Disusun oleh :
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2020
i
ii
DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul.................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................. ii
Cedera Akut........................................................................................................
Kumpulan soal....................................................................................................
ii
A. Cedera Akut (DEANA MONICA)
1. Definisi cedera akut
Cedera akut adalah cedera pada system integument, otot, dan rangka
yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Cedera akut disebabkan oleh
berbagai factor antara lain kesalahan metode latihan, kelainan struktural
maupun kelemahan fisiologis fungsi jaringan penyongkong dan otot. Hal
ini dapat terjadi akibat terjatuh atau bertabrakan denga pemain lain saat
berolahraga (Bahr et al., 2003).
Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut
dan overuse syndrome (syndrome pemakaian berlebihan). Overuse
syndrome bermula dari adanya suatu kekuatan yang berlebihan, namun
berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama.
Cedera akut sering kali direspon oleh tubuh dengan tanda radang yang terdiri atas:
a. Rubor (merah)
b. Tumor (bengkak)
c. Kalor (panas)
d. Dolor (nyeri)
e. Functiolaesa (penurunan fungsi)
1
2
b. Latihan dengan intensitas, frekuensi, durasi dan jenis latihan yang tidak
sesuai dengan keadaan fisik seseorang maupun kaidah kesehatan secara
umum.
c. Prinsip latihan overload sering diterjemahkan sebagai latihan yang
didasarkan paada prinsip “no gain no pain” serta frekuensi latihan yang
sangat tinggi. Hal ini tidak tepat mengingat rasa nyeri merupakan sinyal
adanya cedera dalam tubuh baik berupa micro injury maupun macro
injury. Pada keadaan ini tubuh tidak memiliki waktu untuk memperbaiki
jaringan yang rusak tersebut (Stevenson et al. 2000).
2. Kelainan struktural
Sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini yang paling sering
terjadi pada berbagai cabang olahraga.” hal ini terjadi karena stress
berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-
ulang dari sendi.
Sprain ringan biasanya disertai hematom dengan sebagian serabut
ligament putus, sedangkan pada sprain sedang terjadi efusi cairan yang
menyebabkan bengkak. Pada sprain berat, seluruh serabut ligamen putus
sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasa dengan rasa nyeri hebat,
pembengkakan, dan adanya darah dalam sendi.
1) Sprain Tingkat I
2) Sprain Tingkat II
5
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus,
tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan
rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan
biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
b. Strain
Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena
penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan. Bahr
(2003)membagi strain menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1) Strain Tingkat I
Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai
terjadi robekan pada jaringan otot maupun tendon.
2) Strain Tingkat II
Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada otot maupun tendon.
Tahap ini menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga terjadi penurunan
kekuatan otot.
Pada strain tingkat III, terjadi robekan total pada unit musculo
tendineus. Biasanya hal ini membutuhkan tindakan pembedahan, kalau
diagnosis dapat ditetapkan. Adapun strain dan sprain yang mungkin terjadi
dalam cabang olahraga renang yaitu punggung, dada, pinggang, bahu,
tangan, lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
6
c. Dislokasi sendi
d. Memar (Contusio)
Memar adalah keadaan cedera yang terjadi pada jaringan ikat dibawah
kulit. Memar biasanya diakibatkan oleh benturan atau pukulan pada kulit.
Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah,
sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya.
Memar ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit.
Apabila terjadi pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan didaerah
yang terbatas disebut hermatoma (Van Mechelen et al. 1992). Nyeri pada
memar biasanya ringan sampai sedang dan pembengkakan yang menyertai
sedang sampai berat. Adapun memar yang mungkin terjadi pada daerah
kepala, bahu, siku, tangan, dada, perut dan kaki. Benturan yang keras pada
kepala dapat mengakibatkan memar dan memungkinkan luka sayat.
7
a. Protect
b. Optimal Loading
c. Ice
d. Compression
e. Elevation
3. (MOVEMENT.EXERCISE.ANALGESIA.TREATMENT) ( SANDRA
CAHYA M)
a. Movement : gerakan awal pada area yang terkena cidera akan merangsang
penyembuhan, mengurangi pembentukan serat kolagen yang tidak selaras
(jaringan parut), dan meningkatkan pemulihan. Sangat penting untuk melakukan
gerakan ini dengan lembut. Gerakan juga meningkatkan pembilasan getah bening
dan darah. Ini menghilangkan kotoran dan membawa darah baru yang kaya
nutrisi.
b. Exercise : latihan diterapkan setelah tingkat nyeri menurun dan pergerakan area
cedera meningkat. Bergantung pada struktur yang cedera, latihan dapat
difokuskan pada otot yang mengalami pemendekan atau pemanjangan. Lakukan
dengan memperhatikan batas toleransi sakit. Latihan akan semakin meningkatkan
sirkulasi darah dan menghilangkan kotoran dari jaringan yang rusak.
c. Analgesia : pereda nyeri yang disarankan adalah pereda nyeri alami berbahan
dasar herbal karena dapat membantu memberikan solusi alami untuk
menghilangkan rasa sakit. Obat pereda nyeri alami yang telah diketahui dapat
membantu mengatasi nyeri termasuk jahe, kunyit, capsaicin, akar valerian,
magnesium, dan boswellia. Namun, dibutuhkan asupan yang konsisten untuk
mulai merasakan hasilnya.
14
A untuk “avoid” menghindari obat anti inflamasi pada karena dapat berdampak
negatif pada penyembuhan jaringan, terutama jika dosis yang lebih tinggi
15
digunakan. Standar perawatan untuk cedera jaringan lunak tidak boleh mencakup
obat anti-inflamasi. Kami juga mempertanyakan penggunaan cryotherapy.
Meskipun digunakan secara luas di kalangan dokter dan populasi, tidak ada bukti
berkualitas tinggi tentang kemanjuran es untuk mengobati cedera jaringan lunak.
Bahkan jika sebagian besar analgesik, es berpotensi mengganggu peradangan,
angiogenesis dan revaskularisasi, menunda infiltrasi neutrofil dan makrofag
sebagai serta meningkatkan myofiber yang belum matang. Hal ini dapat
menyebabkan gangguan perbaikan jaringan dan sintesis kolagen yang berlebihan.
L untuk “load” Pendekatan secara aktif dengan gerakan dan olahraga bermanfaat
bagi kebanyakan pasien dengan gangguan muskuloskeletal. Mekanis stres harus
ditambahkan lebih awal dan aktivitas normal dilakukan setalah tidak terdapat
gejala perlukaan jaringan. Optimal loading dengan toleransi nyeri dapat
meningkatkan perbaikan, renovasi dan membangun toleransi jaringan dan
kapasitas tendon, otot dan ligament melalui mechanotransduction.
16
O untuk “optimism” Harapan pasien yang optimis berhubungan dengan hasil dan
prognosis yang lebih baik. Faktor psikologis seperti berfikiran negatif, depresi dan
ketakutan bisa menghambatan pemulihan.
E untuk “exercise” Ada bukti evidence yang kuat mendukung penggunaan latihan
untuk pengobatan keseleo pergelangan kaki dan untuk mengurangi prevalensi
cedera berulang. Latihan membantu memulihkan mobilitas, kekuatan dan
proprioception awal setelahnya cedera. Nyeri harus dihindari untuk memastikan
perbaikan optimal selama fase subakut pemulihan, dan harus digunakan sebagai
panduan untuk perkembangan latihan.
C. KESIMPULAN
1. Menurut lidsey barton Straus, 2014 Metode PRICE pada prinsipnya hampir
sama dengan RICE hanya saja pada awal sebelum terjadinya cidera dilakukan
upaya preventif berupa protection area" yang kemungkinan besar akan terjadi
cidera dengan penjelasan "P" untuk Protection yaitu melindungi area yang
berpotensi akan terjadinya cidera olahraga sesuai dengan jenis olahraga. Jika
cedera terjadi di lapangan olahraga, maka hentikan permainan. Lindungi area
yang dirawat dengan bidai jika memungkinkan. Jika atlet dapat bergerak,
pindahkan dengan hati-hati ke area yang lebih aman menggunakan tandu atau
kruk, tetapi jika ada keraguan, jangan pindahkan atlet yang cedera.
Selanjutnya adalah "R" untuk Rest, "I" untuk Ice, "C" untuk Compretion, "E"
untuk Elevation kemudian selanjutnya stelah dilakukkanya Elevation maka
dilakukan latihan untuk memulihkan rentang gerak (ROM) adalah bagian
17
penting dari proses pemulihan saat pembengkakan dan nyeri mulai mereda.
ROM aktif dari sendi yang cedera membantu memasukkan aliran darah baru
ke lokasi cedera untuk "membuang" sisa limbah seluler dan edema sendi yang
ada. Latihan gerak juga dapat membantu dalam mengurangi jaringan parut
dan pembentukan adhesi serta menstimulasi sistem saraf untuk mulai
mengaktifkan otot-otot yang mengontrol kekuatan, keseimbangan, dan
proprioception (sensasi gerakan-posisi atau kesadaran tubuh) saat sudah
kembali bermain. Seorang atlet yang mengalami nyeri atau bengkak saat
kembali bermain atau selama rehabilitasi sebelum bermain harus meminta
nasihat dari fisioterapis/dokter untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut dan /
atau pengujian diagnostik.
2. Istirahat setelah cedera dianjurkan hanya sampai maksimal 48 jam setelah
terjadi cedera. Karena terlalu lama istirahat dan keadaan otot yang tidak aktif
akan menghambat pemulihan dan mengakibatkan perubahan biomekanik
pada jaringan yang merugikan. Mobilisasi dini dengan beban yang optimal
akan mempercepat perbaikan pada kondisi otot seperti sebelum cedera.
Penelitian telah menunjukkan bahwa jaringan cedera yang mengalami
tekanan mekanis yang sesuai akan mengalami respons fisiologis pada tingkat
sel yang penting untuk penyembuhan yang cepat.
3. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa protocol M.E.A.T penting
untuk meningkatkan aliran darah untuk merangsang pemulihan cedera
ligamen dan tendon, sedangkan untuk cedera pada otot lebih baik jika
menggunakan R.I.C.E.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bahr, R. and I. Holme (2003). "Risk factors for sports injuries—a methodological
approach." British journal of sports medicine 37(5): 384.
Dresden,Danielle. 2018.What is the RICE method for injuries?. Medical news
today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321469 (diakses pada
11 september 2020)
Eustice, Catrol,. 2020. R.I.C.E. Treatment for Acute Musculoskeletal Injury.
Verywell health. https://www.verywellhealth.com/what-is-rice-190446
(diakses 12 september 2020)
Garber, Eryn and Gizzi Morgan,. 2018. Technical Training and Sports. University
of Delaware. https://sites.udel.edu/coe-engex/2018/02/21/r-i-c-e-may-not-
be-all-its-cooked-up-to-be-for-injury-rehabilitation/ (diakses pada 11
september 2020)
Gleim, G. W. and M. P. McHugh (1997). "Flexibility and its effects on sports
injury and performance." Sports Medicine 24(5): 289‐299.
Hauser, Ross. 2017. Rest ice compression elevation | Rice Therapy and Price
Therapy. Caring medical. https://www.caringmedical.com/prolotherapy-
news/rest-ice-compression-elevation-rice-therapy/amp/ (diakses 13
september 2020) Hing, W., Reid, D., Hume, P. Comparison of multimodal
physiotherapy and “R.I.C.E.” self treatment for early management of ankle
sprains. New zealand journal of physiotherapy. 2011.hal 13-16.
Meeuwisse, W. H. (1994). "Assessing causation in sport injury: a multifactorial
model." Clinical Journal of Sport Medicine 4(3): 166.
Stevenson, M. R., P. Hamer, et al. (2000). "Sport, age, and sex specific incidence
of sports injuries in Western Australia." British journal of sports medicine
34(3): 188. Van Mechelen, W., H. Hlobil, et al. (1992). "Incidence,
severity, aetiology and prevention of sports injuries. A review of
concepts." Sports Medicine (Auckland, NZ) 14(2): 82.
Straus, Lindsey Barton. 2014. P.R.I.C.E. Is Right First Aid For Muscle and Joint
Sports Injuries. Momsteam the trusted sourch of sports parents
19
https://www.momsteam.com/health-safety/general-safety/first-
aid/P.R.I.C.E.-protection-rest-ice-compression-and-elevation-rice-first-aid-
sports-injury&usg=ALkJrhgLXmQX9HXfazUtiWzRsyY0rREdBQ
(diakses pada 13 september 2020)
20
KUMPULAN SOAL
1. Mengompres area yang cidera jika terjadi trauma dengan prinsip tidak
boleh menyentuh langsung ke kulit adalah penerapan dari metode....
A. Elevation
B. Compression
C. Rest
D. Ice
E. PRICE dan RICE
2. Pada metode PRICE protection berfungsi sebagai..
A. melindungi area yang berpotensi akan terjadinya cidera olahraga
sesuai dengan jenis olahraga
B. melindungi area yang tidak berpotensi akan terjadinya cidera
olahraga sesuai dengan jenis olahraga
C. melindungi area yang terjadi cidera
D. melindungi seluruh anggota badan
E. melindungi area persendian AGA dan AGB
3. Andi merupakan seorang pesepak bola, satu hari yang lalu andi
mengalami cidera ankle dextra, dengan keluhan bengkak, nyeri, dan
terbatasnya lingkup gerak sendi. Apakah pelaksanaan terapi yang tepat
untuk kasus tersebut..
A. Ice
B. Ice, compression, elevation
C. Elevation
D. Protection, rest, ice, compration, elevation
E. Rest, ice, compration, elevation
4. 1) bebas rasa sakit, dapat melakukan berbagai gerakan full ROM,
2) kekuatan otot yang berbeda dibandingkan dengan sisi yang sehat;
3) memar dan bengkak tidak menghilang;
4) keseimbangan yang sama dibandingkan dengan sisi yang tidak
terluka (jika itu adalah cedera tubuh bagian bawah);
21
18. Jenis cedera akut yang sering terjadi pada atlet adalah
b. Fraktur
c. Rubor
d. Dolor
e. Tumor
19. Fase yang terjadi mulai dari 72 jam hingga 4-6 minggu setelah cedera
merupakan fase?
a. Fase inflamasi
b. Fase remodeling
c. Fase regenerasi atau perbaikan
d. Fase penyembuhan
e. Fase pertumbuhan
20. cedera yang disebabkan adanya peregangan yang berlebihan sehingga
terjadi cedera pada ligamen
a. Sprain
b. Strain
c. Fraktur
d. Spasme
e. Dislokasi
21. terdapat robekan pada otot maupun tendon. Tahap ini menimbulkan
rasa nyeri dan sakit sehingga terjadi penurunan kekuatan otot?
a. Strain tingkat 2
b. Strain tingkat 3
c. Sprain tingkat 2
d. Sprain tingkat 3
e. Strain tingkat 1
25