Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOFISIKA

“BIOMEKANIKA”

OLEH KELOMPOK 1:

NYOMAN WIDIANA NIM. 1613071010


WIWIK DWI ANDRIANI NIM. 1613071043
ELSA OCTAVIA SITOHANG NIM. 1743071046

KELAS B
SEMESTER VI
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat yang telah diberikan sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Dr. Ni
Made Pujani, M.Si dan Ibu Putri Sarini, S.T.,M.Pd selaku dosen mata kuliah
Biofisika yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
mempresentasikan makalah ini, rekan-rekan seperjuangan yang telah ikut
membantu memberi masukan dalam makalah ini, serta sumber-sumber yang telah
kami peroleh.
Demikian hal yang dapat kami sampaikan semoga mendapatkan ilmu yang
bermanfaaat dari makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka kami mohon maaf dan mengharapkan
kritik, saran atau masukan pembaca untuk digunakan sebagai perbaikan dan
penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Singaraja, 18 Januari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar isi.................................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
Bab II. Pembahasan
2.1 Definisi Biomekanika.......................................................................................2
2.2 Hukum Dasar Biomekanika..............................................................................3
2.3 Pusat Massa dan Pusat Gravitasi.......................................................................
2.4 Pusat Massa Tubuh Manusia...........................................................................
Bab III. Penutup
3.1 Simpulan..........................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak aktivitas yang harus dilakukan
setiap hari salah satunya bergerak-gerak merupakan elemen utama dalam
kehidupan. Gerak adalah sebuah fungsi dari kecepatan dan arah. Gerak dapat
bersifat horisontal dan vertikal yang berarti dapat membentuk sudut dengan
horizontal dan vertikal atau dapat merupakan sebuah gerak melingkar yang
mengelilingi sebuah pusat putaran.
Berbagai gerakan tersebut tentunya menggunakan konsep fisika yang
dalam proses pelaksanaannya seperti biomekanika. Biomekanika didefinisikan
bidang ilmu aflikasi mekanika pada sistem biologi. Mekanika merupakan
kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu biologi dan
fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir seluruh
makhluk hidup.
Dalam biomekanika pusat massa dari bagian tubuh manusia yaitu kepala,
batang tubuh, leher, lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, paha, betis,
dan telapak kaki. Pusat massa adalah titik keseimbangan massa obyek. Jika
poros ditempatkan pada titik ini, objek akan tetap di tempatnya dan harus
seimbang. Pusat massa dari suatu sistem tidak selalu di pusat geometris dari
sistem. Sebagai contoh, sebuah mobil pusat massa lebih dekat ke tanah
daripada di pusat geometris mobil sehingga mobil lebih seimbang. Contoh lain
dari hal ini adalah teknik atlet lompat tinggi. Sebuah tikungan tinggi jumper
tubuhnya dengan cara tertentu sehingga pusat massa tidak jelas bar, tapi tubuh
tidak.Ketika sebuah sistem seimbang sekitar pusat massa, dikatakan berada
dalam keadaankesetimbangan. Pusat massa dapat disebut sebagai titik poros di
sekitar mana sistem dapat berputar.
Biomekanika ini masih kurang dipahami oleh orang banyak padahal dalam
kegiatan kecil sehari-hari saja menggunakan konsep biomekanika apalagi
dengan kegiatan yang berat yang membutuhkan energi lebih besar dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini melalui tugas

1
makalah ini akan dikaji lebih dalam mengenai biomekanika dalam sistem
hayati.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
pada penulisan makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan biomekanika?
2. Apa sajakah penjelasan hukum dasar dalam biomekanika?
3. Bagaimanakah gerak pada pusat massa?
4. Bagaimanakah pusat massa dari bagian-bagian tubuh manusia dalam
biomekanika?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan pada
makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Menjelaskan definisi biomekanika
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan hukum newton dalam biomekanika
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan gerak pada pusat masssa
4. Mendeskripsikan dan menjelaskan pusat massa dari bagian-bagian tubuh
manusia dalam biomekanika
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Manfaat teoritis yang dapat diperoleh oleh penulis yaitu menambah
pemahaman penulis dalam menganalisis materi yang ditulis dalam
makalah ini. Penulis juga mendapatkan berbagai pengalaman mengenai
teknik penulisan makalah, teknik pengutipan, dan teknik penggabungan
materi dari berbagai sumber
2. Bagi pembaca
Secara teoritis manfaat yang dapat diperoleh oleh pembaca yaitu dapat
menambah wawasan pengetahuan pembaca tentang “Biomekanika dalam
Sistem Hayati”.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Biomekanika


Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan
ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia. Chaffin
(1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu: Biomekanika
menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada
bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh
pada aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihat dalam dua
perspektif, yaitu kinematika yang lebih menjurus pada karakteristik gerakan
yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang digunakan dalam waktu yang
bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan. Pate dkk
(1984:2) mengemukakan bahwa; ”mekanika adalah suatu subdisiplin ilmu
yang berhubungan dengan aplikasi dari prinsip-prinsip ilmu fisika yang
mempelajari gerak pada setiap bagian dari tubuh manusia”.
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang
mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan
oleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu
yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika. Biomekanika didefinisikan
sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika
merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu
biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir
semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan
peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran
(Biomekanika_teaching.htm, 2008 : 1).
2.2 Hukum Dasar dalam Biomekanika
Dalam biomekanika memakai hukum dasar yang dirumuskan oleh Isac
Newton (1643-1727) untuk mempelajari gerak mekanik pada manusia dan
hewan. Newton juga mengembangkan hukum untuk menjelaskan gaya tarik
gravitasi antara dua benda. Ada tiga hukum dasar dalam mekanik dan satu

3
hukum gravitasi umum yang dikemukakan oleh Newton yaitu: (1) Hukum I
Newton, (2) hukum II Newton, (3) Hukum III Newton, dan (4) Hukum
Gravitasi Newton.
1. Hukum 1 Newton
Hukum I Newton disebut pula hukum inersia (=Hukum
Kelembanan). Hukum ini menjelaskan bahwa massa suatu benda
menyebabkan kelembaman yang berarti membuat suatu benda tetap pada
posisi awal. Dalam hukum Newton 1 intinya adalah jika suatu benda
dikatakan seimbang maka seluruh gaya yang bekerja pada benda tersebut
harus sama dengan 0 dengan kata lain tidak ada pergerakan ataupun
percepatan yang membuat benda tersebut bergerak. Biasanya teori ini
digunakan dalam perancangan system mekanik yang static. Hukum
Newton 1 dilambangkan dalam suatu formula yang sangat sederhana
namun memiliki banyak maksud dan implementasi yang sangat rumit dan
banyak untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat kelembabaman (sifat enersia) ini berbanding lurus dengan massa
benda tersebut.
2. Hukum II Newton
Hukum Newton yang kedua menyatakan bahwa percepatan dan massa
menyebabkan terjadinya jumlah gaya, gaya yang terjadi dalam suatu
system. Jika dalam hukum pertama benda tidak bergerak /dalam keadaan
setimbang namun dalam hukum kedua benda dinyatakan bergerak akibat
adanya percepatan yang terjadi dalam benda tersebut. Massa pada suatu
benda akan tetap sama di manapun benda tersebut diletakkan. Namun
berat dari benda tersebut akan bisa berbeda-beda tergantung tempat
dimana benda itu berada. Semakin besar massa dan percepatan yang ada
pada benda yang ditinjau maka akan semakin besar pula resultan gaya
yang yang bekerja pada benda tersebut.
Di planet mars dengan di bumi akan menyebabkan berat benda
tersebut berubah akibat adanya pengaruh perbedaan percepatan yang ada.
Semakin ke langit maka benda akan semakin ringan akibat percepatannya
yang semakin kecil. Hal ini pula yang dimanfaatkan oleh ilmu antariksa

4
yang menggunakan hukum Newton kedua sebagai fundamental. biasanya
dalam perhitungan gravitasi bumi menggunakan angka percepatan
gravitasi sebesar 9,8 m/s2. Apabila ada gaya bekerja pada suatu benda,
maka benda akan mengalami percepatan yang arahnya sama dengan arah
gaya. Besar percepatan yang dialami benda tersebut sebanding dengan
besar aya yang bekerja pada benda dan berbanding terbalik dengan massa
benda tersebut. Suatu gaya sebesar 1 Newton yang diberikan pada benda
bermassa 1 kg akan memberikan percepatan 1 m/s (msˉ¹). Hubungan
antara besar percepatan dan gaya penyebab percepatan tersebut dapat
ditulis dalam bentuk matematis sebagai berikut.
F = m.a ………………………………………………..(1.1)
Dimana:
F = gaya dalam satuan kg.m.S-1
m = massa benda atau massa enersial dinyatakan dengan kg massa
a = percepatan dalam m.S-1

Gambar 1. Contoh hukum II Newton


Ketika mendorong troli atau tempat tidur pada awal gerakan akan
terjadi percepatan. Normalnya, benda digerakkan dengan kecepatan yang
konstan sehingga tidak lagi bertambah cepat dan gaya yang diberikan
lebih sedikit. Untuk menggerakan suatu benda kita harus mengatasi

5
inersia benda tesebut. Jika inersia sudah dilampaui, maka gaya yang
diperlukan untuk menjaganya tetap bergerak akan lebih sedikit.
3. Hukum III Newton
Hukum Newton ketiga menyatakan bahwa ketika suatu benda diberi
gaya maka benda juga akan memberi gaya yang arahnya berlawanan
dengan besar yang sama. Contoh saja ketika kita mendorong dinding,
secara kasat mata hanya kita yang memberikan gaya kepada dinding.
Namun dalam kenyataannya dinding juga memberikan gaya kepada kita
yang besarnya sama namun arahnya berlawanan dengan arah gaya yang
kita beri kepada dinding tersebut . Itu mengapa dinding tersebut tidak
bergerak ketika kita dorong. Hal ini banyak diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai hukum karma, ketika kita berbuat sesuatu
kepada orang lain maka suatu saat kita juga akan dibalas setimpal pula.
Dalam penggunaan hukum ini banyak digunakan di bidang mekanika
static dimana biasa aksi disebut sebagai kompresi dan reaksi disebut
sebagai tension .
Bilamana suatu benda A memberi gaya F pada suatu benda lain B,
pada waktu bersamaan benda B akan memberi gaya pada benda A: yaitu
F’. gaya F’ besarnya sama dengan gaya F, tetapi berlawanan arah dengan
gaya F tersebut. hubungan ini disebut hukum III Newton (= Hukum aksi-
reaksi) yang dirumuskan dalam bentuk matematis sebagai berikut.
Faksi= - Freaksi ………………………………………………….(1.2)
Atau:
“untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang besarnya sama dan arahnya
berlawanan”

Gambar 2. Contoh hukum III Newton

6
Pasien yang berbaring di atas tempat tidur, kita menyadari bahwa
tempat tidur menyokong pasien. Tanpa tempat tidur, pasien akan jatuh ke
lantai.
4. Hukum Gravitasi Umum
Suatu benda yang memiliki massa (m) akan menarik benda ke dua
yang memiliki massa (m2). Besar gaya tarik-menarik antara dua benda
sebanding dengan massa masing-masing dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara benda tersebut. besar gaya tarik-menarik dua buah
benda yang memiliki massa tersebut dapat ditulis secara matematis sebagai
berikut:
F tarik-menarik =Gm1.m2/r2…………………………………………(1.3)

2.3 Pusat Massa dan Gravitasi


1. Pusat Massa
Pengamatan-pengamatan pada gerak benda menunjukkan bahwa
walaupun sebuah benda berotasi, atau ada beberapa benda yang bergerak
relatif satu dengan yang lainnya, ada satu titik yang bergerak dalam
lintasan yang sama dengan ynag dilewati partikel jika mendapat gaya yang
sama. Titik ini disebut pusat massa (disingkat PM). Jadi pusat massa
sebuah benda ( atau kelompok benda) merupakan titik dimana gaya total
dapat dianggap bekerja untuk tujun menentukan gerak translasi benda
sebagai satu kesatuan Gerak umum benda yang diperluas (atau sistem
benda) dapat dianggap sebagai jumlah gerak translasi dari PM, ditambah
gerak rotasi atau jenis gerak lainnya disekitar PM.
Sebagai contoh, lihat gerak pusat massa penerjun pada gambar 1.1

7
Gambar 3. Gerak Pusat Massa Penerjun.
PM mengikuti lintasan parabola, bahkan ketika penerjun berotasi,
sebagaimana ditunjuk pada gambar 1.1b. lintasan ini sama dengan lintasan
parabola yang dibentuk partikel yang ditambah jika hanya mengalami gaya
ggravitasi. Titik-titik lain pada tubuh penerjun yang berotasi mengikuti
lintasan yang lebih rumit.
Pusat massa sistem dua partikel berada pada dua buah garis
penghubung antar kedua massa seperti gambar 4.

Gambar 4. pusat massa sistem dua partikel.


Suatu sistem yang hanya terdiri dari dua-partikel, dengan massa m 1
dan m2. Kita pilih sistem koordinat sedemikian sehingga kedua partikel
berada pada sumbu –x pada posisi X 1 dan X2, pusat massa sistem ini
didefinisikan pada posisi Xpm yang dinyatakan dengan:

....................................(1-3)

Dimana M = m1 + m2, adalah massa total sistem.


Pusat massa benda berada pada garis lurus yang menghubungkan m 1
dan m2. Jika kedua massa sma (m1 = m2 = m), XPM berada ditengah antara
keduanya, karena dalam hal ini

 (massa sama)

Jika satu massa lebih besar dari yang lain, katakanlah m 1 > m2, maka
PM lebih dekat ke massa ynag lebih besar yaitu lebih dekat dengan m1.
Jika ada lebih dari dua partikel sepanjang satu garis, akan ada suku-
suku tambahan pada persamaan 1-2, yaitu:

8
Contoh soal :
Tiga orang yang kurang lebih mempunyai masa yang sama m pada perahu
pisang (disi udara) ynag ringan duduk sepanjang sumbu-x pada posisi x 1 =
1,0 m, x2 = 5,0 m, dan x3 = 6 m. Cari posisi PM.
Penyelesaian.
Kita gunakan persamaan 1-4 dengan menambahan suku ketiga:

A. Koordinat y dari pusat massa


Jika partikel-partikel tersebar dalam dua atau tiga dimensi, kita tidak
hanya perlu menspesifikasi sumbu –x dari PM saja (X PM) saja, tetapi juga
koordinat y dan z yang akan dinyatakan oleh rumus 1-4. Sebagai contoh,
untuk dua partikel dengan masa m1 dan m2, ynag koordinat y-mya adalah
y1 dan y2, berturut-turut, koordinat y dari PM adalah:

..................................... (1-5)

2. Pusat Gravitasi
. Sebuah konsep yang hampir sama dengan pusat massa adalah pusat
gravitasi (PG). Pusat gravitasi sebuah benda adalah titik dimana gaya
gravitasi bisa dianggap dapat bekerja. Tentu saja, gaya gravitasi
sebenarnya bekerja pada semua bagian atau partikel pada benda, tetapi
untuk mennetukan gerak translasi benda sebagai satu kesatuan, kita dapat
menganggap bahwa seluruh berat benda tersebut (yang merupakan berat
seluruh bagiannya) bekerja pusat gravitasi (PG).

9
Jika sebuah benda digantungkan dari titik mana saja, ia akan berayun
(Gb 1-3a) kecuali jika ditempatkan sedemikian rupa sehingga PG berada
pada garis vertikal persis di bawah titik dimana benda tersebut
digantungkan.

Gambar 1-3: pusat gravitasi


Jika benda itu dua dimensi, atau bidang simetri, benda hanya
digantungkan dari dua titik sumbu yang berbeda dan garis vertikal
(pengukur) yang digambar. Dengan demikian pusat gravitasi akan berada
pada potongan dua garis sperti gambar 1-3b. Jika benda tidak memiliki
bidang simetri, PG terhadap dimensi ketiga didapat dengan
menggantungkan benda dari setidaknya tiga titik ynag garis ukurnya tidak
berada pada bidang yang sama. Untuk benda-benda ynag berbentuk
simetri seperti silinder (roda), bola dan benda-benda padat persegi, PG
terletak di pusat geometri benda tersebut.
2.4 Pusat Massa pada Tubuh Manusia dalam Biomekanika
Jika kita memiliki sekelompok benda yang diperluas, yang masing-masing
PM-nya diketahui, kita dapat menemukan PM kelompok tersebut dengan
menggunakan persamaan (1-3) dan persmaan (1-4).
Sebagai contoh, kita lihat tubuh manusia. Tabel (1-1) menunjukkan PM
dan enggal (sendi) untuk komponen yang berada dari seorang yang
“representative”. Tentu saja, ada berbagai variasi diantara bermacam orang,
sehingga data ini hanya merupakan perkiraan kasar.

10
Tabel 1-1
Pusat Massa dari Bagian-bagian Tubuh Manusia
(Tinggi dan Massa Penuh = 100 bagian)

Perhatikan bahwa engsel-engsel tersebut menyatakan presentase dari


ketinggian total, yang dianggap sebagai 100 satuan, dengan cara yang sama
massa total adalah 100 satuan. Dengan demikian, sebagai contoh, jika seorang
mempunyai tinggi 1,70 m, sendi bahunya akan berada kira-kira (1,70 m)
(81,2/100) = 1,38 m di atas lantai.
Contoh (PM kaki):
Tentukan posisi PM suatu kaki:
a. jika diluruskan, dan
b. jika ditekuk 900, sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Anggap tinggi
orang 1,70 m.

11
Penyelesaian:
a. Tabel 1.1 menggambarkan satuan presentase, yang berarti orang tersebut
mempunyai massa seratus satuan pada akhirnya kita dapat mengalihkan
dengan (1,70m/100). Kita ukur jarak dari sendi pinggul dengan
menggunakan tabel (1.1) dan didapat angka-angka ynag ditunjukkan pada
gambar di atas. Dengan menggunakan persamaan (1-4) kita dapatkan :

dengan demikian, pusat massa kaki dan telapaknya adalah 20,4 satuan dari
sendi pinggul, atau 52,1 – 20,4 = 31,4 satuan dari dasar telapak kaki.
Karena tinggi orang tersebut1,70 m, angka ini berarti (1,70m)(31,7/100) =
0,54m (dari lantai)
b. Pada bagian ini, kita mengadapi masalah dua dimensi. Kita gunakan
sistem koordinat XY, sebagaimana ditunjukkan pada gambar (b). Pertama,
kita dihitung seberapa jauh kearah kanan dari sendi panggul PM tersebut
berada.

12
Untuk orang dengan tinggi 1,70 m, ini berarti = (1,70m)(14,9/100) =
0,25m.
Berikutnya, kita hitung jarak, YPM dari PM, di atas lantai:

Atau : (1,70m)(23,1/100) = 0,39 m


Dengan demikian, PM terletak pada 39 cm di atas tanah dan 25 cm ke
kanan sendi panggul.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Tiga hukum dasar dalam mekanika dan satu hukum gravitasi umum yang
dikemukakan oleh Issac Newton yaitu: (1) Hukum I Newton, (2) hukum II
Newton, (3) Hukum III Newton, dan (4) Hukum Gravitasi Newton.
2. Pusat massa pada sebuah benda atau sekelompok benda merupakan titik
dimana gaya total dapat dianggap bekerja untuk tujuan menentukan gerak
translasi benda sebagai satu kesatuan.
3. Pusat gravitasi sebuah benda adalah titik dimana gaya gravitasi bisa
dianggap dapat bekerja

3.2 Saran
Pembaca diharapkan dapat memanfaatkan konsep biomekanika ini pada
kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bartlet, Roger. (2007). Introduction to Sports Biomechanics (Analysing Human


Movement Patterns)
Furqon,H.M. (1995). Teori Umum Latihan. Surakarta : Sebelas Maret University
Press.
Http://www.Biomekanika teaching_files\teaching.htm (Senin, 17-01-2019: 10.20
WITA)
Tim Pengajar. 2015. Biofisika. Singaraja: Pendidikan IPA UNDIKSHA

15

Anda mungkin juga menyukai