DISUSUN OLEH:
TRISYA SEPTERINA LASORA
MUSFIRA SALEH
INCE KHUSNUL FATIMAH
ANDI ASTUTI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adanya permainan bola voli yang sering dimainkan maka menimbulkan pertanyaan
diantaranya :
1. apa pengertian volley ball
2. bagaimana sejarah volley ball
3. Apa peraturan dalam permainan bola voli
4. Apa macam-macam teknik dalam bola voli
5. Apa sarana dan Prasarana dalam permainan bola voli
6. Apa saja cedera yang timbul karena permainan bola voli
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
2. Mengetahui hal mengenai bola voli
D. Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan
melakukan browsingatau mencari dari internet dari berbagai web sebagai bahan dari
pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Olahraga atau permainan bola voli adalah salah satu bentuk dari cabang olahraga yang
didalam permainannya dilakukan oleh 2 regu atau tim, setiap tim atau regu tersebut
terdiri dari 6 orang.Kedua regu atau tim tersebut akan saling berlawanan satu sama lain
untuk bisa mencetak skor atau poin tertinggi guna meraih kemenangan pada
yang dilempar dari regu lawan ke regu kita. Terdapat aturan tersendiri ketika kita ingin
melempar bola ke tim lawan.Yaitu hanya boleh dipukul dan tidak boleh menangkap
bola, dan hanya boleh dengan tiga sentuhan saja serta tidak boleh dilakukan dengan
satu orang berturut-turut.Untuk bisa mendapatkan poin atau skor dalam pertandingan
ini adalah dengan cara menjatuhkan bola di lapangan lawan dengan syarat harus bisa
melewati area net dan juga masih berada di area lapangan lawan.
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman
penjajahan Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda
untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.Di samping guru-
guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan
permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama,
dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda
sendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat,
sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka
pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di
Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun
ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol
saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria
maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951
di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan
bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh
pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam
kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan
peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di
Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama
kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim
bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari
tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano
Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka,
sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan
PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan
dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :
1. UniSovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5. Kuba
6. Yunani
7. Polandia
3. Peraturan Permainan
Untuk dapat memainkan permainan bola voli tidak dapat dilaksanakan denga asal-
asalan begitu saja, namun harus mentaati beberapa peraturan yang telah di tetapkan
seperti posisi, cara bermainan, lapangan, dan masih banyak lagi.
1. Lapangan
Lapangan permainan bola voli berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang
18 m dan lebar 9 m, semua garis batas lapangan, garis tengah, garis daerah serang
adalah 3 m (daerah depan). Garis batas itu diberi tanda batas dengan menggunakan
tali, kayu, cat/kapur, kertas yang lebarnya tidak lebih dari 5 cm. lapangan permainan
bola voli terbagi menjadi dua bagian sama besar yang masing-masing luasnya 9 x 9
meter. Di tengah lapangan dibatasi garis tengah yang membagi lapangan menjadi dua
bagian sama besar. Masing-masing lapangan terdiri dari atas daerah serang dan
daerah pertahanan.
Daerah serang yaitu daerah yang dibatasi oleh garis tengah lapangan dengan garis
serang yang luasnya 9 x 3 meter.
2. Daerah Service
Daerah service adalah daerah selebar 9 meter di belakang setiap garis akhir.
Daerah ini dibatasi oleh dua garis pendek sepanjang 15 cm yang dibuat 20 cm di
belakang garis akhir, sebagai kepanjangan dari garis samping. Kedua garis pendek
tersebut sudah termasuk di dalam batas daerah service, perpanjangan daerah service
adalah kebelakang sampai batas akhir daerah bebas.
3. Antene Rod
Di dalam pertandingan permainan bola voli yang sifatnya nasional maupun
internasional, di atas batas samping jaring dipasang tongkat atau rod yang menonjol ke
atas setinggi 80 cm dari tepi jaring atau bibir net. Tongkat itu terbuat dari bahan
fibergelas dengan ukuran panjang 180 cm dengan diberi warna kontras.
4. Bola
Bola harus bulat terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit sintetis yang
bagian dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis. Warna bola harus satu warna
atau kombinasi dari beberapa warna. Bahan kulit sintetis dan kombinasi warna pada
bola dipergunakan pada pertandingan resmi internasional harus sesuai dengan standar
FIVB.
Keliling bola 64 – 67 cm dan beratnya 260 – 280 grm, tekanan didalam bola harus
0, 39 – 0, 325 kg/cm2 (4,26 – 4,61 Psi) (294,3 – 318,82 mbar/hpa.
5. Net
Jaring untuk permainan bola voli berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar
tidak lebih dari 1,00 meter dengan petak-petak atau mata jaring berukuran 10 x 10 cm,
tinggi net untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter, tepian atas terdapat pita
putih selebar 5 cm.
6. Jumlah Pemain
Jumlah pemain dalam lapangan permainan sebanyak 6 orang setiap regu dan
ditambah 5 orang sebagai pemain cadangan dan satu orang pemain libero. Satu tim
maksimal terdiri dari 12 pemain, saru coach, satu sistem coach, satu trainer, dan satu
dokter medis, kecuali libero, satu dari para pemain adalah kapten tim, dia harus diberi
tanda dalam score sheet.
7. Pergeseran Pemain
Jika regu penerima servis berhasil mematikan bola di lapangan lawan, maka
permain bergeser satu posisi searah jarum jam (misalnya : posisi satu ke posisi enam,
posisi enam ke posisi lima, posisi lima ke posisi empat, dan seterusnya)
8. Game/Set
Permainan ditentukan dengan game/set. Regu yang memperoleh/ mengumpulkan
angka 25 terlebih dahulu adalah pemenang dalam game tersebut. Jika kedudukkan
angka 24 – 24, maka dinyatakan jus (deuce) dan regu yang memperoleh selisih dua
angka terlebih dahulu adalah pemenangnya.
Kemenangan regu bola voli ditentukan dengan dua sistem:
a. Sistem Two Winning Set yaitu setiap regu dikatakan menang bila telah memenangkan
dua set.
b. Sistem Three Winning Set yaitu regu dikatakan menanng bila memenangkan tiga set.
9. Memainkan Bola
a. Suatu regu berhak memukul / memainkan bola maksimal 3 kali (disamping blok)
b. Seorang permain boleh memukul / memainkan bola dua kali berturut – turut (kecuali
memblok / membendung)
c. Permain diperbolehkan memainkan bola menggunakan seluruh bagian tubuh
(misalnya : kaki, kepala) dengan catatan pantulan bola sempurna / tidak berhenti.
d. Dua atau tiga permain boleh memukul bola pada saat yang sama (serentak)dan hal itu
di hitung sebagai dua atau tiga kali pukulan (kecuali membendung)
e. Jika dua atau tiga permain menjangkau bola tetapi hanya satu permain yang
memukulnya maka dihitung satu pukulan
10. Permainan Dekat Net
a. Seorang pembendung (bloker) boleh menyentuh bola di daerah lawan, asal tidak
menggangu permain lawan (menyentuh bola sebelum dipukul lawan)
b. Setelah melakukan serangan (smash) tangan boleh melewati net / masuk ke daerah
lawan
c. Boleh melewati ruang permain lawan di bawah net, asalkan tidak mengganggu
permain lawan
d. Tidak noleh menyentuh / menginjak garis tengah
e. Bagian dari badan tidak boleh menyentuh lapangn lawan
11. Bola Keluar
Bola dinyatakan keluar apabila :
a. Jatuh seluruhnya di sisi luar garis – garis batas lapangan
b. Menyentuh bola diluar lapangan
c. Menyentuh antena , tali, tiang atau net di luar batas antenna
12. Kesalahan – Kesalahan Pada Saat Bermain
a. Pemain menyentuh net atau melewati garis batas tengah lapangan lawan.
b. Tidak boleh melempar ataupun menangkap bola. Bola volley harus di pantulkan tanpa
mengenai dasar lapangan.
c. Bola yang dipantulkan keluar dari lapangan belum dihitung sebagai out sebelum
menyentuh permukaan lapangan.
d. Pada sat servis bola yang melewati lapangan dihitung sebagai poin bagi lawan, begitu
juga sebaliknya penerima servis lawan yang membuat bola keluar dihitung sebagai poin
bagi lawan.
e. Seluruh pemain harus berada di dalam lapangan pada saat serve dilakukan.
f. Pemain melakukan spike di atas lapangan lawan.
g. Seluruh bagian tubuh legal untuk memantulkan bola kecuali dengan cara menendang.
h. Para pemain dan lawan mengenai net 2 kali pada saat memainkan bola dihitung
sebagai double faults. Setiap team diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat setiap
babak berakir. Dan apabila dilakukan babak penetuan (set ke 3) maka tim yang
memiliki nilai terendah boleh meminta bertukar lapangan sesaat setelah tim lawan
mencapai angka 13. Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan
berlangsung hanya 1 menit. Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan
mengikuti peraturan international.
13. Kesalahan – kesalahan pada saat servis
a. Bola servis menyentuh antenna
b. Pada saat memukul bola , kaki menginjak garis lapangan
c. Bola tidak dilambungkan terlebih dahulu
d. Bola dipukul keluar lapangan
e. Mengulur – ulurkan waktu / memperlambat permainan
f. Servis dari luar garis perpanjangan lapangan.
.
4. Teknik Dasar Permainan Bola Voli
a. Sikap permulaan
Berdiri dengan kaki kiri ke depan , bola dipengan dengan tangan kiri, tangan kanan
berada di samping atas kepala setinggi pelipis.
b. Pelaksanaan
Bola dilambungkan dengan tangan kiri tidak terlalu tinggi ke atas kanan. Begitu
bola melambung ke atas setinggi kepala, bola segera di pukul dengan tangan kanan di
bagian tengah belakang. Pada saat memukul bola tidak ada gerakkan/lecutan
pergelangan tangan, sehingga jalannya mengapung/mengambang. Gerakkan diakhiri
dengan melangkahkan kaki ke depan.
Pada servis mengapung sikap tangan dalam keadaan menggenggam atau ibu jari
dilipat ke dalam menempel pada telapak tangan.
4. Pendaratan.
Pendaratan dengan kedua kaki sejajar disertai gerakan ngeper pada kedua lutut,
dan tetep menjaga keseimbangan untuk segera kembali pada sikap siap normal
1. Net/ Jaring
1) Panjang Net : 9,5 m
2) Lebar Net : 1 m
3) Mata Jaring : 10 cm
4) Tinggi tiang Putera : 2,43 m
5) Tinggi tiang Puteri : 2,24 m
6) Antene rood line : 10 cm
7) Tinggi/panjang antene : 1,80 m
8) Garis tengah diameter : 1 cm
1. Cedera lutut
Sekitar 55 persen cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut. Cedera ini
termasuk satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi pada sendi dan tulang
rawan (retak), termasuk sakit dan nyeri yang terkait dengan tempurung lutut. Risiko
tinggi terjadi pada pelari, perenang, step aerobic, pesepakbola, pebasket, pevoli, dan
atlet cabang atletik. Ini karena lutut menjadi tumpuan, sehingga berpotensi terkena
arthritis.
♦ Pencegahan: Kenakan sepatu khusus dengan sol lembut dan ganti sol secara teratur.
Pilih sepatu sesuai jenis olahraga dan mampu menopang berat tubuh. Istirahatkan kaki
dalam jangka tertentu (minimal 2 x 24 jam) untuk mencegah beban berlebihan pada
anggota tubuh.Jika lutut cedera, kompres es selama 20 menit
untuk menghindari peradangan.
Sebanyak 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah
posisi, salah urat, dan ketegangan otot. Olahraga yang rentan menimbulkan cedera ini
yaitu tenis, renang, angkat beban, bisbol, dan voli. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan
gerakan yang salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri,
kaku pada bahu, otot terkilir,hingga tulang retak.
♦ Pencegahan: Untuk olahraga yang rentan benturan (misalnya bisbol) gunakan
pelindung khusus.
♦ Pengobatan : Secara umum, pemulihan cedera pada sendi bahu memerlukan waktu.
Untuk mempercepat waktu pemulihan agar Anda dapat berlatih kembali, gunakan
formula RICE (Rest atau istirahat; Ice atau kompres dengan es; Compression atau beri
tekanan dengan menggunakan membalutnya dengan perban khusus; dan Elevation
atau tinggikan bagian yang mengalami cedera). Penyembuhan jaringan lunak,
seperti bahu, seringkali membutuhkan waktu antara 4 hingga 6 minggu
a. Cubit tekan kuku dan sendi jari kaki yang terserang, ulangi 2-3 kali.
d. Taruh jempol pada titik 8 : bawah mata kaki luar, dan jari-jari lain pada titik
4:Bawah mata kaki dalam, cengkram jari kaki dengan tangan lain.
Pasien menekuk lutut, kemudian tarik kaki dengan kedua tangan, ulangi 2-3 kali sampai
terdengar suara. Tekan punggung kaki untuk hentikan rasa sakit.
g. Letakkan jempol pada titik 11, tekan dan putar titik 11: lekukan depan mata kaki
luar.
h. Letakan jempol pada titik 8, dorong jempol sampai jari kelingking kaki, kemudian
kelingking dibengkokan, ulangi gerakan 2 – 5 kali.
i. Letakan 4 jari pada pergelangan kaki, jempol tangan yang lain pada titik 10
diremas 4 jari menyisir ke bawah sampai jari-jari kaki, ulangi gerakan selama 1 menit
j. Letakan kedua jempol tangan pada titik 12 : tengah perut betis, tekan ke bawah
sampai tendon Achilles, tekan tendon kuat-kuat selama 10-30 menit. Lalu lanjutkan
menekan sepanjang telapak kaki sampai titik 13 (pada 1/3 bagian atas telapak kaki).
k. Ulangi prosedur d, tetapi kali ini diputar searah jarum jam dan berlawanan jarum
jam, sambil meremas titik-titik. Ulangi 10-30 kali untuk setiap arah
4. Cedera paha
Sepakbola, hoki, basket, olahraga dengan raket, dan voli. Selain daerah paha terasa
nyeri yang sangat, juga terjadi pembengkakan pada otot paha.
♦ Pencegahan: Peregangan sebelum berlatih, berlatih dengan intensitas bertahap,
latihan menguatkan daerah kaki terutama paha.
♦ Jika seseorang mengalami cedera otot paha, maka yang dapat dilakukan adalah:
• Yang paling utama adalah mengistirahatkan otot yang terlibat.
• Mendinginkan dengan es daerah yang sakit, terutama pada awal-awal cedera.
• Menekan daerah yang sakit dengan perban elastis.
• Memakai tongkat jika timbul rasa nyeri saat berjalan.
• Meregangkan dengan perlahan paha dan pinggul.
• Terapi fisik.
• Operasi, dilakukan jika terbukti otot mengalami robekan.
Pemeriksaan umum:
Nama : Rivaldo
Umur : 22 thn
Pekerjaan : Mahasiswa
Pemeriksaan khusus
4) Kekuatan otot penggerak utama gerakan sendi lutut yang berhuungan langsung
dengan cidera ligamen collateral medial, misalnya: m. grasilis, m. semiteniosus dan m.
sartorius yang tergabung dalam pes anserinus.
Sedangkan pemeriksaan yang lebih bersifat khusus untuk mengetahui adanya ketidak-
stabilan sendi lutut adalah dengan tes hypermobilitas valgus pasif (positif). Namun
demikian diperlukan juga peme-riksaan gerak yang lain pada lutut yang memungkinkan
terjadinya cidera jaringan lunak lain di lutut seperti: 1) Tes hyperekstensi. 2) Tes gravity
Sign. 3) Tes laci sorong. 4) Tes endorotasi-eksorotasi pasif. 5) Tes lachmane. 6) Tes
pivot shift.
1. Lachman test,
Posisi : tidur terlentang (supine lying)
Action : fleksi knee 300, menjepit maleolus dengan elbow dan jari bertumpu tidak
dikaitkan pada tuberositas tibia
Penatalaksanaan
1) Stadium awal
Berlangsung sesaat setelah terjadinya cidera sampai 2-3 hari, yang ditandai dengan
aktualitas tinggi.
1. Rest/istirahat
Dilakukan selama 24-36 jam pertama setelah injury untuk mencegah dan mengurangi
atau mengantisipasi keluhan lebih lanjut yang memperberat kondisi sprain. Pada saat
rest/istirahat termasuk mengurangi aktifitas provokasi seperti: naik turun tangga, duduk
pada bangku yang rendah, penggunaan peralatan yang melibatkan kontraksi maksimal
pada sendi lutut.
1. Kompressi
Dengan menggunakan elastis bandage atau splint kurang lebih 10 cm pada bagian
proksimal dan distal lutut.
1. Elevasi
Untuk mencegah keadaan statik cairan dalam jaringan
Berlangsung setelah 2-3 hari atau setelah stadium awal berakhir, yang ditandai dengan
menurunnya tingkat aktualitas jari-ngan.
1. a) Mobilisasi lutut dengan ROM penuh segera dilakukan setelah nyeri dan
bengkak berkurang, kurang lebih setelah 2–3 hari. Bentuk mobilisasi yang
diberikan antara lain: gentle auto assisted exercise untuk memper-tahankan
ROM, Isometrik Quadriceps hamstring dan otot lainnya untuk mempertahankan
kekuatan otot.
1. b) Friction toleransi setelah perdarahan berhenti (setelah tiga hari) untuk men-
cegah dan mengurangi jaringan parut yang berlebihan dan memperbaiki/ mem-
percepat proses regenerasi dan mening-katkan vaskularisasi lokal.
Secara umum penatalaksanaan fisio-terapi pada kasus cidera ligamen collateral medial
sendi lutut bertujuan untuk:
Treatment
Terdapat dua jenis treatment untuk injury ligamen cruciatum anterior, yaitu treatment
konservatif dan treatment operatif.
Cedera ligamen yang tidak dapat disembuhkan dengan cara konservatif yaitu apabila:
1. Kerobekan bersifat hebat baik akut ataupun kronik insufisiensi dari ACL,
2. tes pivot-shift abnormal,
3. terdapat penguncian yang berulang,
4. melalui MRI atau pemastian arthroskopik adanya robekan meniscus,
5. gejala ’’lutut lepas’’ yang tidak tertahankan,
6. diagnosis atau tingkat cedera ligamen tetap meragukan,
7. kerobekan partial yang menyebabkan limitasi aktivitas fungsional pada individu
yang aktif,
8. manajemen konservatif dari kerobekan ACL gagal.
Tindakan pembedahan dari ligamen cruciatum anterior yang robek biasanya dilakukan
dengan cara rekonstruksi dalam arthroscopi. Arthroskopi adalah suatu tindakan operasi
untuk melihat, memeriksa keadaan dalam sendi dengan menggunakan teleskop
fiberotik dan memasukkan cairan yang memung-kinkan untuk visualisasi struktur sendi
tersebut.
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka
dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan
jasmani dan kesehatan ini, peserta didik mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar
dalam olahraga dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran,
keberanian, menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat
mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.olympic.or.id/index.php/section/organization/chapter/federation/org/KOI/sid/2
6/sport/BolaVoli
http://koni-medan.cimeric.com/detailkategoripelatihbinaan-45-pbvsi-1.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli
arrozaqi.wordpress.com/2010/06/27/makalah-bola-voli/