Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIOMEKANIK DAN KINESIOLOGI


Dosen pembimbing : Ibu Ratih Eny Tjahyani, S.Pd

Disusun oleh:
Shouki Nurfarid A. H
2101000510637
Kelas PJKR-D

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaiakan makalah ini sesuai yang diharapkan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW,


yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomekanik dan
kinesiologi olahraga Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP
BUDI UTOMO MALANG. Pembuatan makalah ini diperlukan supaya penulis dan
pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang Biomekanik dan kinesiologi serta
analisis olahraga tolak peluru.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan


bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami
sampaikan kepada:

· Ibu Ratih Eny Tjahyani, S.Pd yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
Biomekanik dan kinesiologi olahraga.
· Rekan-Rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi pengembangn makalah ini selanjutnya. Demikian
makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Malang, 29
Februari 2012

Penyusun,
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar…….…………………………………………………..…………….......i
Daftar
Isi……….…………………………………………….............................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………….…………...………1
1.2 Rumusan Masalah…….……………………...……….……..………............……1
1.3 Tujuan Permasalahan……………….......……..…………...………..……………2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biomekanik………………..........……………....……....................…3
2.2 Pengertian Kinesiologi…………....…….……...…….......…………..........…......4
2.3 Analisis Biomekanik dan Kinesiologi Olahraga Tolak Peluru..............................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………….…………….....…………….....……........…………15
3.2 Saran-Saran……….…………...……....……………………...…………………15

DAFTAR PUSTAKA…………...............……………………...………..............16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Biomekanik dan kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada
makhluk hidup, yaitu gerakan pada manusia. Olahraga membutuhkan suatu gerakan
dan aktifitas fisik yang teratur untuk mencapai sebuah kebugaran jasmani. Dalam
biomekanik dan kinesiologi olahraga mempelajari suatu usaha gerakan yang
bertujuan untuk mencapai hasil maksimal dalam berolahraga. Salah satu olahraga
yang mudah dianalisis oleh biomekanik dan kinesiologi adalah olahraga tolak
peluru, lempar lembing, lempar martil, dll.

Secara terminologi, Biomekanik terdiri atas 2 kata yaitu kata “Bio” =


makhluk hidup dan kata “Mekanikal” = gerakan. Biomekanik secara umum/luas
adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia, yang dipengaruhi oleh sistem
anatomi, fisiologi, psikologis, mekanis dan sosiokultural. Sedangkan pengertian
Biomekanik secara sempit adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia.
Adapun pengertian Biomekanik secara ilmiah adalah ilmu yang mempelajari cara
menentukan gaya, perubahan dan beban mekanik pada otot, tulang dan sendi dari
tubuh manusia.

Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk
pindah), juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan
manusia. Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak
sedangkan logos berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
gerak, khususnya gerak pada manusia.

Dari tinjauan Biomekanik dan kinesiologi, sangat penting untuk diperhatikan


adalah bahwa peluru pada tolak peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan
maksimum, ketinggian maksimum dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45
derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu
melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1) Apakah yang dimaksud dengan biomekanik dalam olahraga?


2) Apakah yang dimaksud dengan kinesiologi dalam olahraga?
3) Bagaimana caranya menganalisis biomekanik dan kinesiologi olahraga tolak
peluru?
1.3 Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu
sebagai berikut:

1) Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Biomekanik dan kinesiologi
olahraga.
2) Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Biomekanik dan kinesiologi
serta analisis olahraga tolak peluru.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biomekanik


Secara terminologi, Biomekanik terdiri atas 2 kata yaitu kata “Bio” =
makhluk hidup dan kata “Mekanikal” = gerakan. Jadi Biomekanik adalah ilmu
yang mempelajari gerakan pada makhluk hidup, dimana dalam Biomekanik hanya
mempelajari gerakan pada manusia. Dengan demikian, pengertian Biomekanik
secara umum/luas adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia, yang
dipengaruhi oleh sistem anatomi, fisiologi, psikologis, mekanis dan
sosiokultural. Sedangkan pengertian Biomekanik secara sempit adalah ilmu yang
mempelajari gerakan pada manusia. Adapun pengertian Biomekanik secara ilmiah
adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan gaya, perubahan dan beban
mekanik pada otot, tulang dan sendi dari tubuh manusia.
Biomekanik adalah bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi.
Biomekanik merupakan kombinasi anatara disiplin ilmu mekanika terapan dan
ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Dalam biomekanik, prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan
dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Ilmu ini adalah sebuah penerapan dari
hokum mekanik untuk mendeskripsikan gerakan manusia, juga sebuah ilmu yang
mempelajari gaya yang bekerja dan dihasilkan pada tubuh manusia beserta efeknya
pada lapisan, cairan ataupun material yang digunakan untuk keperluan diagnosis,
perawatan dan penelitian.
Ilmu ini juga merupakan ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip kerja mesin
untuk memahami kerja mekanis tubuh dan bahwa eksistensi manusia ditentukan
oleh kemampuan mobilitasnya yang diakibatkan oleh pemakaian gaya-gaya otot
untuk menghasilkan gerakan.
Bidang ilmu biomekanik terdiri dari dua macam gerakan, yaitu:
1) Kinematik, Mempelajari gerakan baik mengenai perpindahannya, kecepatan
dan percepatan, tanpa memperhatikan penyebab gerakan.
2) Kinetik, Berhubungan dengan kerja gaya-gaya pada benda dan akibat (hasil)
kerja gaya-gaya tersebut.
Baik gerakan kinematik maupun kinetik dibedakan menjadi dua macam
gerakan yaitu:
a) Gerakan linear, adalah gerakan lurus ataupun melengkung sepanjang jalur
dimana seluruh titik pada tubuh manusia bergerak pada jarak dan waktu yang sama.
b) Gerakan angular, adalah gerakan disekitar titik yang sama sehingga daerah
yang berbeda pada segmen tubuh yang sama tidak bergerak pada jarak dan waktu
yang sama. Gerakan ini bekerja pada jalur imaginer yang disebut sumbu rotasi.
Kita sudah mengetahui tentang anatomi terapan FT, yang terdiri atas : sistem
otot, sistem tulang dan sendi serta sistem saraf yang menyebabkan manusia dapat
bergerak dan dapat melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari, tetapi tidak terlepas
dari pengaruh lingkungan manusia tersebut. Ada 5 pendekatan didalam
mempelajari gerakan pada manusia, yaitu:
1) Pendekatan Anatomi
Dimana menggambarkan (menjelaskan) tentang struktur tubuh dan bagian-
bagiannya serta bagian-bagian tubuh yang potensial untuk menghasilkan gerakan.
2) Pendekatan Fisiologis
Dimana mempelajari tentang proses terjadinya gerakan, kontinuitas gerakan
dan kontrol gerakan.
3) Pendekatan psikologis
Dimana mempelajari berbagai sensasi, persepsi dan motivasi yang
menstimulasi terjadinya gerakan serta mekanisme neurologis yang mengontrolnya.
4) Pendekatan Mekanik
Dimana menjelaskan adanya gaya, waktu dan jarak yang berhubungan
dengan gerakan tubuh manusia.
5) Pendekatan sosio-kultural
Dimana menjelaskan tentang pengertian dari gerakan yang bervariasi didalam
lingkungan yang berbeda-beda.
2.2 Pengertian Kinesiologi
Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk
pindah), juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan
manusia. Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak
sedangkan logos berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
gerak, khususnya gerak pada manusia.
Tujuan kinesiologi ditinjau dari beraneka macam kegiatan yang bergerak
pada bidang kinesiologi adalah:
1) Health promotion : Kinesiologists yang bekerja di industri promosi kesehatan
berfokus pada bekerja dengan individu yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan, kebugaran, dan kesejahteraan individu.
2) Klinis / Rehabilitasi : Kinesiologists yang bekerja dengan individu-individu
dengan kondisi menon-aktifkan yang bertujuan untuk membantu mereka
mendapatkan kembali fungsi fisik yang optimal.
3) Ergonomics : Kinesiologists yang ini bekerja di industri yang bertujuan untuk
menilai kesesuaian desain workstation dan memberikan saran untuk modifikasi dan
alat-alat bantu.
4) Kesehatan dan Keselamatan : Kinesiologists yang bekerja adalah orang yang
terlibat dalam konsultasi dengan industri dan bertujuan untuk mengidentifikasi
bahaya dan memberikan rekomendasi dan solusi untuk mengoptimalkan kesehatan
dan keselamatan pekerja.
5) Disability manajemen/ Case koordinasi : Kinesiologists bekerja
merekomendasikan dan menyediakan rencana aksi yang bertujuan untuk
mengembalikan individu yang terluka fungsi optimal mereka dalam semua aspek
kehidupan.
Manfaat dari hasil kerja kinesiologi yaitu:
a) Mengetahui keseluruhan kondisi kesehatan organ tubuh atau sistem organ
dalam metabolisme suatu zat dalam tubuh.
b) Mengetahui kondisi imunitas/ kekebalan tubuh dan seluruh gangguan alergi
yang dialami.
c) Mengetahui keseimbangan vitamin dan mineral dalam tubuh.
d) Mengetahui keseimbangan hormonal tubuh.
e) Mengetahui respon tubuh terhadap zat, obat bahkan makanan, sehingga
diketahui zat/ obat/ makanan apa saja yang cocok untuk tubuh.
f) Dapat mengetahui gangguan mental dan emosional, stress dan depresi yang
mengganggu kesehatan tubuh.
g) Mengetahui tingkat kesehatan tubuh, baik yang normal ataupun yang menderita
suatu penyakit, akut maupun kronis.
h) Membantu ketepatan suatu diagnosa dan terapi kasus kesakitan serta respon
tubuh (alergi/tidak atau cocok/tidak) terhadap suatu bahan/zat/obat.
2.3 Analisis Biomekanik dan Kinesiologi Olahraga Tolak Peluru
Tolak peluru merupakan salah satu nomor perlombaan atletik. Nomor ini
diperlombakan untuk kategori pria dan wanita. Berat peluru untuk kategori wanita
adalah 4 kilogram dan untuk kategori pria 7,26 kilogram. Peluru terbuat dari besi
keras, kuningan atau logam lain dan tidak boleh lebih lunak dari kuningan, atau
kulit metal yang keras diisi dengan timah atau materil lain.
Dalam perlombaan tolak peluru, gerakan-gerakan atlit dalam usahanya untuk
melaksanakan tolakan harus dilakukan di dalam sebuah lapangan yang dibatasi oleh
sebuah lingkaran dengan garis tengah 2,135 m. Peluru harus jatuh di dalam sebuah
sektor yang dibatasi oleh dua garis lurus yang ditarik dari pusat lingkaran ke ujung-
ujung busur pada lingkaran dengan besar sudut 40 derajat.
A) Teknik tolak peluru gaya o’brien
1) Teknik Awalan.
a) Berdiri Tegak membelakangi arah tolakan.
b) Peluru dipegang dengan tangan kanan dan jari-jari terbuka.
c) Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak menggeser ke samping.
d) Peluru diletakkan atau ditempelkan diantara bahu dan leher dibawah rahang
dengan telapak tangan terbuka ke atas.
e) Siku bengkok dan lemas di samping badan.
f) Lutut kaki kanan dibengkokan, berat badan pada kaki kanan, tungkai kiri lurus
ke belakang rileks
2) Gerak Meluncur
a) Lengan kiri dilipat di depan badan untuk membentuk keseimbangan.
b) Tarik tungkai kiri ke depan, lutut dilipat di bawah perut di samping tungkai
depan (kanan).
c) Luruskan kembali tungkai kiri.
d) Bersamaan dengan meluruskan tungkai kiri ke belakang, tolakan kaki kanan
kuat dan pindahkan kaki kanan searah dengan gerakan tubuh sejauh-jauhnya
sehingga kaki kiri menyentuh balok tolakan.
e) Gerakan melentur diakhiri dengan sikap lutut tungkai kiri lurus, lutut tungkai
kanan bengkok, berat badan pada kaki kanan.
3) Teknik Tolakan
a) Bersamaan dengan kaki kiri menyentuh balok, luruskan lutut tungkai kanan dan
tolak atau dorong peluru dengan cepat dibantu dengan putaran pinggul, putaran
lengan kiri, lenturan togok dan ekstensi pergelangan tangan kanan.
b) Sudut tolakan kira-kira 40 derajat dengan bidang horisontal.
c) Setelah menolak lengan kanan tetap lurus.
d) Berat badan ke depan, supaya tidak keluar lingkaran pindahkan kaki kanan ke
depan.
Menurut pandangan Biomekanik, tolak peluru termasuk jenis keterampilan
yang diklasifikasikan dalam: Melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal
maksimal. Selain tolak peluru, termasuk dalam klasifikasi ini adalah lempar
cakram, lempar lembing, lontar martil dan lompat jauh.
Melontarkan peluru berarti menggerakkan benda/objek, dan agar objek
bergerak ke suatu jarak tertentu diperlukan tenaga (force). Tenaga (force) ini
diperlukan untuk melawan gaya gravitasi yang bekerja pada setiap benda yang
berada di bumi. Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi ini bekerja menarik setiap
benda ke arah pusat bumi. Untuk menggerakkan sebuah benda makin menjauhi
pusat bumi maka makin besar juga tenaga yang harus dikerahkan. Lintasan peluru
dalam tolak peluru dalam konsep biomekanika bisa disebut sebagai proyektil dalam
olahraga. Atau bisa juga disebut sebagai gerak parabola.
Berdasarkan keterangan di atas Faktor-faktor yang mempengaruhi jauhnya
tolakan dalam tolak peluru :
1) Besarnya kecepatan awal peluru pada saat lepas dari tangan.
2) Besarnya sudut tolakan.
3) Ketinggian peluru saat lepas dari tangan.
Untuk memperjelas hal ini, berikut disajikan gambar faktor-faktor yang
berhubungan dengan jarak horisontal benda yang menjalani gerak parabola.
Jika peluru atau benda ditolak dengan kecepatan yang sama, tetapi pada saat
lepas dari tangan dengan ketinggian yang berbeda (h1 dan h2), maka akan
menghasilkan jarak horisontal yang berbeda (h2 > h1). Perbedaan ketinggian saat
peluru lepas dari tangan terutama tergantung pada postur tubuh atau tinggi badan
atlit dan teknik menolak.
Untuk membuktikan hal tersebut berikut ini diberikan contoh soal; Dalam
tolak peluru, diketahui kecepatan awal peluru saat lepas dari tangan (Vo)= 10m/d,
sudut tolakan a= 450, Dan percepatan gravitasi g= 10m/d2. Tolakan pertama ditolak
pada ketinggian 1.70 m dan tolakan kedua pada ketinggian 2 m, maka jarak yang
terjauh dari kedua tolakan adalah pada ketinggian?
Pada ketinggian 1.70 m
· Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x
V02 Sin 2a = 102 Sin 90 = 100.1 = 100
Xh = = = = 5 m
2g = 2x10 = 20
· Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak (1.70m) sampai puncak parabola.
Vo2 Sin2a = 102x0.5 = 100x0.5 = 50
Yh = = = = = 2.5
2g = 2x10 = 20
t = Ö2 ( Y + Yh ) = Ö2 (1.7 + 2.5) = 0.92 dt
g=10
· Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah
X = Vo Cos a x t = 10 x 0.71 x 0,92 = 6.53 m
· Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 5 + 6.53 = 11.53 m
Pada ketinggian 2 m
· Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x
V02 Sin 2a=102 Sin 90=100
Xh = = = = 5 m
2g=2 x 10=20
· Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak parabola.
Vo2 Sin2a=102 X 0.5=100 x 0.5=50
Yh = = = = = 2.5
2g=2 x 10=20
t = Ö 2 ( Y + Yh ) = Ö 2 (2 + 2.5) = 0.95 dt
g=10
· Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah
X = Vo Cos a x t = 10 x 0.71 x 0,95 = 6.75 m
· Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 5 + 6.75 = 11.75 m
Jadi menolak pada ketinggian 2 meter akan menghasilkan jarak tolak yang
lebih jauh dari pada menolak pada ketinggian 1.7 m terbukti.
Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama, tetapi dengan kecepatan saat
lepas dari tangan berbeda (V1 < V2) maka lintasan parabola akan meyebabkan
benda jatuh pada titik yang berbeda yaitu V2 > V1. Benda yang ditolak dengan
kecepatan awal lebih besar akan jatuh pada tempat yang lebih jauh. Eksplosif power
yang dapat dikerahkan oleh pelempar akan menentukan besaran kecepatan awal
peluru saat lepas dari tangan. Eksplosif power adalah hasil kali antara kekuatan
dengan kecepatan gerak.
Dari contah soal di atas jika tolakan pertama Vo = 10 m/dt dan tolakan kedua
15 m/dt pada ketinggian 2 m, maka yang lebih jauh adalah tolakan dengan
kecepatan awal ….?
Sekarang kita tinggal mencari jarak tolakan dengan kecepatan awal (Vo) 15 m/dt.
· Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x
V02 Sin 2a = 152 Sin 90 = 225
Xh = = = = 11.25 m
2g = 2x10 = 20
· Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak parabola.
Vo2 Sin2a = 152x0.5 = 225 x 0.5 = 112.5
Yh = = = = = 5.6
2g = 2x10 = 20
t = Ö2 ( Y + Yh ) = Ö2 (2 + 5.6) = 1.23 dt
g 10
· Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah
X = Vo Cos a x t = 10 x 0.71 x 1.23 = 8.73 m
· Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 11.25 + 8.73 = 19.98 m
Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama dengan kecepatan awal sama,
maka jarak horisontalnya ditentukan oleh sudut elevasinya, yaitu sudut yang
dibentuk oleh arah tolakan dengan bidang horisontal.
Sudut elevasi yang akan mengahsilkan jarak horizontal terjauh dari suatu
benda yang bergerak menurut lintasan parabola tergantung pada letak bidang
tempat mendaratnya. Ada tiga model tempat mendarat dalam gerak lintas parabola:
1) Tempat mendarat sama tinggi atau satu bidang horisontal dengan titik lepas
benda. Sudut yang paling baik adalah 45 derajat dengan bidang horisontal.
2) Tempat mendarat lebih rendah dari titik lepas benda atau sama tinggi dengan
bidang tempat melempar maka sudut yang paling baik adalah 40 derajat.
3) Tempat mendarat lebih rendah dari pada tempat tumpuan pelempar, maka sudut
yang paling tepat adalah 30 derajat.

B) Analisis gerakan tolak peluru


Untuk menganalisa gerakan tolak peluru dibutuhkan alat bantu video atau
gambar cinematografi. Hal ini dikarenakan gerakan tolak peluru dilakukan dengan
sangat singkat kurang lebih 2 detik dari persiapan sampai proses menolak. Dengan
alat bantu gambar kita bisa menganalisa gerakan tolak peluru secara detail. Fase
persiapan berlangsung lambat. Pada fase persiapan ini kecepatan bagian anggota
badan tidak terlalu penting, sebab gerakan-gerakan hanya bertujuan untuk
memantapkan kesetimbangan tubuh. Kecepatan gerak tertinggi terjadi pada fase
gerakan.
Dari tinjauan Biomekanik dan kinesiologi, sangat penting untuk diperhatikan
adalah bahwa peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian
maksimum dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak
penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk
mencapai jarak horisontal maksimal.
Gerakan Lutut dan Pinggul
Lutut dan pinggul merupakan titik-titik kritis dalam tolak peluru. Lutut kanan
dan sendi pinggul fleksi dalam posisi sudut optimum sehingga peregangan otot
cukup untuk menghasilkan tenaga maksimum. Hal ini perlu diperhatikan pada fase
akhir persiapan. Bila regangan otot tidak mencapai titik kritis maka pada saat
akstensi lutut tidak akan terjadi kekuatan rotasi maksimum. Kemudian pada saat
peluru lepas, lutut harus dalam keadaan ekstensi penuh. Jika ini tidak dilakukan
maka ketinggian peluru saat lepas dari tangan tidak berada pada ketinggian
maksimum yang akan dapat mengurangi jarak tolakan horisontal.
Gerakan Pinggang dan Persendian Pinggul
Pada fase persiapan, pinggang dan persendian pinggul berada di atas bidang
tumpuan yang mantap, sehingga kesetimbangan dapat dipertahankan. Masa badan
(center of gravity) letaknya lebih rendah oleh karena pengaruh fleksi lutut kanan
sebagai kaki tumpuan. Otot ekstensor kaki tumpuan berada dalam keadaan diregang
untuk kontraksi dengan kekuatan penuh pada saat dimulainya fase Gerak. Keadaan
pinggul tetap dalam kesetimbangan gerak seperti terlihat pada frame 12 hingga
frame 20. Tenaga terbesar dihasilkan pada saat dimulainya putaran pinggul. Pada
saat putaran putaran pinggul harus terlihat adanya urutan perpindahan kedudukan
pusat masa badan. Peluru lepas pada saat mencapai ketinggian maksimum seperti
terlihat dalam frame 32. Kecepatan gerak peluru dalam menjalani lintasannya
sangat menentukan hasil tolakan.
Bidang tumpuan yang mendukung kesetimbangan gerak ke depan pada tolak
peluru ditunjang oleh satu titik tumpu dan dua titik tumpu secara bergantian. Pada
fase persiapan kesetimbangan tubuh ditumpu oleh satu kaki yaitu kaki kanan.
Keadaan ini berlangsung sampai sampai permulaan fase gerakan. Pada fase gerakan
kesetimbangan bertumpu pada dua titik (kaki) sehingga tingkat kesetimbangannya
lebih stabil. Akibatnya rotasi pinggul dapat berjalan tanpa merusak kesetimbangan
tubuh.
Kepala dan Leher
Kedudukan kepala dan leher atlit tolak peluru tetap dalam keadaan ekstensi
dari awal sampai akhir gerakan.
Gerak Lengan dan Gerak Tangan
Pada saat terakhir dari fase gerak maju, gerak lengan kiri memberikan
sumbangan terhadap mekanisme refleks fleksor–ekstensor dan memelihara
kesetimbangan pada saat peluru lepas. Terjadi abduksi jari tangan dan fleksi
pergelangan tangan pada saat peluru lepas.
Otot Penggerak, Sumbu gerak dan Pengungkit (Tuas)
a) Tahap Persiapan
1) Cara Memegang
Tangan menggenggam peluru dan di tempelkan pada leher bagian samping.
· Sendi:
- Articulatio Intercarpea
- Articulatio Carpometacarpea II – V
- Articulatio Carpometacarpea I
- Articulatio Metacarpo Phalangea
· Otot:
- M. Bicep Brachii
- M. Coracobrachiali
- M. Supraspinatus
Jenis Pengungkit Ke 3
2) Posisi Punggung
Punggung membungkuk
· Sendi :
- Articulatio lumbalo sacralis
· Otot :
- M. Psoas Minor
- M. Psoas Mayor
3) Posisi Tungkai
Posisi lutut fleksi
· Sendi :
- Articulatio Genue
- Articulatio Coxae
· Otot :
- M. Bicep Femoris

b) Tahap Pelaksanaan
1) Gerakan kaki
Kaki kiri diayunkan ke depan dan ke belakang
· Sendi :
- Articulatio Coxae
- Articulatio Genue
· Otot :
- M. Gluteus Maximus
- M. Iliacus
Sumbu : Frontal
Bidang : Sagital
Gerakan : Abduksi
Jenis Pengungkit ke 1
2) Gerakan Melangkahkan Kaki
Kedua Kaki di langkahkan atau digeser ke belakang
· Sendi :
- Articulatio Talotartalis
- Articulatio talocal Caneonavicularis
· Otot :
- M. Extensor digitorum longus
- M. Gastroknemeus
Sumbu : Sagital
Bidang : Frontal
Jenis Pengungkit ke 2
3) Menolak Peluru
Posisi pinggang diputar kemudian peluru dilepas
· Sendi :
- Articulatio Intervertebralis
- Articulatio Humeri
· Otot :
- M. deltoideus
- M. Obliquus Eksternus abdominis
- M Pectoralis mayor

c) Tahap Gerakan Lanjutan


Setelah Peluru dilepas kaki kanan dilangkahkan kedepan
· Sendi :
- Articulatio Coxae
- Articulatio Genue
· Otot :
- M. Quadricep Femoris
- M. Rectus femoris
Sumbu : Lateral
Bidang : sagital
Gerakan : Abduksi
Pengungkit 1

Hukum-Hukum Newton yang Bekerja Pada Tolak Peluru Gaya O’Brien


1) Hukum Newton I (Hukum Kelembaman)
Bunyi Hukum Newton I : “Setiap benda akan tetap berada dalam kedaan diam
atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya luar yang mempengaruhinya.”
Terjadi pada fase persiapan dan fase gerak lanjutan.
2) Hukum Newton II (Hukum Momentum/Percepatan)
“Perubahan kecepatan gerak sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja
pada benda tersebut, arahnya searah dengan arah tenaga yang bekerja”.
Hukum percepatan ini terjadi pada saat fase gerakan. Semakin besar
percepatan semakin pula jarak tolakan.
3) Hukum newton III (Hukum Aksi Reaksi)
“Setiap aksi selalu akan menimbulkan reaksi yang samabesar dengan arah
yang berlawanan”
Terjadi pada saat tungkai menjejak tanah untuk gerakan ekstensi agar dapat
menolak peluru sejauh-jauhnya. Semakin besar tenaga yang digunakan untuk
ekstensi lutut semakin besar pula tenaga yang dihasilkan untuk menolak peluru.
Momen Inersia
Momen Inersia merujuk pada sebuah kecenderungan untuk
mempertahankan posisinya. Benda dalam keadaan diam cenderung susah untuk
bergerak tetapi jika sudah bergerak maka susah untuk menghentikannya. Momen
Inersia ini terjadi pada fase persiapan dan fase gerak lanjutan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara terminologi, Biomekanik terdiri atas 2 kata yaitu kata “Bio” =
makhluk hidup dan kata “Mekanikal” = gerakan. Jadi Biomekanik adalah ilmu
yang mempelajari gerakan pada makhluk hidup, yaitu gerakan pada manusia.
Bidang ilmu biomekanik terdiri dari dua macam gerakan, yaitu: Kinematik dan
Kinetik. Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk
pindah), juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan
manusia. Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak
sedangkan logos berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
gerak, khususnya gerak pada manusia. Dari tinjauan Biomekanik dan kinesiologi
tentang tolak peluru, sangat penting untuk diperhatikan adalah bahwa peluru harus
dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum dan juga pada
sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk mencapai
tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal
maksimal.
3.2 Saran-saran
Biomekanik dan kinesiologi dapat menganalisis olahraga tolak peluru dalam
mencapai tolakan peluru dengan hasil yang maksimal, yaitu dengan cara peluru
harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum dan juga
pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk
mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk mencapai jarak
horisontal maksimal. Sehingga peluru dapat mencapai jarak terjauh.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai