Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH FISIKA DAN BIOLOGI

“PRINSIP DASAR MEKANIKA, MEKANIKA TUBUH DAN BIOAKUSTIKA”

Oleh :
1. DEWA MADE AGUS PUTRAWAN (47)
2. NI KADEK DIAN ROSITA DEWI (38)
3. NI WAYAN EVI DHARMA KERTI (30)
4. IDA AYU DILA ANGGRAENI (20)
5. NI LUH PUTU INDAH ANGE LENADEWI (10)
6. KADEK DINA WULANDARI (02)

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Om swastyastu.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas berkat rahmat Beliau kami dapat menyelesaikan makalah “ PRINSIP
DASAR MEKANIKA,MEKANIKA TUBUH, DAN BIOAKUSTIKA dengan tepat waktu.Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami memohon maaf atas
kesalahan makalah yang kami buat,kami mengharapkan kritik saran dari pembaca untuk makalah
ini, demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Om Shanti, Shanti,Shanti Om.

Denpasar, 1 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
Pendahuluan iii
A. Latar Belakang iii
B. Rumusan masalah iv
C. Tujuan iv

2.1 Prinsip Dasar mekanika dalam keperawatan 1


2.1.1 Hukum Dasar Dalam Biomekanika 2
2.1.2 Sistem Pengupil / pengungkit 3
D. 2.1.3 Traksi dan macam traksi 4
2.2 Mekanika Tubuh 5
2.2.1 Definisi mekanika tubuh 5
2.2.2 Tujuan mekanika tubuh 6
2.2.3 Prinsip mekanika tubuh 6
E. 2.2.4 Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh 6
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh 8
2.2.6 Mekanika tubuh untuk asisten keperawatan 9

2.2.7 Mekanika tubuh untuk pasien 10


2.2.8 Dampak mekanika tubuh 11
F. 2.3 Bioakustik 12
2.3.1 Pengertian bioakustik 12
2.3.2 Struktur anatomi fisiologi sistem pendengaran 12

2.3.3 Fisiologi atau proses pendengaran 13


2.3.4 Gangguan Sistem Pendengaran 14
2.3.5 Definisi bunyi 15
2.3.6 Pengelompokan bunyi 15
2.3.7 Pemanfaatan bioakustika di bidang kesehatan 16
Penutup 19
Kesimpulan 19
Daftar Pustaka 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip dasar mekanika dalam keperawatan terdiri dari pengukuran. Dimana
pengukuran ini dibagi menjadi 3 yaitu: pengukuran kualitatif, pengukuran semi- kualitatif
dan pengukuran kuantitatif.proses pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu: pengulangan dan
tidak diulang.Adapun hokum dasar dakam biomekanika terdiri dari hokum newton
I,II,dan III. Sistem pengupil/ pengungkit dibagi menjadi 3 kelas dimana setiap kelas
memiliki letak titik tumpu, usaha dan beban yang berbeda. Terdapat 2 traksi yaitu traksi
kulit dan traksi skeletal dan ada beberapa macam traksi misalnya traksi panggul, traksi
cervikaal, traksi anak ,buck’s ekstention, dan traksi russell’s.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa
kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan
secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti
pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh
yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain
itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok
otot lain membentuk postur/bentuk tubuh. Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti
ekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan
dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan
mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan
berfungsi baik. Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-
prinsip body mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, serta pengaturan
posisi
Bioakustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara yang diproduksi
oleh binatang, manusia maupun benda lainnya. Didalam materi bioakustik ini terdapat
adanya getaran, gelombang, dan bunyi.

iii
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Body mekanik ,bioakustika dan bunyi?
2. Ada berapa tipe pengukuran dan proses pengukuran , apa saja yang termasuk
didalamnya?
3. Ada berapa hukum dasar dalam biomekanika dan apa saja yang ada didalamnya?
4. Apa itu traksi dan apa saja macam- macam traksi?
5. Bagaimana prinsip- prinsip body mekanik?
6. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi body mekanik?
7. Bagaimana struktur anatomi fisiologi sistem pendengaran?
8. Bagaimana proses pendengaran dan apa saja gangguan sistem pendengaran?
9. Bagaimana pemanfaatan bioakustik dibidang kesehatan?

C. Tujuan Masalah
1. Dapat menjelaskan definisi body mekanik,bioakustika dan bunyi
2. Dapat menyebutkan dan menerangkan tipe dan proses pengukuran
3. Dapat menyebutkan dan menjelaskan dasar hokum dalam biomekanika
4. Dapat menyebutkan dan menjelaskan traksi beserta macam-macamnya
5. Dapat menjelaskan prinsip – prinsip body mekanika
6. Dapat menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi body mekanika
7. Dapat menjelaskan struktur anatomi fisiologi sistem pendengaran
8. Dapat menjelaskan proses pendengaran dan gangguan sistem pendengaran
9. Dapat menjelaskan pemanfaatan bioakustik di bidang kesehatan

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Mekanika dalam Keperawatan

Ada 3 tipe pengukuran:


 Pengukuran kualitatif didasarkan pada tanda-tanda visual atau tidak
adanya tanda dan tidak memakai angka, sehingga bersifat subyektif
 Pengukuran semi-kualitatif : mencatat informasi pada skala relative.
Terdapat hasil numerik untuk suatu hasil observasi.
 Pengukuran kuantitatif : digunakan angka untuk menyatakan jumlah yang
diukur.Membutuhkan lat ukur seperti : missal Panjang: penggaris, Brat
badan : timabangan

Proses pengukuran

Pengulangan

Tidak diulang

 Ketelitian (accurancy)

v
 Kebenaran (precision)

Registrasi

 Kegiatan mencatat hasil pengukuran

False positif dan false negative

Dihindari dengan :

 Pengambilan pengukuran
 Pengulangan pengukuran
 Penggunaan alat yang tepat
 Kalibrasi alat

Skema pengukuran

1. Proses pengukuran
2. Ketelitian dan kebenaran
3. Data-data lain
4. False positif dan false negative

2.1.1 Hukum dasar dalam biomekanika

 Hukum Newton I
“suatu bend akan tetap dalam posisi istirahat atau berada pada keadaan gerakan yang
sama kecuali jika diberikan gaya yang dapat menghilangkan keseimbangan”

vi
 Hukum Newton II
percepatan suatu benda adalah sebanding dengan gaya yang diberikan kepadanya . Gaya
= massa X percepatan (F= m X a ).
 Hukum Newton III
“ untuk setiap aksi selalu ada reaksi “ ketika satu objek memberikan gaya pada benda
kedua, objek kedua juga memberikan gaya pada benda pertama. Kedua gaya adalah sama
dalam kekuatan dan berorientasi pada arah yang berlawanan.

2.1.2 Sistem pengupil/pengungkit

1.Kelas pertama

Titik tumpu terletak diantara usaha dan beban

2.Kelas kedua

Titik tumpu berada pada salah satu ujung, upaya di ujung yang lain dan beban terletak diantara
usaha dan titik tumpu

3. Kelas Ketiga

vii
Titik tumpu berada pada salah satu ujungnya, beban diujung lainnya dan usaha terletak antara
beban dan titik tumpu.

2.1.3 Traksi dan macam traksi

Traksi disebut sebagai kekuatan menarik untuk mengobati ganguan otot atau tulang

Traksi kulit

Dipasang pada dasar sistemskeletal untuk struktur yang lain, misalnya : otot,Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dengan beban < 5 kg. untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk
dipakai sebagai fraksi definitive, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitive pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan
untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang / jaringan
metal.

viii
Macam-macam traksi

Traksi panggul Buck’s ekstention Traksi cervikal

Traksi russell’s Traksi anak

2.2 MEKANIKA TUBUH

2.2.1DEFINISI MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan dalam menjelaskan penggunaan


tubuh yangaman, efisien, dan terkoordinasi untuk menggerakkan objek dan melakukan aktifitas h
idup sehari-hari

.Mekanika tubuh adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuaidengan fungsinya.

ix
2.2.2TUJUAN MEKANIKA TUBUH

Tujuan utama mekanika tubuh yaitu memfasilitasi penggunaan kelompok otot yang tepat
secara aman dan efisien guna menjada keseimbangan, mengurangi energi yang digunakan

2.2.3PRINSIP MEKANIKA TUBUH

Berdasarkan Alimu A.Aziz (2006.p.69) Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh
adalah sebagai berikut :

1. Gravitasi merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan
mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gratitasi sebagai sumbu dalam
pergerakan tubuh.

terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :

 Pusat gravitasi (center of gravity): titik yang berada di pertengahan tubuh.


 Garis gravitasi (line of gravity): merupakan garis imajiner vertikal melalui pusat
gravitasi.
 Sasar dari tumpuan (base of support ): merupakan dasar tempat seseorang dalam
posisi istirahatuntuk menopang/menahan tubuh.

2. Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara


mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3. Berat. Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan di angkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi mekanika
tubuh.

2.2.4 PERGERAKAN DASAR DALAM MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktibitas manusia. Sebelum
melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di
antaranya :

x
1. Gerakan (ambulating )

Gerakan yang benar dapat membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Sebagai
contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan akan berbeda.O:rang yang
berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan dengan orang yang berjalan karena pada saat
berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu dan pusat gravitasi selalu berubah pada
posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan berat dan fase
mengayun,yang kan menghasilkan gerakan halus dan berirama.

2. Menahan ( squatting )

Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah.Sebagai contoh, posisi orang
yangduduk akan berbeda dengan orang yang jongkok, dan tentunya berbeda dengan
posisimembungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang
tepatdalam menahan. 5alam menahan, sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

3. Menarik ( pulling )

Menarik dengan benar akan memudahkan dalam memindahkan benda. 1erdapa beberapa hal
yang diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya :

 Ketinggian
 Letak benda (sebaiknya berada didepan orang yang akan menarik )
 Posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti )ondong kedepan dari panggul
 Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien
 Lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, serta pinggul, lutut dan
pergelangan kaki ditekuk.

xi
4. Mengangkat ( lifting )
'Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan menggunakan daya tarik ke atas. Ketika
melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki
bagian bawah, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian 
belakang
 
5. Memutar (  pivoting  )
'Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya anggota tubuh dengan bertumpu pada
tulang belakang. Gerakan memutar yang baik adalah dengan memerhatikan ketiga unsure 
gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh

2.2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANIKA TUBUH

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhimekanika tubuh adalah :

1. Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf
berupa penurunan koordinasi. erubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berku
rangny akemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.".
 
2. Nutrisi
Satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan
sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkann kelemahan otot dan memuda
hkanterjadinya penyakit
 
3. Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku individu sehingga dapat
menjadi penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik
. !

xii
4. Siituasi dan kebiasaan

Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering mengangkat


benda-benda beratakan menyebabkan perubahan mekanika tubuh

 
5. Gaya
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar ak
an menimbulkan kecerobohan dan beraktivitas, sehingga dapat menganggu
koordinasi antara sistemmuskuloskeletal dan saraf. al tersebut pada akhirnya akan
mengakibatkan perubahan mekanika tubuh
 
6. Pengetahuan 

Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang


untuk menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan.
Kebalikanya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan
menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi system musculoskeletal dan
saraf

2.2.6 MEKANIKA TUBUH UNTUK ASISTEN KEPERAWATAN

Banyak dari pekerjaan perawat yang memerlukan usaha fisik. Memindahkan pasien, membawa
peralatan dan mendorong kursi roda membutuhkan kekuatan otot.

1. Postur Tubuh

Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepat berarti
terdapat keseimbangan antara kelompok-kelompok otot dan bagian-bagian tubuh dalam
kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua posisi-
berdiri,duduk dan berbaring. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik
dalam semua aktifitas. Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik dan
mendorong menjadi lebih mudah.

xiii
2. Menggunakan tubuh secara Efektif

Ada 10 aturan dasar yang harus diingat yang dapat membantu otot-otot bekerja dengan baik,
yaitu:

1. Pertahankan punggung agar tetap lurus.

2. Rentangkan kaki agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik.

3. Membungkuk dari pinggul dan lutut agar lebih dekat dengan objek, jangan membungkuk
dari pinggang.

4. Gunakan berat badan untuk membantu mendorong atau menarik objek.

5. Gunakan otot terkuat untuk melakukan pekerjaan.

6. Hindari memutar sebagian badan ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu lama.
Putar seluruh badan.

7. Pegang dan tahan objek yang dekat dengan tubuh.

8. Dorong dan tariklah daripada mengangkatnya.

9. Selalu minta bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan sendiri.

10. Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan anggota staf yang lain dengan
memberitahukan mereka bila sudah siap.

xiv
2.2.7 MEKANIKA TUBUH UNTUK PASIEN

Mekanika tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh untuk tim
perawatan. Ketika pasien tidak mengangkat sesuatu yang berat ataupun ringan, kebiasaan postur
tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.Postur tubuh yang baik untuk pasien berarti berdiri,
berjalan dan berubah posisi dengan cara yang mantap dan aman.

Pasien-pasien tirah baring terkadang sukar untuk mengambil posisi karena mereka
cenderung turun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur di naikkan. Paisen-
pasien yang tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak
mampu membantu perawat memindahkan posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan
bantuan ekstra untuk memperoleh dan memepertahankan kejajaran tubuh yang tepat.

Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien


1.        Posisi Fowler

xv
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempe
rtahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Posisi Fowler

Tujuan
a.       Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
b.      Meningkatkan rasa nyaman
c.       Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga  meningkatnya ekspansi dada
dan ventilasi paru
d.      Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi
a.       Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
b.      Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Alatdan bahan :
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Cara kerja :
a.       Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b.      Dudukkan pasien
c.       Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur.
d.      Untuk posisi semi fowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).
e.       Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

2.        Posisi semi fowler


Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat

xvi
Tujuan
a.         Mobilisasi
b.         Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c.         Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara / prosedur
a.         Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
b.         Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien lumpuh
c.         Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien,
menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya tekanan di
bawah jarak poplital ( di bawah lutut )

3.        Posisi sim
Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri,
posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus
(supositoria).

xvii
Posisi Sim
Tujuan :
a.       Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
b.      Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
c.       Memasukkan obat supositoria
d.      Mencegah dekubitus
Indikasi :
a.       Untuk pasien yang akan di huknah
b.      Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
Alat dan bahan :
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring,
kemudian miringkan kekiri dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki
kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur
.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki
kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur
.

4.        Posisi trendelenburg
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di
tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan unt
uk  melancarkan peredaran  darah  keotak.

Posisi trendelenburg
Alat dan bahan :
xviii
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Indikasi :
a.       Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
b.      Pasien shock
c.       Pasien hipotensi.
Alat dan bahan :
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Cara kerja :
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Pasien dalam keadaan berbaring,
kemudian miringkan kekiri dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut.
Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3.      Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur.
4.      Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kanan lurus,
lutut dan paha kiri ditekuk diarahakanke dada.
5.      Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur

5.        Posisi dorsal recumbent


Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau direnggangkan)
diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada
proses persalinan.

Posisi dorsal recumbent
Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
Indikasi :
a.       Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia
b.      Untuk persalinan

xix
Alat dan bahan :
a.       Tempat tidur
b.      Selimut
Cara kerja :
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Pasien dalam keadaan berbaring terlentang,
letakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan 
lutut
3.      Berikan balok penopang pada bagian kaki
tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.

6.        Posisi Litotomi
Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

Indikasi :
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
Alat dan bahan :
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
Cara kerja:

xx
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang,
kemudian angkat kedua paha dan tarik kearah perut
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
4. Pasang selimut

7.        Posisi Genu pectrocal/ Knee chest


Definisi :
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

Posisi Genu pectrocal/ Knee chest

Tujuan :
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

Indikasi :
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

Cara kerja :
1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada kasur tempat tidur.
2. Pasang selimut pada pasien.

8.        Posisi orthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada,
seperti pada meja.

xxi
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang
ekstrim dan tidak bias tidur terlentang atau posisi kepala hanya bias pada elevasi sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bias tidur terlentang.

9.        Posisi Supinasi
Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar
dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.

Posisi Supinasi
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembe
dahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi
1. Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

10.    Posisi pronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap kebantal.

xxii
Posisi Pronasi
Tujuan
1. Memberikan ekstensi  maksimal pada sendi lutut dan pinggang
2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
Indikasi
1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

11.    Posisi lateral

Posisi Lateral
Pengertian
Posisimiring
dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan 
bahu.
Tujuan
1.      Mempertahankan body aligement
2.      Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3.      Meningkankan rasa nyaman
4.      Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.
Indikasi
1.      Pasien yang ingin beristirahat
2.      Pasien yang ingin tidur
3.      Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4.      Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

2.2.8 DAMPAK MEKANIKA TUBUH

xxiii
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara
berlebihan.

1. Kesejajaran Tubuh/Postur ( Body Alignment)

Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama, dan mengacu pada posisi
sendi,tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang
benar mengurangi ketegangan pada struktur muskulosmkeletal, mempertahankan tonus otot
secara kuat, dan menunjang keseimbangan. Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada
pasien yang berdiri, duduk, dan berbaring.

2. Keseimbangan Tubuh

Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini, pusat


gravitasi akan berubah, menyebabkan peningkatan gaya gravitasi, sehingga menyebabkan risiko
jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi
berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar
penopang, keseimbangan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat
gravitasi, yang dapat dicapai dengan posisi jongkok. semakin sejajar postur tubuh, semakin besar
keseimbangannya.

Keseimbangan diperlukan untuk mempertahankan posisi, memperoleh kestabilan selama


bergerak dari satu posisi ke posisi lain, melakukan aktivitas hidup sehari-hari, dan bergerak
bebas di komunitas. Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipengaruhi oleh penyakit,gaya
berjalan yang tidak stabil pada todler, kehamilan, medikasi, dan proses menua. Gangguan pada
kemampuan ini merupakan ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat menyebabkan ketakutan
terhadap keselamatan seseorang dan membatasi diri dalam beraktifitas.

3. Koordinasi Gerakan Tubuh

Berat adalah gaya pada tubuh yang digunakan terhadap gravitasi. Ketika suatu objek
diangkat, pengangkat harus menguasai berat objek dan mengetahui pusat gravitasi. Pada objek
yang simetri pusat gravitasi berada tepat pada pusat objek. Karena manusia tidak mempunyai
bentuk geosimetris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasa berada pada 55% sampai 57%
tinggi badannya ketika berdiri dan berada di tengah. Gaya berat selalu mengarah ke bawah, hal

xxiv
ini menjadi alasan mengapa objek yang tidak seimbang itu jatuh. Pasien yang tidak stabil itu
jatuh karena pusat gravitasinya tidak seimbang, gaya gravitasi berat mereka yang akhirnya
menyebabkan mereka jatuh. oleh karena itu, perawat perlu mengatur irtervensi keperawatan yang
melindungi pasien dari jatuh dan menjamin keselamatannya

2.3 BIOAKUSTIK

2.3.1 Pengertian Bioakustik

Pengetian Bioakustik Bioakustik berasal dari kata bio dan akustika, bio artinya hidup atau
hayat dan akustika berarti kajian getaran dan bunyi. Sedangkan menurut istilah akustika berarti
bagian pisis pendengaran yang tercakup dalam suatu bidang. Bioakustik adalah suatu perubahan
mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang sering menimbulkan gelombang bunyi.
Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi atau getaran molekul – molekul dan saling beradu satu
sama lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang, jadi Bioakustik
yaitu ilmu yang mempelajari tentang proses penerimaan pendengaran yang timbul oleh mahluk
hidup

2.3.2 Struktur Anatomi Fisiologi Sistem Pendengaran

Struktur Anatomi Fisiologi Sistem Pendengaran Telingan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Telinga Luar

a. Daun telinga (Aurikerl) Merupakan tempat mengumpunya bunyi dan menyalurkan bunyi
kelian telinga. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastis dan kulit.

b. Liang telinga (Meatus Auditorius Eksternal)

Mengarahkan bunyi ke telinga tengah. Berfungsi juga sebagai buffer terhadap kelembaban dan
temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran timpani. Liang telinga berbentuk huruf
S,dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan
kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

c. Membran timpani (gendang telinga)

Membran timpani tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm2,mengalami vibrasi dan diteruskan ke telinga
tengah. Membran timpani berfungsi untuk mengubah bunyi menjadi getaran.

xxv
2. Telinga Tengah

a. Tulang pendengaran yang disebut osikel, terdiri dari: Maleus (martil) Inkus (landasan) Stepes
(sanggudi). Tulang pendengaran saling berhubungan, prosesus longus maleus melekat pada
inkus, inkus melekat pada stapes, dan stapesterletak pada tingkap lonjong yang berhubungan
langsung dengan koklea. Mereka mentransfer gelombang suara ketelinga bagian dalam. Terletak
meliputi pembukaan kedalam telinga bagian dalam yang disebut jendela oval. Ada membran lain
yang disebut jendela bulat yang membentang pada pembukaan dan perbatasan dengan koklea
ditelinga bagian dalam.

b. Saluran Eustachius Saluran eustachius berfungsimenghubungkan ruang telinga tengah hingga


ke belakang faring. Hubungan saluran eustachius dan telinga tengahini akan tertutup dan akan
terbuka pada saat mengunyah dan menguap.

3. Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri atas bagian tulang dan bagian membran. Telinga dalam disebut juga
sebagai labirin karena bentuknya. Labirin tulang (labirin osea) adalah rongga yang terbentuk
pada tonjolan tulang pelipis yang berisi cairan perlimfe.

a. Koklea (organ mendengaran) Koklea merupakan saluran berongga yang berbentuk seperti
rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel syaraf
(menyerupai sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.

b. Vestibular: berfungsi menjaga keseimbangan.

c. Canalis Semisirkularis: berfungsi menjaga keseibangan.

2.3.3 Fisiologi atau proses pendengaran

Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar dan disalurkan ke lubang telinga, dan
menuju gendang telinga. Membran timpani bergetar untuk merespons gelombang suara yang
menghantamnya . Getaran ini mengakibatkan tulang pendengaran (ossicle) di telinga tengah
bergerak. Secara mekanis getaran dari membran timpani ini akan disalurkan, menuju cairan yang
berada di rumah siput( koklea). Getaran yang sampai di koklea ini akan menghasilkan
gelombang, sehingga rambut sel yang ada di koklea akan bergerak. Gerakan ini mengubah energi
mekanik tersebut menjadi energi elektrik ke saraf pendengaran ( auditory nerve,) dan menuju ke

xxvi
pusat pendengaran di otak. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang
dapat dikenal oleh otak.

2.3.4 Gangguan Sistem Pendengaran

Adapun beberapa ganggunga pada sistem pendengaran, antara lain:

1. Tuli sebagian (hearing impaired) Adalah keadaan dimana fungsi pendengaran berkurang
namun masih dapat dimanfaatkan untuk mendengarkan dan berkomunikasi dengan atau
tampa alat bantu pendengaran
2. . 2. Tuli total (deaf) Adalah keadaan dimana fungsi pendengaran yang sedemikian
terganggu sehingga tidak dapat mendengar dan berkomunikasi sekalipun mendapat
perkerasan bunyi.
3. 3. Tuli kondusif Adalah kondisi dimana telinga tidak dapat mendengar karena gangguan
pada penghantaran getaran suara. Dan bisa juga disebabkan oleh kelaina atau penyakit
pada telinga luar atau telinga tengah.

4. Tuli sensorineural (Presbikusis) Adalah kondisi dimana telinga tidak dapat mendengar
karena terdapat kelainan pada koklea, nervus VIII (nervus auditorius) atau pusat pendngaran.
Tuli sensorinaural biasanya bersifat permanen.

5. Tuli campuran Tuli campuran merupaka gangguan pendengaran yang disebabkan oleh
kombinasi tuli kondusif dan tuli sensorineural. Gangguan ini disebabkan oleh masalah baik
ditelinga luar, tengah ataupun dalam.

6. Gangguan pendengaran akibat bising (Noise Induced Hearing Loss) Adalah gangguan
pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka
waktu yang cukup lama. Sifat dari ketulian ini adalah tuli sensorineural.

7. Otitis media Adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telingan tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

2.3.5 Definisi Bunyi

Bunyi merupakan getaranyang menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat


melalui medium perambatannya (zat cair, zat padat, dan udara) sehinggadapat didengar.

xxvii
Gelombang bunyi merupakan vibrosa dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu
sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikian
energi tanpa disertai perpindahan Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan
menghasilkan suara merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh
sumber bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam mesin, instrumen musik, gerakan dahan pohon,
lonceng, garputala, dsb.

Syarat terjadinya bunyi yaitu :

 Ada sumber bunyi yang bergetar.


 Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga.
 Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz).
 Indra pendengar dalam keadaan baik. Untuk mendeteksi bunyi perlu mengkonversikan
gelombang bunyi bentuk vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya.

Untuk perubahan ini diperlukan alat mikrofon dan telinga manusia. Alat mikrofon
merupakan transduser yang memberi respon terhadap tekanan bunyi (sound pressure0 dan
menghasilkan isyarat/signal listrik. Mikrofon yang banyak digunakan adalah mikrofon
kondensor. Pemilihan mikrofon ini sangat penting oleh karena berguna untuk mendeteksi
kebisingan lingkungan perusahaan (merupakan medan difus segala arah atau medan bebas)
disamping itu perlu diperhatikan faktor kecepatan angin, cuaca oleh karena sangat
mempengaruhi pada mikrofon

2.3.6 Pengelompokan Bunyi

Menurut frekuensinya, bunyi dikelompokan menjadi :

1. Bunyi infrasonik (0 – 20 Hz) Infrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat didengar
telinga manusia,tetapi dapat dengar oleh jangkrik dan anjing.Frekuensi ini biasanya
ditimbulkan oleh getaran tanah,gempa bumi,getaran gunung berapi.

2. Bunyi audiosonik (20 – 20.000 Hz) Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar
manusia. Audiofrekuensi berhubungandengan nilai ambang pendengaran (rata-rata nilai
ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB).

xxviii
3. Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz) Ultrasonik merupakan bunyi yang tidak dapat
didengar telinga manusia. Frekuensi inidalam bidang kedokteran digunakan dalam 3 hal yaitu
pengobatan,destruktif dandiagnosis.Hal ini dapat terjadi oleh karena frekuensi yang tinggi
mempunyai daya tembusjaringan cukup besar.

2.3.7 Pemanfaat Bioakustik Dibidang Kesehatan

1. Prinsip Penggunaan Ultrasonik

Efek Doppler merupakan dasar pengunaan ultrasonic yaitu terjadi perubahan frekuensi

akibat adanya pergerakan pendengaran atau sebaliknya.Ultrasonic sama dengan gelombang


bunyi hanya saja frekuensi yang sangat tinggi danmempunyai efek :

 Mekanik
 Panas
 Kimia
 Efek biologis

2. Penggunaan dalam Bidang Kesehatan

Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang
bunyimaka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan. Contoh alat
yang menggunakan gelombang ultrasonik MRI, USG, dan berbagai prosedur radiologis misalnya
sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.

a) Ultrasonik Sebagai Pelengkap Diagnosis


Kristal piezo electrik yang bertindak sebagai transduser mengirim
gelombangultrasonik mencapai pada dinding berlawanan, kemudian gelombang bunyi
dipantulkandan diterima oleh transduser tersebut pula.
Gambaran yang diperoleh CRT tergantung tehnik yang dipergunakan. Ada 3
macammetode dalam memperoleh gambaran yaitu :
A skaining
B skaining

M skaining

xxix
b) Hal – Hal Yang Didiagnosis Dengan Ultrasonik
Sesuai dengan metode skaining yang dipakai maka ultrasonik dapat
dipergunakanuntuk diagnosis :

A skaining
Mendiagnosis tumor otak, member informasi tentang penyakit – penyakitmata.

B skaining
a. Untuk memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia, misalnya hati,
lambung, usus,mata dan jantung janin.
b. Untuk mendeteksikehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus/kandung
peranakan dankasus – kasus perdarahan yang abnormal.
c. Lebih banyak memberi informasi dari pada X-ray dan sedikit resiko yang terjadi.

M skaining
a. Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardical effusion
b. M skaining mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan
berlangsunguntuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan.

c. Penggunaan Ultrasonik Dalam Pengobatan

Sebagaimana telah diketahui bahawa ultrasonic mempunyai efek kimia dan biologimaka
ultrasonic dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonic memberi efekkenaikan temperature
dan peningkatan tekanan, efek ini timbul karena jaringan mengabsorpsi energi bunyi dengan
demikian ultrasonik dipakai sebagai diatermi/ pemanasan lokal pada otot yang cedera.

Selain itu ultrasonik dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas (kanker). Selsel
ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan di daerah lain kadang-kadang menunjukkan
rangsangan pertumbuhan masih diselidiki lebih lanjut.

xxx
Pada penderita Parkinson, penggunaan ultrasonik dalam pengobatan sangat berhasil
namun sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada
penyakit meniere dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan keseimbangan, apabila
diobati dengan ultrasonik dikatakan 95 % berhasil baik, ultrasonik menghansurkan jaringan
dekat telinga tengah.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

xxxi
Dari uraian di atas kami dapat menyimpulkan bahwa prinsip dasar mekanika, bioakustika
dan mekanika tubuh dalam keperawaran banyak sekali manfaatnya. Seperti pada prinsip dasar
mekanika, contoh yang paling mudah adalah pengukuran, misalnya pengukuran kuantittif yang
paling sering kita gunakan seperti panjang (penggaris), berat benda (timbangan). Selanjutnya itu
ada bioakustika, bioakustika dalam keperawatan sangat banyak manfaatnya baik untuk diagnosis
penyakit maupun dalam pengobatan. Bunyi merupakan getaran yang menimbulkan gelombang
longituginal yang merambat melalui medium perambatnya (cair, padat, udara) sehingga dapat di
dengar, bunyi berkaitan erat dengan pendengaran. Ada beberapa gangguan sistem pendengaran
seperti tuli, gangguan pendengaran akibat bising dan terakhir otitis. Terakhira adalah mekanika
tubuh, mekanika tubuh adalah penggunaan tubuh yang aman,efisien dan terkordinasi untuk
menggerakkan objek dan melakukan aktifitas sehari-hari. Adapun prinsip dasar dari mekanika
tubuh adalah gravitasi, keseimbangan dan berat, selanjutnya faktor-faktor mempengaruhi
mekanika adalah status kesehatan,nutrisi emosi, situasi dan kebiasaan, gaya dan pengetahuan.
Mekanika betdampak pada kesejajaran tubuh/ postur, keseimbangan tubuh, kordinasi gerakan
tubuh

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/book/395662605
xxxii
https://www.academia.edu/30471506/MEKANIKA_TUBUH_BODY_MECHANIC

https://id.scribd.com/presentation/324861047/Bioakustika

xxxiii

Anda mungkin juga menyukai