, 200 – 1000 mm per tahunnya


- Porositas tanahnya rendah

F. Ciri-Ciri Abiotik dan Biotik Bioma Gurun :

- Curah hujan tidak melebihi 250mm tiap tahunnya

- Hujan lebat sangat jarang dan tidak teratur

- Tingkat evaporasi tinggi

- Kelembaban rendah

- Suhu pada siang hari 45o C

- Suhu pada malam hari 0o C

- Tanah tandus dan kering.

- Tumbuhan berdaun kecil, bahkan ada yang tidak berdaun.

Ciri-Ciri Air Tawar dan Air Laut

A. Ciri-Ciri Air Tawar :

1. Variasi temperatur atau suhu rendah.

2. Kadar garam atau salinitas rendah.

3. Penetrasi dari cahaya matahari kurang.

4. Terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar.

5. Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai.

6. Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat.

7. Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama.

B. Ciri-Ciri Air Laut :

1. Variasi temperatur atau suhu tinggi.


2. Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi.

3. Penetrasi dari cahaya matahari tinggi.

4. Ekosistem tidak terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar.

5. Aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan rotasi bumi.

6. Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain.

7. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan dekomposer.

Pengertian dan Contoh Dari Plankton, Nekton, Neuston, Beston, dan Perifiton

A. Plankton.

Plankton adalah organisme air yang melayang mengikuti gerak aliran air.

Contohnya : bakteri dan jamur.

B. Nekton.

Nekton adalah organisme air yang berenang bebas.

Contohnya : ikan, cumi-cumi, udang.

C. Neuston.

Neuston adalah organisme air yang mengapung / berada di permukaan air.

Contohnya : serangga air.

D. Perifiton.

Perifiton adalah organisme air yang melekat pada tumbuhan atau benda lain.

Contohnya : keong.

E. Bentos.

Bentos adalah organisme air yang hidup/berada di dasar perairan.

Contohnya : cacing, remis, kerang, teripang, bintang laut, karang.


Contoh Dari Faktor Abiotik dan Peranannya

A. Cahaya Matahari.

Peranan :

1. Sebagai sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan dalam proses fotosintesis.

2. Memberikan rasa hangat untuk semua makhluk.

B. Udara.

Peranan :

1. Untuk bernapas bagi semua makhluk hidup.

2. Untuk proses fotosintesis pada tumbuhan.

C. Suhu.

Peranan :

Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Rai dkk (1998)
suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-
proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi
faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan
tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.

D. Air.

Peranan :

1. Sebagai media pelarut zat-zat yang dibutuhkan dalam tubuh makhluk hidup.

2. Sebagai media pengangkut dalam tubuh makhluk hidup.

3. Sebagai habitat bagi makhluk hidup, seperti : danau, sungai, dan laut.

E. Tanah.

Peranan :

1. Sebagai tempat hidup berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem.

2. Di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan proses
di dalam tubuh, terutama bagi tumbuhan.
Komponen-Komponen Biotik dan Peranannya

A. Produsen.

Peranan :

Menyediakan makanan/sumber makanan bagi konsumen tingkat I.

B. Konsumen.

Peranan :

Sebagai penyeimbang populasi dalam lingkungan.

C. Dekomposer/Pengurai.

Peranan :

Menguraikan sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati.

Contoh Interaksi Antara Faktor Biotik dan Abiotik

1. Curah hujan dan suhu mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup di suatu tempat

2. Cacing tanah menyebabkan struktur tanahnya menjadi berongga, sehingga tanah menjadi gembur

3. Penghijauan menyebabkan kandungan oksigen di udara cukup banyak, sehingga kualitas udara
menjadi baik.

Contoh Bentuk Interaksi Individu dalam Populasi yang Bersifat Menguntungkan dan Contoh dari
Kompetisi

A. Contoh Bentuk Interaksi Individu dalam Populasi yang Bersifat Menguntungkan

1. Simbiosis Mutualisme

Misalnya : Hubungan antara jamur dan alga. Jamur mendapat karbohidrat dari alga sedangkan alga
mendapat air atau terlindung dari kekeringan. Hubungan ini juga bersifat mutlak, artinya apabila tidak
bersimbiosi, alga dan jamur tidak akan membentuk lumut kerak (lichines).
2. Protokooperasi.

Misalnya : Kupu-kupu dengan bunga, kerbau dengan burung jalak.

B. Contoh Kompetisi

1. Persaingan antara populasi singa dengan harimau yang memperebutkan makanan.

2. Persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

Bentuk interaksi antar populasi dalam komunitas beserta contohnya

Interaksi antarpopulasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Contoh interaksi
antarpopulasi adalah :

1. Kompetisi.

Kompetisi merupakan interaksi yang memiliki kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
antarpopulasi. Misalnya, persaingan antara populasi singa dengan harimau yang memperebutkan
makanan.

2. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah
alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

Contoh interaksi antar komunitas

Misalnya :

Komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya
padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk
peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.

Pengertian rantai makanan dan jaring-jaring makanan beserta contohnya

A. Rantai Makanan.
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan.

B. Jaring-Jaring Makanan.

Jaring-jaring makanan : Peristiwa makan memakan dari sekumpulan mahluk hidup.

Macam-macam rantai makanan

A. Rantai Pemangsa

Landasan utama dari Rantai Pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa
dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora
yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora
maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.

B. Rantai Parasit

Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh
organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.

C. Rantai Saprofit

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai
di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring
makanan

Pengertian Piramida Ekologi

Piramida ekologi adalah struktur organisme dalam kelompok ekologi yang terlibat dalam rantai makanan
yang tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dengan tingkat makan-
memakan.

Penjelasan tentang piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi

A. Piramida jumlah : komposisi organisme yang tergolong tingkat trofik.

B. Piramida biomassa : piramida jumlah yang sederhana seringkali kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem , dan dan penggambaran yang lebih realistic dapat
disajikan dengan piramida biomassa.
C. Piramida energi : piramida energi dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang
lama

Alasan mengapa piramida energi lebih baik dalam menggambarkan tingkatan trofik

Karena piramida energi dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama.

Penjelasan tentang Produktivitas Primer, Produktivitas Primer Kotor, Produktivitas Primer Bersih, dan
Produktivitas Sekunder

A. Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen mengubah energi
cahaya Matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik. Hanya sebagian kecil energi cahaya
yang dapat diserap oleh produsen. Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem, yang terbesar
ada pada ekosistem hutan hujan tropis dan ekosistem hutan bakau. Produktifitas primer dibagi menjadi
dua yaitu produktivitas primer kotor (PPk) dan produktivitas primer bersih (PPB).

B. Produktivitas primer kotor (PPk) adalah seluruh bahan organik yang dihasilkan dari
proses fotosintesis pada organisme fotoautotrof. Lebih kurang 20% dari PPK digunakan oleh organisme
fotoautotrof untuk respirasi, tumbuh dan berkembang.

C. Produktivitas primer bersih (PPB) adalah sisa energi produktifitas primer kotor yang baru disimpan.
Biomassa organisme autotrof (produsen) diperkirakan mencapai 50%-90% dari seluruh bahan organik
hasil fotosintesis. Hal ini menunjukkan simpanan energi kimia yang dapat ditransfer ke trofik selanjutnya
melalui hubungan makan dimakan dalam ekosistem.

D. Produktivitas sekunder (PS) adalah kecepatan organisme heterotrof mengubah energi kimia dari
bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam tubuhnya. Energi kimia
dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke organisme heterotrof (konsumen primer)
dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang
tersimpan di dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih.

Penjelasan Tentang Siklus Nitrogen, Siklus Karbon, Siklus Fosfor, dan Siklus Air

A. Siklus Nitrogen : bila mahluk hidup mati, protein yang ada dalam tubuhnya akan di urai menjadi
senyawa nitrogen (NH3). Nh3 akan bereaksi dengan H2O membentuk ammonium yang dapat diserap
langsung oleh tumbuhan. NH3 bisa pula terbentuk dari N2 bebas bebas dari udara yang diikat oleh
bakteri, lalu dirubah menjadi nitrit (NO2) dengan menggunakan oksigen oleh bakteri nitrit (nitrococcus).
Nitrit diubah menjadi nitrat (NO3) dengan mempergunakan oksigen oleh bakteri nitrat (Nitrobakter).
Nitrat inilah yang diserap oleh tumbuhan, namun biasa pula nitrat diuraikan menjadi N2 bebas dan
kembali ke udara akibat penguraian (denitrifikasi) yang dilakukan oleh bakteri clostridium sp.
B. Siklus Fosfor : Fosfat organic dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah / air laut akan
mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari
batu dan fosil akan terkikis dan kembali membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan air laut.
Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan. Siklus ini berulang terus-menerus.

C. Siklus Karbon : Karbon dioksida (CO2) di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis dan
menghasilkan oksigen (O2) yang akan di gunakan oleh manusia dan hewan untuk respirasi. Tumbuhan
yang mati, dalam waktu lama dapat membentuk batu bara didalam tanah. Batu bara di manfaatkan
sebagai bahan bakar sehingga kadar CO2 di udara bertambah. Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan
atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam
karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk dirinya sendiri dan organisme lain yang heterotrof. Sebaliknya, saat
organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air
seimbang dengan jumlah CO2 di air.

D. Siklus air : air (H2O) yang terdapat di laut menguap karena pemanasan oleh sinar matahari, dan
membentuk awan, awan yang lama lama banyak oleh penguapan air, terjadi proses pengembunan dan
terjadilah hujan, lalu terbawa angina sampai ke dataran rendah, dan berhulu di sungai / danau dan
sebagainya. Air yang turun ke sungai pun akan ikut mengalir sampai ke laut kembali. Bisa pula Air yang
turun tadi meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah.

K.D. 3.5. Pencemaran Lingkungan

Pengertian Lingkungan Yang Seimbang dan Dinamis

Lingkungan yang seimbang dan dinamis adalah yang mampu mencapai keselarasan hubungan antara
manusia dan lingkungannya

Faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan Beserta Contohnya

A. Faktor alami

Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik, diantaranya
letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan
alga, kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan, yang
menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.
B. Faktor manusia

Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh
ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi,
manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun
yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu
mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan, misalnya dengan cara mengeksploitasi sumber
daya alam (SDA) tanpa memikirkan dampaknya. Pembabatan dan pembakaran hutan menyebabkan
dampak yang sangat luas yang berakibat hilangnya humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya
sumber air, dan rusaknya tatanan ekosistem. Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi
hewan-hewan buas dari hutan ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah,
babi hutan, dan hewan herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan yang rusak
hewan-hewan tersebut bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak tanaman budidaya
manusia. Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan keseimbangan
lingkungan adalah pencemaran sampah organik, penebangan hutan, penggunaan pestisida berlebihan,
pembangunan permukiman, dan limbah industri.

Pengertian Etika Lingkungan

Etika Lingkungan adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami
lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai
arti dan makna yang sama.

Prinsip-Prinsip yang Harus Dilakukan Sehubungan dengan Penerapan Etika Lingkungan

1. Manusia merupakan bagian dari lingkungan.

2. Lingkungan diperuntukkan bagi semua mahluk hidup.

3. Sumber daya alam perlu dipelihara dan pemakaiannya perlu mempertimbangkan ketersediaannya di
alam.

4. Perbaikan kualitas kehidupan disesuaikan dengan produksi alam.

5. Aktivitas manusia berpengaruh terhadap alam, sehingga hubungan manusia dan alam harus saling
menguntungkan.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Mencapai keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan.

2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.

3. Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan.

4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan


mendatang.

5. Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayh negara yang menyebabkan kerusakan
dan pencemaran lingkungan.

Pengertian Pencemaran

Pencemaran/polusi adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan tersebut.

Macam-Macam Pencemaran Berdasarkan Zat Pencemarnya

1. Pencemaran kimiawi : pencemaran yang terjadi disebabkan oleh zat-zat kimia organic atau
anorganik.

2. Pencemaran fisika : pencemaran yang terjadi disebabkan oleh zat cair (limbah industri), zat padat
(sampah), gas (asap).

3. Pencemaran biologi : pencemaran yang terjadi disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme
penyebab penyakit, seperti Entamoeba histolytica dan Eschericia coli, yang menyebabkan penyakit pada
perut.

Ciri-Ciri dan Sifat Polutan

A. Ciri-ciri polutan:
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal

2. Berada pada waktu yang tidak tepat

3. Berada pada tempat yang tidak tepat

B. Sifat polutan adalah:

1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.

2. Merusak dalam jangka waktu lama.

Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb
dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

3 Sumber Pencemaran Air Beserta Contohnya

1. Limbah Pertanian.

Contoh :

Pupuk organik yang larut dalam air dapat menyebabkan pengayaan nutrien dalam air (eutrofikasi).
akibat air yang kaya nutrien, alga dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Ledakan tumbuhan air
mengurangi persediaan oksigen bagi tumbuhan lainnya. Selain itu, melimpahnya tumbuhan air
menyebabkan banyak yang tidak termakan oleh konsumer. Tumbuh-tumbuhan air akhirnya mati dan
mengendap di dasar perairan sehingga mengakibatkan pendangkalan. Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian perairan.

2. Limbah Rumah Tangga.

Contoh :

Limbah rumah tangga dapat berupa berbagai bahan organik (misalnya : sisa sayur, ikan, nasi, minyak,
lemak, air buangan manusia) atau bahan anorganik seperti plastik, aluminium, dan botol yang hanyut
terbawa arus air. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologi seperti bibit
penyakit, bakteri, dan jamur.

3. Limbah Industri.
Contoh :

Limbah industri bisa berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan
berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan air
panas.

3 Langkah/Cara penting untuk mengurangi pencemaran detergen di perairan

1. Pengurangan penggunaan detergen.

2. Tidak membuang sisa detergen di sembarang tempat.

3. Membuat tempat pembuangan sisa detergen sendiri (tidak melimpahkan ke tempat lain lagi).

Langkah yang Harus Dilakukan untuk Menangani Limbah Minyak di Lautan

Dengan membersihkan kawasan yang telah tercemar tersebut dan diperlukan koordinasi dari berbagai
pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal.

Cara Mencegah Pencemaran Minyak Di Lautan

Dengan tidak asal menumpahkan minyak bumi / zat lain yang dapat mencemari laut.

4 Macam Sumber Pencemaran Udara

1. Gas H2S. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, juga di hasilkan dari
pembakaran minyak bumi dan batu bara

2. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan serbuk sari juga dapat mengganggu
kesehatan.

3. Partikel sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Kedua partikel ini bersama dengan
partikel cair membentuk awan di dekat permukaan tanah yang dapat mengganggu pernapasan.

4. Batu bara yang mengandung sulfur jika di bakar akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida
bereaksi dengan uap air dan oksigen menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu
saat akan turun sebagai hujan yang disebut Hujan Asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan
pernapasan serta perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih tumbuhan

Alasan Mengapa Gas CO2 (Karbon Monoksida) Sangat Berbahaya

Karena merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup,
yang bersifat racun.

Proses Terjadinya Hujan Asam serta Dampaknya Bagi Lingkungan dan Makhluk Hidup

Batu bara yang mengandung sulfur jika di bakar akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida
bereaksi dengan uap air dan oksigen menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu
saat akan turun sebagai hujan yang disebut Hujan Asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan
pernapasan serta perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih tumbuhan.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

Pembakaran bahan bakar minyak bumi, batu bara, dan pembakaran hutan menyebabkan kenaikan
kadar CO2 dalam atmosfer. Kadar CO2 yang tinggi di atmosfer menghalangi pantulan panas dari bumi ke
atmosfer, sehingga panas di pantulkan kembali ke bumi dan permukaan bumi menjadi lebih panas.

Dampak Efek Rumah Kaca Dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang

A. Jangka Pendek :

1. Gelombang pasang dan banjir sering terjadi.

2. Hujan lebat, badai, kekeringan silih berganti.

3. Sulitnya ketersediaan air bersih.

4. Penyebaran berbagai penyakit.

B. Jangka Panjang :

1. Tenggelamnya pulau dan kota.


2. Rawan Kering.

3. Iklim berubah-ubah.

4. Meningkatnya keluarga miskin.

Usaha untuk Mencegah Efek Rumah Kaca

1. Mengurangi pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM (bahan bakar minyak) yang
terlalu boros.

2. Tidak menebang hutan.

3. Tidak melakukan illegal logging.

4. Mengurangi pemakaian AC.

5. Mengurangi pemakaian kendaraan yang menghasilkan asap (kendaraan bermotor).

Penyebab Rusaknya Lapisan Ozon

Penggunaan CFCs sebagai gas pendingin menyebabkan gas tersebut menjadi polutan di udara karna
tidak dapat diuraikan. Gas ini masuk ke dalam atmosfer dan akan merusak lapisan ozon, sehingga akan
terbentuk lubang ozon.

Pengertian eutrofikasi beserta 3 Dampaknya

Eutrofikasi adalah penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat pada alga
(alga bloom).

3 dampaknya adalah :

1. Buangan industri seperti timbel, raksa, seng, dan CO dapat terakumulasi dan bersifat racun.

2. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan oksigen di air berkurang, sehingga
mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.

3. Fosfat hasil pembusukan NO3 dan pupuk pertanian terakumulasi, sehingga banyak ikan yang mati.
Sumber-Sumber Pencemaran Tanah

1. Sampah plastic yang sukar terurai, karet sintetis, pecahan kaca, dan kaleng.

2. Detergen yang bersifat nonbiodegradable (sulit diuraikan secara alami).

3. Zat kimia dari buangan pertanian dan insektisida (missal DDT). DDT sulit larut, sehingga
konsentrasinya semakin tinggi pada organisme dengan tingkat trofik yang lebih tinggi.

3 Dampak Pencemaran Tanah

1. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).

2. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah , sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.

3. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi .

Cara Mencegah Pencemaran Air dan Pencemaran Tanah

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman penduduk.

2. Mengatur pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan dan ekosistem.

3. Mengawasi penggunaan pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan.

4. Memperluas gerakan penghijauan.

5. Menindak tegas pelaku pencemaran lingkungan.

6. Menyadarkan masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai
lingkungan hidupnya.

K.D. 3.6. Jenis dan Daur Ulang Limbah

Perbedaan Limbah Organik dan Anorganik Beserta Contohnya


A. Limbah Organik

Limbah Organik adalah jenis limbah yang berasal dari bahan organik, baik hewan maupun tumbuhan.
Limbah organik tergolong limbah yang mudah terurai melalui proses alami. Contoh limbah organik yang
paling dikenal adalah sampah. misalnya, berupa sisa sayuran, minyak, kulit buah-buahan, dan daun.

B. Limbah Anorganik

Limbah Anorganik adalah jenis limbah yang berasal dari alam. Limbah anorganik tergolong limbah yang
sulit atau tidak dapat diuraikan. Contoh limbah anorganik adalah besi, kaca, plastik.

Melengkapi Tabel Berikut Ini.

Jenis Sampah Sampah Sampah Pemanfaatan Pemanfaatan


Organik Anorganik Langsung Tidak Langsung

Nasi Ö X Ö X

Botol Minum X Ö Ö Ö
Plastik

Buku/Majalah X Ö Ö Ö

Kaleng Bekas X Ö Ö Ö

Kain Perca X Ö Ö Ö

5 Tujuan Daur Ulang

1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran.

2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam.

3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat.

4. Menambah wawasan.

5. Mengurangi kejenuhan bagi masyarakat.


3 Langkah Daur Ulang

1. Pemisahan bahan-bahan organik (sampah tumbuh-tumbuhan dan hewan) dan anorganik (seperti
kaleng, tembaga, botol, plastik).

2. Penyimpanan bahan-bahan dari sampah tumbuhan dan hewan yang dapat dijadikan kompos dan
pengolahan kaleng, plastik, dan botol bekas.

3. Pengiriman/penjualan kepada pemulung ataupun pabrik.

Macam-Macam Limbah yang Dapat Didaur Ulang

1. Baja.

2. Aluminium.

3. Plastik.

4. Kertas.

5. Kaca.

6. Sampah Organik.

Keuntungan EM (Effective Microorganisme)

1. Dalam bidang pertanian, dapat digunakan sebagai pupuk.

2. Untuk penyegaran udara pada penggunaan di rumah.

3. Untuk mencegah bau dan membasmi serangga.

4. Untuk minuman prebiotik, suplemen antioksida untuk kesehatan manusia.

5. Untuk pengelolaan limbah padat dan limbah cair.

6. Untuk remediasi badan air.

7. Untuk remediasi limbah beracun.

8. Untuk mengolah limbah biomassa untuk dikonversi menjadi bahan bakar semacam biodiesel.
Langkah Pembuatan Kompos

1. Pisahkan sampah organik (daun, ranting) dari sampah anorganik (plastik).

2. Masukkan sampah dedaunan dan ranting itu kedalam bak penampungan.

3. Tutup bak atau tempat penampungan itu agar proses dekomposisi itu berlangsung optimal dan
terhindar dari terpaan sinar matahari dan guyuran hujan.

4. Tumpukan sampah harus dibolak-balik setidaknya seminggu sekali agar pengomposan berlangsung
merata. Dalam waktu dua hingga tiga bulan, tumpukan sampah itu akan terurai menjadi kompos.

Keuntungan Sistem Pengomposan

1. Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.

2. Bahan yang dipakai tersedia.

3. Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal).

Pengertian dan Keuntungan Dari Biogas

A. Pengertian :

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme
pada kondisi langka oksigen (anaerobic).

B. Keuntungan :

1. Mengurangi jumlah limbah.

2. Menghemat energi.

3. Sumber energi yang tidak merusak lingkungan.

4. Nyala api bahan bakar biogas lebih terang/bersih.

5. Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk.


Manfaat Daur Ulang

1. Menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan.

2. Melestarikan kehidupan makhluk hidup yang terdapat di suatu lingkungan tertentu.

3. Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam lingkungan.

4. Mengurangi anorganik.

5. Mendapatkan tambahan penghasilan.

6. Mendapatkan sumber energi alternatif.

7. Mendapatkan bahan baku untuk beberapa produk baru,

Pengertian dan Contoh dari Reuse, Recycle, Reduce, Replace, Refil, dan Repair

A. Reuse.

1. Pengertian : Menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan bahan, untuk tujuan yang sama
atau berbeda dari tujuan asalnya.

2. Contoh : Kaleng bekas minuman digunakan sebagai kotak pensil, kotak bekas sepatu digunakan
untuk menyimpan surat, atau plastik bekas belanja digunakan lagi untuk membawa barang belanjaan di
lain waktu.

B. Reduce.

1. Pengertian : Semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.

2. Contoh :

b. Jika berbelanja ke pasar, bawalah tas dari rumah sehingga tidak perlu meminta plastik dari toko
atau penjual.

c. Gunakan kaleng bekas atau karton bekas untuk tempat penyimpanan gula, garam, minyak, dan
sebagainya, sehingga tidak perlu membeli wadah baru.

C. Replace.

1. Pengertian : upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama
sampah yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya.
2. Contoh : mengganti kebiasaan memakai kantong plastik dengan kertas atau daun.

D. Refil.

1. Pengertian : Mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.

2. Contoh : Membeli minyak goreng, sabun, susu, atau yang lain yang ada di wadahnya. Pada
kesempatan berikutnya belilah hanya isinya, karena wadahnya sudah tersedia.

E. Repair.

1. Pengertian : Melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi limbah.

2. Contoh : Menggunakan peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik atau pecah belah dengan
hati-hati sehingga tidak cepat rusak.

F. Recycle.

1. Pengertian : Kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk
digunakan lebih lanjut.

2. Contoh : Kertas daur ulang dan kompos.

Anda mungkin juga menyukai